Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
CHRISTINE SIWY
NIM : 14202111148
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
spesialistik yaitu spesialis obsgyn, anak, bedah dan dalam. Dengan adanya
ketentuan tersebut maka tentu saja perencanaan SDM di rumah sakit tipe C
akan berbeda dengan tipe yang lain.
2. Penerimaan.
Penerimaan karyawan merupakan tahap yang sangat kritis dalam manajemen
SDM. Bukan saja karena biaya proses penerimaan karyawan sangat mahal
tetapi merekrut orang yang tidak tepat ibarat menanam benih yang buruk. Ia
akan menghasilkan buah yang dapat merusak tatanan sebuah organisasi secara
keseluruhan. Rumah sakit perupakan sebuah organisasi pelayanan jasa yang
sifat produknya intangible (tidak bisa dilihat) tetapi bisa dirasakan. Dan
pelayanan ini hampir mutlak langsung diberikan oleh karyawan (bukan oleh
mesin/atau alat). Sehingga sikap, perilaku dan karakter karyawan sangat
mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Oleh karena itu, proses
penerimaan SDM rumah sakit harus memperhatikan sikap, perilaku dan
karakter calon karyawan.
3. Pengembangan.
Kompetensi SDM tidak terbentuk dengan otomatis. Kompetensi harus
dikembangkan secara terencana sesuai dengan pengembangan usaha agar
menjadi kekuatan untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi. Di rumah
sakit diperlukan karyawan yang selalu meningkat kompetensinya karena
tehnologi, ilmu pengetahuan tentang pelayanan kesehatan berkembang sangat
pesat dari waktu kewaktu. Adanya peralatan baru, metode perawatan yang
berubah merupakan contoh betapa perlunya pengembangan kompetensi.
Kegiatan pengembangan kompetensi ini antara lain pendidikan dan pelatihan,
pemagangan di rumah sakit lain, rotasi, mutasi.
4. Pembudayaan.
Budaya perusahaan merupakan pondasi bagi organisasi dan pijakan bagi
pelaku yang ada didalamnya. Budaya organisasi adalah norma-norma dan
nilai-nilai positif yang telah dipilih menjadi pedoman dan ukuran kepatutan
perilaku para anggota organisai. Anggota organisasi boleh pintar secara
rasional, tetapi kalau tidak diimbangi dengan kecerdasan emosional dan
kebiasaan positif maka intelektual semata akan dapat menimbulkan masalah
bagi organisasi. Pembentukan budaya organisasi merupakan salah satu lingkup
dalam manajemen SDM.
5. Pendayagunaan.
The right person in the right place merupakan salah satu prinsip
pendayagunaan. Bagaimana kita menempatkan SDM yang ada pada tempat
atau tugas yang sebaik-baiknya sehingga SDM tersebut bisa bekerja secara
optimal. Ada SDM yang mudah bergaul, luwes, sabar tetapi tidak telaten
dalam hal keadministrasian. Mungkin SDM ini cocok di bagian yang melayani
publik
daripada
bekerja
di
kantor
sebagai
administrator.
Lingkup
Dengan berjalannya waktu SDM akan memasuki masa pensiun. Rumah sakit
harus menghindari kesan habis manis sepah dibuang, dimana ketika
karyawannya sudah masa pensiun kemudian di keluarkan begitu saja. Karena
itu sepatutnya rumah sakit mempersiapkan karyawannya agar siap memasuki
dunia purna waktu dengan keyakinan. Ada banyak hal yang bisa disiapkan
yaitu pemberikan tunjangan hari tua yang akan diberikan pada saat karyawan
pensiun, pemberikan pelatihan-pelatihan khusus untuk membekali calon
purnakarya.
dari
pembandingan
itu
merupakan
ruang
pengembangan
yang banyak dengan berbagai profesi yang ada, teknologi dan ilmu pengetahuan
yang selalu berkembang serta regulasi yang berubah menuntut adanya program
pengembangan kompetensi yang selalu berjalan terus menerus agar rumah sakit
bisa menjaga eksistensinya. Selain itu, rumah sakit sebagai organisasi pelayanan
jasa, SDM mempunyai peran sangat penting dalam menentukan kualitas produk
rumah sakit. Sehingga kompetensinya harus selalu di kembangkan. Pelatihan
merupakan salah satu program pengembangan kompetensi dan agar bisa efektif
dan mencapai sasaran perlu di lakukan analisa kebutuhan pelatihan.
Ada 3 tipe analisa kebutuhan pelatihan yaitu,
1.
2.
3.
perlu diprioritaskan
pada
kesenjangan
(gap)
antara
level
kompetensi
yang
tersebut.
Selain
mengidentifikasi
kemampuan
skill
dan
yang
dipersyaratkan,
misalnya
kemampuan
komunikasinya,
analisis
identifikasi
kesenjangan
kompetensi
tadi
Action-based Learning
Proses training yang dilakukan secara kontinyu dengan mengacu pada
pemecahan problem riil yang ditemui dilapangan. Peserta belajar
mengenai konsep sambil memecahkan problem riil (learning by doing
principle)
Cross Training
Mengirimkan karyawan untuk mengikuti training dalam bidang lain (cross
skills); bertujuan untuk mempersiapkannya masuk dalam beragam pilihan
jabatan.
Di perusahaan seringkali pelaksanaan training hanya dilaksanakan karena
sudah menjadi rutinitas dan untuk sekedar menghabiskan budget yang memang
sudah ditetapkan sejak memasuki tahun buku. Seharusnya keputusan pelaksanaan
training tidak hanya berdasarkan hal tersebut. Sebagai seorang manajer yang
bertanggung jawab terhadap kelancaran pekerjaan dan pengembangan team kerja,
keputusan terhadap perlu atau tidaknya training seharusnya mengacu pada kondisi
kerja dan hal-hal sebagai berikut:
Mereka perlu diingatkan setiap saat tentang cara kerja yang benar.
10
2.4.3. Persiapan:
Data semua pekerjaan yang harus dilakukan atau keterampilan yang harus
dimiliki oleh tiap anggota tim. Anda dapat membuatnya sendiri atau
mendiskusikannya dengan anggota tim, atau bahkan mengaju pada
standard
kompetensi
perusahaan
yang
sudah
ditetapkan
untuk
11
merah (stop)
kuning (ready)
: sebagian dilatih
hijau (go)
: dilatih penuh
12
Indikator Tambahan
1. Karyawan dianjurkan untuk meningkatkan performa masing-masing dan juga
orang lain. Sangat penting bagi karyawan untuk meninjau pemetaan skills
sehingga mereka merasa didorong untuk berpartisipasi.
2. Pengembangan karyawan sejalan dengan tujuan dan goal organisasi. Matriks
keterampilan membantu untuk meninjau kebutuhan pelatihan pada tingkat
individu maupun tim. Jika Anda menyertakan jumlah maksimum peserta
pelatihan di akhir kolom matriks pada tiap keahlian, maka Anda telah
menunjukkan
kebutuhan
organisasi.
Matriks
keterampilan
membantu
13
BAB III
KESIMPULAN
14
SARAN
Sumber daya manusia harus dikelola dengan sebaik mungkin agar mampu
memberi kontribusi secara optimal. Maka diperlukanlah sebuah pengelolaan
secara sistematis dan terencana agar tujuan yang diinginkan dimasa sekarang dan
masa depan bisa tercapai yang sering disebut sebagai manajemen sumber daya
manusia. Tujuan manajemen sumberdaya manusia adalah mengelola atau
mengembangkan kompetensi personil agar mampu merealisasikan misi organisasi
dalam rangka mewujudkan visi.