Professional Documents
Culture Documents
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Percobaan
: AEROGENERATOR BEBAN DC
No Percobaan
: 02
Nama Kelompok
- Alfiansyah Hasibuan
- Anggi Wijaya Tarigan
- Benjamin A Aritonang
- Besli I Manurung
- Canon lee Marpaung
Kelas
: El 6C
Grup
: 01
Tanggal Percobaan
: 15 Juni 2015
Tanggal Penyerahan
: 22 Juni 2015
Instruktur
Nilai
Page
Laboratorium Listrik
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................................i
Daftar isi.....................................................................................................................................ii
1.
Tujuan Percobaan.............................................................................................................1
2.
3.
4.
Gambar Rangkaian...........................................................................................................5
5.
Langkah Kerja..................................................................................................................7
6.
Tabel Evaluasi..................................................................................................................9
7.
Analisa.............................................................................................................................9
8.
Kesimpulan....................................................................................................................17
Page
Laboratorium Listrik
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, praktikan diharapkan dapat:
dan
menggambarkan
karakteristik
data
pada
aerogenerator
2. Dasar Teori
Aerogenerator itu adalah alat yang menggunakan energi angin untuk menghasilkan
energi listrik. Sebuah aerogenerator mengubah kekuatan angin di torsi yang diterapkan pada
baling-baling. proses ini secara singkat dijelaskan dalam gambar berikutnya.
Proses transformasi yang dialami energi eolic dalam turbin eolic dapat dipahami sebagai
berikut. energi tersebut pertama diambil seperti energi kinetik dari angin, (point 1 pada
gambar), dan akhirnya dapat direpresentasikan sebagai tegangan atau nilai intensitas (point 4),
akan melalui tempat berbeda.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Page
Laboratorium Listrik
Jumlah energi yang ditransfer dari angin ke rotor tergantung pada densitas udara,
daerah penyaringan rotor dan kecepatan angin.
Energi kinetik dari benda bergerak sebanding dengan massanya, mengetahui bahwa
massa bervariasi dengan kepadatan. kemudian, energi kinetik dari udara tergantung pada
kepadatan sendiri. jadi, semakin tinggi kepadatan, semakin tinggi energi turbin terlalui, dan
karena itu, semakin tinggi akan menjadi kekuatan yang dihasilkan baik.
E.kinetic =
Di sisi lain, perubahan densitas udara dengan kelembaban dan suhu kedua variabel
akan dipelajari dan pengaruhnya terhadap daya yang dihasilkan akan ditentukan.
Hubungan antara suhu dan kepadatan bebanding terbalik , jadi ketika suhu meningkat,
kepadatan menurun.
Untuk mendapatkan kepadatan grafik psychrometric dapat digunakan. itu menunjukkan
sifat-sifat campuran udara dan air pada 1 atm tekanan. suhu diwakili dalam sumbu x dan
kelembaban di sumbu y. melengkung berlabel "100%" merupakan kelembaban udara
penjenuhan. garis yang berasal dari garis satruration disebut pendinginan adibatic. mengetahui
suhu bohlam basah dan bohlam kering, yang sesuai dengan suhu udara jenuh dan kering
masing-masing, kelembaban udara dapat ditentukan sebagai persentase Kg uap / Kg udara
kering. itu tidak hanya diperlukan untuk mengetahui kelembaban, tetapi kepadatan harus
diperoleh juga. pada grafik psichometric, jenuh dan kurva udara kering diwakili versus suhu
udara, memperoleh volum spesifik dalam setiap kasus. dengan membuat interpolasi antara
kedua nilai spesifik, volume untuk suhu yang bekerja dan kelembaban dapat diperoleh.
Energi kinetik juga tergantung pada kecepatan. perubahan energi angin dengan
kecepatan angin rata-rata, seperti yang terlihat pada gambar berikut:
Page
Laboratorium Listrik
Kekuatan Angin
kita memiliki lurus bagian "A" tabung, dengan bagian ini tetap dalam ruang. sebuah
"V" fluida kecepatan melewati tabung ini dengan bagian ponsel A1, sejajar dengan bagian A.
Bagian A1 ini bergerak dengan cairan dengan kecepatan V, modul konstan dan arah tegak
lurus terhadap bagian sendiri. panjang perjalanan dengan "A" akan menjadi:
L = V*
Page
Laboratorium Listrik
Beban modul DC
Beban modul AC
Regulator (EEEC)
Panel logam.
Koneksi independen untuk setiap beban dengan bantuan dari 4 Posisi Selector:
Page
4. Gambar Rangkaian
Deskripsi kerja
Salah satu faktor yang memiliki pengaruh yang lebih, dalam tenaga angin adalah
kecepatan. Untuk alasan itu, kita akan mempelajari pengaruh faktor ini dalam praktek.Dari
penjelasan itu, bagaimana kecepatan angin dapat mempengaruhi cara kerja rotor.
Energi angin memutar turbin angin. Kemudian angin akan memutar sudut turbin, lalu
diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin. Generator
mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan teori medan elektromagnetik, yaitu
poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu di
sekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang
membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks
pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan
arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel
jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan oleh generator ini berupa AC (alternating current) yang memiliki bentuk
gelombang kurang lebih sinusoidal. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam
baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Sehingga Prinsip dasar kerja dari turbin angin
(Aerogenerator) adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir,
lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan
listrik.
Angin merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui dan sangat potensial. Angin
dianggap sebagai salah satu sumber energi paling praktis dan sempurna karena bebas emisi
dan gratis. Sisi terbaiknya adalah angin dapat mengurangi beban listrik 50% hingga 80%.
Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam
melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll.tetapi sekarang Turbin angin adalah kincir
angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.
Servis yg di perlukan
Suplay listrik 220-240 Vac / 50-60 Hz. 1 fasa dan 5kVa.
5. Langkah Kerja
1) Hidupkan interface utama.
2) Pilih modul DC pada posisi 4.
3) Hidupkan modul DC.
4) Nyalakan SCADA. Pastikan PC telah tersambung dengan interface utama dari
kabel SCASI.
5) Sebelumnya atur selector pada MEAS.
6) Hidupkan Kipas.
7) Tetapkan lambat kecepatan kipas, itu akan bertahap meningkat.
8) Ambil nilai kecepatan. Catat tegangan, arus, dan kecepatan putaran.
9) Tingkatkan kecepatan kipas.
10) Ulangi point 8 dan 9 sampai 6 kali.
11) Matikan kipas.
Catatan :
Jika anda menempatkan saklar "meas" pada posisi "sebelum", pengukuran sensor beban
DC secara langsung terhubung ke output dari aerogenerator, sebelum baterai mengisi
regulator.
Dalam posisi ini, tidak ada pasokan ke baterai charge-regulator (kecuali ketika beban DC
berada di posisi 4 langsung). Oleh karena itu, baterai tidak mengisi.
Jika Anda menempatkan saklar "meas" dalam posisi "setelah" sensor beban DC yang
terhubung ke output dari baterai charger-regulator. dalam posisi ini ada pasokan ke
baterai terus menerus.
ST-1
SVA-1
SV-1
SW DC-1
V DC
MEAS 60
26,1 oC
2,0-2,7 m/s
626-630,4 rpm
0,18-0,84 W 9,8-11,3 V
0,001-0,068 A
MEAS 70
26,2 oC
2,2-3,1 m/s
684-687,9 rpm
1,4-2,16 W
10,4-11,8 V
0,120-0,260 A
MEAS 80
26,3 oC
2,6-3,4 m/s
727-736 rpm
2,4-3,67 W
10,97-11,5 V
0,248-0,311 A
MEAS 90
26,4 oC
3,0-3,7 m/s
767,3-765,2 rpm
3,56-4,7 W
11,7-11,9 V
0,327-0,416 A
7. Analisa
Berdasarkan data dari tabel 1 , kita dapat menentukan rata-rata dari setiap unsur
aerogenerator dengan cara menghitung mean totalnya.
Contoh :
SVA1
2,0 m/s
SVA2
: 2,7 m/s +
3,35 m/s
SV1
: 626 rpm
SV2
: 630,4 rpm +
619,27 rpm
SW-DC1
0,18 W
SW-DC2
: 0,84 W +
0,51 W
V-DC1 : 9,8 V
V-DC2
11,3 V +
10,55 V
I-DC1
: 0,001 A
I-DC2
: 0,068 A +
0,034 A
I DC
ST-1
SVA-1
SV-1
MEAS 60
24 oC
2,2 m/s
658,6 rpm
MEAS 70
24,1 oC
3,4 m/s
MEAS 80
24,3 oC
3,6 m/s
MEAS 90
24,5 oC
3,65
m/s
SW DC-1
V DC
I DC
0,06 W
12,45 V
0,013 A
764,5 rpm
0,07 W
14,45V
0,094 A
812,9 rpm
0,11 W
15,85 V
0,185 A
877,8 rpm
0,15 W
17, 3 V
0,22 A
Seperti yang diketahui, salah satu factor yang mempengaruhi energy kinetic yang
tersedia pada angin adalah kecepatan angin itu sendiri. Semakin cepat angin, maka energy
yang dibangkitkan akan semakin besar.
Besar kecepatan angin berbanding lurus dengan putaran yang dihasilkan, yang dinyatakan
dalam rpm (round per minutes) atau putaran per-menit. Semakin besar kecepatan angin, maka
semakin besar pula kecepatan putar rotor yang digerakkan oleh baling-baling, seperti dalam
rumus: Ek= I/2 m.v2 . Karena massa adalah besaran konstan,maka energy kinetic ini
dipengaruhi oleh kecepatan.
Pada data yang telah di kumpulkan,tebukti bahwa suhu berbanding lurus dengan
jumlah putaran. Semakin tinggi putaran, semakin tinggi pula rugi-rugi daya berupa suhu,
seperti yang dinyatakan oleh rumus:
P gesekan =I2R
Dimana R berupa konstanta yang dianggap tak berubah. Maka, nila P akan
bergantung pada nilai kuadrat I.
Tegangan yang dibangkitkan juga berbanding lurus dengan arus seperti yang di tunjukkan
oleh data. Karena V=I.R, maka dapat di tulisakan VI.
P = VI
= 10,5 0,034
= 0,357 W
Berdasarkan perhitungan, data yang diperoleh sama atau mendekati dengan data yang
ditunjukkan oleh praktek.
Tabel 3: Tabel pengukuran Actuator terhadap kecepatan rata-rata rotor turbine
ACTUAT
OR
SV (rpm)
60
628,3 rpm
70
685,9 rpm
80
731,5 rpm
90
766,2 rpm
Berdasarkan data dari tabel 3, Maka dapat dilihat karakteristik kecepatan rata-rata
pada aerogenerator, yang artinya Actuator linier terhadap kecepatannya. Jadi semakin tinggi
pengaturan nilai Actuator maka akan semakin tinggi pula kecepatan putar rotor turbine yang
dihasilkan oleh Aerogeneratornya.
SVA (m/s)
60
2,35 m/s
70
2,65 m/s
80
3 m/s
90
3,35 m/s
Berdasarkan data dari tabel 4, Maka dapat dilihat karakteristik kecepatan angin ratarata pada aerogenerator, yang artinya Actuator linier terhadap kecepatannya. Jadi semakin
tinggi pengaturan nilai Actuator maka akan semakin tinggi pula kecepatan putar angin yang
dihasilkan oleh Aerogeneratornya.
Tabel 5: Tabel pengukuran Actuator terhadap Daya rata-rata aerogenerator
ACTUAT
OR
SW DC - 1
(W)
60
0,51 W
70
1,78 W
80
2,03 W
90
3,13 W
Berdasarkan data dari tabel 5, Maka dapat dilihat karakteristik Daya rata-rata pada
aerogenerator, yang artinya Actuator linier terhadap daya nya. Jadi semakin tinggi pengaturan
nilai Actuator maka akan semakin tinggi pula daya yang dihasilkan oleh Aerogeneratornya.
SV (rpm)
V DC-1 (V)
628,2
10,55
685,9
11,1
731,5
11,23
766,2
11,8
Berdasarkan data dari tabel 6, Maka dapat dilihat karakteristik tegangan rata-rata pada
aerogenerator, yang artinya kecepatan rotor turbine linier terhadap tegangan nya. Jadi semakin
tinggi kecepatan rotor turbine maka akan semakin tinggi pula tegangan yang dihasilkan oleh
Aerogeneratornya.
Tabel 7: Tabel pengukuran kecepatan rotor turbine terhadap arus rata-rata
aerogenerator.
SV (rpm)
I DC - 1 (A)
628,2
0,034
685,9
0,19
731,5
0,279
766,2
0,371
Berdasarkan data dari tabel 7, Maka dapat dilihat karakteristik arus rata-rata pada
aerogenerator, yang artinya kecepatan rotor turbine linier terhadap arus nya. Jadi semakin
tinggi kecepatan rotor turbine maka akan semakin tinggi pula arus yang dihasilkan oleh
Aerogeneratornya.
SV (rpm)
SW DC - 1 (W)
628,2
0,51
685,9
1,78
731,5
2,03
766,2
3,13
Berdasarkan data dari tabel 8, Maka dapat dilihat karakteristik daya rata-rata pada
aerogenerator, yang artinya kecepatan rotor turbine linier terhadap daya nya. Jadi semakin
tinggi kecepatan rotor turbine maka akan semakin tinggi pula daya yang dihasilkan oleh
Aerogeneratornya.
8. Kesimpulan
Energi yang dibutuhkan dalam pembangkitan listrik tenaga angin adalah energy
kinetic yang dihasilkan oleh udara yang begerak. Besarnya energy yang akan dibangkitkan
sangat dipengaruhi oleh kecepatan, banyaknya daun baling-baling dan banyak putaran dari
rotor.
Semakin cepat putaran juga mempengaruhi peningkatan suhu, dimana semakin banyak
dan cepat putaran rotor maka suhu juga meningkat.
Kecepatan angin dapat mempengaruhi cara kerja rotor.
Output suatu sistem bergantung dari Input yang diberikan ke sistem
itu sendiri. Semakin cepat putaran angin semakin besar Daya yang
dihasilkan
Setiap tenaga alternatif memiliki kekurangan dan kelebihannya
sendiri.
Sebuah Sumber energi alternatif memiliki keuntungan sebagai berikut :
Membutuhkan biaya yang besar untuk memulai penyediaan teknologi baru berupa
infrastruktur dll.
Membutuhkan teknologi baru untuk dapat melakukan eksplorasi tenaga alternatif ini.
Tenaga alternatif kadangkala bergantung pada musim, seperti jumlah air yang hanya
tersedia besar pada saat musim hujan.
PRAKTIKAN
KELOMPOK 01