You are on page 1of 31

PENINGKATAN PRODUKSI,

PRODUKTIVITAS DAN MUTU


TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN TANAMAN PALA
(NEW INISIATIF)
TAHUN 2013

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN


KEMENTERIAN PERTANIAN
DESEMBER 2012

KATA PENGANTAR
Menindaklanjuti Perpres No. 65 tahun 2011 tentang
penanggulangan kemiskinan di Provinsi Papua dan Papua
Barat maka sesuai dengan potensinya untuk Papua Barat,
kegiatan tersebut difokuskan antara lain untuk
Pengembangan Pala.
Dalam rangka percepatan pembangunan tersebut
Direktorat Jenderal Perkebunan melakukan upaya
pengembangan pala di Kab.Fak Fak dan Kaimana yang
merupakan sentra tanaman pala dengan luas areal 10%
dari luas areal secara nasional dan lebih dari 90%
diusahakan oleh masyarakat asli, tanaman pala sebesar
60% mendominasi komoditi perkebunan lainnya.
Terkait hal tersebut, maka pada tahun 2013 dialokasikan
dana untuk kegiatan pengembangan Tanaman Pala yang
meliputi perluasan, rehabilitasi, intensifikasi, pelatihan
pemberdayaan petani, Penilaian BPT dan Identifikasi
kebutuhan pengembangan kawasan tanaman rempah dan
penyegar (pala).
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan tersebut perlu
disusun Pedoman Teknis Pengembangan Pala (New
Inisiatif) sebagai acuan pelaksanaan kegiatan dimaksud.
Selanjutnya Pedoman Teknis ini agar dapat ditindaklanjuti
dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) di tingkat Provinsi
dan Petunjuk Teknis (Juknis) di tingkat Kabupaten
sehingga diharapkan para pelaksana dapat merencanakan
kegiatan dan memanfaatkan anggaran secara efektif dan
efisien. Terima Kasih.
Jakarta, Desember 2012
Direktur Jenderal Perkebunan

Ir. Gamal Nasir, MS


NIP. 19560728 198603 1 001
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN .
A Latar Belakang ..
B Sasaran Nasional ..
C Tujuan ..

1
1
3
3

II PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN.


A Prinsip Pendekatan Pelaksanaan
Kegiatan ..
B Spesifikasi Teknis ..

III PELAKSANAAN KEGIATAN ..


A Ruang Lingkup .
B Pelaksana Kegiatan .
C Lokasi, Jenis dan Volume
D Simpul Kritis ..

11
11
12
14
14

IV PROSES PENGADAAN DAN PENYALURANAN


BANTUAN ..
A Proses Pengadaan .
B Penyaluran Bantuan .

15

V PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN


DAN PENDAMPINGAN .
A Pembinaan ..
B Pengendalian
C Pengawalan
D Pendampingan .

16

VI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ..


VII PEMBIAYAAN ..
VIII PENUTUP
LAMPIRAN

20
22
22

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

4
5

15
15

16
16
18
19

ii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman pala (Myristica sp) merupakan salah
satu komoditas ekspor penting, karena 75%
kebutuhan pala dunia dipasok dari Indonesia.
Buah ini dikenal sebagai tanaman rempah yang
memiliki nilai ekonomis dan multiguna. Setiap
bagian tanaman, mulai dari daging, biji, hingga
tempurung pala dapat dimanfaatkan untuk
industri makanan, minuman maupun kosmetika.
Tanaman yang berasal dari pulau Banda ini
dapat berumur panjang lebih dari 100 tahun.
Tanaman ini sudah menyebar ke daerah-daerah
lain di Indonesia, bahkan sudah sampai di
Grenada, Amerika Tengah, Asia dan Afrika.
Daerah penghasil utama pala di Indonesia adalah
Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Sumatera
Barat, NAD, Jawa Barat dan Papua. Tanaman
rempah ini sudah dikenal sejak abad ke-16 dan
sebagian besar diusahakan oleh perkebunan
rakyat (98%) dan lainnya (2%) oleh perkebunan
besar. Luas areal tanaman pala di Papua dan
Papua Barat sebesar 7.137 ha atau 10% dari luas
areal pala secara nasional diusahakan lebih dari
90% oleh masyarakat asli.
Komoditas unggulan strategis daerah ini
merupakan salah satu sumber pendapatan yang
mampu menopang perekonomian daerah,
pengembangan wilayah, dan pengentasan
kemiskinan, bahkan untuk Kabupaten Fak Fak
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

Pala merupakan ikon sebagai Kota Pala dan


lambang Kabupaten.
Perdagangan
pala
cenderung
mengalami
peningkatan sejalan dengan permintaan pasar
dunia. Produksi pala tahun 2011 untuk
Kabupaten Fakfak dan Kaimana mencapai 3.148
Ton. Pemanfaatan berbagai produk pala berasal
dari biji pala dan fuli pala serta daging buah
pala baik untuk makanan (edible oil), seperti
manisan pala, permen pala, sirup pala, dan
sebagainya maupun bahan non makanan (non
edible oil), seperti minyak wangi, bumbu
masak, dan obat gosok.
Dari sisi sumber daya alam, Papua Barat
mempunyai lokasi yang cukup besar untuk
pengembangan pala baik dari sisi kesesuaian
lahan, iklim maupun karakteristik pala yang khas
yaitu berbiji besar, buah dengan citarasa dan
aroma yang khas dan relative tahan terhadap
hama dan penyakit.
Namun demikian, dalam pengembangan pala di
Papua
Barat
umumnya
menghadapi
permasalahan antaralain populasi tanaman yang
sangat padat, belum menggunakan bibit unggul
bersertifikat, pemeliharaan belum intensif dan
budaya dalam bercocok tanam.
Mempertimbangkan berbagai fenomena tersebut
maka dalam rangka mempercepat pembangunan
Papua
Barat
Pemerintah
memfasilitasi
pengembangan pala yang merupakan andalan di
daerah tersebut.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

B. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah :
1. Terealisasniya kegiatan rehabilitasi pala
seluas 690 ha, perluasan seluas 700 ha, dan
intensifikasi seluas 375 ha.
2. Terealisasinya pelatihan Fasda I sebanyak 40
orang, Pelatihan petani sebanyak 2.160
orang.
3. Terealisasinya penilaian BPT seluas 5 ha.
4. Terealisasinya
kegiatan
identifikasi
kebutuhan pengembangan kawasan tanaman
rempah dan penyegar di Kab. Fak Fak dan
Kab. Kaimana.
C. Tujuan
Tujuan pengembangan tanaman pala di Papua
Barat adalah :
1. Mengoptimalkan potensi sumberdaya dalam
pengembangan pala.
2. Meningkatkan produksi, produktivitas, mutu
pala sebagai andalan ekspor.
3. Meningkatkan
kesempatan
kerja
dan
pendapatan petani pala.
4. Mempercepat peningkatan perekonomian
dan pembangunan wilayah.
5. Melakukan
pemberdayaan petani dan
penguatan kelembagaan petani pala.
6. Melakukan penilaian terhadap sumber benih
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

pala untuk penetapan Blok Penghasil Tinggi.


7. Melakukan
identifikasi
Kebutuhan
Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah
dan Penyegar.
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan
a. Lokasi Kegiatan

- Lokasi kegiatan merupakan daerah sentra


produksi pala atau secara teknis dan
agroklimat layak untuk pengembangan
budidaya pala, dimana pendapatan
masyarakat setempat relatif rendah.
- Relatif berada dalam satu kesatuan
ekonomi, wilayah/hamparan, status lahan
sebagai hak milik, dukungan infrastruktur
dan terdapat kelembagaan petani aktif.
b. Petani Sasaran
Petani sasaran sebagai penerima bantuan
adalah anggota kelompok tani sasaran
yang ditetapkan dengan Surat Keputusan
Bupati/Walikota atau Kepala Dinas
Kabupaten yang menangani perkebunan.
Kriteria umum calon kelompok sasaran
adalah :
- Diprioritaskan kelompok tani yang
sudah ada/telah eksis dan aktif, dan
berpengalaman.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

- Jumlah anggota minimal 20 orang.


- Memiliki motivasi yang tinggi untuk
melakukan perbaikan budidaya dan
peningkatan mutu.
B. Spesifikasi Teknis

a) Intensifikasi Tanaman Pala


Intensifikasi pala diarahkan kepada kebun
atau pertanaman pala yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
- Lokasi merupakan daerah sentra
tanaman pala.
- Tanaman pala berada pada lokasi yang
sesuai untuk budidaya tanaman pala.
- Daerah pertanaman pala tidak berada
pada daerah endemik hama dan
penyakit
- Petani
bersedia
meningkatkan
produktivitas pala melalui usaha
budidaya yang benar.
- Tanaman berumur 5-20 tahun dan
produktif.
b) Rehabilitasi Tanaman Pala
Kebun pala yang akan direhabilitasi harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
- Merupakan daerah sentra produksi pala
atau secara teknis dan agroklimat layak
untuk pengembangan budidaya pala,
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

dimana
pendapatan
masyarakat
setempat relatif rendah.
Relatif berada dalam satu kesatuan
ekonomi,
wilayah/hamparan,
dukungan infrastruktur dan terdapat
kelembagaan petani aktif.
Tanah dan iklim kategori Amat Sangat
Sesuai (ASS), Sangat sesuai (SS) dan
Sesuai (S).
Sebagian
besar
tanaman
kurang
produktif dan produktivitasnya rendah.
Umur tanaman lebih dari 30 tahun.

c) Perluasan Tanaman Pala


Upaya perluasan tanaman pala diarahkan
untuk peningkatan produksi dengan
syarat-syarat sebagai berikut :
- Merupakan daerah sentra produksi pala
atau secara teknis agroklimat layak
untuk pengembangan budidaya pala,
dimana
pendapatan
masyarakat
setempat relatif rendah.
- Relatif berada dalam satu kesatuan
ekonomi, wilayah/hamparan, status
lahan sebagai hak milik, dukungan
infrastruktur
dan
terdapat
kelembagaan petani aktif.
- Terdapat lahan kosong.

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

- Lokasi berada pada kategori Amat


Sangat Sesuai (ASS), Sangat Sesuai (SS)
dan Sesuai (S).
d) Penyediaan bibit

Bibit pala yang diberikan kepada kelompok


tani harus memenuhi spesfikasi teknis
sebagai berikut :
- Menggunakan klon varietas unggul pala
yang sudah direlease Menteri Pertanian
(Pala Banda, Ternate 1,Tobelo 1,Tidore 1)
dan atau Klon Unggul Lokal (Pala Negeri).
- Umur bibit 11-13 bulan.
- Tinggi diatas 50 cm.
- Bibit sehat (bebas dari hama dan
penyakit),
- Polibag ukuran 15 x 20 cm.
- Dilakukan pengujian sertifikasi benih
(pengujian mutu benih) oleh instansi yang
berwenang/IP2MB atau UPT Perbenihan)
e) Pemberdayaan Petani
Pemberdayaan petani dan penguatan
kelembagaan
dalam
pengembangan
agribisnis pala di Papua Barat dilaksanakan
dengan menggunakan Sistem Kebersamaam
Ekonomi
(SKE)
melalui
Manajemen
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

Kemitraan
diterbitkan
Perkebunan.

sesuai
pedoman
yang
Direktorat
Jenderal

Persyaratan Pelatih :
- Sudah mengikuti pelatihan Fasilitator
Daerah (Fasda) minimal Fasda II dari
Direktorat
Jenderal
Perkebunan,
diutamakan yang telah mengikuti Fasda
III dan Fasda Madya.
- Diutamakan bagi yang berpengalaman
dan sering melakukan Training of
Trainer (TOT) bagi Fasda dan pelatihan
untuk petani.
- Mampu
menyiapkan
pelatihan.

modul

untuk

Persyaratan Peserta Pelatihan Fasilitator


Daerah (Fasda) I :
- Petugas Dinas Perkebunan Provinsi,
Kabupaten, UPTD, Tokoh Masyarakat,
Ketua Kelompok, Petani dan lainnya.
(Kab. Fak Fak 20 orang, Kab. Kaimana 20
orang).
- Mempunyai komitmen dan kemampuan
untuk selanjutnya melakukan pelatihan
dan pendampingan kepada petani di
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

lapangan : pelatihan dinamika kelompok


dan ekonomi rumah tangga.
Persyaratan Peserta Pelatihan Petani :
- Pelatihan Dinamika Kelompok (DK) harus
diikuti oleh seluruh anggota kelompok/
semua peserta kegiatan intensifikasi,
rehabilitasi dan perluasan (Kab. Fak Fak
1.220 orang, Kab. Kaimana 220 orang).
- Pelatihan Ekonomi Rumah Tangga (ERT)
diikuti oleh petani penerima bantuan
yang telah mengikuti pelatihan Dinamika
Kelompok dengan mengikutsertakan
pasangannya/istri (Kab. Fak-Fak 305
pasang, Kab. Kaimana 55 pasang).
f) Penilaian, Penetapan BPT Tanaman Pala:
Kebun pala yang akan dinilai sebagai BPT
adalah kebun produksi milik petani/Dinas yang
secara teknis layak. Secara umum persyaratan
lokasi kebun BPT adalah:
Tanah dan iklim dengan kategori sangat
sesuai/sesuai.
Sumber bahan tanam berasal dari populasi
cengkeh BPT yang telah memenuhi syarat
sebagai sumber benih.
Merupakan tanaman produktif dan bebas
serangan hama dan penyakit.
Umur Tanaman 15-40 tahun.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT)


ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK)
Kepala Dinas.
Tata cara pelaksanaan berpedoman kepada
petunjuk penilaian dan penetapan blok
penghasil tinggi (BPT) pala.
g) Identifikasi

Kebutuhan
Pengembangan
Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar.
- Identifikasi
pengembangan
kawasan
dilaksanakan oleh Provinsi bekerjasama
dengan kabupaten Fak Fak dan Kaimana.
- Hasil kegiatan Identifikasi tingkat provinsi
berupa rencana pengembangan kawasan
pala lingkup provinsi yang didalamnya
termasuk kawasan pala di Kabupaten Fak
Fak dan Kaimana.
- Hasil
kegiatan
identifikasi
tingkat
kabupaten berupa rencana pengembangan
kawasan
di
sentra
produksi
pala
kabupaten Fak Fak dan Kaimana.
- Penentuan
lokasi
kawasan,
sentra
produksi, penyusunan profil dan rencana
pengembangan dapat mengacu kepada
Pedoman
Identifikasi
Kebutuhan
Pengembangan Sumberdaya Tanaman
Rempah dan Penyegar.

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

10

III. PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Ruang Lingkup
- Kegiatan
pengembangan
pala
dilaksanakan di provinsi Papua Barat di
Kabupaten Fak-Fak dan Kaimana.
- Kegiatan perluasan pala seluas 700 Ha,
rehabiliasi seluas 690 Ha, dan Intensifikasi
seluas 375 Ha.
- Bantuan yang diterima petani untuk
kegiatan perluasan pala adalah : bantuan
upah tenaga kerja, bibit, herbisida, benih
tanaman sela (jagung komposit), linggis
dan kapak. Untuk kegiatan rehabilitasi
paket bantuan yang akan diterima adalah
:bantuan upah tenaga kerja, bibit,
herbisida, linggis, parang, kapak dan
pakuel.
Sedangkan
untuk
kegiatan
intensifikasi paket bantuan yang diterima
petani yaitu : bantuan upah tenaga kerja,
pupuk kompos, herbisida, hansprayer dan
parang.
Pengadaan
untuk
barang
dilakukan melalui kontraktual.
- Untuk mendukung kegiatan tersebut di
atas,
dialokasikan
juga
kegiatan
pemberdayaan petani yang terdiri dari
Pelatihan Fasda I, Pelatihan Dinamika
Kelompok dan Ekonomi Rumah Tangga.
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola.
- Kegiatan pendukung lainnya adalah
Penilaian Blok Penghasil Tinggi dan
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

11

Identifikasi Kawasan Pala.


- Pengawalan kegiatan di lapangan oleh
dinas
yang
dibiayai
oleh
APBN,
dialokasikan pada TP Provinsi dan TP
Kabupaten. Pengawalan, monitoring dan
evaluasi oleh Pusat dialokasi pada APBN
Pusat.
B. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan pengembangan tanaman
pala adalah:
1. Tingkat Pusat : Direktorat Tanaman
Rempah dan Penyegar, Direktorat Jenderal
Perkebunan dengan tugas-tugas sebagai
berikut :
- Penyiapan
Pedoman
Teknis
pengembangan tanaman pala (new
inisiatif) ;
- Sosialisasi Pedoman di Daerah;
- Pembinaan teknis, koordinasi dan
pengawalan kegiatan;
- Monitoring dan evaluasi kegiatan;
- Penyusunan laporan.
2. Tingkat Provinsi dilaksanakan oleh Dinas
yang menangani bidang Perkebunan dengan
tugas-tugas sebagai berikut :
- Penyiapan
Petunjuk
Pelaksanaan
pengembangan tanaman pala ;
- Membahas penetapan calon petani
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

12

dan calon lahan,


- Sosialisasi Petunjuk Pelaksanaan;
- Pembinaan teknis, koordinasi, dan
pengawalan kegiatan;
- Monitoring dan evaluasi;
- Penyusunan laporan bulan, triwulan
dan laporan tahunan.
3. Tingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh
Dinas yang menangani bidang Perkebunan
dengan tugas-tugas sebagai berikut :
- Penyiapan
Petunjuk
Teknis
Pelaksanaan;
- Sosialisasi kepada petani calon penerima
bantuan dalam rangka penyamaan
persepsi dan pelaksanaan kegiatan;
- Melakukan inventarisasi, identifikasi dan
seleksi calon lahan dan calon petani.;
- Menetapkan calon petani dan calon
lokasi kegiatan;
- Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
paket bantuan;
- Pelaksanaan kegiatan pelatihan Fasda I
dan Pelatihan bagi petani serta
mengawal pendampingan oleh Fasda.
- Fasilitasi Peniliaian Blok Penghasil Tinggi
(BPT) Pala.
- Penyusunan
data
dan
informasi
pengembangan
kawasan
tanaman
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

13

rempah dan penyegar;


- Monitoring dan evaluasi;
- Penyusunan laporan kegiatan bulanan,
triwulan dan laporan tahunan.
C. Lokasi, Jenis dan Volume
Lokasi,
jenis
dan
volume
kegiatan
pengembangan pala (new inisiatif) tahun 2013
seperti pada lampiran 1.
D. Simpul Kritis
Dalam
rangka
pelaksanaan
kegiatan
Pengembangan Tanaman Pala, diprediksi
adanya simpul-simpul kritis sebagai berikut :
- Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Tim
Pengarah/Pembina di Pusat/Provinsi dan
Tim Teknis dari Kabupaten/Kota seringkali
kurang tertib dan kurang efektif;
- Identifikasi CP/CL seringkali kurang tepat
sasaran dan belum sepenuhnya mengacu
pada kriteria yang ditetapkan;
- Pelaksanaan
pengadaan
seringkali
membutuhkan waktu relatif lama dan
mendekati akhir tahun anggaran.

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

14

IV. PROSES
PENGADAAN
BANTUAN

DAN

PENYALURAN

A. Proses Pengadaan
1. Kegiatan
Pengadaan
Barang
secara
Kontraktual oleh ULP (Unit Layanan
Pengadaan) melalui sistem LPSE (Layanan
Pengadaan Secara Elektronik) Sesuai :
Perpres No. 54 tahun 2010 perubahan
Perpres No. 70 tahun 2012
Buku Pedoman Umum Pengadaan Barang
dan Penataausahaan Barang Milik Negara
Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2013.

B. Penyaluran Bantuan
1. Barang yang telah dilakukan uji mutu dan
pemeriksaan/penerimaan
barang,
selanjutnya
disalurkan
kepada
petani/kelompok
tani
sesuai
SK
Bupati/Kepala Dinas Yang membidangi
Perkebunan tentang Penetapan petani/
kelompok tani penerima bantuan;
2. Seluruh bantuan yang diterima oleh
kelompok sasaran harus dibuktikan dengan
berita acara serah terima barang yang
ditandatangani oleh ketua kelompok tani
dan diketahui oleh Kepala Dinas Kabupaten
yang membidangi perkebunan.
3. Jenis dan jumlah barang/bahan yang
diterima kelompok tani harus sesuai dengan
alokasi yang telah ditetapkan;
4. Pemanfaatan/aplikasi bantuan dilaksanakan
sesuai jadwal yang telah di tetapkan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

15

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,
PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
A. Pembinaan
Pembinaan kelompok dilakukan secara
berkelanjutan sehingga kelompok mampu
mengembangkan usahanya secara mandiri.
Untuk itu diperlukan dukungan dana
pembinaan lanjutan yang bersumber dari
APBD.
Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi
kaidah
pengelolaan
sesuai
prinsip
pelaksanaan pemerintah yang baik (good
governance) dan pemerintah yang bersih
(clean goverment), maka pelaksanaan
kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip:
- Mentaati ketentuan peraturan dan
perundangan;
- Membebaskan diri dari praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN);
- Menjunjung tinggi keterbukaan informasi,
transparansi dan demokratisasi;
- Memenuhi asas akuntabilitas.
B. Pengendalian
Untuk lebih
pelaksanaan

meningkatkan akuntabilitas
pemberdayaan masyarakat

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

16

pertanian
melalui
Bantuan
secara
kontraktual perlu dilakukan pengendalian
dan pengawasan. Pengendalian melalui jalur
struktural dilakukan oleh Tim Teknis
Kabupaten/Kota, Tim Pembina Provinsi dan
Pusat. Pengendalian kegiatan dilakukan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen dan Kuasa
Pengguna Anggaran. Proses pengendalian di
setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh
masing-masing Instansi.
Pengawasan dilakukan oleh pemerintah
melalui
aparat
pengawas
fungsional
(Inspektorat Jenderal, Badan Pengawas
Daerah maupun lembaga/instansi pangawas
lainnya) dan pengawasan oleh masyarakat,
sehingga
diperlukan
penyebarluasan
informasi kepada pihak yang terkait
(Penyuluh Pertanian, pengurus kelompok,
anggota kelompok, tokoh masyarakat,
organisasi petani, LSM, aparat instansi di
daerah, perangkat pemerintah mulai dari
desa sampai kecamatan, anggota lembaga
legislatif dan lembaga lainnya).
Ada tiga tahapan
diperhatikan yaitu :

kritis

yang

perlu

1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh


Tim Pengarah/Pembina di Pusat/Provinsi
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

17

dan Tim Teknis Kabupaten/Kota;


2. Tahap persiapan pelaksanaan seleksi
calon kelompok sasaran dan calon lokasi
yang dilakukan oleh Tim Teknis
Kabupaten/Kota;
3. Tahap pengembangan usaha produktif
yang dilakukan oleh kelompok.
Pada
tingkat
lokal/desa/kelompok,
pengawasan
masyarakat
terhadap
ketepatan sasaran dilakukan oleh
perangkat desa, anggota kelompok,
penyuluh lapangan, maupun LSM.
Laporan
pengaduan
penyimpangan
terhadap pengelolaan dana dapat
disampaikan
kepada
Tim
Teknis
Kabupaten/Kota.
Pengaduan
dari
masyarakat segera ditanggapi secara
langsung oleh pihak yang terkait.
C. Pengawalan
Pengawalan kegiatan perlu dilakukan
sebagai suatu verifikasi usulan untuk
melakukan kegiatan dimaksud, dimana
kelompok kelompok eksis disuatu
tempat tertentu siap untuk melakukan
kegiatan
yang
diadakan
secara
kontraktual,
sehingga
pemanfaatan
bantuan benar-benar dapat dirasakan
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

18

oleh masyarakat setempat


meningkatkan kesejahteraanya.

dalam

Pengawalan dilakukan oleh Dinas yang


membidangi perkebunan di tingkat
Kabupaten/kota dan Propinsi yang
dibiayai masing-masing oleh APBD serta
oleh Direktorat Jenderal Perkebunan
yang dibiayai oleh APBN.
D. Pendampingan.
Pendampingan kegiatan dilakukan oleh
pendamping yang ditunjuk oleh Dinas
yang membidangi perkebunan dari Dinas
Provinsi dan atau Direktorat Jenderal
Perkebunan, untuk ikut mengawasi dan
memberikan petunjuk dalam pelaksanaan
kegiatan serta memberikan arahan inovasi
kegiatan yang lebih menguntungkan bagi
peningkatan dan pengembangan usaha
kelompok
untuk
meningkatkan
kesejahteraan anggota.
1. Pembinaan dan pengendalian dilakukan
oleh Pusat, Provinsi dan Kabupaten
dilakukan secara berkelanjutan. Untuk
itu,
diperlukan
dukungan
dana
pembinaan lanjutan yang bersumber
dari dana APBD.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

19

2. Untuk
meningkatkan
akuntabilitas
pelaksanaan maka perlu dilakukan
pengawalan melalui jalur struktural
oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota, Tim
Pembina Provinsi dan Pusat. Sedangkan
pengendalian pelaksanaan kegiatan
dilakukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen
dan
Kuasa
Pengguna
Anggaran.
3. Dalam pelaksanaan kegiatan perlu
dicermati 3 simpul kritis yaitu : (1)
Spek alat dan mesin yang benar sesuai
standar,
(2) Ketersediaan bahan
baku limbah tanaman perkebunan yang
akan dibuat pupuk. (3) Pemilihan
kelompok tani yang tepat (aktif).
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Agar
pemanfaatan
bantuan
kepada
kelompok tani penerima bantuan berjalan
secara efektif, dan tepat, maka kegiatan
monitoring dan evaluasi dilakukan sedini
mungkin
untuk
mengetahui
berbagai
masalah yang mungkin timbul maupun
tingkat keberhasilan yang dapat dicapai.
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan
secara berkala dan berjenjang sesuai dengan
tahapan kegiatan, yaitu pada saat sebelum
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

20

dimulai kegiatan, saat dilakukan kegiatan


dan setelah dilakukan kegiatan.
Kelompok membuat laporan fisik kegiatan
termasuk
permasalahan/kendala
yang
dihadapi dan menyampaikannya kepada Tim
Teknis Kabupaten/Kota sebagai bahan
pelaporan dan evaluasi. Selanjutnya laporan
tersebut disampaikan kepada dinas terkait
lainnya secara berjenjang.
Tim Teknis Kabupaten/Kota dan Tim
Pembina
Provinsi
wajib
melakukan,
monitoring, evaluasi serta membuat laporan
pengendalian secara berjenjang dilaporkan
ke Direktorat Jenderal Perkebunan (Pusat)
mencakup :
1. Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai
indikator kinerja.
2. Permasalahan
yang
dihadapi
dan
penyelesaiannya
di
tingkat
kabupaten/kota dan provinsi.
3. Format pelaporan menggunakan format
yang disepakati oleh daerah dan
dituangkan dalam Juklak yang disusun
oleh Tim Pembina Provinsi serta Juknis
yang
disusun
oleh
Tim
Teknis
Kabupaten/Kota.
4. Laporan
mencakup
perkembangan
kelompok sasaran dalam pengelolaan
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

21

usahanya berikut realisasi fisik dan


keuangan.
5. Laporan disampaikan secara berkala dan
berjenjang mulai dari tingkat kelompok
sampai ke pusat per triwulan sesuai form
terlampir (Lampiran 2-4).
VII. PEMBIAYAAN
Pembiayaan
kegiatan
Pengembangan
Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013
dianggarkan dengan dana APBN Ditjen
Perkebunan melalui DIPA Dinas yang
membidangi
perkebunan
Provinsi/
Kabupaten/Kota.
Kegiatan
pengawalan
monitoring dan
evaluasi oleh Pusat dianggarkan melalui
DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan.
Tata cara pengelolaan anggaran kegiatan
masing-masing tingkatan unit dan biaya
kegiatan lapangan, tertib administrasi dan
tertib pelaksanaan berpedoman pada
ketentuan yang berlaku.
VIII. PENUTUP
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman
Pala (New Inisiatif) disusun sebagai acuan
penyelanggaraan kegiatan pengembangan
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

22

Tanaman Pala di tingkat pusat, provinsi dan


kabupaten/kota serta pihak terkait lainnya dari
perencanaan,
pelaksanaan,
pengendalian,
monitoring dan pelaporan.

Pedoman teknis ini dijabarkan lebih lanjut


dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang
disusun oleh Dinas Provinsi dan Petunjuk
Teknis (Juknis) yang disusun oleh Dinas
Kabupaten/Kota
dengan
menyesuaikan
aspirasi dan kondisi meupun kebutuhan di
masing-masing wilayah. Berdasarkan Pedum,
Juklak, Juknis maka tim pembina provinsi
dan tim teknis kabupaten/kota menysun
disain teknis operasional dan rencana
pembinaannya sehingga mampu mencapai
hasil yang diharapkan.
Keberhasilan kegiatan ini diharapkan dapat
menjadi
penggerak
bagi
masyarakat
setempat
dalam
upaya
peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan petani.
Jakarta, Desember 2012

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

23

LAMPIRAN

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

24

Lampiran 1 :
Lokasi dan Volume
Kegiatan Pengembangan Tanaman Pala
(New Initiatif)
Tahun Anggaran 2013
Provinsi/
Kabupaten
Papua Barat
1.Fak-Fak
-

Kegiatan

Rehabilitasi
Perluasan
Intensifikasi
Pemberdayaan Petani
Fasda I
Dinamika Kelompok (DK)
Pengembangan Ekonomi
Rumah Tangga
- Penilaian BPT
- Identifikasi Kebutuhan
Pengembangan Kawasan
Tan.Rempah dan Penyegar

2.Kaimana

- Rehabilitasi
- Perluasan
- Pemberdayaan Petani
Fasda I
Dinamika Kelompok (DK)
Pengembangan Ekonomi
Rumah Tangga
- Identifikasi Kebutuhan
Pengembangan Kawasan
Tan.Rempah dan Penyegar

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

Volume
670 ha
450 ha
375 ha
20 org
1.220 org
610 org
5 ha
1 keg
20 ha
250 ha
20 org
220 org
110 org
1 keg

25

Lampiran 2
RENCANA KERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN
DITJEN PERKEBUNAN TA. ....
KABUPATEN .............................
DATA UMUM :
Nomor Satker

Satker

Nama KPA

Bendaharawan

Alamat Kantor

Telp. Kantor

Fax Kantor

Nama / No. HP
Contact Person

DATA RENCANA KINERJA


No.

KEGIATAN

INPUT

OUTPUT

OUTCOME

BENEFIT

1
2
3
4

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

26

Lampiran 3

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN


DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2013
DI KABUPATEN ..............
NAMA SATKER
LAPORAN BULAN

KODE

KEGIATAN

: ................
: ................

PAGU DIPA
Fisik
Anggaran
(Ribu
Satuan
Rp.)

REALISASI S/D BULAN INI


Keuangan
Fisik
(Ribu
%
Satuan
%
Rp.)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

Kendala
Utama
(Masalah)

27

Solusi

Lampiran 4
LAPORAN REALISASI KINERJA
DANA TUGAS PEMBANTUAN
DITJEN PERKEBUNAN TA. 2013
KABUPATEN .............................
TRIWULAN :
No.

KEGIATAN

INPUT

OUTPUT

OUTCOME

BENEFIT

1.
2.
3.
Catatan: Dilaporkan per tiga bulan, paling lambat pada tanggal
5 bulan April, Juli, dan Oktober serta pada akhir
Desember 2013. Laporan melalui faxcimile nomor
(021) 7815681, ditujukan kepada Direktorat tanaman
Rempah
dan
Penyegar,
Direktorat
Jenderal
Perkebunan.

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013

28

You might also like