Professional Documents
Culture Documents
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN TANAMAN PALA
(NEW INISIATIF)
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Menindaklanjuti Perpres No. 65 tahun 2011 tentang
penanggulangan kemiskinan di Provinsi Papua dan Papua
Barat maka sesuai dengan potensinya untuk Papua Barat,
kegiatan tersebut difokuskan antara lain untuk
Pengembangan Pala.
Dalam rangka percepatan pembangunan tersebut
Direktorat Jenderal Perkebunan melakukan upaya
pengembangan pala di Kab.Fak Fak dan Kaimana yang
merupakan sentra tanaman pala dengan luas areal 10%
dari luas areal secara nasional dan lebih dari 90%
diusahakan oleh masyarakat asli, tanaman pala sebesar
60% mendominasi komoditi perkebunan lainnya.
Terkait hal tersebut, maka pada tahun 2013 dialokasikan
dana untuk kegiatan pengembangan Tanaman Pala yang
meliputi perluasan, rehabilitasi, intensifikasi, pelatihan
pemberdayaan petani, Penilaian BPT dan Identifikasi
kebutuhan pengembangan kawasan tanaman rempah dan
penyegar (pala).
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan tersebut perlu
disusun Pedoman Teknis Pengembangan Pala (New
Inisiatif) sebagai acuan pelaksanaan kegiatan dimaksud.
Selanjutnya Pedoman Teknis ini agar dapat ditindaklanjuti
dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) di tingkat Provinsi
dan Petunjuk Teknis (Juknis) di tingkat Kabupaten
sehingga diharapkan para pelaksana dapat merencanakan
kegiatan dan memanfaatkan anggaran secara efektif dan
efisien. Terima Kasih.
Jakarta, Desember 2012
Direktur Jenderal Perkebunan
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN .
A Latar Belakang ..
B Sasaran Nasional ..
C Tujuan ..
1
1
3
3
11
11
12
14
14
15
16
20
22
22
4
5
15
15
16
16
18
19
ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman pala (Myristica sp) merupakan salah
satu komoditas ekspor penting, karena 75%
kebutuhan pala dunia dipasok dari Indonesia.
Buah ini dikenal sebagai tanaman rempah yang
memiliki nilai ekonomis dan multiguna. Setiap
bagian tanaman, mulai dari daging, biji, hingga
tempurung pala dapat dimanfaatkan untuk
industri makanan, minuman maupun kosmetika.
Tanaman yang berasal dari pulau Banda ini
dapat berumur panjang lebih dari 100 tahun.
Tanaman ini sudah menyebar ke daerah-daerah
lain di Indonesia, bahkan sudah sampai di
Grenada, Amerika Tengah, Asia dan Afrika.
Daerah penghasil utama pala di Indonesia adalah
Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Sumatera
Barat, NAD, Jawa Barat dan Papua. Tanaman
rempah ini sudah dikenal sejak abad ke-16 dan
sebagian besar diusahakan oleh perkebunan
rakyat (98%) dan lainnya (2%) oleh perkebunan
besar. Luas areal tanaman pala di Papua dan
Papua Barat sebesar 7.137 ha atau 10% dari luas
areal pala secara nasional diusahakan lebih dari
90% oleh masyarakat asli.
Komoditas unggulan strategis daerah ini
merupakan salah satu sumber pendapatan yang
mampu menopang perekonomian daerah,
pengembangan wilayah, dan pengentasan
kemiskinan, bahkan untuk Kabupaten Fak Fak
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013
B. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah :
1. Terealisasniya kegiatan rehabilitasi pala
seluas 690 ha, perluasan seluas 700 ha, dan
intensifikasi seluas 375 ha.
2. Terealisasinya pelatihan Fasda I sebanyak 40
orang, Pelatihan petani sebanyak 2.160
orang.
3. Terealisasinya penilaian BPT seluas 5 ha.
4. Terealisasinya
kegiatan
identifikasi
kebutuhan pengembangan kawasan tanaman
rempah dan penyegar di Kab. Fak Fak dan
Kab. Kaimana.
C. Tujuan
Tujuan pengembangan tanaman pala di Papua
Barat adalah :
1. Mengoptimalkan potensi sumberdaya dalam
pengembangan pala.
2. Meningkatkan produksi, produktivitas, mutu
pala sebagai andalan ekspor.
3. Meningkatkan
kesempatan
kerja
dan
pendapatan petani pala.
4. Mempercepat peningkatan perekonomian
dan pembangunan wilayah.
5. Melakukan
pemberdayaan petani dan
penguatan kelembagaan petani pala.
6. Melakukan penilaian terhadap sumber benih
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013
dimana
pendapatan
masyarakat
setempat relatif rendah.
Relatif berada dalam satu kesatuan
ekonomi,
wilayah/hamparan,
dukungan infrastruktur dan terdapat
kelembagaan petani aktif.
Tanah dan iklim kategori Amat Sangat
Sesuai (ASS), Sangat sesuai (SS) dan
Sesuai (S).
Sebagian
besar
tanaman
kurang
produktif dan produktivitasnya rendah.
Umur tanaman lebih dari 30 tahun.
Kemitraan
diterbitkan
Perkebunan.
sesuai
pedoman
yang
Direktorat
Jenderal
Persyaratan Pelatih :
- Sudah mengikuti pelatihan Fasilitator
Daerah (Fasda) minimal Fasda II dari
Direktorat
Jenderal
Perkebunan,
diutamakan yang telah mengikuti Fasda
III dan Fasda Madya.
- Diutamakan bagi yang berpengalaman
dan sering melakukan Training of
Trainer (TOT) bagi Fasda dan pelatihan
untuk petani.
- Mampu
menyiapkan
pelatihan.
modul
untuk
Kebutuhan
Pengembangan
Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar.
- Identifikasi
pengembangan
kawasan
dilaksanakan oleh Provinsi bekerjasama
dengan kabupaten Fak Fak dan Kaimana.
- Hasil kegiatan Identifikasi tingkat provinsi
berupa rencana pengembangan kawasan
pala lingkup provinsi yang didalamnya
termasuk kawasan pala di Kabupaten Fak
Fak dan Kaimana.
- Hasil
kegiatan
identifikasi
tingkat
kabupaten berupa rencana pengembangan
kawasan
di
sentra
produksi
pala
kabupaten Fak Fak dan Kaimana.
- Penentuan
lokasi
kawasan,
sentra
produksi, penyusunan profil dan rencana
pengembangan dapat mengacu kepada
Pedoman
Identifikasi
Kebutuhan
Pengembangan Sumberdaya Tanaman
Rempah dan Penyegar.
10
11
12
13
14
IV. PROSES
PENGADAAN
BANTUAN
DAN
PENYALURAN
A. Proses Pengadaan
1. Kegiatan
Pengadaan
Barang
secara
Kontraktual oleh ULP (Unit Layanan
Pengadaan) melalui sistem LPSE (Layanan
Pengadaan Secara Elektronik) Sesuai :
Perpres No. 54 tahun 2010 perubahan
Perpres No. 70 tahun 2012
Buku Pedoman Umum Pengadaan Barang
dan Penataausahaan Barang Milik Negara
Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2013.
B. Penyaluran Bantuan
1. Barang yang telah dilakukan uji mutu dan
pemeriksaan/penerimaan
barang,
selanjutnya
disalurkan
kepada
petani/kelompok
tani
sesuai
SK
Bupati/Kepala Dinas Yang membidangi
Perkebunan tentang Penetapan petani/
kelompok tani penerima bantuan;
2. Seluruh bantuan yang diterima oleh
kelompok sasaran harus dibuktikan dengan
berita acara serah terima barang yang
ditandatangani oleh ketua kelompok tani
dan diketahui oleh Kepala Dinas Kabupaten
yang membidangi perkebunan.
3. Jenis dan jumlah barang/bahan yang
diterima kelompok tani harus sesuai dengan
alokasi yang telah ditetapkan;
4. Pemanfaatan/aplikasi bantuan dilaksanakan
sesuai jadwal yang telah di tetapkan.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013
15
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,
PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
A. Pembinaan
Pembinaan kelompok dilakukan secara
berkelanjutan sehingga kelompok mampu
mengembangkan usahanya secara mandiri.
Untuk itu diperlukan dukungan dana
pembinaan lanjutan yang bersumber dari
APBD.
Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi
kaidah
pengelolaan
sesuai
prinsip
pelaksanaan pemerintah yang baik (good
governance) dan pemerintah yang bersih
(clean goverment), maka pelaksanaan
kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip:
- Mentaati ketentuan peraturan dan
perundangan;
- Membebaskan diri dari praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN);
- Menjunjung tinggi keterbukaan informasi,
transparansi dan demokratisasi;
- Memenuhi asas akuntabilitas.
B. Pengendalian
Untuk lebih
pelaksanaan
meningkatkan akuntabilitas
pemberdayaan masyarakat
16
pertanian
melalui
Bantuan
secara
kontraktual perlu dilakukan pengendalian
dan pengawasan. Pengendalian melalui jalur
struktural dilakukan oleh Tim Teknis
Kabupaten/Kota, Tim Pembina Provinsi dan
Pusat. Pengendalian kegiatan dilakukan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen dan Kuasa
Pengguna Anggaran. Proses pengendalian di
setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh
masing-masing Instansi.
Pengawasan dilakukan oleh pemerintah
melalui
aparat
pengawas
fungsional
(Inspektorat Jenderal, Badan Pengawas
Daerah maupun lembaga/instansi pangawas
lainnya) dan pengawasan oleh masyarakat,
sehingga
diperlukan
penyebarluasan
informasi kepada pihak yang terkait
(Penyuluh Pertanian, pengurus kelompok,
anggota kelompok, tokoh masyarakat,
organisasi petani, LSM, aparat instansi di
daerah, perangkat pemerintah mulai dari
desa sampai kecamatan, anggota lembaga
legislatif dan lembaga lainnya).
Ada tiga tahapan
diperhatikan yaitu :
kritis
yang
perlu
17
18
dalam
19
2. Untuk
meningkatkan
akuntabilitas
pelaksanaan maka perlu dilakukan
pengawalan melalui jalur struktural
oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota, Tim
Pembina Provinsi dan Pusat. Sedangkan
pengendalian pelaksanaan kegiatan
dilakukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen
dan
Kuasa
Pengguna
Anggaran.
3. Dalam pelaksanaan kegiatan perlu
dicermati 3 simpul kritis yaitu : (1)
Spek alat dan mesin yang benar sesuai
standar,
(2) Ketersediaan bahan
baku limbah tanaman perkebunan yang
akan dibuat pupuk. (3) Pemilihan
kelompok tani yang tepat (aktif).
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Agar
pemanfaatan
bantuan
kepada
kelompok tani penerima bantuan berjalan
secara efektif, dan tepat, maka kegiatan
monitoring dan evaluasi dilakukan sedini
mungkin
untuk
mengetahui
berbagai
masalah yang mungkin timbul maupun
tingkat keberhasilan yang dapat dicapai.
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan
secara berkala dan berjenjang sesuai dengan
tahapan kegiatan, yaitu pada saat sebelum
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013
20
21
22
23
LAMPIRAN
24
Lampiran 1 :
Lokasi dan Volume
Kegiatan Pengembangan Tanaman Pala
(New Initiatif)
Tahun Anggaran 2013
Provinsi/
Kabupaten
Papua Barat
1.Fak-Fak
-
Kegiatan
Rehabilitasi
Perluasan
Intensifikasi
Pemberdayaan Petani
Fasda I
Dinamika Kelompok (DK)
Pengembangan Ekonomi
Rumah Tangga
- Penilaian BPT
- Identifikasi Kebutuhan
Pengembangan Kawasan
Tan.Rempah dan Penyegar
2.Kaimana
- Rehabilitasi
- Perluasan
- Pemberdayaan Petani
Fasda I
Dinamika Kelompok (DK)
Pengembangan Ekonomi
Rumah Tangga
- Identifikasi Kebutuhan
Pengembangan Kawasan
Tan.Rempah dan Penyegar
Volume
670 ha
450 ha
375 ha
20 org
1.220 org
610 org
5 ha
1 keg
20 ha
250 ha
20 org
220 org
110 org
1 keg
25
Lampiran 2
RENCANA KERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN
DITJEN PERKEBUNAN TA. ....
KABUPATEN .............................
DATA UMUM :
Nomor Satker
Satker
Nama KPA
Bendaharawan
Alamat Kantor
Telp. Kantor
Fax Kantor
Nama / No. HP
Contact Person
KEGIATAN
INPUT
OUTPUT
OUTCOME
BENEFIT
1
2
3
4
26
Lampiran 3
KODE
KEGIATAN
: ................
: ................
PAGU DIPA
Fisik
Anggaran
(Ribu
Satuan
Rp.)
Kendala
Utama
(Masalah)
27
Solusi
Lampiran 4
LAPORAN REALISASI KINERJA
DANA TUGAS PEMBANTUAN
DITJEN PERKEBUNAN TA. 2013
KABUPATEN .............................
TRIWULAN :
No.
KEGIATAN
INPUT
OUTPUT
OUTCOME
BENEFIT
1.
2.
3.
Catatan: Dilaporkan per tiga bulan, paling lambat pada tanggal
5 bulan April, Juli, dan Oktober serta pada akhir
Desember 2013. Laporan melalui faxcimile nomor
(021) 7815681, ditujukan kepada Direktorat tanaman
Rempah
dan
Penyegar,
Direktorat
Jenderal
Perkebunan.
28