You are on page 1of 6

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

RENCANA KERJA
DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
(RKS TEKNIS)

PEMBANGUNAN RABAT BETON


KABUPATEN PATI
(DANA BANTUAN KEUANGAN SARANA PRASARANA PROVINSI JAWA TENGAH)

TAHUN ANGGARAN 2014

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

SYARAT SYARAT TEKNIS


1.1. URAIAN PEKERJAAN
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah Pembangunan Rabat Beton, dengan
rincian secara garis besar sebagai berikut:
a. PEKERJAAN PERSIAPAN
b. PEKERJAAN PASANGAN DAN BETONAN
2. Sarana Pekerjaan :
Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan, Kontraktor menyediakan :
a. Tenaga Pelaksana yang selalu ada di lapangan, tenaga kerja yang terampil dan cukup jumlahnya
dengan kapasitas yang memadai dengan pengalaman untuk prasarana gedung.
b. Bahan-bahan bangunan harus tersedia di lapangan dengan jumlah yang cukup dan kualitas sesuai
dengan spesifikasi teknis.
c. Melaksanakan tepat sesuai dengan time schedule.
3. Cara Pelaksanaan :
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, dan sesuai dengan syarat-syarat (RKS), gambar
rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk dan keputusan Pengawas lapangan dan
Direksi Teknis.
1.2 JENIS DAN MUTU BAHAN
Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan Keputusan bersama
Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menpen. No.: 472/Kop/XII/80, No.:
813/Menpen/1980, No.: 64/Menpen/1980, Tanggal 23 Desember 1980
1.3. GAMBAR GAMBAR
RKS ini dilampiri :
1.Gambar kerja arsitektur/Sipil
2.Gambar Pelengkap dan Detail Khusus
1.4 PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ada ketentuan lain dalam Rencana Kerja dan Syaratsyarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan
dan tambahannya :
a. Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan perubahannya;
b. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982;
c. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SNI 03-2847-2002;
d. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja;
e. Spesifikasi bahan bangunan bagian A : SK SNI S-04-1989-F;
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat 1 tersebut di atas berlaku dan mengikat pula.
a. Gambar Kerja yang dibuat Perencana, termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh
Kontraktor dan sudah disahkan / disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penetapan Pemenang Penyedia Barang/Jasa.
e. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa.
f. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
g. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui Direksi.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

1.5 PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


1.Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan
dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2.Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat/berlaku
adalah RKS. Bila suatu gambar tidak sesuai dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai
skala yang lebih besar yang berlaku, begitu pula apabila dalam RKS tidak dicantumkan sedangkan
gambar ada, maka gambarlah yang mengikat.
3.Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam pelaksanaan menimbulkan
kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan dan Kontraktor mengikuti keputusan dalam rapat.
1.6 JADWAL PELAKSANAAN
1.Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan
bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan curve bahan/tenaga.
2.Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, paling lambat dalam waktu 15 (lima belas) hari kalender
setelah SPPBJ diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
3.Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding di
bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan (prestasi kerja).
4.Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor
berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
1.7 KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
1.Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa disebut Pelaksana
yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Kontraktor, berpendidikan minimal STM atau sederajat dengan pengalaman minimum 3 (tiga) tahun.
2.Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun
keseluruhan terhadap kewajibannya.
3.Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4.Bila kemudian hari menurut pendapat Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan,
Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahu kepada
Kontraktor secara tertulis untuk menggantinya dengan personil yang memenuhi syarat.
5.Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuk
Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin
pelaksanaan.
1.8 TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA
1.Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak, kontraktor dan
pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan nomor telepon di lokasi kepada
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
2.Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah-ubah selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan
alamat, Kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan secar tertulis.
1.9 PENJAGAAN KEAMANAN DI LAPANGAN PEKERJAAN
1.Kontraktor wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik Proyek, Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan.
2.Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Direksi/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung jawab
kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
3.Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang berupa barang-barang
maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran
yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan oleh Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

1.10 JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA


1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap pakai di lapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat-syarat bagi semua petugas
dan pekerja yang ada di bawah kekuasaan kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua
petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan untuk para pekerja
tidak diperkenankan, kecuali untuk penjaga keamanan.
4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku.
1.11 ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan olek Kontraktor, sebelum pekerjaan secara
fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap dipakai, antara lain :
1. Perlengkapan penerangan untuk pekerjaan lembur.
2. Alat-alat lainnya yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
1.12 SITUASI DAN UKURAN
1. Pekerjaan tersebut dalam pasal VI.01 adalah pekerjaan lanjutan, sesuai dengan gambar.
2. Ukuran ukuran dalam gambar ataupun dalam RKS merupakan garis besar pelaksanaan.
3. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan bangunan, sifat dan luas pekerjaan, dan hal
hal yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
4. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk menggagalkan
tuntutan.
1.13 SYARAT SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat syarat yang ditentukan pasal
VI.02.
2. Semua bahan bangunan yang akan dipergunakan harus diperiksakan dahulu kepada Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan untuk mendapatkan persetujuan.
3. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan, tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, harus segera
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat - lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam
penolakan.
4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ternyata ditolak
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan.
1.14 PEMERIKSAAN PEKERJAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum
diperiksa oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, Kontraktor diwajibkan
meminta kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
2. Kemudian jika Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan telah menyetujui bagian
pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.
3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam diterimanya permohonan
pemeriksaan , tidak terhitung hari libur/hari raya), tidak dipenuhi oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang sebenarnya
diperiksakan dianggap telah disetujui Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan. Hal
ini dikecualikan bila Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan meminta perpanjangan
waktu.
4. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan
berhak memerintahkan membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk memperbaiki,
biaya pembongkaran dan pemasangan menjadi tanggungan Kontraktor.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

1.15 KENAIKAN HARGA/FORCE MAJEURE


1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.
2. Kenaikan harga yang diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan bersifat nasional dapat
mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI.
3. Semua kerugian akibat Force Majeure yang dikarenakan gempa bumi, angin puyuh, badai topan,
kerusuhan, peperangan dan semua kejadian karena faktor alam serta kejadian tersebut dibenarkan oleh
Pemerintah bukan menjadi tanggungan Kontraktor.
1.16 PEKERJAAN TAMBAH/KURANG
1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis dalam buku harian oleh
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan serta persetujuan Pemberi Tugas.
2. Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan atas persetujuan Pemberi Tugas.
3. Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan pekerjaan, yang
dimaksudkan oleh Kontraktor yang pembayarannya diperhitungkan bersama-sama angsuran terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang dimasukkan
dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan bersama-sama Kontraktor dengan persetujuan Pemberi Tugas.
5. Adanya Pekerjaan Tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan penyerahan
pekerjaan, tetapi Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dapat mempertimbangkan
perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut.
1.17 PEKERJAAN PERSIAPAN
1.
Uitzet/Bouwplank
a. Semua papan bouwplank menggunakan kayu kuat kelas II dengan ketebalan 2 cm dipasang terentang
pada patok kayu ukuran 5/7 dan diserut rata pada permukaan atas dan terpasang water pass dengan
peil + 0.00.
b. Bouwplank dipasang memanjang keliling bangunan, pada as kolom dan dinding penyekat supaya diberi
tanda dengan cat warna merah / meni.
c. Bouwplank dipasang di luar garis bangunan dengan jarak minimal 2 m untuk mencegah kelongsoran
terhadap galian tanah pondasi.
d. Setelah pemasangan bouwplank selesai, Kontraktor wajib melapor kepada Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan selanjutnya.
2.
Pembersihan dan Perapihan
Setelah pekerjaan selesai semua, permukaan harus bersih dari segala macam kotoran dan dalam keadaan
baik sempurna, serta sisa dari bahan-bahan yang sudah digunakan yang berupa apapun harus dibersihkan
atau dibuang.
1.18 PEKERJAAN BETON RABAT
1. Persyaratan Umum :
a. Beton Rabat K.225
b. Konstruksi harus menggunakan peralatan-peralatan/normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti PBI,
SNI, PMI, PKKI dan lain-lain.
2. Bahan-bahan
a. Bahan menggunakan adukan beton adukan ditempat dengan memakai molen, kontrol mutu sesuai
dengan spesifikasi di bawah ini :
1)
Agregat beton
a) Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan Wet Sistem
Stone Crusher.
b) Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut ASTM-C 33.
c) Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm.
d) Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan menjaga agar
tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak dinginkan.
e) Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5 %.
2) Agregat kasar
a) Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, tidak berpori dan berbentuk
kubus.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

b) Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 20 % dari jumlah berat
seluruhnya.
c) Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50 % kehilangan berat
menurut test mesin Los Angeles ASTM-C 131-55.
d) Agregat kasar harus bersih dari zat-zat organis , zat-zat reaktif alkali atau substansi yang
merusak beton.
3)
Agregat halus
a)
Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir
lokal dan memenuhi persyaratan sebagai agregat halus untuk campuran beton.
b)
Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali dan substansisubstansi yang merusak beton.
c)
Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih
dari 5 %.
d)
e)
f)
4)
a)
b)
c)
d)
5)
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.


Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin
kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang tidak
dinginkan.
PC (Portland Cement)
Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan NI-8 bab 3.2 PC type I.
Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai untuk seluruh
pekerjaan beton.
Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh pabrik dan terlindung
serta harus dalam jumlah sesuai urutan pengirimannya.
Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air dengan lantai terangkat dan
ditumpuk dalam urutan pengirimannya. Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh
dipakai dan harus dikeluarkan dari lapangan.
Air
Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 bab 3.6.
Sebelum air untuk pengecoran digunakan harus terlebih dahulu diperiksakan pada laboratorium
PAM / PDAM setempat yang disetujui pengawas dan biaya sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan air atas biaya sendiri.
Additive
Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi bila diperlukan campuran
beton dapat menggunakan bahan additive POZZOLITH 300 R atau yang setaraf.
Bahan tersebut harus disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
Additive yang mengandung Chloride atau Nitrat tidak boleh digunakan.

1.19 PEKERJAAN LAIN - LAIN


1.
Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang mana masih termasuk lingkup dalam
pelaksanaan ini kontraktor harus menyelesaikan, sesuai dengan petunjuk, Perintah Pengawas dan
Pemberi Tugas, baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta perubahan-perubahan di dalam
Berita Acara Aanwijzing.
2.
Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan
dan diatur oleh Pengawas, dengan dibuat Berita Acara yang disyahkan oleh Pemberi Tugas.

You might also like