Professional Documents
Culture Documents
:
Lenny Friska Y
14020090
Piranti Handayani
14020088
Putri Indah P. 14020084
Trisandi Ismiradz
13020090
Tanggal Praktikum :
26 Juni 2016
Dosen
Wulan S.ST
Asisten
Ichwanul
Group
2K4
POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
TEORI DASAR
Penyempurnaan
Proses penyempurnaan (finishing) bahan tekstil dapat didefinisikan
sebagai tahap pengerjaan serat, benang atau kain yang ditujukan
untuk mengubah atau menyempurnakan tampilan kain, pegangan atau
daya guna (fungsi) dari sejumlah bahan-bahan tersebut. Proses
penyempurnaan bahan kain yang diterapkan dalam industri tekstil
sendiri pada umumnya terbagi menjadi tiga tahapan, diantaranya
berupa proses persiapan penyempurnaan, proses pencelupan dan
pencapan, serta proses finishing atau penyempuraan khusus.
Pada proses finishing atau penyempurnaan khusus, bahan kain
tekstil selanjutnya diolah agar memiliki sifat-sifat dan memenuhi
syarat-syarat penggunaan tertentu seperti anti kusut, anti air, anti
susut, anti api, anti bakteri, efek creep, efek kilap dan lainnya.
Proses yang dilakukan dalam tahap finishing ini dapat dibagi kedalam
dua macam kategori, yaitu berupa proses penyempurnaan basah dan
-
(kimia)
umumnya
dilakukan
Penyempurnaan Coating
Proses penyempurnaan coating bertujuan untuk mendapatkan sifat
tidak tembus air sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar jas
hujan, jaket, tas, parasut dan lain lain.
Pelapisan kain
Pelaspisan adalah proses pemberian lapisan tipis pada kain yang
bertujuan untuk merubah sifat fisik dari permukaan kain tersebut.
Perubahan fisik dari permukaan kain yang diharapkan dengan proses
pelapisan adalah menggurangi perembesan air dengan cara menutup
pori pori kain dengan zat pelapis yang bersifat hidrofob.
Zat Pelapis
Zat pelapis merupakan molekul besar seperti jaringan jala yang
melapisi permukaan kain sehingga kain dapat memiliki sifat antara lain
: tidak tembus air, sedikit menyerap air, dan sukar dibasahi atau
mempunyai sifat tolak air. Zat zat yang biasa digunakan untuk
pelapis adalah polimer tinggi yang berasal dari poliaktrilat, poliuretan,
polivinil alcohol (PVA), dan polivinil klorida (PVC).
Proses Pelapisan
Proses pelapisan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1.
2.
1)
2)
3)
pelapis
yang
mengandung pelarut.
Kekuatan Tarik dan Sobek Kain yang Mengalami Penyempurnaan
Pelapisan
Penyempurnaan pelapisan berpengaruh terhadap kekuatan tarik
dan kekuatan sobek kain. Dari beberapa penelitian yang dilakukan
dengan
mempergunakan
zat
pelapis
dari
jenis
yang
berbeda,
adanya
penurunan
derajat
orientasi
serat
kain
pada
saat
suatu
keuntungan
dalam
pencampuran
antar
serat
poliester dan kapas adalah sifat buruk dari poliester merupakan sifat
yang baik dari serat kapas, begitu pula sebaliknya. Sehingga dari
pencampuran kedua jenis serat ini, sifat sifat yang kurang dari salah
satu jenis serat dapat diimbangi dengan sifat sifat yang baik dari
serat lain.
Sifat sifat Bahan Campuran Poliester Kapas
Bahan bahan yang terbuat dari serat poliester merupakan bahan
yang memiliki sifat sifat yang baik seperti kekuatan tinggi, daya
tahan abrasi yang baik, sifat cuci pakai yang baik, dan lipatan yang
lama.Sifat sifat yang baik dari serat poliester tersebut akan lebih baik
lagi jika dicampur dengan serat selulosa pada kondisi tertentu. Serat
selulosa yang dicampur dengan serat poliester ini akanmemberikan
bahan campuran dengan sifat yang baik, diantaranya : Rasa yang
nyaman dalam pemakaian.
Daya Elektrostatik
Bahan yang terdiri dari 100 % serat poliester dapat menimbulkan daya
elektrostatik. Daya ini menyebabkan bahan melekat pada tubuh,
sehingga memberikan rasa yang kurang nyaman pada pemakai. Dalam
pencampuran serat poliester dan kapas, jumlah serat sampai 35 % dari
campurannya, dapat menghilangkan daya elektrostatik dari
serat
cukup baik.
Daya Tahan Kusut
Jumlah serat kapas tidak melebihi 35 % dalam kain campuran poliester
kapas, masih memberikan daya tahan kusut yang baik.
kelemahan-kelemahan
yang
ada.
Kondisi
optimal
Pemanfaatan tekstil dari berbagai macam serat didasarkan pada ciriciri seratnya antara lain kehalusan, kekuatan, daya serap, dan
kemuluran atau elastisitas. Salah satu cara untuk menentukan ciri dari
bahan serat dapat dilakukan dengan analisis pembakaran.
TC (Tetoron Cotton) mempunyai ciri kurang dapat menyerap keringat
dan agak panas di badan, tidak susut dan mengembang, apabila
dibakar akan menghasilkan abu dan arang.
Evaluasi
Uji Kekakuan
Prinsip pengujian kekakuan kain ialah suatu pita kain dengan
. Untuk
lengkung
dihitung
setelah
panjang
kain
membentuk
lengkungan pada 41,5 o. Kekakuan lentur lusi atau panjang lentur lusi
adalah lenturan atau lengkungan yang hanya disebabkan oleh benang
lusi. Kekakuan lentur pakan atau panjang lentur pakan adalah lenturan
atau lengkungan yang hanya disebabkan oleh benang pakan.
Panjang lengkung rata-rata untuk lusi dan untuk pakan masingmasing dihitung berdasarkan panjang lengkung rata-rata, kekakuan
lentur lusi dan pakan masing-masing dihitung menurut rumus berikut
ini :
K = 0,1. B. P3 mg.cm.
Dimana :
K = kekakuan lentur (mg.cm)
B = berat kain (mg/cm2)
P = panjang lengkung (cm)
BAB 3
PERCOBAAN
Persiapan Percobaan
Peralatan
o Alat
1. Gelas plastik
2. Pipet volume
3. Sendok
4. Mesin stenter
o Bahan
1. Zat coating stabiloform 92
2. Kain T/C
Resep Penyempurnaan Coating
Penyempurnaan
coating dilakukan
dengan
beberapa
variasi
Data Percobaan
Berat Bahan Akhir (10x10) cm (b)
: 2,7 gram
Panjang Lengkung (p)
: 5,3 cm
Kekakuan
: b X p
0,1 x 2,7 X 5,3 = 1,43 gram.cm
Perhitungan resep
100/1000 x 50 = 5 gr
BAB 4
DISKUSI
Penambahan penyempurnaan coating pada kain akan meningkatkan
kekakuan kain. Kekakuan kain meningkat dikarenakan adanya lapisan
film pada permukaan kain. Dari data hasil percobaan dapat diketahui
bahwa kekakuan kain sebesar 14,3 gr.cm. Proses penyempurnaan
coating dilakukan pelapisan antar muka sehingga kekakuan kain
meningkat dikarenakan adanya lapisan filem yang terdapat pada
permukaan kain yang semakin tebal. Apabila lapisan permukaan kain
semakin tebal maka ikatan antara sesama molekul resin coating dan
ikatan antara resin coating dengan kain menjadi lebih kuat, kontruksi
kain menjadi lebih kokoh dan stabil sehingga kain menjadi lebih kaku.
Penambahan kekakuan ini menyebabkan kain yang telah mengalami
proses
coating
akan
lebih
kaku
dan
mengurangi
kenyamanan
berasal dari ketel uap dan dihembuskan oleh suatu kipas. Dengan sifat
serat T/C yang tahan suhu tinggi yang dimiliki kapas dapat mengurangi
kerusakan kain yang akan terjadi.