You are on page 1of 57

 

Research and Development of Geoscience and 
 
Environmental Matter 
 
Konstruksi Akuifer Buatan 
dengan Modified Clay‐
Sand Contact Method 
(Model Cone of 
Depression)  
Studi Kasus : Zone Akuiklud Mangunan 
Alva Kurniawan, Arief Tri Nugroho, Tri Apriyono, Dwi Aris Widiatmoko 

08

 
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
Ditulis oleh : 

Alva Kurniawan
Departemen Geografi Lingkungan, Universitas Gadjah Mada

Dibantu oleh :
Arief Tri Nugroho
Departemen Geografi Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Tri Apriyono
Departemen Geografi Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Dwi Aris Widiatmoko


Departemen Geografi Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

dan
Agung Kurniawan
Departemen Teknik Sipil, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Kurnia Widhayanti
Departemen Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang

Terima kasih kepada :


Nursiah Arif
BPKSDM Departemen Pekerjaan Umum, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

 
 

Hak cipta © 2008. Research and Development of Geoscience and 
Environmental Matter, Wonolelo Indah, Blok E 46/A, Muntilan, 
Magelang, Jawa Tengah, Indonesia, telepon +62 293 585469

2   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 

Abstraksi

Zona akuiklud merupakan suatu zona dengan material permukaan yang


tidak mampu menyimpan air dalam jumlah banyak sehingga airtanah akan sulit
ditemukan. Akuifer buatan dibuat untuk mengatasi masalah ketidaktersediaan air
tanah pada zona akuiklud. Penelitian dilakukan di zona akuiklud Dusun
Mangunan, Kelurahan Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul.
Metode pembuatan akuifer buatan dilakukan dengan Modified Clay-Sand
Contact (cone of depression model) yang memanfaatkan kontak antar material
dengan sifat yang hampir bertolak belakang yaitu material pasir (sand) dan
material lempung (clay). Metode ini terdiri dari beberapa langkah yaitu analisis
curah hujan, pembuatan lubang sumur , pemberian casing pada lubang sumur,
pembuatan cengkungan untuk tempat material akuifer, penutupan cekungan
dengan material akuifer serta pemberian material koagulator untuk mengikat
suspensi-suspensi pada air di sumur. Metode yang digunakan dalam penelitian
masih dalam tahap yang pertama yaitu pembuatan model dengan skala 1:10.
Berdasarkan pengujian dengan model akuifer buatan dapat dibuat di daerah
Mangunan namun air yang terdapat pada sumur di akuifer buatan memiliki
batasan penggunaan harian.
Metode ini sangat baik digunakan pada daerah dengan material lempung
yang tebal serta mudah untuk dikerjakan dan ramah lingkungan. Kelemahan
metode ini adalah tidak dapat digunakan pada daerah yang memiliki lapisan tanah
yang tipis dan dekat dengan kontak batuan induk. Metode ini juga memiliki
kelemahan yaitu air yang tertampung hanya dapat digunakan untuk konsumsi
(minum dan masak) karena volumenya sedikit walaupun kualitasnya baik.
Penelitian dan pengembangan lebih lanjut mengenai efektivitas metode ini sangat
diperlukan karena setiap zona akuiklud memiliki karakteristik yang tidak persis
sama dan kondisi fisik yang berbeda-beda.
Kata kunci : akuiklud, akuifer, metode.

3   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
DAFTAR ISI

Abstraksi ............................................................................................................. 3

Daftar isi .............................................................................................................. 4

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 5

Latar Belakang ........................................................................................ 5


Ruang Lingkup ........................................................................................ 7
Tujuan ..................................................................................................... 7

BAB 2 METODE ................................................................................................ 9

Modified Clay-Sand Contact Method (cone of depression model) ........ 9


Alat dan Bahan ........................................................................................ 15
Langkah Kerja ......................................................................................... 16

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 20

BAB 4 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................... 25

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 26

Lampiran ............................................................................................................. 27

Lampiran 1 .............................................................................................. 27

Lampiran 2 .............................................................................................. 29

Lampiran 3 .............................................................................................. 31

Lampiran 4 .............................................................................................. 38

Lampiran 5 .............................................................................................. 42

Lampiran 6 .............................................................................................. 49

Lampiran 7 .............................................................................................. 54

4   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan manusia karena tanpa air
manusia tidak akan bisa hidup. Air terutama digunakan untuk kebutuhan
konsumsi seperti memasak dan air minum disamping untuk mandi, dan mencuci.
Secara umum air yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia
terdiri dari dua macam air yaitu air permukaan (surface water) dan airtanah
(groundwater). Pada umumnya manusia memenuhi kebutuhan air dengan
menggunakan air yang berasal dari airtanah (groundwater) terutama kebutuhan air
yang berkaitan dengan kebutuhan konsumsi karena airtanah memiliki kualitas
yang lebih baik dibandingkan dengan air permukaan. Airtanah dapat ditemukan
dalam kedalaman bervariasi tergantung pada kondisi geologis dan klimatologis
suatu area. Terkadang air tanah tidak bisa ditemukan karena kondisi geologis atau
kondisi klimatologis tertentu. Airtanah tidak dapat ditemukan pada daerah yang
tidak memiliki kemampuan untuk menyimpan air. Airtanah juga mungkin tidak
bisa ditemukan pada daerah yang memiliki curah hujan yang rendah.

Permukaan bumi dalam kajian hidrogeologi terdiri dari tiga macam yaitu
akuiclud (aquiclude), akuitad (aquitard), akuifug (aquifuge), dan akuifer (aquifer).
Akuiklud merupakan suatu lapisan permukaan bumi yang mampu menyimpan air
dalam jumlah yang sangat sedikit dan bersifat impermeable saat jenuh air
misalnya lapisan lempung. Akuitad merupakan lapisan di permukaan bumi yang
mampu menyimpan air dan meloloskan dalam jumlah yang terbatas misalnya
lapisan lempung berdebu atau loamy clay. Akuifug merupakan lapisan permukaan
bumi yang tidak mampu menyimpan dan meloloskan air misalnya lapisan batuan
granit. Akuifer merupakan permukaan bumi yang memiliki kemampuan
menyimpan, dan meloloskan air sehingga air tanah akan mudah di dapat pada
permukaan bumi yang dominasi material permukaannya adalah akuifer. Macam-
macam material akuifer misalnya lapisan pasir, batuan vesikular, batuan
berfraktur, dan lain sebagainya. Airtanah akan sulit ditemukan pada daerah yang

5   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
memiliki lapisan permukaan berupa lapisan akuiklud, akuitad, dan akuifug namun
melalui teknik perekayasaan, lapisan akuiklud, akuitad, atau akuifug dapat
direkayasa menjadi lapisan akuifer. Akuifer hasil perekayasaan manusia sering
disebut sebagai akuifer buatan atau artificial aquifer.

Akuifer buatan merupakan salah satu bidang konstruksi yang saat ini
sedang dalam taraf pengembangan di berbagai tempat di belahan dunia untuk
mengatasi masalah kebutuhan air penduduk. Konstruksi akuifer buatan pada suatu
area dimana air tanah sulit didapat akan sangat membantu pemecahan masalah
tentang pemenuhan kebutuhan air konsumsi. Pada zona-zona dimana air tanah
sulit didapat penduduk akan memanfaatkan air hujan yang cenderung memiliki
kandungan mineral essensial yang rendah serta memiliki kadar keasaman.
Konsumsi air hujan dalam jangka panjang akan dapat menyebabkan penduduk
kekurangan mineral dan kekroposan gigi akibat konsumsi air asam. Akuifer
buatan akan bekerja seperti akuifer alami dan ramah lingkungan yang menyimpan
air dan merubah air hujan yang tidak memiliki kandungan mineral dan asam
menjadi airtanah yang bersifat netral dan memiliki kandungan mineral sehingga
baik untuk dikonsumsi.

Metode pembuatan akuifer dengan Modified Clay-Sand Contact Method


(cone of depression model) merupakan salah satu metode yang saat ini masih
dalam proses pengembangan. Metode ini sebenarnya merupakan pengembangan
dari konsep kontak pasir-lempung dalam metode clay-sand contact. Metode ini
memanfaatkan sifat alami material akuiklud dan material akuifer yang menolak
(saat jenuh) dan menyimpan air sehingga dapat dibuat suatu konstruksi akuifer
buatan yang murah, ramah lingkungan, dan efektif memenuhi kebutuhan air
pernduduk.

Daerah Mangunan merupakan salah satu daerah yang memiliki masalah


tentang keterdapatan air tanah sehingga penduduk daerah Mangunan terpaksa
membeli air dari daerah di sekitarnya. Kondisi permukaan daerah Mangunan yang
merupakan material akuiklud menyebabkan air hujan tidak dapat terserap dalam

6   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
tanah sehingga air tanah tidak dapat ditemukan di daerah Mangunan. Konstruksi
akuifer buatan dengan Metode pembuatan akuifer dengan Modified Clay-Sand
Contact Method (cone of depression model) diharapkan dapat berhasil diuji di
daerah Mangunan sehingga masalah ketidaktersediaan air tanah di Mangunan
dapat diatasi.

1.2. Ruang Lingkup

1.2.1. Lingkup Wilayah Kajian

Lingkup wilayah kajian meliputi Dusun Mangunan, Kelurahan Mangunan,


Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Posisi absolut wilayah kajian adalah zona 49 M, 435785 mT, 9123407 mU,
dengan elevasi 366 m. Secara geomorfologis-geologis wilayah kajian terletak
pada lereng tengah Gunungapi Tua Nglanggeran dengan batuan dasar (base rock)
berupa Formasi Nglanggeran yang terdiri dari batuan andesitik tua, breksi
vulkanis, dan leleran lava (lava flow).

1.2.2. Lingkup Materi Kajian

Lingkup materi kajian meliputi teknik konstruksi akuifer buatan dengan


Modified Clay Sand Contact Method (cone of depression model) di zona akuiklud
dan teknik konstuksi sumur pada akuifer buatan.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

• Mengembangkan metode pembuatan akuifer dengan konsep kontak


pasir-lempung (clay-sand contact concept).

7   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
• Menguji keberhasilan metode pembuatan akuifer dengan Modified
Clay-Sand Contact Method (cone of depression model) pada zona
akuiklud.
• Menguji keefektifan Modified Clay Sand Contact Method (cone of
depression model) dalam konstruksi akuifer buatan.
• Mengembangan penelitian tahap awal dalam Modified Clay Sand
Contact Method (cone of depression model) untuk pemecahan masalah
ketidaktersediaan airtanah di daerah Mangunan.
• Bahan pertimbangan sebelum dibuat akuifer buatan dalam skala nyata
di daerah Mangunan dengan Modified Clay Sand Contact Method
(cone of depression model).
• Sebagai referensi tertulis dan bahan pertimbangan untuk penelitian
tahap selanjutnya tentang Modified Clay Sand Contact Method (cone
of depression model).

8   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
BAB 2 METODE

2.1. Modified Clay-Sand Contact Method (cone of depression model)

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah modified clay-sand


contact method (cone of depression model). Metode ini merupakan metode yang
memanfaatkan zona kontak antara zona akuiklud dengan zonal akuifer. Metode
ini terdiri atas konstuksi akuifer dan konstruksi sumur dimana pada pembuatan
akuifer juga dibuat sumur agar air yang tersimpan dalam akuifer dapat langsung
dimanfaatkan. Konstruksi akuifer dibuat seperti suatu corong yang kemudian
dibuat suatu lubang sumur yang diberi casing agar material akuifer tidak longsor
ke lubang sumur.

Modified Clay-Sand Contact Method (cone of depression model)


merupakan modifikasi dari Clay-Sand Contact Method yang memiliki banyak
kekurangan dalam hal dimensi dan volume air yang tertampung. Metode ini
terdiri dari dua tahap, tahap yang pertama adalah pembuatan model akuifer dan
sumurnya, dan tahap yang kedua adalah pembuatan akuifer dan sumur dengan
skala nyata. Melalui pembuatan model akuifer dapat diperoleh informasi tentang
berapa volume air yang dapat tertampung dalam akuifer dalam satu hari hujan
dan dalam jangka panjang.. Penelitian ini dilakukan dengan membuat model
akuifer dengan skala 1:10. Jika hasil pengujian pada model memberikan hasil
yang bagus dimana daerah penelitian efektif untuk dibuat akuifer buatan dengan
Modified Clay-Sand Contact Method (cone of depression model) maka tahap
kedua yaitu pembuatan akuifer dengan skala nyata dapat ditindaklanjuti. Namun
jika ternyata tidak efektif maka pembuatan akuifer secara nyata dapat dibatalkan
sehingga biaya yang diperlukan dalam pembuatan akuifer buatan dalam skala
nyata tidak sia-sia. Pada konstruksi akuifer buatan dengan Modified Clay-Sand
Contact Method (cone of depression model) terdapat beberapa parameter yang
diperlukan yaitu segitiga optimum (OpΔ), kedalaman ideal sumur (IWd), volume
akuifer, volume casing sumur tiap segment, volume sumur, ketebalan tanah
terevaporasi efektif (StEf), dan volume evaporasi air yang tersimpan (WdE).

9   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 

10   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
Volume akuifer, volume sumur, dan volume casing per segmen dapat
dihitung menggunakan rumus-rumus berikut :

Volaq = ;

2
Volw = ;

Volc = ;

Dimana Volaq merupakan volume akuifer, Volw merupakan volume total sumur,
Volc merupakan volume casing tiap segmen, IWd adalah kedalaman ideal sumur, dan
tcp adalah tinggi casing tiap segmen. Volume air yang tertampung dalam sumur
dapat dihitung dengan rumus :

WVol = atau

WVol = ;

Dimana WVol merupakan volume air yang tertampung dalam sumur, SWd
adalah kedalaman permukaan air dari permukaan akuifer, Wd adalah ketebalan air
atau kedalaman air yang tertampung dalam sumur, dan IWd adalah kedalaman ideal
sumur, dan tcp adalah tinggi casing tiap segmen. Perhitungan batas volume air
pada sumur yang dapat digunakan perhari agar sumur tidak kering meliputi
evaporasi air sumur tahunan, dan volume air yang tersimpan tahunan, dengan
rumus sebagai berikut :

EvY = WdE x 365

WVolY = WVol x PdN

WUVold =

11   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
Dimana WVolY merupakan volume air yang tertampung dalam sumur tahunan,
EVY adalah evaporasi air sumur tahunan akuifer, PdN adalah jumlah rata-rata hari
hujan tiap tahun, dan WdE adalah evaporasi air sumur harian, dan WUVold batas
air sumur yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk tiap hari agar sumur tidak
kering.

Modified Clay-Sand Contact Method (cone of depression model)


memiliki sejumlah syarat teknis. Syarat teknis tersebut harus dipenuhi agar air
yang tertampung dan dapat dimanfaatkan secara optimum. Syarat-syarat yang
harus dipenuhi dalam konstruksi akuifer buatan dan konstruksi sumur pada
akuifer buatan adalah Hukum Pascal yang berlaku minimal, volume akuifer
maksimum, nilai evaporasi potensial minimal, dan sumur memiliki kedalaman
yang ideal.

a. Efek Hukum Pascal


Hukum Pascal berbunyi bahwa tekanan pada air akan diteruskan ke
segala arah. Berdasarkan hukum tersebut maka berlaku bahwa air akan selalu
bersifat menempati ruang dalam fase cair. Pembuatan sumur dengan Modified
Clay-Sand Contact Method (cone of depression model) harus meminimalisir
efek Hukum Pascal agar air tidak menyebar pada aquifer dengan cara
mengumpulkan air pada suatu cekungan yang dikelilingi lapisan
impermeabel.

b. Segitiga Optimum (OpΔ)


Segitiga optimum merupakan segitiga pada corong atau kerucut
akuifer yang dibuat agar terpenuhi volume air maksimum dengan kedalaman
sumur yang ideal. Sudut pada antara lapisan permukaan dan bidang miring
harus optimum dimana semakin besar nilai sudut semakin cepat air
mengalami infiltrasi dimana semakin cepat air mengalami infiltrasi air akan
semakin cepat menghindari pengaruh lapisan yang memiliki daya evaporasi
optimum. Kendalanya dalah semakin besar nilai sudut maka akan semakin
dalam sumur yang akan menyulitkan dalam pemanfaatan air sumur dan

12   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
semakin sulitnya pembuatan akuifer. Maka dari itu digunakan sudut 45˚
sebagai sudut acuan tempat material akuifer karena pada sudut tersebut sisi
tegak segitiga akan memiliki panjang yang sama dengan luas optimum.

Tan α =

Tan 45 =
r y 

1 =

x =y x

c. Soil Thickness of Efective Evaporation (StEf)


Soil Thickness of Efective Evaporation adalah ketebalan lapisan
permukaan yang mengalami evaporasi yang efektif. Perhitungan Soil
Thickness of Efective Evaporation dilakukan dengan menggunakan asumsi-
asumsi yaitu :
• Air mengisi akuifer hingga penuh ke permukaan.
• Besarnya radiasi yang jatuh diseluruh permukaan akuifer adalah sama.
• Volume air yang terevaporasi setiap hari adalah sama dengan volume air
hujan yang jatuh ke permukaan akuifer setiap harinya.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut dapat dibuat rumus perhitungan Soil
Thickness of Efective Evaporation sebagai berikut :

StEf = x 2,0855

Nilai StEf merupakan nilai Soil Thickness of Efective Evaporation,


nilai Pd merupakan tebal hujan harian. Formulasi tersebut diperoleh dari
pamahaman bahwa jika volume air yang terevaporasi sama dengan volume air
hujan yang tercurah pada akuifer, dan akuifer berada menampung air
maksimum maka air yang terevaporasi diakuifer akan memiliki nilai

13   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
ketebalan tertentu dimana nilai ketebalan tersebut dikali dengan nilai 2,0855.
Nilai 2,0855 merupakan hasil pengukuran volume pori-pori pasir dimana
setiap 34,3 ml pasir dapat menyimpan air 16,45 ml. Hasil yang diperoleh
merupakan ketebalan akuifer yang mengalami evaporasi efektif.

d. Water Deposited Evaporation (WdE)


Water Deposited Evaporation adalah volume air dalam sumur yang
terevaporasi. Perhitungan Water Deposited Evaporation menggunakan
pemikiran bahwa jika radiasi yang jatuh ke permukaan akuifer sebesar R
ternyata mampu menguapkan air setebal StEf maka semakin dalam sumur
nilai radiasi akan berkurang berbanding berbanding terbalik dengan jarak
sehingga:

2
WdE = (StEf). . 0,4795, atau

2
WdE = (StEf). . 0,4795

Formulasi tersebut diperoleh berdasarkan pemahaman bahwa tebal


lapisan yang terevaporasi dipermukaan akuifer dan permukaan air sumur akan
dikontrol oleh jenis material dimana pada permukaan air sumur materialnya
murni air sedangkan di permukaan akuifer materialnya campuran air dan pasir
sehingga volume air yang terevaporasi pada sumur akan 0,4975 dari volume
akuifer berisi air. Nilai 0,4975 diperoleh dari hasil pengukuran volume pori-
pori pasir dimana setiap 34,3 ml pasir dapat menyimpan air 16,45 ml. Water
Deposited Evaporation dapat diminimalisir dengan memberikan penutup
sebagai penghalang radiasi pada bibir sumur.

e. Ideal Well Depth (IWd)

14   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
Ideal Well Depth merupakan kedalaman sumur ideal agar sumur tidak
terlalu dalam namun tidak dekat dengan lapisan permukaan yang akan
memiliki nilai evaporasi yang besar. Kedalaman sumur ideal diperoleh
berdasarkan perhitungan rumus sebagai berikut :

IWd = d+ + x

d+    = ;

Dimana d+ adalah kedalaman tambahan sumur, Pd adalah tebal hujan harian,


dan rd adalah jari-jari lingkaran dalam casing. Formula tersebut berdasarkan
kenyataan bahwa air yang tersimpan jatuh pada akuifer tidak seluruhnya
diloloskan dalam waktu yang bersamaan, sehingga volume air sumur
maksimum yang masuk kedalam sumur sama dengan volume air hujan yang
tercurah, dan air yang masuk kedalam sumur tidak mungkin dalam volume
yang maksimum.

2.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku
referensi, peralatan survey lapangan (kompas geologi, bor tanah, palu geologi,
altimeter, dan soil test kit) model casing sumur, data hujan harian, air, pasir, GPS,
peta geologi, peta rupabumi atau peta topografi, botol pengukur volume,
stopwatch atau timer, sekop, roll meter, penggaris, dan alat tulis. Peta Geologi
dan topografi digunakan untuk menentukan kondisi geologi regional dan
morfologi daerah penelitian serta menentukan titik-titim penelitian. Buku
referensi digunakan untuk korelasi antara hasil interpretasi peta geologi dan
topografi, dengan ahli yang telah melakukan penelitian langsung di lapangan.
Peralatan survey lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi geologis-
geomorfologis titik penelitian sebagai kalibrasi dari hasil analisis referensi dan

15   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
interpretasi peta. Casing sumur merupakan model dari casing yang sesungguhnya
dengan skala 1:10. Casing sumur tidak dibuat dengan panjang yang sama dengan
kedalaman sumur secara langsung namun dibuat dalam beberapa segmen dimana
tiap segmen memiliki dimensi, diameter total 12 cm, tinggi 5 cm, dan ketebalan 2
cm. Casing sumur dibuat dalam beberapa segmen sesuai dengan kedalaman ideal
sumur ditambah satu segmen casing lagi hingga bibir sumur lebih tinggi dari
permukaan. Casing sumur dibuat dengan beton menggunakan perbandingan
campuran 1:3. GPS digunakan untuk tracking, mengetahui elevasi, dan
menentukan posisi absolut tempat penelitian. Stopwatch atau timer digunakan
untuk menghitung kecepatan infiltrasi air hujan pada akuifer dan menghitung
perubahan kedalaman air yang tersimpan di sumur dalam satuan waktu. Sekop,
roll meter, dan penggaris digunakan untuk membuat model tempat material
akuifer yang berbentuk corong. Penggaris juga digunakan untuk mengukur
kedalaman air yang tertampung dalam model sumur di model akuifer. Data hujan
digunakan untuk mengetahui tebal hujan harian lokasi penelitian. Pasir digunakan
sebagai material akuifer dalam pembuatan model akuifer buatan ini. Air dan botol
pengukur volume digunakan untuk membuat hujan buatan sesuai dengan tebal
hujan harian dan volume air hujan per luasan area tangkapan air hujan (catchment
area). Alat tulis digunakan untuk mencatat perubahan kedalaman air yang
tertampung dalam model sumur.

2.3. Langkah Kerja

Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah :

1. Penentuan Lokasi
a. Menentukan zona yang memiliki material permukaan akuiklud
melalui analisis kondisi geologi dan geomorfologisnya yang
dikorelasi dengan buku referensi atau penelitian terkait tentang
zona penelitian.

16   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
b. Mencatat posisi koordinat pada titik-titik di peta yang
kemungkinan besar memiliki material permukaan berupa material
akuiklud.
c. Menyiapkan peralatan survey lapangan berupa GPS, peta topografi,
peta rupabumi, kompas geologi, bor tanah, palu geologi, altimeter,
dan soil test kit.
d. Survey lapangan terhadap titik-titik di daerah Pundong yang
kemungkinan memiliki material permukaan berupa material
akuiklud.
e. Mendiskripsi kondisi tanah, kondisi geomorfologi, dan kondisi
geologis area penelitian.
f. Menentukan luasan area yang akan digunakan dalam konstruksi
akuifer buatan dimana permukaan merupakan permukaan yang
terbuka dan bebas dari kanopi sehingga hujan dapat tercurah
maksimum dalam zona akuifer.

2. Perancangan Konstruksi Model Akuifer Buatan dan Sumur di


Akuifer
a. Menentukan dimensi casing sumur (pada penelitian ini digunakan
casing dengan dimensi y = 12 cm, tcp = 5 cm, z = 8 cm).
b. Membuat segitiga optimum dalam pembuatan bentuk corong
dalam akuifer (OpΔ).
c. Menghitung volume akuifer dalam kaitannya dengan volume pasir
yang digunakan untuk membuat akuifer buatan.
d. Menghitung volume air hujan harian berdasarkan data tebal hujan
harian dan luas area tangkapan hujan (catchment area).
Perhitungan ini dilakukan untuk membuat simulasi hujan harian.
e. Menghitung kedalaman ideal sumur (IWd) yang diperlukan.

17   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
f. Merancang model hujan dengan volume yang dihitung berdasarkan
luas tangkapan hujan (catchment area) berdasarkan tebal hujan
harian.
g. Membuat casing dengan jumlah casing yang sesuai dengan
kedalaman ideal sumur ditambah 1 casing agar aliran permukaan
(run off) yang terjadi di permukaan akuifer tidak menghanyutkan
pasir masuk dalam sumur.
h. Membuat penghalang dari beton pada area terluar akuifer buatan
untuk mencegah masuknya aliran permukaan pada zona akuiklud
yang akan merusak sistem akuifer dan merusak kualitas air sumur.
Ketinggian beton dibuat secukupnya dan minimal melebihi nilai
tebal hujan harian.

3. Pembuatan Model Akuifer Buatan di Daerah Penelitian


a. Membawa alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan untuk
konstruksi akuifer buatan di lapangan.
b. Menggali lubang dengan kedalaman yang sesuai dengan hasil
perhitungan kedalaman ideal sumur.
c. Membuat konstruksi lubang model akuifer berbentuk corong
dengan volume corong dan kedalaman sumur yang didasarkan
pada perhitungan segitiga optimum.
d. Lubang pada corong akuifer kemudian diberi casing lurus hingga
bibir sumur lebih tinggi dari permukaan agar pasir yang terkena air
hujan tidak terlontar dalam sumur serta terbawa aliran permukaan
masuk ke dalam sumur.
e. Material akuifer dimasukkan dalam lubang model akuifer yang
telah diberi casing.
f. Dasar sumur diberi material pasir secukupnya dan merata untuk
mencegah kontak langsung antara air dengan lempung di dalam
sumur.

18   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
g. Dasar sumur juga diberi Kristal alumunium sulfat atau garam
tawas (Al2(SO4)3) untuk menjernihkan air.

4. Pengujian Kefektifan Pembuatan Akuifer Buatan di Daerah


Penelitian
a. Menyiram permukaan akuifer secara merata menggunakan air
dengan volume yang didasarkan pada curah hujan harian sebagai
simulasi dari hujan yang terjadi dalam satu hari.
b. Menghitung volume air yang tertampung dalam lubang sumur.
c. Menghitung nilai ketebalan tanah yang mengalami evaporasi
efektif (soil thickness of effective evaporation atau StEf)
d. Menghitung nilai evaporasi pada air yang tersimpan dalam sumur
(water deposited evaporation atau WdE).
e. Menghitung batas volume air sumur yang dapat digunakan setiap
hari oleh penduduk agar air sumur tidak kering.

19   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan akuifer buatan dengan Modified Clay-Sand Contact Method


(cone of depression model) memiliki cara kerja yang memanfaatkan sifat alami
lapisan akuifer dan sifat alami material akuiklud. Modified Clay-Sand Contact
Method (cone of depression model) memiliki cara kerja yaitu saat air hujan
mengalami kontak dengan permukaan material akuifer, air hujan akan diloloskan
oleh material akuifer hingga ke lapisan akuiklud. Lapisan akuiklud memiliki sifat
yaitu permeabilitas yang tinggi saat kondisi tidak jenuh air dan impermeabel saat
kondisi jenuh air. Pada awalnya material akuiklud akan menyerap air namun saat
sudah jenuh air material akuiklud akan menolak air. Saat material akuiklud jenuh
air maka lapisan kontak antara material akuifer dengan material akuiklud akan
bersifat impermeabel sehingga air yang terinfiltrasi hingga lapisan kontak tersebut
tidak akan menembus lapisan kontak tersebut. Konstruksi akuifer yang memiliki
sudut optimum 45˚ pada zona kontak akan menyebabkan air yang tidak mampu
menembus lapisan kontak mengalir searah dengan sudut optimum menuju lubang
sumur. Pada lubang sumur air akan terkumpul sehingga dapat dimanfaatkan.

Konstruksi akuifer dan sumur dengan Modified Clay-Sand Contact


Method (cone of depression model) dirancang sedemikian rupa agar air sumur
dapat dimanfaatkan secara optimum berdasarkan kondisi curah hujan yang ada
dimana pemanfaatan air juga dihitung untuk menghindari defisit pemakaian air.
Pada konstruksi sumur dan akuifer terdapat suatu masalah yaitu efek Hukum
Pascal yang menyebabkan air akan selalu menempati ruang. Efek Hukum Pascal
pada Modified Clay-Sand Contact Method (cone of depression model)
diminimalisasi dengan membuat konstruksi akuifer dan sumur yang berbentuk
corong (cone of depression model). Konstruksi akuifer dan sumur sendiri
dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap uji keefektifan dan tahap pembuatan
akuifer dan sumur nyata. Tahap uji keefektifan merupakan tahap yang dilakukan
dalam penelitian ini dimana dibuat suatu rancangan akuifer dan sumur yang
diskalakan atau model akuifer. Kondisi yang berlaku pada model sumur dan
akuifer diharapkan berlaku pada kondisi nyata saat dibuat konstruksi sumur dan

20   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
akuifer dalam skala yang nyata, sehingga apabila model memberikan hasil yang
efektif, sumur dan akuifer dalam skala yang nyata juga akan memberikan hasil
yang efektif. Tahap uji keefektifan dengan pembuatan model sangat penting
untuk dilakukan mengingat setiap daerah memiliki material akuiklud yang
karakteristiknya tidak sama persis serta memiliki kondisi geologis yang berbeda
pula. Pada penelitian ini model yang dibuat menggunakan skala 1:10. Skala
tersebut berlaku untuk dimensi model secara 1 dimensi saja yaitu panjang, lebar,
atau tinggi. Jika model dibawa ke dalam dua dimensi misalnya luasan area maka
akan berlaku skala yang lebih kecil yaitu 10x10 atau 100 karena luasan
merupakan hasil perkalian antara dua parameter satu dimensi dimensi. Jika model
dibawa kedalam ukuran tiga dimensi misalnya volume maka model akan berlaku
skala yang lebih kecil lagi yaitu 10x10x10 atau 1000 karena volume merupakan
hasil perkalian antara tiga parameter satu dimensi.

Berdasarkan hasil survey, daerah Mangunan memiliki material yang


bersifat akuiklud, dilihat dari kelas tanahnya yaitu Chromic Vertic Hapludalf
(lampiran 2). Tanah dengan kelas ini memiliki sifat permeabilitas yang tinggi saat
tidak jenuh air dan impermeabel saat kondisi jenuh air. Pengujian dengan model
dilakukan pada area dengan tanah Chromic Vertic Hapludalf untuk mengetahui
efektifitas akuifer dan sumur dengan Modified Clay-Sand Contact Method (cone
of depression model) di area ini. Berdasarkan kondisi topografi lokal berupa
dataran sempit maka diputuskan model menggunakan diameter 36 cm. Diameter
tersebut pada kondisi nyata akan memiliki ukuran 360 cm atau 3,6 meter sehingga
luasan area yang diperlukan adalah π dikali kuadrat dari jari-jari yaitu 18 cm
dikali 100 memberikan hasil luasan area 101736 cm2 atau 10,1736 m2 dalam
kondisi nyata. Perhitungan-perhitungan segitiga optimum, volume akuifer,
kedalaman ideal sumur, volume hujan seluas catchment area, dan jumlah segmen
casing yang dibutuhkan, dilakukan untuk merancang model akuifer dan jumlah
bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat akuifer dan sumur. Pehitungan
segitiga optimum digunakan untuk membuat sisi tegak dan horizontal akuifer
membentuk sudut 45˚ sehingga akuifer tidak terlalu dalam dan memiliki luas

21   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
segitiga yang optimum. Agar tercapai sudut 45˚ maka sisi tegak dan horizontal
harus memiliki panjang yang sama dan model menggunakan panjang 12 cm.
Perhitungan volume hujan yang jatuh pada model akuifer dilakukan dengan
mengacu pada data hujan dari stasiun hujan terdekat yaitu Stasiun Terong.
Berdasarkan data hujan pada lampiran 4 diketahui bahwa rata-rata curah hujan
harian di daerah Mangunan menurut Stasiun Terong adalah 11, 03 mm, sehingga
volume air hujan yang jatuh adalah tebal hujan dikali luas permukaan akuifer
yaitu 1017,36 cm2 memberikan hasil berdasarkan perhitungan yaitu 1,122 liter.
Perhitungan volume hujan yang jatuh diperlukan untuk pembuatan simulasi hujan
harian yang diperlukan untuk menghitung volume air minimum yang dapat
tertampung oleh sumur dalam satu hari. Perhitungan volume akuifer dilakukan
untuk menghitung jumlah pasir minimal yang dibutuhkan untuk membuat akuifer,
dimana pada penelitian ini berdasarkan perhitungan volume akuifer (lampiran 5),
dibutuhkan volume pasir minimal 4,5216 liter. Perhitungan kedalaman ideal
sumur dilakukan untuk menghitung kedalaman sumur yang memiliki pengaruh
evaporasi minimum namun dengan kedalaman yang sedang sehingga air mudah
untuk dimanfaatkan. Berdasarkan perhitungan pada lampiran 5, kedalaman ideal
sumur adalah 34,3313 cm. Perhitungan jumlah segmen casing yang dibuthkan
sangat perlu untuk efisiensi pembuatan casing dan prediksi biaya yang diperlukan
untuk membuat akuifer dan sumur dengan Modified Clay-Sand Contact Method
(cone of depression model). Jumlah segmen casing sangat bergantung pada
perhitungan kedalaman ideal. Penambahan 1 segmen casing di bibir sumur
dimaksudkan agar akuifer tidak tererosi aliran permukaan karena bibir sumur
yang sejajar dengan permukaan akuifer. Pada model berdasarkan perhitungan
pada lampiran 5 ternyata dibuthkan 8 segmen casing untuk sumur. Pada sekeliling
area kontak antara zona akuiklud dan zona akuifer dibuat suatu tanggul beton
untuk menghalangi aliran permukaan di luar sistem akuifer masuk kedalam sistem
akuifer yang dapat merusak dimensi akuifer dan mengurangi kualitas air dalam
sumur karena kandungan suspense aliran permukaan di luar sistem akuifer akan
tinggi.

22   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
Hasil uji efektifitas akuifer dengan simulasi hujan harian (lampiran 6, data
pengukuran kedalaman air hujan yang tertampung dan grafik hubungan antara air
hujan dengan waktu) memberikan hasil bahwa air mulai tampak mengisi sumur
menjelang waktu lima menit dari hujan terakhir jatuh di akuifer. Pada penelitian
hujan terakhir kali jatuh di akuifer pada pukul 14.59. Grafik hubungan antara air
yang tersimpan dengan waktu pada awalnya fluktuatif dan konstan pada menit ke
90. Fluktuasi yang terjadi akibat zona akuiklud belum benar-benar jenuh air
sehingga masih menyerap air. Saat grafik konstan dapat dikatakan bahwa sudah
tidak terdapat lagi tambahan air dari akuifer dan zona akuiklud sudah dalam
kondisi jenuh menyerap air sehingga dapat dikatakan bahwa dalam satu hari
hujan air sumur yang tertampung memiliki kedalaman 4,9 cm pada model.
Berdasarkan nilai kedalaman air sumur yang dapat tertampung harian tersebut,
dapat dihitung volume air sumur yang dapat tertampung dalam satu hari yaitu
sebesar 0,246 liter pada model. Perhitungan Soil Thickness of Effective
Evaporation (StEf) dilakukan untuk menghitung dalamnya lapisan akuifer yang
memiliki nilai radiasi optimum. Semakin dalam sumur maka nilai radiasi akan
berkurang sehingga volume evaporasi pada permukaan air (water deposited
evaporation atau WdE) sumur dapat dihitung berdasarkan nilai Soil Thickness of
Effective Evaporation karena nilai Soil Thickness of Effective Evaporation
menunjukkan radiasi mengevaporasikan sejumlah volume air dalam luasan area
tertentu. Perhitungan StEf dan WdE memberikan hasil berturut-turut 2,59 cm dan
13,03 cm3. Berdasarkan perhitungan tersebut maka dalamnya lapisan akuifer yang
mengalami radiasi optimum adalah 2,59 cm dan volume air sumur yang
terevaporasi per hari adalah 13,03 cm3. Nilai Water Deposited Evaporation dapat
diminimalisir dengan menutup bibir sumur agar sinar matahari tidak jatuh
langsung kedalam sumur. Maksud dari perhitungan WdE sebenarnya merupakan
langkah untuk membatasi pemakaian air sumur dimana perhitungan air sumur
terevaporasi dalam setahun dan simpanan air sumur dalam setahun akan
memberikan nilai selisih simpanan air efektif yang bisa digunakan. Makin besar
nilai selisih antara air tersimpan setahun dan air sumur terevaporasi setahun, akan

23   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
makin banyak simpanan air efektif yang dapat digunakan. Perhitungan selisih
antara nilai simpanan air dalam setahun dan nilai air sumur terevaporasi tahunan
juga menentukan layak atau tidaknya suatu area untuk dibuat akuifer buatan
dengan Modified Clay-Sand Contact Method (cone of depression model).
Pengujian kelayakan tersebut penting untuk menghindari pembuatan akuifer
buatan dan sumur yang tidak tepat guna sehingga hanya akan merugikan pembuat
akuifer karena akuifer tidak dapat berfungsi secara optimal. Berdasarkan
perhitungan nilai evaporasi air sumur tahunan dan nilai simpanan air tahunan
(lampiran 6) diperoleh bahwa volume air yang dapat digunakan penduduk tiap
hari adalah 55,7603 cm3 dalam model. Nilai yang positif tersebut menjukkan
tidak terjadi defisit antara selisih air tersimpan dan evaporasi air sumur tahunan
sehingga daerah Mangunan bisa dibangun akuifer buatan dan sumur dengan
Modified Clay-Sand Contact Method (cone of depression model). Akuifer dan
sumur buatan dapat dibangun dengan penggunaan air maksimum per hari sebesar
55,7603 cm3 pada model atau 55,7603 liter pada kondisi nyata (lampiran 6).

24   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
BAB 4 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Akuifer buatan sangat diperlukan pada daerah yang sulit untuk


mendapatkan airtanah. Ada berbagai macam metode untuk pembuatan akuifer
buatan salah satunya dengan menggunakan Modified Clay-Sand Contact Method
(cone of depression model). Metode ini mudah untuk dilakukan dan dengan
perhitungan yang sederhana. Metode ini sangat baik diterapkan pada daerah
dengan material akuiklud yang tebal. Pada daerah dengan kondisi tanah yang tipis
dan dekat dengan kontak batuan induk maka metode ini tidak dapat digunakan.
Metode ini menggabungkan dua sifat material yang agak bertentangan namun
saling mendukung yaitu material lempung (clay) pada zona akuiklud yang bersifat
impermeabel saat jenuh air dan material pasir (sand) pada zona akuifer yang tak
pernah jenuh dan dua material tersebut saling kontak. Metode ini sebaiknya
digunakan pada lahan yang terbuka bukan pada lahan yang tertutup pepohonan
besar sehingga air hujan yang terinfiltrasi pada akuifer maksimal.. Berdasarkan
perhitungan dan uji efektifitas model, akuifer buatan dengan Modified Clay-Sand
Contact Method (cone of depression model) dapat dibuat pada daerah Mangunan
dengan pemakaian air maksimum per sumur sebanyak 55,7603 liter. Berdasarkan
nilai pemakaian maksimum tersebut air hanya dapat digunakan untuk konsumsi
(minum dan masak). Penelitian lebih lanjut tentang metode Modified Clay-Sand
Contact Method (cone of depression model) perlu untuk dilakukan mengingat
setiap zona akuiklud karakteristik yang tidak sama persis dan memiliki kondisi
fisik yang berbeda-beda.

25   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
DAFTAR PUSTAKA

American Ground Water Trust. 1999. Groundwater a Source of Wonder :


Drinking Water from Wells. Austin : American Ground Water Trust.
Fetter, C. W. 1999. Applied Hydrogeology 2nd Edition. The United States of
America : Macmillian Publishing Company.
Freeze, A. R., and J. A. Cherry.1979. Groundwater. New Jersey : Prentice-
Hall.
Kurniawan, Alva. 2008. Akuifer Buatan dengan Metode Kontak Pasir-
Lempung untuk Zona Akuiklud. Yogyakarta : Research and Development
of Geoscience and Environmental matter.
Petrucci, Ralph H. 1985. General Chemistry, Principles, and Modern
Application. The United States of America : Macmillian Publishing
Company.
Todd, D. K. 1980. Groundwater Hydrology 2nd Edition. New York : John
Willey & Sons.
Vrba, Jaroslav and Annukka Lipponen. 2007. Groundwater Resources
Sustainability Indicators. Place de Fontenoy : UNESCO.

26   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
LAMPIRAN 1

1. Deskripsi Geologi Regional Daerah Mangunan


Daerah Mangunan terletak pada Kelurahan Mangunan, Kecamatan
Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Secara
Geologis daerah Mangunan terletak pada Formasi Ngalnggeran yang
didominasi batuan breksi gunungapi (agglomerate), breksi aliran
(breccias), leleran lava (lava flow), dan tuff. Pada zona sebelah utara
daerah Mangunan terdapat zona kontak antara formasi Nglanggran dengan
Formasi Semilir. Formasi Semilir didominasi batuan breksi tuf (tuff
breccias), tuf-andesit (andesitic tuff), breksi batuapung (pumice breccias),
tuf dasit (dacite tuff) dan batulempung tufan (tuffaceous claystone). Pada
zona sebelah selatan daerah Mangunan terdapat zona kontak antara
Formasi Nglanggeran dan Formasi Sambipitu. Formasi Sambipitu terdiri
atas tuf (tuff), serpih (shale), batulanau (siltstone), batupasir (sandstone),
dan konglomerat (conglomerate). Formasi Semilir merupakan formasi
yang paling tua yang berumur Oligo-Miocene, sedangkan Formasi
Nglanggeran dan Formasi Sambipitu berumur Miocene Bawah dan
Miocene Tengah. Pada zona-zona kontak tersebut terdapat sabuk mataair
(spring belt) dan airtanah bisa ditemukan pada kedalaman 0 hingga 7
meter. Pada zona sebelah selatan Mangunan terdapat zona-zona patahan
yang direka (inferred faults) berdasarkan data gaya berat. Secara regional
daerah Mangunan mengalami proses geologis berupa pengangkatan
(uplifting) akibat adanya zona subdaksi di selatan Laut Jawa. Secara local
daerah Mangunan merupakan lereng tengah Gunungapi Purba
Nglanggeran dimana sisa-sisa bekas kegiatan vulkanis purba masih
tampak berupa tanah yang mengalami pemanasan (coaling) dan bekas-
bekas leleran lava (lava flow traces).

27   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
ROCK DESCRIPTION

Sample Number :1

Date : October 20th, 2008

Location : Mangunan

Longitude (x) : 435785 mE –UTM 49 M

Latitude (y) : 9123407 mN – UTM 49 M

Altitude (z) : 366 m (asl-Batavia Datum)

Landform : Middle Slope of Nglanggeran Paleovolcano

Topography : narrow plain

Slope Angle : 0˚ or 0 %

Texture : Aphanites

Color : Light Gray

Structure : Non Directional

Hardness : >5 Mohs Scale

Mineral Composition :

Phenocryst : Albite

Accessor Mineral : Hordblend, quartz,

Other : Muscovite, biotite, orthoclase

Rock Class : Volcanic Rock – Rhyolite

28   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
LAMPIRAN 2

Representative Pedon, Data, and Soil Classification

Profile Number :1

Date : October 20th, 2008

Location :

Longitude (x) : 435785 mE –UTM 49 M

Latitude (y) : 9123407 mN – UTM 49 M

Altitude (z) : 366 m (asl-Batavia Datum)

Village/Farm : Mangunan

Landform : Middle Slope of Nglanggeran Paleovolcano

Topography : narrow plain

Slope Angle : 0˚ or 0 %

Vegetation : Hardwood tree, cassava

Land Use : Unirrigated field

Moisture Regime : Udic

Soil Horizon Data :

Ap—0-15 cm Greenish dark brown, clay, granular, loose (dry), friable


(moist), sticky (wet), many fine roots, rich organic matters
content, clear boundary.

Bt—15-90 cm Light red, heavy clay, loose (dry), friable (moist), very
sticky (wet), crack in the depth layer near paralithic contact,
few roots, clear boundary.

29   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
Cr—90-250 cm Dark gray, pararock, fragmen of lava flow, very few roots,
clear boundary.

R—250++ cm Rhyolite Boulder, lava flow, volcanic breccias, clear


boundary.

Soil Classification :

Order : Alfisols

Suborder : Udalf

Great Group : Hapludalf

Sub Group : Chromic Vertic Hapludalf

30   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
LAMPIRAN 3

1. Data Perhitungan Volume Pori-Pori Material Pasir


Volume pasir yang dipakai konstan 34,3 ml, x merupakan volume air
(dalam ml) yang mengisi pasir.

No Volume (x dalam ml)


1 18.6 16.45 4.623
2 19.6 16.45 9.923
3 14.6 16.45 3.423
4 16.6 16.45 0.023
5 16.6 16.45 0.023
6 17.6 16.45 1.323
7 17.6 16.45 1.323
8 16.6 16.45 0.023
9 18.6 16.45 4.623
10 16.6 16.45 0.023
11 18.6 16.45 4.623
12 17.6 16.45 1.323
13 18.6 16.45 4.623
14 19.6 16.45 9.923
15 16.6 16.45 0.023
16 17.6 16.45 1.323
17 15.6 16.45 0.722
18 13.6 16.45 8.123
19 18.6 16.45 4.623
20 14.6 16.45 3.423
21 16.6 16.45 0.023
22 15.6 16.45 0.722
23 14.6 16.45 3.423
24 13.6 16.45 8.123

31   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
25 14.6 16.45 3.423
26 16.6 16.45 0.023
27 15.6 16.45 0.722
28 15.6 16.45 0.722
29 19.6 16.45 9.923
30 19.6 16.45 9.923
31 16.6 16.45 0.023
32 18.6 16.45 4.623
33 18.6 16.45 4.623
34 17.6 16.45 1.323
35 14.6 16.45 3.423
36 18.6 16.45 4.623
37 16.6 16.45 0.023
38 14.6 16.45 3.423
39 15.6 16.45 0.722
40 16.6 16.45 0.023
41 18.6 16.45 4.623
42 15.6 16.45 0.722
43 16.6 16.45 0.023
44 16.6 16.45 0.023
45 15.6 16.45 0.722
46 15.6 16.45 0.722
47 16.6 16.45 0.023
48 14.6 16.45 3.423
49 16.6 16.45 0.023
50 14.6 16.45 3.423
51 13.6 16.45 8.123
52 16.6 16.45 0.023
53 15.6 16.45 0.722

32   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
54 13.6 16.45 8.123
55 16.6 16.45 0.023
56 17.6 16.45 1.323
57 14.6 16.45 3.423
58 17.6 16.45 1.323
59 14.6 16.45 3.423
60 16.6 16.45 0.023
61 15.6 16.45 0.722
62 17.6 16.45 1.323
63 16.6 16.45 0.023
64 14.6 16.45 3.423
65 15.6 16.45 0.722
66 16.6 16.45 0.023
67 14.6 16.45 3.423
68 18.6 16.45 4.623
69 13.6 16.45 8.123
70 15.6 16.45 0.722
71 16.6 16.45 0.023
72 16.6 16.45 0.023
73 15.6 16.45 0.722
74 14.6 16.45 3.423
75 15.6 16.45 0.722
76 16.6 16.45 0.023
77 16.6 16.45 0.023
78 14.6 16.45 3.423
79 16.6 16.45 0.023
80 15.6 16.45 0.722
81 13.6 16.45 8.123
82 15.6 16.45 0.722

33   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
83 18.6 16.45 4.623
84 16.6 16.45 0.023
85 15.6 16.45 0.722
86 17.6 16.45 1.323
87 15.6 16.45 0.722
88 16.6 16.45 0.023
89 16.6 16.45 0.023
90 15.6 16.45 0.722
91 19.6 16.45 9.923
92 18.6 16.45 4.623
93 14.6 16.45 3.423
94 19.6 16.45 9.923
95 16.6 16.45 0.023
96 18.6 16.45 4.623
97 16.6 16.45 0.023
98 16.6 16.45 0.023
99 15.6 16.45 0.722
100 16.6 16.45 0.023
Total 1645 246.750

34   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
2. Perhitungan Standart Deviasi (Deviation Standart (DS))
DS = , dimana E = (Σ

E = (Σ

E = (246,750

E =

DS =

DS =

DS =

DS =

DS =

E adalah variansi dan DS adalah deviation standart atau standar


deviasi.

35   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
3. Regresi Linear Hasil Pengkuran Volume Pori-Pori Pasir

36   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
4. Volume Pori-Pori Pasir
Volume pori-pori pasir =
Jumlah Pengukuran =n
Nilai Pengukuran ke-i = xi

Volume Pori-Pori Pasir = =

= 16,45 ml

Jika volume pori-pori adalah 16,45 ml tiap 34,3 ml pasir maka tiap 1
ml pasir terdapat 0,4795 ml besarnya volume pori-pori. 

37   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified Clay‐Sand Contact Method  2008 
(Model Cone of Depression) 
 

LAMPIRAN 4

1. Data Hujan Bulanan Stasiun Hujan Terong


Sumber data : Laboratorium Survey, Konservasi, dan Pemetaan Tanah Fakultas Geografi
Posisi Stasiun :
x = 439557 mT
y = 9127700 mU

Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
1993 19 20.8 112.1 78.08 10.26 7.19 0 6.1 0 4 19.1 32.4 309.03
1994 33.1 45.01 45.6 123.25 518 0 0 0 0 3 123.9 55.1 946.96
1995 464.5 503.6 284.2 90.5 5.7 271.8 30.3 0 0 14.8 39.72 57.81 1762.93
1996 22.5 277 161 73.2 1 0 0 6.08 0 32.3 16.5 45.2 634.78
1997 27.8 58.8 40 7 0 0 0 0 0 0 12.5 15.4 161.5
1998 81.8 202 393 181 86 159 163 105 25.9 313.5 215 250 2175.2
1999 370 349 347 134.5 4.6 0 0 0 1.1 10.3 32.3 25.6 1274.4
2000 282.5 29.1 222.5 11.1 11 4.1 0 0 0 6.2 22.1 3.3 591.9
2001 210 357 150 293 7.7 2.4 5.7 0 0 90 246 208 1569.8

38   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified Clay‐Sand Contact Method  2008 
(Model Cone of Depression) 
 

2002 193 38.1 36.8 14.5 0 0 0 0 0 0 135 180 597.4


2003 230 330 262 30 115 0 0 0 0 0 312 315.4 1594.4
2004 342 197.5 129 23 25 10 0 0 0 53 179 318 1276.5
2005 190 236.5 131 98 0 31.5 21.3 1.5 4 78.5 112 295 1199.3
Rerata 189.71 203.42 178.02 89.01 60.33 37.38 16.95 9.13 2.38 46.58 112.70 138.55 1084.16

39   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified Clay‐Sand Contact Method  2008 
(Model Cone of Depression) 
 

2. Data Hari Hujan dan Bulan Basah Stasiun Hujan Terong


Sumber data : Laboratorium Survey, Konservasi, dan Pemetaan Tanah Fakultas Geografi
Posisi Stasiun :
x = 439557 mT
y = 9127700 mU

Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
1993 1 1 3 11 10 3 0 4 0 1 2 10 46
1994 1 2 1 18 31 0 0 0 0 1 10 17 81
1995 24 24 8 13 6 30 5 0 0 5 3 18 136
1996 1 13 4 10 1 0 0 4 0 11 1 14 60
1997 1 3 1 4 0 0 0 0 0 0 1 5 15
1998 4 10 11 26 31 30 29 31 24 31 17 31 274
1999 19 17 9 19 5 0 0 0 1 3 3 8 84
2000 10 1 6 5 11 2 0 0 0 2 2 1 40
2001 11 17 4 30 8 1 1 0 0 30 20 31 153
2002 10 2 1 5 0 0 0 0 0 0 11 31 60
2003 12 16 7 4 31 0 0 0 0 0 25 31 126
2004 18 9 4 6 25 4 0 0 0 18 14 31 129
2005 10 11 4 14 0 13 4 1 4 26 9 31 127
Rerata 9 10 5 13 12 6 3 3 2 10 9 20 102

40   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified Clay‐Sand Contact Method  2008 
(Model Cone of Depression) 
 

3. Data Tebal Hujan Harian Rata-Rata Stasiun Terong


Sumber data : Laboratorium Survey, Konservasi, dan Pemetaan Tanah Fakultas Geografi
Posisi Stasiun :

x = 439557 mT y = 9127700 mU

Tahun Tebal Hujan Tahunan (mm) Jumlah Hari Hujan Tahunan Jumlah Hari Kering Tahunan  Rerata Tebal Hujan (mm) 

1993 309 46 319 6.69

1994 947 81 284 11.75

1995 1763 136 229 13.01

1996 635 60 306 10.58

1997 162 15 350 11.08

1998 2175 274 91 7.95

1999 1274 84 281 15.21

2000 592 40 325 14.80

2001 1570 153 212 10.29

2002 597 60 305 10.02

2003 1594 126 239 12.63

2004 1277 129 237 9.88

2005 1199 127 238 9.48


Rerata 1084 102 263 11.03

41   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
LAMPIRAN 5

1. Perancangan dan Perhitungan Dimensi Model Akuifer Buatan dan


Sumur Menggunakan Modifed Clay-Sand Contact Method (cone of
depression model)

a. Sketsa Rancangan Akuifer dan Sumur

42   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
b. Titik Pembuatan Model Akuifer Buatan
Posisi Administratif : Dusun Mangunan, Kelurahan Mangunan,
Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul,
Provinsi Yogyakarta.
Posisi Absolut : UTM 49 M – Datum Batavia
x : 435785 mT
y : 9123407 mU
z : 366 m

c. Skala Model Akuifer dan Sumur


Model dibuat dengan skala 1:10, sehingga setiap 1 unit 1 dimensi
dalam model mewakili 10 unit 1 dimensi pada kondisi yang
sesungguhnya. Model memiliki skala 1:100 untuk 1 unit 2 dimensi
sehingga dan skala 1 : 1000 untuk 1 unit 3 dimensi.

d. Luasan Catchment Area Model Akuifer

Jari-jari lingkaran model akuifer (R) = 18 cm


Luas Catchment Area = π r2
= 3,14 . (18) 2
= 1017, 36 cm2
e. Dimensi Casing Sumur per Segmen
Dimensi casing y = 12 cm, z = 8 cm, tcp = 5 cm, π = 3,14.

Volc =

Volc =

Volc =

Volc = 251, 1 cm3

f. Segitiga Optimum (OpΔ)

43   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
Agar diperoleh sudut optimum 45˚ maka sisi-sisi segitiga pada corong
akuifer harus sama, dan ditentukan berdasarkan luasan area yang telah
ditentukan yaitu :
R = 18 cm
y = 12 cm
x = R - ( y)

x = 18-6
x = 12 cm

g. Perhitungan Volume Akuifer

Diketahui nilai x = 12 cm, nilai y = 12 cm, π = 3,14, maka :

Volaq =

Volaq =

Volaq =

Volaq =

Volaq =

Volaq = 4521,6 cm3,

sehingga dibutuhkan material akuifer (pasir) minimal 4,5216 liter.

h. Perhitungan Kedalaman Sumur Ideal (IWd)

Diketahui nilai x = 12 cm, nilai y = 12 cm, dan nilai z = 8 cm, tebal


hujan harian (Pd) = 1,103 cm (data tebal hujan harian dapat dilihat
pada lampiran 4), π = 3,14, maka nilai IWd dapat dihitung sebagai
berikut :

44   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
IWd = d+ + x

d+    =

d+    =

d+    =

d+    =

d+    = 22,3313 cm

IWd = 22,3313 + 12
IWd = 34,3313 cm

i. Volume Hujan Seluas Catchment Area

Berdasarkan data tebal hujan harian (lampiran 4), diketahui tebal hujan
harian rata-rata daerah Mangunan adalah 11,03 mm atau 1,103 cm per
hari. Maka besarnya volume hujan yang jatuh pada catchment area
akuifer yang telah dihitung yaitu 1017,36 cm2 adalah :

Volume Hujan = Luas Catchment Area x Tebal Hujan


Volume Hujan = 1017, 36 x 1,103
Volume Hujan = 1122,14808 cm3

Berdasarkan perhitungan tersebut maka simulasi hujan dalam 1 hari


dapat dibuat menggunakan air dengan volume 1122,14808 cm3 =
1122,14808 mm = 1,12214808 liter.

45   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
j. Jumlah Segmen Casing yang Dibutuhkan

Berdasarkan perhitungan sebelumnya telah dihitung kedalaman sumur


ideal, dengan dimensi segmen casing y = 12, z = 12, dan tcp = 5, maka
banyaknya casing yang dibutuhkan dengan diketahui nilai IWd =
34,3313 adalah :

Jumlah segmen casing = IWd/tcp

Jumlah segmen casing = 34,3313/5

Jumlah segmen casing = 6,86626,

Nilai tersebut dibulatkan keatas untuk mencegah kekurangan casing


sehingga banyaknya segmen casing yang dibutuhkan adalah 7 segmen
ditambah 1 casing lagi diatas bibir sumur sehingga total yang
dibutuhkan adalah 8 casing.

k. Pemberian Beton pada Tepian Permukaan Zona Kontak Material


Akuifer dan Akuiklud

Beton dibangun pada sekeliling permukaan zona kontak antara


material akuiklud dan material akuifer dengan ketinggian lebih dari
nilai tebal hujan harian dan ketebalan secukupnya.

l. Sketsa Rancangan Akhir Akuifer Buatan dan Sumur

Berdasarkan perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan


sebelumnya maka diperoleh sketsa rancangan akhir dari akuifer dan
sumur yang akan dibuat seperti tampak dalam gambar sebagai berikut :

R = 18 cm d+ = 22,3313 cm

x = 12 cm Jumlah segmen casing = 8 segmen

y = 12 cm z = 8 cm

46   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 

47   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 

48   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
LAMPIRAN 6

1. Data Pengukuran Kedalaman Air Hujan yang Tertampung dalam


Sumur
Volume air hujan yang jatuh di akuifer adalah 1,1221 liter. Waktu
pengukuran sejak air pertama kali kontak dengan material permukaan
akuifer adalah pada pukul 14.59 dengan interval pengukuran 5 menit.

Waktu 
Ketinggian Air Dari Dasar (cm) 
(menit) 
0  0
5  4.5
10  5.3
15  5.8
20  5.4
25  5.6
30  5.3
35  5.4
40  5.9
45  6.0
50  5.8
55  5.6
60  5.6
65  5.0
70  4.8
75  4.9
80  4.9
85  4.9
90  4.9

49   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
2. Grafik Hubungan antara Air yang Tersimpan dengan Waktu

50   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
3. Perhitungan Volume Air yang Tertampung dalam Sumur (WVol)
Volume air yang tertampung diambil dari pengukuran kedalaman air yang
tertampung dalam sumur saat sudah konstan yaitu pada menit ke 90
dengan kedalaman 4,9 cm. Diketahui z = 8, π = 3,14, maka :

WVol =

WVol =

WVol =

WVol = 246,176 cm3

4. Perhitungan Soil Thickness of Efective Evaporation (StEf)


Diketahui nilai x = 12 cm, nilai y = 12 cm, tebal hujan harian (Pd) = 1,103
cm (data tebal hujan harian dapat dilihat pada lampiran 4), π = 3,14, maka
nilai StEf dapat dihitung sebagai berikut :

StEf = x 2,0855

StEf = x 2,0855

StEf = x 2,0855

StEf = x 2,0855

StEf = x 2,0855

StEf = x 2,0855

StEf = x 2,0855

51   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
StEf = 1,240875 x 2,0855

StEf = 2,5878 cm
5. Perhitungan Water Deposited Evaporation (WdE)
Diketahui nilai z = 8 cm, nilai StEf = 2,5878 cm, nilai IWd = 34,3313 cm,
nilai Wd = 4,9 cm, π = 3,14, maka nilai StEf dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut :

2
WdE = (StEf). . 0,4795

2
WdE = (2,5878). . 0,4795

WdE = . (2,5878). . 0,4795

WdE = 0,20908 . 0,4795 . 3,14 . 2,5878 . 16

WdE = 13,0341 cm3

6. Perhitungan Batas Volume Air Model Sumur yang Dapat Digunakan


Penduduk Per Hari (WVold)
Diketahui PdN = 102 hari (berdasarkan data jumlah rata-rata hari hujan
tahunan pada lampiran 4), WVol = 246,176 cm3 dan nilai WdE = 13,0341
cm3, maka :

EvY = WdE x 365

EvY = 13,0341 x 365

EvY = 4757,4465 cm3

WVolY = WVol x PdN

WVolY = 246,176 x 102

52   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
WVolY = 25109,952 cm3

WUVold =

WUVold =

WUVold = 55,76028904 cm3

Volume air pada kondisi nyata merupakan parameter tiga dimensi


sehingga memiliki skala 1 : 1000. Berdasarkan hasil perhitungan WUVold
dalam model senilai 55,76028904, maka WUVold pada kondisi nyata
adalah :
WUVold nyata = WUVold model x 1000
WUVold nyata = 55,76028904 x 1000
WUVold nyata = 55760,28904 cm3
WUVold nyata = 55,76028904 liter.

53   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
LAMPIRAN 7

NO
FOTO KETERANGAN

1 RING SUMUR
Terbuat dari semen, pasir dan
air. Berfungsi sebagi model
dinding sumur

2 CETHOK DAN
METERAN
Berfungsi sebagi alat untuk
mengali dan mengukur
lubang akuifer

54   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
3 PEMASANGAN RING
SUMUR

4 RING SUMUR YANG


TELAH TERPASANG

55   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
5 PEMBERIAN ATAU
MENUTUP LUBANG
AKUIFER DENGAN
PASIR

6 LUBANG AKUIFER
YANG TELAH DIBERI
PASIR

56   
 
Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified  2008 
Clay‐Sand Contact Method (Model Cone of 
Depression)  
 
7 AIR HASIL RESAPAN AIR YANG TELAH
DITUANGKAN PADA
AKUIFER MULAI
MASUK KEDALAM
SUMUR

8 AIR YANG MASUK


SEMAKIN TINGGI

57   
 

You might also like