Professional Documents
Culture Documents
1
Aplikasi pupuk hayati Bio P 2000 Z ini untuk pertanian telah terbukti efektif
meningkatkan pH air dan tanah secara alamiah tanpa penambahan kapur maupun
dolomit seperti pada tanah gambut dan sulfat masam dari pH 3,1 menjadi pH 5,5 sampai
pH 6,5 dalam waktu 45 hari sampai 120 hari setelah aplikasi disaping mampu meredam
racun tanah dan merubah tanah tersebut menjadi sesuai untuk pertanian produktif.
Pupuk Bio P 2000 Z signifikan pula dalam meningkatkan kesuburan tanah
marginal dalam waktu yang relatif singkat seperti pada tanah gambut, pasir (kuarsa),
PMK, sulfat masam dan tanah berbatu kapur di pegunungan kapur sehingga menjadi
gembur dan subur untuk usaha pertanian.
Dengan mengaktifkan proses keseimbangan mikrobiologi, yang akan terjadi pada
tanah adalah mikroba dari pupuk ini membentuk bahan organik yang hidup, dinamis
dan berkesetimbangan di dalam tanah untuk memperkaya/meningkat bahan organik
mikro yang komplek. Oleh jenis mikroba khusus yang lain menghasilkan sekresi bahan
bio aktif dan mineral aktif seperti bio phosfat, kalium aktif dan mineral penting lain,
melakukan penguraian kembali secara gradual bahan organik komplek seperti lignin
dan selulosa menjadi nutrisi dan energi bagi tanaman dan mikroba.
Kecanggihan dalam formulasi konsorsium mikroba ini mampu membuat
perimbangan di dalam setiap satu ml terdapat 2 - 5 x 1010 sel mikroba, termasuk mutan
mikroba unggul yang mampu melakukan fiksasi N secara simbiotik maupun bebas,
berfotosintesis untuk menghasilkan energi bagi mikroba lainnya dan sinergi yang saling
menguntungkan bagi tanaman, tanah dan mikroba. Kesetaraan manfaat pupuk mikroba
hayati ini jika telah diaktifkan di dalam tanah setiap satu liternya akan setara dengan
manfaat fisik pemberian pupuk kimia 150 – 200 kg pupuk Urea, 40 – 50 kg pupuk
phosfat alam dan 30 – 40 pupuk Kalium disamping akan memperkaya tanah dengan
bahan organik dan unsur hara mikro lain yang juga disintesisnya.
Perlunya penerapan teknologi ini secara luas adalah untuk mengatasi rendahnya
pendapatan petani yang disebabkan oleh rendahnya produktivitas komoditi tanaman
yang diusahakan. Telah dimengerti bahwa disamping faktor alam menjadi pembatas,
rendahnya produktivitas merupakan akibat dari penguasaan teknik budidaya yang
terbatas, penerapan teknologi yang sepotong-sepotong, bahkan paket teknologi yang
2
diberikan kurang dapat dipahami oleh pengguna sehingga hasil yang optimal-maximal
sulit dapat dicapai.
Seperti dilahan bukaan baru (transmigrasi), kendala teknis alami dalam
peningkatan produksi yang banyak dihadapi antara lain keragaman kesesuaian sifat
media tanaman, Ketidakseimbangan penyerapan hara oleh efek keracunan tanaman,
sulit tersedia dan miskinnya hara tertentu tanaman seperti “pada tanah bertipe
masam”. Mengatasi masalah ini dengan upaya pencucian menggunakan air irigasi
menuntut adanya biaya besar untuk membangun jaringan saluran dan memerlukan
waktu cukup banyak bahkan beresiko terjadinya erosi dan kehilangan unsur hara
esensial akibat pencucian.
Pada tanah bertipe pasir kuarsa secara konvensional mustahil dapat dijadikan
tanah pertanian. Pertama, karena tanah itu miskin hara, kedua sangat sarang (porous),
ketiga tidak memiliki kemampuan menyerap (menahan) hara, dan keempat peka erosi.
Rentetan upaya seperti dengan memasok bahan organik sebagai sumber bio-energi dan
mengelola dengan bijak, mengatur tata air tanah, mengembangkan kehidupan biologi
tanah, menyeimbangkan kesuburan kimia tanah, dan menjaga tanah dari bahaya erosi
terasa sangat mahal. Tanah kaya mineral pirit yang kalau penanganannya keliru
berubah menjadi tanah sulfat masam yang mengandung berbagai unsur kimia yang
mencapai tarap beracun seperti sulfida, sulfat, aluminium, mangan, besi dan berbagai
senyawa organik berbahaya bagi tumbuh kembang tanaman. Tanah sulfat masam dapat
dijadikan produktif apabila sifat-sifat buruk itu dapat diredam. Namun, untuk
menjadikan tanah sulfat masam menjadi produktif juga memerlukan biaya yang mahal.
Disisi lain keterbatasan pengusahaan luasan lahan subur oleh petani khususnya
di Pulau Jawa (rata-rata 0,2 – 0,4 ha/KK) dan beralihnya fungsi lahan subur ke industri,
pemukiman serta meluasnya lahan tidur menyebabkan terus merosotnya produksi
pangan nasional. Untuk dapat mencukupu kebutuhan keluarganya petani memacu
produksi yang cenderung memaksakan produktivitas tanah dengan cara memberi input
kimia yang melebihi daya dukung lingkungan, justru mempercepat kemerosotan
produksi. Pemakaian sarana produksi, diantaranya pupuk inorganik, pada usaha
pertanian sawah, lahan kering perkebunan dan hortikultura terus-menerus meningkat,
3
namun tidak selalu diikuti dengan produksi membaik, tetapi justru terjadi Levelling of
yang dikuti dengan menurunnya produksi. Kejadian itu ditafsirkan sebagai akibat
kenjenuhan unsur hara, ketimpangan unsur hara, keracunan satu atau lebih unsur hara,
daya dukung biota tanah dan lingkungan yang tidak memadai, perembesan unsur hara
keperairan bebas yang menimbulkan berlangsungnya eutrofikasi. Berbagai macam
teknologi seperti pemupukan kimia dan hayati pada kenyataannya hanya
menyelesaikan permasalahan yang parsial pada tanaman maupun tanah. Bila salah
kelola ini dibiarkan berlangsung terus, area pertanian produktif yang diusahakan
tanahnya menurun produktivitasnya akan makin luas. Revolusi hijau yang diterapkan
ini telah membawa dampak yang mengkhawatirkan kelangsungan hidup dan
kelestarian lingkungan di masa depan. Residu toxic kimia dalam pangan hasil budidaya
banyak mengganggu kesehatan dan menimbulkan berbagai penyakit bagi hewan
maupun manusia yang mengkonsumsinya
Menyikapi permasalahan pokok ini perlu ada loncatan teknologi pertanian yang
mampu memberikan peningkatan produksi yang berlipat ganda secara berkelanjutan;
tetap menjaga mutu dan keutuhan lingkungan agar selalu mampu mendukung tumbuh
kembang tanaman secara ideal tanpa membahayakan lingkungan hidup dan mahluk lain
di muka bumi. Solusi masalah ini adalah perlu loncatan teknologi yang mampu
menciptakan keseimbangan alami secara ekologis dalam lingkungan usaha pertanian
yang meningkatkan daya dukung lingkungan, mampu memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang tanaman agar dapat berproduksi maximal melalui pemberian input yang
optimal ke dalam lingkungan tumbuh tanaman. Teknologi semacam ini adalah teknologi
yang bekerja secara holistik memperbaiki dan meningkatkan kualitas tanah dan tumbuh
kembang optimal/maksimal tercapai dan berkelanjutan. Sebagai jawaban terhadap
tantangan tersebut di atas dirancang sebuah teknologi di luar rekayasa genetik (non
konstelasi genetik tanaman) yaitu Teknologi Bio Perforasi yang aplikasinya telah
ditemukan ramuan pupuk hayati Bio P 2000 Z.
4
B. Sekilas Tentang Teknologi Bio Perforasi (Bio P 2000 Z)
5
berguna, kemampuan tumbuh kembang tanaman dan ketahanannya terhadap hama serta
penyakit dipacu melalui rekayasa genetik, varietas atau klon baru bermunculan dengan
sifat unggul dalam berproduksi dan tahan terhadap hama dan penyakit. Namun
demikian, semua itu belum mampu memenuhi kebutuhan beras, jagung, kedelai dan
kacang tanah secara nasional.
6
Efek sinergi tersebut diwujudkan dalam bentuk : (1) diredamnya faktor penghambat
tumbuh kembang tanaman yang dijumpai dalam tanah, (2) adanya produksi senyawa
bio-aktif seperti enzim, hormon, senyawa organik, dan energi kinetik yang memacu
metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman, (3) fotosintesis makin
efisien karena jalur reaksi Hill teraktifkan, (4) fixasi nitrogen non-simbiotik dan
simbiotik meningkat, (5) pasok dan penyerapan hara oleh akar makin efesien, lancar,
dan berimbang, (6) ketahanan internal terhadap hama dan penyakit meningkat, dan (7)
produksi dan mutu hasil meningkat.
Efek lain yang bersahabat dari teknologi Bio Perforasi ialah terhadap lingkungan
tanah dan tanaman. Bersama dengan mikro-biota indegenus, pupuk hayati Bio P 2000 Z
yang diintroduksikan ke dalam tanah, permukaan daun dan ranting membentuk
keseimbangan ekologi baru dengan meredam aktivitas mikro-organisme patogen yang
tidak diinginkan, tetapi memicu performa mikro-organisme bersahabat. Keseimbangan
ekologi baru ini sangat kondusif bagi tumbuh kembang tanaman, tetapi aman bagi
kehidupan lain. Populasi mikroba dalam larutan Bio P 2000 Z mampu mencapai
kepadatan 5 x 1010 sel/ml dalam bentuk dorman dan injury yang akan mempermudah
pengemasan dan memperbanyaknya sehingga pada pengenceran 200 – 300 kualitas
terjaga.
Pupuk hayati Bio P 2000 Z adalah miniatur pabrik pupuk di alam (Bio Fabrikasi
pupuk) yang terkendali dan bukan sekedar penyubur ataupun pupuk daun. Larutan Bio
P 2000 Z merupakan kultur biang mikroba unggul berguna bagi tanah dan kehidupan
di dalamnya (tanaman, hewan dan jasad renik) yang bekerja melalui prinsip dan kaidah
Bio Perforasi, menggerakkan kesetimbangan bio-mikro ekologi, nutrisi, dan energi yang
berguna bagi tumbuh kembang yang positif kehidupan produktif.
7
1. Cara menggunakan Bio P 2000 Z Untuk Tanaman
Konsentrat biang Bio P 2000 Z dapat diencerkan 200 kali secara garis besar
sebagai berikut :
a. Larutkan 1 kg urea dan 1 kg gula tebu (gula tebu, tetes, gula pasir) dalam 200 liter air baru
kemudian masukkan 1 liter Biang Bio P2000Z dengan diaduk rata; selanjutnya
difermentasikan selama 48 jam (2 hari) didalam jerigen/drum yang ditutup rapat, Hasil
fermentasi kemudian siap digunakan untuk penyemprotan maupun penyiraman tanaman.
Cara lain adalah cara fermentasi padat, yaitu: Dalam jerigen yang berisi 20 liter air bersih
ditambahkan gula 1 kg dan urea 1 kg lalu diaduk rata, baru kemudian masukkan biang Bio P
2000 Z 1 liter dan dicampur rata, lalu jerigen ditutup rapat selama 48 jam. Hasil fermentasi
setiap 1 – 2 liter ditambahkan 15 liter air bersih dalam handsprayer dan siap digunakan
untuk menyemprot/menyiram tanaman.
b. Semprotkan merata ke seluruh bagian tanaman (trutama jaringan muda). Jika hasil
penyemprotan sebelumnya terlalu subur untuk pertumbuhan, maka dosis urea selanjutnya
dikurangi
c. Saat penyemprotan dapat tambahkan ke dalam sprayer pestrisida non fungisida/bakterisida
maupun pupuk organik cair sesuai dosis aturan pakainya.
d. Waktu yang tepat untuk penyemprotan adalah saat sinar matahari tidak kuat
(pagi/sore/petang hari), daun segar (tidak layu) atau daun lembab/kebasah-basahan oleh
embun/gutasi.
8
Tahapan/Cara pembuatan fermentasi dan ciri hasil fermentasi yang benar
1. Persiapkan bahan-bahan (Bio P 2000 Z, Urea, dan gula tebu dan bahan organik cair).
2. Sediakan alat (sendok/takaran, kayu pengaduk, tempat air, dan jrigen, drum/plastik roll, dll).
3. Urea dan gula sesuai ukuran komposisi dilarutkan dahulu dalam air bersih, selanjutnya masukkan
ke dalam jumlah air yang akan difermentasi, kemudian biang Bio P 2000 Z. (Pelarutan gunakan
pengaduk kayu yang dicuci bersih jangan pakai tangan, dan gunakan drum fermentasi yang dicuci
bersih dan kering atau plastik). Paling ideal gunakan gentong tanah liat.
4. Tutup rapat agar tidak ada lagi udara masuk-keluar selama fermentasi di tempat teduh atau dalam
tanah, jika pembuatan di lahan langsung dapat dalam bentuk sumur dilapisi kantong plastik (di
bawah pohon).
5. Fermentasi yang berhasil setelah 48 jam dicirikan: bau harum kemasaman, timbul gas dan
berkeringat, ada lapisan permukaan air, didinding menempel lapisan putih dan bergelembung halus
jika di aduk, warna berubah keruh (agak putih).
6. Setelah fermentasi berhasil, saat akan disemprotkan dapat diperkaya nutrisi pupuk organik cair; dan
jika ada serangan hama dapat dicampur pula dengan pestisida (dilarang aplikasi bersama
bakterisida/fungisida dan pestisida bahan logam alkali kuat).
7. Penyemprotan yang terbaik adalah sore petang hari atau malam hari.
9
b. Untuk Tanah :
a. Menstabilkan tanah, meningkatkan pH secara alami (mikrobiologis) meningkatkan
kesuburan fisik, kimia dan biologi yang berimbang dan berkelanjutan
b. “Bio Fabrikasi hara” secara mikrobiologis yang memperkaya ketersediaan unsur
hara/nutrisi lengkap dan berimbang dalam tanah, bermanfaat bagi tanah marginal/kritis.
c. Mempercepat terurainya residu pupuk kimia penghambat menjadi bermanfaat dan tersedia
bagi tanaman .
d. Meredam/menetralkan anasir penghambat dalam tanah baik dari logam beracun, alkali,
lagam/gas tereduksi beracun yang menggangu pertumbuhan tanaman
e. Mendukung kehidupan ekologis bersinergi dengan mikroba berguna indogenus penyubur tanah,
Sangat baik untuk persiapan perkebunan dan reclamasi.
CARA APLIKASI :
BIO P 2000 Z disemprotkan pada seluruh bagian tanaman secara merata terutama
pada jaringan yang aktif/muda.
BIO P 2000 Z dapat di aplikasikan bersama dengan Pestisida sesuai petunjuk; tetapi tidak
dapat diaplikasikan bersama pestisida alkali dan PH sangat masam, fungisida dan
bakterisida.
BIO P 2000 Z dapat diaplikasikan dengan pupuk organic cair seperti Seprint atau Super
Flora, floran dll, yaitu dicampurkan saat akan menyemprot di tanaman.
SYARAT FERMENTASI:
Alat seperti pengaduk dan wadah (drum, plastik gentong dll) harus bersih. Sebaiknya
dihindari pemakaian bahan dari logam.
Bahan baku seperti air sebaiknya air yang bersih (syarat minimal air pertanian)
Tempat fermentasi ditempat yang teduh atau di dalam tanah atau terlindung dari
cahaya/sinar matahari langsung di dalam wadah yang tertutup rapat.
Pencampuran bahan seperti gula, urea dilarutkan dahulu dalam air yang akan diberi biang
Bio P 2000 Z baru dilarutkan biang ke dalamnya dan diaduk rata dengan alat pengaduk
yang bersih.
10