Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini kualitas memgang peranan penting bagi keberhasilan sautu perusahaan
baik perusahaan jasa maupun manufaktur. Kualitas sarus terus dilakukan yaitu dengan
melakukan perbaikan dan mempertimbangkan berbagai jenis aspek dalam perusahaan
untuk peningkatkan efektivitas dan produktivitas perusahaan. Salah satu cara meningkatkan
efektifitas dan produktifitas perusahaan adalah dengan membangun suatu tata letak fasilitas
perusahaan dengan baik. Jika perusahaan mengabaikan aspek ini maka akan semakin
banyak waste yang akan terjadi, seperti lamanya waktu pemindahan barang, lamanya waktu
tunggu, dll.
Untuk dapat memenuhi tujuannya PT. Tamiya Racing Indonesia memperhatikan
aspek workspace, workplace, dan faktor lingkungan fisik kerja. Langkah awal yang
dilakukan oleh PT Tamiya Racing Indonesia adalah merancang workspace. Mengatur
pelatakan komponen-komponen seperti mesin, material, dengan memperhatikan banyak
aspek, seperti berdasartkan tingkat kepentingannya, tingkat urutan prosesnya, tingkat
frekuensi pemakaiannya, dan berdasarkan tingkat fungsinya. Workspace yang memenuhi
keempat faktor tersebut akan memudahkan operator sebagai pelaku untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan waktu yang efisien. Aspek yang kedua adalah workplace. PT Tamiya
Racing Indonesia dalam merancang workplace memperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu: faktor anthropometri, iluminasi, kondisi atmosfir, dan kebisingan.
Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi performansi kinerja dari operator.
Aspek selanjutnya adalah fasilitas PT Tamiya Racing Indonesia akan melakukan
perhitungan mengenai berapa jumlah fasilitas yang dibutuhkan oleh perusahaan, seperti
jumlah AC, exhause fan, dan, jumlah lampu.
Rancangan akhir yang akan didapatkan PT. Indonesia Tamiya adalah berupa layout
keseluruhan dari perusahaan. Dengan adanya layout perusahaaan dengan pengaturan
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
workplace dan memperhatikan faktor lingkungan kerja, maka kegiatan produksi diharapkan
dapat berlangsung efektif dan efisien, serta perusahaan dapat menekan biaya-biaya yang
harus dikeluarkan, dan mengurangi waste.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan pendahuluan ini adalah
- Memahami konsep dari perancangan workplace dan workplace.
- Memahami pengaturan faktor-faktor lingkungan kerja.
- Menerapakan sisi ergonomi dalam perancangan suatu fasilitas produksi.
- Merancang layout pabrik secara keseluruhan dengan menerapkan konsep
-
praktikum,
dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang dasar teori yang menyangkut masalah-masalah yang berhubungan
dengan workplace dan lingkungan kerja.
BAB III PENGUMPULAN
Berisi tentang pengumpulan data hasil pengukuran
BAB IV PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS
Berisi tentang Pengolahan data dan kemudian dilakukan analisa yang terdiri dari
analisis perancangan lay out baik stasiun kerja maupun pabrik, analisis pola aliran,
analisis luas ruangan, analisis jumlah lampu, analisis jumlah exhaust fan dan
analisis warna tembok.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Workspace
Workspace adalah area atau tempat kerja dimana bertemunya pekerja dengan tugasnya
dalam melakukan proses produksi, berisi antara lain material, mesin dan perkakas kerja,
peralatan pembantu fasilitas penunjang lingkungan fisik kerja dan juga manusia sebagai
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
pelaksana. Bisa juga disebut sebagai tata letak komponen pada suatu lantai produksi. Ada
beberapa prioritas dalam menata komponen, antara lain :
2.2 Workplace
Workplace adalah area tempat dilaksanakannya proses produksi beserta operator
sebagai pelaksana proses produksi dan komponen yang akan digunakan dalam proses
produksi. Contohnya adalah karyawan yang bekerja pada gedung perusahaan A, maka
gedung inilah yang disebut dengan workplace. Faktor-faktor yang mempengaruhi
workplace ini adalah sebagai berikut:
Antropometri
Pengukuran menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakterstik
khusus lain dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat-alat yang akan
digunakan.
Iluminasi
Cahaya merupakan radiasi energy yang ditangkap manusia melalui retina mata dan
pekerjaannya.
Kebisingan
Bentuk polusi yang tidak dikehendaki telinga karena dalam jangka panjang akan
menyebabkan tuna rungu.
aspek luas (floor space). Dengan demikian, dalam perencanaan tata letak,
faktordimensi ruangan ini juga perlu diperhatikan.
e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja
Kepuasan kerja sangat besar artinya bagi seseorang, dan dapat dianggap sebagai
dasar utama untuk mencapai tujuan. Dengan membuat suasana kerja menyenangkan
dan memuaskan, maka secara otomatis akan banyak keuntungan yang bisa kita
peroleh. Selanjutnya, keselamatan kerja juga merupakan faktor utama yang harus
diperhatikan dalam perencanaan tata letak pabrik. Suatu layout tidak dapat
dikatakan baik apabila tidak menjamin atau bahkan justru membahayakan
keselamatan orang yang bekerja di dalamnya.
f) Prinsip fleksibilitas
Prinsip ini sangat berarti dalam masa dimana riset ilmiah, komunikasi, dan
transportasi bergerak dengan cepat, yang mana hal ini akan mengakibatkan dunia
industri harus ikut berpacu mengimbanginya. Untuk ini, kondisi ekonomi akan bisa
tercapai apabila tata letak yang ada telah direncanakan cukup fleksibel untuk
diadakan penyesuaian/pengaturan kembali (relayout) dengan cepat dan biaya yang
relatif murah.
(Muther, 1995)
4
yang bergerak pada fasilitas-fasilitas produksi di dalamnya. Layout ruangan produksi yang
baik harus memperhatikan hubungan setiap aktivitas yang digambarkan pada Activity
Relationship Diagram (ARD) dan Activity Relationship Chart (ARC), juga memperhatikan
blok-blok pekerjaan yang digambarkan pada Activity Template Block Diagram (ATBD).
Dari ARC, ARD, dan ATBD tersebut akan didapatkan Space Relationship Diagram (SRD)
untuk menentukan luasan area keseluruhan layout produksi (Iswanto, 2011).
1 Activity Relationship Chart (ARC)
(Wignjosoebroto, 1996)
3
hubungan ruangan dapat dilihat keterkaitan antar kebutuhan area atau ruang yang
diperlukan dalam penyusunan tata letak.
(Iswanto, 2011)
5
Pola aliran tersebut disebut juga pola aliran berbentuk ular, pada umumnya
diterapkan pada kondisi lantai pabrik yang sempit tetapi proses yang dibutuhkan
cukup panjang. Prinsip penataan dilakukan dengan membelokkan aliran produksi.
10
pencahayaan (iluminasi), kebisingan, getaran, bau-bauan, dan warna. Berikut ini adalah
penjelasan masing-masing faktor :
a. Temperature
Lingkungan kerja dapat dirasakan nyaman jika ditunjang dengan suhu udara yang baik
bagi pekerjanya. Suhu udara adalah salah satu hal yang harus diperhatikan agar dapat
menciptakan situasi kerja yang kondusif dan maksimal. Berikut klasifikasi suhu dalam
lingkungan fisik kerja :
Tabel 2.1 Temperatur
Temperature
49
< 30
24
<24
b. Kelembaban
Kelembaban udara adalah banyaknya air yang terkandung di dalam udara. Kelembaban
ini sangat berhubungan dengan temperature udara. Jika temperature udara dan
kelembabannya semakin tinggi, maka pengurangan panas dari tubuh akan terjadi secara
massif dan cepat.
c. Sirkulasi udara
Udara di sekitar kita dikatakan kotor apabila keadaan oksigen di dalam udara tersebut
telah berkurang dan bercampur gas-gas lainnya yang membahayakan tubuh. Hal ini
diakibatkan oleh perputaran udara yang tidak normal. Semakin kotor udara di sekitar
kita, maka akan membuat kita menjadi sesak.
d. Pencahayaan
Pencahayan berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan kerja seorang pekerja. Selain itu
kebutuhan cahay yang dibutuhkan antara seorang pekerja dengan pekerja lain bisa
berbeda jika dilihat dari tingkat ketelitian kerjanya. Semakin detail atau teliti
pekerjaannya, maka penerangan yang dibtuhkan juga semakin besar. Berikut ini adlaah
cirri-ciri penerangan yang baik menurut Sofyan Assauri (1993:31) :
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
11
12
(Jurnal Unikom)
2.8 Penentuan Jumlah Lampu
Penentuan jumlah lampu di suatu ruangan harus memperhatikan faktor-faktor yang
terdapat dalam rumus berikut :
13
N=
ExA
lumen lampu x LLF x CU .(2.1)
Keterangan :
N
= Jumlah Lampu
LLF
Kantor ber AC
Industri bersih
Industri kotor
CU
0,8
0,7
0,6
14
Volume ruangan
kapasitas sedot x waktu sirkulasi .(2.2)
(http://puslit2.petra.ac.id)
Kapasitas AC (PK)
Untuk Ruangan
3x3m
7000
3x4m
9000
4x4m
1.5
12.000
4x6m
18.000
6x8m
2.5
24.000
8x8m
27.000
10 x 8 m
45.000
10 x 10 m
Kebutuhan BTU =
Lx W x H x I x E
(2.4)
60
15
Keterangan :
L = Panjang Ruang ( dalam feet )
W= Lebar Ruang ( dalam feet )
I = Nilai 10 jika ruang berinsulasi, Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi
H = Tinggi Ruang ( dalam feet )
E = Nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara, nilai 17 jika menghadap timur,
dan nilai 18 jika menghadap selatan, dan nilai 20 jika menghadap barat.
Dan karena satuan BTU/h mengacu pada sistem pengukuran inggris (british) maka
untuk perhitungan luas (dengan pakai rumus), digunakan ukuran feet (kaki) missal jika 3 m
= 10 kaki > 1 m = 3.33 kaki. Standard konveksi baku adalah sebagai berikut.
1 PK = 745 watt
1 Watt = 3412 BTU
1 PK = 2546.699 BTU/hr
( www.globalindoprima.com)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
16
17
aliran stasiun kerja. Dari pola aliran kita membuat layout stasiun kerja keseluruhan. Setelah itu
kita merancang lantai produksi beserta luasannya. Kemudian kita menentukan luasan masingmasing departemen dan pabrik keseluruhan. Terakhir dari luasan yang didapat kita menentukan
jumlah lampu, jumlah exhaust fan, dan jumlah AC. Output yang nantinya akan didapatkan dari
modul ini adalah luas pabrik keseluruhan, jumlah lampu, jumlah AC, jumlah exhaust fan dan
layout keseluruhannya.
BAB IV
PENGUMPULAN DATA
4.1
18
Jabatan
Direktur Utama
Ka Div Produksi
Staff Assembly
Staff QC
Staff PPIC
Ka Div Logistic
Staff Werehouse
Staff Purchasing
Staff Distribusi
Ka Div Finansial
Staff Administrasi
Staff Accounting
Ka Div Sales Dan Marketing
Staff Sales
Staff Marketing
Ka Div HRD
Staff GA
Staff HRD
Operator
19
Jumlah Karyawan
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
25
Jabatan
Jumlah Karyawan
3
2
1
Satpam
Office Boy
Recepssionist
4.2
JIP Konversi
Tabel 4.2 JIP Konversi
Period
e
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
4.3
Romel
u
4742
4761
4780
4799
4817
4836
4855
4874
4893
4912
4931
4950
Aero
3825
3840
3855
3870
3886
3901
3916
3931
3947
3962
3977
3992
Layout SK LOB
20
Blaste
r
10011
10051
10091
10131
10171
10211
10251
10291
10330
10370
10410
10450
BAB V
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
21
SK 2 adalah stasiun kerja dimana operator melakukan perakitan plat kecil dan plat depan.
Berdasarkan ukuran dimensi kompone yaitu:
- Pallet untuk plat kecil : panjang = 300 mm
Lebar = 150 mm
- Pallet untuk plat depan :panjang = 300mm
Lebar = 150 mm
Palet SK 5a dan 5b
22
Pada SK ini, terdapat 6 komponen yaitu roda, as roda bumper belakang, baut, sekrup
dan roller. Pallet keseluruhan berukuran 300mm x 300mm dengan tinggi 20 mm,
dengan bagian per komponen sebagai berikut
- Untuk as roda : panjang 300 mm , lebar75 mm
- Untuk bumper belakang : panjang 150 mm , lebar 75 mm
- Untuk roda : panjang 150 mm , lebar 75 mm
- Untuk baut : panjang 100 mm, lebar 75 mm
- Untuk sekrup: panjang 100mm, lebar 75 mm
- Untuk roller : panjang 100mm, lebar 75 mm
Paller SK 6
Pada SK 6 kompomen dalam pallet adalah gear besar. Maka didapatkan ukuran pallet
yaitu :
Panjang = 300 mm
Lebar = 300 mm
Tinggi = 20 mm
Meja
23
Meja merupkan fasilitas utama yang dibutuhkan dalam proses perakitan Tamiya,
di mana kegiatan perkaitan dilakukan di atas meja. Berikut ukuran meja yang
digunkan operator:
- Panjang Meja
-
Lebar meja
Tinggi meja
Kursi
Kursi digunakan operator untuk duduk saat merakit Tamiya. Oleh karena itu,
kursi harus didesain sesuai dengan dimensi tubuh dimana ukurannya mengacu pada
persentil tertentu. Berikut merupakan ukuran kursi yang digunakan dalam proses
perakitan Tamiya :
- Panjang alas duduk = jarak pantat ke lipatan dalam lutut persentil wanita 95
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
24
+ allowance
= 586 mm + 20 mm = 606 mm
Lebar alas duduk = rentang panggul persenti; wanita 95 % + allowance
= 392 mm + 20 mm = 412 mm
Konveyor
Conveyor, berguna sebagai alat pentransfer produk setengah jadi dari satu
stasiun ke stasiun berikutnya. Seperti yang diketahui Conveyor ada dua jenis yaitu
Belt Conveyor dan Chain Conveyor. Menurut Hompel dan Schmidt (2007) Belt
Conveyor digunakan bila beban yang akan diangkut beratnya kurang dari 100 kg
sedangkan Chain Conveyor digunakan untuk barang dengan berat 1 ton. Dari kedua
jenis terbut, yang digunakan oleh perusahaan adala tipe belt conveyor. Ukuran
konveyor sendiri harus disesuaikan dengan ukuran meja dan pallet komponn.
Berikut merupakan ukurannya
-
Panjang konveyor = jarak anar stasiun kerj = rentang tangan pria percsetil 50%
= 1806 mm
Lebar konveyor = lebar pallet = 300 mm
Tinggi konveyor = tinggi meja = 998 mm
25
menggunakan persentil 95% yaitu 1086 dan allowance sebesar 20 mm sehingga jaraknya
menjadi 1826mm, dengan asumsi jarak tersebut dapat dipakai untuk arus pertukaran orang
maupun barang antar stasiun. Jarak 1826 mm juga diharapkan memberi waktu bagi operator
pekerja berikutnya untuk menyelesaikan pekerjaannya agar terhindar dari bottleneck.
1. Toilet
Jumlah total karyawan yang ada pada lantai produksi adalah 34 karyawan. Oleh karena
itu, dibutuhkan 5 kamar WC. Toilet di bedakan menjadi 2 yaitu toilet wanita dan pria.
Hal ini karena para pekerja terdiri dari pria dan wanita. Panjang toilet wanita 2m x 5 m
sama dengan toilet pria 3m x 5m. Hal ini karena terdapat 3 toilet, 2 urinoid dan 1
wastafel pada toilet pria. Sedagkan di toilet wanita hanya terdapat 2 toilet dan 1
wastafel.
2. Office
Office ini berguna untuk ruang kerja diluar proses perakitan, dengan lebar 2.25 m dan
panjangnya 2 m. Hal ini karena di dalam office terdapat meja dan kursi sebanyak 11
pasang untuk kepala divisi dan staff divisi produksi. Dengan masing masing
karyawan membutuhkan ruang 2.25m x 2m.
3. Locker Room
Loker room berfungsi untuk menyimpan barang barang para pekerja, degan lebar
masing masing 2,11m dan panjang 2 m. Looker room di bagi 2 yaitu woman loker room
dan man loker room, hal ini dikarenakan pekerja terdiri dari pria dan wanita. Woman
locker terdiri dari 20 locker dan lelaki juga 20 locker. Locker yang digunakan
berukuran 50 x 32.5 cm dengan tinggi untuk 4 locker bertingkat adalah 1.95 m.
26
Allowance yang digunakan adalah 1.61 untuk lebar sehingga memudahkan untuk
berganti pakaian dan untuk panjang sebesar 0.375 m.
4. Rest Point
Rest point terdiri dari tempat air minum dengan ukuran panjang 4m, lebar 3.375m dan,
dengan rest point dapat menampung 3 orang pekerja. Rest point hanya bisa digunakan
untuk tempat minum saja.
5. Warehouse
Warehouse merupakan tempat penyimpanan raw material yang datang dari supplier.
Raw material ini nantinya akan digunakan di area produksi sebagai komponen
penyusun dari produk tamiya PT. Tamiya Racing Indonesia. Dimensi dari ruangan
ini menyesuaikan dengan ruangan storage, sehingga ukuran yang didapat adalah
11,4 m 8,88 m 4,2 m.
6. Storage Area
Storage merupakan tempat penyimpanan dari finish product berupa tamiya yang
telah dibuat. Ukuran dari storage ini menyesuaikan dengan data aggregate planning
per bulan terbesar yang telah dibuat sebelumnya. Berikut datanya:
Tabel 5. 1 Data Aggregate Planning Produksi Tamiya per Bulan
Periode
Rencana
Produks
i
10
1924
19318
4
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa ukuran produksi terbesar sejumlah 19.392
tamiya. Perusahaan mencanangkan 20 hari kerja untuk sebulan. Lalu pengambilan
tamiya yang sudah jadi oleh distributor memerlukan waktu selama 2 hari. Sehingga
kapasitas maksimum jumlah tamiya yang mampu disimpan dalam area storage
sejumlah
19392
2=1939
tamiya.
20
Dalam pembuatan tamiya tersebut nantinya akan di-package dengan kardus kecil
dan kardus besar. Kardus kecil ditujukan untuk per satuan tamiya, sedangkan kardus
besar berisi maksimum 120 kardus kecil. Dimensi dari kardus kecil adalah 0,17 m
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
27
11
0,11 m 0,1 m. Sedangkan ketentuan untuk kardus besar panjang kardus harus
memuat 5 kardus kecil, lebar kardus untuk memuat 4 kardus kecil, dan tinggi kardus
sesuai dengan 6 kardus kecil. Sehingga ukuran dari kardus besar adalah 0,85 m
0,44 m 0,6 m.
Dengan menyesuaikan jumlah maksimal tamiya dalam storage, dapat diketahui
bahwa kardus besar yang dibutuhkan sejumlah 16 kardus diperoleh dari membagi
jumlah maksimal tamiya dengan 120 kardus kecil. Kardus-kardus besar ini nantinya
akan disusun pada rak dalam storage area. Ketentuan untuk lebar rak adalah sesuai
dengan lebar 2 kardus besar yang saling membelakangi, untuk panjang rak
ditentukan sebesar 4 kardus besar, dan tinggi rak adalah sesuai dengan 2 kardus
besar. Maka nantinya bagian bawah rak akan berisi 8 kardus besar, begitu juga
dengan bagian atasnya. Sehingga jumlah rak yang dibutuhkan hanya 1 buah dengan
spesifikasi ukuran panjang 3,4 m, lebar rak adalah 0,88 m, dan tinggi rak 1,2 m
dengan allowance 10% dari tinggi aktual sehingga ukuran tingginya adalah 1,32 m.
Selain ukuran rak hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah jalur dari forklift
sebagai media material handling yang digunakan dalam area ini. Jenis forklift yang
digunakan adalah jenis forklift berdiri dengan tampilan seperti berikut:
Gambar 5.1 menunjukkan bentuk dari ERC 220 dengan diimensi yaitu 2,446 m
0,82 m 2,1 m dengan kemampuan maksimum angkat fork 2,8 m. Untuk radius
28
perputaran 1,618 m dan kapasitas maksimum 2.000 kg. Sehingga jalan lewat forklift
yang diperlukan antara rak dengan tembok storage adalah 4 m.
Dari keseluruhan asumsi perhitungan untuk storage dapat diketahui dimensi ruang
storage yang diperlukan. Dimensi dilihat melalui ukuran rak dan jalan forklift.
Sehingga dimensi untuk ruang storage yaitu 11,4 m 8,88 m 4,2 m.
7. Packaging Area
Packaging area merupakan tempat yang digunakan untuk mengepak barang yang
sudah jadi berupa tamiya dalam kardus-kardus yang telah ditentukan tadi. Orangorang yang beroperasi pada area ini sejumlah 3 orang. Sesuai dengan ketentuan
pada data arsitek, maksimal area ruang gerak per orangnya adalah sebesar 4,5 m 2.
Sehingga ukuran luas ruangan maksimum adalah 13,5 m2. Dan dimensi ruangan
ditentukan sebesar 4 m 3,375 m 4,2 m.
8. Material Handling
Untuk alat bantu dalam material handling menggunakan media forklift. Jenis
forklift yang digunakan adalah forklift berdiri. Forklift yang digunakan yaitu ERC
220 dengan spesifikasi daya angkut maksimum 2.000 kg dan dimensi 2,446 m
0,82 m 2,1 m. Tinggi maksimum dari angkatan fork yaitu 2,8 m dengan radius
perputaran 1,618 m. Untuk jalur forklift yang aman pada lantai produksi mengacu
dari panjang total sejumlah 2,446 m ditambah allowance sebesar 20%, sehingga
diperoleh jalur aman selebar 2,9592 m atau 3 m.
Selain menggunakan forklift untuk area produksi, perlu adanya alat bantu lain yang
digunakan untuk memindahkan komponen atau perkakas bantu dari satu stasiun
kerja ke stasiun kerja lainnya. Untuk itu digunakan trolley karena kemudahan
mobilitasnya yang lebih ramping dibandingkan dengan forklift. Berikut bentuk dari
trolley yang digunakan:
29
Gambar 5.2 menunjukkan Trolley Prestar Jepang NF 301 ini memiliki dimensi
0,92 m 0,61 m, dengan kapasitas angkut maksimum 300 kg. Untuk
menentukan lajur yang dibutuhkan alat ini pada area produksi, perlu
menyesuaikan dengan panjang maksimum trolley yaitu 0,92 m ditambah
dengan allowance 0,5 m. Sehingga lebar lajur trolley adalah 1,4 m.
9. Luas SK
Luas SK dari proses perakitan tamiya PT. Tamiya Racing Indonesia terdiri atas
19 stasiun kerja yang disusun dengan bentuk pola aliran U, panjang dari setiap
stasiun kerja tersebut sesuai dengan panjang meja yang ada yaitu 0,51 m. Selain
itu untuk menghubungkan setiap SK terdapat conveyor dengan panjang sesuai
dengan panjang antara stasiun kerja yang telah dihitung sebelumnya yaitu 2 m.
Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah adanya lajur forklift dan lajur
trolley yang memiliki lebar sesuai dengan perhitungan pada material handling.
Lajur forklift dan trolley ini mengitari area luar dan dalam dari susunan stasiun
kerja. Untuk lajur forklift memiliki lebar 3 m, sedangkan lajur trolley selebar
1,4 m. Maka akan didapatkan dimensi areal produksi yaitu 22,48 m 16,84 m
4,2 m.
5.2.3 Luas Fasilitas Produksi
Berikut adalah luas tiap fasilitas produksi :
30
No.
Nama
1.
Toilet
Toilet Wanita
Toilet Pria
Office
Locker Room
Woman locker
room
Man
locker
room
Rest Point
2.
3.
4.
Jml
Luas
Allowance
(10%)
1
1
1
2m
3m
4.5m
5m
2m
24.75m
9
13.5
44.55
1
1.5
4.95
2.11m
2m
3.66
0.411
2.11m
2m
3.66
0.411
4m
3.375m
12.15
1.35
31
Ukuran
10m2
15m2
49.5m2
4.11m2
4.11m2
13.5 m2
No.
5.
6.
7.
8.
5.2.4
Nama
Warehouse
Storage Area
Packaging
Area
Luas SK
100.224
100.224
13.365
Allowance
(10%)
11.136
11.136
1.485
111,36 m2
111,36 m2
14.85 m2
374.778
41.642
416.42 m2
Jml
Luas
1
1
1
11.4m
11.4m
4m
8.88m
8.88m
3.38m
22.48 16.84m
m
Total
Ukuran
717.4567 m2
Berikut ini adalah layout lantai produksi yang ada pada PT Tamiya Racing
Indonesia.
32
5.2.5
416,42 m2. Kuat penerangan lampu yang dibutuhkan untuk pekerjaan perakitan adalah 300
lux. Penetapan nilai E (standar lux ruangan) sebesar 1000 lux ini karena PT. Tamiya Racing
ini melakukan operasi kerja perakitan kasar dan secara terus menerus. LLF (faktor
kehilangan cahaya) dari industri bersih adalah sebesar 0,7 karena pabrik ini merupakan
industri bersih dan nilai CU (faktor utilitas) sebesar 0,5 karena sistem penerangan langsung
dengan warna plafon dan dinding yang terang. Lampu yang digunakan adalah lampu 2 x 60
watt untuk setiap titik, dimana 1 watt sama dengan 75 lumen. Oleh karena itu, lumen lampu
adalah sebesar (2 x 60 x 75) = 9000 lumen.
- Lantai Produksi
N=
ExA
lumen lampu x LLF x CU
1000 x 416,42
=132,19 133 Lampu
9000 x 0,7 x 0,5
Wilayah
Lantai Produksi
Warehouse
Packaging
Storage
Rest Point
Locker Room Wanita
Locker Room Pria
Office
Toilet Wanita
Toilet Pria
Luas
(m2)
416.2
101.23
13.5
101.23
13.5
4.11
4.11
49.5
10
15
33
Jumlah
Lampu
3
1
1
1
2
1
1
1
1
1
5.2.6
dibutuhkan volume ruangan pabrik. Dimana luas total fasilitas pabrik sebesar 153,22 m 2
dengan tinggi pabrik sebesar 2 m dan ada pula 1,5 m. Sehingga didapatkan volume ruangan
pabrik adalah sebesar 306,44 m3. Pada perhitungan penentuan jumlah exhaust fan ini juga
dibutuhkan kapasitas sedot dan waktu sirkulasi. Kapasitas sedot adalah kemampuan turbin
ventilator untuk menghisap udara didalam ruangan untuk dibuang ke luar, dan pada saat
bersamaan menarik udara segar di luar ke dalam ruangan. Waktu sirkulasi adalah waktu
yang diperlukan turbin ventilator untuk mengatur volume udara yang akan disirkulasikan
pada ruang. Kapasitas sedot yang digunakan adalah 5 m3/menit dan waktu sirkulasi sebesar
5 menit. Berikut merupakanj perhitungan exhaust fan berdasarkan tiap fasilitas.
- Lantai Produksi
Volume Ruangan
Jumlah Exhaust Fan=
Kap . Sedot 20 x 10 Waktu Sirkulasi
=
1589,966 m3
3
200 m /menit
Wilayah
Lantai Produksi
Warehouse
Packaging
Storage
Locker Room Wanita
Locker Room Pria
Toilet Wanita
Toilet Pria
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Volume
1589.96
425.1744
56.7
8.88
20.4
20.4
22.5
22.5
34
Jumlah
Exhaust Fan
8
3
1
3
1
1
1
1
5.2.7
Penentuan Jumlah AC
Jumlah AC
Standard kapasitas AC yang ada diantaranya adalah:
AC PK = 5.000 BTU/jam
AC PK = 7.000 BTU/jam
AC 1 PK = 9.000 BTU/jam
AC 1 PK = 12.000 BTU/jam
AC 2 PK = 18.000 BTU/jam
-
Office
Departemen
Luas
Allowance
Ukura
Jumlah
TK
Fasilitas
1 meja, 1 kursi, 1
Direktur Utama
3.65m 4m
14.6
1.4
16
lemari loker, 1
toilet, 1 set sofa
1 meja kerja, 1
Ka Div Finansial
2.25m 2m
4.5
0.45
kursi, 1 lemari
loker
35
Departemen
Staff
Administrasi
Staff Accounting
Luas
Allowance
Ukura
Jumlah
TK
Fasilitas
1 meja kerja, 1
2.25
2m
4.5
0.45
kursi, 1 lemari
loker
1 meja kerja, 1
2.25
2m
4.5
0.45
kursi, 1 lemari
loker
2 meja kerja, 2
Staff PPIC
Ka Div Sales
Dan Marketing
Staff Sales
4.5m
2m
0.9
11
kursi, 2 lemari
loker
1 meja kerja, 1
2.25m 2m
4.5
0.45
kursi, 1 lemari
loker
1 meja kerja, 1
2.25m 2m
4.5
0.45
kursi, 1 lemari
loker
1 meja kerja, 1
Staff Marketing
2.25m 2m
4.55
0.45
kursi, 1 lemari
loker
1 meja kerja, 1
Ka Div HRD
2.25m 2m
4.5
0.45
kursi, 1 lemari
loker
1 meja kerja, 1
Staff GA
2.25m 2m
4.5
0.45
kursi, 1 lemari
loker
36
Departemen
Luas
Allowance
Ukura
Jumlah
TK
Fasilitas
1 meja kerja, 1
Staff HRD
2.25m 2m
4.5
0.45
kursi, 1 lemari
loker
Total
73 m
10
Fasilitas
Tempat
parkir
Toilet
Masjid
Allowanc
Jumlah
Luas
Mobil (5)
25m
11.5 m
258.75
28.75
287.5 m2
Motor (15)
Wanita (1)
Pria (1)
1
30m
2.5m
2.5m
6m
15 m
2m
2m
5m
405
4.5
4.5
27
45
0.5
0.5
3
450 m2
5 m2
5 m2
30 m2
37
e (10%)
Ukuran
Allowanc
Fasilitas
Jumlah
Luas
Kantin
Meeting
6m
5m
27
e (10%)
3
Pabrik (1)
6.5m
3,25m
19.0125
2.1125
21,125 m2
6m
6m x 3.5m
18.9
2.1
21 m2
6.75m
4.5m
2.25m
4m
4m
2m
2m
6m
24.3
9
5
24
2.7
1
1
2.4
27 m2
10 m2
6 m2
26.4
Room
Perusahaan(1
)
1
1
1
1
Lobby
Pantry
Pos Satpam
Klinik
Ukuran
30 m2
Fasilitas kerja diatas dibuat berdasarkan pengaruh fasilitas kerja tersebut terhadap luasan
ruangan yang dibutuhkan. Seperti toilet, meja kerja, kursi, lemari loker, serta sofa. Luas
ruangan yang dibutuhkan untuk tiap departemen yang ada di perusahaan ditentukan
berdasarkan pendapat para ahli, referensi berdasarkan perusahaan-perusahaan lain dan
disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja dalam masing-masing departemen, fasilitas yang
digunakan ditiap departemen dimana fasilitas tersebut merupakan fasilitas-fasilitas yang
memerlukan jarak dan luasan tertentu.
5.3.3 Penentuan Jumlah Lampu Tiap Departemen
Berikut perhitungan jumlah lampu yang dibutuhkan untuk setiap ruangan yang ada
didalam perusahaan:
Diketahui :
a
Kuat penerangan yang digunakan adalah 500 lux dengan asumsi ketelitian yang
0.8
Faktor penggunaan yang digunakan adalah sebesar 50%.
38
Departemen
Direktur Utama
Ka Div Finansial
Staff Administrasi
Staff Accounting
Staff PPIC
Ka Div Sales Dan
Marketing
Staff Sales
Staff Marketing
Ka Div HRD
Staff GA
Staff HRD
N=
ExA
lumen lampu x LLF x CU
N=
500 x 16
9000 x 0.8 x 0.5
Luas
(m2)
16
5
5
5
11
Jumlah
Lampu
3
1
1
1
2
5
5
5
5
5
1
1
1
1
1
= 1.22 3 lampu.
Pada penentuan jumlah lampu di kantor, jumlah yang diperlukan sebanyak 13 buah
pasang lampu 2TL X 60 watt.Dalam menentukan jumlah lampu di kantor dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya faktor kuat penerangan yang dibutuhakan , luas area pabrik , faktor
kehilangan cahaya , dan faktor penggunaan lampu itu sendiri. Faktor kuat penerangan yang
dipakai sebesar 300 lux karena berdasarkan tabel penentuan tingkat pencahayaan untuk proses
membaca dan menulis yang memerlukan ketelitian teliti memerlukan tingkat pencahayaan
sebesar 500-700 lux. Kantor tersebut menggunakan AC sehingga faktor kehilangan cahaya
yang digunakan sebesar 0,8. Dan jenis lampu yang digunakan adalah lampu TL 2 x 60 watt.
Berikut perhitungan jumlah lampu yang dibutuhkan untuk setiap fasilitas yang ada
didalam perusahaan:
39
Fasilitas
Tempat parkir
Toilet
Masjid
Kantin
Meeting Room
Jumlah
Mobil (5)
Motor (15)
Wanita (1)
Pria (1)
1
1
Pabrik (1)
Perusahaan(1
Luas Ruangan
287.5 m2
450 m2
5 m2
5 m2
30 m2
30 m2
21,125 m2
21 m2
Jumlah Lampu
8
11
1
1
1
1
3
)
1
1
1
1
27 m2
10 m2
6 m2
26.4 m2
1
1
1
3
Lobby
Pantry
Pos Satpam
Klinik
N=
ExA
lumen lampu x LLF x CU
N=
80 x 287.5
9000 x 0.7 x 0.5
= 7.3 8 lampu.
Pada penentuan jumlah lampu di fasilitas pendukung kantor, jumlah yang diperlukan
sebanyak 31 buah pasang lampu 2TL X 60 watt. Dalam menentukan jumlah lampu di fasilitas
pendukung kantor dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor kuat penerangan yang
dibutuhakan , luas area pabrik , faktor kehilangan cahaya , dan faktor penggunaan lampu itu
sendiri. Faktor kuat penerangan yang dipakai bermacam sebesar berdasarkan tabel penentuan
40
tingkat pencahayaan. Fasilitas tersebut semua menggunakan LLF pada industry bersih kecuali
pada meeting room menggunakan AC sehingga faktor kehilangan cahaya yang digunakan
sebesar 0,7 dan 0.8. Dan jenis lampu yang digunakan adalah lampu TL 2 x 60 watt. Dengan
adannya penerangan yang cukup dapat membuat pekerja konsentrasi didalam menyelesaikan
pekerjaanya dan dapat menigkatkan performansi dan produktifitas pekerja PT. Tamiya Racing
Indonesia.
5.3.4 Penentuan Jumlah AC Tiap Depertemen
Departemen
Direktur Utama
Div Finansial
PPIC
Div Sales Dan
Marketing
Ka Div HRD
Lua
Jumlah
s
AC
(m2)
16
1
15
1
11
1
PK
1
1
15
15
Contoh Perhitungan
AC yang digunakan adalah 5 buah AC dengan ukuran PK AC pada ruang direktur. Divisi
finansial, Sales dan Marketing, serta HRD adalah 1 PK sedangkan pada PPIC digunakan
AC PK. Besar PK yang digunakan berdasarkan pada luas ruangan yang ada.
5.4 Layout Perusahaan Secara Keseluruhan
5.4.1 Activity Relationship Chart
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
41
42
Kode Alasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Deskripsi Alasan
Penggunaan catatan secara bersama
Menggunakan tenaga kerja yang sama
Menggunakan space area yang sama
Derajat kontak personel yang sering dilakukan
Derajat kontak kertas kerja yang sering dilakukan
Urutan aliran kerja
Melaksanakan kegiatan kerja yang sama
Menggunakan peralatan yang sama
Kemungkinan adanya bau yang tidak mengenakan,dll
43
utama. Sales and Marketing juga harus didekatkan dengan lobby karena sebagian besar
pekerjaan sales and marketing berhubungan dengan orang luar.
5.4.2 Activity Relationship Diagram (ARD)
Activity Relationship Diagram (ARD) merupakan penyusunan block-block template
yang sesuai dengan tingkat hubungan antara satu sama lainnya dari hasil ARC. dari gambar
tersebut hubungan suatu komponen dengan komponen lain ditunjukan dengan jumlah garis
dan bentuk garis penghubung antar bagian tersebut. Hubungan biasa atau O ditunjukkan
oleh garis berwarna biru, sedangkan hubungan penting atau I ditunjukkan oleh garis
berwarna hijau. Untuk hubungan sangat penting atau E ditunjukkan warna orange dan
hubungan mutlak penting atau A ditunjukkan oleh warna merah
Tabel 5. 12 Derajat Kedekatan antar Departemen PT Tamiya Racing Indonesia
No dan Nama
Departemen
1
Lantai Produksi
Direktur Utama
Divisi Finansial
A
11,1
5
Derajat Keterdekatan
I
O
U
2,3,5,6,7,8,9,10,12,
4
13, 14,16,17,18
1,4,5,6,7,8,11,12,13
3
9,10
,14 15,16,17,18
1,4,6,7,8,10,11,12,1
2,5
9
314,15,16,17,18
44
No dan Nama
Departemen
PPIC
Sales and
Marketing
Divisi HRD
Masjid
Kantin
Pantry
10
Lobby
11
12
Meeting Room
Pabrik
Meeting Room
Perusahaan
16,1
7
12
1
10
13
Parkiran Mobil
14
18
14
Parkiran Motor
13
18
15
Klinik
16
Toilet Wanita
7,17
17
Toilet Pria
7,16
18
Pos Satpam
13,14
Derajat Keterdekatan
I
O
U
2,3,6,7,8,10,11,12,1
1,9
3,14, 15,16,17,18
1,2,6,7,8,11,12,13,1
3,10
9
4, 15,16,17,18
1,2,3,4,7,8,11,12,13
9,10
,14 15,16,17,18
1,2,3,4,5,6,8,9,10,1
1,12,13,14,15,18
1,2,3,4,5,6,7,10,11,
9
12,13,14,15,16,17,1
8
1,7,8,10,11,12,13,1
2,3,4,5,6
4,15,16,17,18
1,3,4,7,8,9,10,11,13
5
2,6
,14,15,16,17,18
2,3,4,5,6,7,8,9,10,1
2,13,14,15,16,17,18
1,2,3,4,5,6,7,8,9,13,
14,15,16,17,18
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,
11,12,15,16,17
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,
11,12,15,16,17
2,3,4,5,6,7,8,9,10,1
1,12,13,14,16,17,18
1,2,3,4,5,6,8,9,10,1
1,12,13,14,15,17,18
1,2,3,4,5,6,8,9,10,1
1,12,13,14,15,18
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,
11,12,15,16,17
Work Sheet merupakan lembar kerja yang disusun berdasarkan activity relationship
chart, terdiri dari baris-baris dan kolom-kolom. Pada work sheet ini dituliskan nomor dan
jenis kegiatan pada kolom sebelah kiri dan tingkat hubungan dari tiap-tiap kegiatan
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
45
dituliskan pada kolom sebelah kanan. Data pada work sheet ini merupakan rekapitulasi
hasil ARC.
1 lantai
Produksi
I
O-4
A16,17
A-14
O
E-18
O9,10
I-3
A
I-2,5
E-18
E-5
I3,10
E-12
A-1
O-2,6
A-7,17
A7,16
46
O-9,10
O
A
E-10
12.
Meeting
Room
Perusahaa
n
17. Toilet
Pria
16. Toilet
Wanita
15. Klinik
O-9
6.Divisi
HRD
11Meeting
Room
Pabrik
10. Lobby
I-5
5. Sales
dan
Marketing
O-1,9
A-1
E-4
O2,3,4,5,6
4. PPIC
9. Pantry
14. Parkir
motor
I
O-9
O-9
A-13
3. Divisi
Finansial
8. Kantin
13. Parkir
Mobil
I
2. Direktur
Utama
7. Masjid
E13,14
18. Pos
Satpam
I
E-13,14
E-18
A-14
2. Direktur Utama
O
A-13
A
I-3
O-9,10
E-10
A-1
E-4
11Meeting Room
Pabrik
O
O-9
E-5
A-11,15
4. PPIC
I
O-1,9
6.Divisi HRD
I
O-9,10
1 lantai Produksi
I
O-4
47
I-3,10
15. Klinik
I
A-7,16
5. Sales dan
Marketing
O-2,3,4,5,6
A-1
7. Masjid
9. Pantry
O-2,6
A-7,17
O-9
O-9
8. Kantin
10. Lobby
A-16,17
3. Divisi Finansial
I
E-12
I-5
I-2,5
E-18
didekatkan satu sama lain. Sebagai contoh adalah pada parkir motor dan mobil memilki
kedekatan yang sangat penting sehingga penempatan parkir motor dan mobil saling
didekatkan. Hal ini berbeda dengan parkir mobil dan pantry, karena berdasarkan work sheet
kedua tempat tersebut tidak memilki hubungan yang penting sehingga keduanya tidak
didekatkan karena jika dijauhkan pun tidak mengganggu kegiatan di dalam perusahaan.
5.4.4 Space Relationship Diagram
48
49
segera dibuat. Pada SRD (Space Relationship Diagram) dibuat untuk mengetahui layout
yang sudah direncanakan yang digambarkan dengan kotak-kotak balok membentuk sebuah
susunan yang diberi penomoran sesuai dengan urutan departemen yang ada. Penggambaran
SRD hampir sama dengan ARD yaitu digambarkan dengan gari-garis serta kode
warna yang menunjukkan hubungan kedekatan antar departemen atau fasilitas pendukung
serta lantai produksi yang telah dibuat. Namu pada SRD digambarkan menggunakan kotakkotak balok yang membentuk susunan balok, sedangan ARD hanya digambarkan dengan
bentuk bulat tetapi tetap diberikan penomoran sesuai dengan urutan ruangan yang
direncanakan pada pembuatan layout pabrik secara keseluruhan. Dengan adanya SRD ini
kita dapat menegtahui berapa luasan dari masing-masing ruangan yang akan dibuat
membentuk susunan balok berukuran 4x4 dengan bentuk yang sudah dapat dilihat pada
Space Relationship Diagram
50
51
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Workspace adalah area atau tempat kerja dimana bertemunya pekerja dengan
tugasnya dalam melakukan proses produksi yang terdiri dari material-material part
tamiya, palet, kursi dan meja, sedangkan workplace adalah area tempat
dilaksanakannya proses produksi beserta operator sebagai pelaksana proses
produksi dan komponen yang akan digunakan dalam proses produksi seperti forklift
dan konveyor, sebagai contoh pada praktikum modul 7 ini, workspace adalah
stasiun kerja dimana pekerja bertemu dengan tugasnya masing-masing. Sedangkan
workplace adalah keseluruhan luas stasiun kerja.
2. Dalam perancangan workplace, terdapat faktor-faktor lingkungan kerja yang sangat
berpengaruh dalam perancangannya. Faktor-faktor tersebut terdiri dari temperatur,
kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, bau-bauan, getaran mekanis
dan warna. Tentunya semakin terjaganya faktor-faktor lingkungan kerja, maka
semakin tinggi tingkat produktivitas pekerja.
3. Workplace adalah tempat operator untuk melakukan proses produksi. Sehingga
dalam perancangan lantai produksi perlu mempertimbangkan kenyamanan operator
dalam mengerjakan pekerjaannya. Oleh karenanya dalam modul 7 ini dihitung
beberapa fasilitas seperti kursi dengan panjang alas duduk 606 mm dan lebar alas
duduk 412 mm, meja dengan panjang, lebar dan tinggi 500mm, 480 mm dan
998mm, palet untuk stasiun kerja 2, 5a dan 5b, serta konveyor dengan panjang 1806
mm, lebar 300 mm dan tinggi konveyor 998 mm. Seluruh fasilitas tersebut
bertujuan untuk untuk mendukung kenyamanan dan ergonomi operator atas
pertimbangan antropometri.
4. Dalam layout pabrik yang kami rancang secara garis besar dibagi dua yaitu layout
lantai produksi dan layout departemen. Untuk layout lantai produksi sangat
memperhatikan faktor kenyamanan operator oleh karena itu kami menambahkan
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
52
allowance pada ukuran-ukuran dalam stasiun kerja maupun fasilitas lantai produksi.
Fasilitas pada lantai produksi antara lain toilet pria dan wanita, rest point, locker
Room pria dan wanita, packaging srea, storage room, warehouse, office dan
material handling. Sedangkan untuk luas dan fasilitas per departemen ukurannya
disesuaikan dengan data antropometri. Kemudian setalah perhitungan, didapat total
luas pabrik keseluruhan adalah 728,38 m2
5. Dalam penentuan fasilitas pendukung perusahaan juga memperhatikan luas dan
space yang tersedia. Fasilitas pendukung ini terdiri dari tempat parkir mobil dan
motor, toilet wanita dan pria, masjid, kantin, meeting room pabrik dan perusahaan,
lobby, pantry, pos satpam dan klinik. Oleh karena agar luas yang dibutuhkan cukup
besar, maka fasilitas-fasilitas pendukung perusahaan dirancang sesuai kebutuhan
dan kapasitasnya dan diletakkan sesuai hubungan kedekatannya dengan fasilitas
lainnya.
6.2 Saran
1. Lebih teliti dalam menentukan fasilitas pendukung pada lantai produksi maupun
pada setiap departemen hendaknya menggunakan data arsitek sebagai referensi
utama.
2. Dalam menentukan luas lantai produksi dan departemen juga hendaknya
menggunakan data arsitek sebagai referensi utama agar asumsi tidak terlalu jauh
melenceng.
3. Lebih teliti dalam menentukan jumlah lampu, AC, dan exhaust fan.
DAFTAR PUSTAKA
53
Wignjosorbroto, Sritomo. Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan. Surabaya : Penerbit
Guna Widya. 2003.
Apple, James M. Plant Layout and Material Handing. New York : The Macmillan
Company, 1962.
Tompkins, James A. and White John A. Facilities Planning. John Wiley & Sons, 1984.
Neufert, Ernst. Data Arsitek. Jakarta : Penerbit Erlangga. 2002
54