Professional Documents
Culture Documents
MENINGITIS TB
Disusun Oleh :
Riska Rachmania
030.09.208
Pembimbing :
Dr. Sukaenah BT Shebubakar, SpP
: 030.09.208
Pembimbing
I. IDENTITAS PASIEN
Nomor RM
: 997593
Nama
: Fitria Handayani
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 28 tahun
Suku Bangsa
: Indonesia
Alamat
: Jl. Jati Negara, RT/RW 06/02 . kampung melayu
Pekerjaan
:Pendidikan
:Agama
: Islam
Status Pernikahan : Belum menikah
Ruang Perawatan : 506
Tanggal Masuk : 26 September 2015
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesis dan Alloanamnesis. Anamnesis yang
dilakukan pada hari minggu, 27 September 2015 di ruang perawatan lantai 5 Barat RSUD
Budhi Asih.
1. Keluhan Utama :
Lemas sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.
2. Keluhan Tambahan :
Demam, pusing, sesak, batuk, nyeri dada, mual, muntah, nyeri ulu hati, penurunan
nafsu makan, berat badan menurun.
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan lemas sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien juga mengeluh demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, demam
dirasakan saat malam hari, disertai mengigil dan keringat malam. Nafsu makan
pasien menurun sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, setiap makan hanya
bisa masuk 2 kali sendok. Mengeluh nyeri perut dibagian ulu hati dan disertai
adanya mual dan muntah, muntah cair sebanyak 2 kali dan berisi cair
makanan.Berat badan pasien juga menurun selama 1 bulan. Pasien mengeluh adanya
batuk, batuk sudah 1 bulan, batuk kering kadang merasa sulit untuk mengeluarkan
dahak, tidak sertai adanya darah. Pasien juga mengeluh adanya sesak, sesak
dirasakan sudah 1 bulan, sesak timbul saat batuk hingga pasien merasakan sulit
2
untuk tidur. Terdapat nyeri dada, nyeri dada disebelah kanan, nyeri dada timbul saat
batuk. Pasien juga sering mengeluh pusing, pusing hilang timbul biasanya didaerah
belakang kepala, jika pusing pasien selalu minum obat warung. pai Bak lancar dan
bab lancar, tidak adanya kelainan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien terdapat riwayat penyakit paru sejak kecil usia 10 tahun dan mendapatka
pengobatan selama 3 bulan. Pasien menderita riwayat diabetes mellitus, riwayat
gastritis. Riwayat asma dan hipertensi disangkal.
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarganya yang menderita penyakit yang serupa. Ibunya pasien
memiliki riwayat penyakit diabetes dan Ayahnya pasien memiliki riwayat hipertensi.
Riwayat asma serta riwayat alergi dalam anggota keluarga pasien disangkal.
6. Riwayat Kehidupan Pribadi, Sosial, dan Kebiasaan :
Pasien tinggal bersama ayahnya. Pasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi
alkohol. Riwayat penggunaan narkoba dan jarum suntik disangkal oleh pasien.
7. Riwayat Pengobatan :
Pasien pernah mendapatkan pengobatan selama 3 bulan sejak kecil, usia 10 tahun.
Pasien juga sebelumnya pernah berobat di mantri dekat dengan rumahnya, 1 bulan
sebelum masuk rumah sakit.
8. Riwayat Alergi :
Riwayat alergi pada pasien disangkal.
9. Riwayat Lingkungan :
Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk. Pencahayaan dan ventilasi di rumah
pasien cukup baik. Kebersihan cukup baik
.
III.ANAMNESIS MENURUT SISTEM
Umum
Kulit
Kepala
: Pusing
Mata
: Konjungtiva anemis
THT
Leher
Paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Kesadaran
Kesan sakit
Kesan gizi
: Somnolen
: Tampak sakit berat
: Tampak gizi kurang
Tanda-tanda Vital :
-
TD : 100/80 mmHg
N : 110 x/menit (cepat, isi cukup, reguler)
RR : 33x/menit (pernapasan thorakal-abdominal)
S : 38oC (suhu axillaris)
Antropometri : BB: 38 kg, TB: 160 cm BMI : 14,84 ( gizi kurang)
Status Generalis :
KULIT
Warna kulit sawo matang, pucat (-), sianosis (-), ikterik (-), turgor kulit baik, efloresensi
bermakna (-).
KEPALA
Normochepali, deformitas (-), rambut : hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut.
Mata
Telinga
: Normotia, nyeri tarik/ nyeri tekan (-/-), liang telinga lapang (+/+),
serumen (-/-)
Hidung
: Deformitas (-), krepitasi (-), nyeri tekan (-), kavum nasi lapang (+/+)
Mulut
: sianosis (-), bibir dan mukosa mulut tidak kering, tidak ada
efloresensi yang bermakna, oral hygiene baik, uvula letak di tengah,
4
Palpasi
Palpasi
: Ictus cordis teraba setinggi ICS 5 1 cm dari garis midclavicula kiri. Vocal
fremitus sama kuat.
.
Perkusi
batas paru dengan hepar : setinggi ICS 5 linea midclavicula kanan dengan
suara redup
batas paru dengan jantung kanan : setinggi ICS 3 hingga 5 linea sternalis
kanan
batas paru dengan jantung kiri : setinggi ICS 5, 1 cm linea midclavicula kiri
dengan suara redup
batas atas jantung : setinggi ICS 3 linea parasternal kiri dengan suara
redup
Auskultasi : Jantung : Bunyi jantung I & II regular, murmur (-) gallop (-).
Paru
: Suara napas vesikuler (+/+), Ronki (+/+) basah halus, wheezing (-/-),
ABDOMEN
Inspeksi
Palpasi
Nyeri
tekan
+
-
ballotement (-).
EKSTREMITAS
Inspeksi
Palpasi
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
JENIS
PEMERIKSAAN
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
HASIL
HASIL
(27-09-15)
6.4
2.3
6.8
20
243
88,0
29.5
33.6
23.7
(28-09-15)
9.3
3.3
9.2
31
155
94.2
27.9
29.6
30.6
SATUAN
NILAI
ribu/uL
juta/uL
g/dL
%
ribu/uL
fL
Pg
g/dL
%
NORMAL
3.6-11
4.4-5.9
13.2-17.3
40-52
150 440
80 100
26 34
32 36
< 14
mg/dl
< 110
147
ALT/SGPT
29
METABOLISME KARBOHIDRAT
Gula Darah Sewaktu
134
ELEKTROLIT
SERUM
Natrium (Na)
134
137
mmol/L
135 155
Kalium (K)
4.1
5.7
mmol/L
3.6-5.5
Klorida (Cl)
104
110
mmol/L
98-109
7,55
7.24
23
39
KIMIA KLINIK
PH
PCO2
7.35-7.45
mmHg
35-45
PO2
59
44
mmHg
80-100
BIkarHCO3
20
17
mmol/L
21-28
Total CO2
21
18
mmol/L
23-27
Saturasi O2
94
62
95-100
0.5
- 9,2
meq/L
-2.5-2.5
Ureum
53
mg/dL
13-43
Kreatinin
0.89
mg/dL
<1.1
GINJAL
+3
BTA 2
BTA 3
+2
+3
VI. RINGKASAN
Pasien datang dengan keluhan lemas sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
juga mengeluh demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan saat
malam hari, disertai mengigil dan keringat malam. Nafsu makan pasien menurun sejak 2
minggu sebelum masuk rumah sakit, setiap makan hanya bisa masuk 2 kali sendok.
Mengeluh nyeri perut dibagian ulu hati dan disertai adanya mual dan muntah, muntah cair
sebanyak 2 kali dan berisi makanan.Berat badan pasien juga menurun selama 1 bulan. Pasien
mengeluh adanya batuk, batuk sudah 1 bulan, batuk kering kadang merasa sulit untuk
mengeluarkan dahak, tidak sertai adanya darah. Pasien juga mengeluh adanya sesak, sesak
dirasakan sudah 1 bulan, sesak timbul saat batuk hingga pasien merasakan sulit untuk tidur.
Terdapat nyeri dada, nyeri dada disebelah kanan, nyeri dada timbul saat batuk. Pasien juga
sering mengeluh pusing, pusing hilang timbul biasanya didaerah belakang kepala, jika pusing
pasien selalu minum obat warung. Bak lancar dan bab lancar, tidak adanya kelainan.
Pasien terdapat riwayat penyakit paru sejak kecil usia 10 tahun, dan mendapatka
pengobatan selama 3 bulan. Pasien menderita riwayat diabetes mellitus.Ibunya pasien
memiliki riwayat penyakit diabetes dan ayahnya memiliki riwayat hipertensi. Sebelumnya
pasien pernah berobat juga di mantri 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/80, nadi cepat 110x/m,
pernapasan cepat 44x/m, suhu yang meningkat 38C, BMI 15 termasuk gizi kurang,
conjungtiva anemis (+/+), gerak pernafasan Asimetris antara dan kiri, sebelah kanan
tertinggal, terjadinya retraksi sela iga, perut buncit, nyeri di epigastrium (+) serta oedem
dorsum pedis kanan dan kiri.
Dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan terjadinya penurunan eritrosit 2.3
juta/L, penurunan hemoglobin 6.8 g/dl, penuruanan hemotokrit 20%, gula darah sewaktu
134 mg/dL, Na 134 mmol/L. dari hasil analisa gas darah didapatkan PH 7.55, PCO2 23
mmHg, PO2 59 mmHg, HCO3 20 mmHg, Total CO2 21 mmol/L, saturasi O2 94%.
VII.
1.
2.
3.
4.
5.
DAFTAR MASALAH
Meningitis TB dd Ensefalitis TB
TB Paru Relaps
SARI (Severe Acute Respiration Infection)
Malnutrisi
Diabetes melitus
: Hematologi lengkap
Analisa Gas darah
Diff.count
Mantoux test
BTA
Lumbal pungsi
CT-scan
MRI
R/ th
2. TB Paru Relaps
S: Pasien demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan saat
malam hari, disertai mengigil dan keringat malam. Nafsu makan pasien menurun
sejak 2 minggu, setiap makan hanya bisa masuk 2 kali sendok Berat badan pasien
juga menurun selama 1 bulan. Pasien mengeluh adanya batuk, batuk sudah 1 bulan.
Pasien mengeluh adanya batuk, batuk sudah 1 bulan, batuk kering kadang merasa sulit
untuk mengeluarkan dahak, tidak sertai adanya darah. Pasien juga mengeluh adanya
sesak, sesak dirasakan sudah 1 bulan, sesak timbul saat batuk hingga pasien
merasakan sulit untuk tidur
O :Pernapasan cepat 44x/m, suhu meningkat 38C. IMT didapatkan 15 termasuk gizi
kurang. Gerak pernafasan Asimetris antara dan kiri, sebelah kanan tertinggal,
terjadinya retraksi sela iga. Terdapat Rh +/+ basah halus.
Tatalaksana
R/ dx
: Hematologi lengkap
LED
Diff.count
Mantoux test
BTA
R/ th
R/ th
4. Malnutrisi
Nafsu makan pasien menurun sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit,
setiap makan hanya bisa masuk 2 kali sendok. Mengeluh nyeri perut dibagian ulu hati
dan disertai adanya mual dan muntah, muntah cair sebanyak 2 kali dan berisi
makanan. Berat badan pasien juga menurun selama 1 bulan.
Pemeriksaan fisik didapatkan conjungtiva anemis (+/+), perut buncit, Nyeri
tekan epigastrium, terdapat pada dorsum pedis (+/+).
Pemeriksaan penunjang didapatkan penurunan eritrosit 2.3 juta/L, penurunan
hemoglobin 6.8 g/dl, penuruanan hemotokrit 20%,
Tatalaksana
R/ dx
: Pemeriksaaan albumin
Calsium darah
R/ th
: Pemakain NGT
Assering + lasal 2 cc /8 jam
Cefoperazone 2 x 1 gr
Omeprazole 2x 8 mg
Sucrafat 3 x II C
PRC 1 pack 500 cc
: pemberian
Tatalaksana
R/ dx
R/ th
: Medikamentosa
IX
PRGNOSIS
Ad vitam
: ad malam
Ad Fungsionam
: ad malam
Ad Sanationam
: ad malam
S
O
Sesak napas, mual ,demam , nyeri ulu hati, lemas, nafsu makan menurun
KU : Tampak sakit berat
K : Somnolen
TV : 90/80 | 115x/m | 40x/m | 38,3
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)
Thoraks : SNV +/+, Rh +/+ ronki basah halus Wh -/BJ 1-2 reguler, M G
Abdomen : Buncit, supel, BU + 3x/m
NTE (+), Hepatomegali Spleenomegali
+ +
Ekstremitas AH ++
++
Meningitis TB dd Ensefalitis TB
TB Paru Relaps
SARI (Severe Acute Respiration Infection)
Malnutrisi
Ganggua fungsi hepar
Diabetes Melitus
Medikamentosa
Terpasang NGT
Omeprazole 2x 8 mg
Sucrafat 3 x I Cth
Streptomicin 1x gr
Ofloxacin 1x400
Pelastin 1x1
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Meningitis merupakan salah satu infeksi pada susunan saraf pusat yang mengenai
selaput otak dan selaput medulla spinalis yang juga disebut sebagai meningens. Meningitis
dapat disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan
parasit. Meningitis Tuberkulosis tergolong ke dalam meningitis yang disebabkan oleh bakteri
yaitu Mycobacterium Tuberkulosa. Bakteri tersebut menyebar ke otak dari bagian tubuh yang
lain.
Epidemiologi
Meningitis TB merupakan salah satu komplikasi TB primer. Morbiditas dan mortalitas
penyakit ini tinggi dan prognosisnya buruk. Komplikasi meningitis TB terjadi setiap 300 TB
primer yang tidak diobati. CDC melaporkan pada tahun 1990 morbiditas meningitis TB 6,2%
dari TB ekstrapulmonal. Insiden meningitis TB sebanding dengan TB primer, umumnya
bergantung pada status sosio-ekonomi, higiene masyarakat, umur, status gizi dan faktor
genetik yang menentukan respon imun seseorang. Faktor predisposisi berkembangnya infeksi
TB adalah malnutrisi, penggunaan kortikosteroid, keganasan, cedera kepala, infeksi HIV dan
diabetes melitus. Penyakit ini dapat menyerang semua umur, anak-anak lebih sering
dibanding dengan dewasa terutama pada 5 tahun pertama kehidupan. Jarang ditemukan pada
usia dibawah 6 bulan dan hampir tidak pernah ditemukan pada usia dibawah 3 bulan.5
3.3 Anatomi Fisiologi3
Otak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang melindungi struktur syaraf yang
halus, membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan
serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:
Pia meter : yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan sumsum tulang
belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat akan menyediakan darah untuk
struktur-struktur ini.
Arachnoid : Merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dan dura meter.
Dura meter : Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari jaringan
ikat tebal dan kuat.
3.4 Etiologi8
Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur,
atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.
Bakteri:
Pneumococcus
Meningococcus
Haemophilus influenza
Staphylococcus
Escherichia coli
Salmonella
Mycobacterium tuberculosis
Virus :
Enterovirus
Jamur :
Cryptococcus neoformans
Coccidioides immitris
Pada laporan kasus meningitis tuberkulosa ini, mycobacterium tuberculosis merupakan faktor
penyebab paling utama dalam terjadinya penyakit meningitis.
3.5 Patogenesis
Meningitis TB terjadi akibat penyebaran infeksi secara hematogen ke meningen.
Dalam perjalanannya meningitis TB melalui 2 tahap. Mula-mula terbentuk lesi di otak atau
meningen akibat penyebaran basil secara hematogen selama infeksi primer. Penyebaran
secara hematogen dapat juga terjadi pada TB kronik, tetapi keadaan ini jarang ditemukan.
Selanjutnya meningitis terjadi akibat terlepasnya basil dan antigen TB dari fokus kaseosa
(lesi permulaan di otak) akibat trauma atau proses imunologik, langsung masuk ke ruang
subarakhnoid. Meningitis TB biasanya terjadi 36 bulan setelah infeksi primer.5
Kebanyakan bakteri masuk ke cairan serebro spinal dalam bentuk kolonisasi dari
nasofaring atau secara hematogen menyebar ke pleksus koroid, parenkim otak, atau selaput
meningen. Vena-vena yang mengalami penyumbatan dapat menyebabkan aliran retrograde
transmisi dari infeksi. Kerusakan lapisan dura dapat disebabkan oleh fraktur , paska bedah
saraf, injeksi steroid secara epidural, tindakan anestesi, adanya benda asing seperti implan
koklear, VP shunt, dll. Sering juga kolonisasi organisme pada kulit dapat menyebabkan
meningitis. Walaupun meningitis dikatakan sebagai peradangan selaput meningen, kerusakan
meningen dapat berasal dari infeksi yang dapat berakibat edema otak, penyumbatan vena dan
memblok aliran cairan serebrospinal yang dapat berakhir dengan hidrosefalus, peningkatan
intrakranial, dan herniasi6
Skema patofisiologi meningitis tuberkulosa
BTA masuk tubuh
Multiplikasi
Penyebaran hematogen
Meningens
Membentuk tuberkel
MENINGITIS
3.6 Manifestasi Klinis
Gejala klinis meningitis TB berbeda untuk masing-masing penderita. Faktor-faktor
yang bertanggung jawab terhadap gejala klinis erat kaitannya dengan perubahan patologi
yang ditemukan. Tanda dan gejala klinis meningitis TB muncul perlahan-lahan dalam waktu
beberapa minggu.5
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan
punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot
ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala
tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun.tanda Kernigs dan
Brudzinsky positif.8
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa
yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala,
pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa
pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.8
Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel muncul
bercak pada kulit tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku,
dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan.8
Gejala meningitis meliputi :8
Diagnosis
Limfositer
Protein meningkat
Tes Tuberkulin
Ziehl-Neelsen ( ZN )
Rontgen thorax
TB apex paru
TB milier
3 CT scan otak
Penyengatan kontras ( enhancement ) di sisterna basalis
Tuberkuloma : massa nodular, massa ring-enhanced
Komplikasi : hidrosefalus
4. MRI
Diagnosis dapat ditegakkan secara cepat dengan PCR, ELISA dan aglutinasi Latex.
Baku emas diagnosis meningitis TB adalah menemukan M. tb dalam kultur CSS. Namun
pemeriksaan kultur CSS ini membutuhkan waktu yang lama dan memberikan hasil positif
hanya pada kira-kira setengah dari penderita
Penatalaksanaan8
Rifampicin ( R )
Efek samping : Hepatotoksik
INH ( H )
Efek samping : Hepatotoksik, defisiensi vitamin B6
Pyrazinamid ( Z )
Efek samping : Hepatotoksik
Streptomycin ( S )
Efek samping : Gangguan pendengaran dan vestibuler
Ethambutol ( E )
Efek samping : Neuritis optika
Regimen : RHZE / RHZS
Nama Obat
DOSIS
INH
Anak : 20 mg/kgBB/hari
+ piridoksin 50 mg/hari
Streptomisin
Etambutol
Rifampisin
Anak 10-20
mh/kgBB/hari
Mencegah perlekatan
Indikasi Steroid :
Kesadaran menurun
Dosis steroid :
Deksametason 10 mg bolus intravena, kemudian 4 kali 5 mg intravena selama 2 minggu
selanjutnya turunkan perlahan selama 1 bulan.
Bagan Penatalaksanaan Meningitis7
Jika dijumpai tanda klinis meliputi :
1) Panas
2) Kejang
3) Tanda rangsang meningeal
4) Penurunan kesadaran
Prognosis
Prognosis meningitis tuberkulosa lebih baik sekiranya didiagnosa dan diterapi seawal
mungkin. Sekitar 15% penderita meningitis nonmeningococcal akan dijumpai gejala sisanya.
Secara umumnya, penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik
atau mental atau meninggal tergantung : 6
o umur penderita.
o Jenis kuman penyebab
o Berat ringan infeksi
o Lama sakit sebelum mendapat pengobatan
o Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan
o Adanya dan penanganan penyakit.
10 Kesimpulan
Untuk meningitis tuberkulosa sendiri masih banyak ditemukan di Indonesia karena
morbiditas tuberkulosis masih tinggi. Meningitis tuberkulosis terjadi sebagai akibat
komplikasi penyebaran tuberkulosis primer, biasanya di paru. Terjadinya meningitis
tuberkulosa bukanlah karena terinfeksinya selaput otak langsung oleh penyebaran hematogen,
melainkan biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsung
tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah kedalam rongga arakhnoid.
Meningitis tuberculosa adalah penyulit dari tuberkulosa yang mempunyai morbiditas
dan mortalitas yang tinggi, bila tidak diobati. Oleh karena itu penyakit ini memerlukan
diagnosa dini dan pemberian pengobatan yang cepat, tepat dan rasional.8
DAFTAR PUSTAKA
1
2
3
http://www.ocbmedia.com/meningitis/background.php
Neurology and Neurosurgery Illustrated
Israr YA. Meningitis. Last Updated 2008. Available from
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/meningitis.pdf
Ramachandran TS. Tuberculous Meningitis. Last Updated 4 December 2008. Available
from http://emedicine.medscape.com/article/1166190-overview ---Nofareni. Status imunisasi bcg dan faktor lain yang mempengaruhi terjadinya meningitis
p421-23.
Meningitis. Available from
http://forbetterhealth.files.wordpress.com/2009/01/meningitis.pdf
Pradhana D. Referat Meningitis. Last Updated 2009. Available from
http://www.docstoc.com/docs/19409600/new-meningitis-edit