You are on page 1of 87

KEBIDANAN & PENYAKIT KANDUNGAN

1. INFEKSI NIFAS
a. Nama Penyakit
Infeksi Nifas.
b. Defenisi
Infeksi alat genital dalam masa nifas yang ditandai dengan selama 2 hari berturutturut waktu 10 hari pertama paska persalinan, kecuali 24 jam pertama paska
persalinan.
c. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
1) Klinis
Febris
Nadi cepat
Nyeri perut bagian bawah
Subinvolusi rahim
2) Inspekulo
Lokhia berbau.
3) Palpasi
Uterus dan parametrium nyeri pada perabaan abses.
d. Diagnosa Banding
Pelvik abses
Peritonitis
e. Pemeriksaan Penunjang
Kultur bakteri aerob dan anerob dari bahan yang berasal dari serviks, uterus dan
darah.
USG jika dicurigai adanya abses
Laboratorium: factor-faktor pembekuan darah.
f. Konsultasi
Bagian anestesi, bedah (peritonitis).
g. Perawatan Rumah Sakit
Asuhan perawatan: rawat inap
Asupan gizi: diet MB
h. Terapi
1) Berdasarkan grade:
Grade I (ringan) :
rawat jalan
Grade II (sedang) :
rawat jalan/rawat inap
Grade III (berat) :
rawat inap
2) Dengan perkembangan antibiotic sekarang prognose infeksi nifas jauh lebih baik.
Tetapi pemberian antibiotic harus didasarkan atas hasil biakan dan tes kepekaan
mikroorganisme penyebab:
a) Sambil menunggu hasil tes kepekaan sebagai pengobatan dan dosis awal
dapat diberikan penicillin G dengan dosis 5 juta/U IV dan kanamycin injeksi 1
gram IM.
b) Kemudian pengobatan dapat dilanjutkan dengan penicillin G 1.5 juta U atau
ampicillin 1 gr dan kanamycin 0.5 gr tiap 6 jam selama 2-3 hari.

1/87

c) Berdasarkan hasil kepekaan pengobatan dilanjutkan atau disesuaikan, bila


ada kuman anaerob diberikan antibiotic yang sesuai (metronidazole, dsb)
3) Jika ada tanda-tanda peritonitis dan septic syok:
a) Dilakukan monitoring CVP untuk pemberian cairan.
b) Pemberian antibiotika untuk penyelamatan ibu dapat dipikirkan:
Cefotaxime/cefoperazone 2 gr tiap 4 jam IV + amikacin 15 mg/kg BB IM
atau IV.
Pada infeksi alat kandungan lebih dianjurkan kombinasi (clindamycin 600
mg tiap 4 jam IV dan amikacin 15 mg/kg BB IM atau IV.
c) Pemberian methylprednisolone 30mg/kgBB IV 2 kali dengan interval 4 jam,
kemudian stop.
i. Penyulit
Syok Septik.
j. Persetujuan Penanganan (Informed Consent)
Perlu bila ada tindakan operasi.
k. Lama Perawatan
4-6 hari (tergantung komplikasi yang timbul).
l. Masa Pemulihan
40 hari.
m.

Keluaran (Output)
Ibu sehat.

n. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA) : o. Otopsi : p. Risalah Penyakit dan Penanganan : q. Komite Medis dan Etis : -

2. PLASENTA PREVIA
a. Nama Penyakit
Plasenta Previa.
b. Defenisi
Plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
c. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
1) Klinis
Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa sebab. Tanpa rasa
nyeri dan biasanya berulang (painless, causeless, recurrent bleeding) darah
berwarna merah segar.
Bagian terdepan janin tinggi (floating) sering dijumpai kelainan letak janin.
Perdarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal
kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya sehingga pasien sempat
dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan berikutnya (recurrent bleeding)
biasanya lebih banyak.
Janin biasanya masih baik.
2) Pemeriksaan ultrasonografi
2/87

3) Periksa dalam di atas meja operasi, infus atau transfuse darah telah dipasang
(double set up)
Inspekulo (pemeriksaan dengan speculum).
Meraba forniks, mulai dari forniks posterior, apa ada teraba tekanan lunak
(bantalan) antara bagian terdepan janin dan jari kita.
Jari dimasukkan hati-hati ke dalam ostium uteri internum (intra servikal) untuk
meraba adanya jaringan plasenta.
d. Diagnosa Banding
Solusio plasenta
Perdarahan antepartum yang belum jelas sumbernya
e. Pemeriksaan Penunjang
USG
f. Konsultasi
Bagian anak
Bagian anestesi
g. Perawatan Rumah Sakit
Asuhan perawatan:
Rawat inap
Persiapan operasi
ASupan gizi: diet MB
h. Terapi
1) Penanganan ekspektatif
Kriteria:
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
Perdarahan sedikit
Belum ada tanda-tanda persalinan
Keadaan umum pasien baik, kadar Hb 8 gr % atau lebih
Rencana penanganan:
Istirahat baring mutlak
Infus dextrose 5% dan elektrolit
Spasmolitik (buskopan), tokolitik (duvadilan), roborantia
Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah
Periksa USG
Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah (tensi), nadi dan denyut
jantung janin
Apabila ada tanda-tanda plasenta previa, tergantung keadaan, pasien dirawat
sampai kehamilan 37 minggu, selanjutnya penanganan secara aktif.
2) Penanganan aktif
Kriteria:
Umur kehamilan (masa gestasi) 37 minggu, BB janin 2500 gram
Perdarahan banyak, 500 cc atau lebih
Ada tanda-tanda persalinan
Keadaan umum pasien tidak baik, ibu anemic, Hb < 8 gr %
Partus pervaginam:
Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada multipara dan anak
sudah meninggal atau premature:
Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm) ketuban dipecah
(amniotomi) jika his lemah diberikan oksitosin drips.
3/87

Bila perdarahan masih terus berlangsung dilakukan SC.


Tindakan versi Braxton-hicks dengan pemberat untuk menghentikan
perdarahan (kompresi atau tamponade bokong dan kepala janin terhadap
plasenta) hanya dilakukan pada keadaan darurat, anak masih kecil atau
sudah mati dan tidak ada fasilitas untuk melakukan operasi.

i. Penyulit
Perdarahan dan syok
Infeksi
Laserasi serviks
Plasenta akreta
j. Persetujuan Penanganan (Informed Consent)
Perlu bila ada tindakan operasi.
k. Lama Perawatan
Penanganan ekspektatif kehamilan hingga mencapai eterm.
Pananganan aktif 5-7 hari.
l. Masa Pemulihan
40 hari.
m.

Keluaran (Output)
Ibu sehat
Anak sehat

n. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA) : o. Otopsi : p. Risalah Penyakit dan Penanganan : q. Komite Medis dan Etis : -

3. KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM


a. Nama Penyakit
Kematian Janin dalam Kandungan.
b. Defenisi
Kematian janin dalam kandungan yang beratnya lebih dari 500 gram atau umur
kehamilan lebih dari 20 minggu.
c. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Menyusutnya atau menghilangnya tanda-tanda kehamilan.
d. Diagnosa Banding
Kehamilan normal
e. Pemeriksaan Penunjang
USG
Laboratorium: factor-faktor pembekuan darah

4/87

f. Konsultasi : g. Perawatan Rumah Sakit


Asuhan perawatan: rawat inap
Asupan gizi: diet MB
h. Terapi
Kematian janin dalam kandungan ditemui pada PIH dikontrol sampai 2 minggu,
selama dalam pengawasan harus diperiksa COT, kalau perlu juga kadar
fibrinogen dalam darah (konfirmasi diagnosis dan persiapan mental pasien).
Bila sudah diopname pasien dipersiapkan untuk induksi partus, cara induksi
sama saja seperti biasa hanya dosis oksitosin yang dipakai ialah 10 IU dalam
500 ml dextrose 5%.
Bila belum berhasil, besoknya diulang lagi dengan meningkatkan dosis oksitosin
menjadi 20 U / 500 ml dextrose 5%.
Apabila dengan dosis 2o U oksitosin dalam 500 ml dextrose 5% masih belum
berhasil maka besoknya induksi diulang kembali dengan dosis yang sama, tetapi
untuk menambah keberhasilan dapat dilakukan dilatasi serviks dengan dilator
hegar atau laminaria atau kateter foley.
Tindakan opersi (histerektomi, SC) hanya dilakukan jika terpaksa.
i. Penyulit
Oleh karena penyakit/gangguan pembekuan darah
Komplikasi tindakan
j. Persetujuan Penanganan (Informed Consent)
Perlu bila ada tindakan operasi.
k. Lama Perawatan
4-6 hari.
l. Masa Pemulihan
40 hari.
m.

Keluaran (Output)
Ibu sehat

n. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA) : o. Otopsi : p. Risalah Penyakit dan Penanganan : q. Komite Medis dan Etis
Keputusannya harus diambil oleh konsultan SpOG(K) untuk terminasi kehamilan.

4. RUPTURA UTERI
a. Nama Penyakit
Ruptura Uteri
b. Defenisi
Robekan uterus yang umumnya terjadi pada persalinan dan kadang-kadang pada
kehamilan tua.

5/87

c. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
1) Klinis
a) Inspeksi:
Pada his yang kuat sekali pasien merasa kesakitan yang luar biasa,
gelisah, pucat, keluar keringat dingin. Pada akhirnya kollaps dan tidak
sadarkan diri.
Pernafasan dangkal dan cepat.
Muntah karena perangsangan peritoneum.
Perdarahan per vagina (biasanya tidak begitu banyak)
Kontraksi uterus biasanya hilang.
Perut mula-mula defence muscular kemudian gembung dan meteoritis.
b) Palpasi:
Kalau kepala janin belum turun mudah dilepas dari PAP.
Kalau janin sudah keluar dari kavum uteri teraba bagian janin langsung di
bawah kulit.
Nyeri tekan pada perut terutama pada tempat yang robek.
c) Auskultasi:
Biasanya denyut jantung janin sulit atau tidak terdengar lagi.
d) Pemeriksaan Dalam:
Kepala janin yang tadinya dudah jauh ke bawah dapat didorong ke atas.
Kalau rongga rahim sudah kosong dapat diraba robekan pada dinding
rahim dan jari dapat melalui robekan tadi dapat diraba usus, omentum dan
bagian lain.
e) Kateteriasi
Hematuri yang hebat menandakan adanya robekan pada kandung kemih.
2) Laboratorium
Hb
Ht
d. Diagnosa Banding
Abdomen akut pada kelainan lanjut.
e. Pemeriksaan Penunjang
USG
f. Konsultasi
Ke bagian anestesi
Ke bagian perinatologi
g. Perawatan Rumah Sakit
Asuhan perawatan: rawat inap (harus dirawat di rumah sakit dengn fasilitas
bedah)
ASupan gizi: diet TKTP
h. Terapi
Anamnesa:
Persalinan
- Dukun
Lab
- Bidan
Faal hemrragik
Terjadi spontan

Pemeriksaan fisik:
Fisik

Persiapan operasi:

Infus rehidrasi
Transfusi
6/87

Profilaksis
Antibiotika (penisilin G 2.4U 1 jam sebelum operasi)
Daur kateter

Histerorapi (subtotal):
Luka baru
Bersih
Ingin punyak anak
Infeksi tidak ada
i. Penyulit
Sepsis
Luka yang luas sampai ke kandung kencing dan vagina
Hematoma pada daerah parametrium
Syok irreversibel

Histerektomi (total):
Tanda infeksi
Anak cukup

j. Persetujuan Penanganan (Informed Consent)


Perlu.
k. Lama Perawatan
7-10 hari, tanpa komplikasi.
l. Masa Pemulihan
3 bulan.
m.

Keluaran (Output)
Sembuh total
Sembuh partial
Fistel vesiko vaginal

n. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA)


Tidak mutlak.
o. Otopsi : p. Risalah Penyakit dan Penanganan : q. Komite Medis dan Etis : -

5. RETENSIO PLASENTA
a. Nama Penyakit
Retensio Plasenta.
b. Defenisi
Plasenta yang belum lepas setelah bayi lahir melebihi waktu setengah jam. Uri yang
belum lepas dinding rahim karena tumbuh melekat lebih dalam yang menurut
tingkat perlekatan dibagi:
Plasenta adhesive: melekat pada desidua endometrium lebih dalam.
Plasenta inkreta: vili khorialis tumbuh lebih dalam menembus desidua sampai
miometrium.
Plasenta akreta: menembus lebih dalam ke dalam miometrium tetapi belum
menembus serosa.
Plasenta perkreta: menembus sampai serosa atau peritoneum dinding rahim.
7/87

c. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Klinis:
Anamnese: plasenta belum dapat dilahirkan.
Inspeksi: bila tali pusat masih ada, tampak tali pusat keluar dari introitus vagina.
Palpasi: fundus uteri masih tinggi kontraksi kurang baik.
VT: teraba plasenta
Tidak ada perlukaan jalan lahir.
d. Diagnosa Banding : e. Pemeriksaan Penunjang
Bila plasenta belum lengkap dilahirkan perlu USG.
f. Konsultasi
Bila harus dilakukan tindakan histerektomi atau ligasi a. hipogastrika harus
dikonsul ke bagian anestesi.
Bila terjadi gangguan faal hemoragik perlu dikonsul ke bagian hematology.
g. Perawatan Rumah Sakit
Asuhan perawatan: harus segera dirawat
Asupan gizi: diet TKTP
h. Terapi
Retensio plasenta:
Perbaiki KU
Infus dextrose 5% 500 ml + oxytosin 10 U
Transfusi
Manual plasenta
Berhasil baik:
Observasi: KU, perdarahan
Vitamin
Preparat Fe (sulfas ferrosus 3x1 selama 1 minggu)
Antibiotika (amoxicillin 3x500 mg selama 5 hari)
Uterotonika (methergin 2 mg tab 3x1 selama 5 hari)
Plasenta rest:
Kuretage tumpul
Gagal, perdarah terus, pertimbangkan histerektomi
Plasenta melekat: histerektomi
i. Penyulit
Syok irreversible
DIC
Amenorhoe sekunder
j. Persetujuan Penanganan (Informed Consent)
Perlu.
k. Lama Perawatan
5-7 hari.
l. Masa Pemulihan
40 hari, bila harus dilakukan tindakan operatif 3 bulan.
m.

Keluaran (Output)
Ibu sehat
8/87

n. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA)


Perlu
o. Otopsi : p. Risalah Penyakit dan Penanganan : q. Komite Medis dan Etis : -

6. PERDARAHAN POST PARTUM


a. Nama Penyakit
Perdarahan Post Partum.
b. Defenisi
Perdarahan kala IV yang melebihi 500-600 cc dapat terjadi pada 24 jam pertama
(early post partum hemorrhage) dan setelah 24 jam antara hari ke-5 sampai 15 post
partum (late partum hemorrhage).
Sebab perdarahan post partum:
1) Early post partum hemorrhage
Atonia uteri
Retensio plasenta
Plasenta rest
Laserasi jalan lahir
Gangguan pembekuan darah
2) Late post partum hemorrhage
Plasenta rest
Infeksi
c. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
1) Klinis:
a) Plapasi uterus: bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri.
b) Memeriksa uri dan ketuban: apakah lengkap atau tidak
c) Lakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari:
Sisa uri dan ketuban
Robekan rahim
Plasenta suksenturiata
d) Inspekulo: untuk melihat robekan pada serviks, vagina & varices yang pecah.
2) Laboratorium:
Darah rutin
Hemorragik screening test
d. Diagnosa Banding : e. Pemeriksaan Penunjang : f. Konsultasi : g. Perawatan Rumah Sakit : h. Terapi
Sesuai dengan penyebab perdarahan.
9/87

i. Penyulit : j. Persetujuan Penanganan (Informed Consent) : k. Lama Perawatan : l. Masa Pemulihan : m.

Keluaran (Output) : -

n. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA) : o. Otopsi : p. Risalah Penyakit dan Penanganan : q. Komite Medis dan Etis : -

7. ATONIA UTERI
a. Nama Penyakit
Atonia Uteri
b. Defenisi
Suatu keadaan tidak adanya kontraksi uterus setelah bayi dan plasenta lahir.
c. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
1) Klinis
a) Perdarahan yang langsung terjadi setelah anak dan plasenta lahir.
b) Palpasi:
Uterus tlembek
Kontraksi uterus tidak baik
Fundus uteri tinggi (di atas pusta)
c) Inspekulo: tidak ada perlukaan jalan lahir.
d) Tidak ada sisa plasenta.
e) Dapat juga disertai tanda syok hipovolemik
2) Laboratorium
Pemeriksaan:
Hb, Ht, pembekuan darah
Masa perdarahan
Masa pembekuan darah
d. Diagnosa Banding : e. Pemeriksaan Penunjang : f. Konsultasi
Bila harus dilakukan tindakan laparatomi harus dikonsul ke bagian anestesi.
Bila terjadi gangguan faal hemorragik perlu dikonsul ke bagian hematology.
g. Perawatan Rumah Sakit
Asuhan keperawatan: rawat inap
Asupan gizi: diet TKTP
h. Terapi
10/87

1) Penanganan umum:
Infus
Transfusi darah
Uterotonika: oxytocin, metergin
Masase uterus
Kompresi bimanual

2) Penanganan khusus:
a) Bila reaksi uterus tidak ada:
Histerektomi:
- Umur penderita
- Pasitas
- Keadaan umum
Ligasi a. hipogastrika
b) Bila reaksi ada, perdarahan tetap:
Susp. Plasenta rest
Dilatasi kuretase
Utero vaginal tampon
Perdarahan tetap terus:
- Histerektomi (STAH, TAH)
- Ligasi a. hipogastrika
3) Bila pada penanganan umum berhasil baik, perdarahan (-), kontraksi baik,
dilakukan penganganan konservatif:
a) Antibiotika
b) Uterotonika
c) Suportif:
Vitamin
Preparat Fe
i. Penyulit
Syok irreversible sekunder (uterus diangkat)
Amenorrhoe sekunder (uterus diangkat)
DIC
j. Persetujuan Penanganan (Informed Consent)
Perlu.
k. Lama Perawatan
Bila dapat diatasi selama 5-6 hari
Bila dilakukan tindakan operatif 7-10 hari
l. Masa Pemulihan
40 hari.
m.

Keluaran (Output)
Ibu sehat.

n. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA)


Uterus yang diangkat.
o. Otopsi : 11/87

p. Risalah Penyakit dan Penanganan : q. Komite Medis dan Etis : -

8. KEHAMILAN LEWAT WAKTU


a. Nama Penyakit
Kehamilan Lewat Waktu (Serotinus).
b. Defenisi
Kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu (294 hari atau lebih)
dihitung menurut rumus Neagele dengan siklus haid rata-rata 28 hari. Kehamilan
lewat waktu disebut juga dengan istilah lain yaitu kehamilan post datismus,
kehamilan postterm, kehamilan post matur dan prolonged pregnancy.
c. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
1) Klinis
a) Anamnese
Telah lewat waktu (dihitung dari hari pertama haid terakhir dengan
menggunakan rumus Neagele).
Gerak bayi makin melemah.
b) Pemeriksaan Fisik
Berat badan ibu tetap atau menurun
Ukuran lingkaran perut mengecil
Tinggi fundus uteri menurun
2) Laboratorium
Pemeriksaan sitologik air ketuban
Kadar estriol dalam urin
PH darah kepala janin
Sitologi vagina
d. Diagnosa Banding
Kehamilan dismatur
Kehamilan aterm
e. Pemeriksaan Penunjang
1) USG
Jumlah air ketuban
Klasifikasi plasenta
Gerak janin menurun
2) Amnioskopi: air ketuban kental dan keruh
3) Kardiotokografi: mengawasi dan membaca denyut jantung janin karena
insufisiensi plasenta
4) Uji ositosin (stress test) & non stress test: dengan infuse oksitosin diawasi reaksi
janin terhadap kontraksi uterus, jika reaksi janin kurang, hal ini mungkin janin
akan berbahaya dalam kandungan.
f. Konsultasi
Jika harus dilakukan tindakan seksio sesare harus dikonsul ke bagian anestesi dan
untuk penanganan bayi dikonsul ke bagian perinatologi.
12/87

g. Perawatan Rumah Sakit


Asuhan perawatan: perlu dirawat bila akan dilakukan tindakan pengakhiran
kehamilan.
Asupan gizi: diet TKT

h. Terapi
Kehamilan lewat waktu, persiapan: pemeriksaan lab.
1) Letak kepala
Induksi persalinan: tanpa asfiksia janin (fetal distress) dan insuffisiensi plasenta:
Oxytocin/prostaglandin
Pemecahan ketuban
Bila berhasil: partus pervaginam atau forcep ekstraksi atau ekstraksi vakum
Bila gagal:
Distosia serviks
Fetal distress
RUI
Sesarea sekunder
CPD
Kelainan posisi kepala
Air ketuban keruh/sedikit
Dilakukan seksio.
2) Bila dijumpai factor resiko tinggi:
Primigravida tua
Infertilitas
Bad obstetric history
Kelainan letak
Asfiksia intrauterine
Letak sungsang/lintang
Dilakukan seksio sesare primer (elektif).
i. Penyulit
1) Kelahiran janin dengan tanda post term
2) Kesukaran persalinan:
Janin bertambah besar (makrosomia)
Kelainan posisi kepala
Kepala sulit melakukan moulage
3) Insufisiensi plasenta menimbulkan asfiksia intra uterin
4) PPH
5) Persalinan memerlukan tindakan opeasi
6) BBLR
j. Persetujuan Penanganan (Informed Consent)
Perlu.
k. Lama Perawatan
3-5 hari.
l. Masa Pemulihan
40 hari.
13/87

m.

Keluaran (Output)
Ibu sehat dan bayi sehat.

n. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA)


Kriteria tanda plasenta dengan kehamilan serotinus.
o. Otopsi : p. Risalah Penyakit dan Penanganan : q. Komite Medis dan Etis : -

9. LETAK LINTANG
a. Nama Penyakit
Letak Lintang
b. Defenisi
Adalah suatu letak janin dengan sumbu panjang janin, memotong tegak lurus atau
hampir tegak lurus terhadap sumbu ibu.
c. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
1) Klinis
a) Inspeksi: perut terlihat melebar kesamping
b) Palpasi:
Leopold I: tinggi fundus uteri lebih rendah dibandingkan umur kehamilan.
Leopold II: teraba bokong atau kepala pada satu sisi.
Leopold III & IV: bagian terbawah kosong
c) Auskultasi: DJJ terdengar jelas sekitar pusat.
d) Pemeriksaan dalam: jika pembukaan 5cm dapat teraba salah satu atau lebih
bagian anak di bawah ini: scapula, iga, puncak axilla, Krista iliaka, trokauter,
leher.
2) Laboratorium
Urine
Darah rutin
d. Diagnosa Banding
Letak sungsang
Letak kepala
e. Pemeriksaan Penunjang
USG
Radiologi
f. Konsultasi
Bagian anak dan bagian anestesi.
g. Perawatan Rumah Sakit
1) Asuhan perawatan:
Rawat inap
Persiapan operasi
2) Asupan gizi: diet MB
h. Terapi
14/87

Versi luar: hanya dilakukan bila tidak ada kontra indikasi, sebaliknya dlakukan
pada umur kehamilan di atas 32 minggu.
Seksio sesarea: tindakan ini merupakan pertolongan utama pada letak
sungsang.
Versi ekstraksi: pada gemelli anak B, kalau ketuban baru pecah/dipecahkan.
Persalinan letak lintang kadang-kadang dapat berlangsung per vagina pada
keadaan: anak kecil dan anak mati.
i. Penyulit
Panggul sempit/kelainan letak panggul
Fetal distress
j. Persetujuan Penanganan (Informed Consent)
Perlu.
k. Lama Perawatan
3-6 hari.
l. Masa Pemulihan
40 hari.
m.

Keluaran (Output)
Ibu sehat
Anak sehat

n. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA) : o. Otopsi : p. Risalah Penyakit dan Penanganan : q. Komite Medis dan Etis : -

10.

LETAK SUNGSANG

a. Nama Penyakit
Letak Sungsang
b. Defenisi
Adalah letak membujur dari janin di dalam rahim dengan bagian terdepan adalah
bokong.
c. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
1) Klinis
a) Anamnesa: gerakan anak lebih banyak terasa dan teraba pada daerah supra
simfisis.
b) Palpasi:
Leopold I: kepala teraba di fundus.
Leopold II: teraba punggung pada satu sisi.
Leopold III & IV: pintu atas panggul teraba bagian anak yang lebih lembek
dan lentingan yang kurang dibandingkan kepala.
c) Knebel: perasat untuk memastikan
d) Auskultasi: DJJ paling jelas terdengar pada tempat lebih tinggi dari pusat.

15/87

e) Pemeriksaan dalam: jika pembukaan >5cm dapat teraba salah satu atau lebih
yang tersebut di bawah ini: bokong, sacrum, anus, genitalia, tungkai dan kaki
janin.
2) Laboratorium
Urine
Darah rutin
d. Diagnosa Banding
Letak lintang
Letak kepala
e. Pemeriksaan Penunjang
USG
Radiologi
f. Konsultasi
Bagian anak
Bagian anestesi.
g. Perawatan Rumah Sakit
1) Asuhan perawatan:
Rawat inap
Persiapan operasi jika perlu seksio sesarea
2) Asupan gizi: diet MB
h. Terapi
1) Masa Antenatal
a) Jika kehamilan 20-30 minggu dianjurkan KC (Knee Chest Position)
b) Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan di atas 32 minggu:
32-34 minggu pada primigravida dan
34-36 minggu pada multigravida
Kontraindikasi versi luar adalah: denyut jantung janin yang jelek, perdarahan
aorta partum, cacat rahim, hamil kembar, CPD, hipertensi, bayi monster.
2) Masa Persalinan
a) Per vagina bila tidak ada kontra indikasi:
Persalinan bisa spontan atau manual aid.
b) Seksio sesarea primer pada kasus letak sungsang:
Panggul sempit dan kelainan letak panggul
Taksiran berat anak di atas 3500 gr pada primi dan 4000 gr pada multi
Bekas SC/miomektomi
Hyperekstensi kepala
Kontraksi uterus disfungsi
Primi gravida tua
Terjadi kematian perinatal pada anak sebelumnya
i. Penyulit
Panggul sempit/kelainan letak panggul
Fetal distress
j. Persetujuan Penanganan (Informed Consent)
Perlu.
k. Lama Perawatan
16/87

3-6 hari.
l. Masa Pemulihan
40 hari.
m.

Keluaran (Output)
Ibu sehat
Anak sehat

n. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA) : o. Otopsi : p. Risalah Penyakit dan Penanganan : q. Komite Medis dan Etis : 1.

Kanker Serviks Uteri

b. Nama Penyakit
Kanker serviks uteri = kanker leher/mulut rahim.
c. Defenisi
Keganasan (kanker) primer dari serviks uteri.
d. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
1) Klinis
Pada stadium awal: sebagian besar tidak bergejala. Gejala yang ada berupa
perdarahan pasca senggama. Dengan peningkatan stadium terjadi metrorhagia,
sampai meno-metrorrhagia, fluor albus yang berbau. Gejala lain sesuai dengan
gangguan organ sekitar terkena perluasan proses.
2) Histologik
Biopsi massa di serviks.
3) Stadium Klinik
a) Stadium 0
Karsinoma preinvasif
Karsinoma intraepithelial
Karsinoma insitu
b) Stadium I
Karsinoma terbatas pada serviks uteri (penyebaran ke korpus uteri tidak
diperhitungkan)
c) Stadium IA
Karsinoma preklinik pada serviks, yang hanya didiagnosa secara mikroskopis.
IA1: invasi ke stroma secara mikroskopis <3 cm
IA2: kedalaman invasi tidak melebihi 5 mm dimulai dari dasar epithel, baik
permukaan ataupun glandular, dan dimensi penyebaran horizontal tidak
melebihi 7 mm.
d) Stadium IB
Dimensi yang lebih besar dari lesi pada stadium IA2, apakah terlihat secara
klinis atau tidak.
IB1: lesi tidak lebih dari 4 cm
IB2: lesi lebih dari 4 cm
e) Stadium II
Karsinoma meluas keluar serviks uteri, tapi belum mencapai dinding panggul,
dan sudah meluas ke vagina tetapi 1/3 distal vagina masih bebas.
17/87

Stadium IIA: parametrium masih bebas


Stadium IIB: parametrium sudah terkena
f) Stadium III
Karsinoma sudah mencapai dinding panggul. Pada pemeriksaan rectal tidak
ada celah antara tumor dan dinding panggul. Tumor telah mencapai 1/3 distal
vagina. Semua kasus dengan hidro-nefrosis dan afungsi ginjal yang bukan
karena penyebab lain.
Stadium IIIA: belum mencapai dinding panggul
Stadium IIIB: sudah mencapai dinding panggul dan/atau ada hidronefrosis
dan afungsi ginjal
g) Stadium IV
Karsinoma sudah meluas keluar pelvis minor atau secara klinis sudah
mengenai mukosa vesika urinaria atau rectum.
Stadium IVA: menyebar ke organ sekitarnya
Stadium IVB: menyebar ke organ jauh
e. Diagnosa Banding
Kondiloma akuminata
Servisitis
Polip serviks
f. Pemeriksaan Penunjang
Kolposkopi
Rontgen paru
BNO/IVP
Rektoskopi
Sistoskopi
Darah lengkap
Faal ginjal
Faal hati
g. Konsultasi
Dokter konsulen onkologi ginekologi
Bedah digestif
Bedah urologi
Bedah vaskuler
h. Perawatan Rumah Sakit
Bila perdarahan per vaginam massif, anemia untuk transfuse, anuria
Untuk perawatan pre dan pasca bedah
Bila ada efek samping tindakan terapi radiasi
i. Terapi
1) Stadium IA
Dilakukan konisasi.
Hasil konisasi stadium IA2 atau stadium IA1 dengan invasi limfe vaskuler
dilakukan histerektomi radikal. Stadium IA1 tanpa infasi limfe vaskuler cukup
histerektomi total saja.
Stadium IA1, dilakukan konisasi bila fungsi reproduksi masih diperlukan, bila
tidak perlu dilakukan histerektomi total.
2) Stadium IB/IIA
a) Usia <60 tahun, lesi primer <4 m, indeks obesitas (IO) <0.65 dan tidak ada
kontra indikasi operasi, maka dilakukan histerektomi radikal. Satu atau dua
18/87

ovarium dapat ditinggalkan pada penderita usia muda dan dilakukan ovareksis
keluar lapangan radiasi(di atas vertebra L-4). Pasca histerektomi radikal dapat
diberikan terapi adjuvant (kemoterapi, radiasi atau gabungan) bila:
Radikalitas operasi tidak tercapai
KGB pelvis/paraaorta positif
Histologik: small cell carcinoma, adenokarsinoma
Diferensiasi buruk
Invasi limfe vaskuler
Invasi parametrium
b) Bila ada kontra indikasiatau penderita menolak operasi diberikan terapi
radiasi. Setelah terapi radiasi tidak tercapai respons komplit, bila mungkin
dilakukan histerektomi radikal.
3) Stadium IIB-IIIB
Diberikan radiasi
Radiasi dan kemoterapi
4) Stadium IVA
Radiasi diberikan dengan dosis paliatif, bila respon baik maka diberikan radiasi
lengkap.
5) Stadium IVB
Bila ada symptom diberikan radiasi paliatif
Bila symptom (-), tidak perlu terapi
j. Penyulit
Karena penyakit
Karena tindakan pengobatan
k. Persetujuan Penanganan
Perlu untuk tindakan biopsy, pembedahan dan radiasi.
l. Lama Perawatan
Paska histerektomi radikal 14-21 hari.
m.

Masa Pemulihan
Pemulihan paska histerektomi 3-6 bulan
Pemulihan paska radiasi 30 hari

n. Keluaran (Output)
Respon lengkap: lesi tumor ganas hilang karena pengobatan.
Respon tidak lengkap: akibat pengobatan radiasi (kombinasi) pengecilan tumor
lebih dari 50% atau masih adanya tumor residu.
Tidak ada respon: tidak ada reaksi penyembuhan atau penyembuhan <25%.
Tumor berkembang (penyakit progress): tumor membesar.
o. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA)
Jenis histopatologi
Diferensiasi
Radikalisasi operasi
Invasi limfe vaskuler
Infasi KGB
Kedalaman invasi stroma pada stadium I
p. Otopsi/Risalah/Rapat
Penyebab kematian.
2.
Kanker Serviks dengan Kehamilan
19/87

a. Nama Penyakit
Kanker serviks dengan kehamilan.
b. Defenisi
Kanker primer serviks yang didiagnosa sewaktu kehamilan atau yang terjadi dalam
18 bulan post partum.
c. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
1) Klinis
Pada stadium awal: sebagian besar tidak bergejala. Gejala yang ada berupa
perdarahan paska senggama. Dengan peningkatan stadium terjadi metrorrhagia,
sampai meno-metrorrhagia, fluor albus yang berbau. Gejala lain sesuai dengan
gangguan organ sekitar terkena perluasan proses.
2) Histologik
Biopsi massa di serviks.
3) Stadium Klinik
a) Stadium 0
Karsinoma preinvasif
Karsinoma intraepithelial
Karsinoma insitu
b) Stadium I
Karsinoma terbatas pada serviks uteri (penyebaran ke korpus uteri tidak
diperhitungkan).
c) Stadium IA
Karsinoma preklinik pada serviks, yang hanya didiagnosa secara mikroskopis.
IA1: invasi ke stroma secara mikroskopis <3 cm
IA2: kedalaman invasi tidak melebihi 5 mm dimulai dari dasar epithel, baik
permukaan ataupun glandular, dan dimensi penyebaran horizontal tidak
melebihi 7 mm.
d) Stadium IB
Dimensi yang lebih besar dari lesi pada stadium IA2, apakah terlihat secara
klinis atau tidak.
IB1: lesi tidak lebih dari 4 cm
IB2: lesi lebih dari 4 cm
e) Stadium II
Karsinoma meluas keluar serviks uteri, tapi belum mencapai dinding panggul,
dan sudah meluas ke vagina tetapi 1/3 distal vagina masih bebas.
Stadium IIA: parametrium masih bebas
Stadium IIB: parametrium sudah terkena
f) Stadium III
Karsinoma sudah mencapai dinding panggul. Pada pemeriksaan rectal tidak
ada celah antara tumor dan dinding panggul. Tumor telah mencapai 1/3 distal
vagina. Semua kasus dengan hidro-nefrosis dan afungsi ginjal yang bukan
karena penyebab lain.
Stadium IIIA: belum mencapai dinding panggul
Stadium IIIB: sudah mencapai dinding panggul dan/atau ada hidronefrosis
dan afungsi ginjal
g) Stadium IV
Karsinoma sudah meluas keluar pelvis minor atau secara klinis sudah
mengenai mukosa vesika urinaria atau rectum.
Stadium IVA: menyebar ke organ sekitarnya
Stadium IVB: menyebar ke organ jauh
d. Diagnosa Banding
20/87

Kondiloma akuminata
Servisitis
Polip serviks
e. Pemeriksaan Penunjang
Kolposkopi
Rontgen paru
BNO/IVP
Rektoskopi
Sistoskopi
Darah lengkap
Faal ginjal
Faal hati
f. Konsultasi
Dokter konsulen onkologi ginekologi
Bedah digestif
Bedah urologi
Bedah vaskuler
Feto maternal
Anak
g. Perawatan Rumah Sakit
Bila perdarahan per vaginam massif, anemia untuk transfuse, anuria
Untuk perawatan pre dan pasca bedah
Bila ada efek samping tindakan terapi radiasi
h. Terapi
1) Stadium IA1 tanpa invasi limfe vaskuler
Trimester I, dilakukan histerektomi total atau radiasi sekaligus sebagai abortus
provokatus.
Trimester II, (sampai 20 minggu) dilakukan histerektomi dilanjutkan dengan
radiasi atau histerektomi total.
Trimester III, ditunggu janin variable kemudian dilakukan seksio sesarea
dilanjutkan dengan radiasi atau histerektomi total.
2) Stadium IA1 invasi limfe vaskuler, IA2, IB/IIA
Trimester I, histerektomi radikal atau radiasi sekaligus untuk abortus
provokatus.
Trimester II, histerektomi dilanjutkan dengan radiasi atau histerektomi radikal.
Trimester III, tunggu sampai janin variable dilakukan seksio sesarea
dilanjutkan dengan radiasi atau histerektomi radikal.
3) Stadium IIB-IIIB
Trimester I, radiasi sekaligus untuk abortus provokatus.
Trimester II, histerektomi dilanjutkan dengan radiasi.
Trimester III, tunggu sampai janin variable kemudian seksio sesarea
dilanjutkan dengan radiasi.
4) Stadium IVA
Trimester I, radiasi paliatif sekaligus untuk abortus provokatus. Bila hasil baik
diberikan dosis kuratif.
Trimester II, histerektomi dilanjutkan dengan radiasi paliatif. Bila hasil baik
diberikan dosis kuratif.
Trimester III, tunggu sampai janin viable kemudian seksio sesarea dilanjutkan
dengan radiasi paliatif. Bila hasil baik diberikan dosis kuratif
5) Stadium IVB
Sama seperti IVA tetapi dosis radiasi hanya paliatif.
21/87

i. Penyulit
Karena penyakit: usia lanjut
Karena tindakan pengobatan
j. Persetujuan Penanganan
Perlu untuk tindakan biopsy, pembedahan dan radiasi.
k. Lama Perawatan
Paska histerektomi radikal 14-21 hari.
l. Masa Pemulihan
Pemulihan paska histerektomi 3-6 bulan
Pemulihan paska radiasi 30 hari
m.

Keluaran (Output)
Respon lengkap: lesi tumor ganas hilang karena pengobatan.
Respon tidak lengkap: akibat pengobatan radiasi (kombinasi) pengecilan tumor
lebih dari 50% atau masih adanya tumor residu.
Tidak ada respon: tidak ada reaksi penyembuhan atau penyembuhan <25%.
Tumor berkembang (penyakit progress): tumor membesar.

n. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA)


Jenis histopatologi
Diferensiasi
Radikalisasi operasi
Invasi limfe vaskuler
Infasi KGB
Invasi stroma pada stadium I
o. Otopsi/Risalah/Rapat
Penyebab kematian.
3.

Kanker Serviks Preinvasif

a. Nama Penyakit
Kanker serviks preinvasif = kanker serviks preklinik = neoplasia intraepitel serviks
(NIS).
b. Defenisi
Merupakan gangguan diferensiasi sel pada lapisan skuamosa dan mempunyai
potensi menjadi karsinoma serviks.
c. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Sitologik dan histologik:
Bila gambaran kolposkopi normal, sitologik mencurigakan/abnormal dilakukan
konisasi diagnostic.
Bila gambaran kolposkopi abnormal, dialkuan biopsy dan kuret endoserviks.
d. Diagnosa Banding : e. Pemeriksaan Penunjang
Kolposkopi
Biopsi terarah

22/87

f. Konsultasi
Dokter konsulen onkologi ginekologi
g. Perawatan Rumah Sakit
Tidak perlu.
h. Terapi
1) Hasil konisasi NIS I/II cukup pengamatan lanjut.
2) Hasil konisasi NIS III:
Ingin punya anak, pengamatan lanjut.
Cukup anak, dapat dilakukan histerektomi total.
3) Hasil biopsy terarah/kuret endoserviks NIS I/II, krioterapi atau elektrokoagulasi.
4) Hasil biopsy terarah/kuret endoserviks NIS III, sama seperti point (2).
5) Hasil biopsy/konisasi karsinoma serviks invasive terapi sebagai karsinoma
invasive.
i. Penyulit
Perdarahan dan infeksi akibat biopsy/konisasi.
j. Persetujuan Penanganan
Perlu untuk tindakan konisasi.
k. Lama Perawatan
2 hari untuk persiapan dan tindakan konisasi.
l. Masa Pemulihan
7 hari.
m.

Keluaran (Output)
Baik.

n. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA)


Biopsi/konisasi.
o. Otopsi/Risalah/Rapat : 4.

Kanker Ovarium

a. Nama Penyakit
Kanker ovarium/indung telur.
b. Defenisi
Kanker primer yang berasal dari ovarium.
c. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
1) Klinis
Pada stadium dini biasanya tidak memberikan gejala, setelah penyakit dalam
stadium lanjut dijumpai pembesaran perut, massa di pelvis, nyeri perut, ascites,
gangguan gastrointestinal.
2) USG
Curiga ganas bila dijumpai neovaskuler terletak di sentral (minimal 1cm di dalam
jaringan tumor solid), multilokuler, tonjolan papiler pembuluh darah tersebar difus
dan resisten indeks (RI) <0.41.
3) Histologis
Durante dan paska operasi.
4) Stadium (FIGO, 1988)
Stadium I
:
Tumor terbatas pada ovarium
23/87

Stadium IA :
Stadium IB :
Stadium IC :

Stadium II

Stadium IIA :
Stadium IIB :
Stadium IIC :

Stadium III

Stadium IIIA :
Stadium IIIB :
Stadium IIIC :
Stadium IV :

Tumor terbatas pada satu ovarium, tidak ada tumor di


permukaan luar, kapsul utuh, tidak ada ascites yang
mengandung sel ganas.
Tumor terdapat pada kedua ovarium, di permukaan luar licin,
kapsul utuh, tidak ada ascites yang mengandung sel ganas.
Tumor yang termasuk IA dan IB tetapi dijumpai tumor pada
permukaan salah satu atau kedua ovarium, atau dengan
kapsul pecah, atau didapat sel ganas pada cairan ascites,
atau sitologi bilasan peritoneum positif.
Tumor tumbuh pada satu atau kedua ovarium dengan
perluasan ke organ pelvis lainnya.
Penyebaran atau metastase ke tuba atau uterus.
Penyebaran ke jaringan pelvis lainnya.
Tumor seperti IIA atau IIB tetapi dijumpai tumor pada
permukaan salah satu atau kedua ovarium, atau kapsul
pecah, atau dengan ascites yang mengandung sel ganas
atau bilasan peritoneum yang positif.
Tumor pada salah satu atau kedua ovarium dengan
implantasi di peritoneum di luar pelvis, atau KGB
retroperitoneal atau KGB inguinal positif. Adanya metastase
ke permukaan hati, tumor yang terbatas pada pelvis minor
tetapi secara histologis dijumpai sel ganas yang
bermetastase ke usus halus atau omentum.
Tumor terbatas pada pelvis minor dengan KGB
retroperitoneal negative, tetapi secara histologis ada
penyebaran ke permukaan peritoneal abdomen.
Tumor pada satu atau kedua ovarium secara histologik
menunjukkan adanya penyebaran pada permukaan
peritoneum dengan ukuran <2cm, dan KGB negative.
Terdapat implantasi tumor di abdomen >2cm dan atau KGB
retroperitoneal atau inguinal positif.
Pertumbuhan meliputi satu atau kedua ovarium dengan
metastase jauh, bila ada pleural effusion sitologinya harus
positif, terdapat metastase pada parenchyma hati.

d. Diagnosa Banding
Tumor pelvic akibat radang
Neoplasma ovarium jinak
Mioma uterus subserosum
Tumor kolon/sigmoid/mesentrum
e. Pemeriksaan Penunjang
Thorax foto
BNO/IVP
Colon inloop
Tumor marker
CT-scan/MRI
Laparoskopi diagnostik
f. Konsultasi
Onkologi ginekologi
Bedah digestif
Bedah urologi
Bedah vaskuler
Pulmonologi/penyakit dalam
24/87

g. Perawatan Rumah Sakit


Status gizi jelek
Gangguan respirasi
Persiapan dan paska operasi
Pemberian kemoterapi
h. Terapi
Laparatomi dan pemeriksaan potong beku/imprint.
Bila hsail potong beku ganas dan fungsi reproduksi tidak diharapkan lagi
dilakukan surgical staging/sitoreduksi yang meliputi histerektomi, BSO,
omentektomi, biopsy peritoneum, sitologi dan limfadenektomi pelvis dan para
aorta.
Bila fungsi reproduksi masih diharapkan, uterus dan ovarium lain bebas proses
dapat dilakukan konservatif surgical staging yang meliputi omentektomi,
limfadenektomi ipsi lateral, biopsy peritoneum dan sitologi.
Adjuvant kemoterapi bila surgical staging >IA atau diferensiasi buruk.
i. Penyulit
Status gizi buruk
Akibat operasi
Efek samping kemoterapi
j. Persetujuan Penanganan
Untuk tindakan bedah dan kemoterapi.
k. Lama Perawatan
Persiapan operasi dan paska operasi 10 hari.
Pemberian kemoterapi 1 hari.
l. Masa Pemulihan
Istirahat di rumah 1 bulan setelah operasi.
m.

Keluaran (Output)
Respon komplit
Respon parsial
Respon tidak ada
Progresif

n. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA)


Untuk penegakan stadium.
o. Otopsi/Risalah/Rapat
Perlu untuk mengetahu sebab kematian.
5.

Penyakit Trofoblas Ganas

a. Nama Penyakit
Penyakit trofoblas ganas (PTG) = khoriokarsinoma.
c. Defenisi
Adalah tumor ganas yang berasal dari proliferasi sinsitio dan sitotrofoblas.
d. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Klinis: kehamilan tanpa adanya tanda-tanda fetus.
25/87

USG: tampak gambaran badai salju atau sarang tawon.


Laboratorium: kadar HCG sangat tinggi.
Histologik: dari jaringan kuretase bila diperlukan.
e. Diagnosa Banding
Sisa konsepsi
Subinvolusi uteri
f. Pemeriksaan Penunjang
HCG serum
Thoraks foto
USG dari genitalia interna, pelvis, liver
g. Konsultasi
Konsulen onkologi ginekologi
Hepatologi (metastasis hepar)
Radioterapi
h. Perawatan Rumah Sakit
Bila terjadi perdarahan
Persiapan operasi
i. Terapi
Kemoterapi MTX tunggal pada PTG non metastatik dan PTG metastatik resiko
rendah. Kemoterapi diberikan sampai kadar HCg normal kemudian
ditambahkan tiga siklus lagi.
Kemoteapi kombinasi pada PTG metastase resiko tinggi atau khorio karsinoma.
Bila fungsi reproduksi tidak diharapkan lagi dapat dilakukan histerektomi total.
Timbul perforasi atau perdarahan massif dilakukan histerektomi lebih dahulu.
j. Penyulit
Karena penyakit: perdarahan massif, perforasi uterus dan perdarahan pada lesi
metastasis.
Karena pengobatan operatif dan kemoterapi.
k. Persetujuan Penanganan
Perlu untuk tindakan bedah dan kemoterapi.
l. Lama Perawatan
Perawatan paska bedah 7-14 hari.
m.

Masa Pemulihan
Sampai kadar HCG normal ditambah 3 siklus lagi.

n. Keluaran (Output)
Baik.
o. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA)
Bila dilakukan operasi/kuretase.
p. Otopsi/Risalah/Rapat
Perlu untuk mengetahui sebab kematian.
6.

Karsinoma Vulva

a. Nama Penyakit
26/87

Karsinoma Vulva.
b. Defenisi
Kanker primer yang berasal dari vulva.
c. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Klinis: pruritus, rasa panas, bercak papula, ulserasi.
Histologi: biopsy massa di vulva.
Stadium: pembagian tingkat klinik/stadium.
Klasifikasi dan stadium klinik karsinoma vulva menurut FIGO.
TNM Clasification of Carcinoma of The Vulva
Stage 0
Tis
Carsinoma insitu, intraepithelial
T Primari tumor
Stage I
T1 N0 M0
Tumor confined to the vulva
Tis Preinvasive carcinoma
(carcinoma insitu)
and/or perineum 2cm in
greatest dimension, nodes are
not palpable
Stage II
T2 N0 M0
Tumor confined to the vulva
T1 Tumor confined to the vulva
and/or perineum >2cm in
and/or perineum 2cm in
greasts dimension, nodes are
greasts dimension
not palpable
Stage III
T3 N0 M0
Tumor of any size with:
T2 Tumor confined to the vulva
(1)
Adjacce
and/or perineum >2cm in
nt spead to the lower urethra
greatest dimension
and/or the vagina or the
T1 N1 M0
anus, and/or.
(2)
Unilater
al region lymph node
metastasis
Stage IVA
T1 N2 M0
Tumor invades any of the
T3 Tumor of any size with
T2 N2 M0
following: Upper urethra,
adjacent spread to the
bladder mucosa, rectal mucosa,
urethra and/or vagina and/or
pelvic bone, and/or bilateral
to the anus
regional node metastasis
Stage IVB
Any T
Any distant metastasis including T4 Tumor any size infiltraining
Any N M1
lymph nodes
the bladder mucosa and/or
the rectal mucosa, including
the upper part of the urethra
mucosa and/or to the bone
N Regional lymph nodes
N0 No lymph nodes metastasis
N1 Unilatearl regional lymph
nodes metastasis
N2 Bilateral regional lymph
nodes metastasis
M Distant metastasis
M0 No clinical metastasis
M1 Distant metastasis (including
pelvic lymph nodes
metastasis)
d. Diagnosa Banding
27/87

Ca urethra
Condiloma
e. Pemeriksaan Penunjang
Vulvoskopi
f. Konsultasi
Konsulen onkologi ginekologi
Bedah plastic bila kosmetik diperlukan
g. Perawatan Rumah Sakit
Bila akan dioperasi.
h. Terapi
1) Karsinoma insitu: eksisi luas atau destruksi local.
2) Stadium awal (T1, N0-1)
a) Lesi di lateral/posterior
Bila invasi stroma <1mm (stadium IA) dilakukan eksisi seluruh lesi tanpa
limfadenektomi
Bila invasi stroma >1mm 9stadium IB) dilakukan eksisi seluruh lesi dan
pengangkatan KGB groin/femoral ipsilateral.
Bila jumlah KGB positif 2 buah, pengamatan lanjut.
Bila jumlah KGB positif 2 atau lebih, perlu radiasi daerah groin dan pelvis.
b) Lesi di anterior/periklitoral
Radiasi saja untuk mempertahankan fungsi seksual.
Atau eksisi luas dengan femoral bilateral.
3) T2-3 awal, N0-1
Secara umum dilakukan vulvektomi radikal dan limfadenektomi inguinal
femoral.
Bila mengenai distal vagina atau urethra dilakukan reseksi parsial organ ini,
atau radiasi dahulu agar radikalitas operasi dapat dikurangi.
Bila KGB positif 1 buah, pengamatan lanjut.
Bila KGB positif 2 atau lebih, radiasi adjuvant.
4) T3 besar, T4
Dilakukan vulvektomi radikal dan eksenterasi pelvic dilanjutkan dengan
radiasi.
Dapat diberikan neoadjuvant kemoterapi dilanjutkan dengan vulvektomi
radikal dan radiasi.
Bila ada pembesaran KGB groin dan pada pemeriksaan potong beku positif
dilanjutkan dengan limfadenektomi pelvis.
i. Penyulit
Dehisensi luka operasi.
j. Persetujuan Penanganan
Perlu bila akan dilakukan operasi atau kemoterapi.
k. Lama Perawatan
Tergantung penyakit.
l. Masa Pemulihan : m.

Keluaran (Output)
Respon komplit
28/87

Respon tidak komplit


Tidak ada respon
Progresif
n. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA)
Diagnosis
Vulvektomi radikal untuk menentukan jenis sel kanker, diferensiasi sel dibatas
sayatan dan penyebaran ke kelenjar getah bening.
o. Otopsi/Risalah/Rapat
Penyebab kematian
Pelacakan penyebaran kanker
7.

Karsinoma Endometrium

a. Nama Penyakit
Karsinoma endometrium = karsinoma korpus uteri.
c. Defenisi
Kanker primer yang berasal dari endometrium/korpus uteri.
d. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
1) Klinis
Terjadi perdarahan paska menopasuse, terutama pada wanita tanpa anak,
hipertensi, obesitas dan DM.
2) Dilatasi dan Kuretase
Kuret bertingkat dari endoserviks dan seluruh kavum uteri.
3) Stadium Surgiko Patologik
a) Stadium I: kanker terbatas di korpus
IA
G1, 2, 3
Tumor terbatas pada endometrium
IB
G1, 2, 3
Invasi ke miometrium < tebal
IC
G1, 2, 3
Invasi ke miometrium tebal
b) Stadium II: kanker telah mencapai serviks
IIA G1, 2, 3
Pertumbuhan ke kelenjar endoserviks
IIB G2, 2, 3
Pertumbuhan ke stroma endoserviks
c) Stadium III: penyebaran ke pelvis
IIIA G1, 2, 3
Invasi tumor ke serosa dan/atau adneksa dan/atau sitologi
perineum positif
IIIB G1, 2, 3
Metastase ke vagina
IIIC G1, 2, 3
Metastase pada kelenjar limf pelvis dan/atau di paraorta
d) Stadium IV
IVA G1, 2, 3
Invasi tumor ke epitel vesika urinaria dan/atau rectum
IVB G1, 2, 3
Metastase jauh termasuk ke rongga abdomen dan/atau
kelenjar limfa inguinal
e. Diagnosa Banding
PUD
Polip endometrium
Mioma uteri sub mucous
f. Pemeriksaan Penunjang
USG
Thorax foto
g. Konsultasi
29/87

Konsulen onkologi ginekologi


h. Perawatan Rumah Sakit
Bila akan dilakukan laparatomi.
i. Terapi
1) Stadium I: histerektomi total, BSO, sitologi, biopsy KGB pelvis dan paraaorta
a) Resiko Rendah
Termasuk resiko rendah bila invasi miometrium <1/3 (M!), G1, jarak proses
terbawah dengan ostium uteri internum >1cm, KGB negative.
Bila sitologi negative, pengamatan lanjut
Bila sitologi positif, terapi progesteron
b) Resiko Tinggi
Termasuk resiko tinggi bila invasi miometrium >1/3 (M2, M3), G2, G3,
adenoskuamos atau clear cell, emboli limfe vaskuler, KGB (+): radiasi
adjuvant pelvis + intra vagina.
2) Stadium II
a) Resiko Rendah
Dilakukan histerektomi radikal+BSO+biopsy KGB pelvis. Bila KGB positif,
radiasi adjuvant.
b) Resiko Tinggi
Dilakukan histerektomi total+BSO+biopsy KGB kemudian radiasi adjuvant.
3) Stadium III
Bila diagnosa secara mikroskopik dari jaringan operasi, terapi sama seperti
stadium II.
Bila diagnosa durante operasi, dilakukan debulking dilanjutkan dengan radiasi
adjuvant.
Bila diagnosa klinik, dilakukan terapi radiasi.
4) Stadium IV
Bila terbatas intrepelvik, dilakukan terapi radiasi.
Bisa diberikan kemoterapi dan hormonal.
j. Penyulit
Hipertensi, obesitas, DM.
k. Persetujuan Penanganan
Perlu bila akan dilakukan kuretase, operasi, radiasi atau kemoterapi.
l. Lama Perawatan
Tergantung penyakit.
m.

Masa Pemulihan
Pemulihan paska histerektomi radikal 3-6 bulan.
Pemulihan paska radiasi 30 hari.

n. Keluaran (Output)
Tergantung stadium.
o. Hasil Pemeriksaan Sitologi/Histologik (PA)
Perlu untuk diagnosa pasti.
p. Otopsi/Risalah/Rapat
Penyebab kematian.

11. PREEKLAMPSIA
30/87

1. Nama Penyakit : Preeklampsia


2. Definisi
Adalah komplikasi kehamilan setelah kehamilan 20 minggu yang ditandai
dengan timbulnya hypertensi disertai salah satu dari: odema, proteinuria atau
kedua-duanya.
Terbagi 2:
a. PE Ringan
Tekanan darah > 140/90 mmHg tetapi < 160/110 mmHg
Edema dan atau
Proteinuria setelah kehamilan 20 minggu
b. PE Berat
Tekanan darah 160/110 mmHg
Proteinuria > 5 gr/24 jam atau kwalitatif +3/+4
Oliguria <_ 500 ml/24 jam
Nyeri kepala
Nyeri epigastrium
Edema paru atau sianosis
Pertumbuhan janin intrauterine yang terlambat
3. Kriteria Diagnosik
Klinis:
a. PE Ringan
T.Darah 140/90 mmHg tetapi 160/110 mmHg
Edema
Proteinuria
Kehamilan > 20 minggu
b. PE Berat
Tekanan darah 160/110 mmHg
Proteinuria > 5 gr/24 jam atau kwalitatif +31+4
Oliguria <_ 500 ml/24 jam
Nyeri kepala
Nyeri epigastrium
Edema paru atau sianosis
Pertumbuhan janin intrauterine yang terlambat
Laboratorium:
Fungsi hati
Fungsi ginjal
Urin
Darah rutin
Hemoragik screening test
4. Diagnosa Banding
Hipertensi kronik
Superimposed hipertensi
Transient hypertensi
5. Pemeriksaan Penunjang : USG

31/87

6. Konsultasi
Bagian Penyakit Dalam
Bagian Anak
Bagian Anestesi
7. Perawatan Rumah Sakit
a. Asuhan perawatan:
Rawat inap
Rawat jalan
Persiapan operasi
b. Asupan gisi : Diet MRG
8. Terapi
a. PE Ringan
Rawat jalan:
Banyak istirahat (baring/tidur miring)
Makan cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
Sedativa: phenobarbital 3x30 mg/hari oral atau Diazepam 3x2 mg/hari
oral (7 hari)
Roborantia 1 x 1
Tidak boleh diberikan diuretikum atau anti hypertensi
Periksa ulang 1 x 1 minggu
Pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, trombosit, asam urat, urine lengkap
(Msu), fungsi hati, fungsi ginjal)
Penderita baru dirawat:
Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya
perbaikan gejala-gejala preeklampsia
Kenaikan berat badan ibu 1 kg perminggu selama 2 kali berturut-turut
Kalau setelah dirawat 1 minggu tidak jelas terjadi perbaikan, penderita
dimasukkan kedalam golongan PE berat atau kalau dijumpai salah satu
atau lebih gejala PE berat.
Persalinan:
Penderita PE ringan yang mencapai normotensif selama perawatan,
persalinan ditunggu sampai 40 minggu lewat TTP dilakukan induksi
partus.
Penderita PE rinagn yang tekanan darah turun selama perawatan tetapi
belum mencapai nomotensif terminasi kehamilan dilakukan pada
kehamilan 37 minggu.
b. PE berat dengan kehamilan < 37 minggu tanpa tanda impending
eklampsia
Pengobatan medicinal:
Pemberian MgSO4 selama 1 x 24 jam dimulai dengan loading dose yang
diteruskan dengan tuntikan 4 mg MgSO4 tiap 4 jam.
Pengobatan obstetric:
Kalau setelah 4 jam tidak terjadi perbaikan maka dilakukan terminasi
kehamilan.
MgSO4 dihentikan bila sudah mencapai tanda-tanda PE ringan selama
perawatan konservatif, observasi, dan evaluasi sama seperti perawatan
PE berat 37 minggu. Hanya disini penderita boleh dipulangkan jika selama
3 hari dalam perawatan tesac dalam keadaan PE ringan.
Impending eklampsia:
32/87

Tanda-tanda impending eklampsia : PE berat disertai gejala-gejala nyeri


kepala hebat, gangguan usus, muntah, nyeri epigastrium, kenaikan TD >
sistole > 20C mmHg. Penanganan : SC.
9. Penyulit
Kelainan ginjal
Kelainan hati
10. Persetujuan Penanganan (Informed consent) : Perlu
11. Lama Perawatan : 3 6 hari.
12. Masa Pemulihan : 40 hari
13. Keluaran (Output)
Ibu sehat
Anak sehat
14. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : 15. Otopsi : 16. Risalah Penyakit dan Penanganan : 17. Komite Medis dan Etis : 12. EKLAMPSIA
1. Nama Penyakit : Eklampsia
2. Definisi
Adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang
ditandai dengan timbulnya gejala kejang atau koma, sebelumnya,
menunjukkan gejala-gejala preeklampsia, (kejang, timbul bukan kelainan
neurologik).
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Anamnese:
Biasanya didahului oleh adanya gejala dan tanda PE berat, kejang.
Kriteria Eden untuk menentukan prognosa:
a. Koma yang lama (6 jam atau lebih)
b. Nadi >_ 120 x/I
c. Suhu >_ 103 F atau > 39,4 C
d. Tekanan darah ? 200 mmHg
e. Konvulsi lebih dari 10 x
f. Proteinuria 10 gr atau Iebih
g. Tidak ada edema atau edema menghilang
h. Kegagalan sistem kardiovaskuler
Edema pulmonum
Sianosis
Rendah atau menurunnya tekanan darah
Rendahnya tekanan nadi
33/87

Elektrolit imbalance
Kegagalan pengobatan:
Untuk menghentikan kejang
Untuk menghasilkan urine 30 cc/jam atau 700 cc/24 jam
Untuk menimbulkan hemodiluasi dgn menurunkan nilai hematokrit dgn
10%
Bila tidak ada atau hanya satu kriteria diatas maka eklampsia tergolong
ringan, bila dijumpai 2 atau lebih, tergolong berat, prognosis jelek.
Laboratorium:
Fungsi hati
Fungsi ginjal
Urin, darah rutin
Hemoragik screening test
Elektrolit
4. Diagnosa Banding
Epilepsi
Febril convulsion
Stroke
Hypertensi
Diabetik kronik
Histerikal
5. Pemeriksaan Penunjang
EEG
CT Scan
Oftal Moskopi
6. Konsultasi
Bagian Penyakit Dalam
Bagian Neurologi
Bagian Anak
Bagian Patologi Klinik
Bagian Mata
Bagian Anestesi
Bagian Hematologi
7. Perawatan Rumah Sakit
Asuhan perawatan : Rawat inap, ruang isolasi
Asupan gizi : Diet MB Rendah Garam
8. Terapi
Pengobatan Medisinal:
a. MgSO4
Dosis Awal:
4 gr 20 % MgSO4 IV
8 gr 40 % MgSO4 IM, Boka Boki
Dosis Pemeliharaan:
34/87

Tiap 4 jam diberikan 4 gr 40 % IM, Boka atau Boki


Bila kejang berulang diberikan 20%, 2 gr, IV diberikan sekurangkurangnya 20 menit setelah kejang terakhir.
Bila masih kejang dapat diberikan phenobarbital 3 5 mg/kg BB IV
pelan-pelan.
Syarat Pemberian MgSO4:
Harus tersedia antidotum MgSO4 yaitu Ca. Gluconas 10 % diberikan IV
pelan-pelan 3 menit (bila perlu)
Refleks patella (+) kuat
Frekwensi pemafasan > 16 x/i
Produksi urine > 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/ kg BB/jam)
b. IVFD D5 %/RL 2 : 1, jumlah cairan dalam 24 jam 2000 cc
c. Antibiotika dengan dosis yang cukup (PNC, Ampisilin)
d. Perawatan pada serangan kejang
Dirawat dikamar isolasi
Masukkan tang spatel kedalam mulut
Kepala direndahkan, lendir diisap dari orofarynv
Perawatan penderita koma
e. Diuretikum ( Furosemide)dan antihipertensi (Clonidine/ Nifedipine)
f. Kateter menetap
Pengobatan Obstetri:
Semua kehamilan dengan eklampsia harus diterminasi, tanpa
memandang umur kehamilan dan keadaan janin
Bila anak hidup SC dapat diperhitungkan
9. Penyulit
Kelainan ginjal
Kelainan hati
Perdarahan otak
Kelainan mata
Kelainan paru
10. Persetujuan Penanganan (Informed Consent ) : Perlu dalam terminasi
ataupun operasi
11. Lama Perawatan : 3 6 hari
12. Masa Pemulihan : 40 hari
13. Keluaran (Output)
Ibu hidup
Anak hidup
14. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : 15. Otopsi : Otopsi Verbal
16. Risalah Penyakit dan Penanganan : 17. Komite Medis dan Etis

35/87

Setiap terminasi kehamilan disertai dokumentasi,indikasi dan ditanda


tangani pelaksana & Supervisor
13. SOLUSIO PLASENTA
1. Nama Penyakit : Solusio Plasenta
2. Definisi
Terlepasnya plasenta sebagian atau seluruhnya dari insersi yang normal
sebelum janin lahir pada umur kehamilan lebih dari 28 minggu.
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
a. Klinis
Berdasarkan klinis:
1. Solusio Plasenta Ringan
Plasenta terlepas < 1/6 bagian
Perdarahan sedikit, < 200 cc, uterus tidak tegang
Belum ada tanda-tand asyok
Janin hidup
Uji beku darah baik, kadar fibrinogen plasma > 150 mg %
2. Solusio Plasenta Sedang
Plasenta terlepas 1/6 - 2/3 bagian
Perdarahan < 500 cc
Uterus tegang
Terdapat tanda presyok
Gawat janin atau janin telah mati
Kadar fibrinogen 120 - 150 mgr %
3. Solusio Plasenta Berat
Plasenta terlepas > 2/3 bagian
Perdarahan > 500 cc
Uterus tegang, nyeri raba, dan berkontraksi tetanik
Terdapat syok berat disertai uterus yang membesar
Janin mati
Kadar fibrinogen < 100 mgr %
b. Inspeksi
Pasien gelisah, kesakitan
Pucat, sianosis keringat dingin Kelihatan darah keluar pervaginam
c. Palpasi
Fundus uteri tambah naik karena terbentuknya retroplasenter
hematoma, uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan
Uterus teraba tegang dan keras seperti papan (uterus enbois/wooden
uterus)
Nyeri tekan terutama di tempat plasenta lepas
Bagian-bagian janin susah dikenali, karena perut / uterus tegang
d. Auskultasi
Sulit, karena uterus tegang
Bila terdengar denyut jantung janin biasanya > 140 kemudian turun
dibawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta terlepas > 1 /3 bagian
e. Pemeriksaan Dalam
Serviks dapat terbuka atau tertutup

36/87

Kalau serviks terbuka maka ketuban dpat teraba menonjol dan tegang
baik diluar atau pada waktu his.
f. Pemeriksaan Umum - Serviks dapat jatuh syok - Nadi cepat, kecil
g. Pemeriksaan Laboratorium
Urine : Albumin (+)
Darah : Hb menurun (anemia)
COT --> memanjang Test kwalitas fibrinogen Test kwantitastif fibrinogen
h. Pemeriksaan Plasenta : Sesudah bayi dan plasenta lahir > kratter
4. Diagnosa Banding
a. Tipe Perdarahan Keluar (External Haemorrhage)
Plasenta previa
Ruptura sinus marginalis
Insersi vilamentosa
Plasenta sirkum valata
b. Tipe Perdarahan Rerselubung (Concealed Haemorrhage)
Ruptura uteri
Hematoma selaput otot rektus abdominis
Perforasi usus/usus buntu
Kista ovarium terpelintir
Volvulus
Hidramnion akut
Kontraksi uterus yang tetanik
5. Pemeriksaan Penunjang
USG : menentukan letak plasenta, luasnya bagian yang terlepas
Laboratorium > Hb, Ht, COT, Gol darah, kadar fibrinogen plasma, urine
lengkap, fungsi ginjal
6. Konsultasi
Bagian Penyakit Dalam : Kalau ada riwayat darah tinggi dan lain-lain
Bagian Patologi Klinik : Kalau ada kelainan dalam sistem pembekuan
darah
Bagian Anestesi : Persiapan operasi, intubasi kalau terjadi syok dan
sebagainya
7. Perawatan Rumah Sakit
Asuhan perawatan : rawat inap
Asupan gizi : Diet MB, TKTP
8. Terapi
a. Penanganan solusio plasenta ada beberapa pendapat:
Konservatif/ekspektatif : menunggu sampai perdarahan berhenti dan
partus berlangsung spontan
Tindakan aktif : agar anak segera lahir dan perdarahan berhenti
b. Prinsip dasar penanganan solusio plasenta:
Pasien dirawat di rumah sakit, istirahat baring, keseimbangar cairan
Perbaiki keadaan umum : infus, transfusi darah segar
Pemeriksaan laboratorium : Hb, Ht, COT, golongan darah, kada
fibrinogen plasma, urine lengkap, fungsi ginjal.

37/87

Jika anak layak hidup diluar (USG), pembukaan masih kecil dan
perdarahan banyak,/panggul sempit/letak lintang --3. SC
Jika solusio plasenta ringan atau anak sudah mati : persalinan
pervaginam
Infeksi : Antibiotik (PNC, Ampisilin)
Amniotomi dan oksitosin drips
Jika dalam waktu 6 jam belum lahir -> SC
Jika kontraksi uterus kurang baik, Hb rendah -> SC histerektomi atau
operasi Porro
Jika terjadi Covelaire uterus dengan atonia uteri -> histerektomi

9. Penyulit
Tergantung luasnya plasenta yang lepas dan lamanya solusio plasenta Pada
solusio plasenta ringan, komplikasi dapat terjadi satu persatu Pada solusio
plasenta berat, komplikasi dapat terjadi sekaligus
a. Yang terjadi segera (immidiate)
perdarahan
syok
b. yang terjadi kemudian (delay)
kelainan pembekuan darah
oligouri
uterus Couvelaire
gawat janin sampai dengan janin mati
10. Persetujuan Penanganan (Informed Consent) : Perlu bila ada tindakan
operasi
11. Lama Perawatan : 4 - 6 hari tergantung komplikasi yang timbul
12. Masa Pemulihan : 40 hari
13. Keluaran (Output)
Ibu sehat
Anak sedapat mungkin sehat
14. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : 15. Otopsi : 16. Risalah Penyakit dan Penanganan : 17. Komite Medis dan Etis : 14. GEMELLI
1. Nama Penyakit : Gemelli
2. Definisi : Kehamilan dengan dua janin atau Iebih

38/87

3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Klinis:
1. Anamnese
Perut Iebih buncit dari semestinya disesuaikan dengan kehamilan
Gerakan janin Iebih banyak dirasakan ibu
Uterus terasa lebih cepat membesar
Pernah hamil kembar atau ada riwayat keturunan kembar
2. Inspeksi dan Palpasi
Pada pemeriksaan pertama dan ulangan ada kesan uterus lebih besar
dan lebih cepat tumbuh
Gerakan janin terasa Iebih sering
Bagian janin teraba lebih banyak
Teraba 3 bagian besar janin dan teraba ada 2 ballotemen
3. Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung di 2 tempat dengan selisih perhitungan
minimal 10 denyut permenit.
Laboratorium:
Reaksi kehamilan titer hCG dapat 1/300
4. Diagnosa Banding
Peninggian uterus oleh karena diskusi kandung kemih
Janin tunggal dengan riwayat had yang salah
Hidramnion
Molahidatidosa
Mioma uteri atau adenomiosis
Massa adnexa yang melekat erat
Macrosomia
5. Pemeriksaan Penunjang
Rontgen foto abdomen
USG b. EKG
6. Konsultasi
Bagian Intema
Bagian Anak
Bagian Anestesi
7. Perawatan Rumah Sakit
Asuhan perawatan : rawat RS
Asupan gizi : Diet MB, TKTP (zat besi 60 - 100 mgr/hari ; as folat 1
mgr/hari)
8. Terapi
a. Penanganan dalam Kehamilan
Bila diagnosis sudah tegak --> PAN harus lebih sering
Setelah kehamilan > 30 minggu -> koitus dan pekerjaan yang
melelahkan dihindari
Periksa darah lengkap, Hb, golongan darah
b. Penanganan dalam Persalinan

39/87

Bila anak pertama membujur, kala I diawasi seperti biasa - Setelah


anak I lahir tentukan letak anak II.
Setelah his kembali adekuat dan Ietak anak membujur -~ pisahkan
ketuban -> pimpin seperti biasa.
Pasang infus profilaksis.
Bila anak II terdapat kelainan seperti letak lintang atau terjadi penyulit
seperti terjadi prolapsus tali pusat atau solusio plasenta -> janin segera
dilahirkan.
Janin Ietak lintang coba versi luar dulu atau dengan cara versi
ekstraksi.
Pada letak kepala -> EV dan EF.
Pada Ietak bokong/letak kaki --+ ekstraksi bokong/kaki.
Indikasi SC hanya pada:
Janin dan Ietak lintang
Terjadi prolapsus tali pusat
Plasenta previa
Terjadi interlocking pada janin anak I Ietak bokong dan anak II letak
kepala
9. Penyulit
Partus prematurus
Prolapsus tali pusat
Preterm labor
PE
10. Persetujuan Penanganan (Informed Consent) : Bila direncanakan untuk
tindakan operatif
11. Lama Perawatan : 3 - 7 hari
12. Masa Pemulihan : 40 hari
13. Keluaran (Output) : Ibu dan anak sehat
14. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : 15. Otopsi : 16. Risalah Penyakit dan Penanganan : Perlu
17. Komite Medis dan Etis : 15. DISMATURITAS
1. Nama Penyakit : Dismaturitas
2. Definisi : Ketidak sesuaian antara tuanya kehamilan dengan berat janin lahir
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik :
Bila didapat ketidak sesuaian antara berat badan janin pada waktu lehir
dibandingkan dengan tuanya kehamilan.
40/87

Terbagi atas:
a. Kecil untuk usia kehamilan (small for gestational age)
Bila berat badan lahir rendah pada usia kehamilan cukup bulan)
b. Besar untuk usia kehamilan
Bila berat badan lahir lebih besar untuk usia kehamilannya
4. Diagnosa Banding : 5. Pemeriksaan Penunjang : USG
6. Konsultasi :
Bagian Anak
Bagian Penyakit Dalam
7. Perawatan Rumah Sakit :
Asuhan perawatan : rawat inap
Asupan gizi : Diet MB, TKTP
8. Terapi : Tergantung penyebab
9. Penyulit : Bila terdapat kelainan bawaan pada anak
10. Persetujuan Penanganan (Informed Consent) : 11. Lama Perawatan : Ibu 1-5 hari, anak tergantung kondisi bayi
12. Masa Pemulihan : 13. Keluaran (Output) : Ibu dan anak sehat
14. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : 15. Otopsi : 16. Risalah penyakit dan penanganan : 17. Komite medis dan etis : 16. HIDRAMNION
1. Nama Penyakit : Hidramnion
2. Definisi
Terdapat jumlah air ketuban yang lebih banyak dari normal (biasanya lebih
dari 2 liter). Nama lain poli hidramnion
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Klinis:
a. Anamnesis
Perut terasa lebih besar dan lebih berat
Pada yang ringan keluhan subjektif dapat tidak ada Pada yang berat
terdapat keluhan subjektif oleh karena penekanan organ terutama
diafragma seperti sesak (dispnoe), nyeri ulu hati, sianosis
41/87

Nyeri perut oleh karena tegangnya uterus, mual, muntah - Edema pada
tungkai, vulva, dinding perut
Pada proses akut dan perut besar sekali bisa syok dan keringat dingin
serta sesak.
b. Inspeksi
Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retakretak kulit jelas, kadang-kadang umbilikus mendatar
Katau akut, ibu terlihat sesak, sianosis & payah membawa
kandungannya.
c. Palpasi
Perut tegang, nyeri tekan, oedema dinding perut, vulva, tungkai
Fundus uteeri lebih tinggi dari usia kehamilan
Bagian janin sukar dikenali karena banyak cairan
Pada bagian kepala -> ballotemen jelas sekali
Sering terjadi kesalahan letak janin
d. Auskultasi : DJJ sukar atau terdengar halus sekali
e. Periksa Dalam : Ketuban menonjol dan tegang walau diluar his
Laboratorium:
Hb, Ht, Leucocyte
4. Diagnosa Banding
Ascites
Kista ovarium
Kehamilan beserta tumor
5. Pemeriksaan Penunjang
Rontgen foto abdomen
USG
6. Konsultasi
Bagian Anak
Bagian Intema
7. Perawatan Rumah Sakit
Asuhan perawatan : rawat RS
Asupan gizi : Diet MB, TKTP
8. Terapi
a. Waktu Hamil
Hidramnion ringan -> awasi, Roborantia
Hidramnion berat -~ rawat RS, istirahat sempurna, diet RG, sedatif
(Benzodiazepin,diazepam,lorazepam), punksi abdominal bila keluhan
berat sekali
b. Waktu Partus
Bila tidak ada hal mendesak -a tunggu
Bila keluhan hebat -> fungsi transvaginal, pelan-pelan
c. Waktu Post Partum
Atonia uteri -~ uterotonika
Antibiotika (PNC. Ampisiiin)
9. Penyulit
42/87

Kongenital
DM, erithroblastosis
Solusio plasenta ~ kalau ketuban pecah tiba-tiba
Atonia uteri
Retensio plasenta
Syok
Kelainan Ietak ~ partus sulit

10. Persetujuan Penanganan (Informed Consent) : Perlu kalau ada tindakan


punksi
11. Lama Perawatan : 3 5 hari
12. Masa Pemulihan : 40 hari
13. Keluaran (Output) : Ibu dan anak sehat
14. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : 15. Otopsi : 16. Risalah Penyakit dan Penanganan : 17. Komite Medis dan Etis : 17. PARTUS TERLANTAR
1. Nama Penyakit : Partus terlantar
2. Definisi
Partus terlantar (neglested labor) adalah suatu keadaan fase akhir dari suatu
persalinan yang macet dan berlangsung lama, sehingga menimbulkan
komplikasi terhadap ibu (kelelahan, dehidrasi, infeksi) dan anak )asfiksia,
kematian janin) dalam persalinan karena penatalaksanaan yang tidak baik
atau kelalaian penolong persalinan.
Partus lama adalah jika persalinan berlangsung lebih lama dari 20 jam pada
primipara atau lebih dari 14 jam pada multipara. Penatalaksanaan persalinan
yang tidak adekuat bisa disebabkan oleh ketidak tahuan, ketidak sabaran,
keterlambatan merujuk.
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Klinis:
a. Tanda-tanda Kelelahan Ibu
Dehidrasi dan kadang-kadang sampai syok, gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit.
Nadi cepat dan lemah, his lemah sampai menghilang.
Febris, meteorismus dan oliguria
b. Tanda-tanda Infeksi Intrauterin/Intrapartum
Air ketuban yang keluar berwarna keruh kehijau-hijauan atau keruh
kecoklatan dan berbau.
Suhu badan naik (>_ 38 C)
43/87

c. Tanda-tanda Gawat Janin


Denyut jantung mula-mula meninggi, lalu menurun sampai hilang
Air ketuban campur mekoneum.
Palpasi:
His lemah sampai hilang
Gerak janin Iemah sampai hilang c . Kadang dijumpai tanda-tanda RUI
Auskultasi:
Denyut jantung janin melemah sampai hilang
Adanya meteorismus
Periksa Dalam:
Dijumpai kaput suksedenum yang besar dan air ketuban berwama keruh
kehijau-hijauan sampai kekuning-kuningan serta berbau.
Laboratorium:
Leukosit > 15.000/mm3
4. Diagnosa Banding : Kehamilan dengan penyakit infeksi
5. Pemeriksaan Penunjang : 6. Konsultasi
Bagian Anak
Bagian Anestesi
7. Perawatan Rumah Sakit
Asuhan perawatan : tirah baring
Asupan gizi : Diet MB
8. Terapi
a. Penatalaksanaan Pendahuluan
Pemberian infus cairan untuk rehidrasi cepat dalam 1 jam Diberikan
larutan Dextrose 5 % sebanyak 1 liter dan larutan Laktat Ringer
sebanyak 500 cc (2:1).
Penicillin procain 2,4 juta IU/IM (tes dahulu) Ampisi I in,Aminoglycosida
Kortison asetat 100 200 mg/1M. Dexamethasone
Dievaluasi setelah rehidrasi 1 jam.
b. Pengakhiri Persalinan
Mengakhiri persalinan partus terlantar bergantung kepada:
Penyebab kemacetan
Status presens penderita
Keadaan janin (fetal distress atau tidak)
Tindakan yang mungkin dilakukan antara lain adalah partus spontan, EV,
EF, SC, SC Histerektomi atau operasi Porro. Harus membilas vagina
dengan antiseptik (Pavidon Iodine) sebelum dilakukan tindakan operasi.
Pada keadaan janin sudah meninggal dapat dilakukan tindakan
embriotomi bila syaratsyarat embriotomi terpenuhi.
9. Penyulit
Ibu:
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Dapat terjadi PPH
Infeksi sampai sepsis
44/87

Robekan jalan lahir


Fistula vesiko vaginal dan I atau rectovaginal, vesikokel, rektokel dan
prolapsus uteri.
Anak:
Anak lahir dalam keadaan asfiksia sehingga menimbulkan cacat otak yang
menetap.
Gawat janin sampai meninggal
10. Persetujuan Penanganan (Informed Consent) : Perlu secara tertulis
11. Lama Perawatan : 2 7 hari tergantung tindakan
12. Masa Pemulihan : 40 hari
13. Keluaran (Output)
Ibu diharapkan sehat (tergantung komplikasi)
Anak hidup
14. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : 15. Otopsi : 16. Risalah Penyakit dan Penanganan : 17. Komite Medis dan Etis : 18. KETUBAN PECAN DINI
1. Nama Penyakit : Ketuban Pecah Dini
2. Definisi
Adalah robeknya selaput ketuban pada setiap saat sebelum persalinan mulai
atau sebelum inpartu pada kehamilan diatas 20 minggu.
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Klinis:
a. Anamnesa : keluar air dari vagina
b. Pemeriksaan Klinis
Langsung : melihat air ketuban keluar
Pemeriksaan inspekulo : air ketuban mengalir keluar dari kanalis
servikalis (K/P tekanan ringan pada fundus uteri)
Periksa dalam : secara asepsis meraba tidak adanya selaput ketuban
c. Pemeriksaan laboratorium
Tes kristalisasi / tes arborisasi air ketuban
Tes pH air ketuban dengan kertas indikator (air ketuban bersifat alkalis
dengan pH 7,0 7,5)
Suntikan zat warna intramnion, pengecatan lemak, lanugo, pengukuran
kadar glukosa dan fruktosa, pemeriksaan sitologi set (squamosa janin)
4. Diagnosa Banding
Fistula vesiko vaginal dengan kehamilan
45/87

Stress inkontinensia
5. Pemeriksaan Penunjang
USG : membantu menentukan keadaan / jumlah air ketuban
Pemeriksaan leukosit darah : bile > 15.000/mm3, mungkin infeksi
CTG : bila ada infeksi atau peningkatan suhu, bunyi jantung meningkat
6. Konsultasi : 7. Perawatan Rumah Sakit
Asuhan perawatan : harus dirawat di rumah sakit sampai air ketuban
berhenti
Asupan gizi : MB
8. Terapi
Prosedur Penanganan KPD:
Penderita dirawat di rumah sakit, istirahat mutlak dan bokong ditinggikan,
sedapat mungkin hindari periksa dalam
Diberikan antibiotika profilaksis atau terapi sediin mungkin (suntikan PP
1,2 juta IU)
Pemantauan denyut jantung janin, observasi tanda-tanda infeksi dan
tanda-tanda mulainya persalinan
Pemeriksaan USG untuk konfirmasi diagnostik
Jika ada tanda-tanda khorioamnionitis dan bila pelvik score > 5, langsung
dilakukan induksi persalinan tanpa memandang tuanya kehamilan. Jika
persalinan belum selesai dalam waktu 6 8 jam, sebaiknya dilakukan
tindakan operatif. Bila pelvik score < 5, persalinan diakhiri dengan SC
Bagan dan Penanganan KPD (Ketuban Pecah Dini):
a. Viable for life : > / = 37 minggu / BB > /= 2500 gram
Observasi yang balk selama 8 12 jam
Lalu dilakukan induksi partus bila belum ada tanda-tanda inpartu - Anak
Ietak lintang dan Ietak sungsang langsung SC
b. Non-viable for life : < 37 minggu / BB < 2500 gram
Jika maturitas paru belum matang, dirawat dan diusahakan agar
kehamilan dapat dilanjutkan sampai berumur 37 minggu
Jika maturitas paru sudah matang, dilakukan induksi setelah observasi
24 jam
Bila induksi partus gagal, dilakukan SC
Sementara menunggu, diberikan:
Suntikan PP 1,2 juta IU perhari, kalau perlu diberi antibiotika oral seperti
Amoxicilin 500 mg 3 x / hari, Aminoglycoside
Spasmolitik / tokolitik ( Duvadilan IV/drip ,disambung oral), plasento
tropik
Pada
kehamilan
32

34
minggu
diberikan
steroid
.3
Dexamethasone/Betamethasone (kalau memungkinkan periksa kadar
lesitin / spingomielin tiap minggu)
Catatan:
KPD dengan umur kehamilan < 26 minggu (BB < / = 500 gram) sebaiknya
langsung dilakukan induksi / terminasi kehamilan ("survival rate"
mendekati no!)
46/87

Tanda-tanda utama khorioamnionitis adalah suhu > / = 38 C, air ketuban


purulen dan berbau busuk, lekosit > 15.000/mm3. Tandatanda lain adalah
takikardi, nyeri tekan uterus dan lain-lain.
9. Penyulit
Infeksi sepsis
Kematian janin, karena infeksi atau prematuritas
10. Persetujuan Penanganan (Informed Consent) : Untuk tindakan operatif
perlu
11. Lama Perawatan
Konservatif : sangat tergantung dari usia kehamilan, lamanya air ketuban
keluar, keadaan umum pasien
Aktif : partus pervaginam 3 hari, seksio sesarea 5 7 hari.
12. Masa Pemulihan
Partus pervaginam 40 hari
Tindakan seksio sesarea 3 bulan
13. Keluaran (Output)
lbu sehat
Anak sehat (tergantung usia kehamilan)
14. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : 15. Otopsi : 16. Risalah Penyakit dan Penanganan : 17. Komite Medis dan Etis : 19. PERSALINAN PRETERM
1. Nama Penyakit : Persalinan Preterm
2. Definisi
Adalah persalinan yang terjadi pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu
dengan berat badan janin kurang dari 2500 gram (10 90 persentil). Faktor
resiko dibagi atas kriteria mayor dan minor untuk meramaikar terjadinya
persalinan spontan.
Mayor:
Kehamilan multipel
Hidramnion
Anomali uterus
Serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu
Serviks medatar / memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu
Riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali
Riwayat persalinan preterm sebelumnya
Operasi abdominal pada kehamilan preterm
Riwayat operasi konisasi
47/87

Iritabilitas uterus
Minor:
Penyulit yang disertai demam
Perdarahan pervaginam setelah kehamilan 12 minggu
Riwayat pielonefritis
Merokok lebih dari 10 batang / perhari
Riwayat abortus trimester II
Riwayat abortus trimester I lebih dari 2 kali
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu Iengkap, atau antara 140 dan
259 hari.
Kontraksi uterus (his) teratur, sedikitnya setiap 7 8 menit sekali.
Pemeriksaan serviks berkala menunjukkan bahwa serviks telah mendata
50-80 %, atau terbuka sedikitnya 2 cm
Selaput ketuban sering kali telah pecah
Merasakan gejala seperti rasa kaku di perut menyerupai kaku menstruasi,
rasa tekanan intrapelvik, nyeri bagian belakang.
Mengeluarkan lendir pervaginam, mungkin bercampur darah.
4. Diagnosa Banding
Kontraksi pada kehamilan preterm
Persalinan pada pertumbuhan janin terhambat
5. Pemeriksaan Penunjang
USG : usia kehamilan, besar janin, jumlah janin, aktifitas biofisik, cacat
bawaan, letak dan maturasi plasenta, volume cairan amnion, kelainan
uterus.
Kardiotokografi, kesejahteraan janin, frekuensi dan kekuatan kontraksi
Pemeriksaan vaginal berkala untuk mengetahui dilatasi / pemendekan
serviks
Pemeriksaan surfaktan (amniosentesis)
Pemeriksaan bakteria vagina (pH vagina, pewarnaan gram, KOH)
Pemeriksaan kultur urine
Pemeriksaan gas dan pH darah janin
6. Konsultasi
Dokter spesialis anak, khususnya konsultan di bidang neonatologi dan
bedah anak (kalau ada)
Dokter spesialis kebidanan, khususnya konsultan di bidang perinatologi
(kalau ada)
Dokter spesialis anestesi
7. Perawatan Rumah Sakit : harus (atau indikasi anak)
8. Terapi
Istirahat baring
Deteksi dan penanganan terhadap faktor risiko persalinan preterm
Pemberian obat tokolitik
Golongan beta mimetik
Salbutamol
48/87

Per infus : 20 50 g/menit


Per oral : 4 mg, 2-4 kali/hari (untuk maintenance) atau : - Terbutalin
Per infus : 10-215 g/menit (maksimal 80 g/menit) Subkutan : 250 g
setiap 8 jam per oral : 5 7,5 mg setiap 8 jam (maintenance)
Efek Samping:
Hiperglikemia, hipokalemia, hipotensi, takikardi, iskemia miokardial,
edema paru.
lethargia, nyeri dada, depresi pernafasan (pada ibu dan bayi)
Magnesium Sulfat:
Paranteral 4-6 g/i.v. pemberian bolus selama 20 30 menit
infus 2 4 g/jam (maintenance)
Kontraindikasi Penundaan Persalinan:
Mutlak : gawat janin, khorioamnionitis, perdarahan antepartum yang
banyak
Relatif : gestosis, diabetes mellitus (beta mimetik), pertumbuhan janin
terhambat, permukaan serviks lebih dari 4 cm.
Cara Persalinan:
a. Janin presentasi kepala, pervaginam, dengan episiotomi lebar dan
perlindungan forceps terutama bayi < 35 minggu.
b. Indikasi seksio sesarea
Janin sungsang
Taksiran berat janin kurang dari 1500 gram (masih kontroversi) Gawat
janin, bila syarat pervaginam tidak terpenuhi
Infeksi intrapartum, bila syarat pervaginam tidak terpenuhi
Kontraindikasi partus pervaginam lainnya (letak, lintang plasenta previa
dan sebagainya)
Lindungi bayi dengan handuk hangat, usahakan suhu 36-47.
9. Penyulit
Sindroma gawat nafas (RDS)
Perdarahan intrakranial
Trauma persalinan
Paten duktus anteriosus
Sepsis
Gangguan neurologi
10. Persetujuan Penanganan (Informed Consent) : Perlu
11. Lama Perawatan : Sangat tergantung dari keadaan os/usia kehamilan
12. Masa Pemulihan
Untuk Ibu:
Partus spontan : 3 4 hari
Seksio sesarea : 6 7 hari
Anak : sangat tergantung dari berat / keadaan janin
13. Keluaran (Output)
Ibu sehat
Anak sehat
14. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : 49/87

15. Otopsi : 16. Risalah Penyakit dan Penanganan : 17. Komite Medis dan Etis : 20. OLIGOHYDRAMNION
1. Nama Penyakit : Oligohydramnion
2. Definisi
Suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500
ml, dapat sampai 100 ml atau tidak ada sama sekali.
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Klinis:
Besar uterus lebih kecil dari masa amenorhea
Pergerakan janin berkurang
Ibu merasa nyeri di perut pada tiap pergerakan anak
Uterus terisi penuh oleh janin, akibat air ketuban yang sedikit
Sering terjadi malpresentasi, umumnya letak bokong
Sering terjadi intra uterine growth retardation pada janin
Persalinan Iebih lama dari biasanya, sewaktu his akan terasa sakit sekali
Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali, bahkan tidak ada yang
keluar
Kulit janin baru lahir, kelihatan tebal, kering, kasar dan sering terjadi
deformitas janin
Laboratorium : darah / urin rutin
4. Diagnosa Banding
Ketuban pecah dini
Kehamilan Iewat waktu
5. Pemeriksaan Penunjang
a. USG
Amniotic fluid index, kurang atau sama dengan 5.
Metode ukuran kantong terbesar -~ oligohydramnion kantong cairan
ketuban kurang dari 1 x 1 cm pada setiap lintang vertikal.
b. Amnioskopi
c. Rontgen foto abdomen
6. Konsultasi
Bagian Anak
Bagian Anestesiologi
7. Perawatan Rumah Sakit
Asuhan perawatan : rawat inap
Asupan gizi : Diet MB TKTP
8. Terapi
Persalinan pervaginam bila cervix dapat matang
50/87

Persalinan perabdominal karena sering terjadi maipresentation


Amnioinfusion
9. Penyulit
Ibu : Prolonged Labour
Anak:
Abortus
Deformitas
Fetal pulmonary hipoplasia
Kematian janin dalam kandungan
10. Persetujuan Penanganan (Informed Consent) : Perlu
11. Lama Perawatan : 3 6 hari
12. Masa Pemulihan : 40 hari
13. Keluaran (Output)
Ibu sehat
Anak sehat
14. Hasil pemeriksaan sitologik/histologik (PA) : 15. Otopsi : 16. Risalah Penyakit dan Penanganan : 17. Komite Medis dan Etis : 21. SYOK SEPTIK
1. Nama Penyakit : Syok septik ( Iihat judul yang sama pada buku VI )
2. Definisi
Syok yang sering terjadi karena infeksi/sepsis bakteri-bakteri gram negatif
dan/atau positif, terutama gram negatif.
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
a. Anamnesa :
Adanya tindakan-tindakan yang menyebabkan infeksi seperti abortus
provokatus, dll.
b. Pemeriksaan Fisik Diagnostik/Periksa Dalam
Dijumpai tanda-tanda infeksi pada organ, misalnya infeksi pads genitalia
interna
c. Gejala Klinis
Gejala-gejala syok dan adanya gejala-gejala karakteristik yaitu "trias" pada
stadium panas : demam, sensorium menurun dan hiperventilasi
(respiratory alkedosis) dan pada stadium dingin dijumpai "tetrad" :
hipotensi, hipotermi, takikardi dan oliguri.
d. Laboratorium
Darah rutin
51/87

Urinalisa dan volume urin 24 jam


Analisa gas darah
Elektrolit darah
Masa perdarahan, masa bekuan
Fungsi hati
Fungsi ginjal
Kultur darah untuk kmenentukan kuman penyebab infeksi

4. Diagnosa Banding
Sepsis puerperalis
Peritonitis
Penyakit radang panggul yang berat
Partus terlantar dengan infeksi berat
4. Pemeriksaan Penunjang : 5. Konsultasi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Bagian Anestesiologi, untuk perawatan intensif ataupun diperlukan apabila
dilakukan histerektomi.
6. Perawatan Rumah Sakit
Asuhan perawatan : rawat inap
Asupan gizi : Diet Makanan Lunak, bila perlu MLP atau nutrisi parenteral
7. Terapi
Pengobatan Medik:
a. Pemeliharaan pernafasan I oksigenisasi. Tekanan 02 dipertahankan diatas
70 mmHg
b. Mengembalikan volume darah
IVFD : pemberian cairan
Transfusi : pemberian darah / plasma l albumin
c. Menjaga keseimbangan elektrolit dan pH darah
Koreksi elektrolit
Koreksi status asam basa balk metabolik ataupun respiratorik
d. Antibiotik
Dosis tinggi kombinasi penisilin/ampisilin dengan kloramfenikol atau
amiglikosida, sefalosporin, dan lain-lain.
e. Kortikosteroid
Pemberian dosis tinggi kortison.
Glucocorticoid sintetik lebih balk misalnya :
Dexamethasone 6 mg/Kg BB/hari, dosis awal 20 mg IV
Methyl prednisolone 30 mg/kg BB/hari, dosis awal 125 mg IV
f. Vasomotor drug terapi
Fase panas : diberi vasokonstriktor : dopamin, norepineprine
Fase dingin : diberi : vasodilator : dilorpromasine, dopamine
g. Digitalisasi dan heparinisasi
Digitalisasi diberikan bila tekanan vena sentral (CVP) diatas 15 cm air
dan takikardi
Heparinisasi diberikan bila ada gangguan pembekuan darah
52/87

Pembedahan:
a. Tindakan pembedahan sebaiknya dilakukan secepat mungkin untuk
menghilangkan fokus infeksi.
b. Kuretase dilakukan dalam 6 jam setelah diagnosis
c. Histerektomi, indikasi :
Penderita tetap dalam keadaan syok
Uterus lebih besar dari kehamilan 16 minggu
Perforasi uterus
Oliguri
Infeksi CI Welchii
Pemakaian corrosive atau toxic Douche
8. Penyulit
DIC
Myokarditis
9. Persetujuan Penanganan (Informed Consent) : Perlu
10. Lama Perawatan : 5 7 hari
11. Masa Pemulihan : 40 hari
12. Keluaran (Output) : Ibu sehat
13. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : 14. Otopsi :
15. Risalah Penyakit dan Penanganan : 16. Komite Medis dan Etis : 22. EMBOLI AIR KETUBAN
1. Nama Penyakit : Emboli Air Ketuban
2. Definisi
Masuknya air ketuban ke dalam sirkulasi maternal selama atau segera
setelah melahirkan dan menimbulkan secara tiba-tiba insufisiensi pulmunoal,
intramuskular coagulation dan diatese hemorrhagic.
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Didapati syok dengan gawat nafas, ansietas, asfiksia, edema paw, gagal
jantung akut, spasme bronkus, kejang, kontriksi pembuluh darah, timbul
tanda-tanda serebral jika cairan amnion masuk ke otak. Dapat terjadi
koagulopati, terjadi gangguan pembekuan darah / hipofibrinogenemia atau
afibronogenemia)
Tanda-tanda Kardinal:
Respiratory distress
Cyanosis
Cardiovascular collaps
53/87

Perdarahan
Coma
4. Diagnosa Banding
Pulmonary tromboemboli
Congestic heart failure
Aspirasi pulmonal
5. Pemeriksaan Penunjang
Venografi
Ventilation perfusion scanning
Pulmonary angiografi
Pemeriksaan serial cloting time
EKG
Thorax foto
6. Konsultasi
Bagian Penyakit Dalam
Bagian Anastesiologi
Bagian Patologi Klinik / Hematologi
7. Perawatan Rumah Sakit
Asuhan perawatan : rawat inap
Asupan gizi : Diet disesuaikan
8. Terapi
Melakukan resusitasi jantung dan paru sesegera mungkin
Mempertimbangkan sesarea perimortem pada ibu dengan cardiac arrest
dan fetus viable
Mengurangi hipoksia dengan pemberian oksigen
Pemberian cairan infus kristaloid
Mempertahankan tekanan darah
Penanggulangan koagulopati (platelet), fibrinogen dan komponen darah
lain
9. Penyulit
Kematian mendadak
Stroke hemorrhagic
Kematian janin dalam kehamilan
Perdarahan post partum
10. Persetujuan Penanganan (Informed Consent) : Perlu
11. Lama Perawatan : 1-2 minggu
12. Masa Pemulihan : 1- 2 minggu
13. Keluaran (Output)
Ibu sehat
Anak sehat
54/87

14. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : 15. Otopsi : 16. Risalah Penyakit dan Penanganan : 17. Komite Medis dan Etis : 23. KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
1. Nama Penyakit : Kehamilan Ektopik Terganggu
2. Definisi
Kehamilan yang konsepsinya berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium
kavum uteri dan kehamilan tersebut berakhir dengan abortus dan ruptur
tuba.
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Anamnesis:
Riwayat amenorea atau terlambat haid
Gejala subjektif kehamilan lainnya : mual, muntah, pusing, dan
sebagainya
Timbul sinkop dan gejala abdomen akut
Nyeri perut, terutama nyeri unilateral (lokal atau nyeri perut menyeluruh
bisa sampai pingsan atau nyeri bahu.
Perdarahan pervaginam atau spoting bleeding
Pemeriksaan Fisik:
Tanda-tanda syok hipovolemik : hipotensi, takikardi, pusat, anemis,
ekstremitas dingin
Tanda-tanda abdomen akut : perut tegang, nyeri tekan, nyeri ketok, dan
nyeri lepas pada abdomen.
Pemeriksaan Ginekologis : Pemeriksaan dengan speculum, dijumpai darah
sedikit.
Periksa Dalam:
Serviks teraba lunak, nyeri tekan dan nyeri goyang
Korpus uteri normal atau sedikit membesar dan nyeri pada perabaan
Kanan/kiri uterus : nyeri pada perabaan dan dapat teraba massa tumor
Kavum Douglas menonjol karena berisi darah dan nyeri tekan.
4. Diagnosa Banding
Metroragia sebab kelainan ginekologik atau organik lainnya
Radang panggul
Kista ovarium yang terinfeksi atau terpelintir atau pecah dan mengalami
perdarahan
Apendisitis, Abortus imminens
5. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Gb, leukosit, beta hCG
USG
Kuldosintesis, Laparaskopi
6. Konsultasi
55/87

Bagian Anastesiologi
Bagian Bedah
7. Perawatan Rumah Sakit
Asuhan perawatan : rawat inap
Asupan gizi : diet disesuaikan
8. Terapi
Perbaiki Keadaan Umum dengan pemberian cairan dan transfusi darah
Laparatomi dengan memperlihatkan fungsi reproduksi pasien. Kehamilan
di tuba dilakukan salpingektomi
Kehamilan di ovarium dilakukan ooforektomi atau salpingoooforektomi
Kehamilan di kornu dilakukan:
Histerektomi bila umur > 35 tahun dan fungsi reproduksi tidak diperlukan
lagi
Fundektomi bila umur masih muda dan fungsi reproduksi masih
diperlukan.
9. Penyulit
Syok irreversible
Perlengketan
Obstruksi usus
10. Persetujuan Penanganan (Informed Consent) : Perlu
11. Lama Perawatan : 6 hari bila tanpa penyulit
12. Masa Pemulihan : 6 minggu
13. Keluaran (Output) : Ibu sehat
14. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : Pemeriksaan jaringan yang
diangkat waktu operasi
15. Otopsi : 16. Risalah Penyakit dan Penanganan : 17. Komite Medis dan Etis : 24. HIPEREMESIS GRAVIDARUM
1. Nama Penyakit : Hiperemesis Gravidarum
2. Definisi
Mual/muntah yang hebat pada kehamilan muda mengakibatkan pekerjaan
sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum memburuk.
3. Gejala Klinis
Gejala-gejala Hiperemesis Gravidarum dibagi tiga tahap:

56/87

Tahap I
Mual-mual, muntah yang hebat mengganggu keadaan umum atau KU
menurun
Lemah, lekas lelah
Nafsu makan berkurarig serta BB menurun
Nyeri ulu hati
Denyut nadi 100 x / menit
Turgor kulit turun, lidah kering dan mata cekung
Tahap II
Muntah-muntah semakin hebat
Lesu, apatis
Lidah kering dan kotor
Denyut nadi filiformis (cepat, halus dan Iemah)
Temperatur meninggi
Subikterik
BB jelas menurun
TD turun
Hemokonsentrasi
Urine sangat kurang
Konstipasi - Bisa ditemui aseton (dari bau nafas dan urine)
Tahap III
Mual/muntah berhenti
Kesadaran menurun, somnolen sampai dengan koma
Denyut nadi turun sampai tidak teraba
Demam
TD turun
Adanya komplikasi berupa gangguan saraf pusat disebut ensefalopati
Wernicke
Gangguan mental
4. Kriteria Diagnosis/Diagnostiik
Terjadi pada kehamilan trimester pertama
Penyebab adalah karena kehamilan bukan karena penyakit lain
Gejala-gejala klinis semakin berat karena kehamilan ini, bukan terjadi
sebelum hamil.
5. Diagnosa Banding
Appendisitis
Kolesistisis
Ulkus peptikum
Keracunan obat
Hepatitis
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG untuk menentukan adanya kehamilan kembar dan
kehamilan mola
Pemeriksaan laboratorium : KGD, ureum darah, elektrolit darah, faal hati,
faal ginjal.

57/87

7. Konsultasi
Bagian penyakit dalam
Bagian bedah
Bagian psikiatri
8. Perawatan Rumah Sakit
a. Asuhan Perawatan
Penderita dirawat di rumah sakit dalam kamar isolasi. Oleh karena
penyakit ini bukan semata-mata disebabkan gangguan organis tetapi juga
gangguan psikologis.
b. Asupan Gizi
Dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula
9. Terapi
a. Isolasi
Penderita dirawat dalam kamat tersendiri yang tenang, cerah dan
peredaran udara yang baik.
b. Diet
Pasien dipuasakan sampai muntah-muntah berhenti dan penderita mau
makan ( perhatikan status hidrasi).
c. Obat-obatan
Diberikan sedativa (Fenobarbital), Vitamin B1 dan B6. Obat-obatan anti
muntah juga diberikan Dimenhydrinate (Dramamin)dan Metoclopramide
HCI (Primperan).Kadang-kadang diberikan Insulin untuk merangsang
nafsu makan dan metabolisme karbohidrat.
d. Pemberian Cairan Parenteral
Diberikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan Dextrose 5 % NaCl 0,9 % sebanyak 2 3 Uhari. Bila ada
kekurangan protein dapat diberikan asam amino intravena.
e. Terapi Psikologis
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik.
f. Penghentian kehamilan
Bila keadaan bertambah buruk maka dipertimbangkan terminasi
kehamilan dengan keputusan bersama spesialis penyakit dalam dan
dokter spesialis penyakit jiwa maupun psikolog.
Sebagai tanda yang perlu diperhatikan untuk melakukan abortus teraputik
adalah:
Icterus
Delirium atau coma
Nadi yang naik berangsur-angsur sampai diatas 130 x/menit
Perdarahan dalam retina
Uremia
Wernicke's ensefalopati.
10. Penyulit
Aspirasi penumonia (Mandelson's Syndrome)
Mallory weis syndrome
Boerhaave's syndrome
58/87

Gangguan keseimbangan elektrolit


Wemicke encephalopaty
11. Persetujuan Penanganan (Informed Consent ) : Perlu, bila ada indikasi
terminasi
12. Lama Perawatan : 5 7 hari.
13. Masa Pemulihan : 14. Keluaran (Output) :
Dengan penanganan yang baik prognosis sangat memuaskan. Pada
tingkatan yang berat, dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
15. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : 16. Otopsi : 17. Risalah Penyakit dan Penanganan : 18. Komite Medis dan Etis : 25. ASMA BRONKIAL DALAM KEHAMILAN
1. Nama Penyakit : Asma Bronkial Dalam Kehamilan
2. Definisi : Penyakit asma bronkial yang terjadi pada kehamilan
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Anamnesa : penderita sering berobat untuk penyakit tersebut.
4. Diagnosa Banding : 5. Pemeriksaan Penunjang : 6. Konsultasi
Bagian penyakit dalam
Bagian Paru
Bagian Anestesi
7. Perawatan Rumah Sakit :
Asuhan perawatan : Rawat inap
Asupan gisi : Diet MB
8. Terapi :
Mencegah timbulnya stress
Kehamilan : persalinan dan nifas seperti biasa,
serangan/status asmatikus. Berikan oksigen dan
diperpendek dengan ekstraksi vakum/forceps.
Obat-obatan
:
Aminofilin,
Salbutamol
Kortikosteroid.oral/inhalasi Hati-hati pemberian

59/87

kecuali kalau terjadi


obat-obatan. Kala II
oral/inhalasi
Kortikosteroid

dan
pada

preeklampsia karena dapat menyebabkan retensi cairan dan kenaikan


tekanan darah.
Bila ada indikasi untuk SC, konsulasi bagian Anestesi untuk memilih
narkosa yang tepat, biasanya lumbal atau kandal.
9. Penyulit : Status asmatikus
10. Persetujuan Penanganan (Informed Consent ) : Perlu bila ada tindakan
operasi
11. Lama Perawatan : 3 5 hari
12. Masa Pemulihan : 40 hari
13. Keluaran (output) : Ibu sehat
14. Hasil pemeriksaan sitologik/histologik (PA) : 15. Otopsi : 16. Risalah penyakit dan penanganan : 17. Komite medis dan etis : 26. KEHAMILAN DENGAN AIDS
1. Nama Penyakit : Kehamilan dengan HIV/AIDS
2. Definisi
Gangguan kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV yang terjadi
pada wanita hamil.
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
a. Identifikasi resiko tinggi (pemakai narkotika IV, pasangan seksualnya
pemakai narkotika IV, biseksual dengan HIV (+), penderita PHS,
mempunyai pekerjaan sebagai WTS.
b. Pemeriksaan HIV dengan ELISA (Enzyme-Linked immunosorbent
antibodies to HIV)
c. Gejala awal (tidak spesifik), fatique, anoreksia, berat badan menurun atau
menderita kandidiasis oofaring maupun vagina.
d. Kiasifikasi pasien berdasarkan keadaan klinik pada saat pemeriksaan
pasien menurut CDC (Center for Disease Control).
Subgrup A : Penyakit konstitusional
Subgrup B : Penyakit neurologis
Subgrup C : Penyakit infeksi sekunder
Subgrup D : Kanker sekunder
Subgrup E : Kondisi lainnya
4. Diagnosa Banding : 5. Pemeriksaan Penunjang
ELISA
Western bloth
60/87

USG (untuk menunjang pemeriksaan)


6. Konsultasi
Bagian penyakit dalam
Bagian anak
Bagian anestesi
7. Perawatan Rumah Sakit
a. Asuhan perawatan
Rawat inap, pencegahan penularan
b.Asupan gisi : Diet MB
8. Terapi :
Infeksi opportunistik : Cotrimoxazole
Antivirus apabila memungkinkan
Pencegahan penularan infeksi bagi petugas kamar bersalin:
Gunakan gaun, sarung tangan dan masker kedap air dalam menolong
persalinan
Gunakan sarung tangan saat menolong bayi
Cuci tangan setiap selesai menolong penderita AIDS
Gunakan pelindung mata
Peganglah plasenta dengan sarung tangan dan beri label sebagai barang
infeksions
Jangan menggunakan pengisap lendir bayi melalui mulut
Bila curiga adanya kontaminasi, lakukan konseling dan periksa antibodi
terhadap HIV serta dapatkan AZT sebagai profilaksis
Perawatan pasca persalinan perlu memperhatikan kemungkinan
penularan melalui penyakit wanita, lokhia, luka episiotomi ataupun luka
SC
Penglolaan bayi sebaiknya oleh dokter anak yang khusus menangani
kasus ini
Perawatan ibu dan bayi tidak pula dipisah
Jangan lakukan sirkumsisi pada bayi
Perawatan tali pusat harus dengan cermat
Immunisasi dengan virus hidup sebaiknya ditunda sampai terbukti tidak
terinfeksi HIV
9. Penyulit
Penyakit oportunistik yang menyertainya yaitu Penumocytis carinii
pneumonia, bisa menyebabkan kematian
Anemia dan trombositopenia akibat SC.
10. Persetujuan Penanganan (Informed Consent ) : Perlu bila ada tindakan
operasi SC
11. Lama Perawatan : Tergantung beratnya penyakit dan komplikasi yang
menyertainya
12. Masa Pemulihan : 40 hari
13. Keluaran (Output)
61/87

lbu sehat
Anak sehat
14. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : Trombositopenia
15. Otopsi :
16. Risalah Penyakit dan Penanganan : 17. Komite Medis dan Etis
Rasa percaya adalah hak pada tiap pasien
Petugas harus sadar pada pilihan pasien dan menghormati rencana dan
kepercayaan pasien
Hak untuk mendapatkan pengobatan terbaik pada tiap penderita
Petugas kesehatan mempunyai tanggung jawab dan kesempatan untuk
menolong pasien agar dapat memilih pengobatan dan implikasinya
27. DISPROPORSI SEFALO PELVIK
1. Nama Penyakit : Disproporsi Sefalo Pelvik
2. Definisi : Ketidak sesuaian antara besamya kepala janin dengan luasnya
panggul ibu
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Klinis:
Tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia kehamilan
Kepala tidak masuk PAP pada hamil lanjut atau masih goyang
Tanda dari OSBORN : kepala didorong kearah PAP satu tangan diatas
simfisis pubis sedang tangan lain mengukur tegak lurus pada kepala yang
menonjol.
(+) = 3 jari
() = masuk PAP
4. Diagnosa Banding
Hidramnion
Hamil ganda
Mioma uteri dengan kehamilan
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan panggul luar / dalam
b. Ro-pelvimetri
c. Pemeriksaan besarnya janin
USG
Rumus JOHNSON TOSHACK
6. Konsultasi
Bagian Radiologi
Bagian Anestesi
Bagian Anak
62/87

7. Perawatan Rumah Sakit


Asuhan perawatan : rawat inap
Asupan gizi : Diet MB
8. Terapi
Janin hidup : Seksio sesarea
Janin mati : Seksio sesarea, embriotomi
9. Penyulit
Tergantung pada derajat disproporsi sefalo pelvic:
Persalinan akan berlangsung lama
Sering dijumpai ketuban pecah dini
lnersia uteri sekunder
Partus yang lama dapat menyebabkan ruptur uteri
Dapat terjadi simfisiolisis, infeksi intrapartai
Maulage kepala berlangsung lama
Karena kepala tidak mauturun dan ketuban sudah pecah sering tali pusat
menumbung
10. Persetujuan Penanganan (Informed Consent ) : Perlu
11. Lama Perawatan : 5 7 hari
12. Masa Pemulihan : 40 hari
13. Keluaran (Output) : ibu dan anak baik
14. Hasil pemeriksaan sitologik/histologik (PA) : 15. Otopsi : 16. Risalah penyakit dan penanganan : 17. Komite Medis dan Etis : 28. ANEMIA DALAM KEHAMILAN
1. Nama Penyakit : Anemia dalam kehamilan
2. Definisi
Bila kadar hemoglobin (Hb) wanita hamil kurang dari 10 gr %. Disebut
anemia berat atau anemia grafis bila kurang dari 6 gr %. Wanita tidak hamil
mempunyai nilai normal hemoglobin 12 15 %.
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
a. Gejala dan Tanda Klinis
Perasaan cepat lelah
Pucat
Badan lamas
Perasaan oyong
63/87

Berdebar-debar
b. Pembagian Anemia dalam Kehamilan (Jakarta, Hooswie Tjiong, 1962)
Anemia defisiensi besi (62,3 %), ciri-ciri:
Terjadi mikrositosis dan hipokromasia (anemia defisiensi berat)
Kadar serum zar besi rendah
Daya ikat serum zat besi tinggi
Protoporfirin eritrosit tinggi
Tidak ditemukan hemosiderin dalam sumsum tulang
Anemia megaloblastik/anemia defisiensi as.folik (29,0 %), ciri-ciri:
Ditemukan megaloblast atau promegaloblast dalam darah atau
sumsum tulang
Anemia makrositer dan hiperkrom (anemia yang berat)
Anemia hipoplastik (8,0 %) , ciri-ciri:
Anemia normositer dan normokrom
Ditemukan normoblastik dengan hipoplasia erithropoesis pada sumsum
tulang
Anemia hemolitik, ciri-ciri:
Hiperplasia erthropoisis dalam sumsum tulang
Kelainan roentgenologis pada tengkorak dan tulang-tularc lain
4. Diagnosa Banding : 5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb)
Pemeriksaan sel darah tepi
Pemeriksaan sumsum tulang
Rontgen
6. Konsultasi
Patologi klinik
Radiologi
Intemis
7. Perawatan Rumah Sakit : Hanya jika terjadi penyulit dan perlu tindakan
transfusi
8. Terapi
Tergantung jenis anemia.
Anemia defisiensi besi:
Memakan makanan yang kaya besi (daging, hati, ikan, telur)
Oral suplemen : sulfas ferosus 0,20 mg, 3 x sehari
Anemia megaloblastik:
Asam folat : 15 20 mg perhari
Vitamin B12 : 3 x 1 tablet perhari
Sulfas ferosus : 3 x 1 tablet perhari
Kasus berat : transfusi
Anemia hipoplastik:
Transfusi darah
Anemia hemolitik:
Transfusi darah

64/87

9. Penyulit
Abortus
Partus prematurus
Partus lama karena inertia uteri
Perdarahan post partum karena atonia uteri
Syok
Infeksi : baik intrapartum atau postpartum
Anemia berat : dekompensasi kordis
10. Persetujuan Penanganan (Informed Consent) : Perlu
11. Lama Perawatan : tergantung berat dan penyulit
12. Masa Pemulihan : sesuai beratnya penyakit
13. Keluaran (Output) :
Sembuh
Pengaruh kurang balk terhadap ibu dan janin
14. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : 15. Otopsi : 16. Risalah Penyakit dan Penanganan : 17. Komite Medis dan Etis : 29. KISTA OVARIUM DALAM KEHAMILAN
1. Nama Penyakit

. Kista ovarium dalam kehamilan

2. Definisi : Suatu massa dengan konsistensi kistik berisi cairan yang berasal
dari ovarium
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Gejala dan tanda klinis

Sating tanpa gejala dan tanda klinis. Biasanya ditemukan pada


pemeriksaan rutin terutama pada trimester pertama kehamilan. Sedangkan
pada trimester lanjut kista ovarium akan terdorong oleh uterus hamil sehingga
pada kista yang kecil akan sulit terdeteksi.

Pada pemeriksaan palpasi : tinggi fundus uteri teraba Iebih tinggi


dari usia kehamilan

Pada kasus tertentu dapat menimbulkan rasa nyeri yang bahkan


merupakan suatu kasus akut abdomen. Misalnya pada kista ovarium terpelintir,
ruptur kista ovarium.
- Dapat memberikan gejala akibat penekanan ke organ sekitarnya, misalnya
gangguan berkemih maupun defekasi. - Pada kehamilan terlihat adanya
maipresentasi janin.
4. Diagnosa Banding
a.
Kehamilan ganda
b.
Hidramnion
65/87

c.

Miomauteri dan kehamilan

5. Pemeriksaan Penunjang
a. USG
Terlihat adanya massa kistik dari ovarium. Gambaran jinak biasanya berupa
massa kista simple, dinding tipis, permukaan rata, tanpa septa dan papiler
b.Laboratorium :
- Urine / darah rutin
- Pertanda tumor
- CAl25
- LPH
- AFT
c. MRI (magnetic resonance imaging)
d. Doppler transvaginal
6. Konsultasi : Bagian Patologi Anatomi
7. Perawatan Rumah Sakit
Hanya jika timbul penyulit dan memerlukan tindakan operatif
8. Terapi
Ditentukan oleh :
a. Ukuran kista
b. Perkembangan kista
c.Kasus penyulit
d.Komplikasi obstetrik
Komplikasi obstetrik bila ukuran kista < 5 cm di observasi biasanya bila regresi
dalam 3 bulan berarti merupakan kista fungsional. Tetapi kalau dalam observasi
ukuran membesar sebaiknya kista dibuang. Bila :
1.
Ukuran > 5 cm
2.
Timbul gejala
3.
Operasi dianjurkan pada usia kehamilan diatas 16 minggu, terkecuali
dijumpai adanya penyulit berupa torsi atau ruptur kista.
4.
Pada kehamilan mendekati aterin dapat dipertimbangkan untuk
persalinan pervaginam baru setelah postpartum I minggu dilakukan
pengangkatan kista (kistektomi atau ooforektomi tergantung keadaan operasi).
Bila dijumpai adanya penyulit obstetrik, misalnya obstetrik jalan lahir
malpresentasi dilakukan SC sekaligus pengangkatan kista.
5.
Usaha untuk mengeluarkan kista dari rongga pelvis baik secara
postural maupun manipulasi vaginal tidak dianjurkan karena
1.
hampir selalu gagal dan mengandung resiko trauma terhadap kista
dan jaringan sekitamya.
2.
Beberapa ahli menganjurkan pemberian preparat progesteron
sebelum dan sesudah operasi pada masa kehamilan.
3.
Pengangkatan kista setelah usia kehamilan 28 30 minggu
meningkatkan resiko persalinan prematur sebaiknya tidak dilakukan.
9. Penyulit :
a.Ruptur kista (2 %)
b.Torsi kista (paling sering) 50 % c.Infark kista
d.Malpresentasi
e.Obstruksi jalan lahir
66/87

10. Persetujuan penanganan (Informed consent) : Perlu


11. Lama perawatan : 7 10 han
12. Masa pemulihan : 7 10 hari
13. Keluaran (Output)
Sembuh
Pada kasus komplikasi obstetrik dilakukan SC dan dapat terjadi persalinan
prematur dan keguguran
14. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : Perlu
15. Otopsi : 16. Risalah Penyakit dan Penanganan : 17. Komite Medis dan Etis : 30. TUMOR JINAK VULVA
1. Nama Penyakit : Tumor Jinak Vulva
2. Definisi : Adanya pembengkakan / pembesaran didaerah kemaluan (vulva)
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
a. Tumor Kistik
Kista kelenjar bartholini
Kista kelenjar epidermal
Kista kelenjar sebacea
Ksta saluran Wolf
Kista saluran Nuck
Kista parauretra (skene)
b. Tumor Solid
Nevus pigmentosus
Kondiloma akuminata
Fibroma
Lipoma
Leiomioma
Neurofibroma
Hemangioma
Limfangioma
4. Diagnosa Banding
Peradangan
Keganasan
5. Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin
Biopsi I aspirasi
67/87

6. Konsultasi : Patologi Anatomi


7. Perawatan Rumah Sakit
Bila dilakukan tindakan
2 5 hari
8. Terapi
Konservatif
Operatif
9. Tempat Pelayanan : Poliklinik Ginekologi Bagian Kebidanan dan Penyakit
Kandungan
10. Penyulit : Tidak ada
11. Persetujuan Penanganan (Informed Consent ) : Perlu
12. Standar Tenaga Pelaksana : Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit
Kandungan
13. Lama Perawatan : 6 hari
14. Masa Pemulihan : 6 minggu
15. Keluaran (Output) : Sembuh total
16. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : Seluruh hasil pembedahan
17. Otopsi : Tidak perlu
18. Risalah penyakit dan penanganan : Medical Record
19. Komite medis dan etis : Perlu
31. TUMOR JINAK VAGINA
1. Nama Penyakit : Tumor jinak vagina
2. Definisi : Pembengkakan / benjolan pada daerah kemaluan (vagina)
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
a. Tumor Kistik
Kista inklusi
Kista Gardner
b. Tumor Solid
Kondiloma akuminata
Granuloma
Fibroma
Lipoma
Hemangioma
68/87

Adenosis vagina
Hematokolpos
4. Diagnosa Banding
Peradangan
Keganasan
5. Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin
Biopsi / aspirasi
6. Konsultasi : Patologi Anatomi
7. Perawatan Rumah Sakit : Perlu
8. Terapi
Konservatif
Pembedahan
9. Tempat Pelayanan : Poli klinik Ginekologi Bagian Kebidanan dan Penyakit
Kandungan
10. Penyulit : Tidak ada
11. Persetujuan Penanganan (Informed Consent ) : Perlu
12. Standar Tenaga Pelaksana : Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit
Kandungan
13. Lama Perawatan : 6 hari
14. Masa Pemulihan : 6 minggu
15. Keluaran (Output) : Sembuh total
16. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : Perlu
17. Otopsi : Tidak perlu
18. Risalah Penyakit dan Penanganan : Medical Record
19. Komite Medis dan Etis : Perlu
32. TUMOR JINAK OVARIUM
1. Nama Penyakit : Tumor jinak ovarium
2. Definisi
Suatu pembesaran perut bawah yang berasal dari ovarium yang bukan suatu
keganasan.
Terbagi atas:
Neoplastik
69/87

Nonneoplastik Neoplastik (jinak) :


Kistik
Solid
Kistik:
Kistadenoma ovarii simpleks
Kistadenoma ovarii serosum
Kistadenoma ovarii musinosum
Kista endometrioid
Kista dermoid Solid :
Fibroma, fibroadenoma, angioma, limfoangioma
Tumor Brenner
Tumor sisa adrenal (maskulinovo blastoma)
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
a. Anamnese
Timbul berjolan diperut makin lama makin besar kadang-kadang
berpindah-pindah
Dapat disertai gangguan buang air kecil dan buang air besar
Nyeri perut (bila terpelintir, pecah atau terinfeksi)
Perasaan berat diperut
b. Pemeriksaan Fisik
Ditemukan tumor dirongga perut bagian bawah
Pada periksa dalam Ietak tumor terpisah dari uterus kecuali tumor intra
ligamenter
Umumnya teraba pool bawah tumor pada kavum douglasi
Konsistensi kistik dan solid, umumnya mobil, permukaan tumor
umumnya rata
Bisa didapati shiffting dulness
4. Diagnosa Banding
Convoluterd Darm
Tumor uterus
Hydroneprosis
Kehamilan
Tumor abdomen lain
Asites
Pyo/hidrosalphing
Retensio urine
5. Pemeriksaan Penunjang
USG
Test kehamilan
Laparoskopi
Kalau perlu IVP
6. Konsultasi : Kalau perlu bagian bedah dan onkologi ginekologi
7. Perawatan Rumah Sakit
Bila perlu perbaikan keadaan umum
70/87

Keadaan kegawatan (misalnya : kista pecah, terpelintir atau terinfeksi)


Pasien yang akan dilakukan pembedahan
8. Terapi
a. Konservatif : bila tumor dengan diameter dibawah 5 cm
b. Pembedahan :
Semua tumor padat
Tumor kistik dengan diameter lebih dari 5 cm kecuali kista lutein
Tumor dengan kehamilan, dilakukan pembedahan setelah plasenta
sempurna (16 28 minggu) kecuali ada sangkaan ganas. Bila
kehamilan diatas 28 minggu tunggu sampai 24 jam postpartum kecuali
terjadi torsi.
Pada infertilitas sedapat mungkin tuba diselamatkan
Sedapat mungkin kistektomi intoto
9. Tempat Pelayanan : Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan
10. Penyulit
Akibat penyakit : kista pecah, kista terpelintir, terinfeksi dan
disgerminoma maligna.
Akibat tindakan : selama/setelah pembedahan : perdarahan, cedera
usus, vesika, ureter, bila tumor intraligamenter atau dengan perlengketan
dan infeksi postoperasi.
11. Persetujuan Penanganan (Informed Consent ) : Perlu
12. Standar Tenaga Pelaksana : Dokter spesialis kebidanan dan penyakit
kandungan
13. Lama Perawatan : 5 7 hari.
14. Masa Pemulihan : 6 minggu
15. Keluaran (Output) : Sembuh total
16. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) :
Seluruh jaringan hasil pembedahan dikirim untuk penegakan diagnosa pasti
17. Otopsi : Perlu dilakukan bila terjadi kematian
18. Risalah Penyakit dan Penanganan : Laporan operasi
19. Komite Medis dan Etis : Bila perlu
33. PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL
1. Nama Penyakit : Perdarahan uterus disfungsional
2. Definisi
Perdarahan abnormal dari uterus yang terjadi diluar dan didalam siklus haid
tanpa dijumpai kelainan organik dan hematologi, merupakan kelainan poros
hipotalamus-hipofisa ovarium.
71/87

3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Terjadi perdarahan abnormal dari uterus.
Tidak ditemukan kelainan organik dan hematologi
Merupakan gangguan hormonal.
Terutama perimenars dan perimenopause.
4. Diagnosa Banding
Kelainan organik
Kelainan hematologi
5. Pemeriksaan Penunjang : Biopsi dan D/K
6. Konsultasi
Dokter spesialis patologi anatomi
Dokter spesialis hematologi bila perlu
7. Perawatan Rumah Sakit
Perlu untuk tindakan dilatasi dan kuretase
Pada PUD berat disertai anemia / perdarahan banyak
8. Terapi
a. Hormonal
PUD Ovulasi:
Perdarahan pertengahan sikius : estrogen 0,625 1,25 mg hari ke 10
-15 siklus
Perdarahan bercak prahaid : progesteron 5 10 mg hari ke 17 26
siklus
Perdarahan pasca haid : estrogen 0,625 1,25 mg hari ke 2 7
siklus
Polimenorea ' progesteron 10 mg hari 18 25 siklus
PUD Anovulasi:
Estrogen selama 20 hari diikuti progesteron 5 hari
Pil KB kombinasi 2 x 1 tablet 2 3 hari diteruskan 1 x 1 tablet 21 hari
Progesteron : 10 20 mg selama 7 10 hari
Setelah darah berhenti atur siklus dengan E + P selama 3 siklus
b. Operatif
Dilatasi dan kuretase
Histerektomi
9. Tempat Pelayanan : Poliklinik Ginekologi Bagian Kebidanan dan Penyakit
Kandungan
10. Penyulit
Perforasi
Anemia berat
11. Persetujuan Penanganan (Informed Consent ) : Perlu
12. Standar Tenaga Pelaksana : Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
72/87

13. Lama Perawatan : Tergantung indikasi


14. Masa Pemulihan : 1 minggu
15. Keluaran (Output) : Baik
16. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : Pemeriksaan hasil kuretase
17. Otopsi : Bila meninggal
18. Risalah Penyakit dan Penanganan : Medical Record
19. Komite Medis dan Etis : Perlu
34. MIOMA UTERI
1. Nama Penyakit : Mioma uteri
2. Definisi : Neoplasma jinak uterus yang berasal dari otot polos uterus dan
jaringan ikat
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
Perdarahan uterus abnomal
Teraba tumor / uterus membesar
I nferti l itas
Gejala sekunder (penekanan)
4. Diagnosa Banding
Kehamilan
Tumor ovarium
Endometriosis / adenomiosis
Kanker uterus
5. Pemeriksaan Penunjang
Tes kehamilan
Dilatasi dan kuretase
USG
6. Konsultasi : Onkologi Ginekologi
7. Perawatan Rumah Sakit :
Bila perdarahan berat
Untuk persiapan pembedahan
8. Terapi
Konservatif : Bila uterus sama atau <12 minggu kehamilan tanpa disertai
penyuiit lain
Miomektomi : Bila fungsi reproduksi diperlukan
Histerektomi

73/87

9. Tempat Pelayanan : Poliklinik Ginekologi Bagian Kebidanan dan Penyakit


Kandungan
10. Penyulit
Perdarahan I anemi
Infeksi
Perlekatan
Torsi
Fistula urogenital
11. Persetujuan Penanganan (Informed Consent ) : Perlu
12. Standar Tenaga Pelaksana : Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit
Kandungan
13. Lama Perawatan
Satu hari pasca D/K
Satu minggu pasca operasi
14. Masa Pemulihan : 6 minggu
15. Keluaran (Output)
Sembuh total
Penyakit bisa berulang
16. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : Histopatologi spesimen
diperiksa
17. 0topsi : Bila terjadi kematian
18. Risalah Penyakit dan Penanganan : Medical Record
19. Komite Medis dan Etis : Perlu
35. ENDOMETRIOSIS
1. Nama Penyakit : Endometriosis / adenomiosis
2. Definisi
Merupakan suatu jaringan endometrium yang terdapat diluar kavum uteri dan
yang terdapat dalam miometrium disebut adenomiosis
3. Kriteria Diagnosis/Diagnostik
a. Adenomiosis
Dismenorea berat
Menoragia
Pembesaran uterus padat, homogen
Sering > 40 tahun
b. Endometriosis
Dismenorea
Dispareunia
74/87

Infertilitas
4. Diagnosa Banding
Mioma uteri
Radang panggul
Kehamilan ektopik
Kista ovarium
5. Pemeriksaan Penunjang
Laparoskopi (klasifikasi ASRM = American Society of Reproductive
Medicine)
USG
CA-125
6. Konsultasi : Konsultan Endokrinologi Ginekologi dan Laparoskopi
7. Perawatan Rumah Sakit : Perlu
8. Terapi :
a. Hormonal
(1) Kontrasepsi oral, yang mengandung oestrogen 30 50 mg selama
12 bulan
(2) Progestin (Medroxy progesteron acetate)
Oral : 1 x 50 mg selama 3 6 bulan
Injeksi : bentuk depot 100 mg im setiap 2 minggu untuk 4 Ica
selanjutnya 200 mg im setiap bulan selama 6 bulan
(3) Danocrine 400-800 mg perhari (6 bulan)
(4) GnRH agonist 3,75 mg perbulan selama 6 bulan
b. Operatif : Laparoskopi operatif
9. Tempat Pelayanan : Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan
10. Penyulit
Infertilitas
Perlekatan
11. Persetujuan Penanganan (Informed Consent ) : Perlu
12. Standar Tenaga Pelaksana
Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Konsultan FER /
Laparoskopist
13. Lama Perawatan : Laparoskopi operatif 2 3 hari
14. Masa Pemulihan : 6 bulan
15. Keluaran (Output) : Dapat residif
16. Hasil Pemeriksaan Sitologik/Histologik (PA) : Apabila dioperasi
17. Otopsi : Bila meninggal
75/87

18. Risalah Penyakit dan Penanganan : Medical Record


19. Komite Medis dan Etis : Perlu
36. PENYAKIT RADANG PANGGUL
1. Nama Penyakit : Penyakit radang panggul
2. Definisi :
Terjadinya infeksi pada traktus genitalis bagian atas, oleh berbagai
mikroorganisme, balk secara perkontuinatum, hematogen, atau melalui
hubungan seksual.
3. Kriteria diagnosis / diagnostik : a. Semua gejala dan tanda dibawah ini
(1)
Nyeri tekan pada abdomen
(2)
Nyeri goyang pada serviks atau uterus
(3)
Nyeri tekan pada adneksa
b. Ditambah satu / Iebih temuan klinis dibawah ini
(1)
Pewarnaan gram sekret endoserviks : positif diplokokus gram negatif
intraseluler
(2)
Suhu (axiler) 38 C
(3)
Lekositosis (> 10.000/mm)
(4)
Lekosit dikavum peritoneum melalui kuldosintesis / laparoskopi
(5)
Abses panggul / massa inflamasi pada palpasi / sonografi
a.
b.
c.
d.
e.

4. Diagnosa Banding :
Appenditis akut
Abortus septik
Tumor ovarium terpelintir
Kehamilan ektopik
Endometriosis

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

5. Pemeriksaan Penunjang :
Pewarnaan gram, kultur sekret endoserviks
VDRL
Pemeriksaan darah lengkap
USG
Radiologi
Serologi : TORCHKM
Kuldosintesis
6. Konsultasi :
Bagian penyakit kulit dan kelamin dan bagian bedah
7. Perawatan Rumah Sakit : Perlu
8. Terapi :
1. Rekomendasi WHO
a. Rawat jalan
(1)
Ceftriaxone : 250 mg IM atau
76/87

(2)
Cefoxitin : 2 gr IM
(3)
Plus doxycycline 100 mg peroral per 12 jam, selama 10 hari
(4)
Plus metronidazole 500 mg peroral per 8 jam, selama 10 hari
Alternatif lain
(1)
Trimethoprim 80 mg / sulfa methoxazole 400 mg, 10 tablet perhari (3
hari) atau 2 tablet perhari (10 hari)
(2)
Kanamycin 2 gr IM (single dose)
(3)
Plus metronidazole 500 mg / 8 jam peroral selama 10 hari
b. Rawat inap
(1)
Regim A
Cefoxitin 2 gr IV / 6 jam + Doxycyclin 100 mg IV per 12 jam
(2)
Regim B
Chloramphenicol, 500 mg IV per 6 jam + Gentamycin 1,5 mg / kg BB IV per 8
jam
(3)
Regim C
Clindamycin 900 mg IV per 8 jam + Gentamycin 1,5 mg / kg BB IV per 8 jam
Lama pemberian 4 hari, dilanjutkan dengan doxycycline 100 mg peroral per 12
jam, selama 12 14 hari
2. Laparotomi
9. Tempat Pelayanan :
Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan
10. Penyulit :
a.
Infertilitas
b.
Nyeri pelvik kronik
c.
Kehamilan ektopik
11. Persetujuan penanganan (Informed consent) : Perlu
12. Standar tenaga peiaksana :
Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
13. Lama perawatan : 3 had
14. Masa pemulihan : 10 15 hari
15. Keluaran (output) : Sembuh parsial, sembuh total
16. Hasil pemeriksaan sitologik / histologik (PA) : Apabila dioperasi
17. Otopsi : Bila meninggal
18. Risalah penyakit dan penanganan : Medical Record
19. Komite medis dan etis : Perlu
37. KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
1. Nama Penyakit : Kehamilan Ektopik Terganggu

77/87

2. Definisi : Kehamilan yang terjadi diluar rahim (cavum uteri) disertai dengan
gejala-gejala akut abdomen.

a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
a.
b.

Yang termasuk kehamilan ektopik :


Tuba fallopi :
Pars intertisial
Isthmus
Ampula
Infundibulum
Fimbria
Uterus :
Kanalis servikalis
Divertikulum
Kornu
Tanduk rudimeter
Ovarium : Intraligamenter
Abdominal :
Primer
Sekunder
Kombinasi kehamilan intra dan ekstra uterin

3. Kriteria diagnosis I diagnostik :


a.
Amenorea
b.
Perdarahan pervaginam
c.
Gejala-gejala dan tanda akut abdomen
a.
b.
c.
d.

4. Diagnosa Banding :
PID
Apendisitis
Abortus imminens
Tumor ovarium terpelintir

a.
b.
c.
d.

5. Pemeriksaan Penunjang :
Tes kehamilan
USG
Kuldosintesis
Laparoskopi
6. Konsultasi :Bila perlu
7. Perawatan Rumah Sakit : Segera dirawat
8. Terapi :
a. Perbaikan keadaan umum
b. Laparotomi
9. Tempat Pelayanan :
Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan
10. Penyulit :
78/87

Syok, perlekatan
11. Persetujuan penanganan (Informed consent ) : Perlu
12. Standar tenaga pelaksana :
Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan
13. Lama perawatan : 1 minggu
14. Masa pemulihan : 6 minggu
15. Keluaran (output) : Sembuh total
16. Hasil pemeriksaan sitologik / histologik (PA) : Pemeriksaan seluruh jaringan
yang diangkat waktu operasi
17. Otopsi : Perlu bila terjadi kematian
18. Risalah penyakit dan penanganan : Laporan operasi
19. Komite medis dan etis : Perlu
38. TRANSLOKASI AKDR
1. Nama Penyakit : Translokasi AKDR
2. Definisi :
Adalah suatu keadaan dimana alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) berada
diluar kavum uteri pada akseptor AKDR.
a.
b.

3. Kriteria diagnosis / diagnostik : Tidak dijumpai filamen pada pemeriksaan dalam dan inspekulo
Tidak terabanya AKDR pada pemeriksaan sonde kavum uteri

4. Diagnosa Banding :
IUD. Intrauterin
5. Pemeriksaan Penunjang :
a.
Pemeriksaan radiologik
b.
Pemeriksaan USG
c.
Pemeriksaan histeroskopi
6. Konsultasi : Tidak ada
7. Perawatan Rumah Sakit : Saat pengangkatan AKDR dilakukan
8. Terapi : Dilakukan laparotomi / laparoskopi untuk pengangkatan AKDR
9. Tempat Pelayanan : Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan
10. Penyulit :
a.
Obstruksi atau perforasi uterus
b.
Perlekatan
11. Persetujuan penanganan (Informed consent ) : Perlu

79/87

12. Standar tenaga pelaksana : Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit


Kandungan
13. Lama perawatan : 3 5 hari
14. Masa pemulihan : 40 hari
15. Keluaran (output) : Sembuh total
16. Hasil pemeriksaan sitologik I histologik (PA) : Tidak perlu
17. Otopsi : Bila terjadi kematian
18, Risalah penyakit dan penanganan : Medical Record 19. Komite medis dan
etis : Perlu
39. INFERTILITAS
1.

Nama Penyakit : Infertilitas suami, infertilitas isteri.

2.
Definisi : Ketidakmampuan pasangan suami isteri untuk hamil setelah
satu tahun berumah tangga dengan senggama tidak terganggu
3.
Kriteria diagnosis / diagnostik :
a. Suami
(1)
Anamnesa
(2)
Pemeriksaan fisik umum
(3)
Pemeriksaan andrologik
(4)
Pemeriksaan laboratorium rutin darah / urin
(5)
Pemeriksaan foto rontgen thorax
b. Isteri
(1)
Anamnesa
(2)
Pemeriksaan fisik umum
(3)
Pemeriksaan ginekologik
(4)
Pemeriksaan laboratorium rutin darah / urin
(5) Pemeriksaan foto rontgen thorax
4. Diagnosa Banding : 5. Pemeriksaan Penunjang :
a. Suami
(1)
Pemeriksaan analisa semen (AS)
(2)
Pemeriksaan penetrasi sperma (Kurzrok Miller / KM)
(3)
Pemeriksaan hormon reproduksi pria (FSH, LH, T)
(4)
Pemeriksaan antibodi anti sperma
(5)
Pemeriksaan biopsi testis
e. Isteri
(1)
Pemeriksaan uji pasca sanggama (UPS)
(2)
Pemeriksaan suhu basal badan (SBB)
(3)
Pemeriksaan biopsi endometrium (BE)
(4)
Pemeriksaan patensi tuba (uji Rubin, Histerosalpingografi / HSG)
(5)
Pemeriksaan faktor peritoneum (laparaskopi)
(6)
Pemeriksaan tambahan histeroskopi
(7)
Pemeriksaan hormon reproduksi wanita (FSH, LH, PRL, E2)
6. Konsultasi :
80/87

Sesuai dengan indikasi ditujukan kepada dokter spesialis Andrologi / Biologi


Endokrinologi, Urologi, Pathologi, Radiologi, Psikiatri
7. Perawatan Rumah Sakit :
Bila ada tindakan pembedahan
8. Terapi :
a.
Suami
Kausal (bedah, medikal, terapi terhadap disfungsi seksual), suportif, empirik
(clomifen sitrat, mesterolon)
b.
Isteri
Kausal (bedah, medikal), induksi ovulasi (clomifen sitrat, gonadotropin,
bromokriptin, dsb), terapi terhadap faktor tuba (hidrotubasi, bedah mikro), terapi
terhadap endometriosis (danocrine, bedah, dsb), inseminasi buatan (dengan
semen suami intra servikal, intra uterin) dan teknologi reproduksi buatan
Iainnya (IVF dan ET, ZIFT, GIFT, ICSI).
9. Tempat Pelayanan :
Poliklinik ingin punya anak Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan
10. Penyulit :
Sindroma hiperstimulasi ovarium, infeksi dan penyulit lain yang bergantung
pada tindakan
11. Persetujuan penanganan (Informed consent ) : Perlu, sesuai dengan
kebutuhan.
12. Standar tenaga pelaksana :
1.
Spesialis Andrologi
2.
Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
13. Lama perawatan : Sesuai tindakan
14. Masa pemulihan : Antara 1 - 7 hari
15. Keluaran (output) : Hamil
16. Hasil pemeriksaan sitologik / histologik (PA) : Endometrium, testis, dan lainlain.
17. Otopsi :
Bila OS meninggal
18. Risalah penyakit dan penanganan : Medical Record
19. Komite medis dan etis :
Perlu
40. SINDROMA KLIMAKTERIUM
1. Hama Penyakit : Sindroma klimakterium
2. Definisi :

81/87

Adalah sekumpulan gejala atau keluhan vasomotor. psikologik, lokomotor dan


genitourinaria yang timbul pada wanita pra-menopause, menopause dan paska
menopause.
3. Kriteria diagnosis I diagnostik :
Diagnosis ditegakkan pada masa klimakterium (40 - 65) dengan tandatanda/keluhan-keluhan neurovegetatif dan psikik disertai kadar gonadotropin
yang meningkat.
a. Gejala-gejala endokrinologik
(1)
Kadar estrogen menurun
(2)
Gonadotropin meningkat (FSH = 10-20x) dan (LH = 5 - 6 x)
b. Gejala-gejala vasomotor
(1)
gejolak panas
(2)
keringat banyak
(3)
rasa capek
(4)
sakit kepala
(5)
jantung berdebar-debar
c. Gangguan psikologik
(1)
mudah tersinggung
(2)
pelupa
(3)
camas
(4)
semangat kurang
(5)
merasa tidak disayang
(6)
tidak dapat tidur
(7)
depresi
d. Gangguan lokomotorik
(1)
nyeri punggung (backache)
(2)
nyeri sendi
(3)
nyeri otot
(4)
kulit kering
(5)
pertumbuhan bulu diwajah
(6)
rasa seperti ada gerak menjalar dibawah kulit
e. Gangguan genitourinaria
(1)
gairah seksual rendah
(2)
vagina terasa kering
(3)
nyeri dan tidak nyaman waktu setubuh
(4)
stress inkontonensia I urge inkontinensia
4. Diagnosa Banding :
a.
Penyakit pembuluh darah
b.
Hipertensi
c.
Gangguan psikiatrik / psikosomatik
d.
Hipertiroid
e.
Alzheimer
5. Pemeriksaan Penunjang :
FSH, LH dan E2
Pemeriksaan T3, T4
Pemeriksaan radiologi : osteoporosis (BMD)
Lipid profile
Pap smir
6. Konsultasi :
a.
Penyakit dalam
b.
Psikiatri
a.
b.
c.
d.
e.

82/87

c.
d.

Ortopedi
Patologi anatomi
7. Perawatan Rumah Sakit : Bila perlu

8. Terapi :
a.
Excersice (weight bearing)
b.
Suplemen calsium
c.
Sedativa (psikotropik)
d.
THP
Terapi THP
Rejim pemberian THP
1
I
I
I
I
Estrogen siklik Estrogen kontinu
Progesteron kontinu
l
1
I
1

I
1

Terapi kombinasi dengan interval bebas Teravi kombinasi dengan estrogen


kontiniu
IEH
Terapi kombinasi tanpa interval bebas dengan dosis estrogen berbeda Terapi
kombinasi kontinu
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
Siklus 4
I
l Estrogen
Progesteron
Estrogen pada THP dan dosisnya
Estrogen
Dosis / hari (mg) Oral

Estrogen konjugasi 0.30 2.50 Premarin (Weyth)

Estradiol
valerat
(E2V)
1.00

4.00
Climen (Schering) _
- Dilena (Organon)
~
Estriol Succinate 1.00

4.00
Ovestin (Organon)
- Synapause (Organon)

Estrone Sulfate 0.60 5.00 - Estropipate (Ogen) 0.625 2500 Non


oral

Estriol topikal 1.0

Intradermal 170 Estradiol (Ciba- 20.50.100 Geigy)Tibolone

Livia! (Organon)
2,5
Progesteron untuk THP dosis dan lama pemakaiannya
Progsteron Dosis / hari Lama
pemakaian (hari)
Didrogesteron
10 mg 10 12
Medroksiprogeston 10 mg 12
Norethisteronasetat 1 mg 10 12
Levonogestrel
75 ug 10 12
9. Tempat Pelayanan :
Poliklinik menopause (Bagian Obstetri dan Ginekologi)
10. Penyulit :
Perdarahan pasca menopause
11. Persetujuan penanganan (Informed consent ) : Tidak perlu

83/87

12. Standar tenaga pelaksana :


Dokter Kebidanan dan Penyakit Kandungan
13. Lama perawatan : Sampai tidak ada keluhan
14. Masa pemulihan : 15. Keluaran (output) :
Sembuh total bila mendapat terapi hormon pengganti (THP)
16. Hasil pemeriksaan sitologik / histologik (PA) :
1.
Bila ada perdarahan uterus abnormal
2.
Bila ada benjolan payudara
17. Otopsi : Mencari sebab kematian
18. Risalah penyakit dan penanganan : Medical Record
19. Komite medis dan etis : Perlu
41. PROLAPSUS UTERI
1. Nama Penyakit : Prolapsus uteri
2. Definisi :
Turunnya uterus sampai atau keluar dari introitus vaginalis
3. Kriteria diagnosis / diagnostik : a.
Tingkat I
turunnya uterus sampai serviks berada setinggi introitus
vagina
b.
Tingkat II
uterus turun sampai sebagian keluar dari introitus vagina
c.
Tingkat III seluruh uterus keluar dari vagina (prosidensia uteri)
a.
b.
c.
d.
e.
f.

4. Diagnosa Banding :
Inversio uteri
Tumor vulva
Hipertropi dan elongasi serviks
Kista vagina
Fibroid serviks
Mioma submukosa yang lahir

a.
b.

5. Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium
Biopsi (PA)
6. Konsultasi :
Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan Konsulen Uroginekologi
7. Perawatan Rumah Sakit : Bila rencana pembedahan

8. Terapi :
a. Tanpa pembedahan
(a)
Latihan otot dasar panggul
84/87

(b)
(c)

Stimulasi otot dengan alat listrik


Pemasangan pesarium

b. Dengan pembedahan
(a)
Histerektomi vagina
(b)
Amputasi serviks
(c)
Ventrofikasi
(d)
Kolpokleksis
9. Teh7pat Pelayanan :
Poliklinik Ginekologi Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan
10. Penyulit :
a.
Infeksi
b.
Keganasan
c.
Perlengketan
11. Persetujuan penanganan (Informed consent ) : Perlu.
12. Standar tenaga pelaksana :
Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Konsulen Uroginekologi
13. Lama perawatan : 4 7 hari
14. Masa pemulihan : 6 minggu
15. Keluaran (output) :
Sembuh total bila tanpa komplikasi
16. Hasil pemeriksaan sitologik I histologik (PA) : Bila diperlukan
17. Otopsi :
Bila meninggal
18. Risalah penyakit dan penanganan : Medical Record
19. Komite medis dan etis : Perlu
42. SYOK SEPTIK
1. Hama Penyakit : Syok Septik
2. Definisi : Syok yang terjadi karena infeksi / sepsis bekteri gram negatif dan
atau gram positif, bersama gram negatif.
3. Kriteria diagnosis / diagnostik : a. Anamnesis
Adanya tindakan yang menyebabkan infeksi seperti abortus provokatus, infeksi
antepartum, sepsis puerperalis.
b. Periksa dalam
Dijumpai tanda-tanda infeksi pada organ, misalnya : peritonitis. parametritis,
endometritis, terutama infeksi pada genitalia interna.
85/87

c. Etiologi
(1)
Gram negatif : E.Coli, kiebsiela, pneumonas aeroginosa, proteus
mirabilis, aerobacter aerogenes.
(2)
Gram positif : Staphylococcus, streptococcus, enterococcus, C.
Welchii, clostridium perfingens.
d. Laboratorium Kultur darah :
e. Gejala-gejala klinis
(1) Stadium awal (ringan) fase panas
(a)
Demam
(b)
Sensorium menurun
(c)
Hiperventilasi (respiratori alkalosis)
(d)
Badan panas
(e)
Kulit kering
(f)
Cardiac output meningkat
(2) Stadium lanjut (berat) fase dingin
(a)
Demam / subfebril / hipotermia
(b)
Hipotensi
(c)
Menggigil
(d)
Tachypnea dan respiratory distres
(e)
Takikardia 110 180 per menit
(f)
Nadi cepat dan halus
(g)
Unuria progresif < 20 cc / jam (perfusi ginjal menurun)
(h)
Kulit dingin dan basah
(i)
Tangan dan kaki dingin
(j)
Gangguan mental
(k)
Petechie (I) Jaundice (m) Metabolik asidosis
a.
b.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

a.
b.
c.

4. Diagnosa Banding :
Syok hipovolemik
Syok hemoragik
5. Pemeriksaan Penunjang :
pH
Bicarbonat
PO2 dan AP CO2
BUN
Elektrolit
Kultur
Hematokrit
Trombosit
Fibrinogen j. LFT
6. Konsultasi :
Penyakit Dalam
Anestesi
Patologi Klinik
7. Perawatan Rumah Sakit : ICU
8. Terapi :
a. Medikamentosa
86/87

(1)
Pemeliharaan pernafasan / oksigenasi
(2)
Menjaga keseimbangan mineral dan pH darah (koreksi mineral dan
koreksi asidosis dan alkalosis)
(3)
Antibiotik. Dosis tinggi kombinasi penicillin / ampicillin dengan
chloramphenicol, atau aminoglikosida (seperti : kanamycin, gentamycin,
dibekasin, amikin), sefalosporin.
(4)
Kortikosteroid : Dexametason 6 mg I kg BB / hari dosis awal 20 mg
IV, Methyl prednisolone 30 mg I kg BB / hari dosis awal 125 mg IV.
(5)
Terapi vasomotor :
(a)
Fase panas diberikan vasokonstriktor (aramin, norefinefrin)
(b)
Fase dingin diberikan vasodilator (CPZ, dopamin)
b. Operatif
Menghilangkan fokus infeksi, misalnya : debridement jaringan nekrotik atau
drainase bahan purulen, kuretase pada abortus septik
9. Tempat Pelayanan : ICU
10. Penyulit :
Syok irreversibel
11. Persetujuan penanganan (Informed consent ) : Perlu
12. Standar tenaga pelaksana :
Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Spesialis Anestesi
13. Lama perawatan :
Sampai keadaan umum baik
14. Masa pemulihan : 6 minggu
15. Keluaran (output) : Sembuh
16. Hasil pemeriksaan sitologik / histologik (PA) : Jaringan yang diangkat pada
pembedahan
17. Otopsi : Perlu dilakukan jika terjadi kematian
18. Risalah penyakit dan penanganan : Laporan operasi
19. Komite medis dan etis : Perlu

87/87

You might also like