Professional Documents
Culture Documents
Kelompok IV Kelas IX D :
Nugroho Purbo Pambudi (19)
Nurlaily Febriyuna (20)
Rio Agung Wilis (21)
Rohmad Adi Siaman (22)
penghapusan
aset
dapat
dilaksanakan
tanpa
merusak
lingkungan.
C. Ruang Lingkup
TAM mewajibkan pemerintah untuk mempersiapkan perencanaan penghapusan
aset tahunan sebagai bagian dari Manajemen Stratejik Aset pemerintah. Tentu, hal
ini berimplikasi pada proses integrasi perencanaan penghapusan aset kepada
perencanaan stratejik pemerintah dan siklus anggaran (TAM : 2001). Sesuai
dengan objek TAM maka objek penghapusan aset adalah aset tetap yang umum
diketahui seperti mobil dan mesin, serta aset yang berupa properti.
D. Keuntungan Penghapusan Aset
Manfaat penghapusan aset tidak hanya dirasakan oleh organisasi/kementrian yang
mengelola aset tetap tersebut. Pemerintah secara keseluruhan serta masyarakat
juga akan merasakan manfaat dari mekanisme penghapusan aset tetap.
2
1. Pemerintah
Bagi pemerintah secara keseluruhan, penghapusan aset yang direncanakan
dengan baik akan meyakinkan pemerintah bahwa investasi pemerintah di aset
tetap akan efektif mendukung tugas pokok pemerintah. Bagi pemerintah sendiri
tentu aset tetap harus tetap sesuai dengan layanan yang diberikan kepada
masyarakat yang kemudian akan memaksimalkan manfaat atas investasi
pemerintah (TAM : 2001).
2. Organisasi
Kebijakan penghapusan aset memberikan ruang gerak bagi organisasi untuk
menghapuskan aset-aset mereka yang tidak diperlukan lagi atau tidak berfungsi
dengan baik. Karena itu penghapusan aset yang terencana akan meminimalkan
gangguan operasi harian mereka dan dapat memaksimalkan pendapatan dari
penghapusan aset tetap tersebut dengan memadankan waktu penghapusan
dengan kondisi pasar.
Penghapusan aset juga akan berdampak pada klien dan staf. Klien organisasi
barangkali
akan
merasa
terpengaruh
pada
beberapa
aspek
seperti
pengurangan layanan oleh organisasi atau layanan menjadi lebih sulit karena
ada aset yang baru. Pegawai kadang merasa terancam karena aset tetap yang
biasanya digunakan untuk bekerja diganti karena ada kemungkinan mereka
tidak memperoleh pekerjaan atau harus mempelajari mekanisme kerja baru.
Karena itu,organisasi harus mengkomunikasikan penghapusan aset kepada
pihak-pihak yang berkepentingan jika aset tetap tersebut sangat vital bagi
mekanisme kerja organisasi.
3. Masyarakat
Masyarakat pun akan merasakan manfaat jika mekanisme penghapusan aset
dapat dilaksanakan dengan baik. Manfaat yang dapat dirasakan oleh
masyarakat antara lain tingkat layanan pemerintah akan lebih efektif. Namun
demikian, masyarakat juga bisa merasa cemas dengan adanya penghapusan
aset tersebut karena masyarakat telah terbiasa dengan aset yang lama. Untuk
meminimalkan hal tersebut maka organisasi sebaiknya mengkomunikasikan
keunggulan yang akan diberikan jika aset tetap tersebut dihapuskan (TAM :
2001).
E. Tahapan Penghapusan Aset
Pada kondisi normal, penghapusan aset merupakan hal yang wajar pada siklus
hidup aset. Karena itu, waktu penghapusan aset sebenarnya dapat diprediksi.
Tentu penghapusan aset bertujuan untuk mengurangi biaya atas aset yang tidak
produktif supaya pencapaian tujuan pemerintah dapat diefektifkan. Karena itu
sangatlah penting untuk memastikan bahwa aset pemerintah tersebut dapat
beroperasi dengan efektif dan efisien dengan biaya perawatan dan operasi yang
wajar.
Rencana Penghapusan aset merupakan proses terstruktur dan sistematis yang
bertujuan untuk memastikan bahwa portofolio organisasi dipenuhi oleh aset yang
memenuhi syarat untuk mendukung layanan pemerintah pada biaya yang terendah
(TAM : 2001). Tahapan dari rencana penghapusan aset adalah sebagai berikut:
1. Tahap 1 : Mengidentifikasi aset surplus (berlebih).
Tahapan pertama dari proses penghapusan aset adalah mengidentifikasi aset
tersebut dikategorikan aset surplus atau tidak. Aset akan sangat bermanfaat jika
aset tetap tersebut dapat secara efektif mendukung tercapainya tujuan
organisasi. Jika tidak, maka aset sebaiknya dihapuskan. Beberapa hal yang
dapat dipertimbangkan saat menentukan aset terkategori aset surplus adalah
sebagai berikut (TAM : 2001):
a. Aset tersebut sudah tidak lagi mendukung tujuan organisasi karena adanya
pergantian jenis layanan maupun metode pelayanan.
b. Aset tersebut telah habis umur manfaatnya dan masih dapat dimanfaatkan
jika dilakukan perbaikan.
c. Biaya operasional sudah tidak ekonomis lagi atau tingkat kebutuhan atas
layanan sudah tidak dapat dipenuhi oleh aset tersebut.
d. Aset tetap masih beroperasi sesuai dengan tujuan awalnya namun menjadi
usang karena perubahan teknologi atau perubahan cara kerja.
Disamping itu, hal kedua yang masih sulit dicapai adalah teknologi dan sistem
informasi yang memadai untuk mendukung pengelolaan database terpadu
mengenai asset-aset pemerintah. Idealnya manajer asset memiliki data yang
mencerminkan kondisi asset pemerintah secara actual agar bisa menentukan mana
saja asset yang tidak produktif bagi pemberian pelayanan setiap instansi. Untuk
membangun sistem tersebut, tentunya investasi yang harus dikeluarkan oleh
pemerintah tidaklah sedikit. Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah
mengenai fenomena ghost expenditure. Saat ini terdapat kecenderungan untuk
menahan pelepasan barang yang sebenarnya sudah tidak layak untuk dikelola,
karena biaya pemeliharaan seringkali dijadikan sebagai ajang permainan
pengeluaran fiktif oleh banyak pihak di kementerian/lembaga. Penganggaran kita
yang disusun secara inkramental setiap tahunnya juga cukup menjadi penghambat
bagi proses manajemen strategis terhadap pengelolaan asset. Selayaknya
perencanaan dan penganggaran keuangan, mulai dari pengadaan, operasional,
pemeliharaan, hingga pelepasan terhadap suatu asset sudah disusun dan
ditentukan present
valuenya sejak
awal.
yang
penjualan asset negara. Masalah hokum yang berlarut-larut dapat timbul apabila
masih terdapat sengketa dalam kepemilikan asset yang hendak dijual.
Kemungkinan yang paling buruk adalah adanya aksi anarkis dari masyarakat
yang merasa dirugikan dengan pelepasan asset tersebut.
Aset bersejarah
Penjualan aset menjadi isu publik ketika aset yang dijual kemudian menyentuh
aset-aset yang mempunyai nilai sejarah. Meskipun tidak terdaftar dalam daftar
asset bersejarah, asset yang hendak dijual harus diukur tingkat signifikansinya
terhadap nilai sejarah, apabila tidak diketahui harus dilakukan penyelidikan
secara khusus. Namun disayangkan, kesadaran pemerintah daerah di Indonesia
terhadap pentingnya asset bersejarah ini masih kurang. Akibatnya banyak
kekayaan negara yang seharusnya dilindungi dapat dengan mudah dilepaskan
kepada individu tertentu.
Masalah yang sering terjadi di Indonesia menyangkut pemindahtanganan asset
kebanyakan terkait dengan penjualan asset maupun tukar guling yang masih
dimanfaatkan untuk proses pemenuhan pelayanan namun dilepas untuk
memperoleh keuntungan bagi pihak-pihak tertentu daripada masyarakat luas.
Misalnya, tanah dan bangunan untuk fasilitas umum seperti pendidikan yang
dijual untuk pembangunan pertokaan menunjukkan bahwa asset pemerintah
tersebut sebetulnya masih memenuhi syarat kemanfaatan untuk dilakukan
pemindahtanganan. Justru dengan dipindahkannya pelayanan ke tempat baru
yang tidak strategis, nilai pelayanan bagi masyarakat menjadi menurun.
2. Keuntungan mempertahankan atau melepas asset
Transfer kepada lembaga pemerintah yang lain
Dari database asset pemerintah dapat diketahui bahwa surplus asset pada suatu
lembaga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan instansi yang lain.
Kedubelah pihak dapat bernegosiasi secara langsung dalam pertukaran asset.
Potensi keterbukaan ruang
Setiap lembaga harus mendapat penilaian pendahuluan sebelum menentukan
apakah potensi keterbukaan ruang yang selama ini berada pada kepemilikan
public dinyatakan surplus sesuai dengan strategi keterbukaan ruang dan
8
ekonomis
perlu
meningkatkan
jasa
untuk
memenuhi
tujuan
harus
manajer
asset
dan
kantor
perbendaharaan.
Dengan
demikian
10
12
b. Syarat ekonomi, yaitu lebih menguntungkan bagi negara apabila barang dihapus,
karena biaya operasional dan pemeliharaan barang lebih besar daripada
manfaat yang diperoleh.
c. Barang hilang, atau dalam kondisi kekurangan perbendaharaan atau kerugian
karena kematian hewan atau tanaman.
Sedangkan untuk tanah dan bangunan, syarat yang harus dipenuhi antara lain:
a. Barang dalam kondisi rusak berat karena bencana alam atau karena sebab lain
di luar kemampuan manusia (force majeure).
b. Lokasi barang menjadi tidak sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR)
karena adanya perubahan tata ruang kota.
c. Sudah tidak memenuhi kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas.
d. Penyatuan lokasi barang dengan barang lain milik negara dalam rangka
efisiensi; atau
e. Pertimbangan dalam rangka pelaksanaan rencana strategis pertahanan.
C. Analisis
Apabila kita perhatikan dalam dua peraturan di atas, prosedur penghapusan aset di
Indonesia sangat sederhana. Apabila suatu aset telah memenuhi unsur
penghapusan suatu aset, pengguna aset membuat usul penghapusan aset kepada
pengelola barang (aset milik negara) atau kepala daerah (barang milik daerah).
Apabila disetujui, akan dibuat suatu surat keputusan penghapusan aset. Surat
keputusan
penghapusan
aset
tersebut
akan
digunakan
sebagai
dasar
13
terstruktur,
mulai
dari
analisis
aset berlebih,
sampai
perencanaan
14
3. Pengendalian Internal
Di New South Wales, suatu aset dihapuskan setelah melalui tahapan penghapusan
aset yang telah terinci. Melalui tahapan ini, suatu aset yang akan dihapus telah
diyakini bahwa aset tersebut memang benar-benar menjadi aset berlebih, sehingga
perlu dihapuskan. Tahapan penghapusan aset ini menjadikan praktek penghapusan
aset memiliki pengendalian internal yang baik.
Sedangkan di Indonesia, praktek penghapusan aset baru diatur bagaimana
tahapan administratif yang harus ditempuh bila aset akan dihapus. Dalam hal ini,
pengendalian internal menjadi kurang baik, karena aset bisa dihapuskan hanya
dengan dikeluarkannya Surat Keterangan Penghapusan yang ditandatangani
Kepala Satuan Kerja atau Kepala Daerah.
Mekanisme yang masih sederhana ini meninggalkan celah yang bisa dimanfaatkan
untuk melakukan korupsi. Suatu aset yang seharusnya sudah dihapus, belum
dihapus juga, sehingga dikhawatirkan biaya pemeliharaan yang fiktif. Contoh : Mobil
Dinas yang sudah usang dan tidak terpakai lagi, masih tersimpan di garasi gedung,
karena mengharapkan adanya biaya pemeliharaan yang bisa diselewengkan.
Sementara itu, aset yang seharusnya belum bisa dihapus, bisa dikeluarkan Surat
Keputusan Penghapusannya, kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.
Contoh : Rumah Dinas dijual dengan harga dibawah harga pasar kepada
pegawainya.
4. Kesiapan Sumber Daya Manusia
Tahapan praktek penghapusan aset di New South Wales, dimulai dengan analisis
aset yang berlebih, sehingga patut dihapuskan. Mekanisme ini bisa berjalan jika
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada mampu dan memadai untuk melakukan
analisis tersebut.
Sebaliknya di Indonesia, analisis aset berlebih tidak dilakukan, selain karena tidak
ada kewajiban untuk itu, juga karena SDM yang tidak memadai. SDM yang ada
masih berkonsentrasi pada pencatatan dan penilaian aset yang ada.
15
16