You are on page 1of 5

Pembahsan KABM

Natrium benzoat adalah salah satu senyawa kimia yang dipergunakan sebagai pengawet
dalam produk olahan makanan dan minuman. Asupan harian yang diterima (acceptable daily
intake atau ADI) asam benzoat adalah 5 mg/kg berat badan. Penggunaan Na Benzoat sesuai
batas penggunaan yang telah diizinkan yaitu 1 gr/kg bahan dapat dikatakan menguntungkan
karena dapat menghambat khamir dan bakteri (Winarno, 1992). Kadar kandungan bahan
pengawet yang digunakan dalam produk minuman tersebut sebetulnya masih sesuai dengan
prosedur. Meskipun demikian bila dikonsumsi terus-menerus akan terakumulasi dan kemudian
dapat menimbulkan efek buruk bagi konsumen. Bahan pengawet natrium benzoat dan
kalium sorbat diduga berbahaya dan dapat menyebabkan penyakit Lupus, yaitu penyakit
autoimun artinya tubuh pasien membentuk antibodi yang salah arah. Natrium benzoate dalam
bentuk asamnya (Asam benzoate) sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba
dalam bahan makanan dengan pH rendah seperti sari buah dan minumun penyegar. Sehingga
bahan makanan dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Natrium benzoat memiliki efektifitas menghambat jamur dan kapang namun sedikit sukar
larut dan merusak rasa minuman jika penggunaannya dalam jumlah besar. Natrium benzoat
adalah pengawet yang paling banyak digunakan dalam berbagai produk karena mekanisme
kerjanya meliputi bakterisida dan bakteriostatik serta tidak toksis bagi manusia.

Namun,

penggunaan Na Benzoat yang tidak sesuai dapat dikatakan merugikan atau berbahaya karena
penggunaan Na Benzoat tidak baik bagi tubuh. Na Benzoat yang tidak teruai di dalam tubuh
akan menjadi penumpukan sehingga dapat menimbulkan gejala kejang-kejang terus menerus,
hiperaktif, serta menurunkan berat badan yang pada akhirnya menyebabkan kematian.
Natrium benzoat adalah salah satu senyawa kimia yang sering dipergunakan sebagai pengawet
dalam produk olahan makanan dan minuman.

Penggunaanya sebagai zat pengawet dalam

bentuk Na benzoate, bersifat asam karena memiliki sifat dapat melepaskan ion hidrogen (H +)
dalam larutannya. Struktur kimia dari asam benzoat (C7H6O2) :
O
C
OH

Analisi Na benzoate dapat dilakukan dengan metode :


Dalam penetapan kadar zat pengawet dengan pengawet Na benzoate digunakan metode
alkalimetri, merupakan metode yang mendasarkan pada reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara ion
hidrogen (berasal dari asam) dan ion hidroksida berasal dari basa yang membentuk molekul air.
O

C
ONa

OH

H2SO4

Na2SO4

Gambar 2. Reaksi prmbentukan asam banzoat dari bentuk garamnya dengan penambahan asam
sulfat.

Selanjutnya, karena asam benzoat yang ada biasanya berjumlah sangat renadah maka
harus dilakukan ekstraksi terlebih dahulu. Lalu residu yang ada di larutkan dalam etanol, karena
asam benzoate hanya dapat dititrasi dalam pelarut yang dapat melarutkannya. Etanol yang
digunakan adalah etanol netral, maksudnya etanol tersebut netral terhadap indicator PP sehingga
etanol yang bersifat sedikit asam tidak memberikan pengaruh terhadap perubahan warna
indicator PP saat titrasi dengan menggunakan titran NaOH. Etanol tidak ikut menyerap titran
saat proses penetapan kadar asam benzoate karena dapat mengakibatkan volume titran yang
digunakan untuk penetapan kadar asam benzoate menjadi lebih besar daripada yang seharusnya
(hasilnya tidak valid). Pembuatan etanol netral yaitu dengan melakukan titrasi terhadap etanol
dengan menggunakan titran NaOh dimana sebelumnya telah diberikan indicator PP pada etanol.
Titrasi dilakukan hingga terjadi perubahan warna dari yang tadinya tidak berwarna hingga
menjadi warna merah pada titik akhir titrasi.

PP

C
OH

NaOH

ONa +

H2O

Gambar 3. Reaksi asam benzoate dan NaOH yang terjadi selama titrasi

1. Alkalimetri
Alkalimetri adalah penetapan kadar asam dengan menggunakan larutan baku basa yang
sesuai. Untuk mengetahui titik akhir titrasi digunakan indicator warna dengan larutan
fenolftalein, yang akan memberikan perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah
dengan adanya kelebihan basa (ion OH-). Reaksinya :
O

O
HCl

+ NaCl

ONa

OH

O
+ NaOH

OH

pp

+ H2O
ONa

1. Spektrofotometri
2. Kromatografi Gas
3. HPLC (High Perfomance Liquid Cromatografi)

Penggunaan pengawet dalam produk minuman kemasan diperbolehkan dengan


tidak melebihi kadar maksimal, seharusnya pada produk minuman kemasan
dicantumkan jenis

dan jumlah bahan pengawet yang digunakan pada label

kemasan dengan jelas supaya diketahui olek konsumen. Sehingga konsumen

diharapkan jeli dan pintar dalam memilih minuman dalam kemasan yang baik
dan sehat. Penetapan kadar pengawet (natrium benzoate) penting dilakukan demi
keamanan konsumen dalam mengkonsumsi makanan maupun minuman.

sakarin memiliki berbagai efek berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan jika
diluar batas ADI (Acceptance Daily Intake) karena sakarin diekskresikan keluar
tubuh tanpa dimetabolisme terlebih dahulu, dapat dibayangkan seandainya orang
yang mengkonsumsi sakarin dalam produk minuman padahal dia penderita gagal
ginjal atau masih anak-anak sehingga fungsi ginjal masih belum berkembang
sempurna..

Penggunaan pengawet dalam produk minuman kemasan diperbolehkan dengan tidak


melebihi kadar maksimal, seharusnya pada produk minuman kemasan dicantumkan jenis dan
jumlah bahan pengawet yang digunakan pada label kemasan dengan jelas supaya diketahui
olek konsumen. Sehingga konsumen diharapkan jeli dan pintar dalam memilih minuman
dalam kemasan yang baik dan sehat. Penetapan kadar pengawet (natrium benzoate) penting
dilakukan demi keamanan konsumen dalam mengkonsumsi makanan maupun minuman.

Penetapan sakarin dapat dilakukan dengan beberapa metode, misalnya alkalimetri


ataupun spektrofotometri.
Pada paraktikum penetapan kadar sakarin kali ini metode yang digunakan adalah ekstraksi
dan titrasi.
Ekstraksi merupakan proses pelarutan satu atau sejumlah penyusun atau campuran ke
dalalm pelarut sehingga penyusun-penyusun tersebut terpisah dari penyusun lain yang tidak
larut dalam pelarut itu atau dengan istilah lain ekstraksi merupakan proses pemisahan
komponen berdasarkan dua fasa cair yang berbeda.
Larutan yang diekstraksi pada praktikum kali ini adalah laruta marimas dengan eter. Pelarut
organik yang digunakan adalah eter karena eter merupakan salah satu pelarut organik yang
tidak bisa bercampur dengan air. Pada percobaan kali ini yang akn ditetapakan berapa mg
sakarin yan terdapat pad sampel ( marimas). 1 gram sakarin dapat larut dalam 290 ml air
dalam suhu kamar atau dalam 25,0 ml air mendidih. Sakarin mudah larut dalam alkali
karbonat dan sedikit larut ( sukar ) dal kloroform atau eter.
25,0 ml larutan marimas, 10,0 ml HCl pekat dan 10,0 ml eter yang sudah di masukkan ke
corong pemisah kemudian kita kocok dengan hati-hati dengan memiringkan corong
pemisah. Karena pengocokan akan menimbulkan sedikit panas dan menyebabkan tekanan
uap dalamcorong pemisah naik, maka tekanan uap dapat dihilangkan dengan cara

membuka kran bagian bawah. Kemudian setelah larutan sampel dan eter dikocok maka
didiamkan supaya kedua larutan yang telah bercampur terpisah menjadi dua lapis, larutan
sampel ( marimas ) berada diatas sedangkan eter berada dibawah karena berat jenis eter
lebih besar daripada air. Ekstraksi dilakukan sebanyak tiga kali dengan setiap kali ekstraksi
di tambah 10,0 ml eter. Ketika sudah dilakukan ekstraksi berulang-ulang maka hasil dari
ekstraksi dikumpulkan dan diekstraksi lagi denga 10,0ml aquades kemudian diuapkan
sehingga yang tersisa adalah residunya saja.
Dari residu yag telah di dapat di tambah dengan 3,00 ml aseton, 2,00 ml aquades dan
indikator BTB kemudian dititrasi dengan larutan NaOH yang sudah distandarisasi dengan
asam oksalat smapi terjadi perubahan warna dari bening menjadi biru.
Dalam melakukan uji kadar sakarin dalam minuman ringan ini kita hanya menggunakan sampel
minuman sebesar 25 mL yang diambil dari 250 mL hasil pengenceran. Masukkan ke corong pisah lalu
ditambah dengan 10 mL HCl pekat, kemudian ditambah eter lalu dikocok, pengocokan akan
menimbulkan tekanan uap dalam corong pemisah naik. Tekanan dalam corong pemisah dapat
dihilangkan dengan membuka tutup bagian atas atau bagian bawah ( ingat pada waktu ekstraksi corong
pemisah harus dalam keadaan miring ). Berhati-hatilah jangan sampai tangan anda terkena eter karena
tangan anda akan gatal. Karena berat jenis sakarin lebih besar dari eter maka sakarin terletak di
bawah. Kemudian dilakukan titrasi, titik akhir titrasi ditandai dengan

You might also like