Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit..
PENDAHULUAN
Implementasi tata kelola perusahaan
di Indonesia telah menunjukkan adanya
perbaikan yang ditandai dengan semakin
seriusnya regulator dalam mengeluarkan dan
menegakkan peraturan dan pedoman yang
ada. Beberapa peraturan yang mendukung
implementasi tata kelola perusahaan antara
lain Peraturan Otoritas Jasa Keuangan1,
Peraturan Bank Indonesia, Keputusan
Menteri BUMN, dan Pedoman Umum Good
Corporate Governance. Hal ini ditandai
dengan banyaknya poin-poin tambahan yang
dikemukakan dalam berbagai peraturan
tersebut terkait dengan peningkatan kualitas
perangkat tata kelola perusahaan untuk setiap
perusahaan yang ada.
Pada akhir tahun 2012, pemerintah melalui
Bapepam-LK mengeluarkan aturan baru yaitu
Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep643/BL/2012 terkait dengan Pembentukan
dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite
Audit yang mengubah aturan yang sama yang
dikeluarkan pada tahun 2004. Dalam peraturan
tersebut terdapat persyaratan yang lebih ketat
atas keanggotaan komite audit dan adanya tugas
dan tanggung jawab yang lebih besar yang harus
ditanggung oleh komite audit. Aturan tersebut
mengindikasikan diperlukannya komite audit
yang lebih kompeten dan peran komite audit
dalam memastikan kualitas laporan keuangan
perusahaan menjadi semakin dibutuhkan.
Dengan adanya peningkatan pengaturan
tata kelola perusahaan tersebut, peran dan
fungsi komite audit membantu tugas dewan
komisaris juga semakin diperjelas di mana
Peraturan terkait corporate governance telah
dikeluarkan oleh Bapepam-LK sejak tahun 2002 hingga
tahun 2012. Sejak 1 Januari 2013 fungsi penyusunan
peraturan dan pengawasan terhadap industri pasar
modal, industri keuangan non-bank, dan bank beralih
dari Bapepam-LK ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
OJK mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. Dalam
penelitian ini, mengingat aturan mengenai Corporate
Governance dikeluarkan oleh institusi Bapepam-LK
pada saat itu, maka peraturan mengenai Corporate
Governance mengacu pada peraturan Bapepam-LK.
1
148
149
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas komite audit yang
dilihat dari keahlian anggota komite audit
di bidang akuntansi dan keuangan, jumlah
anggota komite, dan jumlah pertemuan atau
rapat komite audit terhadap kualitas laporan
keuangan perusahaan. Selain itu penelitian
ini juga bertujuan untuk mengalisis pengaruh
kualitas audit yang terkait dengan auditor
eksternal terhadap hubungan antara kualitas
komite audit dan kualitas laporan keuangan
perusahaan.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin berkembangnya implementasi tata kelola
perusahaan di Indonesia dan semakin ketatnya
penegakan atas aturan yang berkaitan dengan
tata kelola perusahaan. Oleh sebab itu penting
untuk meneliti bagaimana dampak dari komite
audit yang merupakan bagian yang cukup
signifikan dalam implementasi tata kelola
perusahaan dan berkaitan dengan pelaporan
keuangan perusahaan terhadap kualitas laporan
keuangan. Secara tidak langsung penelitian
ini akan memberikan gambaran mengenai
efektivitas dari penegakan regulasi terkait tata
kelola perusahaan oleh regulator.
Berbeda dari Rainsbury et al. (2009) yang
mengukur kualitas laporan keuangan dengan
menggunakan tujuh dimensi yang digunakan
Francis et al. (2004) beserta pengukuran yang
dilakukan atas kebijakan akuntansi dan Qinghua
et al. (2007) yang mengukur kualitas laporan
keuangan dari ada atau tidaknya praktik
manajemen laba yang dilakukan perusahaan,
penelitian ini menggunakan tiga dari tujuh
dimensi kualitas laporan keuangan yang
diungkapkan oleh Francis et al. (2004), yaitu
persistensi, prediktabilitas, dan konservatisme.
Ketiga ukuran telah merepresentasikan
dimensi kualitas laporan keuangan karena
ketiga ukuran ini telah mencerminkan
karakteristik kualitas sesuai dengan kerangka
dasar konseptual dari laporan keuangan
yaitu reabilitas (direpresentasikankan oleh
persistensi dan konservatisme) dan relevansi
(direpresentasikan oleh prediktabilitas).
Penelitian ini memberikan kontribusi
dengan menambahkan pengukuran komponen
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit..
150
151
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit..
152
153
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit..
154
155
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170
Model Penelitian
Model yang digunakan dalam penelitian
ini adalah adaptasi dari model penelitian
Rainsburry et al. (2009) yang telah dimodifikasi dengan pengubahan pengukuran variabel
independen kualitas laporan keuangan dan
tambahan variabel moderasi yang memengaruhi hubungan kualitas komite audit
dengan kualitas laporan keuangan perusahaan
yaitu kualitas audit. Kualitas audit yang ada
dirinci kembali menjadi dua aspek yaitu tipe
auditor eksternal yang digunakan (big four/non
big four), dan ada atau tidaknya spesialisasi
yang dilakukan auditor eksternal. Model
penelitian ini dijabarkan dalam tiga dimensi
pengukuran kualitas Laporan Keuangan yang
digunakan yaitu persistensi, prediktabilitas, dan
konservatisme. Penelitian ini menggunakan
variabel tingkat hutang (LEV), klasifikasi
apakah perusahaan mengalami kerugian atau
tidak (LOSS), dan ukuran perusahaan (SIZE)
sebagai variabel pengendali dalam menguji
pengaruh komite audit dan peran moderasi
kualitas audit terhadap kualitas laba, baik
yang diukur dengan menggunakan persistensi,
prediktabilitas, maupun konservatisme. Ketiga
variabel pengendali ini digunakan pada
semua model penelitian karena penelitian ini
menggunakan persistensi, prediktabilitas, dan
konservatisme sebagai proksi dari ukuran
kualitas laba sehingga ketiga variabel tersebut
secara konsep merupakan variabel pengendali
untuk kualitas laba. LEV mencerminkan
ikatan antara perusahaan dan krediturnya,
dimana perusahaan akan terikat dengan debt
covenant, sehingga perusahaan dituntut untuk
menyajikan laporan keuangan lebih berkualitas
(Velury dan Jenkins 2006; Wardhani 2009).
LOSS mencerminkan kondisi kesehatan
perusahaan, dimana menurut Velury dan
Jenkins (2006) perusahaan yang sehat akan
cenderung menyajikan laporan keuangannya
dengan lebih berkualitas. Sedangkan SIZE
mengendalikan dampak ukuran perusahaan,
dimana perusahaan yang besar akan cenderung
untuk menyajikan laporan keuangan yang
baik salah satunya untuk menjaga reputasinya
(Velury dan Jenkins 2006).
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit..
156
di mana:
CFOjt+1
0 + 1NIBEjt + 2NIBEjt
* ACEXPjt + 3NIBEjt
* ACSIZEjt + 4NIBEjt
* ACMEETjt + 5NIBEjt
* AUDQUALjt + 6NIBEjt
* LEVjt + 7NIBEjt * LOSSjt
+ 8NIBEjt * SIZEjt
+ 9DYEARjt + j ............. (5)
157
CFOjt+1 =
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170
0 + 1NIBEjt + 2NIBEjt
* ACEXPjt + 3NIBEjt
* ACSIZEjt + 4NIBEjt
* ACMEETjt + 5NIBEjt
* AUDQUALjt + 6NIBEjt
* ACEXPjt * AUDQUALjt
+ 7NIBEjt * ACSIZEjt
* AUDQUALjt + 8NIBEjt
* ACMEETjt * AUDQUALjt
+ 9NIBEjt * LEVjt + 10NIBEjt
* LOSSjt + 11NIBEjt * SIZEjt
+ 12DYEARjt +jt ................. (6)
di mana:
CFOjt+1 = Kualitas Laporan Keuangan yang
diukur dari prediktabilitas sebuah
informasi yang terdapat dalam
Laporan Keuangan dengan proksi
arus kas dari aktivitas operasi di
periode mendatang dibagi dengan
total asset periode sekarang
NIBEjt = Laba perusahaan sebelum pos
akun luar biasa di p e r iode
sekarang dibagi dengan total asset
perusahaan di periode sekarang
Dimensi terakhir yang digunakan dalam
mengukur kualitas laporan keuangan adalah
konservatisme. Pengukuran yang digunakan
untuk mengukur konservatisme dalam
sebuah laporan keuangan adalah dengan
menggunakan rata-rata dari akumulasi negative
nonoperating accruals selama kurun waktu
tiga tahun terhadap perusahaan-perusahaan
non keuangan, properti dan infrastruktur yang
listed (Givoly dan Hayn 2000). Penggunaan
ukuran ini berdasarkan pemahaman bahwa
akuntansi yang negatif merupakan hasil
dari akrual negatif yang persisten. Semakin
negatif tingkat akrual rata-rata selama
periode tertentu, maka prinsip akuntansi yang
digunakan semakin konservatif. Tujuan dari
perata-rataan selama periode tertentu adalah
untuk memitigasi dampak dari nilai akrual
yang besar yang bersifat temporer (Wardhani
2008) karena akrual memiliki kecenderungan
untuk membalik pada periode satu hingga dua
tahun (Richardson et al. 2005).
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit..
a. Persistensi
Pengukuran persistensi laporan keuangan
menggunakan persamaan regresi laba per
lembar saham periode sekarang dan periode
lalu yang terdapat dalam penelitian Francis
et al. (2004) yang kemudian dimodifikasi
oleh Fanani et al. (2007) dengan fokus
kepada pengaruh informasi laba per lembar
saham periode lalu terhadap laba per lembar
saham periode sekarang. Koefisien yang
didapatkan dari hasil regresi menunjukkan
seberapa besar persistensi laba dari periode
lalu ke periode sekarang dan apakah ada
kontinuitas laba yang terjadi.
b. Prediktabilitas
Pengukuran yang digunakan adalah
dengan melihat koefisien dari regresi yang
dilakukan atas laba sebelum pos akun luar
biasa periode t terhadap arus kas aktivitas
operasi perusahaan t+1 yang diskalakan
dengan total asset (Dechow 1994).
c. Konservatisme
Pengukuran konservatisme laporan
keuangan perusahaan menggunakan
persamaan yang menghitung rata-rata dari
non operating accrual dibagi total aset
selama tiga tahun terhadap perusahaanperusahaan non keuangan, properti, dan
infrastruktur yang terdaftar (Givoly dan
Hayn 2000). Rumus dalam mencari non
operating accrual adalah sebagai berikut:
Total accruals (before depreciation):
(Net Income + Depreciation) Cash Flow
from Operations
Nonoperating accruals:
Total accruals (before depreciation)
(accounts receivable + inventories +
prepaid expenses - accounts payable taxes payable
Nilai non operating accrual yang digunakan
adalah nilai rata-rata non operating accrual
perusahaan selama tiga tahun dengan
nilai tengah pada periode t, dikali dengan
-1 untuk memastikan bahwa nilai positif
mengindikasikan konservatisme yang lebih
tinggi (Wardhani 2008). Penggunaan periode
158
159
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit..
2009
378
2008
401
(145)
(146)
(115)
(169)
(2)
(2)
116
84
200
Statistik Deskriptif
Tabel 2 menunjukkan statistik deskriptif
variabel-variabel yang terdapat dalam model
penelitian. Statistik deskriptif pada tabel
tersebut adalah berdasarkan data yang telah
mengalami penanganan atas outlier. Sampel
yang memiliki data outlier sangat besar (diatas
5 kali standar deviasi) dikeluarkan, kemudian
data diwinsorize dengan acuan rata-rata
3 kali standar deviasi. Berdasarkan Tabel 2,
nilai variabel EPS tahun t dan tahun t-1 secara
Tabel 2
Statistik Deskriptif
Nama Variabel
EPS
EPSt-1
CFOt+1
NIBEt
CONS
ACEXP
ACSIZE
ACMEET
LEVERAGE
SIZE
Variabel Dummy
BIG4
SPECIALIZATION
LOSS
DYEAR
Observations (N)
160
Mean
Std Dev
359.21
1008.97
243.76
511.08
.11
0.13
-0.00
0.10
0.01
0.46
0.79
0.23
3.18
0.53
8.39
6.98
0.49
0.22
14.44
1.67
Persentase Nilai 1
55.50%
80.50%
12.00%
58.00%
Min
Max
-308.91
7900.00
-252.73
2332.57
-0.45
0.52
-0.32
0.32
-0.22
0.14
0.00
1.00
2.00
5.00
1
33
0.05
0.95
9.72
18.30
Persentase Nilai 0
45.50%
19.50%
88.00%
42.00%
200
161
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170
162
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit..
Tabel 3
Hasil Regresi Model 1: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persistensi Laba
Variabel Dependen: EPSjt
Variabel Independen
Sign
Koef
P Value
9.83
0.846
21.24
0.676
EPSjt-1
3.01
0.000
***
3.79
0.008
EPSjt-1*ACEXPjt
0.96
0.000
***
1.21
0.200
EPSjt-1*ACSIZEjt
0.23
0.103
0.57
0.034
EPSjt-1*ACMEETjt
0.05
0.002
***
0.09
0.007
1.06
0.000
***
0.39
0.400
EPSjt-1* AUDQUALjt
Model Tanpa
Moderasi
Koef
-15.34
***
Model Dengan
Moderasi
P Value *
0.769
Koef P Value *
-3.46
0.948
4.12
0.000 ***
1.02
0.000 ***
**
0.40
0.015
**
0.44
0.008 **
***
0.03
0.019
**
0.04
0.014 **
0.07
0.248
0.04
0.464
0.74
0.100
-0.15
0.311
EPSjt-1*ACEXPjt*AUDQUALjt
0.02
0.495
EPSjt-1*ACSIZEjt*AUDQUALjt
0.35
0.078
EPSjt-1*ACMEETjt*AUDQUALjt
0.04
0.071
0.08
0.146
EPSjt-1*LEVERAGE
0.95
0.047
**
0.91
0.054
0.58
0.159
0.35
0.273
EPSjt-1*LOSS
-1.17
0.101
-1.34
0.075
-1.85
0.025
** -1.94
EPSjt-1*SIZE
-0.082
0.034
**
-0.03
0.299
-0.05
0.1305
-0.03
0.256
+/-
49.86
40.96
0.505
52.42
0.205
40.34
0.525
DYEAR
0.415
0.021 **
F-test Sign
0.000
0.000
0.000
0.000
R-square
0.823
0.824
0.808
0.811
***Signifikan pada 1%
**Signifikan pada 5%
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170
163
Tabel 4
Hasil Regresi Model 2: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Prediktabilitas Laba
Variabel Dependen: CFOjt
Variabel Independen
Sign
Model Dengan
Moderasi
Model Tanpa
Moderasi
Koef P Value
Koef
P Value
0.09
0.000
***
0.09
0.000
***
Koef P Value
Model Dengan
Moderasi
*
Koef P Value
0.09
0.000
***
0.09
0.000
***
**
NIBEjt-1
1.17
0.035
**
0.08
0.488
1.42
0.013
**
2.17
0.046
NIBEjt-1*ACEXPjt
1.25
0.000
***
0.22
0.340
1.46
0.000
*** -0.47
0.298
NIBEjt-1*ACSIZEjt
-0.26
0.076
0.04
0.483
-0.35
0.032
**
-0.57
0.077
NIBEjt-1*ACMEETjt
0.04
0.020
**
0.05
0.028
0.04
0.018
**
0.03
0.126
0.21
0.197
0.60
0.413
0.46
0.044
**
2.61
0.036
**
2.24
0.010
**
0.19
0.315
NIBEjt-1* AUDQUALjt
NIBEjt-1*ACEXPjt*AUDQUALjt
2.39
0.000
NIBEjt-1*ACSIZEjt*AUDQUALjt
-0.42
0.317
NIBEjt-1*ACMEETjt*AUDQUALjt
NIBEjt-1*LEVERAGE
-0.63
0.060
NIBEjt-1*LOSS
-0.21
NIBEjt-1*SIZE
-0.02
+/-
0.02
DYEAR
0.01
0.207
-0.59
0.071
0.167
0.01
0.230
0.05
0.241
0.01
**
**
***
0.00
0.946
-0.36
0.191
-0.19
0.158
-0.02 0.248
0.05
0.119
0.09
0.01
-0.58
0.078
0.483
-0.18
0.169
0.157
0.194
0.178
0.373
F-test Sign
0.000
0.000
0.000
0.000
R-square
0.325
0.363
0.335
0.345
***Signifikan pada 1%
**Signifikan pada 5%
164
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit..
Tabel 5
Hasil Regresi Model 3: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konservatisme
Variabel Dependen: KONSjt
Variabel Independen
Sign
Model Dengan
Moderasi
Koef
P Value
0.04
0.275
0.02
0.538
Koef P Value
Model Tanpa
Moderasi
Koef
P Value
0.02
**
Model Dengan
Moderasi
*
Koef
P Value
0.526
0.12
0.043
0.01
0.171
0.00
0.431
ACEXPjt
0.01
0.166
0.03
0.049
ACSIZEjt
-0.01
0.029
** -0.02
0.069
-0.01
0.037
**
-0.05
0.003
ACMEETjt
0.00
0.082
0.00
0.003
***
0.00
0.072
0.00
0.044
0.01
0.166
0.03
0.251
0.00
0.297
-0.15
0.005
-0.03
0.129
0.01
0.376
AUDQUAL
ACEXP* AUDQUAL
ACSIZE* AUDQUAL
0.00
0.363
0.05
0.006
ACMEET* AUDQUAL
-0.00
0.030
**
-0.00
0.090
LEVERAGE
0.03
0.026
**
0.02
0.021
**
0.03
0.027
**
0.02
0.035
LOSS
-0.00
0.353
-0.00
0.307
-0.00
0.309
-0.00
0.292
-0.00
0.294
-0.00
0.243
-0.00
0.391
0.00
0.496
+/-
0.01
0.156
0.01
0.299
0.00
0.371
0.01
0.173
SIZE
DYEAR
F-test Sign
0.000
0.000
0.000
0.000
R-square
0.046
0.046
0.045
0.105
***Signifikan pada 1%
**Signifikan pada 5%
*
**
***
**
***
***
*
**
165
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit..
166
167
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit..
168
169
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2013, Vol. 10, No. 2, hal 147 - 170
Nurul Mutmainnah dan Ratna Wardhani, Analisis Dampak Kualitas Komite Audit..
170