You are on page 1of 37

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang nomor: 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
mengamanahkan

kepada pemerintah daerah untuk dapat mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahannya akan tetapi masih dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desentralisasi, Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan merupakan kata kunci dalam undang-undang ini.
Tujuan desentralisasi dibidang kesehatan adalah mewujudkan
pembangunan nasional dibidang kesehatan yang berlandaskan prakarsa dan
aspirasi

masyarakat

dengan

cara

memberdayakan,

menghimpun

dan

mengoptimalkan potensi daerah untuk kepentingan daerah dan prioritas


Nasional dalam mencapai Indonesia Sehat 2030. Agar penyelenggaraan
pelaksanaan upaya kesehatan dengan azas desentralisasi dapat dilakukan
dengan baik, terarah dan berdaya guna, maka mekanisme pembinaan dan
pengawasan yang baik sangat penting untuk memantau dan mengevaluasi
seluruh kegiatan ditiap wilayah.
Pembangunan bidang Kesehatan di Kabupaten Sanggau dengan visinya
SANGGAU SEHAT 2030 mencoba mengakomodasi aspirasi masyarakat
yang menghendaki adanya pelayanan kesehatan disetiap tatanan akan menjadi
lebih baik salah satunya adalah mengelola dan membangun Rumah Sakit
Umum Daerah secara komprehensif, terbuka, transparan, terukur dan tanggung
jawab untuk menuju pelayanan prima.
Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan harus
memiliki peran yang optimal dalam upaya mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat Indonesia. Peran strategis ini didapat karena rumah sakit
adalah fasilitas kesehatan yang padat karya teknologi, padat karya masalah dan
harapan yang digantungkan padanya, akan melayani traksaksi pasien dalam
keselarasanya. Peran tersebut belakangan ini sangat menonjol mengingat
timbulnya perubahan-perubahan epidemiologi penyakit, perubahan sruktur
sosio-ekonomi masyarakat dan pelayanan yang lebih berkualitas, ramah dan

sanggup memenuhi kebutuhan mereka yang menuntut perubahan pola


pelayanan kesehatan Indonesia.
Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau

merupakan salah satu institusi

Pemerintah yang dibentuk untuk mengemban tugas dan tanggung jawab


memberikan pelayanan kesehatan pada fase kuratif dan rehabilitatif yang juga
tidak melupakan upaya promotif dan preventif pada masyarakat Kabupaten
Sanggau.
1. Sejarah RSUD Sanggau
Pada awalnya Rumah Sakit Umum Sanggau adalah Rumah Sakit misi
yang dibangun pada jaman Belanda kurang lebih pada tahun 1935 dengan
direkturnya bernama dr. Rehatta (19351938) kemudian digantikan oleh dr.
Soedarso (19381943) selanjutnya

setelah merdeka dan sudah terbentuk

pemerintah maka pengelolaannya diserahkan ke Pemerintah Republik


Indonesia menjadi Rumah Sakit Sanggau. Sebelumnya Rumah Sakit Sanggau
berlokasi di Kelurahan Tanjung Sekayam di Muara Sungai Sekayam yang
merupakan anak Sungai Kapuas dan merupakan sarana transportasi utama yang
menghubungkan Kota Sanggau dengan beberapa wilayah pedalaman dan
wilayah pesisir serta sampai ke negara Malasyia. Model bangunan Rumah
Sakit saat itu adalah rumah panjang yang terbuat dari rangka kayu berdinding
dan berlantai papan dibuat tinggi dalam upaya untuk mengantisipasi air sungai
yang sering pasang dan banjir.
Pada awal tahun 1974 seiring dengan perkembangan dan tata ruang kota
serta dibukanya akses jalan antara Kabupaten ke Kecamatan maupun ke Kota
lain dalam Propinsi maka lokasi tersebut sudah tidak sesuai lagi maka
keberadaannya dipindahkan (Relokasi) ketempat yang strategis, tidak banjir,
dekat dengan pemukiman dan fasilitas umum serta mudah diakses melalui
tranportasi umum darat dan air terutama dari jalur Sungai Kapuas dengan
direktur saat itu adalah dr. Dahliar Nauli Siregar ( 1972-1974 ). Adapun
lokasinya yaitu di Jalan Jendral Sudirman No.-- Kelurahan Beringin
Kecamatan Kapuas dengan statusnya menjadi Rumah Sakit Tipe D dengan
sebutan Rumah Sakit Umum Sanggau dan sampai sekarang lokasinya belum
berpindah.

Rumah Sakit Umum Sanggau waktu itu adalah Rumah Sakit dengan tipe
D dimana fasilitas dan jenis pelayanan masih terbatas karena jumlah
Paramedis, Dokter Umum dan

Dokter Spesialis masih terbatas dan

keberadaannya silih berganti karena masa tugas dokter umum maupun dokter
spesilalis yang terikat hanya kurang lebih 2 tahun sehingga sering terjadi
kekosongan.
Kemudian pada tahun 1995 keluar Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia dengan Nomor : 102/MENKES/SK/I/1995

pada bulan

Juni 1995 memutuskan bahwa Rumah Sakit Umum Sanggau adalah berubah
pengelolaannya menjadi milik Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten
Sanggau dan kelasnya ditingkatkan menjadi Kelas C dengan sebutan menjadi
Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau.
Kemudian ditindak lanjuti dengan PERDA Kabupaten Daerah Tingkat II
Sanggau Nomor 7 tahun 1996 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tingkat II Sanggau

dimana

didalamnya mengatur tentang ketentuan umum, kedudukan, tugas dan fungsi


serta susunan organisasi yang menjadi landasan operasional bagi RSUD
Sanggau. Perda tersebut juga menyatakan dengan jelas bahwa RSUD Sanggau
merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II
Sanggau.
Otonomi daerah bergulir dengan cepatnya maka pada tahun 2008 Bupati
Sanggau mengeluarkan Peraturan Bupati (PERBUP) Nomor 27 tahun 2008
tanggal 12 Pebruari 2008 yang berisi tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sanggau, dimana dalam
peraturan ini RSUD adalah unsur pendukung tugas Kepala Daerah dibidang
pelayanan kesehatan dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Daerah
sehingga tidak merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Kesehatan.

2.

Struktur Organisasi RSUD Sanggau

Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau adalah Unsur pendukung tugas


Kepala Daerah dibidang pelayanan kesehatan yang dipimpin oleh seorang
Direktur dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah (Peraturan Bupati

No

27 Tahun 2008 tanggal 12 Februari 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sanggau) dengan susunan sbb :
1. Direktur RSUD ;
2. Bagian Tata Usaha; membawahi 3 (tiga) Sub Bagian yang terdiri dari:
a. Sub Bagian Umum
DIREKTUR
RSUD SANGGAU
b. Sub Bagian
Kepegawaian

dr. H. EDI SUPRABOWO, MKM

c. Sub Bagian Hukum dan Informasi.

3. Bidang Pelayanan ; membawahi 2 (dua) Seksi yang terdiri dari :


a. Seksi Pelayanan Medik dan Penunjang Medik

BAGIAN TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

b. Seksi Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan.

BARLIANTO TINSAI, S.SOS

4. Bidang Keuangan ; membawahi 2 (dua) Seksi yang terdiri dari :


a. Seksi Perbendaharaan dan mobilitas dana.
b. Seksi Penyusun Anggaran, verifikasi dan akuntansi

5. Bidang Bina Program ; membawahi


2 (dua) Seksi
yang terdiri dari : SUB BAGIAN HUKUM
SUB BAGIAN UMUM
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN
a. Seksi Perencanaan Program dan Pengembangan
LIYO
b. Seksi Rekam Medik dan Pelaporan

NURDIN

TUTUT HARYANTI

6. Kelompok Jabatan Fungsional ; yang terdiri dari :


a. Komite Keperawatan
b. Komite Medik
c. Instalasi

BIDANG PELAYANAN

BIDANG KEUANGAN

BAGIAN BINA PROGRAM

MUINAH, S.K.M

LUKMAN HAKIM, Bc.Kn

MARYONO, S.Kp. M.Kes

DANA PERENCANAAN PROGRAM DAN PENGE


SEKSI PELAYANAN DAN PENUNJANG SEKSI
MEDIKPERBENDAHARAAN DAN MOBILITASI SEKSI
BASILINUS, S.K.M

M. FAUZI HADINATA

PRIYONO, S.Si

SEKSI PELAYANAN KEPERAWATAN DAN


KEBIDANAN
SEKSI
PENYUSUNAN ANGGARAN, VERIFIKASI DAN AKUNTANSI
SEKSI REKAM MEDIK DAN PELAPORA

AKHIRUL RAMADHAN, S.Kep.Ns

DAYANG FARIDA

CHRISTINA SARAGIH, S.K.M

Gambar 1. Struktur organisasi RSUD Sanggau


3. Fasilitas Pelayanan di RSUD Sanggau

Sampai dengan akhir Tahun 2014 Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau terus
berbenah

melanjutkan

pembanguann

yang

belum

terealisir

diantaranya

penambahan peralatan kedokteran dan alat kesehatan. Fasilitas gedung yang ada
dirasakan masih kurang kalau kita kaitkan dengan standar yang dipersyaratkan.
Adapun gedung yang ada terdiri dari :
a. Ruang Administrasi dan Perkantoran
b. Ruang poli yang terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Poliklinik Penyakit Dalam


Poliklinik Kebidanan
Poliklinik Bedah
Poliklinik Anak
Poliklinik Fisioterapi
Poliklinik Gigi
Poliklinik Elektromedik
Poli Konsultasi Gizi

c. Instalasi Farmasi.
d. Instalasi Gawat Darurat
e. Instalasi Laboratorium Klinik
f. Instalasi Radiologi
g. Ruang Instalasi Rawat Inap, terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam


Instalasi Rawat Inap Bedah
Instalasi Rawat Inap Anak
Instalasi Rawat Inap Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Instalasi Rawat Inap Kelas VIP
Instalasi Rawat Inap PERINATOLOGI
Instalasi Hemodealisa (cuci darah)

h. Instalasi Gizi dan dapur


i. Instalasi ICU
j. Instalasi OK Central
k. Instalasi Pemulasaran Jenazah
l. Instalasi Oksigen central
m. Instalasi Prasarana dan Sarana Rumah Sakit ( IPSRS )
n. Loundry

Selain fasilitas di atas Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sanggau telah
membenahi atau melengkapi beberapa fasilitas, yaitu :
1. Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL ) .
2. Instalasi limbah padat dengan Incenerator sampah.
3. Bak reservoar untuk penampungan air keperluan Rumah Sakit.
4. Halaman dan tempat parkir yang representative.
5. Penambahan ruang dan tempat tidur ( 2 TT ) dengan fasilitas VIP pada
IRNA Kebidanan.
6. Selasar penghubung antar instalasi dapur, Loundry dengan instalasi dan
ruang lainnya.
7. Rehabilitasi bangunan dapur dan laundry yang lebih representatif.
8. Penambahan pelayanan Poli Syaraf
4. Keuangan
a. Dana bersumber APBN dan APBD
Pada tahun anggaran 2014 dana yang bersumber dari APBD , APBD
Propinsi, APBN dan Pendapatan BLUD yang dikelola langsung oleh
Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau yang terbagi atas 7 (tujuh) program
dan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Daftar Sumber Dana Operasional RSUD Sanggau
APBN
NO. PROGRAM

APBD

(DAK/TP/PROP
)

1.

Program

Pelayanan 24.257.104.087,

Administrasi Perkantoran

2.

Program Peningkatan Sarana -

3.

dan Prasarana Aparatur


Program
Peningkatan 268.150.000,Kapasitas

4.

Sumber

Aparatur
Program
Pengembangan

Daya

Peningkatan 267.950.000,Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan


5

Keuangan
Program

Pengadaan, 17.198.372.900,

Peningkatan
Prasarana
6

RS/RSJ/RS

dan Paru-

paru/RS Mata
Program Pemeliharaan Sarana 102.400.000,dan

Sarana

4.439.930.000,-

Prasarana

RS/RSJ/RS

Paru-paru/RS Mata
Program Pemberdayaan Fakir 44.000.000,Miskin,

Komunitas

Adat

Terpencil (KAT) & PMKS


Lainnya.
TOTAL

42.138.376.987,

4.439.930.000,-

Sumber Dana APBD lebih banyak digunakan untuk membiayai


kegiatan kegiatan seperti belanja pegawai ( 12,97 %), Belanja barang dan
jasa ( 52,55%) dan Belanja Modal ( 34,48%) sedangkan dana DAK dan
lainnya digunakan untuk pengadaan belanja modal peralatan kedokteran
sedangkan dana BLUD untuk operasional Rumah Sakit.
b. Pendapatan RSUD Sanggau Tahun 2014.
Secara umum Pendapatan Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau yaitu
PAD Tahun 2014 sebesar Rp.19.912.417.576,00 ( Sembilan belas milyar
Sembilan ratus dua belas juta empat ratus tujuh belas ribu lima ratus
tujuh puluh enam rupiah).Penerimaan pandapatan asli Rumah Sakit ini
merupakan hasil pelayanan kesehatan pasien Umum, BPJS, Perusahaan
dan Jamkesda. Secara rinci besarnya pendapatan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2. Daftar Sumber Pendapatan RSUD Sanggau Tahun 2014
NO

JENIS PENDAPATAN

JUMLAH ( Rp)

Pasien umum

2.901.645.410,-

Pasien BPJS

13.616.907.341,-

Pasien JAMKESDA

2.943.035.106,-

Pasien Perusahaan

426.801.286,-

Sewa Kantin

5.750.000,-

Sewa Apotek

1.200.000,-

Sewa Parkir

2.750.000,-

Jasa Giro

12.879.813,-

Materai

392.620,-

10

Saldo awal Bank

1.056.000,-

Jumlah

19.912.417.576,-

5. Sumber Daya Manusia


Tenaga yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau dari tahun
ketahun terus bertambah, khususnya tenaga medis dan non medis. Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Sanggau dalam melaksanakan fungsi dan
tugasnya ditunjang dengan tenaga pegawai baik dengan status Pegawai Negeri
Sipil, Pegawai Tidak Tetap, honorer maupun tenaga magang, dengan perincian
sebagai berikut:
a. Tenaga Medis
Daftar jumlah tenaga medis di RSUD Sanggau dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3. Daftar Tenaga Medis di RSUD Sanggau
N
O

STATUS
Jenis Pendidikan

JML
HONORE

MAGAN

PNS

PTT

Dokter Umum

11

Dokter Gigi

Dokter Spesialis P. Dalam

Dokter Spesialis Anak

Dokter Bedah

Dokter Obsgyn

Dokter Patologi Klinik

Sarjana)

Total

15

20

Dokter
8

Umum

(Pasca

b. Tenaga Paramedis Perawatan


Daftar tenaga paramedis perawatan di RSUD Sanggau dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

Tabel 4. Daftar Tenaga Paramedis Perawatan di RSUD Sanggau


N
O

STATUS

Jenis Pendidikan
Sarjana

PNS

PTT

HONORER MAGANG

JML

Keperawatan

(D4/S1)

10

17

Akper ( D3 )

63

50

113

Akbid ( D3 )

12

11

23

Bidan

SPK

13

13

Total

103

68

171

c. Tenaga Paramedis Non Perawatan


Daftar tenaga paramedis non perawatan di RSUD Sanggau dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 5. Daftar Tenaga Paramedis Non Keperawatan di RSUD Sanggau

10

N
O
1

STATUS
Jenis Pendidikan

PT

Sarjana Apoteker

JML
HONORE

MAGAN

PNS T

Sarjana Kesehatan
2

Masyarakat

11

11

D4 Kesehatan Lingkungan

D IV Radiologi

Akademi Farmasi

Akademi Fisioterapi

Akademi

Kesehatan

Lingkungan

Akademi Analis Kesehatan

13

Akademi Gizi

10

Akademi Rekam Medik

11

Akademi Penata Rontgen

Akademi

Tehnik

Elektro

12

Medis

13

SPPH

14

SMAK

15

SMF

Total

44

12

56

d. Tenaga Non Medis lainnya


Daftar tenaga non medis lainnya di RSUD Sanggau dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 6. Daftar Tenaga Non Medis lainnya di RSUD Sanggau

11

N
O

STATUS
Jenis Pendidikan

JML

PT

MAGAN

PNS

HONORER G

Sarjana Manajemen RS

Sarjana Ekonomi

Akademi Ekonomi
3

Manajemen

Akademi Ekonomi Akutansi

SMA

23

32

55

STM

SMEA

12

19

SMP

11

SD

43

59

101

Keterangan :

Jumlah Pegawai PNS/CPNS untuk semua jenis terhitung 206 orang

Jumlah pegawai Non PNS untuk semua jenis terhitung 143 orang

RSUD Sanggau mempunyai layanan dokter spesialis yaitu :


spesialis Kandungan dan Kebidanan
Spesialis Anak
Spesialis Bedah
Spesialis Penyakit Dalam
Spesialis Patologi Klinik
Spesialis Saraf
Program pengembangan SDM yang dilakukan oleh rumah sakit secara
berkesinambungan dan bertahap

agar pelayanan tetap berjalan dan tidak

terganggu tetapi profesionalisme juga terpenuhi.

12

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sanggau dalam tahun 2014 telah
menjadi rumah sakit yang terakreditasi, sertifikat No : KARS-Sert/670/VI/2012,
untuk 5 (lima) jenis pelayanan yaitu :
1. Pelayanan Administrasi dan Manajemen
2. Pelayanan Medis
3. Pelayanan Gawat Darurat
4. Pelayanan Perawatan
5. Pelayanan Rekam Medik
Rumah Sakit Umum Sanggau pada tahun 2014 telah melaksanakan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ( PPK-BLUD) dengan
status BLUD PENUH , Sesuai Keputusan Bupati Sanggau Nomor 273 tahun
2013 pada tanggal 30 April 2013.
6. Visi dan Misi RSUD Sanggau
Visi :
Menjadikan RSUD Sanggau Sebagai Rumah Sakit Berlayanan Internasional
Pada Tahun 2020
Misi :
1. Memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang bermutu, paripurna
dan terjangkau.
2. Meningkatkan pengembangan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana Rumah Sakit
4. Meningkatkan kelas Rumah Sakit dari kelas C menuju kelas B
7. Tugas dan Fungsi RSUD (Bidang Pelayanan)
Berdasarkan Peraturan Bupati Sanggau Nomor 27 Tahun 2008 Tentang
Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Sanggu, bahwa Bidang Pelayanan meaksanakan sebagian tugas Rumah Sakit
Umum Daerah dibidang pelayanan medik dan penunjang medik, keperawatan
dan kebidanan. Adapun fungsi Bidang Pelayanan adalah sebagai berikut:

13

a. Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan tugas bidang


pelayanan, meliputi urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan
serta penunjang medik dan non medik.
b. Penyusunan program kerja dan rencana kegiatan bidang pelayanan,
meliputi urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan serta penunjang
medik dan non medik.
c. Penyelenggaraan kegiatan bidang pelayanan, meliputi urusan pelayanan
medik, keperawatan, kebidanan serta penunjang medik dan non medik.
d. Pengendalian kegiatan dan mutu pelayanan bidang pelayanan, meliputi
urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan serta penunjang medik
dan non medik
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas bidang pelayanan,
meliputi urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan serta penunjang
medik dan non medik
f. Perencanaan dan pengkoordinasian kebutuhn fasilitas dan peralatan
pelayanan medis dan non medis, keperawatan dan kebidanan
g. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan
tugas dan fungsinya
8. Uraian Tugas Dokter
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
139 Tahun 2003, adapun tugas dokter pertama adalah sebagai berikut:
1) Melakukan Pelayanan Medik Umum rawat jalan tingkat pertama
2) Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3) Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter umum
4) Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum
5) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7) Melakukan Tindakan Medik/P3K Sederhana
8) Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
9) Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10) Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11) Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12) Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13) Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
14) Melakukan Pemeliharaan Kesehatan Bayi/Balita
15) Melakukan Pemeliharaan Kesehatan Anak
16) Melakukan pelayanan keluarga berencana
17) Melakukan pelayanan imunisasi

14

18) Melakukan pelayanan gizi


19) Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit
20) Melakukan penyuluhan medik
21) Membuat catatan medik rawat jalan
22) Membuat catatn medik rawat inap
23) Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
24) Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
25) Menguji kesehatan individu
26) Menjadi tim penguji kesehatan
27) Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28) Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29) Menjadi saksi ahli
30) Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31) Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32) Melakukan tugas jaga panggilan/on call
33) Melakukan tugas jaga ditempat/rumah sakit
34) Melakukan tugas jaga ditempat sepi pasien
35) Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan sederhana
B. Tujuan Aktualisasi
1. Tujuan Umum
a. Nilai dasar profesi PNS berperan penting dalam menuntun peserta
diklat menjadi pelayan masyarakat yang professional.
b. Nilai dasar profesi PNS akan membantu pencapaian tujuan berbangsa
dan bernegara sehingga tujuan-tujuan pembangunan dapat dicapai
dengan mudah.
2. Tujuan Khusus
a. Peserta diklat diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
profesi PNS yang terdiri dari akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu dan anti korupsi di RSUD Sanggau.
b. Peserta diklat mampu menganalisis dampak apabila nilai dasar
profesi yang terdiri dari akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan anti korupsi tidak di implementasikan.

15

BAB II
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
A. Identifikasi Nilai-nilai Dasar
Untuk mewujudkan PNS yang profesional melalui jalur pendidikan
dan pelatihan, pembinaan PNS melalui diklat yang berbasis kompetensi
terus dilakukan, sesuai dengan amanat yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Reformasi birokrasi merupakan sebuah
upaya sistematis yang dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan
aparatur yang bersih, kompeten dan melayani antara lain dilakukan melalui
pendidikan dan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan pembinaan
aparatur, agar memiliki integritas tinggi dan profesional dalam menjalankan
tugas dan fungsinya selaku Aparatur Sipil Negara.

16

Dalam rangka reformasi birokrasi, pemerintah menetapkan kebiajakan


perubahan bagi PNS menjadi Aparatur Sipil Negara dengan undang-undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Undang-undang ini
menitikberatkan pada profesionalisme aparatur negara yang memiliki
integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bebas KKN
dan mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik serta mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Untuk mencapai terciptanya aparatur sipil Negara
seperti yang disebutkan di atas, maka perlu adanya penerapan nilai-nilai
dasar profesi PNS semenjak dilakukannya diklat prajabatan.
Berdasarkan Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Diklat Prajabatan pola baru, peserta diklat diharapkan
mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dengan cara
mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi pada tempat tugas,
sehingga peserta diklat dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Nilai
dasar tersebut merupakan seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam
menjalankan profesi. Nilai-nilai dasar tersebut diantaranya adalah :
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi.
Berikut informasi profesi peserta diklat yang relevan dengan nilai-nilai
dasar tersebut:
N
o

Indikator Nilai
Dasar

1
1

2
ANEKA ;
a. Akuntabilitas
(Kejelasan target,
jujur, konsistensi,
tanggung jawab)
b. Nasionalisme
(Amanah(dapat
dipercaya), tidak
diskriminatif, kerja
sama, tanggung

Tabel 7. Identifikasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS


Informasi yang Relevan dengan Nilai Dasar
Kebutuhan
Stakeholder
3
Masyarakat
(dalam hal ini
pasien) berharap
kepada aparatur
pemerintah
(PNS) profesi
dokter umum
agar
melaksanakan
tugas dengan

Tugas Organisasi

Tugas Unit

5
1. Penyusunan petunjuk teknis dan
petunjuk pelaksanaan tugas bidang
pelayanan, meliputi urusan
pelayanan medik, keperawatan,
kebidanan serta penunjang medik
dan non medik
2. Penyusunan program kerja dan
rencana kegiatan bidang pelayanan,
meliputi urusan pelayanan medik,
keperawatan, kebidanan serta

Visi :
Menjadikan RSUD
Sanggau Sebagai
Rumah Sakit
Berlayanan
Internasional Pada
Tahun 2020
Misi :
1. Memberikan
pelayanan

Tug

17

1. Mela
Pela
Umu
tingk
2. Mela
pelay
spes
jalan
3. Mela
khus

jawab, adil)
c. Etika Publik
(Menjaga rahasia,
sopan, cermat, taat
perintah)
d. Komitmen mutu
(efektivitas,
efisiensi,
berorientasi mutu)
e. Anti Korupsi
(Peduli, adil, kerja
keras, tanggung
jawab, disiplin

jujur, tanggung
jawab, kejelasan
target, netral,
mendahulukan
kepentingan
publik, adil,
transparan,
konsistensi,
partisipatif,
hormatmenghormati,
kerjasama, tidak
memaksakan
kehendak,
amanah,
persamaan
derajat, tidak
diskriminatif,
disiplin, cermat,
kesopanan, taat
pada peraturan
perundangan,
menjaga rahasia,
efektivitas,
efisiensi,
berorientasi
mutu, kerja
keras, mandiri,
dan peduli.

kesehatan
perorangan yang
bermutu, paripurna
dan terjangkau.
2. Meningkatkan
pengembangan
Sumber Daya
Manusia Rumah
Sakit.
3. Meningkatkan
sarana dan
prasarana Rumah
Sakit
4. Meningkatkan
kelas Rumah Sakit
dari kelas C
menuju kelas B

3.

4.

5.

6.

7.

penunjang medik dan non medik


Penyelenggaraan kegiatan bidang
pelayanan, meliputi urusan
pelayanan medik, keperawatan,
kebidanan serta penunjang medik
dan non medik
Pengendalian kegiatan dan mutu
pelayanan bidang pelayanan,
meliputi urusan pelayanan medik,
keperawatan, kebidanan serta
penunjang medik dan non medik
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas bidang
pelayanan, meliputi urusan
pelayanan medik, keperawatan,
kebidanan serta penunjang medik
dan non medik
Perencanaan dan pengkoordinasian
kebutuhn fasilitas dan peralatan
pelayanan medis dan non medis,
keperawatan dan kebidanan
Penyelenggaraan tugas lain yang
diberikan oleh Direktur sesuai
dengan tugas dan fungsinya

4.

5.
6.
7.
8.

9.
10.
11.
12.
13.
14.

15.
16.
17.
18.
19.

18

sede
dokt
Mela
khus
seda
umu
Mela
spes
sede
Mela
spes
seda
Mela
Med
Sede
Mela
kunj
kepa
inap
Mela
pem
tingk
Mela
pem
kom
Mela
pem
tingk
Mela
pem
kom
Mela
pem
kese
Mela
Pem
Kese
Bayi
Mela
Pem
Kese
Mela
pelay
bere
Mela
pelay
Mela
pelay
Men
dalam

20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.

19

peng
epid
peny
Mela
peny
Mem
med
Mem
med
Mela
men
dari
Mela
men
dari
Men
indiv
Men
kese
Mela
repe
sede
Mela
repe
tingk
Men
Men
peng
untu
Mela
deng
labo
Mela
jaga
call
Mela
jaga
sakit
Mela
jaga
pasie
Mela
kade
masy
bida
sede

B. Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan


Penerapan beberapa nilai-nilai dasar tersebut di atas yang terkait dengan
kegiatan yang akan dilakukan di unit kerja, tertera pada tabel di bawah ini.

No
1

Kegiatan
Melakukan anamnesis
terhadap pasien

Tabel 8. Keterkaitan Nilai Dasar Dengan Kegiatan


Nilai Dasar
Uraian
Akuntabilitas
Anamnesis adalah Tanya jawab
-

Kejelasan Target

Dalam melakukan anamnesis sa


sejelas-jelasnya tentang identitas

dahulu dan riwayat kesehatan ke

mengarah pada suatu diagnosis m


indikator kejelasan target)
Nasionalisme
-

Sebelum melakukan anamnesis,

Amanah (dapat

dokter dan pasien dengan menun

dipercaya)

sehingga pasien percaya untuk m

penyakitnya. (mengaplikasikan n
Etika Publik
-

Menjaga Rahasia

dipercaya))
Sebagai seorang dokter saya telah

segala hal yang berkaitan denga


permintaan

pasien

sendiri

at

(mengaplikasikan nilai etika publ

20

Komitmen Mutu
-

Efektifitas

Sebagai dokter saya melakukan an


hal-hal yang tidak berhubungan

sehingga proses anamnesis dap

komitmen mutu dengan indikator


Anti Korupsi
-

Peduli

Saya mendengarkan setiap keluha

menempatkan diri dan turut m

(mengaplikasikan nilai anti korup

Melakukan Pemeriksaan fisik

Akuntabilitas
-

Kejelasan Target

Dalam melakukan pemeriksaan fi

teliti sehingga mendapatkan inform

kelainan yang didapat dari b

akuntabilitas dengan indikator ke

Nasionalisme
-

Tidak Diskriminatif

Melakukan pemeriksaan fisik m

membeda bedakan ras, suku, ag

nilai nasionalisme dengan indika


Etika Publik
-

Sopan

Melakukan pemeriksaan fisik de

kepada pasien terlebih dahulu seb

saat melakukan pemeriksaan pasie

tidak baik. (mengaplikasikan nila


Komitmen Mutu
-

Berorientasi Mutu

Pemeriksaan fisik berorientasi m

yang dilakukan harus selalu did

diperoleh dari seminar, penelitia

nilai komitmen mutu dengan indi


Anti Korupsi
-

Tanggung Jawab

Pemeriksaan fisik dilakukan d

menghasilkan pelayanan medis ya

fisik yang saya lakukan sebagai ba

21

- dampak positif yang menyeluruh b

anti korupsi pada indikator tangg

Membuat Permintaan
Pemeriksaan Penunjang

Akuntabilitas
-

Jujur

Membuat pengantar pemeriksaan

saya akan jujur kepada pasien

memastikan diagnosis pasien se

RSUD. Saya tidak akan menamba


kerugian terhadap biaya yang

akuntabilitas pada indikator jujur


Nasionalisme
-

Kerjasama

Dalam melakukan pemeriksaan

laboratorium serta radiologi sehin

dengan fungsi masing-masing di d

nasionalisme pada indikator kerja


Etika Publik
-

Menjaga Rahasia

Dalam melakukan permintaan pe

mengenai apa-apa saja yang akan

hasil dari pemeriksaan tersebut ka


memberitahukan hasilnya kepada

Publik pada indikator menjaga ra


Komitmen Mutu
-

Efektifitas

Saya melakukan permintaan peme


dalam

bukti

nyata

diagnosis

(mengaplikasikan nilai Komitmen


Anti Korupsi
-

Adil

Dalam melakukan permintaan pen


memandang status sosial, suku,

dalam melakukan permintaan pem


pemeriksaan penunjang kepada

pemeriksaan penunjang tersebut s

fisik pasien. (mengaplikasikan nil

Melakukan Penegakan

Akuntabilitas

Saya menegakkan diagnosis pasie

22

Diagnosis

Konsistensi

didukung pemeriksaan fisik dan

dokter umum. (mengaplikasikan

Nasionalisme

Tanggung Jawab

Dalam menegakkan diagnosis saya

berdasarkan diagnosis yang saya t

tepat.(mengaplikasikan nilai nasi

Etika Publik

Cermat

Dalam menegakkan diagnosis say

anamnesis, pemeriksaan fisik dan

saya lakukan untuk menghindari

nilai etika publik pada indikator c

Komitmen Mutu

Berorientasi Mutu

Saya tetap mengacu pada diagn

diagnosis sesuai dengan kompe

mengikuti perkembangan ilmu ke

jurnal terbaru maupun pelatihan-

komitmen mutu pada indikator be

Anti Korupsi

Memberikan

terapi

pada

Kerja Keras

Akuntabilitas
-

pasien

Jujur

Dalam menegakkan diagnosis,

pemeriksaan fisik, serta pemeriksa

diagnosis yang tepat. Jika diperluk

tersebut. (mengaplikasikan nilai a


Saya memberikan terapi yang tep

tegakkan tanpa memberikan tera

dalam hal ini dokter harus jujur


kepada pasien. (mengaplikasikan
Nasionalisme
-

Tidak Diskriminatif

Saya memberikan terapi kepada

tegakkan tanpa memandang pasien

ras dan agama. (mengaplikasi


diskriminatif)

Etika publik

Saya juga memberikan terapi sec

23

diri pasien sebagai bentuk hasil

Cermat

umum dari anamnesis sampai

menghindari terjadinya kasus ma


indikator cermat).
Komitmen Mutu

Hal ini tentunya tidak lepas dari p

todate dan berorientasi mutu se

Berorientasi Mutu

dapat diminimalisir karena ilmu


sesuai dengan kemajuan ilmu

komitmen mutu pada indikator be


Anti korupsi

Berlaku adil pada pasien JKN dim

tetap dilayani tanpa dilakukan p

Adil

memakai obat generik, pasien te


6

Melakukan pencatatan Rekam

Akuntabilitas

pada indikator adil)


Saya membuat rekam medik raw

Medis

dapatkan. Pencatatan yang dilaku

Jujur

fisik, diagnosis, pengobatan dan

akuntabilitas pada indikator jujur

Saya akan melakukan pencatatan

Nasionalisme
-

(dapat

jawab. Serangkaian pemeriksaa

tanggung

dipertanggungjawabkan serta dira

Amanah
dipercaya),
jawab

nilai nasionalisme pada indikator

Etika Publik

Saya membuat catatan medik de

tertulis maupun yang tidak tertu

Menjaga rahasia

medis tersebut kepada pihak yang

agar pasien merasa nyaman da

(mengaplikasikan nilai etika publ


Komitmen Mutu

Saya akan melakukan pencatatan

informasi yang tercatat dalam rek

Berorientasi Mutu

jelas. (mengaplikasikan nilai kom

24

Anti Korupsi

Saya bertanggung jawab dalam

anamnesis hingga pengobatan dit

Tanggung jawab

setelah selesai melakukan pencata

yang melakukan pemeriksaan (m


7

Membuat Rujukan

Akuntabilitas
-

vertikal/horisontal

Jujur

tanggung jawab).
Saya merujuk pasien yang kea

Rujukan tersebut dapat berupa ru

pertama ke fasilitas pelayanan kes

rujukan ke dokter spesialis pada li

Dalam melaksanakan tugas sebag

jika penangganan yang harus dida


dokter umum. (mengaplikasikan
Nasionalisme

Dalam memberikan rujukan me

Adil

diskriminatif kepada pasien sesu

Tidak diskriminatif

sosial, suku, agama, ras, maupu

pelayanan kesehatan yang lebih ba


adil dan tidak diskriminatif)
Etika Publik

Dalam membuat rujukan saya har

oleh pasien dapat di atasi di fasili

Cermat

faskes lanjutan. Selain itu saya ju

serta dokter konsulen yang dituj


cermat)

Komitmen mutu

Dalam melakukan pembuatan ruj

Efektivitas

efektivitas dan efisiensi pelayana

Efisiensi

menunda-nunda waktu sehingga p

lebih baik, tepat, dan cepat. (m


indikator efektivitas dan efisien)
Anti Korupsi

Dalam membuat rujukan saya ped

25

Peduli

berkaitan dengan pengambilan k


pemeriksaan awal apakah perlu

fasilititas kesehatan tingkat pertam

pasien-pasien berobat jalan yang m

permintaan sendiri dapat di min


maupun materiil sehingga tujuan

bisa dicapai dan diharapkan te

(mengaplikasikan anti korupsi pa


8

Menjalankan tugas jaga

Akuntabilitas

Saya menjalankan tanggung jawa

jaga sesuai dengan jadwal y

Tanggung jawab

Akuntabilitasi pada indikator tan

Nasionalisme

Dalam melakukan tugas jaga sa

menjadi sebuah tim satu kesatuan

Kerjasama

Nasionalisme pada indikator kerj


Etika publik

Saya melaksanakan perintah atas

Taat perintah

sebaik baiknya. (mengaplikasikan

Komitmen mutu

Dengan melaksanakan tugas jaga,

yang diberikan kepada pasien.

Berorientasi mutu

indikator berorientasi mutu)


Anti Korupsi

Pada saat jadwal jaga saya, saya

pulang. (mengaplikasikan nilai an

Disiplin

26

C. Teknik Aktualisasi Nilai Dasar


Dalam melakukan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS terdapat beberapa
teknik yang digunakan, Teknik tersebut diuraikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 9. Teknik Aktualisasi Nilai Dasar
Uraian Penggunaan Teknik Aktualisasi Nilai Dasar
Nilai Dasar Dan Teknik
No
Dan Manfaatnya Bagi Pihak Lain Dan Perwujudan
Aktualisasi
Visi Organisasi
1 ANEKA dalam melakukan Anamnesis atau wawancara merupakan langkah pertama
anamnesis dengan tehnik dalam tata cara kerja yang harus ditempuh untuk membuat
autoanamnesis

dan/atau diagnosis. Mengumpulkan riwayat penyakit yang lengkap

alloanamnesis.

merupakan

langkah

penting

untuk

mengerti

dan

memahami penderita yang sedang dihadapi. Tehnik


anamnesis yang digunakan berdasarkan keadaan pasien.
Tehnik yang biasa digunakan adalah autoanamnesis yaitu
wawancara

dengan

pasien

yang

bersangkutan.

Alloanamnesis yaitu wawancara terhadap keluarga/relasi


terdekat atau yang membawa pasien tersebut ke rumah
sakit. Tehnik alloanamnesis biasa digunakan pada pasien
tertentu saja seperti, bayi, anak kecil, orang tua yang sulit
berbicara dan pasien yang tidak sadar. Pemilihan tehnik
anamnesis tersebut sangat membantu dalam menegakkan
2

diagnosis.
ANEKA dalam melakukan Terdapat 4 tehnik dalam melakukan pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik dengan yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Inspeksi
tehnik

inspeksi,

palpasi, adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat

perkusi dan auskultasi

bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya


yang

adekuat

diperlukan

agar

pemeriksa

dapat

membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh. Fokus


inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh,
warna, bentuk, posisi, simetris dan dibandingkan hasil

27

normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian


tubuh

lainnya.

Palpasi

adalah

suatu

teknik

yang

menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah


instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan
data, misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk,
kelembaban, vibrasi, ukuran. Perkusi adalah pemeriksaan
dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu
untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri
kanan) dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi
bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk
dan konsistensi jaringan. Pemeriksa menggunakan kedua
tangannya

sebagai

alat

untuk

menghasilkan

suara.

Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan


dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh
tubuh dan biasanya menggunakan stetoskop. Hal-hal yang
didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising
usus. Sistematika pemeriksaan fisik ini sangat penting
sebagai prosedur tetap dalam membantu menegakkan
3

diagnosis.
ANEKA dalam melakukan Pemeriksaan
permintaan

penunjang

yang

dimaksud

adalah

pemeriksaan pemeriksaan yang ada dilaboratorium RSUD dan juga

penunjang dengan tehnik pemeriksaan radiologi.


penulisan manual

Dalam melaksanakan kegiatan permintaan pemeriksaan


penunjang ini dilakukan dengan penulisan manual, yaitu
menulis permintaan apa saja yang diminta sesuai dengan
pemeriksaan yang dapat menunjang diagnosis penyakit
kepada petugas laboratorium maupun radiologi.

ANEKA dalam melakukan Diagnosis adalah upaya untuk menegakan atau mengetahui
penegakan diagnosis dengan jenis penyakit yang diderita oleh seseorang atau masalah
28

tehnik analisis data

kesehatan yang dialami oleh masyarakat. Istilah diagnosis


sering kita dengar dalam istilah medis. Menurut Thorndike
dan Hagen dalam Suherman (2011), diagnosis dapat
diartikan sebagai : Upaya atau proses menemukan
kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang
dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi
yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symptons);
Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk
menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan
sebagainya yang esensial; Keputusan yang dicapai setelah
dilakukan suatu studi yang seksama atas gejala-gejala atau
fakta tentang suatu hal.
Dalam menegakkan diagnosis tehnik penilaian yang
dilakukan adalah melalui analisis dari data-data yang
didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien.

ANEKA dalam melakukan Evidence Based Medicine (EBM) merupakan pemanfaatan


pemberian
tehnik EBM

terapi

dengan bukti ilmiah berdasarkan penelitian klinis mutakhir yang


sahih dalam tatalaksana proses penyembuhan penyakit.
Langkah EBM adalah mengajukan pertanyaan klinik yang
dapat dijawab (asking answerable question); melakukan
pelacakan pustaka untuk menjawab pertanyaan klinik;
melakukan telaah kritis terhadap bukti ilmiah; melakukan
integrasi antara bukti ilmiah yang valid, keahlian klinik,
dan nilai serta harapan yang ada pada pasien; melakukan
evaluasi hasil guna penerapan bukti ilmiah di dalam
praktek.
Secara lebih rinci EBM merupakan keterpaduan antara

29

bukti-bukti ilmiah yang berasal dari studi yang terpercaya


(best research evidence) dengan keahlian klinis (clinical
expertise) dan nilai-nilai yang ada pada masyarakat
(patient values). Jadi tehnik dalam memberikan terapi di
dasarkan bukti-bukti ilmiah terapi dari suatu penyakit yang
dikaitkan dengan keahlian klinis dan kondisi pasien pada
6

saat itu.
ANEKA dalam membuat Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008
rekam medis dengan tehnik yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi
penulisan manual

catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil


pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien.
Dalam membuat catatan medis rawat jalan/inap tehnik
yang

digunakan

adalah

pencatatan

manual

secara

sistematis. Rekam medis dimulai dengan identitas pasien


dan tanggal pelayanan berlangsung, kedua bagian ini
ditulis

oleh

bagian

administrasi.

Dokter

membuat

pencatatan rekam medis dari anamnesis termasuk riwayat


penyakit, hasil pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan
penunjang, diagnosa, terapi dan penanganan lebih lanjut
jika diperlukan. Rekam medis ini sangat penting dalam
transparansi dan bukti konkrit dari hasil pelayanan.
7

ANEKA dalam membuat

Sistem

Rujukan

permintaan rujukan dengan

penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur

tehnik rujukan

pelimpahan

vertical/horizontal

kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun

tugas

pelayanan
dan

kesehatan

tanggung

jawab

merupakan
pelayanan

horizontal. Sistem rujukan diwajibkan bagi pasien yang


merupakan peserta jaminan kesehatan atau asuransi
30

kesehatan sosial dan pemberi pelayanan kesehatan.


Rujukan vertikal berupa Kegiatan merujuk pasien ke
sarana pelayanan kesehatan yang lebih tinggi, sedangkan
rujukan horizontal merujuk pada dokter lain yang dirasa
memiliki kompetensi dalam menangani pasien tertentu
8

yang masih berada pada satu lingkungan RS.


ANEKA dalam melakukan Tugas jaga merupakan kewajiban seorang dokter yang
tugas jaga dengan tehnik bertugas di RSUD. Tehnik yang digunakan adalah tehnik
standby

standby dalam arti seorang dokter harus berada di tempat


(IGD RSUD) meskipun tidak ada pasien sesuai dengan
jadwal jaga yang telah ditetapkan.

BAB III
RENCANA AKSI
A. Jadwal Implementasi
31

Jadwal dalam melakukan kegiatan-kegiatan aktualisasi dijelaskan pada tabel di


bawah ini.
Tabel 10. Jadwal Implementasi
dr. Suharyadi Sasmanto
RSUD Sanggau
RSUD Sanggau
Tanggal
Nilai Dasar
Output
Pelaksanaan
Akuntabilitas
1 s/d 6 Juni Data anamnesis yang

Nama Peserta
Instansi
Tempat Aktualisasi
No
1

Kegiatan
Melakukan

anamnesis terhadap Nasionalisme


pasien

2015

tercatat di rekam

Etika Publik

medik.

Komitmen Mutu
2

Melakukan

Anti Korupsi
Akuntabilitas

1 s/d 6

pemeriksaan Fisik

Nasionalisme

2015

Juni Data pemeriksaan fisik


yang tercatat di rekam

Etika Publik

medik.

Komitmen Mutu
3

Membuat

Anti Korupsi
Akuntabilitas

1 s/d 6

permintaan

Nasionalisme

2015

pemeriksaan

Etika Publik

disertai hasil

penunjang

Komitmen Mutu

pemeriksaan

Melakukan

Anti Korupsi
Akuntabilitas

1 s/d 6

penegakan diagnosis

Nasionalisme

2015

Etika Publik

Juni Lembar permintaan


pemeriksaan penunjang

Juni

Data pencatatan
diagnosis yang tercatat
di rekam medik.

Komitmen Mutu
5

Memberi
pada pasien

Anti Korupsi
terapi Akuntabilitas
Nasionalisme

1 s/d 6
2015

Juni Data pemberian terapi


yang tercatat di rekam

Etika Publik

medik

disertai

resep

Komitmen Mutu

yang diberikan kepada

32

Anti Korupsi
6

Melakukan

Akuntabilitas

pencatatan

Rekam Nasionalisme

Medis

pasien.
1 s/d 6

Juni Rekam

2015

medik

yang

tertulis secara manual.

Etika Publik
Komitmen Mutu

Membuat Rujukan

Melakukan
Jaga

Anti Korupsi
Akuntabilitas

1 s/d 6

Nasionalisme

2015

Juni Dirujuknya pasien.

Etika Publik

Surat rujukan /lembar

Komitmen Mutu

konsultasi

Anti Korupsi
Tugas Akuntabilitas
Nasionalisme

1 s/d 6

Juni Jadwal

2015

Jaga

dan

Absensi

Etika Publik
Komitmen Mutu
Anti Korupsi

B. Jadwal Konsultasi Dengan Coach


Tabel di bawah ini menggambarkan kegiatan konsultasi mengenai rancangan
aktualisasi bersama coach.
Nama Peserta
Unit Kerja
Tempat Aktualisasi
No

Tanggal

Tabel 11. Jadwal Konsultasi dengan Coach


dr. Suharyadi Sasmanto
RSUD Sanggau
RSUD Sanggau
Kegiatan

Output

Media
komunikasi
Email

21 Mei 2015

Konsultasi BAB I-IV

Tersusunnya BAB I-IV

23 Mei 2015

Revisi BAB I-IV

Tersusunnya BAB I-IV

Email dan SMS

25 Mei 2015

Revisi BAB I-IV

yang telah direvisi


Tersusunnya BAB I-IV

Email dan SMS


33

yang telah direvisi

6 Juni 2015

Konsultasi LA

Tersususnnya LA

8 Juni 2015

Konsultasi LA

Tersusunnya LA

10 Juni 2015

Konsultasi LA

Tersusunnya LA

C. Jadwal Konsultasi Dengan Mentor


Tabel di bawah ini merupakan gambaran kegiatan konsultasi mengenai
rancangan aktualisasi bersama mentor.
Nama Peserta
Unit kerja
Tempat Aktualisasi
No
Tanggal
1
20 Mei 2015

Tabel 12. Jadwal Konsultasi dengan Mentor


dr. Suharyadi Sasmanto
RSUD Sanggau
RSUD Sanggau
Kegiatan
Output
Konsultasi
Rancangan kegiatan
Rancangan

Paraf Mentor

aktualisasi

Aktualisasi
2

23 Mei 2015

Konsultasi

Revisi

Rancangan
3

25 Mei 2015

Aktualisasi
Konsultasi

Rancangan

kegiatan

aktualisasi
Revisi

Rancangan

Rancangan

kegiatan

aktualisasi

Aktualisasi
4

6 Juni 2015

Konsultasi LA

Tersususnnya LA

8 Juni 2015

Konsultasi LA

Tersusunnya LA

10 Juni 2015

Konsultasi LA

Tersusunnya LA

D. Rencana Antisipasi Kendala


Tabel di bawah ini menggambarkan rencana antisipasi kendala yang mungkin
terjadi dalam kegiatan aktualisasi.

34

No
1
2

Tabel 10. Rencana Antisipasi Kendala


Kendala Yang Mungkin Terjadi
Strategi Mengatasi Kendala
Ada penugasan lain dari pimpinan
Melakukan koordinasi dengan atasan
Keterbatasan

waktu

melakukan kegiatan

langsung
dalam Memanfaatkan waktu semaksimal mungkin
dan membuat skala prioritas

BAB IV
PENUTUP
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
menitikberatkan pada profesionalisme aparatur negara yang memiliki integritas,
profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bebas KKN dan mampu
meningkatkan kualitas pelayanan publik serta mampu menjalankan peran sebagai unsur
perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk mencapai terciptanya aparatur
sipil Negara seperti yang disebutkan di atas, maka perlu adanya penerapan nilai-nilai
dasar profesi PNS.
Rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS ini merupakan langkah
pertama yang harus ditempuh sebelum melakukan aktualisasi di unit kerja masingmasing. Dalam rancangan ini diterapkan nilai dasar bagi ASN dalam melakukan

35

tugasnya sebagai pelayan publik yang profesional. Nilai-nilai dasar tersebut antara lain :
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
Kegiatan aktualisasi yang direncanakan adalah sebagai berikut: melakukan
anamnesis terhadap pasien, melakukan pemeriksaan fisik, membuat permintaan
pemeriksaan penunjang, melakukan penegakkan diagnosis, memberi terapi pada pasien,
melakukan pencatatan rekam medis, membuat rujukan dan melakukan tugas jaga.
Kegiatan-kegiatan tersebut direncanakan untuk dilaksanakan pada tanggal 1 hingga 6
Juni 2015 dengan pembimbingan dan arahan dari coach serta mentor, dan laporan hasil
pelaksanaan kegiatan akan dipresentasikan pada tanggal 15 Juni 2015.

DAFTAR PUSTAKA
Lembaga AdministrasI Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III
Pola Baru : Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III
Pola Baru : Akuntabilitas. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara .
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III
Pola Baru : Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III
Pola Baru : Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III
Pola Baru : Etika Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

36

Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III
Pola Baru : Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
RSUD Sanggau. (2014). Profil RSUD Sanggau Tahun 2014. Sanggau: RSUD Sanggau.
Sekretariat Daerah Kabupaten Sanggau. (2008). Peraturan Bupati Sanggau Nomor 27
Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Sanggau. Sanggau: Sekretariat Daerah Kabupaten Sanggau.

37

You might also like