Professional Documents
Culture Documents
TERORISME DI INDONESIA
FAKULTAS BIOLOGI
PRODI D3 PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat
dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mengenai terorisme ini
dengan sebaik-baiknya..
Makalah ini di buat sebagai salah satu tugas yang di berikan kepada kami
sebagai bahan diskusi dan referensi bagi kami saat pelaksanaan diskusi dalam mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini
dapat menjadi pembelajaran yang baik bagi kami dalam pembuatan makalh saya
berikutnya.
Makalah ini berisikan pengertian teroris,penyebab terorisme, dampak yang di
timbulkan oleh teroris. Makalah ini dibuat dengan sebagaiman mestinya dan saya
berharap bahwa makalah ini dapat memberikan sebuah wawasan baru bagi saya
maupun bagi anda yang membacanya.
Demikian makalah ini kami buat dan semoga bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................1
B. RUMUSA MASALAH.................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................4
A. PENGERTIAN..............................................................................4
B. ALASAN MUNCULNYA TERORISME....................................4
C. PENYEBAB TERORISME DI SANGKUT PAUTKAN DENGAN ISLAM
.......................................................................................................5
D. POTENSI TERORISME DI INDONESIA..................................5
E. FAKTOR-FAKTOR TERORISME DI INDONESIA..................7
F. PERKEMBANGAN TERORISME DI INDONESIA..................9
G. CARA PEREKRUTAN ANGGOTA TERORIS.........................11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN...........................................................................12
B. DAFTAR PUSTAKA..................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Terorisme adalah puncak aksi kekerasan, terrorism is the apex of violence.
Bisa saja kekerasan terjadi tanpa teror, tetapi tidak ada teror tanpa kekerasan.
Terorisme tidak sama dengan intimidasi atau sabotase.
Sasaran intimidasi dan sabotase umumnya langsung, sedangkan terorisme tidak.
Korban tindakan Terorisme seringkali adalah orang yang tidak bersalah.,Terorisme
bukan merupakan suatu gejala baru apalagi setelah terjadinya peristiwa Word Trade
Center (WTC) di New York Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2011.
Bentuk teror yang disebarkan dalam terorisme dapat berupa intimidasi dan
ancaman,pembunuhan,penganiayaan,pengeboman,pembakaran ,
penculikan,penyanderaan,pembajakan dan lain sebagainya.Dampak dari bentukbentuk teror tersebut sangat beragam, antara lain timbulnya kepanikan, perasaan
takut/terintimidasi, kekhawatiran, kehilangan harta benda,ketidakpastiaan, bahkan
kematian
Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I)adalah rangkaian tiga peristiwa
pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan
pertama terjadi di Paddys Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian,Kuta, Bali,
sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat,
walaupun jaraknya cukup berjauhan.pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil
yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005. Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang
luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang
berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap
sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia dan parahnya aksi
terorisme ini menyangkut pautkan sebagai pergerakan suatu agama yang
menyebutkan dirinya sebagai aksi jihad.
Adapun beberapa tujuan yang ingin kami capai dengan adanya tugas makalah
ini adalah ingin memberikan beberapa pemahaman mengenai segala bentuk seluk
beluk mengenai teroris yang ada di Indonesia, serta menyadarkan kepada kita semua
bahwa yang namanya teroris itu bersifat pembodohan dan merusak.
Maka dengan semangat kebersamaan kita semua, mari wujudkan masyarakat
Indonesia menjadi masyarakat yang aman dan tentram, terbebas dari yang namanya
terorisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Terorisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah menggunakan
kekerasan untuk menimbulkan ketakutan, dalam usaha mencapai suatu tujuan
(terutama tujuan politik).
Teroris adalah orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa
takut (biasanya untuk tujuan politik). Terror adalah perbuatan sewenang-wenang,
kejem, bengis dan usaha menciptakan ketakutan, kengerian oleh seseorang atau
golongan.
Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
penggunaan kekerasan terhadap penduduk sipil untuk mencapai tujuan politik, dalam
skala lebih kecil dari pada perang .
Terorisme mengandung arti menakut-nakuti. Kata tersebut berasal dari
bahasa latin terrere, menyebabkan ketakutan, dan digunakan secara umum dalam
pengertian politik sebagai serangan terhadap tatanan sipil selama rezim terror pada
masa Revolusi Perancis vakhir abad XVII.
Dengan bejalannya waktu, penggunaan istilah terorisme rupanya mengalami
mengalami perluasan makna, karena masyarakat menganggap terorisme sebagai aksiaksi perusakan publik, yang dilakukan tanpa suatu alasan militer yang jelas, serta
penebaran rasa ketakutan secara luas di dalam tatanan kehidupan masyarakat.
2.2 Alasan Munculnya Terorisme .
Jika di pahami secara jernih kejahatan terorisme merupakan hasil dari
akumulasi beberapa faktor, bukan hanya oleh faktor pisikologis tetapi juga ekonomi,
politik, agama, sosiologis dan masih banyak yang lain.
Memang tidak bisa disalahkan jika terorisme dikaitkan dengan persoalan hak
asasi manusia (HAM), karena akibat terorisme banyak kepentingan umat manusia
yang dikorbankan, rakyat yang tidak bersalah dijadikan ongkos kebiadaban dan
kedamaian hidup antar umat manusia jelas jelas dipertaruhkan.
tertentu cukup di jadikan alsan untuk melakukan teror di Indonesia. Berikut ini adalah
potensi-potensi terorisme tersebut :
Terorisme yang di lakukan warga negara Indonesia sendiri karena merasa tidak
puas dengan kebijakan negara seperti teror di Papua.Tuntutan merdeka mereka
di latarbelakangi keinginan untuk mengelola wilayah sendiri tanpa campur
tangan pemerintah.pemerintah di anggap kurang menguntungkan masyarakat
dan
harus
tercapainya
kemerdekaan
demi
kesejahteraan
masyarakat
Papua.Terorisme jenis ini juga berbahaya karena dapat memecah belah NKRI
dan secara khusu di tangani oleh aparat keamanan.
menggunakan
alat-alat
perang
sebenarnya
adalah
bentuk
Terorisme yang di lakukan oleh kaum kapitalis ketika memaksakan bentuk atau
pola dan inestasi kepada masyarakat.Contoh nyata adalah pembebasan lahan
masyarakat yang digunakan untuk perkebunan atau pertambangan tidak jarang
dilakukan dengan cara yang tidak elegan. Terorisme bentuk ini tidak selamanya
dengan kekerasan tetapi kadang dengan bentuk teror sosial, misalnya dengan
pembatasan akses masyarakat.
dari siapa yang salah, tetapi budaya kekerasan yang dilakukan oleh masyarakat
adalah suatu bentuk teror yang mereka pelajari dari kejadian-kejadian yang
sudah terjadi.
1.
2.
3.
Faktor Ideologi
Faktor ini yang menjadikan seseorang yakin dengan apa yang diperbuatnya.
Perbuatan yang mereka lakukan berdasarkan dengan apa yang sudah disepakati dari
awal dalam perjanjiannya. Dalam setiap kelompok mempunyai misi dan visi masingmasing yang tidak terlepas dengan ideologinya. Dalam hal ini terorisme yang ada di
Indonesia dengan keyakinannya yang berdasarkan Jihad yang mereka miliki.
2.6 Tujuan Teroris
Tujuan Jangka Pendek, meliputi :
1. Mempeeroleh pengakuan dari masyarakat lokal, nasional, regional maupun dunia
internasional atas perjuangannya.
2. Memicu reaksi pemerintah, over reaksi dan tindakan represif yang dapat
mengakibatkan keresahan di masyarakat.
3. Mengganggu, melemahkan dan mempermalukan pemerintah, militer atau aparat
keamanan lainnya.
4. Menunjukkan ketidak mampuan pemerintah dalam melindungi dan mengamankan
rakyatnya.
5. Memperoleh uang atau perlengkapan.
6. Mengganggu dan atau menghancurkan sarana komunikasi, informasi maupun
transportasi.
7. Mencegah atau menghambat keputusan dari badan eksekutif atau legislatif.
8. Menimbulkan mogok kerja.
9. Mencegah mengalirnya investasi dari pihak asing atau program bantuan dari luar
negeri.
10. Mempengaruhi jalannya pemilihan umum.
11. Membebaskan tawanan yang menjadi kelompok mereka.
12. Membalas dendam.
Tujuan Jangka Panjang, meliputi :
1. Menimbulkan perubahan dramatis dalam pemerintahan, seperti revolusi, perang
saudara atau perang antar negara.
2. Mengganti ideologi suatu negara dengan ideologi kelompoknya.
proses penanganan dan pengungkapan berbagai macam serta semua jaringan dan para
pelaku serta.
Taktik. Yang sering dilakukan oleh para teroris adalah:
1.
Bom. Taktik yang sering digunakan adalah pengeboman. Dalam dekade terakhir
ini sering terjadi aksi teror yang dilaksanakan dengan menggunakan bom, baik di
Indonesia maupun di luar negeri, dan hal ini kedepan masih mungkin terjadi.
2. Pembajakan. Pembajakan sangat populer dilancarkan oleh kelompok teroris.
Pembajkan terhadap pesawat terbang komersial pernah terjadi di beberapa
negara, termasuk terhadap pesawat Garuda Indonesia di Don Muang Bangkok
pada tahun 1981. Tidak menutup kemungkinan pembajakan pesawat terbang
komersial masih akaan terjadi saat ini dan massa yang akan datang, baik di
3.
dari sekedar materi. Biasanya tuntutan politik lebih sering dilemparkan pada
kasus penyanderaan ini.
2.8 Cara Perekrutan Anggota teroris
Menurut Margaretha seorang Psikolog Universitas Airlangga (Unair), konsep
pencucian otak merupakan terminologi yang sangat umum. Dari perspektif
komunikasi, pelaku kejahatan ini mendekati calon korban dengan proses persuasi.
Proses yang secara sadar bertujuan untuk mempengaruhi orang berperilaku sesuatu.
Pencucian otak sangat bisa berhasil dengan proses persuasi yang sangat
profesional. Bisa dengan teknik lowball atau juga sugesti.
Teknik lowball, biasanya diawali dengan sebuah permintaan halus. Permintaan
ringan yang disodorkan berlangung terus menerus. Misalnya, seseorang meminta
pertolongan secara materil.
Kejahatan dengan teknik lowball ini dilakukan dengan jangka waktu lama dan
dilakukan secara berulang-ulang pada korban yang sama. Semakin lama, si pelaku
semakin memberikan permintaan yang semakin berat. Teknik pencucian otak ini
dilancarkan kepada calon korban secara sadar.
Sedangkan, teknik sugesti digunakan si pelaku dengan menyerang alam tak
sadar calon korban. Biasanya masyarakat lebih akrab dengan teknik gendam. Calon
korban diserang dalam posisi tenang yakni pada saat istirahat atau tahap gelombang
otak mengarah tenang.
Pendekatan yang dilakukan para pelaku juga tergolong singkat. Sejak pertama
kali mengenal korban hingga melakukan eksekusi, mereka butuh waktu dua minggu.
Tidak hanya itu, sasaran korban pun beragam. Tidak ada golongan khusus, atau jenis
kelamin tertentu. Yang jelas, Mardigu meminta semua pihak waspada jika ada orangorang asing yang mengajak kenalan dengan cara yang sangat intens.
BAB III
PENUTUP
3.0 KESIMPULAN
Terorisme adalah suatu tindak kekerasan atau ancaman pada suatu
individu,kelompok bahkan lingkup Negara atau dunia yang dapat menimbulkan
kerusakan baik mental atau lingkungan.
Pada dasarnya para teroris punya keyakinan bahwa apa yang mereka lakukan
itu benar. Mereka mengatas-namakan agama sebagai kedok kejahatan mereka.
Padahal jika kita cermati, hal demikianlah yang bisa mengadu domba satu agama
dengan agama yang lain, yang tentunya juga akan merusak citra ISLAM yang indah
dan damai.
Jaringan terorisme kini semakin luas,dan mereka mengincar masyarakat yang
memiliki pondasi pemikiran yang lemah dan mudah di goyahkan untuk di manfaatkan
atau dengan istilah yang kita sebut dengan cuci otak.
3.1 Saran
1. Perlu adanya kerjasama antara aparat penegak hukum dan masyarakat agar
lebih mudah dalam mendeteksi keberadaan teroris dalam lingkungan
masyarakat.
2. Di butuhkan pemahaman pada masyarakat umum,agar masyarakat dapat
memahami makna jihad dalam agama dan tidak mudah terpengaruh
mengarah kearah terorisme yang mengatas nmakan agama.
3. Waspada terhadap setiap orang asing yang tidak jelas identitasnya.
DAFTAR PUSTAKA