Professional Documents
Culture Documents
MAKSUD
Memahami prinsip reaktansi induktif dan kapastif pada rangkaian arus bolak-balik.
Menentukan nilai reaktansi induktif dan kapasitif.
Mempelajari rangkaian seri dan paralel kapasitor.
Mempelajari rangkaian seri dan paralel induktor.
Memahami prinsip kapasitor pada arus bolak-balik dan searah.
Memahami prinsip induktor pada arus bolak-balik dan searah.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
ALAT-ALAT
Catu daya
Induktor 150 lilitan
Induktor 500 lilitan
Induktor 1000 lilitan
Multimeter digital
Oscilloscope
Kabel penghubung (9 buah)
Kapasitor 5 F
Kapasitor 10 F
Pemegang baterai (6 buah)
II.
III.
TEORI
Gejala umum dari listrik mengalir baik arus searah maupun arus bolak balik tetap sama
sehingga hukum-hukum dasar yang berlaku pada arus searah tetap berlaku terhadap arus listrik
bolak balik seperti hukum Ohm, hukum Kirchoff dan lain-lain.
Arus bolak balik mengalir dengan arah yang berbalik secara periodik sedangkan arus searah
mengalir tetap arahnya. Pengertian hambatan dalam arus searah berbeda dengan hambatan
dalam arus bolak balik yang biasa disebut impedansi. Tidak saja resistor namun kapasitor dan
induktor pun memiliki sifat menghambat arus listrik. Sifat menghambat arus listrik dari
kapasitor dan induktor dalam arus bolak balik disebut reaktansi.
Apabila sebuah komponen listrik (misalnya lampu) diberi beda potensial, maka di dalamnya
akan dialiri arus listrik.
Pada umumnya untuk suatu hambatan yang biasa, grafik
karakteristik I terhadap V adalah linier dan memenuhi hukum
Ohm:
V = I R...........................................(1)
dengan:
V = beda potensial antara ujung-ujung hambatan / komponen (Volt)
I = kuat arus yang melalui hambatan / komponen (Ampere)
R = besarnya hambatan di seluruh rangkaian (Ohm)
JEPRI NOVRIYANTO
Gambar 1
Hubungan yang sama juga berlaku dalam rangkaian AC yang tersusun dari sebuah kapasitor
dengan kapasitansi C dan tegangan V. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk:
V = I XC................................................................................................(2)
dengan XC disebut reaktansi kapasitif.
Untuk kapasitor yang dirangkai seri, kapasitor total ( C T ) dirumuskan sebagai berikut:
1
1 1 1
= + +
...........................................................................(3)
CT C1 C2 C3
sedangkan untuk kapasitor yang dirangkai paralel, kapasitor total ( C T ) dirumuskan sebagai
berikut:
CT =C 1+ C2 +C 3 ..............................................................................(4)
Gambar 2
Serupa juga dalam rangkaian AC yang tersusun dari sebuah induktor dengan induktansi L dan
tegangan V. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk :
V = I XL................................................................................................(5)
dengan XL disebut reaktansi induktif.
Untuk induktor yang dirangkai seri, induktor total ( LT ) dirumuskan sebagai berikut:
LT =L1 + L2 + L3 ................................................................................(6)
sedangkan untuk induktor yang dirangkai paralel, induktor total ( LT ) dirumuskan sebagai
berikut:
1
1 1 1
= + +
..............................................................................(7)
L T L1 L2 L 3
Nilai reaktansi berasal dari nilai hambatan yang ada pada kapasitor dan induktor. Beban
kapasitif menyatakan impedansi yang kapasitansinya lebih besar dari induktansinya. Demikian
JEPRI NOVRIYANTO
sebaliknya, beban induktif menyatakan bahwa induktansi pada rangkaian itu lebih besar
dibandingkan dengan kapasitansinya.
IV.
1.
2.
PROSEDUR PERCOBAAN
Catat keadaan ruang sebelum percobaan!
Susunlah rangkaian seperti pada gambar 1 dengan menggunakan sumber AC 6 V,
3.
4.
5.
6.
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
V.
DATA PENGAMATAN
5.1. Data Ruang
Awal
(2.6 0.1)10
(7.00 0.05)10
(7.080 0.005)102
Suhu ( C)
Kelembaban (%)
Tekanan (mmHg)
Akhir
(2.6 0.1)10
(6.70 0.05)10
(7.080 0.005)102
5 F
10 F
Rangkaian seri
Rangkaian paralel
Induktor
Teg Catu
Daya
2
4
6
8
10
12
2
4
6
8
10
12
2
4
6
8
10
12
2
4
6
8
10
12
eg
Vp-p+
Vp-p-
6
11
17
22.5
29
35
5
11
17
24
30
35
5
11
17
23
29
35
5
11
17
23
29
35
6
11
17
23
29
35
6
11
17
23
30
35
5
11
17
23
29
35
5
11
17
23
30
35
Catu Vp-p+
Vp-p-
I+ (mA)
2.7
5.9
9.1
12.7
15.9
18.8
5.3
11.9
18.4
25
31.3
37.3
1.7
3.9
6
8.2
10.5
12.4
8.2
17.3
27.2
36.4
46
55
I m(A)+
I- (mA)
2.7
5.9
9.4
12.6
15.9
18.8
5.5
12.1
18.3
24.7
31.4
37.3
1.6
3.9
6.1
8.3
10.5
12.4
8.3
17.5
27.2
36.5
46.5
55
I (mA)
JEPRI NOVRIYANTO
Daya
500 lilitan
1000 lilitan
Rangkaian seri
Rangkaian paralel
2
4
6
8
10
12
2
4
6
8
10
12
2
4
6
8
10
12
2
4
6
8
10
12
5
10
15
20
26
31
6
12
17
23
29
34
6
12
17
23
28
34
6
12
17
23
29
35
5
10
16
21
27
32
6
12
17
23
29
34
6
12
17
23
29
34
6
12
17
23
29
35
0.28
0.65
1.02
1.4
1.81
2.12
0.11
0.26
0.42
0.56
0.71
0.84
0.08
0.18
0.30
0.41
0.52
0.62
0.37
0.88
1.41
1.91
2.37
2.75
0.29
0.63
0.98
1.33
1.68
2.12
0.11
0.26
0.42
0.56
0.71
0.84
0.08
0.19
0.30
0.41
0.52
0.62
0.39
0.85
11.32
1.77
2.23
2.66
JEPRI NOVRIYANTO
VI.
PENGOLAHAN DATA
Kapasitor
Induktor
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
VII.
1.
JEPRI NOVRIYANTO
2.
Reaktansi induktif adalah hambatan yang timbul akibat adanya GGL induksi karena
3.
:
:
:
:
4.86 mF
9.54 mF
3.209 mF
14.24 mF
Induktor :
500 lilitan
:
1.715 mH
1000 lilitan
:
46.979 mH
Seri
:
64.15 mH
Paralel
:
12.26 mH
Nilainya jauh mendekati karena adanya sisa induksi, seharus ada resistensi untuk meredam.
4.
JEPRI NOVRIYANTO
VIII.
ANALISIS
Berdasarkan hasil praktikum ada beberapa yang perlu dianalisa diantaranya:
a. Nilai Induktor
500 lilitan
1000 lilitan
Seri
Paralel
:
:
:
:
1.715 mH
46.979 mH
64.15 mH
12.26 mH
:
:
:
:
4.875
20.76
mH
mH
mH
mH
Lilitan induktor pada inti feromagnetik mungkin jenuh pada arus tinggi,
menyebabkan pengurangan induktansi dan faktor Q yang sangat signifikan.
Hal ini dapat dihindari dengan menggunakan induktor inti udara. Sebuah
induktor inti udara yang didesain dengan baik dapat memiliki faktor Q hingga
beberapa ratus.
Q=/R
b. Kapasitor
Toleransi nilai sumber tegangan
Sisa muatan
JEPRI NOVRIYANTO
IX.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dan hasil yang didapat kami dapat menyimpulkan diantaranya:
a. Reaktansi kapasitif adalah hambatan semu pada kapasitor jika dihubungkan dengan arus
bolak-balik
XC = 1/C
b. Reaktansi induktif adalah hambatan semu/sesaat pada induktor jika dihubungkan dengan
arus
bolak-balik
XL = L
c. Kita dapat memahami prinsip reaktansi induktif dan kapastif pada rangkaian arus bolakbalik.
d. Tugas akhir dari nomor 6 dan 7 dan nilai-nilai dengan pelaporannya
X.
PUSTAKA
Andar Soeprapto, Drs., Ridwan. M, ST., MT., 2011. Buku Petunjuk Praktikum Fisika
Dasar. Bandung: ITENAS.
JEPRI NOVRIYANTO
LAMPIRAN
1. H
2. Arus dan tegangan bolak-balik (AC) yaitu arus dan tegangan yang besar dan
arahnya berubah terhadap waktu secara periodik.
a. Nilai Efektif, Nilai Maksimum dan Nilai Rata-rata
Nilai efektif adalah nilai yang ditunjukkan oleh voltmeter/amperemeter.
Sedangkan Nilai maksimum adakah nilai yang ditunjukkan oleh osiloskop.
hubungan ketiga jenis nilai tersebut sebagai berikut :
Keterangan :
Vm = tegangan maksimal (V)
Vef = tegangan efektif (V)
Im = arus maksimal (A)
Ief = arus efektif (A)
Vr = tegangan rata-rata (V)
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO
http://gaungzelina.wordpress.com/2013/03/08/arus-dan-tegangan-listrikbolak-balik/#respond
JEPRI NOVRIYANTO
JEPRI NOVRIYANTO