Professional Documents
Culture Documents
INTISARI
Telah dilakukan pengukuran metode gravity pada daerah Jawa Barat
bagian selatan yang meliputi daerah administratif Tasikmalaya hingga Ciamis,
Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontras perbedaan
nilai densitas, hasil pengukuran metode gravity ini didapatkan peta regional yang
menunjukan perbedaan kontras densitas, kontras densitas ini digunakan untuk
menegetahui keberadaan cekungan.
Metode gravity adalah metode penyelidikan geofisika yang didasarkan
pada variasi percepatan gravitasi di permukaan bumi. Pengukuran gravity ini
dimana adanya perbedaan kecil dari medan gravitasi yang diakibatkan variasi
massa di kerak bumi. Tujuan dari eksplorasi ini adalah untuk mengasosiasikan
variasi dari perbedaan distribusi rapat massa dan juga jenis batuan.
Hasil yang diperoleh adalah berupa model sayatan bawah permukaan
menunjukan gambaran kondisi bawah permukaan pada beberapa daerah yang
mewakili keseluruhan daerah penelitian. Dengan litologi batuan dasar pada daerah
penelitian didominasi oleh Breksi Gunung api tua bersusunan andesit basal yang
termasuk kedalam Formasi Jampang dengan kedalaman kurang lebih 9 km yang
memiliki rata-rata nilai densitas 2.8 mgal. sedangkan untuk batuan sedimen
berasal dari berbagai pola sedimentasi dan sumber dari suplai sedimentasinya
dengan rata-rata nilai densitasnya berkisar antara 2.2 mgal hingga 2.5 mgal.
Kata Kunci : gravity, anomaly bouger (BA), pemodelan, cekungan
1. PENDAHULUAN
Ketersediaan sumber daya
energi seperti minyak bumi akan
semakin menipis seiring dengan
berjalannya waktu dan tingkat
penggunaannya
yang
semakin
meningkat. Sumber daya energi yang
eksploitasi
untuk
memenuhi
kebutuhan
energi.
Untuk
menemukan
cadangan-cadangan
baru yang dapat dieksploitasi
terkadang
kegiatan
eksplorasi
mengalami kendala yang berasal dari
kondisi lapangan, akan tetapi seiring
berkembangnya metode geofisika
maka kegiatan eksplorasi dapat terus
berlanjut
dengan
pengukuran
pengukuran yang menggunakan
metode geofisika. Metode gravity
adalah
metode
penyelidikan
geofisika yang didasarkan pada
variasi percepatan gravitasi di
permukaan
bumi.
Pengukuran
gravity ini dimana adanya perbedaan
kecil dari medan gravitasi yang
diakibatkan variasi massa di kerak
bumi.
Maksud dari penyusunan
tugas akhir ini diantaranya adalah
mempelajari
aplikasi
metode
geofisika khususnya metode gravity;
Aplikasi metode gravity sebagai
survei awal untuk melakukan
pemetaan
bawah
permukaan.
Sedangkan tujuan dari penyusunan
tugas akhir ini adalah analisa
spektum
dengan
menggunakan
metode
FFT
(Fast
Fourier
Transform); menentukan Basement
dan sedimen pada daerah penelitian;
dan membuat pemodelan bawah
permukaan daerah Jawa Barat bagian
selatan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Geologi Regional
3. DASAR TEORI
3.1. Metode Gaya Berat
Teori yang mendasari Metode
gravity adalah Hukum gravitasi yang
dikemukakan oleh Sir Isaac Newton
(1642-1727), menyatakan bahwa gaya
tarik-menarik antara dua buah partikel
sebanding dengan perkalian kedua
massanya dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antara pusat
keduanya, jadi semakin jauh jarak kedua
benda tersebut maka gaya gravitasi
semakin kecil dan apabila jarak kedua
benda semakin kecil maka gaya
gravitasi juga akan menjadi besar,
(Gambar 3.1).
analisa
cekungan
sekarang
ini
ditikberatkan pada analisa fasies
sedimen, siklus subsiden, perubahan
muka laut, pola sirkulasi air laut, iklim
purba, dan sejarah kehidupan.
4. METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Diagram Alir Penelitian
Diagram alir dibawah (Gambar
IV.1) merupakan proses pengolahan
data gravity yang dilakukan dalam
penelitian ini.
Gambar 3.1. Diagram Alir Pengolahan
Data
Diagram alir tersebut menggambarkan
alur pengolahan data gravity secara
bertahap dengan penjelasan sebagai
berikut :
1. Data gravity yang didapat dari
perusahaan kemudian diolah
sesuai
dengan
pengolahan
dengan
menggunakan
Ms.
Excel.
Pengolahan
data
dilakukan
dengan
cara
melakukan koreksi-koreksi yang
telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, terhadap data hasil
pengukuran di lapangan.
5. Tahapan
selanjutnya
ialah
deliniasi dan analisa cekungan.
Dalam hal ini adalah nilai dari
anomali gravity residual untuk
menentukan cekungan dan
melakukan pembatasan pada
daerah-daerah yang dianggap
sebagai cekungan dengan cara
melihat daerah yang mempunyai
nilai anomali rendah pada peta
anomali residual.
6. Kemudian dilakukan pemodelan
bawah permukaan dilakukan
dengan cara pemodelan ke
depan (forward modeling).
Pemodelan ke depan adalah
suatu proses perhitungan data
yang secara teoritis akan
teramati di permukaan bumi jika
diketahui
harga
parameter
model
bawah
permukaan
tertentu (Grandis, 2009). Dalam
pemodelan di cari suatu model
yang cocok dan fit dengan data
lapangan,sehingga
model
tersebut dianggap mewakili
kondisi
bawah
permukaan
daerah pengukuran.
7. Proses terakhir yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah
proses
interpretasi.
Proses
intepretasi
yang
dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif.
Dimana intepretasi kualitatif
dilakukan dengan melakukan
deliniasi
subcekungan.
Sedangkan untuk interpretasi
secara kuantitatif adalah melalui
pemodelan 2.5D.
8. Pengolahan
data
selesai
dilakukan sehingga didapatkan
hasil dari pengolahan tersebut.
4.2. Peralatan yang Digunakan
Dalam
penelitian
dan
pengolahan data metode gravity ini
digunakan beberapa peralatan keras dan
perangkat lunak. Perangkat keras yang
digunakan ialah 1 buah Laptop Lenovo
V470c core i3 dengan system operasi
Windows 7 ultimate 64-bit. Sedangkan
perangkat lunak yang digunakan terdiri
dari :
Tabel
kedalaman
bidang
diskontinuitas dari proses analisis
spektrum (Tabel 5.1) didapatkan dua
kedalaman
rata-rata
bidang
diskontinuitas yaitu kedalaman anomali
regional sekitar 16.7488 Km, dan
kedalaman anomali residual sekitar
3.9076 km. Kedalaman diskontinuitas
pertama adalah kedalaman bidang antara
kerak atas dengan kerak bawah, karena
perbedaan material pembentuknya akan
memiliki kontras rapat massa yang
berbeda. Sedangkan kedalaman bidang
diskontinuitas kedua adalah sebagai
batas antara batuan dasar dengan
sedimen.
5.3. Peta Anomali Regional
Selain itu hasil yang didapatkan
yaitu peta anomali regional (terlampir),
dapat dibagi 3 kelompok nilai, yaitu
nilai anomali bouger rendah, sedang,
dan tinggi. Nilai anomali rendah dapat
ditunjukkan dengan nilai 40.1 mGal
sampai dengan 58.3 mGal dimana
ditunjukkan dengan warna biru tua
hingga biru muda. Untuk nilai anomali
sedang ditunjukkan dengan warna hijau
hingga oranye yang nilainya adalah 60.2
mGal sampai dengan 114.5 mGal.
Sedangkan untuk anomali tinggi
ditunjukkan dengan warna merah
sampai dengan merah muda dimana
nilainya adalah 118.2 mGal sampai
dengan 158.8 mGal.
Pada peta anomali regional, pola
yang terbentuk tidaklah begitu berbeda
dengan peta anomaly bouger. Hal
Stratigraphy,
Merril
Publishing
Company,
Columbus, Ohio, USA.
Dickinson, W. R., 1974. Plate Tectonic
Evolution of Sedimentary
Basins. Am. Assoc. Petrol.
Geol. Continuing Education
Course Notes Series.
Dobrin, M. B., and Savit, C. H., 1988,
Introduction
to
Geophysical Prospecting:
McGraw-Hill Book Co.,
New York.
Gafoer, dkk, 1992, Geologi Lembar
Garut-Pamuengpuek, Jawa
Barat, Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan
Geologi,
Indonesia.
Grandis,
H.,
2009,
Pengantar
pemodelan
inversi
geofisika. HAGI,Jakarta.
R.C.
1988.
Applied
Sedimentology. Academic
Press. San Diego. 446 hlm.
Departemen Pertambangan
dan Energi,Jakarta.
Sylvester, A. G. 1988. Strike-Slip
Faults. Geological Society
of America Bulletin 100,
16661703.
Talwani, M., Worzel, J.L., Landisman,
M., 1959 : Rapid gravity
computations for twodimensional bodies with
application
to
the
Mendocino
submarine
fracture zone. J. Geophys.
Res 64, 49-59
Telford, W.M. Geldart, L.P. Sherifff,
R.E., and Keys, D.A.,
1990 Applied Geophysics,
Cambridge
University
Press, Cambridge.
Torkis,
Widianto,
E.,
2008,
Penentuan
konfigurasi struktur batuan dasar dan
jenis cekungan dengan data gaya berat
serta
implikasinya
pada
target
eksplorasi minyak dan gas bumi di
pulau jawa. Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
LAMPIRAN
Anomali Gravitasi
Anomali Regional
Anomali Residual
Sayatan A B
Sayatan C D
Sayatan E - F