Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.
Tujuan Percobaan
Mengetahui pengaruh lama waktu ekstraksi terhadap waktu ekstrak yang
didapatan dengan menggunakan proses ekstraksi batch
Mengetahui pegaruh suhu ekstraksi terhadap hasil ekstrak yang
1.2.
723).
Leaching ialah suatu perlakuan istimewa dalam satu atau lebih komponen
padatan yang terdapat pada suatu larutan. Dalam unit operasi, leaching
merupakan salah satu cara tertua dalam industri kimia, yang pemberian
namanya tergantung dari cara yang digunakan. Industri metalurgi ialah
pengguna terbesar operasi leaching ini. Dalam penggunaan campuran
mineral dalam jumlah besar dan tak terhingga, leaching dipakai sebagai
pemisah. Contoh, tembaga yang terkandung dalam biji besi dileaching
dengan asam sulfat atau amoniak, dan emas dipisahkan dengan larutan
sodium sianida. Leaching memainkan peranan penting dalam proses
metalurgi alumunium, cobalt, mangan, nikel dan timah (Tim Dosen Teknik
Kimia, 2009: 45). Ektraksi padat-cair juga digunakan dalam industri dalam
manufaktur dari kopi instan untuk menutup kembali pelarut kopi dari
lingkungan sekitar. Aplikasi lainnya dalam dunia industri termasuk ekstraksi
inyak kacang kedelai menggunakan hexane sebagai pelarut dan discovery
dari uranium dai ores low grade dengan ekstraksi dengan asam sulfur atau
sodium karbonat (Foust dkk, 1980: 15-16). Bila zat padat itu membentuk
massa terbuka yang permeabel atau telus (permeable) selama proses
leaching itu, pelarutnya mungkin berperkolasi (mengalir melalui ronggarongga) dalam hamparan zat padat yang tidak teraduk. Dengan zat padat
yang tak permeabel yang tersintrgasi pada waktu proses leaching, zat padat
itu terdispersi (tersebar) ke dalam pelarut, dan dipisah kemudian dari pelarut
itu. Kedua metode itu dapat dilaksanakan dengan sistem tumpak (batch)
maupun kontinu (sinambung) (Mc Cabe dkk, 1994: 80).
Dalam beberapa kasus leaching hamaparan zat padat, pelarutnya
mungkin bersifat mudah menguap, sehingga operasinya memerlukan tangki
tertutup di bawah tekanan. Tekanan diperlukan pula untuk mendorong
pelarut melalui zat padat yang kuran permeabel. Deretan tangki bertekanan,
Ekstraktor semacarn ini hanya sesuai untuk bahan padat dengan partikel
yang tidak terlalu halus.
Yang lebih ekonomis lagi adalah penggabungan beberapa ekstraktor yang
dipasang seri dan aliran bahan ekstraksi berlawanan dengan aliran pelarut.
Dalam hal ini pelarut dimasukkan kedalam ekstraktor yang berisi campuran
yang telah mengalami proses ekstraksi paling banyak. Pada setiap ekstraktor
yang dilewati, pelarut semakin diperkaya oleh ekstrak.Pelarut akan
dikeluarkan dalam konsentrasi tinggi dari ekstraktor yang berisi campuran
yang mengalami proses ekstraksi paling sedikit.Dengan operasi ini
pemakaian pelarut lebih sedikit dan konsentrasi akhir dari larutan ekstrak
lebih tinggi.
Cara lain ialah dengan mengalirkan larutan ekstrak yang keluar dari pelat
ayak
ke
sebuah
ketel
destilasi,
menguapkan
pelarut
di
situ,
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-
proses/pelaksanaan-proses-ekstraksi/
BAB II
PERCOBAAN
2.1.
Variabel Percobaan
A. Variabel tetap
:
- Jumlah bahan (bayam merah) : 70 gram
- Volume pelarut (air)
:2L
B. Variabel berubah :
- Waktu ekstraksi
: 10,20,30,40,50 menit
- Suhu pelarut
: 50 oC dan 70 oC
2.2. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan:
- Kolom ekstraktor
- Tangku penampung (pemanas)
- Pompa
- beakerglass
- neraca digital
- piknometer
- thermometer
- stopwatch
- corong
- spektrofotometer
B. Bahan-bahan yang digunakan:
bayam merah
aquadest (H2O)
2.3.
Prosedur Percobaan
A. Persiapan Bahan
Menyiapkan bayam merah dipotong kasar sebanyak 70 gram
Memasukkan pelarut air sebanyak 2L ke dalam tangki pemanas
B. Preparasi larutan
Buat larutan besi sulfat 2-10 ppm sebanyak 100 mL
C. Menentukan Panjang Gelombang Maksimum
Pipet larutan besi sulfat 2 ppm sebanyak 50 mL
- Mengukur nilai %T dan A dari larutan 2 ppm dengan spektrofotometer
-
gelombang.
Membuat kurva hubungan antara panjang gelombang dengan absorbansi
menit.
Dan mengulangi kembali pada waktu yang sama dengan suhu 70 oC.
G. Menghitung densitas larutan warna
Menimbang piknometer kosong dan mencatat berat serta volume
-
piknometer kosong.
Mengambil beberapa mL larutan warna dan memasukkannya ke dalam
mencatatnya.
Menghitung massa jenisnya dengan menggunakan rumus:
2.4.
Gambar Peralatan
Keterangan gambar:
1. Thermo Controler
2. Tombol pompa
3. Tombol Heater
4. Tombol motor penggerak
5. Box control
6. Gate valve
7. Baut penyambung
8. Sprayer
berat produk
x100%
9. Kolom ekstraktor
10. Keranjang (tempat bahan)
11. Globe valve
12. Pompa
13. Check valve
14. Tangki pemanas
15. Heater
16. Flowmeter
Keterangan gambar:
1. Tombol turn on-off
2. Insert blank (larutan blanko)
3. Insert Unknown (larutan limbah)
4. Set tempat sampel
5. Skala pembacaan panjang gelombang ()
6. Set panjang gelombang
7. Kabel listrik
8. Set zero
9. Skala pembacaan (%T )
10. Set mode
11. Set function
2.5.
Data Pengamatan
Konsentrasi Fe(ppm)
2
Absorbansi
0.0565
0.06398
0.0721
0.0773
10
0.0857
t (menit)
Piknometer
Piknometer isi
(gr/ml)
rata-rata
19.06
43.98
0.9968
1.03488
19.1
44.01
0.9964
19.02
43.96
0.9976
19.1
43.93
0.9932
19.04
43.92
0.9952
19.02
44.01
0.9996
19.06
44.11
1.0020
19.02
44.04
1.0008
19.06
44.78
1.0288
19.1
45.12
1.0408
kosong
1
10
20
30
40
50
1.0006
0.9974
0.9962
0.9966
No
t (menit)
Piknometer
Piknometer isi
(gr/ml)
rata-rata
44.02
43.82
43.89
43.92
43.96
44.01
44.04
43.93
44.04
44.01
0.99960
0.98920
0.99400
0.99600
0.99600
0.99760
1.00040
0.99680
0.99880
0.99840
0.9944
kosong
1
10
20
30
40
50
19.03
19.9
19.04
19.02
19.06
19.07
19.03
19.01
19.07
19.05
t (menit)
%T
Absorbansi
A rata-rata
10
20
30
40
50
0.1118
0.1101
0.1785
0.1688
0.2907
0.2757
0.3625
0.3458
0.4789
0.4763
0.1110
77.3
77.6
66.3
67.8
51.2
53
43.4
45.1
33.2
33.4
01736
02832
0.3542
0.4776
t (menit)
%T
Absorbansi
A rata-rata
10
20
30
40
0.2487
0.2480
0.3990
0.4001
0.5952
0.5986
0.7375
0.7399
0.2483
56.4
56.5
39.9
39.8
25.4
25.2
18.3
18.2
0.3996
0.5969
0.7387
0.9950
0.9968
0.9986
0.9986
2.6.
50
12.2
12.3
0.9136
0.9101
0.9119
Hasil Perhitungan
t (menit)
Piknometer
Piknometer isi
kosong
10
20
30
40
50
50
50
50
50
50
Volume
(gr/ml)
rata-rata
piknometer
19.06
43.98
19.1
44.01
19.02
43.96
19.1
43.93
19.04
43.92
19.02
44.01
19.06
44.11
19.02
44.04
19.06
44.78
19.1
45.12
(mL)
25
0.9968
1.0006
0.9964
25
0.9976
0.9974
0.9932
25
0.9952
0.9962
0.9996
25
1.0020
0.9966
1.0008
25
1.0288
1.0006
1.0408
t (menit)
Piknometer
Piknometer isi
kosong
10
70
20
70
30
70
40
70
50
70
Volume
(gr/ml)
rata-rata
0.99960
0.98920
0.99400
0.99600
0.99600
0.99760
1.00040
0.99680
0.9944
0.99880
0.99840
0.9986
piknometer
19.03
19.9
19.04
19.02
19.06
19.07
19.03
19.01
44.02
43.82
43.89
43.92
43.96
44.01
44.04
43.93
19.07
19.05
44.04
44.01
(mL)
25
25
25
25
25
0.9950
0.9968
0.9986
Tabel 2.6.3.Hasil perhitungan konsentrasi Fe(ppm) pada larutan warna untuk waktu
ekstraksi 10,20,30,40,dan 50 menit pada suhu 50 oC
No
t (menit)
%T
Absorbansi
A rata-rata
Konsentrasi
Fe (ppm)
10
20
30
40
50
77.3
77.6
66.3
67.8
51.2
53
43.4
45.1
33.2
33.4
0.1118
0.1101
0.1785
0.1688
0.2907
0.2757
0.3625
0.3458
0.4789
0.4763
0.1110
17.0498
01736
34.4523
02832
64.8964
0.3542
84.6019
0.4776
118.8771
Tabel 2.6.4.Hasil perhitungan konsentrasi Fe(ppm) pada larutan warna untuk waktu
ekstraksi 10,20,30,40,dan 50 menit pada suhu 70 oC
No
t (menit)
%T
Absorbansi
A rata-rata
Konsentrasi
Fe (ppm)
10
20
30
40
50
56.4
56.5
39.9
39.8
25.4
25.2
18.3
18.2
12.2
12.3
0.2487
0.2480
0.3990
0.4001
0.5952
0.5986
0.7375
0.7399
0.9136
0.9101
0.2483
55.2045
0.3996
97.2144
0.5969
152.0230
0.7387
191.4274
0.9119
239.5188
Tabel 2.6.5.Hasil perhitungan %yield pada larutan warna untuk waktu ekstraksi
10,20,30,40,dan 50 menit pada suhu 50 oC
Waktu
(menit)
10
Suhu(oC)
50
%yield rata-
Konsentrasi
Massa
Fe (ppm)
produk(g)
17.0498
25.72
96.31%
26.02
96.27%
%yield
rata
99.9807%
20
30
40
50
50
34.4523
50
64.8964
50
84.6019
50
118.8771
25.09
96.39%
24.94
95.96%
24.88
96.15%
24.99
96.58%
24.9
96.81%
24.91
96.70%
24.92
99.40%
24.91
100.56%
96.6763%
96.3671%
96.2512%
96.2899%
Tabel 2.6.6.Hasil perhitungan %yield pada larutan warna untuk waktu ekstraksi
10,20,30,40,dan 50 menit pada suhu 70 oC
Waktu
(menit)
10
20
30
40
50
Suhu(oC)
70
70
Konsentrasi
Massa
Fe (ppm)
55.2045
produk(g)
24.99
96.5797%
24.73
95.5749%
24.85
96.0386%
24.9
96.2319%
24.9
96.2319%
24.94
96.3865%
25.01
96.6570%
24.92
96.3092%
24.92
96.5024%
24.96
96.4638%
97.2144
70
152.0230
70
191.4274
70
239.5188
%yield
%yield ratarata
96.0773%
96.1353%
96.3092%
94.4831%
966.4831%
Tabel 2.6.7.Hasil perhitungan regresi pada kalibrasi untuk larutan standart dengan
menggunakan Spektrofotometer
No
Konsentrasi Fe (ppm)
Absorbansi (y)
x2
Xy
1
2
3
(x)
2
4
6
0.0565
0.06398
0.0721
4
16
36
0.113
0.25592
0.4326
4
5
8
10
30
0.0773
0.0857
0.35558
64
100
220
0.6184
0.857
2.27692
2.7.
Grafik
Grafik 2.7.1. Hubungan antara panjang gelombang () dan absorbansi (A) dalam
penentuan panjang gelombang maksimum
Grafik 2.7.2. Hubungan antara konsentrasi larutan (x) dan absorbansi (y) dalam
penentuan persamaan mencari konsentrasi Fe didalam larutan.
Grafik 2.7.3. Hubungan antara densitas () dan % yield pada suhu operasi 50 dan 70 oC
Grafik 2.7.4. Hubungan antara waktu (t) dan % yield pada suhu operasi 50 oC
Grafik 2.7.5. Hubungan antara waktu (t) dan % yield pada suhu operasi 70 oC
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Berdasarkan hasil percobaan, pada grafik 2.7.1. didapatkan hasil yang sesuai
dengan teori maka didapat panjang gelombang maksimumnya.
2. Hubungan antara konsentrasi larutan (x) dan absorbansi (y) dalam penentuan
persamaan mencari konsentrasi Fe didalam larutan.
Berdasarkan teori yang ada maka di dapatkan persamaan linier dengan metode
interpolasi.
Hal ini sesuai dengan persamaan :
y = ax+b
Berdasarkan hasil percobaan, pada grafik 2.7.2. didapatkan grafik yang sesuai
dengan teori. Sehingga didapat persamaan linier yang tersaji didalam grafik
untuk menentukan berapa konsentrasi Fe didalam larutan ekstrak.
3. Hubungan antara densitas () dan % yield pada suhu operasi 50 dan 70 oC.
Berdasarkan teori Hubungan antara densitas () dan % yield pada suhu operasi 50
dan 70 oC adalah berbanding lurus. Dimana suhu berpengaruh terhadap
besarnya densitas, semakin kecil suhu maka semakin besar pula densitas yang
diperoleh hal ini berkaitan dengan densitas yang berbanding lurus dengan
perhitungan yield.
Hal ini sesuai dengan persamaan :
%yield =
(berat produk)
x 100%
berat bahan baku
(berat produk)
x 100%
berat bahan baku
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
2. Dari grafik hubungan antara konsentrasi larutan (x) dan absorbansi (y) dalam
penentuan persamaan mencari konsentrasi Fe didalam larutan didapat
persamaannya adalah y= 0.0036x + 0.0496.
3. Dari grafik untuk Hubungan antara densitas () pada suhu operasi 50 oC antara
lain: 1,02880; 1,04080; 1,00360; 0,99760; 0,99520; 0,99960; 0,99600;
0,99640; 0,99680; 0,99640 dan variasi % yield yang didapat antara lain:
96,31%; 96,27%; 96,39%; 95,96%; 96,15%; 96,58% ; 96,81% ; 96.70%;
99.40% ; 100.56% dan dari grafik untuk Hubungan antara densitas () pada suhu
operasi 70 oC antara lain: 0,99960; 0,98920; 0,99400; 0,99600; 0,99600;
0,99760; 1.00040; 0,99680; 0,99880; 0,99840 dan variasi % yield yang didapat
antara lain: 96,5797% ; 95,5749% ; 96,0386% ; 96,2319% ; 96,2319% ;
96,3865% ; 96,6570% ; 96,3092% hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh
suhu mempengaruhi besarnya densitas sehingga %yield untuk suhu yangg
lebih rendah lebih besar dibandingkan dengan suhu yang lebih tinggi.
4. Dari grafik untuk Hubungan antara densitas () pada suhu operasi 70 oC antara
lain: 0,99960; 0,98920; 0,99400; 0,99600; 0,99600; 0,99760; 1.00040;
0,99680; 0,99880; 0,99840 dan variasi % yield yang didapat antara lain:
96,5797% ; 95,5749% ; 96,0386% ; 96,2319% ; 96,2319% ; 96,3865% ;
96,6570% ; 96,3092% hasil ini membuktikan sesuai dengan teori dimana
semakin besar densitas maka semakin besar pula %yield yang di dapat karena
%yield sendiri untuk perhitungannya berbanding lurus dengan densitas larutan
5. Dari grafik untuk Hubungan antara waktu operasi (t) pada suhu operasi 50 oC
antara lain: 10, 20 30, 40, 50 menit dan variasi % yield yang didapat antara
lain: 96,31%; 96,27%; 96,39%; 95,96%; 96,15%; 96,58% ; 96,81% ; 96.70%;
99.40% ; 100.56% hasil ini membuktikan sesuai dengan teori dimana
semakin lama waktu operasi maka semakin besar pula %yield yang di dapat
karena %yield sendiri untuk perhitungannya berbanding lurus dengan naiknya
densitas karena lamanya waktu operasi.
6. Dari grafik untuk Hubungan antara waktu operasi (t) pada suhu operasi 70 oC
antara lain: 10, 20 30, 40, 50 menit dan variasi % yield yang didapat antara
lain: 96,5797% ; 95,5749% ; 96,0386% ; 96,2319% ; 96,2319% ; 96,3865% ;
96,6570% ; 96,3092% hasil ini membuktikan sesuai dengan teori dimana
semakin lama waktu operasi maka semakin besar pula %yield yang di dapat
karena %yield sendiri untuk perhitungannya berbanding lurus dengan naiknya
densitas karena lamanya waktu operasi.
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Minnesota, New