Professional Documents
Culture Documents
Sumber : http://www.indosiar.com/fokus/euthanasia-pilihan-terakhir-agian_29073.html
Penulis : Medi Triranto dan Gunadi/sup
UNIVERSITAS YARSI
Kata Sulit
1. Stroke : stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh
penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.
2. Operasi Seksio : Pembedahan mengeluarkan janin dari perut ibu
3. Henti Napas : Gagal nafas adalah ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan
tekanan parsial normal O2 dan atau CO2 didalam darah.
4. Euthanasia : Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk
memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk
memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien dan ini
dilakukan untuk kepentingan pasien sendiri.
5. Henti Jantung : Henti jantung ( cardiac death) adalah kematian yang terjadi sebagai akibat
dari hilangnya fungsi jantung secara mendadak.
Pertanyaan
1. Apakah euthanasia boleh dilakukan di indonesia?
2. Apa saja jenis euthanasia?
3. Bagaimanakah tindakan dokter yang lepas tangan terhadap pasien? Adakah
sanksinya?
4. Bagaimana aturan kodeki dan pandangan islam tentang euthanasia?
5. Adakah persamaan euthanasia dengan aborsi?
6. Sebutkan undang-undang euthanasia di Indonesia?
7. Apa yang menyebabkan pasien mengalami stroke setelah mengalami operasi seksio?
8. Mengapa euthanasia menjadi pilihan pasien dalam menangani penyakitnya?
9. Sebutkan negara-negara yang melegalkan euthanasia dan apa faktornya?
10. Apa definisi kematian sesungguhnya?
11. Apa yang mendasari seseorang menjalani operasi seksio?
12. Apa isi atau kandungan dari suntik mati?
13. Apa langkah-langkah euthanasia?
14. Bagaimana cara kerja suntik mati dalam tubuh?
15. Apakah euthanasia sesuai dengan etik dan moral dokter? Sebutkan nilai moral yang
harus dimiliki dokter!
Jawaban
1. Tidak boleh karna ada UU yang mengatur meskipun belum terlau jelas
2. A. Berdasarkan pelaksanaan :
Euthanasia pasif : mencabut alat-alat medis atau alat penunjang kehidupan
pasien
dengan tujuan untuk mempertahankan kehidupan manusia
Euthanasia aktif : perbuatan yang dilakukan secara medik melalui interfensi aktif
oleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri hidup
manusia.
3. Melanggar kodeki, hukum, dan kaidah dasar moral dokter. Ada sanksinya bisa berupa
tuntunan dan tuntutan
4. Kodeki : euthanasia dianggap melanggar pasal 1 dan 2
pandangan islam : euthanasia hukumnya haram
5. Ada persamaan euthanasia dengan aborsi yaitu sama-sama membunuh namun
perbedaanya jika aborsi membunuh janin, euthanasia membunuh diri sendiri.
6. UU KUHP yang melarang euthanasia adalah pasal 344, 338, 340, 359, 345
UNIVERSITAS YARSI
Hipotesis
UNIVERSITAS YARSI
Euthanasia adalah cara yang digunakan untuk meninggal dengan cara yang mudah.
Ada dua cara euthanasia berdasarkan tujuan dan pelaksanan adalah pasif dan aktif.
Sedangkan berdasarkan permintaan adalah volunter, involunter, nonvolunter. Menuut
pandangan islam UU KUHP dan KODEKI serta kaidah dasar kedokteran euthanasia masih
dalam pro dan kontra. Di Indonesia sendiri yang umum dilakukan adalah euthanasia pasif
karna UU yang ada belum mengatur dengan jelas.
UNIVERSITAS YARSI
Sasaran Belajar
LO.1. Memahami dan Menjelaskan Euthanasia Ditinjau dari Kedokteran
LI.1.1. Definisi Euthanasia
Euthanasia secara bahasa berasal dari bahasa Yunani eu yang berarti baik, dan
thanatos, yang berarti kematian (Utomo, 2003:177). Dalam bahasa Arab dikenal dengan
istilah qatlu ar-rahma atau taysir al-maut. Menurut istilah kedokteran, euthanasia berarti
tindakan agar kesakitan atau penderitaan yang dialami seseorang yang akan meninggal
diperingan. Juga berarti mempercepat kematian seseorang yang ada dalam kesakitan dan
penderitaan hebat menjelang kematiannya (Hasan, 1995:145).
Eutanasia Study Group dari KNMG (Ikatan Dokter Belanda): Eutanasia adalah
dengan sengaja tidak melakukan sesuatuu untuk memperpanjang hidup seorang pasien atau
sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang
pasien, dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien sendiri.
Konsep tentang mati yang dikenal:
1.
2.
3.
4.
UNIVERSITAS YARSI
UNIVERSITAS YARSI
Pasal (12)
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter
wajib memperhatikankeseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif,
kuratif, danrehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta
berusahamenjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.
Pasal (13)
Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas
sektoral di bidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling
menghormati.
1. Beneficence
Beneficence Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati
martabat manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat
dalam keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan
yang terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan
kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat
baik daripada hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu;
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan
orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
UNIVERSITAS YARSI
10
2. NonMaleficence
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan
perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil
resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan kuno Fist, do no harm tetap berlaku dan harus
diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri:
Kriteria
1. Menolong pasien emergensi :
Dengan gambaran sbb :
- pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko
kehilangan sesuatu yang penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter
2. Mengobati pasien yang luka
3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
6. Mengobati secara proporsional
7. Mencegah pasien dari bahaya
8. Menghindari misrepresentasi dari pasien
UNIVERSITAS YARSI
11
3. Justice
Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama
rata dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan
tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial,
kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap
pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :
Kriteria
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan
UNIVERSITAS YARSI
12
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb
4. Autonomy
Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus
diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri.
Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan
sendiri. Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan
membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Autonomy mempunyai ciri-ciri:
Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan termasuk
keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi
UNIVERSITAS YARSI
13
ETIKA
1.Etik berlaku untuk lingkungan
profesi.
HUKUM
1. Hukum berlaku untuk umum
4.
Pelanggaran
hukum
diselesaikan
melalui pengadilan atau di luar
pengadilan
(Alternatif
Penyelesaian
Sengketa).
5.Seluruhnya tertulis
6.Selalu bukti fisik
Persamaan:
Alat untuk mengatur tertib hidup
Objek = tingkah laku manusia
Mengandung hak & kewajiban
Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi
Sumber: hasilpemikiran.
LO.3. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Tentang Euthanasia
Syariat Islam jelas mengharamkan euthanasia aktif, karena termasuk dalam
kategori melakukan pembunuhan dengan sengaja (al-qatl al-amd), walaupun niatnya
baik, yaitu untuk meringankan penderitaan pasien. Hukumnya tetap haram walaupun atas
permintaan pasien sendiri atau keluarganya
....... (151:). ....
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (untuk
membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. (QS Al-Anaam :
151)
(92 : ). ....
Dan tidak layak bagi seorang mu`min membunuh seorang mu`min (yang lain),
kecuali karena tersalah (tidak sengaja) (QS An-Nisaa` : 92)
.......(29 : ). ....
Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu. (QS An-Nisaa` : 29).
UNIVERSITAS YARSI
14
2. Larangan bertawakal selain kepada Allah (menjadikan selain Allah sebagai penolong)
Allah berfirman (QS. 17:2)
UNIVERSITAS YARSI
15
Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi
Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,
3. Orang yang beriman; hanya kepada Allah lah ia bertawakal.
Allah berfirman (QS. 3 : 122) :
Dan hanya kepada Allahlah, hendaknya orang-orang mumin bertawakal.
4. Tawakal harus senantiasa mengiringi suatu azam (baca; keingingan/ ambisi positif yang kuat)
Allah berfirman (QS. 3 : 159)
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
5. Allah sebaik-baik tempat untuk menggantungkan tawakal (pelindung)
Allah berfirman (QS. 3: 173)
Dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik
Pelindung."
UNIVERSITAS YARSI
16
DAFTAR PUSTAKA
http://muslimah.or.id/aqidah/tawakal-kunci-kekuatan-dan-kelapangan-hati-seorang-mukmin.html
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29646/4/Chapter%20I.pdf
www.academia.edu/6424622/MAKALAH
http://www.academia.edu/7245584/BIOETIKA_KEDOKTERAN
http://al-atsariyyah.com/euthanasia-dalam-perspektif-islam.html
Amir A, hanafiah MJ.2008.Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.Jakarta :EGC
Hanafia J, et al. 2009. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran.
http://www.slideshare.net/AprinsyaPanjaitan/etika-dan-dukum-kkedokteran
UNIVERSITAS YARSI
17