You are on page 1of 17

Skenario

Euthanasia Pilihan Terakhir Agian


Indosiar.com, Jakarta- Bagi Agian Isna Nauli Siregar, euthanasia adalah pilihan
terakhir untuk melepaskan diri dari penderitaannya akibat penyakit yang secara medis susah
disembuhkan. Sang suami Panca Satria Hasan Kusuma dengan gigih terus berjuang untuk
mencari kepastian hukum, agar keinginannya untuk mengakhiri hidup istrinya terkabul.
Kendati sistem hukum di Indonesia belum mengakuinya.
Telah lebih dari tiga bulan, Agian Isna Nauli Siregar hanya tergolek tanpa daya
dirumah sakit. Sejumlah uang telah dikeluarkan Panca Satria Hasan Kusuma demi
kesembuhan istrinya. Namun hingga kini tidak ada perubahan yang berarti terlihat dari dalam
diri Agian.
Kenyataan pahit ini membuat hasan pasrah dan rela melepaskan istrinya dengan cara
euthanasia atau suntik mati. Keputusan akhir diperjuangkan Hasan karna telah habisnya dana
yang dimiliki dan tidak tahan melihat penderitaan istrinya yang sulit untuk disembuhkan.
Kesedihan hasan semakin bertambah, karna sejak istrinya sakit ia sangat jarang
bertemu dengan anak-anaknya. Perjuangan menempuh jalan terakhir melalui euthanasia
hingga kini masih terus dilakukan.
Sudah tiga bulan Agian mengalami stroke setelah menjalani operasi seksio di Rumah
Sakit Islam Bogor. Sebelumnya, pasien mengalami henti napas dan henti jantung selama satu
bulan. Mereka kini menunggu keputusan Majelis Hakim Pengadian Jakarta Pusat yang
menangani masalah ini.

Sumber : http://www.indosiar.com/fokus/euthanasia-pilihan-terakhir-agian_29073.html
Penulis : Medi Triranto dan Gunadi/sup

UNIVERSITAS YARSI

Kata Sulit
1. Stroke : stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh
penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.
2. Operasi Seksio : Pembedahan mengeluarkan janin dari perut ibu
3. Henti Napas : Gagal nafas adalah ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan
tekanan parsial normal O2 dan atau CO2 didalam darah.
4. Euthanasia : Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk
memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk
memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien dan ini
dilakukan untuk kepentingan pasien sendiri.
5. Henti Jantung : Henti jantung ( cardiac death) adalah kematian yang terjadi sebagai akibat
dari hilangnya fungsi jantung secara mendadak.

Pertanyaan
1. Apakah euthanasia boleh dilakukan di indonesia?
2. Apa saja jenis euthanasia?
3. Bagaimanakah tindakan dokter yang lepas tangan terhadap pasien? Adakah
sanksinya?
4. Bagaimana aturan kodeki dan pandangan islam tentang euthanasia?
5. Adakah persamaan euthanasia dengan aborsi?
6. Sebutkan undang-undang euthanasia di Indonesia?
7. Apa yang menyebabkan pasien mengalami stroke setelah mengalami operasi seksio?
8. Mengapa euthanasia menjadi pilihan pasien dalam menangani penyakitnya?
9. Sebutkan negara-negara yang melegalkan euthanasia dan apa faktornya?
10. Apa definisi kematian sesungguhnya?
11. Apa yang mendasari seseorang menjalani operasi seksio?
12. Apa isi atau kandungan dari suntik mati?
13. Apa langkah-langkah euthanasia?
14. Bagaimana cara kerja suntik mati dalam tubuh?
15. Apakah euthanasia sesuai dengan etik dan moral dokter? Sebutkan nilai moral yang
harus dimiliki dokter!
Jawaban
1. Tidak boleh karna ada UU yang mengatur meskipun belum terlau jelas
2. A. Berdasarkan pelaksanaan :
Euthanasia pasif : mencabut alat-alat medis atau alat penunjang kehidupan
pasien
dengan tujuan untuk mempertahankan kehidupan manusia
Euthanasia aktif : perbuatan yang dilakukan secara medik melalui interfensi aktif
oleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri hidup
manusia.
3. Melanggar kodeki, hukum, dan kaidah dasar moral dokter. Ada sanksinya bisa berupa
tuntunan dan tuntutan
4. Kodeki : euthanasia dianggap melanggar pasal 1 dan 2
pandangan islam : euthanasia hukumnya haram
5. Ada persamaan euthanasia dengan aborsi yaitu sama-sama membunuh namun
perbedaanya jika aborsi membunuh janin, euthanasia membunuh diri sendiri.
6. UU KUHP yang melarang euthanasia adalah pasal 344, 338, 340, 359, 345
UNIVERSITAS YARSI

7. Penyebab operasi seksio dapat menyebabkan stroke :


a. Hipertensi
b. Kekeliruan medis/ tidak sesuai SOP
8. Karena, biaya yang tidak memungkinkan
- Penyakit terlalu parah dan tidak bisa diobati
- Perawatan medis yang dilakukan tidak menunjukan perkembangan yang
berarti
- Kondisi pasien sama seperti orang mati
9. Negara-egara yang melegalkan euthanasia :
1. Australia
2. Belanda
3. Belgia
4. Swiss
5. Korea
Faktor : Karna negara tersebut memberikan hak kepada pasien yang sudak tidak kuat
lagi dengan penyakitnya untuk mengakhiri hidupnya dengan mudah
10. Kematian : 1. Mati organ
2. mati nafas
3. mati batang otak
4. terpisahnya ruh dengan raga
11. Faktor yang mendasari operasi seksio :
1. Kondisi ibu yang tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal
2. Adanya gangguan kesehatan yang tidak memungkinkan untuk melakukan
persalinan secara normal
3. Posisi bayi dalam kandungan sungsang
12. Potasium atau sianida
13. Langkah-langkah euthanasia :
a. Melakukan inform consent
b. Menjelaskan euthanasia dan segala hal yang mengenai euthanasia
c. Keputusan dari inform consent dari dokter dan pasien
14. Anastesi, pelumpuhan otot, memberikan potasium/sianida
15. Euthanasia tidak sesuai dengan etik dan moral dokter
Kaidah dasar moral dokter terdiri dari : Justice, Beneficience, autonomy, nonmaleficience

Hipotesis
UNIVERSITAS YARSI

Euthanasia adalah cara yang digunakan untuk meninggal dengan cara yang mudah.
Ada dua cara euthanasia berdasarkan tujuan dan pelaksanan adalah pasif dan aktif.
Sedangkan berdasarkan permintaan adalah volunter, involunter, nonvolunter. Menuut
pandangan islam UU KUHP dan KODEKI serta kaidah dasar kedokteran euthanasia masih
dalam pro dan kontra. Di Indonesia sendiri yang umum dilakukan adalah euthanasia pasif
karna UU yang ada belum mengatur dengan jelas.

UNIVERSITAS YARSI

Sasaran Belajar
LO.1. Memahami dan Menjelaskan Euthanasia Ditinjau dari Kedokteran
LI.1.1. Definisi Euthanasia
Euthanasia secara bahasa berasal dari bahasa Yunani eu yang berarti baik, dan
thanatos, yang berarti kematian (Utomo, 2003:177). Dalam bahasa Arab dikenal dengan
istilah qatlu ar-rahma atau taysir al-maut. Menurut istilah kedokteran, euthanasia berarti
tindakan agar kesakitan atau penderitaan yang dialami seseorang yang akan meninggal
diperingan. Juga berarti mempercepat kematian seseorang yang ada dalam kesakitan dan
penderitaan hebat menjelang kematiannya (Hasan, 1995:145).
Eutanasia Study Group dari KNMG (Ikatan Dokter Belanda): Eutanasia adalah
dengan sengaja tidak melakukan sesuatuu untuk memperpanjang hidup seorang pasien atau
sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang
pasien, dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien sendiri.
Konsep tentang mati yang dikenal:
1.

Mati sebagai berhentinya darah mengalir

2.

Mati sebagai saat terlepasnya nyawa dari tubuh

3.

Hilangnya kemampuan tubuh secara permanen

4.

Hilangnya manusia secara permanenuntuk kembali sadar dan melakukan


interaksi sosial.

LI.1.2. Jenis Euthanasia


Euthanasia dapat ditinjau dari beberapa sudut. Dilihat dari cara dilaksanakan
euthanasia dapat dibedakan atas:
a. Euthanasia pasif
Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan atau
pengobatan yang perlu untuk mempertahankan hidup manusia.
b. Euthanasia aktif
Euthanasia aktif adalah perbuatan yang dilakukan secara medik melalui intervensi
aktif oleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri hidup manusia. Euthanasia
aktif ini juga dibedakan pula atas:
1. Euthanasia aktif langsung
Euthanasia aktif langsung adalah dilakukannya tindakan medik secara terarah
yang diperhitungkan akan mengakhiri hidup pasien atau memperpendek hidup
pasien. Jenis euthanasia ini juga disebut mercy killing.
2. Euthanasia aktif tidak langsung
Euthanasia aktif tidak langsung adalah saat dokter atau tenaga kesehatan
melakukan tindakan medik untuk meringankan penderitaan pasien, namun
mengetahui adanya risiko tersebut dapat memperpendek atau mengakhiri hidup
pasien.

UNIVERSITAS YARSI

Ditinjau dari permintaan euthanasia dibedakan menjadi


a. Euthanasia voluntir atau sukarela(atas permintaan pasien)
Euthanasia voluntir adalah euthanasia yang dilakukan atas permintaan pasien secara
sadar dan diminta secara berulang-ulang.
b. Euthanasia involuntir(tidak atas permintaan pasien)
Euthanasia involuntir adalah euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah tidak
sadar dan biasanya keluarga pasien yang meminta
c. Euthanasia nonvoluntir
Euthanasia nonvoluntir adalah euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah
tidak sadar dan diminta oleh orang lain yang tidak ada hubungannya dengan pasien.
Euthanasia menurut Thiroux:
1 Membiarkan seseorang mati
a Terhadap pasien terminal, dokter tetap berusaha maksimal.
b Tapi begitu diketahui usaha tidak membawa kemajuan pasie,
sebaiknya dihentikan
c Jika dilakukan atas permintaan keluarga (?)
2 Mercy Death
a Tindakan bantu pasien penyakit terminal untuk akhiri hidupnyaa
b Orang lain lebih aktif ambil tindakan percepat kematian atas
keinginan pasien.
3 Mercy Killing
Tindakan langsung untuk hentikan hidup seseorang pasien penyakit terminal tanpa
persetujuan pasien sendiri.
LI.1.3. Faktor-faktor penyebab
1 Penyakit yang diderita pasien yang menurut dokter tidak dapat lagi disembuhkan
dan di mana si penderita atau keluarganya harus mengeluarkan biaya pengobatan
yang besar dengan sia-sia saja.
2 Adanya rasa frustasi atau kegagalan hidup dari si pasien, sehingga pasien tidak
lagi ingin hidup.
Faktor Kemanusiaan: Merasa kasihan terhadap pendertiaan pasiennya yang
berkepanjangan dan secara medis sulit disembuhkan. Di sini dokter tersebut
memutuskan sendiri tindakan yang akan dilakukannya menurut pertimbangan
kesehatan pasien.
Faktor Ekonomi: Dilakukan karena factor ekonomi keluarga yang tidak
memungkinkan apabila pasien terlalu lama dirawat dirumah sakit. Keluarga pasien
sudah tidak mampumenangguang biaya rumah sakit karena pasien memang sudah
terlalu lama dalam masa komanya. Pada kondisi ini pihak keluargalah yang meminta
agar alat-alat penyokong kehidupan pasien dicaabut.
LI.1.4. UU Mengenai Euthanasia
Pasal 344 KUHP (untuk euthanasia aktif)
Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang
disebutnya dengan nyata dan dengan sungguh-sungguh, dihukum penjara selamalamanyadua belas tahun.

UNIVERSITAS YARSI

Pasal 388 KUHP


Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, dihukum karena maker
mati, dengan penjara selama-lamanya lima belas tahun.
Pasal 340 KUHP
Barang siapa dengan sengaja dan direncanakan lebih dahulu menghilangkan jiwa
orang lain, dihukum, karena pembunuhan direncanakan (moord), dengan hukuman
mati atau penjara selama-lamanya seumur hidup atau kpenjara selama-lamanyadua
puluh tahun.
Pasal 359 KUHP
Barang siapa karena salahnya menyebabkan matinya orang dihukum penjara selamalamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun.
Pasal 345KUHP
Barang siapa dengan sengaja menghasut orang lain untuk membunuh diri,
menolongnya dalam perbuatan ini, atau memberikan daya upaya itu jadi bunuh diri,
dihukum penjara selama-lamanya empat tahun.
Finlandia : untuk pasien dengan penyakit terminal, berhak putuskan bersedia/ tdk .
Amerika Serikat : pasien dengan penyakit terminal .Punya hak konstitusional untuk
tolak pengobatan yang hanya ditujukan untuk perpanjangan prroses kematian.
WMA Declaration o n Euthanasia, Madrid 1987:
Euthanasia adalah perbuatan tidak etis. Hak untuk mati berbeda dengan eiuthanasia.
Selama dokter tidak membantu pasien laksanakan hak untuk mati secara nyata
(Assisted Suicide.) maka dianggap tidak terjadi euthanasia.
LO.2. Memahami dan Menjelaskan Kaidah dasar bioetika, Etika dan Moral dokter
LI.2.1. Etika Kedokteran
Etik berasal dari kata Etos yg berarti baik. Etik kedokteran-dibuat oleh IDI. Diberlakukan
kepada dokter Bila dilanggar mendapat sanksi agama berlaku pada pemeluknya sedangkan
hukum berlaku utk warganegara.
Hukum berlaku utk warganegara.Etik profesi kedokteran merupakan seperangkat perilaku
para dokter dan dokter gigi dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat,
teman sejawat dan mitra kerja. Rumusan perilaku para anggota profesi disusun oleh
organisasi profesi bersama-sama pemerintah menjadi suatu kode etik profesi yang
bersangkutan. Tiap-tiap jenis tenaga kesehatan telah memiliki Kode Etiknya, namun Kode
Etik tenaga kesehatan tersebut mengacu pada Kode Etika kedokteran Indonesia (KODEKI).
Landasan etika kedokteran:
1 Sumpah Hipokrates
2 Deklarasi geneva
3 International code of medical ethics
4 Lafal sumpah dokter Indonesia
5 Kode etik kedokteran Indonesia (KODEKI)
6 Perhimpunan hukum kesehatan anak (PERHUKI)
7 Deklarasi Helsinki
8 Deklarasi Sydney
9 Deklarasi Oslo
10 Deklarasi Tokyo
Etika Profesi adalah prinsip moral & asas akhlak yang diterapkan para dokter dalam
hubungnnya dengan pasien, teman sejawat & masyarakat umum. Ciri-ciri:
UNIVERSITAS YARSI

Mengikuti pendidikan sesuai standar nas./ inter.


Bekerja berlandaskan etika profesi
Mengutamakan panggilan kemanusiaan
Pekerjaannya legal melalui perizinan
Belajar sepanjang hayat
Anggotanya bergabung dalam suatu organisasi.

LI.2.2. Kode Etik Kedokteran


Kewajiban umum
Pasal (1)
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkansumpah dan
atau janji dokter.
Pasal (2)
seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan
keputusan profesional secara independen , dan mempertahankan perilaku profesion
al dalamukuran yang tertinggi
Pasal (3)
dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak bolehdipengaruhi
oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dankemandirian profesi.
Pasal (4)
seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
Pasal (5)
tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan
dayatahan psikis maupun fsik, wajib memperoleh persetujuan pasien/keluarganyad
an hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
Pasal (6)
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan ataumenerapkan
setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diujikebenarannya
dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkankeresahan masyarakat.
Pasal (7)
Seorang dokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapatyang telah
diperiksa sendiri kebenarannya.
Pasal (8)
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya,
memberikan pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan
moral sepenuhnya,disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas
martabat manusia.
Pasal (9)
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasiendan
sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saatmenangani
pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter ataukompetensi, atau yang
melakukan penipuan atau penggelapan.
Pasal (10)
Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, temansejawatnya, dan tenaga
kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien.
Pasal (11)
Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinyamelindungi hidup
makhluk insani.
UNIVERSITAS YARSI

Pasal (12)
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter
wajib memperhatikankeseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif,
kuratif, danrehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta
berusahamenjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.
Pasal (13)
Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas
sektoral di bidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling
menghormati.

Kewajiban Dokter Terhadap


PasienPasal (14)
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakanseluruh
keilmuan dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika iatidak
mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, atas
persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mem
punyaikeahlian untuk itu.
Pasal (15)
Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar
senantiasadapat berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam
beribadatdan atau penyelesaian masalah pribadi lainnya.
Pasal (16)
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinyatentang seorang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pasal (17)
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatuwujud tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia danmampu
memberikannya.
Kewajiban Dokter Terhadap Teman Sejawat
Pasal (18)
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana iasendiriingin
diperlakukan.
Pasal (19)
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat,kecuali
dengan persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.

Kewajiban Dokter Terhadap Diri Sendiri


Pasal (20)
Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan
baik.
Pasal (21)
Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran/ kesehatan
UNIVERSITAS YARSI

LI.2.3. Kaidah Dasar Bioetika


Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti normanorma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah
yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala
mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu
sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bertolak dari Childress &
Beauchamp yang memaparkan adanya 4 kaidah dasar moral (KDM atau moral
principle/principle-based ethics atau ethical guidelines) dalam buku sucinya The
Principles of Biomedical Ethics (1994) yakni beneficence, non-maleficence, justice dan
autonomy. kemudian ditinjau melalui etika sehingga merupakan maxim (kaidah dasar)
yang berlaku normatif ketika dokter menghadapi kasus kongkrit di klinik.

4 Kaidah Dasar Biomedik


Tindakan berbuat baik (beneficence)
Tidak merugikan (non-maleficence)
Keadilan (justice)
Otonomi (self determination)

1. Beneficence
Beneficence Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati
martabat manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat
dalam keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan
yang terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan
kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat
baik daripada hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu;
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan
orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
UNIVERSITAS YARSI

10

11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan


12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan golden rule principle

2. NonMaleficence
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan
perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil
resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan kuno Fist, do no harm tetap berlaku dan harus
diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri:
Kriteria
1. Menolong pasien emergensi :
Dengan gambaran sbb :
- pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko
kehilangan sesuatu yang penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter
2. Mengobati pasien yang luka
3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
6. Mengobati secara proporsional
7. Mencegah pasien dari bahaya
8. Menghindari misrepresentasi dari pasien
UNIVERSITAS YARSI

11

9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian


10. Memberikan semangat hidup
11. Melindungi pasien dari serangan
12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan

3. Justice
Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama
rata dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan
tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial,
kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap
pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :

Kriteria
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan

UNIVERSITAS YARSI

12

16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb

4. Autonomy
Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus
diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri.
Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan
sendiri. Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan
membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Autonomy mempunyai ciri-ciri:
Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan termasuk
keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi

12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien


13. Menjaga hubungan (kontrak)

Dibedakan menjadi 2 yaitu:


1. Otonomi klinis kebebasan profesional dari dokter merupakan hak dokter
2. Otonomi diagnostik dan terapeutik dari pasien merupakan hak pasien setelah ada
penjelasan
LI.2.4. Perbedaan Serta Hubungan Etika dan Hukum dalam Kedokter

UNIVERSITAS YARSI

13

ETIKA
1.Etik berlaku untuk lingkungan
profesi.

HUKUM
1. Hukum berlaku untuk umum

2. Etik disusun berdasarkan


kesepakatan anggota profesi

2. Hukum dibuat oleh suatu


kekuasaan
atau adat.

3. Sanksi terhadap pelanggaran etik


umumnya berupa tuntunan

3. Sanksi terhadap pelanggaran


hukum berupa tuntutan

4. Pelanggaran etik diselesaikan oleh


Majelis Kehormatan Etik Kedokteran
(MKEK) yang dibentuk oleh Ikatan
Dokter Indonesia (IDI), Majelis
Kehormatan Disiplin Etik Kedokteran
Indonesia/MKDKI (KKI) dan kalau
perlu diteruskan kepada Panitia
Pertimbangan dan Pembinaan Etika
Kedokteran (P3EK), yang dibentuk
oleh Departemen Kesehatan
(DepKes).
5.Tidak seluruhnya tertulis
6.Barang bukti: tidak selalu bukti fisik

4.

Pelanggaran
hukum
diselesaikan
melalui pengadilan atau di luar
pengadilan
(Alternatif
Penyelesaian
Sengketa).

5.Seluruhnya tertulis
6.Selalu bukti fisik

Persamaan:
Alat untuk mengatur tertib hidup
Objek = tingkah laku manusia
Mengandung hak & kewajiban
Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi
Sumber: hasilpemikiran.
LO.3. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Tentang Euthanasia
Syariat Islam jelas mengharamkan euthanasia aktif, karena termasuk dalam
kategori melakukan pembunuhan dengan sengaja (al-qatl al-amd), walaupun niatnya
baik, yaitu untuk meringankan penderitaan pasien. Hukumnya tetap haram walaupun atas
permintaan pasien sendiri atau keluarganya
....... (151:). ....
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (untuk
membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. (QS Al-Anaam :
151)
(92 : ). ....
Dan tidak layak bagi seorang mu`min membunuh seorang mu`min (yang lain),
kecuali karena tersalah (tidak sengaja) (QS An-Nisaa` : 92)
.......(29 : ). ....
Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu. (QS An-Nisaa` : 29).
UNIVERSITAS YARSI

14

Konsep Tawakal dalam Islam


Tawakkal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah Taala untuk
mendapatkan kemaslahatan serta mencegah bahaya, baik menyangkut urusan dunia maupun
akhirat. Allah Taala berfirman yang artinya, Dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah,
niscaya Dia akan jadikan baginya jalan keluar dan memberi rizqi dari arah yang tiada ia
sangka-sangka, dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, maka Dia itu cukup baginya.
(Ath Tholaq: 2-3)
Tawakal Bukan Pasrah Tanpa Usaha
Dari definisi sebelumnya para ulama menjelaskan bahwa tawakal harus dibangun di atas dua hal
pokok yaitu bersandarnya hati kepada Allah dan mengupayakan sebab yang dihalalkan. Orang
berupaya menempuh sebab saja namun tidak bersandar kepada Allah, maka berarti ia cacat
imannya. Adapun orang yang bersandar kepada Allah namun tidak berusaha menempuh sebab
yang dihalalkan, maka ia berarti cacat akalnya.
Tawakal bukanlah pasrah tanpa berusaha, namun harus disertai ikhtiyar/usaha. Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam telah memberikan contoh tawakal yang disertai usaha yang
memperjelas bahwa tawakal tidak lepas dari ikhtiyar dan penyandaran diri kepada Allah.
Dari Umar bin Al Khaththab radhiyallahu anhu berkata, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, Seandainya kalian betul-betul bertawakal pada Allah, sungguh Allah akan
memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada
pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang. (HR.
Ahmad, Tirmidzi, dan Al Hakim. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash
Shohihah no. 310)
Tidak kita temukan seekor burung diam saja dan mengharap makanan datang sendiri.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan permisalan ini, jelas sekali bahwa seekor
burung pergi untuk mencari makan, namun seekor burung keluar mencari makan disertai
keyakinan akan rizki Allah, maka Allah Taala pun memberikan rizkiNya atas usahanya tersebut.
Tawakal Dalam Al-Quran
Al-Quran sangat menaruh perhatian terhadap permasalahan tawakal ini. Sehingga kita jumpai
cukup banyak ayat-ayat yang secara langsung menggunakan kata yang berasal dari kata tawakal.
1. Tawakal merupakan perintah Allah SWT.
Allah berfirman dalam Al-Quran (QS. 8 : 61)

Dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.

2. Larangan bertawakal selain kepada Allah (menjadikan selain Allah sebagai penolong)
Allah berfirman (QS. 17:2)
UNIVERSITAS YARSI

15

Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi
Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,
3. Orang yang beriman; hanya kepada Allah lah ia bertawakal.
Allah berfirman (QS. 3 : 122) :

Dan hanya kepada Allahlah, hendaknya orang-orang mumin bertawakal.
4. Tawakal harus senantiasa mengiringi suatu azam (baca; keingingan/ ambisi positif yang kuat)
Allah berfirman (QS. 3 : 159)

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
5. Allah sebaik-baik tempat untuk menggantungkan tawakal (pelindung)
Allah berfirman (QS. 3: 173)

Dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik
Pelindung."

UNIVERSITAS YARSI

16

DAFTAR PUSTAKA
http://muslimah.or.id/aqidah/tawakal-kunci-kekuatan-dan-kelapangan-hati-seorang-mukmin.html
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29646/4/Chapter%20I.pdf
www.academia.edu/6424622/MAKALAH
http://www.academia.edu/7245584/BIOETIKA_KEDOKTERAN
http://al-atsariyyah.com/euthanasia-dalam-perspektif-islam.html
Amir A, hanafiah MJ.2008.Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.Jakarta :EGC
Hanafia J, et al. 2009. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran.
http://www.slideshare.net/AprinsyaPanjaitan/etika-dan-dukum-kkedokteran

UNIVERSITAS YARSI

17

You might also like