You are on page 1of 23

Makalah Manajemen Keperawatan

DISCHARGE PLANNING

Disusun oleh :
Kelompok 5
Moriana BR Sembiring
Dewi Agustina Ayuningsih
Carolina A. Veto
Siti Hidayah al Indasah
Hamdan Hariawan
Asri Fatonah
Lulut Setyowati

131311123005
131311123014
131311123023
131311123039
131311123062
131311123057
131311123074

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tindakan yang dilakukan di rumah sakit merupakan peristiwa yang
tidak mengenakkan bagi setiap pasien. Peran penting perawat diperlukan
untuk mempersiapkan pasien secara fisik maupun psikis dengan melakukan
intervensi keperawatan yang tepat. Informasi dari intervensi yang akan
dilakukan bertujuan agar pasien mampu mengenali tanda bahaya untuk
dilaporkan kepada tenaga medis.
Sebelum pemulangan, pasien dan keluarga harus mengetahui
perencanaan perawatan di rumah serta apa yang diharapkan dimana
memperhatikan masalah fisik yang berkelanjutan. Kegagalan untuk
mengerti perencanaan yang akan dilakukan dirumah dimana ketidaksiapan
pasien menghadapi pemulangan akan

mengakibatkan peningkatan

komplikasi pasien (Perry & Potter, 2006).


Pasien dengan kondisi tidak siap dalam menghadapi pemulangan
dapat terjadi karena pasien terlalu cepat dipulangkan sehingga hal tersebut
dapat memicu hospitalisasi berulang (Torrance, 1997). Sehingga pasien
perlu dipersiapkan dalam menghadapi pemulangan. salah satu bentuk
intervensi yang dilakukan adalah discharge planning untuk mempersiapkan
kemandirian perawatan diri pasien. Keberhasilan suatu discharge planning
dapat menjamin pasien mampu melakukan tindakan perawatan yang aman
dan realistis setelah keluar rumah sakit (Hou dalam Potter&Perry, 2006).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami konsep discharge planning dengan
baik dan benar.
1.2.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus disusunnya makalah ini adalah mahaiswa mampu


1. Mengidentifikasi pengertian discharge planning
2. Mengidentifikasi tujuan discharge planning
3. Mengidentifikasi manfaat discharge planning
4. Mengidentifikasi prinsip discharge planning
5. Mengidentifikasi Jenis discharge
6. Mengidentifikasi alur discharge planning
7. Mengidentifikasi proses discharge planning
8. Mengidentifikasi hal yang harus diketahui pasien pulang
9. Mengidentifikasi Komponen discharge planning

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian discharge planning


Discharge planning adalah suatu pendekatan interdisipliner meliputi
pengkajian kebutuhan pasien tentang perawatan kesehatan setelah keluar
Rumah Sakit yang disertai kerjasama dengan pasien serta keluarga dalam
mengembangkan rencana perawatan setelah keluar dari Rumah Sakit
(Brunner & Sudarth, 2002).
Swenberg (2000), berpendapat bahwa discharge planning yaitu
suatu proses dinamis dan sistematis yang dimulai dari penilaian, persiapan,
serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan
pelayanan kesehatan sosial sebelum dan sesudah pulang.
Discharge planning yang efektif mencakup pengkajian yang
berkelanjutan untuk mendapatkan informasi yang komperhensif mengenai
kebutuhan pasien, diagnosa keperawatan, perencanaan untuk memastikan
kebutuhan pasien sesuai dengan pemberian layanan kesehatan (Kozier,
2004).
Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa discharge
planning adalah suatu proses yang melibatkan pasien dan keluarga untuk
memberikan informasi serta kemudahan dalam perawatan sebelum maupun
stelah keluar Rumah Sakit yang dimulai dari pengumpulan data hingga
evaluasi.
2.2 Tujuan discharge planning
Menurut Ester (2005) terdapat beberapa tujuan discharge planning
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang masalah
kesehatan, kemungkinan komplikasi dan pembatasan yang diberlakukan
pada pasien di rumah.

2. Mengembangkan kemampuan merawat pasien dan keluarga untuk


memenuhi kebutuhan pasien dan memberikan lingkungan yang aman
untuk pasien di rumah.
3. Meyakinkan bahwa rujukan yang diperlukan untuk perawatan
selanjutnya dibuat dengan tepat.
Tujuan discharge planning menurut Nursalam (2011) antara lain
sebagai berikut :
1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis maupun sosial
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
3. Meningkatkan keperawatan berkelanjutan terhadap pasien
4. Membantu rujuakn pasien pada system pelayanan yang lain
5. Membantu pasien dan keluarga dalam meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan serta sikap dalam memperbaiki dan mempertahankan status
kesehatan pasien
6. Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan masyarakat.
2.3 Manfaat discharge planning
Menurut Nursalam (2011) discharge planning mempunyai beberapa manfaat
antara lain sebagai berikut :
1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mendapat penjaran
selama di rumah sakit sehingga dapat dimanfaatkan ketika pasien
keluar dari rumah sakit.
2. Tindak lanjut sistematis yang digunakan untuk menjamin kontinuitas
keperawatan pasien.

3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada


penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan mau atau
kebutuhan keperawatan baru.
4. Membantu

kemandirian

pasien

dalam

kesiapan

melakukan

perawatan di rumah.
2.4 Prinsip discharge planning
Menurut Anne. M, Angela (2000) terdapat prinsip perencanaan
pulang terdiri dari penemuan kasus, pengkajian, koordinasi dan
implementasi sebagai berikut :
1. Penemuan kasus
Kegiatan yang dilakukan profesi keperawatan dengan medis
maupun profesi lain untuk mengidentifikasi faktor resiko yang akan
diatasi oleh pasien setelah keluar dari rumah sakit seperti
pengetahuan pasien mengenai penyakit dan pengobatannya, keadaan
tempat tinggal dapat mendukung perawatan pasien, lingkungan
masyarakat yang aman, faktor kultur dan usia.
Pengkajian

merupakan

dimulainya

mencari

dan

mengidentifikasi kebutuhan dari pasien dengan mencari informasi


melalui wawancara dengan pasien dan keluarga serta pemeriksaan
fisik dan lingkungan yang dapat membantu untuk menentukan
tingkat ketergantungan pasien. Hasil pengkajian tersebut.
2. Koordinasi seperti komunikasi dan kerjasama antar tim dari multi
disiplin profesi dan ilmu termasuk kerjasama dengan klien dan
keluarga dalam menyusun dan melaksanakan rencana pemulangan.
3. Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana pemulangan yang
berisikan rujukan, pelaksanaan dan evaluasi dari perencanaan
pemulangan yang dikerjakan sesuai bidang ilmu keperawatan.

2.5 Jenis discharge planning


Klasifikasi jenis pemulangan pasien menurut Chesca (1982) adalah
sebagai berikut :
1. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti)
Keadaan pulang tersebut dilakukan apabila pasien baik dan
tidak terdapat komplikasi. Pasien untuk sementara dirawat dirawat di
rumah namun harusada pengawasan dari pihak rumah sakit atau
puskesmas terdekat.
2. Absolute discharge (pulang mutlak)
Cara ini merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit
akan tetapi apabila pasien memerlukan perawatan kembali maka
prosedur keperawatan dapat dilakukan.
3. Judicial discharge (pulang paksa)
Pasien diperbolehkan pulang meskipun kondisi kesehatan tidak
memungkinkan untuk pulang namun pasien harus dipantau dengan
melakukan kerjasama dengan puskesmas setempat.
Menyambut kedatangan pasien
Pasien masuk
Orientasi ruangan, jenis pasien, peraturan dan denah
ruangan
Memperkenalkan pasien pada teman sekamar,
perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain
Melakukan pengkajian keperawatan

Pemeriksaan klinis dan penunjang yang lain


Melakukan asuhan keperawatan
Penyuluhan kesehatan ; penyakit, perawatan,
pengobatan, diet, aktivitas
2.6 Alur Discharge Planning

Pasien dirawat

Perencanaan pulang

Pasien keluar
Penyelesaian
administrasi

Monitoring oleh
petugas kesehatan
dan keluarga

Lain-lain

Program HE :
- Pengobatan/control
- Kebutuhan nutrisi
- Aktivitas dan Istirahat selama
di rumah

Gambar 2.1 Alur Discharge Planning


Terdapat beberapa tahap discharge planning antara lain sebagai berikut :
1. Pre (saat pasien masuk ruangan)
Pada tahapan ini mencakup kegiatan yang dimulai dari
kedatangan

pasien,

mengorientasikan

ruangan,

jenis

pasien,

peraturan ruangan, serta denah ruangan, memperkenalkan pasien


pada perawat, tenaga medis maupun kesehatan lainnya, mengkaji
keluhan yang dirasakan pasien dan menyampaikan kepada keluarga
tentang masa perawatan.
2. Intra (selama masa perawatan)
Pasien dengan masa perawatan juga memerlukan discharge
planning yang meliputi pemeriksaan klinis dan penunjang yang akan

dilakukan. Selain itu pada tahap intra dilakukan penyuluhan


kesehatan mengenai penyakit pasien, perawatan, pengobatan, diet,
serta aktivitas. Asuhan keperawatan yang dilakukan berdasarkan
masalah yang timbul hingga evaluasi hasil intervensi selama dirawat.
3. Post (persiapan pasien pulang)
Pada tahap ini terdapat beberapa tindakan yang dapat diberikan
kepada pasien sebelum paien diperbolehkan pulang antara lain
sebagai berikut :
1) Pendidikan kesehatan
Pendidikan

kesehatan

yang

dilakukan

bertujuan

untuk

mengurangi angka kekambuhan atau komplikasi serta meningkatkan


pengetahuan pasien dan keluarga dalam perawatan di rumah.
Adapun pendidikan kesehatan tersebut mencakup waktu dan tempat
kontrol, diet/nutrisi yang dikonsumsi, aktivitas istirahat, kebersihan
diri. Selain itu obat yang dikonsumsi perlu dijelaskan kepada
keluarga dan pasien meliputi dosis, cara pemberian serta efek
samping obat yang mungkin muncul. Sebelum memberikan
pendidikan kesehatan perawat perlu menggali dulu pemahaman
keluarga dan klien tentang materi yang akan disampaikan. Kemudian
lakukan evaluasi bertahap dari hal-hal yang sudah disampaikan
untuk mengetahui tentang pemahaman klien. Selama pendidikan
kesehatan dilakukan, berikan kesempatan bertanya kepada keluarga
ataupun klien. Perawat perlu meyakinkan pemahaman keluarga agar
pasien tidak kembali dengan kasus yang sama.

2) Program pulang bertahap

Pada intervensi ini bertujuan untuk melatih pasien untuk kembali


ke lingkungan keluarga yang diharapkan paien serta keluarga faham
tentang apa yang harus dilakukan.
3) Rujukan
Integritas pelayanan kesehatan mempunyai hubungan langsung
antar keperawatan komunitas atau praktik mandiri keperawatan
dengan rumah sakit.
2.7 Proses discharge planning
Potter dan Perry (2005) menyatakan proses discharge planning
dibagi menjadi tiga fase yaitu akut,transisional dan pelayanan berkelanjutan.
1.

Fase akut
Pada fase ini perhatian utama yang diberikan tenaga medis berfokus

pada usaha discharge planning.


2.

Fase transisional
Tingkat kegawatan pada fase ini semakin berkurang dan pasien mulai

dipersiapkan untuk pulang serta merencanakan kebutuhan perawatan masa


depan meskipun kebutuhan pelayanan akut masih terlihat.
3.

Fase berkelanjutan
Pada

fase

berkelanjutan,

pasien

mampu

berpartisipasi

dalam

perencanaan dan pelaksanaan aktivitas perawatan yang berkelanjutan. Hal


ini berguna pada saat setelah pemulangan.
Adapun proses discharge planning menurut Potter dan Perry (2005)
yaitu sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data pasien


seperti biodata pasien, riwayat kesehatan, pemberi layanan kesehatan,
lingkungan serta faktor ekonomi yang mendukung.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan kondisi pasien setelah
dilakukan pengkajian. Hal tersebut diperoleh berdasarkan problem,etiologi
serta dukungan yang diperoleh pasien.
3. Perencanaan
Discharge planning pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan pasien.
Sehingga pemberi layanan kesehatan dalam hal ini perawat berfokus pada
pendidikan kesehatan untuk persiapan pulang pasien. Adapun pendidikan
kesehatan yang dilakukan yaitu :
1) Obat
Hal yang perlu dijelaskan tentang obat kepada pasien sebelum
pulang seperti dosis, waktu minum, frekuensi, serta rute pemberian obat.
2) Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal pasien perlu dipersiapkan dengan baik
seperti keamanan, maupun kebersihannya. Fasilitas pelayanan kesehatan
yang diperlukan pasien untuk kelanjutaan perawatan juga perlu
dipersiapkan.
3) Pengobatan
Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien tentang
perlunya pengobatan lanjut setelah pasien keluar dari rumah sakit.

4) Diet

Makanan maupun minuman yang dibatasi ataupun yang tidak boleh


dikonsumsi oleh pasien perlu dilakukan penyuluhan kesehatan tentang
hal tersebut.
4. Implementasi
Pelaksanaan pendidikan kesehatan kepada pasien merupaka tindakan
pelaksanaan discharge planning. Tindakan yang telah dilakukan perawat
kemudian didokumentasikan ke dalam form yang dapat dibaca pasien
setelah di rumah tentang perawatan yang dilakukan setelah keluar rumah
sakit.
5. Evaluasi
Program discharge planning dilakukan dengan cermat untuk menjamin
kualitas pelayanan yang diberikan. Keberhasilan discharge planning dapat
dilihat berdasarkan derajat penyakit, hasil yang diharapkan dari perawatan,
durasi perawatan yang dibutuhkan, jenis pelayanan yang dilakukan,
komplikasi tambahan serta ketersediaan sumber-sumber.
2.6 Hal yang harus diketahui pasien pulang
Menurut Nursalam (2014) terdapat beberapa hal yang perlu diketahui
pasien pulang antara lain sebagai berikut :
1. Instruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus
dijalankan serta masalah komplikasi yang dapat terjadi.
2. Informasi tertulis tentang keperawatan yang harus dilakukan di rumah.
3. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan.
4. Jelaskan masalah yang mungkin timbul dan cara mengantisipasinya.
5. Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun
pasien sendiri dan dapat digunakan metode ceramah, demonstrasi
dan lain-lain.

6. Informasi tentang nomor telepon layanan keperawatan, medis dan


kunjungan rumah apabila pasien membutuhkan.
2.7 Komponen discharge planning
Beberapa komponen yang ada dalam sebuah form discharge planning
menurut Discharge Planning Association (2008) yaitu sebagai berikut :
1. Pengobatan di rumah yang meliputi obat yang harus diminum dan
dihentikan pengunaannya.
2. Obat harus memiliki daftar nama, dosis, frekuensi serta efek
samping yang ditimbulkan dari pengkonsumsian obat.
3. Hasil pemeriksaan laboratorium maupun pemeriksaan lain baik yang
telah maupun akan dilakukan.
4. Petunjuk perawatan diri seperti perawatan luka maupun perawatan
kolostomi.
5. Pilihan gaya hidup seperti perubahan aktivitas latihan yang perlu
pembatasan atau anjuran.
6. Kapan serta bagaimana perawatan maupun pengobatan selanjutnya
akan dihadapi setelah dipulangkan adapun form tersebut berisi nama
pemberi layanan, waktu, tanggal, dan lokasi setiap kontrol.
7. Nomor telefon yang harus di hubungi dalam keadaan darurat serta
apa yang harus dilakukan.
8. Bagaimana mengatur perawatan lanjutan yang meliputi jadwal
pelayanan di rumah, penolong, alat pembantu jalan seperti walker,
kanul, maupun oksigen.
BAB 3
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kelompok pada tanggal


17 dan 18 September 2014 di ruang rawat inap lantai 4 Rumah Sakit
Unversitas Airlangga didapatkan data tentang pelaksanaan discharge
planning sebagai berikut :
1. Tahap Pre (saat pasien masuk ruangan)
Pada tahap pre di lantai 4 rawat inap rumah sakit Universitas
Airlangga pasien yang baru datang akan diterima oleh kepala ruangan
dan

perawat

primer. Selanjutnya

pasien

dan

keluarga

pasien

diorientasikan tentang ruangan, fasilitas yang ada, memperkenalkan


nama perawat dan petugas medis yang lainnya dan peraturan-peraturan
yang ada di ruangan rawat inap lantai 4 rumah sakit Universitas
Airlangga.
2. Tahap Intra (Selama masa perawatan)
Pada tahap intra yang telah dilakukan oleh perawat adalah tentang
konsumsi obat, diit yang boleh atau tidak untuk dikonsumsi selama masa
perawatan di rumah sakit. Selain itu pasien diberi penyuluhan tentang
penyakit yang diderita termasuk cara pencegahan, penularan dan
pengobatan.
3. Tahap Post (persiapan pasien pulang)
Persiapan pasien pulang dimana sebelum dilakukan discharge
planning pasien harus melengkapi kewajibannya seperti menebus obat,
membayar biaya perawatan, kemudian selanjutnya pasien menunjukkan
bukti pembayaran. Pelaksanaan discharge planning dapat dilakukan di
kamar pasien ataupun di Nurse station. Kemudian pasien dan keluarga
diberikan penjelasan tentang tanggal, waktu dan tempat kontrol. Helath
education yang diberikan perawat pada tahap ini meliputi aturan diet
setelah pulang, dosis obat serta waktu minum, serta aktivitas istirahat.,
kebutuhan pemeriksaan laboratorium ulang, perawatan diri. Setelah

beberapa

tahapan

tersebut

dilakukan,

pasien

dan

perawat

menandatangani form discharge planning yang berjumlah dua lembar


yang masing-masing ditujukan untuk pasien dan dokumen rumah sakit.
Selain itu terdapat lembar kuesioner yang harus diisi oleh pasien
ataupun keluarga untuk mengetahui sejauh mana kepuasan pasien
terhadap pelayanan rumah sakit. Kemudian pasien diberikan hasil
pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan radiologi. Setelah
semua tahapan selesai pasien dapat pulang dari rumah sakit.

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpuan
Discharge planning merupakan suatu pendekatan interdisipliner
meliputi pengkajian kebutuhan pasien tentang perawatan kesehatan setelah
keluar Rumah Sakit yang disertai kerjasama dengan pasien serta keluarga
dalam mengembangkan

rencana perawatan setelah keluar dari Rumah

Sakit.
Proses discharge planning dimuali dari pengkajian pasien dengan
mengumpulkan

dan

menggunakan

data

yang

berguna

untuk

mengidentifikasi masalah serta menentukan tujuan dengan pasien dan


keluarga, memberikan intervensi kepada pasien serta mengevaluasi asuhan
keperawatan yang telah dilakukan.
4.2 Saran
Rumah sakit dapat meningkatkan pelaksanaan discharge planning
sesuai dengan alur yang benar sehingga pelayanan yang diberikan kepada
pasien dapat diberikan secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Barbara, Kozier. 2004. Fundamental of Nursing. Seventh Edition. Vol. 2.


Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2005. Book of Nursing. Edisi 10. Alih bahasa
Monica Ester. Jakarta : EGC.
Nursallam. 2011. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, Praktik. Jakarta : EGC.
Smeltzer, C. Suzanne & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan suddarth. Edisi 8. Volume 2. Jakarta : EGC.
Swenberg. 2000. Buku Saku keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

DISCHARGE PLANNING
Tanggal MRS

Tanggal KRS

Diagnosa MRS

Diagnosa KRS

Dipulangkan dari Rumah Sakit dengan keadaan

Sembuh

Pulang paksa

Meneruskan berobat jalan

Lari

Pindah ke rumah sakit lain


A. Kontrol
B. Lanjutan perawatan di rumah

Meninggal

C. Aturan diet/nutrisi

D. Obat yang diminum dan jumlahnya

E. Aktivitas dan Istirahat

.
Hasil lab, Foto, ECG, surat ket. istirahat
Saat datang :

Saat pulang :

Lain-lain :
Surabaya,

Perawat

Pasien/keluarga

Mengetahui,
Dokter
(
SKENARIO
Tokoh:
Perawat IRD

: Siti Hidayah Al Indahsah

Perawat associate

: Carlolina

Perawat primer

: Asri Fatonah

Kepala ruangan

: Moriana Simbiring

Dokter

: Lulut setyowati (dokter lulut)

Pasien

: Hamdan hariawan

Keluarga pasien

: Rina Wahyuningsih

Narrator

: Dewi Agustina

Pada suatu sore di RSUA ada seorang anak yang bernama An.H
diantar oleh keluarga ke IRD karena diare. Setelah dilakukan pemeriksaan
dan penaganan pasien akan dipindahkan ke ruang B. Selanjutnya..
Kepala ruangan
Perawat Primer

: Ners Asri sebentar lagi ada pasien anak dari IRD,


jadi tolong segera persiapkan semuanya dengan baik
: Baik bu

Satu jam kemudian An.H tiba diruangan B bersama dengan perawat


IRD, kemudian terjadi serah terimah pasie baru
Perawat IRD

: Selamat sore bu mori, Ini data dan rekamedik An.H


dengan GEA. Usia 7 tahun, riwayat sebelumya tiak ada.
Diagnosis medic MRS GEA. Keluhan utama BAB encer
sudah 8 kali disertai nyeri perut. Keadaan saat ini
kesadaran compos metis dengan TD: 100/70 mmHg, Suhu
37,6 C, Nadi 89 kali/menit, dan RR 23x/menit. Untuk saat
ini sampai sekarang anak H masih mendapat cairan infuse
50cc/BB/Jam. Dan untuk lebih lengkapnya sudah tertera
didalam rekam medic ini bu (sambil menyerahkan rekam
medik)

Kepala Ruangan

: Baik, terima kasih Ners dewi (Tersenyum pada ners


dewi lalu menyapa pasien dan keluarga) Selamat sore dek,
selamat datang diruang rawat inap B. Sebelumya
perkenalkan nama saya ners mori sebagai kepala ruangan
disini, dan ini ners ners asri dan ners cori. Mereka berdua
adalah perawat yang akan merawat dan bertanggung
jawab atas perawatan An. H disini sampai pulih. Ners Asri
dan Ners Cori tolong antarkan An.H ke tempat yang telah
di persiapkan.

PP & PA

: Baik bu, Mari dek, ibu, kami antarkan ke kamar inap

Setelah serah teima pasien, selanjutnya pasien masuk kamar ruangan


dan diantar oleh ners asri dan ners cory. Mereka membantu pindah ke
tempat tidur. Selanjutnya mereka juga melakukan pemeriksaan fisik dan
observasi keadaan umum kembali untuk mevalidasi data pasien dengan
rekam medic yang diterima diruangan tadi. Mereka yang bertanggung jawab
dan pelaksana tindakan keperawatan atas An.H serta kolaborasi dengan
dokter lulut.
Setelah dua hari dirawat, keadaan An. H semakin membaik. Maka
AN.H direncanakan untuk pulang. Kemudian Ners Asri, Ners Cori, Kepala
Ruangan dan Dokter lulut melakukan diskusi diruangan.
Perawat Primer

: Hari ini saya melaporkan mengenai kondisi An.H


dikamar 9 sudah stabil. Mulai tadi malam sampai sekarang
tidak BAB, BAB terahir kemarin sore dengan tidak ada
lender dan padat dan nyeri perutnya sudah hilang. Tidak
ada tanda-tanda dehidrasi TD:110/80mmHg, suhu 36,5C
Nadi 88x/menit, RR 20x/menit. Mengenai Antibiotik dari
dokter lulut masih dilanjutkan

Kepala Ruangan

: Sudah membaik kondisi An.H, Dokter Lulut apakah


ada tambahan?

Dokter Lulut

: karena tadi malam waktu saya visite kondisi An.H


sudah membaik tidak ada tanda-tanda dehidrasi dan
semuanya sudah stabil, bukanya begitu ners cori?

Perawat Associate
: Iya dok, Kemarin sore setelah dokter visite cairan
infuse sudah menggunakan tetesan maintenance yaitu
100cc/BB/ 12 jam. Untuk dietnya pasien masih makanan
lunak dan rendah serat.
Kepala Ruangan

: Baik, kalau begitu setelah diskusi ini ners asri dan


ners cori silahkan validasi kembali kondisi An.H bersama
dokter lulut

Setelah itu Dokter Lulut, Ners Asri dan Ners Cori melakukan visited
an validasi kondisi An.H hari ini.
Saat di kamar 9
Perawat primer

: Selamat pagi, bagaimana kondinya adek hari ini?

Pasien
pulang

: Selamat siang sus, saya sudah sembuh saya mau

Perawat Assosiate
: Permisi ya dek, saya periksa sebentar (melakukan
pemeriksaan TTV)
Dokter Lulut
perutnya?

: Adek terahir BAB kapan? Apakah adek masih sakit

Ibu An.H

: adek H tadi malam sampai tadi pagi belum BAB


sampai sekarang, adek H juga sudah mau makan dan
perutnya sudah tidak sakit lagi. Apakah anak saya boleh
pulang dokter?

Dokter Lulut

: Setelah dilakukan observasi selama dua hari ini,


kondisi An.H sudah membaik, dan in shaa Allah nanti sore
bisa pulang.

Ibu An.H

: Alhamdulilah adek bisa pulang nanti sore

Pasien

: Hore.. Hore.. Hore aku boleh pulang

Dokter lulut

Ibu An.H

: Jadi mulai sekarang ibu bisa mengurus


administrasinya pemulangan sekarang, untuk resep dan
jadwal control sudah saya berikan ke Ners Asri nanti akan
menyampaikan dan dijelaskan.
: Baik dok, terimah kasih..

Beberapa jam kemudian di Nurse Station


Ibu An.H

: Selamat sore Sus

Perawat primer

: Selamat sore ibu, ada yang bisa saya bantu?

Ibu An.h

:
ini suster saya mau memberikan surat
administrasinya
sudah
saya
selesaikan
(sambil
menunjukkan kertas bukti tanda pembayaran)

Perawat primer

: Iya ibu terimah kasih, ibu mohon tanda tangan


disini, oh iya ibu nanti akan ada penjelasan tentang
persiapan pasien pulang, apakah ibu mau dijelaskan disini
atau dikamar?

Ibu An.H

: Dikamar saja sus

Perawat primer

: baik ibu tunggu sebentar dikamar saya mau


mepersiapakan berkasnya

Ibu An.H

: Baik

Setelah itu dikamar


Perawat primer dan perawat associate: Selamat Sore ibu adek
Ibu An.H

: Sore

Perawat Prime r

: gimana keadaan adek sudah sehat?

Pasien

: sudah sehat, saya pulang saya pulang

Perawat prime r

: iya adek

Perawat associate
Pasien
Perawat primer

An.H
Perawat primer

Ibu An. H
Perawat primer

: permisi ya adek infusnya mau dilepas (sambil


melepas infus)
: Iya ini suster say sudah bosen diinfus
: Ibu, sesuai yang tadi saya mau menjelaskan tentang
persiapan pasien pulang. Ibu 2-3hari lagi adek bisa control
puskesmas atau rumah sakit terdekat. Untuk aturan dietnya
adek makan yang rendah serat dulu, hindari makananan
yang tinggi serat seperti sayur, buah dan jelly atau agaragar. Adek jangan jajan sembarangan lagi biar ga diare
: Baik sus
: Ibu Untuk obatnya antibiotic ini dilanjutkan dan
dihabiskan 3 kali sehari dan obat omegdiar ini diminum
kalau adek masih diare. Dan adek harus banyak istirahat
dulu jangan langsung beraktivitas yang berlebihan. Oh iya
ibu ini ada surat surat yang akan dibawah pulang yaitu
surat keterangan sakit, surat keterangan istirahat, surat
control, hasil laboraturium. Jumlahnya ada 4 lembar
mohon dicek lagi (sambil memberikan lembaran)
: iya sus ada empat lembar
: ada yang perlu ditanyakan lagi bu? Atau adek?
Kalau tidak ada pertanyaan saya dan ners cori mau
kembali ke nurse station,,

Iu An.H

: saya sudah mengerti sus,

Perawat primer dan perawat associate: jangan sakit lagi ya dek, semoga
cepat sembuh dan beraktifitas seperti biasa.

You might also like