You are on page 1of 17

Guttae Auriculares

A. Anatomi dan Fisiologi telinga


Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda
dan kompleks (pendengaran dan keseimbanga Anatominya juga
sangat rumit . Indera pendengaran berperan penting pada
partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan
bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain
melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.
Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik
sangat penting. Di antara mereka yang dapat membantu
diagnosis dan atau menangani kelainan otologik adalah ahli
otolaringologi, pediatrisian, internis, perawat, ahli audiologi, ahli
patologi wicara dan pendidik. Perawat yang terlibat dalam
spesialisasi otolaringologi, saat ini dapat raemperoleh sertifikat
di bidang keperawatan otorinolaringologi leher dan kepala
(CORLN=

cerificate

in

otorhinolaringology-head

and

neck

nursing).
Telinga manusia terdiri dari 3 bagian : telinga luar, tengah,
dan dalam. Telinga bagian luar, tengah dan koklea pada telinga
bagian dalam merupakan alat alat pendengaran, sedangkan
saluran semisirkularis dan bagian-bagian lain pada telinga dalam
mengontrol keseimbangan.

1
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

1. Anatomi Telinga Luar


Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan
kanalis auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengan
oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana
timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi
kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi
kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali
lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus
membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya
sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan

2
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

meatus

auditorius

mandibular.

Kaput

eksternus
mandibula

adalah
dapat

sendi

temporal

dirasakan

dengan

meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika


membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus
panjangnya

sekitar

2,5

sentimeter.

Sepertiga

lateral

mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana


kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang
dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada
membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar
khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi
seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan
diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian
luar

tetinga.

Serumen

nampaknya

mempunyai

sifat

antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.

2. Anatomi Telinga Tengah


Telinga

tengah

tersusun

atas

membran

timpani

(gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah


medial

celah

telinga

tengah

terletak

di

antara

kedua

Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius


eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini
sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu
mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga
berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga
tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring

3
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

berhubungan

dengan

beberapa sel berisi udara di


bagian

mastoid

tulang

temporal.
Telinga

tengah

mengandung tulang terkecil


(osikuli) yaitu malleus, inkus
stapes.

Osikuli

dipertahankan

pada

tempatnya

oleh

otot,

ligamen,

dan

sendian,
yang

membantu hantaran suara.


Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga
tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga
dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di
mana

suara

dihantar

telinga

tengah.

Jendela

bulat

memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi


oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan
oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus
jendela

bulat

maupun

jendela

oval

mudah

mengalami

robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami


kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula
perilimfe.
Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya
sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke nasofaring.
Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka
akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver
Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai

4
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam


telinga tengah dengan tekanan atmosfer.
3. Anatomi Telinga Dalam
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang
temporal.

Organ

untuk

pendengaran

(koklea)

dan

keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII


(nervus

fasialis)

dan

VIII

(nervus

koklea

vestibularis)

semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea


dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint.
Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak
membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung
organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir
reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah
gerakan

seseorang.

Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar


3,5

cm

dengan

dua

setengah

lingkaran

spiral

dan

mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan


organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna
mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan yang
dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan
cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis.
Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan
kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan Corti.
Labirin membranosa memegang cairan yang dinamakan
endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara
perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan
telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu.

5
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan


telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel
rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas
elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus
kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan
linear

merangsang

sel-sel

rambut

utrikulus.

Ini

juga

mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke


otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius
internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea,
bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari
kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus
koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan
nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus
fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus membawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak.
Telinga bagian dalam atau labirin merupakan rangkaian
kompleks dari saluran saluran yang berisi cairan yang dalam
sebagian

besar

berperan

mengontrol

keseimbangan

seseorang.

6
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

4. Serumen
(DOM King : 153-154)
Serumen (lilin telinga) adalah campuran dari sekret
kelenjar sebaseus dan serumen. Kelenjar ini terletak pada 1
cm bagian luar pada saluran telinga. Lilin telinga terdiri dari
lipid, asam asam lemak, mukoprotein, alcohol lilin, dan
bahan bahan lipofilik lainnya. Serumen berfungsi sebagai
lubrikan dan perlindungan dan menyingkirkan debu, dan
benda benda asing lainnya yang masuk ke dalam saluran
eksternal. Normalnya, serumen itu kering dan keluar dari
telinga, tetapi serumen dapat terakumulasi menjadi bentuk
yang kompak dan kemungkinan dapat menutup saluran
telinga.

7
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

Produksi dan komposisi:


Cerumen diproduksi di
outer third of cartilagenous portion of ear canal
Subcutanoues tissue di outer part of canal memiliki special
glands yg memproduksicerumen campuran dari viscous
secretion dari sebaceous gland dan less-viscoussecretion dari
modified ceruminous glands.
Komponen utama dari cerumen: shed layers of skin dgn
60% dari cerumenterdiri dari keratin, 12-20% saturated and
unsaturated long chain fatty acids, alcohols,squalene, dan 69% cholesterol

Fear,

stress

and

anxiety

menyebabkan

peningkatan

produksi cerumen dariceruminous glands.


Fungsi:
Cerumen ini bertujuan utk menangkap debu dan partikel
kotor untuk mencegah masukmencapai eardrum.
Biasanya cerumen terakumulasi sedikit, mengering, lalu
keluar dari kuping, membawakotoran dan debu bersamanya,
atau biasa dgn secara perlahan migrasi keluar dimana
diabisa dibersihkan.

B. Definisi tetes telinga


1) FI III : 10
Guttae Auriculares, tetes telinga adalah obat tetes yang
digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke

8
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat


menggunakan cairan pembawa bukan air.
2) Ansel : 567
Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep yang
digunakan

pada

telinga

dengan

cara

diteteskan

atau

dimasukkan dalam jumlah kecil ke dalam saluran telinga untuk


melepaskan kotoran telinga (lilin telinga) atau untuk mengobati
infeksi, peradangan atau rasa sakit.
3) DOM King : 153
Tetes telinga adalah bahan obat yang dimasukkan ke dalam
saluran telinga, yang dimaksudkan untuk efek lokal, dimana
bahan bahan obat tersebut dapat berupa anestetik lokal,
peroksida, bahan bahan antibakteri dan fungisida, yang
berbentuk

larutan,

digunakan

untuk

membersihkan,

menghangatkan, atau mengeringkan telinga bagian luar.


4) http://en.wikipedia.org/wiki/Ear_drop
Tetes telinga adalah bentuk dari obat yang digunakan untuk
mengobati dan mencegah infeksi telinga, khususnya infeksi
pada telinga bagian luar dan saluran telinga (otitis eksterna).
C. Infeksi telinga
1. Infeksi Telinga luar
(DOM Martin : 909)

9
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

Infeksi telinga luar dapat disebabkan oleh beberapa hal,


antara lain kelembaban yang cukup tinggi, adanya sel sel
epithelium, dan kondisi pH yang alkali yang menyediakan
kondisi yang ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme pada
rongga yang hangat ini. Beberapa flora yang terdapat pada
telinga

luar

adalah

Corynebacteria.
mengandung

Micrococci

Kurang

dari

Pseudomonas

(aureus
%

dan

dari

aeruginosa.

ulbus)

telinga

Ketika

dan

normal

sel

epitel

mengalami luka, infeksi dapat timbul, terutama sekali ketika


telinga berada dalam kondisi yang lembab. Infeksi telinga luar
(otitis eksternal) dapat diobati dengan kortikosteroid (suspensi
atau larutan) dalam propilen glikol dan polietilen glikol.
Penggunaan
antibiotik

bahan

ini

juga

kadang

bersamaan

dengan

yang selektif berdasarkan aktivitasnya melawan

Pseudomonas aeruginosa.
2. Infeksi telinga tengah
(DOM Martin : 910)
Pembengkakan pada telinga tengah biasanya bersamaan
dengan pembengkakan rongga hidung yang terhubung melalui
saluran eustachius. Infeksi ini biasanya sangat sakit dan diikuti
dengan kehilangan pendengaran secara parsial dan demam.
Penggunaan

antibiotik

membawa

perubahan

yang

sangat luar biasa dalam pengobatan otitis media. Bakteri yang


dapat menyebabkan infeksi ini antara lain Proteus dan
Pseudomonas.

10
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

D. Preparat untuk melepaskan kotoran telinga


(Ansel : 567)
Kotoran telinga adalah campuran sekresi kelenjar keringat
dan kelenjar sebasea dari saluran telinga bagian luar. Tumpukan
kotoran

telinga

yang

berlebihan

dalam

telinga

dapat

menimbulkan gatal, rasa sakit, gangguan pendengaran dan


merupakan penghalang bagi pemeriksaan secara otologik. Telah
bertahun-tahun minyak mineral encer, minyak nabati, dan
hydrogen peroksida biasan digunakan untuk melunakkan kotoran
telinga yang terjepit agar dapat dikeluarkan. Baru-baru ini,
larutan

surfaktan

sintetik

dikembangkan

untuk

aktivitas

cerumenolitik dalam melepaskan lilin telinga. Salah satu bahan


ini,

kondensat

perdagangan
digunakan

dari

trietanolamin

diformulasikan

sebagai

polipeptida

dalam

pengemulsi

propilen

kotoran

oleat,
glikol,

telinga

dalam
yang

sehingga

membantu pengeluarannya.
Tata cara dalam membuang lilin atau kotoran telinga
biasanya dimulai dengan menempatkan larutan otik pada saluran
telinga dengan posisi kepala pasien miring 45o, lalu memasukkan
gumpalan kapas untuk menahan obat dalam telinga selama 15
30 menit, disusul dengan menyemprot saluran telinga dengan air
hangat perlahan-lahan memakai penyemprot telinga dari karet
yang lunak.

E. Preparat

telinga

untuk

antiinfeksi,

antiradang,

dan

analgetik
(Ansel : 568)

11
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

Obat-obat yang digunakan pada permukaan bagian luar


telinga

untuk

melawan

infeksi

adalah

zat

zat

seperti

kloramfenikol, kolistin sulfat, neomisin, polimiksin B sulfat dan


nistatin. Pada umumnya zat zat ini diformulasikan ke dalam
bentuk tetes telinga (larutan atau suspensi) dalam gliserin
anhidrida

atau

propilen

glikol.

Pembawa

yang

kental

ini

memungkinkan kontak antara obat dengan jaringan telinga yang


lebih lama. Selain itu karena sifat higroskopisnya, memungkinkan
menarik kelembaban dari jaringan telinga sehingga mengurangi
peradangan dan membuang lembab yang tersedia untuk proses
kehidupan

mikroorganisme

yang

ada.

Untuk

membantu

mengurangi rasa sakit yang sering menyertai infeksi telinga,


beberapa preparat otik antiinfeksi juga mengandung bahan
analgetika seperti antipirin dan anestetika local seperti lidokain
dan benzokain.
pH optimum untuk larutan berair yang digunakan pada
telinga utamanya adalah dalam pH asam. Fabricant dan Perlstein
menemukan range pH antara 5 7,8. keefektifan obat telinga
sering bergantung pada pH-nya. Larutan alkali biasanya tidak
diinginkan karena tidak fisiologis dan menyediakan media yang
subur untuk penggandaan infeksi. Ketika pH telinga berubah dari
asam menjadi alkali, bakteri dan fungi akan tumbuh lebih cepat.
Sering perbedaan dalam keefektifan antara dua obat yang sama
itu adalah karena kenyataan bahwa yang satu asam sedangkan
yang lainnya basa (Scovilles : 257)
Larutan untuk telinga biasanya memakai wadah botol drop
dan harus jernih atau dalam bentuk suspensi yang seragam
(Scovilles : 257)

12
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

F. Cara penggunaan tetes telinga yang benar


(Eardrops.pdf)
(Menyuruh orang lain untuk membantu menggunakan tetes
telinga ini akan membuat prosedur menjadi lebih mudah)
1. Bersihkan telinga dengan kapas wajah yang basah kemudian
keringkan telingamu.
2. Cuci tangan dengan sabun dan air
3. Hangatkan tetes telinga mendekati suhu tubuh dengan cara
memegang wadahnya dalam tangan selama beberapa menit
4. Jika tetes telinga merupakan suspensi yang berkabut, kocok
botol dengan baik selama 10 detik
5. Periksa ujung penetes untuk meyakinkan bahwa tidak pecah
atau retak
6. Tarik obat ke dalam penetes
7. Miringkan telinga yang terinfeksi ke atas atau ke samping
8. Hindari menyentuh ujung penetes pada telinga atau apapun,
tetes telinga dan penetesnya harus tetap terjaga bersih
9. Teteskan sejumlah yang benar ke telinga. Kemudian tarik
penetesnya dari telinga agar tetesannya dapat turun ke
saluran telinga.l
10.

Tahan agar telingamu tetap miring selama beberapa

menit atau masukkan kapas telinga yang lembut ke dalam


telingamu.
11.

Letakkan kembali penetesnya pada botol dan tutup

kencang penutupnya.

13
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

12.

Cuci tangan untuk menghilangkan bahan-bahan obat

yang mungkin ada.

Contoh
Sediaan
Tetes

ERLAMYCETIN Tetes Telinga

Telinga

Indikasi:
Infeksi superfisial pada telinga luar oleh kuman gram positif
atau gram negatif yang peka terhadap Chloramphenicol.
Kontra Indikasi:
- Bagi penderita yang sensitif terhadap Chloramphinicol.
- Perforasi membran timpani.
Komposisi:
Tetes telinga Erlamycetin mengandung 1% Chloramphenicol
base di dalam larutan tetes telinga.

14
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

Aksi dan Pemakaian:


Sebagai

broad

spektrum

antibiotika,

bekerja

sebagai

bakteriostatik terhadap beberapa species dan pada keadaan


tertentu bekerjanya sebagai bakterisid.
Cara Pemakaian:
Teteskan ke dalam lubang telinga 2 - 3 tetes, 3 kali sehari.
Atau menurut petunjuk dokter.
Peringatan dan Perhatian:

Hindarkan

penggunaan

jangka

lama

karena

dapat

merangsang hipersensitivitas dan superinfeksi oleh kuman


yang resistan.

Obat tetes ini hanya bermanfaat untuk infeksi yang sangat


superfisial, infeksi yang dalam memerlukan terapi sistemik.

Efek samping:
Iritasi lokal, seperti gatal, rasa panas, dermatitis vesikuler dan
mukolopapular.
Penyimpanan:
Simpan di tempat yang sejuk, kering dan terlindung dari
cahaya.
Kemasan:
Botol @ 10 ml.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Fls
Produsen: PT Erela

15
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

TETES TELINGA ERLAMYCETIN CHLORAMPHENICOL


Komposisi :
Tetes

telinga

Erlamycetin

mengandung

Chloramphenlcol base didalam larutan tetes telinga.


Aksi dan Pemakaian :
Sebagai broad spektrum antibiotika, bekerjanya sebagai
bakteriostatik terhadap beberapa spesies dan pada
keadaan tertentu bekerjanya sebagai bakterisid.
Indikasi :
Infeksi superfisial pada telinga luar oleh kuman gram positif atau
gram negatif yang peka terhadap Chloramphenicol.
Kontra Indikasi :
Bagi penderita yang sensitip terhadap Chloramphenicol
Perforasi membran timpani.
Cara pemakaian :
Teteskan kedalam lubang telinga 2 - 3 tetes, 3 kali sehari. Atau
menurut

petunjuk

dokter.

Kemasan :

16
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

Botol @ 10 ml.
Peringatan dan Perhatian :
Hindarkan penggunaan jangka lama karena dapat merangsang
hipersensitivitas dan superinfeksi oleh kuman yang resisten.
Obat tetes ini hanya bermanfaat untuk infeksi yang sangat
superfisial, infeksi yang dalam memerlukan terapi sistemik.
Efek samping :
Iritasi lokal seperti gatal, rasa panas, dermatitis vesikuler dan
mokulopapular.
Penyimpanan :
Simpan di tempat yang sejuk, kering dan terlindung dari cahaya.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Reg. No. DKL.7206308448 A1

17
Widya Siswara Madda
Farmasi UIN Alauddin
Makassar

You might also like