You are on page 1of 17

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

ANALISIS OBAT, MAKANAN, DAN KOSMETIK


PENETAPAN KADAR PEMANIS BUATAN (SIKLAMAT)
DALAM MINUMAN DENGAN METODE NITRIMETRI

Disusun Oleh:
Luky Oktaviasari

(FA/09138)

Anggi Rista Wulandari

(FA/09141)

Ria Fasyah Fatmawati

(FA/09144)

Iin Innayatul Ula

(FA/09147)

Golongan/ Kelompok

: I A/ C

Tanggal Praktikum

: 30 Maret 2014

Asisten Jaga

: Vero

Dosen Pembimbing

: Prof. Dr. Edy Meiyanto, M.Si., Apt.

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

PENETAPAN KADAR PEMANIS BUATAN (\SIKLAMAT) DALAM MINUMAN


DENGAN METODE NITRIMETRI

Tujuan
Menetapkan kadar siklamat dalam minuman dengan menggunakan metode
nitrimetri.

II

Dasar Teori
Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan berupa senyawa kimia yang
dapat menyebabkan rasa manis pada yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai
gizi dan biasanya digunakan untuk keperluan olahan pangan, industri serta minuman
dan kesehatan. Pemanis buatan ada yang di golongkan nutritive (selain rasanya manis
juga mengandung kalori yang bisa di gunakan tubuh) contohnya sorbitol dan laktosa;
dan non-nutritive (yang tidak mengandung kalori yang bisa di gunakan tubuh) contoh
nya siklamat dan sakarin.(Cahyadi, 2008).
Masing-masing pemanis buatan juga mempunyai karakter yang berbeda dan
bereaksi berbeda pula. Namun keamanan dari produk pemanis buatan (juga bahan
pangan lain) diatur oleh codex general standard for food addivitves, yang menentukan
pengguna bahan tambahan pangan tertentu termasuk pemanis buatan. Berdasarkan
peraturan tersebut, maka BPOM RI (Badan Obat dan makanan Republik Indonesia)
mengizinkan pengunaan pemanis buatan yaitu asesulfam-K, aspartame, Neotam,
Sakarin, Siklamat, Alitam dan Sukralosa dengan jumlah tertentu.
Contohnya

yaitu

siklamat.

Siklamat

(N-cyclohexyl-sulphamic

acid)

mempunyai tingkat kemanisan 30 x dari sukrosa. Pemanis ini tidak mengandung


kalori dan sangat stabil terhadap suhu tinggi. Siklamat dapat dicampur dengan
pemanis lain yang dapat meningkatkan rasa manisnya. Di Amerika, penggunaan
siklamat dilarang mulai tahun 1970 salah satunya karena menyebabkan penurunan
stabilitas kemanisannya sebagai pemanis di dalam minuman. Siklamat menimbulkan
rasa manis tanpa rasa ikutan (tidak ada after taste-nya). Sifat siklamat sangat mudah
larut dalam air. Dalam perdagangan dikenal sebagai Assugrin, Sucaryl, dan Sucrosa.
(Hartono et al, 2002)
Siklamat merupakan salah satu zat pemanis non nutritif hasil sintesis dari
reaksi kimia. Siklamat terdapat dalam dua macam yaitu asam dan garamnya. Natrium

siklamat adalah bentuk garam yang sering digunakan sebagai pemanis sintetik.
Siklamat memiliki tingkat kemanisan yang tinggi sebesar 30 kali lebih manis dari
sukrosa sehingga umumnya terdapat dalam makanan atau minuman dengan kadar
relative kecil. Selain itu, rasanya enak dan tanpa rasa pahit setelah dikonsumsi, tidak
berbahaya dan digunakan secara luas dalam makanan dan minuman.
Pemerian natrium siklamat adalah sebagai berikut :
Natrium Siklamat

Rumus molekul

: C6H12NNaO3S

Berat molekul

: 201,22

Kelarutan

: Larut dalam 5 bagian air, dalam 250 bagian etanol (95%)


P dan dalam 25 bagian propilen glikol P, Praktis tidak larut
dalam klorofom P dan dalam eter P

Pemerian

: Hablur atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau hampir


tidak berbau, rasa agak manis walaupun dalam larutan encer.

Di

Indonesia

menurut

Peraturan

Menteri

Kesehatan

RI

No.

722/Menkes/Per/IX/88 kadar maksimum asam siklamat yang diperbolehkan dalam


makanan berkalori rendah dan untuk penderita diabeter mellitus adalah 3 g/kg bahan
makanan/minuman. Menurut WHO batas konsumsi harian siklamat yang aman (ADI)
adalah 11 mhg/kg berat badan.
Metode titrasi Nitrimetri merupakan metode penetapan kadar secara
kuantitatif dengan menggunakan larutan baku natrium nitrit (NaNO2). Titrasi

nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawa-senyawa


organik, khususnya untuk persenyawaan amina primer. Metode ini didasarkan pada
reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatik primer (fenil amina primer)
dengan natrium nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium dengan

persamaan yang berlangsung dalam dua tahap seperti dibawah ini :

NaNO2 + HCl NaCl + HNO2


Ar- NH2 + HNO2 + HCl Ar-N2Cl + H2O
Reaksi tersebut tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium yang
terbentuk mudah tergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Sehingga
reaksi dilakukan pada suhu di bawah 15 oC. Pembentukan garam diazonium berjalan
lambat, oleh karena itu reaksi diazotasi dapat dipercepat dengan panambahan garam
kalium bromide (KBr) sebagai katalis.
Untuk menunjukkan titik ekivalensi atau titik akhir titrasi dapat digunakan
indikator. Dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu indikator
dalam dan indikator luar. Sebagai indikator dalam digunakan campuran indikator
tropeolin oo dan metilen blue yang ditunjukkan oleh perubahan warna dari ungu
menjadi biru kehijauan. Sedangkan indikator luar nya digunakan kertas kanji iodida
atau pasta kanji iodida. Bila menggunakan indikator luar, hati-hati pada reaksi titik
akhir palsu. Titik akhir dicapai bila saat digoreskan pada pasta kanji-KI langsung
terbentuk warna biru.
Titik akhir titrasi juga dapat ditentukan dengan teknik potensiometri
menggunakan platina sebagai indikator elektroda dan saturated calomel elektroda
sebagai elektroda.
III. Alat dan Bahan
1

IV.

Alat :
2. Bahan :
- Labu takar 100 ml, 1000 ml
- Aquades
- Corong pisah
- HCl pekat
- Labu Erlenmeyer
- NaOH 0.1 N
- Buret
- Asam sulfanilat
- Pipet tetes
- Metilen blue
- Gelas ukur
- Tropeolin OO
- Neraca analitik
- NaNO2
- Cawan porselen
- NaHCO3
- Gelas beaker
- Es batu
- Termometer
- Ember
Cara Kerja
1 Pembuatan larutan NaNO2 0,1 N
Sebanyak 6,900 g Natrium nitrit padat ditimbang seksama
Dilarutkan dalam aquades ad hingga 1000 mL dalam labu takar
2

Pembakuan NaNO2
0.4 g asam sulfanilat dan 0.2 g natrium bikarbonat dikeringkan pada suhu 120C

Dimasukkan ke Erlenmeyer lalu ditambah sedikit H2O dan diaduk hingga larut
Diencerkan dengan H2O hingga 100 mL
Ditambah 5 mL HCl 37% lalu ditetesi indikator Metilen blue (2 tetes) dan Tropaeolin
OO (3 tetes)
Didinginkan hingga suhu 15C dengan es batu
Dititrasi pelan-pelan dengan NaNO2 sampai terjadi perubahan warna menjadi biru
kehijauan
3

Penetapan kadar siklamat


Diambil 50 ml sampel dilarutkan dalam campuran 45 mL H2O dan 5 mL HCl pekat
37% b/v lalu didiamkan selama 2-3 menit

Ditambahkan indikator Metilen Blue (2 tetes) dan Tropaeolin OO (3 tetes) pada suhu
15C
Dititrasi dengan NaNO2 pada suhu 15 C
Dihentikan titrasi ketika larutan berubah warna menjadi biru kehijauan
4
V.

Dicatat volume NaNO2 yang dibutuhkan

Data Percobaan dan Perhitungan


1 Organoleptis
Sampel
Bentuk sediaan
Bau
Rasa
Volume
Komposisi

: Okky Koko Drink Rasa Leci


: Minuman gelas
: Manis, aroma leci
: Manis, (rasa leci)
: 170mL/cup
: Air, Nata De Coco 5,5% , Gula Pasir, Fruktosa,

Pengatur Keasaman Asam Sitrat, Perisa Artifisial Leci, Pemanis Buatan


(Natrium siklamat 632,14 mg/kg, ADI 11 mg/kg BB, Aspartam 91,58 mg/kg,
ADI 50 mg/kg BB) Pengental Kalsium Laktat, Pengawet Natrium Benzoat,

Pengental Gom Gellan, Ekstrak Leci 0,005 %.


Tanggal kadaluarsa : 22 Febuari 2015
No.registrasi
: BPOM RI MD 226310058494
Produksi
: PT Triteguh Manunggal Sejati, Tangerang 15132 Indonesia

Pembakuan Larutan Natrium nitrit 0,1N :

Reaksi pembakuan :
NaNO2 + HCl HNO2 + HCl
SO3H

SO3H

Cl

NH2

+ HNO

HCl

+ H2O

mg sulfanilat x 0,1
Normalitas : 17,32 x volume titrasi
o Berat asam sulfanilat I : 205,4 mg
Volume NaNO2 : 10,3 mL
205,4 x 0,1
=0,1151 N
N NaNO2 = 17,32 x 10,3
o Berat asam sulfanilat II : 203,1 mg
Volume NaNO2 : 11,8 mL
203,1 x 0,1
=0,0994 N
N NaNO2 = 17,32 x 11,8
o Berat asam sulfanilat III : 204,7 mg
Volume NaNO2 : 13,1 mL
204,7 x 0,1
=0,0902 N
N NaNO2 = 17,32 x 13,1

N=
3

0,1151+0,0994+ 0,0902
=0,1016 N
3

Perhitungan kadar natrium siklamat :


Reaksi yang terjadi :
H3
N

SO3

NH2

HCl, H2O

Valensi Na-siklamat : 1
BE = BM/1 = 201
Kadar (%b/v) =

Vtitran Ntitran BE sampel


mL sampel 1000

.
Volume sampel
= 50 ml
Volume titran I
= 0,6 ml
Volume titran II
= 0,2 ml
Volume titran III = 0,4 ml
Volume titran VI = 0,2 ml
a Kadar Na-siklamat

+ 2 H20

S1 =

0,6 0,1016 201


50 1000

= 2,45 x 10-4 % b/v

S2 =

0,2 0,1016 201


50 1000

= 0,82 x 10-4 % b/v

S3 =

0,4 0,1016 201


50 1000

= 1,63 x 10-4 % b/v

S4 =

0,2 0,1016 201


50 1000

= 0,82 x 10-4 % b/v

Kadar rata-rata = 1,43 x 10-4 % b/v


b

Kadar Na-siklamat tiap cup


0,6 0,1016 201
x 170 mL
S1 =
= 41,660 mg/cup
50
0,2 0,1016 201
x 170 mL
S2 =
= 13,887 mg/cup
50
S3 =

0,4 0,1016 201


x 170 mL
= 27,773 mg/cup
50

S4 =

0,2 0,1016 201


x 170 mL
= 13,887 mg/cup
50

Kadar rata-rata tiap cup = 24,302mg/cup


VI.

Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan kadar pemanis buatan dalam
sampel minuman ringan secara kuantitatif. Sampel minuman ringan adalah Okky Koko
Drink Rasa Leci kemasan 170 ml. Pemanis buatan yang terdapat dalam minuman
sampel adalah natrium siklamat.
Pemanis buatan termasuk dalam bahan tambahan makanan (BTM). Definisi
bahan tambahan makanan adalah bahan yg tidak digunakan sebagai makanan dan
bukan merupakan komposisi makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi,
sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi ( termasuk
organoleptis ) pada pembuatan pengolahan, penyediaan , perlakuan, pewadahan,
pembungkusan, penyimpanan dan pengangkutan makanan untuk menghasilkan suatu
komponen makanan atau mempengaruhi sifat khas makanan. Persyaratan BTM antara
lain :

1. Aman ( telah diuji dan di evaluasi )


2. Pada kadar yang diperlukan tidak membahayakan.
3. Selalu diadakan pengamatan dan evaluasi ulang
4. Memenuhi persyaratan mutu dan kemurnian
5. Penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu
6. Penggunaannya dibatasi untuk makanan tertentu,maksud tertentu dan kadar
serendah
mungkin
Bahan tambahan makanan hanya dapat ditambahkan ke dalam makanan dalam
kadar tertentu dan serendah mungkin, karena dalam kadar yang tinggi dapat berefek
negatif atau bahkan toksik bagi manusia. Regulasi bahan tambahan makanan diatur
dalam Peraturan Kementrian Kesehatan no.722/ MEN KES/ PER / IX /88.
Pemanis buatan (sintesis) merupakan bahan tambahan yang dapat
memberikan rasa manis dalam makanan, tetapi tidak memiliki nilai gizi . Sekalipun
penggunaanya diizinkan, pemanis buatan dan juga bahan kimia lain sesuai peraturan
penggunaannya harus dibatasi. Alasannya, meskipun pemanis buatan tersebut aman
dikonsumsi dalam kadar kecil, tetap saja dalam batas-batas tertentu akan menimbulkan
bahaya bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Pembatasan tersebut dikenal
dengan ADI (Acceptable Daily Intake) atau asupan harian yang dapat diterima. ADI
merupakan jumlah maksimal pemanis buatan dalam mg/kg berat badan yang dapat
dikonsumsi tiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek yang merugikan kesehatan.
Siklamat pada manusia mempunyai nilai ADI maksimal 45% atau setara dengan 11
mg/kg berat badan (BB). Angka ini setara dengan 550 mg per hari untuk manusia yang
berat badannya 50 kg. Regulasi pemanis sebagai bahan tambahan makanan telah diatur
tersendiri dalam SNI 01-6993-2004.
Penetapan kadar siklamat dalam berbagai produk makanan dan minuman sangat
penting untuk menjamin bahwa kadar yang terkandung dalam produk tidak merugikan
konsumen jika melebihi batas yang ditentukan (quality assurance). Selain itu juga
dapat mencegah tindakan penipuan oleh produsen yang tidak mencantumkan
kandungan sebenarnya dalam komposisi produk tersebut.

Nama kimia

sodium

cyclohexylsulfamate,

sodium

cyclohexanesulfamate
Rumus kimia

: C6H12NNaO3S

Berat molekul

: 201.22

Pemerian
Kadar
basis yang

: Kristal atau serbuk putih tidak berwarna


: tidak kurang dari 98.0% dan tidak lebih dari 101.0% dihitung dari

telah dikeringkan

Kelarutan : larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol


Penetapan kadar : larutkan kurang lebih 0,4 gram sampel yang telah ditimbak
seksama dalam campuran 50 ml air dan 5 ml asam klorida encer. Titasi dengan 0,1 M
natrium nitrit. sebagai indikator luar adalah kertas kanji iodida.titik akhir ditentukan
jika larutan memberikan warna biru segera setelah dioleskan dengan batang pengaduk
pada kertas kanji iodida.titik akhir juga dapat ditentukan dengan potensiometri.titrasi
dikatakan telah selesai jika titik akhir reprodusibel setelah campuran didiamkan selama
1 menit.
Tiap ml 0,1 natrium nitrit setara dengan 20,12 mg C 6H12NNaO3S dihitung terhadap
basis yang telah dikeringkan
Siklamat

merupakan

pemanis

non-nutritif

lainnya

yang

tidak

kalah

populer.Tingkat kemanisan siklamat adalah 30 kali lebih manis daripada gula dan
siklamattidak memberikan after-taste seperti halnya sakarin. Meskipun demikian, rasa
manis yang dihasilkan oleh siklamat tidak terlalu baik (smooth) jika dibandingkan
dengansakarin.Siklamat diperjual belikan dalam bentuk garam Na atau Ca-nya.Dari
studi literatur, diketahui bahwa Na-Siklamat mempunyai kemungkinan dapat
menyebabkan kanker hati pada hewan percobaan tikus (Boop et al.,1986), walaupun
dalam penelitian selanjutnya, tidak terdapat efek induksi kanker hati pada tikus, mencit,
anjing, hamster sampai monyet, bila digunakan pada dosis yang tepat (Richards et al.,
1951; Taylor et al., 1968; Branton et al, 1973; Coulston et al., 1975). Oleh karena itu,
uji kuantitatif pemanis buatan Na-Siklamat ini penting dilakukan untuk mengetahui
jumlah yang terkandung dalam minuman yang beredar di masyarakat.

Beberapa metode analisis dapat digunakan untuk memperoleh kandungan


siklamat dalam sampel, contohnya sebagai berikut ini :
1

HPLC (High-Performance Liquid Chromatography)


Merupakan salah satu metode yang diakui oleh AOAC (Association of Official
Analytical Chemist) untuk memperoleh kadar siklamat yang akurat dan tepat (Sheridan
et al., 2008). Pada jurnal disebutkan bahwa sampel dipreparasi dengan cara
homogenisasi, ekstraksi kloroform dan dilusi ke air, detektor yang digunakan adalah
tandem MS, dan fase diam yang digunakan ethyl-hybrid C18 dengan fase diam asam
asetat dan metanol (0,15 : 1 v/v). Di jurnal lain menyebutkan validasi dari uji HPLC
(menggunakan detektor UV dengan teknik spiking) ini baik dan teruji presisi dan
selektif untuk mendapatkan kadar kandungan siklamat di minuman dan makanan yang
beredar di masyarakat (Novelina et al., 2009)

Capillary zone electrophoresis


Metode ini menggunakan elektroforesis dengan detektor UV pada 254
nm.Dengan

fase

diam

uncoated

fused-silica

dan

elektrolit

campuran

dari

heksadesiltrimetilammonium hidroksida 1 mM dan Narium benzoate 10 mM.Metode


ini menggunakan standar internal, yaitu menggunakan asam alpha-hikdroksisobutirat
Telah dibuktikan juga bahwa metode ini tidak berbeda signifikan dengan metode
gravimetri yang presisi.Pada metode ini tidak diperlukan preparasi sampel, sehingga
dapat menjadi kelebihan metode ini, dan dapat juga mendeteksi zat lain, seperti
3

aspartame, acesulphame-K (Thompson et al., 1995).


Spektrofotometri/Colorimetri
Metode ini juga dituliskan dalam kumpulan jurnal AOAC (Anonim, 2000) .
Prinsipnya adalah hidrolisis siklamat menjadi cyclohexanamine/cyclohexylamine
dikatalisis oleh asam kuat, lalu direaksikan dengan p-quinon atau benzoquinon,
sehingga

menjadi

2-(cyclohexylamino)-1,4-benzoquinone

yang

dapat

dibaca

serapannya pada max sebesar 493 nm, dibandingkan blanko. Sebelumnya perlu
dilakukan pembuatan kurvabaku dengan menggunakan Na-siklamat baku.

Sikloheksanamin p-quinon
Gravimetri

2-(cyclohexylamino)-1,4-benzoquinone

Metode ini juga tertulis di AOAC (Anonim, 2000). Prinsipnya adalah


pengambilan SO42- yang terbentuk dari hidrolisis siklamate menggunakan asam kuat,
yang direaksikan dengan BaCl2 dan NaNO2 sehingga terbentuk BaSO4 yang kemudian
ditimbang sampai berat konstan, artinya dalam 2 kali penimbangan tidak terdapat
perubahan berat sebesar 0,1%. Selama proses ini, harus bebas dari SO2 yang akan
mengganggu uji yang dilakukan.
5

Titrimetri/Nitrimetri
Metode ini dapat digunakan karena HONO dari hasil reaksi NaNO 2 dan asam,
dapat bereaksi dengan sikloheksilamin, hasil hidrolisis siklamat dengan asam kuat,
menjadi senyawa nitrosamine. Kelebihan dari HONO dapat bereaksi dengan indikator
luar, kertas kanji-KI, menyebabkan warna biru, dan indikator dalam Tropeolin OOmetilen blue (3:2). Metode termasuk sederhana dan murah, sehingga masih sering
digunakan dalam sampel skala kecil (Anonim, 2011).
Dalam praktikum ini dipilih metode nitrimetri atau titrasi diazotasi karena
sederhana, tidak memakan banyak waktu, alat dan bahan tersedia walaupun tidak cukup
sensitif untuk mendeteksi analit dalam jumlah yang sangat kecil. Namun keterbatasan
ini dapat dimodifikasi dengan metode standar adisi, yaitu dengan penambahan larutan
standar berisi analit yang jumlahnya telah diketahui kedalam sampel, sehingga
diharapkan metode nitrimetri ini akan cukup sensitif dalam mendeteksi analit.
Metode titrasi diazotasi disebut juga dengan nitrimetri yakni metode penetapan
kadar secara kuantitatif dengan mengunakan larutan baku natrium nitrit. Metode ini
didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amin aromatik primer dengan asam
nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium. Beberapa reaksi diazotasi
yang mungkin terjadi adalah :

Pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatik primer (amin


aromatiksekunder dapat dihidrolisis terlebih dahulu, sedangkan gugus nitro

2
3
4

aromatik dapat direduksi terlebih dahulu agar menjadi amin aromatik primer)
Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder
Pembentukan senyawa azidari gugus hidrazida dan
Pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya nitrasi dengan
menggunakan asam nitrit dalam suasana asam

Siklamat dapat dianalisis dengan metode nitrimetri karena pada struktur siklamat
terdapat gugus amin alifatik sekunder yang dapat dihidrolisis menjadi senyawa
nitrosamin.

Selanjutnya senyawa nitrosamin ini akan bereaksi dengan natrium nitrit


membentuk garam diazonium dalam suasana asam. Reaksinya adalah sebagai berikut :
NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl
NH2 + HNO2

HCl
N

Cl

+ 2H2O

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam nitrimetri adalah :


1

Suhu
Pada saat melakukan titasi, suhu harus dijaga antara 5-15 oC walaupun sebenarnya
pembentukan garam diazonium berlangsung pada suhu yang lebih rendah. Untuk
mempercepat reaksi diazotasi dapat ditambahkan 1 gram KBr sehingga titrasi dapat

dilakukan pada suhu kamar. KBr dalam nitrimetri berperan sebagai :


Katalisator, yaitu untuk mempercepat reaksi karena KBr dapat mengikat NO2
membentuk nitrosobromid, yang akan meniadakan reaksi tautomerisme dari bentuk

keto dan langsung membentuk fenol


Stabilisator, yaitu untuk mengikat NO2 agar asam nitrit tidak terurai atau menguap

Titrasi tidak dapat dilakukan dalam suhu tinggi karena :


HNO2 yang tebentuk akan menguap pada suhu tinggi
Garam diazonium yang terbentuk akan terurai menjadi fenol
Keasaman
Titrasi ini berlangsung pada pH + 2 untuk mengubah NaNO2 menjadi HNO2 dan
pembentukan garam diazonium. Indikator universal dapat digunakan untuk mengecek

pH titrat sebelum dimulai titrasi.


Kecepatan titrasi
Reaksi diazotasi berlangsung sangat lambat, sehingga agar reaksi sempurna maka
titrasi harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan penggojogan yang kuat. Frekuensi
tetesan pada awal titrasi kira-kira 1ml/menit, lalu menjelang akhir titrasi menjadi 2
tetes/menit.
Larutan natrium nitrit sebagai titran bukanlah baku primer karena zat ini bersifat
higroskopis, sehingga perlu dibakukan dengan baku primer, dalam praktikum ini
digunakan asam sulfanilat pro analisis sebagai baku primer. Sebagai baku primer,

1
2
3
4

senyawa ini harus memiliki syarat-syarat baku primer pada umumnya, antara lain :
Mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan
Mempunyai ekuivalen yang tinggi sehingga sesatan penimbangan dapat diabaikan
Mudah larut pada kondisi dimana ia digunakan
Harus dapat diuji terhadap zat-zat pengotor dengan uji-uji kuantitatif atau uji-uji lain
yang kepekaannya diketahui (jumlah zat pengotor umunya tidak boleh melebihi 0,01-

5
6

0,02%)
Reaksi dengan larutan standar harus stoikiometri dan praktis lengkap
Tidak berubah dalam udara selama penimbangan, tidak higroskopis, tidak dioksidasi oleh
udara atau dipengaruhi karbondioksida, tidak berubah selama penyimpanan
O

O
S
HO

NH2

4-aminobenzenesulfonic acid

Nama kimia

: 4-amino asam benzena sulfonat, asam para anilin sulfonat

Berat molekul

: 173.19

Kelarutan

: sedikit larut dalam air, alkohol dan eter ; larut dalam air panas

dan asam klorida panas


Kelarutan dalam air

: 1g/100ml

Pemerian

: kristal serbuk keabu-abuan

Stabilitas

: stabil dalam keadaan normal

Pembakuan natrium nitrit dilakukan dengan memasukkan 400 mg asam


sulfanilat yang telah ditimbang seksama ke dalam gelas beker, ditambahkan 0,2 gram
natrium bikarbonat dan sedikit air kemudian diaduk hingga larut. Penambahan natrium
bikarbonat yang bersifat basa ini akan membentuk garam dari asam sulfanilat yang
mudah larut dalam air, karena kelarutan asam sulfanilat dalam air sendiri sangat kecil.
Larutan diencerkan dengan 100 ml air, ditambahkan asam klorida 5 ml untuk
membentuk suasana asam. pH titrat dapat dicek menggunakan kertas indikator
universal sampai 2. Sebagai indikator dalam praktikum ini digunakan indikator dalam
yaitu tropeolin OO dan methylen blue dengan perbandingan 3 :2. Dijaga temperatur
pada saat titrasi agar tetap 15oC dengan cara merendam labu Erlenmayer dalam baskom
yang berisi air es. Hal ini dilakukan karena reaksi diazotasi stabil pada suhu tersebut.
Titrat dititrasi dengan natrium nitrit sampai warna larutan berubah dari semula ungu
menjadi hijau kebiruan yang menandakan bahwa telah tercapai titik akhir titrasi. Warna
akhir ini harus stabil selama 1 menit.
Pada titrasi diazotasi, penentuan titik akhir titrasi dapat menggunakan
indikator luar, indikator dalam dan potensiometri. Dalam praktikum ini hanya
dilakukan titrasi nitrimetri dengan menggunakan indikator dalam yaitu campuran
Tropaeolin OO dan Metilen Blue.
Indikator dalam terdiri dari campuran tropeolin OO dan methylen blue. Tropeolin
OO merupakan indikator asam-basa yang berwarna merah dalam suasana asam dan
berwarna kuning bila dioksidasi oleh adanya kelebihan asam nitrit, sedangkan methylen
blue sebagai pengkontras warna sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan
warna dari ungu menjadi biru sampai hijau tergantung senyawa yang dititrasi.

N
H

N
N

S
O

(tropaeolin OO/ orange IV/ diphenylamine orange)

Na
O

Rentang pH : 1,4 (merah) 2,6(orange)


Pada pemakaian indikator dalam meskipun pelaksanannya mudah tetapi
seringkali untuk sampel yang berbeda akan menimbulkan warna yang berbeda. Terlebih
untuk sampel yang berwarna, penggunaan indikator ini akan menimbulkan kerancuan
meskipun telah digunakan blangko sekalipun. Namun karena tidak ada pilihan lain
dalam praktikum ini tetap digunakan indikator dalam untuk nitrimetri, selain dengan
mempertimbangkan ketersediaannya di laboratorium.
Reaksi pembakuan natrium nitrit dan asam sulfanilat berlangsung menurut reaksi
berikut :
NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl
HCl
SO3H

NH2 + HNO2

HO3S

Cl

Kesetaraan : Tiap ml larutan NaNO2 setara dengan 13,319 g NH2-C6H4-SO3H


mg sulfanilat x 0,1
NormalitasNaNO 2=
17,32 x volume titrasi
Dari hasil perhitungan pembakuan didapatkan molaritas natrium nitrit sebesar
0,1016 N dengan CV sebesar 12,40%. Hasil ini mendekati teoritis yaitu sebesar 0,1

N.
Penetapan kadar siklamat dilakukan dengan titrasi langsung sampel dengan
natrium nitrit yang telah dibakukan. Pertama- tama diambil 50 ml sampel. Kemudian
sampel dilarutkan dalam campuran 45 ml akuadest dan 5 ml HCl 37% b/v. Selanjutnya
tambahkan indikator tropeolin OO dan methylen blue dengan perbandingan 3 : 2 pada
suhu 15oC. Campuran larutan siap dititrasi dengan Natrium Nitrit hingga warna larutan
yang awalnya ungu berubah menjadi biru kehijauan. Titrasi ini dilakukan dengan 3 kali
replikasi.
Dari titrasi yang dilakukan dan melalui perhitungan, didapat kadar rata-rata
Natrium Siklamat sebesar 1,43 x 10-4 % b/v dengan CV sebesar 54,54%. Kemudian
dicari kadar sikalamat dalam setiap kemasan Koko Jelly Drink, dan didapat rata-rata
kadar sebesar 24,302 mg/cup. Didapatkan harga CV sebesar 54,70%. Koefisien variasi
yang didapatkan sangat besar yaitu 5% sehingga presisi yang didapatkan kurang
bagus.Kesalahan-kesalahan yang terjadi ini, kemungkinan disebabkan oleh praktikan
yang kurang cermat dan kurang hati-hati dalam penimbangan, penuangan, pembacaan,
dan lain sebagainya.

+ 2H2O

VII.

Kesimpulan
1 Penetapan kadar siklamat dalam minuman ringan dapat dengan menggunakan
2
3

metode nitrimetri
Natrium nitrit dibakukan dengan asam sulfanilat.
Indikator yang digunakan adalah indikator dalam yaitu campuran tropeolin OO dan
metilen blue, titik akhir titrasi ditandai dengan berubahnya warna ungu menjadi biru

kehijauan.
Sampel minuman yang digunakan yaitu Okky Koko Drink , mengandung siklamat

dalam bentuk garamnya yaitu natrium siklamat.


Kadar siklamat dalam sampel adalah 1,43 x 10-4 % b/v, sementara kadar siklamat
yang terkandung dalam 1 cup Okky Koko Drink adalah 24,302 mg/cup

VIII.

Daftar Pustaka

Anonim, 2000, Cyclohexylsulphamate (Cyclamate) salt in non alchoholic beverages,


AOAC Official Method:957.09
Anonim, 2011, Kimia Farmasi Analisis II, Nitrimetri dapat diunduh pada
http://malapharmacheticalword.blogspot.com/2011/03/kimia-farmasi-analisis-2nitrimetri.html
diakses pada tanggal 04 Mei 2014
Badan Standardisasi Nasional-BSN, SNI 01-6993-2004 Tentang Bahan Tambahan
Pangan Pemanis Buatan Persyaratan Penggunaan Dalam Produk Pangan,
Jakarta.
Boop BA, Sonders RC, dan Kesterson JW, 1986, Toxicological aspect of cyclamate
and cyclohexylamine. Crit. Rev. Toxicol., 16: 213-306.
Branton PG, Gaunt IF, dan Grasso P, 1973, Long-term toxicity of sodium cyclamate in
mice, Food Cosmet.Toxicol., 11:735.
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Novelina YM, Sutanto, Fatimah A. 2009. Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar
Senyawa Siklamat dalam Minuman Ringan.Jakarta :Prosiding PPI Standardisasi
Richard RK, Taylor JD, OBrien JL, dan Duescher HO. 1951.Studies cyclamate
sodium (sucaryl sodium), a new non-caloric sweetening agent.J. Am. Pharm. Assoc., 40: 1.
Sudjadi,dkk. 2004, AnalisaObat dan Makanan,FakultasFarmasi UniversitasGadjahMada,
Yogyakarta.
Taylor JD, Richards RK, Wiegand RG, dan Weinberg MS. 1968.
studies with sodium cyclamate and saccharin. Food Cosmet.Toxicol., 6: 313.

Toxicological

Thompson CO, Trenerry VC, Kemmery B. 1995. Determination of cyclamate in low


joule foods by capillary zone electrophoresis with indirect ultraviolet detection.J. Chromato.
A. 704: 203-210
Yogyakarta, 10 April 2014
Praktikan,
Luky Oktaviasari

(FA/09138)

Anggi Rista Wulandari

(FA/09141)

Ria Fasyah Fatmawati

(FA/09144)

Iin Innayatul Ula

(FA/09147)

You might also like