You are on page 1of 20

TIMBANG TERIMA

Oleh :

SGD 7
1. IDA AYU SHRI ADHNYA SHWARI

1202105011

2. NI PUTU RINA PUSPITASARI

1202105015

3. I GEDE SUBAGIA

1202105039

4. IWAYAN WAHYU PRATAMA

1202105065

5. KADEK ELDA WIDNYANA

1202105071

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2014

TIMBANG TERIMA
I.

KEGIATAN PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA


A. Pendahuluan
Komunikasi terhadap berbagai informasi mengenai perkembangan pasien antar
profesi kesehatan di rumah sakit merupakan komponen yang fundamental dalam
perawatan pasien (Riesenberg, 2010). Ketidakakuratan informasi dapat menimbulkan
dampak yang serius pada pasien, hampir 70% kejadian sentinel yaitu kejadian yang
mengakibatkan kematian atau cedera yang serius di rumah sakit disebabkan karena
buruknya komunikasi (Alvarado 2006).
Pengoptimalan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
merupakan satu upaya dalam meningkatkan profesionalisme pelayanan keperawatan. Hal
ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus
bersifat kondusif dengan belajar tentang konsep pelayanan keperawatan dan langkahlangkah konkret dalam pelaksanaannya. Langkah- langkah tersebut dapat berupa penataan
ketenagaan dan pasien, penerapan MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan.
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan
peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat
diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan
tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan
efektifitasnya adalah saat pergantian shift, yaitu saat timbang terima atau operan
klien.Timbang terima atau operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (informasi) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima atau
operan klien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas
dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan/belum dan perkembangan klien saat itu. Informasi yang disampaikan harus
akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Timbang terima atau operan dilakukan oleh perawat primer antar shift secara tulisan dan
lisan.
Operan atau timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu yang berkaitan dengan keadaan pasien. Operan pasien harus dilakukan

seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakakn kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakuka serta
perkembangan pasien saat itu.Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Operan dilakukan
oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer dinas sore atau dinas pagi secara
tertulis dan lisan (Nursalam,2012).
B. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Melalui timbang terima diharapkan mahasiswa mampu mengomunikasikan dan
menyampaikan informasi yang penting mengenai keadaan pasien.
b. Tujuan Khusus :
Melalui timbang terima diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
2. Menyampaikan hal yang sudah/ belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
kepada pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
C. Manfaat
a. Bagi Perawat :
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
2. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat.
3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan.
4. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
b. Bagi Pasien :
1. Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
D. Pengorganisasian
Kepala ruangan

: Ida Ayu Shri Adnya Swari

Perawat primer (pagi)

: I Gede Subagia

Perawat primer (siang)

: Ni Putu Rina Puspitasari

Perawat pelaksana (pagi)

: I Wayan Wahyu Pratama

Perawat pelaksana (siang)

: Kadek Elda Widnyana

Pasien

: Dwi Lestari

E. Pelaksanaan
Hari/ Tanggal

: Kamis, 6 November 2014

Waktu

: 13.30 WITA - selesai

Pelaksana

: Kepala ruangan, perawat primer dan perawat pelaksana

Tempat

: Nurse station dan ruang perawatan pasien

Sasaran

: Pasien Ibu Dwi

F. Metode
1. Pelaporan dan Tanya jawab
G. Media
1. Format timbang terima
2. Status klien
3. Buku overan
4. Alat tulis
5. Sarana dan prasarana perawatan
H. Mekanisme Pelaksanaan
Tahap
Persiapan

Kegiatan
Waktu
Tempat
1. Overan dilaksanakan setiap 10 menit Nurse
pergantian shif/overan.

Station

2. Prinsip overan, terutama


pada semua pasien baru
masuk dan pasien yang
dilakukan

overan

khususnya

pasien

yang

memiliki

permasalahan

yang belum/dapat teratasi


serta yang membutuhkan

Pelaksana
PP dan PA

observasi lebih lanjut.


3. PP menyampaikan overan
pada

PP

berikutnya

mengenai hal yang perlu


disampaikan dalam overan:
a) Jumlah pasien;
b) Identitas

pasien

dan

diagnosa medis;
c) Data (keluhan/ subjektif
dan objektif);
d) Masalah

keperawatan

yang masih muncul;


e) Intervensi keperawatan
yang sudah dan belum
dilaksanakan

(secara

umum);
f) Intervensi

kolaborasi

dan dependen;
g) Rencana

umum

dan

persiapan yang perlu


dilakukan
operasi,

(persiapan
pemeriksaan

penunjang, dan lainPelaksanaa


n

lain).
1. Kedua kelompok

dinas 5 menit

sudah siap (shif jaga).


2. Kelompok

yang

akan

bertugas menyiapkan buku


catatan.
3. Kepala ruangan membuka
acara overan.
4. Perawat yang melakukan
overan dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan

Nurse

Karu,

Station

dan PA

PP

melakukan

validasi

terhadap hal-hal yang telah


dioverankan

dan

berhak

menanyakan mengenai halhal yang kurang jelas.


5. Kepala ruangan atau PP
menanyakan

kebutuhan

pasien.
6. Penyampaian yang jelas,
singkat dan padat.
7. Perawat

yang

melaksanakan

overan

mengkaji

penuh

secara

terhadap

masalah

keperawatan,
dan

tindakan

telah/belum
serta

kebutuhan
yang

dilaksanakan

hal-hal

lainnya

penting

selama

masa

perawatan.
8. Hal-hal

yang

sifatnya

khusus dan memerlukan


perincian

yang

sebaiknya

dicatat

khusus

untuk

Ruang
Perawatan

matang
secara

kemudian

diserahterimakan

kepada

petugas berikutnya.
9. Lama overan untuk tiap
pasien tidak lebih dari lima
menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan
Post overan

keterangan yang rumit.


1. Diskusi
2. Pelaporan

untuk

overan

10 menit Nurse
Station

Karu,
dan PA

PP

dituliskan secara langsung


pada format overan yang
ditandatangani

oleh

PP

yang jaga saat itu dan PP


yang

jaga

diketahui

oleh

berikutnya
Kepala

Ruang.
3. Ditutup

oleh

Kepala

Ruang.

I. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Pada overan, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain :
catatan overan, status klien dan kelompok shift overan. Kepala ruang selalu
memimpin kegiatan overan yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu malam
ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan overan pada shift sore ke malam di pimpin oleh
perawat primer yang bertugas saat itu.
b. Evaluasi Proses
Proses overan dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer
mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Overan
pertama dilakukan di nurse station kemudian ke ruang perawatan pasien dan
kembali lagi ke nurse station.Isi overan mencakup jumlah pasien, diagnosis
keperawatan, intervensi yang belum/sudah dilakukan. Setiap pasien tidak lebih
dari lima menit saat klarifikasi ke pasien.
c. Evaluasi Hasil
Overan dapat dilaksanakan setiap pergantian shift.Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan pasien.Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik
II.

LAMPIRAN MATERI KEGIATAN PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA


A. Pengertian

Timbang terima memiliki beberapa istilah lain beberapa istilah itu diantaranya
handover,handoffs,shift report,signout,signover dan cross coverage handover adalah

komunikasi oral dari informasi tentang pasienyang dilakukan oleh perawatpada


pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan definisi dari handover adalah
transfer tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) selama
perpindahan perawat yang berkelanjutan yang mencangkup peluang tentang
pertanyaan klasifikasi dan komunikasi tentang pasien handoffs juga meliputi
mekanisme transfer informasi yang dilakukan, tanggung jawab utama dan
kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya
perawatan.
Nursalam (2008) menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover
adalah waktu dimana terjadinya perpindahan atau transfer tanggung jawab tentang
pasien dari perawat satu ke perawat lain . Tujuan dari handover adalah menyediakan
waktu informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien,terapi,kondisi
terbaru,dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.
B.

Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.
b. Tujuan Khusus
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
2. Menyampaikan hal yang sudah/ belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
kepada pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

C. Manfaat
1. Bagi Perawat
Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat.
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien secara berkesinambungan.
Menyusun rencana kerja untuk berikutnya.
2. Bagi Pasien
Pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap.

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1.
2.
3.
4.

Operan dilakukan tepat waktu pergantian shift


Operan dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggungjawab pasien
Operan diikuti oleh semua perawat yang sudah dinas maupun yang akan dinas
Informasi yang disampaikan pada saat operan harus akurat, singkat, sistematis dan

menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien


5. Operan harus berorientasi pada permasalahan yang dialami oleh pasien
6. Pada saat operan di kamar pasien diharuskan menggunakan volume suara yang
cukup sehingga pasien yang berada disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang
rahasia bagi pasien
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien kaget sebaiknya dibicarakan di nurse
station
E. Alur Overan
Pasien
Diagnosis Keperawatan

Diagnosis Medis
Masalah Kolaboratif
Tindakan
Telah dilakukan

Belum dilakukan

Perkembangan/keadaan Pasien

Masalah :
Teratasi
F. Langkah-langkah

Belum teratasi
a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
b. Shift yang akan menyerahkan dan
mengoperkan
Teratasi
sebagian perlu mempersiapkan hal-hal apa
yang disampaikan
c. Perawat yang bertanggung jawab
menyampaikan
kepada penanggung jawab shift
Muncul
masalah baru
yang selanjutnya meliputi :
1) Kondisi atau keadaan klien secara umum
2) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
3) Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
d. Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buru

e. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara
langsung melihat keadaan kien.
G. Metode
1. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di
sebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b.
Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan
munculnya pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara
umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses
informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah
menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping
tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung
untuk mendapatkan feedback.
Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara
tradisional side handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki
beberapa kelebihan diantaranya:
a. Keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi penyakitnya
secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan
perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien
secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien
jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau
persepsi medis yang lain
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
a. Nakan Tape recorder
Erekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali saat
perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way
communication.

b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken


Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis written
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja
atau media tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan
beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.
H. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara
lain : Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima.
Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang

dilaksanakan pada

pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift
sore ke malam dipimpin oleh perawat primer.
b. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer
malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift.
Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed klien dan
kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah
keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta
pesan khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5
menit saat klarifikasi ke klien.
c. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
I. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana
komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian
asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat
untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa
yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat (Nursalam,2008).
Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:
a. Identitas pasien.

b. Diagnosa medis pesien.


c. Dokter yang menangani.
d. Kondisi umum pasien saat ini.
e. Masalah keperawatan.
f. Intervensi yang sudah dilakukan.
g. Intervensi yang belum dilakukan.
h. Tindakan kolaborasi.
i. Rencana umum dan persiapan lain.
j. Tanda tangan dan nama terang.
Manfaat pendokumentasian adalah:
a. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.
b. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya tentang
apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
c. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai informasi
mengenai pasien telah dicatat. (Suarli & Yayan B, 2009)
III.

CONTOH KASUS

Ny. Dwik (50 thn) mengalami DM Tipe 2 dengan riwayat DM 1 tahun yang lalu. KU: baik,
komposmentis. TD: 110/80 mmHg, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 oC, kadar gula darah :
400 mg/dl. Keluhan: mual, nyeri pada luka gangren di kaki kanan dengan skala 7. Masalah
keperawatan: mual, nyeri, dan gangguan integritas kulit. Intervensi yang sudah dilakukan:
monitor TTV, relaksasi & distraksi, memberikan terapi injeksi insulin novorapid 8 unit pada
pagi hari, Infus NaCl 20 tts/mnt, dan perawatan luka. Intervensi yang belum dilakukan: Cek
gula darah dan KIE mengenai makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi, KIE tentang
penanganan bau akibat luka gangren, dan rawat luka. Terapi: Injeksi Insulin (Novorapid) 8
unit siang hari, Infus NaCl 20 tts/mnt, Injeksi Ranitidin 1 amp/8 jam/iv.
IV.

FORMAT OVERAN PENDERITA

Nama Pasien : Ny. Dwik

Kamar

: VIP Wangaya

Umur

: 50 tahun

Dx. Medis

: DM Tipe 2

Tanggal

: 6 November 2014

Asuhan Keperawatan
Masalah Keperawatan

Shift Pagi
Nyeri,

Overan
Shift Sore

Shift Malam

S:

S:

mengeluh O :

O:

Mual,

Gangguan
Integritas Kulit
S:

Data Fokus

px

(Subjektif dan Objektif)

nyeri pada luka A :

A:

gangren di kaki P :

P:

kanan

dengan

skala 7
O:
KU:

baik,

komposmentis.
TD:

110/80

mmHg
N: 100 x/mnt
RR: 20 x/mnt
T: 37 C
Kadar gula darah
: 400 mg/dl
A:
Masalah

belum

teratasi
P:
Lanjutkan
intervensi
Monitor TTV
Intervensi yang sudah Relaksasi
dilakukan
distraksi

&

Memberikan
terapi

injeksi

insulin novorapid
Infus NaCl 20
tts/mnt
Perawatan luka
Rawat luka
Intervensi yang belum KIE
mengenai
dilakukan
makanan
yang
boleh dan tidak

boleh
dikonsumsi
KIE

tentang

penanganan bau
akibat

luka

gangren.
Terapi:
Hal-hal

yang

perlu Injeksi

diperhatikan (lab, obat,


advis medis)

Insulin

(Novorapid)
unit,
Infus

NaCl

8
20

tts/mnt
Injeksi Ranitidin

Tanda Tangan PP

1 amp/8 jam/iv.
PP Pagi :

PP Sore :

PP Malam :

PP Sore :

PP Malam :

PP Pagi :

Karu :

Karu :

V. ROLEPLAY
Pada hari Kamis jam 13:30 seluruh perawat (PP dan PA) shift pagi dan sore serta kepala
ruangan berkumpul di Nurse Station untuk melakukan operan.
Sesi 1 : Di Nurse Station
KaRu

: Selamat siang rekan-rekan sekalian, siang ini kita akan melaksanakan


operan dari tim pagi ke tim siang. Apakah tim pagi sudah siap untuk
melaporkan operan?

Perawat pagi : Ya sudah siap bu


KaRu

: Apakah tim siang sudah siap menerima operan?

perawat siang : Ya siap bu

KaRu

: Baik, sebelum kita memulai operan hari ini marilah kita berdoa terlebih
dahulu. Menurut keyakinan masing-masing berdoa dipersilahkan.

KaRu

: Berdoa dapat diakhiri. Sekarang saya persilakan kepada PP jaga pagi


yaitu bagia untuk menyampaikan laporan operan ke tim siang yang jaga
hari ini yaitu ada rina dan elda

PP I pagi

: Selamat siang ibu dayu dan rekan-rekan sekalian yang bertugas pada
hari ini. Saya perawat bagia dan ini wahyu yang bertugas pagi ini. Disini
saya melaporkan jumlah pasien yang saya rawat di ruang VIP Wangaya
adalah 1 orang pasien.
Jadi pasien yang saya rawat itu bernama Ny. Dwik (50 tahun) yang
berada di bed 1 dengan no RM 06112014 diagnose medis DM Tipe 2,
lamanya pasien dirawat 3 hari, dan dokter yang menangani adalah dr.
Sakta. Tadi dokter sudah melaksanakan visite, dan memberikan instruksi
untuk melanjutkan terapi yang sudah diberikan sebelumnya.
Pasien memiliki riwayat DM 1 tahun yang lalu. KU: baik,
komposmentis. TD: 110/80 mmHg, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T:
37oC, kadar gula darah : 400 mg/dl. Keluhan: mual, nyeri pada luka
gangren di kaki kanan dengan skala 7. Intervensi yang sudah dilakukan:
monitor TTV, relaksasi & distraksi, memberikan terapi injeksi insulin
novorapid 8 unit, Infus NaCl 20 tts/mnt, perawatan luka, KIE mengenai
pentingnya cek gula darah dan KIE mengenai makanan yang boleh dan
tidak boleh dikonsumsi serta persiapan untuk rencana konsul ke dokter
spesialis besok pagi tanggal 7 November 2014.
Diagnose keperawatan pasien yang muncul adalah :
1. Nyeri
2. Mual
3. Gangguan Integritas Kulit

Rencana keperawatan pada Ny. Dwik :


1. Monitoring TTV

2.
3.
4.
5.

Mengkaji nyeri
Monitoring tanda-tanda infeksi
Mengkaji keadaan luka
KIE tentang penanganan bau akibat luka gangren.

Tindakan kolaboratif pada Ny. Dwi :


1.
2.
3.
4.
5.

Pemberian analgetik
Pemberian antibiotik
Pemberian cairan infuse
Pemberian injeksi obat per set infuse
Pemberian injeksi insulin

Rencana yang belum dilakukan dan yang perlu diteruskan adalah :


1.
2.
3.
4.

Mengkaji tanda-tanda infeksi


Mengkaji luka dan nyeri selanjutnya
Injeksi Insulin (Novorapid) 8 unit untuk sore harinya
Pemberian injeksi obat per set infuse : Injeksi Ranitidin 1

amp/8jam/iv
5. Rawat Luka karena ini dengan metode konvensional
6. KIE tentang penanganan bau akibat luka gangren.
Demikian yang dapat saya laporkan mengenai keadaan Ny. Dwik kepada
ibu dayu serta rekan-rekan tim jaga siang untuk hari ini. Terimakasih.
KaRu

: Bagaimana rina dan elda yang hari ini jaga siang apakah ada hal yang
kurang jelas dan perlu ditanyakan ke bagia dan wahyu?

PP siang

: Baik terima kasih atas kesempatannya. Saya ingin bertanya kepada tim
jaga pagi. Tadi teknik relaksasi dan distraksi sudah dilakukan ya? Trus
untuk respon pasiennya bagaimana? Apakah pasien sudah merasakan
nyerinya berkurang?

PA pagi

: Pasien sudah diberikan teknik relaksasi dan distraksi, setelah diberikan


memang pasien sudah merasa lebih relaks, namun untuk saat ini pasien
masih terlihat meringis dan mengatakan masih terasa nyeri.

PA siang

: Bagaimana hasil pengkajian nyerinya?

PA pagi

: Untuk hasil pengkajian nyerinya sendiri pasien merasakan nyeri pada kaki
kanannya, nyeri yang dirasakan seperti terbakar, skala nyerinya 7, dan

dirasakan terus-menerus sehingga menggangu kenyamanan pasien


sendiri.
PP pagi

: Kami juga telah merencanakan pengkajian nyeri ulang lagi kepada Ny.
Dwik. Untuk itu nanti seletah pemberian obat siang tolong dikaji lagi ya.

PP siang

: Baiklah nanti akan kami kaji lagi rasa nyerinya. Oya tadi dikatakan jika
pasiennya merasa mual, apakah sudah dikaji penyebabnya? Karena saat
saya jaga kemarin tidak ada rasa mual.

PA pagi

: Oh iya untuk rasa mualnya timbul karena bau dari kakinya, sehingga dari
tadi pasien menunjukkan gejala mual. Sehingga nanti tolong diberikan KIE
kepada pasiennya tentang hal tersebut

PA siang

: Baiklah nanti akan kami berikan KIE terkait hal tersebut.

KaRu

: Apakah ada pertanyaan lagi mengenai Ny. Dwik ?

Perawat siang : tidak.


KaRu

: Baik, karena laporan sudah jelas, mari kita bersama-sama melihat kondisi
klien ke ruangan.

Di Kamar Pasien :
Karu PP dan PA menuju ke bed 1 untuk mengobservasi keadaan Ny. Dwik secara aktual
KaRu

: Selamat siang Ibu. Kami dari tim perawat sedang melakukan operan.

Bedside I
PP Pagi

: Selamat siang Ibu Dwik

Ny. Dwik : Siang,


PP Pagi

: Jadi sekarang jam dinas saya sudah berakhir dan sekarang saya akan
digantikan oleh teman saya Perawat Rina dan Elda.

PP siang : Selamat siang Ibu, saya perawat Rina yang akan jaga pada siang ini. Nanti
jika ada sesuatu silangkan hubungi kami di nurse station di depan.

Ny. Dwik : Iya suster.


PA siang : Apakah saat ini Ibu masih merasa nyeri pada kakinya?
Ny. Dwik : Masih sus.
PP siang : ohhh jika begitu nanti akan saya berikan obat untuk meredakan nyerinya ya
bu.
Ny. Dwik : Iya suster
PA siang

: Untuk rasa mualnya bagaimana bu, apakah masih dirasakan?

Ny. Dwik : Iya sus, bau kakinya ini bikin saya mual dan ingin muntah rasanya.
PP siang

: Iya bu nanti akan saya ajarkan teknik untuk mengurangi bau pada luka ibu
tersebut. sehingga rasa mualnya dapat dikurangi. Apakah ada keluhan
lainnya yang ibu rasakan?

Ny. Dwik : Tidak sus, sudah itu saja


KaRu

: Baik, Bu. Kami perimisi dulu. Nanti kalau ada apa-apa ibu bisa
menghubungi kami di nurse station yang ada di depan.

Ny.Dwik : Iya sus, terimakasih banyak


KaRu

: Baik karena sudah selesai mari kita kembali ke Nurse station.

Di Nurse station :
Lalu Kepala Ruangan, PP dan PA kembali keruangan untuk mendiskusikan kembali
keadaan pasien dan intervensi lanjutan.
KaRu

: Baik teman-teman jaga siang, bagaimana setelah tadi kita bersama-sama


ke ruangan pasien, apakah masih ada yg ingin ditanyakan? Kalau ada
silahkan ditanyakan kepada shift sebelumnya agar tidak terjadii kekeliruan
perawatan. Bagaimana rina dan elda, ada yang ingin ditanyakan lagi ?

PP Siang

: Tidak Bu..

Karu

: Bagaimana dengan rekan-rekan yang jaga pagi, ada yang mau disampaikan
lagi?

PP Pagi

: baik terimakasih, disini saya mau menekankan lagi untuk rencana tindakan
yang belum kami laksanakan mohon untuk dilaksanakan nanti ya.
Khususnya untuk pemberian insulin untuk sorenya jangan samapi lupa ya.

PA Siang

: iya Bli nanti kami akan laksanakan

PA Pagi

: oh ya lagi satu, ingat juga berikan KIE tentang penanganan bau yang
pasien rasakan akibat dari luka ganggrennya tersebut ya.

PP Siang

: iya bli nanti ketika selesai pemberian obat siangnya akan kami KIE
pasiennya tentang hal itu

KaRu

: baik untuk bagia dan wahyu ada lagi yang ingin disampaikan ?

PP pagi

: tidak bu, itu saja, trimakasih.

KaRu

: baiklah kalau begitu, silakan kepada bagia dan wahyu selaku perawat jaga
pagi serta rina dan elda selaku perawat jaga siang untuk menandatangani
laporan timbang terimanya.

(Bagia, Wahyu, Rina, Elda menandatangani laporan timbang terima)


KaRu

: baiklah kegiatan operan hari ini sudah selesai, jadi saya mohon shift
selanjutnya teliti dan hati-hati dalam melakukan perawatan. Semoga
teman-teman tim pagi selamat sampai tujuan dan teman-teman sift siang
tidak ada halangan atau masalah dalam menjalankan semua tugas yang
ada. Terimakasih untuk tim pagi karena sudah melakukan tugas dengan
baik dan lancar dan semangat bekerja untuk tim siang. Karena tidak ada
pertanyaan lagi kita tutup operan ini dengan doa. Berdoa dimulai. Berdoa
selesai.

DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, (2008). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Salemba Medika. Jakarta.
Suarli, S. & Yayan, B.(2009).Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis.Jakarta :
Erlangga Medical Series.

You might also like