Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
SGD 7
1. IDA AYU SHRI ADHNYA SHWARI
1202105011
1202105015
3. I GEDE SUBAGIA
1202105039
1202105065
1202105071
TIMBANG TERIMA
I.
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakakn kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakuka serta
perkembangan pasien saat itu.Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Operan dilakukan
oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer dinas sore atau dinas pagi secara
tertulis dan lisan (Nursalam,2012).
B. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Melalui timbang terima diharapkan mahasiswa mampu mengomunikasikan dan
menyampaikan informasi yang penting mengenai keadaan pasien.
b. Tujuan Khusus :
Melalui timbang terima diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
2. Menyampaikan hal yang sudah/ belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
kepada pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
C. Manfaat
a. Bagi Perawat :
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
2. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat.
3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan.
4. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
b. Bagi Pasien :
1. Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
D. Pengorganisasian
Kepala ruangan
: I Gede Subagia
Pasien
: Dwi Lestari
E. Pelaksanaan
Hari/ Tanggal
Waktu
Pelaksana
Tempat
Sasaran
F. Metode
1. Pelaporan dan Tanya jawab
G. Media
1. Format timbang terima
2. Status klien
3. Buku overan
4. Alat tulis
5. Sarana dan prasarana perawatan
H. Mekanisme Pelaksanaan
Tahap
Persiapan
Kegiatan
Waktu
Tempat
1. Overan dilaksanakan setiap 10 menit Nurse
pergantian shif/overan.
Station
overan
khususnya
pasien
yang
memiliki
permasalahan
Pelaksana
PP dan PA
PP
berikutnya
pasien
dan
diagnosa medis;
c) Data (keluhan/ subjektif
dan objektif);
d) Masalah
keperawatan
(secara
umum);
f) Intervensi
kolaborasi
dan dependen;
g) Rencana
umum
dan
(persiapan
pemeriksaan
lain).
1. Kedua kelompok
dinas 5 menit
yang
akan
Nurse
Karu,
Station
dan PA
PP
melakukan
validasi
dan
berhak
kebutuhan
pasien.
6. Penyampaian yang jelas,
singkat dan padat.
7. Perawat
yang
melaksanakan
overan
mengkaji
penuh
secara
terhadap
masalah
keperawatan,
dan
tindakan
telah/belum
serta
kebutuhan
yang
dilaksanakan
hal-hal
lainnya
penting
selama
masa
perawatan.
8. Hal-hal
yang
sifatnya
yang
sebaiknya
dicatat
khusus
untuk
Ruang
Perawatan
matang
secara
kemudian
diserahterimakan
kepada
petugas berikutnya.
9. Lama overan untuk tiap
pasien tidak lebih dari lima
menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan
Post overan
untuk
overan
10 menit Nurse
Station
Karu,
dan PA
PP
oleh
PP
jaga
diketahui
oleh
berikutnya
Kepala
Ruang.
3. Ditutup
oleh
Kepala
Ruang.
I. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Pada overan, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain :
catatan overan, status klien dan kelompok shift overan. Kepala ruang selalu
memimpin kegiatan overan yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu malam
ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan overan pada shift sore ke malam di pimpin oleh
perawat primer yang bertugas saat itu.
b. Evaluasi Proses
Proses overan dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer
mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Overan
pertama dilakukan di nurse station kemudian ke ruang perawatan pasien dan
kembali lagi ke nurse station.Isi overan mencakup jumlah pasien, diagnosis
keperawatan, intervensi yang belum/sudah dilakukan. Setiap pasien tidak lebih
dari lima menit saat klarifikasi ke pasien.
c. Evaluasi Hasil
Overan dapat dilaksanakan setiap pergantian shift.Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan pasien.Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik
II.
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain beberapa istilah itu diantaranya
handover,handoffs,shift report,signout,signover dan cross coverage handover adalah
Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.
b. Tujuan Khusus
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
2. Menyampaikan hal yang sudah/ belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
kepada pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
C. Manfaat
1. Bagi Perawat
Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat.
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien secara berkesinambungan.
Menyusun rencana kerja untuk berikutnya.
2. Bagi Pasien
Pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap.
Diagnosis Medis
Masalah Kolaboratif
Tindakan
Telah dilakukan
Belum dilakukan
Perkembangan/keadaan Pasien
Masalah :
Teratasi
F. Langkah-langkah
Belum teratasi
a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
b. Shift yang akan menyerahkan dan
mengoperkan
Teratasi
sebagian perlu mempersiapkan hal-hal apa
yang disampaikan
c. Perawat yang bertanggung jawab
menyampaikan
kepada penanggung jawab shift
Muncul
masalah baru
yang selanjutnya meliputi :
1) Kondisi atau keadaan klien secara umum
2) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
3) Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
d. Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buru
e. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara
langsung melihat keadaan kien.
G. Metode
1. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di
sebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b.
Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan
munculnya pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara
umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses
informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah
menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping
tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung
untuk mendapatkan feedback.
Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara
tradisional side handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki
beberapa kelebihan diantaranya:
a. Keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi penyakitnya
secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan
perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien
secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien
jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau
persepsi medis yang lain
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
a. Nakan Tape recorder
Erekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali saat
perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way
communication.
dilaksanakan pada
pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift
sore ke malam dipimpin oleh perawat primer.
b. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer
malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift.
Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed klien dan
kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah
keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta
pesan khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5
menit saat klarifikasi ke klien.
c. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
I. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana
komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian
asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat
untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa
yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat (Nursalam,2008).
Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:
a. Identitas pasien.
CONTOH KASUS
Ny. Dwik (50 thn) mengalami DM Tipe 2 dengan riwayat DM 1 tahun yang lalu. KU: baik,
komposmentis. TD: 110/80 mmHg, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 oC, kadar gula darah :
400 mg/dl. Keluhan: mual, nyeri pada luka gangren di kaki kanan dengan skala 7. Masalah
keperawatan: mual, nyeri, dan gangguan integritas kulit. Intervensi yang sudah dilakukan:
monitor TTV, relaksasi & distraksi, memberikan terapi injeksi insulin novorapid 8 unit pada
pagi hari, Infus NaCl 20 tts/mnt, dan perawatan luka. Intervensi yang belum dilakukan: Cek
gula darah dan KIE mengenai makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi, KIE tentang
penanganan bau akibat luka gangren, dan rawat luka. Terapi: Injeksi Insulin (Novorapid) 8
unit siang hari, Infus NaCl 20 tts/mnt, Injeksi Ranitidin 1 amp/8 jam/iv.
IV.
Kamar
: VIP Wangaya
Umur
: 50 tahun
Dx. Medis
: DM Tipe 2
Tanggal
: 6 November 2014
Asuhan Keperawatan
Masalah Keperawatan
Shift Pagi
Nyeri,
Overan
Shift Sore
Shift Malam
S:
S:
mengeluh O :
O:
Mual,
Gangguan
Integritas Kulit
S:
Data Fokus
px
A:
gangren di kaki P :
P:
kanan
dengan
skala 7
O:
KU:
baik,
komposmentis.
TD:
110/80
mmHg
N: 100 x/mnt
RR: 20 x/mnt
T: 37 C
Kadar gula darah
: 400 mg/dl
A:
Masalah
belum
teratasi
P:
Lanjutkan
intervensi
Monitor TTV
Intervensi yang sudah Relaksasi
dilakukan
distraksi
&
Memberikan
terapi
injeksi
insulin novorapid
Infus NaCl 20
tts/mnt
Perawatan luka
Rawat luka
Intervensi yang belum KIE
mengenai
dilakukan
makanan
yang
boleh dan tidak
boleh
dikonsumsi
KIE
tentang
penanganan bau
akibat
luka
gangren.
Terapi:
Hal-hal
yang
perlu Injeksi
Insulin
(Novorapid)
unit,
Infus
NaCl
8
20
tts/mnt
Injeksi Ranitidin
Tanda Tangan PP
1 amp/8 jam/iv.
PP Pagi :
PP Sore :
PP Malam :
PP Sore :
PP Malam :
PP Pagi :
Karu :
Karu :
V. ROLEPLAY
Pada hari Kamis jam 13:30 seluruh perawat (PP dan PA) shift pagi dan sore serta kepala
ruangan berkumpul di Nurse Station untuk melakukan operan.
Sesi 1 : Di Nurse Station
KaRu
KaRu
: Baik, sebelum kita memulai operan hari ini marilah kita berdoa terlebih
dahulu. Menurut keyakinan masing-masing berdoa dipersilahkan.
KaRu
PP I pagi
: Selamat siang ibu dayu dan rekan-rekan sekalian yang bertugas pada
hari ini. Saya perawat bagia dan ini wahyu yang bertugas pagi ini. Disini
saya melaporkan jumlah pasien yang saya rawat di ruang VIP Wangaya
adalah 1 orang pasien.
Jadi pasien yang saya rawat itu bernama Ny. Dwik (50 tahun) yang
berada di bed 1 dengan no RM 06112014 diagnose medis DM Tipe 2,
lamanya pasien dirawat 3 hari, dan dokter yang menangani adalah dr.
Sakta. Tadi dokter sudah melaksanakan visite, dan memberikan instruksi
untuk melanjutkan terapi yang sudah diberikan sebelumnya.
Pasien memiliki riwayat DM 1 tahun yang lalu. KU: baik,
komposmentis. TD: 110/80 mmHg, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T:
37oC, kadar gula darah : 400 mg/dl. Keluhan: mual, nyeri pada luka
gangren di kaki kanan dengan skala 7. Intervensi yang sudah dilakukan:
monitor TTV, relaksasi & distraksi, memberikan terapi injeksi insulin
novorapid 8 unit, Infus NaCl 20 tts/mnt, perawatan luka, KIE mengenai
pentingnya cek gula darah dan KIE mengenai makanan yang boleh dan
tidak boleh dikonsumsi serta persiapan untuk rencana konsul ke dokter
spesialis besok pagi tanggal 7 November 2014.
Diagnose keperawatan pasien yang muncul adalah :
1. Nyeri
2. Mual
3. Gangguan Integritas Kulit
2.
3.
4.
5.
Mengkaji nyeri
Monitoring tanda-tanda infeksi
Mengkaji keadaan luka
KIE tentang penanganan bau akibat luka gangren.
Pemberian analgetik
Pemberian antibiotik
Pemberian cairan infuse
Pemberian injeksi obat per set infuse
Pemberian injeksi insulin
amp/8jam/iv
5. Rawat Luka karena ini dengan metode konvensional
6. KIE tentang penanganan bau akibat luka gangren.
Demikian yang dapat saya laporkan mengenai keadaan Ny. Dwik kepada
ibu dayu serta rekan-rekan tim jaga siang untuk hari ini. Terimakasih.
KaRu
: Bagaimana rina dan elda yang hari ini jaga siang apakah ada hal yang
kurang jelas dan perlu ditanyakan ke bagia dan wahyu?
PP siang
: Baik terima kasih atas kesempatannya. Saya ingin bertanya kepada tim
jaga pagi. Tadi teknik relaksasi dan distraksi sudah dilakukan ya? Trus
untuk respon pasiennya bagaimana? Apakah pasien sudah merasakan
nyerinya berkurang?
PA pagi
PA siang
PA pagi
: Untuk hasil pengkajian nyerinya sendiri pasien merasakan nyeri pada kaki
kanannya, nyeri yang dirasakan seperti terbakar, skala nyerinya 7, dan
: Kami juga telah merencanakan pengkajian nyeri ulang lagi kepada Ny.
Dwik. Untuk itu nanti seletah pemberian obat siang tolong dikaji lagi ya.
PP siang
: Baiklah nanti akan kami kaji lagi rasa nyerinya. Oya tadi dikatakan jika
pasiennya merasa mual, apakah sudah dikaji penyebabnya? Karena saat
saya jaga kemarin tidak ada rasa mual.
PA pagi
: Oh iya untuk rasa mualnya timbul karena bau dari kakinya, sehingga dari
tadi pasien menunjukkan gejala mual. Sehingga nanti tolong diberikan KIE
kepada pasiennya tentang hal tersebut
PA siang
KaRu
: Baik, karena laporan sudah jelas, mari kita bersama-sama melihat kondisi
klien ke ruangan.
Di Kamar Pasien :
Karu PP dan PA menuju ke bed 1 untuk mengobservasi keadaan Ny. Dwik secara aktual
KaRu
: Selamat siang Ibu. Kami dari tim perawat sedang melakukan operan.
Bedside I
PP Pagi
: Jadi sekarang jam dinas saya sudah berakhir dan sekarang saya akan
digantikan oleh teman saya Perawat Rina dan Elda.
PP siang : Selamat siang Ibu, saya perawat Rina yang akan jaga pada siang ini. Nanti
jika ada sesuatu silangkan hubungi kami di nurse station di depan.
Ny. Dwik : Iya sus, bau kakinya ini bikin saya mual dan ingin muntah rasanya.
PP siang
: Iya bu nanti akan saya ajarkan teknik untuk mengurangi bau pada luka ibu
tersebut. sehingga rasa mualnya dapat dikurangi. Apakah ada keluhan
lainnya yang ibu rasakan?
: Baik, Bu. Kami perimisi dulu. Nanti kalau ada apa-apa ibu bisa
menghubungi kami di nurse station yang ada di depan.
Di Nurse station :
Lalu Kepala Ruangan, PP dan PA kembali keruangan untuk mendiskusikan kembali
keadaan pasien dan intervensi lanjutan.
KaRu
PP Siang
: Tidak Bu..
Karu
: Bagaimana dengan rekan-rekan yang jaga pagi, ada yang mau disampaikan
lagi?
PP Pagi
: baik terimakasih, disini saya mau menekankan lagi untuk rencana tindakan
yang belum kami laksanakan mohon untuk dilaksanakan nanti ya.
Khususnya untuk pemberian insulin untuk sorenya jangan samapi lupa ya.
PA Siang
PA Pagi
: oh ya lagi satu, ingat juga berikan KIE tentang penanganan bau yang
pasien rasakan akibat dari luka ganggrennya tersebut ya.
PP Siang
: iya bli nanti ketika selesai pemberian obat siangnya akan kami KIE
pasiennya tentang hal itu
KaRu
: baik untuk bagia dan wahyu ada lagi yang ingin disampaikan ?
PP pagi
KaRu
: baiklah kalau begitu, silakan kepada bagia dan wahyu selaku perawat jaga
pagi serta rina dan elda selaku perawat jaga siang untuk menandatangani
laporan timbang terimanya.
: baiklah kegiatan operan hari ini sudah selesai, jadi saya mohon shift
selanjutnya teliti dan hati-hati dalam melakukan perawatan. Semoga
teman-teman tim pagi selamat sampai tujuan dan teman-teman sift siang
tidak ada halangan atau masalah dalam menjalankan semua tugas yang
ada. Terimakasih untuk tim pagi karena sudah melakukan tugas dengan
baik dan lancar dan semangat bekerja untuk tim siang. Karena tidak ada
pertanyaan lagi kita tutup operan ini dengan doa. Berdoa dimulai. Berdoa
selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, (2008). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Salemba Medika. Jakarta.
Suarli, S. & Yayan, B.(2009).Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis.Jakarta :
Erlangga Medical Series.