You are on page 1of 25

KEKURANGAN CAIRAN

Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan saat mengikuti orientasi
pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik: tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum
dibawa ke rumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS,
penderita segera diberikan infus cairan elektrolit. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan:
kadar Natrium: 130 mEq/l (Normal= 135-147), Kalium: 2,5 mEq/l (N= 3,5-5,5) dan Klorida: 95
mEq/l (N=100-106). Setelah kondisi membaik pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan
untuk minum sesuai dengan etika islam.

Kata-kata Sulit:
Cairan tubuh :cairan di dalam tubuh yang terbagi atas cairan intraselular dan
ekstraselular
Larutan

:campuran yang homogeny dari 2 atau lebih zat yang terdiri dari solvent
dan solute

Cairan elektrolit: cairan yang dapat mengalirkan ion


Cairan infus

:cairan pengganti cairan tubuh

Natrium

:kation utama di ekstraselular

Kalium

:kation utama di cairan intraselular

Klorida

:anion utama di ekstraselular

Pingsan

:hilangnya kesadaran sementara akibat iskemia serebral umum

Nilai mEq

:jumlah satuan ion yang dibutuhkan untuk menetralkan larutan ion

Brainstorming:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apa faktor yang mempengaruhi kelarutan?


Apa penyakit yang timbul jika kekurangan cairan?
Apa saja jenis-jenis cairan?
Apa fungsi cairan?
Bagaimana etika minum dalam Islam?
Apa fungsi dari Kalium, Natrium, Klorida dalam tubuh?
Apa fungsi pemberian infus cairan elektrolit?

Analisis masalah:
1. Suhu, tekanan, luas penampang, zat pelarut, dan ion sejenis.
2. Dehidrasi
3. Ekstraselular: a. interstitial= cairan yang berada di antar sel
b. intravascular= cairan yang berada di peredaran darah
4. a. Mengatur suhu tubuh
b. Melancarkan peredarah darah
c. Mengatur struktur dan fungsi kulit
d. Sebagai pelumas pada sendi dan obat
e. Rongga pleura, dll
5. Membaca bismilah, mengambil gelas dengan tangan kanan, minum sambil duduk,
makanan dan minuman toyyiban, tidak berlebihan, dan menutup dengan membaca
alhamdulilah.
6. Kalium: a. sebagai aktif neomuskular
b. sebagai pengatur osmolalitas
c. sebagai aktifitas enzim untuk metabolism selular

Natrium: a. berperan dalam pompa Na-K


b. mengatur keseimbangan asam-basa

Klorida: a. Komponen utama asam lambung


b. sebagai buffer kimiawi
c. osmolalitas darah
7. Sebagai cairan rehidrasi
Hipotesis:
Seseorang dapat terkena dehidrasi yang disebabkan oleh kurangnya mengkonsumsi air dan
pengaruh dari aktifitas berlebih serta suhu lingkungan yang mengakibatkan lemas, letih, bibir
dan lidah kering, hiponatremia, hypokalemia, hipokloremia serta pingsan dapat ditanggulangi
dengan memberikan cairan rehidrasi.
Sasaran belajar:
LO 1. Memahami dan menjelaskan cairan dan larutan dalam tubuh
1.1 Memahami dan menjelaskan definisi
1.2 Memahami dan menjelaskan jenis-jenis
1.3 Memahami dan menjelaskan fungsi
1.4 Memahami dan menjelaskan perbedaan cairan dan larutan
LO 2. Memahami dan menjelaskan dehidrasi
2.1.
Memahami dan menjelaskan definisi dehidrasi
2.2.
Memahami dan menjelaskan penyebab dehidrasi
2.3.
Memahami dan menjelaskan akibat dehidrasi
2.4.
Memahami dan menjelaskan gejala dehidrasi
2.5.
Memahami dan menjelaskan jenis dehidrasi
2.6.
Memahami dan menjelaskan penanggulangan dehidrasi
2.7.
Memahami dan menjelaskan mekanisme dehidrasi
2.8.
Memahami dan menjelaskan gejala dehidrasi
LO 3. Memahami dan menjelaskan elektrolit
3.1.
Memahami dan menjelaskan definisi elektrolit
3.2.
Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan elektrolit
3.3.
Memahami dan menjelaskan komposisi elektrolit ( kadar normal)
LO 4. Memahami dan menjelaskan etika islam
4.1 Memahami dan menjelaskan cara minum sesuai etika islam dan dalil-dalil

L.O.1 Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan Tubuh


LI 1.1 Definisi Larutan dan Cairan Tubuh
Larutan adalah suatu campuran homogeny satu zat atau lebih yang tersebar secara
molecular dalam jumlah medium pelarut secukupnya.
(Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29)
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Cairan sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Cairan di dalam tubuh sebanyak 60% dari berat tubuh atau 2/3 dari berat
tubuh.
(Mima & Swearingen, 1995)
LI 1.2 Jenis-jenis Larutan dan Cairan Tubuh
Menjelaskan Larutan Berdasarkan Kepekatan :
Larutan
Belum jenuh
Jenuh

Sudah Jenuh

Secara Kualitatif
Solute masih bisa larut dalam solvent
Solute larut solute tak larut

Secara Kuantitatif
Qc < Ksp
Qc = Ksp

Keadaannya
berada
dalam
kesetimbangan
Mengendap semua (sudah terdapat Qc > Ksp
endapan)

1.
M
enjjelamenjelaskan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik:
1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik,
dibedakan atas:
a. Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah yang mempunyai daya hantar listrik yang
kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya
berubah menjadi ion-ion (alpha = 1)
i. Asam-asam kuat seperti : HCL,HC1O3, H2S04, HNO3dan lain-lain.
ii. Basa-basa kuat yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah,
seperti : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
iii. Garam-garam yang mudah larut seperti : NaCl, Al2(SO4)3 dam lainlain.
2. Elektrolit Lemah
4

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah
dengan harga derajat ionisasinya sebesar : 0 < alpha < 1
1) Asam-asam lemah seperti : CH3COOH,HCN,H2CO3,H2S dam lain-lain.
2) Basa-basa lemah seperti : NH4OH. Ni(OH)2 dan lain-lain.
3) Garam-garam yang sukar larut seperti AgCl,CaCrO4,PbI2dan lain-lain
3. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik, karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ionoin (tidak berion) Tergolong kedalam jenis ini misalnya :
i. Larutan Urea
ii. Larutan Sukrosa
iii. Larutan Glukosa
iv. Larutan Alkohol
Berdasarkan Kemampuan Menyerapnya :
1. Larutan ideal yaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan
ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat
pencampuran larutan
2. Larutan tidak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult.
Larutan tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu :
a. Larutan yang mengalamami pelepasan kalor pada saat pencampuran
sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari
hukum Roult.
b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang
menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.
Berdasarkan Wujud / Fasanya :

Klasifikasi Cairan Tubuh


Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu :
cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal
5

dengan berat badan 70 kg, total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat
badan atau sekitar 42 L. Persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur,
jenis kelamin dan derajat obesitas.
1. Cairan Intraselular (CIS)
40% dari BB total adalah CIS. Cairan Intraselular adalah cairan yang terkandung
di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah
cairan intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg).
Sebaliknya, hanya dari cairan tubuh bayi yang merupakan cairan intraselular.
2. Cairan Ekstraselular (CES)
20% dari BB total adalah CES. Cairan Ekstraselular adalah cairan diluar sel.
Ukuran relatif dari (CES) dapat menurun seiring dengan bertambahnya usia. Pada
bayi baru lahir, kira-kir cairan tubuh terkandung didalam cairan ekstraselular
(CES). Setelah ber usia 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kirakira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria
dewasa (70 kg).
CES dibagi menjadi:
a.

Cairan interstisial (CIT) adalah cairan disekitar sel, pada orang dewasa

volume cairan interstisial kira-kira 8L Cairan limfe termasuk dalam volume


interstisial. Volume Relatif (CIT) bergantung dengan ukuran tubuh, pada bayi
baru lahir volume cairan interstisial kira-kira 2 kali lebih besar dibanding orang
dewasa.
b.

Cairan intravaskular (CIV) adalah cairan yang terkandung di dalam

pembuluh darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anakanak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB).3 L
(60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel
darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai
bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit.
Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda,
bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. Adapun fungsi
dari darah adalah mencakup :
6

- pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan oksigen) ke jaringan


- transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
- pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
- transpor hormon ke tempat aksinya
- sirkulasi panas tubuh
c.

Cairan Transelular (CTS) adalah cairan yang terkandung didalam rongga

khusus dari tubuh. Contoh (CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial,


pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu
tertentu volume (CTS) dapat mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar
cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya.
Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan
mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.

LI 1.3 Memahami dan menjelaskan fungsi cairan tubuh


Fungsi cairan tubuh antara lain :
1. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2. Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan
cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan
berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
3. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun
dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni,
dan pernafasan.
4. Mengatur struktur dan fungsi kulit.
Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan,
dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5. Pencernaan
Mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel
tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di
dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun
keluar dengan lancar.
6. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam
bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar
tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka
akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7. Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh
akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum
air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot
dan kelelahan.
8. Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
LI 1.4 Memahami dan menjelaskan perbedaan cairan dan larutan
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serta sama ukuran partikelnya,
tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara
langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel penyusunnya berukuran
sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair,
pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat terlarut di dalamnya disebut zat terlarut
(solute), bisa berwujud cair, padat, atau gas. Cairan, terdiri dari unsur-unsur atau
partikelpartikel yang posisi relatifnya bebas berubah tanpa terpisah.
LO 2 Memahami dan menjelaskan tentang dehidrasi
9

LI 2.1 Memahami dan menjelaskan definisi dehidrasi


Kehilangan air dari tubuh atau jaringan atau keadaan yang merupakan akibat kehilangans
air abnormal (Ramali&pamoentjak 1996). Menurut Guyton (1996), dehidrasi adalah
hilangnya cairan dari semua pangkalan cairan tubuh. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dehidrasi merupakan keadaan kehilangan cairan tubuh.
LI 2.2 Memahami dan menjelaskan penyebab dehidrasi
Dehidrasi pada orang dewasa:
a. Aktivitas
Orang yang banyak aktivitasnya lebih banyak mengeluarkan cairan tubuh melalui
keringat dari pada orang yang tidak beraktivitas.
b. Diare.
Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan
dalam jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak anak mati setiap tahun karena
dehidrasi akibat diare.
c. Usia .
Semakin tua usianya, kerja organ semakin menurun
d. Muntah.Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk
menggantikan cairan yang keluar dengan cara minum.
e. Berkeringat.
Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi lingkungan yang panas
akan menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan
keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan cairan kurang
maka tubuh dapat jatuh ke dalam kondisi dehidrasi.
f. Diabetes.
Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis akan
menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga
penderita diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk kencing.
g. Luka bakar.
Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan
berlebihan pada pada kulit yang rusak oleh luka bakar.
h. Kesulitan minum.
Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab rentan untuk
jatuh ke kondisi dehidrasi.
i. Gastroenteritis.
Ini adalah penyebab paling umum dehidrasi. Jika disertai muntah dan diare,
dehidrasi akan semakin mudah terjadi.
j. Stomatitis, Nyeri dapat membatasi asupan oral.
k. Diabetic ketoasidosis (DKA)
Dehidrasi ini disebabkan oleh diuresis osmotik. Penurunan berat badan
disebabkan oleh kehilangan cairan yang berlebihan dan katabolisme jaringan.
Rehidrasi cepat, dapat menimbulkan hasil neurologis yang buruk. DKA sangat
spesifik dan memerlukan perawatan yang intensif.
l. Demam penyakit.
Demam mengakibatkan peningkatan insensible loss water dan dapat
mempengaruhi nafsu makan.
m. Pharyngitis, ini dapat mengurangi asupan oral.
10

n. Congenital adrenal hiperplasia. berhubungan dengan hipoglikemia, hipotensi,


hiperkalemia, dan hiponatremia.
o. Heat stroke. Hyperpyrexia, kulit kering, dan perubahan status mental dapat terjadi.
p. Cystic Fibrosis. mengakibatkan kerugian natrium dan klorida keringat,
menempatkan pasien pada risiko hiponatremia, hipokloremia dan dehidrasi parah.
q. Diabetes insipidus. output urin yang berlebihan yang sangat encer dapat
mengakibatkan kerugian besar air bebas dan hipernatremia.
r. Tirotoksikosis. Berat badan yang diamati, meskipun nafsu makan meningkat.
Diare terjadi
Dehidrasi pada anak:
a. Diare
Pada saat mengalami diare, anak kerap kehilangan nafsu makan dan seringkali
tidak mau minum. Akibatnya, cairan yang masuk dan keluar dari tubuh tidak
seimbang. Tak hanya itu, sejumlah mineral penting, seperti sodium, potasium,
dan klorida juga ikut terbuang.
b. Pneumonia
Bayi atau balita yang mengalami pneumonia atau radang paru-paru biasanya
mengalami demam tinggi dan napas terengah-engah. Hal ini akan membuat
cairan, berupa uap air, yang keluar dari paru-paru juga meningkat. Penanganan
yang terlambat atau tidak tepat bisa mengakibatkan dehidrasi.
c. Kurang Makan dan Minum
Kondisi ini jarang terjadi, pasalnya kalau lapar atau haus umumnya bayi akan
menangis minta makan atau minum. Namun mungkin saja saat anak sedang
sakit, ia kehilangan nafsu makan dan minum. Jika hal ini terjadi selama 3 - 5
hari maka dehidrasi bisa terjadi.

Jadi, kesimpulannya adalah dehidrasi dapat terjadi karena tiba factor, antara lain:
a. Input yang sedikit
b. Output yang berlebihan
c. Bisa karena kedua-duanya
LI 2.3 Memahami dan menjelaskan akibat dehidrasi
Dehidrasi dapat mengakibatkan gangguan dalam fungsi otak seperti konsentrasi
dan kemampuan berpikir di samping secara fisik dapat menurunkan stamina dan
produktivitas kerja melalui gangguan sakit kepala, lesu, lemas, bibir dan lidah kering,
terjadi hiponatremia, hipokalemia, hipokloremia bahkan hingga pingsan. Dalam
jangka panjang dehidrasi dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (UTI-Urinary
Track Infection) dan terjadinya batu ginjal.
LI 2.4 Memahami dan menjelaskan gejala dehidrasi
Pada orang dewasa

11

Tanda dan Gejala

Kehilangan
badan (%)

Dehidrasi
Ringan

berat 3-5

Dehidrasi
Sedang

Dehidrasi Berat

6-9

10 atau lebih

Kondisi umum

Haus, sadar, Haus, sadar, Biasanya


sadar;
gelisah
hipotensi
ektremitas dingin, lembab,
postural
sianotik, kulit jari tangan
dan kaki berkerut; kejang
otot

Nadi radial

Kecepatan
Cepat
dan tekanan lemah
normal

Respirasi

Normal

Dalam,
mungkin
cepat

Dalam dan cepat

Fontanella anterior

Normal

Cekung

Sangat cekung

Tekanan
sistolik

darah Normal

dan Cepat,
sangat
lemah,kadang tidak teraba

Normal atau Rendah, mungkin tidak


rendah:
terukur
hipotensi
ortostatik

Elastisitas kulit

Cubitan
segera
kembali

Cubitan
kembali
perlahan

Cubitan
kembali

tidak

Mata

Normal

Cekung

Sangat cekung

Air mata

Ada

Tidak

segera

ada Tidak ada


12

atau
berkurang
Keluaran kencing

Normal

Jumlah
berkurang
dan pekat

Anuria/oliguria berat

Gejala dehidrasi pada usia lanjut


1. Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgor dan
mata cekung sering tidak jelas.
2. Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan berat
badan akut lebih dari 3%.
3. Tanda klinis obyektif lainya yang dapat membantu mengindentifikasi kondisi
dehidrasi adalah hipotensi ortostatik.
4. Berdasarkan studi di Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI-RSCM :
a. Ditemukan aksila lembab/basah,
b. Suhu tubuh meningkat dari suhu basal,
c. Diuresis berkurang,
d. Berat jenis (bj) urin lebih dari atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya
glukosuria dan proteinuria),
e. Rasio blood urea nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9
(tanpa adanya perdarahan aktif saluran cerna) maka kemungkinan
terdapat dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%.
Gejala dehidrasi pada anak
Mengenali gejala dehidrasi pada anak, baik yang ringan, sedang maupun
yang berat bisa membantu dalam mengevaluasi tingkat dehidrasi pada anak. Serta
merupakan langkah preventif terhadap dehidrasi.Berikut merupakan gejala
dehidrasi:
Dehidrasi Ringan
a. jarang terjadi gejala yang signifikan
b.
kehilangan cairan mencapai 5% berat badan
c. defisit cairan berikar antara 30-50mL/kg
Dehidrasi Sedang
Sudah terlihat tanda patologis pada anak, terjadi perubahan kondisi fisik yang
signifikan,
a. Anak menangis tanpa air mata
b.
Mulut dan bibir kering. Jika tubuh kekurangan cairan hampir seluruh
tubuh akan menjadi kering. Kondisi ini biasanya ditandai pada bagian
mulut dan bibir yang kering.
13

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Penurunan berat badan, pada dehidrasi sedang tubuh kehilangan cairan


diantara 5% - 10% berat badan.
Lihat ubun-ubunnya, bila cekung, atau lebih cekung dari biasanya
kemungkinan besar merupakan dehidrasi.
Jarang buang air kecil (BAK). Waspadai jika air seni yang keluar sangat
sedikit dan berwarna gelap.
Mata anak tampak cekung dan seakan terbenam.
Tidak bergairah, lemas dan selalu mengantuk, seperti; hanya tergolek di
tempat tidur tanpa aktivitas yang berarti.
Perkiraan defisit cairan 60-90 mL/kg
Kulit tampak pucat, kering dan tidak elastis. Untuk lebih memastikan
cobalah mencubit kulit anak secara perlahan. Bayi yang mengalami
dehidrasi, setelah dicubit, kulitnya tidak akan cepat kembali normal.
Demam, terjadi peningkatan suhu tubuh sampai 38 C bahkan lebih.

Dehidrasi Berat
a.
Tubuh kehilangan cairan > 10% berat badan.
b.
Kesadaran anak menurun, napas jadi cepat dan denyut jantung meningkat.
c.
Hilang kesadaran. Hal ini karena cairan yang sangat dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh berkurang, maka seluruh sistem kerja organ tubuh menjadi terganggu
dan otak tidak berfungsi secara sempurna.
d.
Pengeluaran cairan makin tidak sebanding dengan kebutuhan tubuh, yakni bisa
mencapai 200-250 cc/kg BB dalam sehari. Kondisi ini membuat berat badan anak turun
e.
secara drastis, yaitu lebih dari 10% BB asalnya.
f.
Tangan dan kaki yang dingin dan lembab
g.
Ketidakmampuan untuk minum
h.
Hilangnya keelastisan tubuh secara keseluruhan
i.
Jika menangis tidak ada air mata
j.
Lapisan lendir yang sangat kering pada mulut
k.
Berkuranganya volume air seni
LI 2.5 Memahami dan menjelaskan klasifikasi dehidrasi
Ada dua jenis dehidrasi:
1 Dehidrasi dimana kekurangan air lebih dominan dibanding larutan elektrolit
(dehidrasi isotonis). Pada dehidrasi jenis ini terjadi pemekatan cairan
ekstraseluler, sehingga terjadi perpindahan air dari intrasel ke ekstrasel yang
menyebabkan terjadi dehidrasi intraseluler. Bila cairan intrasel berkurang
lebih dari 20%, maka sel akan mati. Dehidrasi jenis ini terjadi bila seseorang
minum air laut pada saat kehausan berat.
2 Dehidrasi dimana kekurangan elektrolit lebih dominan dibanding kekurangan
air (dehidrasi hipertonik). Pada dehidrasi jenis ini cairan ekstraseluler bersifat
hipotonis, sehingga terjadi perpindahan air dari ekstrasel ke intrasel yang
menyebabkan terjadi edema intrasel. Dehidrasi ini terjadi bila seseorang

14

yang mengalami kekurangan cairan hanya diatasi dengan minum air murni
tanpa mengandung elektrolit.
Dehidrasi berdasarkan tonisitas dan kadar natriumnya:
1. Dehidrasi isotonik
Dehidrasi ini tidak menyebabkan terjadinya perubahan konsentrasi elektrolit
darah. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam darah 130-150 mEq/L
2. Dehidrasi Hipotonik
Dehidrasi ini terjadi bila konsentrasi elektrolit darah menurun. Hal ini terjadi
bila kadar natrium dalam plasma kurang dari 130 mEq/L. Dehidrasi ini juga
disebut sebagai dehidrasi hiponatremia
3. Dehidrasi Hipertonik
Dehidrasi ini terjadi bila konsentrasi elektrolit darah naik, biasanya disertai
dengan rasa haus dan gejala neurologi. Hal ini terjadi bila kadar natrium
dalam plasma melebihi dari 150 mEq/L. Dehidrasi ini disebut juga sebagai
dehidrasi hipernatremia
LI 2.6 Memahami dan menjelaskan penanggulangan dehidrasi
Jenis Cairan untuk Rehidrasi:
Penatalaksanaan pada penderita dehidrasi (Doenges & Sylvia Anderson):
a.

Obat-obatan Antiemetik
Untuk mengatasi muntah
b. Obat-obatan anti diare
Pengeluaran feces yang berlebihan dapat diberikan obat-obat anti diare serta
dapat diberikan oralit.
c. Pemberian air minum
Pemberian air minum yang mengandung natrium cukup memadai untuk
mengatasi ketidakseimbangan yang terjadi.
d. Pemberian cairan intravena
Pada kekurangan cairan yang berat, maka diperlukan pemberian cairan
intravena. Larutan garam isotonik (0,9%) merupakan cairan infus terpilih
untuk kasus-kasus dengan kadar natrium mendekati normal, karena akan
menambah volume plasma. Segera setelah pasien mencapai normotensi,
separuh dari larutan garam normal (0,45%) diberikan untuk menyediakan air
bagi sel-sel dan membantu pembuangan produk-produk sisa metabolisme.
e. Pemberian bolus cairan IV
Pemberian bolus cairan IV awal dalam suatu uji beban cairan, untuk
mengetahui apakah aliran kemih akan meningkat, yang menunjukkan fungsi
ginjal normal.

15

(Ignatavicus, Donna D. Bayne, Marylin Varner. 1991. Medical Surgical


Nursing, WB Saunders Company Inc.)
Koreksi air (rehidrasi). Jenis air yang diberikan adalah cairan isotonik mengandung
dekstrosa. Volume air yang dibutuhkan sesuai dengan perhitungan rumus (10%) +
insensible water losses + volume urin 24 jam + volume air yang keluar melalui
saluran cerna. Insensible water losses banyaknya kira-kira 40mL/jam. Cairan
diberikan secara intracena atau melalui oral bila pasien sadar. Kecepatan pemberian
air tidak boleh menyebabkan penurunan kadar natrium plasma >0,5 mEq/jam.
Dehidrasi ringan, diberikan cairan per oral, berupa oralit, larutan gula-garam, air
tajin, kuah sayur atau cairan rumah tangga lainnya. Banyaknya cairan yang di
anjurkan adalah 50ml/kg BB,yang dapat di berikan dalam 4-6jam.

Dehidrasi sedang, di berikan cairan oralit per oral sebanyak


100ml/kg BB selama 4-6jam. Adapun cairan-cairan yang dapat digunakan untuk
mengobati dehidrasi adalah:
1. Cairan Rehidrasi Oral (CRO)

Biasanya diberikan pada penderita dehidrasi ringan dan sedang. Formula lengkap
mengandung NaCl, KCl, NaHCO3, dan glukosa: oralit. CRO yang tidak
mengandung keempat komponen di atas: larutan gula garam, larutan tepung
beras-garam, air kelapa, berdasarkan penelitian, air tajin mengandung glukosa
polimer, yaitu gula yang mudah diserap dan dicerna tubuh. Protein poliglukosa
yang dikandung dalam tepung tajin pun dapat membuat feses lebih padat.
2. Cairan Rehidrasi Parental
Pada pasien dengan dehidrasi berat, cairan yang diberikan secara parental jenis
cairannya adalah RL (Ringer Lactate) jumlah cairan yang diberikan infuse,
tergantung dari tingkat dehidrasi sesuai dengan umur dan berat badan.
Rehidrasi Parental untuk Dehidrasi Berat
Komposisi larutan RL pada bayi (< 12 bulan):
a. 1 jam pertama: 30 ml/kgbb
b. 5 jam berikutnya: 70ml/kgbb
Komposisi larutan RL pada anak (>12 bulan) :
a. 1 jam pertama: 30 ml/kgbb

16

b. 3 jam berikutnya: 70 ml/kgbb


Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis
rehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau
dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total perhari. Pada
dehidrasi hipertonik digunakan cairan NaCl, 45%. Dehidrasi hipotonik
ditatalaksanakan dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet
natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik.
Dehidrasi dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut :
a. Lingkungan
Dehidrasi yang disebabkan oleh faktor lingkungan sangat mungkin untuk
dilakukan pencegahan. Jika memungkinkan, aturlah jadual kegiatan atau aktifitas
fisik yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jangan melakukan aktifitas
berlebihan pada siang hari.
b. Olah raga
Orang yang berolah raga pada kondisi cuaca yang panas harus minum lebih
banyak cairan.
c. Umur
Umur muda dan tua sama beresikonya untuk mengalami dehidrasi.
LI 2.7 Memahami dan menjelaskan mekanisme dehidrasi
Beberapa mekanisme bekerja sama untuk mempertahankan keseimbangan cairan
dalam tubuh. Salah satu yang terpenting adalah mekanisme dehidrasi. Jika tubuh
memerlukan lebih banyak air, maka pusat saraf di otak dirangsang sehingga timbul
rasa haus. Rasa haus akan bertambah kuat jika kebutuhan tubuh akan air meningkat,
mendorong seseorang untuk minum dan memenuhi kebutuhannya akan cairan.
Mekanisme lainnya untuk mengendalikan jumlah cairan dalam tubuh melibatkan
kelenjar hipofisa di dasar otak. Jika tubuh kekurangan air, kelenjar hipofisa akan
mengeluarkan suatu zat ke dalam aliran darah yang disebut hormon antidiuretik.
Hormon antidiuretik merangsang ginjal untuk menahan air sebanyak mungkin.
Jika tubuh kekurangan air, ginjal akan menahan air yang secara otomatis
dipindahkan dari cadangan dalam sel ke dalam aliran darah untuk mempertahankan
volume darah dan tekanan darah, sampai cairan dapat digantikan melalui penambahan
asupan cairan. Jika tubuh kelebihan air, rasa haus ditekan dan kelenjar hipofisa hanya
menghasilkan sedikit hormon antidiuretik, yang memungkinkan ginjal untuk
membuang kelebihan air melalui air kemih.
Sebagai kesimpulan, pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan
oleh system saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf mendapat informasi adanya
perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit melali baroreseptor di arkus aorta dan
sinus karotiikus, osmoreseptor di hypothalamus, dan volumereseptor atau reseptor
regang di atrium. Sedangkan dalam sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan
17

saat tubuh mengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan
Vasopresin/ ADH dengan meningkatkan
reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volume cairan tubuh, maka
hormone atripeptin (ANP) akan meningkatkan ekskresi volume natrium dan air .

Sumber: www.medicastore.com
LO 3. Memahami dan menjelaskan elektrolit
LI 3.1 Memahami dan menjelaskan definisi elektrolit
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan danelektrolit masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairanintravena (IV) dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi
yang normal dari air tubuh total danelektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolitsaling bergantung satu dengan yang lainnya; jika
salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
LI 3.2 Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan elektrolit
A. Dehidrasi hiponatremik dan hiponatremia
Diagnosis hiponatremia harus dibedakan pada kontek hipovolemia, euvolemia
atau hipervolemia untuk menyatakan apakah rendahnya kadar Natrium benar
benar diikuti kadar Na+ tubuh yang rendah. Gejala dan tanda hiponatremia
berhubungan dengan berat dan cepatnya penurunan kadar Na+ serum. Gejala di
18

sistema syarat pusat meliputi apatis, mual, muntah, sakit kepala, kejang atau
koma. Sedangkan gejala muskuloskeletal berupa kramp dan lemah.
Hiponatremia hipovolemia disebabkan terutama karena diare dan muntah infeksi
pada gastroenteritis karena virus. Sedangkan penyebab lain adalah kehilangan
cairan perkutaneus seperti asites, luka bakar, dan peritonitis. Euvolemia
hiponatremia terjadi pada sindrom karena kelainan sekresi antidiuretik hormon
(ADH). Hiponatremia hipervolemia disebabkan oleh keadaan yang berhubungan
dengan udem seperti pada nefrosis, gagal jantung, sirosis dan gagal ginjal.
B. Dehidrasi hipernatremik dan hipernatremia
Dehidrasi hipernatremik terjadi apabila jumlah cairan yang keluar lebih banyak
dibanding larutannya atau Na+. Sebetulnya kadar Natrium+ tubuh mungkin naik
atau normal atau bahkan turun, seperti pada hiponatremia, kadar Natrium+ serum
tidak menggambarkan kadar Natrium+ tubuh. Hipernatremia menyebabkan
plasma menjadi hipertonik, sehingga badan akan merespon dengan mengeluarkan
ADH dengan merangsang rasa haus. Individu yang tak bisa mengeluarkan atau
merespon ADH akan cenderung mengalami hipernatremia. Gejala yang timbul
adalah penurunan kesadaran seperti letargi atau bingung, iritabel seperti
berkedipan, refleks meningkat atau bahkan kejang, kadang-kadang disertai
demam dan kulit teraba lebih tebal.
C. Hipokalemia
Hipokalemia ialah keadaan kadar kalium serum kurang dari 3 mEq/L. Sering
terjadi pada penyakit saluran cerna seperti muntah muntah atau pengambilan
cairan dari pipa nasogastrik; hal ini disebabkan konsentrasi K+ didalam ciran
lambung sangat tinggi. Hampir semua K+ berada di intraselular maka
hipokalemia bisa disebabkan karena perpindahan transselular yaitu dari serum ke
sel misalnya pada alkalosis akut.
D. Hiperkalemia
Hiperkalemia ialah keadaan kadar K+ > 5.5 mEq/L. Pada penyakit saluran cerna
hiperkalemia paling sering terjadi pada asidosis metabolik, dengan perpindahan
K+ transselular. Pada asidosis metabolik terjadi perpindahan K+ dari intraseluler
ke ekstraselular (serum) sebagai ganti dari ion Na yang hilang bersama tinja.
Hiperkalemia menyebabkan gejala aritmia jantung, parestesia, kelemahan otot
atau paralisis.
E. Hipokloremia
Kekurangan klorida sebagai penyebab alkalosis metabolik terjadi bila kehilangan
lorida tubuh melebihi kehilangan natrium. Hipokloremia juga dapat disebabkan
oleh masukan klorida tidak adekuat berkepanjangan. Contoh adalah kehilangan
dari usus akibat muntah atau drainase lambung dan pada diare klorida.
F. Hiperklaremia
19

Hiperklaremia dapat terjadi apabila klorida di konservasi di ginjal melebihi


natrium dan kalium atau terbentuknya urin basa selama ginjal mengkoreksi
alkalosis.Hiperkloremia juga dapat terjadi aabila sejumlah besar cairan parenteral
yang mengandung klorida, seperti garam fisiologis (saline) normal dan Ringer
Lactate diberikan pada saat resusitasi cairan akut.
LI 3.3 Memahami dan menjelaskan komposisi elektrolit ( kadar normal)

Bayi

Anak-anak dan
remaja

Dewasa

Usia (tahun)

Natrium (mg)

Kalium (mg)

Klorida (mg)

0 0,5

115 350

350 925

275 200

0,5 1

250 750

425 1275

400 1200

13

325 975

550 1650

500 1500

46

450 1350

775 2325

700 2100

7 10

600 1800

1000 3000

925 2775

11 +

900 2700

1525 4575

1400 4200

110 - 3300

1875 - 5625

1700 - 5100

Tabel : kebutuhan mineral dalam tubuh


Sumber dan Kebutuhan Mineral
1. Natrium (Na)
a. Sumber : garam dapur, roti, keju, ketan, tiram, biskuit, gandum, wortel, lobak,
bayam, kol, telur, kerang.
b.
Kadar normal : 135-145 mEq / L
c. Fungsi : kation utama dalam cairan ekstrasel, mempertahankan tekanan osmotik,
cairan tubuh, preservasi iritabilitas normal otot dan permeabilitas sel.
d.
Kelebihan : Hipernatremia
e. Kekurangan : Hiponatremia, penyakit addison, berat badan menurun.
f.
Eksresi : keringat (20-50 mEq/L), urine (5-35 mg), feses (20-50 mg), kulit (25
mg).
g.
Absorpsi : mudah diserap oleh ileum, pada tubulus proksimal (dipengaruhi oleh
hormon aldosteron, norepinefrin, angiotensin II), lengkung henle (kotranspor
K2
NaCl), dan lengkung henle (kotranspor Na
Cl).
h.

Distribusi Natrium dalam tubuh


Cairan atau Jaringan
Seluruh darah

Mg/dl atau 100 gr


160

mEq / L
70
20

Plasma
Sel
Jaringan otot
Jaringan saraf

330
85
60 160
312

143
37

2. Kalium (K)
a. Sumber : jeruk, pisang, hati sapi, daging sapi, brokoli, ayam, daging anak
kerbau.
b.
Kadar normal : 3,5 5 mEq / L
c. Fungsi : kation utama dalam cairan intrasel, mempengaruhi keseimbangan
asam basa dan tekanan osmotik, penting untuk metabolisme, penting dalam
biosintesis protein, penting pada fungsi saraf dan otot.
d.
Kelebihan : hiperkalemia
e. Kekurangan : hipokalemia
f.
Eksresi : dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan aktivitas
korteks adrenal. Di usus, di eksresi dengan cairan pencernaan lalu difiltrasi
oleh glomerulus ginjal dan desokresi di tubulus.
g.
Absorpsi : pada usus halus.
h.
Dsitribusi Kalium dalam tubuh
Cairan atau Jaringan
Mg/dl atau 100 gr
mEq / L
Seluruh darah
200
50
Plasma
20
5
Sel
440
112
Jaringan otot
250 400
Jaringan saraf
530
3. Klorida (Cl)
a. Sumber : garam dapur
b.
Kadar normal : 96 - 106 mEq / L
c. Fungsi : anion utama cairan ekstraseluler, menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit, mengatur tekanan osmotik, peranan khusus dalam darah karena
fungsinya pada pergeseran klorida, membentuk asam hidroklorida dalam
getah lambung.
d.
Kelebihan : hiperkloremik
e. Kekurangan : hipokloremik
f.
Eksresi : tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium,
tubuh pun akan kehilangan klor. Tetapi, klor juga dapat lebih banyak hilang
pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntah-muntah atau pada obstruksi
pilorus atau duodenum
g.
Distribusi klorida dalam tubuh
Cairan atau Jaringan
Seluruh darah
Plasma atau serum
Sel
Cairan spinal

Mg/dl atau 100 gr


250
365
190
440

mEq / L
70
103
53
124
21

Jaringan otot
Jaringa saraf

40
171

LO 4. Memahami dan menjelaskan etika Islam


LI 4.1 Memahami dan menjelaskan cara minum sesuai etika islam dan dalil-dalil
Aktivitas minum merupakan aktivitas yang lekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Berikut merupakan etika minum menurut islam
a. Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai pahala
Segala perkara yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat untuk
beribadah. Oleh karena itu, maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat agar
dapat beribadah kepada Allah.
b. Membaca basmalah di awal minum dan membaca hamdalah setelah minum
Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini
berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca bismillah sebelum makan.
Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa
tambahan ar-Rahman dan ar-Rahim.
Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan
tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu. (HR Thabrani
dalam Mujam Kabir)
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air ini segar berkat rahmat-Nya dan
tidak menjadikan asin karena dosa-dosa kami.
c. Minum dengan tangan kanan.
Mengambil gelas atau tempat minum dengan tangan kanan dan minum dengan
tangan kanan pula. Diriwayatkan dari Hafshah RA :
Rasulullah SAW menggunakan tangan kanannya ketika makan dan minum serta
tangan kirinya untuk yang lainnya. (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Jika salah seorang dari kalian
hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum,
hendaklah minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan
kirinya dan minum dengan tangan kirinya. (HR. Muslim)
d. Tidak bernafas dan meniup air minum.
Termasuk adab ketika minum adalah tidak bernafas dan meniup air minum. Ada
beberapa hadits mengenai hal ini:Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air
minumnya. (HR. Bukhari Muslim)
Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, Larangan bernafas
dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut
mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan
ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu.
Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih
jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini
disebabkan nafas orang yang meniup akan bercampur dengan minuman. Oleh
karena itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang dua hal sekaligus
yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupinya.
22

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas :


Bahwa Rasulullah melarang bernafas di tempat minuman dan meniupnya. (HR at
Tarmidzi)
e. Bernafas tiga kali ketika minum.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu beliau mengatakan, Ketika Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air
minum sebanyak tiga kali. Dan beliau bersabda,Hal itu lebih segar, lebih enak
dan lebih nikmat.
Anas mengatakan, Oleh karena itu ketika aku minum, aku bernafas tiga kali. (HR.
Bukhari no. 45631 dan Muslim no. 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali dalam
hadits di atas adalah bernafas di luar wadah air minum dengan menjauhkan wadah
tersebut dari mulut terlebih dahulu, karena bernafas dalam wadah air minum adalah
satu hal yang terlarang sebagaimana penjelasan di atas.
f. Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret.
Menurut sebagian ulama minum langsung dari mulut teko hukumnya adalah haram,
namun mayoritas ulama mengatakan hukumnya makruh. Dari Kabsyah alAnshariyyah, beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam masuk
ke dalam rumahku lalu beliau minum dari mulut qirbah yang digantungkan sambil
berdiri. Aku lantas menuju qirbah tersebut dan memutus mulut qirbah itu. (HR.
Turmudzi no. 1892, Ibnu Majah no. 3423 dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Hadits ini menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air. Untuk
mengkompromikan dengan hadits-hadits yang melarang, al-Hafidz Ibnu Hajar alAtsqalani mengatakan, Hadits yang menunjukkan bolehnya minum dari mulut
wadah air itu berlaku dalam kondisi terpaksa.
g. Minum dengan posisi duduk.
Terdapat hadits yang melarang minum sambil berdiri. Dari Abu Hurairah
radhiyallahu
anhu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Janganlah kalian minum sambil
berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia
berusaha untuk memuntahkannya. (HR. Ahmad)
Mengenai hadits di atas, ada ulama yang berkesimpulan minum sambil berdiri
diperbolehkan, meski yang lebih utama adalah minum sambil duduk. Diantara
ulama tersebut adalah Imam Nawawi dan Syaikh Utsaimin. Meskipun minum
sambil berdiri diperbolehkan, namun yang lebih utama adalah sambil duduk karena
makan dan minum sambil duduk adalah kebiasaan Nabi shallallahu alaihi wa
sallam.
Diriwayatkan dari Anan RA, dia berkata : Rasulullah melarang meminum dengan
berdiri. Mereka bertanya, bagaimana dengan makan? beliau menjawan, lebih
lagi waktu makan.(HR muslim)
h. Tenang, perlahan dan tidak terburu buru.
Jangan bersikap rakus sehingga tampak mulut penuh dengan suapan, dan jangan
meniup-niup makanan atau minuman yang menunjukkan sikap tidak sabar. Dari
Ibnu Abas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: Janganlah kalian minum
dengan sekali tegukan seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau
tiga kali tegukan. Ucapkanlah bismillah jika kalian minum dan alhamdulillah
jika kalian selesai minum. (HR. Turmidzi).
23

i. Menutup bejana air pada malam hari.


Biasakan diri kita untuk menutup bejana air pada malam hari. Sebagaimana hadits
dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda,
Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam,
ketika ituturun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup,
ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit.
(HR. Muslim)
j. Tidak minum berlebihan
Minum berlebihan pada saat makan sangat tidak dianjurkan karena dapat
mengganggu pencernaan, hendaknya minum beberapa saat sebelum dan sesudah
makan.
k. Tidak minum dengan menggunakan tempat dari emas dan perak
Diriwayatkan dari Ummu Salamah RA,dia berkata,Rasullullah SAW
bersabda:Orang-orang yang makan dan minum dengan bejana emas dan perak,
sungguh telah menuangkan ke dalam perutnya api dari neraka (HR. Muslim)
l. Minum dengan tiga tegukan dimulai basmalah dan diakhiri dengan hamdalah
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA,dia berkata,Rasulullah SAW bersabda,
Janganlah kalian minum seperti minumnya unta,tetapi minumlah dengan minum
dua-dua (teguk) atau tiga-tiga (teguk),hendaknya kalian membaca basmalah ketika
minum dan membaca hamdalah setelah minum.(HR.Tirmidzi)
m. Hendaklah ketika membagikan minuman memegang minuman tempat (nampt)
dengan tangan kiri memberikannya dengan tangan kanan, dimulai dari yang tertua
atau yang tertinggi kedudukannya dalam masyarakat.
n. Hendaknya pemberi minuman adalah orang yang terakhir minum. Diriwayatkan
dari Abi Qatadah RA, Nabi SAW bersabda : Orang yang memberi minum adalah
orang yang paling akhir minum. (HR. at Tarmidzi)

24

25

You might also like