Professional Documents
Culture Documents
Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan saat mengikuti orientasi
pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik: tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum
dibawa ke rumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS,
penderita segera diberikan infus cairan elektrolit. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan:
kadar Natrium: 130 mEq/l (Normal= 135-147), Kalium: 2,5 mEq/l (N= 3,5-5,5) dan Klorida: 95
mEq/l (N=100-106). Setelah kondisi membaik pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan
untuk minum sesuai dengan etika islam.
Kata-kata Sulit:
Cairan tubuh :cairan di dalam tubuh yang terbagi atas cairan intraselular dan
ekstraselular
Larutan
:campuran yang homogeny dari 2 atau lebih zat yang terdiri dari solvent
dan solute
Natrium
Kalium
Klorida
Pingsan
Nilai mEq
Brainstorming:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Analisis masalah:
1. Suhu, tekanan, luas penampang, zat pelarut, dan ion sejenis.
2. Dehidrasi
3. Ekstraselular: a. interstitial= cairan yang berada di antar sel
b. intravascular= cairan yang berada di peredaran darah
4. a. Mengatur suhu tubuh
b. Melancarkan peredarah darah
c. Mengatur struktur dan fungsi kulit
d. Sebagai pelumas pada sendi dan obat
e. Rongga pleura, dll
5. Membaca bismilah, mengambil gelas dengan tangan kanan, minum sambil duduk,
makanan dan minuman toyyiban, tidak berlebihan, dan menutup dengan membaca
alhamdulilah.
6. Kalium: a. sebagai aktif neomuskular
b. sebagai pengatur osmolalitas
c. sebagai aktifitas enzim untuk metabolism selular
Sudah Jenuh
Secara Kualitatif
Solute masih bisa larut dalam solvent
Solute larut solute tak larut
Secara Kuantitatif
Qc < Ksp
Qc = Ksp
Keadaannya
berada
dalam
kesetimbangan
Mengendap semua (sudah terdapat Qc > Ksp
endapan)
1.
M
enjjelamenjelaskan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik:
1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik,
dibedakan atas:
a. Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah yang mempunyai daya hantar listrik yang
kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya
berubah menjadi ion-ion (alpha = 1)
i. Asam-asam kuat seperti : HCL,HC1O3, H2S04, HNO3dan lain-lain.
ii. Basa-basa kuat yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah,
seperti : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
iii. Garam-garam yang mudah larut seperti : NaCl, Al2(SO4)3 dam lainlain.
2. Elektrolit Lemah
4
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah
dengan harga derajat ionisasinya sebesar : 0 < alpha < 1
1) Asam-asam lemah seperti : CH3COOH,HCN,H2CO3,H2S dam lain-lain.
2) Basa-basa lemah seperti : NH4OH. Ni(OH)2 dan lain-lain.
3) Garam-garam yang sukar larut seperti AgCl,CaCrO4,PbI2dan lain-lain
3. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik, karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ionoin (tidak berion) Tergolong kedalam jenis ini misalnya :
i. Larutan Urea
ii. Larutan Sukrosa
iii. Larutan Glukosa
iv. Larutan Alkohol
Berdasarkan Kemampuan Menyerapnya :
1. Larutan ideal yaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan
ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat
pencampuran larutan
2. Larutan tidak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult.
Larutan tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu :
a. Larutan yang mengalamami pelepasan kalor pada saat pencampuran
sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari
hukum Roult.
b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang
menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.
Berdasarkan Wujud / Fasanya :
dengan berat badan 70 kg, total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat
badan atau sekitar 42 L. Persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur,
jenis kelamin dan derajat obesitas.
1. Cairan Intraselular (CIS)
40% dari BB total adalah CIS. Cairan Intraselular adalah cairan yang terkandung
di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah
cairan intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg).
Sebaliknya, hanya dari cairan tubuh bayi yang merupakan cairan intraselular.
2. Cairan Ekstraselular (CES)
20% dari BB total adalah CES. Cairan Ekstraselular adalah cairan diluar sel.
Ukuran relatif dari (CES) dapat menurun seiring dengan bertambahnya usia. Pada
bayi baru lahir, kira-kir cairan tubuh terkandung didalam cairan ekstraselular
(CES). Setelah ber usia 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kirakira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria
dewasa (70 kg).
CES dibagi menjadi:
a.
Cairan interstisial (CIT) adalah cairan disekitar sel, pada orang dewasa
pembuluh darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anakanak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB).3 L
(60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel
darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai
bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit.
Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda,
bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. Adapun fungsi
dari darah adalah mencakup :
6
Jadi, kesimpulannya adalah dehidrasi dapat terjadi karena tiba factor, antara lain:
a. Input yang sedikit
b. Output yang berlebihan
c. Bisa karena kedua-duanya
LI 2.3 Memahami dan menjelaskan akibat dehidrasi
Dehidrasi dapat mengakibatkan gangguan dalam fungsi otak seperti konsentrasi
dan kemampuan berpikir di samping secara fisik dapat menurunkan stamina dan
produktivitas kerja melalui gangguan sakit kepala, lesu, lemas, bibir dan lidah kering,
terjadi hiponatremia, hipokalemia, hipokloremia bahkan hingga pingsan. Dalam
jangka panjang dehidrasi dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (UTI-Urinary
Track Infection) dan terjadinya batu ginjal.
LI 2.4 Memahami dan menjelaskan gejala dehidrasi
Pada orang dewasa
11
Kehilangan
badan (%)
Dehidrasi
Ringan
berat 3-5
Dehidrasi
Sedang
Dehidrasi Berat
6-9
10 atau lebih
Kondisi umum
Nadi radial
Kecepatan
Cepat
dan tekanan lemah
normal
Respirasi
Normal
Dalam,
mungkin
cepat
Fontanella anterior
Normal
Cekung
Sangat cekung
Tekanan
sistolik
darah Normal
dan Cepat,
sangat
lemah,kadang tidak teraba
Elastisitas kulit
Cubitan
segera
kembali
Cubitan
kembali
perlahan
Cubitan
kembali
tidak
Mata
Normal
Cekung
Sangat cekung
Air mata
Ada
Tidak
segera
atau
berkurang
Keluaran kencing
Normal
Jumlah
berkurang
dan pekat
Anuria/oliguria berat
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Dehidrasi Berat
a.
Tubuh kehilangan cairan > 10% berat badan.
b.
Kesadaran anak menurun, napas jadi cepat dan denyut jantung meningkat.
c.
Hilang kesadaran. Hal ini karena cairan yang sangat dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh berkurang, maka seluruh sistem kerja organ tubuh menjadi terganggu
dan otak tidak berfungsi secara sempurna.
d.
Pengeluaran cairan makin tidak sebanding dengan kebutuhan tubuh, yakni bisa
mencapai 200-250 cc/kg BB dalam sehari. Kondisi ini membuat berat badan anak turun
e.
secara drastis, yaitu lebih dari 10% BB asalnya.
f.
Tangan dan kaki yang dingin dan lembab
g.
Ketidakmampuan untuk minum
h.
Hilangnya keelastisan tubuh secara keseluruhan
i.
Jika menangis tidak ada air mata
j.
Lapisan lendir yang sangat kering pada mulut
k.
Berkuranganya volume air seni
LI 2.5 Memahami dan menjelaskan klasifikasi dehidrasi
Ada dua jenis dehidrasi:
1 Dehidrasi dimana kekurangan air lebih dominan dibanding larutan elektrolit
(dehidrasi isotonis). Pada dehidrasi jenis ini terjadi pemekatan cairan
ekstraseluler, sehingga terjadi perpindahan air dari intrasel ke ekstrasel yang
menyebabkan terjadi dehidrasi intraseluler. Bila cairan intrasel berkurang
lebih dari 20%, maka sel akan mati. Dehidrasi jenis ini terjadi bila seseorang
minum air laut pada saat kehausan berat.
2 Dehidrasi dimana kekurangan elektrolit lebih dominan dibanding kekurangan
air (dehidrasi hipertonik). Pada dehidrasi jenis ini cairan ekstraseluler bersifat
hipotonis, sehingga terjadi perpindahan air dari ekstrasel ke intrasel yang
menyebabkan terjadi edema intrasel. Dehidrasi ini terjadi bila seseorang
14
yang mengalami kekurangan cairan hanya diatasi dengan minum air murni
tanpa mengandung elektrolit.
Dehidrasi berdasarkan tonisitas dan kadar natriumnya:
1. Dehidrasi isotonik
Dehidrasi ini tidak menyebabkan terjadinya perubahan konsentrasi elektrolit
darah. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam darah 130-150 mEq/L
2. Dehidrasi Hipotonik
Dehidrasi ini terjadi bila konsentrasi elektrolit darah menurun. Hal ini terjadi
bila kadar natrium dalam plasma kurang dari 130 mEq/L. Dehidrasi ini juga
disebut sebagai dehidrasi hiponatremia
3. Dehidrasi Hipertonik
Dehidrasi ini terjadi bila konsentrasi elektrolit darah naik, biasanya disertai
dengan rasa haus dan gejala neurologi. Hal ini terjadi bila kadar natrium
dalam plasma melebihi dari 150 mEq/L. Dehidrasi ini disebut juga sebagai
dehidrasi hipernatremia
LI 2.6 Memahami dan menjelaskan penanggulangan dehidrasi
Jenis Cairan untuk Rehidrasi:
Penatalaksanaan pada penderita dehidrasi (Doenges & Sylvia Anderson):
a.
Obat-obatan Antiemetik
Untuk mengatasi muntah
b. Obat-obatan anti diare
Pengeluaran feces yang berlebihan dapat diberikan obat-obat anti diare serta
dapat diberikan oralit.
c. Pemberian air minum
Pemberian air minum yang mengandung natrium cukup memadai untuk
mengatasi ketidakseimbangan yang terjadi.
d. Pemberian cairan intravena
Pada kekurangan cairan yang berat, maka diperlukan pemberian cairan
intravena. Larutan garam isotonik (0,9%) merupakan cairan infus terpilih
untuk kasus-kasus dengan kadar natrium mendekati normal, karena akan
menambah volume plasma. Segera setelah pasien mencapai normotensi,
separuh dari larutan garam normal (0,45%) diberikan untuk menyediakan air
bagi sel-sel dan membantu pembuangan produk-produk sisa metabolisme.
e. Pemberian bolus cairan IV
Pemberian bolus cairan IV awal dalam suatu uji beban cairan, untuk
mengetahui apakah aliran kemih akan meningkat, yang menunjukkan fungsi
ginjal normal.
15
Biasanya diberikan pada penderita dehidrasi ringan dan sedang. Formula lengkap
mengandung NaCl, KCl, NaHCO3, dan glukosa: oralit. CRO yang tidak
mengandung keempat komponen di atas: larutan gula garam, larutan tepung
beras-garam, air kelapa, berdasarkan penelitian, air tajin mengandung glukosa
polimer, yaitu gula yang mudah diserap dan dicerna tubuh. Protein poliglukosa
yang dikandung dalam tepung tajin pun dapat membuat feses lebih padat.
2. Cairan Rehidrasi Parental
Pada pasien dengan dehidrasi berat, cairan yang diberikan secara parental jenis
cairannya adalah RL (Ringer Lactate) jumlah cairan yang diberikan infuse,
tergantung dari tingkat dehidrasi sesuai dengan umur dan berat badan.
Rehidrasi Parental untuk Dehidrasi Berat
Komposisi larutan RL pada bayi (< 12 bulan):
a. 1 jam pertama: 30 ml/kgbb
b. 5 jam berikutnya: 70ml/kgbb
Komposisi larutan RL pada anak (>12 bulan) :
a. 1 jam pertama: 30 ml/kgbb
16
saat tubuh mengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan
Vasopresin/ ADH dengan meningkatkan
reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volume cairan tubuh, maka
hormone atripeptin (ANP) akan meningkatkan ekskresi volume natrium dan air .
Sumber: www.medicastore.com
LO 3. Memahami dan menjelaskan elektrolit
LI 3.1 Memahami dan menjelaskan definisi elektrolit
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan danelektrolit masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairanintravena (IV) dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi
yang normal dari air tubuh total danelektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolitsaling bergantung satu dengan yang lainnya; jika
salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
LI 3.2 Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan elektrolit
A. Dehidrasi hiponatremik dan hiponatremia
Diagnosis hiponatremia harus dibedakan pada kontek hipovolemia, euvolemia
atau hipervolemia untuk menyatakan apakah rendahnya kadar Natrium benar
benar diikuti kadar Na+ tubuh yang rendah. Gejala dan tanda hiponatremia
berhubungan dengan berat dan cepatnya penurunan kadar Na+ serum. Gejala di
18
sistema syarat pusat meliputi apatis, mual, muntah, sakit kepala, kejang atau
koma. Sedangkan gejala muskuloskeletal berupa kramp dan lemah.
Hiponatremia hipovolemia disebabkan terutama karena diare dan muntah infeksi
pada gastroenteritis karena virus. Sedangkan penyebab lain adalah kehilangan
cairan perkutaneus seperti asites, luka bakar, dan peritonitis. Euvolemia
hiponatremia terjadi pada sindrom karena kelainan sekresi antidiuretik hormon
(ADH). Hiponatremia hipervolemia disebabkan oleh keadaan yang berhubungan
dengan udem seperti pada nefrosis, gagal jantung, sirosis dan gagal ginjal.
B. Dehidrasi hipernatremik dan hipernatremia
Dehidrasi hipernatremik terjadi apabila jumlah cairan yang keluar lebih banyak
dibanding larutannya atau Na+. Sebetulnya kadar Natrium+ tubuh mungkin naik
atau normal atau bahkan turun, seperti pada hiponatremia, kadar Natrium+ serum
tidak menggambarkan kadar Natrium+ tubuh. Hipernatremia menyebabkan
plasma menjadi hipertonik, sehingga badan akan merespon dengan mengeluarkan
ADH dengan merangsang rasa haus. Individu yang tak bisa mengeluarkan atau
merespon ADH akan cenderung mengalami hipernatremia. Gejala yang timbul
adalah penurunan kesadaran seperti letargi atau bingung, iritabel seperti
berkedipan, refleks meningkat atau bahkan kejang, kadang-kadang disertai
demam dan kulit teraba lebih tebal.
C. Hipokalemia
Hipokalemia ialah keadaan kadar kalium serum kurang dari 3 mEq/L. Sering
terjadi pada penyakit saluran cerna seperti muntah muntah atau pengambilan
cairan dari pipa nasogastrik; hal ini disebabkan konsentrasi K+ didalam ciran
lambung sangat tinggi. Hampir semua K+ berada di intraselular maka
hipokalemia bisa disebabkan karena perpindahan transselular yaitu dari serum ke
sel misalnya pada alkalosis akut.
D. Hiperkalemia
Hiperkalemia ialah keadaan kadar K+ > 5.5 mEq/L. Pada penyakit saluran cerna
hiperkalemia paling sering terjadi pada asidosis metabolik, dengan perpindahan
K+ transselular. Pada asidosis metabolik terjadi perpindahan K+ dari intraseluler
ke ekstraselular (serum) sebagai ganti dari ion Na yang hilang bersama tinja.
Hiperkalemia menyebabkan gejala aritmia jantung, parestesia, kelemahan otot
atau paralisis.
E. Hipokloremia
Kekurangan klorida sebagai penyebab alkalosis metabolik terjadi bila kehilangan
lorida tubuh melebihi kehilangan natrium. Hipokloremia juga dapat disebabkan
oleh masukan klorida tidak adekuat berkepanjangan. Contoh adalah kehilangan
dari usus akibat muntah atau drainase lambung dan pada diare klorida.
F. Hiperklaremia
19
Bayi
Anak-anak dan
remaja
Dewasa
Usia (tahun)
Natrium (mg)
Kalium (mg)
Klorida (mg)
0 0,5
115 350
350 925
275 200
0,5 1
250 750
425 1275
400 1200
13
325 975
550 1650
500 1500
46
450 1350
775 2325
700 2100
7 10
600 1800
1000 3000
925 2775
11 +
900 2700
1525 4575
1400 4200
110 - 3300
1875 - 5625
1700 - 5100
mEq / L
70
20
Plasma
Sel
Jaringan otot
Jaringan saraf
330
85
60 160
312
143
37
2. Kalium (K)
a. Sumber : jeruk, pisang, hati sapi, daging sapi, brokoli, ayam, daging anak
kerbau.
b.
Kadar normal : 3,5 5 mEq / L
c. Fungsi : kation utama dalam cairan intrasel, mempengaruhi keseimbangan
asam basa dan tekanan osmotik, penting untuk metabolisme, penting dalam
biosintesis protein, penting pada fungsi saraf dan otot.
d.
Kelebihan : hiperkalemia
e. Kekurangan : hipokalemia
f.
Eksresi : dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan aktivitas
korteks adrenal. Di usus, di eksresi dengan cairan pencernaan lalu difiltrasi
oleh glomerulus ginjal dan desokresi di tubulus.
g.
Absorpsi : pada usus halus.
h.
Dsitribusi Kalium dalam tubuh
Cairan atau Jaringan
Mg/dl atau 100 gr
mEq / L
Seluruh darah
200
50
Plasma
20
5
Sel
440
112
Jaringan otot
250 400
Jaringan saraf
530
3. Klorida (Cl)
a. Sumber : garam dapur
b.
Kadar normal : 96 - 106 mEq / L
c. Fungsi : anion utama cairan ekstraseluler, menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit, mengatur tekanan osmotik, peranan khusus dalam darah karena
fungsinya pada pergeseran klorida, membentuk asam hidroklorida dalam
getah lambung.
d.
Kelebihan : hiperkloremik
e. Kekurangan : hipokloremik
f.
Eksresi : tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium,
tubuh pun akan kehilangan klor. Tetapi, klor juga dapat lebih banyak hilang
pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntah-muntah atau pada obstruksi
pilorus atau duodenum
g.
Distribusi klorida dalam tubuh
Cairan atau Jaringan
Seluruh darah
Plasma atau serum
Sel
Cairan spinal
mEq / L
70
103
53
124
21
Jaringan otot
Jaringa saraf
40
171
24
25