Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Akhmad Rendy Firmansyah
Tutut Nurjanah
Pembimbing:
dr. Friendy Ahdimar
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah
yang diberikan oleh-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan Proposal Penyuluhan
Gangguan Mood (Bipolar) sebagai proses belajar di Kepaniteraan Klinik Jiwa di Rumah
Sakit Islam Jiwa Klender.
Dengan penyusunan laporan ini penulis masih banyak kekurangan dan juga banyak
menemui berbagai macam hambatan dan karena masih terbatasnya ilmu pengetahuan yang
penulis miliki namun berkat adanya bimbingan, bantuan serta pengarahan dari berbagai pihak
maka penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu dengan
terselesaikannya penyusunan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
laporan ini terutama kepada yang terhormat :
Dr. Friendy selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan serta
pengarahan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dengan sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna menyempurnakan laporan dan
semoga laporan ini berguna bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa kedokteran pada
khususnya.
Wassalamualaikum Wr Wb
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Gangguan Mood Bipolar2
2.2 Etiologi Gangguan Mood Bipolar....3
2.3 Jenis Gangguan Mood Bipolar4
2.4 Tatalaksana Gangguan Mood Bipolar.7
DAFTAR PUSTAKA.9
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan Bipolar atau manic-depressive illness (MDI) merupakan salah satu
gangguan jiwa tersering yang berat dan persisten. Gangguan Bipolar ditandai dengan
suatu periode depresi yang dalam dan lama, serta dapat beruabah menjadi suatu periode
yang meningkat secara cepat dan/atau dapat menumbulkan amarah yang dikenal
sebagai mania. Gejala-gejala mania meliputi kurang tidur, nada suara tinggi,
peningkatan libido, perilaku yang cenderung kacau tanpa memertimbangkan
konsekuensinya, dan gangguan pikiran berat yang mungkin/tidak termasuk psikosis.
Diantara kedua periode tersebut, penderita gangguan Bipolar memasuki yang baik dan
dapat hidup secara produktif. Gangguan Bipolar merupakan gangguan yang lama dan
jangka panjang. Gangguan Bipolar mendasari suatu spectrum dari gangguan
mood/suasana perasaan meliputi Bipolar I (BP I), Bipolar II (BP II), Siklotimia (periode
manic dan depressif yang bergantian /naik-turun), dan depresi yang hebat.
Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manic depresi yaitu gangguan
pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan
dan proses berpikir. Disebut Bipolar karena penyakit kejiwaan ini didominasi adanya
fluktuasi periodic dua kutub, yakni kondisi manic (bergairah tinggi yang tak terkendali)
dan depresi.
Pada gangguan mood Bipolar I, penderita tidak hanya mengalami depresi ,
tetapi pada suatu saat akan mengalami episode manic, sedangkan pada Bipolar II, tidak
ada episode manic, hanya hipomanik (tidak separah manik) dan yang selalu ada adalah
episode depresi. Cukup sulit untuk membedakan antara manik dan hipomanik, tetapi
dapat dikatakan situasi manik jauh lebih parah dibanding hipomanik.
Penyakit manik depresi biasanya diawali oleh depresi yang meliputi setidaknya
1 episode manik dalam perjalanan penyakitnya. Episode depresi berlangsung selama 36 bulan. Pada bentuk penyakit yang paling berat (kelainan Bipolar I), depresi diselingi
oleh mania yang berat. Pada bentuk yang tidak terlalu berat (kelainan Bipolar II),
episode depresi yang singkat diselingi hipomanik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI GANGGUAN MOOD BIPOLAR
Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manic depresi yaitu gangguan
pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan
dan proses berpikir. Disebut Bipolar karena penyakit kejiwaan ini didominasi adanya
fluktuasi periodic dua kutub, yakni kondisi manic (bergairah tinggi yang tak terkendali)
dan depresi.
Ras
Tidak ada kelompok ras tertentu yang memilik predileksi kecenreungan terjadinya
gangguan ini. Namun, berdasarkan sejarah kejadian yang ada, para klinisi menyatakan
bahwa kecenderungan tersering dari gangguan ini terjadi pada populasi AfrikaAmerika.
2.
Jenis kelamin
Angka kejadian dari BP I, asma pada kedua jenis kelamin, namun Rapidcycling Bipolar
Disorder (gangguan dengan 4 atau lebih episode dalam setahun) lebih sering terjadi
pada wanita dibandingkan pria. Insiden BP II lebih sering pada wanita daripada pria.
3.
Usia
Usia individu yang mengalami gangguan Bipolar ini bervariasi cukup besar. Rentang
usia dari keduanya, BP I dan BP II adalah antara anak-anak hingga 50 tahun, dengan
perkiraan rata-rata usia 21 tahun. Kasus ini terbanyak pada usia 15-19 tahun dan
2
rentang usia terbanyak kedua adalah pada usia 20-24 tahun. Sebagian penderita yang
didiagnosa dengan depresi hebat berulang mungkin saja juga mengalami gangguan
Bipolar dan baru berkembang mengalami episode manik yang pertama saat usia mereka
lebih dari 50 tahun. Mereka mungkin memiliki riwayat keluarga yang juga menderita
gangguan Bipolar. Sebagian besar menderita dengan onset manik pada usia lebih dari
50 6tahun harus dilakukan penelusuran terhadap adanya gangguan neurologis seperti
penyakit serebrovaskuler. Gangguan Bipolar juga dipengaruh oleh beberapa faktor
meliputi genetik dan lingkungan.
4.
Genetik
Perlu digaris bawahi keturunan dari orang tua yang menderita gangguan Bipolar
menderita BP I dari saudara kembar yang identik. Anak kembar yang berasal dari satu
telur memiliki kemungkinan lebih besar untuk menderita gangguan yang serupa
dibandingkan anak kembar yang berasal dari dua telur, jika anak kembar tersebut
dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Rata-rata tingkat kemungkinan pasangan
kembar menderita gangguan yang sama berkisar 60-70%.
-
Penelitian pada keluarga adopsi, membuktikan bahwa lingkungan umum bukan satu-
satunya faktor yang membuat gangguan Bipolar terjadi dalam keluarga. Anak dengan
hubungan bilogis pada orang tua yang menderita BP I atau gangguan depresif hebat
memiliki resiko lebih tinggi dari perkembangan gangguan afektif, bahkan meskipun
mereka bertempat tinggal dan dibesarkan oleh orangtua yang mengadopsi dan tidak
menderita gangguan.
5.
Lingkungan
Faktor psikososial yang diketahui sering memicu timbulnya gangguan mood ini, di
antaranya tekanan lingkungan sosial, gangguan tidur, atau kejadian traumatis lainnya.
-
Pada beberapa kejadian, suatu siklus hidup mungkin berkaitan langsung dengan
stress eksternal dan tekanan eksternal yang dapat memperburuk berulangnya gangguan
pada beberapa kasus yang memang sudah memiliki predisposisi genetik atau kimiawi.
-
Kehamilan merupakan stres tertentu bagi wanita dengan riwayat MDI dan
Episode yang sekarang harus memenuhi criteria untuk hipomania (F30); dan
F31.1 Gangguan afektif Bipolar, Episode kini Manik Tanpa Gejala Psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik (F30.1); dan
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan gejala psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala
psikotik (F30.2); dan
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan
(F32.0) atau pun sedang (F32.1); dan
F31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
tanpa gejala psikotik (F32.2); dan
F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala
Psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
dengan gejala psikotik (F32.3);dan
Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan
terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik, manik atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurangkurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depres if atau campuran)
British
Association
of
Dosis : dosis tunggal 800 mg, malam hari. Dosis direndahkan pada pasien diatas 65
tahun dan yang mempunyai gangguan ginjal.
Valproat (Divalproate Semisoodium)
Dosis : - rawat inap : dosis inisial 20-30 mg/kg/hari.
- rawat jalan dosis inisial 500 mg, titrasi 250 mg/hari.
- dosis maksimum 60 mg/kg/hari.
Karbamazepin
Dosis : - Dosis inisial 400 mg.
- Dosis maintenance 200-1600 mg/hari
Lamotrigine
Dosis : dosis inisial 25 mg/hari pada 2 minggu pertama, lalu 50 mg pada minggu kedua
dan ketiga. Dosis juga diturunkan setengahnya bila pasien juga mendapat Valproate.
Gangguan Bipolar harus diobati secara kontinyu, tidak boleh putus. Bila putus, fase
normal akan memendek sehingga kekambuhan akan semakin sering. Adanya fase
normal pada gangguan Bipolar sering menngakibatkan buruknya compliance untuk
berobat karena dikira sudah sembuh. Oleh karena itu edukasi sangat penting agar
penderita dapat ditangani lebih dini.(6)
Non Farmakoterapi
1. Konsultasi
Konsultasi dengan seorang psikiater atau psikoffarmakologi selalu sesuai bila penderita
tidak menunjukkan respon terhadap terapi konvensional dan medikasi.
2. Aktivitas
Pendeita dengan fase depresi harus didukung untuk melakukan olahraga/aktivitas fisik.
Jadwal aktivitas fisik yang regular harus dibuat. Baik aktivitas fisik dan jadwal yang
regular merupakan kunci untuk bertahan dari penyakit ini.
KEPUSTAKAAN
Mangindaan, Lukas. Ed: Elvira, S. D., & Hadisukanto, G. (2010). Buku Ajar Psikiatri:
Gangguan Kepribadian. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Hal 329-334.
Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., Grenne Beverly. (2003). Psikologi Abnormal.
Edisi ke-v. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Departemen Kesehatan R.I. (1993). Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa di Indonesia III. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.
8
Sadock, B. J., & Sadock, V. A. (2007). Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry:
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition. New York: Lippincott
William&Wilkins.