Professional Documents
Culture Documents
MIKROBIOLOGI PERAIRAN
(M10A104)
Disusun Oleh:
KELOMPOK 10/PERIKANAN C
Rizal Firdaus
230110130162
M. Salsabil
230110130198
Jumaidi Efendi
230110130200
Ruth Maria
230110130174
Christoper
230110130199
Rury Ratnafuri
230110130228
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya
kami dari pihak penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Mikrobiologi
Perikanan dengan membahas Isolasi Mikroba dalam bentuk makalah. Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas sebagai bahan pertimbangan nilai.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa pula kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu khususnya dari
rekan-rekan sekelompok kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik, walaupun ada beberapa hambatan yang kami alami dalam penyusunan
makalah ini. Namun, berkat motivasi yang disertai kerja keras dan bantuan dari
berbagai pihak akhirnya dapat teratasi.
Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan
bagi pembaca. Dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan
kiranya pembaca dapat memakluminya. Akhir kata dengan kerendahan hati,
kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Sekian
dan terima kasih.
Jatinangor, 25 September 2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I PENDAHULUAN
1
2
2
2.2 Bakteri
12
10
10
10
10
13
14
16
4.1 Hasil
16
4.2 Pembahasan
17
BAB V PENUTUP
20
5.1 Kesimpulan
20
5.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
vii
iii
iv
LAMPIRAN
ix
ix
xi
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel
hal.
10
13
19
19
DAFTAR GAMBAR
Gambar
hal.
12
ix
ix
xi
xi
xii
xii
xiii
xiii
xiv
xiv
xv
xv
xvi
xviii
xviii
xviii
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktikum
ini
bertujuan
untuk
meningkatkan
pemahaman
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
: Chordata
: Vertebrata
: Pisces
: Teleostei
: Percomorphi
: Scombroidea
: Scombroidae
: Rastrelliger
: Rastrelliger kanagurta
jari keras berjumlah 10 buah, sirip punggung kedua berjari- jari lemah 11-12
sirip dubur berjari-jari lemah lemah sebanyak 11-12 buah.
Di belakang sirip punggung dan dubur terdapat 5-6 buah finlet (Murniati
2004). Ikan kembung banyar memiliki warna biru kehijauan di bagian atas dan
bagian bawah berwarna putih kekuningan. Dua baris totol-totol hitam pada
punggung, satu totol hitam dekat sirip dada. Ban warna gelap memanjang di atas
garis rusuk, dua ban warna keemasan di bawah garis rusuk. Sirip punggung abuabu kekuningan. Sirip ekor dan dada kekuningan. Sirip-sirip lain bening
kekuningan. Ikan ini memiliki panjang maksimum 35 cm dengan panjang ratarata 20-25 cm (Murniati 2004).
2.1.1 Reproduksi Ikan Kembung
Ikan kembung R.kanagurta jantan pertama kali matang gonad pada
ukuran panjang cagak (fork length) 200,3 mm pada jantan dan ukuran 191,6 mm
pada betina. Hasil yang didapat dari penelitian ini berbeda dengan hasil
penelitian sebelumnya, dimana ukuran pertama kali matang gonad ikan
kembung (R.kanagurta) di Laut Jawa dicapai pada panjang cagak 19,2 cm untuk
jantan dan 20,4 cm untuk betina. Panjang pada pertama kali matang dari ikan
kembung (R.kanagurta) di India tercatat antara 19,0 - 22,4 cm. Kebanyakan
ikan-ikan kembung (R.kanagurta) matang pada ukuran sekitar 22 cm.
Panjang pada pertama kali matang adalah bervariasi antara jenis maupun
dalam jenis itu sendiri, dengan demikian individu yang berasal dari satu kelas
umur ataupun dari kelas panjang yang sama tidak selalu mencapai panjang
pertama kali matang pada ukuran yang sama. Hal ini diperkuat dengan hasil
penelitian bahwa ukuran ikan kembung pertama kali matang gonad adalah 20,4
cm untuk jantan dan 19,2cm untuk betina pada trimester kedua tahun 1991,
kemudian meningkat menjadi an 21,7 cm untuk jantan dan 20,2 cm untuk betina
pada trimester ketiga tahun 1991, dan menurun menjadi 18,6 cm untuk jantan
pada trimester kedua tahun 1992.
Individu ikan betina disebut ovari berfungsi menghasilkan telur (Pulunga et. al,
2005). Selanjutnya dikatakan juga bahwa gonad yang terdapat didalam tubuh
mengalami perkembangan dari bentuk sehelai benang yang berisi cairan bening
kemudian berkembang dan membesar sesuai dengan kapasitas rongga perut yang
dimiliki individu ikan. Perkembangan gonad ini dipengaruhi oleh adanya
perkembangan gamet yang diproduksi oleh gonad itu sendiri. Semakin matang
gonad suatu in-dividu ikan maka semakin besar bentuk dan berat gonad serta
tubuh individu ikan.
2.2 Bakteri
Bakteri adalah domain yang terdiri dari makhluk hidup yang tidak
memiliki membrane inti (prokariota). Bakteri dulu terbagi menjadi Bacteria dan
Archaebacteria, namun sekarang Archaebakteria memiliki domain sendiri yang
disebut Archaea. Bakteri memiliki ciri-ciri antara lain tidak memiliki membrane
inti, tidak memiliki organel bermembran, memiliki dinding sel peptidoglikan,
dan materi asam nukleatnya berupa plasmid (Postlethwait dan Hopson, 2006).
Bakteri berkembang biak membelah diri dan karena begitu kecil maka
hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop. Bakteri mempunyai beberapa
organel yang dapat melaksanakan beberapa fungsi hidup (Waluyo, 2004).
1. Ukuran bakteri
Ukuran bakteri sangat kecil, umumnya bentuk tubuh bakteri dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1000x atau lebih. Satuan
ukuran tubuh bakteri adalah micrometer atau micron. Satu micron () sama
dengan 1/1000 milimeter (mm). Lebar tubuh umumnya antara 1-2 , sedangkan
panjangnya antara 2-5 .
Bakteri berbentuk kokus mempunyai diameter 0,5 ada pula yang
berdiameter 2,5 . Sedangkan bakteri berbentuk basil mempunyai diameter 0,22,0 . Ukuran-ukuran yang menyimpang dari ukuran tersebut diatas cukup
banyak pula. Oleh karena itu, pengukuran besar kecilnya bakteri perlu
didasarkan pada standar yang sama. Bakteri yang berumur 2-6 jam pada
umumnya lebih besar daripada bakteri yang berumur lebih dari 24 jam Waluyo,
2004).
2. Bentuk bakteri
Bakteri memiliki beragam variasi bentuk, seperti coccus, basil, dan spiral.
Bakteri dapat hidup soliter maupun berkoloni dan berkembang biak dengan cara
membelah diri. Bakteri memiliki habitat yang bervariasi, dari air, tanah, udara,
hingga dalam tubuh hewan, misalnya dalam usus manusia. Bakteri ada yang
dapat hidup secara anaerob murni dan akan mati dengan adanya oksigen, ada
yang bersifat aerob dan memerlukan oksigen untuk metabolismenya. Ada yang
bersifat aerob fakultatif yaitu dapat hidup pada kondisi anaerob, tapi bila ada
oksigen metabolismenya bersifat aerob (Betsy dan Keogh, 2005).
koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari
satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau biakan
aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri)
dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis
mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi,
dikenal sebagai biakan dua-jenis
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya
kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage
yang paling baik dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage
koli yang di jumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk
kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbrnya dan
penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya.
Ada beberapa cara yang digunakan untuk bakteri, fungi, dan khamir
dengan metode garis, metode tuang, metode sebar, metode penuangan, serta
micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering banyak digunakan adalah
teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip
yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu
species dapat dipisahkan (plezar, 2006)
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri
dari bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung
kepada banyak faktor seperti seperti apa jenis mikroorganisme yang akan
ditumbuhkan.Perbenihan
untuk
pertumbuhan
bakteri
agar
dapat
tetap
(Suriawiria,
2005).
Beberapa
indikasi
pembiakan
pada
laboratorium
mikrobiologi meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
tidak
memerlukan
banyak
ruangan
untuk
10
11
produksi indol, uji TSIA, uji gula. Identifikasi bakteri dilakukan dalam beberapa
uji antara lain :
a) Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Pengamatan morfologi koloni bakteri dilakukan setelah mendapatkan
biakan murni. Pengamatan ini meliputi warna, bentuk, tepian koloni, elevasi atau
permukaan koloni dan struktur dalam koloni.
12
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat
Fungsi
Ose
Mengambil sampel
mikroba
Lampu bunsen
Mengsterilkan alat
Inkubator
Menginkubasi mikroba
pada suhu yang
ditentukan
13
Gambar
14
Tabung reaksi
Wadah sampel
Beaker glass
Wadah untuk
pencampuran sampel
dengan akuades
Cawan petri
Wadah sampel
Pipet tetes
Mengambil larutan
dalam jumlah sedikit
15
Hot plate
Membantu
mempercepat
homogenisasi larutan
Colony
counter
Mempermudah
penghitungan mikroba
10
Labu
erlenmeyer
Wadah
menghomogenkan
larutan
11
Oven
Tempat mensterilkan
alat
12
Gelas ukur
Wadah pengenceran
16
13
Mortar
Wadah menghaluskan
sampel
Bahan
Fungsi
Alkohol
Media sterilisasi
Ikan
Sampel sumber
mikroba
Gambar
17
Nutrien agar
Medium biakan
Dinginkan
beberapa
saat
dengan
cara
menggerakInokulasikan
mikroba
yang
menempel
pada
oseuntuk
ke
Siapkan
media
kultur
steril
yang
akan
digunakan
gerakan
ose
di
udara.
Tempelkan
ose
tersebut
ke
Ambil
ose
dan
lakukan
sterilisasi
panas
dengan
media kulturmenginokulasi
steril yang telah
disediakan dengan
mikroba.
populasi
mikroba
terpilih
secara
menggunakan
lampu
bunsen/spirtus.
menggunakan
metode
gores
(streakaseptic.
methods).
18
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 3. Hasil pengamatan mikroba
FISIK
(MORFOLOGIS)
Gambar
BENTUK
KOLONI 1
KOLONI 2
Bentuk
Koloni
Mikroba
Irregular
Irregular
Bentuk Tepi
Koloni
Mikroba
Smooth
Lobate
Bentuk
Permukaan
Koloni
Smooth
Smooth
Sampel
Pengenceran
Air cucian
ikan
10-1
19
Koloni 1
Koloni 2
Bentuk
Irreguler
Irreguler
Tepi
Lobate
Wavy
20
Air cucian
ikan
10-2
Permuk
aan
Smooth
Smooth
Bentuk
Round
Puncform
Tepi
Lobate
Wavy
Permuk
aan
Concentric
Countured
Puncform
Puncform
Irreguler
Round
Tepi
Smooth,
Wavy
Smooth,
Filamentous
Permuk
aan
Smooth,
Wrinkled
Smooth,
Wrinkled
Bentuk
Round
Irreguler
Tepi
Curied,
lobate,
smooth
Lobate
Permuk
aan
Smooth
Smoot
Bentuk
Round,
Ireguler
Irreguler
Tepi
Smooth,
Lobate
Lobate
Permuk
aan
Smooth,
Countured
Smooth
Bentuk
Irreguler
Round
Tepi
Lobate
Curved
Permuk
aan
Countured
Smooth
Bentuk
Filamentous,
Irreguler
Filamentous
, Irreguler
Filamentous,
Lobate
Filamentous
, Lobate
Bentuk
3
Air cucian
ikan
Air cucian
insang
Air cucian
insang
Air cucian
insang
Air cucian
insang
Air cucian
insang
10-3
10-2
10-3
10-4
10-5
Tepi
21
Air cucuian
saluran
pencernaan
Air cucuian
saluran
pencernaan
10-4
10-5
Permuk
aan
Countered,
Smooth
Countered,
Smooth
Bentuk
Puncform,
Round
Tepi
Smooth
Lobate
Permuk
aan
Smooth
Smooth
Bentuk
Irreguler
Irreguler
Tepi
Smooth
Lobate
Permuk
aan
Smooth
Smooth
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengenai isolasi mikroba, yaitu menumbuhkan
mikroba pada suatu medium. Medium biakan yang digunakan adalah medium
padat berupa nutrien agar. Agar digunakan sebagai medium biakan karena agar
tidak dapat diuraikan oleh mikroba. Sebelum melakukan isolasi mikroba, terlebih
dahulu kita harus menjaga agar semua alat-alat yang akan digunakan untuk
inokulasi dan isolasi mikroba dalam keadaan steril. Ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba-mikroba lain yang
tidak diinginkan sehingga biakan mikroba di dalam medium akan tumbuh sesuai
yang diinginkan.
Memisahkan mikroba satu dengan lainnya disebut inokulasi. Dalam
praktikum ini dilakukan inokulasi dengan cara pengenceran. Adapun mikroba
yang akan diinokulasi adalah mikroba yang berasal dari air cucian ikan, mikroba
pada insang ikan, mikroba pada saluran pencernaan ikan. Akuades disemprotkan
pada ikan dan airnya tersebut yang akan digunakan untuk sebagai sumber
mikroba. Insang ikan dikeluarkan dari operkulumnya dan diletakkan didalam
beaker glass, ditambahkan akuades dan diaduk hingga sekiranya mikroba yang
ada pada insang tercampur dengan akuadesnya. Penambahan akuades ini
22
23
Cawan petri yang yang berisi mikroba dan akan di inkubasi harus dalam
keadaan kebalik (tutup cawan petri berada dibagian bawah). Ini bertujuan untuk
mencegah air kondensasi jatuh diatas permukaan yang ditumbuhi mikroba
sehingga dapat terjadi penyebaran koloni. Dilakukan inkubasi bertujuan untuk
menumbuhkan mikroba dengan suhu yang konstan, sehingga pertumbuhan
mikroba diharapkan akan optimum. Penginkubasian dilakukan selama 2x24 jam
setelah itu diamati kembali.
Cawan petri yang telah diinkubasi diambil dan diamati pertumbuhan
mikrobanya. Keadaan tempat untuk panen mikroba harus tetap dalam keadaan
steril dengan cara menyemprotkan alkohol 70%. Setelah itu disiapkan kembali
natrium agar pada cawan petri. Natrium agar sudah dalam keadaan padat
(membeku). Setelah itu dilakukan teknik penanaman dengan metode gores,
tujuannya untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremakan
kultur ke dalam medium baru. Metode ini dilakukan karena memiliki 2
keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu.
Jarum ose bulat dipanaskan diatas api bunsen tujuannya agar jarum ose
yang digunakan untuk mengambil dan menggoreskan mikroba dalam keadaan
steril. Dengan menggunakan jarum ose diambil mikroba dari biakan murni,
kemudian digoreskan pada medium natrium agar. Pada cawan petri yang berisi
natrium agar, dibagi dua menjadi dua bagian menggunakan spidol. Sebelumnya
cawan petri tersebut didekatkan pada lampu bunsen sambil diputar. Dibuka secara
perlahan agar tidak banyak pengaruh dari udara luar. Jarum ose yang sudah
terdapat mikrobanya digoreskan pada medium natrium agar secara zigzag.
Kemudian jarum ose dipanaskan kembali, dan diambil mikroba di tempat yang
berbeda dari yang pertama dilakukan, kemudian digoreskan kembali pada bagian
yang lainnya. Setelah itu cawan petri kembali disterilkan dan dibungkus
menggunakan sampul coklat dan kembali diinkubasi.
Setelah beberapa hari diinkubasi, mikroba sudah dapat dipanen dan
diamati. Mikroba yang dihasilkan pada koloni satu berbentuk irregular dengan
memiliki bentuk tepi koloni berbentuk smooth, dan pada permukaanya berbentuk
smooth. Sedangkan pada koloni kedua mikroba yang dihasilkan berbentuk
24
irreguler juga teteapi bentuk tepi mikroba tersebut yaitu lobate dan permukaan
mikrobanya adalah smooth. Dari hasil mikroba yang didapatkan menunjukkan
isolasi mikroba yang dilakukan berhasil mendapatkan biakan murni, karena yang
mikroba yang diidentifikasi pada kolono 1 dan koloni 2 sejenis.
Hasil isolasi mikroba kelompok 1 pada koloni 1 adalah berbentuk
irreguler, dengan tepi mikroba lobate, dan permukaannya smooth, sedangkan pada
koloni 2 mikroba yang didapatkan berbentuk irreguler juga tetapi tepinya bentuk
wavy dan permukaannya pun smooth. Kelompok 1, 2, dan 3 menggunakan sampel
mikroba yang berasal dari air cucian ikan. Rata-rata mikroba yang dihasilkan dari
air cucian ikan berbentuk irreguler, round, dan punctiform. Sedangkan tepinya
rata-rata berbentuk wavy. Serta permukaan koloni mikrobanya smooth.
Untuk sampel yang dihasilkan dari air cucian insang ikan, kelompok 4, 5,
6, dan 7 mereka mendapatkan biakan mikroba yang tidak murni. Ini karena dapat
dilihat dari hasil pengamatannya pada satu koloni terdapat beberapa bentuk
mikroba, sehingga belum didapatkan biakan murni. Kegagalan ini bisa saja terjadi
diakibatkan karena kurang steril dalam melakukan isolasi mikroba. Ataupun
karena kurang mengefisiensikan tempat media untuk penggoresan sehingga sulit
mendapatkan biakan murni.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba. Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan
metode tuang dan metode gores dengan bantuan medium nutrien agar.
Ada beberapa cara yang digunakan untuk bakteri, fungi, dan khamir
dengan metode garis, metode tuang, metode sebar, metode penuangan, serta
micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering banyak digunakan adalah
teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip
yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu
species dapat dipisahkan.
5.2 Saran
Dalam melakukan isolasi mikroba harus dipastikan semua dalam keadaan steril,
baik alat-alat praktikum maupun praktikan yang melakukan kegiatan praktikum
untuk mengurangi adanya kontaminasi dari luar (udara). Selain itu praktikan
sebaiknya lebih memperhatikan dan lebih teliti lagi dalam setiap metode yang
dilakukan, supaya hasilnya bisa sesuai dengan yang diharapkan
25
DAFTAR PUSTAKA
vii
viii
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tugas Pendalaman
1. Jelaskan oleh Anda, kemungkinan apa yang dapat menyebabkan kegagalan
pembuatan biakan murni mikroba.
Jawab: tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik- baiknya
untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang
lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak
sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel yang digores dan bisa saja
karena kurang teliti dan hati-hati dalam melakukan teknik pembuatan
biakan murni, seperti penggunaan jarum ose dan media seperti cawan
petri yang kurang didekatkan dengan lampu Bunsen sehingga
keadaannya tidak steril.
2. Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat melakukan
isolasi mikroba?
Jawab: Karena pada pengenceran inokulan, kemungkinan besar akan
didapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium
tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu
koloni saja. Kemungkinan ini menyebabkan koloni yang dihasilkan
bukan merupakan biakan murni seperti yang diinginkan dari tujuan
isolasi mikroba.
3. Apakah hasil isolasi yang Anda lakukan belum berhasil mendapatkan biakan
murni. Jelaskan alasan Anda?
Jawab: Hasil isolasi mikroba yang dilakukan berhasil, karena dapat dilihat
dari hasil mikroba yang berada pada cawan petri warnanya putih
semua, itu menandakan hasil isolasi mendapatkan biakan murni
(mikroba sejenis).
4. Menurut Anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng, tidak bisa dilakukan pada media agar tegak atau agar miring?
Jawab: Isolasi mikroba juga dapat dilakukan pada media agar tegak atau agar
miring. Pada media agar tegak, dilakukan untuk meminimalisir
pertumbuhan mikroba dalam keadaan kekurangan oksigen. Pada
ix
xi
xi
xii
xiii
xiv
xv
xvi
xvii
xviii