You are on page 1of 6

PROPOSAL SKRIPSI

UPAYA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO DALAM


MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAINYA

A. Latar Belakang Masalah


Lengsernya rezim orde baru dan munculnya orde reformasi membawa banyak harapan
disertai perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan bangsa. Reformasi muncul sebagai akibat
terjadinya peningkatan berbagai aspek kehidupan masyarakat yang ditandai dengan
meningkatnya tingkat pendidikan, terbukanya berbagai isolasi, kebebasan mengeluarkan
pendapat serta kemudahan dalam melakukan akses informasi. Kondisi ini memberikan dampak
terhadap pola perilaku dan pola pikir masyarakat dalam menyikapi berbagai kebijakan
pemerintah dalam hal pengambilan keputusan. Masyarakat pada saat ini sudah semakin kritis
dalam mencermati penyelenggaraan kekuasaan Negara. Segala sesuatu yang dianggap
menyimpang atau keluar dari jalur yang semestinya, akan cepat mendapat reaksi dari masyarakat
baik secara langsung melalui demonstrasi atau unjuk rasa maupun secara tidak langsung melalui
pemberitaan di media massa.
Begitu kritisnya masyarakat pada saat ini dengan berbagai tuntutan perubahan yang
semuanya mengarah pada suatu harapan yaitu terwujudnya kondisi atau keadaan yang jauh lebih
baik, baik kondisi masyarakat maupun penyelenggaraan pemerintahan.
Kenyataan membuktikan bahwa kesuksesan penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan nasional terutama sangat tergantung dari kesempurnaan aparatur
pemerintah, serta dukungan dari berbagai instansi pemerintah yang dalam tugas dan fungsinya
berbeda-beda namun tetap menjadi satu yaitu menyukseskan pembangunan nasional.
Dalam rangka ikut menyukseskan pelaksanaan pembangunan dan menciptakan
masyarakat yang adil dan merata, maka salah satu upaya yang dilakukan adalah memperkuat
penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan
yang profesional oleh para pegawai yang ada.

Pembangunan pegawai pemerintah atau dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil diarahkan
untuk meningkatkan kualitas kerja pegawai agar lebih memiliki sikap dan perilaku yang
berlandaskan kepada pengabdian, kejujuran, tanggung jawab, disiplin dan keadilan, sehingga
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pegawai negeri berhasil dengan baik serta
dapat memberikan pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat sesuai dengan tuntunan hati
nurani mereka.
Untuk membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil sebagaimana yang disebutkan di atas,
maka perlu dilaksanakan pembinaan yang baik dan teratur, dilakukan secara terus menerus
dengan berdasarkan pada perpaduan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan
pada sistem prestasi kerja.
Selain itu, untuk meningkatkan profesionalisme dan prestasi kerja atau kinerja pegawai
tersebut harus diperhatikan pula masalah kesejahteraannya, agar pegawai yang bersangkutan
dapat memusatkan perhatian sepenuhnya kepada tugas pokok sehari-hari. Bentuk kesejahteraan
disini antara lain adalah kelancaran dalam pemberian gaji atau bentuk lainnya, sehingga setiap
pegawai tentunya akan lebih bergairah dan bersemangat dalam bekerja mengingat
kesejahteraannya dapat terpenuhi dan diterima sesuai dengan haknya.
Dengan adanya berbagai masalah pegawai maka masalah tersebut perlu ditangani secara
khusus, untuk itu perlu adanya bagian yang mengurus segala hal administrasi kepegawaian,
pembinaan pegawai, dan peningkatan kinerja pegawai.
Sejalan dengan desentralisasi bidang kepegawaian kepada daerah otonom, maka unit
pengelola sumber daya aparatur dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil sudah selayaknya ditangani
oleh sebuah lembaga teknis daerah berbentuk badan atau kantor.
Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah di daerah kabupaten/kota maupun provinsi
sejalan dengan bunyi pasal 34 A Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 serta Keputusan
Presiden Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah.
Badan Kepegawaian Daerah merupakan Perangkat Pemerintah Daerah yang berwenang
melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk meningkatkan pelayanan dan
kinerja pegawai dalam rangka menunjang tugas pokok Gubernur, Bupati/Walikota. Kelancaran
2

pelaksanaan tugas organisasi ini sangat tergantung pada kesempurnaan dari pegawai yang berada
didalamnya yang mampu bekerja secara profesional, efektif dan efisien guna meningkatkan
kelancaran roda pemerintahan.
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Ponorogo merupakan suatu Badan yang
mengurus kepegawaian yang ada di Kabupaten Ponorogo terutama pegawai pada Badan
Kepegawaian Daerah itu sendiri. Penyelenggaraan tugas-tugas kepegawaian di daerah ini, akan
senantiasa diikuti dengan langkah pemantapan dan pengembangan pelaksanaan sistem
administrasi dan manajemen kepegawaian yang hakekatnya diarahkan pula pada upaya
peningkatan kualitas Pegawai Negeri Sipil Daerah agar mampu secara profesional menangani
berbagai macam tuntutan tugas yang semakin kompleks, disamping meningkatkan mutu
pelayanan kepada masyarakat. Langkah ini pada dasarnya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari upaya pemantapan pelaksanaan reformasi birokrasi daerah menuju terwujudnya
Good Local Governance dalam kerangka implementasi kebijakan otonomi daerah secara
utuh.
Semakin kompleksnya tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh Badan
Kepegawaian Daerah tersebut mengharuskan para pegawainya untuk lebih profesional, taat
hukum, rasional, inovatif, dan memiliki integritas yang tinggi serta menjunjung tinggi etika
administrasi publik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat maupun aparatur
pemerintah daerah itu sendiri.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis mengambil judul Laporan Akhir
ini yaitu Upaya Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Ponorogo Dalam Meningkatkan
Kinerja Pegawainya.

B. Identifikasi Masalah
Memperhatikan uraian di atas, masalah-masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
a) Untuk melaksanakan tugas-tugas pokok dibidang kepegawaian, maka diperlukan sumber
daya aparatur yang memiliki kemampuan dan produktivitas kerja yang tinggi.
3

b) Perlunya pemberian motivasi agar pegawai memiliki semangat kerja yang tinggi.
c) Keberadaan sarana dan prasarana kerja yang mendukung pelaksanaan tugas dan
pekerjaan pegawai.
d) Penegakan peraturan-peraturan untuk meningkatkan disiplin pegawai.
e) Pengawasan sebagai alat kontrol terhadap pegawai dalam melaksanakan pekerjaan.

C. Pembatasan Masalah
Guna mempersempit ruang lingkup masalah, maka perlu adanya pembatasan masalah.
Untuk itu, penelitian hanya difokuskan pada kondisi kerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Ponorogo serta upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja
pegawainya.

D. Perumusan Masalah
a) Bagaimana kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Ponorogo ?
b) Upaya-upaya apa yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Ponorogo
dalam meningkatkan kinerja pegawainya ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a) Mengetahui kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Ponorogo.
b) Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Ponorogo dalam meningkatkan kinerja pegawainya.

F. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Teoritis
i.

Untuk membandingkan antara teori dengan kenyataan empirik.

ii.

Untuk pengembangan ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan ilmu


pemerintahan, khususnya konsep-konsep yang berkaitan dengan manajemen
kepegawaian.

iii.

Sebagai bahan kajian penelitian selanjutnya, terutama penelitian mengenai Upaya


Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Ponorogo Dalam Meningkatkan Kinerja
Pegawai.

b) Manfaat Praktis
i.

Sebagai latihan bagi praja dalam menuangkan buah pikirannya ke dalam bentuk
tulisan.

ii.

Sebagai bahan masukan bagi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Ponorogo


dalam melihat dan memahami persoalan-persoalan yang ada dalam upaya
meningkatkan kinerja pegawai.

G. Sistematika Penulisan
a) BAB I
Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Materi Penelitian, Tujuan dan Manfaat
Penelitian serta Sistematika Penulisan.
b) BAB II
Berisi tentang Gambaran Umum Kabupaten, Struktur Organisasi Kabupaten dan
Gambaran Umum Objek Penelitian.
c) BAB III
Berisi tentang Metodologi Penelitian.
d) BAB IV
Berisi tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian.
e) BAB V
Berisi tentang Kesimpulan dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA

Moenir, H.A.S, 2002, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta.
(GoogleBook)
Suradinata, Ermaya, 1996, Manajemen Sumber Daya Manusia, Ramadan, Bandung.
(GoogleBook)
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
Keputusan Presiden Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan
Kepegawaian Daerah

You might also like