Professional Documents
Culture Documents
HIPOSPADIA
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
A. PENGERTIAN
Hipospadia sendiri berasal dari dua kata yaitu hypo yang berarti di bawah
dan spadon yang berarti keratan yang panjang.
Bentuk hipospadia yang lebih berat terjadi jika lubang uretra terdapat di
tengah batang penis atau pada pangkal penis, dan kadang pada skrotum
(kantung zakar) atau di bawah skrotum. Kelainan ini seringkali berhubungan
dengan kordi, yaitu suatu jaringan fibrosa yang kencang, yang menyebabkan
penis melengkung ke bawah pada saat ereksi.
B. ETIOLOGI
2. Genetika
Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena
mutasi pada gen yang mengode sintesis androgen tersebut sehingga
ekspresi dari gen tersebut tidak terjadi.
Lingkungan
Biasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan zat
yang bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.
C. PATOFISIOLOGI
Fusi dari garis tengah dari lipatan uretra tidak lengkap terjadi sehingga
meatus uretra terbuka pada sisi ventral dari penis. Ada berbagai derajat
kelainan letak meatus ini, dari yang ringan yaitu sedikit pergeseran pada
glans, kemudian disepanjang batang penis, hingga akhirnya di perineum.
Prepusium tidak ada pada sisi ventral dan menyerupai topi yang menutup sisi
dorsal dari glans. Pita jaringan fibrosa yang dikenal sebagai chordee, pada
sisi ventral menyebabkan kurvatura (lengkungan) ventral dari penis.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Glans penis bentuknya lebih datar dan ada lekukan yang dangkal di bagian
bawah penis yang menyerupai meatus uretra eksternus.
6. Dapat timbul tanpa chordee, bila letak meatus pada dasar dari glans penis.
E. KLASIFIKASI
Middle yang terdiri dari distal penile, proksimal penile, dan pene-escrotal.
Pada tipe ini, meatus terletak antara glands penis dan skrotum. Biasanya
disertai dengan kelainan penyerta, yaitu tidak adanya kulit prepusium bagian
ventral, sehingga penis terlihat melengkung ke bawah atau glands penis
menjadi pipih. Pada kelainan tipe ini, diperlukan intervensi tindakan bedah
secara bertahap, mengingat kulit di bagian ventral prepusium tidak ada maka
sebaiknya pada bayi tidak dilakukan sirkumsisi karena sisa kulit yang ada
dapat berguna untuk tindakan bedah selanjutnya.
3. Tipe Posterior
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
G. TINDAKAN PEMBEDAHAN
Tujuan pembedahan :
2. Teknik Horton dan Devine, dilakukan 1 tahap, dilakukan pada anak lebih
besar dengan penis yang sudah cukup besar dan dengan kelainan hipospadi
jenis distal (yang letaknya lebih ke ujung penis). Uretra dibuat dari flap
mukosa dan kulit bagian punggung dan ujung penis dengan pedikel (kaki)
kemudian dipindah ke bawah.
Mengingat pentingnya preputium untuk bahan dasar perbaikan hipospadia,
maka sebaiknya tindakan penyunatan ditunda dan dilakukan berbarengan
dengan operasi hipospadi.
H. KOMPLIKASI
1. Infertility
3. Gangguan psikososial
HIPOSPADIA
A. PENGKAJIAN
1. Fisik
a. Pemeriksaan genetalia
2. Mental
c. Tingkat kecemasan
B. WOC
Repair hipospadia
Tipe hipospadia
Chorde / Hasil
Dua tahap
Malformasi congenital
Hipospadia
Pengelolaan
Pembedahan Kombinasi
Obstruksi Tinggi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. IMPLEMENTASI
1. Diagnosa 1 dan 4
c. Jelaskan tentang pengobatan yang diberikan, efek samping dan dosis serta
waktu pemberian.
2. Diagnosa 2
3. Diagnosa 3
4. Diagnosa 5
a. Pastikan kateter pada anak terbalut dengan benar dan tidak lepas
b. Gunakan restrain atau pengaman yang tepat pada saat anak tidur atau
gelisah.
Perencanaan pemulangan
Jelaskan pemberian obat antibiotik dan tekankan untuk kontrol ulang (follow
up).
DAFTAR PUSTAKA
http://photos1.blogger.com/blogger/4603/1833/1600/op.jpg
http://www.medicastore.com
Suriadi SKp, dkk. (2001). Asuhan keperawatan pada anak. Jakarta : Fajar
Interpratama
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. (1985). Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta :EGC.
Beranda
Lihat versi web
Mengenai Saya
Kumpulan ASKEP
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger