Professional Documents
Culture Documents
Analisis Kasus
-
Pada pemeriksaan Lab didapatkan Hb (12,2 gr/dl), Total protein : 7,2 g/dl,
Albumin : 2,2 g/dl, Globulin: 5,0 g/dl
Splenomegali
Palmar eritema
Vena kolateral
Asites
Spider Nevi
Ikterik
Hipoalbunemia (rasio albumin globulin terbalik)
Pada pasien memenuhi 5 dari 7 kriteria diagnosis tersebut yaitu palmar eritema,
vena kolateral, asites, ikterik, hipoalbunemia, untuk spider nevi tidak ditemukan,
18
untuk splenomegali sulit dinilai dengan pemeriksaan fisik karena perut sudah
terlalu besar sehingga perlu pemeriksaan USG untuk melihat ada tidaknya
splenomegali.
Sirosis hepatis adalah suatu keadaan disorganisasi yang difuse dari struktur hati
yang normal akibat nodul regeneratif yang dikelilingi jaringan mengalami fibrosis
atau, kemunduran fungsi liver yang permanen yang ditandai perubahan
histopatologi
Karena terjadi kerusakan di hati , maka terjadi gangguan ada aliran vena sistemik ,
dimana terjadinya bendungan pada vena porta . Bendungan pada vena porta
nantinya akan menyebabkan tekanan pada vena porta meningkat dan terjadilah
hipertensi porta. Hal inilah yang menyebabkan berbagai manifestasi klinis yang
muncul pada pasien.
Pada pasien ditemukan asites , hal ini karena terjadinya bendungan di vena porta
maka akan meningkatkan tekanan hidrostatik dan viskositas pada pembuluh vena ,
sehingga terjadi perpindahan cairan dari pembuluh darah ke rongga peritoneal dan
menyebabkan asites. Bendungan pada vena porta juga mengakibatkan gangguan
pada aliran vena sistemik , sehingga terjadilah kompensasi terbentuknya vena
kolateral pada pasien.
Ikterik bisa terjadi karena dua hal yang pertama karena pemecahan sel darah
merah yang berlebihan (hemolitik) dan terjadinya obstruksi duktus biliaris atau
gangguan konjugasi bilirubin oleh sel hati. Pada pasien ini ikterik disebabkan oleh
gangguan konjugasi oleh hati dan obstruksi duktus biliaris karena kerusakan hati
yang sudah kronis.
Hati merupakan organ yang penting dalam metabolisme protein termasuk
pembentukan albumin. Jika terjadi kerusakan hati maka kadar albumin dalam
darah akan menurun sehingga terjadilah hipoalbuminemia.
Hipoalbumenia juga bisa menyebabkan tertariknya cairan ke jaringan interstitial
sehingga menyebabkan oedema, ditambah lagi mungkin adanya hepatorenal
sindrom yang menyebabkan retensi Natrium , sehinga menyebabkan oedema.
19
20