Professional Documents
Culture Documents
Kelompok XV
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Proses Produksi
Produksi merupakan suatu proses untuk mengubah bahan mentah menjadi bahan
setengah jadi atau bahan jadi sehingga meningkatkan nilai guna dari bahan
tersebut.
Diagram proses produksi :
Bahan Baku
Produk
Proses Produksi
Energi + Teknologi
Informasi
Modal
Manusia
2.2
Material
Mesin
2.2.2
perlakuan panas agar serbuk logam yang telah di tekan tadi menjadi rigid.
Biasanya proses metalurgi serbuk ini di gunakan untuk pembuatan produk yang
berdimensi sangat kecil. Contoh produk yang dibuat dengan cara metalurgi
serbuk ini adalah roda gigi pada jam tangan.
2.2.6
2.3
2.3.1
dan sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan terbentuk menjadi
komponen yang dikehendaki.
Gerak relatif pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua komponen
gerakan yaitu :
2.3.2
Jenis Mesin
Gerak Potong
Gerak Makan
Mesin Bubut
Benda Kerja
Pahat (Translasi)
(Rotasi)
2
Mesin Freis
Pahat (Rotasi)
Benda Kerja
Jamak
(Translasi)
3
Mesin Sekrap
Pahat (Translasi)
Benda Kerja
Tunggal
(Translasi)
Sekrap Meja
Benda Kerja
Pahat
(Translasi)
(Translasi)
Tunggal
Mesin Gurdi
Pahat (Translasi)
Pahat (Translasi)
Jamak
Gergaji
Pahat (Translasi)
Jamak
Gerinda
Pahat (Translasi)
Benda Kerja
Tak Terhingga
(Translasi)
2.3.3
Selain ditinjau dari segi orientasi permukaan maka poses pemesinan dapat
diklassifikasikan berdasarkan proses terbentuknya permukaan (proses generasi
permukaan; surface generation).
Dalam hal ini proses tersebut dikelompokkan dalam dua garis besar proses
yaitu:
Misalnya, mesin bubut tidak selalu digunakan sebagai untuk membubut saja
melainkan dapat pula digunakan untuk menggurdi, memotong dan melebarkan
lubang (boring) dengan cara mengganti pahat dengan yang sesuai. Bahkan dapat
digunakan untuk mengefreis, menggerinda atau mengasah halus asal pada mesin
bubut yang bersangkutan dapat dipasangkan peralatan tambahan (attachments)
yang khusus.
Berikut beberapa jenis Mesin perkakas yang sering di gunakan :
a. Proses Bubut (Turning),
b. Proses Freis (Milling),
c. Proses Gurdi (Drilling),
d. Proses Sekrap (Shaping,Planing),
f. Poses Gerinda Rata (Surface Grinding),
g. Proses Gerinda Silindrik (Cylindrical Grinding),dan
h. Proses Gergaji atau Parut (Shawing, Broaching).
Tabel 2.2. Klasifikasi Proses Pemesinan Menurut Jenis Mesin Perkakas yang
Digunakan
No
Jenis Proses
Bubut (turning)
Gurdi (drilling)
Sekrap (shaping,planing)
Sekrap
Meja
(planing
machine)
4
Freis (milling)
Gergaji (sawing)
Koter/Pelebaran
lubang
(Boring)
Parut(broaching)
Gerinda (grinding)
Asah (honing)
10
11
12
tercapai. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara menentukan penampang geram
(sebelum terpotong). Selain itu, setelah berbagai aspek teknologi ditinjau,
kecepatan pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu pemotongan sesuai
dengan yang dikehendaki.
Untuk itu perlu dipahami lima elemen dasar proses permesinan, yaitu :
1. Kecepatan potong (cutting speed) : Vc (m/min)
2. Kecepatan makan (feeding speed) : Vf (mm/min)
3. Kedalaman potong (depth of cut) : a (mm)
4. Waktu pemotongan (cutting time) : tc (min), dan
5. Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal) : Z (cm3/min)
Elemen proses pemesinan tersebut (Vc, Vf, a, tc dan Z) dihitung berdasarkan
dimensi benda kerja dan pahat serta besaran dari mesin perkakas. Besaran mesin
perkakas diatur ada bermacam-macam tergantung pada jenis mesin perkakas.
Oleh sebab itu, rumus yang dipakai untuk menghitung setiap elemen proses
pemesinan dapat berlainan.
1. Proses Bubut (turning)
Mesin bubut dapat digunakan untuk memproduksi material berbentuk
konis maupun silindrik. Jenis mesin bubut yang paling umum adalah mesin
bubut (lathe) yang melepas bahan dengan memutar benda kerja terhadap
pemotong mata tunggal.
Pada proses bubut benda kerja dipegang oleh pencekam yang dipasang di
ujung poros utama spindel. Dengan mengatur lengan pengatur yang terdapat
pada kepala diam, putaran poros utama (n) dapat dipilih sesuai dengan
spesifikasi pahat yang dipilih. Harga putaran poros utama umumnya dibuat
bertingkat dengan aturan yang telah distandarkan, misalnya : 83, 155, 275,
550, 1020 dan 1800 rpm. Pada mesin bubut gerak potong dilakukan oleh
benda kerja yang melakukan gerak rotasi sedangkan gerak makan dilakukan
oleh pahat yang melakukan gerak translasi.. Pahat dipasangkan pada dudukan
pahat dan kedalaman potong (a) diatur dengan menggeserkan peluncur silang
10
Diameter
mula-mula
; mm.
dm
= Diameter akhir
; mm.
lt
; mm
Pahat :
kr = Sudut potong utama
o = Sudut geram
Mesin bubut :
= Kedalaman potong
; mm.
= Gerak makan
; mm/r.
; r/mm.
11
.d .n
1000
; m/min
= (do + dm)/2
; mm
= f.n
; mm/min.
= lt / Vf
; min.
12
= ( dm do ) / 2
; mm
= A .V
= f . a . Vc
A= f . a
; mm2
; cm3/min
Sudut potong utama (Kr , Principal cutting edge angle) merupakan sudut
antara mata potong mayor (proyeksinya pada bidang referensi) dengan
kecepatan makan Vf. Besarnya sudut tersebut ditentukan oleh geometri
pahat dan cara pemasangan pahat pada mesin perkakas (orientasi
pemasangannya). Untuk harga a dan f
menentukan besarnya lebar pemotongan (b, width of cut) dan tebal geram
sebelum terpotong (h, undeformed chip thickness) sebagai berikut :
a.
Lebar pemotongan
: b = a / sin Kr
; mm
: h = f sin Kr
; mm
; mm2
Tebal geram sebelum terpotong (h) belum tentu sama dengan tebal geram
setelah terpotong (hc, chip thickness) dan hal ini antara lain dipengaruhi
oleh sudut geram (0), kecepatan potong dan material benda kerja.
2. Proses Freis (milling)
Mesin freis merupakan mesin yang paling mampu melakukan banyak
kerja dari semua mesin perkakas. Permukaan yang datar maupun berlekuk
dapat diproses dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa. Operasi pada
umumnya dilakukan oleh ketam, kempa gurdi, mesin pemotong roda gigi dan
mesin peluas lubang dapat dilakukan oleh mesin freis.
Pahat freis mempunyai deretan mata potong pada tepi perkakas potong
yang berjumlah banyak (jamak). Bersifat sebagai pemotong tunggal pada
daurnya.
13
2.
Vf
a. Slab milling cutter
Vf
b. Face milling cutter
Berdasarkan jenis pahat yang digunakan dikenal dua macam cara yaitu :
14
Vf
Gambar 2.5 Jenis Pahat Down Milling
b.
Vf
Gambar 2.6 Jenis Pahat up Milling
15
2. Mengefreis tegak
Mengefreis tegak (face milling) dengan sumbu putaran pahat freis muka
tegak lurus permukaan benda kerja.
Cara membedakan pahat up milling dengan down milling adalah :
a.
b.
2.
3.
4.
16
6.
7.
Pemotong T-slot.
Pemotong jenis ini menyerupai pemotong jenis datar kecil atau freis
samping yang memiliki poros integral lurus atau tirus untuk
penggerakan.
17
Jenis operasi yang dapat dilakukan pada mesin freis dapat dilihat pada
gambar 2.8
Freis Selubung
Freis Muka
Pemotongan
Freis Ujung
Freis Sisi
Freis Alur
Freis Bentuk
Freis Inti
Freis Ulir
Gambar 2.8 Proses yang dapat dilakukan pada mesin freis
18
Pahat freis
= lebar pemotongan
lw
= panjang pemotongan
= kedalaman potong
= diameter luar
kr
Mesin freis :
Vf
= kecepatan makan
Elemen dasar pada mesin freis dapat dihitung dengan rumus berikut :
1.
Kecepatan potong
VC
2.
.d .n
1000
; m/min
= Vf / (z n)
; mm/(gigi)
19
3.
Waktu pemotongan
tc = lt / Vf
; min
dimana :
lt
lv
= lv + lw + ln
ln
ln
= d/2
lv
4.
a (d a )
; mm,
V f .a.w
1000
; cm3 /min
b.
c.
20
d.
e.
tugas ringan
2)
tugas berat
3)
f.
g.
h.
Gurdi (drilling)
2.
3.
4.
5.
21
Twist Drill
Twist drill merupakan penggurdi dengan dua galur dan dua tepi
potong.
Gun Drill
22
3.
Penggurdi Khusus
Penggurdi khusus ini digunakan untuk menggurdi lubang yang
lebih besar yang tidak dapat dilakukan oleh penggurdi puntir
ataupun oleh penggurdi pistol. Untuk menggurdi lubang besar
dalam pipa atau logam lembaran, gurdi puntir tidak sesuai karena
gurdi cendrung akan terbenam ke dalam benda kerja atau
lubangnya terlalu besar untuk gurdi biasa. Lubang besar tersebut
dipotong dengan pemotong lubang
Gambar 2.13 Pemotong untuk lubang pada logam tipis. A. Pemotong gergaji. B.
Fris kecil (fly cutting).
23
; mm
Pahat gurdi :
d
= diameter gurdi
Kr
; mm
; (r)/min
Vf
= kecepatan makan
; mm/min
.d .n
1000
; m/min
Vf
z.n
; mm/r
3. Kedalaman potong:
a
= d/2
; mm
4. Waktu pemotongan:
Laboratorium Inti Teknologi Produksi
24
tc = lt / Vf
; min
dimana:
lt
= lv + lw + ln
; mm
ln
= (d/2) tan Kr
; mm
.d 2 .V f
4.1000
; cm3/m
25
b.
26
kerja untuk digerakkan menyilang atau vertikal dengan atau tanpa pengerak
daya.
2. Mesin sekrap hidrolis
Mesin sekrap hidrolis seperti digerakkan oleh mekanisme lengan osilasi,
tapi penggeraknya adalah rangkaian hidrolis. Salah satu keuntungan utama
dari mesin sekrap ini adalah kecepatan potong dan tekanan dalam penggerak
ram konstan dari awal sampai akhir pemotongan. Kecepatan potong biasanya
ditunjukkan pada indikator dan tidak memerlukan perhitungan. Baik panjang
langkah potong maupun dudukan relatifnya terhadap benda kerja dapat
diubah dengan cepat, tanpa menghentikan mesin dengan menggunakan dua
gagang kecil pada sisi ram dapat dibalik mendadak dimana saja dalam segala
arah perjalanan. Hantaran hidrolis dikerjakan pada pahat bebas dari benda
kerja dan operasi keseluruhan dari mesin. Perbandingan maksimum kecepatan
balik terhadap kecepatan potong adalah 2 : 1.
3. Mesin Sekrap Potong Tarik
Mesin sekrap vertikal (slotter) terutama digunakan untuk pemotongan
dalam dan menyerut sudut, serta untuk operasi yang memerlukan pemotongan
vertikal karena dudukan yang diharuskan untuk memegang benda kerja.
Operasi dari bentuk ini sering dijumpai pada pekerjaan cetakan, cetakan
logam dan pola logam. Ram mesin ini beroperasi secara vertikal dan memiliki
sifat balik cepat biasanya seperti pada jenis horizontal. Benda kerja yang akan
di mesin ditumpu pada meja putar yang memiliki gerakan putar tambahan
gerak untuk mesin biasa.
Proses yang biasa dilakukan pada mesin sekrap (pahat bermata potong
tunggal yang melakukan gerak potong (shaping) atau gerak makan
(planning), kedua gerakan tersebut berupa translasi bertahap) :
1. Sekrap (shaping)
2. Sekrap meja (planning)
3. Sekrap alur (sloting)
27
b Sekrap (shaping)
n p .lt (1 Rs )
2.1000
; m / min
2. Kecepatan makan
Vf
= f . np
; mm / min
= A .V
; cm3/min
dengan A = f . a = h . b
4. Waktu pemotongan :
TC
= w / Vf
; min
28
2.3
Pahat
Pahat dibuat
Bagian pahat
1. Badan (body)
Bagian pahat yang dibentuk menjadi mata potong atau tempat untuk
sisipan pahat (dari karbida atau keramik).
2. Pemegang/gagang (shank)
Bagian pahat untuk dipasangkan pada mesin perkakas. Bila bagian ini
tidak ada, maka fungsinya digantikan oleh lubang pahat.
3. Lubang Pahat (tool bore)
Lubang pada pahat melalui mana pahat dipasang pada poros utama
(spindel) atau poros pemegang dari mesin perkakas. Umumnya dipunyai
oleh pahat freis.
4. Sumbu Pahat (tool axis)
Garis maya yang digunakan untuk mendefinisikan geometri pahat.
5. Dasar (base)
Bidang rata
pada pemegang
untuk meletakkan
pahat sehingga
29
30
2.3.2
Bidang Pahat
Bidang pahat merupakan permukaan aktif dari pahat. Tiap pahat
mempunyai bidang aktif sesuai jumlah mata potongnya (tunggal atau jamak).
Bidang pahat dapat dibagi tiga yaitu sebagai berikut :
Bidang Geram (A , Face)
1.
utama
akan
terdeformasi
sehingga
bergesekan
dengan
Mata potong pahat merupakan tepi dari bidang geram yang aktif
memotong. Ada dua jenis mata potong, yaitu :
1. Mata Potong Utama / Mayor (S, principal / mayor cutting edge)
Mata potong utama adalah garis perpotongan antar bidang geram (A )
dengan bidang utama (A).
2. Mata Potong Bantu / Minor (S, auxiliary / minor cutting edge)
Mata potong bantu adalahgaris perpotongan antara bidang geram (A)
dengan bidang bantu (A).
31
; mm
; mm
32
tinggi atau
memiliki hot hardness yang tinggi pada saat proses pembentukan geram
berlangsung.
2. Keuletan; yang cukup besar untuk menahan beben kejut yang terjadi
sewaktu pemesinan dengan interupsi maupun sewaktu memotong benda
kerja yang mengandung partikel/bagian yang keras (hard spot).
3. Ketahanan beban kejut termal;
33
Vanadium (V)
34
2. HSS Special
3. Cobalt Added HSS
35
secara tuang menjadi bentuk yang tidak terlalu sulit misalnya tool bit
(sisipan) yang kemudian diasah menurut dimensi yang dibutuhkan.
36
b.
c.
5. Keramik (Ceramics)
Merupakan paduan metalik dan non-metalik menurut definisi yang sempit
sedangkan menurut definisi yang luas merupakan paduan semua material
kecuali metal dan material organik. Keramik mempunyai sifat khas yaitu;
relatif rapuh sehingga membatasi/mempersulit kegunaannya. Salah satu
usaha memperkecil sifat kerapuhan adalah dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi dalam pembuatan serbuk yang halus, murni, dan
homogen.
Perambatan retak pada struktur keramik dihambat dengan cara sebagai
berikut :
a. Menyerap energi perambatan retak dengan menambahkan partikel
yang semi stabil.
b. Mengarahkan
dan
menghambat
perambatan
retak
dengan
retak
mikro
sewaktu
proses
pendinginan
berlangsung.
6.
37
tahan terhadap baja sangat kecil dan tahan terhadap perubahan reaksi
kimia sampai dengan temperatur pemotongan 13000C (kecepatan potong
tinggi). Dibuat dalam bentuk sisipan dan mempunyai harga yang mahal.
7.
intan tiruan
dengan bahan pengikat Co (5% - 10%). Hot Hardness sangat tinggi dan
tahan terhadap deformasi plastik. Sifat ini ditentukan oleh besar butir intan
serta persentase dan komposisi material pengikat. Karena intan pada
temperatur tinggi akan berubah menjadi grafit dan mudah terdifusi menjadi
atom besi, mata pahat intan tidak digunakan untuk memotong bahan yang
mengandung besi (ferrous). Cocok bagi Ultra highprecision dan mirror
finishing bagi benda kerja non fero ( Al alloys, Cu alloys, Plastics, rubber).
Dalam proses pemesinan umumnya kita menggunakan jenis pahat HSS
untuk mesin gurdi dan karbida untuk mesin freis dan bubut (dan dapat
juga sebagai sisipan pada jenis pahat lainnya).
Tabel 2.3 Perbedaan Antara pahat HSS dan Karbida
No
1
2
Perbedaan
Konstruksi
Ketahanan terhadap suhu
tinggi
Jenis coolant
Sifat material
Kecepatan potong
Harga
Konversi energi
HSS
Batangan
Karbida
Sisipan
Tidak baik
Baik
Cairan
mm/min
Mahal
Mudah
melepaskan
panas
38
= kecepatan potong;m/min.
CTVB
= konstanta keausan.
= kedalaman potong ; mm
Keausan atau kegagalan pada pahat di sebabkan oleh adanya keausan yang
secara bertahap membesar pada bidang aktif pahat.
39
Adanya partikel yang keras pada benda kerja yang menggesek bersama
aliran material benda kerja pada bidang geram dan bidang utama pahat.
Pada pahat HSS, proses abrasif dominan pada kecepatan potong rendah
(10-20 m/min)
Pada pahat karbida, proses abrasif tidak dominan karena pahat karbida
yang sangat keras
b. Proses Kimia
Benda kerja yang baru saja terpotong sangat kimiawi aktif sehingga
memudahkan reaksi yang mengakibatkan derajat penyatuan (afinitas)
berkurang pada bidang geram pahat
Hal diatas menjadi penyebab terjadinya keausan kawah pada bidang geram
c. Proses Adhesi
Pada tekanan dan temperatur yang cukup tinggi, terjadi penempelan
material benda kerja pada bidang geram dikenal dengan BUE (built-up
edge). BUE adalah timbulnya mata potong yang baru.
40
pertumbuhan
dan
pengelupasan
BUE
secara
periodik
e. Proses Oksidasi
Karena temperatur tinggi maka karbida akan teroksidasi (bereaksi dengan
oksigen) sehingga struktur pahat melemah dan tidak tahan akibat
deformasi akibat gaya potong.
41
42
system).
Sistem
pemotongan
tegak
merupakan
43
Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis model tersebut antara lain :
a. Mata potong pahat sangat tajam sehingga tidak menggosok atau
menggaruk benda kerja
b. Deformasi terjadi hanya dalam dua dimensi
c. Distribusi tegangan yang merata pada bidang geser
d. Gaya aksi dan reaksi pahat terhadap bidang geram adalah sama besar
dan segaris (tidak menimbulkan moment coppel)
Karena sistem gaya dipandang hanya pada satu bidang, maka gaya total
dapat diuraikan menjadi dua komponen gaya yang saling tegak lurus.
Berdasarkan cara penguraiannya maka gaya pembentukan geram terdiri
atas :
1.
Fsn : gaya normal pada bidang geser yang menyebabkan pahat tetap
menempel pada benda kerja.
2.
Gaya total (F) dapat diketahui arah dan besarnya dengan cara
membuat dinamometer (alat ukur gaya dimana pahat dipasang
padanya dan alat tersebut dipasang pada mesin perkakas) yang
mengukur dua komponen gaya yaitu :
Fv : gaya potong, searah dengan kecepatan potong
Ff : gaya makan, searah kecepatan makan.
3.
Gaya total (F) yang bereaksi pada bidang geram (A,face bidang
pada pahat di mana geram mengalir) diuraikan menjadi dua
komponen untuk menentukan koefisien gesek geram terhadap
pahat, yaitu :
F : gaya gesek pada bidang geram
44
Karena berasal dari satu gaya yang sama mereka dapat dilukiskan pada
suatu lingkaran dengan diameter yang sama dengan gaya total (F).
Lingkaran tersebut digambarkan persis di ujung pahat sedemikian rupa
sehingga semua komponen menempati lokasi seperti yang dimaksud.
45
Air Blow
Merupakan Coolant berupa tiupan udara yang dialirkan dari selang
khusus. Coolant jenis ini digunakan untuk material yang cepat
menangkap dan melepaskan panas.
2. Water Blow
Merupakan coolant yang berbentuk cair. Coolant ini biasanya
digunakan pada material yang laju perpindahan panasnya lambat.
Coolant yang termasuk ke dalam jenis Water Blow ada dua macam yaitu :
1. Bedasarkan komposisi , coolant jenis ini terdiri atas:
a. Cairan sintetik (synthetic fluids, chemical fluids)
Cairan yang jernih atau diwarnai merupakan larutan murni (true
solutions) atau larutan permukaan aktif (surface active). Pada larutan
murni unsur yang dilarutkan tersebar antara molekul dan tegangan
permukaan (surface tension) hampir tidak berubah. Larutan murni tidak
bersifat melumasi tetapi hanya dipakai untuk sifat penyerapan panas
yang tinggi dan melindungi dari korosi. Dengan menambah unsur lain
yang mampu membentuk kumpulan molekul akan mengurangi tegangan
permukaan menjadi cairan permukaan aktif sehingga mudah membasahi
dan daya lumasnya naik.
46
seperti sulfur, klor, atau fosfor (EP additives) menaikkan daya lumas
pada temperatur dan tekanan tinggi.
47
Manual
Bila mesin perkakas tak dilengkapi dengan sistem cairan pendigin,
misalnya mesin gurdi atau freis jenis bangku (bench drilling/milling
machine) maka cairan pendingin hanya dipakai secara terbatas. Pada
umumnya operator memakai kuas untuk memerciki pahat gurdi, tap,
atau freis dengan minyak pendingin.Penggunaan alat sederhana
penetes oli yang berupa botol dengan selang beridameter kecil akan
lebih
baik
karena
menjamin
keteraturan
penetesan
minyak.
48
disulfide) yang dioleskan pada lubang lubang yang akan di tap akan
menaikkan umur pahat pengulir (tapping tool).
2.
selang
disemprotkan
fleksibel
pada
diatur
bidang
sehingga
aktif
cairan
pemotongan.
pendingin
Keseragaman
49
Dikabutkan (mist)
Cairan pendingin disemprotkan berupa kabut. Partikel cairan sintetik,
semi sintetik atau emulsi disemprotkan melalui
aspirator yang
50
cairan
51
b.
Tap antara, mempunyai dua sampai tiga ulir serong. Tap ini dipakai
setelah mengetap dengan konis.
c.
Tap rata, mempunyai ulir dengan ukuran penuh. Tap ini dipakai
untuk menyelesaikan akhir.
Prosedur Mengetap :
1.
2.
52
3.
Tempatkan tap konis kedalam lubang tegak lurus pada bidang kerja.
Mulailah memutar pelan-pelan dengan mendesak tap menggunakan
telapak tangan.
4.
putaran
untuk
memutuskan
geram-geram
hasil
pengetapan.
5.
Tap digunakan untuk mengulir dalam (ulir kiri atau ulir kanan). Pada
bagian tap diberikan ujung segi empat pemasangan gagang tap. Selalu
menempatkan tap tirus kedalam lubang tegak lurus pada bidang kerja lalu
pada bidang kerja lalu memutar sambil mendesak tap menggunakan
telapak tangan . Cara mengetap dengan menekan ke bawah sambil diputar
setengah putaran searah jarum jam, kemudian dibalik seperempat
putaran.Pembalikan putaran ini digunakan untuk memutuskan geramgeram yang jatuh kebawah melalui alur tap.
53