Professional Documents
Culture Documents
Judul Percobaan
Gambar 1. Aldehid
Gambar 2. Keton
Sifat fisis dari aldehid dan keton, gugus karbonil terdiri dari sebuah atom
karbon Sp2 yang dihubungkan ke sebuah atom oksigen oleh sebuah ikatan
sigma dan sebuah ikatan pi. Ikatanikatan sigma gugus karbonil terletak
dalam suatu bidang dengan sudut ikatan kira-kira 120oC di sekitar karbon
Sp2. Ikatan pi yang menghubungkan C dan O terletak di atas dan di bawah
bidang ikatan-ikatan sigma tersebut. Gugus karbonil bersifat polar, dengan
elektron-elektron dalam ikatan sigma dan terutama elektron-elektron dalam
ikatan pi, tertarik ke oksigen yang lebih elektronegatif. Oksigen gugus
karbonil mempunyai dua pasang elektron menyendiri. Semua sifat-sifat
struktural ini kedataran, ikatan pi, polaritas dan adanya elektron menyendiri,
mempengaruhi sifat dan kereaktifan gugus karbonil.
Aldehid dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul,
karena tidak ada gugus hidroksil dan dengan demikian titik didihnya menjadi
lebih rendah dari alkohol padanannya. Tetapi aldehid dan keton tarik menarik
melalui interaksi antara polar-polar, sehingga titik didihnya menjadi lebih
tinggi dibanding alkana padanannya.
Aldehid dan keton keduanya mempunyai gugus fungsi yang sama, yakni
gugus karbonil (C = O), oleh karena itu keduanya menjalankan reaksi yang
sama. Biasanya, aldehid bereaksi lebih cepat daripada keton terhadap suatu
reagen yang sama. Ini disebabkan karena atom karbon karbonil pada aldehida
kurang terlindungi dibandingkan dengan atom karbon karbonil pada keton.
Ada beberapa pengujian yang bisa digunakan untuk membedakan aldehid
dan keton, diantaranya:
1. Uji Tollens
Aldehid dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada
umumnya aldehid lebih reaktif dibanding keton. Uji Tollens merupakan
salah satu uji yang digunakan untuk membedakan senyawa aldehid dan
senyawa keton berdasarkan sifat kemudahannya mengalami oksidasi.
Aldehid lebih mudah dioksidasi dibanding keton.
Aldehid sangat mudah menjalani oksidasi menghasilkan asam
karboksilat yang mengandung jumlah atom karbon yang sama. Hampir
setiap reagensia yang mengoksidasi alkohol juga dapat mengoksidasi
Keton sukar teroksidasi oleh larutan Fehling karena senyawa keton tidak
mempunyai atom H yang menempel pada atom karbon karbonil.
Jadi senyawa keton tidak memberikan tes yang positif terhadap larutan
fehling. Uji Fehling dan Benedict ini bertujuan untuk membedakan
senyawa yang merupakan senyawa aldehid dan senyawa keton. Larutan
Fehling merupakan Reagen fehling merupakan campuran dari larutan
CuSO4 dan larutan alkali dari garam tartrat. Campuran ini berwarna
biru yang mengandung kompleks ion Cu2+ dalam suasana alkalis.
Pengompleksan ion tembaga (II) dengan ion tartrat dapat mencegah
terjadinya
endapan
tembaga
(II)
hidroksida.
Larutan
Benedict
"R" bisa berupa sebuah atom hidrogen atau sebuah gugus hidrokarbon
(misalnya, sebuah gugus alkil). Jika "R" adalah hidrogen, maka diperoleh
aldehid etanal, CH3CHO.
Jika "R" adalah sebuah gugus hidrokarbon, maka diperoleh keton. Banyak
keton dapat menghasilkan reaksi ini, tetapi semua keton tersebut memiliki
sebuah gugus metil pada salah satu sisi ikatan rangkap C=O. Keton-keton
ini dikenal sebagai metil keton.
Pada tahap kedua, ikatan antara C I3 dan ikatan lainnya pada molekul
terputus menghasilkan triiodometana (iodoform) dan garam dari sebuah
asam.
Kondensasi Aldol
Anion enolat ialah suatu nukleofil, maka ia dapat ditambah kepada gugus
karbonil. Reaksi ini akan menghasilkan suatu ikatan karbon-karbon yang baru,
sehingga sangat berguna di dalam sintesa. Bila aldehida direaksikan dengan
larutan basa yang encer, ia akan berkondensasi sesamanya menghasilkan aldol,
yang bila dipanaskan akan menyingkirkan air menghasilkan aldehida tak jenuh,
yakni krotonaldehida.
O
O
OH-
H3C
H2C
OO
H3C
H3C
+ H2C
C
H2
H2
C
CH
+ H+
+ H-
OH
H3C
C
H
O
H2
C
O
panas
CH
H3C
H2O
C
H
C
H
CH
(Krotonaldehid)
Kedua molekul yang berkondensasi di dalam kondensasi aldol tidak perlu
kedua-duanya mempunyai atom hidrogen alfa, mudah berkondensasi dengan
benzaldehid yang tidak mempunyai atom hidrogen alfa karena benzaldehid
sendiri tidak bisa menjalankan reaksi aldol.
VI.
1. Alat
Tabung reaksi
20 buah
Thermometer
Erelenmeyer 50 mL
Corong
Kertas saring
Pembakar spiritus
Gelas ukur 10 mL
Kasa
Gelas kimia 100 mL
Gelas kimia 50 mL
Kaki tiga
Pipa kapiler
2. Bahan
AgNO3 1%
NaOH 5% dan NaOH 1%
NH4OH 2%
Asetaldehid
Aseton
Sikloheksanon
Formaldehid
Fehling A dan Fehling B
NaHSO3 jenuh
Etanol
HCl pekat
Fenilhidrazin
Benzaldehid
Iodium
Isopropyl alcohol
Asetaldehid
Widodo,
Agung.
2013.
Laporan
Uji
Tollen
Untuk
Aldehid.
http://agungwidodo95.blogspot.com/2013/11/laporan-uji-tollen-untukaldehid-dan_7797.html
Fessenden, Ralp J. dan Fessenden, Jean S.1982. Kimia Organik, Jilid I. Jakarta:
Erlangga
Tim Dosen Kimia Organik. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Organik I.
Surabaya : Jurusan Kimia FMIPA Unesa.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Tulislah persamaan reaksi untuk:
a. Reaksi Tollens dengan formaldehid
O
H
O
H
C
H
+ 2Ag(NH3)2OH
C
ONH 4
+ 2Ag +4NH3
+2H2O(aq)
b. Reaksi Fehling dengan heptaldehid
CH 3 (CH2 )5 C
H
+ 3 H2 O
OH
O
CH 3 CCH3
OH
CH3
CH 3 C
CH 3C
CH3
OC 2 H5
CH3
CH 3 C
OC 2 H5
O
C
H2N
H
N
C
N
H
H
N
H
N
O
CH 3 (CH2 )2 C
CH 3
+3 I2
CH 3 (CH2)2 C
+CHI3
iodoform
metanol dan etanol, karena uji idoform memberikan hasil yang berbeda
yaitu pada etanol menghasilkan larutan dan endapan warna kuning. Hal ini
iodoform
b.
c.
karena
O
C
H 3C
HO
H
HSO 3Na
CH
H 3C
SO3 Na
+ HCl
HO
CH
H 3C
SO3 Na