You are on page 1of 4

ANALISA KASUS KRIMINOLOGI : TINDAK PIDANA

PEMBUNUHAN

Oleh :
Yoga Bruguera Wira Putra

115010107113045

Jordy Grace Sitanggang

115010107113060

Januard Jeremian

115010107113062

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2012

Kronologi Kejadian Perkara

JakartaDiduga karena sakit hati dan dendam menjadi motif dari Dede Setiawan
(21) alias Fajar tega membunuh Setyanti Dwi Retno, model cantik yang
ditemukan tewas di kamar mandi Apartemen Mediterania, Tanjung Duren, Jakarta
Barat.

Dia kan sudah beberapa kali bikin janji, saya itu pengen dapat duit, katanya di
Kantor Polres Jakarta, Barat, Selasa (17/11). Selain itu, Dede yang berperawakan
kemayu ini berniat mengenalkan korban ke semuan majalah. Dia pengen saya
comblangin ke satu majalah untuk pemotretan dan saya yang makeup, aku Dede.

Dede juga mengaku kerap merias sejumlah artis ternama. Beberapa artis top,
bintang iklan, ucapnya namun tidak menyebutkan nama artis yang dimaksud.
Bagi mereka yang menggunakan jasanya, Dede memperoleh bayaran senilai Rp
500.000. Saat ditanyakan apakah setelah berkenalan dengan Setyanti kemudian
tertarik, Dede menegaskan tidak. Jawab dia, Enggak. Itu masalah pribadi.
Tukang rias yang sempat kabur dan tertangkap polisi di Banjarmasin ini
menyebutkan mengakhiri hidup model sebuah majalah pria dewasa itu tidak di
kamar mandi. Tidak di kamar mandi tapi di luar. Saya pengen membersihkan
darah karena pada saat itu dia masih hidup. Si korban abis mandi, pakai baju
mandi, cerita Dede

Analisis Kasus

Melihat kasus pembunuhan ini, banyak sekali hal-hal yang selaras (cocok) dengan
beberapa teori yang telah kita pelajari dalam ilmu kriminologi. Mari coba kita
hubungkan kasus pembunuhan ini dengan beberapa teori di bawah ini :

Ajaran Kausalitet (Francis Bacon dalam Nyoman Nurjaya,1998)

Suatu akibat pasti ada hal yang menyebabkan (sebab-akibat). Untuk dapat
mengerti & memahami suatu fenomena kejahatan,harus diungkap kausanya
(penyebabnya).

Dalam usaha untuk mengungkap & menerangkan kausa kejahatan harus


diletakkan pada bidang kajian kriminologi,bukan menjadi otoritas hukum pidana.

Menilik kasus pembuahan ini, maka akan kita temukan ada sebab atau motif
pelaku membunuh korban. Pelaku diduga sakit hati atau dendam lantaran korban
tidak memberikan uang kepada pelaku, sesuai apa yang telah dijanjikan korban.
Dengan mengetahui motif ini kita dapat menyimpulkan, mengapa pelaku tega
membunuh korban.

Ethiologi Kriminal

Ilmu Pengetahuan yang mencari sebab-sebab terjadinya kejahatan. (dilihat dari


faktor2 pribadi, pengaruh lingkungan & pengaruh lainnya seperti riwayat
hidupnya sejak kecil).

Pada teori ini juga dapat dikaitkan juga, karena adanya faktor-faktor yang bersifat
pribadi yaitu dendam dan sakit hati pelaku yang menjadi motif pembunuhan
tersebut. Adapun pengaruh lingkungan saya rasa ada yaitu profesi sebagai tukang
makeup yang bergaulnya hanya dengan para artis atau model.

Reiss (Ramli Atmasasmita,1992:32)

Kejahatan dapat terjadi karena kurangnya kontrol terutama social control dari
masyarakat.

Adanya ketidakwajaran pada diri seseorang akan mengakibatkan pandangan


buruk masyarakat terhadap orang tersebut. Dan kurangnya kontrol masyarakat
terhadap seseorang akan mengakibatkan sikap yang tidak wajar pula. Jadi antara
seseorang dengan masyarakat itu harus ada social control, agar tidak ada yang
merasa dikucilkan. Dan biasanya orang yang profesinya sebagai tukang makeup
kurang bergaul dengan masyarakat sekitar, namun hanya bergaul kepada para

kliennya. Sehingga kontrol masarakat kepada pelaku kurang efektif, seperti yang
dialami oleh dede.

Teori Kontrol, Made Sadhi Astuti (1997:40-42)

Menggambarkan kondisi dimana individu-individu dalam masyarakat bebas


melanggar hukum,karena secara sosial tidak mampu menyesuaikan dirinya dalam
masyarakat untuk mematuhi norma-norma yang berlaku.

Dalam kasus ini diperlukan adanya sosial control yang mengatur dan membatasi
setiap individu-individu yang dalam kondisi yang tidak wajar dan melanggar
hukum karena secara sosial tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan
masyarakat untuk mematuhi norma-norma yang berlaku. Hal-hal yang menjadi
perhatian dalam kasus ini adalah sifat pelaku yang seperti feminim
memungkinkan adanya ketidakwajaran pada sikapnya yang mendahulukan
perasaannya, sehingga dimungkinkan mudah atau cepat sakit hati.

Tindakan melanggar norma dianggap telah ada di dalam kelompok kebudayaan


masyarakat (tidak ada atau kurang kontrol sosial dari masyarakat, tidak patuh
dengan keinginan).

Pembunuhan yang dilakukan Dede Setiawan jelas telah melanggar hukum dan
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam teori yang kedua ini agak
berbeda dengan yang diatas, jika teori yang pertama menyebutkan bahwasanya
pelanggaran disebabkan seseorang tidak dapat beradaptasi atau menyesuaikan diri
dengan lingkunganya, maka pada teori yang kedua ini menyebutkan pelanggaran
norma dianggap telah ada dalam kelompok kebudayaan masyarakat.

Teori kontrol sosial memfokuskan diri pada teknik-teknik dan strategi-strategi


yang mengatur tingkah laku manusia dan membawanya kepada penyesuaian atau
ketaatan kepada aturan-aturan masyarakat.

You might also like