Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk melakukan identifikasi senyawa-senyawa karbohidrat,
mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi, dan untuk menentukan senyawa-senyawa karbohidrat
secara kualitatif dan kuantitatif.
1.2. Tinjauan Pustaka
Karbohidrat merupakan sekumpulan besar senyawa alami yang mencakup glukosa, pati,
dan selulosa, serta bahan yang dapat ditemukan sebagai penyusun dinding sel bakteri dan
eksoskeleton pada serangga. Secara umum, karbohidrat tersusun dari monomer C-C dan
mengandung gugus fungsi C=O dan OH atau terkadang NH2. Karbohidrat sering juga
disebut sebagai sakarida yang berarti gula dalam bahasa Latin. Pemberian nama karbohidrat
diakhiri dengan osa, misalnya maltosa (Gajera, 2008).
Karbohidrat terbagi menjadi 3 kelas, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
Monosakarida (gula sederhana) merupakan aldehid atau keton yang mengandung dua atau
lebih gugus hidroksil, dimana monosakarida terpendek terdiri dari 3 atom karbon (Berg,
2002). Bila atom C yang terkandung dalam karbohidrat berjumlah lebih dari empat, maka
akan membentuk struktur siklik. Monosakarida terdiri dari aldehid atau keton dengan dua
atau lebih gugus hidroksil. Atom karbon yan mengandung gugus hidroksil umumnya
merupakan atom C kiral. Sehingga dapat membentuk stereoisomer gula yang banyak di
temukan di alam. Monosakarida yang banyak ditemukan di alam adalah D-glukosa (Nelson,
2004). Monosakarida yang memiliki gugus utama aldehid disebut dengan aldosa, seperti
ditunjukkan pada gambar (a), sedangkan monosakarida dengan gugus utama keton disebut
dengan ketosa, seperti yang ditunjukkan pada gambar (b) (Nelson, 2004).
Kelas kedua yaitu oligosakarida yang merupakan gabungan dari monosakarida melalui
ikatan yang disebut ikatan glikosidik. Oligosakarida dapat dihidrolisis oleh enzim atau asam,
sehingga menghasilkan monosakarida. Oleh karena itu, oligosakarida dapat diklasifikasikan
menjad 4, yaitu disakarida, trisakarida, tetrasakarida, dan pentasakarida. Dasar klasifikasi
tersebut adalah banyaknya monosakarida yang menjadi penyusunnya. Oligosakarida
berbentuk serbuk atau kristal yang larut dalam air. Beberapa di antaranya mereduksi dan
beberapa di antaranya tidak mereduksi di alam. Salah satu contoh oligosakarida adalah
laktosa (Gajera, 2008).
Kelas selanjutnya adalah polisakarida. Senyawa ini mengandung banyak (poli) satuansatuan monosakarida yang saling berikatan melalui oksigen. Contohnya ialah pati dan
glikogen. Pati biasanya terdiri dari dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin (Martoharsono,
2006).
1.3. Tinjauan Bahan
a) Natrium sitrat
Natrium sitrat di alam berwujud kristal dengan kisaran berat molekul 258-294,
densitas kristal sebesar 920-1150 kg/m3. Kelarutan kristal ini dalam air dengan suhu 25oC
yaitu 40-60% w/w dapat larut, tetapi tidak dapat larut dalam etanol dalam keadaan yang
sama (Adm, 2010).
b) -naftol
-naftol ditemukan bentuk padatan dengan berat molekul 144,17 gr.mol-1,
memiliki titik didih sebesar 288oC dan titik leleh sebesar 96oC serta tidak larut dalam air
dingin (Sciencelab, 2012).
c) Asam asetat glasial
Pada suhu ruang, senyawa ini akan berwujud cair, memiliki bau kecut yang khas.
Berat molekul senyawa ini adalah 60,05 gr.mol-1, ia akan mendidih pada suhu 118,1oC
dan akan melebur pada suhu 16,6oC (Sciencelab, 2012)
d) Asam klorida
Pada suhu ruang, asam klorida akan berwujud cairan dan bersifat bahaya bila
dalam konsentrasi tinggi. Memiliki pH yang sangat rendah dengan titik didih sebesar
108,55oC dan titik lebur sebesar -62,25oC (Sciencelab, 2012)
e) Natrium karbonat anhidrat
Pada suhu ruang berbentuk padatan yang berwarna putih dengan massa molar
105,99 gr.mol-1. Senyawa ini memiliki titih didih sebesar 1600oC dengan titik leleh
sebesar 854oC (Merck, 2010).
f) Etil alkohol
Etil alkohol ditemukan dalam bentuk cairan, bening tidak berwarna dengan pH
netral. Etanol akan mendidih pada suhu kurang dari 78,5oC (173,3oF) dan akan meleleh
pada suhu -114,1oC (-173,4oF). Senyawa ini sangat mudah larut di air dingin, air panas,
metanol, dietil eter dan juga akan larut dalam aseton (Sciencelab, 2012).
g) Kupri sulfat
Kupri sulfat (CuSO4) merupakan senyawa yang berbentuk padat dengan berat
molekul sebesar 159,6 gr.mol-1. Padatan senyawa ini berawarna putik keabuan hingga
putih kehijauan. Kupri sulfat akan mendidih pada temperatur 650oC (1202oF) dan akan
meleleh pada suhu 590oC (1094oF). Senawa ini akan sangat mudah larut dalam air panas,
mudah larut dalam air dingin dan metanol (Sciencelab, 2012).
h) Kupri asetat
Kupri asetat (C4H6CuO4.H2O) memiliki titik leleh sebesar 115oC dengan massa
molar sebesar 199,65 gr.mol-1 (Sciencelab, 2012).
i) I2
Iodine (I2) berbentuk padatan dengan berat molekul 253,81 gr.mol-1. Iodine akan
mendidih pada suhu 184,4oC dan akan meleleh pada suhu 113,7oC. Senyawa ini sangat
larut dalam dietil eter, larut dalam metanol dan sangat sedikit larut dalam air dingin
maupun air panas (Sciencelab, 2012).
j) Asam sulfat
Asam sulfat (H2SO4) berbentuk cairan yang sangat kentara keasamannya.
Senyawa ini tidak berwarna dan memiliki berat molekul sebesar 98,08 gr.mol-1, ia akan
mendidih pada suhu 270oC dan meleleh pada suhu -35oC. Asam sulfat mudah larut dalam
air dingin dan larut dalam etil alkohol (Sciencelab, 2012).
k) Fenol
Fenol merupakan senyawa yang berbentuk padatan dengan berat molekul 94,11
gr.mol . Titik didih dari senyawa ini adalah 182oC dan akan meleleh pada suhu 42oC.
Fenol sangat mudah larut dalam metanol dan dietil eter, larut dalam air dingin, aseton dan
benzena, sangat larut dalam alkohol, kloroform, gliserol, petroleum (Sciencelab, 2012).
-1
BAB II
METODOLOGI
2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung
reaksi, gelas kimia, penangas air, labu ukur, kertas saring, pipet volume, spektrofotometri,
neraca massa, blender, pengaduk, corong buchner, dan oven.
2.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah Natrium sitrat, -naftol, Asam
asetat glasial, Asam klorida, Natrium karbonat anhidrat, Etil alkohol, Kupri sulfat, Kupri
asetat, I2, Asam sulfat dan Fenol.
2.3. Skema Kerja
2.3.1 Analisa Kualitatif Karbohidrat
2.3.1.1 Uji Molish
a) Pembuatan Reagen Molisch
-naftol
ditimbang sebanyak 10 gram
dilarutkan dalam 100 mL etil alkohol 95%
Reagen Molisch
b) Pengujian dengan Reagen Molisch
Larutan glukosa
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
ditambahkan 2 tetes reagen Molisch
dikocok
ditambahkan 5 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi secara
perlahan-lahan
Hasil
BAB III
HASIL PENGAMATAN
3.1 Tabel Pengamatan
3.1.1 Analisis Kualitatif Karbohidrat
a) Uji Molisch
Perlakuan
Perubahan Reagen
+ H2SO4
Endapan hitam dan
Amilum
Putih keruh
cincin coklat
Endapan hitam dan
Laktosa
Putih keruh
cincin coklat
Endapan hitam dan
Glukosa
Putih keruh
cincin coklat
Endapan hitam dan
Fruktosa
Putih keruh
cincin coklat
Endapan hitam dan
Sukrosa
Putih keruh
cincin coklat
Endapan hitam dan
Galaktosa
Putih keruh
cincin coklat
b) Uji Benedict
Perlakuan
Karbohidrat
Penambahan
Dipanaskan
Didinginkan
Reagen
Amilum
Biru bening
Biru bening
Biru bening
Karbohidrat
Hasil Uji
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
Hasil Uji
(-)
Laktosa
Glukosa
Fruktosa
Biru bening
Biru bening
Biru bening
Orange
Orange
Orange
Orange
Orange
Orange
(+)
(+)
(+)
Sukrosa
Biru kehijauan
Orange
Orange
(+)
Galaktosa
Biru bening
Orange
Orange
(+)
c) Uji Barfoed
No
Sampel
1
2
3
4
5
6
Glukosa
Fruktosa
Laktosa
Galaktosa
Amilum
Sukrosa
Perubahan
Awal
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Akhir
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Hasil Uji
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
d) Uji Iodine
No
Sampel
Awal (1 mL)
Glikogen
Tidak berwarna
Inulin
Tidak berwarna
Amilum
Tidak berwarna
Selulosa
Tidak berwarna
No
1
e) Uji Saliwanoff
Sampel
Karbohidrat
Amilum
Glikogen
3
4
5
6
7
Laktosa
Glukosa
Galaktosa
Fruktosa
Selulosa
Penambahan
HCl (1 mL)
Tetap tidak
berwarna
Tetap tidak
berwarna
Tetap tidak
berwarna
Tetap tidak
berwarna
Penambahan I2
(2 tetes)
Hasil Uji
Kekuningan
(-)
Kekuningan
(-)
Biru
(+)
Kekuningan
(-)
Perubahan
Awal
Setelah Pemanasan
Keruh
Keruh
Terbentuk2 lapisan
Keruh
(lapisan bawah keruh,
lapisan atas bening)
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Hasil Uji
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
9
10
11
7
8
10
11
12
Pengamatan
Didapatkan umbi kentang denganukuran
lebih kecil
Didapatkan kentang sebanyak 50 gram
Didapatkan larutan campuran buah dan air
sebanyak 150 mL berwarna kuning pucat
3.2 Perhitungan
No
Glukosa (x)
1
0
2
10
3
20
4
30
5
50
6
70
a=
A (y)
0
0,013
0,119
0,161
0,237
0,398
= 0,0053
x2
0
100
400
900
2500
4900
8800
% glukosa =
=
x.y
0
0,13
2,38
4,83
11,58
27,86
46,78
)
( )
x 100%
x 100%
y= ax
y= 0,0053x
y= nilai absorbansi sampel
1. Sampel pisang
y= A= 0,448
y= 0,0053x
x=
= 84,35 ppm
2. Sampel kentang
y= A= 0,447
y= 0,0053x
x=
= 84,34 ppm
% glukosa =
% glukosa=
x 100%
=
x 100%
= 16,91%
x 100%
=
x 100%
= 16,87%
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Analisis Kualitatif
4.1.1. Uji Molisch
Prinsip dari uji Molisch adalah terbentuknya furfural atau derivatnya akibat terjadinya
dehidrasi karbohidrat oleh asam keras. Furfural dengan adanya -naftol dan asam sulfat
pekat akan membentuk endapan hitam.
Pada percobaan ini dilakukan penambahan reagen Molisch ditujukan agar terjadi
hidrolisis ikatan glikosidik yang terdapat pada larutan karbohidrat. Kemudian dilakukan
pengocokan untuk menghomogenkan antara reagen dan larutan karbohidrat. Penambahan
asam sulfat pekat dilakukan secara perlahan-lahan melalui dinding tabung reaksi untuk
menghindari terjadi panas yang berlebih, karena reaksi yang terjadi adalah reaksi
eksotermis.
Hasil yang didapatkan dari uji Molisch ini adalah positif untuk semua sampel
karbohidrat, yaitu amilum, laktosa, glukosa, fruktosa, sukrosa dan galaktosa. Hal ini
menunjukkan bahwa pada semua karbohidrat yang digunakan sebagai sampel
mengandung ikatan glikosidik dan telah terjadi proses hidrolisis dengan ditandai
terbentuknya endapan hitam. Pada proses ini juga didapatkan cincin coklat sebagai akibat
terjadinya proses kondensasi oleh -naftol.
4.1.2. Uji Benedict
Prinsip dari uji Benedict adalah untuk identifikasi gula-gula pereduksi yang memiliki
gugus aldehid dan gugus keton. Pada suasana alkalis, sakarida akan membentuk enediol
yang akan mudah sekali dioksidasi. Sakarida yang susah membentuk enediol akan
memberikan hasil yang negatif.
Pada percobaan ini dilakukan penambahan reagen benedict yang mengandung kupri
sulfat yang bertindak sebagai zat pengoksidasi ke dalam larutan karbohidrat sehingga
terbentuk Cu(OH)2. Kemudian dilakukan pengocokan untuk menghomogenkan campuran
dan dilakukan pemanasan selama 3 menit untuk mempercepat reaksi. Setelah itu,
dilakukan pendinginan campuran untuk menurunkan suhu larutan.
Hasil yang didapatkan dari uji Benedict adalah positif untuk semua larutan
karbohidrat kecuali amilum. Hal ini dikarenakan amilum termasuk kelas polisakarida
dimana semua polisakarida bukan termasuk gula pereduksi. Ketidaksesuaian antara hasil
percobaan dengan literatur terjadi pada sukrosa, sebab seharusnya sukrosa tidak
memberikan hasil yang positif. Hal ini dimungkinkan karena pemanasan yang terlalu
lama, sehingga terjadi hidrolisis pada sukrosa.
4.1.3. Uji Barfoed
Prinsip dari percobaan ini adalah reduksi sakarida dalam suasana asam, sehingga
tidak akan terbentuk Cu(OH)2. Dengan demikian daya reduksinya tidak kuat yang
menyebabkan hanya monosakarida saja yang dapat memberikan hasil yang positif.
Pada percobaan ini dilakukan penambahan reagen barfoed dimaksudkan agar terjadi
proses reduksi. Reagen benedict yang digunakan harus dalam keadaan segar karena reagen
ini mudah sekali bereaksi dengan udara, sehingga mempengaruhi data yang didapatkan.
filtrat yang baik dan bebas dari kentang yang masih padat. Kemudian ditambahkan air
agar memudahkan pengamatan karbohidrat yang mengendap. Larutan tersebut dibiarkan
mengendap untuk selanjutnya didekantasi dan didapatkan endapan karbohidrat dan
ditambahkan etanol. Penambahan etanol dilakukan agar terbentuk koloid sehingga dapat
dengan mudah memisahkan pati (karbohidrat) dari filtratnya. Selanjutnya, pati disaring
menggunakan kertas saring dan kemudian dikeringkan dalam oven. Berat pati hasil isolasi
diketahui jumlahnya dengan menimbang pati yang telah kering tersebut.
Setelah ditimbang, diketahui massakarbohidrat yang ada dalam kentang yaitu sebesar
1,1 gram. Sehingga % rendemen yang dihasilkan yaitu sebesar 2,2%.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa identifikasi senyawa karbohidrat
dalam dilakukan melalui beberapa cara, yaitu uji kualitatif yang terbagi menjadi 5 cara (uji
Molisch, uji Benedict, uji Barfoed, uji iodine dan uji Saliwanoff). Pada uji Molisch, hasil
positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan warna hitam. Pada uji Benedict, hasil
positif ditunjukkan denganterbentuknya endapan orange.
Pada uji Barfoed, hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah bata.
Hasil positif pada uji iodine ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru, sedangkan pada
uji saliwanoff ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah bata. Hasil positif dari tiaptiap uji ini dihasilkan melalui reaksi-reaksi kimia.
Penentuan karbohidrat juga dapat dilakukan secara kuantitatif, yaitu dengan cara
spektrofotometri yang didapatkan hasil gula total untuk pisang sebesar 16,91% dan untuk
kentang sebesar 16,87%. Atau dengan cara isolasi karbohidrat yang didapatkan hasil
rendemen kentang sebesar 2,2%.
5.2 Saran
Pembagian tugas sebaiknya dilakukan sebelum praktikum dilakukan sehingga
waktunya dapat lebih efisien dan praktikan lebih teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Berg, Jeremy M., et al, 2002,Biochemistry Fifth Edition, San Fransisco: W. H. Freeman and
Company
Gajera, H. P., et al, 2008, Fundamentals of Biochemistry A Textbook. Meerabai Marg:
International Book Distributing Co.
Merck, 2010, Tembaga(II) Asetat Monohidrat, http://www.merckmillipore.co.id, diakses tanggal
20 September 2013
Martoharsono, S., 2006, Biokimia Jilid I, Yogyakarta: Gadjah Maya University Press
Nelson, David L., et al, 2004, Lehninger Principles of Biochemistry Fourth Edition, San
Fransisco: W. H. Freeman and Company
Sciencelab, 2012, MSDS Acetat acid Glasial, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20
September 2013
Sciencelab, 2012, MSDS Cupric Acetat, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20
September 2013
Sciencelab, 2012, MSDS Cupric Sulphate, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20
September 2013
Sciencelab, 2012, MSDS Ethyl Alcohol, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20
September 2013
Sciencelab, 2012, MSDS Hidrocloric Acid, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20
September 2013
Sciencelab, 2012, MSDS Iodine, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20 September 2013
Sciencelab, 2012, MSDS Naftol-1, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20 September
2013
Sciencelab, 2012, MSDS Phenol, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20 September
2013
Sciencelab, 2012, MSDS Sulphate Acid, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20
September 2013
LAMPIRAN I
REAKSI
1) Uji Molisch
a. Glukosa
O
H
OH
C
H
OH
HO
OH
OH
+ H2SO4
OH
O
HOH2C
HOH2C
CH2OH
asam-2-ketoaldol
(cincin ungu)
hidroksimetil furfural
glukosa
b. Fruktosa
H
H
OH
OH
HO
OH
+ H2SO4
OH
OH
HOH2C
HOH2C
H
H
asam-2-ketoaldol
(cincin ungu)
hidroksimetil furfural
CH2OH
fruktosa
c. Galaktosa
H
O
C
OH
HO
HO
OH
OH
OH
+ H2SO4
HOH2C
C
H
hidroksimetil furfural
CH2OH
galaktosa
HOH2C
asam 2-ketoaldol
(cincin ungu)
d. Laktosa
CH2OH
OH
O H
H
H
H
CH2OH
O H
H
H
OH
OH
+ H2SO4
OH
HO
OH
HO
OH
HOH2C
laktosa
OH
H
O
C O
OH
OH
H
asam-2-ketoaldehid
hidroksimetil furfural
e. Sukrosa
CH2OH
OH
O H
H
H
O
HOH2C
OH
+ H2SO4
HO
CH2OH HOH2C
OH
O
HOH2C
H
hidroksimetil furfural
sukrosa
C O
H
asam-2-ketoaldehid
f. Amilum
H
O
CH2OH
CH2OH
O H
H
O H
H
H
OH
HO
O
HO
OH
amilum
2) Uji Benedict
a. Glukosa
O
H
C
H
OH
HO
OH
H2SO4
OH
HOH2C
C
H
hidroksimetil furfural
OH
C
OH
HO
OH
OH
OH
OH
CH2OH
glukosa
2Cu2+ 2Cu+
O
HOH2C
CH2OH
glukonat
C O
H
asam-2-ketoaldehid
b. Fruktosa
H
OH
HO
2Cu2+ 2Cu+
HC
C
OH
OH
OH
OH
CH2OH
glukonat
HO
C
HO
OH
HO
CH2OH
fruktosa
c. Galaktosa
H
O
C
O
C
H
2Cu
2+
2Cu+
HO
HO
HO
OH
OH
OH
OH
CH2OH
galaktosa
CH2OH
galaktonat
d. Laktosa
CH2OH
OH
CH2OH
O H
H
H
OH
H
OH
O H 2Cu
H
O
H
H
laktosa
CH2OH
2Cu OH
HO
OH
OH
2+
H
O H
H
H
OH
OH
laktonat
CH2OH
H
O
OH
H
OH OH
O
OH
e. Sukrosa
CH2OH
OH
O
O H
H
H
2Cu+
OH
CH2OH
OH
H
CH2OH
OH
2Cu
HO
OH
2+
OH
H
O
OH
sukrosa
f. Amilum
CH2OH
H
O
CH2OH
H
O
H
H
OH
OH
O
H
H
H
2+
O H
HO
O
OH
amilum
3) Uji Barfoed
a. Glukosa
O
H
C
H
OH
HO
OH
C
OH
HO
OH
OH
OH
OH
CH2OH
glukosa
2Cu2+ 2Cu+
CH2OH
glukonat
OH OH
2Cu
2Cu+
b. Fruktosa
H
OH
HO
C
2Cu2+ 2Cu+
HC
C
OH
OH
OH
OH
CH2OH
glukonat
HO
C
HO
OH
HO
CH2OH
fruktosa
c. Galaktosa
H
O
C
H
2Cu
2+
2Cu+
HO
HO
HO
OH
OH
OH
OH
CH2OH
galaktosa
CH2OH
galaktonat
d. Laktosa
CH2OH
OH
CH2OH
O
H
H
OH
H
OH
H
O
H
H
HO
OH
OH
laktosa
2Cu2+ 2Cu+
e. Sukrosa
CH2OH
OH
O
O
H
H
HO
OH
OH
2Cu2+ 2Cu+
CH2OH
OH
f. Amilum
CH2OH
H
CH2OH
O H
H
H
OH
OH
H
H
H
2Cu2+ 2Cu+
O H
HO
O
OH
amilum
4) Uji Iodine
a. Glikogen
CH2OH
H
H
H
O
OH
CH2OH
O H
O H
OH
O
H
H
H
O
OH
glikogen
+ I2
OH
H
b. Inulin
O
H
O
H
H
+ I2
OH
CH2OH
OH
H
inulin
c. Amilum
CH2OH
H
O
CH2OH
O H
H
H
OH
OH
O H
H
H
H
O
OH
amilum-I2
+ I2
HO
H
amilum
d. Selulosa
OH
CH2OH
H
O
H
OH
OH
H
selulosa
H
OH
OH
O
+ I2
H
n
5) Uji Saliwanoff
a. Glukosa
H
C
OH
HO
OH
OH
HO
HCl panas
HOH2C
OH
+
O
H
CH2OH
glukosa
hidroksimetil furfural
b. Fruktosa
H
H
OH
HO
OH
OH
HO
HCl panas
HOH2C
OH
+
O
CH2OH
hidroksimetil furfural
fruktosa
c. Galaktosa
O
C
HO
HO
OH
OH
CH2OH
galaktosa
HO
HCl panas
HOH2C
+
O
C
H
hidroksimetil furfural
OH
d. Sukrosa
CH2OH
O
OH
H
HCl panas
O H
H
H
OH
H
O H HO CH OH HOH C
H
2
2
OH H
OH
H
HO
OH
+
O
C O
H
hidroksimetil furfural
sukrosa
e. Laktosa
CH2OH
OH
H
H
H
OH
CH2OH
O H
OH
H
H
OH
O H
HCl panas
HO
OH HOH C
2
H
laktosa
HO
OH
+
O
C O
H
hidroksimetil furfural
f. Amilum
H
O
CH2OH
H
H
OH
O H
HO
H
O
CH2OH
O H
H
HO
H
O
OH
H
HO
HCl panas
HOH2C
+
O
C O
H
amilum
hidroksimetil furfural
OH
LAMPIRAN 2
JAWABAN PERTANYAAN
1) UJI MOLISCH
1. Cincin yang terbentuk berwarna ungu (+)
2. Gugus karbohidrat yang menyebabkan positif adalah gugus glikosidik
3. Protein memberikan hasil yang positif karena adanya gugus glikosidik pada protein
2) UJI BENEDICT
1. Jingga kecoklatan
2. Untuk mencegah pengendapan CaCO3 dan memberikan suasana basa pada reduksi
ion kupri
3. Pada reagen benedict, reaksi dan perubahannya menunjukkan adanya gula pereduksi
pada sampel, sedangkan pada uji fehling menunjukkan adanya glukosa dan unit-unit
monosakarida yang terbentuk pada proses reaksi hidrolisis
4. Adanya pigmen empedu yang memberikan warna pada urine sehingga sulit untuk
dilakukan pengamatan dengan menggunakan uji fehling
3) UJI BARFOED
1. Pada uji barfoed, merah bata merupakan warna yang dihasilkan bila reaksi tersebut
positif, sedangkan pada uji benedict akan berwarna kecoklatan.
2. Tidak ada
3. Pemanasan yang terlalu lama akan menyebabkan terjadinya hidrolisis lebih lanjut
sehingga akan memberikan hasil uji positif yang salah.
4. Tidak dapat, hal ini dikarenakan uji barfoed hanya dapat digunakan untuk mereduksi
monosakarida, sedangkan gula yang terkandung dalam urine bukan merupakan
monosakarida.
4) UJI SALIWANOFF
1. Larutan yang memberikan uji positif tercepat adalah fruktosa sebab ia termasuk
gugus aldosa yang dapat dengan cepat diubah menjadi asam levulinat dan
hidroksimetil furfuralnya oleh reagen saliwanoff, yang kemudian akan terkondesasi
oleh resorcinol
2. Dapat, yaitu dengan cara pemanasan. Sukrosa memerlukan pemanasan untuk
memberikan hasil yang positif dengan uji ini, sedangkan fruktosa tidak perlu.
5) ISOLASI KARBOHIDRAT
% rendemen =
100% = 2,2%