Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian Instrumen
Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah pengumpulan data. Kegiatan
pengumpulan data dilakukan dengan teknik tertentu dan menggunakan alat tertentu
yang sering disebut instrumen penelitian. Data yang diperoleh dari proses tersebut
kemudian dihimpun, ditata, dan dianalisis
untuk
menjadi
informasi
yang dapat
b. Tes lisan
Tes lisan adalah sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan tentang aspek aspek
yang ingin diketahui keadaanya dari jawaban yang diberikan secara lisan pula.
Menurut Tjutju Soendari (2010) tes terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Tes Prestasi
Tes prestasi belajar adalah salah satu alat ukur hasil belajar yang dapat mencakup semua
kawasan tujuan pendidikan. Kawasan pendidikan tersebut mencakup kawasan kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Tes prestasi terbagi menjadi dua jenis yaitu :
1) Berdasarkan jenis
Tes berbentuk baku
Tes berbentuk baku adalah tes yang telah dipublikasikan dan telah disiapkan oleh
para ahli secara cermat sehingga norma norma perbandingan, validitas,
reliabilitas dan petunjuk pemberian skornya telah diuji dan disiapkan.
Tes buatan sendiri, guru atau peneliti
Tes bentuk ini biasanya disusun atau dirancang oleh kita sendiri, guru atau
peneliti untuk mengukur pemahaman peserta tes dalam mempelajari suatu
materi. Syarat
Tes tipe objektif ini dapat dikelompokkan kedalam bentuk tes sebagai berikut :
a) Benar Salah (True - False)
Soal tes ini berbentuk kalimat berita atau pertanyaan yang soal - soalnya
berupa pernyataan (statement) dan pernyataan tersebut ada yang benar dan
salah.
b) Memasangkan (Matching Test )
Matching test dapat kita ganti dengan istilah mencocokan, memasangkan
atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pernyataan dan satu
seri jawaban.
tercantum dalam seri jawaban. Tugas peserta tes adalah mencari dan
menempatkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan
pertanyaannya.
c) Isian Singkat (Completion Test)
Completion
test
biasa
kita
sebut
dengan
istilah
tes
isian,
tes
menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas kalimatkalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan dan bagian yang
dihilangkan tersebut harus dilengkapi oleh peserta tes.
d) Pilihan ganda (Multiple Choice Test)
Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang
suatu pengertian yang belum lengkap. Untuk melengkapinya harus memilih
satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.
Keunggulan: Penilaian objektif dan cepat, materi yang ditanyakan bisa lebih
luas dan menyeluruh, dan pertanyaannya dapat mendetail
sehingga dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan dan
kemampuan siswa.
Kelemahan: Tipe soal ini dapat mengecoh.
Menurut Margono (2005) dalam membuat butir tes soal objektif harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
a) Syarat bagi pembuat tes
Pembuat tes harus berusaha memenuhi syarat sebagai berikut:
Memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bahan yang akan dites.
2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
3) Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.
Selanjutnya, berdasarkan Silalahi (2012) wawancara dapat dibedakan sebagai
berikut:
1) Wawancara Terstruktur (Structured Interview)
Wawancara terstruktur (structured interview), kadang-kadang disebut wawancara
distandarisasi (standarized interview), memerlukan administrasi dari suatu jadwal
wawancara oleh seorang pewawancara. Wawancara terstruktur dilakukan oleh
peneliti apabila peneliti mengetahui secara jelas dan terperinci informasi yang
dibutuhkan dan memiliki suatu daftar pertanyaan yang sudah ditentukan atau disusun
sebelumnya yang akan disampaikan kepada responden. Oleh karena itu, dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan alternatif jawabannya. Responden diberi
pertanyaan yang sama, dan pewawancara mencatatnya.
Contoh:
Wawancara tentang tanggapan siswa terhadap model pembelajaran diskusi kelompok.
Yang diwawancarai adalah 10 siswa yang dipilih secara random. Pewawancara
melingkari salah satu jawaban yang diberikan responden.
1. Bagaimana tanggapan anda dengan model pembelajaran diskusi?
a. Sangat bagus
b. Bagus
c. Tidak bagus
d. Sangat tidak bagus
2. Bagaimana proses belajarnya?
a. Sangat bagus
b. Bagus
c. Tidak bagus
d. Sangat tidak bagus, dst.
1) Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.
Sekarang sudah banyak komputer yang keci, notebook yang dapat digunakan untuk
membantu mencatat data hasil wawancara.
2) Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan.
Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu memberi tahu kepada informan
apakah dibolehkan atau tidak.
3) Camera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan
informan/sumber data. Dengan adanya foto, keabsahan data penelitian akan lebih
terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.
b. Observasi
Berdasarkan Sugiyono dalam Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
pelbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi
digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Menurut Sugiyono dalam Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah
dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data,
yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Selain itu,
Sugiyono dalam Marshall (1995) menyatakan bahwa through observation, the
researcher learn about behavior and meaning attached to those behavior. Melalui
observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulakn bahwa observasi adalah
pengamatan terhadap suatu objek, gejala, peristiwa atau proses yang terjadi dalam suatu
situasi baik yang terjadi pada manusia dan lingkungannya.
Sugiyono dalam Sanafiah Faisal (1990) mengklasifikasikan observasi menjadi
sebagai berikut:
1) Observasi Berpartisipasi (Participant Observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Sugiyono dalam Susan Stainback (1988) menyatakan In participant observation, the
reseacher observes what people do, listent to what they say, and participates in their
3) Activity, atau kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam siatuasi sosial yang sedang
berlangsung, contohnya kegiatan belajar mengajar dikelas.
Selanjutnya, Sugiyono dalam Spradley (1980) tahapan observasi adalah sebagai
berikut:
1) Observasi deskriptif
Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial tertentu
sebagai objek penelitian. Pada tahap ini peneliti belum membawa masalah yang jelas
yang akan diteliti, maka peneliti melakukan penjelajahan umum, dan menyeluruh,
melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar dan dirasakan. Observasi
tahap ini sering disebut sebagai grand tour observation , dan peneliti menghasilkan
kesimpulan pertama.
2) Observasi terfokus
Pada tahap ini, peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu suatu observasi
yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu. Observasi ini juga
dinamakan observasi taksonomi sehingga dapat menemukan fokus.
3) Observasi terseleksi
Pada tahap ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya
lebih rinci. Dengan melakukan analisis komponensial terhadap fokus, maka pada
tahap ini peneliti telah menemukan karakteristik, kontras-kontras/perbedaan dan
kesamaan antar kategori, serta menemukan hubungan antara suatu kategori dengan
kategori yang lain.
c. Kuesioner (Angket)
Arikunto (2006) mendefinisikan angket sebagai pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Sedangkan menurut Soendari (2010), angket adalah
perangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh responden secara
tertulis pula. Sejalan dengan itu Sugiyono (2012) menyatakan bahwa kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner
juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang
luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/ pernyataan tertutup atau terbuka, dapat
diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.
Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket
sebagai teknik pengumpulan data, yaitu prinsip penulisan, pengukuran, dan penampilan
fisik.
1. Prinsip Penulisan Angket
Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor, yaitu:
a. Isi dan tujuan pertanyaan
Yang dimaksud di sini adalah, apakah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk
pengukuran atau bukan. Jika berbentuk pengukuran, maka dalam membuat
pertanyaan harus teliti, sebab pertanyaan harus dalam bentuk skala pengukuran dan
jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b. Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan
kemampuan
berbahasa
responden.
Bahasa
yang
digunakan
pun
harus
Setiap pertanyaan dalam instrumen angket juga sebaiknya tidak menanyakan halhal yang sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan yang memerlukan
jawaban dengan berpikir berat.
Contoh : Bagaimana menurut Anda pendapat siswa SMA tentang pelaksanaan
SIPENMARU 30 tahun yang lalu? Jikalau responden yang bersangkutan baru
berumur 30an tahun, pastilah akan sulit memberikan jawaban.
f. Pertanyaan tidak menggiring
Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang baik
saja atau ke yang jelek saja.
g. Panjang pertanyaan
Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat
jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak, sehingga
memerlukan instrumen yang banyak, maka instrumen tersebut dibuat bervariasi
dalam poenampilan, model skala pengukuran yang digunakan, dan cara
mengisinya.
h. Urutan pertanyaan
Urutan pertanyaan dalam angket dimulai dari yang umum menuju ke hal yang
spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak. Hal ini perlu
dipertimbangkan karena secara psikologis akan mempengaruhi semangat
responden untuk menjawab. Jika pada awalnya responden langsung diberi
pertanyaan yang sulit, maka responden akan patah semangat untuk mengisi angket
yang telah mereka terima. Urutan pertanyaan yang diacak perlu dibuat bila tingkat
kematangan responden terhadap masalah yang ditanyakan sudah tinggi.
2. Prinsip Pengukuran
Angket merupakan instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengukur
variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu, angket tersebut harus dapat digunakan
untuk mendapat data yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur.Untuk
memperoleh data yang valid dan reliabel, maka instrumen angket tersebut perlu diuji
validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu sebelum digunakan.
3. Penampilan Fisik Angket
Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau
keseriusan responden dalam mengisi angket.
Contoh : Angket yang dibuat di kertas buram, akan mendapat respon yang kurang
menarik bagi responden, bila dibandingkan angket yang dicetak dalam kertas yang
bagus dan berwarna.
metode
yang
praktis,
karena
dapat
dipergunakan
untuk
mengumpulkan data kepada responden dalam jumlah yang banyak dan waktu
yang singkat.
2. Merupakan metode yang ekonomis, dari segi tenaga yang dibutuhkan.
3. Setiap responden menerima sejumlah pertanyaan yang sama.
4. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan keterangan.
5. Responden mempunyai waktu cukup menjawab pertanyaan.
6. Pengaruh subyektif dapat dihindarkan.
Selain
kelebihan,
angket
juga
memiliki
beberapa
kelebihan
merupakan
pertanyaan
dengan kategori
respons
tidak
menambahkan bahwa angket tertutup biasa juga disebut dengan angket berstruktur,
yakni jenis angket yang setelah rumusan pertanyaannya disediakan pula alternatif
jawaban yang dapat dipilih oleh responden. Angket (Sidiq, 2013) berstruktur
dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:
b. Baik
c. Cukup
d. Kurang
e. Sangat kurang
Angket berstruktur dengan jawaban singkat (short answer item), angket jenis ini
merupakan gabungan atau kombinasi antara angket tidak berstruktur dengan
angket berstruktur.
Menurut Silalahi (2012), keuntungan dari kuesioner dengan item tertutup adalah:
1. Jawaban terstandar dan dapat dibandingkan dari orang ke orang.
2. Jawaban mudah diberi kode dan bahkan sering dapat diberi kode secara langsung
dalam kuesioner dan karenanya akan mempermudah analisis data.
3. Menghemat waktu bagi responden dan bagi peneliti. Di samping itu, juga
menghemat biaya.
4. Responden lebih sering jelas tentang arti pertanyaan dan kategori respon.
5. Jawaban secara relatif lengkap dan sedikit respon yang tidak relevan diterima.
Sedangkan kekurangannya adalah seringkali jawaban yang disediakan dalam
pertanyaan tertutup tidak sesuai dengan keinginan dan harapan responden. Dalam
menjawab pertanyaan, resoonden tidak dapat menyertakan kualifikasi untuk jawaban
mereka atau menekankan pendapat mereka.
3. Pertanyaan dan Jawaban Kontingensi
Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner sering disusun dalam apa yang disebut
contingency questions (Bailey dalam Silalahi (2012)), yaitu suatu pertanyaan yang
relevan untuk responden ditentukan oleh responnya untuk satu pertanyaan
penyaringan. Pada dasarnya, pertanyaan tipe ini merupakan kasus spesial dari
pertanyaan tertutup. Cara ini disebut probing atau pertanyaan filter.
Contoh :
Pertanyaan dan jawaban kontingensi
Apakah Anda pernah mengikuti pelajaran tambahan di Lembaga Bimbingan Belajar?
(Silakan nyatakan jawaban Anda dengan memberi tanda pada jawaban yang sesuai
dengan kondisi Anda)
__ YA
__ TIDAK
Jika YA, sejak kapan Anda mengikuti bimbingan belajar tersebut?
__ SD
__ SMP
__ SMA
Mengapa Anda lebih memilih belajar di Lembaga bimbingan belajar?
(Pilihan dapat lebih dari satu)
(Silakan nyatakan jawaban Anda dengan cara mengurutkan jawaban yang membuat
Anda pindah dengan urutan angka 1 untuk item yang paling mendorong Andan untuk
mengikuti pelajaran tambahan di Lembaga Bimbel hingga ke angka yang lebih tinggi)
S : setuju
KS : kurang setuju
TS : tidak setuju
No
Pernyataan
SS
KS
TS
1.
2
Teknik skala Guttman digolongkan sebagai skala berdimensi tunggal. Suatu sikap
dianggap berdimensi tunggal hanya kalau sikap itu menghasilkan skala yang kumulatif,
yaitu skala yang butir-butirnya berkaitan satu sama lain sedemikian sehingga seorang
subjek yang setuju dengan pernyataan nomer dua misalnya, akan juga merasa setuju
dengan pernyataan nomer satu, dan seterusnya. Misal, responden diminta menyatakan
setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan berikut :
a. Manfaat pramuka sepadan dengan waktu yang dihabiskan untuk organisasi itu
b. Pramuka mempunyai pengaruh besar dalam meningkatkan peranan generasi muda
c. Pramuka adalah organisasi yang paling penting di Indonesia dalam meningkatkan
peranan generasi muda.
4. Skala Perbedaan Makna
Skala perbedaan makna didasarkan pada pandangan bahwa objek itu mempunyai dua
macam makna bagi seseorang, yaitu makna denotatif dan konotatif.
Ulber Silalahi menjelaskan berbagai macam skala pengukuran instrumen yaitu
sebagai berikut:
1. Skala Nominal
Skala atau tingkat nominal merupakan skala ukuran variabel paling rendah karena secara
esensial hanya merupakan level of classifiable. Ukuran nominal mengindikasikan bahwa
hanya ada satu perbedaan antara kategori (sebagai contoh agama), data yang diperoleh
dari skala nominal adalah data categorical atau classifiable. Oleh karena itu, skala
nominal disebut juga kelas, klasifikasi, kategori, dan menunjuk pada nama atau label atau
identitas. Ukuran nominal hanya sekadar kategori yang menunjuk ada perbedaan, tetapi
tidak ada indikasi tentang jarak atau urutan-urutan berjenjang yang membedakan antara
objek yang satu dengan lainnya. Ukuran nominal sebagai skala ukuran nonmetrik
merupakan ukuran terbaik untuk qualitative attributes. Atribut-atribut kualitatif memiliki
label atau nama, bukan angka atau bilangan pada nilai atau kategori respons seperti dalam
atribut kuantitatif. Jadi, skala nominal juga dikenal sebagai categorical scales,
menggambarkan jumlah kejadian dalam tiap kelas atau kategori variabel yang dipelajari.
Contoh variabel dan kategori respons skala nominal
Variabel/indikator
Jenis kelamin
Departemen tempat
Saluran TV yang
kerja
sering ditonton
Personalia
Indosiar
respon
Produksi
Lativi
Akunting
Metro TV
Keuangan
RCTI
R&D
SCTV
Pemasaran
TV 7
Lainnya
TVRI
Wanita
Lainnya
Dalam skala nominal, peneliti hanya dapat menjumlah banyaknya orang dalam tiap
kategori dan menentukan proporsi tiap kategori tetapi tidak dapat membagi atau
membedakan jumlah yang ditentukan pada tanda-tanda nominal. Variabel yang diukur
dengan skala nominal sering dinamakan variabel kualitatif yang secara ekstentif
digunakan dalam penelitian dengan pengumpulan data menggunakan teknik observasi
atau survei.
2. Skala Ordinal
Skala ordinal dapat diurut dalam urutan tingkatan (rank order) dalam hubungan dengan
jumlah atribut yang dimiliki. Ukuran ordinal mengindikasikan satu perbedaan, juga
ditambah kategori dapat diurut (contoh, ukuran pendapat : sangat setuju, setuju, tidak
setuju, sangat tidak setuju). Banyak skala dalam ilmu perilaku masuk ke dalam kategori
ordinal ini. Sebagai contoh, variabel sikap atau persepsi, status sosioekonomi, kepaduan
kelompok, dan moral pekerja adalah skala ordinal. Setiap subkelas dapat dibandingkan
dengan subkelas yang lainnya dalam istilah hubungan greater than atau less than dan
sebagainya. Ini berarti bahwa skala ordinal tidak hanya menunjukkan kategori tetapi juga
mengindikasikan bahwa beberapa subjek lebih tinggi atau lebih rendah, lebih baik atau
lebih jelas, daripada subjek yang lainnya.
Ada beberapa tipe kategori respons yang penting diperhatikan untuk skala ukuran ordinal.
a. Ada variabel dengan kategori respons telah pasti, seperti tingkat pendidikan, pangkat
kepegawaian, dan jabatan akademik.
b. Menyusun beberapa alternatif ukuran yang menunjukkan urutan kategori yang
berbeda, misal penelitian yang dilakukan untuk mengetahui urutan pentingnya lima
karakteristik pekerjaan.
sikap
terhadap
pekerjaan
dapat
diklasifikasikan
sebagai
sanagt
DAFTAR PUSTAKA