You are on page 1of 10

Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol 01 No 1 Tahun 2005

IMBALAN DAN GAYA KEPEMIMPINAN PENGARUHNYA TERHADAP


KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL
PERTANIAN BOGOR

Oleh :
Ramlan Ruvendi

Abstract : The study was carried out to find out whether there were influence and correlation bet-
ween : a) Reward received by the IRDABI’s employees on their job satisfaction. b) style of the leader-
ship on the job satisfaction. c) Reward together with style of leadership on the job satisfaction of IR-
DABI’s employees.
The result of the study showed that there was significant correlation and influence between the
reward on the job satisfaction with was shown by the value of partial correlation coefficient of 0.6185
and coefficient of multiple regression for reward variable (β1) of 0.412. The influence of variable for style
of leadership on the job satisfaction was also significant with the partial correlation coefficient of 0.5495
and coefficient of multiple regression (β2) of 0.355.
In the test of Analysis of Variance (ANOVA) on the equation of multiple regression show that F-
value was bigger that F-table (F = 58.97 > F-table = 3.098) or the Probability Value smaller than 0.05. At
showed that there was significant correlation and influence between reward variables all together with
style of leadership on the job satisfaction of employees. The value of multiple correlation coefficient (R)
2
was 0.751 and R Square (R ) was 0.564. Value of R Square (0.564) meant that 56.5% of variation pro-
portion total of job satisfaction can be eliminated of equation of multiple regression was used as the es-
timator rather than using average value of job satisfaction as the estimator.

PENDAHULUAN f. Tingkat motivasi para pegawai yang ter-


cermin dalam perilaku pekerjaan.
Setiap organisasi baik itu swasta g. Reaksi positif atau negatif terhadap kebi-
maupun pemerintah akan berupaya dan jakan organisasi.
berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu h. Unjuk rasa atau perilaku destruktif lainnya.
berkembangnya organisasi yang diindikasikan Berkenaan dengan masalah kepuasan
dengan meningkatnya pendapatan, sejalan kerja pegawai tersebut, sebenarnya banyak
pula dengan meningkatnya kesejahteraan para faktor yang mempengaruhi ketidakpuasan
pegawainya. Namun dalam prakteknya untuk pegawai dalam pekerjaannya diantaranya ada-
mencapai tujuan tersebut organisasi sering lah sistem imbalan yang dianggap tidak adil
menghadapi kendala, yang salah satu menurut persepsi pegawai. Karena setiap
faktornya adalah ketidakpuasan kerja dari para pegawai akan selalu membandingkan antara
pegawainya. Sebagai akibatnya dapat ber- rasio hasil dengan input dirinya terhadap rasio
pengaruh kepada kinerja pegawai maupun hasil dengan input orang lain. Perlakuan yang
kinerja organisasi secara keseluruhan. tidak sama baik dalam reward maupun punish-
Indikator kepuasan atau ketidakpuasan ment merupakan sumber kepuasan atau keti-
kerja pegawai dapat diperlihatkan oleh be- dakpuasan pegawai.
berapa aspek diantaranya : Di samping sistem imbalan, faktor lain
a. Jumlah kehadiran pegawai atau jumlah yang berpengaruh terhadap ketidakpuasan
kemangkiran. kerja adalah sistem karir yang tidak jelas juga
b. Perasaan senang atau tidak senang dalam merupakan sumber ketidakpuasan pekerjaan.
melaksanakan pekerjaan. Tidak adanya penghargaan atas pengalaman
c. Perasaan adil atau tidak adil dalam mene- dan keahlian serta promosi yang tidak diran-
rima imbalan. cang dengan benar dapat menimbulkan sikap
d. Suka atau tidak suka dengan jabatan yang apatis dalam bekerja serta tidak memberikan
dipegangnya. harapan yang lebih baik di masa depan.
e. Sikap menolak pekerjaan atau menerima
dengan penuh tanggung jawab. Ketidakpuasan kerja dapat pula ditim-
bulkan oleh isi dari pekerjaan itu sediri, mi-

Ramlan Ruvendi : Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap


Kepuasan Kerja Karyawan, Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor. Halaman 17
Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol 01 No 1 Tahun 2005

salnya seseorang yang tidak menyukai berha- 3. Persepsi pegawai terhadap gaya ke-
dapan dengan orang banyak justru diberikan pemimpinan dengan mengacu kepada tiga
jabatan pada public relation, orang yang tidak jenis gaya kepemimpinan yaitu : auto-
suka dengan pekerjaan yang berhubungan kratik, partisipatif, dan bebas-kendali.
dengan angka ditempatkan pada bagian ang-
Aspek-aspek tersebut akan digali dari
garan atau perencanaan dan keuangan, tentu
para responden yaitu pegawai BBIHP melalui
saja hal itu dapat menyebabkan ketidakpuasan
instrumen penelitian kuesioner yang didesain
kerja.
untuk kepentingan penelitian, tujuan yang telah
Faktor pengaruh lain yang perlu diper- ditetapkan serta menelaah catatan-catatan dan
timbangkan adalah konteks pekerjaan atau laporan-laporan yang relevan untuk meleng-
lingkungan pekerjaan seperti, gaya kepemim- kapi data dan analisisnya.
pinan penyelia, hubungan dengan rekan kerja,
dan lain-lain. TINJAUAN PUSTAKA
Meskipun banyak faktor yang dapat Kepuasan Kerja
mempengaruhi kepuasan kerja pegawai dalam
suatu organisasi tetapi mengingat keterba- Kepuasan kerja adalah suasana psiko-
tasan penulis untuk mengupas seluruh faktor logis tentang perasaan menyenangkan atau
penyebabnya maka setelah dilakukan studi tidak menyenangkan terhadap pekerjaan
awal (penjajagan) kepada obyek penelitian mereka (Davis, Keith, 1985). Sementara itu
yaitu Balai Besar Industri Hasil Pertanian Porter dan Lawler dalam Bavendam, J. (2000)
(BBIHP), penulis akan membatasi kepada dua menjelaskan bahwa kepuasan kerja meru-
variabel bebas yaitu sistem imbalan dan gaya pakan bangunan unidimensional, dimana se-
kepemimpinan saja. seorang memiliki kepuasan umum atau keti-
dakpuasan dengan pekerjaannya.
Penelitian yang dilakukan akan di-
arahkan pada pengumpulan dan analisis data Vroom sebagaimana dikutip oleh Ah-
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dan mad, M.A. Roshidi (1999) mendefinisikan
korelasi pada persepsi pegawai mengenai: kepuasan kerja sebagai satu acuan dari orien-
1. Imbalan yang diterima pegawai BBIHP tasi yang efektif seseorang pegawai terhadap
terhadap kepuasan kerjanya. peranan mereka pada jabatan yang di-
2. Gaya kepemimpinan atasan terhadap pegangnya saat ini. Sikap yang positif terha-
kepuasan kerja para pegawainya. dap pekerjaan secara konsepsi dapat dinyata-
3. Sistem imbalan dan gaya kepemimpinan kan sebagai kepuasan kerja dan sikap negatif
secara bersama-sama terhadap kepuasan terhadap pekerjaan sama dengan ketidak-
kerja pegawai BBIHP. puasan. Definisi ini telah mendapat dukungan
dari Smith dan Kendall (1963) yang menjelas-
Untuk lebih mengefektifkan proses kan bahwa kepuasan kerja sebagai perasaan
pengumpulan data dan pengolahannya perlu seseorang pegawai mengenai pekerjaannya.
diidentifikasi aspek-aspek yang akan diteliti
dan menjadi ruang lingkup penelitian, yaitu : Secara sederhana, job satisfaction dapat
1. Kondisi psikologis yang menyangkut ting- diartikan sebagai apa yang membuat orang-
kat kepuasan umum para pegawai dalam orang menginginkan dan menyenangi peker-
melaksanakan pekerjaan atau menerima jaan. Apa yang membuat mereka bahagia da-
tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh lam pekerjaannya atau keluar dari pekerjaanya.
karena itu dalam penelitian perlu melihat Menurut Robin dalam Siahaan, E. E.
aspek-aspek yang menjadi indikator Edison (2002) menyebutkan sumber kepuasan
kepuasan seperti : kesukaan dalam me- kerja terdiri atas pekerjaan yang menantang,
laksanakan pekerjaan, kehadiran di tempat imbalan yang sesuai, kondisi/ lingkungan kerja
kerja, motivasi kerja, tanggung jawab, yang mendukung, dan rekan kerja yang
reaksi atas kebijakan, potensi destruktif, mendukung. Indra, Hary (…) dalam
dan lain-lain. penelitiannya menyebutkan bahwa faktor yang
2. Persepsi pegawai terhadap sistem imbalan mempengaruhi kepuasan kerja pegawai
yang diberlakukan meliputi: gaji pokok, secara signifikan adalah : faktor yang
tunjangan, insentif, uang lembur, hadiah, berhubungan dengan pekerjaan, dengan
cuti, serta penghargaan yang diterima. kondisi kerja, dengan teman sekerja, dengan

Ramlan Ruvendi : Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap


Halaman 18 Kepuasan Kerja Karyawan, Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor.
Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol 01 No 1 Tahun 2005

pengawasan, dengan promosi jabatan dan imbalan yang bersumber dari luar atau disebut
dengan gaji. Dari keenam faktor tersebut yang juga dengan imbalan ekstrinsik terutama im-
paling dominan adalah faktor yang balan yang berbetuk uang seperti gaji, tun-
berhubungan dengan kondisi kerja, yaitu jangan dan lain-lain.
dengan korelasi 0,6997 atau sebesar 69,97%.
Penelitian yang menghubungkan antara
Smith, Kendal dan Hulin dalam imbalan terutama gaji dengan kepuasan kerja
Bavendam, J. (2000) mengungkapkan bahwa dilakukan oleh para peneliti seperti Kalleberg
kepuasan kerja bersifat multidimensi dimana (1974), Locke, E.A. (1973), Ronen et al (1973),
seseorang merasa lebih atau kurang puas dan Vroom, V.H. (1964) hasil penelitiannya
dengan pekerjaannya, supervisornya, tempat menyimpulkan terdapat hubungan positif
kerjanya dan sebagainya. Porter dan Lawler antara gaji dengan prestasi kerja. Lawler, E.E.
seperti juga dikutip oleh Bavendam, J. (2000) and Porter, L.W. (1966) melaporkan terdapat
telah membuat diagram kepuasan kerja yang hubungan yang signifikan antara gaji dengan
menggambarkan kepuasan kerja sebagai kepuasan kerja.
respon emosional orang-orang atas kondisi
Gaya Kepemimpinan (Leadership Style)
pekerjaannya.
Kepemimpinan adalah kemampuan
Kepuasan kerja bersifat multi-
untuk mempengaruhi orang lain untuk
dimensional maka kepuasan kerja dapat
mencapai tujuan dengan antusias (David,
mewakili sikap secara menyeluruh (kepuasan
Keith, 1985). Gibson, James L. et.al., (1982)
umum) maupun mengacu pada bagian
menerangkan bahwa kepemimpinan adalah
pekerjaan seseorang. Artinya jika secara
konsep yang lebih sempit daripada
umum mencerminkan kepuasannya sangat
manajemen. Manajer dalam organisasi formal
tinggi tetapi dapat saja seseorang akan
bertanggung jawab dan dipercaya dalam
merasa tidak puas dengan salah satu atau
melaksanakan fungsi manajemen. Pemimpin
beberapa aspek saja misalnya jadwal liburan
kadang terdapat pada kelompok informal,
(Davis, Keith. 1985).
sehingga tidak selalu bertanggung jawab atas
Konsekuensi dari kepuasan kerja dapat fungsi-fungsi manajemen. Seorang manajer
berupa meningkat atau menurunnya prestasi yang ingin berhasil maka dituntut untuk
kerja pegawai, pergantian pegawai (turnover), memiliki kepemimpinan yang efektif.
kemangkiran, atau pencurian (Davis, Keith,
Bagaimana usaha seorang pemimpin
1985).
untuk mempengaruhi orang lain atau agar
Sistem Imbalan (Reward System) bawahan mengikuti apa yang diperintahkan
akan sangat tergantung dari gaya
Imbalan merupakan pemberian kepada
kepemimpinan yang digunakan. Namun
pegawai atau sesuatu yang diterima pegawai
demikian tidak ada gaya kepemimpinan yang
sebagai balas jasa atas prestasinya kepada
efektif berlaku umum untuk segala situasi
perusahaan dalam melaksanakan pekerjaan.
(Gibson, James L. et.al., (1982).
Imbalan ekonomi biasanya diberikan dalam
bentuk gaji, upah, tunjangan, bonus, insentif, Gaya kepemimpinan menurut Davis,
dan lain-lain. Keith. (1985) adalah pola tindakan pemimpin
secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan
Para ahli umumnya membagi imbalan
oleh para pegawainya. Gaya kepemimpinan
menjadi 2 kelompok yaitu imbalan intrisik dan
mewakili filsafat, ketrampilan, dan sikap
imbalan ekstrinsik. Imbalan intrinsik adalah
pemimpin dalam politik.
imbalan yang bersumber dari diri para pegawai
sendiri seperti penyelesaian tugas, prestasi, Terdapat 3 jenis gaya kepemimpinan
otonomi, perkembangan pribadi. Sedangkan (leadership style) yang sangat berpengaruh
imbalan ekstrinsik adalah imbalan yang terhadap efektivitas seorang pemimpin yaitu
berasal dari luar pegawai seperti gaji dan tun- gaya autokratis, demokratis/partisipatif, dan
jangan, interpersonal (status dan pengakuan), bebas kendali (Reksohadirpodjo, S dan T.
serta promosi (Gibson, James L. et.al., 1982; Hani Handoko. 1986; David. Keith, 1985).
Davis, Keith. 1985).
Penelitian tentang gaya kepemimpinan
Untuk lebih memfokuskan pembahasan dilakukan oleh Sutanto, Eddy Madiono dan
dalam penelitian ini penulis hanya membahas Budhi Setiawan (…) untuk menguji gaya

Ramlan Ruvendi : Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap


Kepuasan Kerja Karyawan, Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor. Halaman 19
Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol 01 No 1 Tahun 2005

kepemimpinan yang efektif di Toserba Sinar e = prosentase tingkat kesalahan


Mas, Sidoarjo, dari penelitian tersebut yang ditoleransi adalah 5%.
diketahui adanya hubungan antara gaya
Dengan menggunakan rumus di atas
kepemimpinan dengan semangat dan
maka akan diperoleh jumlah sampel sebanyak
kegairahan kerja. Diungkapkan pula bahwa
126 yaitu :
gaya kepemimpinan yang efektif adalah ke-
pemimpinan yang disesuaikan dengan situasi 184
(n) = = 126,02 atau 126
dan kondisi (Contingency). Indikasi turunnya 1 + (184)(0,05) 2
semangat dan kegairahan kerja ditunjukkan
responden.
dengan tingginya tingkat absensi dan perpin-
dahan pegawai. Hal itu timbul sebagai akibat Teknik pengambilan sampel dilakukan
dari kepemimpinan yang tidak disenangi. dengan metode Proporsionate Stratified Ran-
dom Sampling (sample acak terstratifikasi se-
Perilaku pemimpin merupakan salah
cara proporsional) yaitu teknik pengambilan
satu faktor penting yang dapat mempengaruhi
sampel untuk populasi yang heterogen dan
kepuasan kerja. Menurut Miller et al. (1991)
berstrata (Sugiyono, 2002).
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
mempunyai hubungan yang positif terhadap Strata akan ditentukan berdasarkan unit
kepuasan kerja para pegawai. Hasil penelitian organisasi yang ada di BBIHP. Penentuan
Gruenberg (1980) diperoleh bahwa hubungan strata tersebut didasarkan pada asumsi bahwa
yang akrab dan saling tolong-menolong de- pegawai di dalam unit kerja akan menerima
ngan teman sekerja serta penyelia adalah imbalan yang berbeda serta gaya kepemim-
sangat penting dan memiliki hubungan kuat pinan atasan yang berbeda pula.
dengan kepuasan kerja dan tidak ada kait-
Pengumpulan data dilakukan pada bu-
annya dengan keadaan tempat kerja serta
lan Desember 2002 sampai Januari 2003.
jenis pekerjaan.
Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan
Salah satu faktor yang menyebabkan dianalisis dengan teknik statistik parametrik.
ketidakpuasan kerja ialah sifat penyelia yang
Pelaksanaan pengumpulan data dilaku-
tidak mau mendengar keluhan dan pandangan
kan dengan menggunakan instrumen daftar
pekerja dan mau membantu apabila diperlukan
pertanyaan (Questioner) yang isinya dibagi
(Pinder, 1984). Hal ini dibuktikan oleh Blakely
kedalam 4 kelompok pertanyaan yaitu :
(1993) dimana pekerja yang menerima
1. Kelompok A berisi pertanyaan untuk data
penghargaan dari penyelia yang lebih tinggi di-
responden yang jumlahnya sebanyak 7
bandngkan dengan penilaian mereka sendiri
butir pertanyaan bersifat tertutup dan ter-
akan lebih puas, akan tetapi penyeliaan yang
buka.
terlalu ketat akan menyebabkan tingkat kepu-
2. Kelompok B berisi pernyataan aspek sis-
asan yang rendah (King et al.,1982).
tem imbalan, berisi 20 butir pernyataan.
3. Kelompok C berisi pernyataan aspek gaya
METODOLOGI PENELITIAN
kepemimpinan, berisi 20 butir pernyataan.
Jumlah sampel penelitian adalah se- 4. Kelompok D berisi aspek kepuasan kerja
banyak 126 responden dari populasi 184 yang merupakan butir-butir pernyataan JSI
pegawai di kantor Balai Besar Industri Hasil (Job satisfaction Index) sebanyak 25 butir.
Pertanian Bogor (BBIHP).
Responden diminta untuk mengisikan
Jumlah sampel (size of samples) angka (score) 1-5 pada setiap butir penyataan
ditentukan berdasarkan pada perhitungan dari dalam bagian B, C dan D kuesioner. Setiap
rumus Slovin dengan tingkat kesalahan yang butir pernyataan dalam angket tersebut akan
ditoleransi sebesar 5%. diberi nilai oleh responden sbb:
N Angka 1 = sama sekali salah,
n = Angka 2 = salah,
1 + Ne 2 Angka 3 = ragu-ragu,
Angka 4 = benar, dan
Dimana n = jumlah sampel Angka 5 = benar sekali.
N = jumlah populasi Data yang berasal dari kuesioner se-
lanjutnya ditabulasikan dan dijumlahkan

Ramlan Ruvendi : Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap


Halaman 20 Kepuasan Kerja Karyawan, Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor.
Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol 01 No 1 Tahun 2005

skornya untuk masing-masing variabel. Ke- Dari tabel tersebut terlihat bahwa reli-
mudian hasil tabulasi tersebut diolah, dianalisis abilitas daftar pertanyaan X1 (variabel imbalan)
dan diinterpretasikan. adalah 0,931; untuk pertanyaan X2 (variabel
kepemimpinan) adalah 0,909; dan untuk per-
Untuk memudahkan pengolahan data
tanyaan Y (variabel kepuasan kerja) adalah
kuantitatif digunakan paket program komputer
0,954 yang berarti bahwa kuesioner yang
SPSS (Statistical Product and Service Solu-
digunakan semuanya reliable.
tions) Versi 11,5.
Uji validitas terhadap kuesioner dilaku-
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN kan secara uji kontrak untuk mengetahui apa-
kah jawaban responden konsisten dan data
Reliabilitas dan Validitas Instrumen yang dikumpulkan tersebut adalah valid.
Untuk mengetahui ketepatan alat ukur Langkah pertama adalah menghitung
kuesioner, maka dalam penelitian ini perlu di- korelasi antara setiap butir pertanyaan dengan
lakukan uji reliabilitas. Suatu alat ukur dikata- total skornya dari setiap variabel yang diukur.
kan reliabel jika alat ukur tersebut cukup Selanjutnya nilai korelasi setiap nomor jawab-
akurat, stabil dan konsisten dalam mengukur an dibandingkan dengan angka kritis nilai R
suatu obyek. pada tingkat signifikansi 5%.
Uji reliabilitas instrumen kuesioner Angka kritis R untuk pertanyaan varia-
yang dilakukan, menggunakan internal con- bel imbalan dan gaya kepemimpinan pada
sistency Teknik Belah Dua (split half) teknik ini derajat bebas (20-2=18) tingkat signifikan 5%
banyak digunakan karena caranya lebih mu- adalah 0,444. Sedangkan angka kritis R untuk
dah. pertanyaan kepuasan kerja pada derajat bebas
Dalam teknik ini butir-butir pertanyaan (25-2=23) adalah 0,398.
dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu ke- Pada Tabel 2 disajikan nilai-nilai koe-
lompok bernomor ganjil dan kelompok ber- fisien korelasi dari masing-masing butir per-
nomor genap. Setiap kelompok dijumlahkan, tanyaan. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai
dan antara jumlah ganjil dengan jumlah genap R (korelasi) setiap butir pertanyaan dari
dilakukan analisis korelasi. Selanjutnya koe- masing-masing variabel memiliki nilai korelasi
fisien korelasi tersebut dimasukkan ke dalam yang lebih tinggi dari angka kritis nilai R-nya,
rumus korelasi Spearman Brown (Sugiyono, sehingga seluruh butir pertanyaan tersebut
2002). Rumus Spearman Brown adalah seba- adalah valid.
gai berikut :
2 xR b Persyaratan Analisis Regresi
Ri =
1 + Rb Untuk melakukan analisis Regresi Linier
Berganda diperlukan beberapa persyaratan
Ri = korelasi reliabilitas sebagai berikut :
Rb = koefisien korelasi Product Moment antara
nomor genap dengan. ganjil a) Data harus berdistribusi normal.
b) Tidak terdapat multicolliniearity pada varia-
Dari analisis reliabilitas yang dilakukan bel bebas.
terhadap instrumen penelitian diperoleh hasil c) Tidak terdapat otokorelasi.
seperti pada Tabel 1. d) Tidak terjadi heterosedastis.

Tabel 1. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas In-


strumen
Keterangan Variabel Instrumen
No Penelitian
X1 X2 Y
1 Koefisien Kore- 0,871 0,833 0,913
a)
lasi
2 Koefisien Reli- 0,931 0,909 0,954
b)
abilitas
a. Korelasi Product Moment
b. Korelasi Spearman Brown

Ramlan Ruvendi : Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap


Kepuasan Kerja Karyawan, Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor. Halaman 21
Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol 01 No 1 Tahun 2005

Tabel 2. Koefisien Korelasi Masing-Masing Butir lebih kecil dari 5, sehingga dapat dikatakan
Pertanyaan kedua variabel di atas sudah memenuhi syarat
untuk dimasukkan ke dalam model.
Imbalan Kepemim Kepuasan Tabel 3. Uji Multikolinearitas
No.
R R R
1 0,552 0,588 0,561 Variable Collinearity Statistics
2 0,530 0,549 0,627 Tolerance VIF
3 0,550 0,592 0,598
Imbalan ,964 1,038
4 0,534 0,542 0,444
5 0,740 0,588 0,644 Kepemimpinan ,964 1,038
6 0,604 0,578 0,753 Uji otokorelasi dilakukan melalui uji
7 0,663 0,588 0,644 Durbin Watson dengan ketentuan suatu reg-
8 0,552 0,627 0,544 resi tidak terjadi otokorelasi jika d > dL.
9 0,511 0,542 0,444 Nilai Durbin Watson (d) hasil pengo-
10 0,601 0,578 0,541 lahan SPSS (Statistical Product and Service
11 0,520 0,588 0,758 Solutions) adalah = 2,163, sedangkan batas
12 0,465 0,627 0,792 bawah Durbin Watson pada n = 94, signifi-
cance = 0,05, k = 2; dimana nilai dL = 1,62.
13 0,679 0,668 0,718
Maka galat nilai-nilai pengamatan bersifat be-
14 0,736 0,756 0,718 bas (tidak terjadi otokorelasi) karena d > dL
15 0,530 0,549 0,749 atau 2,16 > 1,62.
16 0,650 0,592 0,718
Scatterplot yang menghubungkan
17 0,530 0,668 0,617
antara Regression Standardized Predicted
18 0,617 0,431 0,718 Value dengan Regression Studentized Delete
19 0,559 0,756 0,749 (Press) Residual serta Scatterplot Regression
20 0,572 0,441 0,732 Standardized Predicted Value dari variabel Y
21 - - 0,573 (Kepuasan kerja) memperlihatkan bahwa vari-
22 - - 0,561 ance disepanjang garis adalah seragam atau
konstan yang mengandung arti tidak terjadi
23 - - 0,718
heteroscedastic.
24 - - 0,718
25 - - 0,732 Model Regresi Linier Berganda
Dari hasil pengolahan data melalui Pro-
gram SPSS Ver. 11,5 terhadap data hasil
Untuk memeriksa kenormalan data da- penelitian (dengan n=94) diperoleh model Re-
pat ditelusuri melalui Casewise Diagnostic ter- gresi Linier Berganda sebagai berikut :
hadap variabel Kepuasan Kerja. Syarat data
berada pada distribusi normal jika standar )
residualnya berkisar pada : –1,96< Y = 49 ,964 + 0, 412 X 1+ 0,355 X 2
Std.Residual < 1,96.
Dimana :
Casewise Diagnostic dilakukan se-
Ŷ = Dugaan total skor kepuasan kerja,
banyak 9 kali dengan case number yang ter-
X1 = Variabel imbalan;
sisa sebanyak 94 reponden dan kesemuanya
X2 = Variabel gaya kepemimpinan.
berada pada distribusi normal.
Nilai constanta (ßo) adalah 49,964 yang
Untuk mengetahui ada tidaknya koli-
mengandung arti bahwa total skor kepuasan
nearitas antarvariabel bebas dilakukan melalui
kerja sebesar 49,96 jika skor X1 dan X2 = 0.
uji collinearity seperti disajikan pada tabel 3.
Nilai koefisien X1 (ß1) sebesar 0,412 ar-
Pada Tabel 3 nilai tolerance pada varia-
tinya untuk setiap kenaikan 1 skor variabel im-
bel imbalan dan kepemimpinan masing-masing
balan akan meningkatkan skor kepuasan kerja
adalah 0,964 berarti nilainya lebih besar dari
sebesar 0,412.
0,0001 sedangkan VIF (variance inflation fac-
tors) atau 1/Tolerance adalah 1,038 nilainya

Ramlan Ruvendi : Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap


Halaman 22 Kepuasan Kerja Karyawan, Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor.
Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol 01 No 1 Tahun 2005

Nilai koefisien X2 (ß2 ) sebesar 0,355 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Varia-
yang berarti untuk setiap kenaikan 1 skor gaya bel Tergantung
kepemimpinan akan meningkatkan skor
Hasil pengolahan data dengan SPSS
kepuasan kerja sebesar 0,355.
memperlihatkan koefisien regresi berganda
Uji Keberartian Persamaan Regresi dan tingkat signifikansi terlihat pada Tabel 6.
Untuk mengetahui apakah ada hubung- Tabel 6. Koefisien Regresi
an antara variabel terikat (kepuasan kerja)
dengan variabel bebas (imbalan dan gaya ke- Unstandardized
pemimpinan) dilakukan melalui uji F. Coefficients
Diketahui F-tabel pada tingkat signifikan Std. t Sig.
B Error
5% dan derajat bebas V1 = 2; V2 = (94-2-1=91)
atau (F0,05, 2,91) = 3,098. Dan nilai F-hitungnya (Constant) 49,964 3,831 13,041 ,000
dapat dilihat pada tabel 4. ANOVA.berikut :
Imbalan ,412 ,055 7,509 ,000
Tabel 4 ANOVA(c) Kepemimp ,355 ,057 6,274 ,000

Sum of Mean Perhatikan nilai t-hitung untuk variabel


Squares Df Square F Sig. Imbalan sebesar 7,509 lebih besar dari nilai t-
Regression 3854,685 2 1927,343 58,971 ,00 tabelnya 1,98. Perhatikan pula kolom
Residual Sig.(Significance) bernilai 0,000 lebih kecil dari
2974,123 91 32,683
0,05 berarti variabel imbalan memiliki penga-
Total 6828,809 93
ruh signifikan terhadap kepuasan kerja.
F-hitung = 58,97 lebih besar dari F-tabel Pada Tabel 6 di atas nilai t-hitung untuk
= 3,098 dan nilai probabilitasnya (Sig) 0,000 variabel kepemimpinan sebesar 6,274 lebih
lebih kecil dari 0,05 yang berarti vaiabel im- besar dari nilai t-tabel 1,98. Perhatikan pula
balan dan gaya kepemimpinan atau salah kolom Sig. (Significance) bernilai 0,000 lebih
satunya mempunyai pengaruh terhadap kecil dari 0,05 berarti variabel gaya kepemim-
kepuasan kerja. pinan memiliki pengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja. Hubungan antara variabel
Tabel 5. Koefisien Korelasi dan Determinasi gaya kepemimpinan dengan variabel
kepuasan kerja ditunjukkan pula oleh koefisien
Std. Error korelasi partialnya sebesar 0,5495 (variabel
R R Square Adjusted R of the imbalan sebagai kontrol). Nilai tersebut
Square Estimate signifikan karena nilai probabilitasnya < 0,05.
,751 ,564 ,555 5,7169 Interpretasi Hasil Penelitian
Koefisien korelasi berganda (R) bernilai Imbalan seperti telah dijelaskan pada
0,751 setelah dikonsultasikan dengan tabel R Studi Pustaka, adalah pemberian kepada
pada df 94 dan α = 0,05 adalah 0,207 maka pegawai atau sesuatu yang diterima pegawai
variabel X1 dan X2 berkorelasi positif secara sebagai balas jasa atas prestasi yang telah
signifikan. diberikan oleh pegawai kepada organisasi.
R Square (koefisien determinasi) Beberapa hasil penelitian yang
nilainya sebesar 0,564 yang berarti 56,4% dari dilakukan oleh Kalleberg (1974), Locke, E.A.
total variasi kepuasan kerja (Y) disebabkan (1973), Ronen et al (1973), Vroom, V.H.
oleh hubungan regresi berganda antara Y (1964), Lawler, E.E. and Porter, L.W. (1966)
dengan variabel imbalan (X1) dan gaya ke- menyimpulkan terdapat hubungan yang
pemimpinan (X2). Sisanya sebesar 43,6% signifikan antara imbalan ekstrinsik terutama
disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti : ling- gaji dengan kepuasan kerja.
kungan pekerjaan, hubungan dengan teman
sekerja, jenis pekerjaan, kondisi kerja, penga- Demikian juga dari hasil penelitian
wasan, promosi jabatan, dan lain-lain. terhadap pegawai yang dilakukan di BBIHP
Bogor diketahui bahwa antara imbalan yang
diterima pegawai dengan kepuasan kerjanya

Ramlan Ruvendi : Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap


Kepuasan Kerja Karyawan, Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor. Halaman 23
Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol 01 No 1 Tahun 2005

memiliki hubungan signifikan, dengan koefisien diperoleh skor 3,613. Angka tersebut me-
korelasi partial 0,6185, dan koefisien beta rupakan indeks kepuasan kerjanya.
sebesar 0,529.
Indeks kepuasan kerja dapat pula dihi-
Skor rata-rata variabel imbalan adalah tung melalui persamaan sbb :
47,325. Bila kita bandingkan dengan total skor n b
dari berbagai alternatif jawaban seperti ter-
cantum pada Tabel 7, maka dapat disimpulkan ∑∑
i =1 j =1
S ij
bahwa persepsi pegawai terhadap imbalan
yang diterima saat ini rata-rata menjawab ma-
JSI =
sih di bawah cukup (3).
nxb
S=skor masing-masing butir pertanyaan
Gaya kepemimpinan adalah pola tin-
j = butir pertanyaan ke j
dakan pemimpin secara keseluruhan seperti i = responden ke i
yang dipersepsikan oleh para pegawainya b = jumlah butir pertanyaan
(Davis, Keith, 1985). Hasil penelitian Miller et n = jumlah responden
al. (1991), Gruenberg (1980) (Pinder,1984),
Blakely (1993) dan King et al.,(1982) menyim-
pulkan bahwa terdapat hubungan/pengaruh 11.382 11.382
JSI = = = 3,613
signifikan antara gaya kepemimpinan dengan 126 x 25 3.150
kepuasan kerja.
Interpretasi terhadap skor untuk : 1 =
Tabel 7. Skor dan Interpretasi Jawaban sangat tidak puas, 2 = tidak puas, 3 = cukup
Skor Total Interpretasi Keterangan puas, 4 = puas, 5 = sangat puas.
1. 20 Sangat kurang Butir perta- Dengan demikian Job satisfaction Index
nyaan 20
2. 40 Kurang pegawai BBIHP berada diantara cukup puas
3. 60 Cukup dan puas.
4. 80 Baik
5. 100 Sangat baik KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Penelitian yang dilakukan di BBIHP ter- Kesimpulan
hadap gaya kepemimpinan juga menunjukkan Dari pembahasan hasil penelitian seba-
adanya hubungan yang signifikan antara gaya gaimana yang diuraikan di atas maka dapat
kepemimpinan dengan kepuasan kerja. Nilai disimpulkan sebagai berikut :
korelasi partial 0,5495 dengan nilai probabili-
tasnya 0,000 lebih kecil 0,05 (signifikan). 1. Terdapat hubungan dan pengaruh signifi-
kan antara variabel imbalan dengan
Total skor rata-rata dari jawaban res- kepuasan kerja pegawai BBIHP yang di-
ponden terhadap masing-masing gaya ke- perlihatkan oleh koefisien korelasi partial
pemimpinan antara lain : gaya otoriter 370,33, sebesar 0,619. Koefisien regresi (ß1) X1
gaya partisipatif 373,38 dan gaya bebas ken- sebesar 0,412.
dali 329. Dengan demikian gaya kepemim-
pinan yang menonjol (dominan) di BBIHP ada- 2. Terdapat hubungan dan pengaruh signifi-
lah gaya demokratis/partisipatif, kemudian kan antara variabel gaya kepemimpinan
gaya otoriter. Penilaian gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja pegawai BBIHP
tersebut diberikan oleh responden dalam yang diperlihatkan oleh koefisien korelasi
mempersepsikan atasan langsungnya. partial sebesar 0,549. Koefisien regresi
(ß2) X2 sebesar 0,355.
Kepuasan kerja merupakan suasana
psikologis yang dirasakan oleh para pegawai 3. Terdapat hubungan dan pengaruh signifi-
terhadap pekerjaannya, baik yang menyenang- kan antara variabel imbalan dan gaya ke-
kan maupun yang tidak menyenangkan. pemimpinan terhadap kepuasan kerja
pegawai BBIHP Bogor yang diperlihatkan
Penelitian terhadap kepuasan kerja ter- oleh koefisien korelasi berganda sebesar
hadap pegawai BBIHP menunjukkan skor rata- 0,751. Sedangkan R Square sebesar
rata = 90,33. Jika angka tersebut dibagi de- 0,564 yang berarti 56,4% dari total variasi
ngan jumlah pertanyaan (25 butir) akan kepuasan kerja (Y) disebabkan oleh hu-

Ramlan Ruvendi : Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap


Halaman 24 Kepuasan Kerja Karyawan, Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor.
Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol 01 No 1 Tahun 2005

bungan regresi berganda antara Y dengan menjadi faktor penyebab puas atau tidak
variabel imbalan (X1) dan gaya ke- puasnya para pegawai dalam bekerja.
pemimpinan (X2.). Sisanya sebesar 43,6%
4. Mencari hubungan antara kepuasan pega-
disebabkan oleh faktor-faktor lain di luar
wai dengan kepuasan pelanggan BBIHP.
model seperti faktor lingkungan pekerjaan,
hubungan dengan teman sekerja, jenis
pekerjaan, kondisi kerja, pengawasan, DAFTAR PUSTAKA
promosi jabatan, dan lain-lain.
Ahmad, M.A.Roshidi (1999). Pengaruh Iklim
Rekomendasi Organisasi ke Atas Kepuasan Kerja Guru-
Guru Sekolah Menengah : Kajian Kes di
Penelitian yang telah dilakukan ini baru Daerah Padang Terap, Kedah, Tesis Sar-
pada tingkat awal untuk memahami karak- jana Sains Fakulti Sains Kognitif dan
teristik variabel kepuasan kerja yang dipenga- Pembangunan Manusia Universiti Malay-
ruhi oleh dua variabel bebas yaitu variabel im- sia Sarawak http://www.Webcastmy.Com.
balan dan gaya kepemimpinan. MyUnimasresearchgateway/thesis/
Sebagaimana yang telah diulas pada Bavendam, J. (2000). “How Do You Manage
kajian Pustaka bahwa kepuasan kerja sangat- Turnover ? in a time of lean organizations
lah kompleks dan banyak sekali faktor-faktor and dwindling pools of experienced new-
yang mempengaruhinya, maka dalam meng- hires”. J. Special Report, Vol 3, Bavendam
gunakan hasil penelitian ini sebagai landasan Research Incorporated, Mercer Island.
kebijakan haruslah berhati-hati karena banyak http;//www. bavendam.com/
hal yang harus dicermati seperti : imbalan da-
lam bentuk apa yang memiliki pengaruh cukup Bavendam, J. (2000). “Managing Job Satisfac-
kuat terhadap kepuasan kerja (imbalan eko- tion”. J. Special Report, Vol 6, Bavendam
nomi atau non ekonomi). Kemudian gaya ke- Research Incorporated, Mercer Island.
pemimpinan apa yang paling efektif dan dapat http://www. bavendam.com/.
meningkatkan moral serta kepuasan kerja Blakely, G.L. (1993). The effect of performance
karyawan. rating discrepancies on supervisors and
Demikian juga dengan melihat nilai R subordinates. Organizational behavior and
Square hanya sebesar 0,564 yang berarti vari- human decision process. 54(1): 57-80
abel yang diteliti tidak cukup besar penga- Davis, Keith and John W. Newstrom. (1985).
ruhnya pada variabel tergantung dikarenakan Human Behaviour at Work : Organizational
masih terdapat variabel bebas di luar model Behaviour. Mc. Graw-Hill Inc., New York
yang pengaruhnya cukup besar terhadap vari-
asi Y yaitu sebesar 43,6%. Faktor-faktor lain di Gibson, James L. et.al. (1982). Organizations,
luar model tersebut seperti faktor teman se- Behavior, Structure, Processes. 4th ed,
kerja, lingkungan pekerjaan, jenis pekerjaan, Richard D. Irwin Inc.
kondisi kerja, pengawasan, promosi jabatan, Gruenberg, B. (1980). The happy worker: An
pemberian kesempatan, kewenangan, peker- analysis of educational and occupational
jaan yang menantang, dan lain-lain. difference in determinants of job satisfac-
Untuk itu dalam rangka melengkapi ha- tion. American journal of sociology. 86,
sil penelitian ini disarankan agar melakukan 247-271.
penelitian lanjutan seperti : Indra, Hary. (..). “Analisis Faktor – Faktor yang
1. Mencari hubungan dari setiap jenis im- Mempengaruhi Kepuasan Kerja Pegawai
balan terhadap kepusan kerja. PT X”. Jurnal The Winners Vol. 0802-0200
http://www.binus.ac.id /research/jurnal/jur-
2. Meneliti gaya kepemimpinan efektif yang nal_winners_4.html.
sesuai dengan lingkungan dan budaya or-
ganisasi BBIHP. Kalleberg, A.L. (1974). A causal approach to
the measurement of job satisfaction Social
3. Meneliti variabel bebas lain di luar variabel science research, 3,299-322.
imbalan dan gaya kepemimpinan yang

Ramlan Ruvendi : Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap


Kepuasan Kerja Karyawan, Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor. Halaman 25
Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol 01 No 1 Tahun 2005

King, M., M.A. Murray and T. Atkinson. (1982).


Background, personality, job characteris-
tics and satisfaction with work in a national
sample. Human relations. 35(2): 119-133.
Lawler, E.E. and Porter, L.W. (1966). Predict-
ing managers' pay and their satisfaction
with their pay. Personnel psychology, 19,
363-373.
Locke, E.A. (1973). “Satisfiers and dissatisfiers
among whitecollar and blue-collar em-
ployees”. Journal of applied psychology,
58, 67-76.
Miller, L.E. (1991). Agr. Edu 885 research
methods. Ohio State University.
Pinder, C.C (1984). Work motivation: Theory,
issues and applications. Illinois: Scoff,
Foresmen and Company.
Reksohadiprodjo, S. dan T. Hani H. (1986).
Teori dan Perilaku Organisasi Perusa-
haan. Ed. 2, BPFE Yogyakarta.
Ronen, W.W. and Organt, G.J. (1973). Deter-
minants of pay and pay satisfaction. Per-
sonnel psychology, 26, 503-520.
Siahaan, E.E. Edison. (2002). Kepuasan Kerja
dan Produktivitas Pegawai. http://www.na-
kertrans.go.id/berita_mass_media/B_Tena
gakerja/2002/Oktober/MMTK021031a.html
Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Adminis-
trasi. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sutanto, Eddy Madiono dan Budhi Setiawan
(…). “Peranan Gaya Kepemimpinan yang
Efektif dalam Upaya Meningkatkan Se-
mangat dan Kegairahan Kerja Pegawai di
Toserba Sinar Mas Sidoarjo”. Journals
Management 02-01-00-3. http://puslit.
petra.ac.id/journals/ management/
Vroom, V. H. (1964). Work and motivation.
New York: Wiley and Sons.

Ramlan Ruvendi : Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap


Halaman 26 Kepuasan Kerja Karyawan, Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor.

You might also like