You are on page 1of 11

RESUME:

PERILAKU ORGANISASI JILID 1


BAB 1 DAN BAB 4
OLEH STEPHEN P. ROBBINS
Martiyas Anggari Pa!ng"as
D#11$#%&
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
'AKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNI(ERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
RESUME: PERILAKU ORGANISASI JILID 1
OLEH STEPHEN P. ROBBINS
IDENTITAS BUKU
Judul Asli : Organizatinal Behavior
Penulis : Stephen P. Robbins
Alih Bahasa : Tim Indeks
Penerbit : edisi asli oleh Prentice Hall, Inc.
Edisi Indonesia oleh PT Indeks Kelompok Gramedia
Tempat Terbit : edisi asli pper !ddle "i#er, $e% Jerse& '()*+
Edisi Indonesia Jakarta
Tahun Terbit : edisi asli ,''-
Edisi Indonesia ,''.
Tebal : ),/ hlm
BAB I
A)a"a* P+ri,a"! Organisasi It!-
0r1anisasi merupakan suatu unit sosial &an1 dikoordinasikan secara sadar &an1 terdiri
dari dua oran1 atau lebih &an1 ber2un1si dasar secara terus menerus 1una mencapai suatu
tu3uan. 0r1anisasi memerlukan oran14oran1 &an1 bertan11un1 3a%ab men1a%asi ke1iatan4
ke1iatan oran1 lain dalam or1anisasi itu &an1 disebut den1an mana3er. 5enurut Henry Fayol,
mana3er men3alankan empat 2un1si &an1 di1unakan untuk mencapai tu3uan or1anisasi,
seba1ai berikut :
Perencanaan meliputi menentukan tu3uan or1anisasi, menetapkan strate1i
keseluruhan untuk mencapai tu3uan or1anisasi, men1emban1kan rencana utnuk
men1koordinasi ke1iatan4ke1iatan pencapaian tu3uan dalam or1anisasi tersebut.
Pen1or1anisasian menetepkan tu1as apa &an1 harus dilakukan, siapa &an1
harus melakukan, ba1aimana tu1as4tu1as itu dikelompokkan dan dimana
keputusan harus diambil.
Pemimpin mana3er memoti#asi ba%ahan serta men1arahkan oran1 lain,
memilih saluran komunikasi &an1 palin1 e2ekti2 atau memecahkan kon2lik4kon2lik
dalam or1anisasi.
Pen1endalian setelah 2un1si mana3emen diatas dilaksanakan, harus dilakukan
pen1endalian atau pemantauan 1una memastikan apakah ke1iatan &an1 ber3alan
sesuai den1an perencanaan atau tidak dan 3u1a men1e#aluasi setiap ter3adi
pen&impan1an.
6alam men3alankan tu1asn&a untuk men1a%asi ke1iatan pencapaian tu3uan oleh
oran1 lain tersebut, mana3er memiliki sepuluh peran mana3er &an1 dapat dikelompokkan
men3adi ti1a kelompok besar menurut Henry Mintzberg :
4 Peran Hubun1an Antar Pribadi
-. Peran lamban1 pemimpin atau ig!rehead, &akni men3alankan tu1as4tu1as
&an1 si2atn&a seremonial atau simbolik.
,. Peran pen1hubun1, &akni memelihara hubun1an den1an pihak luar 1una
memberi in2ormasi kepada mana3er.
.. Peran memimpin, &akni mempeker3akan, melatih, memoti#asi, dan
mendisiplinkan kar&a%an.
4 Peran In2ormasi
-. Peran pemantau, &akni menerima dan men1umpulkan in2ormasi dari pihak
luar 1una men1etahui ba1aimana selera pasar atau strate1i &an1 di1unakan
oleh pesain1.
,. Peran pen&ebar atau disseminator, &akni meneruskan in2ormasi kepada
an11ota4an11ota or1anisasi.
.. Peran 3uru bicara, &akni me%akili or1anisasi ketika men1hadapi pihak luar.
4 Peran Keputusan
-. Peran %iras%asta atau entreprene!r, &akni mana3er memprakarsai dan
men1a%asi pro&ek4pro&ek baru &an1 akan men&empurnakan kiner3a
or1anisasi.
,. Peran penan1anan terhadap hambatan, mana3er men1ambil tindakan
pen&elesaian seba1ai tan11apan atau respon terhadap masalah &an1 tidak
terdu1a sebelumn&a.
.. Peran pen1eluaran sumber da&a, mana3er seba1ai penan11un1 3a%ab
pen1alokasian sumber da&a manusia, 2isik dan modal.
). Peran perundin1, mana3er me%akili or1anisasi dalam perundin1an untuk
memperoleh keuntun1an ba1i or1anisasin&a.
ntuk men1etahui apa &an1 harus dilakukan untuk mencapai suatu tu3uan
or1anisasin&a, mana3er harus memiliki ketrampilan4ketrampilan berikut :
-. Ketrampilan teknis : &akni kemampuan dalam menerapkan pen1etahuan
khusus atau keahlian spesialisasi &an1 dimiliki.
,. Ketrampilan manusia%i : kemampuan dalam beker3a sama, memoti#asi oran1
lain baik indi#idu maupun kelompok .
.. Ketrampilan konseptual : kemampuan mana3er untuk men1analisis dan
mendia1nosis suatu masalah &an1 rumit.
5enurut penelitian 7uthans dan ka%an4ka%ann&a terhadap )*' mana3er, semua
mana3er tersebut melakukan ) ke1iatan mana3erial berikut:
-. 5ana3er Tradisional: men1ambil keputusan, merencanakan, dan
men1endalikan
,. Komunikasi: mempertukarkan in2ormasi rutin dan memproes dokumen
.. 5ana3emen sumber da&a manusia: memoti#asi, mendisiplinkan, men1elola
kon2lik, pen1isian sta2 8sta22in19, dan melatih
). 5embentuk 3arin1an: bersosialisasi, berpolitik, dan berinteraksi den1an oran14
oran1 luar.
Pelaksanaan ke1iatan mana3erial den1an porsi %aktu &an1 berbeda4beda
men1hasilkan tipe mana3er &an1 berbeda &akni mana3er rata4rata, mana3er berhasil, dan
mana3er e2ekti2.
Perilaku or1anisasi atau &an1 biasa disebut den1an organizational behavior 80B9
adalah suatu bidan1 studi &an1 men&elidiki dampak peroran1an, kelompok, dan struktur pada
perilaku dalam or1anisasi den1an maksud menerapkan pen1etahuan tentan1 hal4hal tersebut
demi memperbaiki or1anisasi. 0B mempela3ari ti1a determinan perilaku dalam or1anisasi:
peroran1an, kelompok, dan struktur. 6alam penekanann&a 0B selalu dikaitkan den1an
peker3aan, ker3a, keman1kiran, keluar4masukn&a kar&a%an, produkti2itas, kiner3a manusia%i,
dan mana3emen. !in1katn&a, 0B merupakan studi men1enai apa &an1 dilakukan oran14oran1
dalam suatu or1anisasi dan ba1aimana perilaku tersebut mempen1aruhi kiner3a dari
or1anisasi.
Terkadan1 setiap manusia melakukan peramalan terhadap tindakan oran1 lain
men1enai apa &an1 akan dilakukan dan men1apa berperilaku demikian, tapi ramalan &an1
han&a berdasarkan instin1 tersebut serin1 kali salah. !ehin11a opini4opini &an1 bersi2at
intuiti2 terssebut perlu di1antikan den1an pendekatan &an1 lebih sistematis, den1an dasar
bah%a perilaku itu tidak bersi2at acak. Perilaku tersebut berasal dari dan diarahkan ke
beberapa tu3uan &an1 di&akini indi#idu, benar atau salah demi kepentin1an terbaikn&a. !elain
itu terdapat konsistensi4konsistensi 2undamental seba1ai dasar identi2ikasi dan modi2ikasi
perilaku dari semua indi#idu. Konsistensi 2undamental ini san1at pentin1 karena
memun1kinkan adan&a kemampuan untuk meramal. mumn&a perilaku dapat diramalkan,
dan studi sistematis terhadap perilaku merupakan suatu cara untuk membuat ramalan &an1
cukup akurat. n1kapan sistematis adalah melihat pada hubun1an4hubun1an, mencoba
men1hubun1kan sebab dan akibat, serta menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah.
!asaran teks ini adalah untuk mendoron1 anda menin11alkan pandan1an intuiti2 men1enai
perilaku dan menu3u ke suatu analisis sistematik, den1an ke&akinan bah%a analisis semacam
itu akan memperbaiki ketepatan anda dalam men3elaskan dan meramalkan perilaku.
Perilaku or1anisasi pada dasarn&a merupakan ilmu terapan &an1 terban1un dari
adan&a beberapa sumban1an dari beberapa disiplin ilmu seperti: psikolo1i, sosiolo1i,
psikolo1i sosial, antropolo1i, dan ilmu sosial. Psikolo1i 2okus pada indi#idu, sedan1kan
sosiolo1i 2okus pada indi#idu &an1 telah ter1abun1 men3adi satu dalam kelompok. Beda la1i
den1an psikolo1i sosial &an1 men2okuskan pada pen1aruh satu oran1 terhadap oran1 lain.
Antropolo1i merupakan disipli ilmu &an1 mem2okuskan pada manusia dan lin1kun1an
sekitarn&a. Ilmu politik lebih 2okus pada perilaku indi#idu dan kelompok dalam lin1kun1an
politik. !umban1ann&a beberapa disiplin ilmu tersebut terhadap perilaku indi#idu adalah :
-. Psikolo1i : pembela3aran, persepsi, kepribadian, kee2ekti2an kepemimpinan,
kebutuhan dan kekuatan moti#asi, kepuasan ker3a, proses pen1ambilan
keputusan, penilaian kiner3a, pen1ukuran sikap, teknik seleksi kar&a%an,
desain peker3aan, dan stress ker3a.
,. !osiolo1i : dinamika kelompok, desain tim ker3a, buda&a or1anisasi, teori dan
struktur or1anisasi 2ormal, teknolo1i or1anisasi, birokrasi, komunikasi,
kekuasaan, dan kon2lik.
.. Psikolo1i sosial : pen1ukuran, pemahaman, perubahan sikap, pola komunikasi,
cara4cara dalam ke1iatan kelompok &an1 mana dapat memuasakan kebutuhan
indi#idu, proses pen1ambilan keputusan dalam kelompok.
). Antropolo1i : buda&a or1anisasi, lin1kun1an or1anisasi.
*. Ilmu politik : perilaku indi#idu dan kelompok dalam suatu lin1kun1an politik.
0r1anisasional Beha#ior dikemban1kan den1an konsep umum den1an penerapan
khusus. 5aksudn&a teori ataupun konsep &an1 dikemban1kan dalam perilaku or1anisasi
didasarkan pada hal4hal &an1 bersi2at umum, sedan1kan saat pen1implementasian pada
kehidupan n&ata, cenderun1 bersi2at khusus. Jadi, penerapan konsep perilaku or1anisasi
mendasarkan pada situasi &an1 sedan1 dihadapi.
Tantan1an dan peluan1 untuk 0B
Pemahaman konsep perilaku or1anisasi saat ini, sudah mulai diperhitun1kan dan
di1unakan oleh mana3er untuk men1endalikan ataupun memantau perilaku indi#idu dalam
or1anisasi.
-. 5enan11api 1lobalisasi. 5ana3er pada era 1lobalisasi dituntut untuk mulai
beker3a sama den1an pihak lain &an1 berbeda buda&a. Ba1i seoran1 mana3er
Globalisasi mampu mempen1aruhi dua hal, &aitu pertama, ketika seoran1
mana3er mendapat tu1as baru ditempat baru den1an buda&a baru, maka
mana3er harus mampu beradaptasi den1an lin1kun1an baru dan buda&a ker3a
baru &an1 ada dilin1kun1an tersebut. Kedua, 1lobalisasi menuntut seoran1
mana3er untuk memahami buda&a ker3a &an1 membentuk perilaku dalam
or1anisasi.
,. 5en1elola keanekara1aman an1katan ker3a. 6alam suatu or1anisasi
keanekara1aman merupakan hal &an1 harus dihadapi oleh semua lini dalam
or1anisasi. !eoran1 mana3er harus mampu meleburkan perbedaan dan
keanekara1aman &an1 ada dalam or1anisasi men3adi satu kesatuan. Jadi,
keanekara1aman an1katan ker3a mempun&ai implikasi pentin1 ba1i praktik
mana3emen. 5ana3er perlu men1ubah cara pandan1 mereka dari &an1
memperlakukan secara sama men3adi men1akui perbedaan &an1 ada dalam
or1anisasi. Keanekara1aman bila dikelola den1an baik akan menin1katkan
kreati#itas dan ino#asi, sedan1kan bila tidak dikelola den1an baik akan
men&ebabkan perpecahan dlam or1anisasi.
.. 5emperbaiki kualitas dan produkti#itas. 5ana3er mempun&ai dua konsep
untuk memperbaiki kualitas dan produkti#itas kar&a%an den1an men11unakan
dua konsep &aitu
a. 5ana3emen mutu total, &aitu konsep mana1emen &an1 didasarkan
pada kepuasaan pelan11an melalui perbaikan mutu secara
berkesinambun1an dalam proses or1anisasi.
b. "eka&asa ulan1, &aitu konsep mana1emen den1an melakukan
restrukturisasi ulan1 pada sistem &an1 ada dalam or1anisasi, bahkan
secara ekstrem men1ulan1 dari dasar atau nol sistem &an1 telah ada.
:an1 harus selalu diin1at bah%a, dalam memperbaiki mutu dan produkti#itas
dalam or1anisasi, harus melibatkan seluruh lini &an1 ada dalam or1anisasi.
). 5emperbaiki ketrampilan menan1ani oran1. 6alam or1anisasi seoran1
mana3er dituntut untuk dapat men1elola indi#idu4indi#idu berserta
kemampuan &an1 mereka miliki a1ar mampu menin1katkan kualitas
or1anisasi.
*. Pemberian kuasa kepada oran1. !aat ini, mana3er sudah mulai memberikan
keperca&aan tan11un1 3a%ab untuk melakukan suatu peker3aan.
/. Berhadapan den1an ;Temporariness< atau %aktu.
(. 5eran1san1 ino#asi dan perubahan
+. 5emperbaiki perilaku etis
BAB II
K+)ri.a/ian /an E0si
K+)ri.a/ian
Kepribadian menurut para psikolo1 pada umumn&a adalah suatu konsep dinamik &an1
men11ambarkan pertumbuhan dan perkemban1an keseluruhan sistem psikolo1is seseoran1.
!edan1kan kepribadian menurut Gordon Alport &aitu or1anisasi dinamik dari sistem4sistem
psikolo1is dalam indi#idu &an1 menentukan pen&esuaiann&a &an1 unik terhadap
lin1kun1ann&a. Kepribadian seseoran1 &an1 telah de%asa pada umumn&a dian11ap terbentuk
dari 2aktor keturunan, lin1kun1an, dalam kondisi situasional.
-. Keturunan meru3uk pada apa &an1 telah ditentukan se3ak lahir, &akni karakteristik
&an1 umumn&a dian11ap sepenuhn&a atau secara substansial dipen1aruhi oleh siapa
oran1 tua anda. Keturunan memainkan suatu ba1ian pentin1 dalam menentukan
kepribadian seseoran1, beberapa ciri kepribadian bisa diban1un ke dalam kode
1enetik seperti &an1 mempen1aruhi 2aktor42aktor seperti tin11i badan dan %arna
rambut. !elain itu, kepuasan indi#idual tern&ata benar4benar stabil sepan3an1 %aktu,
sehin11a di&akini bah%a kepuasan ditentukan oleh sesuatu &an1 inheren dalam
pribadi dan bukann&a oleh 2aktor42aktor lin1kun1an luar.
,. !elain keturunan terdapat 2aktor &an1 memberikan tekanan pada 2ormasi kepribadian
seoran1 indi#idu &aitu buda&a 8"!lt!re9. 6imana buda&a memban1un norma4norma,
sikap, dan nilai &an1 akan diteruskan mulai dari satu 1enerasi ke 1enerasi berikutn&a
dan menciptakan konsistensi. Keturunan menentukan parameter atau batas luar, tetapi
potensi sepenuhn&a seoran1 indi#idu akan ditentukan oleh seberapa baikn&a dia
men&esuaikan diri den1an buda&a lin1kun1an dan berba1ai permintaan dalam
persa&aratann&a.
.. =aktor keti1a &akni situasi, mempen1aruhi e2ek dari keturunan dan lin1kun1an
terhadap kepribadian. Kepribadian seoran1 indi#idu, %alaupun umumn&a stabil dan
konsisten, dapat seketika berubah dalam situasi &an1 berbeda. !ituasi san1at berbeda
dalam batasan4batasan &an1 diterapkan pada perilaku. Beberapa situasi membatasi
ban&ak perilaku, situasi lain mempun&ai batasan &an1 relati2 sedikit.
Karakteristik populer mencakup perasaan malu, kea1resi2an, sikap patuh, kemalasan,
ambisi, kesetiaan, dan si2at takut dan malu. Karakteristik tersebut bila dipera1akan dalam
se3umlah besar situasi disebut ciri4ciri kepribadian. !ehin11a ciri4ciri kepribadian adalah
si2at4si2at &an1 tetap bertahan dan men11ambarkan perilaku seoran1 indi#idu. Karena ada
be1itu ban&ak ciri4ciri dalam tiap4tiap indi#idu, maka perhatian diarahkan lan1sun1 untuk
men1uran1i ribuan ciri4ciri ini men3adi satu 3umlah &an1 lebih dapat dikelola.
!alah satu keran1ka ker3a kepribadian &an1 palin1 luas di1unakan disebut 5&ers4Bi11s
T&pe Indicator 85BTI9, men11unakan satu tes kepribadian den1an -'' pertan&aan &an1
menan&akan ba1aimana mereka biasan&a bertindak atau merasa dalam situasi4situasi tertentu.
Hasil 5BTI ini men&atakan para pemikir intuiti2 itu me%akili han&a kira4kira * persen
penduduk. Tidak ada bukti &an1 kuat bah%a 5BTI ini merupakan satu ukuran kepribadian
&an1 #alid, namun 5BTI memiliki model kepribadian lima 2aktor 87ima Besar9 &an1
meliputi seba1ian besar #ariasi &an1 si1ni2ikan dalam kepribadian manusia. =aktor42aktor
7ima Besar ini adalah:
-. Ekstra#ersi, mencakup tin1kat kesenan1an seseoran1 akan hubun1an
,. Kemampuan untuk bersepakat, meru3uk pada kecenderun1an seoran1 indi#idu untuk
tunduk kepada &an1 lain
.. !i2at menden1arkan suara hati, merupakan ukuran dari keandalan 8reliability9
). !tabilitas emosional, membuka 3alan ba1i kemampuan seseoran1 untuk bertahan
terhadap stress
*. Keterbukaan terhadap pen1alaman, men1a3ukan suatu kisaran minat indu#idual dan
keka1uman terhadap hal baru.
!elain memberikan satu keran1ka kepribadian &an1 men&atu, riset tentan1 7ima Besar
3u1a menemukan hubun1an pentin1 antara dimensi4dimensi kepribadian ini den1an kiner3a
3abatan. Hasil4hasil menun3ukkan bah%a suara hati meramalkan kiner3a 3abatan ba1i semua
kelompok 3abatan. !esuai den1an temuan4temuan ini, terdapat satu tin1kat kiner3a 3abatan
&an1 relati2 kuat dan konsisten antara suara hati dan perilaku ke%ar1ane1araan or1anisasi.
ntuk dimensi kepribadian lainn&a, kemampuan untuk meramal ter1antun1 pada kriteria
kiner3a dan kelompok 3abatan.
Persepsi seseoran1 terhadap sumber nasibn&a diistilahkan seba1ai lokus kendali, &akni
se3auh mana oran1 &akin bah%a mereka men3adi tuan atas nasib mereka sendiri. !e3umlah
besar riset &an1 membandin1kan internal den1an eksternal telah memperlihatkan bah%a
oran14oran1 eksternal memahami diri mereka seba1ai pemilik sedikit kontrol atas hasil4hasil
or1anisasi. 5ereka &akin bah%a apa &an1 ter3adi pada diri mereka terkontrol oleh kekuatan
dari luar seperti nasib, atau kesempatan. !edan1kan oran14oran1 internal men1an11ap hasil4
hasil or1anisasi berasal dari tindakan mereka sendiri, merekalah &an1 men1ontrol apa &an1
ter3adi pada diri mereka.
>iri kepribadian 5achia#elianisme 85ach9 diambil dari nama $iccolo 5achia#elli,
&an1 menulis tentan1 ba1aimana mendapatkan dan men11unakan kekuasaan. Telah
ditemukan bah%a oran14oran1 den1an 5ach &an1 tin11i tumbuh subur apabila:
a. mereka berinteraksi den1an bertatap muka secara lan1sun1 den1an oran1 lain
b. bila ter3adi situasi den1an kaidah dan aturann&a &an1 minimal, memun1kinkan ruan1
1erak untuk berimpro#isasi
c. keterlibatan emosional pada rincian4rincian &an1 tidak rele#an berhasil men1acaukan
oran14oran1 den1an 5ach rendah
Har1a diri merupakan kadar rasa suka atau tidak suka terhadap diri sendiri. Har1a diri
berhubun1an lan1sun1 den1an harapan akan keberhasilan. 0ran14oran1 den1an har1a diri
rendah akan lebih rentan terhadap pen1aruh luar daripada oran1 den1an har1a diri &an1
tin11i, karena oran1 den1an har1a diri rendah ber1antun1 pada penerimaan e#aluasi positi2
dari oran1 lain. Akibatn&a mereka cenderun1 lebih mun1kin untuk mencari pen1akuan dari
oran1 lain.
!atu ciri kepribadian &an1 akhir4akhir ini mendapat perhatian &an1 semakin besar
adalah pemantauan diri, &aitu kemampuan seoran1 indi#idu untuk men&esuaikan perilakun&a
den1an 2aktor42aktor situasional eksternal. 0ran14oran1 den1an pemantauan diri &an1 tin11i
cenderun1 memberikan perhatian lebih dekat pada perilaku oran1 lain dan lebih mampu
men&esuaikan diri. 6en1an kata lain, oran1 den1an pemantauan diri tin11i mampu
men11unakan ;%a3ah< &an1 berbeda untuk penden1ar &an1 berbeda.
0ran14oran1 berbeda dalam kein1inan mereka untuk meman2aatkan peluan1.
Kecenderun1an untuk men1ambil atau men1hindari risiko berdampak pada berapa lama
seoran1 mana3er dapat men1ambil keputusan dan memperoleh in2ormasi. 5ana3er &an1
bersedia menan11un1 resiko lebih tin11i dapat men1ambil keputusan lebih cepat %alaupun
den1an in2ormasi &an1 lebih sedikit, namun den1an tin1kat keakuratan &an1 hampir sama.
!ehin11a 3ika kita sederhanakan manusia pada dasarn&a memiliki dua kepribadian &aitu
kepribadian Tipe A dan kepribadian Tipe B. Kepribadian tipe A &an1 cenderun1 a1resi2
memiliki ciri4ciri seba1ai berikut:
a. selalu ber1erak, ber3alan, dan makan secara cepat
b. merasa tidak sabar den1an tin1katandari keban&akan peristi%a &an1 ada
c. berusaha keras untuk berpikir atau melakukan dua atau lebih hal sekali1us
d. tidak dapat men1hadapi %aktu luan1
e. terobsesi den1an 3umlah, men1ukur sukses dari se1i berapa ban&ak &an1 mereka
peroleh.
Kontras den1an kepribadian tipe A, kepribadian tipe B memiliki ciri4ciri seba1ai
berikut:
a. tak pernah men1alami keterdesakan %aktu ataupun ketidaksabaran
b. merasa tidak perlu memamerkan atau membahas entah prestasi atau apa &an1 sudah
mereka capai kecuali kalau pemaparan itu dituntut oleh situasi
c. bermain untuk mendapatkan ke1embiraan dan relaksasi dan bukann&a untuk
memperlihatkan superioritas mereka
d. dapat santai tanpa merasa bersalah
E0si
Pen1aruh 8ae"t9, emosi, dan suasana batin 8mood9 adalah ti1a hal &an1 san1at
berkaitan erat. Pen1aruh 8ae"t9 adalah istilah umum &an1 meliputi kisaran luas perasaan
&an1 dialami oran1. Emosi adalah reaksi &an1 hebat terhadap satu ob3ek, bukan satu si2at.
!edan1kan suasana hati tidak diarahkan pada suatu ob3ek. !uasana hati ialah perasaan &an1
cenderun1 kuran1 intens dibandin1 emosi dan &an1 kekuran1an ran1san1an kontekstual.
Emosi dapat berubah men3adi suasana hati, bisa diartikan bila suasana hati merupakan suatu
akibat dari ter3adin&a emosi sebelumn&a.
!eseoran1 dapat tertolon1 men1enai peker3aann&a bila dapat memisahkan antara emosi
&an1 dirasakan den1an emosi &an1 ditampilkan. Emosi &an1 &an1 dirasakan adalah emosi
aktual dalam diri indi#idu, sedan1kan emosi &an1 ditampilkan adalah emosi &an1 dituntut
secara or1anisasional dan dian11ap tepat dalam satu 3abatan tertentu. Hal &an1 pentin1 adalah
bah%a emosi &an1 dirasakan dan emosi &an1 ditampilkan serin1 kali berbeda, sehin11a
ban&ak oran1 memiliki masalah untuk beker3a den1an oran1 lain han&a karena mereka secara
nai2 men1andaikan bah%a emosi apa &an1 mereka lihat dari oran1 lain adalah apa &an1
sesun11uhn&a dirasakan oran1 lain tersebut.
5eskipun emosi dapat teridenti2ikasi melalui ekspresi %a3ah, namun ada beberapa
emosi &an1 kacau 3ika han&a dilihat dari ekspresi sa3a. 5isal kesenan1an den1an ke3utan bisa
kacau, tapi kesenan1an tidak akan kacau den1an kesedihan. !etiap oran1 memberikan
tan11apan &an1 berbeda terhadap ran1san1an &an1 mempro#okasi4emosi. Ada seba1ian
oran1 &an1 3aran1 men3adi marah, bahkan hampir tak pernah memperlihatkan perasaan
mereka. !ebalikn&a adapula oran1 &an1 tampakn&a mudah han&ut dalam emosi. Bila mereka
senan1 mereka meluapkan kesenan1an mereka, dan bila sedih akan tampak sedih sekali.
Ada pula oran1 &an1 kesulitan untuk menun3ukkan perasaan mereka dan memahami
emosi oran1 lain, atau disebut ale#ithymia 8kekuran1an emosi9. 0ran1 ini akan tampak lemah
lembut dan din1in, sehin11a mereka 3aran1 berteriak. !elain itu mereka serin1 sekali tidak
memahami apa &an1 dirasakan oran1 lain disekitarn&a. 0ran14oran1 den1an emosi demikian
perlu beker3a pada peker3aan &an1 menuntut sedikit atau sama sekali emosi &an1 dibutuhkan.
5ereka bisa berkiner3a tin11i, misal pada peker3aan &an1 secara eksklusi2 tersekap dalam
interaksi den1an komputer.
Telah disebarluaskan bah%a %anita 3auh lebih emosional dibandin1 pria, dan lebih
mampu membaca emosi oran1 lain. Kontras terhadap 3enis kelamin, %anita menun3ukkan
un1kapan emosi lebih hebat, 3u1a %anita lebih n&aman untuk men1un1kapkan emosi
daripada pria. !ehin11a %anita lebih baik dalam membaca petun3uk4petun3uk non#erbal dan
paralin1uistik dibandin1 pria. Ada ti1a hal &an1 mendasari hal tersebut, pertama, si2at &an1
telah disosialisasikan, ketika pria dicitrakan untuk men3adi keras dan berani, sedan1kan
%anita umumn&a lebih ramah. Kedua, %anita memiliki kemampuan &an1 lebih merupakan
ba%aan untuk memahami oran1 lain. Keti1a, %anita memiliki kebutuhan &an1 lebih besar
untuk mendapatkan pen1akuan sosial.
!etiap or1anisasi mendi2inisikan batas4batas &an1 men1identi2ikasi emosi apa &an1
dapat diterima dan se3auh mana dapat diun1kapkan, dalam hal ini &an1 palin1 berpen1aruh
adalah or1anisasional dan buda&a terhadap emosi. Pen1aplikasian emosi den1an
mempertimban1kan beberapa topik dalam perilaku or1anisasi dapat membantu untuk
memahami lebih baik proses seleksi dalam or1anisasi, pen1ambilan keputusan, moti#asi,
kepemimpinan, kon2lik interpersonal, dan perilaku di tempat ker3a &an1 men&impan1.
Kecerdasan emosional 8emotinal intelligen"e9 adalah suatu keanekara1aman
ketrampilan, kapabilitas, dan kompetensi nonko1niti2, &an1 mempen1aruhi kemampuan
sseoran1 untuk berhasil dalam men1hadapi tuntutan dan tekanan dari lun1kun1an. 6alam
proses pen1ambilan keputusan, emosi kadan1 dapat mempersempit ruan1 1erak untuk
menemukan alternati2 baru karena tidak be1itu cermat dalam men1olah in2ormasi.
Teori moti#asi men&atakan indi#idu4indi#idu dimoti#asi se3auh bah%a perilaku mereka
diharapkan memba%a hasil &an1 diin1inkan. 0ran1 &an1 beker3a dalam suatu peker3aan
tertentu men3adi secara 2isik, ko1niti2, dan emosional ten11elam dalam pen1alaman ke1iatan
dalam men1e3ar satu tu3uan. !edan1kan pemimpin &an1 e2ekti2 hampir semuan&a
men1andalkan ekspresi perasaan untuk membantu men&ampaikan pesan mereka. 6en1an
memban1kitkan emosi dan menautkann&a den1an satu #isi &an1 menarik, pemimpin
menin1katkan kemun1kinan bah%a mana3er dan kar&a%an &an1 sama akan menerima
perubahan.
6alam kon2lik &an1 ter3adi antar pribadi, seoran1 mana3er serin1 dituntut untuk mampu
men1identi2ikasi unsur4unsur emosional dalam kon2lik tersebut, dan mana3er &an1 han&a
ber2okus dalam hal4hal &an1 rasional tidak akan dapat e2ekti2 dalam men&elesaikan kon2lik
tersebut. 6isampin1 itu, emosi4emosi &an1 ne1ati2 dapat menimbulkan se3umlah perilaku di
tempat ker3a &an1 pen&impan1. !iapa pun &an1 men1habiskan %aktun&a dalam sebuah
or1anisasi men&adari bah%a oran1 serin1 terlibat dalam tindakan4tindakan sukarela &an1
melan11ar norma4norma &an1 sudah ditetapkan dan &an1 men1ancam or1anisasi. Ban&ak
perilaku &an1 men&impan1 dapat ditelusuri pada emosi4emosi ne1ati2.

You might also like