You are on page 1of 41

ANALISA SISTEM NODAL

Sistem sumur produksi yang menghubungkan antara formasi produktif dengan


separator dapat dibagi menjadi 6 komponen, seperti ditunjukkan pada
Gambar-1, yaitu :
1. Komponen formasi produktif/reservoar
Dalam komponen ini fluida reservoar mengalir dari batas reservoar menuju
ke lubang sumur, melalui media berpori. Kelakuan aliran fluida dalam media
berpori dinyatakan dalam bentuk hubungan antara tekanan alir di dasar
sumur dengan laju produksi.
. Komponen komplesi
!danya lubang perforasi ataupun gravel pa"k di dasar lubang sumur akan
mempengaruhi aliran fluida dari formasi ke dasar lubang sumur. #erdasarkan
analisa pada komponen ini dapar diketahui pengaruh jumlah lubang perforasi
ataupun adanya gravel pa"k terhadap laju produksi sumur.
$. Komponen tubing
%luida multifasa yang mengalir dalam pipa tegak ataupun miring akan
mengalami kehilangan tekanan yang besarnya antara lain tergantung dari
ukuran tubing. Dengan demikian analisa tentang pengaruh ukuran tubing
terhadap laju produksi dapat dilakukan dalam komponen ini.
&. Komponen pipa salur
'engaruh ukuran pipa salur terhadap laju produksi yang dihasilkan suatu
sumur dapat dianalisa dalam komponen ini, seperti halnya pengaruh ukuran
tubing dalam komponen tubing.
Analisa Sistem Nodal (P-05) 1
(. Komponen restriksi/jepitan
)epitan yang dipasang di kepala sumur atau dipasang di dalam tubing
sebagai *safety valve+ akan mempengaruhi besarnya laju produksi yang
dihasilkan dari suatu sumur. 'emilihan ataupun analisa tentang pengaruh
ukuran jepitan terhadap laju produksi dapat dianalisa pada komponen ini.
6. Komponen separator
,aju produksi suatu sumur dapat berubah dengan berubahnya tekanan kerja
separator. 'engaruh perubahan tekanan kerja separator terhadap laju
produksi untuk sistem sumur dapat dilakukan pada komponen ini.
Gambar-1
Sistem sumur produksi
2 Analisa Sistem Nodal (P-05)
Ke-enam komponen tersebut berpengaruh terhadap laju produksi sumur yang
akan dihasilkan. ,aju produksi yang optimum dapat diperoleh dengan "ara
memvariasikan ukuran tubing, pipa salur, jepitan dan tekanan kerja
separator. 'engaruh kelakuan aliran fluida ini masing-masing komponen
terhadap sistem sumur se"ara keseluruhan akan dianalisa dengan
menggunakan Analisa Sistem Nodal.
.odal merupakan titik pertemuan antara dua komponen, dimana di titik
pertemuan tersebut se"ara fisik akan terjadi keseimbangan dalam bentuk
keseimbangan masa ataupun keseimbangan tekanan. /al ini berarti bah0a
masa fluida yang keluar dari suatu komponen akan sama dengan masa fluida
yang masuk ke dalam komponen berikutnya yang saling berhubungan atau
tekanan diujung suatu komponen akan sama dengan komponen yang lain yang
berhubungan. Sesuai dengan Gambar-1 dalam sistem sumur produksi dapat
diperoleh & titik nodal, yaitu :
1. 1itik nodal di dasar sumur
1itik nodal ini merupakan pertemuan antara komponen formasi
produktif/reservoar dengan komponen tubing jika komplesi sumur adalah
*open hole+ atau titik pertemuan antara komponen tubing dengan komponen
komplesi jika sumur diperforasi atau dipasang gravel pa"k.
. 1itik nodal di kepala sumur
1itik nodal ini merupakan titik pertemuan antara komponen tubing dan
komponen pipa salur dalam hal sumur tidak dilengkapi dengan jepitan atau
merupakan titik pertemuan antara komponen tubing dengan komponen
jepitan jika sumur dilengkapi dengan jepitan.
$. 1itik nodal di separator
'ertemuan antara komponen pipa salur dengan komponen separator
merupakan suatu titik nodal.
Analisa Sistem Nodal (P-05) 3
&. 1itik nodal di upstream/do0nstream jepitan
Sesuai dengan letak jepitan, titik nodal ini dapat merupakan pertemuan
antara komponen jepitan dengan komponen tubing. )ika jepitan dipasang
pada tubing sebagai *safety valve+ atau merupakan pertemuan antara
komponen tubing di permukaan dengan komponen jepitan, jika jepitan
dipasang di kepala sumur.
)ika sistem nodal dilakukan dengan membuat diagram tekanan 2 laju produksi,
yang merupakan grafik yang menghubungkan antara perubahan tekanan dan
laju produksi untuk setiap komponen.
/ubungan antara tekanan dan laju produksi di ujung setiap komponen untuk
sumur se"ara keseluruhan pada dasarnya merupakan kelakuan aliran dalam :
1. 3edia berpori menuju dasar sumur
. 'ipa tegak/tubing dan pipa datar/horisontal
$. )epitan.
!nalisa sistem nodal terhadap suatu sumur, diperlukan dengan tujuan untuk :
1. 3eneliti kelakuan aliran fluida reservoar di setiap komponen sistem sumur
untuk menentukan pengaruh masing-masing komponen tersebut terhadap
sistem sumur se"ara keseluruha.
. 3enggabungkan kelakuan aliran fluida reservoar di seluruh komponen
sehingga dapat diperkirakan laju produksi sumur.
4ntuk menganalisa pengaruh suatu komponen terhadap sistem sumur se"ara
keseluruhan, dipilih titik nodal yang terdekat dengan komponen tersebut.
Sebagai "ontoh, jika ingin mengetahui pengaruh ukuran jepitan terhadap laju
produksi sumur, maka dipilih titik nodal di kepala sumur atau jika ingin diketahui
pengaruh jumlah lubang perforasi terhadap laju produksi, maka dipilih titik nodal
di dasar sumur.
4 Analisa Sistem Nodal (P-05)
'ada bab ini akan diuraikan tentang peren"anaan sistem sumur produksi
ataupun perkiraan laju produksi dari suatu sistem sumur yang telah ada,
dengan menggunakan *Analisa Sistem Nodal+. Ketelitian dan keberhasilan
dari Analisa Sistem Nodal ini sangat tergantung dari ketelitian dan tepatnya
pemilihan korelasi/metoda kelakuan aliran fluida reservoar yang digunakan
dalam analisa.
)ika sistem nodal ini dapat diselesaikan dengan bantuan komputer, dimana
dibuat program komputer yang merupakan gabungan dari perhitungan-
perhitungan kelakuan aliran pada komponen 1 sampai dengan 6. 1etapi dalam
tulisan ini penyelesaian dengan komputer tidak ditinjau dan penyelesaian analisa
sistem nodal adalah se"ara *manual+ dengan menggunakan kurva-kurva
*presure traverse+. 'enyelesaian dengan "ara ini dapat memberikan hasil yang
sama dengan hasil perhitungan dengan komputer, jika kurva-kurva pressure
traverse yang digunakan dibuat khusus untuk lapangan berdasarkan korelasi
yang dipilih.
'ada bab-bab selanjutnya akan dibahas tentang penyelesaian analisa sistem
nodal di setiap titik nodal, dan akan ditinjau pengaruh dari masing-masing
komponen terhadap sistem sumur se"ara keseluruhan. Sebelum sampai ke
penyelesaian analisa sistem nodal, akan dijelaskan terlebih dahulu tentang
penggunaan kurva pressure traverse untuk menentukan kehilangan tekanan
aliran multifasa dalam pipa.
1. Penggunaan ur!a Pressure Tra!erse
Kurva pressure traverse yang telah dibuat khusus untuk suatu lapangan
dapat digunakan untuk memperkirakan kehilangan tekanan aliran dalam pipa
dengan hasil yang baik. Dengan menggunakan pressure traverse untuk
ukuran tubing/pipa salur, kedalaman sumur atau panjang pipa salur, laju
produksi, tempat jepitan dipasang dan perbandingan gas "airan tertentu,
maka dapat diperkirakan :
Analisa Sistem Nodal (P-05) 5
1. 1ekanan kepala sumur jika tekanan alir dasar sumur diketahui, dan
sebaliknya dapat ditentukan tekanan dasar sumur jika tekanan kepala
sumur diketahui.
. 1ekanan kepala sumur jika tekanan separator diketahui atau sebaliknya
tekanan separator jika tekanan kepala sumur diketahui.
$. 1ekanan do0nstream jepitan dipermukaan jika tekanan separator
diketahui.
&. 1ekanan do0nstream jepitan di tubing 5safety valve6 jika tekanan kepala
sumur diketahui.
(. 1ekanan upstream jepitan di tubing 5safety valve6 jika tekanan dasar
sumur diketahui.
'rosedur penggunaan kurva pressure traverse untuk menentukan tekanan-
tekanan yang disebutkan diatas adalah sama, maka se"ara umum akan
digunakan istilah tekanan upstream dan do0nstream. 7ang termasuk
tekanan upstream adalah :
1. 1ekanan kepala sumur jika diperkirakan dari tekanan separator.
. 1ekanan dasar sumur jika diperkirakan berdasarkan tekanan kepala
sumur.
$. 1ekanan setelah jepitan 5dari arah aliran6 jika diperkirakan dari tekanan
separator untuk jepitan di kepala sumur.
&. 1ekanan setelah jepitan jika diperkirakan dari tekanan kepala sumur.
Sedangkan yang termasuk tekanan do0nstream adalah :
1. 1ekanan kepala sumur jika diperkirakan dari tekanan dasar sumur.
. 1ekanan kepala sumur jika diperkirakan berdasarkan tekanan
do0nstream jepitan di tubing 5sfety valve6.
$. 1ekanan di separator jika diperkirakan dari tekanan kepala sumur atau
dari do0nstream jepitan di permukaan.
&. 1ekanan sebelum jepitan jika diperkirakan berdasarkan tekanan alir dasar
sumur 5 untuk jepitan di dalam tubing6.
Analisa Sistem Nodal (P-05)
'rosedur perkiraan kehilangan tekanan aliran dalam pipa tegak atau datar
dengan menggunakan kurva pressure traverse akan dijelaskan pada sub-
bab sebagai berikut :
1.1. Per"itungan Tekanan #$pstream% atau #Do&nstream%
Sea'ara Gra(is
Sebelum membahas tentang prosedur perhitungan tekanan upstream
atau do0nstream, akan dijelaskan terlebih dahulu tentang kurva
pressure traverse. Gambar-) dan * adalah "ontoh kurva pressure
traverse, masing-masing untuk aliran tegak dan aliran mendatar.
8ambar-gambar tersebut menunjukkan hubungan antara tekanan
5sumbu datar6 dan kedalaman 5sumbu tegak6. 'ada sumbu
kedalaman, harga kedalaman makin meningkat ke arah ba0ah. Di
sudut kanan atas, di"antumkan data laju produksi, ukuran tubing atau
pipa salur,
9
!': gravity minyak, dan lapangan dimana kurva traverse
tersebut dikembangkan.
8aris-garis lengkung dalam gambar tersebut adalah kurva-kurva
gradien tekanan aliran, untuk berbagai harga perbandingan gas-
"airan. Dengan demikian satu kurva gradien tekanan aliran berlaku
untuk ukuran tubing atau pipa salur, laju produksi "airan dan
perbandingan gas-"airan tertentu.
'rosedur perhitungan tekanan upstrean atau do0nstream untuk
sistem aliran fluida dalam pipa, dengan menggunakan kurva pressure
traverse adalah sebagai berikut :
,angkah-1. Siapkan data penunjang ;
'anjang pipa 5D6
Diameter pipa 5dt6
,aju produksi 5<,6
Kadar air 5K!6
'erbandingan gas-"airan 58,=6
Analisa Sistem Nodal (P-05) !
1ekanan *upstream+ atau *do0nstream+ 5'6
,angkah-. #erdasarkan <,, K!, dan diameter pipa, pilih kurva
pressure traverse yang sesuai.
" Analisa Sistem Nodal (P-05)
Gambar-)
ur!a Pressure Tra!erse untuk A+iran Tegak
Analisa Sistem Nodal (P-05) #
Gambar-*
ur!a Pressure Tra!erse untuk A+iran Mendatar
,angkah-$. 'ilih garis gradien tekanan aliran yang sesuai dengan
8,=. Seringkali garis tekanan alir pada harga 8,=
tersebut tidak tersedia, sehingga perlu interpolasi.
,angkah-&. 1ekanan *do0nstream+ ditentukan sebagai berikut :
a. 'lot tekanan *upstream+ di sumbu tekanan pada grafik
pressure traverse
b. Dari titik tekanan *upstream+ tarik garis tegak ke
ba0ah sampai memotong garis gradien aliran pada
langkah-$.
". Dari perpotongan tersebut buat garis mendatar ke kiri
sampai memotong sumbu panjang 5untuk pipa datar6
atau kedalaman 5untuk pipa tegak6. #a"a harga
panjang atau kedalaman tersebut dan dari harga ini
disebut panjang atau kedalaman ekivalen tekanan
upstream.
d. /itung panjang atau kedalaman ekivalen tekanan
*do0nstream+, yaitu :

sumur kedalaman
atau pipa panjang
upstream tekanan ekivalen
dalaman panjang/ke
10 Analisa Sistem Nodal (P-05)
e. 'lot panjang/kedalaman ekivalen tekanan
*do0nstream+ pada sumbu panjang/kedalaman.
f. 3ulai dari langkah-e, buat garis datar ke kanan
sampai memotong garis gradien aliran pada
langkah-$.
g. Dari titik potong tersebut buat garis tegak ke atas
sampai memotong sumbu tekanan. 1itik potong ini
adalah tekanan *do0nstream+.
,angkah-(. 1ekanan *upstream+ ditentukan sebagai berikut :
a. 'lot tekanan *do0nstream+ di sumbu tekanan pada
grafik pressure traverse.
b. Dari titik tekanan *do0nstream+ tarik garis tegak ke
ba0ah sampai memotong garis gradien aliran pada
langkah-$.
". Dari perpotongan tersebut buat garis mendatar ke kiri
sampai memotong sumbu panjang 5untuk pipa datar6
atau kedalaman 5untuk pipa tegak6. #a"a
panjang/kedalaman tersebut dan garis ini disebut
panjang/kedalaman ekivalen tekanan do0nstream.
d. /itung panjang atau kedalaman ekivalen tekanan
*upstream+, yaitu :

sumur kedalaman
atau pipa panjang
downstream tekanan ekivalen
dalaman panjang/ke
Analisa Sistem Nodal (P-05) 11
e. 'lot panjang/kedalaman ekivalen tekanan *upstream+
pada sumbu panjang/kedalaman.
f. 3ulai dari titik langkah-e, buat garis datar ke kanan
sampai memotong garis gradien aliran pada
langkah-$.
g. Dari titik potong tersebut buat garis tegak ke atas
sampai memotong sumbu tekanan. 1itik potong ini
adalah tekanan upstream.
1.). Soa+ Lati"an-1
1. Diketa"ui ,
Diameter tubing > in
'anjang tubing > (?99 ft
,aju aliran total > 99 bbl/hari
Kadar air > 9@
'erbandingan gas2"airan > 99 SA%/S1#
)ika tekanan dasar sumur 5upstream6, '0f > 1B9 psi, tentukan
tekanan di kepala sumur 5do0nstream6, '0h.
12 Analisa Sistem Nodal (P-05)
). Diketa"ui ,
Diameter pipa salur > ,( in
'anjang pipa salur > 1(999 ft
,aju aliran total > 699 bbl/hari
'erbandingan gas 2 "airan > 1999 SA%/S1#
)ika tekanan separator 5do0nstream6 > 199 psi, tentukan tekanan
*upstream+.
). Ana+isa Sistem Noda+ $ntuk Sumur Sembur A+am
).1. Prosedur Ana+isa Sistem Noda+ $ntuk Titik Noda+ di Dasar Sumur
'rosedur !nalisa Sistem .odal di dasar sumur, terdiri dari dua
prosedur sesuai dengan kondisi di dasar sumur, yaitu :
1. 4ntuk kondisi *open hole+
. 4ntuk kondisi dasar sumur di perforasi
!rah perhitungan untuk titik nodal di dasar sumur ini ditunjukkan pada
Gambar--.
#erikut akan diuraikan tentang prosedur untuk masing-masing kondisi
tersebut.
Analisa Sistem Nodal (P-05) 13
2.1.1. Prosedur Analisa Sistem Nodal Untuk Titik Nodal di Dasar
Sumur untuk Kondisi Open Hole
'rosedur perhitungan adalah sebagai berikut :
,angkah-1. Siapkan data penunjang, yaitu :
Kedalaman sumur 5D6
'anjang pipa salur 5,6
Diameter tubing 5dt6
Diameter pipa salur 5dp6
Kadar air 5K!6
'erbandingan gas-"airan 58,=6
1ekanan separator 5'sep6
Kurva :'=
,angkah-. #uat sistem koordinat pada kertas grafik kartesian dengan
tekanan pada sumbu tegak dan laju produksi pada sumbu
datar.
14 Analisa Sistem Nodal (P-05)
Gambar--
Ara" Per"itungan $ntuk Titik Noda+ di Dasar Sumur
,angkah-$. #erdasarkan uji tekanan dan produksi terbaru atau
berdasarkan peramalan kurva :'=, plot kurva :'= pada
kertas grafik di langkah-.
,angkah-&. !mbil laju produksi tertentu 5<t6 yang sesuai dengan
salah satu harga laju produksi pada grafik pressure
traverse baik untuk aliran horisontal maupun untuk aliran
vertikal.
,angkah-(. #erdasarkan pada <t, dp, dan K!, pilih grafik pressure
traverse untuk aliran horisontal.
Analisa Sistem Nodal (P-05) 15
,angkah-6. 'ilih garis gradien aliran berdasarkan perbandingan gas-
"airan 58,=6. Seringkali perlu dilakukan interpolasi jika
garis-garis aliran untuk 8,= yang diketahui tidak
ter"antum.
,angkah-B. #erdasarkan garis gradien aliran pada pressure traverse
tersebut, tentukan tekanan kepala sumur, '0h 5tekanan
upstream6 dari 'sep 5tekanan do0nstream6.
,angkah-C. Dari harga <,, dt dan K! pilih grafik pressure traverse
untuk aliran vertikal.
,angkah-?. 'ilih garis gradien aliran untuk 8,= yang diketahui. )ika
garis gardien aliran untuk harga 8,= tersebut tidak
ter"antum, lakukan interpolasi.
,angkah-19. 8unakan harga '0h pada langkah-B 5'0h > tekanan
do0nstream6 untuk menentukan tekanan alir dasar
sumur 5'0f > tekanan upstream6.
,angkah-11. 4langi langkah-& sampai dengan 19 untuk harga laju
produksi yang lain. Dengan demikian akan diperoleh
variasi harga <t terhadap '0f.
,angkah-1. 'lot <t terhadap '0f pada grafik yang memuat kurva :'=
5langkah-$6. Kurva yang terbentuk disebut kurva tubing
intake.
,angkah-1$. #erdasarkan letak kurva tubing intake terhadap kurva
:'= terdapat $ kemingkinan, yaitu :
1 Analisa Sistem Nodal (P-05)
a. Kurva tubing intake di atas kurva :'= sehingga tidak dapat
ditentukan titik potongnya. /al ini berarti bah0a sumur tersebut
mati untuk sistem pipa produksi yang digunakan.
b. Kurva tubing intake tidak memotong kurva :'=, tetapi
perpanjangan kurva tubing intake dapat memotong kurva :'=. )ika
hal ini ditemui, ulangi langkah-& sampai dengan 19 untuk harga
laju produksi lain yang dapat menyambung kurva pipa intake
sehingga akan memotong kurva :'= seperti pada keadaan di butir
" beruikut ini. Disarankan untuk tidak melakukan ekstrapolasi jika
laju produksi yang diperlukan tidak tersedia pada pressure
traverse.
". Kurva tubing intake memotong kurva :'= dan perpotongan
tersebut memberikan laju produksi Dt. /al ini berarti bah0a untuk
sistem rangkaian tubing di dalam sumur dan pipa salur di
permukaan, sumur dapat berproduksi sebesar Dt.
2.1.2. Soal Latian!2
Diketa"ui ,
'anjang pipa salur > $999 ft
Diameter pipa salur > in
Kedalaman sumur > (999 ft
Diameter tubing > $/C in
Kadar air > 9@
'erbandingan gas-"airan > &99 SA%/bbl
1ekanan statik > 99 psi
Analisa Sistem Nodal (P-05) 1!
1entukan laju produksi yang diperoleh dengan menggunakan dasar
sumur sebagai titik nodal.
2.1.". Prosedur Analisa Sistem Nodal untuk Titik Nodal di Dasar
Sumur untuk Kondisi Dasar Sumur Diper#orasi
'rinsip perhitungannya tidak berbeda dengan kondisi dasar sumur
*open hole+, hanya saja ditambahkan perhitungan kehilangan tekanan
sepanjang perforasi.
'rosedur perhitungan !nalisa Sistem .odal pada titik nodal di dasar
sumur untuk kondisi lubang di dasar sumur diperforasi adalah sebagai
berikut :
,angkah-1. Siapkan data penunjang, yaitu :
1" Analisa Sistem Nodal (P-05)
Kedalaman sumur 5D6
'anjang pipa salur 5,6
Diameter tubing 5dt6
Diameter pipa salur 5dp6
Kadar air 5K!6
'erbandingan gas-"airan 58,=6
1ekanan separator 5'sep6
Kurva :'=
1ebal formasi produktif 5ft6
'ermeabilitas formasi produktif 5md6
Kerapatan perforasi per foot 5S'%6
'anjang lubang perforasi 5in6
)ari-jari lubang perforasi 5in6
1eknik perforasi 5overbalan"ed atau inderbalan"ed6
,angkah-. #uat sistem koordinat pada kertas grafik kartesian dengan
tekanan pada sumbu tegak dan laju produksi pada sumbu
datar.
,angkah-$. #erdasarkan uji tekanan dan produksi terbaru atau
berdasarkan peramalan kurva :'= pada kertas grafik di
langkah-. 1ekanan alir dasar sumur yang diperoleh dari
persamaan kurva :'= merupakan tekanan di permukaan
formasi produktif 5sandfa"e6.
,angkah-&. !mbil laju produksi tertentu 5<t6 yang sesuai dengan salah
satu harga laju produksi pada grafik pressure traverse
baik untuk aliran horisontal maupun untuk aliran vertikal.
,angkah-(. #erdasarkan pada <t, dp, dan K!, pilih grafik pressure
traverse untuk aliran horisontal.
Analisa Sistem Nodal (P-05) 1#
,angkah-6. 'ilih garis gradien aliran berdasarkan perbandingan gas-
"airan 58,=6. Seringkali perlu dilakukan interpolasi jika
garis-garis aliran untuk 8,= yang diketahui tidak
ter"antum.
,angkah-B. #erdasarkan garis gradien aliarn pada grafik pressure
traverse tersebut, tentukan tekanan kepala sumur, '0h
5tekanan upstream6 dari 'sep 5tekanan do0nstream6.
,angkah-C. Dari harga <,, dt, dan K! pilih grafik pressure traverse
untuk aliran vertikal.
,angkah-?. 'ilih garis gradien aliran untuk 8,= yang diketahui. )ika
garis gradien aliran untuk harga 8,= tersebut tidak
ter"antum, lakukan interpolasi.
,angkah-19. 8unakan harga '0h di langkah-B 5'0h > tekanan
do0nstream6 untuk menentukan tekanan alir dasar sumur
5'0f > tekanan upstream6.
,angkah-11. 4langi langkah-& sampai dengan 19 untuk harga laju
produksi yan lain. Dengan demikian akan diperoleh variasi
harga <t terhadap '0f.
,angkah-1. /itung tekanan dasar sumur di permukaan formasi
produktif 5sandfa"e6, berdasarkan harga laju produksi
yang digunakan di langkah-& sampai dengan 19.
,angkah-1$. /itung perbedaan tekanan di dasar sumur, antara tekanan
di permukaan formasi produktif dan kaki tubing, yaitu
tekanan di dasar sumur dari langkah-1 dikurangi dengan
tekanan dasar sumur dari langkah-11, pada harga laju
20 Analisa Sistem Nodal (P-05)
produksi yang sama. 'lot antara laju produksi dengan
perbedaan tekanan di dasar sumur tersebut.
,angkah-1&. #erdasarkan data perforasi, hitung kehilangan tekanan
sepanjang perforasi pada beberapa laju produksi.
,angkah-1(. 'lot perbedaan tekanan 5kehilangan tekanan6 terhadap
laju produksi pada kertas grafik yang sama dengan plot di
langkah-1$.
,angkah-16. 'erpotongan kurva dari langkah-1$ dengan kurva dari
langkah-1( 5kurva kehilangan tekanan dalam perforasi6
menunjukkan laju produksi yang diperoleh pada
kerapatan perforasi tersebut.
,angkah-1B. Dengan mengubah harga kerapatan perforasi maka dapat
ditentukan kerapatan perforasi yang optimum.
2.1.$. Soal Latian!"
Diketa"ui ,
'anjang pipa salur > $999 ft
Diameter pipa salur > in
Kedalaman sumur > (999 ft
Diameter tubing > $/C in
'erbandingan gas-"airan > &99 SA%/bbl
1ekanan statik > 99 psi
1ebal formasi produktif > 9 ft
'ermeabilitas formasi > 16 md
Kerapatan perforasi > , &, 6, C, 19 S'%
Analisa Sistem Nodal (P-05) 21
'anjang lubang perforasi > 11,6 in
Diameter lubang perforasi > 9,(1 in
1eknik perforasi adalah *overbalan"ed+
%aktor volume formasi minyak > 1,9C$ bbl/S1#
Eiskositas minyak > ,( "p
Densitas minyak > $9 pb/"uft.
1entukan laju produksi yang diperoleh dengan menggunakan dasar
sumur sebagai titik nodal dengan memperhitungkan kerapatan
perforasi.
).). Prosedur Ana+isa Sistem Noda+ $ntuk Titik Noda+
di epa+a Sumur
!nalisa Sistem .odal untuk titik nodal di kepla sumur dibedakan
menjadi dua prosedur, tergantung dari ada tidaknya jepitan di kepala
sumur. Dengan demikian dalam sub-bab ini akan diuraikan dua
prosedur analisa sistem nodal, satu prosedur untuk kepala sumur
yang tidak dilengkapi dengan jepitan dan satu prosedur lagi untuk
kepala sumur yang dilengkapi dengan jepitan.
22 Analisa Sistem Nodal (P-05)
Kelakuan aliran multifasa dalam jepitan diuraikan dalam bab tersediri,
dimana diuraikan korelasi-korelasi yang digunakan untuk
memperkirakan hubungan antara laju produksi dan tekanan.
2.2.1. Prosedur Analisa Sistem Nodal untuk Titik Nodal
di Kepala Sumur Tanpa %epitan
'rosedur perhitungan adalah sebagai berikut :
,angkah-1. Siapkan data penunjang, yaitu :
Kedalaman sumur 5D6
'anjang pipa salur 5,6
Diameter tubing 5dt6
Diameter pipa salur 5dp6
Kadar air 5K!6
'erbandingan gas-"airan 58,=6
1ekanan separator 5'sep6
Kurva :'=
,angkah-. #uat sistem sumbu pada kertas grafik kartesian dengan
tekanan pada sumbu tegak dan laju produksi pada
sumbu datar.
,angkah-$. !mbil laju produksi tertentu 5<t6 yang sesuai dengan
salah satu harga laju produksi pada grafik pressure
traverse untuk aliran horisontal.
,angkah-&. #erdasarkan harga <,, dp, dan K! pilih grafik pressure
traverse aliran horisontal.
,angkah-(. 'ilih garis gradien aliran dengan 8,= yang diketahui.
)ika garis gradien aliran untuk harga 8,= tersebut tidak
ter"antum, lakukan interpolasi.
Analisa Sistem Nodal (P-05) 23
,angkah-6. Dari 'sep 5tekanan do0nstream6 tentukan tekanan
kepala sumur '0h 5tekanan upstream6 dengan
menggunakan garis gradien alir di langkah-(. Aatat
harga '0h yang diperoleh.
,angkah-B. 4langi langkah-$ sampai dengan 6 untuk berbagai harga
laju produksi yang lain. Dengan demikian diperoleh
variasi harga <t terhadap '0h.
,angkah-C. 'lot <t terhadap '0h pada kertas grafik di langkah-.
Kurva yang terbentuk disebut kurva pipa salur.
,angkah-?. !mbil laju produksi tertentu 5<t6 yang sesuai dengan
salah satu harga laju produksi pada grafik pressure
traverse untuk aliran vertikal.
,angkah-19. #erdasarkan harga <t, dt, dan K! pilih grafik pressure
traverse untuk aliran vertikal.
,angkah-11. 'ilih garis gradien aliran dengan 8,= yang diketahui.
)ika garis gradien aliran untuk harga 8,= tersebut tidak
ada, lakukan interpolasi.
,angkah-1. 3enurut persamaan :'= yang diperoleh dari uji tekanan
dan produksi terbaru atau menurut peralaman :'=,
hitung tekanan alir dasar sumur 5'0f6, pada harga <t di
langkah-19.
,angkah-1$. Dari harga '0f 5tekanan upstream6 tentukan tekanan
kepala sumur, '0h 5tekanan do0nstream6 dengan
menggunakan garis gradien aliran di langkah-11. Aatat
harga '0h yang diperoleh.
24 Analisa Sistem Nodal (P-05)
,angkah-1&. 4langi langkah-? sampai dengan 1$ untuk berbagai
harga laju produksi yang lain. Dengan demikian akan
diperoleh variasi harga <t terhadap '0h.
,angkah-1(. 'lot <t terhadap '0h dari langkah-1& pada kertas grafik
di langkah-. Kurva yang diperoleh disebut kurva tubing.
,angkah-16. )ika kurva tubing memotong kurva pipa salur, maka
sumur akan berproduksi dengan laju produksi 5Dt6 yang
ditentukan dari titik perpotongan tersebut. )ika kurva
tubing tidak memotong kurva pipa salur, maka sumur
tidak dapat berproduksi untuk sistem rangkaian pipa
tersebut. )ika kurva tubing dan kurva pipa salur tidak
berpotongan tetapi perpanjangan kedua kurv atersebut
memberikan kemungkinan untuk berpotongan, maka
ulangi langkah-$ sampai dengan 1( untuk laju produksi
yang lain, sehingga kurva tubing dan kurva pipa salur
dapat diperpanjang, dan kemudian tentukan titik
potongnya. 1itik potong ini memberikan laju produksi
yang diperoleh. 1idak dibenarkan melakukan
ekstrapolasi, ke"uali jika laju produksi tidak tersedia di
grafik pressure traverse.
,angkah-1B. Dengan membuat kurva tubing dan kurva pipa salur
untuk berbagai ukuran tubing dan ukuran pipa salur,
maka dipilih pasangan ukuran tubing dan pipa salur
yang dapat menghasilkan laju produksi optimum.
2.2.2. Soal latian!$
Diketa"ui : sama seperti Soal ,atihan-.
Analisa Sistem Nodal (P-05) 25
1entukan laju produksi yanng diperoleh dengan menggunakan kepala
sumur sebagai titik nodal tanpa menggunakan jepitan.
2.2.". Prosedur Analisa Sistem Nodal untuk Titik Nodal
di Kepala Sumur Den&an %epitan
'rosedur perhitungan adalah sebagai berikut :
,angkah-1. Siapkan data penunjang, yaitu :
Kedalaman sumur 5D6
'anjang pipa salur 5,6
Diameter tubing 5dt6
2 Analisa Sistem Nodal (P-05)
Diameter pipa salur 5dp6
Kadar air 5K!6
'erbandingan gas-"airan 58,=6
1ekanan separator 5'sep6
Kurva :'=
4kuran jepitan
,angkah-. #uat sistem koordinat pada kertas grafik kartesian
dengan tekanan pada sumbu tegak dan laju produksi
pada sumbu datar.
,angkah-$. !mbil laju produksi tertentu 5<t6 yang sesuai dengan
salah satu harga laju produksi pada grafik pressure
traverse untuk aliran vertikal.
,angkah-&. #erdasarkan harga <t, dt, dan K! pilih grafik pressure
traverse aliran vertikal.
,angkah-(. 'ilih garis gradien aliran dengan 8,= yang diketahui.
)ika garis gradien aliran untuk harga 8,= tersebut tidak
ada, lakukan interpolasi.
,angkah-6. #erdasarkan persamaan :'= yang diperoleh dari uji
tekanan dan produksi terbaru atau menurut peramalan
:'=, hitung tekanan alir dasar sumur 5'0f6 pada harga
<t di langkah-$.
,angkah-B. Dari harga '0f 5tekanan upstream6 tentukan tekanan
kepala sumur, '0h 5tekanan do0nstream6 dengan
menggunakan garis gradien aliran langkah-(.
Analisa Sistem Nodal (P-05) 2!
,angkah-C. 4langi langkah-$ sampai dengan B untuk berbagai harga
laju produksi yang lain. Dengan demikian akan diperoleh
variasi harga <t terhadap '0h.
,angkah-?. 'lot <t terhadap '0h dari langkah-C pada kertas grafik di
langkah-. Kurva yang diperoleh disebut kurva tubing.
,angkah-19. 'ilih korelasi aliran fluida dalam jepitan yang sesuai
dengan kondisi lapangan.
,angkah-11. #erdasarkan korelasi yang dipilih, buat hubungan antara
laju produksi dengan tekanan kepala sumur.
,angkah-1. 'lot antara laju produksi terhadap tekanan kepala sumur
yang diperoleh dari langkah-11 pada kertas grafik di
langkah-. Kurva yang diperoleh disebut sebagai kurva
jepitan.
,angkah-1$. 'erpotongan antara kurva tubing dengan kurva jepitan
menunjukkan harga laju produksi yang dihasilkan oleh
sumur, dengan menggunakan ukuran jepitan yang
diberikan.
,angkah-1&. 4ntuk mengetahui pengaruh ukuran jepitan terhadap laju
produksi sumur, maka buat kurva jepitan dengan
menggunakan langkah-11, untuk beberapa ukuran
jepitan yang berbeda.
,angkah-1(. 'erpotongan kurva-kurva jepitan dengan kurva tubing,
menunjukkan laju produksi yang diperoleh untuk setiap
ukuran jepitan.
2.2.$. Soal Latian! '
2" Analisa Sistem Nodal (P-05)
Diketa"ui , sama seperti Soal ,atihan-.
1entukan laju produksi yang diperoleh dengan menggunakan kepala
sumur sebagai titik nodal, jika digunakan jepitan dengan ukuran $/6&
in. 8unakan persaamaan 8ilbert untuk memperkirakan kelakuan aliran
fluida dalam jepitan.
).*. Prosedur Ana+isa Sistem Noda+ $ntuk Titik Noda+ di Separator
'rosedur perhitungan analisa sistem nodal dengan titik nodal di
separator adalah sebagai berikut :
,angkah-1. Siapkan data penunjang, yaitu :
Kedalaman sumur 5D6
'anjang pipa salur 5,6
Analisa Sistem Nodal (P-05) 2#
Diameter tubing 5dt6
Kadar air 5K!6
'erbandinmgan gas-"airan 58,=6
1ekanan separator 5'sep6
Kurva :'=
,angkah-. #uat sistem koordinat pada kertas grafik kartesian
dengan tekanan pada sumbu tegak dan laju produksi
pada sumbu datar.
,angkah-$. 'lot kurba :'= pada kertas grafik di langkah-.
,angkah-&. !nggap laju produksi 5<t6 yang sesuai dengan salah satu
harga laju produksi pada grafik pressure traverse untuk
aliran horisontal dan vertikal.
,angkah-(. 'ilih grafikpressure traverse aliran vertikal sesuai
dengan <t, dt, dan k!. )ika K! tidak sesuai dengan K!
yang tersedia pada grafik, pilih grafik pressure traverse
dengan K! yang terdekat.
,angkah-6. 'ilih kurva gradien tekanan aliran dengan 8,= yang
diketahui. )ika untuk harga 8,= tersebut tidak tersedia
kurva gradien alirannya, lakukan interpolasi.
,angkah-B. #erdasarkan kurva :'= di langkah-$, ba"a harga
tekanan alir dasar sumur, '0f pada <t.
,angkah-C. 8unakan grafik pressure traverse 5langkah-(6 dan kurva
gradien aliran 5langkah-66 untuk menentukan tekanan
kepala sumur '0h 5tekanan do0nstream6 berdasarkan
'0f 5tekanan upstream6.
30 Analisa Sistem Nodal (P-05)
,angkah-?. Aatat harga '0h yang diperoleh.
,angkah-19. 'ilih grafik pressure traverse aliran horisontal yang
sesuai dengan <t, dp, dan K!. )ika K! tidak sesuai
dengan K! yang tersedia pada grafik, pilih grafik
pressure traverse dengan harga K! terdekat.
,angkah-11. 'ilih kurva gradien aliran yang sesuai dengan 8,= yang
diketahui. )ika untuk harga 8,= tersebut tidak tersedia
kurva gradien alirannya, lakuka interpolasi.
,angkah-1. 8unakan grafik pressure traverse 5langkah-196 dan
kurva gradien aliran 5langkah-116 untuk menentukan
tekanan masuk di separator, 'ins berdasarkan harga
'0h dari langkah-?.
,angkah-1$. Aatat harga 'ins dan <t.
,angkah-1&. 4langi langkah-& sampai dengan 1$ untuk berbagai
harga laju produksi. Dengan demikian akan diperoleh
hubungan antara 'ins terhadap <t.
,angkah-1(. 'lot harga 'ins terhadap <t pada kertas grafik di
langkah-.
,angkah-16. 'lot 'sep pada sumbu tekanan dan dari titik ini tarik
garis datar ke kanan sampai memotong kurva yang
diperoleh dari langkah-1(.
,angkah-1B. 'erpotongan tersebut menunjukkan laju produksi yang
akan diperoleh.
Analisa Sistem Nodal (P-05) 31
2.".1. Soal Latian!(
Diketa"ui , sama seperti Soal ,atihan-.
1entukan laju produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan
separator sebagai titik nodal.
*. Ana+isa Sistem Noda+ di Sumur Pengangkatan .uatan
Dengan "ara yang sama, analisa sistem nodal juga dapat digunakan pada
sumur pengangkatan buatan, misalnya sumur sembur buatan 5$as lift6,
sumur pompa angguk 5su%&er rod pump6, sumur pompa elektris 5ele%tri%
su'mersi'le pump6, maupun pompa hidrolik. Seperti halnya dengan
pemakaian analisa sistem nodal pada sumur sembur alam, maka pada
sumur pengangkatan buatan, analisa sistem nodal ini dapat digunakan untuk
32 Analisa Sistem Nodal (P-05)
pemilihan peralatan pengangkatan buatan, optimasi produksi dan analisa
sensitivitas terhadap parameter-parameter peralatan pengangkatan buatan.
'ada a0al peren"anaan sumur pengangkatan buatan, sumur tetap
diperlakukan sebagai sumur sembur alam. Dengan memperhatikan seluruh
sistem pipa dan peralatan produksi serta produktivitas lapisan, dibuat plot
antara laju produksi "airan terhadap tekanan pada suatu titik nodal, baik
pada kondisi *inflo0+ maupun *outflo0+. Gambar-/ menunjukkan hasil plot
kurva *outflo0+ dan *inflo0+ jika dasar sumur diambil sebagai titik nodal.
Sebagai ilustrasi, harga kadar air pada laju produksi "airan pada Gambar-/
sebesar (@. ,aju produksi yang dihasilkan sumur ditentukan oleh harga
perpotongan antara kurva *inflo0+ dengan kurva *outflo0+. )ika harga kadar
air tersebut meningkat menjadi B(@, ternyata kurva inflo0 memotong kurva
outflo0. 'ada kondisi ini sumur tidak lagi dapat berproduksi se"ara sembur
alam, atau lebih sering dinyatakan bah0a sumur tersebut *mati+. Dalam
praktek, suatu sumur tidak akan ditunggu sampai *mati+, tetapi jika sumur
sudah tidak lagi dapat berproduksi se"ara ekonomis, maka sumur dianggap
*mati+.
4saha selanjutnya adalah meng+hidup+kan kembali sumur yang telah *mati+
tersebut. #erdasarkan Gambar-/, jika ditinjau dari letak kurva *outflo0+
5untuk titik nodal didasar sumur6, maka sumur dapat berproduksi kembali jika
kurva *outflo0+ tersebut bergeser ke ba0ah sampai memotong kurva *inflo0+.
'erubahan letak kurva *outflo0+ ini dapat dilakukan dengan menurunkan
harga-harga tekanan pada kurva *outflo0+ sebesar d', seperti ditunjukkan
pada Gambar-0. 4saha mengurangi harga-harga tekanan pada kurva
*outflo0+ dapat dilakukan dengan dua "ara, yaitu :
1. Dengan menginjeksikan gas pada tubing, sehingga perbandingan gas-
"airan reservoar yang mengalir dalam tubing akan meningkat.
'eningkatan perbandingan gas-"airan ini akan menurunkan kehilangan
tekanan aliran dalam tubing, d', sehingga kurva *outflo0+ akan bergeser
Analisa Sistem Nodal (P-05) 33
ke ba0ah dan memotong kurva *inflo0+ pada laju produksi yang lebih
besar dan pada tekanan alir dasar sumur yang lebih rendah.
. Dengan memasang pompa, baik pompa elektris, pompa su"ker rod,
maupun pompa hidrolik akan menghasilkan perbedaan tekanan antara
*titik masuk+ pompa dengan *titik keluar+ pompa. )ika perbedaan tekanan
yang dihasilkan pompa tersebut "ukup besar, maka tekanan pada *titik
masuk+ akan rendah. /al ini berarti bah0a tekanan alir dasar akan
rendah, sehingga kurva *outflo0+ akan bergeser ke ba0ah dan akan
memotong kurva *inflo0+ pada laju produksi yang tinggi.
Kedua "ara tersebut diatas merupakan hal yang umum dilakukan dalam
operasi produksi pada sumur minyak. 3eskipun demikian, penggunaan
analisa sistem nodal dalam peren"anaan sumur pengangkatan buatan
sampai tahun 1?C& masih sangat terbatas, yaitu hanya digunakan untuk gas
lift. Kesulitan penggunaan analisa sistem nodal pada sumur pompa 0aktu itu
adalah belum dikembangkannya persamaan untuk menghitung perbedaan
tekanan pada *titik masuk+ dan *titik keluar+ pada pompa atau kehilangan
tekanan pada pompa. 1etapi setalah diterbitkannya *1he 1e"hnology of
!rtifi"ial ,ift 3ethods+ 2 Eolume :E yang men"antumkan persamaan-
persamaan dan prosedur perhitungan kehilangan tekanan pada pompa,
maka analisa sistem nodal pada sumur pengangkatan buatan dapat
dilakukan.
34 Analisa Sistem Nodal (P-05)
Gambar-/
Pengaru" &ater 'ut ter"adap produksi sumur
Analisa Sistem Nodal (P-05) 35
Gambar-0
Peruba"an +etak kur!a #out(+o&% dengan menurunkan "arga-"arga
tekanan pada kur!a #out(+o&% sebesar dP
Se"ara skematis distribusi tekanan alir dalam tubing pada sumur
pengangkatan buatan ditunjukkan pada Gambar-1. 8ambar tersebut
menunjukkan bah0a suatu sumur berproduksi pada laju yang konstan, pada
tekanan kepala sumur tertentu. )ika sumur harus berproduksi pada tekanan
kepala sumur tetap, maka tekanan pada titik keluar pompa sama dengan
tekanan kepala sumur ditambah kehilangan tekanan pada tubing. Sedangkan
tekanan pada titik masuk pompa adalah tekanan pada titik keluar dikurangi
dengan kehilangan tekanan pada pompa. /al ini ditunjukkan sebagai garis
mendatar sebesar kehilangan tekanan dalam pompa, pada titik kedalaman
pompa. Selanjutnya tekanan dasar sumur adalah tekanan masuk pompa
ditambah dengan kehilangan tekanan alir dalam "asing.
3 Analisa Sistem Nodal (P-05)
Gambar-1
Skema distribusi tekanan a+ir da+am tubing pada
sumur pengangkatan buatan
Seperti telah diuraikan sebelumnya, bah0a usaha meningkatkan laju
produksi berdasarkan !nalisa Sistem .odal dapat dilakukan dengan
menggeser kurva *outflo0+ ke ba0ah. /al ini berarti bah0a pada laju
produksi tertentu diusahakan dapat diperoleh tekanan alir dasar sumur yang
lebih rendah. Dengan menambahkan pompa pada suatu kedalaman tertentu
yang dapat menghasilkan kehilangan tekanan pompa tertentu, maka dapat
diusahakan pengurangan tekanan alir dasar sumur. 3akin besar kapasitas
pompa, maka makin besar kehilangan tekanan pompa dan semakin ke"il
tekanan alir dasar sumur.
3engingat bah0a penggeseran kurva *outflo0+ sumur pengangkatan buatan
sangat dipengaruhi oleh kapasitas pompa, yang dinyatakan dalam bentuk
spesifikasi pompa, maka perlu dilakukan analisis se"ara teliti tentang
spesifikasi pompa yang digunakan. /al ini dilakukan supaya diperoleh sistem
pemompaan yang optimum. Gambar-2 menunjukkan "ontoh kurva *inflo0+
dan kurva *outflo0+ untuk berbagai tingkat pompa dari FS'. Dari gambar
tersebut dapat dinyatakan bah0a laju produksi yang tinggi dapat di"apai jika
Analisa Sistem Nodal (P-05) 3!
digunakan pompa FS' dengan jumlah stage yang banyak. /al ini sesuai
dengan kenyataan sebenarnya. /al yang sama dapat dilakukan untuk pompa
su"ker rod, jet pump, dan hydrauli" pump.
'embuatan kurva *outflo0+ pada !nalisa Sistem .odal untuk sumur
pengangkatan buatan, pada dasarnya sama seperti sumur sembur alam.
'embuatan kurva *outflo0+ untuk sumur gas lift lebih mudah dibanding
dengan pembuatan kurva *outflo0+ untuk sumur pompa, karena anatara
sumur sembur alam dengan sumur gas lift sangat mirip. 'erbedaannya
adalah terletak pada penggunaan perbandingan gas-"airan dari formasi, dan
perbandingan gas-"airan total 5gabungan antara gas dari formasi dan gas
yang diinjeksikan6.
!nalisa Sistem .odal untuk sumur pompa lebih sulit dibandingkan dengan
sumur gas lift. ,etak pompa di dasar sumur atau di atas dasar sumur
memerlukan prosedur perhitungan yang berbeda. 4ntuk setiap jenis pompa
akan dibedakan juga perhitungan tentang fluida yang dipompa, yaitu :
1. %luida yang dipompa hanya "airan
. %luida yang dipompa berupa "ampuran gas dan "airan.
!susmsi yang digunakan dalam perhitungan adalah :
1. 1ekanan kepala sumur konstan
. 4kuran tubing tetap
$. 'ada "ampuran gas-"airan, gas berasal dari *asso"iated gas+.
3" Analisa Sistem Nodal (P-05)
Gambar-2
3onto" kur!a #in(+o&% dan kur!a #out(+o&% untuk berbagai
tingkat pompa dari ESP
'ada sumur pompa yang juga memproduksikan gas, perkiraan volume total
fluida 5gas dan "airan6 reservoar merupakan suatu hal yang sangat penting.
Eolume total fluida ini menentukan jumlah tingkat pompa FS', ke"epatan
pemompaan dan panjang langkah pada pompa su"ker rod, laju po0er fluid
pada pompa hidrolik dan pompa jet.
)ika pada mekanisme pemompaan dimungkinkan untuk memisahkan gaas
bebas, sehingga sebagian gas bebas tersebut tidak masuk ke dalam pompa,
maka hal ini jug harus diperhitungkan dalam penentuan volume total fluida.
'erhitungan volume total fluida adalah sebagai berikut :
Eolume 1 S1# "airan ditambah gas yang berasosiasi 5dalam hal ini disebut
sebagai faktor volume formasi, %E%6, pada tekanan dan temperatur tertentu
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
%E% > 5GA6#0 H 51 2 GA6#o H 58,=-51 2 GA6=s 2 5GA6=s06#g I.516
Analisa Sistem Nodal (P-05) 3#
Karena harga =s0 sangat ke"il, maka harga tersebut umumnya diabaikan.
Selain itu, untuk tujuan penyederhanaan, harga #0 diambil sama dengan 1
5satu6. #erdasarkan anggapan ini, maka persamaan-1 dapat disederhanakan
menjadi :
%E% > 5GA6 H 51 2 GA6#o H 58,= 2 51 2 GA6=s6#g IIIIIII.56
)ika sebagian gas bebas dapat dipisahkan, sehingga tidak masuk ke dalam
pompa, maka persamaan- dapat dituliskan :
%E% > 5GA6 H 51 2 GA6#o H 8:'58,= 2 51 2 GA6=s6#g IIIIIII.5$6
dimana ;
8:' > gas yang masuk ke dalam pompa, fraksi
Eolume total fluida 5gas dan "airan6 yang terproduksi pada setiap tekanan
dan temperatur dapat dinyatakan sebagai :
E > <s" %E% IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII.5&6
dimana ;
<s" adalah laju produksi minyak
'ersamaan-& dapat digunakan untuk membuat kurva :'= dengan dasar laju
produksi fluida 5gas dan "airan6 total. /arga <s" pada tekanan alir dasar
sumur tertentu, dapat diperoleh dari produktivitas sumur, ': atau :'= dua
fasa.
4ntuk sumur pompa berdasarkan kurva :'= total tersebut pada suatu
tekanan alir dasar sumur tertentu, maka dapat diperkirakan laju produksi total
40 Analisa Sistem Nodal (P-05)
5gas dan "airan6 yang akan masuk ke dalam pompa. Dengan demikian,
spesifikasi pompa yang diperlukan dapat ditentukan. Selain itu, jika dianggap
bah0a jumlah gas yang masuk ke dalam pompa sangat besar, sehingga
akan mempengaruhi efisiensi pompa, maka peren"anaan pemasangan
pemisah gas di ba0ah pompa dapat dilakukan.
Analisa Sistem Nodal (P-05) 41

You might also like