You are on page 1of 123

i

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS KANTOR


AKUNTAN PUBLIK DAN AUDI T TENURE TERHADAP INTEGRITAS
LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi







LAILA ARVIDA
109082000135

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
ii

iii

iv

v


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Laila Arvida
No. Induk Mahasiswa : 109082000135
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap nakah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa
ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian
yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah
melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang
berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, April 2013




vi


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Laila Arvida
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Desember 1991
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Kebangsaan : Indonesia
6. Alamat : Jl. Jombang Raya Kp. Gunung No.46 Rt. 06/16.
Kel Jombang, Kec. Ciputat, Tangerang Selatan
15414.
7. Telepon : 021 74705719 / 0856 1366962
8. Email : arvidalaila@yahoo.com

II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN Ciputat VI Tahun 1997-2003
2. SMPN 3 Tangerang Selatan Tahun 2003-2009
3. SMAN 1 Tangerang Selatan Tahun 2006-2009
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013

III. PENDIDIKAN INFORMAL
1. Kursus Bahasa Inggris di The Islamic English Club National English Centre Ciputat
Tahun 2003-2004
2. Kursus Bahasa Inggris di Arya Course Ciputat Tahun 2005-2006

vii


IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Akuntansi, divisi Forkat (2010-
2011)
2. Anggota Tari Saman Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah (2011-2-
12)

V. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Nanang Supendi
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 8 Juni 1962
3. Pekerjaan : Pegawai Swasta
4. Ibu : Evi Saptaningsih
5. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Mei 1968
6. Alamat : Jl. Jombang Raya Kp. Gunung No.46 Rt. 6/16. Kel.
Jombang. Kec. Ciputat. Kota Tangerang Selatan 15414.











viii

THE EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE MECHANI SM, QUALI TY OF PUBLI C
ACCOUNTANT AND AUDI T TENURE ON THE I NTEGRI TY OF FI NANCI AL
STATEMENT
(Empirical Study I n Manufacture Companies Listed in I ndonesia Stock Exchange Period
2006-2011)

ABSTRACT
This research purposes to check the effects of corporate governance mechanisms
(institutional ownership, managerial ownership, audit committees and independent directors),
quality of public accountant and audit tenure on the integrity of financial statements. This
research used sample of manufacture industry which is listed in I ndonesian Stock Exchange
during 2006-2011 period. The number of manufacture industries that were became in this
study were 18 companies with 6 years observation. Based on purposive sampling method,
research sample total is 108 companies. Hypothesis in this research are tested by logistic
regression.
Results of this research indicates that (1) institutional ownership do not influence
significantly on the integrity of financial statements, (2) managerial ownership influences
significantly on the integrity of financial statements, (3) the audit committee influence
significantly on the integrity of financial statements, (4) independent directors do not
influence on the integrity of financial statements, (5) the quality of the public accountant
influence significantly on the integrity of financial statements and (6) the audit tenure do not
influence significantly on the integrity of the financial statements.

Keywords: I ntegrity Financial Statement, Corporate Governance Mechanisms, Quality of
Public Accountant, Audit Tenure.








ix

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS KAP DAN
AUDI T TENURE TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2006-2011)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh mekanisme
corporate governance (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit dan
komisaris independen), kualitas kap dan audit tenure terhadap integritas laporan keuanganpada
perusahaan manufaktur di Indonesia. Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel
pada penelitian ini adalah 108 perusahaan selama 6 periode, yaitu 2006-2011. Metode
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, sedangkan metode analisis data
menggunakan metode analisis regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kepemilikan institusional tidak berpengaruh
terhadap integritas laporan keuangan, (2) kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap
integritas laporan keuangan, (3) komite audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan
keuangan, (4) komisaris independen tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, (5)
kualitas kap berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan dan (6) audit tenure tidak
berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.

Kata Kunci: Integritas Laporan Keuangan, Mekanisme Corporate Governance, Kualitas kantor
Akuntan Publik, Audit Tenure.









x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia yang
telah diberikanNya, serta shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Mekanisme Corporate Governance,
Kualitas Kantor Akuntan Publik dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI) sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan program pendidikan strata satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan
dalam skripsi ini bukan hanya semata-mata hasil jerih payah penulis sendiri, melainkan berkat
bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Orang tua tercinta, Ayahanda Nanang Supendi dan Ibunda Evi Saptaningsih yang telah
banyak berkorban dan memberikan dukungan bagi penulis, baik moril maupun materiil,
mencurahkan perhatian, memberi masukan dan bimbingan, semangat, kasih sayang, serta
doa yang tulus dan tiada henti-hentinya kepada penulis.
2. Adikku Raihan Aulia Ramadhan, terima kasih untuk bantuan, semangat dan
dukungannya
3. Keluarga besar di Tasikmalaya, yang selalu memberi doa dan dukungan bagi penulis
serta Nenekku tercinta Entin Sofiah yang tidak henti-hentinya memberi doa yang tulus,
semangat dan dukungan.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan
waktunya yang sangat berharga untuk memberikan pengarahan serta bimbingan dalam
penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala masukan dan bimbingan yang sangat
berguna bagi penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Pembimbing II dan Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Eonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia meluangkan
waktu, memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala
bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini.
7. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak,M.Si selaku SekretarisJurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh Staf pengejar beserta Asisten Dosen dan Karyawan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan bantuan kepada
penulis.
xi

9. Teman-teman seperjuangan, Deviana Dewi Prastuti, Yunila Nurdiani, Isnaini Putri,
Ningga Anindiarina dan Asri yang selalu sama-sama saat suka dan duka, kita semua
harus sukses yaaa :D
10. Teman-teman angkatan 2009 khususnya kelas akuntansi D yang telah bersama-sama dari
awal semester 1 sampai semester akhir, memberi banyak hal bagi saya dalam dunia
perkuliahan. Semoga kelulusan bukanlah akhir dari silaturahmi kita semua.
11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan hidayahNya.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih, dan berhadap semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
kepada penulis. Dan semoga skripsi ini akan bermanfaat menjadi bahan masukan dan
tambahan wawasan bagi pembaca pada umumnya dan rekan mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf apabila dalam
penyajian skripsi ini terdapat kesalahan dan kekurangan.


Jakarta, April 2013





Laila Arvida
















xii

DAFTAR ISI


Keterangan Halaman
HALAMAN ......................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................................. iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................................ viii
ABSTRAK .......................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .........................................................................................................x
DAFTAR ISI...................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvii

BAB I LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................1
B. Perumusan Masalah.................................................................................10
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................11
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ........................................................12
2. Corporate Governance ........................................................................15
2.1 Kepemilikan Institusional .............................................................16
2.2 Kepemilikan Manajerial ................................................................17
2.3 Komite Audit ................................................................................19
2.4 Komisaris Independen ..................................................................21
3. Kualitas Kantor Akuntan Publik .........................................................23
4. Audit Tenure ........................................................................................26
5. Integritas Laporan Keuangan ..............................................................28
6. Konservatisme Akuntansi ....................................................................31

B. Keterkaitan Antar Variabel
1. Kepemilikan Institusional dengan Integritas Laporan Keuangan .......33
2. Kepemilikan Manajerial dengan Integritas Laporan Keuangan ..........34
xiii

3. Komite Audit dengan Integritas Laporan Keuangan ...........................35
4. Komisaris Independen dengan Integritas Laporan Keuangan .............36
5. Kualitas Kantor Akuntan Publik dengan Integritas Laporan
Keuangan ............................................................................................36
6. Audit Tenure dengan Integritas Laporan Keuangan ............................37
C. Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................................38
D. Kerangka Penelitian ................................................................................44
E. Hipotesis ..................................................................................................46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................47
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................47
C. Metode Pengumpulan Data .....................................................................48
D. Metode Analisis Data ..............................................................................48
1. Statistik Deskriptif ...............................................................................49
2. Pengujian Hipotesis Penelitian ............................................................49
3. Menguji Kelayakan Model Regresi .....................................................51
4. Uji Multikolinieritas ............................................................................52
5. Matriks Klasifikasi ..............................................................................53
6. Model Regresi yang Terbentuk ...........................................................53
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .......................................................55
1. Variabel Terikat ...................................................................................55
2. Variabel Bebas ....................................................................................56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian............................................61
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ...........................................................63
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...............................................................63
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian .............................................................65
C. Pembahasan .............................................................................................70

BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan ..............................................................................................79
B.Implikasi ...................................................................................................80
C.Saran .........................................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................84
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................................87


xiv

DAFTAR TABEL


No Keterangan Halaman

Tabel 2.1 Tabel Ringkasan Penelitian Terdahulu ........................................................38
Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel .........................................................................60
Tabel 4.1 Tabel Rincian Sampel Penelitian .................................................................61
Tabel 4.2 Tabel Daftar Nama Perusahaan ...................................................................62
Tabel 4.3 Tabel Hasil Uji Statistik Deskriptif..............................................................64
Tabel 4.4 Tabel Penilaian Keseluruhan Model ............................................................66
Tabel 4.5 Tabel Koefisien Determinasi .......................................................................66
Tabel 4.6 Tabel Pengujian Kelayakan Model Regresi .................................................67
Tabel 4.7 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................68
Tabel 4.8 Tabel Matriks Klasifikasi .............................................................................68
Tabel 4.9 Tabel Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik .................................................69
























xv

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran .44



































xvi

DAFTAR LAMPIRAN


No. Keterangan Halaman

1. Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel ...........................................................88
2. Daftar Hasil Pengumpulan Data Variabel Independen .......................................89
3. Daftar Hasil Pengumpulan Data Variabel Dependen ..........................................98
4. Output Hasil Pengumpulan Data ........................................................................104



1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk
pertanggungjawaban kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan
adalah gambaran keuangan dari sebuah perusahaan, oleh karena itu dalam
proses pembuatannya laporan keuangan harus dibuat dengan benar dan
disajikan dengan jujur kepada pengguna laporan keuangan tersebut. Informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan juga harus andal. Informasi yang
memiliki kualitas andal yaitu apabila tidak menyesatkan, tidak ada kesalahan
material, dan dapat di andalkan pemakainya sebagai informasi yang jujur dan
disajikan secara wajar (Jamaan, 2008:1). Dengan demikian, laporan keuangan
dituntut untuk disajikan dengan integritas yang tinggi.
Tetapi pada saat ini banyak terjadi manipulasi data akuntansi khususnya
pada laporan keuangan. Kasus-kasus hukum yang melibatkan manipulasi
akuntansi ini telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Banyak
perusahaan menyajikan informasi dalam laporan keuangan dengan tidak
memikirkan faktor integritas, yang mana informasi yang disampaikan tidak
benar dan tidak adil bagi beberapa pihak pengguna laporan keuangan. Kasus
manipulasi data akuntansi terjadi pada beberapa perusahaan besar di Amerika
seperti Enron, Tyco, Global Crossing dan Worldcom. Contoh perusahaan di
Indonesia yang melakukan manipulasi data akuntansi diantaranya seperti PT.
2

Kimia Farma dan Bank Lippo yang sebelumnya mempuunyai kualitas audit
yang bagus (Susiana dan Herawaty, 2007:2).
Seperti pada kasus Enron, dimana perusahaan ini melakukan suatu
manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungannya sebesar 600
juta Dollar AS, padahal perusahaan Enron ini mengalami kerugian.
Manipulasi keuntungan dikarenakan perusahaan ingin agar saham tetap
diminati investor. Dan kasus yang terjadi di Indonesia yaitu PT. Kimia Farma
yang diduga kuat melakukan mark up laba bersih dalam laporan keuangan
tahun 2001. Dalam laporan tersebut, Kimia Farma menyebut berhasil meraup
laba sebesar Rp 132 miliar. Belakangan, belang Kimia Farma terkuak lebar.
Perusahaan farmasi tersebut pada tahun 2001 sebenarnya hanya menjala
untung sebesar Rp 99 miliar. Kantor Akuntan Publik Hans Tuanakotta &
Mustofa (HTM), diduga terlibat dalam aksi penggelembungan tersebut.
Belakangan Kimia Farma dan HTM mengoreksi laporan keuangan tersebut.
Mereka beralasan telah terjadi kesalahan pencatatan (www.tempo.co).
Ternyata kasus manipulasi data akuntansi ini melibatkan banyak pihak,
dan kebanyakan adalah pihak dari dalam perusahaan itu sendiri, misalnya
CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai dengan eksternal
auditornya. Hal ini menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
kinerja perusahaan ditandai dengan turunnya harga saham perusahaan. Hal ini
merupakan suatu kerugian karena masyarakat menjadi ragu untuk ikut andil
memiliki saham perusahaan tersebut (Susiana dan Herawaty, 2007:2).
Munculnya kasus-kasus serupa menimbulkan pertanyaan bagi berbagai pihak
3

terhadap corporate governance yang mengakibatkan terungkapnya kenyataan
bahwa good corporate governance belum diterapkan dengan baik.
Kasus manipulasi data keuangan yang banyak terjadi dapat membuktikan
bahwa kurang integritasnya laporan keuangan dalam penyajian informasi bagi
pengguna laporan keuangan. Penyajian laba dalam laporan keuangan tidak
menunjukan kondisi ekonomi perusahaan yang sebenarnya. Menurut SFAC
(Statement of Financial Accounting Concepts) No.1, informasi laba
merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban
manajemen. Selain daripada itu, informasi laba juga membantu pemilik atau
pihak lain dalam menaksir earnings power perusahaan di masa yang akan
datang. Informasi dalam laporan keuangan harus berguna bagi kreditor,
investor, dan pengguna laporan keuangan lainnya yang potensial untuk dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan investasi atau kredit yang rasional.
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan
masyarakat atas jasa yang diberikan oleh akuntan publik, mengharuskan
akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Adapun
pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh
akuntan publik semakin besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan
akuntan publik baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Kontribusi
akuntan publik itu sendiri adalah menyajikan akuntabilitas dan integritas
laporan keuangan, memberikan pendapat yang independen, serta memberi
informasi apakah laporan keuangan suatu entitas atau organisasi menyajikan
hasil operasi yang wajar dan apakah informasi keuangan tersebut disajikan
4

dalam bentuk yang sesuai dengan kriteria atau aturanaturan yang telah
ditetapkan (Hadiningsih, 2010:62).
Integritas laporan keuangan adalah hal yang penting karena mencerminkan
nilai perusahaan, yang merupakan sinyal positif agar dapat mempengaruhi
opini investor dan kreditor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi
investor dan kreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan
keputusan sejenis (Jamaan, 2008:5)
Informasi akuntansi harus memenuhi tiga karakteristik kualitatif informasi
akuntansi, yaitu relevance, objectivity, dan reliability. Menurut Jamaan
(2008:2) informasi dikatakan relevance apabila dapat mempengaruhi
keputusan pengguna laporan keuangan dengan menguatkan atau mengubah
pengharapan pengguna laporan keuangan. Informasi dikatakan reliable
apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai laporan keuangan
bergantung padaa informasi tersebut. Sedangkan dikatakan objective apabila
informasi tersebut terbebas dari pengaruh hal lain yang dapat mempengaruhi
independensi informasi. Integritas laporan keuangan dapat dicapai apabila
laporan keuangan mampu memberikan informasi yang memiliki karakteritik-
karakteristik tersebut.
Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang
disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur. Ukuran integritas
laporan keuangan secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur
dengan konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang
5

biasanya diukur dengan manajemen laba. Beberapa peneliti menyatakan
bahwa auditor lebih menyukai pelaporan yang konservatif, Basu (1997) dalam
Mayangsari (2003:1257).
Penelitian ini mencoba melihat pengaruh mekanisme corporate
governance, kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure terhadap
integritas laporan keuangan. Integritas informasi laporan keuangan tidak
hanya dilihat dari sisi besarnya laba atau kualitas laba, karena laba akrual
masih dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi atau metode akuntansi yang
digunakan. Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah pilihan metode
akuntansi ditujukan pada metode yang melaporkan laba dan aktiva lebih
rendah atau utang lebih tinggi. Penelitian lain, Basu (1997:11) mendefinisikan
konservatisme sebagai praktik mengurangi laba (dan mengecilkan aktiva
bersih) dalam merespons berita buruk (bad news), tetapi tidak meningkatkan
laba (meninggikan aktiva bersih) dalam merespons berita baik (good news).
Konservatisme adalah prinsip dalam pelaporan keuangan yang
dimaksudkan untuk mengakui dan mengukur aktiva dan laba dilakukan
dengan penuh kehati-hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis yang
dilingkupi ketidakpastian (Widya, 2005:3). Selain itu menurut Mayangsari
(2003:1265), laporan keuangan yang disajikan dengan prinsip konservatisme
memang sama sekali tidak memberikan manfaat bagi pihak manajemen,
sebagai pihak yang paling diuntungkan jika melakukan manipulasi laporan
kaeuangan karena justru dengan menerapkan konservatisme, laba yang
dilaporkan akan kecil.
6

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009)
menyatakan bahwa laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari
posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Perusahaan yang wajib
menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan adalah entitas yang
memenuhi salah satu kriteria yang telah ditentukan, yaitu perseroan terbuka,
entitas yang mengerahkan dana masyarakat, mengeluarkan surat pengakuan
utang, entitas yang keuangan tahunannya diwajibkan oleh bank untuk diaudit,
dan perusahaan asing yang menjalankan kegiatan usaha di Indonesia, serta
berwenang untuk mengadakan perjanjian (Bapepam, Peraturan Nomor X.K.6).
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang secara
formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak
manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik. Publikasi laporan
keuangan sebagai produk informasi akuntansi yang dihasilkan perusahaan,
tidak terlepas dari proses penyusunannya. Proses penyusunan laporan
keuangan ini melibatkan pihak pengurus dalam pengelolaan perusahaan,
diantaranya adalah pihak manajemen. Untuk menilai integritas laporan
keuangan yang disajikan, peranan dewan komisaris dalam perusahaan publik
melakukan pengawasan dan menjamin tata kelola perusahaan publik
melakukan poengawasan dan menjamin tata kelola perusahaan yang sehat
(Good Corporate Governance) guna menghasilkan integritas informasi
laporan keuangan yang bermutu (Jamaan, 2008:28)
Untuk menjamin integritas laporan keuangan, diperlukan proses
monitoring secara efektif melalui kepemilikan institusional terhadap pihak
7

manajemen. Presentase saham tertentu yang dimiliki oleh intitusi dapat
megurangi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup
kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan manajemen (Gideon,
2005:4).
Menurut Komite Nasional Good Corporate Governance (KNGCG, 2002)
memonitor kualitas kerja auditor eksternal dalam melaksanakan tugasnya dan
meilih Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tepat oleh komite audit merupakan
kepercayaan terhadap kualitas jasa yang diberikan pengguna. Penting bagi
pemakai laporan keuangan untuk memandang KAP sebagai pihak yang
independen dan kompeten, karena akan mempengaruhi berharga atau tidaknya
jasa yang telah diberikan oleh KAP kepada pemakai. Jika pemakai merasa
KAP memberikan kualitas jasa yang berguna dan berharga, maka nilai audit
atau kualitas audit juga meningkat, sehingga KAP dituntut untuk bertindak
dengan professionalisme tinggi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003), untuk
melihat integritas laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan
menggunakan independensi auditor, mekanisme corporate governance dan
kualitas audit. Dimana independensi auditor diukur dengan spektrum jasa
kantor akuntan publik (berbagai macam jasa-jasa tambahan yang disediakan
oleh kantor akuntan publik termasuk jasa akuntansi pembukuan, jasa
perpajakan, serta jasa konsultasi manajemen) dan lamanya hubungan atau
penugasan audit (periode penugasan untuk mengaudit atau mereview laporan
keuangan klien atau untuk menyiapkan laporan kepada bapepam). Mekanisme
8

corporate governance yang diukur dengan komite audit (digunakan untuk
mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap mekanisme akuntansi,
auditing, serta sistem pengendalian lainnya) sehingga unsur-unsur
pengendalian tersebut tetap optimal dalam sistem ekonomi pasar. Komisaris
independen (digunakan untuk menjadi penyeimbang dalam pengambilan
keputusan) serta kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusi. Sedangkan
kualitas audit diukur dengan spesialisasi industri auditor. Penelitian ini
menyimpulakn bahwa semua variabel tersebut berpengaruh secara signifikan
terhadap integritas laporan keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Setiawan mengenai
pengaruh pelaksanaan corporate governance terhadap tindakan manajemen
laba. Mekanisme corporate governance diukur melaui komposisi dewan
komisaris, ukuran dewan komisaris dan komite audit. Dalam penelitiannya,
Nasution dan Setiawan (2007) memberikan bukti empiris tentang dampak
mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba di industri
perbankan dengan populasi penelitian seluruh perusahaan perbankan yang
terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta selama periode 2000-2004.
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Jamaan (2008),
mekanisme corporate governance yang diukur dengan kepemilikan
institusional, komisaris independen dan komite audit serta kualitas audit yang
diukur dengan spesialisasi jasa auditor dapat mempengaruhi secara signifikan
terhadap integritas dari laporan keuangan. Kualitas KAP (Spesialisasi Industri
Auditor) menunjukkan hasil yang positif signifikan, yang berarti penelitian
9

mengenai kualitas KAP (Spesialisasi Industri Auditor) ini, berpengaruh secara
positif signifikan terhadap integritas informasi laporan keuangan.
Sementara itu, Susiana dan Herawaty (2007) melakukan penelitian
mengenai pengaruh independensi, mekanisme corporate governance, dan
kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa independensi auditor, mekanisme corporate
governance dan kualitas audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
integritas laporan keuangan.
Karena begitu besar perbedaan yang dihasilkan dari para peneliti tersebut,
membuat rasa penasaran yang teramat dalam bagi penulis untuk mengetahui
seberapa besar tingkat signifikan dari mekanisme corporate governance,
kualitas Kantor Akuntan Publik dan audit tenure terhadap integritas laporan
keuangan. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya,
yaitu untuk melihat jalannya mekanisme corporate governance dalam suatu
perusahaan, penulis menggunakan variabel kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, komite audit dan komisaris independen . Tahun yang
digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu tahun 2000 sampai tahun 2003
dan tahun 2003 sampai 2006. Pada penelitian ini tahun yang digunakan adalah
tahun 2006-2011.
Perbedaan ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
1. Penelitian ini menggunakan tahun yang lebih up-date yaitu tahun
2006-2011.
2. Penelitian ini tidak memasukkan variabel independensi sebagai salah
10

satu variabel independen. Pada penelitian ini menggunakan variabel
mekanisme corporate governance, kualitas kantor akuntan publik dan
audit tenure.
3. Sampel yang digunakan penelitian sebelumnya adalah perusahaan
publik yang terdaftar di BEI. Pada penelitian ini menggunakan sampel
yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sektor manufaktur
dipilih karena sektor ini memiliki jumlah perusahaan yang listing
paling banyak dibandingkan dengan sektor usaha lain.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang integritasnya sebuah laporan keuangan dengan
judul: Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor
Akuntan Publik dan Audit Tenure terhadap Integritas Laporan
Keuangan.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan pada bagian
sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
Bagaimanakah pengaruh dari mekanisme corporate governance (kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, komite audit dan komisaris
independen), kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure terhadap
integritas laporan keuangan?

11

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan permaslahan, maka penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk:
Menganalisis pengaruh dari mekanisme corporate governance (kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, komite audit dan komisaris
independen), kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure terhadap
integritas laporan keuangan.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan berguna:
1. Perusahaan, dengan dilakukannya penelitian mengenai mekanisme
penerapan corporate governance diharapkan dapat dijadikan bahan
evaluasi atas pentingnya penerapan corporate governance.
2. Investor, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai
pertimbangan dalam keputusan invetassi pada perusahaan-perusahaan
yang menerapkan corporate governance.
3. Pemerintah atau Bapepam, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
evaluasi untuk mengawasi dan menanggulangi tindak kecurangan (fraud).
4. Kantor Akuntan Publik, untuk pihak kantor akuntan publik dapat
memberikan masukan untuk lebih melakukan tugasnya secara profesional
dan menjaga independensinya dalam mengaudit.


12

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan (agency theory) yaitu hubungan antara pemilik
(principal) dan manajemen (agent). Teori agensi menyatakan bahwa
apabila terdapat pemisahan antara pemilik sebagai prinsipal dan manajer
sebagai agen yang menjalankan perusahaan maka akan muncul
permasalahan agensi karena masing-masing pihak tersebut akan selalu
berusaha untuk memaksimalkan fungsi utilitasnya. Menurut Jensen dan
Meckling (1976) dalam Gideon (2005:177) menyatakan bahwa terdapat
dua macam bentuk hubungan keagenan, yaitu antara manajer dan
pemegang saham (shareholders) dan antara manajer dan pemberi
pinjaman (bondholders). Dengan adanya perkembangan perusahaan yang
semakin besar maka sering terjadi konflik antara prinsipal dalam hal ini
adalah para pemegang saham (investor) dan pihak agent yang diwakili
oleh manajemen (direksi). Agen dikontrak melalui tugas tertentu bagi
prinsipal serta mempunyai tanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh
prinsipal. Prinsipal mempunyai kewajiban untuk memberi imbalan kepada
agen atas jasa yang telah diberikan oleh agen. Adanya perbedaan
kepentingan antara agen dan prinsipal inilah yang dapat menyebabkan
terjadinya konflik keagenan. Prinsipal dan agen sama-sama menginginkan
13

keuntungan yang sebesar-besarnya. Prinsipal dan agen juga sama-sama
menghindari adanya risiko.
Eisenhardt (1989) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007:5)
menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia
yaitu: (1) manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest),
(2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa
mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari
resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut
manajer sebagai manusia akan bertindak opportunistic, yaitu
mengutamakan kepentingan pribadinya. Sebagai pengelola perusahaan,
manajer perusahaan tentu akan lebih banyak mengetahui informasi internal
dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik
(pemegang saham). Oleh karena itu manajer sudah seharusnya selalu
memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal
yang dapat diberikan oleh manajer yakni melalui pengungkapan informasi
akuntansi seperti laporan keuangan. Adanya ketidakseimbangan
penguasaan informasi dapat menjadi pemicu munculnya suatu kondisi
yang disebut sebagai asimetri informasi (information asymmetry).
Adanya ketidakseimbangan penguasaan informasi ini akan memicu
munculnya kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi (information
asymmetry). Baik pemilik maupun agen diasumsikan mempunyai
rasionalisasi ekonomi dan semata mata mementingkan kepentingannya
sendiri. Agen mungkin akan takut mengungkapkan informasi yang tidak
14

diharapkan oleh pemilik sehingga terdapat kecenderungan untuk
memanipulasi laporan keuangan tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut,
maka dibutuhkan pihak ketiga yang independen dalam hal ini adalah
akuntan publik. Tugas dari akuntan publik (auditor) memberikan jasa
untuk menilai laporan keuangan yang dibuat oleh agen, dengan hasil akhir
adalah opini audit.
Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan
untuk memahami corporate governance. Corporate governance yang
merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa
berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor
bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka
investasikan. Menurut Shleifer dan Vishny (1997) dalam Ujiyantho dan
Pramuka (2007:6), corporate governance berkaitan dengan bagaimana
para investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi
mereka, yakin bahwa manajer tidak akan mencuri/menggelapkan atau
menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan
berkaitan dengan dana/kapital yang telah ditanamkan oleh investor, dan
berkaitan dengan bagaimana para investor mengontrol para manajer.
Dengan kata lain corporate governance diharapkan dapat berfungsi untuk
menekan atau menurunkan biaya keagenan (agency cost) dan
meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan sehingga pada
akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan dan harga sahamnya.

15

2. Corporate Governance
Pengertian corporate governance menurut (Griffin dalam Susiana dan
Herawaty, 2007:7) adalah :
The roles of shareholders, directors and other managers in corporate
decision making.

Good governance merupakan tata kelola yang baik pada suatu usaha yang
dilandasi oleh etika profesional dalam berusaha atau berkarya. Pada
prinsipnya tujuan corporate governance adalah menciptakan nilai bagi
pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak tersebut adalah pihak internal
yang meliputi dewan komisaris, direksi, karyawan, dan pihak eksternal
yang berkepentingan. Corporate governance didefinisikan sebagai
seperangkat aturan yang mendefinisikan hubungan antara pemegang
saham, manajer, kreditor, pemerintah karyawan, dan stakeholder internal
maupun eksternal lain, mengenai hak dan kewajiban mereka, atau sistem
di mana perusahaan diatur (directed) dan dikendalikan (controlled), tujuan
corporate governance adalah menciptakan nilai tambah bagi stakeholder
(Forum For Corporate Governance, 2001:2).
Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002
mendefinisikan Corporate Governance sebagai suatu proses dan struktur
yang digunakan oleh suatu organ BUMN untuk meningkatkan
keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholders lainnya berlandaskan peraturan perundang-
undangan dan nilai-nilai etika.
16

Menurut Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD), Corporate Governance adalah:
One key element in improving economic efficiency and growth as
well as enhancing investor confidence that involves a set of relationships
between a companys management, its board, its shareholders and other
stakeholders and also provides the structure through which the objectives
of the company, the means of attaining those objectives and monitoring
performance.


2.1 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan oleh
institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun dan
investment banking (Veronica dan Utama, 2005:6). Persentase saham
institusi diperoleh dari penjumlahan atas persentase saham perusahaan
yang dimiliki oleh perusahaan lain baik yang berada di dalam maupun di
luar negeri (Susiana dan Herawaty, 2007:8). Melalui proses monitoring
secara efektif, kepemilikan institusional mampu untuk mengendalikan
pihak manajemen sehingga dapat mengurangi tindakan manajemen laba.
Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi
proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan
terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen (Gideon,
2005:175).
Keberadaan investor institusional dapat menunjukkan Corporate
Governance yang kuat yang bisa digunakan untuk memonitor perusahaan
pada umumnya dan manajemen pada khususnya. Tindakan monitoring
tersebut dapat menjamin kemakmuran untuk pemegang saham. Adanya
17

monitoring yang efektif oleh pihak institusional menyebabkan penggunaan
utang menurun. Hal ini karena peranan utang sebagai salah satu alat
monitoring sudah diambil alih oleh kepemilikan institusional.
Tindakan monitoring oleh pihak investor institusional dapat
mengurangi perilaku opportunistic atau mementingkan diri sendiri yang
dilakukan oleh manajer sehingga manajer dapat lebih memfokuskan
perhatiannya terhadap kinerja perusahaan. Pengaruh investor institusional
terhadap manajemen perusahaan dapat menjadi sangat penting serta dapat
digunakan untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan para
pemegang saham. Nesbitt (dalam Jama'an, 2008:13) menemukan adanya
bukti yang menyatakan bahwa tindakan pengawasan yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan dan pihak investor institusional dapat membatasi
perilaku para manajer. Penelitian yang dilakukan Jamaan (2008)
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kepemilikan
institusional dengan integritas laporan keuangan.

2.2 Kepemilikan Manajerial
Midiastuty & Machfoedz (2003:177) mendefinisikan kepemilikan
manajerial sebagai persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang
secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan yang meliputi
komisaris dan direksi. Kepemilikan saham oleh perusahaan merupakan
mekanisme yang dapat digunakan agar pengelola melakukan aktivitas
sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan. Persentase kepemilikan
18

saham ini merupakan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen
termasuk didalamnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen
secara pribadi (Susiana & Herawaty, 2007:8).
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan saham
manajerial dapat membantu menyatukan kepentingan antara manajer dan
pemegang saham, yang berarti semakin meningkat proporsi kepemilikan
saham manajerial maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Adanya
kepemilikan manajerial dalam perusahaan dapat menjadi salah satu upaya
dalam mengurangi masalah keagenan dengan manajer dan menyelaraskan
kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Semakin besar
proporsi kepemilikan manajerial pada perusahaan, maka manajemen
cenderung giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain dirinya
sendiri (Ross 1999) dalam Tarjo (2002:278).
Kepemilikan perusahaan juga terkait dengan pengendalian operasional
perusahaan. Dengan semakin besarnya kepimilikan manajer, maka
manajer dapat lebih leluasa dalam mengatur pemilihan metode akuntansi,
serta kebijakan-kebijakan akuntansi penting terkait dengan masa depan
perusahaan. Untuk memperbaiki corporate governance adalah dengan
meyakinkan bahwa perusahaan memiliki satu atau lebih pemegang saham
besar. Penelitian yang dilakukan oleh Susiana & Herawati (2007) dan
Jamaan (2008) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
kepemilikan manajerial dengan integritas laporan keuangan.

19

2.3 Komite Audit
Komite audit merupakan badan yang dibentuk oleh dewan direksi
untuk mengaudit operasi dan keadaan (Susiana dan Herawaty, 2007:8).
Badan ini bertugas memilih dan menilai kinerja perusahaan kantor akuntan
publik. Komite audit adalah suatu badan yang dibentuk didalam
perusahaan klien yang bertugas untuk memelihara independensi akuntan
pemeriksa terhadap manajemen.
Dalam pedoman pembentukan komite audit yang efektif (KNKG,
2006) dijelaskan bahwa komite audit yang dimiliki perusahaan paling
sedikit beranggotakan tiga orang, yang diketuai oleh komisaris independen
perusahaan dengan anggota lainnya merupakan orang eksternal yang
independen terhadap perusahaan serta menguasai dan memiliki latar
belakang keuangan dan akuntansi.
Pengetahuan yang dimiliki komite audit diharapkan mampu
memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan
dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern
perusahaan. Supriyono (dalam Susiana dan Herawati, 2007:8) menjelaskan
tujuan pembentukan komite audit antara lain :
1. Memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan tidak menyesatkan
dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku umum.
2. Memastikan bahwa internal kontrolnya memadai.
3. Menindaklanjuti terhadap dugaan adanya penyimpangan yang meterial
di bidang keuangan dan implikasi hukumnya.
20

4. Merekomendasikan seleksi auditor eksternal.
Dalam hal pelaporan keuangan, peran dan tanggungjawab komite
audit adalah memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan dan
memastikan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku
terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan
standar dan kebijaksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten dengan
informasi lain yang diketahui oleh anggota komite audit, serta menilai
mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal
(Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, 2002).
Pembentukan komite audit dan komisaris independen sudah diatur
dalam regulasi-regulasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia dan
Bapepam, antara lain sebagai berikut:
1. Keputusan Nomor Kep-315/BEJ/06/2000 perihal Peraturan Pencatatan
Efek Nomor I-A yang antara lain mengatur tentang kewajiban
mempunyai Komisaris Independen, Komite Audit, memberikan peran
aktif Sekretaris Perusahaan di dalam memenuhi kewajiban
keterbukaan informasi serta mewajibkan perusahaan tercatat untuk
menyampaikan informasi yang material dan relevan.
2. Surat Edaran Ketua Bapepam-LK Nomor SE-03/PM/2000 tentang
Komite Audit yang berisi himbauan perlunya komite Audit dimiliki
oleh setiap Emiten
21

3. Surat Edaran Ketua bapepam-LK Nomor SE-07/PM/2004 yang
dijelaskan dalam peraturan Nomor IX.I.5 tentang pembentukan dan
pedoman pelaksanaan kerja komite Audit.
Dengan dibentuknya komite audit merupakan salah satu upaya auditor
dalam mempertahankan independensinya (Susiana & Herawaty, 2007:9).
Sesuai dengan fungsi komite audit di atas, keberadaan komite audit dalam
perusahaan dapat mempengaruhi kualitas dan integritas laporan keuangan
yang dihasilkan.

2.4 Komisaris Independen
Definisi komisaris independen menurut ketentuan Bapepam No.
Kep29/PM/2004 adalah:
Anggota komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik,
tidak mempunyai saham, baik langsung maupun tidak langsung pada
emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai afiliasi dengan emiten
atau perusahaan publik, komisaris, direksi atau pemegang samam utama
emiten atau perusahaan publik serta tidak memiliki hubungan usaha, baik
langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha
emiten atau perusahaan publik.

Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam
pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap
pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait (Susiana &
Herawati, 2007:9).
Menurut Weisbach (1988) dalam Arifin (2005:40), komisaris
independen dalam suatu perusahaan harus benar-benar independen
sehingga dapat menolak pengaruh, intervensi dan tekanan dari pemegang
22

saham utama yang memiliki kepentingan tertentu. Sebagai bagian dari
organ pengawasan, komisaris independen diharapkan memiliki perhatian
dan komitmen penuh dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Untuk
itu komisaris independen perusahaan merupakan orang-orang yang
memiliki pengetahuan, kemampuan, waktu dan integritas yang tinggi.
Keberadaan komisaris independen telah diatur Bursa Efek Jakarta
melalui peraturan BEJ tanggal 1 Juli 2000. Dikemukakan bahwa
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia harus mempunyai
komisaris independen yang secara proporsional sama dengan jumlah
saham yang dimiliki pemegang saham yang minoritas (bukan controlling
shareholders). Dalam peraturan ini, persyaratan jumlah minimal komisaris
independen adalah 30% dari seluruh anggota dewan komisaris.
Beberapa kriteria tentang komisaris independen adalah sebagai
berikut:
a) Komisaris independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan
pemegang saham mayoritas atau pemegang saham pengendali
(controlling shareholders) perusahaan tercatat yang bersangkutan;
b) Komisaris independen tidak memiliki hubungan dengan direktur
dan/atau komisaris lainnya perusahaan tercatat yang bersangkutan;
c) Komisaris independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada
perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang
bersangkutan;
23

d) Komisaris independen harus mengerti peraturan perundang-undangan
di bidang pasar modal;
e) Komisaris independen disusulkan dan dipilih oleh pemegang saham
minoritas yang bukan merupakan pemegang saham pengendali (bukan
controlling shareholders) dalam Rapat Umum pemegang Saham
(RUPS).
Fungsi komisaris independen yang sebenarnya, yaitu menilai kinerja
perusahaan secara luas dan keseluruhan (Siregar dan Utama, 2005:9).
Adanya komisaris independen dalam suatu perusahaan dapat
menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka
perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain
yang terkait. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan komisaris
independen pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi integitas suatu
laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen. Jika perusahaan
memiliki komisaris independen maka laporan keuangan yang disajikan
oleh manajemen cenderung lebih berintegritas, karena didalam perusahaan
terdapat badan yang mengawasi dan melindungi hak pihak-pihak diluar
manajemen perusahaan (Susiana dan Herawaty, 2007:9).

3. Kualitas Kantor Akuntan Publik
Kualitas kantor akuntan publik, dalam penelitian ini mengacu pada
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 yang mengatur
Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 perlu mengatur kembali Jasa
24

Akuntan Publik dengan mengganti Keputusan Menteri Keuangan dengan
Peraturan Menteri Keuangan, NOMOR: 17/PMK.01/2008 tentang Jasa
Akuntan Publik pasal 1. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah
memperoleh izin dari Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan ini. Sehingga dalam penelitian ini
jumlah patner (sekutu) yang mempunyai izin akuntan dalam badan usaha
menjadi ukuran kualitas kantor akuntan publik yang menjadi sampel
penelitian.
Kualitas kantor akuntan publik dalam penelitian ini juga mengacu
pada KAP name atau audit brand name yang tercermin dari kerjasama
dengan Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA) dan Organisasi Audit
Asing (OAA). KAP yang mencantumkan nama KAPA atau OAA pada
nama kantor, kepala surat, dokumen, dan media lainnya diasumsikan
sebagai big KAP, setelah mendapat persetujuan Sekretaris Jenderal atas
nama Menteri (Jamaan, 2008:16).
Spesialisasi industri adalah atas banyaknya jasa atestasi atau
banyaknya klien industri sejenis dengan yang dikerjakan atau ditangani
oleh auditor KAP dalam tahun pengamatan, juga menjadikan ukuran
dalam penelitian ini kualitas kantor akuntan publik terhadap integritas
informasi laporan keuangan. Aspek spesialisasi industri ini dapat
mempengaruhi kualitas audit oleh KAP, disamping karekteristik industri
yang berpengaruh pada suatu perusahaan lebih besar dibanding perusahaan
dengan perusahaan lain. Adanya perbedaan ini membutuhkan keahlian
25

tertentu untuk bisa mendeteksi dengan lebih baik seberapa besar pengaruh
tersebut (Mayangsari, 2003:1259).
Kombinasi antara faktor-faktor khusus perusahaan dan industri
menghasilkan variasi permintaan terhadap monitoring serta
konsekuensinya pada kualitas audit (Craswell et al., 1995) dalam
Mayangsari (2003:1259). Spesialisasi industri yang dimiliki oleh kantor
akuntan mempunyai dampak positif karena dapat meningkatkan audit fee.
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa auditor menawarkan
berbagai tingkat kualitas audit untuk merespon adanya variasi permintaan
klien terhadap kualitas audit. Penelitian-penelitian sebelumnya
membedakan kualitas auditor berdasarkan perbedaan big five dan non big
five dan ada juga yang menggunakan spesialisasi industri auditor untuk
memberi nilai bagi kualitas audit ini seperti penelitian Mayangsari (2003).
Teoh (1993) dalam Giri (2010:11) berargumen bahwa kualitas audit
berhubungan positif dengan kualitas earnings, yang diukur dengan
Earnings Response Coefficient (ERC). Penelitian kali ini menilai kualitas
auditor berdasarkan pengelompokkan auditor big four dengan non big
four, dikarenakan salah satu KAP big five yaitu Arthur Andersen telah
dinyatakan collapsed. Teori reputasi memprediksikan adanya hubungan
positif antara ukuran KAP dengan kualitas audit. Penelitian DeAngelo
(1981) mengemukakan bahwa KAP yang besar memiliki insentif yang
lebih untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak reputasinya
dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil.
26

Setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) big four sekarang ini
mempunyai kemampuan melayani pasar internasional. Menurut
Tampubolon (2010:27), sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Indonesia, big four ini berafiliasi dengan KAP Indonesia, yaitu sebagai
berikut:
1. Purwanto, Prasetio Sarwoko dan Sndjaja bermitra dengan Ernst &
Young (EY)
2. Osman, Bing, Satrio dan rekan bermitra dengan Deloitte Touche
Tohmatsu (DIT)
3. Siddharta & Widjaja bermitra dengan Kinsfield Peat Marwick
Goerdeller (KPMG)
4. Haryanto, Sahari dan rekan bermitra dengan Prince Waterhouse
Cooper (PWC).

4. Audit Tenure
Audit tenure adalah masa jabatan dari Kantor Akuntan Publik (KAP)
dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Ketentuan mengenai
audit tenure telah dijelaskan dalam Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 yaitu masa jabatan
untuk KAP paling lama 5 tahun berturut-turut dan oleh seorang akuntan
publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/200
27

tentang Jasa Akuntan Publik pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang
pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas
dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-
turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun
buku berturut-turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima
kembali penugasan audit umum untuk klien setelah satu tahun buku tidak
memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut.
Audit Tenure biasanya dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap
independensi auditor. Federasi Akuntan Internasional (IFAC)
mengeluarkan suatu dokumen Rebuilding Public Confidence in Financial
Reporting, dimana IFAC menganggap kekerabatan antara auditor dengan
klien sebagai suatu ancaman bagi independensi auditor. Perhatian IFAC
yang utama adalah kekerabatan yang berlebihan itu dapat mengakibatkan
keragu-raguan atau kepuasan auditor untuk menghadapi tantangan
sewajarnya. Dengan demikian, untuk mengurangi tingkatan keragu-raguan
diperlukan suatu audit yang efektif (IFAC, 2003 dalam Astria, 2011:41).
Carey dan Simnett (2006) berpendapat ada dua faktor utama yang
menimbulkan timbulnya hubungan yang negatif antara hubungan auditor-
klien dan kualitas audit yaitu pengikisan independensi yang mungkin
muncul seiring dengan berkembangnya hubungan pribadi antara auditor
dan klien mereka dan berkurangnya kapasitas auditor untuk memberikan
penilaian kritikal. Hubungan yang lama antara perusahaan dengan kantor
akuntan dapat mengarahkan pada kedekatan antara kantor akuntan dengan
28

manajemen perusahaan sehingga membuat sikap independen menjadi sulit
untuk diterapkan oleh kantor akuntan (Dao et al., 2008).
Dalam investigasi yang dilakukan oleh American Institute of Certified
Accountants (AICPA) dalam Al-Thuneibat et al., (2011:15), ditemukan
bahwa kegagalan audit tiga kali lebih mungkin pada dua tahun pertama
dari ikatan yang dibuat dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya.
Penelitian tersebut melakukan survei terhadap 406 kasus kegagalan audit.
Dua penelitian yang memeriksa gugatan yang melibatkan auditor (St
Pierre dan Anderson, 1984; Stice, 1991 dalam Al-Thuneibat et al.,
2011:17) menemukan bahwa kegagalan audit lebih umum terjadi pada tiga
tahun atau kurang dalam hubungan auditor-klien. Auditor dengan
perikatan yang panjang, dibandingkan dengan auditor dengan perikatan
yang pendek, lebih mungkin untuk mengeluarkan opini going concern
untuk klien yang kemudian menyatakan kebangkrutan (Geiger dan
Raghunandan, 2002 dalam Al-Thuneibat et al., 2011:19).

5. Integritas Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara manajemen
dengan pihak luar perusahaan tentang data keuangan atau aktivitas
perusahaan tersebut selama periode tertentu. Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI, 2002) dalam PSAK No.1 mengemukakan bahwa tujuan laporan
keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan,
29

kinerja dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-
sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan ekonomi oleh para
pengguna laporan keuangan apabila informasi yang tercantum dalam
laporan keuangan tersebut memenuhi karakteristik kualitatif informasi
akuntansi. Dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)
No.2 mengenai Qualitative Characteristic OF Accounting Information,
terdapat dua hal yang menjadi kualitas primer dalam suatu laporan
keuangan, yaitu relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) (Kieso
dan Weygandt, 2001:38). Relevansi merujuk pada kemampuan informasi
akuntansi untuk mempengaruhi keputusan pembaca laporan keuangan
dengan mengubah atau membantu mengkonfirmasi harapan merek tentang
hasil atau konsekuensi suatu tindakan/kejadian.
Relevansi informasi dapat diukur dalam kaitannya dengan maksud
penggunaan informasi tersebut. Artinya jika sutu informasi tidak relevan
dengan kebutuhan pengambil keputusan, maka informasi akuntansi yang
dapat diandalkan, yaitu informasi akuntansi yang bebas dari kesalahan dan
penyimpangan serta merupakan suatu penyajian yang jujur Laporan
keuangan dikatakan berintegritas apabila laporan keuangan tersebut
memenuhi kualitas reliability (Kieso, 2001:38) dan sesuai dengan prinsip
30

akuntansi yang berterima umum. Reliability memiliki kualitas sebagai
berikut:
a. Verifiability
Laporan keuangan suatu entitas yang mempunyai kondisi yang sama
dengan laporan keuangan entitas lain, akan mendapat opini yang sama
jika diaudit oleh auditor yang berbeda.
b. Representational faithfullness
Angka dan keterangan yang disajikan sesuai dengan apa yang ada dan
benar-benar terjadi.
c. Neutrality
Informasi dari laporan keuangan harus diarahkan pada kebutuhan
umum
pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak
tertentu.
Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang
menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan
pihak lain yang mempunyai kepentingan berlawanan. Terkait dengan
integritas laporan keuangan, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
yang memiliki integritas yang tinggi maka telah memenuhi dua
karakteristik utama dalam suatu laporan keuangan.
Informasi akuntansi yang memiliki integritas yang tinggi akan dapat
diandalkan karena merupakan suatu penyajian yang jujur sehingga
memungkinkan pengguna informasi akuntansi bergantung pada informasi
31

tersebut. Oleh karena itu, informasi yang memiliki integritas yang tinggi
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi keputusan pembaca laporan
keuangan untuk membantu membuat keputusan. Integritas laporan
keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan disajikan menunjukkan
informasi yang benar dan jujur (Mayangsari, 2003:1257).
Mulyadi (2004) dalam Jamaan (2008: 32) mendefinisikan bahwa :

integritas adalah prinsip moral yang tidak memihak, jujur, seseorang
yang berintegritas tinggi memandang fakta seperti apadanya dan
mengemukakan fakta tersebut seperti apadanya.

Ukuran integritas laporan keuangan selama ini belum ada walaupun
demikian secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur dengan
konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang
biasanyadiukur dengan manajemen laba.
Menurut Mayangsari (2003:1257) laporan keuangan yang reliable
atau berintegritas dapat dinilai dengan cara penggunaan prinsip
konservatisme dan penggunaan earning management karena informasi
dalam laporan keuangan akan lebih reliable apabila laporan keuangan
tersebut konservatif dan laporan keuangan tersebut tidak overstate supaya
tidak ada pihak yang dirugikan akibat informasi dalam laporan keuangan
tersebut.

6. Konservatisme Akuntansi
Konservatisme biasanya didefinisikan sebagai reaksi kehati-hatian
(prudent) terhadap ketidakpastian, ditujukan untuk melindungi hak-hak
32

dan kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemberi pinjaman
(debtholders). Basu (1997) sebagaimana dikutip oleh Jamaan (2008:2)
mengatakan bahwa konservatime merupakan praktek akuntansi dengan
mengurangi laba (dan menurunkan nilai aktiva bersih) ketika menghadapi
badnews, akan tetapi meningkatkan laba (dan menaikan nilai aktiva
bersih) ketika menghadapi goodnews.
Ketidakpastian dan risiko tersebut harus dicerminkan dalam laporan
keuangan agar nilai prediksi dan kenetralan bisa diperbaiki. Pelaporan
yang didasari kehati-hatian akan memberi manfaat yang terbaik untuk
semua pemakai laporan keuangan. Konservatisme identik dengan laporan
keuangan yang understate yang resikonya lebih kecil daripada laporan
keuangan yang overstate sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akan
lebih reliable, memenuhi kriteria karakteristik kualitatif informasi
akuntansi sesuai dengan ketentuan SFAC No.2 (Oktadella dan Zulaikha,
2011:2) tentang Qualitative Characteristic of Accounting Information.
Konservatisme juga berarti bahwa akuntan harus mencatat nilai
alternatif terendah untuk aset dan nilai alternatif tertinggi untuk kewajiban
(Watts dan Zimmerman, 1986) dalam Widya (2005:2). Di dalam prinsip
konservatisme, ketika terdapat dua atau lebih alternatif akuntansi yang
memiliki kemampuan sama dalam memenuhi objektivitas dari laporan
keuangan, maka yang dipilih adalah alternatif yang memiliki dampak yang
paling tidak menguntungkan terhadap ekuitas pemegang saham. Dengan
demikian konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui
33

pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang
terendah dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi. Holthausen dan Watts
(2001) memberikan bukti yang menunjukkan bahwa konservatisma
akuntansi sudah ada sebelum penetapan standar formal dan regulasi di
Amerika Serikat. Penelitian Qiang (2003) juga membuktikan bahwa
terdapat peningkatan kecenderungan perusahaan di Amerika untuk
menerapkan konservatisma akuntansi secara sukarela, Widya (2005:2).
Widya (2005) mereplikasi penelitian Qiang (2003) dan menemukan
bukti yang sama untuk Indonesia. Munculnya praktik konservatisme
tersebut karena standar akuntansi yang berlaku menginginkan perusahaan
memilih salah satu metode akuntansi yang dirasa paling tepat (Widya,
2005). Setiap metode akuntansi mempunyai tingkat konservatisme yang
berbeda. Jamaan (2008) berpendapat bahwa perbedaan pemilihan metode
akuntansi berpengaruh terhadap angka-angka yang disajikan baik dalam
neraca maupun laporan laba-rugi perusahaaan.

B. Keterkaitan Antar Variabel
1. Kepemilikan Institusional dengan Integritas Laporan Keuangan
Kepemilikan institusional adalah persentase hak suara yang dimiliki
oleh institusi (Beiner et al., 2003) dalam Jamaan (2008:13). Gideon
(2005:4) mengemukakan, persentase saham tertentu yang dimiliki
institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang
tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak
34

manajemen. Menurut Bushee (1998) dalam Hadiningsih (2010:6)
kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengurangi insentif
para manajer yang mementingkan diri sendiri melalui tingkat pengawasan
yang intensif. Kepemilikan institusional dapat menekan kecenderungan
manajemen untuk melakukan kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H
1
: Bagaimana kepemilikan institusional berpengaruh positif
terhadap integritas laporan keuangan

2. Kepemilikan Manajerial dengan Integritas Laporan Keuangan
Jensen dan Meckling (1976:69) menemukan bahwa kepemilikan
manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah
keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan manajer
dengan pemegang saham. Kepemilikan oleh manajer dapat menentukan
kebijakan dan pengambil keputusan terhadap metode akuntansi yang
diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola.
Dengan demikian, manajer pada perusahaan yang memiliki persentase
kepemilikan manajerial akan cenderung memiliki tanggung jawab lebih
besar dalam menjalankan perusahaan, mengambil keputusan terbaik untuk
kesejahteraan perusahaan, dan melaporkan laporan keuangan dengan
informasi yang benar dan jujur sehingga memiliki integritas laporan
keuangan yang tinggi.
35

H
2
: Bagaimana kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap
integritas laporan keuangan.

3. Komite Audit dengan Integritas Laporan Keuangan
Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan direksi
yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas proses laporan
keuangan dan audit ekstern. Dalam hal pelaporan keuangan, peran dan
tanggungjawab komite audit adalah memonitor dan mengawasi audit
laporan keuangan dan memastikan agar standar dan kebijaksanaan
keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan
apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijksanaan tersebut dan apakah
sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota komite
audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan
auditor eksternal (KNGCG, 2002) dalam Jamaan (2008:3).
Komite audit dalam perusahaan dapat menjadi salah satu upaya dalam
mengurangi kecurangan dalam penyajian laporan keuangan sehingga
komite audit diharapkan dapat meningkatkan pengawasan terhadap
tindakan manajemen yang memungkinkan untuk melakukan manipulasi
terhadap laporan keuangan yang mempengaruhi integritas laporan
keuangan (Oktadella dan Zulaikha, 2011:13)
H
3
: Bagaimana komite audit berpengaruh secara positif terhadap
integritas laporan keuangan.

36

4. Komisaris Independen dengan Integritas Laporan Keuangan
Menurut penelitian Mayangsari (2003:1259) Komisaris independen
bertujuan untuk menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan
khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham
minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait.
Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan
fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang memenuhi good
corporate governance dan mengurangi resiko kecurangan yang dapat
dilakukan manajemen terhadap laporan keuangan sehingga dalam hal ini
komisaris independen dalam perusahaan dapat meningkatkan integritas
laporan keuangan (Oktadella dan Zulaikha, 2011:13)
H
4
: Bagaimana komisaris independen berpengaruh positif terhadap
integritas laporan keuangan

5. Pengaruh Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Integritas
Laporan Keuangan
Penelitian kali ini menilai kualitas auditor berdasarkan
pengelompokkan auditor big four dengan non big four, dikarenakan salah
satu KAP big five yaitu Arthur Andersen telah dinyatakan collapsed.
Penelitian yang dilakukan Susiana dan Herawaty (2007) menyatakan
bahwa kualitas audit diukur dengan ukuran KAP tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Dalam penelitian
tersebut KAP dibedakan menjadi KAP big four dan KAP non-big four.
37

Lennox (1999) dalam Mayangsari (2003:1257) menyatakan bahwa
auditor kantor akuntan big-eight dan lebih akurat dibandingkan dengan
KAP non-big eight. Dengan demikian semakin besar KAP semakin tinggi
integritas laporan keuangan yang dihasilkan. Hal ini ndikarenakan KAP
besar memiliki insentif untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak
reputasinya.
H
5
: Bagaimana kualitas KAP berpengaruh positif terhadap integritas
laporan keuangan.

6. Audit Tenure dengan Integritas Laporan Keuangan
Audit tenure adalah masa jabatan dari Kantor Akuntan Publik (KAP)
dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Menurut Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/200 tentang
Jasa Akuntan Publik pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian
jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh
KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut, dan oleh
seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-
turut.
Isu yang muncul akibat lamanya audit tenure adalah isu independensi
auditor. Hubungan yang lama antara perusahaan dengan kantor akuntan
dapat mengarahkan pada kedekatan antara kantor akuntan dengan
manajemen perusahaan sehingga membuat sikap independen menjadi sulit
untuk diterapkan oleh kantor akuntan (Dao et al., 2008). Dengan
38

independensi yang rusak karena masa kerja auditor, menyebabkan
beberapa Negara mengeluarkan kebijakan yang bersifat mandatory.
H
6
: Bagaimana audit tenure berpengaruh negatif terhadap integritas
laporan keuangan.

C. Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa perbedaan penelitian tentang mekanisme corporate
governance, kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure disajikan
dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Mayang
sari
(2003)
Analisis
Pengaruh
Independensi
,Kualitas
Audit, Serta
Mekanisme
Corporate
Governance
terhadap
Integritas
Laporan
Keuangan.
Integritas
Laporan
Keuangan,
Kepemilikan
Institusional,
Kepemilikan
Manajerial,
Komite Audit
dan Komisaris
Independen.

Independensi dan
Kualitas Audit.

Populasi dan
sampel penelitian
pada perusahaan
publik yang
terdaftar di BEI,
penelitian ini
menggunakan
perusahaan
manufaktur saja.
Hasil penelitian ini
adalah kualitas audit
berpengaruh positif
terhadap integritas
laporan keuangan.
Independensi
berpengaruh negatif
terhadap integritas
laporan keuangan
dan mekanisme
corporate
governance
berpengaruh secara
statistis signifikan
terhadap integritas
laporan keuangan.
Bersambung pada halaman selanjutnya


39

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
2. Siregar
dan
Utama
(2005)
Pengaruh
Struktur
Kepemilikan,
Ukuran
Perusahaan
dan Praktek
Corporate
Governance
Terhadap
Pengelolaan
Laba
Kepemilikan
institusional,
Komisaris
independen
dan Komite
audit.
Pengelolaan
Laba,
Kepemilikan
Keluarga, Ukuran
Perusahaan dan
Kualitas Audit.
Variabel yang
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
besaran
pengelolaan laba
adalah ukuran
perusahaan
dan kepemilikan
keluarga. Variabel
kepemilikan
institusional dan
praktek corporate
governance tidak
terbukti
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
besaran
pengelolaan laba.
3. Widya
(2005)
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Pilihan
Perusahaan
Terhadap
Akuntansi
Konservatif
Konservatisme
diukur dengan
menggunakan
pengukuran
berdasarkan
asumsi.

Populasi dan
sampel
penelitian
pada
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di BEI.
Periode
penelitian dari
tahun 1995-2002
sedangkan
penelitian ini
periode tahun
2006-2011.
Penelitian ini
membuktikan
bahwa struktur
kepemilikan, kos
politis dan growth
mempengaruhi
pilihan perusahaan
terhadap akuntansi
konservatif. Hanya
satu variabel yang
menunjukkan hasil
sebaliknya, yaitu
debt covenant yang
diproksikan dengan
leverage (utang
jangka panjang/
total aset).
Bersambung pada halaman selanjutnya

40

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4. Gideon
SB.
Boediono
(2005)
Kualitas
Laba: Studi
Pengaruh
Mekanisme
Corporate
Governance
dan Dampak
Manajemen
Laba dengan
Menggunakan
Analisis Jalur
Kepemilikan
Institusional
dan
Kepemilikan
Manajerial.
Manajemen
Laba, Kualitas
Laba, Komposisi
Dewan
Komisaris.
Pengaruh
kepemilikan
institusional,
kepemilikan
manajerial dan
komposisi dewan
komisaris pada
manajemen laba
masing-masing
adalah semi kuat,
lemah dan sangat
lemah.
Sedangkan
pengaruh
kepemilikan
institusional,
kepemilikan
manajerial dan
komposisi dewan
komisaris dan
manajemen laba
terhadap kualitas
laba masing-masing
adalah lemah
lemah, lemah dan
sangat lemah.
5. Susiana
dan
Herawaty
(2007)

Analisis
Pengaruh
Independen
si,Mekanisme
Corporate
Governance
dan Kualitas
Audit
Terhadap
Integritas
Laporan
Keuangan.
Integritas
Laporan
Keuangan,
Kepemilikan
Institusional,
Kepemilikan
Manajerial,
Komite Audit
dan
Komisaris
Independen.

Independensi dan
Kualitas Audit.

Perhitungan
Konservatisme
menggunakan
Cskor.
Penelitian ini
menghasilkan hasil
bahwa
independensi
auditor,mekanisme
corporate
governance dan
kualitas audit
memiliki pengaruh
yang tidak
signifikan terhadap
integritas
laporan keuangan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
41

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
6.
Wuchun,
Chiawen,
dan
Taychang
(2007)
What Affects
Accounting
Conservatism:
A Corporate
Governance
Perspective
Kepemilikan
Institusional,
Kepemilikan
Manajerial
Ukuran Dewan,
Kompetensi
Dewan, Kekuatan
CEO dan
Dualitas CEO.

Konservatisme
diukur dengan
menggunakan
Cskor
Hasil penelitian ini
menunjukkan
bahwa
Kepemilikan
Institusional dan
Ukuran Dewan
yang lebih besar
memiliki
permintaan
terhadap akuntansi
yang kurang
konservatif.
Sedangkan
Kepemilikan
manajerial dan
dualitas CEO
memiliki
permintaan yang
besar terhadap
akuntansi
konservatif.
7. Muh.
Arief
Ujiyantho,
dkk
(2007)
Mekanisme
Corporate
Governance,
Manajemen
Laba dan
Kinerja
Keuangan
Kepemilikan
Institusional,
Kepemilikan
Manajerial
Manajemen Laba,
Proporsi Dewan
Komisaris
Independen dan
Jumlah Dewan
Komisaris.
Hasil penelitian ini
menunjukkan
bahwa variabel
Kepemilikan
institusional,
kepemilikan
manajerial, jumlah
dewan komisaris
berpengaruh
negatif terhadap
manajemen laba.
Sedangkan
variabel Proporsi
dewan komisaris
independen
berpengaruh
positif terhadap
manajemen laba.

Bersambung pada halaman selanjutnya
42

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
8. Jamaan
(2008)
Pengaruh
Mekanisme
Corporate
Governance,
dan Kualitas
Kantor
Akuntan
Publik
Terhadap
Integritas
Informasi
Laporan
Keuangan
Integritas
Laporan
Keuangan,
Kepemilikan
Institusional,
Komite Audit
dan
Komisaris
Independen.
Kualitas Kantor
Akuntan Publik
terdiri dari jumlah
patner dan izin
akuntan, audit
brand name dan
spesialisasi
industri.

Hasil penelitian
menemukan
pengaruh antara
mekanisme
corporate
governance
(kepemilikan
institusional,
komisaris
independen dan
komite audit) serta
kualitas
kantor akuntan
publik
menunjukkan hasil
yang positif
signifikan.
9. Khanifah
(2007)
Pengaruh
Masa
Penugasan
Kantor
Akuntan
Publik,
Kepemilikan
Manajemen,
dan
Keberadaan
Komite
Audit
Terhadap
Kualitas
Laba
Masa
penugasan
kantor
akuntan
publik
(tenure),
Kepemilikan
Manajerial
dan Komite
Audit.
Kualitas Laba

Populasi dan
sampel
menggunakan
perusahaan
industri non
keuangan,
sedangkan
penelitian ini
menggunakan
perusahaan
manufaktur saja.
Hasil penelitian ini
jika menggunakan
model nilai absolut
unexpected accrual
terdapat pengaruh
audit tenure terhadap
kualitas laba,
kepemilikan
manajemen dan
keberadaan
komite audit tidak
berpengaruh terhadap
kualitas laba. Untuk
model persistency
current
accruals, terdapat
pengaruh
kepemilikan
manajemen terhadap
kualitas laba, Audit
tenure dan
keberadaan komite
audit tidak
berpengaruh terhadap
kualitas laba.
Bersambung pada halaman selanjutnya
43

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
10. Guna dan
Herawaty
(2010)
Pengaruh
Mekanisme
Corporate
Governance,
Independensi
Auditor,
Kualitas
Audit dan
Faktor
Lainnya
Terhadap
Manajemen
Laba.
Kepemilikan
Institusional,
Kepemilikan
Manajerial,
Komisaris
Independen
dan Komite
Audit.

Manajemen Laba,
Independensi
Auditor,
Leverage,
Kualitas Audit,
Profitabilitas dan
Ukuran
Perusahaan.
Variabel
kepemilikan
institusional,
kepemilikan
manajerial, komite
audit, komisaris
independen dan
independensi
auditor tidak
berpengaruh
terhadap
manajemen laba.
Sedangkan variabel
leverage dan
kualitas audit
berpengaruh
terhadap
manajemen laba.
Sumber: Data diolah











44

Basis Teori
Adanya Pelanggaran dan Skandal Akuntansi yang dilakukan oleh
Akuntan Publik
SFAC No. 2 tentang Qualitative Characteristics of Accounting
Information serta Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik dan The
Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun 2002.
D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dapat digambarkan
kerangka pemikiran dalam penelitian ini. Dalam Gambar 2.1 menunjukkan
kerangka pemikiran dalam penelitian yaitu menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.

Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran












Bersambung pada halaman selanjutnya

Objek Penelitian
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia



45

Gambar 2.1 (Lanjutan)

Variabel Penelitian
Variabel Independen


i
Variabel Dependen

















Bersambung pada halaman selanjutnya
Kualitas Kantor Akuntan
Publik (X
5
)
Mekanisme Corporate
Governance
Kepemilikan Institusional
(X
1
)
Kepemilikan Manajerial
(X
2
)
Komite Audit (X
3
)
Komisaris Independen
(X
4
)
Audit Tenure (X
6
)
Integritas Laporan
Keuangan (Y)
Metode Analisis
Regresi
Regresi Logistik
46

Gambar 2.1 (Lanjutan)






E. Hipotesis
Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat
disimpulkan hipotesis dari penelitian ini adalah:
H
1
: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap integritas
Laporan keuangan
H
2
: Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap integritas laporan
keuangan
H
3
: Komite audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan
H
4
: Komisaris independen berpengaruh positif terhadap integritas laporan
keuangan
H
5
: Kualitas kantor akuntan publik berpengaruh positif terhadap integritas
laporan keuangan
H
6
: Audit Tenure berpengaruh negatif terhadap integritas laporan keuangan



Interpretasi dan Kesimpulan
Hasil Pengujian dan
Pembahasan
47

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh dari mekanisme corporate governance (kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, komisaris independen),
kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure terhadap integritas laporan
keuangan. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur ysng
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian yang digunakan adalah
periode tahun 2006-2011.

B. Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI pada periode tahun 2006-2011. Perusahaan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini dipilih menggunakan metode purposive sampling, yaitu
pengunpulan data dengan menggunakan syarat dan kriteria-kriteria tertentu.
Jadi sampel dipilih berdasarkan pertimbangan langsung peneliti dengan
syarat sampel mewakili dan sesuai dengan karakteristik populasi yang
diinginkan dalam penelitian, yaitu:
1. Perusahaan bergerak di bidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2006-2011.
48

2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periode 2006-2011.
3. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan yang telah
diaudit oleh auditor independen.
4. Terdapat kelengkapan data yang dibutuhkan berturut-turut dari tahun
2006-2011.

C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data pada penelitian ini, peneliti menggunakan data
yang sudah tersedia. Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini
merupakan data sekunder yang diambil dari laporan keuangan tahunan. Data
yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sumber eksternal yaitu
Financial Report perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode
2006-2011 yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang
diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id,
Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

D. Metode Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik (logistic regression) dengan menggunakan SPSS versi 20.
Penggunaan alat regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel
dependen yaitu integritas laporan keuangan bersifat dummy. Asumsi normal
distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran
antara variabel kontinyu (metrik) dan katagorial (non-metrik). Dalam hal ini
49

dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu
asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2011:333).
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan variabel-
variabel dalam penelitian ini, yaitu tingkat integritas laporan keuangan,
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen,
komite audit, kualitas kantor akuntan publik dan audit tenur pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Statistik deskriptif akan
memberikan gambaran umum dari setiap variabel penelitian. Alat analisis
yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), distribusi frekuensi, nilai
minimum dan maksimum serta standar deviasi (standard deviation).

2. Pengujian Hipotesis Penelitian
Estimasi parameter menggunakan Maximum Likelihood Estimation
(MLE):
Ho = b1 = b2 = b3 = ... = bi = 0
Ho b1 b2 b3 ... bi 0
Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel respon ysng diperhatikan (dalam
populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan
= 5%.
Kaidah pengambilan keputusan adalah:
50

a) Jika nilai probabilitas (sig.) < = 5% maka hipotesis alternatif
didukung.
b) Jika nilai probabilitas (sig.) > = 5% maka hipotesis alternatif
tidak didukung.
1) Menilai Keseluruhan Model (Overall Fit Model)
Dalam penelitian ini pertama kali akan dilakukan penilaian
terhadap keseluruhan model fit terhadap data. Beberapa tes statistik
digunakan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model ini
adalah:
H
0
: Model yang dihipotesiskan fit dengan data
H
1
: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Dari hipotesis tersebut hipotesis nol harus ditolak agar model
fit dengan data. Statistik yang digunakan menggunakan statistik
Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa
model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk
menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -
2 Log Likelihood atau -2LL. Penurunan likehood (-2LL)
menunujukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain
model yang dihipotesiskan fit dengan data.
2) Koefisien Determinasi (Negelkerke R Square)
Cox and Snell R Square dan Nagelkerke R Square merupakan
ukuran yang mencoba meniru ukuran R
2
dalam multiple regression
yang didasarkan pada teknik estimasi Likelihood. Nagelkerke R
51

Square lebih mudah diinterpretasikan daripada Cox and Snell R
Square sehingga untuk mengetahui seberapa besar variabilitas
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen
dapat dilihat dari nilai Nagelkerke R Square. Nagelkerkes R
Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk
memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu).
Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snells R
2
dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerkes R Square dapat
diinterpretasikan seperti nilai R
2
pada multiple regression. Nilai
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
3) Menguji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer
and Lemeshows Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshows
Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris
cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model
dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistik
Hosmer and Lemeshows Goodness of Fit Test sama dengan atau
kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada
perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya
52

sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat
memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and
Lemeshows Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka
hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu
memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat
diterima karena cocok dengan data observasinya.
4) Uji Multikolonieritas
Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat
problem multikoliniearitas (multiko). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen (Husein
Umar, 2009: 177). Suatu model regresi dapat dikatakan bebas
multiko jika mempunyai nilai VIF di bawah angka 10 dan
mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat
dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu
model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi
antar variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika
korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko.

53

5) Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model
regresi untuk memprediksi kemungkinan prinsip konservatisme
yang digunakan oleh perusahaan. Pada kolom merupakan dua nilai
prediksi dari variabel dependen dalam hal ini konservatif (1) dan
optimis (0), sedangkan pada baris menunjukkan nilai observasi
sesungguhnya dari variabel dependen konservatif (1) dan optimis
(0). Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada
pada diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100%.
6) Model Regresi Logistik yang Terbentuk
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat
pengaruh mekanisme corporate governance yang diproksikan
dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite
audit dan komisaris independen, kualitas kantor akuntan public,
dan audit tenure terhadap integritas laporan keuangan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Adapun model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

KONSR it = 0 + 1 INSTit + 2 MANJit + 3 KAUDit + 4
KINDit + 5 KAPit + 6 TENUREit + e

54

Dimana :
KONSR : Ukuran integritas laporan keuangan yang diukur
dengan menggunakan variabel dummy dari asumsi
konservatisme
INST : Persentase kepemilikan saham oleh institusi
MANJ : Persentase kepemilikan saham oleh manajemen
KAUD : Keberadaan komite audit, yang ditunjukkan dengan
ukuran ada tidaknya komite audit yang diukur dengan
menggunakan variable dummy dan diberi nilai 1 jika
ada komite audit yang dimiliki perusahaan dan nilai 0
jika sebaliknya
KIND : Keberadaan komisaris independen, yang diukur
Dengan menggunakan variabel dummy dan diberi nilai
1 jika perusahaan mempunyai komisaris independen
dan 0 jika perusahaan tidak memiliki komisaris
independen.
KAP : Kualitas KAP, Variabel ini merupakan variabel
Dummy dan diberi nilai 1 jika KAP merupakan KAP
big four dan nilai 0 untuk KAP non big four
TENURE : Masa kerja, lamanya hubungan auditor-auditee
sebelum auditor berpindah
E : error

55

E. Operasional Variabel Penelitian
Data dalam penelitian ini dapat dikelompokan ke dalam dua variabel yaitu:
1. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama
peneliti. Dalam penelitian ini peneliti mengambil integritas laporan
keuangan (Y) sebagai komponen variabel terikat. Integritas laporan
keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan
menunjukkan informasi yang benar dan jujur (Mayangsari.
2003:1257). Dalam penyajian laporan keuangan tidak ada yg ditutup-
tutupi atau disembunyikan, jadi dapat mengetahui keadaan perusahaan
saat itu.
Dalam penelitian ini integritas laporan keuangan diukur dengan
menggunakan konservatisme. Alasan untuk menggunakan
konservatisme sebagai proxy integritas laporan keuangan adalah
konservatisme identik dengan laporan keuangan yang understate yang
resikonya lebih kecil daripada laporan keuangan yang overstate
sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akan lebih reliable,
memenuhi kriteria karakteristik kualitatif informasi akuntansi sesuai
dengan ketentuan SFAC No.2. Konservatisme dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan skala nominal yaitu (1) konservatif dan
(0) optimis. Pengukuran konservatisme dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan asumsi.
Asumsi yang dikemukakan antara lain :
56

a) Perusahaan yang menggunakan metode persediaan rata-rata akan
lebih konservatif dibandingkan dengan yang menggunakan metode
FIFO.
b) Perusahaan yang menggunakan metode penyusutan saldo menurun
relatif lebih konservatif dibanding dengan perusahaan yang
menggunakan metode garis lurus.
c) Perusahaan yang menggunakan metode amortisasi saldo menurun
relative lebih konservatif dibanding dengan perusahaan yang
menggunakan metode garis lurus.
d) Perusahaan yang mengakui biaya riset sebagai biaya pada tahun
berjalan akan cenderung lebih konservatif dibanding perusahaan
yang mengakui biaya riset sebagai aktiva.
Dari keempat asumsi diatas dapat disimpulkan, jika perusahaan
memenuhi empat, tiga, atau dua asumsi diatas, maka perusahaan
tersebut digolongkan konservatif (1). Jika perusahaan hanya memenuhi
satu atau tidak memenuhi satu pun dari asumsi di atas maka
perusahaan tersebut digolongkan optimis (0).

2. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel
terikat, baik itu secara positif atau negatif. Jika terdapat variabel terikat
maka variabel bebas juga harus hadir, dan di setiap unit kenaikan
57

dalam variabel bebas maka akan terdapat pula kenaikan atau
penurunan dalam variabel terikat.
a. Mekanisme Corporate Governance
Pengertian corporate governance adalah : The roles of shareholders,
directors and other managers in corporate decision making. Menurut
(Griffin dalam Susiana dan Herawaty, 2007:7). Variabel ini merupakan
variabel yang tidak diukur secara mandiri tetapi diukur dengan
menggunakan empat dimensi variabel, yaitu :
1. Kepemilikan Institusional
Diukur dengan persentase saham yang dimiliki oleh institusi
keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun dan
investment banking. Investor institusional dianggap sophisticated
investors yang tidak mudah dibodohi oleh tindakan manajer.
(Guna dan Herawati, 2010:5).
2. Kepemilikan Manajerial
Diukur dengan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen
yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusanaan
(komisaris dan direksi). Persentase saham yang dimiliki oleh
manajemen termasuk didalamnya persentase saham yang dimiliki
oleh manajemen secara pribadi maupun dimiliki oleh anak cabang
perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. (Susiana dan
Herawaty, 2007).

58

3. Komite Audit
Komite audit menurut Kep. 29/PM/2004 merupakan komite yang
dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas
pengawasan dalam pengelolaan perusahaan. Komite audit ini
diukur dengan menggunakan variabel dummy dan diberi nilai 1 jika
perusahaan memiliki komite audit dan nilai 0 jika perusahaan tidak
memiliki komite audit (Susiana dan Herawaty, 2007).
4. Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak
terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya
dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis
dan hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata semi
kepentingan perusahaan (KNKG, 2004 dalam Guna dan Herawaty,
2010:6). Komisaris independen ini diukur dengan menggunakan
variabel dummy dan diberi nilai 1 jika perusahaan mempunyai
komisaris independen dan nilai 0 jika perusahaan tidak memiliki
komisaris independen (Susiana dan Herawaty, 2007:13).
5. Kualitas Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik yang memiliki nama besar dianggap
sebagai penyedia kualitas audit tinggi dan memiliki reputasi tinggi
di lingkungan bisnis mereka. Kualitas Kantor Akuntan Publik
dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu Kantor Akuntan
59

Publik Big four dan Kantor Akuntan Publik non Big four. Variabel
ukuran menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien
diaudit oleh KAP big four diberi nilai 1 tetapi jika perusahaan
diaudit KAP non big four maka diberi nilai 0.
Berikut adalah KAP yang termasuk dalam KAP Big four di
Indonesia:
1. Osman Bing Satrio & Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu (Deloitte).
2. Purwantono, Suherman & Surja berafiliasi dengan Ernst &
Young (EY).
3. Siddharta & Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick
Goerdeler (KPMG).
4. Tanudiredja, Wibisana & Rekan berafiliasi dengan
Pricewaterhouse (PwC).
6. Audit Tenure
Audit tenure diartikan sebagai periode keterikatan antara kantor
akuntan publik dengan klien. Untuk mengukur variabel periode
keterikatan kantor akuntan publik dengan klien, dihitung dengan
menjumlah total panjang masa perikatan audit sebelum auditor
berpindah (Astria dan Ardiyanto, 2011).



60

Tabel 3.1
Operasional Variabel





No. Variabel Jenis
Variabel
Indikator Skala
Pengukuran
1. X
1
Kepemilikan
Instutusional
(INST)
Independen Persentase kepemilikan saham
yang dimiliki oleh lembaga
keuangan
Rasio
2. X
2
Kepemilikan
Manajerial
(MANJ)
Independen Persentase kepemilikan saham
yang dimiliki oleh pihak
manajemen
Rasio
3. X
3
Komite
Audit
(KAUD)
Independen Variabel dummy, keberadaan
komite audit dalam perusahaan
Nominal
4. X
4
Komisaris
Independen
(KIND)
Independen Variabel dummy, keberadaan
komisaris independen dalam
perusahaan
Nominal
5. X
5
Kualitas
Kantor
Akuntan
Publik
(KAP)
Independen Variabel dummy, Kantor
Akuntan Publik Big Four atau
Kantor Akuntan Publik non
Big Four
Nominal
6. X
6
Audit Tenure
(TENURE)
Independen Lamanya Kantor Akuntan
Publik bekerja pada klien.
Rasio
7. Y
Integritas
Laporan
Keuangan
(KONSR)
Dependen Variabel dummy, bersifat
konservatif atau optimis
Nominal
61

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian menggunakan populasi perusahaan-perusahaan manufaktur go
public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2006-
2011. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive
sampling. Industri dalam bidang manufaktur dipilih dalam penelitian ini
karena memiliki jumlah perusahaan yang paling banyak listing daripada
industri lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia
melalui situs resminya www.idx.co.id diperoleh total perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI selama tahun 2006-2011 sebanyak 131 perusahaan. Dari
jumlah tersebut, hanya sebanyak 18 perusahaan yang memenuhi kriteria
sampel penelitian yang telah diterapkan. Berikut adalah ringkasan perolehan
sampel penelitian:
Tabel 4.1
Rincian Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan Manufaktur yang terdapat di BEI dari
tahun 2006-2011
131
2 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan
keuangan di BEI tahun 2006-2011
44
3 Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data 69
4 Perusahaan yang menjadi sampel selama periode tahun
2006-2011
18
Tahun pengamatan 6
Jumlah sampel selama periode penelitian 108
Sumber: Data diolah
62

Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2006-2011 berjumlah 131 perusahaan. Dari jumlah 131
perusahaan tersebut, terdapat 44 perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
keuangannya di BEI dan 69 perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan
data.
Jumlah sampel dalam penelitiaan ini adalah sejumlah 18 perusahaan,
jumlah ini didapat karena untuk mengukur integritas laporan keuangan
diperlukan adanya biaya riset dan pengembangan, namun hanya beberapa
perusahaan saja yang menyantumkan biaya riset dan pengembangan tersebut.
Jumlah sampel yang digunakan sebanyak terdiri dari tiga sektor perusahaan,
yaitu: 1. Basic Industry and Chemicals 2. Miscellaneous industry 3.
Consumer goods industry. Adapun daftar perusahaan yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan

No Nama Perusahaan Kode
1 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR
2 Indofarma (Persero) Tbk INAF
3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INDF
4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW
5 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF
6 Kalbe Farma Tbk KLBF
7 Lion Metal Works Tbk LION
8 Merck Tbk MERK
9 Mustika Ratu Tbk MRAT
10 Pyridam Farma Tbk PYFA
11 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY
12 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA
13 Holcim Indonesia Tbk SMCB
14 Semen Gresik Tbk SMGR
Bersambung pada halaman selanjutnya
63

Tabel 4.2 (Lanjutan)
No Nama Perusahaan Kode
15 Indo Acidatama Tbk SRSN
16 Siantar Top Tbk STTP
17 Ultra Jaya Tbk ULTJ
18 Unilever Indonesia Tbk UNVR
Sumber: www.idx.co.id


B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan logistic regression,
karena variabel dependennya berupa variabel dummy (non-metrik) dan variabel
independennya berupa gabungan antara variabel metrik dan non-metrik sehingga
tidak perlu lagi menggunakan uji normalitas dan uji asumsi klasik (Ghozali,
2011:333).

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, komite audit, komisaris independen, kualitas kantor
akuntan publik dan audit tenure sebagai variabel independen sedangkan
variabel dependen yaitu integritas laporan keuangan yang diukur dengan
konservatisme. Hasil uji statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.3.




64

Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
INST 108 0 90 20.30 31.533
MANJ 108 0 100 32.95 35.166
KAUD 108 0 1 .46 .501
KIND 108 0 1 .77 .424
KAP 108 0 1 .39 .490
TENURE 108 1 6 2.86 1.626
ILK 108 0 1 .84 .366
Valid N (listwise) 108

Sumber: Data Diolah

Tabel 4.3 Menunjukan statistik deskriptif untuk variabel independen dan
variabel dependen. Berdasarkan Tabel 4.3, hasil analisis dengan menggunakan
statistik deskriptif terhadap Kepemilikan Institusional (INST) menunjukkan
nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 90 dengan rata-rata sebesar
20.30 dan standar deviasi 31.533. Pada variabel Kepemilikan Manajerial
(MANJ) menunjukkan nilai minimum 0, nilai maksimum 100 dengan rata-rata
sebesar 32.95 dan standar deviasi sebesar 35.166. Variabel Komite Audit
(KAUD) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1
dengan rata-rata sebesar 0.46 dan standar deviasi sebesar 0.501. Untuk
variabel Komisaris Independen (KIND) menunjukkan nilai minimum sebesar
0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0.77 dan standar deviasi
0.424. Pada variabel Kualitas KAP (KAP) menunjukkan nilai minimum
sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0.39 dan standar
deviasi sebesar 0.490. Variabel Audit Tenure (TENURE) menunjukkan nilai
65

minimum sebesar 1, nilai maksimum sebesar 6 dengan rata-rata sebesar 2.86
dan standar deviasi sebesar 1.626. Sedangkan variabel Integritas laporan
keuangan yang diukur dengan konservatisme (KONSR) menunjukkan nilai
minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0.84
dan standar deviasi sebesar 0.366.

2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Karena variabel dependen dalam penelitian ini bersifat dummy
(konservatif atau optimis), maka pengujian dilakukan dengan menggunakan
uji regresi logistik. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi
logistik dapan dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011:333):
a) Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai
antara -2 Log Likelihood(-2LL) pada awal (Block Number=0) dengan nilai
-2 Log likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number=1). Nilai -2LL awal
adalah sebesar 94.035. Setelah dimasukkan variabel independen, maka
nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi 68,217. Penurunan
Likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau
dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.




66

Tabel 4.4
Menilai Keseluruhan Model

Iteration History
a,b,c,d

Iteration -2 Log
likelihood
Coefficients
Constant INST MANJ KAUD KIND KAP TENURE
Step 1
1 83.752 .667 .000 .011 .336 .059 .657 -.038
2 74.119 .509 .004 .024 .740 -.149 1.343 -.075
3 69.753 .372 .008 .042 1.182 -.599 2.106 -.109
4 68.365 .225 .012 .058 1.550 -.909 2.758 -.135
5 68.219 .131 .013 .066 1.707 -.988 3.024 -.145
6 68.217 .118 .013 .067 1.726 -.995 3.056 -.147
7 68.217 .118 .013 .067 1.727 -.995 3.056 -.147
Initial -2 Log Likelihood: 94.035
Sumber: Output SPSS

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)
Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik
ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R. Squuare. Nilai Nagelkerke R. Square
adalah 0,366 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan
oleh variabel independen adalah sebesar 36,6 % sedangkan sisanya 63,4 %
dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian, seperti
independensi, manajemen laba, leverage, ukuran perusahaan, dan ROA.
Tabel 4.5
Koefisien Determinasi

Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 68.217
a
.213 .366

67


b. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lemeshows Goodness of Fit Test. Pengujian menunjukkan nilai Chi-Square
sebesar 6,439 dengan signifikansi (p) sebesar 0,598. Berdasarkan hal tersebut,
karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat disimpulkan
mampu memprediksi nilai observasinya.
Tabel 4.6
Menguji Kelayakan Model Regresi





c. Hasil Uji Multikolinieritas
Model regresi yang baik adalah dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat
di antara varabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan matriks korelasi antar
variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen.
Hasil tabel 4.7 Menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel
yang nilainya lebih besar dari 0,8 maka tidak ada gejala multikolinieritas yang
serius antar variabel bebas (Arezo et al., 2011:164).




Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 6.439 8 .598
68

Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinieritas

Correlation Matrix
Constant INST MANJ KAUD KIND KAP TENURE
Step 1
Constant 1.000 -.592 -.377 -.522 -.465 -.226 -.366
INST -.592 1.000 .579 .590 -.036 .301 -.136
MANJ -.377 .579 1.000 .630 -.290 .369 -.213
KAUD -.522 .590 .630 1.000 -.158 .370 -.185
KIND -.465 -.036 -.290 -.158 1.000 -.221 .059
KAP -.226 .301 .369 .370 -.221 1.000 -.080
TENURE -.366 -.136 -.213 -.185 .059 -.080 1.000
Sumber: Output SPSS

d. Hasil Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan keuatan prediksi dari model regresi untuk
memprediksi apakah perusahaan menggunakan prinsip konservatif atau
optimis.
Tabel 4.8
Matriks Klasifikasi







Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi perusahaan
menggunakan prinsip konservatif adalah sebesar 97,8%. Hal ini menunjukkan
bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan, terdapat
Classification Table
a


Observed Predicted

KONSR Percentage
Correct
0 1
Step 1
KONSR
0 5 12 29.4
1 2 89 97.8
Overall Percentage

87.0
Sumber: Output SPSS
69

sebanyak 89 perusahaan (97,8%) yang diprediksi akan menggunakan prinsip
konservatif dari total 91 perusahaan yang menggunakan prinsip konservatif.
Kekuatan prediksi model perusahaan yang tidak menggunakan prinsip
konservatif (optimis) adalah sebesar 29.4%, yang berarti bahwa dengan model
regresi yang digunakan ada sebanyak 5 perusahaan (29,4%) yang diprediksi
tidak akan menggunakan prinsip konservatif (optimis) dari total 17 perusahaan
yang tidak menggunakan prinsip konservatif (optimis), (Ghozali, 2011:342).

e. Hasil Uji Regresi Logistik
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

B S.E. Wald df Sig. Ket
Step 1
a

INST .013 .011 1.424 1 .233 Tidak Signifikan
MANJ .067 .026 6.733 1 .009 Signifikan
KAUD 1.727 .846 4.170 1 .041 Signifikan
KIND -.995 .805 1.528 1 .216 Tidak Signifikan
KAP 3.056 1.215 6.331 1 .012 Signifikan
TENURE -.147 .194 .574 1 .449 Tidak Signifikan
Constant .118 1.103 .011 1 .915 -
Sumber: output SPPS

Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model berikut
ini:
KONSR = 0,118 + 0.013 INST + 0.067 MANJ + 1,727 KAUD - 0,995 KIND +
3.065 KAP 0,147 TENURE


70

C. Pembahasan
Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression) sebagaimana
telah dijelaskan sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam enam bagian.
Bagian pertama membahas pengaruh kepemilikan institusional terhadap
Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H
1
). Bagian
kedua membahas pengaruh kepemilikan manajerial terhadap Integritas
Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H
2
). Bagian ketiga
membahas pengaruh komite audit terhadap Integritas Laporan Keuangan yang
diukur dengan konservatisme (H
3
). Bagian keempat membahas pengaruh
komisaris independen terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur
dengan konservatisme (H
4
). Bagian kelima membahas pengaruh kualitas KAP
terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme
(H
5
). Bagian keenam membahas pengaruh audit tenure terhadap Integritas
Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H
6
).

1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Integritas Laporan Keuangan
yang diukur dengan Konservatisme
Variabel kepemilikan institusional (INST) menunjukkan koefisien
positif sebesar 0,013 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,233 lebih
besar dari = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari = 5%
maka hipotesis ke-1 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil
membuktikan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan yang diukur dengan konservatisme. Hal ini
71

menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh istitusi keuangan dalam
sebuah perusahaan tidak bisa menjadikan sebuah laporan keuangan
menjadi konservatif. Hal ini dapat terjadi karena saham yang dimiliki oleh
pihak institusi seperti perusahaan perbankan dan lembaga keuangan
mempunyai persentase yang cukup besar, sehingga mereka mempunyai
hak untuk mengatur dalam penyusunan laporan keuangan dan
menyebabkan pihak mereka melakukan tindakan manipulasi terhadap laba
perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan pandangan yang
menyatakan bahwa pihak institusional adalah pihak yang lebih
memfokuskan pada current earnings (Porter, 1992 dalam Pranata dan
Masud, 2003:179). Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Cornet et al. (2006) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007) yang
menyatakan bahwa kepemilikan institusional akan membuat manajer
merasa terikat untuk memenuhi target laba dari para investor, sehingga
mereka akan tetap cenderung terlibat dalam tindakan manipulasi laba.
Hal ini dapat terjadi karena adanya pihak institusi keuangan tidak
melakukan tugas sebagaimana mestinya, sehingga laporan keuangan tidak
menjadi konservatif. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Ujiyantho dan Pramuka (2007) tetapi tidak mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Jamaan (2008) dan Mayangsari (2003).


72

2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Integritas Laporan Keuangan
yang diukur dengan Konservatisme.
Variabel Kepemilikan Manajerial (MANJ) memiliki koefisien regresi
positif sebesar 0,67 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,009, lebih
kecil dari = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari = 5%
maka hiotesis ke-2 berhasil didukung. Kepemilikan manajerial mempunyai
pengaruh yag positif signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hamonangan dan Masud
(2006) serta Ujiyantho dan Pramuka (2007). Meskipun hasil penelitian ini
tidak mendukung hasil penelitian dari Guna dan Herawaty (2010).
Hasil penelitian ini seuai dengan teori yang menyatakan bahwa
semakin besar kepemilikan manajemen dalam perusahaan, maka
manajemen akan cenderung untuk berusaha untuk meningkatkan kerjanya
(Hamonangan dan Masud, 2006:4). Hal ini menunjukkan bahwa besarnya
saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dapat membuat laporan
keuangan menjadi konservatif. Hal ini dapat terjadi karena adanya pihak
manajemen termasuk di dalamnya anak perusahaan, membuat mereka
merasa bertanggung jawab untuk mengelola perusahaan dengan baik
dengan tidak memanipulasi laba.
Adanya kepemilikan manajerial dalam perusahaan dapat menjadi
salah satu upaya dalam mengurangi masalah keagenan dengan manajer
dan menyelaraskan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham,
serta menimbulkan suatu pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang
73

diambil oleh pihak manajemen dalam perusahaan. Semakin besar proporsi
kepemilikan manajerial pada perusahaan, maka manajemen cenderung giat
untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain dirinya sendiri.

3. Pengaruh Komite Audit (KAUD) terhadap Integritas Laporan Keuangan
yang diukur dengan Konservatisme (KONSR)
Variabel KAUD menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 1,727
dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,041, lebih kecil dari = 5%.
Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari = 5 % maka hipotesis ke-
3 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa komite
audit berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian
ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jamaan
(2008) yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh positif
signifikan terhadap integritas laporan keuangan, namun tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Veronica dan Utama (2005) dan
Fitriasari (2007).
Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan komite audit dalam
perusahaan membuat integritas laporan keuangan semakin tinggi atau
bersifat konservatif. Komite audit menjalankan tugasnya dengan baik,
yaitu memonitor dan mengawasi audit dari laporan keuangan dan
memastikan agar laporan keuangan sudah konsisten dan sesuai dengan
standar. Komite audit juga memantau agar pihak manajemen tidak
melakukan upaya manajemen laba.
74

Hasil penelitian ini sejalan dengan Keputusan Ketua BAPEPAM,
Keputusan Menteri BUMN, dan UU BUMN yang menyatakan bahwa
pembentukan komite audit merupakan suatu keharusan, dimana komite
audit merupakan salah satu komite yang memiliki peranan penting dalam
corporate governance.

4. Pengaruh Komisaris Independen (KIND) terhadap Integritas Laporan
Keuangan yang diukur dengan Konservatisme (KONSR)
Variabel KIND meninjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,995
dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,216, lebih besar dari = 5%.
Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari = 5% maka hipotesis ke-
4 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan
bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap integritas laporan
keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ujiyantho
(2007) yang menyatakan pengaruh yang signifikan antara komisaris
independen dengan pelaporan keuangan.
Hasil penelitian ini dapat terjadi jika keberadaan komisaris
independen hanya untuk memenuhi ketentuan formal saja. Pengangkatan
komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk
pemenuhan regulasi saja tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good
Corporate Governance (GCG) di dalam perusahaan (Siregar dan Utama,
2005: 9). Hal ini tidak sesuai dengan fungsi komisaris independen yang
sebenarnya, yaitu menilai kinerja perusahaan secara luas dan keseluruhan.
75

Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam
pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap
pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait.
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa komisaris
independen berfungsi untuk mengawasi dan melindungi pihak-pihak luar
manajemen perusahaan dan menjadi penengah dalam perselisihan yang
terjadi antara para manajer dan mengawasi kebijakan manajemen serta
memberikan nasihat kepada manajemen.

5. Pengaruh Kualitas KAP (KAP) terhadap Integritas Laporan Keuangan
yang diukur dengan Konservatisme (KONSR)
Variabel KAP menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 3,056
dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,012, lebih kecil dari = 5%.
Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari = 5% maka hipotesis ke-5
berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa kualitas
kap berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jamaan (2008) dan Guna
dan Herawaty (2010), namun tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Susiana dan Herawati (2007).
Penelitian kali ini menilai kualitas auditor berdasarkan pengelompokkan
auditor big four dengan non big four, dikarenakan salah satu Kantor akuntan
public big five yaitu Arthur Andersen telah dinyatakan collapsed. Kantor
Akuntan Publik yang besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari
76

hal-hal yang dapat merusak reputasinya dibandingkan dengan kantor akuntan
publik yang lebih kecil (Jamaan, 2008:17).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laporan keuangan perusahaan
yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik big four dapat membuat
laporan keuangan perusahaan tersebut menjadi konservatif, selain itu
penelitian ini membuktikan bahwa kantor akuntan publik yang kompeten
dalam hal ini yaitu kantor akuntan publik big four memiliki sikap
professional yang baik dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan
yang berlaku. Hal ini dapat terjadi karena Kantor Akuntan Publik big four
tentu saja tidak akan mau untuk merusak reputasi yang telah terpercaya
oleh publik dengan cara melaksanakan tugasnya dengan baik,
dibandingkan degan Kantor Akuntan Publik non big four.
Selain itu, peran auditor sebagai pihak independen yang dapat
meminimalisir tindakan manajemen laba dengan memberikan kepastian
terhadap angka-angka akuntansi yang dilaporkan oleh manajemen dalam
laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan tujuan audit yang dikemukakan
oleh Mayangsari (2003) bahwa tujuan dari audit laporan keuangan adalah
untuk memberi kepastian mengenai integritas dari laporan keuangan yang
disajikan oleh pihak manajemen. Kepastian mengenai relevansi dan
keandalan laporan keuangan perusahaan sangat diperlukan untuk
membantu pihak eksternal dalam mengambil keputusan bisnis.

77

6. Pengaruh Audit Tenure (TENURE) terhadap Integritas Laporan Keuangan
yang diukur dengan Konseratisme (KONSR).
Variabel TENURE menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -
0,147 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,449, lebih besar dari =
5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari = 5% maka hipotesis
ke-6 tidak berhasil didukung dan dapat disimpulkan bahwa audit tenure
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan
keuangan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakuka oleh
Guna dan Herawaty (2010), Hadinigsih (2010) serta Astria dan Ardiyanto
(2011), namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Khanifah (2007) dan Yonatan (2012) yang menyatakan bahwa semakin
lama masa penugasan kantor akuntan publik, maka tingkat manajemen
laba semakin rendah karena meningkatkan pengetahuan spesifik auditor,
sehingga dapat menurunkan tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh
pihak manajemen di dalam perusahaan.
Hal ini tidak sesuai dengan peraturan menteri keuangan yang
membatasi hubungan kerja antara kantor akuntan publik sengan klien pada
rentang waktu 3 sampai 6 tahun. Dimana semakin lama masa kerja antara
kantor akuntan publik dengan klien maka semakin rendah integritas
laporan keuangannya, karena menurunkan independensi kantor akuntan
publik itu sendiri. Karena tidak ada pengaruh yang signifikan dari audit
tenure mengartikan bahwa integritas laporan keuangan tidak terganggu
78

dengan lamanya perikatan yang terjadi antara auditor dengan kliennya,
selain itu audit tenure yang mengindikasikan independensi kantor akuntan
publik terhadap integritas laporan keuangan berarti bahwa audit tenure
bukan dasar penyajian laporan keuangan agar menjadi tidak konservatif.
Hal ini dengan pertimbangan bahwa perubahan dari akuntansi yang
konservatif menjadi optimis akan dihindari oleh perusahaan untuk
mengurangi kecurigaan investor atau pengguna laporan keuangan lainnya
(Astria dan Ardiyanto, 2011:27).















79

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh dari mekanisme
corporate governance (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,
komite audit dan komisaris independen), kualitas kantor akuntan publik dan
audit tenure terhadap integritas laporan keuangan. Jumlah perusahaan yang
dijadikan sampel yaitu 108 perusahaan untuk periode 2006-2011 dari
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap
permasalahan dengan melakukan analisis regresi logistik, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas
laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sylvia dan Siddharta (2005) serta Ujiyantho dan
Pramuka(2007).
2. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap integritas
laporan keuangan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Hamonangan dan Masud (2006) serta Ujiyantho dan Pramuka
(2007).
80

3. Komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap integritas laporan
keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Jamaan (2008) serta Oktadella dan Zulaikha (2011).
4. Komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas
laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak mendukung peneltian yang
dilakukan oleh Gideon (2005) dan Jamaan (2008).
5. Kualitas kantor akuntan publik berpengaruh possitif signifikan terhadap
integritas laporan keuangan. Hasil penelitian mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Guna dan Herawaty (2010) dan Jamaan (2008).
6. Audit tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan
keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Khanifah (2007) dan Yonatan (2012).

B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi pemahaman kita tentang mekanisme corporate
governance yang mempengaruhi integritas laporan keuangan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini memiliki beberapa
implikasi bagi beberapa pihak yang terkait, yaitu:
1. Perusahaan, dengan mengetahui adanya pengaruh yang signifikan
kepemilikan manajerial dan komite audit terhadap integritas laporan
keuangan, maka jika perusahaan mempunyai saham yang dimiliki oleh
pihak manajemen dan keberadaan komite audit maka dapat membuat
81

integritas laporan keuangan semakin tinggi. Integritas laporan keuangan
yang tinggi, dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
laporan keuangan perusahaan.
2. Investor, jika ingin melakukan pertimbangan dalam keputusan investasi
pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan corporate governance,
hendaknya tidak hanya melihat laba dalam perusahaan yang
menguntungkan, tetapi juga memperhatikan integritas laporan keuangan
perusahaan tersebut.
3. Pemerintah atau Bapepam, hendaknya mengawasi dan menanggulangi
tindak kecurangan (fraud) dan menetapkan suatu regulasi tentang
integritas laporan keuangaan perusahaan agar kepercayaan masyarakat
terhadap laporan keuangan bisa dilihat dari integritasnya.
4. Kantor Akuntan Publik, untuk pihak KAP agar lebih melakukan tugasnya
secara professional dan menjaga independensinya dalam mengaudit,
sehingga pihak-pihak yang lain khususnya bagi pihak investor agar dapat
member keyakinan terhadap integritas laporan keuangan dan menjaga
kualitas dari suatu kantor akuntan publik, tidak hanya kantor akuntan
publik big four tetapi juga kantor akuntan publik non big four.





82

C. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut:
a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel penelitian
yang tidak hanya dari industri manufaktur saja, tetapi juga mencakup
industri lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) agar dapat
mencerminkan hasil temuan.
b. Disarankan untuk menambah variabel dalam mekanisme corporate
governance yang lain diantaranya yaitu, komposisi dewan direksi, auditor
internal dan kepemilikan terkonsentrasi.
c. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel lain
yang diduga mempengaruhi integritas laporan keuangan seperti
independensi, leverage, ukuran perusahaan dan ROA.










83

DAFTAR PUSTAKA


Arifin, Z. 2005. Hubungan antara Corporate Governance dan Variabel
Pengurang Masalah Agensi. Jurnal Siasat Bisnis , Vol.1 No.10, pp.39-55.
Astria, Tia. 2011. Pengaruh Audit Tenure, Struktur Corporate Governance dan
Ukuran Perusahaan terhadap Integritas Laporan Keuangan. Jurnal
Universitas Diponegoro, Semarang.
Basu, S. 1997. The Conservatism Principle and The Asymmetric Timeliness of
Earnings. Journal of Accounting and Economics.
Dewanti dan Zulaikha. 2011. Analisis Corporate governance terhadap Integritas
Laporan Keuangan. Jurnal Universitas Diponegoro Semarang.
Garca Lara, J., B. Garcia Osma, and F. Penalva. 2007. Accounting conservatism
and corporate governance. Review of Accounting Studies. Spain.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Menggunakan
Program SPSS. Univertitas Diponegoro, Semarang.
Gideon SB Boediono. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan
Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Giri, Efraim Ferdinan. 2010.Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan
Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor Di
Indonesia. Simposioun Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Hadiningsih, Pancawati. 2010. Pengaruh Independensi, Corporate Governance,
dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan. Kajian
akuntansi, Pebruari 2010, Hal 61-76.

Ibrani, Ewing Yuvisa, Abdul Rohman dan Rr Sri Handayani. 2009. Pengaruh
Identifikasi Auditor atas Klien Terhadap Objektivitas Auditor dengan
Auditor Tenur, Client Importance dan Client Image sebagai Variabel
anteseden. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan: Per 1 Oktober
2004. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Jamaan. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Dan Kualitas
Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan:
Studi Kasus Perusahaan Publik yang Listing di BEJ. Universitas
Diponegoro, Semarang.

84

Jensen, Michael C. Dan W.H. McKling. 1976. Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure:. Journal of Financial
Economics.

Khanifah. 2007. Pengaruh Masa Penugasan Kantor Akuntan Publik,
Kepemilikan Manajemen, dan Keberadaan Komite Audit Terhadap Kualitas
Laba. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Khaled Aljifri. 2007. The Impact of Corporate Governance Mechanisms on the
Performance of UAE Firms: An Empirical Analysis. Journal of Economic
& Administrative Sciences.

Komite Nasional Kebijakan Governance, (2004). Pedoman ; Tentang
KomisarisIndependen. http://www.governance-indonesia.or.id/main.htm.

Mayangsari, Sekar. 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta
Mekanisme Corporate Governance Terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.

Midiastuty P.P dan Machfoedz, Masud. 2003. Analisa Hubungan Mekanisme
Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Makalah
Simposium Nasional Akntansi VI. Surabaya.

Siallagan, Hamonangan dan Machfoedz, Masud. 2006. Mekanisme Corporate
Fovernance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi IX. Padang

Susiana dan Arleen Herawaty. 2007. Analisa Pengaruh Indepedensi, Mekanisme
Corporate Governance, Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makasar. 26-28 Juli
2007.

Tarjo. 2002. Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap
Kebijakan Hutang pada Perusahaan Publik Indonesia. Tesis S2 Program
Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.

Ujiyantho, Muh Arif dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium
Nasional Akuntansi X. Makassar.

Veronica, Sylvia, dan Sidharta Utama. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan,
Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap
Pengelolaan Laba (Earnings Management). Simposium Nasional
Akuntansi VIII. Solo.

85

Widya. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan
Terhadap Akuntansi Konservatif. Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Solo.

Wuchun Chi, Chiawen Liu dan Taychang Wang. 2007. What Affects Accounting
Conservatism: A Corporate Governance Perspective. Journal Department
of Accounting, National Taiwan University. Taiwan.

www.tempo.co/read/news/2002/11/04/05633339/Bapepam-Kasus-Kimia-Farma-
Merupakan-Tindak-Pidana

















86


















LAMPIRAN-LAMPIRAN
87

LAMPIRAN 1
Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel

No Nama Perusahaan Kode Emiten
1 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR
2 Indofarma (Persero) Tbk INAF
3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INDF
4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW
5 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF
6 Kalbe Farma Tbk KLBF
7 Lion Metal Works Tbk LION
8 Merck Tbk MERK
9 Mustika Ratu Tbk MRAT
10 Pyridam Farma Tbk PYFA
11 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY
12 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA
13 Holcim Indonesia Tbk SMCB
14 Semen Gresik Tbk SMGR
15 Indo Acidatama Tbk SRSN
16 Siantar Top Tbk STTP
17 Ultra Jaya Tbk ULTJ
18 Unilever Indonesia Tbk UNVR
Sumber: www.idx.co.id








88

LAMPIRAN 2
DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)
Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit,
Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik

Tahun 2006
No Kode
Mekanisme Corporate Governance Kualitas
Kantor
Akuntan
Publik
Kepemilikan
Institusional
Kepemilikan
Manajerial
Komite
Audit
Komisaris
Independen
1 IGAR 0 0 1 0 0
2 INAF 80.66 0.02 0 0 0
3 INTP 0 65.14 0 0 1
4 JKSW 0 1.33 1 1 0
5 KAEF 90.03 0.39 1 1 0
6 KLBF 8.64 0 0 1 1
7 LION 0 57.88 0 1 0
8 MERK 0 74 0 1 1
9 MRAT 80.48 0 0 1 0
10 PYFA 0 76.93 0 1 0
11 RICY 23.71 15.46 0 1 0
12 RMBA 0 0 1 1 1
13 SMCB 0 78.23 1 0 1
14 SMGR 51.01 0 0 1 1
15 SRSN 13.61 0.09 1 1 0
16 STTP 5.71 66.9 0 1 0
17 ULTJ 0 27.9 0 1 0
18 UNVR 0 85 0 0 1






89

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)
Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit,
Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik

Tahun 2007
No Kode
Mekanisme Corporate Governance Kualitas
Kantor
Akuntan
Publik
Kepemilikan
Institusional
Kepemilikan
Manajerial
Komite
Audit
Komisaris
Independen
1 IGAR 0 0 1 0 0
2 INAF 80.66 0.02 0 0 0
3 INTP 0 65.14 0 1 1
4 JKSW 0 1.33 1 1 0
5 KAEF 90.03 0.27 1 1 0
6 KLBF 8.76 0 0 1 1
7 LION 0 57.88 0 1 0
8 MERK 0 74 0 1 1
9 MRAT 80.48 0 0 1 0
10 PYFA 0 76.93 1 1 0
11 RICY 5.2 15.46 0 1 0
12 RMBA 9.66 0 1 1 1
13 SMCB 0 78.23 1 0 1
14 SMGR 51.01 0 0 1 1
15 SRSN 6.99 0.05 1 1 0
16 STTP 0 66.89 0 1 0
17 ULTJ 27.68 30.37 0 1 0
18 UNVR 0 85 0 0 1







90

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)
Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit,
Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik

Tahun 2008
No Kode
Mekanisme Corporate Governance Kualitas
Kantor
Akuntan
Publik
Kepemilikan
Institusional
Kepemilikan
Manajerial
Komite
Audit
Komisaris
Independen
1 IGAR 0 0 1 0 0
2 INAF 80.66 0.02 0 0 0
3 INTP 0 65.14 0 1 1
4 JKSW 0 1.33 1 1 0
5 KAEF 90.03 0.27 1 1 0
6 KLBF 9.13 0 0 1 1
7 LION 0 57.88 0 1 0
8 MERK 0 74 0 1 1
9 MRAT 80.48 0 0 1 0
10 PYFA 0 76.93 1 1 0
11 RICY 0 15.46 0 1 0
12 RMBA 51.93 0 1 1 1
13 SMCB 0 78.23 1 0 1
14 SMGR 51.59 0 0 1 1
15 SRSN 11.89 0 1 1 0
16 STTP 0 56.78 0 1 0
17 ULTJ 15.92 32.73 0 1 0
18 UNVR 0 85 0 0 1







91

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)
Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit,
Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik

Tahun 2009
No Kode
Mekanisme Corporate Governance Kualitas
Kantor
Akuntan
Publik
Kepemilikan
Institusional
Kepemilikan
Manajerial
Komite
Audit
Komisaris
Independen
1 IGAR 0 0 1 0 0
2 INAF 80.66 0.02 0 0 0
3 INTP 0 51 0 1 1
4 JKSW 0 1.33 1 1 0
5 KAEF 90.03 0.27 1 1 0
6 KLBF 9.49 0 0 1 1
7 LION 0 57.93 0 1 0
8 MERK 0 74 0 1 1
9 MRAT 80.48 0.03 0 1 0
10 PYFA 0 76.93 1 1 0
11 RICY 0 15.46 0 1 0
12 RMBA 0 99.74 1 1 1
13 SMCB 0 78.23 1 0 1
14 SMGR 51.01 0 0 1 1
15 SRSN 19.91 0 1 1 0
16 STTP 0 64.16 1 1 0
17 ULTJ 25.42 39.37 0 1 0
18 UNVR 0 85 0 0 1







92

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)
Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit,
Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik

Tahun 2010
No Kode
Mekanisme Corporate Governance Kualitas
Kantor
Akuntan
Publik
Kepemilikan
Institusional
Kepemilikan
Manajerial
Komite
Audit
Komisaris
Independen
1 IGAR 0 0 1 0 0
2 INAF 80.66 0.02 0 0 0
3 INTP 0 51 0 1 1
4 JKSW 0 1.33 1 1 0
5 KAEF 90.03 0 1 1 0
6 KLBF 9.49 0 1 1 1
7 LION 0 57.93 0 1 0
8 MERK 0 74 0 1 1
9 MRAT 80.48 0.03 0 1 0
10 PYFA 0 76.93 1 1 0
11 RICY 0 15.46 1 1 0
12 RMBA 0 99.14 1 1 1
13 SMCB 0 80.65 1 0 1
14 SMGR 51.01 0 1 1 1
15 SRSN 20.94 0 1 1 0
16 STTP 0 61 1 1 0
17 ULTJ 25.22 39.37 0 1 0
18 UNVR 0 85 0 0 1







93

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)
Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit,
Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik

Tahun 2011
No Kode
Mekanisme Corporate Governance Kualitas
Kantor
Akuntan
Publik
Kepemilikan
Institusional
Kepemilikan
Manajerial
Komite
Audit
Komisaris
Independen
1 IGAR 0 0 1 0 0
2 INAF 80.66 0 0 0 0
3 INTP 0 51 0 1 1
4 JKSW 0 1.33 1 1 0
5 KAEF 90.03 0 1 1 0
6 KLBF 9.49 0 1 1 1
7 LION 0 57.93 0 1 0
8 MERK 0 74 0 1 1
9 MRAT 80.48 0 0 1 0
10 PYFA 0 76.93 1 1 0
11 RICY 0 15.46 1 1 0
12 RMBA 13.41 85.55 1 1 1
13 SMCB 0 80.65 1 0 1
14 SMGR 51.01 0 1 1 1
15 SRSN 20.94 0 1 1 0
16 STTP 0 61 1 1 0
17 ULTJ 25.22 39.37 0 1 0
18 UNVR 0 85 0 0 1





94

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)
Variabel Audit Tenure

No Kode
Kantor Akuntan Publik
2006
2007
1
IGAR
Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM)
2 INAF Hadori & Rekan Hadori & Rekan
3 INTP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young)
4 JKSW S. Manan, Sofwan, Adnan & Rekan (Integra International) S. Manan, Sofwan, Adnan & Rekan (Integra International)
5 KAEF Rama Wendra (Parker Randall) Rama Wendra (Parker Randall)
6 KLBF Purwantoto, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young)
7 LION Kosasih & Nurdiyaman (SC International) Kosasih & Nurdiyaman (SC International)
8 MERK Siddharta, Siddharta & Widjaja Siddharta, Siddharta & Widjaja
9 MRAT Kosasih & Nurdiyaman Kosasih & Nurdiyaman
10 PYFA Tanubrata Sutanto Sibarani Tanubrata Sutanto Sibarani
11 RICY Hendrawinata, Gani & Hidayat Hendrawinata, Gani & Hidayat
12 RMBA Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte) Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte)
13 SMCB Purwantono, Sarwoko, Sandjaja (Ernst &Young) Purwantono, Sarwoko, Sandjaja (Ernst &Young)
14 SMGR Haryanto Sahari & Rekan Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young)
15 SRSN Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM)
16 STTP Adi Jimmy Arthawan Adi Jimmy Arthawan
17 ULTJ Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih
18 UNVR Haryanto Sahari & Rekan Haryanto Sahari & Rekan
95

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)
Variabel Audit Tenure

No Kode
Kantor Akuntan Publik
2008 2009
1 IGAR Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM)
2 INAF Hadori & Rekan Husni, Mucharam & Rasidi
3 INTP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young)
4 JKSW Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry
5 KAEF Rama Wendra (Parker Randall) Rama Wendra (Parker Randall)
6 KLBF Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young)
7 LION Kosasih & Nurdiyaman (SC International) Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
8 MERK Siddharta, Siddharta & Widjaja Siddharta, Siddharta & Widjaja
9 MRAT Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
10 PYFA Tanubrata Sutanto & Rekan Tanubrata Sutanto & Rekan
11 RICY Joachim Sulistyo & Rekan Joachim Sulistyo & Rekan
12 RMBA Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte) Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte)
13 SMCB Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst &Young) Purwantono, Sarwoko, Sandjaja (Ernst &Young)
14 SMGR Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Purwantono, Sarwoko, Sandjaja (Ernst &Young)
15 SRSN Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM)
16 STTP Adi Jimmy Arthawan Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM)
17 ULTJ Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih
18 UNVR Haryanto Sahari & Rekan Tanudireja, Wibisana & Rekan
96

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)
Variabel Audit Tenure

No Kode
Kantor Akuntan Publik
2010 2011
1 IGAR Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM)
2 INAF Husni, Mucharam & Rasidi Husni, Mucharam & Rasidi
3 INTP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young)
4 JKSW Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry Muhammad Sofwan & Rekan
5 KAEF Hendrawinata Gani & Hidayat Hendrawinata, Eddy & Siddharta
6 KLBF Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young) Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young)
7 LION Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
8 MERK Siddharta, Siddharta & Widjaja Siddharta, Siddharta & Widjaja
9 MRAT Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan
10 PYFA Tanubrata Sutanto & Rekan Tanubrata Sutanto & Rekan
11 RICY Joachim Sulistyo & Rekan Joachim Sulistyo & Rekan
12 RMBA Tanudiredja, Wibisana & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan
13 SMCB Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young) Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young)
14 SMGR Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young) Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young)
15 SRSN Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM)
16 STTP Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Hadori Sugiarto Adi & Rekan
17 ULTJ Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih

97

LAMPIRAN 3
DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)
Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme

Tahun 2006
No Nama Perusahaan Kode KONSR
1 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR 0
2 Indofarma (Persero) Tbk INAF 1
3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 1
4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 1
5 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 1
6 Kalbe Farma Tbk KLBF 1
7 Lion Metal Works Tbk LION 1
8 Merck Tbk MERK 1
9 Mustika Ratu Tbk MRAT 0
10 Pyridam Farma Tbk PYFA 1
11 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 1
12 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA 1
13 Holcim Indonesia Tbk SMCB 1
14 Semen Gresik Tbk SMGR 1
15 Indo Acidatama Tbk SRSN 0
16 Siantar Top Tbk STTP 1
17 Ultra Jaya Tbk ULTJ 0
18 Unilever Indonesia Tbk UNVR 1




98

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)
Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme

Tahun 2007
No Nama Perusahaan Kode KONSR
1 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR 0
2 Indofarma (Persero) Tbk INAF 1
3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 1
4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 1
5 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 1
6 Kalbe Farma Tbk KLBF 1
7 Lion Metal Works Tbk LION 1
8 Merck Tbk MERK 1
9 Mustika Ratu Tbk MRAT 0
10 Pyridam Farma Tbk PYFA 1
11 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 1
12 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA 1
13 Holcim Indonesia Tbk SMCB 1
14 Semen Gresik Tbk SMGR 1
15 Indo Acidatama Tbk SRSN 0
16 Siantar Top Tbk STTP 1
17 Ultra Jaya Tbk ULTJ 0
18 Unilever Indonesia Tbk UNVR 1





99

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)
Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme

Tahun 2008
No Nama Perusahaan Kode KONSR
1 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR 0
2 Indofarma (Persero) Tbk INAF 1
3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 1
4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 1
5 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 1
6 Kalbe Farma Tbk KLBF 1
7 Lion Metal Works Tbk LION 1
8 Merck Tbk MERK 1
9 Mustika Ratu Tbk MRAT 0
10 Pyridam Farma Tbk PYFA 1
11 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 1
12 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA 1
13 Holcim Indonesia Tbk SMCB 1
14 Semen Gresik Tbk SMGR 1
15 Indo Acidatama Tbk SRSN 0
16 Siantar Top Tbk STTP 1
17 Ultra Jaya Tbk ULTJ 0
18 Unilever Indonesia Tbk UNVR 1





100

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)
Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme

Tahun 2009
No Nama Perusahaan Kode KONSR
1 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR 1
2 Indofarma (Persero) Tbk INAF 1
3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 1
4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 1
5 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 1
6 Kalbe Farma Tbk KLBF 1
7 Lion Metal Works Tbk LION 1
8 Merck Tbk MERK 1
9 Mustika Ratu Tbk MRAT 0
10 Pyridam Farma Tbk PYFA 1
11 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 1
12 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA 1
13 Holcim Indonesia Tbk SMCB 1
14 Semen Gresik Tbk SMGR 1
15 Indo Acidatama Tbk SRSN 1
16 Siantar Top Tbk STTP 1
17 Ultra Jaya Tbk ULTJ 0
18 Unilever Indonesia Tbk UNVR 1





101

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)
Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme

Tahun 2010
No Nama Perusahaan Kode KONSR
1 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR 1
2 Indofarma (Persero) Tbk INAF 1
3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 1
4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 1
5 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 1
6 Kalbe Farma Tbk KLBF 1
7 Lion Metal Works Tbk LION 1
8 Merck Tbk MERK 1
9 Mustika Ratu Tbk MRAT 0
10 Pyridam Farma Tbk PYFA 1
11 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 1
12 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA 1
13 Holcim Indonesia Tbk SMCB 1
14 Semen Gresik Tbk SMGR 1
15 Indo Acidatama Tbk SRSN 1
16 Siantar Top Tbk STTP 1
17 Ultra Jaya Tbk ULTJ 1
18 Unilever Indonesia Tbk UNVR 1





102

DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA)
Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme

Tahun 2011
No Nama Perusahaan Kode KONSR
1 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR 1
2 Indofarma (Persero) Tbk INAF 1
3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 1
4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 1
5 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 1
6 Kalbe Farma Tbk KLBF 0
7 Lion Metal Works Tbk LION 1
8 Merck Tbk MERK 1
9 Mustika Ratu Tbk MRAT 0
10 Pyridam Farma Tbk PYFA 1
11 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 1
12 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA 1
13 Holcim Indonesia Tbk SMCB 1
14 Semen Gresik Tbk SMGR 1
15 Indo Acidatama Tbk SRSN 1
16 Siantar Top Tbk STTP 1
17 Ultra Jaya Tbk ULTJ 1
18 Unilever Indonesia Tbk UNVR 1





103

LAMPIRAN 4
OUTPUT HASIL PENGUJIAN DATA

Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
INST 108 0 90 20.30 31.533
MANJ 108 0 100 32.95 35.166
KAUD 108 0 1 .46 .501
KIND 108 0 1 .77 .424
KAP 108 0 1 .39 .490
TENURE 108 1 6 2.86 1.626
ILK 108 0 1 .84 .366
Valid N
(listwise)
108









104

Menilai Keseluruhan Model

Iteration History
a,b,c,d

Iteration -2 Log
likelihood
Coefficients
Constant INST MANJ KAUD KIND KAP TENURE
Step 1
1 83.752 .667 .000 .011 .336 .059 .657 -.038
2 74.119 .509 .004 .024 .740 -.149 1.343 -.075
3 69.753 .372 .008 .042 1.182 -.599 2.106 -.109
4 68.365 .225 .012 .058 1.550 -.909 2.758 -.135
5 68.219 .131 .013 .066 1.707 -.988 3.024 -.145
6 68.217 .118 .013 .067 1.726 -.995 3.056 -.147
7 68.217 .118 .013 .067 1.727 -.995 3.056 -.147
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 94.035
d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.


Koefisien Determinasi









Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 68.217
a
.213 .366
a. Estimation terminated at iteration number 7 because
parameter estimates changed by less than .001.
105

Menguji Kelayakan Model Regresi





Hasil Uji Multikolinieritas

Correlation Matrix
Constant INST MANJ KAUD KIND KAP TENURE
Step 1
Constant 1.000 -.592 -.377 -.522 -.465 -.226 -.366
INST -.592 1.000 .579 .590 -.036 .301 -.136
MANJ -.377 .579 1.000 .630 -.290 .369 -.213
KAUD -.522 .590 .630 1.000 -.158 .370 -.185
KIND -.465 -.036 -.290 -.158 1.000 -.221 .059
KAP -.226 .301 .369 .370 -.221 1.000 -.080
TENURE -.366 -.136 -.213 -.185 .059 -.080 1.000








Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 6.439 8 .598
106

Matriks Klasifikasi

Classification Table
a

Observed
Predicted
ILK Percentage
Correct 0 1
Step 1
ILK
0 5 12 29.4
1 2 89 97.8
Overall Percentage

87.0
a. The cut value is .500


Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik


Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1
a

INST .013 .011 1.424 1 .233 1.014
MANJ .067 .026 6.733 1 .009 1.069
KAUD 1.727 .846 4.170 1 .041 5.622
KIND -.995 .805 1.528 1 .216 .370
KAP 3.056 1.215 6.331 1 .012 21.251
TENURE -.147 .194 .574 1 .449 .864
Constant .118 1.103 .011 1 .915 1.125
a. Variable(s) entered on step 1: INST, MANJ, KAUD, KIND, KAP, TENURE.






107

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities

40 +
+
I
I
I
1I
F I
1I
R 30 +
1+
E I
1I
Q I
1I
U I
1I
E 20 +
1+
N I
1I
C I
1I
Y I
1I
10 +
1+
I
1I
I
1 1 1I
I
1 1 1 1 1 1 11 11 1 1 111 1111I
Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+--------
-+---------+---------+---------+----------
Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5
.6 .7 .8 .9 1
Group:
00000000000000000000000000000000000000000000000000111111111111111111
11111111111111111111111111111111

Predicted Probability is of Membership for 1
The Cut Value is .50
Symbols: 0 - 0
1 - 1
Each Symbol Represents 2.5 Cases.

You might also like