Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pembimbing
Kelompok
: II (Dua)
Nama Kelompok
: 1. Rita P. Mendrova
Tanggal Praktikum
(1107035609)
2. Ryan Tito
(1107021186)
3. Yakub J. Silaen
(1107036648)
: 30 September 2013
ABSTRAK
Untuk menyusun neraca massa pada sistem yang bereaksi, dikenal istilah
reaktan pembatas, reaktan ekses, dan konversi reaksi. Konversi reaksi merupakan
ukuran sejauh mana suatu reaksi telah berlangsung. Tujuan dari percobaan ini
yaitu melakukan kalibrasi laju alir pompa yang digunakan pada reaktor,
mengetahui pengaruh laju alir terhadap kondisi steady-state dan membandingkan
hasil konversi antara titrasi dengan konduktivitas. Metode pengkalibrasian
dilakukan dengan menampung air yang dialirkan menggunakan pompa speed 4,
6, 8, 10 dan 12 untuk masing-masing pompa 1 dan 2 selama 1 menit. Langkah
selanjutnya yaitu mereaksikan NaOH (pompa 1, speed 5) dengan etil asetat
(pompa 2, speed 7) ke dalam reaktor tubular sampai didapat kondisi steady state
(ditandai dengan konstannya konduktivitas), kemudian campuran dititrasi dengan
HCl 0,01 N. Konduktivitas yang didapat yaitu sebesar 0,73 mS selama 22 menit,
sedangkan konsentrasi NaOH yang keluar dari reaktor didapat sebesar 0,00083
N. Hasil konversi NaOH secara titrasi dan konduktivitas berturut-turut didapat
sebesar 0,95 dan 0,625. Perbedaan ini terjadi karena reaktor tubular yang
digunakan dalam kondisi yang tidak baik.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Percobaan
1. Melakukan kalibrasi laju alir pompa yang digunakan pada reaktor.
2. Mengetahui pengaruh laju alir terhadap kondisi steady-state.
3. Membandingkan hasil konversi antara titrasi dengan konduktivitas.
1.2 Dasar Teori
Teknik kimia berpusat pada operasi-operasi seperti reaksi kimia, neraca
massa perpindahan bahan, neraca energi dan sebagainya. Neraca massa dan
neraca energi sangat berperan dalam perubahan materi dengan menggunakan
sistem aliran sebagai transportasi unsteady state (variabel dalam sistem berubahubah terhadap waktu) dan dalam keadaan steady state (variabel tidak berubah
terhadap waktu).
1.2.1
Kalibrasi
Kalibrasi merupakan perbandingan kinerja instrumen dengan suatu standar
akurat telah spakati. Kalibrasi menjamin bahwa pengukuran yang akurat dan
dalam batas spesifikasi yang disyaratkan dari instrumen proses. Kalibrasi secara
singkat dapat digambarkan sebagai suatu aktivitas pengujian instrumen dengan
cara membandingkan hasil penunjukkan instrument tersebut dengan nilai/referensi
yang telah diketahui. Referensi merupakan nilai acuan /nilai pembanding yang
standarnya sudah ditetapkan. Alasan utama untuk kalibrasi adalah bahwa
instrumen yang paling baik pun juga mengalami drift serta akan kehilangan
kemampuan untuk memberikan pengukuran yang akurat.
Sumber-sumber yang mempengaruhi hasil kalibrasi:
Prosedur
Kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan prosedur standar yang telah
diakui. Kesalahan pemahaman prosedur akan membuahkan hasil yang
kurang benar dan tidak dapat dipercaya. Pengesetan sistem harus teliti
sesuai dengan aturan pemakaian alat, agar kesalahan dapat dihindari.
Kalibrator
Kalibrator harus mampu telusur
Tenaga pengkalibrasi
Tenaga pengkalibrasi harus memiliki keahlian dan keterampilan yang
memadai,
karena
hasil
kalibrasi
sangat
tergantung
kepadanya.
Periode kalibrasi
Periode kalibrasi adalah selang waktu antara satu kalibrasi suatu alat ukur
dengan kalibrasi berikutnya. Periode kalibrasi tergantung pada beberapa
faktor antara lain pada kualitas metrologis alat ukur tersebut, frekuensi
pemakaian, pemeliharaan atau penyimpanan dan tiingkat ketelitiannya.
Periode kalibrasi dapat ditetapkan berdasarkan lamanya pemakaian alat,
waktu kalender atau gabungan dari keduanya.
Lingkungan
Lingkungan dapat menyebabkan pengaruh yang sangat besar terhadap
kalibrasi terutama untuk mengkalibrasi kalibrator. Misalnya kondisi suhu,
kelembaban, getaran mekanik medan listrik, medan magnetik, medan
elektromagnetik, tingkat penerangan dan sebagainya.
1.2.2
Pengertian Konversi
Konversi memiliki pengertian bahwa untuk mengetahui sejauh mana
reaksi telah berlangsung atau untuk mengetahui jumlah mol hasil untuk setiap
penggunaan mol salah satu pereaksi atau basis.
Secara rumus dinyatakan:
mol A reaktan
mol A feed
Xa =
1.2.3
Reaktor Tubular
Untuk menyusun neraca massa pada sistem yang bereaksi, dikenal istilah
reaktan pembatas, reaktan ekses (reaktan berlebih) dan konversi reaksi serta yield.
Dua reaktan A dan B berada dalam perbandingan stoikiometri jika perbandingan
mol A yang ada dengan mol B yang ada sama dengan perbandingan stoikiometri
dari persamaan reaksi. Jika reaktan yang ada tersebut tidak dalam perbandingan
stoikiometri, berarti salah satu berupa reaktan pembatas dan yang lainnya adalah
reaktan ekses (reaktan berlebih). Reaktan pembatas adalah reaktan yang pertama
kali habis bereaksi untuk reaksi yang sempurna atau reaktan tersebut berada dalam
jumlah yang lebih kecil dibandingkan perbandingan stoikiometri dengan reaktan
lainnya. Konversi reaksi adalah perbandingan mol dari suatu reaktan yang
bereaksi dengan mol umpan reaktan tersebut. Sedangkan yield adalah
perbandingan berat hasil dengan berat umpan.
Reaktan disuplai ke dalam reaktor kemudian reaktan ditutup dan reaksi
berlangsung. Tidak ada penambahan reaktan dan pelepasan produk dalam reaktor.
Temperatur di dalam reaktor dijaga konstan dan pencampuran larutan dapat
dilakukan secara pengadukan. Neraca massa di dalam reaktor terjadi saat
pelepasan produk dari reaktan. Produk dari reaksi ini akan memperlihatkan
penggunaan mol reaktan yang berfungsi sebagai basis.
Persamaan neraca massa secara umum untuk sistem yang melibatkan
reaksi pada reaktor kontinyu:
a1 = (a - a0)
A0 A1
a0
A
Aao
0
.............................................................................(8)
Aao = Ac + Aa ..................................................................................................(12)
Ac = 0,070 (1 + 0,0284 (T 294)) . c ; T > 29.................................................(13)
Aa = 0,195 (1 + 0,0184 (T 294 )) . a, jika a 0 .........................................(14)
c = b0, untuk b0 < a0 dan c = a0 untuk b0 > a0 .................................................(15)
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1.
Etil asetat
2.
NaOH
3.
Aquadest
4.
HCL 0,01 N
5.
Indikator PP
2.2.
Prosedur Percobaan
a.
Menampung air yang terpompa keluar dengan gelas ukur pada periode
waktu 1 menit.
b.
c.
2.3.
Pompa Umpan
Tipe pompa paristaltik dengan kemampuan pada range 0-95 ml per menit.
Operasi normal dilakukan dengan switch toggle (16) pada posisi manual.
Untuk pengaturan kecepatan pompa dapat diatur dengan memutar
potensiometer.
Pengukur Konduktivitas
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Kalibrasi Pompa
Percobaan
kalibrasi
pompa
dilakukan
dengan
mengalirkan
air
100
90
80
70
60
Pompa 1
50
Laju Alir Air (ml/menit)
40
30
20
Linear (Pompa 2) 10
0
Pompa 2
10
12
14
Speed Pompa
Grafik 1. Hubungan antara speed pompa dengan laju alir air pada pompa 1 dan 2.
Berdasarkan Tabel 1 dan Grafik 1 dapat dilihat bahwa semakin besar
speed setting pompa yang digunakan, baik pada pompa 1 maupun pompa 2, maka
laju alir yang diperoleh akan semakin besar pula. Hal ini disebabkan oleh volume
air yang ditampung pada gelas ukur semakin banyak dalam jangka waktu yang
sama, yaitu 1 menit. Dengan bertambahnya volume air dalam jangka waktu yang
sama berarti laju alirnya semakin cepat. Grafik 1 menunjukkan bahwa untuk
speed pompa yang sama, laju alir air pada pompa 2 lebih besar dibandingkan laju
alir air pada pompa 1. Perbedaan ini bisa jadi dikarenakan spesifikasi pompa yang
digunakan berbeda, sehingga mempengaruhi kinerja dari pompa tersebut.
3.2. Menentukan kondisi steady state
Percobaan ini dilakukan dengan mengalirkan NaOH menggunakan pompa
1 (speed pompa = 5) dan etil asetat menggunakan pompa 2 (speed pompa = 7) ke
dalam reaktor tubular hingga didapat kondisi steady state. Kondisi steady state
ditandai dengan konstannya konduktivitas reaksi yang terbaca pada alat.
Penghitungan konduktivitas dilakukan setiap selang wakti 1 menit. Waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai kondisi steady state dan konduktivitas reaksi selama
mencapai kondisi steady state dicatat.
Tabel 2. Konduktivitas reaksi pada saat steady state (speed pompa 1 (NaOH) = 5
dan pompa 2 (etil asetat) = 7)
Waktu (menit)
Konduktivitas (mS)
0,21
0,20
0,21
0,21
0,20
0,21
0,22
0,21
0,21
0,20
10
0,20
11
0,23
12
0,30
13
0,38
14
0,48
15
0,64
16
0,75
17
0,74
18
0,73
19
0,73
20
0,73
21
0,73
22
0,73
10
0,7
10
0,8
= VHCl . NHCl
=
1+0,7 +0,8
x 0,01
3
NNaOH = 0,00083 N
3.3. Menentukan konversi NaOH yang bereaksi
= 36
ml/menit
= 0,006 L/s
Kecepatan alir
CH3COOC2H5 (Fb)
= 66 ml/menit
= 0,0011 L/s
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1.
2.
3.
4.2 Saran
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Tim penyusun. 2013. Penuntun Praktikum Instrumentasi dan Pengendalian
Proses. Program Studi DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.
Pekanbaru
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
A. Pembuatan Larutan Umpan
1.
massa
1
x
BM
V ( liter )
massa 1
x
40
5
Massa = 10 gram
Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan kedalam 5 Liter aquadest.
2.
Volume acetat x
x
Mr
1
V (liter)
1
5
Vacetat = 24,5 ml
Sebanyak 24,5 ml Etil asetat dicampurkan ke dalam 5 Liter aquadest.
3.
V 2=
V1x N1
N2
V 2=
500 ml x 0,01 N
10 N
V 2=0,5 ml
Jadi HCl sebanyak 0,5 ml diencerkan kedalam 500 ml aquadest.
B.
Laju alir NaOH (Fa) = 0,0006 L/s (speed pompa = 5) dan laju alir Etil
asetat (Fb) = 0,0011 L/s (speed pompa = 7), maka nilai konversinya :
Ft = Fa + Fb
= (0,0006 + 0,0011) L/s
= 0,0017 L/s
a0 =
Fa
Ft
x a
0,0006
0,0017
x 0,05
= 0,0176 mol/L
a1 = 0,00083 mol/L (konsentrasi NaOH hasil titrasi)
xa =
a0a1
a0
( 0,01760,00083 ) mol / L
0,0176 mol / L
= 0,95
Laju alir NaOH = 0,0006 L/s (speed pompa = 5) dan laju alir Etil asetat =
0,0011 L/s (speed pompa = 7), maka nilai konversinya :
Ft
= Fa + Fb
= (0,0006 + 0,0011) L/s
= 0,0017 L/s
a0 =
Fa
Ft
x a
0,0006
0,0017
x 0,05
= 0,0176 mol/L
b0 =
Fb
Ft
x b
0,0011
0,0017
x 0,05
= 0,032 mol/L
karena a0 < b0, maka a = 0
A0 = 0,195 (1 + 0,0184 (T 294 )) . a0
; T = 303 K
T = 303 K
a1
= (a - a0 )
A A
1 a
0
0
A 0 Aao
0,004 0,00056
0,004 - 0,0015
0 0,0176
=
= 0,0066 mol/L
xa =
0,0176
a0a1
a0
( 0,01760,0066 ) mol / L
0,0176 mol / L
= 0,625
LAMPIRAN B
LAPORAN SEMENTARA
Judul Praktikum
Hari/Tanggal Praktikum
Pembimbing
Asisten Laboratorium
: Bonita Restana M
Hasil Percobaan
Speed pompa
4
6
8
10
12
Tabel B.2 Titrasi NaOH yang keluar dari reaktor pada keadaan steady-state.
Volume NaOH (ml)
10
10
0,7
10
0,8
Konduktivitas (mS)
0,21
0,20
0,21
0,21
0,20
0,21
0,22
0,21
0,21
0,20
10
0,20
11
0,23
12
0,30
13
0,38
14
0,48
15
0,64
16
0,75
17
0,74
18
0,73
19
0,73
20
0,73
21
0,73
22
0,73
= 36
ml/menit
= 0,006 L/s
Kecepatan alir
CH3COOC2H5 (Fb)
= 66 ml/menit
= 0,0011 L/s
Bonita Restana M