You are on page 1of 19

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk
terjadinya perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara
optimal, sejauh perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal
individu-individu yang lain.
Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala
klinis yang bermakna, serupa sindrom perilaku dan pola psikologik, yang
berkaitan dengan adanya distress (tidak nyaman , tidak tentram dan rasa nyeri),
distabilitas (tidak memapu mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau
meningkatkan risiko kematian, kesahatan dan distabilitas.
Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasuk diantaranya adalah
waham atau delusi. Waham atau delusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran
yang kokoh, kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidak coco dengan
intelegensia dan latar belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang
dan berlebihan biarpun telah dibuktikan kemustahilannya atau kesalahannya
atau tidak benar secara umum.
B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Waham?
2. Apa saja jenis-jenis waham?
3. Apa penyebap waham?
4. Bagaimana tanda dan gejala waham?
5. Bagaiamana proses terjadinya waham?
6. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Waham (Pengkajian,
Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi)?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar mengenai Konsep
dan Asuhan keperawatan pada pasien dengan Waham pada blok Jiwa ini.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian waham
b. Menyebutkan jenis-jenis waham
c. Menyebutkan penyebap waham
d. Menyebutkan tanda gejala waham
e. Mengetahui proses terjadinya waham
2

f. Mengidentifikasi Asuhan keperawatan Waham (Pengkajian, Diagnosa,
Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi)

3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Waham
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/
terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat,
2011 : hal. 165).
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita
normal. (Stuart dan Sunden, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan
ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan
fakta dan keyakinan tersebut mungkin aneh (misal mata saya adalah komputer
yang dapat mengontrol dunia )atau bisa pula tidak aneh hanya sangat tidak
mungkin (misal FBI mengikuti saya) dan tetap dipertahankan bukti-bukti yang
jelas untuk mengoreksinya .Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat
dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada
skizophrenia.Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham
disorganisasi dan waham tidak sistematis .
Waham (dellusi) adalah keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau
dibuktikan dengan realitas. Haber (1982) keyakinan individu tersebut tidak
sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya. Rawlin
(1993) dan tidak dapat digoyahkan atau diubah dengan alasan yang
logis (Cook and Fontain 1987)serta keyakinan tersebut diucapkan berulang -
ulang.
B. Jenis-jenis Waham
Jenis-jenis waham dapat dibagi sebagai berikut ini :
1. Waham Kebesaran
Yaitu menyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus,
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya Saya
ini adalah salah satu keturunan dari ratu Elizabeth di Inggris lho.
atau.saya pernah menjabat sebagai presiden Amerika Serikat sebelum
Barak Obama
2. Waham curiga
Yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
4

kenyataan. Contohnya Saya tau anda ingin membunuh saya karena iri
dengan keberhasilan saya.
3. Waham agama
Yaitu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya Kalau
saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian serba putih setiap
hari.
4. Waham somatik
Yaitu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang
penyakit, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contohnya Saya terkena penyakit Kanker. Setelah dilakukan
pemeriksaan ternyata tidak ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien
tetap mengatakan ia terserang kanker.
5. Waham nihilistik
Yaitu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh Ini kan
alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh.

C. Penyebap Waham
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan
konsep diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan
ideal diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai
keinginan.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya waham adalah :
1. Gagal melalui tahapan perkembangan dengan sehat
2. Disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian
3. Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain
4. Perpisahan dengan orang yang dicintainya
5. Kegagalan yang sering dialami
6. Keturunan, paling sering pada kembar satu telur
7. Sering menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat,
misalnya menyalahkan orang lain

Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme
ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham
menggunakan mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan
proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi,
kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan
ketergantungan ditransformasikan mejadi kemandirian yang kokoh.

Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan kenyataan yang
menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal
5

impuls yang tidak dapat di terima dari dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan
perasaan inferioritas telah dihipotesiskan telah menyebabkan reaksi formasi
dan proyeksi waham dan suporioritas.
Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia yang
menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang
terluka. (kalpan dan Sadock 1997)

D. Tanda dan gejala Waham
1. Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya
c. Sulit berfikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan

2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul

3. Prilaku dan Hubungan Sosial
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresi
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktifitas tidak tepat
g. Streotif
h. Impulsive
i. Curiga

4. Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun

E. Proses terjadinya Waham
1. Fase lack of human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan kebutuhan klien baik secara
fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang
orang dengan status social dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien
sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan
6

hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga
klien yang secara social dan ekonomi tetapi kesenjangan antara reality dengan
self ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan
dipandang sebagai seorang yang dianggap sangat cerdas, sangat
berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi
karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat
dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang (life span
history).

2. Fase lack of self esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara
self ideal dan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan
kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah
melampaui kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang
kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi
serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang
melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek
pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system semuanya
sangat rendah

3. Fase control internal eksternal
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa apa yang
ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang
sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap
penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena
kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan
sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dinyatakan
klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena
besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan, lingkungan hanya menjadi
pendengar fasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan
pengakuan klien tidak merugikan orang lain.

Fase environment support
7

GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya
menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap
sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya
diulang ulang. Dari siniah mulai terjadilah kerusakan control diri dan tidak
berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan
dosa saat berbohong.

4. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan memercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan
menghindari interaksi social (isolasi social).

5. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatic masa lalu atau kebutuhan kebuthan yang
tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk
dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting
sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta
memperkaya keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi social.

6. Proses terjadinya waham menurut Ns. Ali Mustofa dijelaskan dalam pohon
masalah sebagai berikut :
Kerusakan komunikasi verbal risiko tinggi mencederai
diri sendiri, orang lan, lingkungan


Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
8

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN WAHAM
A. Pengkajian
Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan semua
informasi yang diberikan oleh pasien tengang wahamnya. Untuk
mempertahankan hubungan saling percaya yang telah terbina jangan
menyangkal, menolak atau menerima keyakinan pasien.
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan sebagai
panduan untuk mengkaji pasien dengan waham :
1. Apakah pasien memiliki pikiran atau isi pikiran yang berulang-ulang
diungkapkan dan menetap
2. Pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas
secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh
dan tidak nyata
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya
5. Apakah pasien pernah merasa di awasi atau dibicarakan oleh orang lain
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh
orag lain atau ketakutan dari luar
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain membaca pikirannya

B. Diagnosa keperawatan Jiwa
Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnosa keperawatan yaitu :
1. Gangguan proses pikir : Waham
Sedangkan masalah keperawatan yang juga perlu dikaji antara lain :
1. Risiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2. Kerusakan komunikasi verbal
3. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
9

C. Rencana tindakan
N
O
DIAGNO
SA
PERENCANAAN
TUJUAN
KRITERIA
EVALUASI
INTERVENSI
1
Gangguan
proses
pikir :
waham
TUM :
Klien dapat
mengontrol
wahamnya
TUK :
1. Klien
dapat
memb
ina
hubun
gan
saling
perca
ya
denga
n
peraw
at
1.1 Setelah ... X
interaksi
klien :
a. Mau
menerima
kehadiran
perawat
disampingn
ya
b. Mengatakan
mau
menerima
bantuan
perawat
c. Tidak
menunjukka
n tanda-
tanda curiga
d. Mengijinka
n duduk
disamping
1.1 Bina hubungan
saling percaya
dengan klien
a. Beri salam
b. Perkenalkan diri,
Tanyakan nama, serta
nama panggilan yang
disukai
c. Jelaskan tujuan
interaksi
d. Yakinkan klien dalam
keadaan aman dan
perawat siap menolong
dan mendampinginya
e. Yakinkan bahwa
kerahasiaan klien akan
tetap terjaga
f. Tunjukkan sikap
terbuka dan jujur
g. Perhatikan kebutuhan
dasar dan bantu pasien
memenuhinya

TUK :
Klien dapat
mengidentifik
asi perasaan
yang muncul
secara
berulang
1.2 Setelah ... X
interaksi
Klien :
a. Klien
menceritaka
n ide-ide
dan
1.2 Bantu klien untuk
mengungkapkan
perasaan dan
pikirannya
a. Diskusikan dengan
klien pengalaman yang
dialami selama ini
10

dalam pikiran
klien
perasaan
yang
muncul
secara
berulang
dalam
pikirannya
termasuk hubungan
dengan orang yang
berarti, lingkungan
kerja, sekolah, dsb
b. Dengarkan pernyataan
klien dengan empati
tanpa mendukung atau
menentang pernyataan
wahamnya
c. Katakan perawat dapat
memahami apa yang
diceritakan klien

TUK :
Klien dapat
mengidentifik
asi stresor
atau pencetus
wahamnya
1.3 Setelah ... X
interaksi
klien
a. Dapat
menyebutka
n kejadian
sesuai
dengan
urutan
waktu serta
harapan
atau
kebutuhan
dasar yang
tidak
terpenuhi
seperti
harga diri,
rasa aman,
dsb
b. Dapat
1.3 Bantu klien
mengidentifikasi
kebutuhan yang
tidak terpenuhi
serta kejadian yang
menjadi faktor
pencetus
wahamnya
a. Diskusikan dengan
klien tentang kejadian-
kejadian traumatik
yang menimbulkan
rasa takut, ansietas
maupun perasaan tidak
dihargai
b. Diskusikan kebutuhan
atau harapan yang
belum terpenuhi
c. Diskusikan cara-cara
mengatasi kebutuhan
yang tidak terpenuhi
11

menyebutka
n hubungan
antara
kejadian
traumatik
kebutuhan
tidak
terpenuhi
dengan
wahamnya
dan kejadian traumatik
d. Diskusikan dengan
klien antara kejadian-
kejadian tersebut
dengan wahamnya

TUK
Klien dapat
mengidentifik
asi
wahamnya
1.4 Setelah ... X
interaksi
klien
menyebutka
n perbedaan
pengalaman
nyata
dengan
pengalaman
wahamnya
1.4 Bantu klien
mengidentifikasi
keyakinan yang
salam tentan situasi
yang nyata (bila
klien sudah siap)
a. Diskusikan dengan
klien pengalaman
wahamnya tanpa
berargumentasi
b. Katakan kepada klien
akan keraguan perawat
tehadap pernyataan
klien
c. Diskusikan dengan
klien respon perasaan
terhadap wahamnya
d. Diskusikan frekuensi,
intensitas dan durasi
terjadinya waham
e. Bantu klien
membedakan situasi
nyata dengan situasi
12

yang dipersepsikan
salah oleh klien

TUK
Klien dapat
mengidentifik
asi
konsekuensi
dari
wahamnya
1.5 Setelah ... X
interaksi
klien
menjelaskan
gangguan
fungsi hidup
sehari-hari
yang
diakibatkan
ide-ide atau
pikirannya
yang tidak
sesuai
dengan
kenyataan
seperti :
a. Hubungan
dengan
keluarga
b. Hubungan
dengan
orang lain
c. Aktivitas
sehari-hari
d. Pekerjaan
e. Sekolah
f. Prestasi, dsb
1.5 Diskusikan tentang
pengalaman-
pengalaman yang
tidak
menguntungkan
sebagai akibat dari
wahamnya
seperti :Hambatan
dalam berinteraksi
dengan keluarga,
Hambatan dalam
interaksi dengan
orang lain dalam
melakukan
aktivitas sehari-
hari
1.6 Ajak klien melihat
bahwa waham
tersebut adalah
masalah yang
membutuhkan
bantuan dari orang
lain
1.7 Diskusikan dengan
klien tentang orang
atau tempat ia
dapat meminta
bantuan apabila
wahamnya timbul
atau sulit di
kendalikan
13



TUK
Klien dapat
melakukan
teknik
distraksi
sebagai cara
menghentika
n pikiran
yang terpusat
pada
wahamnya
1.6 Setelah ...X
interaksi
klien
melakukan
aktivitas
yang
konstruktif
sesuai
dengan
minatnya
yang dapat
menglihkan
fokus klien
dari
wahamnya
1.8 Diskusikan hobi
atau aktivitas yang
disukainya
1.9 Anjurkan klien
memilih dan
melakukan
aktivitas yang
membutuhkan
perhatian dan
keterampilan
1.10 Ikut sertakan
klien dalam
aktivitas fisik yang
membutuhkan
perhatian sebagai
pengisi waktu
luang
1.11 Libatkan klien
pada topik-topik
yang nyata
1.12 Anjurkan klien
untuk bertanggung
jawab secara
personal dalam
mempertahankan
atau meningkatkan
kesehatan dan
pemulihannya
1.13 Beri
penghargaan bagi
setiap upaya klien
yang positif
14


TUK
Klien
mendapat
dukungan
keluarga
1.7 Setelah ... X
interaksi
keluarga
dapat
menjelaskan
tentang cara
mempraktek
kan cara
merawat
klien
waham
1.14 Diskusikan
pentingnya peran
keluarga sebagai
pendukung untuk
mengatasi waham
1.15 Diskusikan
potensi keluarga
untuk membantu
klien mengatasi
waham
1.16 Jelaskan pada
keluarga tentang
a. Pengertian
waham
b. Tanda gejala
waham
c. Penyebap dan
akibat waham
d. Cara merawat
klien waham
1.17 Latih keluarga
cara merawat
waham
1.18 Tanyakan
perasaan keluarga
setelah mencoba
cara yang dilatih
1.19 Beri pujian
pada keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien di
rumah
TUK 1.8 Setelah ... X 1.20 Diskusikan
15

Klien dapat
memanfaatka
n obat dengan
baik
interaksi
dengan
klien, dapat
mendemons
trasikan
penggunaan
obat dengan
baik
1.9 Setelah ... X
interaksi
klien
menyebutka
n akibat
berhenti
minum obat
tanpa
konsultasi
dengan
dokter
dengan klien
tentang manfaat
dan kerugian tidak
minum obat
1.21 Pantau klien
saat penggunaan
obat, beri pujian
jika klien
menggunakan obat
dengan benar
1.22 Diskusikan
akibat klien
berhenti minum
obat tanpa
konsultasi dengan
dokter
1.23 Anjurakan
klien untuk
konsultasi kepada
perawat atau
dokter jika terjadi
hal-hal yang tidak
diinginkan.


16

STRATEGI PELAKSANAAN
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) PASIEN WAHAM
SP 1 PASIEN
1. Identifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
2. Bicarakan konteks realita
3. Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya
4. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan pasien
SP 2 PASIEN
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp 1)
2. Identifikasi potensi/kemampuan yang dimiliki
3. Pilih dan latih potensi/kemampuan yang dimiliki
4. Masukkan ke dalam jadual kegiatan pasien

SP 3 PASIEN
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1 & Sp2)
2. Pilih kemampuan lain yang dapat dilakukan
3. Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang dimiliki
4. Masukkan ke dalam jadual kegiatan pasien


STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KELUARGA
SP 1 KELUARGA
1. Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
2. Jelaskan proses terjadinya waham
3. Jelaskan tentang cara merawat pasien waham
4. Latih (simulasi) cara merawat
5. RTL keluarga/jadual untuk merawat pasien
SP 2 KELUARGA
1. Evaluasi kemampuan Sp 1
2. Latih keluarga cara merawat (langsung ke pasien)
3. Susun RTL keluarga

SP 3 KELUARGA
1. Evaluasi kemampuan keluarga
2. Evaluasi kemampuan pasien
3. RTL keluarga : follow up dan rujukan


17

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan yang dilakukan disesuaikan dengan rencana
keperawatan dan strategi pelaksanaan yang telah disusun.

E. Evaluasi
Lakukan evaluasi setelah dilakukannya implementasi. Contoh lembar evaluasi
sebagai berikut :
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN
KELUARGA DENGAN MASALAH WAHAM
NAMA PASIEN :
RUANGAN :
NAMA PERAWAT :
NO KEMAMPUAN TANGGAL
A Pasien
1
Berkomunikasi sesuai dengan
kemampuan

2
Menyebutkan cara memenuhi
kebutuhan yang tidak terpenuhi

3
Mempraktikkan cara memenuhi
kebutuhan yang tidak terpenuhi

4
Menyebutkan kemampuan
positif yang dimilik

5
Mempraktikkan kemampuan
positif yang dimiliki

6
Menyebutkan jenis jadwal dan
waktu minum obat

7
Melakukan jadwal aktivitas dan
minum obat sehari-hari

B Keluarga
1
Menyebutkan pengertian waham
dan proses terjadinya waham

2
Menyebutkan cara merawat
pasien waham

3
Mempraktikkan cara merawat
pasien waham

4
Membuat jadwal aktivitas dan
minum obat untuk klien





18

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan
mekanisme ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan
waham menggunakan mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan
dan proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan
agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan
ketergantungan ditransformasikan mejadi kemandirian yang kokoh.
Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan
kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari
mengenal impuls yang tidak dapat di terima dari dirinya sendiri.
Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas telah dihipotesiskan telah
menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi waham dan suporioritas.
Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia
yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka
yang terluka. (kalpan dan Sadock 1997).
Tindakan keperawatan jiwa yang diberikan antara lain BHSP, tidak
mendukung atapun menyangkal Waham pasien, mempertahankan pasien
untuk tetap pada realita, mengajarkan cara minum obat dan mempertahankan
pengobatan, serta dapat juga diberikan tindakan keperawatan untuk keluarga.

A. Saran

Sebagai tenaga kesehatan jiwa, kita hendaknya memperhatikan setiap
aspek yang mungkin dapat mempengaruhi Waham seseorang, seperti
lingkungan, keluarga dan faktor-faktor lain yang mungkin mendukung waham
yang dialami. Sehingga dengan mengidentifikasi setiap aspek yang mungkin
berpengaruh, diharapakan tindakan keperawatan yang diberikan sesuai dan
dapat menghasilakan hasil yang optimal.

19

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN
(Basic Course). Jakarta : EGC

Ns. Mustofa, Ali. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa Untuk Praktisi dan
Mahasiswa Keperawatan.

http://ppnikesdambrw.wordpress.com/askep-jiwa-waham/ (diakses pada
tanggal 23 Desember 2013 pukul 22 : 27 wita)

http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-
pasien-dengan-waham.html (diakses pada tanggal 23 Desember 2013
pukul 22 : 40 wita)

http://ahmadfirmanismail.blogspot.com/2012/06/askep-waham.html (diakses
pada tanggal 23 Desember 2013 pukul 22 : 45 wita)

You might also like