You are on page 1of 130

Mengikuti Jejak Kristus

Oleh: Thomas a Kempis

Nasihat-nasihat untuk hidup rohani

PASAL 1
HAL MENGIKUTI JEJAK KRISTUS DAN MENGABDIKAN SEGALA KESIA-SIAAN DUNIA

1. Tuhan bersabda: Barangsiapa mengikuti Daku tiadalah ia berjalan di dalam


kegelapan (Yoh. 8.12).
Inilah sabda Kristus untuk menasehati kita supaya kita meniru hidup ketekunanNya,
bila kita sungguh-sungguh ingin mendapat terang dan ingin dibebaskan daripada segala
kebutaan hati.
Karena itu hendaklah kita mengutamakan dan mencurahkan perhatian kita untuk
merenungkan kehidupan Yesus Kristus.
2. Ajaran Kristus jauh melebihi semua ajaran orang-orang Kudus; dan barangsiapa
mempunyai semangat yang sejati, akan mendapat makna yang tersembunyi di
dalamnya. Tetapi sering terjadi, bahwa banyak orang, meskipun telah berkali-kali
mendengan Injil, rasa rindu mereka kepada Injil hanya kecil sekali, sebab mereka tidak
memiliki semangat Kristus.
Tetapi barangsiapa ingin memahami sedalam-dalamnya dan menikmati sepenuhnya
kata-kata Kristus, hendaklah ia berusaha menyesuaikan hidupnya dengan hidup Kristus.
3. Apakah faedahnya mengadakan perdebatan secara mendalam tentang Allah
Tritunggal Maha Kudus, apabila kita tidak rendah hati, sehingga Tritunggal tidak
berkenan akan kita?
Bahwasanya: bukan kata yang muluk-muluk membuat orang menjadi suci dan adil,
melainkan hidup yang bertakwalah membuat orang berkenan kepada Tuhan.
Lebih baik hati kita merasa remuk redam dari pada mengerti segala seluk beluknya
Seandainya kita hafal seluruh Kitab Suci dan ucapan-ucapan para ahli filsafat
semuanya, apakah gunanya semua itu, apabila kita tidak memiliki cintakasih Allah dan
rahmatNya?
Kesia-sian, sungguh kesia-siaan dan segalanya adalah sia-sia belaka (Eccl.1.2.),
kecuali cintakasih akan Allah dan mengabdi hanya kepadaNya.
Inilah hikmat yang tertinggi: dengan menolak dunia menuju kepada kerajaan surga.
4. Maka kesia-sianlah mencari kekayaan yang fana dan menaruh pengharapan
padanya. Kesia-siaan pula mengejar kehormatan dan membanggakan diri.
Kesia-siaanlah, munuruti keinginan daging dan menginginkan segala sesuatu yang
akhirnya harus mengakibatkan hukuman berat bagi kita.
Kesia-siaanlah mengharapkan umur panjang, tetapi hanya sedikit mengindahkan
hidup baik. Kesia-siaanlah mencintai segala yang lewat dengan cepat dan tiada
mengejar kebahagiaan yang kekal.
5. Hendaklah kita senantiasa ingat akan perkataan ini: bahwa mata tiada pernah puas
melihat dan bahwa telinga tiada pernah puas mendengar (Eccl.1.1.8)
Maka hendaklah kita berusaha mengelakkan hati kita dari cinta akan yang kelihatan
dan mengarahkannya kepada apa yang tiada Nampak.
Karena barangsiapa menuruti kenikmatan nafsu rasa, akan menodai hatinya dan
kehilangan rahmat Allah.
PASAL II
HAL RASA RENDAH HATI

1. Ingin akan pengetahuan adalah koderat manusia, tetapi apakah gunanya


pengetahuan jika kita tidak takut kepada Allah?
Seorang petani yang rendah hati dan mengabdi kepada Tuhan, sungguh lebih baik
daripada seorang ahli filsafat yang congkak, yang menyelidiki ilmu perbintangan,
tetapi tiada memperdulikan keadaan jiwanya.
Barangsiapa mengenal diri sendiri dengan baik, akan merasa hina dan tidak merasa
gembira atas pujian orang.
Andaikata saya mengetahui segala-galanya, tetapi jika saya tiada memiliki
cintakasih, apakah gunanya semua itu bagi saya terhadap Allah yang akan mengadili
saya sesuai dengan perbuatan saya?
2. Hendaklah kita membuang segala keinginan akan pengetahuan yang melampaui
batas, karena hal itu hanya menimbulkan banyak kebingunan dan kekecewaan saja.
Mereka yang banyak pengetahuannya biasanya suka menjadi orang terkenal dan
disebut orang pandai.
Banyak pengetahuan yang hanya sedikit, bahkan sama sekali tidak bermanfaat bagi
jiwa.
Sungguh tidak bijaksana orang yang mengejar segala apa saja, kecuali yang
berguna bagi keselamatan jiwanya.
Banyak bicara tentang ilmu tidak memuaskan jiwa, tetapi hidup saleh akan
menenangkan hati dan hati yang murni akan menjadikan hubungan kita dengan Allah
lebih erat dan mesra.
3. Semakin luas dan dalam pengetahuan kita, semakin keras kita akan diadili, jika
hidup kita tidak menjadi semakin saleh seimbang dengan pengetahuan kita itu.
Oleh sebab itu janganlah kita membanggakan diri atas kecakapan ataupun
pengetahuan kita, tetapi lebih baik kita takut akan tanggungjawab atas pengetahuan
yang diberikan kepada kita.
Bila kita menyangka, bahwa kita tahu akan banyak hal dan merasa paham tentang
soal-soal itu, ingatlah bahwa masih banyak hal lain yang tidak kita ketahui.
Janganlah mempunyai anggapan tinggi tentang dirimu sendiri (Rom.11.20),
melainkan akuilah, bahwa sesungguhnya kurang pengetahuan kita.
Mengapa kita menganggap diri kita lebih tinggi daripada orang lain, sedangkan
masih banyak orang lain yang lebih pandai dalam bidang kaidah-kaidah agama daripada
kita?
Apabila kita ingin mengetahui dan mempelajari apa yang berguna bagi kita,
sebaiknya kita suka tetap tinggal tidak terkenal dan tidak diindahkan umum.
Anjuran yang baik dan paling berguna ialah: sungguh-sungguh mengenal diri sendiri
dan memandang diri sendiri sebagai orang lain.
Tidak menyukai diri sendiri dan senantiasa beranggapan bahwa orang lain itu baik
hati dan ramah, itu merupakan sifat tabiat yang sangat bijaksana dan sempurna.
Biarpun kita melihat orang lain berbuat dosa, bahakan melakukan kejahatan yang
besar, janganlah sekali-kali menganggap, bahwa diri kita lebih baik daripada orang itu.
Sebab kita sendiri tidak tahu berapa lama kita masih akan tetap kuat dalam keadaan
yang baik. Kita semua lemah, tetapi kita tidak boleh menganggap, bahwa orang lain
lebih lemah daripada kita.

PASAL III
HAL AJARAN KEBENARAN

1. Berbahagialah orang yang langsung diajari oleh Kebenaran, tidak oleh gambaran-
gambaran dan kata-kata yang fana, melainkan oleh kebenaran yang sejat.
Pikiran dan perasaan kita sering menyesatkan kita dan hanya mampu membuka
selubung kebenaran sedikit saja.
Apakah gunanya banyak berdebat mengenai perlbagai soal yang tersembunyi dan
gelap, padahal soal tersebut nantinya dalam pengadilan tidak akan
dipertanggungjawabkan kepada kita, karena kita tidak mengetahui tentang hal itu?
Bodoh sekalilah kiranya apabila kita melalaikan apa yang berfaedah dan sangat
penting artinya, dengan lebih mengutamakan soal yang menarik hati kita tetapi yang
sungguh berbahaya. Kita mempunyai mata tetapi tidak melihat.
2. Dan mengapa kita meributkan bermacam-macam hal?
Apabila Sabda yang kekal berbicara kepada kita, niscaya kita terlepas dari
bermacam-macam faham.
Daripada Sabda yang Esa berasal segalanya dan segalanya menjadi saksi tentang
yang Esa ini; dan Sabda itulah yang pada permulaan juga berbicara kepada kita (Yoh.
8.25)
Tanpa Dia tak seorangpun dapat memahami atau mempertimbangkan suatu soal
dengan baik. Orang yang memahami, bahwa segala perkara itu adalah satu dan pula
mengembalikan segalanya kepada satu itu dan segalanya dipandang dalam
hubungannya dengan satu tadi, orang itu akan tenteram dalam hati dan dalam keadaan
damai dengan Allah.
Ya Allah yang bersifat Kebenaran, persatukanlah kami dengan Dikau dalam
cintakasih yang kekal.
Seringkali saya merasa menyesal karena saya banyak membaca dan mendengar.
Pada Dikaulah terdapat segala-galanya yang saya cita-citakan dan saya inginkan.
Buatlah meerka diam yang memberi hikmat manusia dan buatlah bisu semua
makhluk dihadiratMu. Bersabdalah Engkau, ya Engkau sajalah kepada kami.
3. Semakin banyak orang memperhatikan kebatinannya dan semakin bersatu keadaan
batinnya, semakin banyak dan semakin luhur pula perkara yang dapat difahami dengan
mudah; karena dari atas ia menerima penerangan untuk memahami segalanya itu.
Jiwa yang murni, bersahaja dan teguh, tidak akan terganggu oleh pekerjaannya yang
banyak; karena ia melakukan segalanya untuk kemuliaan Alah dan selalu
diusahakannya dalam hati utnuk membuang segala keinginan mencari kepentigan diri
sendiri. Tak ada rintangan yang lebih menyulitkan dan menyusahkan jalan kita
daripada cita-cita hati kita yang tidak kita kendalikan.
Orang yang baik dan takwa lebih dahulu akan memikirkan apa yang diperbuatnya,
sebelum dia menyingsingkan lengan bajunya.
Dengan jalan ini dia tidak akan terseret oleh keinginan-keinginan yang tidak
teratur, melainkan dia sendirilah yang akan mengemudikan keinginan-keinginannya
selaras dengan akal sehat.
Tidak ada seorangpun yang berjuang lebih hebat daripada orang yang menundukkan
dirinya sendiri.
Dan inilah yang harus menjadi tugas kita: menundukkan diri sendiri dan tiap hari
semakin menguasai diri kita dan semakin maju dalam kebaikan.
4. Segala kesempurnaan dalam hidup ini biasanya masih mengandung hal-hal yang
tidak sempurna; dan segala pandangan kita kebanyakan tentu masih berkabut.
Tahu akan diri sendir dengan kerendahan hati dalah jalan lebih aman menuju Allah
daripada pemeriksaan mendalam dan teliti berdasarkan ilmu pengetahuan.
Sudah barang tentu kita tidak boleh mencela ilmu atau pengetahuan yang
sederhana mengenai hal apapun juga yang pada hakekatnya adalah baik dan diatur
oleh Tuhan, tetapi tidaklah dapat diingkari, bahwa suara hati yang baik dan hidup
bertakwa adalah lebih baik daripada semuanya ini.
Sebab justru oleh karena banyak orang lebih mengutamakan ilmu daripada hidup
yang baik, maka seringkali mereka itu tersesat dari jalan yang benar dan pekerjaannya
hanya menghasilkan buah sedikit, atau tidak berbuah sama sekali.
5. Ah, seandainya mereka dalam membasmi kejahatannya dan menanam kebajikannya
sama rajinnya seperti bila mereka mengemukakan soal-soal, alangkah kurangnya
kejahatan dan batu sandungan dalam masyarakat, serta alangkah berkurangnya pula
semangat lemah dalam biara-biara!
Sungguh, pada hari kiamat tidak akan ditanyakan kepada kita, apakah yang telah
kit abaca, melainkan apakah yang telah kita perbuat. Tidak akan ditanyakan apakah
kita berbahasa yang indah, tetapi apakah kita hidup di dunia dengan baik.
Coba katakanlah: di mana sekarang tuan-tuan besar dan orang-orang cerdik pandai
yang semasa hidupnya kita kenal begitu baik, serta nama-nama kehormatan yang
setinggi-tingginya.
Orang-orang lain sudah merebut kedudukan dan menguasai kekayaan yang telah
mereka tinggalkan namun saya tidak tahu apakah orang-orang lian itu masih ingat
kepada tuan-tuan tadi.
Selama masih hidup mereka itu seolah-olah merupakan orang istimewa, tetapi
sekarang sesudah meninggal dunia tak seorangpun yang mempercakapkan mereka lagi.
6. Ah, alangkah cepatnya kemegahan dunia ini berlalu!
Seandainya hidup mereka sesuai dengan pengetahuannya, niscaya mereka akan belajar
dan memberikan pelajaran dengan baik.
Betapa banyaknya orang yang hanya sedikit mementingkan pengabdiannya kepada
Allah dan hanyut dalam dunia ini kaerna ilmunya yang sia-sia.
Lagi pula karena mereka lebih suka menjadi orang yang ternama daripada orang
yang rendah hati, maka mereka menjadi kegila-gilaan dalam pikirannya.
Sungguh mulia orang yang memiliki cinta kasih yang besar.
Sungguh mulia orang yang merasa tiada berarti dalam pandangannya sendiri dan
tiada menghargai kehormatan yang setinggi-tingginya.
Sungguh bijaksanalah orang yang menganggap segala barang duniawi sebagai
sampah (Phil. 3.8) agar mereka dapat memperoleh Kristus.
Dan sungguh mahir-cerdiklah ia, yang menjalankan kehendak Allah dan
menyampingkan kehendaknya sendiri.

PASAL IV
HAL BIJAKSANA DALAM TINGKAH LAKU

1. Janganlah kita percaya kepada setiap perkataan ataupun dorongan; tetapi


pertimbangkanlah tiap-tiap perkara dengan tenang dan seksama apakah itu sesuai
dengan kehendak Allah.
Tetapi sayang, seringkali kita lebih percaya akan keburukan orang lain daripada
akan kebaikannya dan lebih mudah membicarakan keburukannya daripada
kebaikannya; begitu lemahlah kita.
Tetapi orang yang sempurna tiada begitu lekas percaya kepada ceritera sembarang
orang, karena ia mengetahui kelemahan manusia yang cenderung kepada kejahatan
dan yang sangat mudah tergelincir dalam kata-katanya.
2. Sungguh sangat bijaksana, apabila kita tidak tergesa-gesa berbuat dan tidak
mempertahankan pendapat sendiri dengan keras kepala.
Juga bijaksana apabila kita tidak mempercayai setiap perkataan orang dan tidak
segera menceriterakan kepada orang lain apa yang kita dengar atau yang kita anggap
benar.
Hendaklah kita minta nasihat kepada orang yang bijaksana dan yang mempunyai
tanggungjawab; lebih baik kita diberi penerangan oleh orang yang lebih banyk
pengalamannya daripada menurut pandangan sendiri.
Hidup yang baik akan membuat manusia bijaksana di hadapan Allah dan paham
dalam banyak hal.
Semakin rendah hati seseorang dalam batinnya dan semakin tunduk ia kepada
Allah, maka semakin bijaksana dan semakin tenanglah ia dalam segala hal.

PASAL V
HAL MEMBACA KITAB SUCI

1. Di dalam Kitab Suci kita harus mencari kebenaran dan bukanlah kata-kata yang
indah.
Kitab Suci seluruhnya hendaknya dibaca dalam jiwa, seperti kitab tersebut ditulis.
Lebih baik di dalam Kitab Suci kita mencari apa yang berfaedah bagi kita daripada
mencari keindahan bahasa.
Kesukaan membaca kitab-kitab keagamaan dan bersahaja hendaknya sama dengan
kesukaan kita membaca kitab-kitab yang luhur-luhur dan dalam-dalam isinya.
Janganlah kita perdulikan, apakah penulisnya itu banyak ilmunya ataupun sedikit;
hanya cinta kepada kebenaranlah hendaknya yang mendorong kita untuk membaca.
Janganlah kita bertanya, siapa yang mengatakan, tetapi perhatikanlah apa yang
dikatakan.
2. Manusia itu berlalu, tetapi Kebenaran Tuhan tetap tinggal selama-lamanya (Ps.
116,2). Dengan pelbagai cara Tuhan bersabda kepada kita tanpa memandang keadaan
diri kita. Keinginan kita untuk mengetahui segala-galanya seringkali merupakan
rintangan pada waktu kita membaca Kitab Suce, karena kita sengaja mau mengetahui
apa yang mestinya lebih baik kita lampaui beitu saja.
Apabila kita ingin mengambil faedah dari apa yang kit abaca hendaklah kita
membaca dengan rendah hati, bersahaja dan setia, dan janganlah menginginkan agar
mendapat nama sebagai orang berilmu.
Hendaklah suka bertanya dan dengarkanlah dengan tenang kata-kata orang-orang
suci. Janganlah kita tersentuh pada teladan-teladan para bapa-penulis kita; karena
ada juga sebabnya mengapa perkara-perkara itu tercantum dalam Kitab Suci.

PASAL VI
HAL KEINGINAN HATI YANG TERATUR

1. Berulangkali hati kita menjadi tidak tenteram apabila kita menginginkan sesuatu
secara tidak teratur.
Orang yang sombong dan yang kikir tidak pernah tenteram hatinya; tetapi orang
yang berjiwa miskin serta rendah hati hidup dalam damai sepenuhnya.
Orang yang belum dapat menyangkal dirinya sendiri dengan sungguh-sungguh, akan
segera tergoda dan terkalahkan dalam hal-hal yang kecil dan tak berarti.
Barangsiapa masih lemah dalam hal kerohanian dan masih agak lekat kepada
kenikmatan daging serta masih cenderung kepadanya, akan sukar melepaskan diri
daripada keinginan-keinginan duniawi.
Oleh karena itu akibatnya ia akan merasa susah, bilamana ia harus melepaskan
barang sesuatu, dan perasaannyapun akan mudah tersinggung apabila seseorang
merintanginya.
2. Tetapi jika ia telah memperoleh apa yang diinginkan, maka ia akan merasa
menyesal; karena ia telah menuruti hawa nafsu, yang tidak mendekatkannya kepada
perdamaian hati yang dirindukan setiap orang. Maka ketenteraman hati yang
sebenarnya tidaklah diperoleh dengan menuruti keinginan hawa nafsu, melainkan
dengan menentang desakannya.
Oleh karena itu ketenteraman hati tidaklah terdapat pada orang yang masih lekat
pada kenikmatan daging, juga tidak pada mereka yang sangat mementingkan hal-hal
lahiriah, melainkan pada mereka yang rajin dan bersemangat di dalam perkara-perkara
rohani.

PASAL VI
HAL KEINGINAN HATI YANG TERATUR

1. Sungguh bodohlah orang yang menaruh harapannya kepada sesame manusia atau
makhluk Tuhan lainnya
Baiklah kita jangan merasa malu melayani orang lain demi cintaksih akan Yesus
Kristus dan dipandang sebagai orang miskin di dunia ini.
Janganlah kita bersandar atas diri sendiri, melainkan taruhlah harapan kita hanya
kepada Allah.
Apabila kita bekerja sebaik-baiknya dengan segala tenaga yang ada pada kita,
niscaya Tuhan membantu kemauan kita yang baik itu.
Janganlah kita terlalu percaya akan pengetahuan kita atau akan kecerdasan orang,
tetapi letakkanlah kepercayaan kita kepada rahmat Allah. Allah membantu mereka
yang rendah hati, tetapi merendahkan mereka yang meninggikan dirinya.
2. Hendaknya kita jangan membanggakan diri atas kekayaan jika kita memilikinya,
dan janganlah merasa bangga akan sahabat-sahabat yang berkuasa, berpangkat dan
sebagainya, melainkan banggalah akan Tuhan yang memberikan segala kebutuhan kita,
kecuali itu bahakan masih menganugerahkan diriNya sendiri kepada kita.
Janganlah kita membanggakan kekuatan atau keelokan badan kita yang karena
penyakit sedikit saja mudah menjadi rusak dan jelek.
Hendaknya kita juga tidak suka merasa puas atas kecakapan atau kepandaian yang
ada pada kita. Kepuasan serupa itu menyebabkan kita kurang berkenan di mata
Tuhan, yang memang menjadi sumber segala baik yang ada pada kita.
3. Janganlan beranggakan bahwa diri kita lebih baik daripada diri orang lain, agar
supaya kita dalam pandangan Tuhan, yang mengetahui segala yang ada di dalam hati
sanubari manusia, tidak lebih jelek daripada orang-orang lain.
Jangalah kita menyombongkan diri atas pekerjaan kita yang baik, sebab
pertimbangan Tuhan berlainan dengan pertimbangan orang. Seringkali terjadi, bahwa
sesuatu yang disukai orang tiada berkenan kepada Allah.
Andaikata kita memiliki suatu kebaikan, hendaklah kita pikirkan, bahwa orang lain
memiliki kebaikan lebih banyak. Jadi dengan demikian kita tetap rendah hati.
Tidak ada jeleknya, apabila kita menganggap diri kita lebih rendah daripada orang
lain. Sebaliknya sangatlah merugikan, apabila kita menempatkan diri kita meskipun
hanya di atas satu orang lain saja.
Ketentraman hati selalu ada pada orang yang rendah hati. Tetapi di dalam dada
seorang yang congkak seringkali membara rasa irihati, dengki dan sakit hati.

PASAL VIII
HAL MENGHINDARI PERGAULAN YANG TERLAMPAU RAMAH

1. Janganlah membuka isi hatimu terhadap setiap orang (Eccl.8, 22)., melainkan
rundingkanlah kesulitan hatimu dengan orang yang budiman lagi saleh. Batasilah
pergaulanmu dengan orang-orang muda dan mereka yang belum kau ketahui siapakah
mereka itu. Hendaknya janganlah kita merayu orang-orang kaya, dan janganlah kita
suka bergaul dengan orang-orang berpangkat, atau berkedudukan tinggi. Tetapi
eratkanlah hubunganmu dengan orang-orang yang tertib dan bertakwa. Bicarakanlah
dengan mereka soal-soal yang bermanfaat untuk perbaikan.
Janganlah terlalu akrab dengan seorang wanita satupun juga, melainkan serahkan
wanita-wanita utama kepada Tuhan supaya diberkatiNya. Hanya dengan Allah dan
para MalaekatNya sajalah hendaknya kita bergaul dengan bebas dan ramah, dan
baiklah kita hindari pergaulan di kalangan orang banyak.
2. Kita harus menaruh cintakasih kepada setiap orang, tetapi terlalu akrab dengan
mereka tidaklah berguna. Kadang-kadang terjadi, bahwa seorang yang tidak kita
kenal, telah mempunyai nama baik yang gilang-gemilang, tetapi segera kita
berhadapan dengan orang tersebut dan berkenalan dengan dia, maka lenyaplah
kegemilangan namanya itu.
Kadang-kadang kita menyangka, bahwa pergaulan kita sangat menyenangkan orang-
orang lain. Padahal sesungguhnya kita sangat membosankan mereka, disebabkan oleh
tingkah laku kita yang mereka anggap salah dan tidak sesuai dengan kehendak mereka.

PASAL IX
HAL TAAT DAN PATUH

1. Sungguh sangat luhur, bila kita mau menurut hidup di bawah perintah dan tidak
hidup bebas tanpa diperintah.
Sungguh lebih aman menjadi orang bawahan, daripada menjadi orang atasan yang
harus memberi perintah.
Kebanyakan orang mau menjadi orang bawahan, bukan karena rasa cinta,
melainkan karena terpaksa. Oleh karena itu mereka merasa berat dan mudah
bersungut-sungut. Dengan jalan itu mereka tidak memperoleh kemerdekaan rohani,
kecuali apabila mereka dengan segenap hati tunduk kepada atasan karena cintanya
akan Allah.
Kemampuan kita pergi, tiadalah kita akan memperoleh ketenteraman hati sebelum
kita tunduk kepada kekuasaan yang lebih tinggi. Senantiasa ikhtiar untuk pindah
tempat dan kedudukan telah mengecewakan banyak orang.
2. Sudah tentu tiap orang suka melakukan kehendaknya sendiri dan paling tertarik
kepada mereka yang sepaham dengan dia sendiri. Tetapi bila Allah berada di tengah-
tengah kita, kadang-kadang perlu kita mengesampingkan pendapat kita sendiri untuk
mendapat perdamaian. Siapakah yang begitu berhikmat, sehingga ia dapat
mengetahui segala-galanya? Oleh karena itu baiklah kita jangan terlalu
mempertahankan pendapat kita sendir, melainkan kita pertimbangkanlah sedalam-
dalamnya pendapat-pendapat orang lain.
Meskipun kita merasa bahwa pendapat kita itu benar, namun bila kita bersedia
mengikuti pendapat orang lain demi cinta kita kepada Tuhan, maka kelak akibatnya
hal ini akan lebih berfaedah bagi kita.
3. Sebab barangkali telah kita dengar, bahwa lebih aman mendengarkan dan
menerima nasihat daripada memberikannya. Mungkin juga, bahwa pendapat yang
satu, maupun yang lain, kedua-duanya adalah benar. Tetapi apabila kita tidak
bersedia menyetujui pendapat orang lain tadi, meskipun pikiran sehat atau alasan
cukup menghendaki, supaya kita menyetujuinya, maka hal itu adalah suatu tanda,
bahwa kita sombong dan keras kepala.

PASAL X
HAL MENGHINDARI PERCAKAPAN YANG TIDAK PERLU

1. Hendaklah kita sedapat mungkin mengundurkan diri dari keributan suasana di


sekitar kita. Sebab banyak mempercakapkan kejadian-kejadian dunia itu pengaruhnya
sangat merugikan, sekalipun maksud kita itu baik. Dalam sekejap mata saja hati kita
akan terpengaruh dan terjerat dalam hal-hal tak berguna.
Bukankah kita seringkali telah merasa menyesal atas pembicaraan kita yang
berlebih-lebihan, dan menyesal juga, bahwa kita terlampau banyak berkumpul dengan
orang banyak?
Tetapi mengapa kita suka sekali berbicara yang satu dengan yang lain, meskipun
sesudah berbicara-bicara itu kita jarang sekali kembali dengan hati tentram?
Adapun sebabnya ialah karena dengan percakapan itu kita mencari hiburan dan
ingin membuka hati kita yang tertekan oleh bermacam-macam pikiran. Dan terutama
kita gemar membicarakan dan memikirkan hal-hal yang kita sukai, atau yang kita
ingini, ataupun yang berlawanan dengan keinginan kita.
2. Tetapi sayang! Semuanya itu seringkali tak berfaedah dan tak berguna. Sebab
hiburan lahir semacam itu tidak sedikit mengurangi hiburan batin dari Tuhan.
Karenanya baiklah kita berjada dan berdoa, agar waktu kita tidak liwat tanpa hasil
apa-apa.
Jika kita boleh berbicara dan ada gunanya untuk berbicara, baiklah kita
pergunakan pembicaraan itu untuk membangun.
Kebiasaan kita yang salah dan kelalaian kita atas kemajuan dalam kehidupan rohani
itulah yang banyak menyebabkan kita tak menjaga mulut kita lagi.
Untuk pertumbuhan yang sehat bagi kehidupan rohani, adalah baik bila kadang-
kadang kita mengadakan pembicaraan tentang soal-soal kerohanian; lebih-lebih bila
orang-orang yang mengambil bagian pada pembicaraan itu sehati dan sejiwa, serta
merasa bersatu di dalam Allah.

PASAL XI
HAL MEMPEROLEH KETENTRAMAN HATI SERTA PERKEMBANGAN ROHANI

1. Sesungguhnya kita dapat merasa lebih tenteram, asal kita tidak mau
memperdulikan perkataan dan perbuatan orang lain, yang tiada berurusan dengan kita.
Bagaimana orang dapat tenteram hatinya, bila dia mencampuri urusan orang lain?
Bila dia mencari kesenangan di luar dan jarang atau tidak pernah merenung di dalam
hati?
Bahagialah sekalian orang yang bersahaja, karena mereka akan merasakan
ketenteraman yang besar.
2. Mengapa beberapa orang suci dapat mencapai kesempurnaan yang begitu tinggi dan
mencapai sinar terang di dalam pikirannya?
Karena mereka telah berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan segala
keinginan duniawi di dalam dirinya; dan oleh karena itu dapatlah mereka dengan
segenap hati mencapai hubungan yang sangat erat dengan Tuhan dan dengan tanpa
gangguan dapatlah mereka memurnikan hatinya.
Sebaliknya kita terlalu banyak dipegaruhi oleh hawa nafsu kita sendir dan sangat
mudah terpengaruh pula oleh perkara-perkara yang lalu melintas.
Juga jarang kita dapat sama sekali mengalahkan satu kejahatan saja yang ada pada
kita dan kita tiada berusaha sungguh-sungguh untuk maju setiap hari. Itulah sebabnya
maka kita tetap dingin dan acuh tak acuh.
3. Jika kita telah benar-benar mematikan “diri” kita, dan bila hati kita tidak terlibat
di dalam perkara-perkara duniawi, niscaya kita sudah dapat mengenyam kenikmatan
Ilahi dan telah dapat sedikit mengetahui sinar cahaya kebahagiaan.
Satu-satunya rintangan serta halangan yang terbesar ialah, karena kita tidak
terlepas dari hawa nafsu serta keinginan-keinginan kita dan tidak mencoba melalui
jalan yang sempurna seperti orang-orang suci.
Lagi pula jika kita sedikit saja mengalami kegagalan atau merasa kecewa, kita
lekas putus asa dan pergi mencari hiburan pada sesama manusia.
4. Jikalau kita berusaha seperti perwira yang kuat, untuk tetap berdiri dalam
perjuangan, niscaya kita akan melihat pertolongan Tuhan dari surga.
Karena Allah selalu bersedia membantu orang-orang yang sedang berjuang dan yang
mengharapkan rahmatNya. Memang Tuhan sendirilah yang memberi kesempatan
keapda kita untuk berjuan agar kita dapat mencapai kemenangan.
Jikalau memenuhi kejawiban-kewajiban lahir saja sudah kita anggap sebagai
kemajuan rohani, maka akan lekas padamlah semangat kita.
Karenanya hendaklah kita menaruh kampak pada akarnya, supaya kita sesudah
dibersihkan dari hawa nafsu, dapat memperoleh ketentraman hati.
5. Jika tiap tahun kita berhasil memberantas satu kejahatan saja di dalam diri kita,
maka dalam waktu singkat kita akan menjadi orang-orang yang sempurna.
Tetapi sekarang dengan menyesal kita seringkali mengalami, bahwa kita pada
waktu baru bertobat, lebih baik dan lebih murni keadaan jiwa kita daripada sesudah
hidup membiara bertahun-tahun lamanya.
Mestinya kerajinan serta kemajuan kita tiap hari harus makin bertambah, tetapi
sekarang sudah dipandang sebagai suatu keistimewaan, bila orang masih mempunyai
sebagian saja dari kegiatannya semula.
Bilamana pada permulaan kita mau bertindak sedikit keras terhadap diri kita
sendiri, niscaya di kemudian hari kita dapat menjalankan kesemuanya dengan mudah
dan gembira.
6. Meninggalkan kebiasaan yang lama memang berat; tetapi yang lebih berat lagi
ialah: menentang kehendak diri sendir.
Padahal jika kita tidak mampu mengalahkan diri kita sendiri dalam hal yang kecil-
kecil, bagaimana kita dapat menundukkan diri kita dalam kesukaran-kesukaran yang
sungguh-sungguh besar?
Ah, alangkah baiknya kalau kita insyaf, bahwa kita dapat memberi damai kepada
diri kita sendir dan menyediakan suka cita kepada orang lain, apabila kita mau
mengendalikan diri kita sendir. Maka saya percaya, bahwa kita akan lebih
memperhatikan kemajuan kita di bidang kerohanian.

PASAL XII
HAL FAEDAH KESUSAHAN

1. Sungguh berguna apabila kita pada suatu ketika mengalami kesulitan, kegagalan,
ataupun penderitaan karena hal itu sering membuat hati manusia menjadi sadar,
bahwa ia masih hidup di dalam pembuangan dan agar supaya ia tidak menaruh
harapannya di atas salah satu barang duniawi.
Ada baiknya, kalau perkataan kita sekali-sekali dibantah orang dan bilaman orang-
orang menyangka yang jahat serta salah tentang kita, walaupun sebenarnya kita
berbuat baik dan dengan tujuan baik pula.
Semua itu sering berguna untuk membuat kita rendah hati dan menjaga kita
terhadap sikap sombong yang hampa.
Dengan demikian kita akan lebih banyak mencari Allah, yang menjadi saksi atas
keadaan jiwa kita, bila orang-orang menghina kita dan sedikitpun tidak mempunyai
anggapan baik terhadap diri kita.
2. Oleh sebab itu hendaknya orang teguh berakar dalam Tuhan agar ia tidak perlu
mencari hiburan pada orang lain.
Apabila orang yang berkendak baik tersiksa atau tergoda, ataupun terganggu oleh
pikiran-pikiran yang jahat, maka ia akan merasa, betapa ia membutuhkan Allah dan
insyaflah ia bahwa ia tidak dapat berbuat baik sedikitpun juga, bila Tuhan tidak
menyertainya.
Maka ia akan merasa sedih, mengeluh dan berdoa, disebabkan karena keadaannya
yang menderita. Maka ia merasa jemu hidup lebih lama lagi dan ingin mati, supaya
dapat bebas dan bersatu dengan Kristus (Phil. 1.22).
Demikianlah ia akan mengerti dengan jelas, bahwa ketenangan hati yang sempurna
dan ketentraman yang tak dapat di goncongkan tidak mungkin diketemukan di dunia
ini.

PASAL XIII
HAL MONOLAK GODAAN

1. Selama kita hidup di dunia ini, tak mungkin kita luput atau bebas dari penderitaan
dan godaan.
Oleh sebab itu tertulislah dalam kitab Ajub: Percobaan adalah hidup manusia di
atas dunia (Ajub 7.1).
Oleh karena itu setiap orang wajib waspada terhadap godaan-godaan dan berjaga-
jaga serta berdoa, agar supaya setan yang tidak pernah tidur melainkan berkeliling
serta mencari siapa yang dapat ditelannya (I Petr. 5,8) tidak mendapat kesempatan
untuk memperdayakannya.
Tak ada seorangpun yang sempurna dan suci, sehingga dia tidak pernah digoda.
Tak mungkin kita terlepas sama sekali daripada godaan.
2. Tetapi godaan-godaan itu biarpun sukar dan berat, seringkali sangatlah berguna
bagi manusia sebab karena semua itu manusia menjadi rendah hati, bersih, lagi pula
menerima pelajaran.
Semua orang kudus telah mengalami banyak percobaan serta godaan dan oleh
karena itu mereka memperoleh perkembangan rohani. Mereka yang tidak kuat
mengadakan perlawanan terhadap godaan telah terbuang dan hanyut.
Tak ada satupun ordo (konggregasi) yang begitu suci, atau tempat yang begitu
terpencil dan sunyi, sehingga di situ orang bebas dari godaan dan kesushan hidup.
3. Selama manusia hidup di dunia ini, selama itu tiada pernah dia bebas dari godaan.
Sebab godaan itu bersumber di dalam diri kita sendir: karena manusia dilahirkan di
dalam keinginan daging.
Baru saja godaan yang satu berlalu, maka sudah muncullah percobaan yang lain,
dan begitu terus-menerus ada-ada saja yang kita alami, karena hak menikmati keadaan
bahagia yang mula kita miliki sudah lenyap.
Banyak orang yang berusaha menghindari percobaan-percobaan itu, tetapi
akibatnya dia justru malah jatuh lebih dalam tertimpa godaan-godaan tersebut.
Dengan jalan menghindar saja, kita tak akan menang. Tetapi dengan sabar dan
rendah hati yang sesungguhnya kita akan menguasai semua musuh kita.
4. Barangsiapa hanya lahirnya saja menyingkirkan kejahatan, tetapi tidak
memberantasnya sampai ke akar-akarnya, maka dia hanya sedikit mencapai kemajuan,
malahan godaan akan lebih cepat menyerangnya kembali dan dia akan merasa lebih
menderita.
Dengan perlahan-lahan, dengan penuh kesabaran dan ketenangan hati, serta
dengan pertolongan Allah, kita akan lebih mudah dapat mengalahkan musuh-musuh
kita, daripada dengan kekerasan dan kebengisan terhadap diri kita sendiri.
Hendaklah kita seringkali minta nasihat, bila kita sedang di serang godaan-godaan
dan janganlah kita bertindak keras terhadap mereka yang sedang mengalami
percobaan, tetapi hiburlah mereka itu seperti kita sendir ingin diperlakukan oleh orang
lain.
5. Pangkal segala kejahatan pada godaan itu terletak pada ketidak tentraman batin
kita dan pada kurang kepercayaan kita akan Tuhan.
Sebab ibarat sebuah kapal yang tak berkemudi terombang-ambing oleh gelombang
kesana-kemari, demikian pulalah orang yang lemah dan kurang tenang, serta tidak
sanggup meneruskan maksudnya, terjerat dalam pelbagai godaan.
Api menguji besi dan godaan menguji orang yang saleh.
Kita tidak mengetahui kekuatan kita, tetapi percobaan menunjukkan sampai
dimanakah kesanggupan kita.
Oleh karena itu kita harus waspada, lebih-lebih pada permulaan godaan. Sebab
demikian musuh akan lebih mudah dikalahkan, bila ia sama sekali tidak kita
perbolehkan memasuki pintu gerbang jiwa kita, tetapi segera kita usir ketika dia
mengetuk pintu.
Seorang pujangga pernah menulis sebagai berikut: “Dari awal adakanlah
perlawanan yang pesat, sebab datangnya obat akan terlambat bila karena terlalu
lengah penyakit telah menjadi payah” (Ovid. De Remed. II, 91).
Mula-mula di dalam hati kita memang hanya timbul sebuah pikiran biasa saja,
kemudian dengan giat muncullah angan-angan kita, selanjutnya rasa lezat, lalu
keinginan jahat, dan pada akhirnya persetujuan kita.
Demikianlah lambat-laun musuh yang jahat itu akan menguasai jiwa kita
seluruhnya, jika pada permulaan dia tidak segera kita lawan. Dan makin lama orang
melalaikan perlawanan, semakin lemahlah keadaan batinnya, sebaliknya semakin
kuatlah kedudukan si musuh.
6. Sementara orang menderita godaan paling hebat pada waktu permulaan
bertobatnya kepada Tuhan, sedangkan orang lain pada akhir hidupnya. Orang lain lagi
selama hidupnya seakan-akan selalu mengalami penderitaan digoda dan dicoba.
Tetapi ada juga orang yang hanya mengalami percobaan yang ringan. Itu semua
sesuai dengan kebijaksanaan dan keadilan Tuhan. Sebab Tuhanlah yang menimbang-
nimbang kekuatan dan jasa masing-masing orang dan mengatur semuanya, untuk
kebahagiaan orang-orang yang dipilihNya.
7. Karena itu tak usalah kita putus asa, bila kita mendapat percobaan; tetapi
hendaklah kita lebih giat berdoa kehadirat Tuhan, agar Tuhan sudi membantu kita
dalam sebala cobaan. Sebab menurut kata-kata St. Paulus: “Dengan adanya godaan Ia
juga akan memberi jalan untuk keluar (1 Kor. 10.13), hingga kita tetap dapat berdiri.
Hendaklah kita merendahkan diri kita di bawah pimpinan Tuhan, bila kita
menderita godaan dan percobaan: sebab Tuhan akan menolong mereka yang rendah
hati dan memuliakanNya.
8. Dalam godaan dan cobaan orang diuji sampai di mana ia telah mencapai kemajuan,
karena itu ia mendapat lebih banyak anugerah dan tampak lebih terang kebajikannya.
Bukanlah hal yang luar biasa, bila seorang tinggal saleh dan bernyala-nyala
kerajinannya selama ia tidak mengalami kesukaran-kesukaran, tetapi apabila di dalam
waktu percobaan ia tetap tinggal sabar, maka sungguh ada harapan baginya, bahwa ia
akan mengalami pertumbuhan rohani yang subur.
Sementara orang terhindar dari godaan-godaan yang besar, tetapi seringkali
mereka itu mengalami kekalahan dalam perkara yang kecil-kecil dalam hidupnya
sehari-hari. Hal ini maksudnya agar dalam menghadapi hal-hal yang kecil itu mereka
tetap rendah hati dan dalam mengalami soal yang besar-besar mereka sekali-sekali
tidak akan percaya kepada kekuatan diri sendir, sebab dalam yang yang kecil-kecil saja
telah terbukti, bahwa mereka mengalami kekalahan.

PASAL XIV
HAL MENGHINDARI PENILAIAN YANG KURANG BIJAKSANA

1. Arahkan pandanganmu kepada dirimu sendiri dan janganlah menjatuhkan penilaian


atas perbuatan-perbuatan orang lain. Menilai perbuatan orang lain adalah pekerjaan
yang tak berguna, sebab seringkali kita telah salah kira dan mudah berdosa.
Sebaliknya menilai dan mawas diri sendiri itulah perbuatan yang sangat lebih
berfaedah.
Seringkali kita menilai suatu perkara sesuai dengan kepentingan diri kita sendiri,
sebab ukuran-ukuran yang adil sering kita lalaikan karena kesayangan akan diri kita
sendiri.
Seandainya Tuhan yang selalu menjadi satu-satunya tujuan dan keinginan kita,
niscaya tidak mudah kita akan merasa tersinggung oleh perlawanan batin kita.
2. Tetapi seringkali di dalam hati kita tersembunyi, atau dari luar masuk barang suatu
yang juga menarik keinginan kita.
Sebab seringkali banyak orang yang mencari dirinya sendiri dalam pekerjaannya,
meskipun tanpa diketahuinya.
Juga nampak pula, bahwa mereka itu berada dalam keadaan tenteram dan aman,
selama segala sesuatu berjalan menurut kehendak dan keinginan mereka. Tetapi
begitu sesuatu berlangsung tidak sesuai dengan kehendak mereka, maka pikirannya
lalu menjadi kacau dan hatinya sedih.
Perselisihan pendapat dan perbedaan paham sudah sering merenggangkan
hubungan antara sahabat dan tetangga, antara para saudara, orang-orang saleh dan
para biarawan.
3. Menanggalkan kebiasaan lama itu memang sulit; dan tak seorangpun dengan suka
hati meninggalkan pendapatnya sendiri.
Apabila kita suka bersandar atas pikiran dan perhitungan kita sendiri daripada
tunduk kepada kekuasaan Yesus Kristus, maka kemajuan kita di bidang kebijaksanaan
rohani akan hanya berjalan lamban, mungkin malah tidak aka nada kemajuan sama
sekali.
Sebab Tuhan menghendaki supaya kita tanpa syarat menyerahkan diri kepadaNya,
dan agar kita karena cinta kasih yang menyala-nyala dapat mengatasi pertimbangan
akal budi.

PASAL XV
HAL PERBUATAN-PERBUATAN CINTAKASIH

1. Kita tidak boleh menjalankan suatu hal yang jahat, meskipun untuk memperoleh
barang sesuatu, atau demi cintakasih akan seseorang. Tetapi untuk menolong orang
yang membutuhkan, kadang-kadang boleh kita tunda perbuatan yang baik, atau kita
ganti dengan yang lebih baik.
Sebab dengan demikian pekerjaan yang baik tadi tidak ditiadakan, tetapi dirubah
menjadi lebih baik.
Tanpa cintakasih suatu pekerjaan lahir tidak ada gunanya. Sebaliknya sesuatu yang
dilakukan berdasarkan cintakasih, bagaimanapun kecil dan kurang berartinya usaha
tersebut, akan ternyata besar faedahnya, sebab Tuhan lebih menilai keadaan batin
orang yang melakukan suatu pekerjaan, daripada besarnya pekerjaan yang dilakukan.
2. Orang yang besar cintakasihnya, itulah yang berbuat banyak.
Orang yang berbuat banyak, ialah orang yang berbuat baik.
Sedang orang yang berbuat baik itu, ialah orang yang lebih mengabdi kepada
kepentingan masyarakat daripada kepada kemauan sendiri.
Suatu perbuatan nampaknya sering seperti penuh cintakasih, padahal sebenarnya
semata-mata bersifat kenikmatan daging saja. Sebab memang jarang ada orang yang
bebas daripada kecenderungan kodrati, kemauan sendiri, dari harapan atas balas jasa
atau ganjaran dan dari nafsu memperoleh keuntungan.
3. Barangsiapa mempunyai cintakasih yang sebenarnya dan sempurna, maka dalam
segala hal ia tidak akan mencari dirinya sendiri. Harapannya tidak lain, kecuali agar
Tuhan di mana-mana dan dalam segala hal dimuliakan. Ia tidak iri hati terhadap
siapapun juga, karena ia tidak mencari kepuasan dirinya sendiri.
Pun tidak dicarinya kesenangan pada diri sendiri, tetapi yang diinginkannya ialah
kebahagian di dalam Tuhan di atas segala benda yang fana ini.
Oh, seandainya orang memiliki sepercik cinta sejati saja, tentu akan insyaflah ia,
bahwa segala duniawi ini hampa dan sia-sia belaka.

PASAL XVI
SABAR TERHADAP KEKURANGAN ORANG LAIN

1. Bila kita tidak dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada kita
sendiri atau pada orang lain, kita wajib bersabar, sampai Tuhan memutuskan lain.
Hendaklah kita ingat, bahwa barangkali lebih baik demikian, untuk mencoba dan
melatih kesabaran kita. Sebab tanpa percobaan-percobaan serupa itu, maka jasa-jasa
kita tidak seberapa artinya.
Tetapi dalam kesukaran semacam itu, hendaklah kita dengan semangat berdoa
kepada Allah, supaya Tuhan berkenan memberi bantuan kepada kita untuk menerima
kesukaran itu dengan hati rela.
2. Bila telah satu atau dua kali kita memperingatkan orang dan ternyata bahwa ia
tidak mengacuhkannya, baiklah kita jangan bertengkar dengan orang itu. Kita
serahkan saja hal itu kepada Allah, mudah-mudahan terjadilah kehendakNya dan
diluhurkanlah namaNya oleh hamba-hambaNya.
Marilah kita berusaha supaya kita tetap sabar dalam menghadapi kekurangan dan
kelemahan orang lain; sebab orang-orang lain harus pula menderita karena
kekurangan-kekurangan kita yang banyak jumlahnya.
Apabila kita tidak mampu merubah diri kita sesuai dengan kehendak kita sendiri,
bagaimana kita akan dapat menginginkan supaya orang lain merubah sipatnya seperti
yang kita kehendaki?
Kita menginginkan supaya orang-orang lain sempurna, tetapi kita sendir tidak
bersedia membuang kekurangan-kekurangan kita.
3. Kita mengharapkan supaya orang lain ditegur dengan keras, tetapi kita sendiri tidak
mau menerima peringatan.
Kita berkeberatan bila orang lain diberi keleluasaan, tetapi kita sendiri ingin agar
apa saja yang kita kehendaki diluluskan.
Kita menghendaki supaya orang lain dikendalikan dengan pelbagai peraturan,
tetapi kita sendiri tidak mau dibatas-batasi dengan peraturan-peraturan.
Demikian teranglah, betapa jarangnya kita menggunakan ukuran yang sama
terhadap diri kita sendiri dan terhadap diri orang lain.
Seandainya semua orang itu sempurna hidupnya, penderitaan apakah kiranya yang
harus kita alami dari orang lain untuk Tuhan?
Tetapi memang sudah menjadi kodrat Illahi, bahwa kita harus belajar yang satu
memikul bebas yang lain (Gal. 6.2). Sebab tak seorangpun tanpa kekurangan, tak
seorangpun tanpa beban, tak seorangpun mampu mencukupi kebutuhannya sendiri dan
tak seorangpun mampu menyelesaikan kesulitan-kesulitannya sendiri.
Oleh sebab itu kita wajib bantu-membantu, saling menghibur dan tolong menolong,
saling memberi nasehat dan saling memberi penerangan.
Justru dalam menghadapi keadaan untung malang, maka tampaklah betapa besar
kekuatan orang. Sebab keadaan itu tidak membuat orang menjadi lemah, tetapi akan
menunjukkan kekuatan orang yang sebenarnya.

PASAL XVII
HAL HIDUP MEMBIARA

1. Sungguh sangat penting, bahwa dalam banyak hal kita harus belajar mengalah,
apabila kita ingin hidup rukun dan damai dengan orang lain.
Sungguh tidak kecil artinya hidup di dalam biara atau di dalam persekutuan
bersama orang lain, tanpa keluh kesah, rukun dan damai serta setia sampai mati.
Sungguh bahagialah orang yang telah hidup di kalangan itu dengan baik dan tetap
bahagia sampai saat terakhir,
Apabila kita ingin tetap berdiri dan maju, sebaiknya kita selalu ingat, bahwa di
dunia ini kita adalah sebagai orang buangan dan perantau. Kita harus menjadi orang
bodoh sebab Kristus (1 Kor. 4.10) bila kita ingin hidup membiara.
2. Pakaian biara dan pangkas rambut tonsure hanya sedikit gunanya. Tetapi
memperbaiki kelakuan dan mengendalikan hawa nafsu dengan sempurna itulah
membuat kita menjadi orang pertapa yang sesungguhnya.
Barangsiapa ingin mencari sesuatu di luar Tuhan atau mencari lain daripada
kebahagian jiwanya sendiri, niscaya ia akan hanya menemukan kesukaran dan
kesusahan belaka.
Juga tak akan lama ia merasakan hidup puas, jika ia tidak berusaha menjadi yang
paling hina dan paling rendah di antara semua orang.
3. Kita hidup dengan tugas untuk mengabdi, bukan untuk memerintah. Baiklah kita
ketahui, bahwa kita dipanggil untuk bekerja dan menderita sengsara, bukan untuk
menganggur dan ngobrol-ngobrol.
Di sinilah orang diuji laksana emas di dalam perapian (Keb. 3.6). Di sini orang tak
akan dapat bertahan, kecuali dia dengan segenap hatinya mau merendahkan diri
karena Tuhan.

PASAL XVII
HAL TELADAN PARA BAPA KUDUS

1. Baiklah kita memandang teladan para bapa kudus yang menyinarkan kesempurnaan
dan semangat berjuang yang sebenarnya. Demikianlah kita akan melihat betapa kecil,
bahkan hamper tak ada artinya sama sekali semua yang kita kerjakan.
Ah, apakah arti hidup kita ini bila dibandingkan dengan hidup mereka?
Orang-orang suci dan sahabat-sahabat Kristus itu telah mengabdi Tuhan dalam
kelaparan dan dahaga, dalam kedinginan dan kekurangan pakaian, dalam bekerja keras
dan kelelahan, dalam puasa dan kurang tidur, dalam doa dan renungan, dalam
pengejaran dan berbagai hinaan.
2. Ah, betapa berat dan banyak percobaan yang telah diderita oleh para Rasul, para
martir, para saksi iman, para perawan dan lain orang yang ingin mengikuti jejak
Kristus. Mereka telah membenci hidup mereka di dunia sini untuk mendapatkan hidup
yang kekal (Yoh. 12.25).
Ah, betapa kerasnya para bapa kudus telah hidup di padang belantara! Betapa
lamanya dan beratnya godaan-godaan yang telah mereka derita. Seringkali mereka
diganggu musuh-musuh mereka. Betapa banyak dan tekunnya mereka memanjatkan
doa ke hadapan hadirat Tuhan.
Mereka menjalankan puasa sangat keras dan sangat rajin berusaha
menyempurnakan hidup rohani mereka. Mereka tidak lupa dengan sekuat tenaga
berusaha menundukkan hawa nafsu mereka. Dengan tulus ikhlas segala-galanya
mereka tujukan kepada Tuhan.
Pada siang hari mereka bekerja keras dan pada waktu malam mereka berdoa
sampai lama, meskipun pada siang hari selama bekerja mereka tidak lapa berdoa
dalam hati.
3. Segenap waktu mereka pergunakan sebaik-baiknya. Waktu-waktu yang mereka
sediakan untuk bergaul dengan Tuhan mereka rasakan terlalu pendek. Pergaulan
dengan Tuhan sangat menarik bagi mereka dan sangat mereka pentingkan, sehingga
mereka sering lupa akan makan dan minum.
Mereka telah meninggalkan kekayaan, pangkat, kehormatan, para sahabat dan
handai taulan. Mereka sedikitpun tak ingin akan barang duniawi. Hal-hal yang
diperlukan badan untuk hidup, hampir-hampir tidak mereka perdulikan. Memenuhi
kebutuhan badan, meskipun hal itu mutlak perlu, mereka pandang sebagai rintangan.
Mereka memang miskin akan harta benda dunia, namun mereka kaya sekali akan
rahmat Tuhan dan keutamaan.
Dilihat dari luar mekeka nampaknya menderita kekurangan, tetapi dari dalam para
bapa itu merasa segar terhibur karena rahmat dan bantuan Tuhan.
4. Mereka memang terasing di dunia ini, tetapi sungguh erat hubungan mereka dengan
Allah dan sahabat-sahabat yang baik dan setia.
Mereka memandang diri mereka sendiri hina, dan dalam pandangan dunia mereka
itu rendah, tetapi di mata Tuhan mereka itu tinggi derajatnya dan terkasih.
Dengan rendah hati yang sungguh-sungguh mereka tetap berdiri dengan ketaatan
yang sederhana, lagi pula dengan cinta kasih dan kesabaran mereka hidup sehari-hari.
Itulah yang menyebabkan mereka memperoleh kemajuan rohani setiap hari dan banyak
rahmat dari Tuhan.
Mereka merupakan teladan bagi semua orang dan hendaknya kita terdorong lebih
kuat oleh teladan itu, untuk maju dalam hidup kerohanian, daripada menyontoh
teladan orang yang lemah.
5. Ah, betapa rajinnya para biarawan pada waktu permulaan biara mereka dibangun.
Betapa tekun doa-doa mereka! Mereka berlomba-lomba dalam olah keutamaan.
Mereka sangat taat dan mengindahkan peraturan-peraturan yang sangat keras. Dengan
hormat, rendah hati dan taat mereka semua tunduk terhadap pimpinan atasan mereka.
Sampai sekarang masih terbukti, bahwa hidup mereka itu benar-benar suci dan
sempurna, yang dengan berjuang penuh keberanian telah menginjak-injak dunia.
Tetapi jaman sekarang orang sudah dipandang besar, jika dia tidak melanggar
peraturan dan apabila dia sudah berusaha menjalankan tugas yang diterimanya dengan
sabar.
6. Ah, betapa kita sudah menjadi lemah dan lalai dalam jabatan kita, sehingga kita
cepat menyimpang dari semangat jiwa kita semula. Lagi pula kita telah menyusahkan
hidup kita sendiri, karena kelemahan dan kemalasan kita.
Semoga kita selalu tetap rajin mengejar olah keutamaan, setelah kita melihat
demikian banyak teladan para suci dan orang saleh.

PASAL XIX
HAL LATIHAN-LATIHAN BIARAWAN YANG BAIK

1. Kehidupan seorang biarawan yang baik harus dihiasi dengan segala macam
keutamaan, agar keadaan batin mereka sesuai dengan apa yang kelihatan dari luar.
Malah sewajarnyalah, bahwa keadaan batin kita harus lebih baik daripada yang
kelihatan di luar. Sebab yang melihat kita sampai ke dalam adalah Tuhan sendiri, yang
harus kita hormati lebih daripada segala-galanya. Dalam pandangan Tuhan hendaknya
kita murni bagaikan malaikat.
Hendaklah setiap hari kita membaharui niat kita yang baik dan tak henti-hentinya
mendorong diri kita, untuk menempa semangat kita, seolah-olah kita baru saja
memasuki hidup yang kita pilih sekarang ini, sambil memanjatkan doa: “Tuhan
Allahku, tolonglah aku, agar aku senantiasa mempunyai niat yang baik dan dapat
mengabdi Dikau dengan sebaik-baiknya. Bantulah aku agar hari ini juga aku dapat
mulai dengan baik, sebab apa yang sampai sekarang telah kukerjakan itu sebenarnya
belum seberapa artinya”.
2. Kemajuan kita tergantung pada niat kita. Dan siapa ingin maju dengan baik,
memerlukan kerajinan yang tidak sedikit pula.
Sedang orang yang mempunyai niat yang kuat masih juga seringkali menjalankan
kesalahan-kesalahan, apalagi orang yang kurang teguh niatnya yang kurang kuat
kemauannya.
Sebab seringkali niat kita kita batalkan, dan suatu kelalaian dalam latihan-latihan,
bagaimanapun kecilnya, jarang tidak menimbulkan kerugian.
Orang yang takwa lebih menyandarkan niatnya atas rahmat Tuhan daripada atas
kebijaksanaan sendiri. Dalam segala perbuatannya orang tadi menaruh kepercayaan
dan harapan kepada Tuhan. Sebab manusia itu merancang, tetapi Tuhanlah yang
menentukan jalannya sendiri (Yer. 10.23)
3. Bilamana kita kadang-kadang meninggalkan latihan demi Tuhan atau untuk
membantu sesame manusia, maka nantinya hal ini masih mudah dikejar kembali.
Tetapi jika mengabaikan sesuatu karena rasa segan atau karena tak perduli, maka
besarlah kesalahan kita dan kita akan menderita kerugian.
Maka hendaklah kita senantiasa mengerahkan segenap tenaga kita; tetapi sekalipun
demikian, kita akan masih juga melakukan banyak kesalahan.
Hendaknya kita senantiasa berniat untuk berbuat sesuatu yang tertentu, lebih-lebih
memperhatikan hal-hal yang merupakan rintangan bagi kita.
Hendaklah kita menyelidiki dan mengatur perbuatan kita baik yang lahir maupun
yang batin, karena kedua-duanya berguna bagi kemajuan kita.
4. Bila kita tidak mungkin dapat berdoa terus menerus sepanjang hari, hendaklah
setidak-tidaknya kadang-kadang kita melakukannya. Dan sekurang-kurangnya sekali
sehari, yaitu pada waktu pagi ataupun pada malam hari.
Pada pagi hari hendaknya kita membangun niat dan pada malam hari kita selidiki
bagaimana kelakuan kita pada hari yang telah lampau, baik dalam kata-kata, dalam
pikiran, maupun dalam pekerjaan. Sebab dalam hal-hal itulah mungkin sekali kita
sudah berbuat kesalahan-kesalahan, baik terhadap Tuhan, maupun terhadap sesame
kita.
Baiklah kita persenjatai diri kita bagaikan seorang satria terhadap tipu muslihat
iblis yang jahat. Kita kendalikanlah keserakahan kita, agar kita lebih mudah dapat
menundukkan hawa nafsu kita yang cenderung pada kenikmatan daging.
Janganlah kita suka nganggur, tanpa kerja sama sekali. Tetapi baiklah kita
usahakan, agar kita mengerjakan sesuatu, misalnya membaca, menulis, berdoa atau
merenung, ataupun berbuat sesuatu yang berguna bagi orang lain.
Latihan-latihan yang ada sangkut pautnya dengan gerakan badan, hendaknya
dilakukan secara sederhana dan dalam hal itu janganlah setiap orang dipandang sama
kekuatannya.
5. Segala sesuatu yang tidak bersifat umum hendaknya jangan dilakukan di muka
umum, karena latihan yang sifatnya istimewa lebih baik dilakukan sendirian, secara
perseorangan.
Sungguh tidak baiklah kiranya jika kita segan dan malas menjalankan latihan-
latihan umum bersama, tetapi lebih senang melakukan latihan-latihan sendirian.
Kita selesaikan lebih dahulu tugas kewajiban yang diletakkan di atas pundak kita
dengan teliti dan sempurna, sesudah itu, jika masih ada waktu terluang barulah kita
boleh mengundurkan diri dalam kesunyian dan melakukan sesuatu, yang sesuai dengan
cinta-bakti kita.
Tidak semua macam latihan cocok buat setiap orang. Masing-masing orang
mempunyai kecocokan latihan sendiri-sendiri. Demikian pula halnya tidak semua
latihan cocok untuk dilakukan setiap hari. Ada latihan yang sebaiknya dijalankan pada
hari-hari besar, dan ada latihan yang cocok untuk diselenggarakan pada hari-hari biasa.
Maka baiklah latihan-latihan itu disesuaikan dengan pergantian waktu dan keadaan.
Pada waktu mengalami godaan orang membutuhkan latihan lain daripada waktu
tenang dan tenteram. Dalam waktu menderita kesusahan dan keresahan hati kita
sebaiknya menjalankan renungan-renungan. Sedang pada waktu berada dalam
keadaan riang gembira kita membutuhkan latihan lain lagi.
6. Pada hari-hari raya yang terpenting hendaklah kita membaharui semangat kita
untuk dengan rajin menjalankan latihan-latihan dan lebih banyak minta bantuan
kepada para suci. Dalam masa antara hari raya yang satu dengan hari raya yang lain,
sebaiknya kita pikirkan, bahwa kita seakan-akan hendak meninggalkan dunia ini, untuk
merayakan pesta yang abadi.
Oleh sebab itu, bila kita menghadapi hari-hari yang suci itu, hendaklah kita
persiapkan diri kita sebaik-baiknya serta memberi teladan lebih baik lagi dalam
pergaulan kita, lagi pula lebih teliti dan hati-hati menjalankan peraturan-peraturan,
sehingga seakan-akan tak lama lagi kita akan menerima ganjaran dari Tuhan bagi
pekerjaan kita.
7. Jika saat pemberian ganjaran itu belum juga tiba, baiklah hal itu kita pandang
sebagai pertanda, bahwa kita belum siap serta belum patut memperoleh kemuliaan
yang akan diberikan kepada kita (Rom. 8.18) pada saat yang telah ditentukan. Maka
itu hendaknya kita lebih mempersiapkan diri lagi untuk menghadapi kematian kita.
Santo Lukas dalam kitab Injilnya telah menulis: Bahagia hamba yang terdapat tidak
tidur, waktu tuannya datang. Sungguh kataku kepadamu, ia akan ditetapkan untuk
mengurus segala miliknya (Luk. 12.37).

PASAL XX
HAL CINTA AKAN KESUNYIAN DAN KETENANGAN

1. Hendaklah kita mencari waktu yang baik, untuk meneliti keadaan diri kita sendiri
dan seringkali merenungkan kebajikan Tuhan.
Baiklah kita jauhkan segalanya yang hanya memenuhi keinginan kita untuk
mengetahui saja. Tetapi hendaknya kita pilih bacaan-bacaan yang lebih menggugah
rasa menyesal atas kesalahan-kesalahan kita dan bukan sekedar pengisi waktu belaka.
Bila kita mau menghindari percakapan-percakapan yang tak perlu, berjalan kian
kemari tanpa berbuat sesuatu dan tidak mencari berita dan kabar angina saja, tentu
kita akan menemukan banyak dan cukup waktu untuk merenungkan hal-hal yang baik
dan berfaedah.
Orang-orang suci yang terkemuka sedapat mungkin menghindari pergaulan dengan
orang banyak. Mereka lebih suka mengabdi Tuhan di tempat sunyi.
2. Seorang penulis pernah berkata: “Setiap kali sesudah bergaul dengan orang banya,
saya selalu meresa menjadi kurang kepribadian saya” (Seneca Ep. 7). Hal itu juga kita
alami sendiri, yaitu setiap kali setelah kita beromong-omong lama.
Sunggung lebih mudah diam sama sekali, daripada menjaga supaya jangan sampai
berbicara kelewat batas.
Lebih mudah tetap tinggal di rumah saja, daripada hati-hati menjaga diri di luar
rumah.
Oleh sebab itu barangsiapa mau memperleh hidup kebatinan dan kerohanian, dia
harus bersama-sama Yesus mengundurkan diri dari pergaulan dengan orang banyak.
Hanya dia yang suka hidup dalam tempat sunyi dapat aman tampil di muka orang
banyak.
Hanya dia yang suka berdiam diri, dapat berbicara dengan lancer dan bebas.
Hanya dia yang suka mengabdi, akan dapat menjadi pembesar yang baik.
Tak seorangpun dapat memegang pimpinan dengan baik, kecuali dia yang telah
belajar dan biasa tunduk kepada pimpinan.
3. Tak seorangpun dapat merasa tenteram dan sungguh gembira, kecuali yang berhati
bersih.
Namun ketenteraman hati para suci itu penuh rasa hormat dan kasih akan Tuhan.
Mereka tetap waspada dan rendah hati, meskipun mereka itu sudah tinggi tingkat
kesuciannya dan sangat dilimpahi rahmat Allah.
Dalam pada itu ketenteraman orang-orang jahat itu dasarnya hati sombong dan
watak congkak yang akhirnya tentu akan mengecewakan hati.
Selama hidup di dunia ini janganlah kita mengharapkan keamanan dan
ketenteraman, meskipun nampaknya kita adalah biarawan yang baik ataupun orang
pertapa yang mursyid.
4. Seringkali terjadi, bahwa orang yang dalam pandangan umum sangat baik,
sesungguhnya berada dalam keadaan bahaya besar, karena ia terlalu percaya kepada
dirinya sendiri.
Oleh sebab itu pada umumnya lebih baik, bahwa orang itu tidak terhindar sama
sekali dari godaan-godaan, agar dengan demikian ia tidak merasa terlalu aman dan
karenanya mungkin lalu menjadi congkak serta akan mencari hiburan di luar.
Ah, alangkah murninya suara hati kita, jika kita tak pernah mencari kenikmatan-
kenikmatan yang fana dan tak usah berurusan dengan dunia ini.
Ah, alangkah damai dan tenteram hati kita, jika kita dapat menjauhkan kesusahan
hati yang sia-sia, hingga hanya memikirkan hal-hal yang ada hubungannya dengan
Tuhan serta menaruh kepercayaan kepadanya.
5. Tak seorangpun patut memperoleh hiburan dari surga, kecuali ia yang tekun
membiasakan diri menyesali kesalahan-kesalahannya.
Jika kita sungguh-sungguh sampai ke dalam hati ingin bertobat, baiklah kita masuk
ke dalam kamar kita ; kita tinggalkan segala keramaian dunia, seperti telah tertulis :
Bertobatlah di atas tempat tidurmu (Mas. 4,5)
Di dalam kamar kita akan menemukan apa yang sering akan kita lepaskan di luar.
Jika kita setia mengundurkan diri di dalam kamar, maka kita akan sayang
kepadanya, sedang jika kita sering ke luar meninggalkannya, maka kamar kita itu akan
membosankan kita.
Jika kita pada awal hidup membiara setia mendiami dan memelihara kamar kita,
niscaya kamar kita itu akan merupakan sahabat kita yang akrab dan penghibur hati
yang sangat menyenangkan.
6. Di tempat yang sunyi dan tenang jiwa yang mursyid akan mencapai kemajuan dan
belajar memahami rahasia-rahasia yang terpendam di dalam kitab suci.
Di situ ia akan dapat mencucurkan banyak air mata untuk memberihkan dan
memurnikan dirinya setiap malam, agar hubungannya dengan Tuhan, Penciptanya,
bertambah erat, selaras dengan jiwa mursyid itu menjauhkan diri dari keramaian
dunia.
Jadi barangsiapa menjauhkan diri dari pada kenalan dan sahabatnya, maka Tuhan
dan para malaikatNya yang kudus akan mendekatinya.
Lebih baik mengasingkan diri tetapi tidak lupa akan keselamatan jiwanya, daripada
berbuat mukjijat-mukjijat tetapi tanpa memperdulikan keadaan jiwanya.
Sungguh terpujilah seorang biarawan yang jarang pergi ke luar, jarang
menampakkan diri di muka orang banyak, serta tidak ingin terkenal di kalangan
masyarakat.
7. Apa gunanya melihat sesuatu yang tidak boleh kita miliki? Dunia beserta
kenikmatannya akan hilang lenyap (1 Yoh. 2:17).
Keinginan hawa nafsu kita sering mendorong kita berjalan-jalan ke luar. Tetapi
apa pula yang kita bawa pulang kembali? Tak lain kecuali hati resah dan pikiran
binggung.
Pergi ke luar dengan hati gembira dan muka berseri-seri, tetapi pulang kembali
dengan hati susah dan muram. Senang-senang bergembira sampai larut malam, pagi-
pagi bangun dengan pikiran kalut.
Demikianlah segala kesenangan danging itu mula-mula rasanya nikmat, tetapi
akhirnya terasa pahit dan menyedihkan.
Apakah kiranya yang dapat kita lihat di tempat lain, yang sesungguhnya tidak dapat
kita lihat di sini ? Cobalah kita pandang langit dan bumi beserta dengan segala unsur-
unsurnya ! Bukankah semuanya itu berasal daripadanya ?
8. Pernahkah kita melihat sesuatu yang dapat bertahan lama di bawah matahari ?
Mungkin kita mengira dapat memperoleh sesuatu yang dapat memberi kepuasan, tetapi
hal itu tidaklah akan terjadi.
Seandainya semesta alam ini terbuka bagi pandangan kita, bukankah itu hanya
merupakan pandangan hampa belaka ?
Arahkanlah pandangan kita kepada Tuhan yang maha tinggi dan marilah kita berdoa
agar diampunilah semua dosa dan kelalaian kita.
Kita serahkan segala benda yang hampa kepada dunia ini dan kita perhatikan yang
dikehendaki Tuhan terhadap kita.
Tutuplah pintu kamar kita dan berdoalah agar sahabat kita, Yesus Kristus, yang
tercinta, berkenan datang mengunjuki kita. Hendaklah kita tetap tinggal bersama Dia
di dalam kamar kita, karena di tempat lain kita tak akan merasakan ketenteraman
yang begitu besar.
Andaikata kita waktu yang lalu tidak pergi ke luar dan tidak mendengar kabar
berita duniawi, niscaya akan lebih mudah kita menyimpan ketenteraman yang baik itu.
Sejak kita mulai suka mendengar bermacam-macam kabar, pada saat itulah hati
kita mulai goncang.

PASAL XXI
HAL HATI REMUK REDAM

1. Jika kita ingin sedikit maju dalam hal kerohanian, hendaklah kita tetap takut akan
Allah dan janganlah kita terlalu bebas; melainkan hendaklah kita mengendalikan
keinginan kita dan janganlah kita terlalu girang secara kurang wajar.
Jika kita mempunyai hati yang remuk redam, maka kita akan mendapat bakti yang
sebenarnya.
Hati yang hancur mendapatkan banyak barang yang berharga yang biasanya hilang
pula karena hidup yang kacau.
Maka sungguh mengherankan, bahwa masih ada orang yang selam hidup di dunia ini
masih juga dapat bergembira sepenuhnya, kalau kita ingat, bahwa kita masih hidup
dalam pembuangan dan bahwa banyak bahaya yang mengancam jiwa kita.
2. Karena kita lalai dalam hati dan tidak ingat akan kekurangan-kekurangan kita,
maka kita tidak merasakan kesusahan jiwa kita. Tanpa piker kita sering tertawa,
justru pada saat yang kita harus menangis.
Tak ada kebebasan yang sungguh-sungguh, tak ada pula kegembiraan yang sebenar-
benarnya, kecuali jika kita cinta akan Allah berdasarkan hati yang murni.
Bahagialah orang yang dapat mencerminkan dan memberatkan suara hatinya.
Hendaklah kita berjuang bagaikan seorang satriya; kebiasaan yang satu dapat
dikalahkan oleh kebiasaan yang lain.
3. Apabila kita dapat membiarkan orang lain dengan urusannya sendiri, maka orang
lainpun tidak akan mencampuri urusan kita.
Janganlah kita suka ikut mengurusi perkara orang lain, demikian pula janganlah
kita merisaukan urusan para pembesar kita.
Arahkanlah perhatian kita terlebih dahulu kepada diri kita sendiri dan bangkitkan
semangat kita sendiri lebih dahulu daripada semangat mereka yang kita cintai.
Jikalau kita tidak disukai orang, janganlah hendaknya bersusah hati karenanya.
Sebaliknya kita harus merasa menyesal, bahwa kita tidak berkelakuan baik, selaras
dengan kedudukan kita sebagai hamba Tuhan dan seorang biarawan yang saleh.
Seringkali lebih berguna dan lebih aman jika kita selama hidup di dunia ini tidak
memperoleh banyak hiburan, lebih-lebih hiburan jasmani.
Bahwa sebaliknya seringkali kita tidak atau jarang memperoleh hiburan Ilahi, maka
hal itu adalah karena kesalahan kita sendiri. Sebab kita tidak mencari kesalahan-
kesalahan kita sendiri dan menyesalinya, tetapi sebaliknya kita malah tidak sama
sekali menolak tetapi sebaliknya kita malah tidak sama sekali menolak hiburan dari
luar.
4. Baiklah kita mengakui, bahwa kita tidak pantas menerima hiburan Tuhan,
sebaliknya bahwa patutnya kita menerima bermacam-macam percobaan.
Jikalau kita sungguh-sungguh mempunyai hati yang remuk redam, maka dunia
seluruhnya hanya merupakan kepahitan belaka. Orang yang baik hati akan
menginsyafi, bahwa ada cukup alasan untuk bersedih dan mencucurkan air mata.
Sebab baik pada waktu orang tersebut mawas diri sendiri, maupun pada saat dia
memperhatikan orang lain, tentulah dia akan mengetahui, bahwa tak seorangpun hidup
di dunia ini tanpa penderitaan. Makin dalam orang tadi mawas dirinya sendiri, makin
sedihlah rasanya.
Adapun yang menimbulkan rasa sedih dan menyesal yang selayaknya itu ialah dosa-
dosa dan kekurangan-kekurangan kita. Justru dosa-dosa dan kekurangan-kekurangan
kita itulah yang menjerat kita, sehingga kita tidak mampu lagi memikirkan hal-hal
surgawi.
5. Jika kita lebih sering memikirkan ajal kita daripada berkhayal tentang umur
panjang, niscaya kita akan lebih giat berusaha supaya dapat maju.
Bilamana kita mau memikirkan lebih dalam hukuman-hukuman neraka atau api
penyucian yang nantinya akan datang, maka saya percaya, bahwa kita dengan suka
hati akan menerima segala kesukaran dan kesakitan serta tidak akan mundur jika
menghadapi kekerasan.
Tetapi karena pikiran-pikiran itu kurang meresap di dalam hati kita, dank arena
kita masih suka dipuji dan disanjung-sanjung, maka kita tetap dingin dan lemah dalam
hal kerohanian.
6. Biasanya kekurangan tenaga jiwa itulah yang menyebabkan badan kita yang malang
ini mudah mengeluh.
Oleh sebab itu marilah kita dengan segala rendah hati berdoa kehadirat Tuhan agar
Tuhan memberi semangat dan rasa menyesal kepada kita, dan marilah kita bersama-
sama sang nabi berseru: “Berilah saya, ya Tuhan, roti berdukacita dan basahilah saya
dengan air mata (Mas. 80.6).

PASAL XXII
HAL PANDANGAN TENTANG PENDERITAAN MANUSIA

1. Di manapun kita berada dan kemanapun kita pergi, kita akan sengsara, jika tidak
bertobat kepada Tuhan.
Mengapa kita marah dalam hati bila sesuatu hal tidak berjalan sesuai dengan
kehendak dan keinginan kita?
Tak seorangpun di dunia ini yang dapat mengharapkan akan selalu mencapai
keinginannya: Saya tidak, engkaupun tidak.
Tak seorangpun di dunia ini bebas dari gangguan ataupun kesusahan, sekalipun dia
itu seorang raja atau seorang santo bapa.
Maka siapakah yang boleh dikatakan beruntung? Tentu dia yang mau menderita
sengsara karena Allah.
2. Banyak orang yang tidak berfikir lagi pula lemah mengatakan: “Lihatlah, alangkah
senang hidup orang itu; kaya, mulia, kuasa, pangkatnya tinggi”. Tetapi hendaklah kita
perhatikan kekayaan surgawi, maka kita akan melihat, bahwa semua benda dunia itu
tak ada harganya sama sekali. Benda-benda dunia itu tidak tetap, malahan merupakan
rintangan besar, karena barangsiapa yang memilikinya selalu merasa takut dan
khawatir.
Kebahagiaan orang tidak terletak pada memiliki kekayaan yang melimpah-limpah;
cukup seperlunya saja.
Hidup di dunia ini sungguh penuh derita.
Makin dalam perhatian kita terhadap hidup kerohanian, maka sadarlah kita akan
pahitnya hidup ini, karena kita lalu lebih menginsyafi dan lebih merasakan jahatnya
sifat manusia.
Sebab makan, minum, berjada, tidur, istirahat dan bekerja, serta harus memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya itu sungguh merupakan beban berat bagi seorang
mursyid yang ingin bebas dari semuanya itu dan juga ingin bersih dari segala dosa.
3. Bagi orang yang sungguh-sungguh mengutamakan hidup kebatinan, maka
kebutuhan-kebutuhan hidup badani di dunia ini benar-benar merupakan beban berat.
Oleh karena itu sang nabi dengan sangat berdoa, apakah tidak mungkin dirinya
dibebaskan dari semuanya itu dengan kata-kata: “Ya Tuhan, lepaskanlah saya daripada
segala beban-beban saya” (Masm. 25.17).
Tetapi celakalah mereka yang tidak insyaf akan kesengsaraannya! Lebih celaka lagi
mereka, yang masih senang akan hidup yang terkutuk dan tidak kekal ini.
Sebab sementara orang nampaknya sudah demikian lekat pada hidup ini, sehingga
mereka (meskipun dengan susah payah atau hanya dengan jalan minta-minta saja
mereka dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka) sama sekali tidak mau
mengindahkan kerajaan Allah, asal saja mereka dapat tinggal hidup di dunia ini.
4. Oh, benar-benar bodoh dan tak mempunyai kesetiaan di dalam hatinyalah orang,
yang demikian lekat kepada barang-barang duniawi, sehingga ia hanya gemar akan
kenikmatan daging saja.
Sungguh kasihan orang semacam itu, yang akhirnya akan mengalami betapa remeh
dan tak bernilai sama sekali barang-barang yang disayanginya itu.
Sebaliknya orang-orang suci dan orang-orang saleh, para sahabat Kristus. Mereka
tidak menghiraukan apa saja yang merupakan kenikmatan daging dan kemewahan
duniawi, tetapi seluruh harapan dan kerinduan mereka arahkan kepada benda-benda
yang kekal.
Seluruh keinginan selalu mereka tujukan ke atas, ke barang-barang yang tetap dan
tidak Nampak, agar mereka tidak tertarik ke bawah karena cinta mereka terhadap apa
yang kelihatan mata.
Maka Saudaraku, semoga harapan untuk maju dalam kehidupan rohani jangan
hilang daripadamu. Saudara masih ada waktu dan kesempatan.
5. Mengapa akan kita tunggu sampai lain waktu. Marilah kita bangkit dan mulai
berbuat sekarang juga seraya berkata: Sekaranglah waktunya untuk bekerja,
sekaranglah saatnya untuk berjuang, sekaranglah waktunya yang tepat bagi saya untuk
memperbaiki hidup saya.
Bila keadaan kita buruk dan baru menderita percobaan, maka saat-saat itulah yang
justru merupakan kesempatan baik untuk memperoleh ganjaran.
Kita harus melalu api dan air, sebelum kita memperoleh kekkuatan yang segar.
Jika kita tidak bersikap keras terhadap diri kita, tak mungkin kita akan dapat
mengatasi kekurangan-kekurangan kita.
Selama kita masih hidup dalam tubuh yang rapuh ini, selama itu kita tidak akan
dapat bersih dari dosa dan tidak akan dapat bebas dari kesusahan dan kesengsaraan.
Betapa ingin kita mencapai istirahat dan sama sekali lepas daripada segala
kesusahan ini. Tetapi karena kita oleh dosa telah kehilangan keadaan murni bersih
kita, maka kitapun telah kehilangan pula kebahagiaan yang sejati.
Oleh sebab itu kita harus sabar dan menunggu rahmat Tuhan, hingga saatnya
kesukaran ini telah berlalu, dan yang fana dalam hidup ini dihilangkan oleh yang Baka
(2 Kor. 5.4).
6. Ah, sungguh lemahlah sifat kodrat manusia, yang selalu cenderung kepada
kejahatan!
Hari ini kita mengakukan dosa-dosa kita, besok kita sudah menjalankan dosa-dosa
yang baru saja kita akukan itu.
Pada waktu sekarang kita berniat, berniat untuk berhati-hati dan waspada, tetapi
satu jam kemudian saja kita sudah berbuat seakan-akan tidak pernah berniat baik
sedikitpun juga.
Maka banyaklah hal yang menyebabkan kita harus merendahkan diri kita atau akan
sombong, karena sifat kita memang sangat lemah dan selalu goyah.
Ah, dalam sekejap mata saja dapat hilang lenyap segala apa yang dengan susah
payah telah kita peroleh atas pertolongan Tuhan.
7. Apakah kesudahan kita akhirnya nanti, apabila belum-belum kita sudah mulai patah
semangat?
Celakalah kita, jika kita begitu suka beristirahat , seakan-akan kita sudah
menikmati waktu damai dan aman, padahal sedikitpun belum ada tanda-tanda, bahwa
pergaulan kita sudah berubah menjadi saleh.
Ada baiknya kita mulai lagi dididik dari permulaan secara baik kea rah hidup
kesusilaan yang sungguh-sungguh. Barangkali masih ada harapan akan perbaikan di
kemudian hari dan kemajuan yang lebih besar dalam hidup rohani.

PASAL XXIII
HAL MERENUNGKAN KEMATIAN

1. Tak lama lagi akan tamatlah riwayat hidup kita di dunia ini; maka baiklah kita
selidiki, bagaimana keadaan kita.
Hari ini orang masih hidup, tetapi besok dia sudah tidak ada lagi!
Padahal jika orang sudah lenyap dari muka pandangan umum, maka biasanya juga
lekas lenyap pula dari ingatan orang banyak.
Oh, alangkah bodoh dan kerasnya hati kita, yang hanya memikirkan keadaan
sekarang saja dan tidak bersiap-siap menghadapi waktu yang akan datang.
Dalam segala perbuatan hendaknya kita bersikap seakan-akan hari ini juga akan
meninggal dunia.
Jika kita mempunyai suara hati yang bersih, apakah kiranya besok pagi kita akan
siap?
“Besok” merupakan hari yang tidak tentu, dan bagaimanakah kita tahu, bahwa kita
masih akan mengalami hari besok?
2. Apakah gunanya mencapai umur panjang, jika kita tidak cukup memperbaiki hidup
kita?
Ah, umur panjang tidak selalu membawa perbaikan, bahkan seringkali malahan
menambah banyaknya kesalahan saja.
Alangkah bahagia kita, seandainya kita dapat hidup baik sehari saja di dunia ini;
Banyak orang menghitung-hitung tahun sesudah mereka bertobat, tetapi sering
tidak terdapat banyak perbaikan dalam hidup mereka.
Jika mati itu kita pandang menakut-nakuti, maka umur panjang mungkin lebih
berbahaya.
Bahagialah orang yang selalu ingat akan saat kematiannya, dan setiap hari
mempersiapkan diri untuk menghadapi mati.
Apakah kita sudah pernah melihat orang pada saat ia akan meninggal dunia?
Baiklah kita ingat, bahwa jalan yang sama itu akan kita lalui juga.
3. Waktu pagi-pagi, janganlah kita berani menentukan, bahwa kita akan mengalami
waktu malam.
Bila kita mencapai waktu malam, janganlah kita berani pula menentukan, bahwa
kita masih akan mengalami waktu pagi.
Kita harus selalu siap sedia dan hidup kita hendaknya demikian, hingga maut tidak
menemui kita dalam keadaan tidak siap.
Banyak orang meninggal sekonyong-sekonyong dan mendadak. Sebab pada waktu
yang tidak disangka-sangka, Putera Manusia akan datang (Mat 14.42. Luk 12.40).
Bilamana saat-saat terakhir itu telah tiba, maka pandangan kita terhadap waktu
yang telah lewat tentu akan sangat berlainan sekali. Dan kita tentu akan sangat
merasa menyesal, karena kita telah hidup sembrono dan tidak hati-hati.
4. Alangkah bijaksana dan bahagianya orang yang dalam hidupnya sekarang
berhaluan, seperti harapannya pada waktu ia akan menemui ajalnya.
Kita sungguh bolehmengharapkan ajal yang bahagia, bila kita sudah mengabaikan
barang duniawi sama sekali mempuyai keinginan yang bernyala-nyala untuk maju
dalam kebajikan, cinta akan peraturan biara, benar-benar bertapa dengan sekuat
tenaga, taat dengan segala suka hati, menyangkal diri sendiri lagi pula menerima
dengan sabar segala kesukaran demi cinta kasih akan Kristus.
Selama kita dalam keadaan sehat, kita dapat berbuat banyak kebaikan, tetapi kita
tidak tahu, apakah yang masih dapat kita lakukan, bila kita jatuh sakit.
Tidak banyak orang yang menjadi lebih baik dalam hatinya karena menderita sakat.
Demikian pula tidak banyak jumlahnya orang yang menjadi saleh karena sering
berziarah ke tempat-tempat suci.
5. Janganlah kita banyak menaruh harapan kepada sahabat dan kaum keluarga kita
dan janganlah menunda usaha kita untuk keselamatan jiwa kita. Sebab orang akan
lebih cepat melupakan kita daripada y ang kita duga.
Lebih baik sekarang ini kita berjaga-jaga dan mengumpulkan pekerjaan baik (sedia
paying sebelum hujan), untuk waktu yang akan datang, daripada mengharapkan
bantuan orang lain.
Bila sekarang kita tidak memperhatikan kepentingan kita, siapakah yang akan
memperhatikan kita di kemudian hari?
Waktu sekarang sungguh sangat berharga. Sekaranglah saat yang bahagia;
sekaranglah saat yang diperkenan Allah (@ Kor. 6.2).
Tetapi alangkah sayangnya, bahwa waktu ini tidak kita pergunakan lebih baik,
sedang mestinya saat ini adalah kesempatan untuk memperoleh harta yang kekal.
Sekali datanglah saatnya, bahwa kita ingin benar mengalami satu hari, bahkan satu
jam saja, untuk memperbaiki diri kita; dan kita tidak tahu, apakah kesempatan itu
akan kita peroleh.
6. Lihatlah sahabatku, kita akan terlepas dari bahaya dan ketakutan yang besar, jika
sekarang sudah selalu memperhatikan keadaan kita dan selalu ingat akan dipanggil
Tuhan.
Oleh Karena itu, baiklah kita berusaha hidup demikian rupa, hingga pada saat
meninggal dunia kita lebih merasa gembira daripada merasa takut.
Baiklah mulai sekarang kita belajar mati bagi dunia, supaya dengan demikian kita
dapat hidup bersama Kristus.
Siksalah badan kita dengan puasa dan matiraga, agar kita dapat teguh dalam
harapan kita.
7. Hai orang dungu, mengapa kita mengira akan hidup lama, sedangkan kini kita tidak
tentu akan satu hari saja!
Berapa banyaknya orang yang tertipu dan sekonyong-konyong meninggal dunia?
Tidakkah kita sering mendengan orang berkata: Ia mati ditusuk pedang, ia mati
tenggelam, ia jatuh dari atas dan patah lehernya; yang lain mati sedang makan dan
yang lain lagi sedang bermain? Itu mati terbakar, orang ini mati karena senjata, yang
satu karena penyakit pes dan yang lain karena dibunuh orang. Demikianlah semua
orang akhirnya mati dan hidup manusia berlalu sebagai bayangan.
8. Siapakah yang masih akan ingat kepada kita jika kita sudah mati? Dan siapa yang
akan berdoa untuk kita?
Maka, Saudara yang tercinta, marilah kita kerjakan sekarang apa yang dapat kita
kerjakan. Sebab kita tidak tahu, kapan kita akan mati dan kita tidak tahu apa yang
akan kita alami sesudah mati.
Marilah kita kumpulkan harta yang tidak dapat binasa, selama kita masih
mempunyai kesempatan. Janganlah kita memikirkan bermacam-macam hal, selain
kebahagiaan kita, dan hendaklah kita hanya memikirkan hal-hal bertalian dengan
Allah.
Carilah sekarang sahabat-sahabat dengan menghormati orang-orang kudus dan
menyontoh perbuatan mereka, agar kita bila telah meninggal dunia dapat diterima
dalam kemah-kemah yang abadi (Luk. 16.9)
9. Hendaklah di dunia ini kita berhaluan seperti orang yang sedang bepergian dan
sebagai orang asing, yang tak mempunyai sangkut paut dengan soal-soal duniawi.
Kita bebaskanlah hati kita hendaknya dan kita arahkan kepada Tuhan, karena kita
di sini tidak mempunyai tempat tinggal yang kekal (Ibr. 13.14).
Panjatkanlah doa dan permohonan kita setiap hari disertai dengan cucuran air
mata ke hadirat Tuhan, agar jiwa kita setelah meninggal dunia layak menerima
anugerah Tuhan. Demikianlah hendaknya.

PASAL XXIV
HAL PENGADILAN TERAKHIR DAN HUKUMAN DOSA

1. Dalam segala hal hendaklah kita melihat akhirnya dan kita renungkan bagaimana
kita nanti akan berdiri di muka Hakim yang Mahatinggi, yang tahu akan segala-galanya,
yang tak dapat diberi suap dan yang tak akan menerima alasan-alasan yang tak sah.
Tetapi yang akan menjatuhkan pengadilan yang seadil-adilnya (Is. 11.4).
Ah, orang berdosa yang celaka! Apakah jawabanmu kepada Tuhan yang
mengetahui semua kejahatanmu, sedangkan kamu sudah gemetar, karena takut
terhadap seorang manusia yang sedang marah-marah?
Mengapa kita tidak bersiap-siap menghadapi hari pengadilan tersebut, di mana kita
tidak akan dapat dibela serta dibebaskan oleh orang lain, melainkan kita sendiri harus
memikul tanggung jawab kita masing-masing?
Sekarang jerih payah kita masih dapat membawa hasil, waktu sekarang air mata
kita masih diterima dan keluhan kita masih didengarkan; pada waktu ini kesusahan kita
masih dapat merupakan pemulihan dan dapat membersihkan hati.
2. Orang yang mengalami penderitaan dari orang lain dan oleh karenanya lebih
menyesal atas kesalahan orang lain daripada atas ketidak adilan yang diterimanya
sendiri, maka orang itu di dunia ini boleh dikata sudah menderita siksaan api
penyucian yang berat, tetapi bahagia baginya.
Demikian pula adanya dengan orang yang suka berdoa bagi mereka yang merintangi
pekerjaannya, dan dengan segala senang hati mau memberi maaf kepada mereka; yang
tidak ragu-ragu pula minta maaf kepada orang lain dan yang lebih cenderung kepada
rasa belas kasihan daripada rasa marah.
Demikian juga halnya dengan orang yang seringkali bersikap keras terhadap diri
sendiri dan berusaha agar hawa nafsunya tunduk kepada jiwanya.
Lebih baik kita sekarang membersihkan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kita,
daripada harus menderita hukuman di kemudian hari.
Sungguh, kita menipu diri sendiri, bila cinta kita terhadap badan kita tidak teratur.
3. Apakah yang akan dimakan api neraka, kalau bukan dosa-dosa kita?
Semakin banyak kita menuruti kehendak badan kita, semakin besar hukuman yang
nantinya harus kita jalani dan semakin banyak bahan baker yang kita timbun. Kita
akan dihukum berat, sepdan dengan jenis dosa yang pernah kita lakukan.
Orang yang lemah (lembam dan suam) akan ditusuk dengan tusukan-tusukan yang
mendidih panas dan orang yang menyembah akan disiksa dengan rasa lapar dan dahaga
yang sangat besar.
Orang yang selalu mencari kenikmatan daging akan disiram dengan lemak yang
mendidih dan belerang yang berbau busuk; dan mereka yang suka marah-marah akan
meraung-raung seperti anjing gila yang kesakitan.
4. Tak ada kejahatan satupun yang tidak akan disiksa.
Orang yang sombong akan menderita penghinaan, dan yang kikir akan merasakan
kekurangan hebat.
Di sana satu jam siksaan akan terasa lebih berat daripada menjalankan hidup
bertapa paling berat selama seratus tahun di dunia ini.
Di sana tak ada istirahat, tak ada penghiburan bagi yang terhukum. Di dunia ini
dalam pekerjaan yang berat kadang-kadang masih ada waktu untuk menarik nafas dan
masih ada teman-teman yang memberi penghiburan.
Maka hendaklah kita sekarang prihatin dan menyesal atas dosa-dosa kita; agar
supaya pada hari kiamat kita beserta orang-orang yang telah bahagia tak akan merasa
takut.
Sebab pada saatu itu orang-orang yang baik akan berdiri dengan penuh
kepercayaan berhadapan dengan mereka yang dahulu pernah menindas mereka (Keb.
5.1.).
Pada saat itu orang yang sekarang dengan rendah hati tunduk kepada
pertimbangan-pertimbangan orang lain, akan berdiri untuk mengadili.
Orang-orang yang miskin dan rendah hati akan mempunyai harapan yang besar,
sedangkan orang-orang yang sombong akan takut dalam segala hal.
5. Nantinya akan ternyata, bahwa mereka di dunia ini sungguh bijaksana, yang telah
belajar diejek dan dihina karena Kristus.
Di sana akan bergembiralah orang yang di dunia ini telah mengalami cobaan-cobaan
dengan sabar dan segala kejahatan akan dihentikan. (Mas. 107.42).
Pada waktu itu tiap orang saleh akan bergembira, sedangkan orang yant tak perduli
akan Tuhan akan merasa sedih.
Badan yang sekarang menderita oleh matiraga, nantinya akan merasakan
kennikmatan yang lebih besar daripada yang disayang-sayang dengan kemewahan.
Pakaian sederhana orang miskin akan bersinar, sedangkan pakaian halus orang kaya
akan menjadi suram.
Rumah gubug akan lebih dipuji-puji daripada istana emas yang berkilau-kilauan.
Kesabaran yang tekun akan lebih berguna daripada segala kekuasaan dunia.
Ketaatan yang sederhana akan dijunjung lebih tinggi daripada segala kecerdikan
duniawi.
6. Hati bersih suci akan memberi kegembiraan yang lebih besar daripada segala
macam ilmu dan hikmat.
Mereka yang dalam masa hidupnya meremehkan kekayaan akan lebih dihargai
daripada orang yang serakah mengumpulkan harta duniawi.
Maka kita akan lebih merasakan hiburan karena berdoa serta puasa dan matiraga,
daripada karena makanan yang terpilih dan paling lezat.
Maka kita akan lebih bergembira karena waktu diam telah kita jalankan dengan
sebaik-baiknya, daripada karena kita telah banyak bicara.
Maka pekerjaan baik dan dihargai lebih tinggi daripada kata-kata banyak yang
bagus.
Maka hidup keras dan suka menderita serta laku tobat yang berat akan lebih
dihargai daripada segala macam kenikmatan duniawi.
Baiklah kita sekarang belajar sedikit menderita, agar di kemudian hari kita dapat
terlepas daripada kesengsaraan yang lebih berat.
Hendaklah sekarang kita coba, yang nantinya mungkin dapat minimpa kita.
Jika sekarang kita sudah sukar menahan sesuatu, bagaimanakah kiranya kelak kita
dapat menahan hukuman abadi?
Bila kesusahan yang sangat kecil saja sekarang sudah membuat kita kurang sabar,
bagaimana nanti keadaan kita jika api neraka menimpa kita?
Ingatlah, bahwa tidak mungkin kita dapat menikmati dua macam surga: kenikmatan
hidup di dunia ini dan kelak duduk di sisi Kristus.
7. Apabila hingga saat ini kita selalu hidup disanjung-sanjung dan penuh kenikmatan,
apakah gunanya semua itu, andaikata pada saat ini juga kita harus meninggal dunia?
Sungguh, semuanya adalah sia-sia, kecuali cinta kepada Tuhan dan hanya mengabdi
kepadaNya.
Sebab barangsiapa cinta akan Allah dengan sepenuh hati, ia tidak akan takut mati,
hukuman, pengadilan, maupun neraka; karena cinta yang sempurna merupakan jalan
yang aman menuju Tuhan.
Sebaiknya orang yang masih melekat pada dosa, tentu takut mati dan pengadilan
Tuhan.
Tetapi baik jugalah kiranya, bahwa setidak-tidaknya rasa takut akan siksaan api
neraka mampu menahan kita dari perbuatan jahat, apabila cinta kita pada Tuhan
belum cukup untuk menahan kita dari perbuatan dosa.
Tetapi barangsiapa menyingkirkan segala rasa takut kepada Tuhan, maka ia tidak
akan lama dapat tinggal baik, melainkan dalam waktu singkat ia kan jatuh terjerat
dalam perangkap setan.

PASAL XXV
HAL RAJIN MEMPERBAIKI HIDUP KITA SENDIRI

1. Haraplah waspada lagi rajin dalam berbakti kepada Tuhan dan ingatlah seringkali:
Apakah tujuanmu di sini dan mengapakah engkau telah meinggalkan dunia?
Bukankah untuk hidup bagi kemuliaan Tuhan dan agar menjadi orang yang
mementingkan soal-soal kerohania?
Oleh sebab itu marilah kita sungguh-sungguh rajin berusaha mencapai kemajuan,
karena tak berapa lama lagi kita akan menerima ganjaran bagi segala jerih payah kita.
Maka selanjutnya tak aka nada rasa takut ataupun susah lagi bagi kita.
Sekarang kita harus bekerja sebentar saja, sesudah itu akan memperoleh istirahat
lama, bahkan kenikmatan kekal.
Apabila kita rajin bekerja dan selalu setia, niscaya Tuhan akan membalasnya
dengan setia pula dan murah hati.
Kita memang harus mempunyai harapan besar, bahwa kita akan memperoleh
kemenangan. Tetapi kemenangan itu janganlah kita pastikan, agar supaya kita tidak
menjadi kurang rajin ataupun sombong.
2. Pada suatu peristiwa ada orang yang selalu merasa terombang-ambing antara
khawatir dan pengharapan. Sewaktu orang tersebut merasa sangat gelisah dalam
hatinya, maka berlututlah ia di dalam gereja di muka altar dan berdoa dengan
khidmad, pikirnya: “O, seandainya saya tahu, bahwa saya akan tetap setia bertahan
sampai akhir!” Segera orang itu mendengan jawaban Tuhan di dalam hatinya:
“Seandainya engkau tahu akan hal itu, apakah yang akan engkau perbuat? Jalankanlah
sekarang apa yang akan engkau perbuat itu, dan engkau tentu akan memperoleh
ketenangan dan ketenteraman di dalam hatimu”. Segera orang tersebut merasa
terhibur dan mendapat kekuatan. Dia menyerahkan dirinya kepada kehendak Tuhan
dan lenyaplah rasa bimbang dan khawatirnya.
Dan seterusny orang tersebut tidak ingin mencari-cari atau meneliti lagi, apakah
yang akan terjadi dengan dirinya di kemudian hari, tetapi yang lebih diutamakan ialah:
memahami yang menjadi kehendak Tuhan yang sempurna yang berkenan kepadaNya
(Rom 12.2), agar dengan semangat itu dimulainya dan disudahinya semua pekerjaan
yang baik.
3. “Percayalah kepada Tuhan dan berbuatlah kebaikan” (kata Nabi), “dan diamilah
muka bumi maka engkau akan mendapat makanan dari kekayaannya”. (Masm. 37.3).
Ada satu hal yang merupakan penghalang bagi orang banyak untuk maju dan
mengusahakan perbaikan hidupnya, yaitu takut menghadapi kesulitan, atu kurang
berusaha menentang lawan.
Padahal justru mereka yang dengan gagah beranni berusaha mengalahkan apa yang
dirasakannya sangat berat, atu yang sungguh tidak mereka sukai, itulah yang pertama-
tama mencapai kemajuan dalam perkembangan hidup rohani.
Kita akan makin maju dan makin banyak memperoleh rahmat, apabila kita makin
banyak berolah matiraga.
4. Tetapi apa yang harus dikalahkan dan sifat buruk yang harus dimatikan itu memang
tidak sama bagi setiap orang. Namun demikian, orang yang rajin dan bersemangat,
meskipun ia itu mempunyai lebih banyak hawa nafsu, tentu akan lebih maju di jalan
keutamaan, daripada orang yang berwatak baik, tetapi kurang rajin dan kurang
bersemangat untuk mengejar kesempurnaan.
Teristimewa ada dua hal yang dapat membantu kita dalam mencapai kemajuan
besar, yaitu: dengan sekuat tenaga berpaling dari yang tidak baik, karena kita memang
mudah tertarik olehnya; dan keduanya dengan terus menerus mengejar yang baik,
yang memang benar-benar kita butuhkan.
Haraplah berusaha untuk menghindari dan mengatasi segala sesuatu, yang kita
tidak suka melihat pada orang lain.
5. Pergunakanlah segala kesempatan untuk mencapai kemajuan dalam perkembangan
rohani, hingga tiap contoh baik yang kita lihat atau dengar, merupakan cambuk untuk
kita tiru. Dalam pada itu jika kita melihat sesuatu yang patut kita cela, janganlah
sekali-kali hal itu kita tiru. Atau bila kita sendiri sudah pernah menjalankan
kesalahan, selekasnyalah hal itu kita perbaiki.
Seperti halnya kita memperhatikan perbuatan orang lain, demikian pula orang
lainpun memperhatikan semua tindakan kita.
Alangkah senang dan segarnya melihat para biarawan yang rajin, penuh semangat,
lagi pula berkelakuan baik dan tertib menjalankan semua peraturan.
Sebaliknya, alangkah sedih dan beratnya hati kita jika melihat orang yang
hidupnya kurang baik, yang mengabaikan apa yang mestinya harus dijalankan sesuai
dengan panggilan.
Sungguh besarlah kerugian yang diderita, apabila orang tidak memperdulikan
tujuan panggilannya, sebaliknya justru menaruh perhatian pada hal-hal yang tidak
masuk tugas kewajibannya.
6. Hendaklah kita ingat akan janji kita waktu dahulu dan bayangkanlah senantiasa di
muka kita Tuhan Yesus yang tersalib itu! Bila kita mamandang hidup Yesus Kristus,
sesungguhnya kita harus merasa malu, bahwa kita belum berusaha untuk menjadi lebih
serupa dengan Dia, meskipun kita sudah lama mengikuti jalan Tuhan.
Seorang biarawan yang dengan sungguh-sungguh serta kasih mesra, merenungkan
dalam-dalam hidup yang amat suci dan sengsara Tuhan Yesus Kristus, akan
memperoleh apa saja yang berguna dan penting baginya dengan berlebih-lebihan. Dan
dia tidak merasa perlu mencari yang lebih penting di luar Yesus.
Ah, seandainya Yesus yang disalibkan itu datang di dalam hati kita, alangkah
cepatnya kita menjadi bijaksana!
7. Seorang biarawan yang rajin akan dengan suka hati menerima segala hal yang
diperintahkan kepadanya.
Dalam pada itu seorang biarawan yang malas dan lemah semangatnya, akan
mengalami kesulitan bertumpuk-tumpuk dan menemui jalan buntuk di mana-mana.
Sebab hiburan batin ia tidak ada, sedang mau mencari hiburan lahir tidak
diperbolehkan.
Seorang biarawan yang tidak menghiraukan tata tertib biara boleh dikatakan
berdiri di tepi jurang yang sangat berbahaya.
Orang yang ingin mencari kesenangan dan keleluasaan saja, akhirnya akan merasa
terjepit, karena tentu tetap ada yang kurang menyenangkan hatinya.
8. Bagaimana sekarang hidupnya pertapa-pertapa lainnya yang banyak sekali
jumlahnya itu, dan yang sangat terikat oleh tertip peraturan biara?
Mereka jarang keluar, hidup dalam perasingan, maka sangat sederhana, pakaian
sangat kasar, bekerja keras, tidak banyak bicara, berjaga sampai malam dan pagi-pagi
sudah bangun. Mereka banyak berdoa, banyak membaca dan selalu patuh kepada
tertib peraturan biara.
Perhatikanlah hidupnya para anggota ordo Karthuizer, Cistercienser dan para
biarawan/biarawati ordo-ordo lainnya. Mereka itu setiap malam bangun untuk memuji
dan meluhurkan Tuhan dengan nyanyian-nyanyian Masmur.
Maka oleh sebab itu sungguh memalukan seandainya kita terlalu malas melakukan
pekerjaan yang sungguh suci itu, sedangkan begitu banyak jumlahnya para biarawan
yang pada saat itu mulai memuji-muji Tuhan.
Alangkah bahagia kita, seandainya kita tidak ada pekerjaan lain, kecuali memuji
Tuhan dan Allah kita dengan hati dan mulut!
9. O, seandainya kita tidak membutuhkan makan, minum, dan tidur, tetapi terus
menerus dapat memuji Tuhan dan berusaha untuk kemajuan di bidang kerohanian saja!
Bila demikian halnya, kita tentu merasa jauh lebih bahagia daripada sekarang. Karena
sekarang ini kita harus juga memikirkan kebutuhan-kebutuhan badan kita, sekalipun
karena terpaksa oleh keadaan.
Ah, alangkah baiknya, seandainya kita tidak mempunyai kebutuhan-kebutuhan
jasmani, malainkan hanya memiliki kenikmatan rohani, yang sayang sekali hanya
jarang kita rasakan.
10. Apabila orang sudah mencapai tingkatan yang begitu tinggi, hingga ia tidak
menginginkan hiburan dari makhluk manpun juga, barulah ia merasa dengan sempurna
kenikmatan Tuhan; dan demikian pula ia baru akan puas dalam segala kejadian apapun
juga.
Maka ia tidak akan bergembira tentang perkara yang besar, dan juga tidak akan
merasa sedih karena hal yang kecil-kecil. Tetapi ia akan menyerahkan seluruh jiwa
raganya kepada Tuhan. Baginya Tuhan adalah segala-galanya, sedang bagi Allah tak
ada barang yang musnah atau mahkluk yang mati. Sebaliknya semuanya hidup untuk
Tuhan dan segala sesuatu mengabdikan diri kepada Tuhan atas isarat perintahNya.
11. Hendaklah kita selalu ingat akan saat akhir nanti, dan bahwa waktu yang sudah
lewat itu tidak akan kembali lagi.
Kebajikan hanya dicapai dengan susah payah.
Bila semangat kita mulai surut, maka kita tidak akan memperoleh kebaikan.
Tetapi sebaliknya, jika kita mamaksa diri kita supaya menjadi rajin dan
bersemangat, maka kita akan lebih merasakan damai dan segala pekerjaan akan
menjadi ringan karena rahmat Allah dank arena cinta kita akan kebajikan.
Orang yang rajin dan bersemangat tentu sanggup mengerjakan apapun juga.
Sungguh lebih berat menentang kejahatan dan hawa nafsu sendiri daripada
menjalankan pekerjaan yang paling berat sekalipun.
Barangsiapa tidak menyingkirkan kekurangan-kekurangan yang kecil, lambat laun
akhirnya dia mesti akan jatuh ke dalam kesalahan-kesalahan besar.
Waktu malam kita selalu akan merasa gembira, jika hari itu telah kita akhiri
dengan hasil baik dan berfaedah.
Marilah kita waspada terhadap diri kita sendiri, kita gugah semangat kita, kita
bombong hasrat kita. Dan bagaimanapun keadaan orang lain, janganlah kita
mengabaikan diri kita sendiri.
Kita akan makin berkembang dalam bidak kehidupan rohani, selaras dengan makin
kuatnya kita dapat mengendalikan hawa nafsu di dalam diri kita sendir. Amin.
BUKU KEDUA
Nasihat-nasihat untuk Hidup Kebatinan

PASAL 1
HAL PERGAULAN BATIN

1. Kerajaan Allah berada di antaramu (Luk. 17.21), demikianlah sabda Tuhan.


Hendaklah dengan segenap hati kita bertobat kepada Allah; dan kita tinggalkanlah
dunia yang penuh kesusahan ini, maka kita tentu akan menemukan ketenteraman bagi
jiwa kita.
Marilah kita belajar melepaskan diri kita dari benda-benda yang kelihatan ini dan
mencurahkan segenap perhatian kita pada kebatinan, dan kita akan melihat kerajaan
Allah datang pada kita.
Sebab kerajaan Allah ialah ketenteraman dan kegembiraan dalam Roh Kudus (Rom
14.17), yang tidak diberikan kepada mereka yang berdosa.
Kristus akan datang pada kita dan memberikan hiburanNya, asal kita mau
mempersiapkan tempat yang pantas bagiNya di dalam hati kita. Segala kemuliaan dan
keindahan Kristus itu adanya di dalam batin kita dan di situlah Dia akan berkenan.
Kristus seringkali datang berkunjung di dalam hati orang, berbicara dengan dia,
memberi hiburan yang manis, ketenteraman yang cukup dan persahabatan yang
mengherankan.
2. Maka itu, jiwaku yang setia, siapkanlah hatimu untuk menerima kedatangan
Mempelaimu itu, agar ia berkenan datang dan tinggal di situ.
Sebab Ia telah bersabda: “Jika orang cinta padaKu, ia akan menjalankan
perkataanKu dan Aku akan datang padanya dan tetap tinggal di dalamnya”. (Yoh
4.23).
Maka siapkanlah tempat bagi Kristus dan janganlah perbolehkan orang lain masuk
ke dalam hatimu. Kalau kita selalu memiliki Kristus, maka kayalah kita dan tak akan
menderita kekurangan apapun juga. Ia sendirilah yang akan mencukupi segala-galanya
dan yang akan mengatur semuanya, hingga kita tidak perlu mengharapkan bantuan
orang lain.
Sebab orang itu cepat lupa dan lalai, cepat berubah dan tak dapat ditentukan;
tetapi Kristus tinggal tetap selama-lamanya, dan Ia selalu berada di samping kita
dengan bantuanNya sampai saat terakhir.
3. Janganlah kita menaruh harapan besar pada manusia yang sifatnya lemah dan tidak
kekal itu, meskipun ia berfaedah bagi kita dan bersikap manis. Dan janganlah kita
terlalu merasa sedih, bila kita kadang-kadang mendapat rintangan atau bantahan
daripadanya.
Hari ini dia berdiri di pihak kita, lain kali ia melawan kita, dan demikinalah
sebaliknya. Mereka berputar haluan bagaikan angin.
Taruhlah segenap harapanmu atas Allah dan semoga Dialah yang engkau takuti dan
engkau cintai. Ia sendirilah yang akan memberi jawaban bagi kita dan akan mengatur
segalanya menurut cara yang terbaik bagi kita.
Di sini kamu tidak mempunyai tempat tinggal yang kekal (Ibr. 13.14); dan di
manapun kita berada, kita tetap sebagai orang asing dan orang yang sedang bepergian;
dan tak mungkinlah kita akan memperoleh ketenteraman, jika kita tidak menjadi satu
dengan Kristus.
4. Untuk apa di dunia ini kita melihat kiri kanan, karena di dunia ini tidak ada tempat
istirahat bagi kita? Tempat tinggal kita ada di surga (Bandingkan II Kor. 5.2) dan semua
barang dunia hendaknya kita pandang sepintas lalu saja.
Dunia seisinya akan berlalu, demikian pula kita bersama-sama.
Maka itu waspadalah kita, supaya kita tidak lekat pada benda-benda dunia itu dan
terjerat olehnya, serta terjerumus di dalamnya.
Kita tujukan pikiran kita selalu kepada Tuhan yang maha tinggi dan kita panjatkan
doa kita terus-menerus kepada Kristus.
Jika kita tak mampu merenungkan hal-hal yang mulia dan yang bertalian dengan
soal-soal surgawi, renungkanlah sengsara Kristus beserta luka-lukaNya. Sebab jika kita
mencari perlindungan pada luka-luka Yesus dan bekas-bekasnya yang mulia itu, niscaya
kita akan memperoleh dan merasakan kekuatan yang sangat besar dalam penderitaan
kita. Dan kita tak akan mengacuhkan ejekan dan akan mudah menahan umpatan-
umpatan orang.
5. Sebab Kristus sendiri, waktu masih hidup di dunia ini juga mengalami hinaan dan
ejekan, dan pada waktu Ia menderita sengsara paling hebat, Ia pun ditinggalkan
seorang diri oleh teman-teman dan para sahabatNya serta menanggung cercaan dan
cemoohan.
Kristus mempunyai banyak musuh dan penentang. Apakah kita ingin, bahwa semua
orang bersahabat dengan kita dan membantu kita?
Jikalau kita tidak mengalami kesukaran, bagaimanakah kesabaran kita akan diberi
pahala?
Jika kita ingin bertakhta bersama-sama Kristus, kita mesti sanggup juga menderita
bersama-sama Kristus dan untuk Kristus.
6. Apabila kita telah sungguh-sungguh bersatu dengan Kristus dan telah sedikit
merasakan cinta kasih Yesus yang menyala-nyala itu, niscaya kita tidak akan
memperdulikan kesulitan ataupun kepahitan, yang kita alami, melainkan akan
gembiralah kita atas penderitaan yang harus kita alami. Sebab cintakasih terhadap
Yesus akan menginsyafkan kita, untuk merendahkan diri kita sendiri.
Barangsiapa cinta akan Yesus dan akan kebenaran dan benar-benar berjiwa penuh
semangat rohani, maka ia tentu akan bebas daripada kecenderungan yang tak teratur,
dan diapun akan bertolak kepada Allah dengan tak ada y ang menghalang-halanginya,
rohnya akan mengalahkan badannya, hingga ia merasa tak terikat olehnya serta merasa
tenteram dalam hati sambil menikmati Tuhan.
7. Barangsiapa dapat menilai barang-barang dunia semua seperti apa adanya dan
tidak seperti yang dikatakan atau ditafsirkan orang lain, orang itu sungguh bijaksana
dan dia mendapat lebih banyak ajaran dari Tuhan daripada dari manusia biasa.
Barangsiapa tahu menjalankan hidup kebatinan dan tidak begitu mementingkan
hal-hal di luarnya, ia tak akan mencari tempat yang istimewa dan tak akan menunggu
saat tertentu untuk menjalankan latihan-latihan rohaninya. Orang yang mempunyai
hidup kebatinan akan lekas dapat memusatkan segala pikirannya, karena ia tidak
pernah dikuasai seluruhnya oleh hal-hal di sekitarnya.
Ia tidak akan terganggu oleh pekerjaan-pekerjaan luar, atu oleh kesibukan-
kesibukan sementara: sebab ia berbuat sesuai dengan keadaan suasana.
Orang yang teratur baik keadaan batinnya, tentu tidak akan menghiraukan
perbuatan-perbuatan orang lain yang luar biasa, ataupun yang tidak menyenangkan.
Sebab barangsiapa masih menaruh perhatian terhadap barang-barang di sekitarnya,
maka ia masih akan terganggu olehnya.
8. Seandainya keadaan kita itu sungguh teratur dan murni, niscaya segalanya akan
membawa kebaikan dan kemajuan bagi kita.
Oleh sebab itu kita masih banyak mengalami kesusahan dan kekacauan, karena kita
belum mematikan diri kita sendiri dan masih lekat pada barang-barang duniawi.
Tak ada yang beitu menodai dan menjerat hati kita, selain cinta yang tidak murni
terhadap sesuatu makhluk.
Apabila kita menolak hiburan dunia, maka kita akan dapat merenungkan hal-hal
surgawi dan kita akan seringkali merasa gembira dalam hati kita.
PASAL II
HAL SIKAP TUNDUK DENGAN RENDAH HATI

1. Hendaklah kita jangan terlalu menghiraukan siapa yang menyetujui atau


menentang kita, tetapi hendaklah kita berusaha agar Tuhan selalu beserta kita dalam
segala perbuatan kita.
Kita usahakan hendaknya, agar hati nurani kita murni dan Tuhan tentu akan
melindungi kita. Karena barangsiapa dibantu oleh Tuhan, maka kejahatan orang lain
tak akan dapat merugikan dia.
Bila kita dapat berdiam diri dan mau menderita sengsara, maka kita akan
menerima bantuan Tuhan. Tuhan tahu waktu dan caranya membantu kita, maka itu
baiklah kita serahkan diri kita kepadaNya.
Tuhan sendirilah yang akan membantu dan melapaskan kita dari segala kesulitan.
Untuk mengusahakan agar sikap rendah hati kita menjadi bertambah besar, maka
ada baiknya, bahkan berguna sekali, jika orang lain mengetahui kekurangan-
kekurangan kita dan menegur kita.
2. Jika orang merendahkan dirinya dengan mengakui kekurangan-kekurangannya,
maka ia akan mudah membuat puas hati orang lain dan memperoleh maaf dari orang
yang marah kepadanya.
Tuhan melindungi dan membebaskan orang yang rendah hati. Tuhan melimpahkan
cintaNya dan memberi hiburan kepadanya. Orang yang rendah hati sungguh dekat
pada Tuhan dan diberi rahmat banyak, dan setelah menderita penindasan ia
dimuliakan Tuhan.
Kepada orang yang rendah hati Tuhan memberitahukan hal-hal yang tersembunyi
dan dengan lemah lembut Tuhan akan memanggilnya. Sekalipun ia menderita
penghinaan, orang yang renadh hati akan tetap merasa tenteram. Sebab ia tidak
bersandar kepada kekuatan dunia, tetapi kepada Tuhan.
Janganlah kita mengira, bahwa kita sudah maju sedikitpun, sebelum kita
menganggap diri kita sebagai yang terendah di antara semua orang.

PASAL III
HAL ORANG YANG BAIK DAN SUKA DAMAI

1. Bila kita berusaha agar kita memperoleh damai dalam hati kita, maka barulah kita
dapat memberi damai kepada orang lain. Orang yang suka damai lebih berguna
daripada orang yang cerdik pandai. Sedang orang yang suka marah-marah akan
cenderung menerima sesuatu yang baik sebagai menyakitkan hati dan mudah percaya
akan perbuatan jahat. Sedang orang yang baik hati dan suka damai melihat sesuatu
yang baik di dalam semua kejadian.
Barangsiapa sungguh-sungguh dalam damai, tak akan berpikiran jahat terhadap
orang lain. Sebaliknya orang yang tak pernah merasa puas dan sifatnya pemarah, akan
selalu menaruh curiga terhadap orang lain ; ia sendiri tidak merasa tenteram dalam
hati dan bagi orang lain ia merupakan rintangan. Seringkali ia mengatakan hal-hal
yang mestinya tidak boleh dikatakan, dan melalaikan pekerjaan yang bermanfaat
baginya. Pekerjaan yang harus dikerjakan orang lain diselidikinya, tetapi
pekerjaannya sendiri ia lalaikan.
Maka itu marilah kita rajin terhadap diri kita terlebih dahulu, sesudah itu barulah
kita dapat berusaha mengingatkan orang lain.
2. Kita sangat pandai memaafkan perbuatan-perbuatan kita sendiri dan agar orang
lain menunjukkan pengertian terhadapnya, tetapi kita tidak bersedia menaruh
pengertian terhadap perbuatan orang lain.
Padahal mestinya kita harus menyalahkan diri kita sendiri dan memaafkan orang
lain.
Jika kita ingin supaya orang lain bersabar hati terhadap kita, maka kitapun harus
juga bersabar hati terhadap orang lain.
Baiklah kita ketahui, bahwa kita masih belum memiliki cintakasih yang sejati dan
belum cukup rendah hati, hingga tidak suka marah-marah atau sakit hati terhadap
orang lain, kecuali terhadap diri sendiri.
Bukanlah hal yang luar biasa jika kita dapat bergaul dengan orang-orang yang
lemah lembut. Dengan sendirinya setiap orang senang menjalankan pergaulan
semacam itu, setiap orang suka hidup tenteram dan senang bersahabat dengan orang-
orang yang sependirian dan seperasaan dengan dirinya. Tetapi dapat h idup tenteram
dan bergaul baik-baik dengan orang-orang yang keras hati, atau orang-orang yang tidak
mengenal aturan, itulah suatu rahmat besar, suatu tabiat jantan luar biasa yang
sungguh-sungguh patu dipuji.
3. Ada orang yang dapat hidup damai dengan dirinya sendiri, demikian pula dengan
orang lain. Tetapi ada pula orang yang tidak merasa damai dengan dirinya sendiri, dan
kepada orang lain iapun tidak memberi ketenangan hidup. Orang semacam itu
menyusahkan orang lain, tetapi sebenarnya ia itu lebih menyusahkan dirinya sendiri.
Dan ada pula orang yang mendamaikan diri sendir dan berusaha mendamaikan
orang lain.
Tetapi dalam kehidupan yang penuh sengsara ini, ketenteraman kita lebih terletak
pada kesabaran yang penuh rendah hati, daripada bila tidak pernah mendapat
rintangan apapun. Barangsiapa dapat menahan sengsara sebaik-baiknya ia disebut
pemenang atas diri sendiri, berkuasa atas dunia, serta menjadi sahabat Kristus dan
ahliwaris surga.

PASAL IV
HAL KEMURNIAN HATI DAN MAKSUD YANG JUJUR-SEDERHANA

1. Orang itu dapat terbang mengatasi segala benda duniawi dengan dua buah sayap,
yaitu: kejujuran dan kemurnian.
Kejujuran harus ada pada maksud kita dan kemurnian pada cinta kasih kita.
Kejujuran memandang kepada Tuhan, kemurnian akan memperoleh dan menikmati
Tuhan.
Tak ada perbuatan baik yang akan mengganggu kita, bila kita dalam hati
melepaskan segala keinginan yang tak teratur. Bila kita tidak mencari sesuatu selain
agar dapat berkenan kepada Tuhan dan berguna bagi sesame manusia, maka kita akan
menikmati kemerdekaan batin.
Bila hati kita jujur, maka setiap makhluk akan merupakan cermin bagi kehidupan
kita dan merupakan kitab pelajaran yang suci.
Semua makhluk meskipun sangat remeh dan hina, selalu memperlihatkan kebaikan
Tuhan.
2. Jika keadaan batin kita baik dan murni, niscaya kita akan melihat segala-galanya
dengan jelas dan dapat memahaminya dengan baik.
Hati murni dapat menembus sampai ke surga dan neraka.
Pertimbangan orang tentang keadaan lahir itu selaras dengan perasaan hatinya.
Bila ada sesuatu yang menyenangkan di dunia ini, maka orang yang murni hatinya
akan menikmatinya.
Dan bila terjadi sesuatu yang menggelisahkan atau yang menakutkan, tentu orang
yang berhati jahatlah yang akan merasakan.
Seperti besi yang dimasukkan di dalam api lalu dibakar sampai membara menjadi
bersih kehilangan karat-karatnya, demikian pula halnya orang yang sungguh-sungguh
bertobat kepada Tuhan, niscaya akan menjadi bersih daripada kelemahannya, bahkan
akan berubah menjadi manusia baru.
3. Jika orang mulai menjadi tawar hatinya, tentu ia akan segan menderita kesulitan,
meskipun hanya kecil saja, dan tentu lalu suka menerima hiburan dari luar.
Tetapi jika orang berhasil mengalahkan dirinya sendiri sebaik-baiknya dan dengan
hati teguh berani melalui jalan Tuhan, maka hal-hal yang dahulu dirasanya berat akan
ternyata tidak seberapa.

PASAL V
HAL MEMERIKSA KEADAAN DIRI SENDIRI

1. Kita tidak dapat terlalu percaya kepada diri kita sendiri, sebab seringkali kita tidak
mempunyai rahmat dan pengetahuan yang cukup untuk kepercayaan itu. Kita hanya
mempunyai nyalanya terang sedikit, dan inipun akan segera padam karena kelalaian.
Seringkali kita sendiri tidak mengetahui, bahwa batin kita sungguh masih buta.
Kita sering berbuat salah, tetapi kesalahan yang lebih besar ialah, jika kita
berusaha memaafkan diri kita sendiri.
Kadang-kadang suatu dorongan hawa nafsu kita pandang sebagai semangat jiwa
rajin.
Kesalahan kecil orang lain kita cela, tetapi kesalahan kita sendiri yang besar kita
biarkan saja.
Kita lekas merasa tersinggung karena perbuatan orang lain, tetapi kita tidak
merasa betapa orang lain menderita karena perbuatan kita.
Barangsiapa dapat menilai perbuatannya sendiri secara baik dan adil, ia tentu tidak
akan mendapat alasan untuk mengadili orang lain secara kejam.
2. Orang yang memiliki hidup kebatinan akan memperhatikan dirinya sendiri lebih
daripada memperhatikan soal-soal lainnya. Dan orang yang dengan sungguh-sungguh
dan teliti memperhatikan dirinya sendiri, tentu akan lebih mudah tidak berbicara
mengenai keadaan orang lain.
Kita tidak akan menjadi orang yang mendalam kerohaniannya dan takwa, jika kita
tidak belajar berdiam diri tentang orang lain dan lebih memperhatikan diri kita sendiri.
Bila kita mencurahkan perhatian kita kepada diri kita dan Tuhan melulu, maka
tidak mudahlah kiranya, bahwa kita akan terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa di
luaran.
Dimakanah kita harus berada, jika kita tidak mencurahkan perhatian kita terhadap
diri kita sendiri? Dan apabila kita sudah menjalankan segala-galanya, apakah gunanya
semua itu, jika kita tidak memperdulikan keadaan diri kita sendiri?
Apabila kita ingin memiliki damai dan persatuan yang benar-benar dengan Tuhan,
kita harus hanya mamandang diri kita sendiri saja dan soal-soal lain semuanya harus
kita kesampingkan.
3. Maka itu kita akan maju lebih pesat bila kita dapat membuang segala keruwetan
duniawi. Sebaliknya kita akan mundur sekali, jika kita masih memandang pentingnya
suatu barang dunia.
Janganlah hendaknya ada barang suatu yang kita pandang penting atau kita anggap
mulia, atau lagi kita rasakan nikmat dan menyenangkan, kecuali Tuhan dan yang
berasal dari Tuhan.
Anggaplah sebagai hampa dan tak berguna semua hiburan yang berasal dari
makhluk. Jiwa yang mencintai Tuhan memandang rendah semesta alam yang berada
dibawah kekuasaan Tuhan.
Hanya Tuhan yang abadi dan tak terbatas, yang memenuhi jagad raya, merupakan
penghiburan jiwa dan kegembiraan hati sejati.
PASAL VI
HAL KEGEMBIRAAN YANG KITA PEROLEH DARI HATI NURANI YANG BERSIH

1. Kegembiraan orang yang baik budinya itu ialah: bukti hati nurani yang bersih. Oleh
sebab itu hendaknya kita jaga, agar kita memiliki hati nurani yang bersih, agar kita
selalu bergembira.
Orang yang mempunyai hati nurani bersih, akan mampu menahan banyak
penderitaan, dan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan akan selalu merasa gembira.
Sebaliknya hati nurani yang tidak bersih akan selalu merasa takut dan tidak tenang.
Jika hati nurani kita tidak mengganggu kita, maka kita akan dapat beristirahat
dengan tenang.
Janganlah merasa gembira, kecuali setelah kita berbuat baik.
Orang jahat tidak pernah merasa gembira benar, dan juga tidak pernah menikmati
ketentraman hati. Sebab tak ada damai bagi orang yang durhaka, sabda Tuhan. (Is.
48.22 dan 57.21).
Meskipun mereka berkata: Kita merasakan damai, tak ada kejahatan satupun akan
menyerang kita; dan siapakah gerangan yang berani merugikan kita? Janganlah
percaya. Sebab sekonyong-konyong Tuhan marah, pekerjaan mereka akan
dihancurkan, dan pikiran mereka akan musnah.
2. Kegembiraan yang diperoleh dari orang tidak berlangsung lama, hanya sekejap
saja. Kegembiraan dunia selalu diikuti kesedihan. Kegembiraan orang yang baik
terletak dalam hati yang murni, tidak dalam mulut orang banyak. Kegembiraan orang
saleh bersumber pada Tuhan dan ada pada Tuhan, sedang sukacitanya berakar pada
kebenaran.
Barangsiapa ingin kegembiraan sejati dan kekal, niscaya tidak akan memperdulikan
kesenangan dunia yang tidak kekal.
Dan barangsiapa mencari kesenangan dunia, atau tidak bersedia melepaskannya
dengan sungguh-sungguh, menandakan bahwa ia tidak begitu memperhatikan
kegembiraan surgawi.
Mereka yang tidak memperdulikan pujian atau celaan, tentu benar-benar
menikmati ketenteraman di dalam hati.
3. Orang yang suara hatinya bersih, mudah merasa puas dan tenteram.
Orang tidak menjadi lebih suci karena dipuji-puji, sebaliknya juga tidak bertambah
jahat karena dicela.
Kita tetap seperti apa adanya; pendapat orang lain tidak dapat merubah keadaan
kita yang sebenarnya menurut kesaksian Tuhan.
Apabila kita perhatikan keadaan batin kita seperti apa adanya, tentu kita tidak
akan menaruh banyak minat terhadap apa yang dibicarakan orang lain terhadap diri
kita.
Orang melihat luarnya, tetapi Tuhan melihat hati orang. Manusia melihat
perbuatan, tetapi Tuhan melihat itikadnya.
Selalu berbuat baik dan meremehkan diri sendiri, itulah tandanya jiwa yang rendah
hati.
Tidak menginginkan hiburan mahkluk itulah tandanya hati bersih kepercayaan jiwa
yang besar.
4. Barangsiapa tidak mencari kesaksian dunia bagi dirinya sendiri, itulah pertanda
bahwa ia telah menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan. Sebab bukan orang
yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji oleh Tuhan (2
Kor.10.18).
Hidup bergaul dengan Tuhan di dalam hatinya dan tak terikat oleh barang-barang
duniawi, demikianlah keadaan orang yang mempunyai semangat hidup batin.
PASAL VII
HAL CINTA KASIH TERHADAP YESUS DI ATAS SEGALA-GALANYA

1. Berbahagialah mereka yang mengetahui, apa artinya: mencintai Yesus menganggap


hina dirinya sendiri.
Demi Tuha, yang kita cintai itu, kita harus meninggalkan semua lain-lainnya karena
Yesus menghendaki supaya kita mencintai Dia di atas segala-galanya.
Cinta para makhluk itu penuh tipu dan tak tetap. Tetapi cinta Yesus tetap dan
setia.
Marilah kita mencintai Dia dan bersahabat dengan Dia, karena Ia tidak akan
meninggalkan kita, meskipun semua orang meninggalkan kita, dan akhirnya Ia juga
tidak akan membiarkan kita binasa.
Sekali waktu kita mau tidak mau harus berpisah dari segala-galanya.
2. Baik hidup maupun mati hendaklah kita berdekatan dengan Yesus dan kita serahkan
diri kita kepada kestiaanNya. Sebab hanya Dialah satu-satunya yang dapat menolong
kita, jika segala-galanya meninggalkan kita.
Adapun yang dikehendaki oleh Sahabat kita yang terkasih itu ialah, bahwa tidak
boleh ada orang lain yang kita cintai keculai Dia. Yesus ingin menguasai hati kita
sepenuhnya dan bertakhta di situ bagaikan di atas mahligainya sendiri.
Apabila kita berhasil melepaskan diri kita dari segala makhluk, maka Yesus akan
berkenan sekali berdiam di dalam hati kita.
Hampir semua yang kita temukan di kalangan orang-orang di luar Yesus akan
hancur binasa.
Janganlah hendaknya kita percaya ataupun bersandar pada ilalang yang
digoyangkan angina, sebab segala daging itu bagaikan rumput dan segala
kemuliaannya akan layu laksana bunga di lading (Is.40.6).
3. Segera kita akan merasa tertipu, apabila kita memandang orang lain hanya pada
lahirnya saja.
Sebab jika kita mencari penghiburan dan keuntungan pada orang lain, maka
seringkali kita malah akan menderita rugi.
Sebaliknya apabila dalam segala usaha kita mencari Yesus, maka kitapun akan
menemukan Yesus.
Tetapi jika kita mencari diri kita sendiri, kita juga akan menemukan diri kita
sendiri, namun akibatnya kehancuran diri kita sendiri pula.
Sebab jika orang tidak mencari Yesus, ia akan merugikan dirinya sendiri lebih
daripada kerugian yang dapat dideritanya dari musuh-musuhnya dan dari seluruh
dunia.

PASAL VIII
HAL PERSAHABATAN AKRAB DENGAN YESUS

1. Jikalau Yesus beserta kita, niscaya segala-galanya berjalan baik dan tak ada hal
yang kelihatan sulit. Tetapi jika Yesus tidak beserta kita, maka semuanya akan terasa
berat dan sulit.
Bila Yesus tidak berkenan berbicara di dalam hati kita, maka segala penghiburan
tak ada harganya. Apabila Yesus berkata satu patah kata saja, maka kita akn merasa
memperoleh hiburan besar.
Tidakkah Maria Magdalena seketika itu juga bangkit dari tempatnya menangis,
waktu Martha berkata kepadanya: Tuhan ada di sana dan memanggil dikau (Yoh.
11.28).
Sungguh bahagialah kita, waktu merasa sedih lalu dipanggil Yesus untuk bergembira
di dalam hati.
Betapa lesu dan berat rasanya tanpa Yesus! Sangat bodoh dan sia-sialah, jika kita
mengindahkan sesuatu di luar Yesus! Bukankah itu berarti suatu kerugian yang lebih
besar daripada kehilangan seluruh dunia?
2. Apa yang dapat diberikan, oleh dunia kepada kita tanpa Yesus?
Tidak dengan Yesus berarti neraka yang celaka, bersama Yesus berarti firdaus yang
bahagia.
Apabila Yesus bersatu dengan kita, tak ada musuh satupun yang dapat merugikan
kita.
Barangsiapa menemukan Yesus, ia memperoleh harga sangat besar, lebih besar
daripada harta karun apapun di dunia.
Dan barangsiapa kehilangan Yesus, ia kehilangan harta benda yang lebih besar
nilainya daripada alam semesta seisinya.
Sungguh mikinlah orang yang hidup tanpa Yesus, sebaliknya sungguh kaya rayalah
orang yang hidup bersatu dengan Yesus.
3. Dapat bergaul dengan Yesus itu bukanlah soal yang mudah; dan dapat bertahan
dalam persatuan dengan Yesus berarti sangat bijaksana.
Baiklah kita hidup saleh dan tenteram, maka Yesus akan menetap di hati kita.
Kita dapat mengusir Yesus dengan segera dan kehilangan rahmatNya, bila kita
mencurahkan perhatian kita kepada dunia luar.
Dan apabila kita telah mengusir dan kehilangan Yesus, kepada siapa kita akan
mengungsi dan siapa pula yang akan kita ambil sebagai sahabat?
Tanpa sahabat kita tidak dapat hidup bahagia, dan bila Yesus tidak menjadi
sahabat kita melebihi sahabat-sahabat kita lainnya, kita tentu akan merasa sangat
sedih dan kesunyian.
Maka sungguh bodohlah kita jika menaruh kepercayaan dan mencari kesenangan
kepada orang lain.
Mestinya kita harus lebih berani menentang seluruh dunia daripada berbuat salah
terhadap Yesus.
Dari antara semua sahabat hendaknya Yesuslah yang harus menjadi sahabat kita
yang paling akrab.
4. Semua orang harus kita cintai karena Yesus, tetapi Yesus harus kita cinta demi
Yesus sendiri. Hanya Yesus Kristuslah yang patut kita jadikan sahabat yang paling
karib, karena hanya Dialah yang paling baik dan paling setia di antara para sahabat kita
lain-lainnya.
Demi Yesus dan dalam Yesus kita harus cinta kepada semua orang, baik kawan
maupun lawan. Untuk semua orang kita harus berdoa, agar mereka semua mengenal
Yesus dan cinta akan Dia.
Janganlah kita ingin dipuji ataupun dicintai secara istimewa, karena hanya Yesus
yang tak ada bandingannya itu, patut dipuji secara istimewa dan dicintai secara
luarbiasa.
Janganlah kita menghendaki supaya seorang selalu ingat pada kita dalam hatinya,
dan janganlah kita sendiri tenggelam dalam cinta pada orang lain. Mudah-mudahan
hanya Yesuslah selalu menyertai kita dan semua orang yang baik.
5. Baiklah kita jaga supaya hati kita murni dan bebas, tidak dirintangi oleh makhluk
manapun. Kita harus bebas dari segala barang dunia dan mencintai Yesus dengan hati
murni, bila kita ingin memperoleh ketenteraman dan hendak menikmati betapa
manisnya Tuhan itu (Masm. 34.9).
Dan sesungguhnya kita tidak akan mencapai keadaan itu, bila rahmat Tuhan tidak
melindungi dan membimbing kita, sehingga kita dapat menyampingkan dan
mininggalkan segala-galanya serta dapat menyatukan diri dengan Yesus sendiri dan
tidak dengan siapapun lainnya.
Sebab jika rahmat Tuhan turun di hati orang, maka orang itu lalu mampu
mengerjakan segala sesuatu. Tetapi jika rahmat itu meninggalkannya, niscaya ia akan
menjadi miskin dan lemah, seakan-akan lalu merupakan umpan segala kesengsaraan.
Tetapi dalam menghadapi keadaan semacam itu orang tidak boleh merasa hancur
dan putus asa, melainkan dengan rasa menyerah kepada Tuhan orang harus tunduk
kepada kehendakNya dan segala sesuatu yang dideritanya hendaknya diterima dengan
sabar demi Yesus Kristus. Sebab sehabis musim dingin tibalah musim panas, sehabis
malam datanglah siang dan apabila hujan lebat sudah lalu, tampaklah cuaca terang.

PASAL IX
HAL TAK ADANYA SEGALA PENGHIBURAN

1. Selama kita menikmati penghiburan ilahi, maka tidak sulitlah mengabaikan


penghiburan manusia.
Tetapi sungguh suatu hal yang besar, bahkan sangat agung bila kita kuat menderita
kekosongan penghiburan baik Ilahi maupun manusiawi. Dan juga suatu hal yang besar
pula jika kita untuk memuliakan Tuhan mau menderita kekosongan batin dan dalam
apapun juga tidak mencari diri sendiri dan tidak memandang jasa-jasa sendiri.
Bukanlah suatu hal yang istimewa, bila kita bergembira dan hidup saleh karena
rahmat Tuhan beserta kita. Hal itu memang banyak orang yang menginginkan.
Sungguh nikmat rasanya berjalan didukung oleh rahmat Allah.
Tidak mengherankan bila orang tidak merasa berat, karena ia didukung Tuhan yang
maha kuasa dan dibimbing oleh Sang Pembimbing yang maha tinggi.
2. Kita memang membutuhkan penghiburan dan orang sulit dapat meninggalkan
dirinya sendiri.
Martelar suci Santo Laurensius telah mengalahkan dunia serta cintanya kepada
Uskupnya, sebab ia telah mengabaikan segala sesuatu di dunia yang nampaknya
menarik dan nikmat; dan sewaktu Santo Bapa Sixtus, Imam Agung Tuhan yang sangat
dicintainya dipanggil kehadirat Tuhan, maka demi cinta kasihnya terhadap Kristus
diterimanya hal itu dengan sabar dan hati menyerah.
Karena cinta kasihnya terhadap Pencipta semesta alam, Santo Laurensius dapat
menyampingkan kasihnya terhadap manusia biasa dan memilih yang berkenan di hati
Tuhan lebih daripada hiburan duniawi.
Demikian pula kita harus belajar meninggalkan sahabat yang paling karib dan yang
paling kita cintai, demi cinta kasih kita terhadap Tuhan.
Lagi pula janganlah kita merasa berat, jika kita ditinggalkan sahabat karib kita,
sebab kita tahu bahwa akhirnya pada suatu waktu kita semua harus berpisah satu sama
lain.
3. Sebelum orang sama sekali dapat mengalahkan diri sendiri dan mengarahkan cinta
kasihnya seluruhnya kepada Tuhan, maka lama sekali orang itu membutuhkan banyak
perjuangan melawan hawa nafsunya.
Apabila orang hanya bersandar kepada dirinya sendiri, maka ia akan mudah jatuh
ke dalam penghiburan manusia.
Tetapi barangsiapa sungguh-sungguh mencintai Kristus dan rajin meniru
keutamaanNya, tentu tidak akan jatuh ke dalam jurang hiburan dunia dan mencari
kenikmatan-kenikmatan semacam itu. Demi cinta kasihnya akan Kristus orang tersebut
bahkan akan menjalankan latihan-latihan yang keras serta pekerjaan yang berat.
4. Maka jika kita diberi Tuhan penghiburan rohani, hendaklah kita terima hal itu
dengan ucapan syukur dan terima kasih, namun hendaknya janganlah kita lupa, bahwa
penghiburan itu bukan diberikan karena jasa-jasa kita, melainkan melulu karena
anugerah Allah.
Maka itu janganlah kita menjadi sombong karena penghiburan tersebut, janganlah
kita bergembira ataupun bangga akan hal itu; malahan hendaknya kita lebih
merendahkan diri, lebih berhati-hati dan lebih teliti dalam segala perbuatan kita,
sebab saat penghiburan itu akan lewat dan akan tibalah saat percobaan.
Jika penghiburan rohani tadi telah lewat, janganlah hendaknya kita menjadi putus
asa, tetapi menunggu dengan sabar dan rendah hati datangnya rahmat baru dari surga;
Sebab Tuhan itu maha kuasa dan dapat menganugerahkan rahmatNya yang lebih besar
daripada yang sudah lewat.
Hal itu bukanlah soal baru ataupun luar biasa bagi orang yang sudah paham akan
jalannya jejak Tuhan, sebab pada orang-orang suci yang besar dan nabi-nabi jaman
dahulu keadaan berubah-ubah semacam di atas itu sering juga terjadi.
5. Oleh sebab itu seorang yang dipenuhi rahmat Allah pernah berseru: Dalam
keuntungan sya yang berlimpah-limpah, saya telah berkata: aku tak akan goncang
selama-lamanya (Masm. 30.7).
Tetapi waktu ia merasa ditinggalkan rahmat Tuhan, maka keluhnya: Engkau telah
memalingkan wajahMu dari padaku dan aku menjadi takut karenanya (Masm 30.8).
Dan sementara itu ia sama sekali tidak berputus asa, melainkan lebih giat ia berdoa
kepada Tuhan: KepadaMu Tuhan aku akan berseru dan memohon kepada Allahku
(Masm.30.9).
Akhirnya doanya dikabulkan oleh Tuhan dan ia menyatakan hal itu dengan
mengatakan: “Tuhan telah mendengarkan daku dan telah melimpahkan rahmatNya
kepadaku; Tuhan telah menjadi penolong bagiku.” (Masm. 30.11).
“Tetapi dalam hal apakah itu? Engkau telah mengubah ratapku menjadi
kegembiraan” demikianlah katanya “dan telah meliputi daku dengan kesukaan”
(Masm.30.12).
Bila demikian halnya orang-orang kudus yang besar-besar, maka kita yang lemah
dan papa ini tidak perlu merasa putus asa, jika suatu waktu merasa bersemangat, pada
waktu lain merasa hambar: sebab roh Allah datang dan pergi meninggalkan hati kita,
menurut kehendakNya sendiri.
Oleh karena itu orang suci Yob berkata: Pagi-pagi Engkau mengunjunginya dan
tiba-tiba ia diberi percobaan.(Yob 7.18).
6. Maka siapakah yang dapat kita harapkan selain Allah yang Maha Rahim, atau apa
pula yang dapat kita percaya kecuali rahmat Tuhan?
Sebab walaupun banyak orang baik, banyak saudara yang setia, sahabat-sahabat
yang akrab, kitab-kitab suci, karangan-karangan bagus, nyanyian-nyanyian merdu,
semuanya itu tidak banyak faedahnya dan hanya sedikit memberi kepuasan kepada hati
kita, jika rahmat Tuhan tidak menyertai kita dan kita dibiarkan sendiri dalam
kesunyian dan kemiskinan.
Menghadapi saat-saat sedemikian itu sungguh tak ada jalan lain, kecuali sabar
menunggu dan menahan diri sesuai kehendak Allah.
7. Setiap orang, sekalipun ia sangat saleh dan hidup taat kepada Tuhan, sekali waktu
niscaya mengalami perasaan ditinggalkan rahmat Tuhan dan merasa kurang semangat
berolah keutamaan.
Tak seorang sucipun, bagaimana tinggi sekalipun martabatnya, yang tidak pernah
mengalami godaan-goadaan.
Sebab tak ada orang yang pantas mengadakan renungan dalam-dalam tentang
Tuhan, melainkan dia yang telah terlatih baik dalam sesuatu percobaan.
Biasanya setelah adanya percobaan akan menyusul penghiburan.
Sebab kepada mereka yang telah mengalami percobaan-percobaan, telah
dijanjikan penghiburan surgawi. Tuhan telah bersabda: Barangsiapa menang,
kepadanya akan Kuberi santapan dari pohon kehidupan. (Wahyu 2.7).
8. Tetapi penghiburan Ilahi itu diberikan agar orang menjadi lebih kuat menghadapi
kesulitan-kesulitan atau kesusahan.
Godaan juga akan menyusul agar orang jangan merasa bangga karena telah
menikmati rahmat Tuhan.
Si setan tidak tidur dan dagingpun belum mati; maka itu kita mesti selalu siap sedia
bertempur, sebab musuh berada di kanan-kiri kita dan tidak mengenal istirahat.
PASAL X
HAL MERASA SYUKUR ATAS RAHMAT ALLAH

1. Mengapa kita selalu ingat istirahat, padahal kita dilahirkan untuk bekerja?
Baiklah kita siapkan diri kita lebih dulu untuk kesabaran daripada untuk
mengharap-harapkan penghiburan; lebih untuk memanggul salib kita daripada untuk
bergembira.
Siapa yang hidup di dunia ini yang tidak ingin memperoleh penghiburan rohani dan
kegembiraan, seandainya hal itu selalu dapat diperolehnya?
Sebab penghiburan rohani sungguh melebihi kesenangan dunia dan segala
kenikmatan daging.
Segala kenikmatan dunia itu hampa dan mencemarkan, sedang penghiburan rohani
sungguh menyenangkan, sungguh nikmat dan tidak cemar, tumbuh dari oleh
keutamaan dan dituangkan oleh Tuhan di dalam jiwa yang suci murni, tetapi tak ada
seorangpun yang dapat selalu menikmati penghiburan Ilahi ini sesuai dengan
kehendaknya sendiri, karena saat percobaan segera akan datang.
2. Ada hal-hal yang merupakan rintangan besar bagi diturunkan rahmat ilahi itu;
kebebasan hati yang semu (palsu) dan kepercayaan pada diri sendiri yang terlalu besar.
Tuhan telah berbuat baik dengan menganugerahkan rahmat penghiburan, tetapi
manusia berbuat tidak semestinya, jika setelah menerima anugerah itu ia tidak
mengembalikan segalanya kepada Tuhan sebagai ucapan syukur terima kasih.
Oleh karena itu anugerah rahmat itu tidak dapat terus mengalir ke dalam hati kita,
sebab kita tidak berterima kasih kepada yang memberinya dank arena kita tidak
mengembalikannya kepada Tuhan, sumber segala rahmat.
Orang yang tahu terima kasih akan pemberian rahmat Ilahi, niscaya akan
memperoleh rahmat baru lainnya, sedang rahmat yang telah disediakan bagi orang
sombong dicabut dan dianugerahkan kepada yang rendah hati.
3. Saya tidak menginginkan penghiburan yang menghilangkan rasa bertobat dan saya
tidak mengharapkan hidup muluk yang menyebabkan saya menjadi sombong.
Sebab tidak semua yang muluk-muluk itu suci, tidak semua yang nikmat rasanya itu
baik, tidak semua keiginan itu murni, dan tidak semua yang disukai orang itu berkenan
kepada Tuhan.
Dengan senang hati kita harus menerima rahmat yang menyebabkan kita menjadi
lebih rendah hati dan lebih taat, lebih tidak mementingkan diri kita sendiri.
Jika telah memperoleh pengajaran dari rahmat ilahi dan telah mengalami
percobaan dengan dicabutnya rahmat tadi, maka orang tentu tidak berani
membanggakan diri, bahwa ia mampu berbuat sesuatu yang baik. Sebaliknya ia mesti
mengakui, bahwa ia sangat miskin dan tidak mampu berolah utama.
Berilah kepada Allah barang yang Allah punya (Mat. 22.21), dan terimalah barang
yang kita punya. Ini berarti: kita mesti berterimakasih kepada Tuhan atas rahmat yang
diberikan kepada kita, dan selanjutnya kita akui, bahwa segala kesalahan dan hukuman
yang setimpal itu adalah akibat kelalaian kita sendiri.
4. Baiklah kita memilih tempat paling rendah, niscaya kita akan diberi tempat paling
tinggi, sebab tempat tertinggi itu adanya karena tempat yang terendah.
Orang-orang suci yang dalam pandangan Tuhan paling tinggi itu, dalam pandangan
mereka sendiri adalah yang paling rendah. Makin banyak mereka itu menerima
kehormatan, makin rendahlah mereka merasa dirinya.
Karena penuh dengan kebenaran dan rahmat ilahi orang-orang suci itu tidak
menginginkan kehormatan yang hampa.
Karena mereka itu teguh-teguh bersandar pada Tuhan dan memperoleh kekuatan
daripadaNya, maka tak mungkinlah mereka menyombongkan diri.
Barangsiapa mengakui, bahwa semua yang baik yang telah diterimanya itu berasal
dari Tuhan, niscaya tidak mencari kehormatan di kalangan sesame manusia, tetapi
hanya menghendaki penghormatan yang berasal dari Tuhan saja. Dan selanjutnya
satu-satunya usaha serta harapannya niscayalah selalu agar Tuhan dimuliakan di dalam
dirinya sendiri, maupun di dalam diri semua orang saleh, lebih daripada makhluk-
makhluk lainnya.
5. Maka itu baiklah kita mengucap syukur atas pemberian Tuhan, bagaimanapun
kecilnya, supaya kita pantas menerima yang lebih besar.
Juga rahmat yang nampaknya sangat kecil hendaknya kita pandang sangat besar
nilainya; dan yang kelihatannya tidak berarti mesti kita hargai sebagai pemberian yang
sangat istimewa.
Jika kita ingat siapa yang memberi rahmat itu, tentu kita akan yakin, bahwa tidak
ada pemberian yang remeh ataupun kurang bernilai, sebab segala sesuatu yang
diberikan Tuhan Yang Maha Tinggi itu tak ada yang tidak berharga.
Sekalipun seandainya Tuhan menghukum atau mendera, kita masih harus
berterimakasih kepadaNya, sebab segala sesuatu yang terjadi pada kita atas ijin
Tuhan, maksudnya tidak lain kecuali untuk keselamatan dan kebahagiaan kita.
Barangsiapa ingin tetap memiliki rahmat Allah, hendaknya berterimakasih waktu
menerima rahmat dan sabar tawakal pada saat-saat rahmat itu ditarik kembali, Tetap
memanjatkan doa, agar rahmat lekas diberikan kembali; berhati-hati serta rendah
hati, agar rahmat jangan sampai meninggalkan dia.

PASAL XI
HAL TIDAK BANYAK JUMLAH ORANG YANG MENCINTAI SALIB KRISTUS

1. Yesus memang mempunyai banyak pengikut yang ingin dimuliakan di surga, tetapi
hanya sedikit yang bersedia memanggul salib bersama Dia.
Banyak yang ingin menikmati penghiburan Yesus, tetapi hanya sedikit yang sanggup
menderita percobaanNya.
Banyak sekali yang suka duduk makan bersama Yesus, hanya sedikit yang bersedia
ikut serta berpuasa dengan Dia.
Semua orang ingin bersukaria dengan Yesus, hanya sedikit jumlahnya yang mau
menderita sengsara bersama Yesus.
Memang banyak yang mengikuti Yesus sampai saat Ia memecah-mecah roti, tetapi
hanya sedikit yang tetap mengikutiNya sampai Yesus minum piala kesengsaraan.
Banyak yang menghormati Yesus karena mukjijatNya, tetapi sedikit yang
mengikutiNya sampai ke salib, hinaan orang.
Banyk yang mencintai Yesus selama mereka tidak mengalami kesukaran.
Banyak yang memuji dan meluhurkan Yesus, selama mereka menerima sekedar
penghiburan dari padaNya.
Tetapi apabila mereka ditinggalkan Yesus sendirian, meskipun hanya sebentar saja,
maka mulailah mereka berkeluh kesah atau jatuh ke dalam lembah kesedihan.
2. Lain halnya dengan mereka yang mencintai Yesus melulu karena Yesus, dan bukan
karena mereka itu mencari penghiburan bagi dirinya sendiri. Baik di waktu-waktu
menderita percobaan dan kesedihan hati, maupun pada waktu memperoleh
penghiburan yang sangat nikmat, mereka itu akan tetap memuji dan meluhurkan
Yesus.
Dan andai kata Yesus tidak berkenan memberikan penghiburan kepada mereka,
maka mereka tetap akan memuji dan berterimakasih kepadaNya.
3. Sungguh besar kekuatan cintakasih akan Yesus, yang murni, tanpa pamrih dan tidak
campur dengan cinta pada diri sendiri.
Tidakkah orang yang selalu menginginkan penghiburan itu boleh disebut pekerja
harian?
Bukankah orang yang selalu memikirkan nikmat dan keuntungan diri sendiri itu
harus dikatakan lebih cinta pada diri sendiri daripada cinta pada Yesus?
Di mana ada orang bersedia mengabdi Kristus tanpa pamrih?
4. Jarang dapat diketemukan orang yang demikian tinggi hidup batinnya, sehingga ia
dapat melepaskan diri dari segala macam ikatan duniawi.
Siapa kiranya yang dapat menjumpai orang yang benar-benar bersemangat miskin
dan mampu membebaskan diri dari segala makhluk dunia? Semangat semacam itu
merupakan harta yang tak ternilai harganya (Amsal 31.10).
Seandainya orang telah menyerahkan segala harta benda kekayaannya, hal itu
belum berarti apa-apa.
Sekalipun orang melakukan puasa berat dan berolah tapa lama, belum seberapalah
itu artinya.
Dan sekalipun orang itu pandai dan telah mendalami segala ilmu pengetahuan,
namun hal itupun belum besar artinya.
Meskipun orang sungguh sangat suci dan jiwa ibadatnya menyala-nyala, jikalau dia
belum memiliki satu hal yang sungguh sangat penting sekali baginya maka sebenarnya
orang itu masih menderita kekurangan besar.
Apakah hal yang satu itu?
Ialah, bahwa setelah meninggalkan segala sesuatu di dunia ini, ia hendaknya
menyampingkan diri sendiri dan segala keinginan dan kepentingan pribadi, sehingga
dengan demiian ia lalu tidak terganggu lagi oleh cinta terhadap dirinya sendiri.
Selanjutnya setelah merasa sudah mengerjakan apa yang harus ia jalankan, maka
hendaknya ia mengetahui, bahwa sebenarnya ia belum mengerjakan suatu apa. Apa
yang dipandang tinggi orang lain, tetapi mesti mengakui dirinya sebagai abdi yang
tiada berguna, seperti yang telah tertulis dalam kitab Kebenaran: Bila engkau telah
melakukan segala sesuatu yang diwajibkan, hendaklah berkata: aku ini hamba yang
tiada berguna (Luk 17.10). Demikianlah orang tadi sungguh bersemangat miskin dan
berjiwa papa dan bersama-sama dengan Sang Nabi dapatlah ia berseru: Lihatlah, aku
merasa sunyi kesepian dan miskin (Masm. 25.16).
Tetapi sebenarnya tak ada orang yang lebih kaya, lebih berkuasa, lebih bebas
daripada dia yang dapat menyampingkan segala-galanya dan dirinya sendiri, serta yang
tahu menempatkan dirinya di tempat yang paling bawah.

PASAL XII
HAL KELUHURAN JALAN SALIB SUCI

1. Bagi banyak orang berkata-kata berikut mungkin keras bunyinya: “Hendaklah


menyangkal dirimu sendiri, ambillah salibmu dan ikutilah Yesus” (Mat. 16.24; Luk.
9.23).
Tetapi lebih keras lagi kedengarannya kata-kata hari terakhir berikut ini: “Pergilah
dari hadapanKu, hai laknat, ke dalam api yang kekal” (Mat. 25.41).
Mereka yang dalam hidupnya sekarang suka mendengarkan dan mengikuti sabda
salib, pada hari terakhir itu tentu tidak akan gentar mendengar diucapkannya putusan
kekal tadi.
Tanda salib ini akan tampak di langit, apabila Tuhan datang untuk mengadili.
Pada saat itu semua hamba salib, yang semasa hidupnya telah menyesuaikan diri
dengan Yang disalipkan, akan datang menghadap Hakim-Kristus dengan kepercayaan
penuh.
2. Maka itu mengapa kita segan memanggul salik kita ? Padahal salib itulah yang akan
membuka jalan ke surga bagi kita!
Di dalam salib itulah keselamatan, di dalam salib itulah kehidupan dan di dalam
salib itulah perlindungan terhadap musuh-musuh kita. Saliblah sumber kenikmatan
surgawi, sumber kekuatan jiwa dan kebahagiaan batin. Di saliblah tempat keutamaan
tertinggi dan kesempurnaan hidup saleh.
Tak ada keselamatan bagi jiwa selain di salib, tak ada harapan akan hidup kekal
kecuali di salib.
Maka itu marilah kita panggul salib kita dan marilah kita ikuti jejak Kristus dan kita
tentu akan masuk ke hidup kekal.
Kristus telah mendahului kita sambil memanggul salibNya(Yoh. 19.17) dan Dia telah
wafat di kayu salib untuk kita, agar kita juga mau memanggul salib kita dan mati
disalibkan.
Sebab apabila kita mati bersama Kristus, kitapun akan hiudp bersama Dia pula; dan
apabila kita kutserta menderita bersama Kristus, kitapun akan ikutserta mulia bersama
Dia.
3. Baiklah kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, bahwa segala-galanya sebenarnya
sudah tercakup dalam salib dan dalam mati. Tak ada jalan lain yang menuju kea rah
kehidupan dan ketenteraman batin yang sebenarnya, kecuali lewat jalan salib suci dan
matiraga setiap hari.
Kemampuan kita pergi dan apapun yang kitacari: di atas tak akan kita menemui
jalan yang lebih tinggi, sedang di bawah tak akan kita berjumpa jalan yang lebih aman,
selain jalan salib suci.
Kita boleh mengatur segala sesuatu menurut kemauan dan keinginan kita sendiri,
namun mau tidak mau kita akan selalu berjumpa dengan penderitaan dan
kesengsaraan. Demikianlah di mana-mana kita akan selalu bertemu dengan salib.
Mungkin salib itu berupa sakit badani, mungkin berwujud kesulitan batin.
4. Kadang-kadang kita merasa ditinggalkan Tuhan, kadang-kadang merasa menderita
karena perbuatan sesame manusia. Tetapi cobaan yang lebih berat ialah merasa
bahwa kita sering merupakan beban bagi diri kita sendiri.
Meskipun demikian tidak ada jalan lain, atau penghiburan yang mampu
meringankan beban kita itu selain selama Tuhan masih berkenan, kita harus tahan
menderita.
Karena Tuhan menghendaki supaya kita belajar menderita tanpa penghiburan, agar
kita menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya, dan agar oleh penderitaan itu kita
menjadi lebih rendah hati.
Tad ada orang yang dapat merasakan sungguh-sungguh kesengsaraan Kristus, selain
dia yang pernah mengalami penderitaan yang serupa.
Jadi di mana-mana salib sudah tersedia dan siap menanti kedatangan kita.
Kemanapun kita pergi, tak mungkin kita dapat menghindari salib. Sebab
kemanapun kita pergi, kita selalu membawa diri kita sendiri dan kita selalu akan
menjumpai diri kita sendiri.
Cobalah kita menegadah ke atas, menunduk ke bawah, melihat ke luar ataupun ke
dalam, kita akan tetap berjumpa dengan salib. Dan pentinglah kiranya bahwa di
mana-mana kita mesti tetap sabar bila kita ingin menikmati ketenteraman batin dan
memperoleh mahkota abadi.
5. Jika kita memanggul salib kita dengan senang hati, maka salib akan mendukung dan
membimbing kita ke tempat yang kita tuju. Di tempat itu berakhirlah segala macam
penderitaan, suatu hal yang di dunia ini tidak akan terjadi.
Sebaliknya jika kita memanggul salib kita dengan rasa enggan, maka salib itu justru
akan merupakn beban sangat berat bagi kita, padahal kita mesti juga memikulnya.
Seandainya kita berhasil meletakkan salib yang satu, salib lain tentu akan muncul,
mungkin lebih berat daripada yang dahulu.
6. Tak seorangpun yang pernah hidup di dunia ini berhasil menghindari salib. Apakah
kita mengira dapat menghindari hal yang tak pernah ada orang dapat menghindarinya?
Siapa diantara para suci pernah terhindar dari percobaan-percobaan dan hidup
tanpa memikul salib?
Bahkan Tuhan kita Yesus Kristus sendiri, sekalipun hanya satu jam saja, tidak
pernah luput dari kesengsaraan, selama hidupnya di dunia ini. Kristus, harus sengsara
dan bangkit dari kematian dan demikianlah masuk dalam kemuliaanNya (Luk. 24.26)
demikianlah sabdaNya.
Jika demikian mengapa kita ingin mencari jalan lain daripada jalan luhur, yang
disebut jalan salib suci itu ?
7. Seluruh masa hidup Kristus merupakan salib dan siksaan, sedang kita ingin mencari
istirahat dan kesenangan bagi diri kita sendiri.
Sangatlah keliru, bila kita mencari lain daripada sengsara dan percobaan, sebab
hidup di dunia yang fana ini penuh sengsara dan bertaburkan salib-salib.
Semakin maju orang dalam hidup kerohanian, biasanya malah makin beratlah salib
yang dijumpainya. Sebab semakin besar cinta kasih orang terhadap Tuhan, semakin
besar pulalah rasa sedihnya sebagai oarng buangan di dunia.
8. Namun orang yang seringkali menderita bermacam-macam percobaan itu juga tidak
terasingkan dari penghiburan sama sekali, sebab dia tahu, bahwa dari penderitaan
salibnya itu tumbuhlah buah banyak sekali.
Sebab karena orang dengan suka rela bersedia memanggul salibnya, maka segala
beban penderitaan lalu berubah menjadi kepercayaan atas penghiburan ilahi.
Makin berat orang dibebani penderitaan badani, makin kuatlh jiwanya karena
rahmat batin.
Kadang-kadang akibat keinginan untuk menyamai Kristus yang disalibkan dank
arena kemaunan untuk menderita sengsara dan kesusahan, maka jiwa orang malah
menjadi demikian kuat dan sentosa, sehingga orang tadi tidak mau luput dari
kesusahan dan percobaan. Sebab ia percaya akan lebih berkenan kepada Allah apabila
ia makin banyak menderita untukNya.
Bukanlah jasa perbuatan manusia, melainkan rahmat Kristus yang mampu
membangkitkan kekuatan pada orang yang lemah sifatnya itu, sehingga dengan
semangat jiwa besar dan cinta orang bersedia melakukan hal-hal yang berdasarkan
sifat kodrat kemanusiaannya ia benci dan ia hindari.
9. Bukanlah sifat manusia untuk memikul salib dengan gembira dan mencintainya,
untukmengekang hawa nafsunya dan menundukkan kemauannya demi untuk mengabdi;
untuk menghindari kehormatan, menderita ejekan dengan gembira, meremehkan diri
sendiri dan ingin supaya diremehkan orang lain; untuk menderita kemalangan dan
kerugian dengan senang hati, untuk tidak mengharapkan kesenangan dan kebahagiaan
di dunia sini.
Jika kita memandang diri kita sendiri, maka tak adalah kekuatan pada kita untuk
berbuat semuanya itu.
Tetapi jika kita percaya kepada Tuhan, niscaya akan menerima kekuatan dari surga
untuk menguasai dunia dan menundukkan hawa nafsu kita.
Terhadap setanpun kita tidak akan takut, bila kita mempunyai senjata iman dan
tanda salib Kristus.
10. Maka itu sebagai hamba Kristus yang baik dan setia, marilah kita memberanikan
diri memanggul salib Tuhan, yang karena cintakasihNya kepada kita telah disalibkan.
Hendaklah kita siapkan diri kita, untuk menderita banyak kepedihan dan
bermacam-macam kesusahan selama hidup penuh duka nestapa ini, sebab di manapun
juga kita akan mengalaminya, dan di manapun kita bersembunyi, kita akan
menemuinya.
Memang itu harus kita alami dan tak ada jalan lain untuk menghindari kesukaran
dan kesusahan, selain dengan menderitanya.
Jika kita ingin bersahabat dengan Kristus dan ikut serta berbahagia dengan Dia,
kita mesti bersedia minum pialaNya dengan penuh cinta.
Mengenai soal penghiburan sebaiknya hal itu kita serahkan saja kepada
kebijaksanaan Tuhan. Tuhanlah yang akan mengatur h al itu sesuai dengan
kehendakNya.
Bagi kita marilah kita bertahan dalam segala percobaan dan kesengsaraan dan
marilah kita pandang semuanya itu sebagai penghiburan yang paling besar, sebab
kesengsaraan di dunia sini tak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan datang
(Rom 8.18) sekalipun kita harus menderita sendiri.
11. Apabila kita sudah mencapai tingkatan, bahwa kita dapat merasakan nikmatnya
percobaan-percobaan demi kehendak Kristus, maka dapat kita pastikan, bahwa kita
berada dalam keadaan baik, karena kita telah menemukan surga di dunia sini.
Sebaliknya selama menderita sengsara masih kita pandang berat dan selama kita
masih terus berusaha untuk menghindarinya, maka selama itu keadaan kita sungguh
masih belum baik. Dan kemanapun kita hendak melarikan diri, pedihnya percobaan
akan tetap mengejar kita.
12. Tetapi bila kita berusaha menjalankan tugas kewajiban kita, yaitu menderita
sengsara dan siap akan mati, maka keadaan kita akan segera berubah menjadi lebih
baik dan kita akan menemukan ketenteraman.
Walaupun andaikata kita dinaikkan ke surga ke tiga seperti Santo Paulus, kita
belum juga akan luput daripada segala kesukaran. Sebab Yesus telah bersabda: Aku
akan memperlihatkan kepadanya, betapa besar kesengsaraan yang harus dideritanya
demi namaKu (Kis. Ras. 9.16).
Demikianlah kita akan tetap menderita sengsara, jika kita ingin mencintai Yesus
dan mengabdi Dia untuk selama-lamanya.
13. Semoga kita pantas menderita sengsara demi nama Yesus. Betapa besar
kehormatan yang akan kita terima, betapa besar kegembiraan para orang kudus Tuhan,
dan betapa besar pula pengaruh baik kita itu baik orang-orang di sekeliling kita.
Sebab semua orang memuji-muji ketahanan hati untuk menderita, tetapi hany
sedikitlah yang benar-benar sanggup menderita sengsara.
Sudah menjadi kewajiban kitalah, kalau kita dengan senang hati mau menderita
sengsara untuk Kristus, sebab tidak sedikit jumlahnya orang yang bersedia menderita
lebih banyak untuk dunia.
14. Sekali-sekali janganlah kita lupa, bahwa mati raga merupakan jalan hidup kita.
Makin keras mati raganya, makin bertambah teguhlah orang mulai hidup untuk Tuhan.
Tak ada orang dapat memahami soal-soal surgawi, kecuali ia yang bersedia
menundukkan dirinya untuk menderita sengsara bagi Kristus.
Bagi Tuhan tak ada sesuatu yang lebih berharga dan bagi kita di dunia sini tak ada
yang lebih bernilai untuk keselamatan kita, kecuali dengan suka hati bersedia
menderita sengsara bagi Kristus.
Dan seandainya kita diperkenankan memilih, sebaiknya kita memilih menderita
kesengsaraan untuk Kristus, daripada menginginkan menikmati banyak penghiburan.
Sebab dengan demikian kita akan lebih mirip Sang Kristus dan lebih menyerupai para
Kudus.
Sebab ganjaran dan kemajuan hidup rohani kita tidak terletak pada kenikmatan
dan penghiburan, tetapi lebih pada penderitaan dan percobaan.
15. Seandainya ada syarat lain yang lebih baik dan lebih berguna bagi keselamatan
orang, tentu Kristus telah memberitahukannya kepada kita baik dengan kata-kata
maupun dengan teladan.
Tetapi kepada para murid yang mengikutinya dan semua orang yang ingin mengikuti
Dia, dengan terus terang Kristus telah memberi nasihat: Jika orang ingin mengikuti
Daku, hendaknya dia menyangkal diri sendiri dan memikul salibnya serta mengikuti
Daku (Mat. 16.24; Luk 9.23).
Akhirnya setelah kita membaca semuanya dengan teliti dan merenungkannya
dengan seksama, semoga kesimpulan kita ialah: Bahwa kita harus memasuki kerajaan
Allah dengan melalui jalan kesengsaraan (Kis. Ras. 14.22).
BUKU KETIGA
Hal Hiburan Batin

PASAL I
TENTANG PERCAKAPAN BATIN KRISTUS DENGAN JIWA BERIMAN

1. Aku akan mendengar apa titah Tuhan Allah dalam diriku (Masm. 85.9)
Bahagilah jiwa yang mendengar Tuhan bersabda di dalam hatinya dan mendengar
kata-kata hiburan dari mulut Tuhan!
Bahagialah telinga yang mendengar bisikan Tuhan dan tidak memperhatikan
sedikitpun bisikan-bisikan dunia ini!.
Ya, sungguh bahagialah telinga yang tidak mendengarkan suara lantang dari luar,
tetapi mendengarkan kebenaran yang memberi pengajaran dari dalam hati!
Bahagialah mata yang tertutup untuk barang-barang duniawi, tetapi yang
pandangannya tertuju pada hal-hal rohani!
Bahagialah mereka yang berusaha memahami soal-soal rohani dan setiap hari giat
berikhtiar utnuk memahami rahasia-rahasia surgawi!
Bahagialah mereka yang merindukan percakapan dengan Tuhan dan dapat
menghindarkan diri dari segala rintangan duniawi!
Jiwaku, perhatikanlah semua itu! Tutuplah pintu-pintu panca inderamu, agar
engkau diperkenankan mendengar suara Tuhan Allahmu, di dalam hatimu.
2. Inilah kata-kata Kekasihmu: Akulah keselamatanmu (Mas. 35.3), ketenteramanmu
dan hidupmu.
Tinggallah tetap di dekatku dan engkau akan menemukan damai dan ketenangan.
Lepaskanlah segala sesuatu yang akan berlalu dan tidak kekal dan carilah yang abadi.
Apa pula arti barang-barang dunia ini, kecuali godaan? Apa pula gunanya makhluk
ini semua, kalau kami ditinggalkan oleh Sang Pencipta?
Oleh karena itu singkirkanlah semua barang dunia ini, berusahalah supaya Sang
Pencipta berkenan kepadamu dan agar engkau diperkenankan mengharapkan
kebahagian sejati.

PASAL II
BAHWA KEBENARAN ITU BERBICARA DI DALAM HATI KITA TANPA KEGADUHAN SUARA

1. Berbicaralah, ya Tuhan, karena hambaMu mendengarkan! (1 Sam 3.10)


HambaMulah aku; berilah aku pengertian, agar aku mengenal kesaksianMu (Masm.
119.125).
Condongkonalah hatiku kepada kata-kataMu, semoga kata-kataMu menetes seperti
embun pagi dalam hatiku.
Waktu dahulu orang-orang Israel berkata kepada Musa: Berkatalah taunku kepada
kami dan kami akan mendengarkan; janganlah Tuhan yang bersabda kepada kami, agar
kami tidak mati (Kel. 20.19)
Tidak demikianlah, ya Tuhan, tidak demikian aku berdoa. Tetapi aku lebih suka
bermohon seperti Nabi Samuel dengan rendah hati dan penuh harapan: Bersabdalah
Tuhan, karena hambaMu mendengarkan! (1 Sam 3.10).
Jangalah Nabi Musa atau seorang Nabi lain berbicara dengan aku, tetapi lebih baik
Engkau sendirilah ya Tuhan Allahku, yang memberi ilham dan penerangan kepada para
Nabi. Sebab tanpa para Nabi itu Engkau dapat mengajar aku dengan sempurna sedang
tanpa Dikau mereka tidak berdaya apa-apa.
2. Para Nabi itu memang dapat menyatakan kata-kata, tetapi tidak mampu
membangkitkan semangat jiwa.
Kata-kata mereka sungguh bagus, tetapi jika Engkau diam tidak berbicara, mereka
tidak dapat menyalakan hati.
Mereka menyampaikan kalimat-kalimat, tetapi Engkau yang mengungkapkan
maknanya. Mereka mengumumkan rahasia-rahasia, tetapi Engkau membuka rahasia-
rahasia yang tersembunyi.
Para Nabi itu mengumumkan perintah-perintah, tetapi Engkau memberi pertoongan
untuk melaksanakannya.
Mereka menunjukkan jalan, tetapi Engkau memberi kekuatan untuk melalui jalan
itu.
Mereka memperngaruhi dari luar, tetapi Engkau mengajar dan menerangi hati.
Mereka menyirami dari luar, tetapi Engkaulah yang menghadiahkan kesuburan.
Mereka berseru dengan kata-kata, tetapi Engkau memberi pengertian pada waktu
orang mendengarnya.
3. Jadi janganlah hendaknya Nabi Musa yang berbicara, tetapi Engkaulah yan Tuhan
Allahku, Kebenaran kekal, agar aku tidak mati dan tidak tinggal tanpa buah, bila aku
hanya mendapat nasihat-nasihan dari luar, sedangkan hatiku tidak dinyalakan.
Mudah-mudahan janganlah menjadi hukuman bagiku, bila aku mendengar sabdaMu
tetapi tidak melaksanakannya, tetapi mengerti namun tidak mencintainya, meskipun
percaya tetapi tidak mematuhinya.
Dari sebab itu bersabdalah, ya Tuhan, karena hambaMu mendengarkan (1 Sam
3.10). Sebab Engkau mempunyai sabda hidup kekal (yoh. 6.69).
Berkatalah saja barang sepatah kata, untuk menghibur jiwaku dan untuk
memperbaiki seluruh hidupku, bagi pujian, kemuliaan dan kehormatanMu yang abadi!.

PASAL III
BAHWA ORANG HARUS MENDENGARKAN SABDA TUHAN DENGAN RENDAH HATI, DAN BAHWA
BANYAK ORANG YANG TIDAK MENGINDAHKANNYA

1. Guru : anakku, dengarkanlah kata-kataKu, yang merdu, yang melebihi segala ilmu
pengetahuan para sarjana dan ahli filsafat di dunia ini.
SabdaKu adalah roh dan hidup (Yoh. 6.63) dan tidak harus dinilai menurut
penilaian orang.
SabdaKu itu tidak boleh dipergunakan untuk kesenganan yang hampa, tetapi harus
diperhatikan dengan hati tenang dan diterima dengan khidmad serta rasa cintakasih
yang besar.
2. Murid: dan aku berkata: Bahagialah manusia yang Engkau lihat, ya Tuhan, dan
yang Engkau ajar dalam hukum-hukumMu untuk melipurnya dalam waktu malang
(mas. 94.12,13) dan Engkau tidak membiarkan dia hidup sendiri di dunia.
3. Guru: Tuhan bersabda: Sejak semula Aku telah mengajar para Nabi, dan hingga
kinipun tak ada henti-hentinya Aku bersabda kepada semua orang, tetapi banyak yang
tidak mendengarkan dan hatinya keras.
Kebanyakan lebih suka mendengarkan suara dunia daripada mendengarkan sabda
Tuhan. Mereka lebih suka mengikuti keinginan hawa nafsunya, daripada berbuat yang
berkenan kepada Tuhan.
Dunia hanya menjanjikan barang-barang yang sifatnya sementara dan tak ada
harganya, namun demikian dunia sangat didamba-dambakan. Aku menjanjikan akan
memberi barang-barang yang paling berharga dan keka, namun hati orang tetap beku.
Siapa yang mengabdi dan mengikuti Aku dalam segala hal dan perbuatannya,
seperti orang mengabdi dunia dan para penguasanya? Malulah kamu, hai Sidon, karena
demikianlah kata lau (Is. 23.4), dan jika engkau ingin tahu sebabnya dengarkanlah
mengapa.
Untuk mendapat upah sedikit saja, orang tidak segan berjalan jauh. Tetapi untuk
hidup kekal kebanyakan orang tidak bersedia berjalan setapak saja.
Keuntungan sedikit saja dikejar-kejar; mengenai sekeping mata uang kadang-
kadang timbul pertengkaran hebat. Untuk suatu benda yang akan musna dan suatu
janji yang tak ada artinya orang tidak segan-segan membanting tulang siang malam.
4. Tetapi sungguh memalukan! Untuk harta yang tetap dan tidak dapat berubah,
untuk pahala yang tidak ternilai, untuk kehormatan yang paling tinggi dan untuk
kebahagiaan yang tak ada akhirnya, orang malahan sangat segan meneteskan keringat
sedikit saja.
Engkau mesti merasa malu, hamba yang malas dan suka mengeluh, bahwa orang-
orang semacam itu lebih giat untuk kehancuran mereka, daripada engkau untuk
keselamatan hidupmu. Mereka itu lebih banyak bergembira dalam hal-hal yang hampa,
daripada kamu dalam kebenaran.
Padahal harapan-harapan mereka itu sering sia-sia, sedang janjiKu tidak pernah
mengecewakan orang dan tak seorangpun yang percaya kepadaKu akan merasa
terlantar.
Apa yang Kujanjikan tentu akan Kuberikan, apa yang Kukatakan tentu akan
Kulaksanakan, asal orang tetap dalam cintakasihKu sampai saat terakhir,
Akulah, Pemberi ganjaran kepada siapa saja yang berbuat baik, dan Pemberi
cobaan-cobaan kepada semua orang yang hidup saleh.
5. Catatlah kata-kataKu di dalam hatimu dan renungkanlah kata-kata itu baik-baik.
Sebab pada saat-saat percobaan kata-kata itu akan sangat berguna bagimu.
Apa yang tidak kami mengerti pada waktu kamu membaca, akan kamu mengerti
pada waktu Aku berkunjung.
Biasanya Aku berkunjung kepada orang-orang pilihanKu dengan dua jalan, yakni
dengan percobaan dan dengan penghiburan.
Dua macam pelajaran Kuberikan kepada mereka setiap hari: pertama dengan
menunjuk kekurangan dan cacat-cacat mereka, kedua dengan menggugah hati mereka
supaya maju dalam keutamaan.
Barangsiapa memiliki perkataanKu tetapi mengabaikannya, maka ia mempunyai
soerang hakim yang akan mengadilinya pada hari terakhir (Yoh. 12.48).

DOA UNTUK MEMPEROLEH RAHMAT KEBAKTIAN

6. Ya Tuhan, Allahku, Engkau adalah seluruh harta kekayaanku. Dan siapakah aku ini,
maka aku berani bercakap-cakap dengan Dikau?
Aku adalah hambaMu yang paling rendah, paling miskin dan paling hina, lebih
miskin dan lebih hina daripada pandanganku sendiri dan daripada aku sendir berani
mengatakan.
Namun demikian ingatlah, ya Tuhan, bahwa aku ini bukan apa-apa, tidak
mempunyai apa-apa dan tidak dapat berbuat apa-apa.
Hanya Engkaulah baik, adil dan kudus. Hanya Engkau dapat berbuat segala
sesuatu, hanya Engkau mampu memberi segala-galanya, Engkau memenuhi segala
sesuatu. Hanya orang berdosa Engkau biarkan dengan tangan kosong.
Ingatlah kiranya akan kerahimanMu (Masm. 25.6) dan penuhilah hatiku dengan
rahmatMu. Engkau, yang tidak menghendaki supaya pekerjaanMu sia-sia.
Bagaimana aku dapat bertahan terhadap diriku sendiri dalam hidup penuh sengsara
ini, jikalau aku tidak memperoleh kekuatan dari rahmat dan kemurahanMu?
Janganlah berpaling muka daripadaku; janganlah Engkau menangguhkan
kunjunganMu; jangalah Engkau menarik penghiburanMu daripadaku, agar untukMu
jiwaku menjadi seperti tanah tanpa air (Masm. 143.6).
Tuhan, ajarlah aku melaksanakan kehendakMu (Masm. 143.10); ajarlah aku berlaku
pantas dan rendah hati di hadapanMu.
Karena Engkaulah arif bijaksana, yang benar-benar mengenal lubuk hatiku, bahkan
telah mengenal aku sebelum dunia ini terciptakan olehMu dan sebelum aku dilahirkan
di dunia ini.
PASAL IV
BAHWA ORANG HAURS BERLAKU TULUS IKHLAS DAN RENDAH HATI DI HADAPAN TUHAN
ALLAH

1. AnakKu, berlakulah tulus ikhlas di hadapanKu dan carilah Aku selalu dengan hati
sederhana.
Barangsiapa berlaku tulus di hadapanKu, akan terlindungi dari serangan-serangan
jahat, dan kebenaran akan membebaskan dia dari bujukan-bujukan para penipu serta
fitnah-fitnah orang jahat.
Apabila engkau telah terbebaskan oleh kebenaran, maka benar-benar engkau dan
engkau tentu tidak akan menghiraukan kata-kata hampa orang lain.
2. Tuhan, memang benar yang Engkau katakan itu. Mudah-mudahan, demikianlah aku
berdoa, terjadilah pada diriku seperti yang Engkau katakan tadi. Semoga kebenaran
memberi pelajaran kepadaku, melindungi dan menyelamatkan aku sampai akhir
hidupku.
Aku mohon, agar kebenaran itu membebaskan diriku dari kecenderungan dan
keinginan yang sesat serta cinta yang tidak teratur. Dan aku akan bergaul dengan
Dikau dalam kebebasan hati yang besar.
3. Kebenaran berkata: aku akan mengajar kamu apa yang lurus dan berkenan
kepadaKu.
Renungkan dosa-dosamu baik-baik dengan sangat menyesal dan hati sedih. Dan
janganlah merasa bangga sedikitpun akan perbuatan-perbuatanmu yang baik.
Dalam kenyataannya engkau adalah orang dosa yang mudah terpengaruh oleh hawa
nafsu dan sering terlibat di dalamnya.
Pada dasarnya kamu selalu cenderung kepada hal-hal yang tidak ada harganya
sedikitpun; kamu lekas jatuh, lekas menyerah kalah, lekas kehilangan akal, lekas putus
harapan.
Engkau tidak mempunyai apa-apa yang dapat engkau banggakan, sebaliknya banyak
yang menyebabkan engkau harus merasa rendah hati. Karena sebenarnya engkau lebih
lemah daripada engkau sendiri dapat mengerti.
4. Maka itu janganlah sekali-sekali engkau membanggakan sesuatu perbuatanmu.
Mudah-mudahan tak ada sesuatu yang kauanggap berharga, tak ada yang
mengagumkan, tak ada yang patut engkau banggakan ; tak ada yang lebih mulia, lebih
patut engkau puji-puji dan lebih sungguh-sungguh engkau ingini, kecuali yang abadi.
Semoga di atas segala-galanya kebenaran kekal selalu merupakan kesenangan
hatimu, dan sifatmu yang lemah itu semoga senantiasa menjadi ketidak puasan
bagimu.
Hendaknya janganlah ada hal yang harus engkau takuti dan engkau hindari, selain
kejahatan dan dosa. Karena kejahatan dan dosa itu mesti harus lebih menyedihkan
hatimu, daripada segala macam kerugian manapun juga yang hanya sementara
sifatnya.
Sementara orang berlalu tidak jujur dihadapanKu. Terdorong oleh semangat ingin
tahu dan jiwa angkuh mereka hendak mengetahui rahasia-rahasia Tuhan dan rencana-
rencana Allah yang terpendam, padahal mereka justru mengabaikan keselamatan
jiwanya sendiri.
Mereka itu sering jatuh dalam percobaan besar dan dosa karena kesombongan dan
sifat ingin tahu, sebab Aku menentang mereka.
5. Takutlah kepada pengadilan Tuhan, gemetarlah akan murka yang Maha Kuasa.
Janganlah ingin menyelidiki pekerjaan Yang Maha Tinggi, tetapi selidikilah kekurangan-
kekuranganmu sendiri, betapa besar kejahatan yang telah engkau perbuat dan berapa
banyak kebaikan yang telah engkau lalaikan.
Sementara orang menyatakan cinta-baktinya kepada Tuhan hanya di dalam buku-
buku saja, orang lain dalam patung-patung, orang lain lagi dalam gambar-gambar dan
lukisan-lukisan yang dapat dilihat.
6. Orang lain lagi, karena akal-budinya telah memperoleh cahaya sinar terang, sedang
jiwanya telah bersih dari hawa nafsu, sangat mendambakan hal-hal yang kekal; mereka
segan mendengar orang berbicara tentang hal-hal duniawi, bahkan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan kodratipun mereka itu tidak begitu suka. Tetapi justru mereka
itulah tahu benar apa arti kata-kata roh kebenaran di dalam hati mereka.
Sebab roh itu mengajar mereka supaya tidak mengindahkan barang-barang duniawi,
tetapi sebaliknya supaya mencintai barang-barang surgawi, menyampingkan dunia dan
merindukan surga setiap hari, siang malam.

PASAL V
TENTANG AKIBAT YANG MENTAKJUBKAN DARI CINTA KASIH TERHADAP ALLAH

1. M: Aku meluhurkan Dikau, Bapa di surga, Bapa Tuhan Yesus Kristus, karena Engkau
telah berkenan mengingatkan aku, orang papa ini.
Ya Bapa, belas kasihan dan Allah segala hiburan (2 Kor. 1.3), aku menghaturkan
terimakasih kepadaMu, karena aku yang tidak pantas menerima segala penghiburan,
kadang-kadang Engkau perkenankan menikmati penghiburanMu.
Semoga terpujilah dan diluhurkanlah namaMu untuk selama-lamanya, bersama
dengan Putera TunggalMu dan Roh Kudus, Penghibur.
Ya, Tuhan Allahku, yang sungguh cinta kepadaKu, jika Engkau berkenan datang di
dalam hatiku dan berdiam di situ, maka seluruh sanubariku akan bersorak gembira
karena kesenangan.
Engkau adalah kemegahanku dan kegembiraan hatiku; Engkau adalah harapanku
dan perlindungan pada hari aku tersiksa (Masm. 3.4; 59.17)
2. Tetapi oleh karena cintaku masih lemah dan keutamaanku masih kurang sempurna,
maka Engkau hendaknya berkenan memberi kekuatan dan hiburan kepadaku;
kunjungilah aku sering-sering dan didiklah aku dalam ajaranMu yang suci.
Bebaskanlah aku dari nafsu jahat dan sembuhkanlah hatiku dari segala keinginan
yang tak terkendalikan, agar dengan jiwa sehat dan hati bersih aku pantas membangun
cintaksih, tahan menderita, teguh dalam pengabdian.
3. G: Cinta itu sungguh sesuatu yang luhur, harta kekayaan yang sangat tinggi
nilainya. Cinta membuat setiap beban menjadi ringan dan membangkitkan kesabaran
dalam setiap penderitaan.
Karena cinta segala beban dapat didukung tanpa kesulitan dan segala yang pahit
menjadi manis dan nyaman.
Cinta yang luhur terhadap Yesus mendorong orang berbuat hal-hal yang besar dan
membangkitkan semangat untuk selalu mencita-citakan perbuatan yang lebih
sempurna.
Cinta selalu ingin terbang ke atas dan tak ada barang dunia yang mampu
menahannya.
Cinta ingin bebas dan tak suka terikat oleh semangat keduniawian, agar pandangan
jiwa tidak terhalang dan tidak tertarik pada kesenangan-kesenganan yang tidak kekal,
atau tidak jatuh karena kesulitan.
Tak ada lain yang lebih menarik hati daripada cinta, tak ada yang lebih teguh, lebih
luhur, lebih lapang, lebih menyenangkan, tak ada yang lebih kaya dan lebih baik di
surga, maupun di atas bumi; sebab cinta itu bersumber dari Allah dan di atas segala
makhluk hanya dapat beristirahat pada Allah.
4. Siapa menaruh cinta, ia berjalan, ia terbang dan gembira, ia bebas dan tak
terhalang.
Cinta memberikan segala miliknya untuk semua orang dan memiliki segalanya
dalam segala apapun, karena ia memperoleh tempat istirahat pada satu-satunya yang
baik dan yang paling tinggi di atas segala-galanya, sumber segala kebaikan
Orang yang mencintai tidak memperdulikan apa yang diberikan, tetapi tanpa
menghiraukan hal-hal yang baik lainnya dia memalingkan dirinya kepada yang
memberi.
Cinta tidak mengacuhkan beratnya beban ataupun tugas, tidak mengenal jerih
payah, ingin berbuat lebih daripada kemampuannya, tidak pernah berdalih alasan yang
tidak mungkin, karena menurut pikirannya ia mampu dan dapat berbuat apa saja.
Pendek kata, orang yang menaruh cinta dapat melakukan segala sesuatu, dapat
menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan banyak. Sedang orang yang tidak menaruh
cinta mengecewakan dan gagal usahanya.
5. Cinta selalu siap sedia. Waktu tidurpun cinta tidak lalai; terdesak, tetapi tidak
sesak.
Waktu lelah ia tidak payah, terkejut tetapi tidak bingung, tetapi seperti nyala api
yang bergerak dan seperti obor yang menyalakan sinarnya ke atas dan menerangi
tempat sekelilingnya.
Barangsiapa menaruh cinta tentu mengerti bagaimana kata ini berbunyi.
Suara kuat yang berkumandang keras dalam telinga Tuhan ialah cinta jiwa yang
menyala-nyala, yang berseru : Allahku, cintakasihku, Engkaulah seluruh milikku dan
aku adalah seluruh milikMu !

DOA UNTUK MEMPEROLEH CINTA ALLAH

6. Lapangkanlah hatiku dengan cinta, agar dengan hati sanubariku aku dapat
merasakan, betapa manisnya mencintai itu, bermandi dan luluh dalam cinta.
Semoga aku dapat pelukan cinta dapat melangkah keluar dan terbang mengatasi
diriku sendiri karena semangat cinta yang menyala-nyala.
Semoga aku dapat bernyanyi-nyanyian cinta, dapat mengikuti Dikau yang aku
cintai, keatas.
Semoga cintaku kepadaMu melebihi cintaku kepada diriku sendiri, dan cintaku akan
diri sendiri itu melulu karena Engkau, dan di dalam Dirimu semua orang yang sungguh
mencintai Dikau, seperti hukum cinta yang menyinar daripadaMu, menuntutnya.
7. G. : Cinta itu cekatan, jujur, suka menolong, menyenangkan dan menarik.
Cinta itu kuat, sabar, setia, berhati-hati, tawakal, berjiwa jantan, dan tidak
pernah mencari diri sendiri. Sebab orang yang mencari diri sendiri itu sebenarnya
mengingkari cinta.
Cinta itu hati-hati, rendah hati dan tulus ikhlas, tidak lunak dan tidak gegabah,
punjuga tidak menghiraukan barang-barang yang hampa. Cinta adalah sederhana,
saleh, tidak goyah, tenang dan waspada terhadap semua pancainderanya.
Orang yang menaruh cinta itu patuh dan taat pada pembesar dan atasan; dirinya
sendiri dipandangnya remeh dan tak berharga; terhadap Tuhan ia sangat khidmad,
penuh terimaksih, kepercayaan dan harapan sekalipun ia tidak merasakan kehadiran
Tuhan. Sebab tanpa susah orang tidak mungkin hidup dalam cinta.
8. Barangsiapa tidak bersedia menanggung segala macam penderitaan dan
melaksanakan keinginan kekasihnya, maka orang itu tidak pantas disebut yang
menaruh cinta.
Orang yang menaruh cinta harus bersedia menderita segala macam kepahitan,
untuk kekasihnya, dan dalam menghadapi mala petaka yang timbul ia tidak
memisahkan diri dari kekasihnya itu.
PASAL VI
TENTANG PERCOBAAN ORANG YANG SUNGGUH-SUNGGUH MENARUH CINTA

1. G: AnnakKu, cintamu masih belum kuat dan belum sempurna.


2. M.: Mengapa Tuhan?
3. G: Sebab karena kesulitan sedikit saja, pekerjaan yant telah engkau mulai, engkau
tinggalkan, dan engkau sangat lekas mencari penghiburan. Orang yang sungguh-
sungguh cinta tetap teguh dan berdiri kuat dalam menghadapi perobahan-perobahan,
serta tidak mudah percaya kepada bisikan tipu muslihat musuh.
Seperti dalam saat-saat bahagia Aku berkenan kepadanya, maka dalam waktu-
waktu malang Aku tidak akan mengecewakan dia.
4. Orang yang menaruh cinta dan bijaksana tidak terlalu mementingkan apa yang
diberikan, tetapi cintakasih orang yang memberi.
Dia lebih memperhatikan perasaan cintaksih daripada nilai pemberian, dan segala
pemberian dinilainya dibawah kekasihnya.
Orang yang murni cintaksihnya tidak menemukan ketentraman di dalam apa yang
diberikan kepadanya, tetapi di dalam Diriku yang melebihi segala pemberian.
Maka dari itu tidak berarti, bahwa engkau kehilangan segala-galanya, jika suatu
waktu pikiranmu tentang Aku atau tentang suci kurang selayaknya daripada yang
engkau kehendaki.
Perasaan hati yang menyenangkan dan menyegarkan, yang kadang-kadang kamu
nikmati itu, timbul karena rahmat Tuhan yang ada di dalam dirimu, dan merupakan
suatu rasa pendahuluan daripada tanah air surgawi. Tetapi orang tidak boleh
menyandarkan diri kepadanya, karena perasaan tersebut pergi datang, tidak menetap.
Tetapi berjuang menindas hawa nafsu dan mengabaikan bujukan-bujukan iblis
itulah merupakan tanda keutamaan dan perbuatan yang patut memperoleh
penghargaan.
5. Oleh sebab itu janganlah engkau merasa gelisah karena timbulnya gagasan-gagasan
yang bukan-bukan mengenai apa saja di dalam hatimu.
Peganglah teguh apa yang engkau putuskan sendiri dan arahkanlah perhatianmu
selalu kepada Tuhan.
Bahwa engkau sekali-sekali dengan sekonyong-konyong mengalami ekstase, namun
sebentar kemudian lalu kembali dalam kegiatan hati biasa, hal itu bukanlah suatu
khayalan belaka.
Sebab dalam hal itu engkau lebih merupakan seorang penderita tanpa kemauan
sendir, daripada yang bertindak sebagai pelaku; dan selama kejadian tersebut tidak
menjadi kegemaran hatimu, apa lagi selama engkau berusaha menentangnya, maka hal
itu tidak akan merugikan, tetapi justru malah patut memperoleh pahala.
6. Ketahuilah bahwa si musuh lama selalu berusaha keras untuk mencoba
menggagalkan keinginan-keinginan baikmu dan mencegah setiap latihan
peribadatanmu. Misalnya: Penghormatan kepada para suci; renungan-renungan suci
tentang kesengsaraanKu; mengenang dosa-dosamu sendiri yang sanagat berguna
bagimu, mengawasi dan meneliti hatimu, serta memantapkan niatmu untuk maju
dalam bidang keutamaan.
Banyak angan-angan yang sesat dibisikkan oleh musuh lama tersebut kepadamu;
untuk menggugah kejemuan dan kebosanan di dalam hatimu; jemu sembahyang dan
bosan membaca kitab-kitab suci.
Musuh itu tidak suka melihat orang mengaku dosa dengan rendah hati, dan
seandainya mungkin engkau tentu dibujuk supaya segan menerima Komuni Suci.
Janganlah engkau percaya kepada musuh itu dan janganlah engkau hiraukan
bujukan-bujukannya, walaupun ia sangat sering berusaha untuk menjerumuskan dan
menjerat kamu.
Bila musuh itu membisik-bisikan pikiran yang jahat-jahat dan kotor kepadamu,
tegurlah dan usirlah dia.
Enyahlah, engkau roh jahat dan kotor! Malulah kamu, laknat. Sungguh kotorlah
kamu membisikkan hal-hal semacam itu ke dalam telingaku.
Tinggalkanlah aku, pembujuk jahat; engkau tak akan memperoleh apapun
daripadaku. Tetapi Yesus akan menyertai aku sebagai satria gagah berani dan kamu
akan dibuat malu.
Lebih baik mati dan menderita segala macam sakit dan luka, daripada menyetujui
bujukan-bujukanmu.
Diamlah engkau dan tutuplah mulutmu; aku tidak sudi mendengarkan kamu lebih
lama lagi, meskipun kamu akan mengganggu aku dengan kesukaran-kesukaran lebih
banyak lagi.
Tuhan adalah Peneranganku dan Keselamatanku; siapakah yang akan kutakuti?
(Masm. 27.1).
Meskipun segala pasukan bersikap melawan aku, hatiku tidak akan gentar Mas.
27.3). Tuhan adalah Penolongku dan Penebusku (Mas. 19.15).
7. Berjuanglah seperti prajurit tamtama, dan bila kadang-kadang kamu jatuh karena
kelemahan, bangunlah kembali dan kumpulkanlah kekuatan yang lebih besar daripada
yang sudah-sudah, dengan kepercayaan akan lebih melimpahlah rahmatKu dan tetap
waspada jangan sampai engkau menjadi puas akan dirimu sendiri, serta sombong.
Sebab karena puas akan diri sendiri dan sombong itu banyak orang menjadi sesat dan
kadang-kadang terperosok ke dalam kebutaan yang hampir-hampir tidak mungkin dapat
sembuh.
Semoga runtuhnya orang-orang sombong yang secara berlebih-lebihan percaya
kepada dirinya sendiri itu, merupakan peringatan keras bagimu untuk tetap hati-hati dan
selalu rendah hati.

PASAL VII
TENTANG RAHMAT YANG HENDAKNYA DISEMBUNYIKAN DI BAWAH PENGAWASAN RENDAH HATI

1. G.: AnakKu, lebih berguna dan lebih aman untukmu menyembunyikan rahmat
peribadatan dan membanggakan diri karenanya tidak banyak mempercakapkannya dan
tidak mementingkannya; akan tetapi lebih baik meremehkan dirimu sendiri, karena
takut, jangan-jangan rahmat itu telah diberikan kepada orang yang tidak pantas.
Janganlah engkau terlalu menyandarkan dirimu kepada perasaan hati, yang cepat
dapat berubah sama sekali.
Ingatlah baik-baik pada waktu engkau menerima rahmat, bagaimana sengsara dan
miskinmu, jika kamu ditinggalkan oleh rahmat.
Kemajuan hidup rohani itu tidak hanya terletak pada sikap tenteram dan rajin
sewaktu orang dikaruniai rahmat penghiburan, tetapi juga terletak pada sikap rendah
hati, sabar dan matiraga pada waktu orang menderita tiadanya rahmat tersebut,
sehingga kebiasaan berdoa dan melakukan latihan-latihan lainnya tetap dengan rajin
diindahkan.
Pada saat-saat tiadanya rahmat itu pula janganlah hendaknya engkau lupa,
sedapat-dapat dan menurut keinsyafan serta kemampuanmu berusaha melakukan apa
yang sekiranya dapat kamu laksanakan, dan janganlah sekali-kali karena rasa hampa
dan takut kamu lalu melalaikan dirimu sendiri.
2. Memang banyak orang yang lalu menjadi kurang sabar atau lemah semangatnya,
jika semuanya tidak lancar seperti yang mereka inginkan.
Manusia itu tidak selalu menguasai jalan hidupnya sendiri, tetapi hanya Tuhanlah
yang berkuasa memberi dan menghibur. Saatnya siapa-siapa dan berapa,besarnya
pemberian dan penghiburan itu, semuanya ditentukan Tuhan sendiri, menurut
kehendak Tuhan, tidak oleh orang lain.
Sementara orang terjerumus ke dalam jurang kehancuran, karena keberaniannya
yang berlebih-lebihan dengan rahmat kebaktian, yang diberikan kepada mereka, sebab
mereka ingin berbuat lebih daripada kemampuannya. Mereka tidak memperhitungkan
kekuatannya, tetapi lebih mengikuti gairah hatinya daripada pertimbangan budi
pikirannya.
Dan oleh karena mereka itu ingin mencapai hal-hal yang lebih besar daripada yang
berkenan kepada Tuhan, maka segera mereka kehilangan rahmat Allah.
Barangsiapa mempersiapkan sarangnya di surga untuk dirinya, sering tetap miskin
dan dibiarkan hina dina; agar mereka, miskin dan terhina belajar tidak terlalu percaya
pada kekuatan diri sendiri, tetapi merasa aman tenteram di bawah naungan sayapKu.
Barangsiapa masih baru dan belum berpengalaman di jalan Tuhan, jika ia tidak
suka mengikuti nasihat dan bimbingan orang-orang bijaksana, tentu mudah tertipu dan
tersesat,
3. Apabila orang lebih suka, mengikuti perasaan hatinya sendiri daripada percaya
kepada saran-saran orang-orang yang berpengalaman, maka akhirnya ia akan
menghadapi bahaya jika orang tersebut tidak bersedia melepaskan kemauannya
sendiri.
Orang yang merasa pintar, jarang sekali bersedia dengan rendah hati menerima
pimpinan orang lain.
Lebih baik kurang pintar dan berpengetahuan sedikit, tetapi rendah hati, daripada
banyak menghimpun ilmu pengetahuan, tetapi sombong dan tinggi hati.
Lebih baiklah bagimu bermilik agak kurang, daripada banyak, tetapi yang akan
dapat membuat kamu sombong.
Sungguh sangat kurang hati-hatilah, apabila orang terlalu bersuka ria, sehirigga
lupa akan kemiskinannya yang dahulu dan rasa hormatnya yang murni terhadap Tuhan,
yang khawatir akan kehilangan rahmat, yang telah disediakan untuknya.
Demikian pula juga kurang berani tindakan orang yang terlalu murung dalam waktu
menghadapi kesusahan dan bermacam-macam kesulitan, serta kurang menaruh
kepercayaan kepadaKu sebagaimana mestinya.
4. Barangsiapa pada waktu damai ingin terlalu merasa tenteram, dalam waktu saatnya
perjuangan tiba sering merasa terlalu tawar hati dan ketakutan.
Seandainya kamu selalu dapat menjaga dirimu sendiri dan tetap rendah hati,
serta mengendalikan rohmu dengan baik, maka kamu tidak akan lekas jatuh dalam
bahaya dan dosa.
Hendaknya engkau ingat-ingat sebagai suatu nasihat baik, yaitu: Pertimbangkanlah
dalam dirimu sendiri pada waktu semangat rohmu berapi-api, bagaimana nanti jika
sinar rahmat itu lenyap dari padamu.
Dan bila hal itu terjadi, ingatlah bahwa sinar rahmat itu dapat datang kembali lagi.
Sebab rahmat tadi hanya untuk sementara Kutarik kembali sebagai peringatan bagimu
dan demi keluhuranKu.
5. Percobaan serupa itu sering lebih berguna bagimu, daripada jikalau engkau
beruntung selalu dalam keadaan senang dan bahagia seperti yang kamu inginkan.
Sebab perbuatan baik orang tidak harus diukur dengan banyaknya penampakan atau
penghiburan yang ia peroleh, atau juga dengan luas pengetahuannya dalam kitab suci
serta kedudukannya yang tinggi. Tetapi perbuatan tersebut mesti dinilai atas dasar
kerendahan hati sejati dan atas cintakasih terhadap Tuhan: apakah orang itu semata-
mata hanya mencari kehormatan Tuhan; ataukah ia benar-benar menganggap dirinya
tak berharga dan dengan sungguh-sungguh merendahkan diri; tambahan pula apakah ia
lebih suka tidak diindahkan dan diperhatikan orang daripada dihormati.

PASAL VIII
TENTANG MENGANGGAP DIRI SENDIRI REMEH DI HAPADAN TUHAN

1. M.: Aku akan berbicara kepada Tuhan, meskipun aku debu dan abu (Gen. 18.27).
Kalau aku berlagak lebih tinggi, lihatlah Engkau berdiri di mukaku dan kejahatanku
akan memberi kesaksian yang nyata, yang aku tidak dapat membantah.
Tetapi kalau aku meremehkan diriku sendiri, memandang diriku sama sekali tak
berharga dan suka meletakkan sikap angkuhku, serta melihat diriku seperti nyatanya
sebagai debu, maka rahmat belas kasihanMu akan menyertai aku, sedang rahmat
sinarMu akan mendekati hatiku. Dan segala macam sikap diri, tinggi hati,
bagaimanapun kecilnya, tentu akan lebur ke dalam kehinaanku dan binasa untuk
selama-lamanya.
Di sana Engkau menunjukkan kepadaku diriku sendiri: apa, aku ini sekarang, apa
aku ini waktu lalu, dan untuk apa aku ini datang, sebab aku ini bukan apa-apa dan
tidak tahu akan hal itu.
Apabila aku Engkau tinggalkan seorang diri, apa pulakah aku ini: sama sekali tak
berarti dan penuh kelemahan. Segera Engkau memandang aku, aku lalu menjadi kuat
dan merasa penuh dengan kegembiraan baru.
Dan yang sungguh sangat mentakjubkan ialah, bahwa aku dengan seketika tertarik
ke atas dan Engkau terima dengan rahim, padahal karena beratku sendiri aku selalu
jatuh ke bawah.
2. Demikianlah yang dilakukan cintakasihMu, Tuhan, yang tidak seharusnya sama
sekali telah menolong aku dalam banyak kesulitan dan menghindarkan aku dari banyak
mara bahaya besar, serta -dengan terus terang- membebaskan aku dari kesengsaraan
yang tak terbilang banyaknya.
Oleh karena cinta kepada diriku sendiri yang salah, aku telah kehilangan diriku
sendir. Hanya dengan mencari dan mencintai Dikau saja, maka aku telah menemukan
DIkau bersama diriku sendiri kembali. Dan karena cinta, maka makin dalamlah aku
tenggelam dalam kenistaanku.
Karena Engkau, Tuhan Yang Maha Cinta telah memperlakukan daku melebihi segala
jasa-jasaku, melebihi segala sesuatu, yang aku berani berharap dan memohon.
3. Terpujilah Engkau, walaupun aku tidak pantas menerima semua anugerahMu,
namun kedermawananMu dan KebaikanMu yang tak ada batasnya itu tak henti-
hentinya berbuat baik juga kepada orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan
yang jauh menyeleweng dari jalanMu.
Sadarkanlah kami kembali, untuk berpaling kepadaMu, agar kami menyatakan
terimakasih kami, bersikap rendah hati dan hidup saleh. Sebab Engkaulah
keselamatan kami, tenaga dan kekuatan kami.

PASAL IX
BAHWA SEGALA SESUATU HARUS KITA KEMBALIKAN KEPADA ALLAH SEBAGAI TUJUAN YANG
TERAKHIR

1. G.: AnakKu, Aku harus kamu jadikan tujuanmu yang tertinggi dan terakhir, jika
kamu sungguh-sungguh ingin bahagia.
Karena tujuan ini maka keinginan hatimu, yang biasanya terlalu sering cenderung
kepada diri sendiri dan makhluk-makhluk lain, akan menjadi bersih dan murni.
Sebab segera kamu mencari dirimu sendiri dalam sesuatu barang, kamu akan
merasa kecewa dan merana. Maka itu kembalikanlah segala sesuatu dari permulaan
kepadaKu, karena Akulah yang memberikan semua itu.
Pandanglah bahwa segala sesuatu itu berasal dari Yang Maha Baik. Dan oleh sebab
itu segala sesuatu harus dikembalikan kepadaKu, sebagai asal mula dari segala
makhluk.
2. Baik besar maupun kecil, kaya maupun miskin, semuanya menyadap air
penghidupan dari padaKu, bagaikan orang menimba air dari sumber yang hidup. Dan
barangsiapa mengabdi Aku karena kemauan sendiri dan dengan senang hati, maka ia
akan memperoleh rahmat berlipat ganda.
Tetapi barangsiapa ingin mencari kehormatan di luar Aku dan hendak mencari
kesenangan dalam suatu barang perseorangan, tentu tidak akan merasakan
kegembiraan yang sesungguhnya, ataupun akan merasa puas hatinya. Sebaliknya ia
akan menghadapi banyak rintangan dan keresahan hati.
Maka tak ada satupun kebaikan yang berasal dari dirimu sendiri, demikian pula
keutamaan juga tidak berasal dari manusia. Tetapi kembalikanlah segala sesuatu
kepadaKu. Tanpa Allah orang tidak memiliki apa-apa.
Aku telah memberi segala sesuatunya, dan Aku menghendaki supaya segala sesuatu
itu kembali kepadaKu. Tegas-tegas Aku menuntut terimakasih.
3. Kebenaran inilah yang mengenyahkan keluhuran semu.
Dan jika rahmat surgawi serta cinta sejati telah masuk ke dalam hatimu, maka di
situ akan lenyaplah iri hati, kecemasan dan cinta kepada diri sendiri.
Karena cinta Ilahi mengalahkan segala-galanya dan meneguhkan kekuatan jiwa.
Kalau kamu sadar akan hal itu dengan sungguhsungguh, kamu akan hanya
bergembira dalam Aku dan akan hanya menaruh harapan kepadaKu. Sebab tiada
seorangpun yang baik, kecuali Allah sendiri (Luk. 18.19), yang harus dipuji dan
dimuliakan melebihi semua makhluk.

PASAL X
BAHWA SUNGGUH NIKMATLAH MENAMPIK DUNIA DAN MENGABDI TUHAN

1. M.: Sekarang aku hendak berbicara lagi ya Tuhan, dan tidak berdiam diri; aku akan
berbicara di dalam telinga Allahku, Tuhanku dan Rajaku, yang tinggal di tempat tinggi.
Alangkah besarnya, ya Tuhan, harta-kekayaan kemanisanMu, yang Engkau sediakan
untuk mereka, yang takut kepadaMu (Masm.31.20).
Tetapi apakah Engkau itu bagi orang yang cinta kepadaMu? dan apakah Engkau itu
bagi mereka, yang dengan segenap jiwa raganya mengabdi kepadaMu?
Sungguh tak dapat digambarkanlah nikmatnya pandangan atas Dikau, yang Engkau
siapkan bagi mereka yang cinta akan Dikau.
Di sinilah Engkau telah menunjukkan cintakasihMu kepadaku: pada waktu aku belum
ada, aku Engkau ciptakan; pada waktu aku menyeleweng jauh dari padaMu, aku telah
Engkau ketemukan kembali dan Engkau perintahkan agar mencintai Dikau.
2. Wahai, Sumber cinta kekal, apakah yang akan kukatakan tentang Dirimu?
Bagaimana aku dapat lupa akan Dikau, yang telah berkenan memikirkan daku,
bahkan setelah aku hancur binasa?
Di luar segala dugaan Engkau telah menunjukkan belas kasihanMu kepada hambaMu,
dan tanpa mengingat perbuatan-perbuatanku Engkau telah rnenganugerahkan rahmatMu,
serta mengangkat aku menjadi sahabatMu.
Apakah gerangan yang akan aku haturkan kepadaMu sebagai balas jasa untuk
pemberian rahmat tadi? Karena tidak semua orang terpanggil untuk meninggalkan segala
hak miliknya, melepaskan diri dari ikatanikatan dunia dan hidup membiara.
Apakah pengabdianku kepadaMu itu boleh dikatakan suatu perbuatan yang besar?
Karena semua makhlukpun wajib mengabdi kepadaMu?
Bukankah pengabdianku kepadaMu yang harus kupandang sebagai perbuatan
besar, tetapi yang harus aku pandang besar dan mentakjubkan ialah, bahwa Engkau
telah berkenan menerima aku yang miskin dan hina ini sebagai hambaMu, dan
mengijinkan aku masuk di kalangan hamba-hambaMu terkasih.
3. Lihatlah, semua yang kumiliki dan segala sarana pengabdianku kepadaMu berasal
dari padaMu.
Lihatlah, langit dan bumi yang Engkau ciptakan untuk kepentingan umat manusia,
setiap hari selalu siap sedia menjalankan segala perintahMu.
Semua itu kiranya belum cukup; bahkan para malaikatpun Engkau tugaskan untuk
melayani umat manusia.
Tetapi yang melampaui semuanya itu ialah, bahwa Engkau sendiri berkenan
mengabdi kepada umat manusia dan berjanji akan memberikan kepadanya: Dirimu
sendiri.
4. Apa gerangan yang akan kuhaturkan kepadaMu sebagai tanda syukur atas
pemberian yang melimpahlimpah itu? Semoga aku dapat mengabdi Dikau setiap hari
selama hidupku!
Ya semoga aku diperkenankan mengabdi Dikau dengan pantas selama sehari saja!
Memang sudah selayaknya, Engkau menerima segala pengabdian, segala
penghormatan dan segala pujian untuk selama-lamanya.
Sungguh benar, Engkaulah Tuhanku, dan aku ini hambaMu yang hina, yang
seharusnya mengabdi kepadaMu dengan segenap kekuatan, dan tidak boleh jemu
meluhurkan serta memuji Dikau.
Demikianlah kehendakku, demikian pulalah keinginanku. Dan sudi apalah kiranya
Engkau berkenan melengkapi semua kekuranganku.
5. Sungguh merupakan perbuatan sangat terhormat dan luhur ialah: mengabdi
kepadaMu dan menyampingkan segala sesuatu demi cintakasih akan Dikau.
Sebab barangsiapa dengan suka rela mengabdi Dikau sepenuh hatinya, tentu akan
menerima rahmat banyak. Mereka, yang karena cintanya kepadaMu membuang
kenikmatan daging, tentu akan menemukan penghiburan Roh Suci yang paling lezat.
Mereka yang karena Namamu bersedia melalui jalan yang sempit dan
menyampingkan segala perhatian terhadap hal-hal duniawi, tentu akan memperoleh
kebebasan hati yang penuh.
6. Mengabdi kepada Allah memang sungguh menyenangkan dan menggembirakan.
Akibat pengabdian itu orang dapat hidup bebas dan saleh.
Martabat pengabdian hidup membiara memang patut dihormati dan meningkatkan
derajad manusia sama dengan malaikat. Martabat itu berkenan kepada Allah,
menggentarkan setan dan pantas dianjurkan bagi orang-orang beriman.
Martabat pengabdian kepada Allah, yang pantas dijunjung tinggi dan diidam-
idamkan! Akibat pengabdian itu manusia dapat memperoleh kebahagiaan tertinggi dan
menikmati kegembiraan yang tak ada akhirnya!

PASAL XI
BAHWA KEINGINAN HATI HARUS DITELITI DAN DIKENDALIKAN

1. G. : AnakKu, kamu masih harus mempelajari banyak hal yang belum kamu pelajari
dengan baik.
M : Apakah itu, Tuhan?
G. : Kamu harus mengarahkan keinginanmu sama sekali kepada kehendakKu.
Bahwa kamu harus tidak mencintai dirimu sendiri, tetapi harus dengan sungguh-
sungguh mengikuti kehendakKu.
Sering engkau bertindak dengan semangat berkobar-kobar dalam dadamu, tetapi
dalam keadaan demikian itu perhatikanlah baik-baik, apakah semangatmu itu
digerakkan demi kehormatan untukKu, ataukah lebih untuk kesenangan hatimu sendiri.
Kalau Aku merupakan satu-satunya alasan bagi semangat perbuatanmu itu, tentu
kamu tidak akan merasa kecewa terhadap apapun yang Kutetapkan, tetapi jika kamu
merasa hatimu kusut atau berat, maka itulah tandanya ada sesuatu kehendak sendiri
menyelip di dalam semangat tersebut.
2. Maka itu janganlah kamu terlalu menyandarkan diri kepada keinginan yang kamu
kejar tanpa minta nasihatKu terlebih dahulu, agar kelak kamu tidak merasa kecewa
atau menyesal terhadap hal, yang mula-mula sangat kamu senangi dan kamu sibukkan,
seakan-akan itulah yang paling baik bagimu.
Sebab tidak semua kehendak hati yang nampaknya baik itu harus segera diturutkan.
Dan sebaliknya tidak semua yang nampaknya tidak baik harus segera dikesampingkan.
3. Kadang-kadang ada manfaatnya juga membatasi kegiatan-kegiatan dan
mengendalikan keinginan-keinginan yang baik, agar dengan berhaluan demikian engkau
tidak kehilangan ketenangan hatimu dalam menjalankan kesibukan-kesibukan itu; agar
orang lain tidak merasa resah karena kegiatanmu yang luar biasa; atau juga agar kamu
sendiri tidak dengan sekonyong-konyong menjadi gusar dan patah semangat, bila
mendapat tentangan orang lain.
Sebaliknya kadang-kadang ada baiknya juga, bahwa orang harus menolak dengan
tegas dan bertindak keras terhadap hawa nafsunya, tidak perduli apakah hal itu
menyenangkan atau tidak; tetapi untuk itu lebih-lebih orang harus menjaga supaya si
daging tunduk kepada roh, meskipun ini mungkin bertentangan dengan kehendaknya.
Pendek kata si daging harus diajar dan dipaksa tunduk kepada martabat
pengabdian sampai ia bersedia menjalankan segala sesuatu, belajar menerima barang
apa adanya, bergirang hati dengan barang sederhana dan tidak menggerutu dalam
menghadapi kesulitan.

PASAL XII
HAL MELATIH DIRI BERSABAR DAN TENTANG MEMERANGI HAWA NAFSU

1. M. : Tuhan, Alahku, aku mengerti, bahwa kesabaran memang


mutlak perlu bagiku; sebab dalam hidup ini terdapat banyak sekali rintangan.
Karena bagaimanapun aku berusaha untuk dapat hidup tenang dan tenteram,
namun tidak mungkin aku dapat hidup tanpa perjuangan dan kesusahan.
2. G.: Memang demikianlah, anakKu; Aku sendiri memang tidak menghendaki kamu
mencari suatu macam hidup tenteram dan tenang yang bebas sama sekali dari
percobaan, atau tidak rnengalami kesulitan, tetapi supaya kamu yakin, bahwa orang
itu juga dapat menemukan hidup tenteram dan damai, meskipun telah menderita
bermacam-macam percobaan dan menderita banyak kesulitan.
3. Jika kamu mengatakan tidak dapat menderita banyak, bagaimana kamu akan dapat
menahan panasnya api penyucian?
Antara dua macam barang yang buruk, orang selalu harus memilih yang buruknya
paling kecil.
Jadi agar dapat terhindar dari hukuman kekal setelah hidup ini, kamu harus
berusaha memikul penderitaan dalam hidup sekarang ini dengan sabar demi Tuhan.
Ataukah kamu mengira, bahwa manusia di dunia ini hidup tanpa penderitaan sama
sekali, atau mungkin hanya harus menderita sedikit saja? Keadaan semacam itu tidak
akan kamu temukan, bahkan jika kamu tanyakan hal itu kepada mereka yang paling
dimanjakan hidupnya.
Tetapi, katamu, mereka menikmati banyak kesenangan dan mengikuti kehendak
mereka sendiri. Jadi mereka tidak terlalu merasakan beratnya penderitaan mereka.
4. Biarlah demikian. Biarlah mereka menikmati kesukaan mereka sendiri. Tetapi,
engkau kira, berapa Iamakah keadaan itu akan berlangsung?
Lihatlah seperti asap mereka akan lenyap (Masm. 37.20), yang hidup
bermewah-mewahan di dunia ini dan segala kesenangan mereka yang sudah lewatpun
juga akan hilang dari ingatan.
Bahkan pada masa hidupnya mereka itu dalam mengejar kesenangannya sering
merasa bosan, mual dan ketakutan.
Sebab barang-barang yang mereka harap-harapkan akan mendatangkan kesenangan
itu, seringkali malah menimbulkan kesusahan sebagai hukuman.
Dan memang pada tempatnya, sebab mereka tanpa aturan mencari dan mengejar-
ngejar kesenangan, maka mereka menikmati kesenangan itu tidak tanpa rasa getir dan
rasa bosan.
5. Alangkah pendeknya semua kesenangan itu!
Alangkah kotornya, alangkah palsunya, alangkah rendahnya semua ini! Namun
demikian oleh kemabukan serta nafsu butanya, mereka tidak menginsyafi hal ini;
tetapi bagaikan binatang tak berbudi mereka menemukan kehancuran jiwanya, karena
mengejar kenikmatan sedikit dalam hidup, yang tidak kekal sifatnya itu.
Tetapi kamu, anakKu, janganlah selalu mengikuti nafsu heinginanmu; tetapi
palingkanlah dirimu dari kehendakmu (Eccli.18.30).
Bergemarlah kamu dalam Tuhan, dan Dia memberikan kepadamu, apa permintaan
hatimu (Masm. 37.4).
6. Sebab jika kamu ingin benar-benar menikmati kegembiraan hati dan sungguh-
sungguh menghendaki supaya memperoleh penghiburan lebih banyak dari padaKu,
ketahuilah, bahwa rahmat itu dapat diturunkan dan penghiburan itu dapat diberikan
kepadamu, apabila kamu tidak menghargai semua barang duniawi dan membuang
segala kesenangan yang hina.
Dan makin jauh engkau menarik diri dari penghiburan dunia, makin nikmat dan
kuatlah penghiburan yang akan kamu peroleh dari padaKu.
Tetapi sebelum mencapai keadaan itu, terlebih dahulu kamu harus menderita
banyak kesulitan dan berjuang dengan susah payah.
Kebiasaan lama yang sudah berakar, tentu mengadakan perlawanan. Tetapi dengan
kebiasaan yang lebih baik, kebiasaan lama itu tentu ditundukkan.
Si daging tentu akan menggerutu; tetapi semangat jiwa yang kuat, ia akan
terkendalikan.
Si ular tua tentu akan membujuk-bujuk dan menjengkelkan hatimu, tetapi usirlah
dia dengan doa dan dengan pekerjaan yang bermanfaat, maka pintu gerbang masuk
tentu akan tertutup baginya.

PASAL XIII
TENTANG KETAATAN SEORANG BAWAHAN YANG RENDAH HATI SESUAI DENGAN TELADAN
YESUS KRISTUS

1. G.: AnakKu, barangsiapa berusaha tidak mentaati peraturan dan perintah-


perintah atasannya, itu berarti bahwa ia menarik diri dari rahmat Tuhan; dan
barangsiapa berusaha mencari milik bagi dirinya sendiri, tentu akan kehilangan milik
bersama.
Barangsiapa tidak senang dan rela hati tunduk kepada perintah atasannya, itulah
tandanya, bahwa dagingnya belum dapat dikendalikan benar-benar, dan oleh karena
itu masih sering melawan dan menggerutu.
Maka itu, jika kamu ingin mengekang badanmu sendiri, belajarlah segera tunduk
kepada atasanmu. Sebab musuh dari luar itu akan lebih cepat dikalahkan, apabila di
dalam hatinya orang merasa tenang dan tidak dalam keadaan kacau.
Tidak ada musuh bagi jiwamu yang lebih ulet dan lebih sulit untuk ditundukkan,
kecuali dirimu sendiri, apabila kamu tidak bersatu hati dengan jiwamu.
Maka itu jika kamu ingin menaklukkan darah dan dagingmu, kamu harus benar-
benar dapat menguasai dirimu sendiri sepenuhnya.
Oleh karena cintamu kepada dirimu sendiri masih kurang teratur, maka engkau
masih belum terlalu rela tunduk kepada kehendak orang lain.
2. Apakah merupakan perbuatan besar, apabila kamu yang hanya debu dan tak ada
harganya itu demi Tuhan tunduk kepada orang lain; sedangkan Aku, yang Maha Kuasa
dan Maha Tinggi, yang telah menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan, demi
kepentingan dan keselamatan telah menundukkan diriKu dengan rendah hati kepada
manusia?
Aku telah menjadi orang yang paling rendah hati dan paling kecil di antara semua
orang, agar kamu mengalahkan kesombonganmu karena rendah hatiKu.
Belajarlah menurut perintah, debu; belajarlah merendahkan dirimu, tanah dan
lempung. Belajarlah menundukkan dirimu di bawah telapak kaki semua orang! .
Belajarlah mematahkan kehendakmu sendiri; korbankanlah dirimu ke dalam
pengabdian sepenuh-penuhnya!
3. Marahlah kepada dirimu sendiri dan jangan sampai kamu menjadi sombong atau
tinggi diri; tetapi tunjukkanlah, bahwa kamu hanya orang kecil dan hina, sehingga semua
orang dapat berjalan menginjak kamu, sebagai sampah di jalan diinjak-injak orang
banyak.
Kepada siapa kamu akan mengeluh, manusia yang hina? Apa yang dapat kamu
kemukakan sebagai bantahan terhadap orang-orang yang memfitnah kamu; kamu yang
sudah sangat sering menyakitkan hati Allah dan yang patut dimasukkan api neraka?
Tetapi Aku merasa belas kasihan kepadamu, karena jiwamu sangat berharga di
hadapanKu, dan agar kamu mengenal cintakasihKu, selalu berterimakasih atas
kebaikanKu, terus menerus menyerahkan dirimu kepada penghambaan dan kerendahan
hati yang sebenarnya, dan mendukung penghinaan terhadap dirimu sendiri dengan sabar.

PASAL XIV
BAHWA KITA HARUS MERENUNGKAN PUTUSAN GAIB ILAHI AGAR TIDAK MENJADI SOMBONG
ATAS PEKERJAAN KITA YANG BAIK

1. M.: Seperti gerdam guntur putusanMu mendentum di atasku, ya Tuhan; segenap


tulangku Engkau hantam dengan takut dan ngeri dan jiwaku gemetar karena terkejut.
Aku hancur keheranan, serenta melihat, bahwa langit masih nampak kurang bersih
di hadiratMu.
Kalau Engkau masih menjumpai kejahatan pada MalaikatMu, dan mereka itu tidak
pula Engkau ampuni; apakah yang akan terjadi atas diriku?
Bintang-bintang telah jatuh dari langit; bagaimana saya dapat memberanikan diri,
aku debu.
Mereka yang pekerjaannya seolah-olah tampak terpuji, telah jatuh sedalam-
dalamnya; dan mereka yang makan roti para malaikat, kulihat dengan gemar
menikmati makanan babi.
2. Maka akan tiada kekudusan lagi, bila Engkau, ya Tuhan, menarik tanganMu Tiada
kebijaksanaan berguna, bila Engkau berhenti mengemudikannya. Tiada kekuatan
berdaya, bila Engkau tidak memeliharanya.
Tiada kemurnian yang aman, bila Engkau tidak melindunginya.
Tiada penjagaan diri akan berguna, bila kewaspadaanMu yang kudus tidak
menyertainya.
Karena bila Engkau tinggalkan, kami akan tenggelam dan binasa; tetapi karena
kunjunganMu, kami akan tegak dan hidup kembali.
Karena kami tidak tetap, tetapi olehMu kami menjadi teguh; kami menjadi makin
kendor, tetapi olehMu kami menjadi bersemangat.
3. O, betapa rendah dan hinanya aku harus berpikir tentang diriku! Betapa harus
kuremehkan, bila aku mengira mempunyai sesuatu yang baik.
O, betapa dalam, ya Tuhan, aku harus tunduk di bawah putusanMu, dalam seperti
jurang, di mana aku tidak menemukan apa-apa pada diriku, kecuali kehampaan belaka!
Maka di manakah masih ada tempat persembunyian bagi kemuliaan yang hampa? Di
manakah masih ada kepercayaan kepada keutamaan khayalan?
Hanyutlah segala kesohoran yang hampa ke dalam putusanMu yang dalam tentang
diriku.
4. Apakah arti semua daging di hadiratMu? Apakah kiranya geluh akan memuji dirinya
terhadap Dia yang membentuknya (Is.49.9).
Bagaimanakah ia dapat mengangkat-angkat dirinya dengan pujian hampa, sedang
sesungguhnya hatinya di bawah kekuasaan Allah?
Dunia seluruhnya tidak akan menyombongkan dia, yang telah ditaklukkan oleh
kebenaran dan barangsiapa telah meletakkan harapannya kepada Allah, tidak akan
terpengaruh oleh pujian, yang diberikan kepadanya dari segenap mulut orang.
Karena mereka yang mengucapkan itupun, semuanya bukan apa-apa; sebab mereka
akan binasa bersama-sama dengan suara perkataannya. Tetapi kebenaran Tuhan tetap
kekal (Masm.117.2).

PASAL XV
BAGAINIANA ORANG HARUS BERSIKAP DAN MENGUCAP PADA SEGALA APA YANG
DIHARAPKAN

1. G.: AnakKu, katakanlah dalam menghadapi segala sesuatu: Tuhanku, kalau Engkau
berkenan, biarlah terjadi demikian.
Tuhanku, kalau berguna untuk kehormatariMu, biarlah terjadi atas namaMu.
Tuhanku, kalau Engkau tahu, bahwa itu berguna untukku dan menguntungkan aku,
perkenankanlah kiranya aku menggunakannya untuk kehormatanMu.
Tetapi bila Engkau mengetahui, bahwa itu merugikan dan tidak berguna untuk
keselamatan jiwaku, ambillah keinginan dari padaku. Karena tidak setiap keinginan
datang dari Roh Kudus, meskipun dalam mata manusia kelihatan seakan-akan adil dan
baik.
Memang sukarlah menetapkan roh baik ataukah roh jahat yang mendorong kamu
untuk menginginkan ini atau itu; atau bahwa kamu barangkali terdorong oleh rohmu
sendiri.
Banyak orang yang pada akhirnya tertipu, yang pada permulaannya seakan-akan
dituntun oleh roh balk.
2. Oleh karena itu, apapun yang menurut hematmu kelihatan menarik, harus selalu
kamu harapkan dan kamu mohon dengan rasa hormat akan Allah dan dengan rendah
hati; dan di atas segaIa sesuatu, dengan menyampingkan dirimu sendiri, menyerahkan
semua itu kepadaKu dan berkata: Tuhanku, Engkau tahu apa yang paling baik; semoga
terjadilah ini atau itu menurut kehendakMu.
Berilah apa yang Engkau kehendaki, dan berapa seperti yang Engkau kehendaki,
serta kapan Engkau kehendaki.
Perbuatlah dengan daku seperti apa yang Engkau pandang baik dan seperti yang
paling berkenan kepadaMu dan menambah kehormatanMu.
Tempatkanlah aku di mana Engkau menghendaki dan perbuatlah dengan aku dalam
segala hal sesuka hatiMu.
Aku berada dalam tanganMu, siap sedia melakukan segala sesuatu; karena aku
tidak berkeinginan hidup untuk diriku sendiri, melainkan untukMu, dan semoga itu
pantas dan sempurna adanya!

DOA UNTUK MEMENUHI YANG BERKENAN KEPADA ALLAH

3. M.: Yesus Yang Maha Belaskasihan, berikanlah rahmatMu kepadaku, agar selalu
beserta dengan aku, bekerja dengan aku dan hingga pada akhirnya tetap menyertai
aku.
Perkenankanlah aku selalu menginginkan dan menghendaki apa yang paling
menyenangkan dan paling berkenan kepadaMu. Semoga kehendakMu adalah
kehendakku pula; dan semoga kehendakku selamanya mengikuti kehendakMu dan
sesuai sama sekali dengan kehendakMu.
Biarlah aku berkehendak dan tidak berkehendak sama dengan Engkau; dan tidak
dapat menghendaki atau tidak menghendaki barang sesuatu yang lain daripada apa
yang Engkau kehendaki atau tidak.
Ijinkanlah aku mati akan segala sesuatu yang ada di dunia, suka rela dihina karena
Engkau dan tidak dikenal di dunia ini. Perkenankanlah aku menemukan
ketenteramanku dalam Dirimu di atas segala keinginan dan hatiku mendapatkan
perdamaian dalam Dirimu.
Engkau adalah damai sejati sekalian hati. Engkau satu-satunya ketenteraman; di
luarMu, segala sesuatu adalah keras dan tidak tenang.
Hanyalah dalam ketenteraman ini saja, ialah: di dalam Dirimu, satu-satunya baik
yang tertinggi dan yang kekal, aku akan tidur dan beristirahat. Amin. (Masm.4.9).

PASAL XVI
BAHWA HIBURAN SEJATI HANYA DAPAT DICARI DALAM TUHAN

1. M.: Segala apa yang dapat kuinginkan dan kupikirkan untuk hiburanku, tidak kuharap-
harapkan di sini, melainkan di akhirat.
Karena walaupun aku sendiri mempunyai segala hiburan keduniawian dan meskipun
aku dapat merasakan segala kenikmatan, sudah pasti, bahwa itu tidak akan
berlangsung lama.
Oleh karena itu, jiwaku, engkau tidak akan dapat menikmati hiburan yang
sempurna atau kesegaran sepuas-puasnya kecuali dalam Allah saja, Penghibur para
miskin dan mereka yang rendah hati.
Harap tunggu sejenak, jiwaku, nantikanlah, janji IIahi; dan engkau akan memiliki
harta benda surgawi yang melimpah-limpah. Kalau engkau terlalu ingin mengejar
benda-benda duniawi, engkau akan kehilangan benda-benda surgawi yang kekal.
Yang fana harus kamu pergunakan, yang baka harus kamu inginkan. Dengan barang
yang bersifat sementara kamu tidak akan menjadi puas, karena kamu tidak diciptakan
untuk menikmatinya.
2. Meskipun kamu memiliki seluruh barang-barang dunia ciptaan Tuhan itu, kamu
tidak akan merasa bahagia dan puas, karena kebahagiaanmu seluruhnya terletak di
tangan Tuhan yang menciptakan alam semesta ini.
Dan semua itu tidak seperti yang dibayang-bayangkan dan dipuji-puji oleh para
pencinta yang bodoh, melainkan seperti yang diharapkan oleh para orang kristen yang
baik dan beriman, dan kadang-kadang tetah dirasakan terlebih dahulu oleh orang-
orang rohani dan yang berhati suci yang pergaulannya di surga.
Hampa dan pendeklah semua hiburan manusiawi. Bahagia dan sungguh benarlah
hiburan yang diterima orang di dalam hati dari kebenaran.
Manusia yang bertakwa kemana-mana membawa serta Yesus, Penghiburnya, dan
berkata kepadaNya: Hendaklah beserta aku, ya Tuhan Yesus, di manapun dan selalu.
Semoga inilah hiburanku: Dengan, senang hati bersedia menderita kekurangan segala
hiburan manusiawi.
Dan andaikata juga hiburanMu tidak ada padaku, maka semoga kehendakMu dan
percobaanMu yang adil menjadi hiburanku yang tertinggi.
Karena Engkau tidak selalu tetap murka dan tidak selama-lamanya mengancam.
(Masm.163.9).

PASAL XVII
BAHWA KITA HARUS MENYERAHKAN SEGALA KEREPOTAN KEPADA ALLAH

1. G.: AnakKu, biarkanlah Aku memperlakukan kamu menurut apa kemauanKu: Aku
tahu apa yang berguna bagimu.
Kamu berfikir sebagai manusia: kamu menilai berbagai soal sesuai dengan
kecenderungan bisikan manusiawi.
2. M.: Tuhanku, benar apa yang Engkau katakan. PerhatianMu terhadap aku adalah
lebih besar daripada segala pikiran yang dapat kucurahkan untuk diriku sendiri.
Terlalu amat goyanglah dia berdiri, yang tidak memusatkan seluruh pikirannya
kepadaMu.
Tuhanku, Tuhanku, jika saja Engkau memperkenankan aku mengarahkan kemauanku
hanya kepadaMu, silahkan Tuhan berbuat apa saja dengan aku.
Sebab apa pun yang Tuhanku perbuat dengan aku niscaya tidak lain kecuali baik.
Bila Engkau menghendaki, bahwa aku berada dalam kegelapan, terpujilah Engkau;
dan bila Engkau menghendaki, bahwa aku berada dalam terang, terpuji pulalah Engkau
kiranya. Bila Engkau berkenan menghibur aku , terpujilah Engkau; dan bila Engkau
berkehendak memasukkan aku ke dalam percobaan, terpujipulalah Engkau selalu.
3. G.: AnakKu, demikianlah seharusnya semangatmu, bila kamu ingin beserta Aku.
Harus sama kerelaanmu untuk menderita dengan untuk bergembira. Harus sama pula
suka relamu untuk melarat dan miskin dengan puas dan kaya.
4. M.: Tuhanku, aku akan suka rela menderita untukMu, apa saja yang akan Engkau
datangkan atas diriku.
Tanpa pilih-pilih aku akan menerima dari tanganMu hal yang baik maupun buruk,
manis maupun pahit, kegembiraan maupun kesusahan; dan atas segala apa yang
menimpa diriku, aku akan tetap mengucap terimakasih.
Bebaskanlah aku dari segala dosa, dan baik terhadap maut maupun neraka aku
tidak akan takut.
Asal Engkau tidak mencampakkan aku untuk selama-lamanya dan tidak mencoret
namaku dari kitab hidup, tidak akan ada barang satu pun dari segala penganiayaan
yang menimpa diriku, akan mengusik aku.

PASAL XVII
BAHWA ORANG HARUS MENANGGUNG DENGAN TABAH HATI KESENGSARAAN SEMENTARA
MENURUT TELADAN KRISTUS

1. G.: AnakKu, Aku telah turun dari surga untuk keselamatanmu; duka nestapamu telah
Kudukung di atas pundakKu, tidak karena terpaksa, melainkan karena terdorong oleh
cinta kasih, agar kamu belajar sabar dan menderita kesengsaraan sementara tidak
dengan segan.
Karena sejak saat kelahiranKu hingga kematianKu di atas kayu salib tidak pernah
penderitaan duka-nestapa meninggalkan Aku. Aku telah menderita kemiskinan besar
akan barang-barang duniawi; berkali-kali Aku harus mendengar banyak keluhan-keluhan
tentang DiriKu; cemoohan dan penghinaan telah Kuderita dengan lemah-lembut; dari
kebajikan telah Kuterima bukannya terimakasih, dari mukjijatKu fitnah, dari
pelajaranKu nama jelek.
2. M.: Tuhanku, karena Engkau sabar dalam hidupMu dan oleh karena itu yang paling
setia telah memenuhi perintah BapaMu, maka layaklah adanya, bahwa aku, orang
durhaka, menderita dengan sabar menurut kehendakMu dan selama Engkau
menghendaki, memikul beban hidup yang fana ini untuk keselamatanku.
Karena meskipun hidup sekarang ini dirasakan sebagai beban, namun karena
rahmatMu hidup sungguh berjasa besar, dan karena teladanMu dan teladan orang-orang
kudusMu menjadi jauh lebih ringan dan terang untukku, manusia yang lemah.
Tetapi hidup sekarang juga lebih banyak mengandung hiburan daripada dulu di
bawah hukum yang lama, ketika pintu gerbang surga masih tetap tertutup dan jalan ke
surga seolah-olah kelihatan lebih gelap, dan jumlah orang yang memperhatikan
kerajaan Allah tidak banyak.
Dan malah orang, yang ketika itu adil dan terpilihpun dapat masuk kerajaan surga,
sebelum Engkau mendatangkan damai dengan kesengsaraanMu dan kematianMu yang
suci.
3. O, betapa besar terimakasih yang harus kuucapkan kepadaMu, karena
Engkau telah berkenan menunjukkan jalan yang lurus dan baik ke kerajaanMu yang
kekal kepadaku dan kepada sekalian orang yang beriman!
HidupMu itulah jalanku; dan dengan melalui kesabaran yang suci kami berjalan
kepadaMu, ialah mahkotaku.
Andaikata Engkau tidak berjalan mendahului kami dan tidak mengajar kami,
siapakah gerangan yang akan mengorbankan tenaga untuk mengikuti Engkau?
Seribu sayang, betapa banyaknya orang yang akan jauh ketinggalan, bila mereka
tidak mengindahkan contohMu yang gilang-gemilang!
Lihatlah, juga setelah mendengar mukjijat dan pelajaran-pelajaran demikian
banyaknya, kami masih malas dan acuh tak acuh. Bagaimanakah gerangan keadaannya
andaikata kami tidak mempunyai penerangan yang demikian besarnya untuk mengikuti
Dikau?

PASAL XIX
TENTANG SABAR MENDERITA NISTAAN-NISTAAN DAN SIAPA YANG AKAN TERNYATA SABAR

1. G.: Apakah yang akan kamu katakan, anakKu? Berhentilah mengeluh dan
renungkanlah kesengsaraanKu dan kesengsaraan orang-orang kudus lainnya. Kamu
bedum pernah menentangnya dengan bermandikan darah (Ibr.12.4).
Penderitaanmu sungguh sangat sedikit sekali, jika dibandingkan dengan
kesengsaraan para suci yang begitu banyak, dengan percobaan-percobaan mereka yang
begitu sering terjadi. Dengan ujian-ujian berat dan latihan-latihan keras yang
seringkali harus mereka lakukan.
Maka kamu harus mengenangkan kesukaran-kesukaran orang lain yang lebih berat,
agar kamu yakin, bahwa penderitaanmu itu ringan, sebab hanya mengenai soal-soal
kecil saja.
2. Makin besar semangatmu untuk menderita, makin bijaksana tindakanmu dan makin
banyaklah rahmat yang engkau kumpulkan. Kecuali itu penderitaanmu akan terasa
lebih ringan, jika untuk penderitaan itu kamu suka dengan mantap dan tawakal
menyiapkan diri.
Jangan pula berkata: Dari orang semacam itu saya tidak dapat menyabarkan diri,
dan hal-hal serupa itu tidak perlu saya terima; sebab orang itu sudah merugikan saya
banyak dan menuduh-nuduh saya berbuat hal-hal yang belum pernah timbul dalam
pikiran saya. Dari orang lain saya bersedia menerima perbuatan yang kurang
menyenangkan, jika menurut pendapat saya, saya memang harus menderita.
Berpikir demikian itu bodoh; karena orang tidak mamperhatikan kebajikan
bersabar, dan juga kurang memperhatikan Dia yang akan memberi pahala; tetapi orang
lebih banyak memperhatikan orang-orang dan hinaan-hinaan yang telah dilontarkan.
3. Tidak sabar benar-benarlah ia yang tidak mau menderita, kecuali selama menurut
anggapannya itu adalah baik dan dari orang yang disenanginya.
Tetapi orang yang benar-benar sabar tidak memperhatikan siapa yang mengujinya:
apakah oleh kepalanya, sesamanya atau bawahannya; oleh orang baik dan suci, atau
oleh orang jahat dan hina.
la, tidak perduli betapa besar dan seringnya ia mengalami penderitaan dari orang
lain. Semua itu diterimanya dengan terimakasih dari tangan Allah dan disambutnya
sebagai keuntungan besar.
Karena pada Allah tidak ada barang sesuatu, betapa pun kecilnya, yang dapat
tinggal tanpa pahala, asal saja diderita untuk Allah.
4. Maka bersiap sedialah untuk berjuang, kalau kamu ingin memperoleh kemenangan.
Tanpa perjuangan kamu tidak mahkota kesabaran.
Kalau kamu tidak menolak mahkota itu.
Tetapi bila kamu ingin dimahkotai, secara jantan dan bertahanlah dengan sabar.
Tanpa perjuangan kamu tidak mencapai ketenangan; dan tanpa berjuang, tanpa
kemenangan.
5. M.: Ya Tuhan, semoga karena rahmat jadi mungkinlah untukku, apa yang menurut
kodratku seakan-akan mustahil.
Engkau mengetahui, bahwa aku tidak dapat menderita banyak dan bahwa aku lekas
jatuh tanpa daya, bila terjadi kesulitan sedikit saja.
Semoga setiap percobaan menderita merupakan kesenanganku dan harapanku
karena NamaMu; karena menderita dan diganggu karena kehendakMu banyak
mengandung keselamatan untuk jiwaku.

PASAL XX
TENTANG MENGAKUI KELEMAHAN DIRI SENDIRI DAN SOAL KESENGSARAAN HIDUP DI DUNIA
INI

1. M.: Tuhanku, terhadap diriku sendiri aku akan mengakui kesalahanku; kepada Dikau
aku akan mengakui kelemahanku.
Sering hal yang remeh saja yang mengecilkan dan menyedihkan hatiku.
Aku berniat bertindak tegas; tetapi baru datang percobaan kecil saja, aku telah
merasa amat tertekan. Kadang-kadang soal amat kecil saja sudah dapat merupakan
percobaan berat bagiku.
Dan tengah aku mengira agak aman, karena aku tidak merasakan apa-apa, kadang-
kadang aku melihat diriku sendiri hampir terpelanting karena embusan angin yang
ringan.
2. Maka itu, Tuhanku, perhatikanlah kelemahan dan kerapuhan hatiku yang Engkau
kenal benar-benar. Kasihanilah aku dan tariklah aku dari lumpur, agar aku tidak
tenggelam di dalamnya (Masm.69.15) agar aku tidak tinggal terpelanting sama sekali.
Yang sering bertentangan dengan jiwaku dan membuat aku malu di hadapan
Tuhanku, ialah: bahwa aku sedemikian goyah dan lemah dalam menentang hawa
nafsuku.
Dan meskipun hal itu tidak sampai menjadi persetujuan, namun penggodaannya
bagiku sulit dan berat, dan kurasakan sangat menyedihkan sepanjang hidup berjuang
semacam itu.
Karena itu aku menjadi insyaf akan kelemahanku; bahwa angan-angan yang najis
senantiasa lebih mudah timbulnya daripada perginya.
3. Allah Bani Israil yang Maha Kuat, Pengasyik para jiwa yang setya, lihatlah kesulitan
dan kesusahan hambaMu dan bantulah dia dalam segala usahanya!
Kuatkanlah aku dengan kekuatan surgawi, agar manusia lama, daging celaka, yang
belum tunduk seluruhnya kepada jiwa, tidak datang menjajahnya; dengan daginglah
orang akan harus berjuang selama orang bernafas dalam hidup celaka ini.
Ah, hidup apa ini! Di mana-mana penuh gangguan, di mana-mana penuh
kesengsaraan dan tipu muslihat. Di mana-mana ada musuh!
Karena baru saja gangguan atau godaan yang satu lenyap, sudah muncul yang lain;
dan sedang peperangan dengan yang pertama masih berlangsung, datanglah
sekanyong-konyong musuh lebih banyak lagi.
4. Dan bagaimana orang dapat mencintai hidup yang penuh pahit getir dan duka
nestapa ini? Bagaimana dapat dinamakan hidup, karena nyatanya hanya menimbulkan
sekian banyak maut dan kebinasaan?
Namun demikian banyak orang yang mencintai hidup ini dan mencari kebahagiaan
di dalamnya.
Orang sering mengutuk dunia dan mengatakan, bahwa dunia tak dapat di percaya
serta munafik, namun dunia tidak mudah ditinggalkan, karena nafsu keinginan daging
mempunyai kekuasaan terlalu besar.
Di satu fihak orang merasa tertarik kepada dunia, tetapi di lain fihak orang harus
menghindarinya.
Adapun yang menarik orang kepada dunia ialah nafsu keinginan daging, nafsu
heinginan mata dan kesombongan hidup (1 Yo. 1.16). Tetapi hukuman dan
kesengsaraan yang secara adil mengikutinya, membangkitkan kebencian dan kejijikan
terhadap dunia.
5. Tetapi sayang, kenikmatan jahat, menguasai hati, yang telah memberikan dirinya
kepada dunia dan mengira, bahwa kesenangan dapat diketemukan pada panca indera;
karena baik kemanisan Allah, maupun kerayuan batin, tidak dilihat dan tidak
dirasakannya.
Tetapi mereka, yang sama sekali meremehkan dunia dan sungguh-sungguh berusaha
hidup untuk Allah di bawah tata tertib yang teratur, tentu tahu manisnya bergaul
dengan Tuhan. Kemanisan itu memang sudah dijanjikan kepada mereka, yang menolak
kenikmatan dunia. Merekapun tahu, dunia sudah tersesat dan bagaimana dunia sudah
menipu dirinya sendiri dengan bermacam-macam jalan.

PASAL XXI
BAHWA ORANG HARUS MENCARI KETENTERAMAN DALAM ALLAH MELEBWI BENDA-BENDA DAN
KARUNIA

1. M.: Jiwaku, di atas segala sesuatu dan dalam segala sesuatu kamu harus
menemukan tempat istirahat pada Tuhan, karena Tuhanlah tempat istirahat abadi
orang-orang kudus.
Ya Yesus, yang Maha Manis dan Maha Kasih, perkenankanlah aku menemukan
istirahat tenteram dalam DiriMu di atas semua makhluk, melebihi semua kesehatan dan
keindahan, melebihi segala kesohoran dan kehormatan, melebihi semua kekuasaan dan
derajat, melebihi semua ilmu dan kecerdasan.
Melebihi semua kekayaan dan kesenian, melebihi segala kegembiraan dan
kegirangan; melebihi segala kenamaan dan pujian, melebihi segala kemanisan dan
hiburan.
Di atas segala kurnia dan pemberian yang dapat Engkau berikan dan dermakan, di
atas segala kegembiraan dan ketakjuban, yang jiwaku dapat muat dan merasakan;
kemudian di atas para malaikat dan malaikat agung dan di atas bala tentara surgawi
seluruhnya; di atas segala yang tampak dan yang tidak tampak, di atas segala sesuatu
yang bukan Engkau, Allahku.
2. Karena Engkau, Tuhan Allahku, adalah yang Maha Baik di atas segala sesuatu; hanya
Engkau sendiri yang Maha Tinggi, hanya Engkau sendiri Yang Maha Kuasa, hanya Engkau
sendiri Yang Maha Lengkap dan Maha Penuh; hanya Engkau sendiri Yang Maha Manis
dan Maha-Kaya-Penghibur, Hanya Engkau sendiri yang maha indah dan maha kasih,
hanya Engkau sendiri yang maha mulia dan maha ternama di atas segala sesuatu; di
dalam Dirimu terkumpul segala yang baik dengan sempurna, yang selalu ada dan tetap
akan ada padaMu.
Dan oleh karena itu semua, maka adalah terlalu sedikit dan tidak mencukupi, apa
yang Engkau berikan kepadaku selain Dirimu sendiri, demikian pula yang Engkau
firmankan atau janjikan tentang Dirimu sendiri, bila aku tidak memandang kepadaMu
dan tidak memiliki DiriMu.
Karena hatiku tidak dapat beristirahat sejati dan tidak dapat puas sepenuhnya, bila
tidak istirahat dalam DiriMu, dan bila tidak mengatasi segala kurnia dan setiap
makhluk.
3. O, Mempelaiku termanis Yesus Kristus, Pengasih yang maha murni, dan Tuhan
segala ciptaan; siapakah gerangan akan memberikan kepadaku setiap kemerdekaan
sejati, untuk terbang kepadaMu dan beristirahat dalam DiriMu?
O, kapankah kiranya aku diperkenankan lepas bebas dari makhluk dan melihat
betapa manisMu, Tuhan Allahku?
Kapankah kiranya aku dapat meluluhkan diriku sepenuhnya ke dalam DiriMu, hingga
aku karena cintaku kepadaMu tidak merasa diriku sendiri, melainkan hanya Engkau, di
atas segala pengertian dan ukuran, dan dengan cara yang hanya dikenal oleh beberapa
orang saja?
Tetapi kini aku sering mengeluh, dan menderita kemalanganku dengan hati pedih.
Sebab dalam lembah penderitaan ini pada diriku banyak terjadi hal-hal jahat, yang
mengejutkan, menyedihkan dan mengaburkan aku; sering merintangi dan
membingungkan, menarik dan menjerat, hingga aku tidak dapat mendekatkan diriku
kepadaMu tanpa rintangan dan tidak dapat menikmati pelukan gembira dari padaMu,
yang senantiasa dirasakan oleh jiwa-jiwa bahagia.
Semoga keluh kesahku dan kegelisahanku yang tak terbilang di atas dunia ini
menyentuh hatiMu!
4. Ya Yesus, seri kebahagiaan kekal, hiburan sukma yang merantau! padaMu mulutku
kelu, tetapi kebisuanku berseru kepadaMu: Berapa lamakah Tuhanku menunda
berkunjung?
Semoga Dia berkenan datang kepadaku, hambaNya yang miskin, dan berkenan
menggembirakannya! Semoga Dia berkenan mengulurkan tanganNya dan menarik aku,
si celaka, dari segala kesesakan hati.
Datanglah, datanglah, karena tanpa Engkau tiada hari atau jam yang bergembira!
Karena Engkaulah kegembiraanku dan tanpa Engkau kosonglah meja jamuanku:
Sengsaralah aku dan seperti terpenjara dan terbelenggu, hingga Engkau meringankan
aku dengan sinar hadlirmu, memberikan kemerdekaan dan menunjukkan wajah
ramahMu.
5. Orang lain boleh mencari apa yang disukai di luar Dikau; sementara itu tiada
barang lain yang menyenangkan aku, bahkan tidak akan ada barang lain yang akan
menyenangkan aku, kecuali Dikau, Allahku, harapanku dan kebahagiaanku yang abadi.
Aku tidak akan diam dan tidak akan berhenti berseru, hingga rahmatMu datang
kembali dan Engkau berfirman di dalam hatiku.
6. G.: Lihatlah, Aku di sini, lihatlah, Aku ada di sampingmu, karena kamu memanggil
Aku. Air matamu dan kerinduan jiwamu, ibadat dan tobat hatimu menurunkan dan
menarik Aku kepadamu.
7. M.: Dan aku mengucap: Tuhanku, aku memanggil Engkau dan ingin menikmati
Engkau, bersedia menga’ibkan segala sesuatu karena Engkau.
Sebab Engkaulah yang pertama-tama membangkitkan niatku, untuk mencari Engkau.
Maka terpujilah Engkau, ya Tuhan, yang telah menunjukkan kebaikan ini kepada
hambaMu sesuai dengan kekayaan belas kasihanMu.
Apakah gerangan seterusnya yang masih akan diucapkan oleh hambaMu di hadiratMu,
kecuali bahwa ia merendahkan diri sedalam-dalamnya di hadapanMu dan selalu
mengenangkan kedukaannya dan kekecilannya sendiri.
Karena di antara keajaiban-keajaiban langit dan bumi tiada satupun yang sama
dengan Engkau. PekerjaanMu amat baik, putusanMu benar dan kebijaksanaanMu
mengemudikan segala sesuatu yang ada.
Oleh sebab itu, kepadaMulah kiranya pujian dan kehormatan, ya Kebijaksanaan Allah
Bapa. Semoga mulutku, jiwaku dan semua makhluk bersama memberkati Dikau.
PASAL XXII
TENTANG MENGENANG-NGENANGKAN KEBAIKAN ALLAH YANG BERLIPAT-LIPAT

1. M.: Bukalah, ya Tuhan, hatiku untuk hukumMu, dan ajarilah aku berjalan menurut
perintahMu. Perkenankanlah aku mengerti kehendakMu dan merenungkan
kedermawananMu dengan penghormatan yang besar dan renungan yang tekun; baik
pada umumnya, maupun pada khususnya, agar kelak aku dapat mengucapkan
terimakasih untuk semua itu dengan pantas. Memang aku mengerti dan mengakui,
bahwa untuk barang yang terkecilpun aku tidak dapat mempersembahkan terimakasih
dan pujian sebagaimana mestinya.
Aku jauh kurang dari semua kebaikan yang dinyatakan kepadaku; dan apabila aku
melihat ketinggianMu, maka pingsanlah rohku karena kebesaran itu.
2. Segala sesuatu milik jiwa dan badanku, baik yang di luar maupun yang di dalam,
baik yang menurut kodrat maupun yang melebihi kodrat, adalah perbuatan baikMu;
dan semuanya itu membuktikan, bahwa Engkau adalah Yang Maha Murah, Yang Maha
Cinta dan Maha Baik, Sumber segala baik, yang telah saya terima.
Walaupun yang seorang menerima lebih banyak, yang seorang lainnya lebih sedikit,
semua itu juga kepunyaanMu; dan tanpa Dikau tak seorangpun dapat memiliki sesuatu,
bagaimanapun kecilnya.
Barangsiapa menerima lebih banyak, tidak boleh lalu merasa bangga atas jasanya
sendiri, dan tidak boleh meninggikan diri di atas orang lain, atau menghina orang, yang
menerima lebih sedikit; sebab yang merasa dirinya paling kecil, paling rendah hati dan
yang paling takwa dalam ucapan terimakasihnya, itulah dia yang paling besar dan
paling baik.
Dan barangsiapa menganggap dirinya yang paling hina di antara semua orang,
dialah yang paling cakap, untuk menerima kurnia-kurnia yang lebih besar.
3. Tetapi barangsiapa menerima lebih sedikit, tidak boleh lalu bersedih hati, atau
merasa kurang puas karenanya, dan tidak boleh lalu iri hati terhadap dia yang
rnenerima lebih banyak.
Tetapi ia harus mengarahkan pandangan matanya kepadaMu dan meluhurkan
kebaikanMu, karena Engkau telah membagi-bagikan anugerahMu dengan melimpah-
limpah, dengan murah hati dan tanpa membeda-bedakan orang.
Segala sesuatu keluar dari padaMu; dan oleh karena itu Engkau harus dipuji dalam
segala hal.
Engkau tahu apa yang berguna untuk setiap orang; dan mengapa maka milik orang
yang satu kurang, yang lain lebih, bukanlah hakku untuk mempertimbangkannya,
melainkan hakMu, oleh siapa jasa setiap orang telah ditentukan.
4. Oleh karenanya kuanggap sebagai kebaikan yang besar, Tuhan Allahku, bahwa tidak
banyak kepunyaanku, yang pada lahirnya dan menurut pandangan orang banyak
menyinarkan pujian dan kehormatan.
Dengan demikian maka seseorang, pada waktu melihat kemiskinan dan
keremehannya sendiri, tidak usah merasa sedih, susah atau putus asa, melainkan harus
merasa terhibur dan gembira yang besar, karena Engkau, ya Allah, telah memilih
orang-orang yang miskin dan kecil, dan - menurut pandangan dunia - hina, menjadi
anggota rumah tangga dan orang-orang kepercayaanMu.
Buktinya ialah para RasulMu sendiri, yang telah Engkau angkat menjadi raja untuk
seluruh dunia. (Masm.45.17).
Tetapi mereka hidup di dunia tanpa mengeluh, sangat rendah hati dan sederhana,
tanpa muslihat dan tipu daya, malah mereka bergembira menderita hinaan-hinaan
untuk NamaMu (Kis.Ras.5.41) dan dengan rindu ingin memeluk yang dibenci dan
ditakuti oleh dunia.
Oleh karena itu bagi orang yang cinta kepadaMu dan mengakui kebaikanMu, maka
yang paling menggembirakan ialah apabila kehendakMu terlaksana di dalam dirinya
selaras dengan keputusanMu yang abadi.
Dalam hal itu orang harus merasa puas dan gembira, sehingga dengan suka hati
bersedia menjadi orang kecil saja, sedangkan orang lain dengan senang hati pula
dipersilakan merebut tempat yang pertama; dan dengan puas dan gembira pula
bersedia menempati baik tempat yang paling rendah, maupun yang paling tinggi;
demikian pula tetap bersedia baik dihina dan tidak dihiraukan dan tidak mendapat
nama atau kehormatan, maupun sebagai orang yang dihormati dan dipuji-puji di antara
orang-orang di dunia ini.
Karena kehendakMu dan cinta untuk kehormatanMu harus berlaku di atas segala
sesuatu untuknya, dan lebih menghiburnya dan lebih menyenangkannya dari pada
segala kebaikan, yang pernah diterimanya, atau masih akan diperolehnya.

PASAL XXIII
TENTANG EMPAT SYARAT UTAMA BAGI KETENTERAMAN JIWA YANG BESAR

1. G.: AnakKu, sekarang Aku akan mengajarkan kepadamu jalan damai dan kebebasan
sejati.
2. M.: Lakukanlah, Tuhan, apa yang Engkau katakan; karena aku suka
mendengarkannya.
3. G.: Berusahalah kamu, anakKu, lebih baik menjalankan kehendak orang lain
daripada kehendakmu sendiri.
Pilihlah selalu lebih suka mempunyai kurang daripada lebih.
Ambillah tempat yang paling rendah dan tempatkanlah dirimu di bawah orang-
orang lain.
Berharaplah dan bermohonlah agar kehendak Allah terjadi sepenuhnya dalam
dirimu.
Ketahuilah, manusia semacam itu menginjak masuk daerah damai dan
ketenteraman.
4. M:: Tuhan, amanatMu yang pendek itu mengandung banyak kesempurnaan.
Kata-katanya singkat, tetapi kaya akan arti dan jerah akan buah. Karena bila aku
dapat menjalankannya dengan setia aku tidak akan dengan mudah menjadi gelisah.
Maka tiap-tiap kali aku merasa tidak puas dan tertekan, aku tahu bahwa aku telah
menyimpang dari pelajaran ini.
Tetapi Engkau, yang kuasa melakukan segala sesuatu dan suka melihat kemajuan
jiwa, perbanyaklah rahmatMu dalam diriku, agar aku dapat menepati pelajaranMu dan
mengusahakan keselamatanKu.

DOA UNTUK MENENTANG GAGASAN BURUK

5. Tuhan Allahku, janganlah Engkau pergi dari pddaku; Allahku datanglah menolong
aku. (Masm. 71.12); sebab macam-macam gagasan buruk timbul dalam diriku dan rasa
takut yang besar mengganggu jiwaku. Bagaimanakah aku dapat mengelakkannya
dengan selamat? Bagaimana aku dapat menolaknya?
Tuhan berkata; Aku akan berjalan mendahului kamu: dan Aku akan merendahkan
orang-orang yang bertinggi hati (Is.45.2): Aku akan membuka pintu-pintu penjara dan
tempat-tempat berlindung yang tersembunyi akan Kubuka tutupnya untukmu.
Perbuatlah, Tuhan, menurut perkataanMu; dan semoga semua angan-angan buruk
enyah di hadiratMu. Ini adalah satu-satunya harapan dan hiburanku bahwa aku dalam
setiap gangguan dapat berlindung kepadaMu, dapat mempercayakan diri kepadaMu
dari dalam sanubariku dan dapat menunggu hiburanMu dengan sabar.
DOA UNTUK MOHON PENERANGAN JIWA

6. Terangilah aku, ya Yesus yang baik, dengan sinar cahaya batin: dan enyahkanlah
semua kegelapan dari ruang hatiku.
Tolaklah kekacauan yang banyak itu dan singkirkanlah percobaan yang hebat itu.
Bertempurlah dengan kuat untukku dan kendalikanlah hewan-hewan buas, yaitu:
nafsu kenikmatan yang menarik; agar terdapat damai dalam kekuatanMu
(Masm.122.7) dan agar pujian kepadaMu meriah mendengung dalam ruangan suci, ialah
dalam perasaan hati murni.
Perintahkanlah kepada angin dan taufan; dan katakanlah kepada lautan: tenanglah,
dan kepada taufan: redalah; dan akan terdapat ketenangan yang besar.
Kirimkanlah cahayaMu dan kebenaranMu (Masm.43.3), agar ia menerangi dunia,
karena aku adalah bumi yang tandus dan kosong (Gen.1.2), hingga Engkau menerangi
aku.
Curahkanlah rahmatMu dari atas dan genangilah hatiku dengan embun surgawi;
alirkanlah air-takwa guna menyirami permukaan bumi (hatiku) agar menghasilkan buah
yang baik dan istimewa.
Bangkitkanlah jiwaku, yang tertekan oleh beban dosa, dan arahkanlah segenap
rinduku kepada hal-hal surgawi, agar aku mengenyam manis kemulyaan surgawi dan
merasa sangat sedih memikirkan soal-soal duniawi.
Jauhkanlah dan hindarkanlah aku dari segala hiburan makhluk yang tak berlangsung
lama, karena tak ada satu makhlukpun dapat memuaskan dan mengenyangkan nafsuku
akan kebahagiaan sepenuhnya.
Ikatlah aku kepadaMu dengan tali cintakasih yang pantang putus; karena hanya
Engkaulah sendiri sudah cukup. Di luar Dikau tak ada yang penting bagi seorang yang
menaruh cinta.

PASAL XXIV
TENTANG MENGHINDARI SIKAP INGIN TAHU URUSAN ORANG LAIN

1. G.: AnakKu janganlah kamu suka ingin tahu saja dan janganlah kamu menyibukkan
dirimu dengan soal-soal yang tidak berfaedah.
Perduli apakah kamu akan hal ini atau hal itu? Kamu, ikutilah Aku! (Yoh.21.22).
Terkena apakah kamu, bahwa ini begini, atau itu begitu; atau orang itu berlaku
atau berkata begini atau begitu?
Kamu tidak usah tampil ke muka untuk orang-orang lain; melainkan kamu akan
harus bertanggungjawab untuk dirimu sendiri. Mengapakah maka kamu mencampuri
urusan itu?
Ketahuilah, Aku kenal semua orang dan tahu segala sesuatu yang terjadi di bawah
matahari; dan Aku mengerti bagaimana keadaan setiap orang, apa yang dipikir dan
yang dikehendaki dan maksud mana yang ditujunya.
Maka itu serahkanlah saja segala-galanya kepadaKu, simpanlah dirimu dalam
perdamaian yang baik dan biarlah orang yang gelisah melewatkan kegelisahannya
sesuka hatinya.
Apa yang telah diucapkan dan telah dilakukan akan berbalik mengenai dirinya
sendiri, sebab tidak mungkin ia dapat menipu Aku.
2. Janganlah kamu memperdulikan bayangan nama yang besar, persahabatan dengan
orang banyak, dan rasa sayang serta penghormatan massa. Sebab semuanya itu
menimbulkan kebingungan dan kegelapan dalam hati.
Dengan suka hati Aku akan berkata kepadamu dan membeberkan rahasia-rahasia
kepadamu, asalkan kamu dengan sabar menunggu kedatanganKu dan membuka pintu
hatimu untukKu.
Berhati-hatilah, dan berjaga dalam doa dan rendahkanlah dirimu dalam segala
sesuatu.

PASAL XXV
DI MANA LETAK KETENTERAMAN HATI YANG TEGUH DAN KEMAJUAN JIWA YANG SEJATI

1. G.: AnakKu, Aku telah berkata: Damai Kutinggalkan kamu; damaiKu Kuberikan
kamu; tidak seperti dunia memberikan kepadamu, Kuberikan dia kepadamu
(Yoh.14.27).
Semua orang rindu akan damai; tetapi apa yang perlu untuk memperoleh damai
sejati, tidak semua orang memperdulikan.
DamaiKu beserta dengan mereka yang rendah hati dan lemah lembut. Damaimu
akan terdiri dari banyak kesabaran.
Asal kamu mendengarkan Aku dan menurut perkataanKu, kamu akan menikmati
damai yang besar.
2. M.: Apakah gerangan yang harus kulakukan?
3. G.: Dalam segala tingkah laku dan ucapanmu, perhatikanlah dirimu sendiri; dan
arahkanlah segenap perhatianmu kepada hal ini: bahwa kamu hanya menyenangkan
Aku dan tidak menginginkan atau mencari barang sesuatu di luar Aku.
Hati-hati sekalilah dan jangan berani mengadili perkataan atau tindakan orang-
orang lain; dan janganlah engkau memperdulikan hal-hal yang tidak ditugaskan
kepadamu. Dengan demikian terkabulkanlah harapanmu, bahwa kamu hanya sedikit
atau jarang menjadi cemas.
4. Tetapi tidak pernah merasakan cemas, atau tidak mengalami gangguan jiwa atau
raga, tidak mungkin di dunia sekarang ini, baru nanti di surga.
Maka janganlah mengira, bahwa kamu telah menemukan damai sejati, bila kamu
tidak menderita kesulitan apa-apa; atau bahwa semuanya baik bila kamu tidak
mempunyai musuh lagi; atau keadaannya sempurna bila segala sesuatunya berjalan
sesuai keinginanmu.
Janganlah kamu menganggap dirimu seorang besar dan janganlah mengira engkau
menjadi kekasih Tuhan yang istimewa, apabila kamu pada suatu waktu menikmati
peribadatan dan hiburan yang besar.
Sebab tidak karena itulah pencinta kebaikan yang sejati dikenal orang, dan bukan
itulah tandanya kemajuan dan kesempurnaan manusia.
5. M.: Apakah tandanya, Tuhanku?
6. G.: Bahwa kamu menyerahkan dirimu sendiri kepada kehendak IIahi dengan
segenap hati tanpa mencari kebutuhan diri sendiri, baik dalam hal yang kecil,
maupun dalam hal yang besar, baik dalam waktu ini, maupun dalam alam baka;
hingga kamu tetap mengucap syukur kepadaKu dengan muka yang sama gembiranya,
baik pada waktu mujur, maupun pada waktu malang, seraya mempertimbangkan
segala sesuatunya dengan timbangan jujur.
Bila kamu telah menjadi sedemikian kuat dan sabar dalam berharap, hingga kamu
tetap memelihara hatimu bersedia menderita makin banyak lagi, bila hiburan batin
dicabut dari padamu, dan tidak membenarkan dirimu sendiri, seolah-olah kamu tidak
seharusnya menderita sekian banyak dan semacam itu, melainkan memuji Aku dalam
semua keputusanKu sebagai adil dan suci, maka kamu berjalan atas jalan damai yang
sejati dan lurus, dan niscaya ada harapan, bahwa kamu akan melihat lagi kembali
wajahKu dalam kegembiraan.
Sekali kamu telah sampai pada melupakan dirimu sendiri sepenuh-penuhnya,
maka ketahuilah, bahwa kamu akan menikmati damai yang melimpah-limpah
sepanjang hal itu mungkin di dunia ini.
PASAL XXVI
KEUTAMAAN KEBEBASAN BATIN YANG LEBIH BAIK DIPEROLEH DENGAN BERDOA DIBARENGI
RENDAH HATI DARIPADA DENGAN BANYAK MEMBACA

1: M.: Itulah pekerjaan seorang laki-laki yang sempurna; tidak pernah kendor dalam
mengejar hal-hal surgawi dan menerobos banyak kesulitan seakan-akan tanpa
kesukaran; tidak dengan cara orang yang lalai, melainkan sesuai dengan hak istimewa
jiwa merdeka, yang tidak melekatkan dirinya kepada suatu makhlukpun dengan cinta
yang tidak teratur.
2. Aku mohon kepadaMu, ya Allah yang maha Rahim, jagalah diriku terhadap
kesukaran-kesukaran hidup ini, agar aku tidak terlalu amat terlibat karenanya;
terhadap banyak kebutuhan-kebutuhan badan, agar aku tidak dikuasai oleh nafsu
jahat; terhadap segala rintangan jiwa, agar aku tidak patah semangat dan jatuh karena
kesulitan-kesulitan. Yang kumaksud bukanlah barang-barang, yang dicari untuk dimiliki
dengan segala nafsu keinginan oleh keberanian duniawi; melainkan penderitaan-
penderitaan yang sebagai akibat kutuk umum atas semua makhluk, memberatkan jiwa
hamba-hambaMu sebagai hukuman dan menghalanginya mencapai kemerdekaan roh,
sesuka hatinya.
3. Ya Allahku, kemanisan yang tak terkatakan, robahlah untukku ke dalam kepahitan
segala hiburan daging, yang menarik diriku dari hal-hal abadi, dan yang menarik diriku
kepadanya dengan cara yang dosa karena memandang sesuatu kenikmatan sementara.
Allahku, janganlah kiranya daging dan darah menguasai diriku; janganlah kiranya
dunia menyesatkan aku dengan keindahannya yang hanya sebentar itu, dan janganlah
kiranya setan menjatuhkan aku dengan tipu muslihatnya.
Berilah aku kekuatan untuk bertahan, kesabaran untuk menderita dan ketetapan
hati untuk melawan. Berilah aku pengobatan sebagai ganti segala macam hiburan
dunia kehadiran rohMu yang penuh cintakasih, dan curahkanlah padaku cintakasih akan
namaMu sebagai cinta jasmani.
4. Lihatlah, makan minum, pakaian dan kebutuhan lain-lainnya yang tersedia bagi
pemeliharaan badan, merupakan beban bagi roh yang menyala semangatnya.
Perkenankanlah aku mempergunakan sarat-sarat hidup semacam itu hanya
seperlunya saja, dan dapat mengekang keinginanku yang terlalu besar kepadanya.
Menanggalkan semua kebutuhan hidup tidak mungkin, sebab kodrat harus
dipelihara, tetapi ingin memperolehnya dengan berlebih-lebihan untuk dinikmati,
adalah bertentangan dengan hukum suci Tuhan; karena dengan demikian si daging akan
berontak lagi melawan roh.
Aku mohon kepadaMu, semoga tanganMu dapat membimbing dan menuntun aku
dan agar Engkau berkenan mengajar aku berjalan di antara dua sisi yang berbahaya
itu.

PASAL XXVII
BAHWA CINTA TERHADAP DIRI SENDIRI ITU SANGAT MENJAUHKAN KEBAIKAN YANG
TERTINGGI

1. G.: AnakKu, engkau harus memberikan segala sesuatu untuk segala sesuatu dan
tidak menahan sesuatupun untuk dirimu sendiri.
Ketahuilah, bahwa cintamu akan dirimu sendiri lebih merugikan kamu daripada apa
saja di dunia ini. Sesuai dengan cinta dan kesukaanmu yang terkandung dalam hatimu,
setiap barang melekat padamu, sangat atau kurang erat.
Bila cintamu murni, sederhana dan teratur baik, tidak akan ada suatu barangpun
yang menahan kamu dalam belenggunya.
Janganlah kamu menginginkan apa yang tidak boleh engkau miliki; janganlah
menahan apa-apa yang dapat mengganggu kamu dan dapat merampas kemerdekaan
hatimu.
Sungguh mengherankan, mengapa kamu tidak menyerahkan dirimu sendiri dengan
segala yang dapat kamu ingini dan dapat kamu miliki kepadaKu dari dasar hatimu!
2. Mengapa kamu biarkan kesedihan yang hampa memakan dirimu?
Mengapa kamu memayahkan dirimu dengan kesulitan-kesulitan yang tidak berguna?
Bertetaplah kamu dalam perkenanKu; dan kamu tidak akan menderita kerugian.
Bila kamu mencari ini atau itu, dan bila kamu ingin berada di sini atau di sana
untuk lebih banyak memperoleh keenakanmu dan kehendakmu sendiri, maka kamu
tidak akan pernah tenteram dan bebas dari kesukaran, karena dalam setiap barang
kamu akan menemukan kekurangan dan pada setiap tempat musuh.
3. Jadi tidak setiap barang, yang kamu peroleh atau kamu perbanyak dari luar adalah
bermanfaat, melainkan malahan barang yang kamu remehkan dan dengan semua
akarnya kamu cabut dari hatimu, itulah dia yang berguna.
Dalam hal ini pengertianmu harus tidak hanya terbatas mengenai milik uang dan
kekayaan saja; melainkan juga mengenai usahamu mengejar kehormatan dan
keinginanmu akan pujian yang hampa; sebab semuanya itu akan hilang lenyap bersama
dengan dunia.
Suatu tempat sungguh hanya menyajikan keamanan sedikit, bila roh tidak
menunjukkan semangat rajin. Damai yang dicari dari luar itu tidak akan bertahan
lama, bila keadaan hati tidak terletak di atas dasar yang benar; artinya: bila kamu
tidak bersandar kepadaKu, kamu dapat juga berpindah-pindah tempat, namun kamu
tidak menjadi lebih baik karenanya. Sebab bila kamu mempergunakan kesempatan
yang timbul, maka kamu akan menemukan yang telah kamu hindari, bahkan lebih
berat.

DOA UNTUK MEMOHON HATI MURNI DAN KEBIJAKSANAAN SURGAWI

4. M.: Ya Tuhan, teguhkanlah jiwaku dengan rahmat Roh Kudus. Perkenankanlah agar
tenaga batinku menjadi lebih kuat, bebas dari segala kesulitan yang tidak ada
faedahnya dan dari rasa takut; semoga hatiku tidak tertarik oleh barang-barang yang
berharga, maupun yang, tidak berharga sedikitpun; tetapi perkenankanlah aku
menganggap segala sesuatu, juga diriku sendiri sebagai berlalu.
Sebab di bawah kolong langit ini tak ada barang tetap tak berubah dan di mana
segala sesuatu adalah hampa dan penganiayaan roh.
Sungguh bijaksanalah dia, yang beranggapan demikian!
5. Ya Tuhan, berilah aku kebijaksanaan surgawi, agar aku belajar mencari dan
menemukan Engkau di atas segala sesuatu, menikmati dan mencintai Engkau di atas
segala sesuatu, dan mengenal lain-lainnya sebagaimana mestinya, sesuai dengan
peraturan kebijaksanaanMu.
Perkenankanlah aku menghindari dengan hati-hati si pembujuk dan bersabar diri
terhadap lawan. Kebijaksanaan yang besar ialah: tidak tergerak oleh setiap angin dari
perkataan dan tidak mendengarkan nyanyian merdu yang lancung dan memikat hati;
karena dengan cara itu orang aman berjalan terus pada jalan yang telah ditempuh.

PASAL XXVIII
SOAL MELAWAN MULUT USIL

1. G.: AnakKu, janganlah kamu terima dengan bermuram durja, bila sementara orang
berfikir jahat tentang kamu dan berkata apa-apa yang tidak kamu senangi.
Tentang dirimu sendiri kamu harus berfikir lebih jahat lagi dan menganggap tidak
ada orang yang lebih lemah daripada dirimu sendiri.
Bila kamu menuntut hidup batin, kamu tidak akan menaruh penghargaan banyak
terhadap kata-kata yang diucapkan sambil lalu.
Bukanlah kebijaksanaan yang kecil: diam pada saat yang buruk, dalam hati
berbalik kepadaKu dan tidak menjadi cemas karena putusan manusia.
2. Janganlah menggantungkan ketenteraman kepada kata-kata manusia: ataukah
mereka menguraikan baik atau jelek untukmu, karenanya kamu bukanlah manusia
lain.
Di mana letak ketenteraman dan kesabaran yang sejati? Bukankah dalam DiriKu?
Dan barangsiapa tidak berusaha menyenangkan - dan tidak takut membosankan
orang, akan menikmati ketenteraman yang besar.
Dari cinta yang tidak teratur dan rasa takut yang tanpa alasanlah datangnya
semua kecemasan hati dan kekacauan panca indera.

PASAL XXIX
BAGAIMANA ORANG HARUS BERSERU DAN BERSYUKUR KEPADA ALLAH PADA WAKTU
MENGHADAPI KESULITAN

1. M.: Ya Tuhan, terpujilah namaMu selama-lamanya (Tob.3.11) karena Engkau


telah sudi mendatangkan percobaan dan penganiayaan ini atas diriku.
Aku tidak dapat menghindarinya, tetapi aku harus mencari perlindungan
kepadaMu, agar Engkau menolong aku dan semua itu tidak merugikan aku.
Tuhanku, kini aku teraniaya dan keadaan hatiku tidak baik; dan aku sangat
tergoda oleh penderitaan yang ada sekarang ini.
Dan sekarang, ya Bapa yang manis, apakah gerangan akan kukatakan? Aku terjepit
antara kesesakan. Tolonglah aku dari waktu ini (Yoh.12.27).
Tetapi untuk itulah maka aku datang pada waktu ini, agar Engkau dimuliakanlah
kiranya, bila aku dihina sangat rendah, tetapi dibebaskan olehMu.
Semoga menjadi perkenan hatiMu, ya Tuhan, menolong Aku (Masm.40.14);
karena apakah yang dapat kuperbuat, si miskin, dan kemana aku akan pergi tanpa
Engkau?
Berilah kepadaku kesabaran, ya Tuhan, juga kali ini, tolonglah aku, ya Allahku,
dan aku tidak akan merasa takut, betapa amat tertekan akupun merasa.
2. Dan apakah gerangan yang akan kukatakan sementara ini? Ya Tuhan, jadilah
kehendakMu(Mat. 26.42).
Aku memang sewajarnya teraniaya dan tertindas. Tentu, aku akan harus tahan
menderitanya; dan semoga penderitaan itu disertai dengan kesabaran, hingga
perkaranya mereda dan cuaca menjadi tenang kembali!
Tetapi tanganMu yang maha kuasa mampu mengambil percobaan ini juga dari
padaku dan mengurangkan kedahsyatannya, agar aku tidak jatuh sama sekali; seperti
Engkau, Allahku, kerahimanku (Masm.59.18), dahulu telah sering menolong aku.
Dan makin sulit hal itu untukku, makin mudahlah untukMu perobahan ini dari
tangan Yang Maha Tinggi (Masm.77.11).

PASAL XXX
TENTANG MEMOHON PERTOLONGAN ILAHI DAN PERCAYA AKAN PULANG KEMBALINYA
RAHMAT

1. G.: AnakKu, Aku adalah Tuhan, yang pada waktu penindasan memberi kekuatan.
(Nah.1.7). Datanglah kepadaKu, apabila tidak baik keadaanmu. Apa yang banyak
menghalangi hiburan surgawi ialah; karena kamu terlalu lambat memanjatkan doa.
Karena sebelum kamu berdoa dengan semangat kepadaKu, kamu telah mencari
bermacam-macam hiburan dan kesenangan dalam barang-barang dunia. Oleh karena
itu segala sesuatu hanya menolong sedikit, hingga kamu insyaf, bahwa Akulah Penolong
mereka yang berharap kepadaKu; bahwa di luar Aku tidak ada pertolongan yang kuat;
dan tidak diketemukan nasehat yang berguna; dan juga tidak ada obat penawar yang
tahan lama.
Tetapi bila badai reda dan roh sudah tenang kembali, kumpulkanlah kekuatan baru
dalam sinar kerahimanKu; karena Aku telah dekat (sabda Tuhan), untuk memulihkan
lagi segala sesuatu, dan hal itu tidak hanya sempurna, bahkan berlebih-lebihan dan
melebihi ukuran biasa.
2. Apakah ada sesuatu yang sulit bagiKu? Atau apakah Aku ini seperti orang yang
sanggup, tetapi tidak berbuat apa-apa?
Di manakah kepercayaanmu? Teguhkanlah hatimu dan tetaplah tekun!
Sabarkanlah hatimu dan pupuklah keberanianmu; hiburan akan datang padamu pada
saatnya.
Tunggulah, tunggulah Aku; Aku akan datang dan menyembuhkan kamu.
Percobaan, itulah yang menganiaya kamu, dan rasa takut yang tidak beralasan
itulah yang membuat kamu kebingungan.
Apakah yang timbul dari kekhawatiran tentang apa yang akan datang kemudian,
kecuali kesusahan, dan sekali lagi kesusahan untukmu? Tiap hari sudah cukup
menderita kesengsaraannya sendiri (Mat.6.34).
Hampa dan sia-sialah merasa cemas atau bergembira tentang, hal-hal di kemudian
hari, yang mungkin tidak akan pernah terjadi.
3. Tetapi sifat manusia memang mudah disesatkan oleh khayalan-khayalan semacam
itu; dan mudah sekali hanyut oleh bisikan-bisikan musuh itu adalah suatu pertanda,
bahwa jiwa orang yang bersangkutan masih lemah.
Sebab untuk musuh itu tidaklah perduli apakah ia mempermainkan dan
menyesatkan kamu dengan hal-hal yang benar atau palsu; atau apakah ia memukul
jatuh kamu dengan cinta akan barang yang ada sekarang ini, atau dengan rasa takut
kepada hal-hal yang akan datang kemudian.
Maka itu janganlah hatimu menjadi terkejut dan takut (Yoh.14.27). Percayalah
akan Daku dan berharaplah kepada belas kasihanKu.
Apabila kamu mengira terpisah jauh dari Aku, sering Aku malah sangat dekat
dengan kamu.
Apabila kamu berfikir, bahwa kamu hampir kehilangan segala-galanya, maka sering
kamu malah akan memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Bila suatu hal tidak baik kesudahannya, itu berarti bahwa semuanya hilang.
Kamu tidak boleh mengambil putusan perasaanmu pada saat itu, jangan terlalu
memperlihatkan salah satu kesukaran dari mana jua datangnya, dan janganlah
diartikan seolah-olah semua harapan sudah lenyap.
4. Janganlah kamu menganggap dirimu sendiri seperti tinggal sebatang kara,
walaupun aku mengirimkan kesulitan untuk beberapa waktu kepadamu, atau meskipun
Aku menarik kembali dari padamu juga hiburan yang engkau harap-harapkan. Sebab
memang demikianlah sifatnya jalan ke surga.
Dan untukmupun juga untuk para hambaKu lainnya sungguh lebih baik dilatih
dengan menderita kesulitan daripada bila segala-galanya berjalan menurut
kehendakmu.
Aku mengerti angan-angan yang tersembunyi dan tahu, bahwa amat bergunalah
untuk keselamatanmu, bahwa kadang-kadang engkau merasakan kekosongan jiwa, agar
kamu tidak menjadi sombong pada waktu beruntung dan akan mencari kepuasan akan
dirimu sendiri dalam apa-apa, yang bukan kamu sendiri.
Apa yang telah Kuberikan, dapat Kuambil dan Kuberikan kembali sesuka HatiKu.
5. Kalau Aku memberi suatu barang, barang itu tetap milikKu; bila Aku mengambilnya
kembali, maka Akupun tidak mengambil kepunyaanmu, karena semua pemberian yang
baik dan semua hadiah yang sempurna adalah kepunyaanKu (Yak.1.17).
Bila Aku mengirimkan kesusahan atau sesuatu yang tidak menyenangkan atas
dirimu, janganlah kamu menjadi sakit hati atau menjadi gelisah; dalam waktu singkat
Aku dapat meringankan atau merobah setiap beban menjadi kegembiraan.
Tetapi jika Aku berbuat demikian dengan dirimu, maka Aku tetap bertindak adil
dan selalu patut dipuji.
6. Bila aku benar-benar bijaksana dan mengambil keputusan menurut kebenaran,
janganlah kamu merasa sedih dalam menderita kesulitan. Sebaliknya kamu harus
merasa gembira dan berterimakasih; bahkan dalam batin kamu harus merasa sangat
senang sekali, bahwa Aku tanpa segan-segan telah memberi banyak kesusahan
kepadamu.
Seperti Bapa mencintai Aku, Aku cinta padamu juga (Yoh. 15.9). kataKu kepada
murid-muridKu terkasih, yang sungguh tidak Kuutus untuk mencari kegembiraan
sementara, melainkan untuk berjuang keras; tidak untuk mencari kehormatan-
kehormatan, tetapi untuk menerima cercaan dan hinaan; tidak untuk berpeluk lutut,
tetapi untuk bekerja keras; tidak untuk mengaso, melainkan untuk bersedia menderita
dan berusaha agar memperoleh hasil yang banyak.
AnakKu, ingat-ingatlah akan kataKu itu!

PASAL XXXI
TENTANG MENOLAK SEGALA MAKHLUK AGAR DAPAT MENEMUKAN SANG PENCIPTA

1. Tuhan, aku masih membutuhkan rahmat lebih banyak lagi, jika aku harus maju
sedemikian jauhnya, hingga tiada manusia atau satu makhlukpun yang masih dapat
merintangi aku.
Karena selama masih ada barang sesuatu yang menahan aku, tidak dapat aku
merdeka terbang kepadaMu.
Yang ingin bebas terbang kepadaMu, itulah dia yang berkata: Siapakah kiranya yang
akan memberi kepadaku sayap seperti burung merpati; maka aku akan terbang ke
angkasa dan menemukan ketenteraman? (M'asm.55.7).
Apakah yang lebih tenteram daripada mata yang bersahaja? Dan siapakah lebih
merdeka daripada ia yang di dunia tidak menginginkan barang suatupun?
Maka itu orang harus menempatkan dirinya di atas segala makhluk, dan
meninggalkan dirinya sama sekali, dan dalam keadaan semadi orang selanjutnya harus
bertekun untuk mengetahui, bahwa Engkau, Pencipta segala sesuatu, tak mungkin
dapat dibandingkan dengan makhluk apa saja.
Sebab barangsiapa belum mampu melepaskan diri dari segala makhluk, dia tidak
dapat bebas memusatkan perhatiannya terhadap hal-hal surgawi. Oleh karena itu tidak
banyak jumlahnya orang yang bersedia menjalankan hidup kontemplatif, sebab hanya
sedikit yang dapat melepaskan diri sepenuhnya dari makhluk yang akan lenyap itu.
2. Untuk itu dibutuhkan rahmat yang besar, yang mampu mengangkat jiwa dan
membebaskannya untuk mengatasi dirinya sendiri.
Dan bila manusia tidak diangkat dalam jiwanya dan tidak lepas dari segala makhluk
dan tidak dipersatukan sama sekali dengan Allah, maka segala pengetahuan dan harta
miliknya sungguh tak banyak faedahnya.
Bila orang yang berpendapat, bahwa ada sesuatu yang bernilai tinggi, kecuali Satu
yang maha tinggi dan maha baik serta abadi, maka orang itu akan lama tetap kecil saja
dan tidak mampu meningkatkan dirinya.
Sebab apa yang bukan Allah itu tidak ada artinya sama sekali dan harus dipandang
bukan apa-apa. Sungguh besar perbedaan kebijaksanaan orang, yang menerima
penerangan dari atas dan hidup saleh, dengan ilmu pengetahuan seorang biarawan
yang berpendidikan ilmiah dan tekun belajar.
Pengetahuan yang turun dari atas karena ilham IIahi, itulah yang lebih mulia
daripada pengetahuan yang diperoleh oleh kecerdikan orang dengan banyak jerih
payah.
3. Banyak orang yang menginginkan hidup berkontemplasi; tetapi mereka tidak
berusaha melaksanakan latihan-latihan, yang diperlukan untuk itu.
Tantangan yang besar ialah, bahwa mereka berhenti pada perbuatan-perbuatan
lahir dan yang kelihatan, dan kurang melakukan olah matiraga secara sempurna.
Aku tidak tahu apakah sebabnya, terdorong oleh roh apa kami ini dan apa anggapan
kami, bahwa kami suka disebut sebagai menjalankan kehidupan rohani; bahwa kami
mengorbankan sekian banyak pekerjaan dan sekian besar perhatian untuk hal-hal yang
fana dan tidak berharga, dan hampir tidak memikirkan keadaan batin kami sendiri, dan
itupun masih jarang dengan sopan santun yang sempurna.
4. Sungguh sayang! Belum lama setelah merasa menyesal dan berniat untuk
memperbaiki hidup kita, segera kami sudah mencurahkan diri kami ke luar lagi, tanpa
mengadakan penelitian yang keras atas pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan.
Kemana arah nafsu keinginan kami, tidak kami perhatikan; dan bahwa pekerjaan
kami semuanya sangat tidak murni, tidak kami sesalkan.
Semua daging telah membusukkan jalannya (Gen. 6.12), dan karenanya mereka
binasa oleh air bah.
Karena kecenderungan batin kami kini terlalu busuk sekali, maka tindakan-tindakan
berikut yang timbul dari padanya, yang menunjukkan kelemahan batin, harus juga
busuk.
Dari hati yang murni keluarlah buah hidup yang baik.
5. Orang bertanya juga: berapa banyak seseorang telah berbuat; tetapi orang tidak
mempertimbangkan sedemikian teliti apakah ia bertindak karena keutamaan. Ataukah
ia gagah-berani, kaya, cantik dan cakap; ataukah ia pengarang yang baik, penyanyi
yang baik, pekerja yang baik, itulah yang ditanyakan orang; tetapi apakah ia orang
yang bersahaja hatinya, sabar dan lemah lembut, apakah ia bertakwa dan
berkeinsyafan, tentang itu semua kebanyakan orang berdiam diri.
Dunia melihat orang hanya pada lahirnya saja; sedang rahmat mengarahkan diri
kepada batin.
Dunia keliru berkali-kali, rahmat berharap kepada Allah agar tidak tertipu.

PASAL XXXII
TENTANG MENGINGKARI DIRI SENDIRI DAN MENOLAK SEGALA NAFSU KEINGINAN JAHAT

1. G.: AnakKu, engkau tidak dapat memiliki kemerdekaan yang sempurna, jika engkau
tidak mengingkari dirimu sendiri seluruhnya.
Terbelenggulah semua orang tamak dan penyayang diri sendiri, orang kikir, pemelit
dan penginding, yang selalu mencari barang-barang yang menawan panca indera dan
bukan barang-barang milik Yesus Kristus, melainkan sering merencanakan dan
mengusahakan apa yang tidak tahan lama. Karena segala sesuatu akan hancur, yang
tidak bersumber dari Allah.
Ingatlah kata-kata singkat dan penuh arti ini: tinggalkanlah segala sesuatu dan kamu
akan memperoleh segala-galanya; buanglah nafsu keinginan, dan kamu akan menemukan
ketenteraman: Pertimbangkanlah ini dalam rohmu, dan bila ini sudah kamu laksanakan,
maka kamu akan mengerti segalanya.
2. M: Ya Tuhan, itu bukanlah pekerjaan untuk satu hari, bukan pula pekerjaan kanak-
kanak; sebaliknya, dalam perkataan yang singkat itu terkandung segenap kesempurnaan
hidup rohani.
3. G.: AnakKu, janganlah segera berpaling dan jangan pula putus asa segera engkau
mendengar pembicaraan tentang jalan kesempurnaan; tetapi kamu harus lebih banyak
didorong ke atas, atau setidak-tidaknya mempunyai kegiatan yang besar, untuk ke sana.
Ah, demikianlah hendaknya halmu dan semoga engkau sudah begitu maju, hingga
engkau tidak lagi cinta akan diri sendiri, tetapi hanya selalu siap sedia terhadap
kehendakKu dan pembesar yang Kutetapkan di atasmu! Niscaya kamu akan sangat
berkenan kepadaKu, dan hidupmu akan berlangsung dalam kegembiraan dan
ketenteraman.
Masih banyak yang harus kautinggalkan, dan jika kamu tidak menyerahkan
semuanya kepadaKu sama sekali, maka engkau tidak akan memperoleh apa yang kau
minta.
4. Aku menasihatimu, untuk beli emas dari padaKu, yang telah diuji dengan api agar
supaya engkau menjadi kaya hendaknya (Wahyu 3:18), artinya: hikmat surgawi, yang
menginjak-injak segala sesuatu yang lebih rendah.
Belakangkanlah untuk itu hikmat duniawi dan usaha untuk memuaskan orang lain,
serta kepuasan atas diri sendiri.
Aku telah berkata, bahwa engkau harus membeli apa yang hina, sebagai pengganti
apa yang berharga dan mulia dalam anggapan orang.
Sebab sangatlah hina dan tidak berharga dan hampir terlupakan nampaknya hikmat
surgawi yang benar, yaitu tidak mempunyai anggapan tinggi tentang diri sendiri, dan
tidak mencari kemegahan di dunia ini. Banyaklah yang mendengung-dengungkan itu
dengan mulut, tetapi dalam hidupnya mereka sama sekali tidak menjalankannya.
Namun demikian itu adalah mutiara yang berharga, yang tersembunyi bagi banyak
orang.

PASAL XXXIII
TENTANG HATI YANG TIDAK TETAP DAN TENTANG KEHARUSAN UNTUK MENCURAHKAN
PERHATIAN KITA PADA ALLAH

1. G.: AnakKu, janganlah percaya perasaan-perasaan yang ada pada ketika ini, sebab
segera ia akan berubah lagi.
Selama engkau hidup, engkau masih harus menderita perubahan-perubahan, mau
atau tidak mau; hingga sekarang bergembira, besok bersusah hati; sekarang tenang,
lain kali gelisah, kini penuh takwa, lain hari tidak takwa, kini rajin, kemudian malas
pula, hari ini sungguh-sungguh, lain kali alpa adanya.
Tetapi orang yang bijaksana dan yang telah mahir dalam hidup rohani, ia akan
tetap berdiri di atas segala perubahan-perubahan tadi, ia tidak memperdulikan oleh
perasaan-perasaan apa ia dihinggapi, atau dari sudut mana datangnya angin
kegoyahan; tetapi sungguhlah ia mementingkan, agar seluruh perhatian jiwanya tetap
diarahkan kepada tujuan yang harus menjadi miliknya dan yang dikehendakinya.
Demikianlah ia akan tetap tidak goyah, jika ia mengarahkan pandangan maksudnya
ke jurusanKu melalui segala kejadian-kejadian dengan tidak berpaling.
2. Sebab semakin murni pandangan maksudnya, semakin kuat pula ia dapat
menerobos segala angin ribut yang akan datang. Tetapi pada banyak orang pandangan
maksud yang murni itu agak diliputi kegelapan; sebab segera ia diarahkan kepada
sesuatu yang tampaknya menarik hati.
Sebab hanya jaranglah terdapat orang yang sama sekali bebas dari noda dari diri
sendiri. Demikianlah orang-orang Yahudi dulu datang pada Martha dan Maria di
Bethania, tidak hanya untuk Yesus, melainkan juga untuk melihat Lasarus (Yah. 12.9).
Maka maksud itu hendaknya dimurnikan, agar supaya ia menjadi bersahaja dan tulus
dan selalu diarahkan kepadaKu tidak terganggu oleh apa yang berubah dan apa yang
merupakan rintangan baginya.
PASAL XXXIV
BARANGSIAPA CINTA AKAN ALLAH, MENIKMATINYA DI ATAS SEGALA-GALANYA DAN DALAM
SEGALA HAL

1. M.: O, Allahku dan Milikku seluruhnya (S. Fransiskus)! Ingin apa lagikah aku dan
bahagia apa lagikah yang masih dapat kuinginkan?
O Sabda yang manis dan sedap untuk mereka yang cinta akan Sabda, bukan untuk
mereka yang cinta akan dunia dan hal-hal yang ada di dunia ini.
Allahku dan Milikku seluruhnya! Ini cukup bagi mereka yang memahaminya; dan bagi
mereka yang mencintai Engkau sungguhlah nikmat untuk seringkali mengulanginya.
Jika Engkau hadir, maka segalanya manis adanya; tetapi jika Engkau tidak hadir,
maka segala sesuatu membosankan.
Engkau membuat hati tenang, dan memberikan ketenteraman yang sungguh-sungguh,
serta kegembiraan yang bersifat pesta.
Engkau membuat kami berpikir dengan baik tentang segala persoalan dan memuji
Dikau dalam segala hal; dan tanpa Dikau tak ada sesuatu pun yang dapat berkenan
kepadaku.
Tetapi jika sesuatu akan menjadi manis dan sedap rasanya, maka rahmat Tuhan
harus menyertainya dan rempah-rempah kebijaksanaanNya harus membumbuinya.
2. Barangsiapa mempunyai kenikmatan padaMu, apakah gerangan yang tidak akan
dirasakannya nikmat? Dan barangsiapa tidak merasakan kenikmatan padaMu, apakah
gerangan, yang masih dapat memberi kenikmatan kepadanya?
Tetapi orang-orang yang budiman bagi dunia dan yang bersifat nafsu daging, tak
dapat tahan di muka hikmatMu; sebab di dalam hikmat duniawi banyak terdapat kesia-
siaan dan di dalam kenikmatan daging terdapat kematian.
Tetapi mereka yang mengikuti Engkau dengan mengabaikan dunia dan mematikan
daging ternyata sungguh bijaksana, karena mereka dari kesia-siaan beralih kepada
kebenaran dan dari daging kepada roh.
Mereka mendapat kenikmatan pada Allah dan apa yang terdapat baik pada makhluk
ciptaan Tuhan, mereka persembahkan kepada Tuhan yang menciptakannya sebagai
puji-pujian.
Tetapi berlainan, sangatlah berlainan, kenikmatan atas Yang Menciptakan dan yang
diciptakanNya, atas yang kekal dan yang fana; atas cahaya yang tidak diciptakan dan
cahaya yang dinyalakan olehMu.
3. O Cahaya kekal, yang melebihi segala cahaya yang diciptakan; pancarkanlah sinar
cahayaMu dari atas untuk menembus hati sanubariku sedalam-dalamnya.
Murnikan, gembirakan, terangilah dan semangatilah rohku dengan dayanya, supaya
dapatlah ia lekat kepadaMu dengan penuh kegembiraan.
O, bilamanakah akan tiba saat yang bahagia dan yang kucita-citakan, bahwa
Engkau akan memenuhi aku dengan hadiratMu dan akan merupakan segala-galanya
bagiku!
Selama itu belum terkabul, maka belumlah ada kegembiraan yang sempurna.
Tetapi, celaka bagiku, di dalamku masih hidup manusia yang lama; belumlah ia
disalibkan sama sekali; belumlah ia sungguh-sungguh mati.
Masihlah ia dengan hebat melawan roh, menimbulkan perjuangan batin dan tidak
membiarkan kerajaan jiwa tetap tenang.
Tetapi Enghau yang berkuasa atas gelora laut dan membuat tenang kembali
gelombang-gelombang yang mengamuk, bangkitlah dan hendaknya sudi menolong aku
(Masm. 89.10).
Kacaukanlah bangsa-bangsa yang menghendaki peperangan; hancurkanlah mereka
dengan kekuatanMu (Masm. 68.31).
Aku mohon, tunjukkanlah kemegahanMu; dan semoga tanganMu kanan
dimuliakanlah; sebab aku tidak mempunyai penghargaan ataupun perlindungan selain
dari padaMu, Tuhan Allahku.
PASAL XXXV
SELAMA MASIH HIDUP DI DUNIA KITA TIDAK AKAN AMAN DARI GODAAN

1. G.: Di dalam hidup ini engkau tidak akan pernah aman; tetapi selama engkau masih
hidup, engkau membutuhkan senjata kerohanian.
Engkau berada di tengah-tengah musuh; serangan datang dari kiri, dari kanan. Maka
jika engkau tidak melindungi dirimu sendiri dari segala jurusan dengan perisai
kesabaran, niscaya engkau akan segera mendapat luka.
Dan jika engkau tidak menengadahkan hatimu kepadaKu dengan teguh, dengan
kehendak yang murni untuk menderita bagiKu, maka engkau tidak akan kuat menahan
hebatnya peperangan dan tidak akan menerima pula mahkota kebahagiaan.
Maka dengan gagah berani engkau harus menerobos segala-galanya dan dengan
semangat bulat berani melalui apa saja yang merintangimu.
Sebab kepada si pemenang Aku akan memberi manha (Wahyu 2.17) dan bagi para
penakut tinggal tersedia bencana yang besar.
2. Jika engkau di dunia ini mencari istirahat, bagaimanakah engkau akan memperoleh
istirahat abadi?
Janganlah engkau menyiapkan diri untuk banyak istirahat; melainkan untuk
kesabaran yang besar.
Damai yang sejati janganlah engkau cari di dunia ini, melainkan di surga, janganlah
engkau cari di kalangan orang-orang ataupun makhluk lainnya, melainkan pada Tuhan
saja.
Karena cinta kepada Allah, engkau harus dapat menahan segala-galanya dengan
senang hati; yaitu pekerjaan dan kesusahan, godaan dan gangguan-gangguan,
ketakutan dan kekurangan dan penyakit, dan fitnahan, sangkalan, teguran-teguran,
hinaan-hinaan, perbuatan-perbuatan yang membuatmu malu, hukuman dan ejekan-
ejekan.
Hal-hal itu semua baiklah untuk menambah kebajikanmu; ia menguji murid Kristus;
ia menggembleng mahkota surgawi.
Untuk pekerjaan yang singkat Aku akan memberikan upah yang kekal dan untuk
fitnahan yang cepat lalu akan Kuberikan kemuliaan yang tak ada akhirnya.
3. Apakah engkau menyangka bahwa engkau akan selalu menerima penghiburan
rohani menurut kehendak dan keinginanmu?
Bahkan orang-orang kudusKu tidaklah selalu memilikinya, malahan mereka banyak
mengalami kesukaran-kesukaran dan bermacam-macam godaan dan rasa kesunyian
yang besar.
Tetapi dalam segala hal mereka bersikap sabar dan mereka lebih percaya kepada
Allah daripada kepada diri sendiri; sebab mereka tahu bahwa kesengsaraan pada masa
ini tak dapat dibandingkan dengan kemuliaan di kemudian hari yang diperolehnya
karenanya (Rom.8.18).
Inginkah engkau segera memperoleh apa yang orang banyak hanya dengan susah
payah memperolehnya sesudah banyak mencucurkan air mata dan banyak
mencurahkan tenaga?
Nantikanlah Tuhan, bersikaplah janta' (Masm. 27.14) dan hendaklah kuat;
jangan putus asa dan janganlah melangkah mundur; tetapi kerahkanlah jiwa dan
badanmu dengan teguh, untuk kemuliaan Tuhan.
Aku akan membalas berlimpah-limpah; Aku akan menyertai kamu dalam segala
kesukaran.
PASAL XXXVI
MENENTANG PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN ORANG LAIN YANG SIA-SIA

1. AnakKu, sandarkanlah hatimu dengan teguh kepada Tuhan, dan janganlah takut
terhadap pendapat orang-lain, jika hati nuranimu mengatakan, bahwa engkau murni
dan tidak salah.
Sungguh baik dan berbahagia menderita semacam itu; dan bagi orang yang rendah
hati, yang lebih menaruh kepercayaan kepada Allah daripada kepada diri sendiri, hal
itu tidaklah berat.
Kebanyakan orang berbicara banyak, dan oleh sebab itu kurang dapat dipercaya.
Dan membuat semua orang puas tentu tidak mungkin.
Meskipun S. Paulus berusaha dapat berkenan kepada semua orang dalam Tuhan dan
menjadi segalanya bagi semuanya (1 Kor.9.23), namun dianggapnya bukan apa-apa bila
ia diadili oleh pengadilan manusia.
2. Memang ia berusaha sebaik-baiknya, untuk sedapat mungkin dan seboleh-bolehnya
memberi contoh yang baik kepada orang lain dan membawa mereka ke kebahagiaan,
namun tak dapatlah ia menghalang-halangi, bila ia kadang-kadang diadili dan dihina
oleh orang-orang lain.
Oleh sebab itu ia menyerahkan segala-galanya kepada Allah yang mengetahui
semuanya; dan ia membela diri hanya dengan sabar dan rendah hati terhadap
umpatan-umpatan, ataupun sangkaan-sangkaan yang sia-sia dan mengandung dusta
dari mereka yang menurut sekehendaknya saja menyebar-nyebarkan warta yang
bukan-bukan.
Tetapi ada kalanya ia menjawab, agar ia dengan berdiam diri tidak memberi batu
sandungan kepada mereka yang lemah.
3. Siapakah engkau yang begitu takut akan manusia yang fana itu? Hari ini ia masih
ada, tetapi besok ia sudah tidak tampak lagi.
Takutilah Allah, dan engkau tidak akan takut terhadap ancaman-ancaman orang.
Apakah yang dapat diperbuat orang terhadapmu dengan kata-kata atau pun dengan
umpat-fitnah? la akan lebih merugikan diri sendiri dari padamu; dan entah siapakah
dia, tak akan ia dapat menghindari pengadilan Allah.
Hendaklah memandang kepada Allah saja dan janganlah bertengkar atau bekeluh
kesah.
Meskipun pada saat ini engkau menderita kekalahan dan harus menderita kekalahan
yang tidak pada tempatnya, janganlah menjadi marah karenanya dan janganlah
mengurangi mahkotamu dengan ketidak sabaran.
Tetapi lebih baiklah menengadah kepadaKu di surga, yang berkuasa
membebaskanmu dari segala kenistaan dan fitnahan, dan yang akan memberi anugerah
kepada setiap orang sesuai dengan perbuatan masing-masing.

PASAL XXXVII
HAL MENYERAHKAN DIRI DENGAN SEMPURNA DAN MURNI UNTUK MEMPEROLEH KEBEBASAN
HATI

1. G.: AnakKu, tinggalkanlah dirimu dan engkau akan mendapatkan Aku.


Kesampingkanlah pilihanmu dan kehendakmu sendiri, dan engkau akan selalu
memperoleh keuntungan.
Sebab rahmat akan dicurahkan kepadamu dengan berlimpah-limpah, jika engkau
dengan segera menyerahkan diri.
2. M.: Tuhan, berapa kali aku harus menyerahkan diriku sendiri, dan dalam hal apa
saja aku harus menyangkal diriku sendiri?
3. G.: Senantiasa dan pada setiap saat; baik dalam hal yang kecil, maupun yang
besar. Aku tidak mengadakan keistimewaan; tetapi Aku ingin mendapatkan kamu lepas
dari segala-galanya.
Sebab bagaimanakah engkau dapat menjadi milikKu dan Aku menjadi milikmu, jika
engkau tidak melepaskan kehendakmu sendiri baik lahir, maupun batin?
Semakin cepat engkau menjalankannya, semakin baik adanya; dan semakin
sempurna dan tulus engkau kerjakan, semakin besar engkau berkenan kepadaKu dan
semakin banyak keuntunganmu.
4. Sementara orang menyerahkan dirinya kepadaKu, tetapi dengan beberapa syarat;
karena mereka tidak mempunyai kepercayaan yang sempurna kepada Allah, dan oleh
karena itu mereka masih memikirkan untuk mengurus diri sendiri.
Sementara orang lain mula-mula menyerahkan diri sama sekali kepadaKu, tetapi
kemudian, karena diserang godaan, mereka kembali lagi kepada diri sendiri, dan oleh
karena itu mereka hanya sedikit maju dalam kebajikan.
Orang-orang semacam itu tak mungkin akan dapat kebebasan hati murni yang
sebenarnya dan tak mungkin pula memperoleh rahmat keramahanKu yang manis, jika
mereka tidak menyerahkan dirinya terlebih dahulu kepadaKu dengan sempurna dan
setiap hari sebagai korban; sebab tanpa persatuan yang membuat mempersembahkan
dirinya itu tak mungkinlah ada berbahagia dengan Allah.
5. Sudah seringkali Kukatakan dan sekarang Kukatakan lagi; tinggalkanlah dirimu,
serahkanlah jiwa ragamu kepadaKu, dan engkau akan menikmati ketenteraman batin
yang besar.
Berilah segala-galanya untuk segala-galanya, janganlah mengadakan perkecualian
dan janganlah minta kembali apa pun juga.
Hendaklah sama sekali berpegangan tanpa ragu-ragu kepadaKu, maka engkau akan
memiliki Aku.
Engkau akan bebas dalam hati dan kegelapan tidak akan meliputimu.
Berusahalah, berdoalah dan tunjukkanlah keinginanmu, agar engkau dapat
melepaskan dirimu dari kepentingan diri sendiri dan dengan tanpa apa-apa dapat
mengikuti Yesus, yang tidak punya apa-apa pula; juga supaya dapat mematikan diri
sendiri dan hidup untukKu selama-lamanya.
Maka akan hilanglah segala angan-angan yang sia-sia, perasaan-perasaan yang salah
dan beban yang berlebih-lebihan.
Maka dengan itu akan terusirlah juga ketakutan yang melewati batas dan akan
musnalah cinta yang tak teratur.

PASAL XXXVIII
HAL TATACARA HIDUP YANG BAIK DALAM PERKARA-PERKARA LAHIR DAN HAL PENGUNGSIAN
KEPADA ALLAH DALAM SEGALA BAHAYA

1. G.: AnakKu, hendaklah engkau berusaha dengan rajin, supaya di manapun dalam
segala sesuatu yang engkau kerjakan dan engkau selenggarakan, engkau selalu bebas
dalam hati dan dapat menguasai dirimu sendiri; dan supaya segala hal dapat engkau
kuasai dan janganlah engkau dikuasai olehnya.
Supaya engkau tetap dapat menguasai pekerjaanmu, bukanlah engkau menjadi
hambanya.
Tetapi lebih utama engkau harus menjadi seperti orang Ibrani yang bebas dan sejati,
yang memperoleh kebebasan dan warisan putera-putera Allah.
Mereka itu berdiri di atas masa kini dan menengadah kepada masa yang kekal.
Hal-hal yang fana mereka pandang dengan mata kiri, sedangkan hal-hal surgawi
mereka pandang dengan mata kanan.
Mereka tidak tertarik atau pun terikat oleh hal-hal yang fana, tetapi hal-hal tadi
malahan mereka tarik dan mereka pergunakan untuk tujuan yang ditentukan oleh Tuhan,
Allah yang tertinggi yang tidak membiarkan apa pun tidak teratur dalam segala
makhlukNya.
2. Jika engkau selanjutnya pada tiap-tiap kejadian tidak hanya memandang lahirnya
saja, dan apa yang telah engkau lihat atau engkau dengar tidak engkau pandang dengan
mata jasmani saja, melainkan pada setiap kejadian engkau bertindak seperti Nabi
Musa, yang masuk ke dalam tabernakel untuk memohon nasihat dari Tuhan, maka
engkau tidak jarang akan mendengar jawaban IIahi dan akan menerima keterangan
yang jelas mengenai banyak hal yang terjadi pada waktu ini dan di kemudian hari.
Sebab Musa senantiasa mengungsi kepada tabernakel, bila ia ingin memecahkan
soal-soal yang meragukan dan sulit, dan mencari bantuan di dalam doa, supaya dapat
terhindar dari bahaya-bahaya dan kejahatan-kejahatan manusia.
Demikian juga engkau harus mengasingkan diri ke dalam kamar hatimu, supaya di
situ dengan lebih giat dapat memohon bantuan IIahi.
Dan itulah sebabnya - seperti tertulis dalam kitab - maka Yosue dan orang-orang
Israel ditipu oleh kaum Gabaonit, karena mereka tidak terlebih dahulu mohon nasihat
kepada Tuhan, melainkan terlalu mudah percaya akan kata-kata yang merayu, dan
demikianlah tertipu oleh takwa yang dibuat-buat.

PASAL XXXIX
ORANG JANGANLAH TERBURU-BURU DALAM SEGALA HAL

1. G.: AnakKu, percayakanlah kepadaKu segala hal-ikhwalmu; dan Aku pada waktunya
tentu akan membereskannya.
Tunggulah keputusanKu, dan engkau akan selamat.
2. M.: Tuhan, dengan segala senang hati aku menyerahkan segala-galanya
kepadaMu; sebab tiada berdayalah pertimbanganku sendiri.
Semoga aku jangan terlalu dipengaruhi oleh hal-hal yang akan datang di kemudian
hari, melainkan tanpa ragu-ragu menyerahkan diriku kepadaMu, agar berkenan bagiMu!
3. G.: AnakKu, orang seringkali mengejar sesuatu yang diinginkan dengan semangat
yang bernyala-nyala; tetapi jika telah diperolehnya, maka lainlah pikirannya mengenai
hal itu, karena keinginan kita itu tidak tetap tertuju pada satu barang, tetapi
terombang-ambing dari satu ke lain perkara.
Maka bukanlah tidak penting, juga dalam hal yang kecil-kecil menyangkal diri
sendiri.
4. Menyangkal diri sendiri itulah kemajuan orang yang sebenarnya; dan barang-siapa
menyangkal diri sendiri, ia sungguh bebas dan aman.
Tetapi musuh lama yang melawan segala sesuatu yang baik, tidak berhenti
menyerang dengan godaan-godaan; siang dan malam ia memasang rintangan-rintangan
yang berbahaya, dengan harapan mungkin ia dapat menangkap mereka yang kurang hati-
hati dalam perangkap yang penuh tipu itu.
Jaga dan berdoalah, kata Tuhan, agar supaya kamu tidak jatuh dalam godaan
(Mat.26.41).

PASAL XL
ATAS KEKUATAN SENDIRI MANUSIA ITU TIDAK MEMILIKI SESUATU YANG BAIK ATAU SESUATU
YANG DAPAT DIBANGGAKAN

1. M.: Tuhan, siapakah manusia itu, maka Engkau mau memikirkannya? atau siapakah
anak manusia itu, maka Engkau mau memperhatikannya? (Masm.8.5).
Apakah jasa manusia, maka Engkau sudi memberikan rahmatMu?
Bagaimanakah aku dapat mengeluh, jika Engkau meninggalkan aku? atau alasan
apakah yang akan kukemukakan, jika Engkau tidak mengabulkan permintaanku?
Tetapi ini dapatlah benar-benar kupikirkan dan kukatakan: ya Tuhan, aku ini
bukanlah apa-apa; aku sama sekali tiada berdaya. Dari diriku sendiri aku tidak memiliki
sedikitpun kebaikan, melainkan dalam segala hal aku merasa ada kekurangan, dan
senantiasa aku kembali pula pada ketidak mampuanku.
Dan jika aku tidak Engkau tolong dan tidak Engkau kuatkan batinku; niscaya aku
akan kehilangan semangat dan tak berdaya sama sekali.
2. Tetapi Engkau, ya Tuhan, Engkau selalu tetap sama dan selama-lamanya tetap
baik, adil dan kudus; segala sesuatu Engkau lakukan dengan baik, adil dan kudus, dan
segala-galanya Engkau atur dengan bijaksana.
Tetapi aku, yang lebih cenderung kepada kemunduran daripada kemajuan, aku
tidaklah tinggal tetap keadaanku, karena tujuh masa tiap kali meliputi aku (Dan.4.25).
Namun keadaanku segera akan menjadi baik, jika Engkau memperkenankan dan
sudi mengulurkan tanganMu, untuk membantu aku; sebab hanya Engkaulah yang dapat
menolong aku tanpa bantuan manusia dan memberikan kepadaku begitu banyak
keteguhan, hingga mukaku tidaklah selalu berubah-ubah menurut keadaan, dan hatiku
malahan dapat kuarahkan hanya ke hadiratMu saja dan dalam Dikau dapat memperoleh
istirahat.
3. Asal saja aku dapat membuang dari padaku segala hiburan manusia, untuk
memperoleh rahmat takwa, ataupun terdorong oleh keharusan untuk mencari Dikau,
karena tiada seorangpun yang dapat menghibur aku, niscaya aku akan dapat
mengharapkan rahmatMu dan dapat bergembira atas rahmat penghiburan baru.
4. Aku menghaturkan syukur kepadaMu, pangkal segala sesuatu, yang kuterima
setiap kali aku menjalankan sesuatu dengan hasil baik.
Sebab aku ini "sia-sia" dan bukan apa-apa untukMu (Masm.38.6) manusia yang tidak
tetap dan lemah. Apakah gerangan yang dapat kubanggakan atau mengapakah aku
ingin dihormati?
Karena aku ini bukan apa-apa? Kalau inilah dasarnya, maka itu adalah kemegahan
yang terlalu tidak masuk akal.
Memang, pujian yang sia-sia adalah penyakit yang jahat, kemegahan yang terlalu
kosong, karena itu malahan menjauhkan dari kemuliaan yang sesungguhnya dan
merampas rahmat surgawi.
5. Tetapi bangga atasMu dan bukanlah atas diri sendiri, itulah kemuliaan yang sejati
dan kegembiraan yang suci, begitu pula kegembiraan dalam namaMu, bukanlah dalam
kekuatan diri sendiri; dan tidak merasa senang pada satu makhluk pun kecuali karena
Dikau.
Terpujilah namaMu, bukanlah namaku; pekerjaanMu hendaknya dimuliakan,
bukanlah pekerjaanku; namaMu yang kuduslah hendaknya disucikan; tetapi aku tidak
patut menerima pujian orang.
Engkaulah kemegahanku; Engkaulah kegembiraan hatiku.
Aku akan memuji Dikau dan bersuka ria sepanjang hari; tetapi untukku aku tidak
akan bangga selain atas kelemahanku (2 Kor.12.5).
6. Biarlah orang-orang Yahudi mencari kehormatan di antara masing-masing, tetapi
aku hanya akan mencari kehormatan Allah. Sebab segala kemegahan manusia, segala
kehormatan yang fana dan segala kebesaran dunia itu hanyalah sia-sia dan kebodohan
belaka, jika dibandingkan dengan kemuliaanMu yang kekal.
O Allahku, kebenaran dan kerahimanku! Tritunggal maha kudus yang bahagia!
Hanya kepadaMulah puji-pujian dan kehormatan, kekuasaan dan kemuliaan, untuk
selama-lamanya.

PASAL XLI
HAL MENGAIBKAN SEGALA KEHORMATAN DUNIA

1. AnakKu, janganlah engkau perdulikan, apabila orang-orang lain dihormati dan


dimuliakan; sedangkan engkau dihina dan diremehkan.
Tujukanlah hatimu kepadaKu di surga, dan hinaan orang di dunia ini tidak akan
menyusahkan hatimu.
2. M.: Tuhan, kami orang buta dan lekas tertipu oleh kesia-siaan.
Jika aku memperhatikan diriku sendiri dengan sungguh-sungguh, maka ternyatalah,
bahwa aku tak pernah dirugikan oleh seorang makhlukpun; oleh karena itu tak ada
alasan bagiku untuk berkeluh kesah padaMu.
Tetapi karena aku seringkali dan berat berdosa terhadapMu, maka sudah
semestinya, bahwa segenap makhluk melawan aku:
Maka sudah sejawarnya, bahwa aku dibuat malu dan hina, sedangkan Engkau
harus dipuji, dihormati dan dimuliakan.
Dan apabila aku tidak menyiapkan diri untuk suka dihina dan tidak dihiraukan oleh
segenap makhluk dan dianggap sepi saja oleh mereka, maka aku tidak akan
memperoleh ketenteraman batin dan kekuatan, dan tiada pula aku akan mnerima
terang rohani, maupun dapat bersatu dengan Dikau secara sempurna.

PASAL XLII
JANGANLAH KITA MENYANDARKAN KETENTERAMAN KITA KEPADA ORANG LAIN

1. G.: AnakKu, jika engkau menggantungkan ketenteramanmu kepada seseorang


demi persatuan dan hidup kekeluargaan yang baik, maka engkau akan tidak tenteram
dan goyah hidupmu.
Tetapi jika engkau bersandar kepada kebenaran yang tetap hidup dan tetap
berlangsung, niscaya engkau tidak akan merasa susah, bila ada sahabatmu yang pergi
atau meninggal dunia.
Cintamu kepada sahabatmu haruslah didasarkan kepadaKu; dan demi Akulah
engkau harus cinta kepada mereka, yang engkau anggap baik dan sangat engkau
cintai selama hidup ini.
Tanpa Aku persahabatan tidak ada harganya dan tidak akan tetap berlangsung,
dan bukanlah cinta yang sungguh dan murni, jika bukan Akulah yang merupakan
penghubung.
Engkau harus dapat sama sekali mengabaikan kecenderungan terhadap orang-
orang yang engkau kasihi, sehingga dari pihakmu engkau dapat juga hidup tanpa
pergaulan manusia.
Semakin dekat manusia kepada Allah, semakin jauh, ia daripada segala
penghiburan dunia.
Apabila orang makin merendahkan dirinya dan makin memandang dirinya sendiri
tidak berharga, maka makin tinggilah ia naik ke hadirat Allah.
Tetapi barangsiapa beranggapan, bahwa sesuatu kebaikan berasal daripadanya
maka ia akan merintangi kedatangan rahmat Allah kepadanya; sebab rahmat Roh
Kudus selalu mencari yang rendah hati.
Jika engkau dapat menganggap dirimu sendiri sebagai bukan apa-apa dan dapat
melepaskan dirimu dari segala cinta duniawi, niscaya Aku akan datang padamu beserta
rahmat yang melimpah-limpah.
Jika engkau memandang kepada makhluk, maka pandangan kepada Tuhan Pencipta
akan tertutup. Belajarlah untuk mengalahkan dirimu sendiri dalam segala hal demi
Tuhan Pencipta; niscaya engkau akan memperoleh pengetahuan tentang Allah.
Barang sesuatu, sekalipun sangat remeh, bila dicintai dan diperhatikan secara tak
teratur, akan menodai orang dan menjauhkannya dari Yang Maha Baik.
PASAL XLIII
MENENTANG ILMU DUNIA YANG HAMPA

1. G.: AnakKu, janganlah engkau merasa sangat gembira karena kata-kata orang yang
indah dan muluk-muluk. Sebab kerajaan Allah tidak terdiri dalam kata-kata, melainkan
dalam kekuatan. (1 Kor.4.20).
Perhatikanlah sabdaKu yang menyalakan hati dan menerangi budi; ia akan membuat
engkau ingat akan diri sendiri dan akan memberi bermacam penghiburan.
Janganlah membaca sesuatu dengan tujuan, supaya dapat tampak lebih pintar
ataupun lebih pandai.
Berusahalah untuk dapat membasmi cacad-cacadmu; sebab itu lebih berguna
daripada mengetahui banyak soal yang sukar.
2. Jika engkau telah banyak membaca dan belajar, hendaklah setiap kali kembali
kepada satu-satunya azas dasar.
Akulah yang mengajarkan pengetahuan kepada manusia; dan kepada mereka yang
kecil Aku memberi pandangan yang jelas, lebih daripada orang lain mampu
memberikannya.
Jika Aku bersabda kepada seseorang, maka ia akan segera menjadi bijaksana dan
banyak maju dalam kerohaniannya.
Celakalah mereka, yang menanyakan hal-hal yang istimewa kepada orang lain,
tetapi hanya sedikit mengindahkan untuk mengabdi kepadaKu!
Sekali akan tibalah saatnya, bahwa Guru segala guru, Kristus, ialah Tuhan segala
Malaikat, akan datang untuk memeriksa pelajaran, artinya untuk menyelidiki suara
kalbu setiap orang.
Maka Yerusalem akan digeledah dengan sinar dampu-dampu dan apa yang
tersembunyi dalam kegelapan akan kelihatan dengan terang, dan segala sanggahan
manusia akan dibuat bisu.
3. Akulah yang dalam sekejap mata saja memberi terang kepada seorang yang rendah
hati, begitu jelas, hingga ia lebih banyak mengetahui kebenaran yang kekal daripada
seorang yang telah sepuluh tahun belajar di perguruan.
Aku mengajar tanpa kata-kata dengan suara berdengung-dengung dan tanpa
kekacauan pendapat; tanpa keinginan akan kehormatan dan tanpa pertengkaran kata.
Akulah yang mengajar untuk menghina barang duniawi dan membenci hal-hal yang
fana; untuk mencari dan menikmati hal-hal yang kekal; menghindari tanda-tanda
penghormatan, menerima hinaan-hinaan; untuk meletakkan segala pengharapan
kepadaKu, tidak menghendaki sesuatu pun, kecuali Aku, dan cintakasih kepadaKu
melebihi segala sesuatu.
4. Dengan sungguh-sungguh mencintai Aku, maka orang mengetahui perkara-perkara
IIahi dan berbicara secara ajaib. Dengan melepaskan diri dari segala-galanya, ia lebih
maju daripada dengan mempelajari soal-soal yang berbelit-belit.
Tetapi kepada sementara orang Aku hanya membicarakan hal-hal yang biasa,
sedangkan dengan lain orang Aku berbicara tentang hal-hal yang istimewa; kepada
sementara orang lagi Aku memperlihatkan Diri dengan cara yang halus dalam tanda-
tanda dan kiasan-kiasan; sedangkan terhadap orang lain pula Aku memberitahukan
rahasia-rahasia dengan jelas.
Suara dari buku-buku suci hanyalah satu; tetapi cara mengajarnya tidaklah sama;
sebab Akulah Guru kebenaran batin, yang menyelami hati manusia, yang mengetahui
segala pikiran dan pendorong perbuatanperbuatan; dan kepada masing-masing orang
Aku membagi-bagikan sesuai dengan pertimbanganKu yang adil.
PASAL XLIV
JANGANLAH KITA MEMPERDULIKAN KEADAAN DI DUNIA LUAR

1. G.: AnakKu, banyak hal-hal, yang baik bagimu jika kamu tidak mengetahuinya; dan
terhadap hal-hal itu sebaiknya kamu pandang dirimu sebagai orang mati di dunia ini,
dan bahwa seluruh dunia telah disalibkan.
Banyak hal harus engkau biarkan berlalu, seperti engkau itu orang tuli, dan lebih
memikirkan hal-hal yang memberi ketenteraman. Lebih bergunalah tidak
memperhatikan hal-hal yang tidak engkau setujui, dan membiarkan orang-orang lain
mempunyai pandangan masing-masing, daripada mengadakan perdebatan-perdebatan.
Jika baik hubunganmu dengan Allah dan engkau memperhatikan pertimbanganNya,
maka bagimu lebih mudah untuk mengalah terhadap orang lain.
2. M.: Ya Tuhan, bagaimanakah keadaan kami ini? Lihatlah, karena kerugian
sementara saja kami sudah meratap, untuk keuntungan kecil kami bekerja dan
membanting tulang; tetapi kerugian ronani kami lalaikan, dan sesudah lama waktunya
barulah kami sedikit memperbaikinya.
Perhatian kami, kami curahkan terhadap hal-hal, yang hanya sedikit atau sama sekali
tidak berarti; dan apa yang sesungguhnya sangat penting, dikesampingkan begitu saja,
karena orang sangat sibuk dengan hal-hal dunia luar, dan apabila ia tidak selekas
mungkin sadar akan diri sendiri, ia tinggal lebih suka terlibat dalam hal-hal urusan di luar
itu.

PASAL XLV
JANGANLAH KITA PERCAYA AKAN SETIAP ORANG DAN BAHWA KITA MUDAH TERGELINCIR
DALAM KATA-KATA KITA

1. M:: Berilah bantuan, ya Tuhan, dalam kesukaranku, karena sia-sialah pertolongan


rnanusia (Masm.60. 13).
Berapa kali aku tidak menemukan kepercayaan yang aku harapkan akan aku
temukan! Dan berapa kali aku menemukannya di tempat yang sama sekali tidak
kusangka-sangka!
Maka sia-sialah mempunyai harapan kepada orang lain, tetapi kebahagiaan orang
mursid terdapat padaMu, ya Allah.
Terpujilah Engkau, Tuhan dan Allahku, dalam segala hal yang menimpa aku.
Kita itu lemah dan goyah, kita mudah tertipu dan cepat berubah.
2. Siapakah gerangan yang dapat menjaga diri sendiri dengan begitu hati-hati dan
hemat-hemat dalam segala hal, hingga ia tiada pernah tertipu atau pun terjebak dalam
kesulitan?
Tetapi barangsiapa percaya kepadaMu, ya Tuhan, dan mencari Dikau dengan hati
yang bersahaja, tidaklah mudah ia terjerumus. Dan biar pun ia jatuh dalam kesukaran
yang sangat hebat sekali pun, ia akan lekas tertolong, atau terhibur olehMu, karena
Engkau tidak pernah meninggalkan mereka yang menaruh percaya kepadaMu sampai
akhir.
Sahabat setia yang masih tetap setia membantu sahabatnya dalam segala
kesukaran jaranglah terdapat. Hanya Engkaulah, ya Tuhan, tetap setia dalam segala
hal, dan di luar Dikau tiadalah terdapat seorang pun yang sedemikian setianya.
3. O, betapa jelasnya hal ini dimengerti oleh orang suci itu, yang mengatakan: hatiku
berakar kuat dalam Kristus (S.Agatha).
Andaikata demikian pula halnya dengan aku, niscaya rasa takut kepada orang lain
tak akan mudah mengganggu aku dan tak akan mudah pula aku akan merasa
tersinggung oleh kata-kata yang tajam.
Siapakah yang siap sedia dalam segala hal, dan siapakah yang dapat menghindari
bencana-bencana yang akan datang?
Jika kejadian-kejadian yang telah diketahui terlebih dahulu seringkali masih
dirasakan berat, betapalah beratnya dirasakan hal-hal yang sama sekali tidak terduga
datangnya.
Tetapi mengapakah aku, orang yang malang ini, tidak suka mempertimbangkan
lebih dahulu? Mengapa aku terlalu mudah percaya kepada orang lain? Tetapi kami
adalah manusia biasa yang lemah, meskipun banyak orang yang menghormati dan
memuji kami sebagai malaikat.
Siapakah yang dapat kupercaya, kecuali Engkau, ya Tuhan?
Engkau adalah Kebenaran yang tidak dapat dusta, dan tidak mungkin dapat ditipu.
Sebaliknya: Setiap orang adalah pembohong (Masm. 115.2), lemah, goyah dan
mudah tergelincir, lebih-lebih dalam kata-katanya, hingga hampir tak dapat dipercaya,
apa yang sepintas lalu kelihatan benar adanya.
4. Betapa bijaksana Engkau telah menasihati kami, supaya waspada terhadap orang-
orang lain, dan bahwa musuh kami ialah teman serumah kami (Mat.10.17) dan bahwa
janganlah percaya bila orang mengatakan: Lihatlah ini ataupun lihatlah itu!
(Mat.24.23).
Dengan jalan malu dan nista aku menjadi bijaksana, dan semoga itu menyebabkan
aku menjadi waspada dan bukanlah menyebabkan kebodohan!
Tutuplah mulut, kata salah seorang, tutuplah mulut; janganlah dikatakan kepada
orang lain apa yang telah dikatakan kepadamu. Dan sedang aku sendiri tutup mulut
dan mengira, bahwa itu adalah rahasia, ia sendiri tidak dapat menyimpan hal yang
diberitahukan kepadaku sebagai rahasia; dan seketika itu pula ia mengkhianati aku dan
dirinya sendiri dan pergilah ia.
Lindungilah aku, ya Tuhan, terhadap kata-kata semacam itu dan terhadap orang-
orang, yang kurang hati-hati serupa itu, agar aku tidak jatuh ke tangan mereka, atau
aku sendiri melakukan hal serupa.
Berilah aku mulut yang benar dan boleh dipercaya, dan jauhkanlah bibirku dari
kata-kata yang penuh tipu muslihat.
Apa yang tidak kuinginkan pada orang lain, terhadap itulah aku sendiri harus
waspada.
5. O, betapa baik dan tenteramnya, untuk berdiam diri tentang orang lain, untuk
tidak percaya akan segala hal dengan begitu saja dan bercerita dengan mudah kepada
lain orang; untuk mengemukakan isi hatinya kepada sedikit orang saja dan selalu
mencari Dikau, Yang mengetahui hati semua orang; jangan berputar haluan menurut
'jurusan angin kata orang, melainkan menghendaki agar segala-galanya baik yang di
dalam, maupun yang di luar kami hendaklah berjalan sesuai dengan perkenaan dan
kehendakMu!
Alangkah amannya, untuk menyimpan rahmat surga, menjauhkan diri dari
kebanggaan manusia, tidak menginginkan hal-hal yang dipuji-puji oleh dunia luar,
melainkan dengan segala tenaga berusaha akan hal-hal yang dapat memperbaiki
hidup dan menambah semangat kemajuan!
Betapakah banyaknya yang menderita kerugian, karena kebajikannya terlihat oleh
orang , serta terlalu lekas dipuji-puji!
Alangkah banyak gunanya, bila rahmat disimpan dengan diam-diam dalam hidup
yang fana ini, yang merupakan percobaan dan pergolakan yang tak ada henti-
hentinya!

PASAL XLVI
KITA HARUS PERCAYA KEPADA ALLAH APABILA KITA MENJADI UMPAN FITNAHAN ORANG

1. G.: AnakKu, berdirilah tegak, dan tetap percaya kepadaKu.


Bukankah kata-kata artinya tidak lain kecuali kata-kata belaka?
Kata-kata dapat terbang melayang di angkasa, tetapi tidak dapat menyentuh
batu.
Jika engkau salah, hendaklah ingat untuk memperbaiki dirimu dengan senang
hati; tetapi jika engkau sama sekali tidak merasa salah, hendaklah ingat untuk
menerima itu pula dengan senang hati demi Tuhan.
Belumlah cukup bila engkau kadang-kadang dapat menerima kata-kata yang tidak
enak dari orang lain, jika kamu belum membuktikan dapat menahan hantaman-
hantaman yang lebih berat.
Bahwa hal yang kecil-kecil itu sudah memakan hatimu, bukankah itu disebabkan
karena engkau masih bernafsu daging dan masih terlalu banyak memperhatikan kata-
kata orang lebih daripada mestinya?
Sebab karena engkau takut akan hinaan, maka engkau tidak mau ditegur atas
cacad-cacadmu, dan berusahalah engkau membersihkan dirimu sendiri dengan pelbagai
alasan.
2. Tetapi hendaklah lebih tajam memperhatikan dirimu sendiri, dan engkau akan
mengetahui, bahwa semangat dunia dan keinginan yang sia-sia untuk berkenan kepada
orang lain masih terdapat di dalam dirimu.
Karena engkau tidak suka direndahkan dan tidak suka pula dibuat malu karena
cacad-cacadmu, maka teranglah bahwa engkau belum sungguh-sungguh rendah hati
dan bahwa kamu belum mati bagi dunia dan dunia belum disalibkan bagimu.
Tetapi jika engkau mendengarkan kata-kataKu, maka engkau tidak akan
memperdulikan kata-kata orang, meskipun banyak tanpa bilangan lagi.
Lihatlah, meskipun terhadapmu dikatakan apa saja, sekalipun yang sangat jahat,
semuanya itu tidak akan merugikan kamu, jika kamu biarkan berlalu dan kamu anggap
bagaikan tidak lebih daripada angin.
Apakah oleh karena itu engkau akan kehilangan sehelai rambut saja dari
kepalamu?.
3. Tetapi barangsiapa tidak berhati murni dan tidak memandang kepada Tuhan, akan
lekas marah karena kata tegoran.
Tetapi barangsiapa percaya kepadaKu dan tidak mau bersandar kepada
pertimbangannya sendiri, tidaklah akan takut terhadap orang lain.
Sebab Akulah Sang Hakim dari Yang mengenal segala rahasia; Akulah yang
mengetahui duduk perkara yang sebenarnya; Aku tahu orang yang bersalah dan yang
menderita.
Dari padaKu kata-kata itu telah dikeluarkan; dengan persetujuanKu pula hal itu
terjadi: agar supaya pikiran-pikiran dari banyak hati menjadilah terang bagi umum
(Luk.2.35).
Aku akan mengadili orang yang salah dan yang tidak salah; tetapi terlebih dahulu
kedua-duanya akan Kucoba dengan pengadilan yang tersembunyi.
4. Kesaksian orang seringkali menyesatkan, tetapi pertimbanganKu adalah benar,
tetap dan tidak berubah.
Biasanya pertimbangan itu tersembunyi dan seluk beluknya hanya diketahui oleh
beberapa orang saja; tetapi tiada pernah pertimbangan itu salah, malah tak mungkin
salah, walaupun nampaknya salah dalam pandangan orang yang bodoh.
Pada tiap pertimbangan hendaklah engkau bersandar kepadaKu dan janganlah
bersandar pada pertimbanganmu sendiri.
Sebab orang yang bertakwa tidak akan digoncangkan oleh kejadian apapun yang
datangnya dari Allah (Prov.12.21).
Meskipun ia secara tidak adil didakwa mengenai sesuatu hal, ia tidak akan banyak
memperdulikannya. Tetapi sebaliknya ia tidak akan bergembira secara luar biasa, bila
ia dimaafkan orang dengan alasan yang cukup.
Sebab ia ingat, bahwa Akulah yang menyelami hati sanubari (Wahyu 2.23); dan
yang tidak akan mengadili menurut kedudukan dan apa yang nampak saja.
Sebab seringkali seseorang terdapat salah dalam pandanganKu, sedangkan menurut
pandangan orang ia patut dipuji-puji.
5. Tuhan Allahku, Hakim yang adil, kuasa dan rahim, Engkau yang mengetahui
kelemahan dan kejahatan manusia, jadilah kekuatanku dan seluruh kepercayaanku,
sebab kesaksian suara batinku tidaklah cukup bagiku.
Engkau tahu, yang aku tidak tahu, maka seharusnya aku merendahkan diri, bila aku
menerima tegoran dan haruslah aku menerimanya dengan baik hati.
Ampunilah aku setiap kali aku tidak berbuat demikian, dan berilah kiranya aku
rahmat lagi, untuk lebih sabar menderita sesuatu.
Sebab rahimMu yang berlimpah-limpah agar aku memperoleh keampunan adalah
lebih baik bagiku, daripada keadilan yang hanya kukira-kirakan saja, yang berusaha
akan membela hal-hal yang tersembunyi di dalam hati sanubariku.
Dan sekalipun aku merasa tidak bersalah sama sekali, namun itu tidak berarti,
bahwa aku dapat menganggap diriku sendiri sebagai seorang baik, sebab tanpa
rahimMu tiada seorang makhlukpun yang terdapat baik di hadiratMu (Masm.143.2).

PASAL XLVII
KITA HARUS MENAHAN SEGALA KESUKARAN DEMI HIDUP ABADI

1. G:: AnakKu, janganlah engkau putus asa karena kesukaran-kesukaran yang telah
engkau terima, demi Aku, dan janganlah sekali-kali engkau merasa tertekan oleh
gangguan-gangguan; tetapi semoga janjiKu memperkuat dan menghibur kamu dalam
segala kejadian yang engkau hadapi.
Aku cukup berkuasa untuk membalas melebihi segala harapan dan batas.
Di sini engkau tidak akan lama bekerja dan tidak akan selalu dihinggapi kesusahan.
Tunggulah sedikit waktu, dan engkau akan melihat berakhirnya bencana.
Saatnya akan tiba, bahwa segala pekerjaan dan kekacauan akan berhenti.
Sesungguhnya hanya remeh dan sepintas lalu sajalah yang berlalu bersama-sama
dengan waktu.
2. Apa yang kaukerjakan hendaklah kaukerjakan rajin-rajin; bekerjalah dengan setia
di kebun anggurKu; Akulah yang nantinya menjadi upahmu.
Tulis, baca, nyanyi, berkeluh, berdiam dan berdoalah; terimalah segala rintangan
dengan semangat jantan, semuanya itu, bahkan usaha-usaha yang lebih berat pun,
sungguh layak untuk hidup kekal.
Ketenteraman akan datang pada hari yang diketahui oleh Tuhan; dan nantinya
tidak akan ada hari maupun malam sebagaimana pada zaman ini, melainkan cahaya
yang kekal, terang benderang yang tak ada henti-hentinya, ketenteraman yang kekal
dan istirahat yang aman.
Maka engkau tidak akan berkata lagi: Siapakah yang akan melepaskan daku dari
tubuh kematian ini? (Rom. 7.24).
Dan engkau tidak pula akan berteriak: Celakadah aku, yang begitu lama berada
dalam pembuangan (Masm.120.5).
Sebab maut akan dibinasakan dan kebahagiaan akan sempurna adanya; ketakutan
tak akan ada lagi, melainkan kegembiraan surgawi dan persekutuan yang penuh cinta
dan indah.
3. O, seandainya engkau dapat melihat mahkota-mahkota kekal para suci di surga;
betapalah gembira mereka sekarang dalam kemuliaan, yang dahulu di dunia ini dihina
dan dianggap tidak layak untuk hidup, niscaya engkau akan seketika ini juga
merendahkan diri serendah abu dan lebih suka berada di bawah perintah semua orang
daripada memerintah seorang pun juga.
Niscaya pula engkau tidak ingin mengalami hari-hari yang penuh kesenangan selama
hidup di dunia ini, melainkan lebih suka menderita kesengsaraan demi Allah; dan
dianggap sepi di antara orang-orang itulah akan engkau anggap sebagai keuntungan yang
terbesar.
4. O, jika engkau dapat menikmati ini dan memahaminya sampai ke dalam hati
sanubari, maka tak akan sampai engkau berani mengeluh, meskipun hanya sekali saja.
Bukankah kita harus menerima segala penderitaan, untuk memperoleh hidup yang
kekal itu?
Bukanlah perkara kecil, kehilangan atau memperoleh kerajaan Allah.
Maka tengadahkanlah mukamu ke surga. Lihatlah, Aku berada di sana dan bersama
Aku semua orang suci, yang selama hidup di dunia telah menderita sengsara sangat
berat; sekarang mereka memperoleh penghiburan dan menikmati kegembiraan; sekarang
mereka beristirahat dengan aman dan untuk selama-lamanya mereka bersama dengan
Aku dan berada di kerajaan BapakKu.

PASAL XLVIII
TENTANG HARI YANG KEKAL DAN KESUSAHAN HIDUP DI DUNIA INI

1. O, tempat kediaman yang bahagia di kerajaan surga!


O, hari kekal yang terang benderang, yang tidak pernah dihinggapi kegelapan,
tetapi yang selalu disinari kebenaran yang tertinggi; hari yang selalu penuh gembira
dan aman, yang tidak pernah mengalami sebaliknya!
O, seandainya hari itu sudah tiba, dan segala yang fana ini sudah berakhir!
Bagi para suci hari itu bersinar-sinar dengan cahaya kekal dan berkilau-kilauan,
tetapi bagi orang yang masih berkelana di dunia ini, sinar tadi hanya kelihatan dari
jauh dan seperti di dalam cermin saja.
2. Para penghuni surga mengetahui betapa menggembirakan hari itu, tetapi orang-
orang buangan, anak-anak Hawa, dalam buangan ini berkeluh kesah, bahwa hari-hari di
dunia ini penuh kepahitan dan kesedihan.
Hari-hari di dunia ini hanya sedikit jumlahnya dan jelek adanya, penuh kesusahan
dan ketakutan.
Di sini manusia dikotori oleh banyak dosa, terjerat oleh hawa nafsu yang banyak
jumlahnya, diganggu oleh ketakutan, dihinggapi banyak kesusahan, dikacaukan oleh
bermacam-macam hal yang berbau baru, terjerat dalam berbagai urusan yang fana,
dikerumuni kesesatan-kesesatan, dipatahkan oleh banyak kerja, tertekan oleh godaan-
godaan, dilemahkan oleh nafsu kenikmatan daging, dan diganggu oleh kekurangan-
kekurangan.
3. Ah, bilamanakah kesengsaraan-kesengsaraan itu akan berhenti? kapankah aku akan
dilepaskan dari belenggu kehambaan dosa-dosa yang menyedihkan ini?
Bilamana, ya Tuhan, Engkau akan merupakan satu-satunya yang kurenungkan?
Bilamanakah aku akan bergembira dalamMu dengan sempurna?
Kapankah aku akan hidup dengan sempurna, dalam kebebasan yang sejati tanpa
rintangan sedikitpun, bebas dari segala beban jiwa dan badan?
Bilamanakah akan datang damai yang kekal, tiada terganggu dan aman; damai,
baik di dalam, maupun di luar, damai yang kokoh dari segala sudut?
Yesus yang baik, bilamana aku akan berada di hadapanMu dan melihat Dikau?
Bilamana aku akan menikmati kemuliaan kerajaanMu? bilamana Engkau akan
merupakan segala-galanya bagiku?
O, bilamana aku akan bersama-sama dengan Dikau dalam kerajaanMu, yang sejak
mula permulaan telah Engkau sediakan bagi kekasihMu?
Miskin dan sebagai orang buangan aku tinggalkan di negeri musuh, di mana setiap
hari penuh perjuangan dan bencana paling besar.
4. Berilah penghiburan dalam pembuanganku ini, ringankanlah kesedihanku; segenap
hatiku rindu padaMu.
Sebab segala sesuatu yang disajikan penghiburan, adalah beban bagiku.
Aku ingin menikmati Dikau dengan aku tidak dapat mendekati Dikau.
Aku ingin supaya lekat hanya kepada hal-hal surgawi; tetapi hal-hal duniawi dan
hawa nafsuku yang tidak kumatikan menarik aku ke bawah.
Rohku hendak naik di atas segala hal yang fana; tetapi meskipun aku tidak
menghendaki, dagingku mengikat aku kepadanya.
Demikianlah aku, orang yang celaka ini, berjuang melawan diriku sendiri, dan bagi
diriku aku merupakan beban (Yob.7.20), karena roh itu hendak naik ke atas,
sedangkan daging hendak ke bawah.
5. O, betapalah aku harus menderita kesengsaraan batin, dan jika aku tengah berdoa
diserbu banyak angan-angan yang bernafsu daging. Allahku, janganlah Engkau berada
jauh dari padaku dan janganlah Engkau dengan marah meninggalkan hambaMu
(Masm.71.12; 27.9).
Kirimlah kilatMu dan usirlah dia (pikiran-pikiran jahat); lepaskanlah panahMu
(Masm.144.6), dan semoga segala angan-angan yang dimasukkan musuh padaku
terusirlah.
Kerahkanlah segala pancainderaku kepadaMu; buatlah aku lupa akan segala hal
keduniawian; berilah supaya aku segera melemparkan dari padaku dan menghinakan
segala angan-angan yang jahat.
Berilah pertolongan, o Kebenaran yang kekal, agar janganlah aku dikacaukan oleh
hal-hal yang sia-sia. Datanglah kepadaku, kemanisan surgawi, dan semoga segala
kekotoran melarikan diri dari hadiratMu. Ampunilah dan kasihanilah aku setiap kali di
tengah berdoa memikirkan hal-hal lain daripada Dikau.
Sebab sungguh-sungguh aku mengakui, bahwa biasanya pikiranku sangat kacau.
Sangat sering sekali aku tidak ada dengan pikiranku di tempat aku berdiri atau
duduk; tetapi aku lebih berada di tempat pikiranku berada.
Di mana pikiranku, di situiah aku berada, dan seringkali pikiranku berada di
tempat di mana kekasihku berada.
Apa yang menurut kodratnya menarik bagiku, atau yang karena kebiasaan aku
senangi, itulah yang lekas timbul dalam pikiranku.
6. Oleh karena itu ENgkau, Kebenaran, telah berkata dengan jelas: Di mana ada
hartamu, disitulah juga hatimu (Mat. 6.21).
Jika aku mencintai surga, maka dengan senang hati aku memikirkan hal-hal
surgawi.
Jika aku mencintai dunia, maka aku bergembira akan keuntungan duniawi dan
merasa susah akan kemalangannya.
Jika aku mencintai daging, maka aku seringkali memikirkan hal-hal daging.
Jika aku mencintai roh, maka aku suka memikirkan hal-hal kerohanian. Sebab apa
yang aku sukai, tentang itulah aku suka bicara dan mendengar; dan bayangan-bayangan
mengenai hal itulah kusimpan dalam hati dan kubawa pulang ke rumah.
Tetapi bahagialah orang yang karena Engkau, ya Tuhan, melepaskan diri dari segala
makhluk; yang dengan tegas bersikap keras terhadap koderat, dan menyalibkan
keinginan-keinginan badan dengan kerajinan roh, hingga ia dengan hati tenang dapat
mempersembahkan kepadaMu doa yang tidak terkacaukan, dan dapat patut pula
dimasukkan ke dalam kelompok para malaikat, sesudah melepaskan diri lahir dan batin
dari hal-hal keduniawian.

PASAL XLIX
TENTANG RINDU AKAN HIDUP KEKAL DAN BETAPA BANYAK ANUGERAH YANG DIJANJIKAN
KEPADA MEREKA YANG TELAH BERJUANG

1. G.: AnakKu, bila engkau merasa, bahwa kerinduan akan kebahagiaan kekal telah
dicurahkan dari atas kepadamu, dan engkau ingin pula meninggalkan kemah tubuhmu
untuk dapat menikmati pemandangan - kemuliaanKu yang tiada bayangan perubahan,
bukalah hatimu seluas-luasnya dan terimalah ilham yang suci ini dengan keinginan yang
besar.
Ucapkanlah terimakasih sebesar-besarnya kepada yang maha baik, yang telah
berkenan memperlakukan kamu dengan baik, telah mengunjungi kamu dengan ramah,
melonggarkan hatimu dengan penuh semangat, memperkuat kamu dengan hebat, agar
kamu tidak tenggelam di dalam hal-hal duniawi karena dirimu sendiri.
Sebab semuanya itu tidaklah engkau peroleh dengan pikiran dan usahamu sendiri,
melainkan dengan anugerah rahmat surgawi dan karena Tuhan berkenan kepadamu;
agar engkau dapat maju dalam keutamaan dan kerendahan hati yang makin besar, dan
dapat mempersiapkan diri, untuk rnenghadapi perjuangan yang akan datang dan
mengikuti Aku dengan penuh cintakasih hatimu, serta mengabdi kepadaKu dengan
semangat yang bernyala-nyala.
2. AnakKu, seringkali api menyala, tetapi nyalanya naik ke atas tidak tanpa asap.
Demikianlah pula sementara orang rindu akan hal-hal surgawi dengan semangat
bernyala-nyala, tetapi mereka tidak bebas dari godaan-godaan keinginan pancaindera.
Oleh karena itu maka sesuatu yang mereka mohon dengan sangat dari Allah,
mereka jalankan tidak melulu demi kehormatan Allah.
Demikian pulalah halnya dengan yang seringkali engkau rindukan, yang menurut
dugaanmu telah engkau mohon dengan semangat yang menyala-nyala. Sebab apa yang
dinodai oleh kepentingan diri sendiri, tidaklah murni dan sempurna.
3. Janganlah mohon yang enak atau menguntungkan bagimu, melainkan yang
berkenan dan memberi kehormatan bagiKu; sebab jika engkau mempunyai
pertimbangan yang benar, engkau harus mengutamakan keputusanKU di atas
keinginanmu sendiri, dan mengikuti kehendakKu di atas segala sesuatu yang dapat
engkau inginkan.
Aku tahu keinginanmu dan mendengar keluh kesahmu yang berkali-kali itu.
Sebenarnya engkau sudah ingin ikut menikmati kebebasan kemuliaan anak-anak
Allah; engkau sudah rindu memasuki tempat tinggal yang kekal dan tanah air di surga
yang penuh kegembiraan; tetapi bagimu saatnya belum tiba; engkau masih harus
mengalami masa yang lain, yaitu masa perjuangan, masa bekerja dan masa percobaan.
Engkau ingin dipenuhi oleh yang maha Baik, tetapi sekarang engkau belum dapat
menikmatiNya. Akulah yang maha Baik itu; nantikanlah Aku, demikian sabda Tuhan,
hingga kerajaan Tuhan itu datang.
4. Engkau masih harus dicoba di dunia ini dan dilatih dalam banyak hal.
Kadang-kadang engkau akan menerima penghiburan, tetapi tidak akan berlebih-
lebihan, yang memenuhi seluruh keinginanmu. Hal itu tak akan engkau nikmati di
dunia ini.
Maka hendaklah engkau berteguh hati dan kuat untuk berbuat, maupun untuk
menderita sesuatu yang bertentangan dengan pekertimu.
Engkau harus menjadi manusia baru, dan berubah menjadi orang lain.
Seringkali engkau harus menjalankan yang tidak engkau kehendaki, dan yang
engkau kehendaki haruslah engkau tinggalkan. Apa yang berkenan kepada orang lain
akan terjadi, tetapi apa yang berkenan kepadamu, akan tidak berhasil.
Apa yang dikatakan orang lain akan didengarkan; tetapi kata-katamu tidak
dihiraukan.
Orang-orang lain akan minta dan akan memperolehnya; engkaupun akan minta
juga, tetapi tidak akan mendapat sesuatupun.
5. Orang-orang lain akan dipuji-puji, tetapi mengenai dirimu sepatah kata pun tak
akan diucapkan. Orang-orang lain akan diberi tugas, untuk melakukan ini itu, tetapi
engkau akan dianggap tak cakap melakukan sesuatu yang berguna.
Oleh karena semua itu hatimu kadang-kadang akan merasa susah, dan sungguh
bukanlah soal kecil, jika engkau dapat menerima itu dengan diam.
Dalam banyak hal, seperti tersebut tadi, hamba Tuhan yang setia biasanya
dicoba, sampai di mana ia dapat menyangkal dirinya sendiri dan dapat
menundukkan diri dari segala-galanya.
Sungguh tidak ada hal, yang engkau sungguh-sungguh harus matiraga daripada
harus melihat dan membiarkan sesuatu yang bertentangan dengan kehendakmu, dan
lebih-lebih jika engkau diperintahkan, untuk menjalankan sesuatu yang tidak enak
bagimu, atau pun yang nampaknya kurang berguna.
Dan karena engkau, yang berada di bawah perintah, tidak berani menentang
kekuasaan, yang lebih tinggi, maka terasa beratlah bagimu untuk menjalankan
sesuatu atas perintah orang lain dan menyampaikan sama sekali perasaanmu
sendiri.
6. Tetapi, anakKu, ingatlah akan buah segala susah payahmu, akan lekas
berakhirnya semua itu dan akan hadiahnya yang sangat besar; maka engkau tidak
akan merasa sangat susah, melainkan akan memperoleh hiburan yang sungguh kuat
dalam penderitaanmu.
Sebab sebagai pengganti akan kerelaanmu sekarang untuk menyampaikan
kehendakmu dalam hal-hal yang begitu remeh, engkau di surga akan senantiasa
terkabul segala kehendakmu.
Sebab di sana engkau mendapat segala sesuatu yang engkau kehendaki dan apa
saja yang dapat engkau inginkan.
Di sana engkau akan memiliki segala yang baik tanpa rasa takut akan kehilangan
milik itu.
Di sana kehendakmu akan senantiasa bersatu dengan kehendakKu, dan engkau
tidak akan menghendaki sesuatu di luar itu, ataupun sesuatu untukmu sendiri.
Di sana tak ada orang yang akan menentang kamu, yang akan mengeluh mengenai
kamu, yang akan mengganggu kamu, atau sesuatu yang akan merintangi kamu; tetapi
apa yang engkau ingini, akan ada seketika itu juga, dan akan memuaskan serta
memenuhi seluruh perasaanmu.
Di sana Aku akan memberi kehormatan padamu sebagai ganti hinaan yang telah
engkau derita, pakaian pesta akan Kuberikan sebagai ganti kesusahan dan untuk
menggantikan tempatmu yang rendah akan Kusediakan takhta dalam kerajaanKu untuk
selama-lamanya.
Di sanalah nampak buah ketaatan dan kesusahan tapa akan berubah menjadi
kegembiraan, dan ketaatan yang penuh rendah hati akan dimahkotai dengan
cemerlang.
7. Maka hendaklah sekarang engkau tunduk dengan rendah hati terhadap kekuasaan
setiap orang, dan janganlah engkau perdulikan, siapakah yang mengatakan atau
memerintahkan ini ataupun itu.
Tetapi hendaklah engkau lebih-lebih berusaha, bila pembesarmu atau orang yang
lebih muda, ataupun yang sama derajatnya dengan kamu, minta atau mengharapkan
sesuatu dari padamu, agar engkau terima dengan baik dan engkau usahakan
melaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Baiklah orang ini mencari ini, orang itu mencari itu; biarlah yang satu
membanggakan diri tentang ini, sedang yang lain tentang itu, dan mereka seribu kali
dipuji-puji: tetapi engkau, janganlah engkau bergembira tentang ini atau itu,
melainkan bergembiralah karena engkau telah meremehkan dirimu sendiri demi
kemuliaanKu.
Inilah hendaknya menjadi keinginanmu, yaitu: bahwa pada masa hidup sampai
saat matimu Tuhan selalu dimuliakan di dalam hatimu.
PASAL L
BAGAIMANA ORANG YANG TAK BERPENGHIBURAN HARUS MENYERAHKAN DIRI KEPADA
TUHAN

1. M.: Tuhan, Bapa yang kudus, terpujilah Engkau sekarang dan selama-lamanya,
sebab terjadilah segalanya seperti yang Engkau kehendaki; dan apa yang Engkau
lakukan itu adalah baik.
Semoga hambaMu bergembira di dalam Dirimu, tidak di dalam dirinya sendiri,
juga tidak di dalam diri orang lain; sebab hanya Engkaulah, Tuhan, Kegembiraan yang
sejati; Engkaulah, Harapan dan Mahkotaku, Kegembiraan dan Kehormatanku.
Apakah yang dimiliki hambamu, kecuali apa yang diterimanya dari padaMu,
bahkan tanpa jasa sedikit jua pun.
Segalanya Yang Engkau berikan kepadanya dan Engkau kerjakan untuknya adalah
MilikMu.
Aku ini miskin dan sejak kecil selalu dalam gangguan (Masm. 88.16); dan
jiwaku kadang-kadang susah hingga mencucurkan air mata, dan kadang-kadang pula
terkana dalam hati, bila ingat akan kesengsaraan yang mengancamnya.
2. Aku rindu akan kegembiraan damai; aku mohon anak-anakMu Yang telah Engkau
segarkan dalam cayaha penghiburan.
Berilah dan curahkanlah kegembiraan yang suci, maka Jiwa hambaMu akan penuh
dengan suka cita dan tidak akan berhenti memujiMu.
Tetapi apabila Engkau mengundurkan diri, seperti yang telah berkali-kali Engkau
lakukan, maka tak dapatlah hambaMu bergerak maju dalam menempuh jalan perintah-
perintahMu, tetapi lebih suka ia berlutut dan menebah-nebah dada.
Sebab sekarang keadaannya tidak seperti kemarin dan kemarin dulu, sewaktu
cahayaMu masih bersinar di atas kepalanya dan di bawah bayangan sayapMu ia
dilindungi terhadap serbuan godaan-godaan.
3. Bapa yang adil dan yang selalu patut dipuji-puji, tibalah saat percobaan bagi
hambaMu.
Bapa yang penuh cintakasih, patutlah hambaMu sekarang ini menderita sesuatu
untukMu.
Bapa yang abadi yang patut selalu disembah, tibalah saatnya yang telah Engkau
ketahui sejak semula-mulanya, bahwa hambaMu secara lahir jatuh sebentar; tetapi
dalam batin selalu tetap tinggal di sampingMu.
Bahwa ia agak dihina dan diremehkan dan dalam pandangan orang sebagai seorang
yang hina-dina, tiada lagi mempunyai kekuatan sedikitpun juga; bahwa ia menjadi
remuk-redam karena hawa nafsu dan penyakit-penyakit agar supaya ia diperkenankan
bangkit kembali beserta Engkau dalam fajar cahaya baru dan dimuliakan di surga.
Bapa yang kudus, demikianlah putusah dan kehendakMu; dan seperti apa yang
Engkau perintahkan, sudahlah terjadi.
4. Sebab bagi sahabatMu memang selalu merupakan suatu anugerah: menderita
sengsara di dunia ini dan ditindas demi cintakasih padaMu, biar berapa kali dan oleh
siapa hal itu dilakukan.
Tanpa pertimbangan dan penetapanMu dan tanpa alasan, maka tak akan terjadi
sesuatu di dunia ini. Untukku adalah baik, ya Tuhan, bahwa Engkau telah
merendahkan daku agar aku mengenal peraturan-peraturanMu (Masm. 119.71), dan
membuang dari padaku segala kecongkakan dan keagungan hatiku.
Bergunalah bagiku, bahwa aku menutupi mukaku karena malu, supaya aku lebih
banyak mencari hiburan padaMu daripada di antara manusia.
Dengan itu semua aku telah belajar takut akan pertimbanganMu yang tak dapat
diselami, yang mendera orang yang baik bersama-sama dengan orang yang jahat;
namun dengan tidak menyimpang dari hukum dan keadilan.
5. Bersyukurlah aku kepadaMu, bahwa Engkau tidak melepaskan aku dari gangguan-
gangguan, melainkan telah memukul aku dengan cambuk yang pahit, dengan
menimpakan kesusahan dan ketakutan lahir dan batin kepadaku.
Dari semua makhluk, yang ada di bawah kolong langit, tidak seorang pun yang
mampu menghibur aku selain Engkau, Tuhan Allahku, Tabib surgawi untuk jiwa-jiwa,
yang melukai dan yang menyembuhkan: yang melemparkan aku ke dalam jurang dan
yang membangkitkannya pula (Tob. 13.2).
PukulanMu telah mengenai aku dan cambukMu akan mengajar aku.
6. Lihatlah, Bapa yang tercinta, aku berada dalam tanganMu; aku tunduk terhadap
cambuk hukumanMu.
Pukullah punggungku dan tanganku, supaya aku dapat menundukkan kehendakku
yang melawan, sesuai dengan kehendakMu.
Jadikanlah aku murid yang taat dan rendah hati, sebagaimana Engkau telah
melakukannya dengan baik, agar aku dalam segala hal dapat bertindak menurut
keinginanMu.
KepadaMu aku menyerahkan diriku dan segala milikku untuk Engkau hukum. Sebab
lebih baik dihukum di dunia ini, daripada di dalam hidup yang akan datang.
Engkau mengetahui segala-galanya dengan segala seluk-beluknya, dan dalam suara
batin orang tak ada hal yang tersembunyi bagiMu.
Engkau mengetahui hal-hal yang akan datang sebelum terjadi, dan Engkau tidak
membutuhkan seorangpun untuk memberitahukan kejadian-kejadian di dunia.
Engkau tahu apa yang berguna bagi kemajuanku, dan betapa besar bantuan
gangguan-gangguan itu, supaya aku dapat menjadi bersih dari karat cacad-cacadku.
Silakan berbuat dengan aku seperti yang Engkau kehendaki, karena itulah yang
memang aku inginkan, dan janganlah kiranya aku Engkau tolak, karena hidupku yang
penuh dosa itu, yang keadaannya tidak kepada seorangpun lebih jelas dan terang,
kecuali kepadaMu.
7. Semoga aku Engkau perkenankan mengetahui apa yang harus aku ketahui;
mencintai apa yang harus aku cintai; memuji apa yang paling berkenan kepadaMu;
memuliakan apa yang berharga bagiMu dan menghina apa yang patut dihina dalam
pandanganMu.
Janganlah mengijinkan aku menetapkan pendapatku berdasarkan apa yang
kelihatan secara lahir, dan berdasarkan apa yang telah kudengar dari orang-orang yang
tidak bijaksana; melainkan ajarilah aku membeda-bedakan hal-hal yang nampak dan
yang rohani dengan pertimbangan yang tepat, dan di atas segala hal selalu mencari
kehendakMu dan apa yang berkenan kepadaMu.
Manusia seringkali meleset dalam menetapkan pendapatnya karena tertipu oleh
panca inderanya; begitu pula orang-orang pencinta dunia membohongi diri mereka
sendiri, karena mereka hanya mencintai apa yang mereka lihat.
Dapatkah orang menjadi lebih baik karena dia dijunjung tinggi oleh orang lain?
Orang yang tidak dapat dipercaya menipu orang lain yang juga tidak dapat
dipercaya, orang perlintih memperdayakan si perlintih, orang buta membohongi orang
buta, dan orang lemah menipu yang lemah, bila mereka memuji masing-masing; dan
segala pujian yang fana itu sesungguhnya lebih memalukan.
Sebab manusia itu hanya bernilai sebesar apa yang ada dalam pandanganMu dan
tidak lebih dari itu, demikianlah kata S. Fransiskus yang rendah hati itu.

PASAL LI
HENDAKLAH ORANG BERUSAHA MELAKUKAN PEKERJAAN YANG REMEH-REMEH BILA IA TIDAK
MAMPU MENJALANKAN PEKERJAAN YANG TINGGI

1. G.: AnakKu, engkau tidak selalu dapat mempertahankan keinginanmu yang


menyala-nyala untuk mencapai keutamaan, dan tak dapat pula mempertahankan
kedudukanmu dalam hidup kerohanian yang tertinggi; tetapi karena rusaknya hidup
kita yang berasal dari dahulu, maka terpaksalah engkau kadang-kadang turun ke
bawah dan menerima beban hidup yang fana ini, meskipun hal itu bertentangan dengan
kehendakmu dan menyusahkan hatimu.
Selama engkau masih tinggal di dalam tubuh yang fana ini, maka selama itu engkau
akan merasa kurang enak dan berat hati.
Oleh karena itu engkau seringkali di dalam daging harus mengeluh tentang beban
daging, karena engkau tak mungkin selalu melakukan latihan-latihan rohani dan
merenungkan hal-hal surgawi.
2. Maka baiklah, jika engkau lalu mencari pekerjaan yang remeh-remeh dan yang
mengenai hidup lahir dan menyegarkan dirimu dengan perbuatan-perbuatan yang baik;
dengan kepercayaan yang kuat menantikan kedatanganKu dan kunjunganKu secara tamu
agung, dan dengan sabar menerima buanganmu dan kekeringan jiwamu, sampai Aku
datang mengunjungi pula dan membebaskan kamu dari segala ketakutan.
Sebab Aku akan membuat engkau lupa akan segala kesulitan dan akan memberi
damai yang sungguh nikmat kepadamu.
Untukmu Aku akan membentangkan taman-taman Kitab Suci, agar supaya engkau
mulai melalui jalan perintahKu dengan hati yang bergembira.
Dan engkau berkata: Kesengsaraan pada masa ini tak berpadan dengan kemuliaan
yang kelak akan dinyatakan kepada kita. (Rom.8.18).

PASAL LII
BAIKLAH MANUSIA MENGANGGAP DIRINYA TIDAK PATUT MENERIMA PENGHIBURAN,
MELAINKAN LEBIH PATUT UNTUK DIHUKUM

1. M.: Aku tidak pantas menerima penghiburan dan kunjunganMu secara kerohanian,
maka sudah adil dan layaklah, bila Engkau membiarkan aku di dalam kesunyian dan jauh
daripada penghiburan.
Sebab meskipun aku dapat mengalirkan air mata sebanyak-banyaknya, belumlah
patut aku menerima penghiburanMu.
Maka aku tidak patut mendapat yang lain daripada sesahan dan hukuman, karena aku
telah berulang-ulang dan secara berat menyakiti hatiMu dan dalam banyak hal telah
sangat berbuat dosa terhadapMu.
Kalau ingat akan hal itu semua, maka aku memang tidak patut menerima
penghiburan sedikitpun.
Tetapi Engkau, ya Allah yang rahim dan rahman, yang tidak menghendaki tersia-
sianya perbuatanMu, karena Engkau mau menyatakan kekayaan kebaikanMu dalam
bejana kerahimanMu, maka Engkau sudi menghibur hambaMu, sekali pun tidak patut
sama sekali, dengan cara yang melebihi ukuran manusia.
Sebab hiburan-hiburanMu sangat berlainan dengan kata-kata hiburan orang.
2. Apakah yang telah kuperbuat, ya Tuhan, maka Engkau berkenan memberi
penghiburan surgawi?
Tiada teringatlah aku akan sesuatu kebaikan yang telah kujalankan, kecuali bahwa
aku selalu condong kepada kejahatan dan sangat malas, untuk memperbaiki diriku
sendiri. Hal itu adalah benar dan tidak dapat ku ungkiri. Seandainya aku berkata lain,
niscaya Engkau akan menentang aku, dan tak ada seorangpun yang akan membela aku.
Apa pula yang karena dosa-dosaku patut kuterima, kecuali neraka dan api abadi?
Sungguh-sungguh aku mengakui, bahwa aku patut diejek dan dihina, dan bahwa aku
tidak patut dimasukkan dalam bilangan hamba-hambaMu yang setia.
Dan meskipun tidak suka mendengarkannya, namun aku akan mengakui dosa-
dosaku dengan terus terang terhadap diriku sendiri, agar supaya aku lebih mudah
memperoleh rahmat dari padaMu.
3. Apakah yang akan kukatakan, aku Yang merasa salah dan penuh malu?
Tidak dapat aku mengatakan sesuatu yang lain, kecuali ini: Aku telah berdosa, ya
Tuhan, aku telah berdosa; kasihanilah aku, ampunilah aku.
Berilah sesaat guna menangis karena kesusahanku, sebelum aku pergi ke tanah yang
gelap, yang diselubungi bayang-bayangan maut. (Ayub. 10.21)
Apakah yang lebih-lebih Engkau kehendaki dari seorang pendosa yang salah dan hina,
kecuali supaya ia merasa menyesal dan merendahkan diri atas dosa-dosanya?
Karena tobat yang sungguh-sungguh dan dalam kerendahan hati, maka timbullah
pengharapan akan pengampunan, didamaikanlah suara hati yang ketakutan,
dikembalikanlah rahmat yang telah hilang, dilindungilah manusia terhadap murka yang
akan datang, dan akhirnya akan bertemulah Allah dengan jiwa yang bertobat dalam
pelukan yang suci.
4. UntukMu, ya Tuhan, sesal penuh rendah hati atas dosa-dosa merupakan korban yang
berkenan, yang di hadiratMu lebih harum semerbak daripada dupa yang menyala.
Inipun juga merupakan minyak jebad yang sedap, yang telah dicucurkan atas KakiMu,
karena tiada pernah Engkau mengaibkan hati yang remuk redam (Masm.51.19).
Di sanalah tempat pengungsian terhadap musuh yang bermuka bingas, di sanalah
diperbaiki dan dicuci bersih segala sesuatu yang jahat dan cemar.

PASAL LIII
RAHMAT ALLAH ITU ADANYA TIDAK BERDAMPINGAN DENGAN SEMANGAT DUNIAWI

1. G.: AnakKu, rahmatKu itu berharga sekali; ia tidak dapat bersama-sama dengan soal-
soal lahir dan hiburan-hiburan duniawi.
Maka segala kendala bagi rahmat haruslah engkau lenyapkan, bila engkau
menghendaki datangnya rahmat.
Carilah kesepian; hendaklah suka tinggal dengan dirimu sendiri; janganlah mencari
teman pergaulan, melainkan curahkanlah doa-doa yang bernyala kepada Allah, untuk
selalu mendapat hati yang remuk redam dan suara kalbu yang murni.
Anggaplah seluruh dunia sebagai barang yang sama sekali tidak berharga; taruhlah
pergaulan dengan Allah di atas segala sesuatu yang kelihatan.
Sebab engkau tak dapat bergaul dengan Daku dan di samping itu bersuka diri dalam
hal-hal yang fana. Engkau harus mengundurkan diri dari kenalan-kenalan dan sahabat-
sahabat, dan menyucikan hatimu dari penghiburan-penghiburan yang fana.
Demikianlah Rasul Petrus yang berbahagia itu menekankan kepada umat serani,
agar mereka di dunia ini bersikap sebagai orang asing yang sedang berziarah (1 Petr.
2.12).
2. O, alangkah besarnya kepercayaan orang yang mendekati ajalnya, bila ia tidak
tertahan oleh sesuatu kelekatan kepada dunia.
Tetapi hati yang demikian terlepas dari segala-galanya, belumlah dapat dipahami
oleh jiwa yang gering; dan manusia yang lekat pada daging tidaklah mengetahui
apakah kemerdekaan orang yang besar semangat kerohaniannya.
Namun, barangsiapa sungguh-sungguh ingin menjadi manusia yang bersemangat
kerohanian, ia harus meninggalkan mereka yang jauh dan yang dekat adanya; dan tiada
lebih waspada terhadap siapapun juga, selain terhadap diri sendiri.
Jika engkau telah mengalahkan dirimu sendiri dengan sempurna, maka dengan
lebih mudahlah engkau dapat mengalahkan lain-lainnya.
Mengalahkan diri sendiri itulah kemenangan yang sesempurna-sempurnanya.
Sebab barangsiapa mengendalikan diri sendiri, hingga nafsu daging tunduk kepada
budi dan budi dalam segala-galanya 'tunduk kepadaKu, orang itu sungguhlah pemenang
atas dirinya sendiri dan berkuasa atas dunia.
3. Jika engkau ingin mencapai puncak ini, haruslah engkau mulai dengan semangat
jantan dan menghantamkan kampak pada akar umbinya, untuk membinasakan dan
menghancurkan segala apa saja yang berbau cari diri sendiri dan kepentingan jasmani
diri sendiri yang tersembunyi dan tidak teratur.
Pada satu cacad inilah, yaitu bahwa manusia itu cinta pada diri sendiri secara tak
teratur, tergantung hampir segala-galanya yang harus dibasmi dengan akar umbinya.
Bila kejahatan ini sudah satu kali dikalahkan dan ditundukkan, maka segera akan
tiba masa tenteram dan tenang.
Tetapi oleh karena hanya sedikit saja jumlah orang yang dengan sempurna
mematikan dirinya sendiri dan dengan sempurna pula melepaskan diri sendiri, maka
mereka tetap tinggal kacau dalam hati mereka dan tidak mampu mengangkat roh
mereka di atas pribadi mereka sendiri.
Namun demikian barangsiapa ingin bergaul dengan Aku dalam keadaan yang bebas,
harus mematikan segala keinginan yang keliru dan tak teratur dan janganlah lekat
penuh hawa nafsu dan dengan cintakasih yang istimewa kepada seorang makhlukpun.

PASAL LIV
TENTANG KODRAT DAN RAHMAT BERLAINAN GERAK SEMANGATNYA

1. AnakKu, perhatikanlah dengan seksama gerak-gerik kodrat dan rahmat, sebab yang
satu berlawanan dengan yang lain dengan cara yang hampir tak kentara, bahkan oleh
orang yang maknawi dan mendapat terang batinpun hampir tak dapat dirasakan
perbedaan itu.
Semua orang tentu ingin sesuatu yang baik; dan dalam kata-kata dan perbuatannya
mereka tentu juga sedikit banyak memperlihatkan sesuatu yang baik; dan oleh karena
itulah banyak orang yang tertipu oleh hal-hal yang nampaknya saja baik.
Kodrat itu cerdik dan menarik, ia menjerat dan menipu banyak orang; dan
senantiasa ia bertujuan kepentingan diri sendiri.
Tetapi rahmat bergerak bersahaja; ia menghindari segala macam kejahatan; ia
tidak menggunakan alasan-alasan yang penuh akal dan menjalankan segalanya melulu
untuk Allah, yang akhirnya menjadi tempat istirahatnya.
2. Kodrat tak suka meninggal, tak suka pula ditindas atau dikalahkan; ia tidak mau
tunduk atau ditempatkan di bawah orang lain dengan kemauan yang bebas.
Tetapi rahmat berusaha mengadakan matiraga, melawan nafsu daging, mencari
supaya dapat tunduk, ingin supaya dikalahkan, tidak mau menikmati kebebasan
sendiri, dengan senang hati tunduk pada tata tertib dan tidak ingin memerintah
seorangpun; tetapi ia bersedia selamanya hidup, berdiri dan berada di bawah
kekuasaan Allah dan demi cintakasih kepada Allah dengan rendah hati tunduk kepada
setiap makhluk yang berbudi.
Kodrat bekerja untuk kepentingan diri sendiri; dan yang diperhatikan ialah, berapa
besar keuntungan yang dapat dia ambil dari orang lain; tetapi rahmat tidak
memikirkan apa yang berguna dan menguntungkan bagi dirinya, melainkan lebih
memperhatikan keselamatan orang banyak.
Kodrat suka dihormati dan dimuliakan; tetapi rahmat menyampaikan segala
kehormatan dan kemuliaan dengan setia kepada Allah.
3. Kodrat takut dibuat malu dan takut pula akan hinaan; tetapi rahmat bergembira
bila ia boleh menderita kesengsaraan demi Nama Yesus (Kis.Ras. 5:41).
Kodrat suka benar menganggur dan memberi istirahat kepada badan; tetapi rahmat
tak dapat menganggur, melainkan menjalankan pekerjaan dengan segala suka hati.
Kodrat mencari yang istimewa dan indah; ia benci terhadap yang hina dan kasar;
tetapi rahmat bergembira atas yang bersahaja dan yang rendah hati; yang kasar
tidaklah dibencinya dan tak seganlah ia berpakaian serba buruk.
Kodrat menginginkan hal-hal yang fana, dan bersukaria atas keuntungan duniawi; ia
berdukacita, bila ia kehilangan sesuatu dan sudah menjadi marah, karena satu kata
saja yang menyinggung; tetapi rahmat mengutamakan apa yang kekal, tidak lekat pada
yang fana, tidak merasa susah atas sesuatu yang hilang, tidak pula menjadi marah atas
kata-kata yang tajam, karena ia telah menyimpan harta benda dan kekayaannya di
surga, di mana tidak ada barang simpanan akan hilang.
4. Kodrat itu loba dan lebih suka menerima daripada memberi; dan ia suka
mempunyai sesuatu sebagai miliknya sendiri; tetapi rahmat itu dermawan dan suka
memberi; ia menghindari apa yang bersifat tersendiri, ia puas dengan sedikit dan
berpendirian bahwa lebih berbahagialah memberi daripada menerima (Kis.Ras. 20.35).
Kodrat cenderung kepada makhluk, kepada dagingnya sendiri, kepada hal yang sia-
sia dan suka pula pergi ke luar; tetapi rahmat menarik kepada Tuhan dan keutamaan,
benci akan keinginan dan nafsu daging, mengurangi diri dalam pergi ke luar dan tidak
suka menunjukkan diri di muka umum.
Kodrat suka akan sekedar hiburan lahir, yang dapat memberi hiburan nafsu daging;
tetapi rahmat mencari penghiburan hanya pada Allah saja dan ingin bergembira dalam
yang maha Baik di atas segala sesuatu yang kelihatan.
5. Kodrat membanting tulang untuk memperoleh laba dan keuntungan bagi diri
sendiri; ia tidak dapat berbuat sesuatu dengan cuma-cuma, melainkan selalu
mengharap akan menerima kembali sesuatu yang setimpal, atau yang lebih banyak
daripada jasa-jasanya, atau pujian ataupun anugerah; dan ia ingin agar perbuatan dan
kedermawanannya dipuji-puji orang; tetapi rahmat tidaklah mencari sesuatu yang
fana; sebagai hadiah ia tidak minta apa-apa, selain Tuhan Allah saja dan dari barang-
barang yang fana yang diperlukan ia tidak lebih menghendakinya daripada apa yang
berguna, untuk memperoleh barang-barang yang kekal.
6. Kodrat bersuka ria atas banyak sahabat dan kerabat; ia membanggakan diri atas
pangkat dan keturunan yang luhur, ia mencoba mengambil hati para pembesar, dan
bermulut manis terhadap orang kaya dan memuji-muji sesamanya; tetapi rahmat
mengasihi juga musuh-musuhnya dan tidak sombong atas jumlah sahabat-sahabatnya;
ia tidak mengindahkan kedudukan ataupun keturunan, kecuali jika hal itu membawa
kebajikan yang lebih besar.
Rahmat lebih berkenan kepada kaum miskin daripada kaum kaya; lebih terharu
oleh penderitaan orang yang tak bersalah daripada orang yang berkuasa, ikut
bergembira dengan orang yang jujur dan tidak ikut bersuka ria dengan pendusta.
Senantiasa ia menggerakkan orang-orang yang baik, untuk berusaha memperoleh
anugerah-anugerah yang lebih besar (1 Kor. 12.13) dan karena kebajikan-kebajikan
menjadi serupa dengan Putera Allah.
Kodrat manusia segera mengeluh atas kekurangan-kekurangan dan keadaan-
keadaan yang kurang enak; rahmat dengan tabah menderita kemiskinan.
7. Dalam segala hal kodrat mencari diri sendiri; ia berjuang dan bertengkar untuk diri
sendiri; tetapi rahmat menyalurkan segala sesuatu kembali kepada Allah yang menjadi
sumber segala-galanya; ia tidak menganggap dirinya mampu untuk berbuat sesuatu
kebaikan dan ia tidak dengan sombong membanggakan diri atas sesuatu; ia tidak
bertengkar dan ia tidak mengutamakan perasaannya di atas perasaan orang lain, tetapi
segala pikiran dan pertimbangan ia serahkan kepada kebijaksanaan dan pertimbangan
Allah.
Kodrat berusaha mengetahui rahasia-rahasia dan mendengarkan berita-berita; ia
ingin menunjukkan diri di muka umum dan dengan panca inderanya ingin menyelami
pelbagai hal; ia ingin menjadi terkenal dan berbuat apa yang menarik pujian dan
perhatian; tetapi rahmat tidaklah ditimpa keinginan mengetahui berita-berita dan
tidak pula ingin mendengar hal-hal yang istimewa, karena itu semuanya timbul dari
kejahatan yang lama, dan karena di dunia ini tak ada sesuatu yang baru dan tetap.
Oleh karena itu ia berusaha mengendalikan panca indera, menghindari kesukaan akan
diri sendiri dan tak suka menonjolkan diri sendiri yang tak ada gunanya itu, serta
menyembunyikan dengan rendah hati, apa yang patut dipuji dan dimuliakan, dan
dalam segala hal serta dalam setiap ilmu ia mencari buah yang berbahagia dan pujian
serta kehormatan Allah.
Bukanlah diri sendiri, bukanlah pula pekerjaannya yang dikehendaki supaya dipuji-
puji, melainkan ia ingin agar Tuhanlah, yang memberi segala-galanya karena
cintakasih; yang murni dipuji-puji dalam segala pemberianNya.
Rahmat ini adalah cahaya yang mengatasi kodrat dan anugerah yang istimewa dari
Allah.
Sesungguhnya inilah tanda mereka yang terpilih dan jaminan kebahagiaan abadi. la
mengangkat manusia dari keduniawian kepada kasih akan kesurgawian dan membuat
manusia yang bersemangat nafsu daging menjadi manusia yang bersemangat
kerohanian.
Karenanya makin banyak kodrat ditekan dan dikalahkan, semakin banyaklah rahmat
yang dicurahkan, dan manusia yang maknawi tadi setiap hari oleh anugerah-anugerah
yang baru dirubah menurut citra Allah.

PASAL LV
TENTANG KODRAT YANG RUSAK DAN KEGIATAN RAHMAT ALLAH

1. M.: Tuhan, Allahku, yang telah menciptakan aku menurut wujud dan citraMu,
berilah aku kurnia yang telah Engkau nyatakan begitu besar artinya dan penting adanya
bagi keselamatanku, agar aku dapat mengalahkan kodratku yang sangat rusak itu, yang
membawa aku kepada dosa-dosa dan kebinasaan.
Sebab aku merasa di dalamku hukum dosa, yang berjuang melawan hukum roh dan
yang menguasai aku daIam tawanan (lihat Rom. 7.23), hingga aku dalam banyak hal
menurut kepada nafsu daging; dan aku tidak mampu melawan hawa nafsuku, jika
rahmat kudusMu tidak dicurahkan ke dalam hatiku bagaikan api dan tidak
membantuku.
2. RahmatMu, ya rahmatMu yang besar sungguhlah diperlukan untuk mengalahkan
kodratku, yang sejak kecil senantiasa cenderung kepada kejahatan.
Sebab sejak ia dijatuhkan oleh Adam, manusia yang pertama, dan dirusak oleh
dosa, maka hukuman noda ini telah mengenai segenap umat manusia, hingga kodrat
yang olehMu diciptakan baik dan bagus, kini mempunyai arti cacad-cacad dan
kelemahan kodrat yang telah bernoda, karena kecenderungannya bila dibiarkan selalu
menuju ke arah kejahatan dan keduniawian.
Sebab kekuatan yang kecil yang masih tinggal padanya, tersembunyilah sebagai
bunga api di bawah abu.
Itulah budi kodrati, diliputi kegelapan yang besar; yang masih dapat membeda-
bedakan antara baik dan jahat, antara benar dan palsu, meskipun ia tidak mampu
untuk melakukan yang dipandang baik, dan tidak lagi memiliki cahaya penuh
kebenaran dan tak lagi mempunyai kecenderungan yang sehat seperti sedia kala.
3. Itulah sebabnya, ya Allahku, maka aku sebagai manusia maknawi berkenan atas
hukumMu (Rom. 7.22). karena aku tahu, bahwa perintahMu adalah baik, adil dan suci,
dan bahwa aku harus melarikan diri dari segala kejahatan dan dosa; namun aku di
dalam dagingku menghamba hukum dosa, karena aku lebih mendengarkan dan
menuruti nafsu dagingku daripada pikiranku.
Itulah sebabnya maka padaku terdapat kemauan berbuat baik tetapi tak terdapat
perbuatan baik (Rom. 7.18).
Itulah sebabnya, maka walaupun aku seringkali berniat berbuat banyak kebaikan,
tetapi karena tiada rahrnat padaku yang harus membantu kelemahanku, maka aku
mundur terhadap perlawanan, meskipun sangat kecil kekuatannya dan jatuhlah aku.
Itulah sebabnya, maka meskipun aku sungguh mengetahui jalan kesempurnaan dan
dengan cukup jelas memahami, bagaimana aku harus bertindak, namun karena
tertekan oleh berat kejahatanku, aku tidak bangun kembali untuk berbuat yang lebih
sempurna.
4. Ya Tuhan, betapa pentingnya rahmatMu bagiku, untuk mulai melakukan kebaikan,
untuk melangsungkan dan mengakhirinya.
Tanpa itu aku sungguh tak mampu berbuat apa-apa; sebaliknya segala sesuatu
dapat kujalankan jika rahmatMu menguatkan aku.
O rahmat, sungguh surgawi! Tanpa rahmat itu tidak mungkin ada jasa-jasa dari
kekuatan sendiri dan tidak berartilah sama sekali segala pemberian kodrat!
Tanpa rahmat semua kesenian, harta benda, keindahan, ataupun kekuatan,
kecerdasan atau keahlian berbicara, tidaklah berharga bagiMu.
Sebab pemberian kodrat itu juga dapat dimiliki orang-orang yang baik, maupun
orang-orang yang jahat; tetapi anugerah khusus orang-orang terpilih oleh Tuhan ialah
rahmat atau cintakasih; dan barangsiapa ditandai dengan anugerah tersebut; maka dia
dipandang pantas, untuk menikmati hidup kekal.
Rahmat ini adalah demikian luhurnya, hingga tanpa rahmat itu anugerah meramal,
kekuatan mukjijat-mukjijat, renungan yang tertinggi tak berharga sedikitpun juga.
Bahkan kepercayaan, pengharapan ataupun kebajikan apapun juga, bagiMu
tidaklah berkenan tanpa cintakasih dan rahmat.
5. O, rahmat yang paling mulia, yang membuat orang yang miskin rohnya menjadi
manusia yang kaya kebajikan, dan yang membuat orang yang memiliki banyak harta
menjadi orang yang rendah hati!
Marilah turun kepadaku, penuhilah aku di pagi ini dengan penghiburanmu, agar
supaya jiwaku tidaklah tewas karena lelah dan kurang semangat kerohanian.
Ya Tuhan, aku mohon padaMu, tunjukkanlah rahmatMu kepadaku; sebab rahmatMu
cukuplah bagiku (2 Kor. 12.9); meskipun aku tidak menerima sesuatu yang diinginkan
kodrat.
Meskipun aku mengalami godaan dan dikerumuni banyak gangguan, namun aku
tidak takut akan kejahatan-kejahatan, asal rahmatMu menyertai aku saja.
Ia merupakan kekuatanku; ia memberi nasihat dan pertolongan.
Ia lebih kuasa daripada semua musuh dan lebih bijaksana daripada orang-orang
bijaksana seluruh dunia.
6. RahmatMu adalah guru kebenaran dan tata tertib, cahaya kalbu dan penghibur
dalam penindasan; ia menghalau kesusahan, mengusir ketakutan, membimbing takwa
dan menimbulkan mencucurnya air mata yang sedap dan menyebabkan penyesalan
hati.
Bukankah aku tanpa rahmat tidak lain daripada sepotong kayu yang kering dan
sebatang akar yang harus dilemparkan jauh-jauh?
Dari sebab itu, ya Tuhan, semoga rahmatMu selalu menuntun dan menyertai aku,
dan senantiasa memperingatkan aku untuk berbuat baik, oleh Yesus Kristus PuteraMu,
Amin.

PASAL LVI
KITA HARUS MENYANGKAL DIRI SENDIRI DAN MENGIKUTI JEJAK KRISTUS DENGAN
MEMANGGUL SALIB

1. G.: AnakKu, selaras dengan kemampuanmu untuk meninggalkan dirimu sendiri,


maka engkau akan dapat beralih bersatu dengan Daku.
Seperti halnya tidak menginginkan sesuatu dari luar itu memberi damai dalam
batin, maka demikian pula halnya dengan menyangkal diri sendiri dalam batin akan
membawa kamu ke persatuan dengan Allah. Aku menghendaki supaya engkau belajar
menyangkal dirimu sendiri dengan sempurna, sehingga berkenan di hatiKu, tanpa
mengeluh atau pun membantah.
Ikutilah Aku; Aku inilah jalan Kebenaran dan Hidup (Yoh. 14.6).
Tanpa jalan orang tidak dapat pergi; tanpa kebenaran tidak dapat ada
pengetahuan; tanpa hayat tidak ada hidup. Aku ini jalan yang harus kau lalui;
kebenaran yang harus kaupercaya dan hidup yang harus kauharap-harapkan.
Aku inilah satu-satunya jalan yang aman, kebenaran yang tak dapat salah, hidup
yang tak berakhir.
Aku inilah jalan yang paling lurus, kebenaran yang tertinggi, hidup yang benar,
hidup yang bahagia dan tak tercipta.
Jika engkau tetap melalui jalanKu, engkau akan mengenal kebenaran; dan
kebenaran akan membalaskan kamu, dan kamu akan mencapai hidup kekal.
2. Jika engkau mau masuk ke dalam hidup, jalankanlah perintah-perintah itu (Mat.
19.17).
Jika engkau mau mengenal kebenaran, percayalah kepadaku.
Jika ertgkau ingin menjadi sempurna, juallah segala-galanya (Mat. 19.21). -
Jikalau engkau ingin menjadi muridKu, sangkallah dirimu sendiri.
Jika engkau ingin memperoleh hidup kekal, hinakanlah hal-hal yang fana ini.
Jika engkau mau diangkat masuk ke dalam surga, rendahkanlah dirimu di dunia ini.
Jika engkau ingin memerintah bersama-sama Aku, pikullah salibmu bersama-sama
Aku. Sebab hanya hamba-hamba saliblah mendapatkan jalan menuju ke kebahagiaan
dan cahaya yang benar.
3. M.: Karena hidupMu itu keras dan terhina oleh dunia, berilah kiranya agar aku
dapat mengikuti jejakMu dengan menghinakan dunia.
Karena seorang hamba tidaklah lebih daripada tuannya dan murid tiadalah lebih
daripada gurunya (Mat. 10.24).
Perkenankanlah hambaMu melatih diri dalam hidupMu, sebab di situlah terdapat
bahagiaku dan kesucian yang sejati.
Apa yang kubaca dan kudengar di luar itu, tak dapatlah menyegarkan dan berkenan
kepadaku dengan sempurna.
4. G.: AnakKu, karena engkau telah mengetahui itu semua dan telah membacanya,
maka engkau akan bahagia, jika engkau bertindak sesuai dengan itu.
Barangsiapa memiliki perintah perintahKu dan menjalankannya, orang itulah yang
cintakasih kepadaKu; dan Akupun akan kasih kepadanya; dan Aku akan menunjukkan
Diriku kepadanya (Yoh. 14.1), dan Aku akan menyuruh ia duduk bersama-sama Aku
dalam kerajaan Bapaku.
5. Tuhan Yesus, semoga terjadilah seperti apa yang telah Engkau katakan dan
janjikan, dan semoga aku diperkenankan menerima hal itu dengan patut.
Dari tanganMu aku telah menerima salib itu; ia telah kuterima dan akan kupikul
dan hingga saat kematianku pun akan kupikul, seperti telah Engkau serahkan
kepadaku.
Hidup seorang biarawan yang baik sungguh merupakan salib, tetapi salib yang
membawanya ke surga.
Pekerjaan telah dimulai; tidak boleh mundur; memutuskannya tidaklah patut.
Marilah, saudara-saudaraku, kita maju bersama-sama; Yesus akan beserta kita
Demi Yesus, kita telah menerima salib ini; demi Yesus, kita akan tetap setia pada
salib ini.
Yang menjadi pemimpin dan pemuka kita, juga akan menjadi penolong kita.
Lihatlah, Raja kita mendahului kita, dan Ia akan berjuang untuk kita.
Marilah kita mengikutiNya dengan penuh keberanian.
Janganlah ada seorangpun yang takut ataupun kuatir.
Hendaklah kita berusaha, supaya kita siap sedia melepaskan jiwa kita dengan gagah
berani dalam pertempuran ini, dan hendaklah kita jangan mencemarkan nama kita
yang harum itu dengan melarikan diri dari salib.
PASAL LVII
JANGANLAH ORANG TERLALU MERASA SUSAH KARENA TERGELINCIR KE DALAM BEBERAPA
KESALAHAN

1. G.: AnakKu, Aku lebih suka pada kesabaran dan kerendahan hati dalam rintangan-
rintangan daripada banyak penghiburan dan takwa dalam keadan untung bahagia.
Mengapakah engkau sudah merasa tersinggung oleh hal-hal yang kecil yang
dikatakan kepadamu?
Sekalipun halnya lebih berat, namun seharusnya engkau tidak perlu merasa susah.
Tetapi hal yang sudah terjadi, biarlah, jangan dipikirkan lagi. Itu bukanlah yang
pertama-tama, bukan pula hal yang baru, dan juga bukan hal yang tidak akan terjadi
lagi jika engkau masih hidup lama.
Engkau cukup berani, selama tidak ada suatu kemalangan yang merintangi kamu.
Engkau juga memberi nasihat yang baik dan dapat pula memperkuat orang-orang
lain dengan kata-katamu, tetapi bila engkau sendiri sekonyong-konyong dihinggapi
percobaan, maka tiada nasihat dan kekuatan ada padamu.
Perhatikanlah kelemahanku yang besar, yang seringkali telah engkau alami dalam
hal-hal yang kecil itu, namun semuanya itu dan hal-hal lain yang semacam terjadi
justru untuk kebahagiaanmu.
2. Sedapat-dapatmu, jauhkanlah hatimu dari hal-hal itu; dan jika engkau masih juga
terkena olehnya, jagalah agar engkau jangan putus asa ataupun terlalu lama
dikacaukan olehnya.
Bila engkau tidak dapat menerimanya dengan gembira, hendaklah setidak-tidaknya
engkau terima dengan sabar.
Juga apabila engkau mendengar sesuatu yang kurang enak bagi telinga dan
perasaan marah bangkit padamu, kendalikanlah dirimu, dan janganlah hendaknya ada
kata-kata yang keluar dari mulutmu tanpa engkau pikir terlebih dahulu, supaya mereka
yang kecil hati jangan tersinggung karenanya.
Perasaan kurang enak, yang timbul tadi, segera akan hilang pula, dan kesakitan
batin akan disembuhkan lagi dengan kembalinya rahmat padamu.
Aku masih hidup, kata Tuhan, bersedia menolong kamu dan menghibur kamu lebih
daripada yang sudah-sudah, asal kamu percaya kepadaKu dan mohon pertolonganKu
dengan sangat.
3. Hendaklah lebih tenang dan berusahalah agar dapat menerima sesuatu dengan hati
yang lebih sabar. Semuanya belum berarti tak dapat ditolong lagi jika engkau merasa
seringkali diserang godaan-godaan, bahkan godaan yang besar.
Engkau itu manusia, bukanlah Allah; engkau itu daging bukanlah malaekat.
Bagaimana engkau dapat selalu tetap dalam keadaan kebajikan yang sama, apabila
hal ini oleh para malaekat pun di surga dan oleh manusia yang pertama di dalam taman
firdaus tidak dialami?
Akulah yang memperkuat dan menghibur mereka yang berdukacita dan yang
mengangkat mereka yang mengenal kelemahannya, kepada keAllahanKu.
4. Tuhan, terpujilah kata-kataMu yang bagi mulutku lebih manis adanya daripada air
madu.
Apakah yang akan kuperbuat dalam gangguan-gangguan dan kesusahan-kesusahan
yang hebat itu, bila kata-kataMu yang kudus itu tidak memperkuat aku?
Asal saja aku akhirnya dapat masuk ke dalam pelabuhan kebahagiaan, tidaklah
menjadi soal, apa dan berapa saja yang telah kuderita.
Berilah aku suatu akhir yang baik; berilah aku peralihan yang bahagia dari dunia ini.
Ingatlah akan daku, o Allahku, dan tuntunlah aku melalui jalan yang lurus, masuk ke
dalam kerajaanMu. Amin.
PASAL LVIII
JANGANLAH KITA MENYELIDIKI HAL-HAL YANG TERLALU TINGGI DAN PERTIMBANGAN-
PERTIMBANGAN ALLAH YANG TERSEMBUNYI

1. G.: AnakKu, sekali-kali janganlah bertengkar mengenai hal-hal yang mulia dan
tinggi, serta putusan-putusan Tuhan yang tersembunyi: mengapa yang satu dibiarkan
terhadap diri sendiri, sedang yang lain dianugerahi rahmat melimpah-limpah; mengapa
yang satu dilempar ke dalam jurang kehinaan, sedang yang lain dijunjung ke tingkatan
yang sangat mulia.
Hal itu ada di luar jangkauan budi manusia, dan tak ada kecerdasan budi atau
pembahasan yang mampu menyelami putusan-putusan Tuhan.
Maka apabila musuh membisikkan pikiran-pikiran semacam itu, atau bila orang-
orang yang melit (terlampau ingin tahu) menanyakan hal itu kepadamu, jawablah
bersama nabi: Engkau adalah adil, ya Tuhan, dan pengadilanMu adalah adil (Masm.
119:137).
Atau: Pertimbangan-pertimbangan Tuhan adalah benar dan seadil-adilnya (Masm.
19.10).
Orang harus menaruh hormat terhadap putusan-putusanKu, dan tidak harus
mengadakan penyelidikan atau pembahasan mengenai putusan-putusan itu. Sebab hal
itu tidak dapat dijangkau oleh budi orang.
2. Demikian pula juga jangan mengadakan penyelidikan atau pembahasan mengenai
jasa-jasa para suci; siapa yang lebih kudus, atau siapa yang lebih besar dalam kerajaan
surga.
Hal-hal semacam itu sering menimbulkan percekcokan dan pertengkaran yang tak
ada gunanya, bahkan hanya membangkitkan tinggi hati dan rasa bangga yang sia-sia, iri
hati dan perpecahan sebab yang satu berusaha mempertahankan keunggulan orang
kudus ini, sedang yang lain keras mempertahankan keunggulan orang kudus itu.
Ingin mengetahui dan menyelidiki hal-hal semacam itu sungguh tak akan membawa
hasil sedikit pun, dan juga tidak akan berkenan di hati para orang kudus yang
bersangkutan; karena Aku bukanlah Allah perpecahan, melainkan Allah ketenteraman,
dan ketenteraman ini diperoleh lebih-lebih karena kerendahan hati yang sejati, dan
tidak karena sikap menjunjung diri sendiri.
3. Sementara orang merasa, bahwa cintanya kepada orang kudus ini lebih besar
dibandingkan dengan kepada orang kudus lain; tetapi membeda-bedakan rasa
cintakasih demikian itu adalah tindakan manusia, bukan usaha Tuhan.
Akulah yang menciptakan semua orang kudus; Aku yang memberi rahmat kepada
mereka; Aku yang memberi mereka kemuliaan.
Akulah yang mengetahui jasa mereka masing-masing; Akulah yang memelihara
mereka dengan berkat kemanisanKu (Masm. 21.4); Aku mengetahui kekasihKu sejak
mula; Akulah yang telah memilih mereka dari kehinaan dunia, dan bukanlah mereka
yang memilihKu. Akulah yang telah memanggil mereka dengan rahmatKu, dan telah
menarik mereka karena kerahimanKu; Akulah yang menuntun mereka melalui banyak
percobaan.
Akulah yang telah mencurahkan penghiburan-penghiburan yang sangat manis
kepada mereka; Akulah yang telah memberi kekuatan, supaya mereka tetap berdiri
sampai akhir, dan Aku telah memberi mahkota atas kesabaran mereka.
4. Aku mengenal yang paling pertama dan paling akhir dari mereka, dan semuanya
Kupeluk dengan cintakasih yang sangat besar.
Akulah yang harus dipuji dalam semua orang kudus, dan dihormati di atas segala-
galanya, serta dimuliakan dalam masing-masing orang kudus, karena Aku telah
meluhurkan mereka dengan penuh kebesaran dan telah menyediakan tempat bagi
mereka, meskipun mereka sebelumnya tidak berjasa sedikit pun.
Maka barangsiapa menghina salah seorang dari mereka, sekalipun yang paling hina,
ia tidak menghormati yang paling besar, karena baik yang hina maupun yang besar,
Akulah Penciptanya.
Dan barangsiapa bersikap kurang patut terhadap seorang umat yang kudus,
bersikap kurang patut pula terhadapKu dan terhadap lainnya yang ada di surga.
Mereka semua adalah satu dalam ikatan cintakasih; mereka sekalian berperasaan
dan berkehendak satu, saling mencintai dalam satu cintakasih.
5. Tetapi inilah yang lebih luhur, yaitu bahwa mereka mencintai Aku, lebih daripada
mereka mencintai diri sendiri dan jasa-jasa mereka.
Sebab setelah menundukkan dan bebas dari cinta akan diri sendiri, maka mereka
lalu mencurahkan cintakasih mereka kepadaKu, dan oleh karena itu mereka sekarang
menikmati istirahat jiwa sepenuh-penuhnya.
Tak mungkin mereka dapat ditarik atau dijauhkan dari situ, sebab mereka
terpenuhi dengan kebenaran abadi menyala-nyala karena api cinta, yang tak akan
padam.
Semoga orang-orang yang menghamba kepada keinginan-keinginan panca indra dan
daging, berhenti bertengkar mengenai keadaan para suci; sebab orang-orang semacam
itu pokoknya tidak lain, kecuali mencari kepuasan diri sendiri. Mereka memperkecil
atau memperbesar sekehendak sendiri dan tidak seperti yang berkenan kepada
kebenaran yang kekal.
6. Haluan serupa itu kebanyakan disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka
yang bersangkutan, lebih-lebih mereka yang hanya sedikit menerima sinar cahaya
terang, dan yang jarang mencintai seseorang dengan cintakasih yang murni.
Umumnya mereka merasa tertarik kepada orang suci ini atau itu, melulu karena
sifat kodrati dan rasa persahabatan manusia. Mereka itu menyangka, bahwa hubungan-
hubungan di surga berjalan juga, seperti hubungan-hubungan yang mereka jalankan di
dunia ini.
Tetapi sungguh sangat besar perbedaan antara pikiran orang-orang yang tidak
sempurna dan mereka yang diterangi wahyu surgawi.
7. Maka dari itu, anakKu, hati-hatilah dan janganlah hendaknya karena hanya ingin
tahu saja engkau ikut campur dalam soal-soal yang tidak dapat dicapai oleh budi dan
pikiran manusia; tetapi hendaklah engkau berusaha dan berikhtiar agar engkau dapat
memperoleh tempat, meskipun yang paling rendah dalam kerajaan Allah.
Dan sekalipun seandainya ada orang yang mengetahui, siapakah yang lebih kudus
ataupun siapakah yang lebih besar di dalam kerajaan surga: apa pula gunanya
pengetahuan itu, jika karena pengetahuan tersebut orang tadi tidak lebih
merendahkan diri terhadapKu dan tidak menjadi lebih giat untuk meluhurkan namaKu.
Sungguh lebih berkenan kepada Allah perbuatan orang yang merenungkan besarnya
dosa-dosanya, remehnya keutamaannya dan masih jauhnya ia dari kesempurnaan para
suci; orang ini lebih berkenan di hati Tuhan daripada orang yang berbantah mengenai
para suci, siapakah yang lebih atau kurang kudus dibandingkan dengan yang lain.
Lebih baik kita minta bantuan orang-orang kudus dengan berdoa yang tekun dan
dengan cucuran air mata serta rendah hati, daripada mengadakan penyelidikan-
penyelidikan yang tak ada gunanya mengenai rahasia-rahasia mereka.
8. Para kudus itu sudah merasa bahagia dan sangat puas, mudah-mudahan saja orang-
orang dapat merasa puas dan menghentikan pembicaraan-pembicaraan yang tak ada
isinya itu.
Mereka tidak membanggakan diri atas jasa-jasa mereka karena mereka
menganggap diri mereka tak mampu berbuat baik sedikit pun; hanya Tuhanlah yang
mampu berbuat baik, karena Tuhan telah memberi mereka segala-galanya demi
cintakasihNya yang tak ada batasnya.
Demikian besarlah cintakasih mereka kepada Tuhan dan demikian besar pula
gembira hati mereka, hingga kemuliaan dan kebahagiaan mereka tak ada
kekurangannya sedikit pun juga.
Semakin tinggi orang-orang kudus itu diangkat ke dalam kemuliaan, semakin rendah
hati mereka adanya, semakin erat hubungan mereka dengan Tuhan, dan semakin besar
cintakasih Tuhan terhadap mereka.
Oleh karena itu ada ditulis, bahwa mereka meletakkan mahkota mereka di muka
takhta Allah dan mereka bersujud di muka Anak Domba Allah, serta menyembah Dia
yang hidup selama segada abad (Apok. 5.14).
9. Banyak orang bertanya: siapakah yang paling besar di dalam kerajaan Allah, tetapi
mereka tidak tahu, apakah mereka sendiri itu kelak pantas dimasukkan di dalam
bilangan orang-orang suci yang paling rendah.
Sungguh sangat besarlah artinya, jika orang dapat masuk sebagai penghuni surga,
meskipun hanya masuk bilangan yang paling rendah, karena di surga semua mempunyai
pangkat luhur, sehingga mereka akan disebut anak-anak Allah (Mat. 5.6). dan memang
demikianlah halnya. Yang paling rendah akan mencapai ribuan (Yes. 60.22),
sedangkan orang pendosa, meskipun ia berumur seratus tahun, nantinya akan
hanyut.
Sebab ketika para murid bertanya, siapakah yang terbesar di dalam kerajaan Allah,
mereka mendapat jawaban: Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti kanak-
kanak, kamu tidak akan memasuki kerajaan surga (Mat. 18.3) Maka barangsiapa
merendahkan diri seperti kanak-kanak ini, dialah yang terbesar dalam kerajaan surga
(Mat. 18.4).
10. Celakalah orang-orang yang menolak dengan suka rela merendahkan diri beserta
kanak-kanak, sebab pintu surga yang rendah itu tidak akan meluluskan mereka masuk
ke dalamnya.
Celaka pula orang-orang kaya, yang mempunyai penghiburan waktu hidup di dunia
ini; sebab pada saat orang-orang yang miskin memasuki kerajaan Allah, orang-orang
kaya tadi akan tinggal berkeluh kesah di luar.
Sebaliknya, bergembiralah orang-orang yang rendah hati, dan bersuka rialah orang-
orang yang miskin; sebab kerajaan Allah akan merupakan milik mereka, asal mereka
berjalan tidak melanggar kebenaran.

PASAL LIX
BAHWA, KITA HARUS MENARUH SEGALA HARAPAN DAN KEPERCAYAAN KITA MELULU KEPADA
ALLAH

1. M.: Tuhan, apakah yang menjadi kepercayaanku selama hidup di dunia ini; atau
apakah yang merupakan penghiburanku yang paling besar di antara segala sesuatu yang
ada di bawah langit ini?
Bukankah Engkau, ya Tuhan dan Allahku, yang sungguh maha rahim?
Bilamanakah aku pernah baik keadaanku tanpa Dikau? atau bilamana aku pernah
jelek keadaanku, jika Engkau bersama aku? Aku lebih suka melarat bersama Dikau,
daripada kaya tanpa Dikau.
Aku lebih suka mengembara bagaikan orang asing bersama Dikau di dunia ini,
daripada memiliki surga, tetapi tanpa Dikau. Di mana Engkau berada, di situlah surga;
dan di mana Engkau tidak berada, di situ merupakan maut dan neraka.
Engkaulah seluruh harapanku, kepadaMulah aku harus mengeluh, berseru dan
memohon.
Akhirnya tak seorangpun, yang dapat kupercaya sepenuhnya, untuk menolong aku
dalam kemalanganku sebaik-baiknya, kecuali Engkau, ya Allahku.
Engkaulah pengharapanku, kepercayaanku dan sahabatku yang paling setia.
2. Semua mencari untuk kepentingan diri sendiri; tetapi Engkau hanya menghendaki
keselamatan dan kesempurnaanku, dan segalanya Engkau arahkan bagi kebahagiaanku.
Juga bila Engkau membiarkan aku tertimpa percobaan-percobaan dan kesusahan-
kesusahan, maka semuanya itupun Engkau tujukan untuk kebahagiaanku. Sebab dengan
bermacam-macam jalan Engkau biasa mencoba orang-orang yang Engkau cintai.
Dan waktu tertimpa percobaan-percobaan itu, maka aku tidak boleh kurang
mencintai dan memuliakan Dikau, daripada jika aku merasa tertimbun olehMu dengan
hiburan-hiburan surgawi.
3. Maka kepadaMu, ya Tuhan Allah, aku menaruh segala harapanku dan kepadaMu aku
berlindung; kepadaMu kuserahkan segala kesusahan dan ketakutanku; sebab segala
sesuatu yang di IuarMu, tampaklah lemah dan goyah.
Sebab banyak sahabat tidak akan berguna bagiku dan pelindung-pelindung yang
kuasa tidak akan mampu menolong aku; tiada penasehat yang bijaksana akan dapat
memberi nasihat yang berguna, dan buku-buku yang tertulis oleh sarjana-sarjana tak
ada yang akan mampu memberi penghiburan kepadaku; tiada barang suatupun yang
berharga dapat,menolongku dan tak ada sesuatu tempat, sekalipun tersembunyi dan
menarik hati, akan mampu memberi perlindungan kepadaku, jika Engkau sendiri tidak
menolong, membantu, memperkokoh, menghibur, mengajar dan melindungi aku.
Sebab segala sesuatu yang kelihatannya memberi tenteram dan bahagia,
sesungguhnya bukan apa-apa jika Engkau tidak besertanya; dan sebenarnya semua itu
tidak memberi kebahagiaan sedikit pun juga.
Engkaulah tujuan yang terakhir segala baik, Engkaulah yang memenuhi kehidupan
dan merupakan Sumber segala kebijaksanaan; dan menaruh harapan kepada Dikau
melebihi segala sesuatu, itulah hiburan yang terkuat bagi hamba-hambaMu.
4. KepadaMu aku mengarahkan pandanganku; kepadaMu kutaruh kepercayaanku, ya
Allah, Bapa segala rahim (2. Kor. 1.3).
Berkatilah dan kuduskan1ah jiwaku dengan berkat surgawi, agar menjadi tempat
tinggalMu yang suci dan merupakan takhta kemuIiaanMu yang kekal. Semoga dalam
kenisah ke-AllalhanMu ini tiada terdapat sesuatu pun, yang tidak berkenan kepada
WajahMu.
Sudi apalah kiranya memandang kepadaku dengan kebaikan yang sangat besar dan
dengan belas kasihanMu yang tak terhingga itu, dan dengarkanlah doa hambaMu yang
hina ini, yang jauh dari padaMu, bagaikan orang buangan merantau di dalam negeri
yang penuh kegelapan maut ini.
Lindungilah dan peliharalah jiwa hambaMu yang berada di tengah bahaya-bahaya
dalam kehidupan yang fana ini; dan hendaklah menuntun jiwaku ini dengan dikawal
rahmatMu, melalui jalan ketenteraman masuk ke tanah air kemuliaan abadi. Amin.

BUKU KEEMPAT
HAL SAKRAMEN YANG MAHA KUDUS:

Anjuran Penuh Takwa Untuk Sambut Komuni Kudus

Sabda Kristus

Marilah datang hepadaKu, hai kamu sekalian yang lelah dan menanggung beban;
dan Aku akan menyegarkan kamu, sabda Tuhan (Mat. 11.28).
Roti yang akan Ku berikan itu adalah dagingKu untuk kehidupan dunia (Yoh.
6.51.).
Ambillah dan makanlah; Inilah tubuhKu, yang akan diserahkan untukmu;
lakukanlah ini untuk memperingati Daku (Mat. 26.26; 1 Kor. 11.24).
Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia tinggal di dalamKu dan Aku
tinggal di dalamnya (Yoh. 6.57).
Adapun perkataan yang telah Aku katakan kepadamu, adalah roh dan hidup (Yoh.
6.64).
PASAL I
DENGAN BETAPA HORMAT KITA HARUS MENYAMBUT KRISTUS

Murid berkata:

1. Ini adalah sabdaMu, ya Kristus, Kebenaran yang kekal; meskipun ini tidak diucapkan
pada waktu yang sama dan tidak ditulis pada tempat yang sarna pula.
Karena ini sabdaMu dan memang kata-kata yang benar, maka haruslah aku
menerimanya dengan rasa syukur dan penuh percaya.
Memang itu sungguh perkataanMu dan Engkaulah yang telah mengucapkannya dan
itu juga perkataanku, karena Engkau telah mengatakannya untuk keselamatanku.
Dengan suka hati aku menerima itu dari padaMu, supaya dapatlah aku masukkan ke
dalam hati sanubariku.
Tertariklah aku oleh perkataanMu yang lemah lembut itu, yang begitu manis dan
penuh cintakasih, tetapi aku menjadi takut bila ingat akan dosa-dosaku, dan hati
nuraniku yang tidak murni mencegah aku mendekati Rahasia yang sedalam itu.
Kata-kataMu yang merdu itu menarik hatiku, tetapi kesalahanku yang banyak
merupakan rintangan bagiku.
2. Engkau menghendaki supaya aku datang padaMu dengan penuh kepercayaan bila
aku ingin bersatu dengan Dikau; juga supaya aku makan santapan yang baka, bila aku
ingin memperoleh hidup yang kekal dan kemuliaan yang kekal pula.
Engkau bersabda: Marilah datang kepadaKu, hai kamu sekalian yang lelah dan
menanggung beban, dan Aku akan menyegarkan kamu (Mat. 11.28).
Betapa merdu dan manisnya perkataan ini bagi telinga orang berdosa, bahwa
Engkau, Tuhan Allahku, memandang aku orang yang nista dan hina, untuk bersatu
dengan TubuhMu yang amat kudus itu.
Tetapi siapakah aku, ya Tuhan, maka aku berani mendekati Dikau?
Lihatlah, seluruh langit tidak mampu memuat Dikau, dan Engkau berkata: Marilah
kamu sekalian datang kepadaKu?
3. Apakah sebabnya, maka Engkau dengan ramah mau mendekati aku dan dengan
manis mau mengundang aku?
Bagaimana aku akan berani datang mendekati, aku yang merasa tak ada kebaikan
sama sekali. Dari mana aku memperoleh keberanian?
Bagaimana aku akan mempersilakan Dikau masuk ke dalam rumahku, karena aku
begitu kerap kali menyebabkan kemarahanMu, Tuhan yang terkasih?
Malaekat dan Malaekat Agung penuh hormat dan ta'zim kepadaMu; orang-orang
kudus dan orang-orang beriman penuh ta'zim pula, dan sekarang Engkau berkata:
Marilah kamu sekalian datang kepadaKu?
Andaikata bukan Engkau, ya Tuhan, yang mengatakannya, siapakah yang akan
percaya? Dan jika bukan Engkau yang perintah, siapakah yang akan berani mendekati
Dikau?
4. Lihatlah Nabi Nuh, yang sangat saleh itu. Seratus tahun lamanya ia mendirikan
bakhtera, agar supaya ia sendiri dan beberapa orang lainnya dapat tertolong; dan
bagaimanakah aku hanya dalam satu jam dapat mempersiapkan diri untuk dapat
menerima dengan hormat Pencipta bumi?
Nabi Musa, hambaMu yang baik itu dan sahabatMu yang istimewa, telah membuat
Peti Perjanjian yang dilapisnya dengan emas tulen, dan yang bahannya diambilnya dari
kayu yang tak dapat binasa, guna menyimpan batu hukum di dalamnya; dan aku
makhluk yang nista ini, bagaimanakah berani begitu saja menerima Pemberi Hukum
dan Hidup?
Raja Sulaiman, yang paling bijaksana di antara para raja Israel, selama tujuh tahun
bekerja membangun kenisah yang indah itu untuk memuji namaMu, dan delapan
hari lamanya ia merayakan upacara pemberkatannya; ribuan korban
dipersembahkannya untuk memberi silih kepadaMu dan dengan diiringi bunyi-bunyi
nafiri dan sorak gembira Peti Perjanjian dibawa dengan resmi ke tempat yang telah
disediakan; dan aku orang hina dan paling miskin di antara orang-orang, bagaimanakah
aku akan menerima Dikau di dalam kemah jiwaku, aku yang nyaris tak sanggup
setengah jampun memperhatikan kedatanganMu dengan takwa? dan ah, alangkah
baiknya, bila aku setengah jam saja dapat menerimaMu secara pantas!
5. Ya Tuhan Allahku, betapa besar usaha orang-orang itu untuk berkenan kepadaMu!
Dan betapa hinalah yang ku kerjakan! betapa sedikitnya waktu persiapanku untuk
menyambut Komuni yang kudus itu!
Jarang sekali aku merenung diri dengan segenap perhatian; dan lebih jarang lagi
aku lepas daripada pikiran yang melayang. Padahal semestinya di hadapan hadirat IIahi
yang mulia itu, tak ada pikiran yang tidak baik satupun boleh mengganggu diriku dan
tak ada seorang makhlukpun boleh menarik perhatianku, karena yang menjadi tamuku
bukanlah malaekat, melainkan Tuhan sekalian malaekat.
6. Sungguh ada perbedaan yang sangat besar antara Peti Perjanjian beserta
kesuciannya itu dengan TubuhMu yang terkudus dengan kesempurnaannya yang tak
terkatakan itu; antara korban-korban dari hukum lama; sebagai lambang dari korban di
kemudian hari dengan korban TubuhMu, korban yang sebenarnya, yang merupakan
pelaksanaan segenap korban yang lama.
Tetapi mengapakah kasihku tidak lebih besar menyala di hadapanMu yang patut
disembah?
7. Mengapakah aku tidak lebih banyak berusaha mempersiapkan diri untuk menerima
yang kudus itu; padahal para bapa bangsa yang suci itu dan Nabi-Nabi, raja-raja dan
pembesar-pembesar beserta seluruh rakyatnya jaman dahulu sudah begitu rajin dan
takwa dalam upacara IIahi itu?
8. Raja Daud, raja yang takwa itu, menari dengan segenap tenaga di muka Peti
Tuhan, ketika ia mengenangkan segala anugerah yang dahulu telah diberikan kepada
nenek moyangnya; disuruhnya membuat pelbagai alat bunyi-bunyian, dikarangnya
masmur-masmur dan dititahkannya supaya dinyanyikan dengan penuh gembira. Dia
sendiripun seringkali juga bernyanyi, apabila ia main kecapi, terpenuhi rahmat ilham
Roh Kudus. Bangsa Israel diajarnya memuji Tuhan dengan segenap hati, dan setiap hari
memuliakan dan memuji Tuhan bersama-sama.
Bila jaman itu orang-orang sudah menunjukkan kesalehan yang sangat besar dan
dengan setia hati mempersembahkan pujian kepada Allah di muka Peti Perjanjian,
maka betapa besarnya kehormatan dan kesalehan, yang harus saya tunjukkan dan
ditunjukkan oleh seluruh umat kristen kepada Sakramen Maha Kudus pada waktu
menyambut Tubuh Kristus yang tak terhingga nilainya itu.
9. Banyak orang pergi berziarah ke pelbagai tempat untuk mengunjungi relikwi-
relikwi orang kudus; dengan penuh heran mereka mendengarkan riwayat hidup
mereka, dan meninjau gereja-gereja yang agung, serta mencium tulang-tulang yang
tersimpan dalam kain sutera dan emas; tetapi lihatlah: di sini di atas altar
bertakhtalah Engkau sendiri, Engkau, Tuhan Allahku, yang terkudus di atas segala
yang kudus, Pencipta umat manusia dan Tuhan atas segala Malaekat.
Kerapkali dalam peninjauan tempat-tempat jiarah tadi tersembunyi suatu
keinginan melihat saja dan nafsu melihat barang-barang yang serba baru; oleh
karena itu hanya sedikitlah buah kemajuan hidup kerohanian yang kami capai, lebih-
lebih jika jiarah tadi kami lakukan dengan hati yang kabur, lagi pula tanpa semangat
bertobat.
Tetapi di sini, tersembunyi dalam Sakramen Maha Kudus bertakhtalah Engkau,
Kristus Yesus, Tuhanku, Allah dan Manusia, dan di sini kami menerima buah
keselamatan kekal yang berlimpah-limpah, tiap kali kami menerima Dikau dengan
pantas dan saleh.
Tetapi di sini bukanlah keinginan untuk melihat, ataupun rasa kenikmatan daging
yang menarik kami, melainkan iman yang tetap, harapan yang menyala dan cinta yang
sejati.
10. Ya Tuhan, yang tidak terlihat, Pencipta dunia, betapa ajaibnya Engkau
memperlakukan kami! Betapa besar cintakasihMu dan rahimMu terhadap yang Engkau
pilih, yang telah memberikan DiriMu sendiri sebagai santapan dalam Sakramen.
Hal ini memang melintasi segenap pikiran; hal ini istimewa menarik hati orang
saleh dan mengobarkan cintanya.
Sebab umatMu yang sejati, yang sepanjang hidup mereka selalu memperhatikan
perbaikan mereka, seringkali menerima rahmat saleh yang besar dan cintakasih akan
kebajikan dari Sakramen Maha Kudus ini.
11. O, rahmat Sakramen yang ajaib dan tersembunyi, yang hanya dikenal oleh umat
Kristen! dan yang tidak dapat dipahami oleh mereka yang tak beriman dan yang
menjadi hamba dosa-dosa mereka. Di dalam Sakramen ini datanglah rahmat rohani;
dan kekuatan jiwa yang telah hilang dikembalikan pula, dan keindahan yang telah
rusak karena dosa, diperbaiki lagi. Begitu besarlah kadang-kadang rahmat ini, hingga
dari kesalehan yang kami terima berlimpah-limpah itu, tidak hanya roh melainkan
badan yang lemah ini merasa tambah diperkuatnya.
Tetapi sangatlah disayangkan dan harus disesalkan, bahwa kami sangat lalai dan
teledor, hingga kami tidak lebih banyak tertarik, untuk menyambut Kristus, yang
merupakan segala pengharapan dan jasa keselamatan kami.
Padahal Dialah yang menyucikan dan menebus kita; Dialah penghibur mereka yang
sedang berkelana di dunia ini, dan Dialah yang merupakan kenikmatan kekal bagi orang
kudus.
12. Karena itu haruslah sangat disesalkan, bahwa banyak orang yang begitu sedikit
mencurahkan perhatiannya terhadap rahasia yang penuh keselamatan ini, yang
menggembirakan surga dan menolong seluruh dunia.
O, hati manusia yang buta dan keras! yang kurang memperhatikan anugerah yang
tak terhingga ini, dan yang malahan merasa tak perduli, karena tiap hari
menerimanya.
13. Jika seandainya Sakramen yang maha Kudus ini hanya dirayakan di satu tempat saja
dan dikonsakrir hanya oleh satu imam saja, betapa besarlah keinginan orang-orang,
untuk datang ke tempat dan kepada imam tadi untuk melihat dirayakannya rahasia
IIahi ini.
Tetapi jaman sekarang banyak orang yang sudah ditahbiskan menjadi imam, dan di
mana-mana Kristus dikorbankan, agar supaya rahmat Allah dan cinta kasihNya terhadap
umat manusia makin terang bersinar, sekedar Komuni Kudus makin tersebar di seluruh
dunia.
Yesus yang baik, gembala abadi, kami mengucap syukur, karena Engkau berkenan
memperkuat kami, orang hina dan buangan, dengan TubuhMu dan DarahMu yang
berharga itu, dan malahan telah sudi mengundang kami dengan sabdaMu sendiri, untuk
menyambut rahasia yang kudus itu dengan berkata: Marilah datang kepadaKu kamu
sekalian yang lelah dan menanggung beban; dan Aku akan menyegarkan kamu (Mat.
11.28)

PASAL II
DALAM SAKRAMEN MAHA KUDUS TUHAN MENUNJUKKAN KEBAIKAN DAN CINTAKASIH SANGAT
BESAR KEPADA UMAT MANUSIA

1. Dengan penuh pengharapan atas kebaikan dan cintakasihMu yang besar, ya Tuhan,
aku menghadap kepadaMu seperti orang sakit kepada yang akan menyembuhkannya,
seperti orang yang lapar dan haus datang pada sumber hidup, bagaikan seorang
pengemis kepada raja kerajaan surga, sebagai seorang hamba kepada tuannya, sebagai
makhluk kepada Penciptanya, seperti orang yang tanpa penghiburan kepada
Penghiburnya yang penuh cintakasih.
Tetapi apakah jasaku, hingga Engkau mau datang kepadaku?
Siapakah aku ini, maka Engkau berkenan memberikan diriMu kepadaku?
Bagaimanakah seorang berdosa berani menghadap hadiratMu; dan mengapakah
Engkau sudi datang kepada seorang yang berdosa?
Engkau mengenal hambaMu dan mengetahui, bahwa ia tak ada sedikitpun kebaikan,
hingga pantas menerima anugerahMu ini.
Oleh karena itu aku mengaku, bahwa aku tiada pantas sama sekali; pula aku
mengakui kebaikanMu; memuji rahimMu dan mengucap syukur atas cintakasihMu yang
sangat besar itu.
Karena Engkau telah berbuat itu bukanlah karena jasaku, melainkan karena
kehendakMu belaka; agar kebaikanMu lebih terang bagiku, juga supaya lebih besar
cintakasih yang dicurahkan ke dalamku, dan lagi agar lebih sempurna aku belajar
menjadi rendah hati. Karena ini berkenan kepadaMu dan karena Engkau telah
memerintahkan supaya terjadi demikian, maka akupun suka kepadaMu yang manis itu;
dan semoga kejahatanku janganlah merupakan rintangan bagiku!
2. Ya Yesus, yang maha manis dan maha baik, alangkah besarnya kehormatan,
terimakasih dan pujian kekal yang harus ku persembahkan kepadaMu, karena aku
diperbolehkan menyambut TubuhMu yang kudus, yang tiada seorangpun mampu
mengutarakan kemuliaanNya.
Tetapi apakah yang harus ku pikirkan waktu menyambut komuni, bila aku
menghadap Tuhanku yang tidak dapat ku hormati secukupnya, tetapi yang aku ingin
menerima dengan saleh?
Apakah yang dapat ku perbuat lebih baik dan berguna, kecuali merendahkan diriku
di hadapanMu dan menjunjung tinggi kebaikanMu?
3. Aku memuji Engkau, ya Allah, dan aku memuliakan Dikau selama-lamanya. Aku
menghina diriku sendiri dan tunduk kepadaMu dalam kenistaanku.
Lihatlah, Engkau ialah yang terkudus di antara yang kudus; dan aku ini yang terhina
di antara orang-orang berdosa.
Lihatlah, Engkau padaku, yang tidak memandang kepadaMu.
Lihatlah, Engkau datang kepadaku; Engkau mau tetap tinggal bersama aku; Engkau
mengundang aku pada perjamuanMu.
Engkau ingin memberikan makanan surga dan roti para malaekat sebagai santapan
untukku; bahkan tidak lain daripada diriMu sendiri: roti yang hidup yang telah turun
dari surga dan memberi hidup kepada dunia (Yoh. 6.33; 51).
4. Lihatlah, dari mana datangnya cintakasih, dan merendahkan diri dan datang pantas
menengadah ke atas, betapa manisnya ia bersinar?
Betapa besarnya terimakasih dan pujian yang harus kami persembahkan kepadaMu.
O, betapa berguna dan penuh berkat keputusanMu, waktu Engkau mengadakan
Sakramen ini! Alangkah manis dan penuh gembira perjamuan di mana Engkau sendiri
memberikan diriMu sebagai santapan!
Alangkah ajaibnya pekerjaanMu itu, ya Tuhan; alangkah besarnya kuasaMu! Betapa
mulianya kebenaranMu.
Engkau telah bersabda dan segalanya terjadi; dan di sini terjadilah juga apa yang
telah Engkau perintahkan.
5. Sungguh ajaiblah, namun pantas untuk dipercaya, walaupun hal itu tidak dapat
dicapai budi pikiran manusia, bahwa Engkau, Tuhan Allahku, sungguh Allah dan
sungguh Manusia, sama sekali tersembunyi dalam rupa roti dan anggur yang hina itu
dan tidak binasa meskipun menjadi santapan mereka yang menyambut TubuhMu.
Engkau, ya Tuhan, yang tidak membutuhkan seorangpun, dengan adanya Sakramen
ini hendak tinggal di antara kami; jagalah agar hati dan badanku tetap murni, hingga
aku dengan hati yang gembira dan murni kerap kali boleh merayakan dan dapat
menerimanya bagi keselamatan yang kekal rahasiaMu ini, yang telah Engkau atur dan
telah Engkau tetapkan lebih-lebih untuk penghormatanMu dan sebagai peringatan
kekal.
6. Bergembiralah jiwaku, dan ucapkanlah syukur kepada Allah atas anugerah yang
begitu mulia dan atas penghiburan yang sangat besar itu, yang telah ditinggalkan
olehNya dalam jurang yang penuh air mata ini.
Sebab tiapkali , engkau merayakan rahasia menyambut Tubuh Kristus, maka setiap
kali engkau membaharui pekerjaan penebusanmu dan turut pula mengambil bagian pada
jasa-jasa Kristus.
Sebab cintakasih Kristus tidak pernah berkurang; dan kekayaan pemulihan
perdamaian tidak akan pernah habis.
Oleh karena itu hendaklah selalu mempersiapkan diri dengan memperbaharui
semangat yang segar dan merenungkan rahasia yang dalam ini dengan perhatian yang
sangat besar.
Bila engkau mempersembahkan atau menghadiri misa kudus, hendaklah peristiwa ini
bagimu merupakan peristiwa yang begitu mulia, baru dan menggembirakan, seolah-olah
Kristus pada hari ini juga untuk pertama kali datang di dalam tubuh perawan yang suci,
dan menjelma menjadi manusia; atau baru hari ini bergantung pada kayu salib, untuk
menderita sengsara dan wafat bagi keselamatan umat manusia.

PASAL III
SERINGKALI MENYAMBUT KOMUNI KUDUS ITU SANGAT BERGUNA

Murid Berkata:

1. Lihatlah, aku datang kepadaMu, ya Tuhan, agar supaya baiklah keadaanku karena
karuniaMu, dan agar aku bergembira dalam jamuanMu yang kudus itu, yang Engkau, ya
Allah, karena cintakasihMu, telah sediakan untuk orang yang hina ini (Masm. 68.11).
Lihatlah, padaMu terdapatlah segala sesuatu yang aku dapat inginkan dan harus
kukehendaki; Engkaulah kebahagiaan dan Penebusku, harapan dan kekuatan, hiasan dan
kebanggaanku.
Maka gembirakanlah hari ini jiwa hambaMu, sebab kepadaMu, ya Tuhan Yesus, aku
memegahkan jiwaku (Masm. 86.4).
Aku ingin menerima Dikau dengan saleh dan hormat; aku mau mempersilakan Dikau
masuk ke dalam rumahku, agar aku bersama dengan Zakheus pantas diberkati olehMu
dan dimasukkan dalam bilangan anak-anak Abraham.
Jiwaku rindu kepada TubuhMu; hatiku sangat ingin bersatu dengan Dikau.
2. Sudilah memberikan diriMu kepadaku dan aku tidak akan membutuhkan segala
sesuatu lagi. Sebab di luarMu tak ada penghiburan satupun yang berharga.
Di luarMu aku tidak mungkin ada, jika Engkau tidak berkenan mengunjungi aku,
maka aku tidak dapat hidup.
Oleh karena itu aku harus seringkali datang kepadaMu dan menerima Dikau sebagai
jalan untuk mencapai kebahagiaanku, supaya aku jangan jatuh di tengah jalan, bila
aku tidak menerima santapan surgawi ini.
Sebab demikianlah Engkau sendiri telah bersabda, ya Yesus Yang Maha rahim,
waktu Engkau memberi pelajaran di muka rakyat dan menyembuhkan pelbagai
penyakit:
Aku tidak mau menyuruh mereka pergi dengan rasa lapar, agar mereka di tengah
jalan janganlah tewas (Mat. 15.32) Maka hendaklah Engkau sekarang juga bertindak
demikian terhadapku; karena Engkau telah menyerahkan DiriMu sendiri di dalam
Sakramen ini, untuk memberi hiburan kepada umatMu.
Sebab Engkaulah yang merupakan kesegaran yang manis bagi jiwa; dan barangsiapa
menyambut Dikau dengan pantas, akan ikut menerima bagian dan menjadi waris
kemuliaanMu yang kekal.
Karena aku, yang begitu banyak jatuh dan berdosa, begitu lekas malas dan putus
asa, perlu sekali membaharui, memurnikan dan menyemangatkan diriku sendiri dengan
jalan banyak berdoa dan mengaku dosa dan dengan menyambut TubuhMu yang kudus,
agar supaya aku janganlah menyimpang dari niatku yang baik, karena aku selalu
menunda menyambut Komuni.
3. Karena keinginan manusia sejak kecil cenderung kepada kejahatan; dan jika obat
IIahi ini tidak membantu kami, maka kami segera akan jatuh lebih dalam.
Maka dengan ini Komuni kudus menahan kami dari perbuatan jahat dan
memperkuat kami dalam kebaikan. Jika sekarang aku masih juga acapkali lalai dan
malas, sekalipun aku menyambut Komuni atau mempersembahkan misa; bagaimanakah
keadaanku, bila aku sama sekali tidak mempergunakan obat ini dan tidak mencari
bantuan yang sangat kuat itu?
Dan walaupun aku tidak tiap hari mempersiapkan diri dan tidak berada dalam
suasana yang semestinya dalam mempersembahkan misa kudus, namun aku akan
berusaha sekuat tenaga, agar merayakan rahasia IIahi pada waktu yang patut, dan
dapat mengambil bagian pada rahmat yang demikian besarnya.
Sebab inilah yang merupakan penghiburan yang istimewa bagi jiwa yang beriman,
selama ia dalam tubuh yang fana ini berkeliaran jauh dari padaMu, yaitu dengan
memikirkan akan Tuhan Allah, menerima yang dicintainya dengan hati bersih.
4. O, Tuhan Allahku memang sangat mengagumkan, bahwa Engkau begitulah rahimnya
hingga mau turun kepada kami, Engkau, ya Tuhan, Pencipta dan yang memberi hidup
kepada segala roh, yang sudi datang kepada jiwa yang hina untuk memenuhi laparnya
dengan memberi DiriMu sendiri dengan ke-Allahan dan ke-ManusiaanMu.
O, alangkah bahagianya jiwa dan bahagianya hati, yang diperkenankan menyambut
dengan pantas Tuhan dan Allahnya, dan dalam menyambut itu dipenuhi kegembiraan
rohani!
O, alangkah agungnYa Tuhan yang diterimanya! Alangkah manisnya Tamu yang
dijemputnya ke dalam rumahnya! Alangkah menarik hati kawan dan sahabat setia yang
disambutnya! Alangkah manis dan mulia pengantin yang dipeluknya, yang dikasihinya
melebihi segala yang manis dan patut diinginkan!
O Kekasihku, biarlah langit dan bumi beserta kemuliaannya menjadi diam di
hadapanMu; sebab segala pujian dan keindahan yang dimilikinya adalah pemberian
kebaikanMu; dan tak mungkinlah mereka akan dapat menyamai kemuliaan NamaMu,
yang tidak terhingga bijaksananya.

PASAL IV
KEPADA MEREKA YANG MENYAMBUT KOMUNI DENGAN SALEH DIBERIKAN BANYAK ANUGERAH

Murid Berkata

1. Tuhan Allahku, berilah hambaMu berkat kemanisanMu, agar supaya aku dapat
menyambut SakramenMu yang mulia itu secara pantas dan saleh.
Nyalakanlah hatiku oleh cinta kasih kepadaMu dan lepaskanlah aku dari kemalasan
yang besar.
Datanglah kepadaku dengan kebahagiaanMu, (Ps. 105.4) agar rohku boleh
mengenyam kemanisanMu, yang terdapat berlimpah-limpah di dalam Sakramen ini,
sebagai sumbernya.
Terangilah pula mataku, agar dapat melihat rahasia yang sedemikian besarnya, dan
berilah kuat, agar aku dapat menerima rahasia ini dengan kepercayaan yang tak
goncang. Sebab ini adalah pekerjaanMu, bukan pekerjaan manusia biasa; ini adalah
perbuatanMu, bukan pendapatan manusia.
Tak ada seorangpun yang dapat menangkap dan memahami rahasia ini dengan
kekuatan sendiri, bahkan para malaekatpun dengan pikirannya yang halus tak dapat
memahaminya
Maka apakah yang dapat kutangkap dan kupahami dari rahasia yang mulia dan
kudus itu, aku, seorang berdosa yang tidak pantas, aku, debu dan abu?
2. Tuhan, dalam kesederhanaan hatiku, dengan kepercayaan yang sungguh-sungguh
dan kuat dan atas perintahMu, maka aku datang kepadaMu dengan kepercayaan dan
hormat; dan dengan segenap hati aku percaya, bahwa Engkau, Allah dan Manusia,
benar-benar berada di dalam Sakramen ini.
Demikianlah Engkau menghendaki, supaya aku menerima Dikau, dan supaya aku
sendiri bersama dengan Dikau dalam cintakasih. Oleh sebab itu aku mohon rahimMu
dan mohon pula, agar Engkau sudi memberi rahmat yang istimewa, agar aku sama
sekali dilebur dalam Dikau dan berlimpah dalam cintakasih dan supaya aku tidak lagi
memperhatikan penghiburan lainnya.
Sebab Sakamen yang maha agung dan maha mulia ini adalah keselamatan jiwa dan
badan, dan dapat menyembuhkan segala macam penyakit kerohanian; olehnya
disembuhkan segala kejahatan, dikendalikan hawa nafsuku dan dikalahkan ataupun
dikurangkan godaanku. Oleh Sakramen ini mengalirlah rahmat yang lebih banyak,
ditambahlah kebajikan yang telah dimulai, diperkuatlah kepercayaan dan
dinyalakanlah serta lebih bergeloralah cintakasihku.
3. Sebab banyak anugerah yang baik telah Engkau bagi-bagikan dan hingga kinipun
masih selalu Engkau bagi-bagikan dalam Sakramen ini kepada yang Engkau kasihi, yang
menerima Dikau dengan saleh, ya Allah, yang menolong jiwaku, yang telah
memperbaiki dan yang memberi segala kelemahan manusia penghiburan batin.
Sebab banyak penghiburan telah Engkau berikan kepada mereka, untuk melawan
pelbagai bencana; dan rasa putus asa mereka Engkau junjung kepada pengharapan atas
perlindunganMu. Engkau telah menyegarkan mereka dengan rahmat baru dan Engkau
telah pula memberi terang dalam batin, hingga mereka yang semula sebelum
menyambut Komuni merasa takut dan tiada merasa cintakasih, kini sesudah menerima
santapan dan minuman surgawi mereka telah berubah menjadi manusia yang lebih
baik. Dan itulah sebabnya, maka Engkau bersikap dermawan terhadap umatMu yang
terpilih, agar supaya mereka benar-benar mengetahui dan sungguh mengalami, betapa
kelemahan mereka dan betapa banyaknya kebaikan dan rahmat yang mereka terima
dari padaMu.
Karena mereka yang pada dasarnya dingin, keras dan kering, dengan kekuatanMu
mereka menjadi rajin dan bersemangat, serta penuh kasih mesra.
Sebab siapakah yang apabila ia dengan rendah hati datang kepada sumber
kemanisan tidak akan menerima sedikit kemanisan dari padanya?
Atau siapakah yang berdiri di dekat api yang bernyala dan tidak sedikit menjadi
hangat juga? Dan Engkau adalah sumber yang selalu penuh berlimpahan, api yang
selalu menyala dan tak kunjung padam.
4. Karenanya, sekalipun aku tak diperkenankan menimba dari sumber yang penuh itu
dan tak diperkenankan pula minum hingga puas, namun aku akan menaruh mulutku
pada tepi sumber surgawi ini, agar setidak-tidaknya dapat menerima satu tetes saja
untuk memuaskan hausku dan tidak menjadi kering sama sekali.
Dan sekalipun cintakasihku, tidak dapat mempunyai sinar surgawi atau pun tidak
menyala sebagai cintakasih para kherubin dan para serafin, namun aku akan berusaha
menjadi bertakwa dan mempersiapkan hatiku, agar supaya aku dengan menyambut
Sakramen ini, yang memberi hidup dengan rendah hati, setidak-tidaknya dapat
memperoleh bunga api yang kecil dari api kasih IIahi.
Tetapi apa yang masih kurang padaku, ya Yesus, sudi apalah kiranya Engkau
berkenan memenuhinya; Engkau yang sudah berkenan memanggil semua orang
kepadaMu dengan bersabda: Marilah datang kepadaKu kamu sekalian, yang lelah dan
memikul beban; dan Aku akan menyegarkan kamu (Mat. 11.28).
5. Sungguh, aku bekerja dengan memeras keringat, aku ditimpa oleh kesusahan
batin; aku terbenam oleh dosa-dosa, aku menjadi gaduh karena godaan-godaan,
terjerat dan tertekan oleh nafsu-nafsuku yang jahat, dan tak ada seorangpun yang
menolong aku, tak ada yang menebus dan menyehatkan pula, selain Engkau, Tuhan
Allah, Pelepasku, yang aku percayakan diriku sendiri dan segala milikku, agar supaya
Engkau sudi menjaga dan membawa aku ke arah hidup yang kekal.
Perkenankanlah aku memuji dan memuliakan NamaMu; Engkau yang telah
menyediakan Tubuh dan DarahMu sebagai santapan dan minuman bagiku.
Berilah, ya Tuhan, Allah keselamatanku, supaya dengan menyambut rahasia
kasihMu seringkali, bertambahlah juga takwaku.

PASAL V
TENTANG KEMULIAAN SAKRAMEN DAN TENTANGPANGKATIMAMAT

Yang Terkasih Bersabda:

1. Meskipun Engkau mempunyai kemurnian bagaikan malaekat dan kesucian seperti


Santo Yohanes Pemandi, namun engkau belumlah pantas menyambut dan melayani
Sakramen ini.
Sebab bukanlah karena jasa manusia, bahwa manusia mengkonsakrir dan melayani
Sakramen Kristus ini dan menyambut roti para malaekat sebagai santapan.
Betapalah mulia pangkat imamat dan betapalah luhurnya, sebab kepadanya diberi
kekuasaan yang tidak diberikan kepada para malaekat.
Sebab hanya para imamlah yang ditahbiskan secara sah dalam gereja mempunyai
kekuasaan untuk mempersembahkan misa kudus dan mengkonsakrir Tubuh Kristus.
Sebab imamlah hamba Tuhan; ia mempergunakan sabda Allah sesuai dengan
perintah dan penetapan Allah. Tetapi sebenarnya yang bertindak di sini secara tidak
kelihatan ialah Allah dan kepadaNya segala sesuatu takluk dan segala-galanya menurut
kepada perintahNya.
2. Oleh karena itu dalam Sakramen yang maha mulia ini, hendaklah engkau lebih
percaya kepada Allah yang maha kuasa daripada kepada panca inderamu, atau pun
salah suatu tanda yang tampak.
Maka hendaklah engkau sambut Sakramen ini dengan takut dan hormat.
Hendaklah engkau periksa dirimu sendiri dan renungkanlah, betapa besar tanggung
jawab tugas yang diserahkan Uskup kepadamu dengan menaruh tangan di atasmu.
Lihatlah, engkau telah menjadi imam dan ditahbiskan untuk merayakan rahasia
yang kudus; maka engkau hendaklah berusaha supaya engkau dengan setia dan takwa
mempersembahkan korban kepada Allah pada waktu yang telah ditentukan, dan
hendaklah bersikap demikian, hingga lepas daripada segala celaan.
Engkau bukanlah meringankan bebanmu, melainkan engkau kini telah terikat oleh
ikatan kewajiban-kewajiban yang lebih keras dan berkewajiban menjadi lebih
sempurna dan lebih suci pula.
Imam itu harus dihiasi dengan semua kebajikan dan memberi teladan hidup yang
saleh kepada orang lain. (Pergaulannya bukanlah terdapat di antara orang ramai dan
biasa ini, melainkan di antara para malaekat di surga atau dengan orang-orang yang
sempurna di dunia).
3. Terhias dengan pakaian-pakaian suci, imam itu mewakili Kristus, untuk berdoa
kepada Allah dengan giat dan rendah hati bagi diri sendiri, serta bagi seluruh umatNya.
Di muka dan di sebelah belakang ia memakai tanda salib Tuhan, supaya ia selalu
merenungkan sengsara Kristus.
Di sebelah muka ia memakai salib di atas kasula, supaya tetap memperhatikan
jejak Kristus, dan supaya berusaha dengan rajin mengikutiNya.
Di sebelah belakang ia mempunyai tanda salib Kristus pula, supaya segala rintangan
yang ditujukan kepadanya oleh orang-orang lain, akan dapat diterima dengan sabar
demi kehendak Allah.
Di sebelah muka ia memakai tanda salib, supaya ia menangisi dosa-dosanya sendiri,
di sebelah belakang, supaya ia juga menyesalkan segala kesalahan-kesalahan orang lain
dengan bebas kasihan, dan memikirkan, bahwa ia adalah perantara Tuhan dan orang
berdosa, dan tidak berhenti-henti berdoa dan berkorban hingga ia diperkenankan
memperoleh rahmat dan rahim.
Apabila imam mempersembahkan korban misa, maka ia menghormati Allah,
menggembirakan para Malaekat, memuliakan Gereja, menolong yang masih hidup,
memperoleh peristirahatan bagi yang telah meninggal dunia dan menyebabkan diri
sendiri dapat bagian dari segala anugerah.

PASAL VI
PERTANYAAN BAGAIMANAKAH KITA AKAN MELATIH DIRI SEBELUM MENYAMBUT KOMUNI

Murid Berkata:

1. Apabila aku merenungkan kemuliaanMu, ya Tuhan, dan kehinaanku, maka menjadi


takutlah aku dan sangatlah malu aku terhadap diriku sendiri.
Sebab jika aku tidak menyambut Engkau, maka itu berarti melepaskan diri dari
kehidupan; tetapi jika aku menyambut Dikau dengan cara yang tiada pantas, maka
Engkau akan marah terhadap aku.
Maka apa yang harus kujalankan, ya Allahku, Penolongku dan Penasehatku dalam
segala kesukaranku?
2. Ajarlah jalan yang lurus; ajarlah aku cara yang singkat, yang layak sebagai
persiapan, untuk menyambut Komuni Kudus.
Sebab bergunalah bagiku mengetahui bagaimana aku dapat mempersiapkan hatiku
dengan saleh dan hormat untuk menyambut SakramenMu dengan berbuah, atau juga
untuk mempersembahkan korban ilahi yang begitu mulia.

PASAL VII
HAL MENYELIDIKI SUARA KALBU DAN NIAT AKAN MEMPERBAIKI DIRI SENDIRI

Yang Terkashi Bersabda:

1. Yang penting sekali bagi imam Allah yaitu dengan rendah hati yang sebesar-
besarnya dan dengan hormat yang penuh, dengan kepercayaan yang besar dan
kehendak yang murni menghormati Allah, menghadap untuk merayakan, membagi-
bagikan dan menyambut rahasia yang kudus ini.
Hendaklah engkau periksa suara kalbumu dengan teliti; dan murnikan serta
sucikan sebaik-baiknya dengan rasa menyesal yang sungguh dan dengan mengaku dosa
dengan rendah hati; hingga tak ada rasa yang menekan atau menakuti kamu, untuk
menghadapNya dengan rasa yang bebas. Hendaklah engkau benci segala dosa-dosamu
pada umumnya dan hendaklah pada khususnya lebih engkau sesalkan kesalahan-
kesalahanmu sehari-hari.
Dan bila waktu mengijinkan, akuilah dalam batin segala kesukaran hawa nafsumu
di hadapan Tuhan Allah.
2. Hendaklah engkau mengeluh dan bersedih, karena engkau masih begitu lekat
pada kenikmatan daging dan kenikmatan dunia; begitu lemah mengendalikan hawa
nafsumu dan begitu penuh keinginan yang jahat; begitu tak terjaga dalam panca
indra lahir, begitu seringkali kacau, karena banyak pikiran-pikiran yang tak berguna;
begitu cenderung kepada hal-hal yang di luar, begitu tak perduli akan hal-hal
kebatinan; begitu mudah tertarik untuk tertawa dan ria, begitu keras hati terhadap
tangis dan tobat; begitu suka akan kelemahan dan kenikmatan badan, begitu malas
akan kecermatan dan semangat yang nyala; begitu ingin akan mendengar berita-
berita baru dan melihat barang-barang yang indah, begitu malas mengerjakan hal-hal
yang rendah dan hina; begitu loba untuk memiliki banyak barang, begitu kikir dalam
memberi, begitu keras untuk mempertahankan miliknya; begitu lancang dalam
percakapan, begitu kurang kuat untuk diam; begitu sembrono dalam kelakuanmu dan
tergesa-gesa dalam tindakanmu; begitu besar hasratmu terhadap makanan, begitu
tuli sebaliknya terhadap sabda Allah; begitu cepat akan istirahat, begitu lambat
untuk bekerja; begitu besar perhatianmu dalam bercakap-cakap yang tak berisi,
begitu teledor dalam waktu sembahyang malam; begitu ingin akan selesai, begitu
lalai dalam perhatian; begitu malas dalam sembahyang waktu, begitu teledor dalam
mempersembahkan misa, begitu kering rasanya dalam menyambut komuni; begitu
lekas kabur pikirannya, begitu jarang sungguh bertakwa; begitu lekas menjadi marah,
begitu mudah menyakiti hati orang lain; begitu cepat mengadili orang lain, begitu
keras dalam mencela pula; begitu ria dalam keuntungan, begitu sendu dalam
kemalangan; begitu seringkali penuh niat yang baik, tetapi sedikit yang engkau
jalankan.
3. Bila engkau telah mengaku kesalahan-kesalahan tersebut dan lain sebagainya
dengan rasa sesal dan kesusahan yang besar akan kelemahanmu dan telah
menangisinya, hendaklah engkau membangun niat yang kuat, untuk memperbaiki
hidupmu dan selalu maju dalam kebaikan.
Serahkanlah dengan segala suka hati dan dengan segala kehendak dirimu sendiri,
dan NamaKu, sebagai korban bakar yang kekal di atas altar hatimu; ialah dengan
menyerahkan sama sekali tubuh dan jiwamu kepadaKu; supaya dengan demikian
engkau pantas mempersembahkan korban kepada Allah dan pantas menyambut
Sakramen Tubuhku dengan memperoleh buah.
4. Sebab tak ada korban yang lebih pantas dan tak ada silih yang lebih besar untuk
menghapus dosa-dosanya, daripada menyerahkan diri sama sekali dengan hati murni
kepada Allah bersama dengan korban Tubuh Kristus dalam korban misa dan dalam
komuni.
Bila orang telah berusaha dengan kekuatan yang ada padanya dan telah sungguh
menyesal, beberapa kali pun saja ia datang kepadaKu, untuk mohon ampun dan
rahmat: Sungguh Aku katakan, demikian sabda Tuhan, Aku tidak menghendaki
kematian orang berdosa, melainkan agar bertobatlah ia dan hidup (Yeh. 33.11); sebab
dosa-dosanya tak akan Kupikirkan lebih lama lagi (lbr. 10.17), tetapi akan diberi
ampun.

PASAL VIII
HAL KORBAN SALIB KRISTUS DAN PENYERAHAN DIRI KITA SENDIRI

Yang Terkasih Bersabda:

1. Sebagaimana Aku dengan ikhlas telah mengorbankan Diriku sendiri kepada Allah,
Bapaku, dengan mengulurkan tangan dan badan yang terbuka untuk dosa-dosamu,
hingga tak ada satupun padaKu yang tidak telah Kukorbankan untuk memberi silih
kepada Allah, demikianlah juga kamu hendaklah menyerahkan dirimu sendiri kepadaKu
bagaikan korban yang suci dan kudus serta ikhlas, tiap-tiap hari dalam misa kudus,
dengan segala kekuatan dan hasrat yang ada padamu dan dengan takwa sebesar-
besarnya.
Tak ada lain yang Kukehendaki daripadamu, daripada supaya engkau berusaha
menyerahkan dirimu sendiri sama sekali kepadaKu.
Segala apa saja yang engkau persembahkan, kecuali dirimu sendiri, tidaklah
Kuhargai, sebab yang kucari bukanlah persembahanmu, melainkan dirimu sendiri.
2. Sebagaimana tidak cukup bagimu memiliki segalanya kecuali Diriku, begitulah juga
apa yang engkau persembahkan tak dapatlah berkenan kepadaKu, bila engkau tidak
mempersembahkan dirimu sendiri.
Korbankanlah dirimu sendiri kepadaKu dan serahkan dirimu sama sekali kepada
Allah; dan itu akan merupakan korban yang sangat berkenan.
Lihatlah, Aku telah menyerahkan Diriku kepada Bapa sebagai korban; bahkan Tubuh
dan Darahku telah Kuberikan kepadamu sebagai santapan, agar supaya Aku menjadi
milikmu sama sekali dan engkau tetap menjadi milikku.
Tetapi apabila engkau tetap lekat pada dirimu sendiri dan tidak mau secara ikhlas
mengorbankan dirimu sendiri kepada kehendakKu, maka korbanMu tidaklah sempurna
juga.
Maka hendaklah segala pekerjaanmu didahului oleh penyerahan dirimu sendiri
dengan ikhlas kepada Tuhan Allah, bila engkau ingin memperoleh kebebasan dan
rahmat.
Maka hanya sedikitlah orang yang merasa terang dan bebas dalam hati, karena
mereka tiada mampu menyangkal diri sendiri dengan sempurna.
Inilah tetap menjadi pendirianKu: Barang siapa tidak menyangkal segalanya, tidak
dapatlah ia menjadi muridKu (Luk. 14.33). Maka jika engkau mau menjadi muridKu,
korbankanlah dirimu beserta dengan segala keinginanmu kepadaKu.

PASAL IX
BAHWA KITA HARUS MENGORBANKAN DIRI KITA DAN SEGALA MILIK KITA KEPADA ALLAH DAN
BERDOA UNTUK SEKALIAN ORANG

Murid Berkata:

1. Tuhan, segala sesuatu yang ada di langit dan di atas bumi, itulah milikMu.
Aku ingin mempersembahkan diriku sendiri kepadaMu sebagai korban yang ikhlas dan
ingin pulalah aku untuk selama-lamanya menjadi milikMu.
Tuhan dengan hati yang bersahaja sekarang aku mengorbankan diriku sendiri sebagai
hambaMu untuk selamanya, supaya Engkau hendaklah berkenan dan supaya aku menjadi
korban untuk memuliakan Dikau untuk selamanya.
Berkenanlah menerima aku bersama dengan korban kudus TubuhMu yang mulia, yang
hari ini kupersembahkan di tengah-tengah para malaekat yang hadlir dengan tidak
kelihatan, agar supaya dapatlah berguna bagi keselamatanku dan segenap umatMu.
2. Tuhan, di atas altar silihMu, aku letakkan segala dosaku dan pelanggaran-
pelanggaran yang telah kulakukan di hadapanMu dan di hadapan para malaekatMu yang
kudus, mulai saat aku dapat berbuat dosa hingga saat sekarang ini, agar supaya Engkau
sudi kiranya membakar itu semua dan menghancurkannya dengan api cintakasihMu.
Hendaklah sudi kiranya menghapus segala kotoran dosaku, menyucikan suara kalbu
daripada segala kesalahan dan hendaklah mengembalikan rahmat yang telah hilang
dari padaku karena dosa-dosaku, dengan memberi ampun atas segala dosaku dan
menjunjung aku kepadaMu dengan kasih mesra dan agar aku dapat memperoleh
damaiMu.
3. Apakah gerangan yang dapat kulakukan untuk pengampunan dosaku, selain
daripada mengaku dengan rendah hati dan menyesalinya, dan tiada henti-hentinya
mohon kemurahan hatimu.
Dengarkanlah aku yang kini berdiri di hadapanMu, ya Tuhan.
Segala dosaku sangatlah kusesalkan; aku tidak mau berbuat lagi; melainkan
kusesalkan dan tetaplah akan kusesalkan selama aku masih hidup; aku sanggup berbuat
tapa dan sesuai dengan kemampuanku, aku sanggup pula memberi silih.
Ampunilah, ya Allah, ampunilah dosa-dosaku demi NamaMu yang kudus; tolonglah
jiwaku yang telah Engkau tebus dengan DarahMu yang sangat mulia.
Lihatlah, aku serahkan diriku kepada rahimMu; aku serahkan diriku kepadaMu.
Perlakukanlah aku menurut kebaikanMu, bukan setimpal dengan kejahatan dan
kedurhakaanku.
4. KepadaMu juga kuserahkan segala yang baik, meskipun tidak banyak jumlahnya dan
tidak sempurna adanya, agar supaya Engkau memperbaiki dan menyucikannya.
Sudilah kiranya menerimanya dan hendaklah dibuat berkenan kepadaMu;
arahkanlah segalanya itu kepada kebaikan dan bawalah aku, orang yang malas dan
tiada berguna, kepada saat akhir yang bahagia dan terpuji.
5. Juga segala keinginan yang baik dari umat yang bertakwa, kupersembahkan
kepadaMu; begitu pula kesukaran-kesukaran orang tuaku, sahabat-sahabatku, saudara-
saudara lelaki dan perempuan, dan sekalian yang kukasihi, pun pula kesukaran-
kesukaran mereka yang telah berbuat baik kepadaku, ataupun orang lain demi
NamaMu; juga kesukaran-kesukaran mereka yang telah mengharapkan dan minta doaku
untuk dirinya sendiri, ataupun untuk orang lain, atau supaya aku mempersembahkan
misa, baik bagi mereka yang masih hidup, maupun bagi mereka yang sudah
meninggalkan dunia ini, agar mereka sekalian memperoleh pertolongan rahmatMu,
kekuatan dari penghiburanMu, perlindungan dalam bahaya dan pembebasan dari
hukuman-hukuman, dan akhirnya setelah dibebaskan daripada segala kejahatan dengan
gembira mengucap syukur kepadaMu.
6. Kemudian aku mempersembahkan kepadaMu doa-doa korban-korban perdamaian,
lebih-lebih bagi mereka yang dengan jalan apapun juga telah pernah menistai,
menyusahkan, atau memfitnah aku, ataupun telah merugikan atau menyakitkan hatiku;
lagi pula bagi mereka yang telah pernah kubuat bersedih hati, kukacaukan pikirannya,
telah pernah kupersukar, atau telah tersinggung olehku, baik dengan perkataan,
maupun dengan perbuatan, baik dengan pengetahuan, maupun di luar pengetahuanku;
supaya Engkau berkenan memberi ampun kepada kami sekalian, serta segala dosa-dosa
kami dan kesalahan kami yang satu terhadap yang lain.
Ambillah daripada kami segala rasa curiga, ya Tuhan, segala rasa murka, amarah
dan sifat pertengkaran, dan segala sesuatu yang dapat melanggar cintakasih akan Allah
dan mengurangkan cintakasih akan sesama manusia.
Kasihanilah, ya Tuhan, kasihanilah kami yang mohon rahimMu; berilah rahmatMu
kepada kami, orang yang papa; dan berilah, agar kami dapat hidup yang pantas, hingga
patut menikmati anugerahMu dan kemudian dapat mencapai hidup kekal. Amin.

PASAL X
BAHWA KITA JANGANLAH MUDAH MELALAIKAN KOMUNI KUDUS

Yang Terkasih Bersabda:

1. Seringkali engkau harus datang kepada sumber rahmat dan kerahiman IIahi; kepada
sumber segala kesucian dan kebaikan, supaya dapat disembuhkan dari nafsu dan
kejahatanmu dan agar dapat menjadi lebih kuat dan waspada terhadap segala godaan
dan tipu muslihat setan.
Karena musuh tahu dengan sungguh-sungguh, betapa besar anugerah dan
kebahagiaan yang terdapat di dalam komuni kudus, pun juga, bahwa komuni itu jalan
yang paling aman menuju kebahagiaan, dan dari sebab itu ia berusaha dengan segala
usaha dan pada segala kesempatan untuk menghalang-halangi umat yang saleh.
Sebab sementara orang menerima bisikan-bisikan yang sama sekali tidak sehat dari
setan, sewaktu mereka mempersiapkan diri untuk menyambut Komuni.
2. Seperti yang telah tertulis di dalam buku Ayub, roh jahat sendirilah yang datang di
antara anak-anak Allah, untuk mengacau mereka dengan kejahatan-kejahatannya yang
biasa dilakukannya, atau untuk menakuti, atau membuat agar supaya mereka tidak
tahu apa yang harus dilakukan. Demikianlah ia mengharap dapat melemahkan
semangat mereka yang baik, atau dapat menggoncangkan kepercayaan mereka dengan
serangan-serangannya: supaya mereka sama sekali tidak mau menyambut komuni, atau
mau menyambut, tetapi dengan semangat yang dingin.
Tetapi janganlah memperdulikan tipu muslihat dan bujukan-bujukannya, meskipun
sangat jahat dan memalukan; baiklah engkau lemparkan kembali saja segala saran-
sarannya.
Engkau harus menghinakan dan menertawakan si jahat itu dan janganlah sekali-kali
melalaikan komuni karena serangan dan keragu-raguan yang ditimbulkan si jahat tadi.
3. SeringkaIi keragu-raguan yang besar tentang cukup atau tidaknya takwa yang ada
pada kamu juga merintangimu; ataupun ketakutan terhadap pengakuan dosa yang
harus kita lakukan.
Hendaklah kita bertindak menurut nasihat orang-orang yang bijaksana, dan
buanglah rasa takut dan keragu-raguan, sebab itu merintangi rahmat Allah dan
memusnakan takwa dalam hati.
Janganlah kita melalaikan komuni kudus karena ada rintangan kecil ataupun ada
rasa kurang tenteram, melainkan hendaklah segera kita mengaku dosa, dan ampunilah
dengan ikhlas sekalian orang yang telah menyakiti hati kita.
4. Apa gunanya menunda-nunda pengakuan dosa dan komuni kudus?
Sucikanlah hatimu selekas mungkin; ludahkanlah dengan segera bisa itu dan
hendaklah mengambil obat, dan engkau akan lebih mereasa sehat daripada bila
ditunda-tunda.
Jika pada hari ini menunda karena alasan ini, boleh jadi pada lain hari ada alasan
lain pula yang lebih berat; dan demikianlah engkau akan lama tidak menyambut
komuni dan semakin kurang pantas adanya.
Hendaklah selekas mungkin membuang keberatan-keberatan dan keragu-raguan
yang sekarang ini dari padamu; sebab tak ada gunanya lama-lama mempunyai rasa
takut dan memikir-mikir saja; dan tak berfaedah pula melalaikan rahasia-rahasia IIahi
karena rintangan-rintangan sehari-hari.
Sebaliknya, sungguh sangat merugikan jika engkau menunda-nunda komuni kudus,
sebab kebanyakan akibatnya engkau menjadi sangat malas.
Sementara orang yang malas dan sembrono, dan ini harus disayangkan, dengan suka
hati menerima alasan untuk menunda pengakuan dosa; punpula mereka menunda
menyambut komuni, agar mereka jangan terpaksa lebih teliti mengawasi diri sendiri.
5. Ah, betapa kecilnya cintakasih dan betapa lemahnya kesalehan mereka yang begitu
mudah melalaikan komuni!
Sebaliknya, betapa bahagia dan berkenan kepada Allah mereka yang demikian
hidupnya dan demikian bersih suara hatinya, sehingga ia setiap hari bersedia
menyambut komuni, asal diperbolehkan saja dan asal dapat melakukannya saja tanpa
menimbulkan keonaran.
Jika orang kadang-kadang tidak menyambut komuni kudus sebab rendah hati, atau
jika ada alasan yang sah, orang itu boleh dipuji, karena penghormatannya.
Tetapi bila di dalamnya tersembunyi sifat malas, maka ia harus mencambuk diri
sendiri dan mengerahkan segenap tenaganya menurut kesanggupannya; dan Tuhan
akan membantu keinginannya, karena Tuhan teristimewa memandang kehendaknya
yang baik itu.
6. Tetapi bila ada halangan yang sah, namun orang itu mempunyai kehendak yang
baik dan keinginan yang bertakwa untuk menyambut komuni; demikianlah ia juga akan
menerima hasil-hasil Sakramen yang membawa bahagia kepadanya.
Sebab tiap orang serani yang bertakwa dapat setiap hari tanpa rintangan
menyambut Kristus di dalam komuni batin yang akan menghasilkan keselamatan.
Namun haruslah ia pada hari-hari yang tertentu dan waktu-waktu yang pasti
menerima Tubuh Penebusnya dengan kehormatan dan penuh kasih dalam Sakramen ini,
dan lebih mementingkan kemuliaan dan kehormatan Allah daripada mencari
penghiburan bagi diri sendiri.
Sebab setiap kali ia merenungkan dengan saleh rahasia penjelmaan dan
penderitaan Kristus dan menyala cintakasihnya terhadap Kristus, maka ia menerima
komuni batin dan diperkuatlah ia secara tidak tampak.
7. Barang siapa mempersiapkan diri hanya bila menjelang hari pesta atau hanya bila
ia merasa terdorong oleh kebiasaan, sering kali ia akan tidak cukup bersedia.
Bahagialah orang yang mempersembahkan diri kepada Tuhan sebagai korban bakar
setiap kali ia mempersembahkan misa atau menyambut komuni.
Dalam mempersembahkan misa janganlah terlampau cepat atau terlampau lambat;
tetapi hendaklah dapat menyesuaikan diri dengan cara kawan-kawan serumah yang
baik dan yang umum.
Janganlah menjadi beban atau rintangan bagi orang lain; melainkan ambillah cara
hidup yang lazim, sesuai dengan adat para bapa; dan lebih memperhatikan apa yang
bermanfaat bagi orang lain daripada memuaskan perasaan saleh atau keinginan sendiri.

PASAL XI
BAHWA TUBUH KRISTUS DAN KITAB SUCI ITU BAGI JIWA YANG BERIMAN ADALAH YANG
PALING PERLU

Murid berkata:

1. O Tuhan Yesus, yang sangat manis, betapalah manisnya bagi jiwa yang bertakwa, bila
Engkau mempersilakannya untuk duduk pada perjamuanMu, di mana tidak ada lain
makanan yang dihidangkan selain Engkau sendiri, satu-satunya yang terkasih dan yang
diinginkannya melebihi segala-galanya yang dapat dikehendaki hati.
Dan alangkah manisnya bagiku, untuk mencucurkan air mata penuh kasih yang tulus
di hadiratMu dan beserta dengan Magdalena yang saleh itu menyirami kakiMu dengan air
mataku.
Tetapi di manakah kesalehanku? manakah air mataku yang suci itu, yang mengalir
dengan derasnya? Sungguh, semestinya di hadiratMu dan di hadapan para malaekatMu
hatiku harus menyala karena kasih dan menangis karena gembira.
Sebab dalam Sakramen Engkau sungguh berada di dalam hatiku, meskipun Engkau
tersembunyi dalam rupa yang lain.
2. Sebab mataku tidak akan tahan melihat Dikau dalam terang IIahimu; bahkan seluruh
bumi tidak akan kuat bertahan di hadapanMu yang cemerlang mulia itu. Oleh sebab itu
Engkau berkenan membantu kelemahanku dengan menyembunyikan diri dalam
Sakramen.
Sungguh aku memilikiMu dan berbakti kepadaMu, seperti para rnalaekat di dalam
surga mengabdi Dikau juga; tetapi sementara aku dengan kepercayaan, sedangkan
mereka dengan bertemu muka tanpa berselubung lagi.
Kini aku harus sudah puas dengan terang iman yang sejati dan hidup dalam iman ini
hingga terbitlah hari terang kekal dan musnalah bayangan-bayangan.
Sebab bila telah datang yang sempurna-sempurna (1 Kor.13.10) maka akan
berhentilah sambutan Sakramen karena umat yang telah bahagia di surga tidak lagi
memerlukan Sakramen sebagai jalan ke arah kebahagiaan.
Sebab mereka sudah bergembira dengan tidak ada akhirnya di hadirat Tuhan dan
memandang kemuliaanNya dengan muka bertemu muka; dan setelah mereka menjadi
semakin terang mengenai IIahi yang tak dapat ditangkap itu, maka mereka menikmati
Sabda Allah yang telah menjelma, seperti pada permulaan sampai kepada kekal.
3. Apabila aku merenungkan mujijat-mujijat ini, maka segala hiburan rohanipun
menimbulkan kesedihan bagiku; sebab selama aku belum dapat memandang Tuhan
dalam kemuliaanNya dengan tiada selubung, maka segalanya yang kulihat dan
kudengar di dunia ini, kuanggap tiada berharga sama sekali.
Engkaulah menjadi saksiku, ya Allah, bahwa tiada sesuatupun yang mampu
menghibur aku, tiada seorang makhlukpun dapat memberi kepuasan kepadaku, selain
Engkau, ya Allahku yang aku ingin memandang selama-lamanya.
Tetapi ini tidaklah mungkin, selama aku masih berada dalam hidup yang fana ini.
Oleh karena itu aku harus memaksa diriku untuk sangat sabar, dan dalam segala
keinginanku menyerah kepadaMu.
Sebab juga umatMu yang kudus, ya Tuhan, yang kini dengan gembira telah beserta
dengan Dikau berada di kerajaan surgawi, dahulu juga menanti kedatangan
kemuliaanMu dengan kepercayaan dan kesabaran yang besar, sewaktu mereka masih
hidup di dunia ini.
Adapun yang mereka telah percaya, aku percaya juga; apa yang mereka harapkan,
aku harapkan juga, dan di mana mereka telah tiba, di situpun aku percaya akan tiba
juga dengan pertolongan rahmatMu.
Sementara itu aku akan hidup di dalam kepercayaanku, diperkuat oleh teladan
orang-orang kudus.
Selain itu kitab-kitab sucipun merupakan penghiburan dan kaca kehidupan; lebih-
lebih TubuhMu yang maha kudus adalah upaya yang istimewa, untuk mencapai
kebahagiaan dan merupakan pula tempat perlindungan bagiku.
4. Aku merasa, bahwa ada dua perkara yang sangat penting bagiku dalam hidup ini,
dan tanpa dua perkara itu hidup yang celaka ini olehku tak dapat tertahankan lagi.
Selama aku berada dalam kurungan badan ini, aku mengakui, bahwa ada dua hal
yang kubutuhkan secara mutlak, yaitu makanan dan cahaya.
Oleh karena itu Engkau telah memberikan TubuhMu kepadaku, seorang yang papa,
sebagai santapan bagi jiwaku dan badanku; dan telah Engkau berikan sabdaMu sebagai
sebuah pelita dimukaku (Masm. 119.105).
Tanpa dua perkara itu tak dapatlah aku hidup dengan baik; sebab sabda Allah
adalah cahaya bagi jiwaku dan SakramenMu adalah santapan kehidupan.
Dua perkara ini dapat juga dibandingkan dengan dua meja, yang ditempatkan
sebelah-menyebelah di dalam bilik perbendaharaan gereja yang kudus.
Yang satu ialah meja altar yang kudus, tempat roti kudus, yaitu: Tubuh Kristus yang
sangat Mulia.
Yang kedua ialah meja hukum IIahi yang memuat pengajaran kudus, yang mengajar
iman yang benar dan yang membawa kami dengan tetap ke dalam tirai, tempat yang
maha kudus.
5. Ya Tuhan Yesus, cahaya dari pada cahaya yang kekal, kami mengucap syukur atas
meja pengajaran kudus, yang telah Engkau sediakan bagi kami dengan perantaraan
hamba-hambaMu, para nabi dan Para rasul serta pengajar-pengajar lainnya.
Pencipta dan Penebus umat manusia, kami mengucap syukur kepadaMu, yang telah
mengadakan perjamuan agung, di mana Engkau telah menyediakan DiriMu sendiri
sebagai makanan, bukan anak domba paska sebagai lambang, melainkan benar-benar
Tubuh dan DarahMu yang maha kudus, untuk memperlihatkan cintakasihMu kepada
dunia.
Dengan perjamuan kudus ini Engkau menggembirakan umatMu yang beriman dan
membuat mereka kemabukan maknawi dengan piala keselamatan; dan beserta kami
para malaekat yang kudus menikmati perjamuan kami, tetapi mereka menikmatinya
dengan kenikmatan yang lebih besar.
6. Alangkah mulia dan penuhnya kehormatan jabatan imamat itu, yang diberi kuasa
mengkonsakrir dengan sabda kudus Tuhan yang mulia, memberkatinya dengan bibir,
memegangnya dengan tangan, menyambutnya sendiri dan membagikannya kepada
orang-orang lain!
Betapa suci tangan mereka seyogyanya, betapa bersih mulut mereka, betapa murni
tubuh mereka, betapa suci seyogyanya hati para imam yang sering kali menjadi
tempat tinggal Tuhan segala kemurnian.
Dari mulut seorang imam, yang begitu sering menyambut Sakramen Kristus, tak
boleh keluar perkataan yang tidak suci, tidak senonoh dan tidak berguna.
Cahaya matanya, yang biasa melihat Tubuh Kristus haruslah terang dan murni.
Tangannya yang biasa menyentuh Pencipta langit dan bumi, harus suci dan
diarahkan ke langit.
Khusus ditujukan kepada para imam perkataan yang tercantum dalam hukum:
Hendaklah kamu kudus, karena kuduslah Aku, Tuhan dan Allahmu (Im. 19.2).
7. Semoga rahmat, ya Allah yang maha kuasa, membantu kami supaya kami, yang
telah mau menerima jabatan imamat, diperkenankan mengabdi Dikau dengan pantas
dan saleh dalam kemurnian, pun pula dengan suara kalbu yang baik.
Dan meskipun kami tak dapat hidup murni sebagaimana mestinya, namun sudi
apalah kiranya memberi, supaya kami dapat menyesali dengan semestinya kejahatan-
kejahatan yang telah kami buat, dan dengan rendah hati dan kehendak baik yang tetap
dapat semakin giat mengabdi Dikau untuk seterusnya.

PASALXII
BARANGSIAPA HENDAK MENYAMBUT KOMUNI HARUSLAH MEMPERSIAPKAN DIRI SEBAIK-
BAIKNYA

1. Aku sayang akan kesucian dan Aku adalah pemberi segala sesuatu yang kudus.
Aku mencari hati yang murni; dan di situlah tempat istirahatKu.
Sediakanlah untukKu balai perpestaan yang luas dan lengkap (Mark. 14.15) dan Aku
akan mengadakan perjamuan paska bersama dengan murid-muridKu di situ.
Jika engkau menghendaki Aku datang kepadamu dan tetap tinggal beserta dengan
kamu, buanglah ragi yang lama, dan bersihkanlah tempat tinggal di dalam hatimu.
Usirlah dari padamu keramaian dunia dan keributan nafsu: duduklah bagaikan pipit
di atas atap rumah (Masm: 101.8) dan renungkanlah dengan kesedihan hatimu segala
kesalahanmu.
Sebab barangsiapa menaruh cinta niscaya akan menyediakan tempat yang terbaik
dan terindah untuk yang dikasihinya; dari sikap itulah orang dapat rnengukur, betapa
besar cinta kasih orang yang menerima itu terhadap sahabatnya.
2. Tetapi ketahuilah, bahwa engkau, karena jasa pekerjaanmu itu tidak juga akan
pantas mempersiapkan diri, sekalipun engkau akan mengambil waktu setahun Iamanya
dan sekalipun tak ada lain halyang engkau pikirkan.
Hanya karena kebaikanKu dan rahmatKu engkau diperbolehkan menyambut
perjamuan kudus; sebagai mana seorang pengemis dipanggil pada perjamuan seorang
kaya dan yang tiada dapat berbuat sesuatupun juga untuk membalas anugerah itu,
selain dari pada mengucap syukur dengan rendah hati.
Berbuatlah menurut kesanggupanmu dan berbuatlah rajin-rajin; bukan karena
sudah menjadi kebiasaan atau pun karena dipaksa; melainkan sambutlah Tubuh dan
Allahmu yang terkasih itu, yang sudah berkenan datang kepadamu, dengan takut dan
hormat, serta dengan hati yang sungguh gembira.
Akulah yang telah memanggilmu; Akulah yang telah memberi perintah; Aku yang
akan memenuhi kebutuhanmu; marilah dan sambutlah Aku.
3. Jika Aku berkenan memberi rahmat takwa, ucapkanlah syukur kepada Allah; bukan
karena engkau pantas, melainkan karena Aku yang mengasihanimu.
Sebaliknya jika engkau tidak memperoleh rahmat tadi, tetapi merasa kering,
hendaklah tetap berdoa, mengeluh dan mengetuk pintu, dan janganlah berhenti,
hingga engkau diperkenankan pantas menerima setetes dari rahmatKu yang memberi
bahagia. Engkaulah yang membutuhkan Daku. Bukan Aku yang membutuhkan engkau.
Dan engkau tidaklah datang untuk menguduskan Daku, melainkan Akulah yang datang
untuk menguduskan dan memperbaiki engkau. Engkau datang untuk dikuduskan olehKu
dan dipersatukan dengan Daku; untuk menerima rahmat baru dan menerima anjuran
pula menuju ke perbaikan.
Janganlah mengabaikan rahmat ini; tetapi simpanlah hatimu sebaik-baiknya dan
silakan yang Terkasih masuk ke dalammu.
4. Tetapi hendaknya jangan hanya sebelum menyambut komuni saja engkau
mempersiapkan diri untuk hidup bertakwa, tetapi hendaknya pula berusaha tetap
bertakwa juga sesudah menyambut Sakramen ini.
Sebagaimana seperti persiapan engkau harus bertakwa, begitulah juga sesudah
menyambut engkau tidak boleh kurang bertekun.
Sebab bertekun dengan baik-baik sesudah komuni adalah persiapan sebaik-baiknya
untuk menerima rahmat lebih banyak pula.
Jika orang segera berkecimpung lagi dalam hiburan lahir, maka ia membuat dirinya
tidak cakap untuk persiapan.
Janganlah engkau banyak bicara; tetaplah menyendiri, dan nikmatilah Allahmu.
Karena engkau memiliki Dia, yang dunia tiada dapat mengambilnya dari padamu.
KepadaKulah engkau harus menyerahkan dirimu sama sekali, hingga engkau tiada lagi
hidup dalam dirimu sendiri, melainkan di dalamKu, tanpa rasa kesusahan sedikit pun
juga.

PASAL XIII
BAHWA JIWA YANG BERTAKWA DENGAN SEGENAP HATI HARUS INGIN BERSATU DENGAN
KRISTUS DALAM SAKRAMEN YANG MAHA KUDUS

Murid Berkata:

1. Ya Tuhan, siapakah gerangan yang akan dapat mengusahakan, agar hanya Dikau
sendirilah yang kuperoleh (Cant. 8.1), dan dapat membuka seluruh keadaan batinku di
hadapanMu dan menikmati Dikau, seperti yang diinginkan jiwaku; janganlah ada seorang
pun yang menghina daku (Cant. 8.1) dan tiada satu makhlukpun mempengaruhi ataupun
memperhatikan daku, melainkan hanya Engkaulah saja, yang bersabda kepadaku, dan
aku bicara dengan Dikau, seperti orang yang saling kasih dan sebagaimana halnya bila
seorang sahabat menyambut sahabatnya.
Untuk inilah aku berdoa dan inilah yang kuharapkan, agar aku dipersatukan sama
sekali dengan Dikau dan dapat melepaskan hatiku daripada semua makhluk; dan karena
komuni yang kudus dan pula karena sering kali mempersembahkan misa kudus makin
lama makin banyak menikmati perkara-perkara surgawi yang kekal.
Ya Tuhan Allahku, bila mana aku dapat sama sekali bersatu dengan Dikau dan hanya
Engkau saja yang kuperhatikan, lagi pula dapat melupakan diriku sendiri sama sekali.
Engkau di dalam diriku dan aku di dalam Dikau; berilah agar dengan demikian kita
tetap menjadi satu.
2. Sungguh, Engkau adalah Kekasihku, yang terpilih di antara ribuan (Cant. 5.10)
tempat di mana jiwaku dengan suka hati tinggal selama hidup.
Sungguh, Engkau adalah Pemberi damai bagiku, Engkau merupakan tempat damai
yang tertinggi dan ketenangan yang sebenarnya, dan di luarMu hanya terdapat susah
payah dan kesedihan serta kesengsaraan yang tak ada habisnya.
Sungguh Engkau ialah Allah yang tersembunyi (Is. 45.15) dan Engkau tiada
mengadakan rundingan dengan orang yang menyangkal Allah, tetapi pembicaraanMu
Engkau tujukan kepada mereka yang rendah hati dan sederhana.
Betapa manisnya budiMu, ya Tuhan (Sap. 12.1) yang untuk menunjukkan
kebaikanMu terhadap putra-putraMu telah berkenan menyegarkan mereka dengan roti
yang sangat manis, yang telah turun dari surga.
Sungguh, tak ada bangsa lain yang demikian besarnya, hingga dewatanya sangat
mendekatinya seperti Engkau, Allah kami (LJI. 4.7) sangat dekat berada dengan
umatMu yang beriman. Yang berkenan memberikan diriMu sendiri, sebagai santapan
dan kenikmatan kepada mereka, untuk menghiburnya setiap hari dan untuk
mengangkat hati mereka ke arah surga.
3. Umat manakah, yang menerima anugerah sedemikian besarnya, seperti umat
serani?
Atau makhluk manakah di bawah langit ini, yang begitu dikasihi, seperti jiwa yang
bertakwa, yang dikunjungi Allah, untuk diberinya makanan daging yang mulia?
O, rahmat yang tiada terkatakan! O, kedatangan yang mengagumkan! O, cintakasih
yang tiada terukur yang dilimpahkan kepada manusia!
Tetapi apa yang harus kupersembahkan kembali kepada Tuhan sebagai balasan atas
rahmat dan cinta kasih yang luar biasa itu?
Tak ada suatupun yang dapat kupersembahkan kepadaNya, yang lebih berkenan
kepadaNya, daripada mempersembahkan seluruh hatiku dan mempererat hubunganku
dengan Dia.
Maka akan bergembiralah seluruh batinku, jika jiwamu telah bersatu dengan Allah.
Maka akan bersabdalah Dia kepadaku: Maukah engkau tinggal padaKu dan Aku akan
tinggal padamu. Dan aku akan menjawab: Sudi apalah kiranya Engkau tinggal padaku;
aku ingin pula tinggal padaMu.
Inilah yang merupakan seluruh keinginanku, yaitu agar hatiku bersatu dengan
Dikau.

PASAL XIV
HAL RINDU YANG MENYALA DARI SEMENTARA OR.ANG YANG BERTAKWA AKAN TUBUH
KRISTUS

Murid Berkata:

1. Alangkah besarnya kekayaan kemanusiaanMu, ya Tuhan, yang Engkau sediakan bagi


mereka yang takut kepada Dikau (Masm. 31.20).
Bila kupikirkan, ya Tuhan, bahwa sementara orang yang bertakwa menyambut
SakramenMu dengan tekun dan cintakasih yang sebesar-besarnya, maka sering kali aku
merasa malu atas diriku sendiri, karena aku menghadap altarMu dan menyambut
perjamuanMu yang kudus dengan rasa malas dan dingin saja; karena aku merasa dingin
dan tiada bersemangat dalam hati; pula karena aku tiada merasa bernyala
terhadapMu, ya Tuhan. Dan malu pula, karena aku tidak begitu tertarik dan terharu
seperti halnya banyak orang yang takwa, yang oleh karena kerinduan mereka yang
sangat besar untuk menyambut komuni dan karena cintakasih yang terasa tiada dapat
menahan air mata mereka, tetapi dengan segenap hati dan jiwa begitu sangat rindunya
kepadaMu, ya Allah, sumber kehidupan, hingga tiada jalan lain bagi mereka untuk
memuaskan lapar mereka selain menyambut TubuhMu dalam kegembiraan yang dalam
dan dengan kerinduan rohani yang sangat besar.
2. O, kepercayaan mereka yang benar-benar dan menyala-nyala adalah sungguh-
sungguh bukti yang tegas, bahwa Engkau berada di situ.
Memang mereka sungguh mengenal Tuhan mereka dalam memecahkan roti, sedang
hati mereka sangatlah menyala karena Yesus, yang berjalan bersama mereka.
Tetapi tekun dan takwa yang begitu besar, kasih yang begitu menyala, sering kali
tidak kumiliki sama sekali.
Kasihanilah aku, ya Yesus yang baik, manis dan terkasih; dan berilah kepadaku,
pengemisMu yang hina ini, agar supaya dia setidak-tidaknya kadang-kadang di dalam
komuni dapat memperoleh rasa kenikmatan kasihMu sedikit saja; agar kepercayaanku
lebih menjadi kuat, pengharapanku atas kebaikanMu bertambah-tambah, dan agar
cintakasihku, setelah merasakan manha surgawi, akhirnya akan menyala dengan
sempurna dan tiada lagi menjadi surut.
3. Bukankah kerahimanMu cukup kuat untuk memberi rahmat yang sangat ku inginkan
itu kepadaku, dan pada saat yang berkenan kepadaMu, sudi mendatangi daku dengan
semangat yang menyala.
Sebab meskipun rinduku itu tidak begitu menyala seperti umatMu yang terpilih,
namun aku ingin juga kerena rahmatMu mempunyai kerinduan yang begitu besar dan
bernyala; dan aku berdoa dan memohon, supaya dapat merupakan bagian daripada
orang-orang yang sangat kasih kepadaMu itu, dan semoga boleh termasuk dalam
persekutuan mereka yang kudus itu.

PASAL XV
BAHWA RAHMAT BERTAKWA DAPAT DIPEROLEH DENGAN RENDAH HATI DAN DENGAN
MENYANGKAL DIRI SENDIRI

1. Rahmat bertakwa haruslah engkau cari dengan giat, engkau minta dengan sangat,
engkau tunggu dengan sabar dan kepercayaan yang baik, engkau terima dengan rasa
syukur, engkau simpan dengan rendah hati dan hendaklah engkau bekerja sama dengan
dia dan engkau serahkan kepada Allah, bilamana dan bagaimana kunjungan surgawi itu
akan datang padamu.
Lebih-lebih hendaklah engkau merendahkan diri, bila engkau merasa hanya sedikit
bertakwa atau sama sekali tidak merasa takwa; tetapi hendaklah jangan engkau terlalu
putus asa, ataupun terlalu sedih tentang hal ini.
Sebab dalam waktu sekejap mata saja Allah sering kali memberikan apa, yang telah
lama ditolakNya; kadang-kadang baru pada akhir doa la memberikan apa yang pada
permulaan doa ditundaNya.
2. Sebab andaikata rahmat selalu segera diberikan dan selalu dikabulkan atas keinginan
kita, niscaya orang yang lemah tidak akan dapat menahannya.
Oleh sebab itu hendaklah rahmat bertakwa ini engkau tunggu dengan penuh
kepercayaan dan kesabaran serta rendah hati. Tetapi hendaknya engkau sendiri dan
dosa-dosamulah yang engkau persalahkan, bila rahmat tidak diberikan atau diambil
dari padamu secara diam-diam.
Kadang-kadang hanya perkara kecil yang menyebabkan rahmat terhalang dan tidak
tampak; sesungguhnya perkara kecil tadi lebih dapat dikatakan gendala yang besar,
karena merintangi kedatangan anugerah yang besar.
Dan jika engkau justru telah menghilangkan gendala yang kecil ataupun besar tadi
dan telah mengalahkannya, maka engkau akan memperoleh yang engkau minta.
3. Sebab segera setelah engkau dengan segenap hati telah menyerahkan dirimu
kepada Allah dan tidak mengejar bermacam-macam hal menurut kesenangan dan
keinginanmu sendiri, tetapi menyerahkan dirimu kepada Tuhan, maka engkau akan
bersatu dan dalam damai dengan Tuhan; sebab tiada suatupun yang lebih nikmat dan
berkenan bagimu dari pada berkenan kepada kehendak Allah.
Maka barangsiapa dengan berusaha mengarahkan perhatiannya terhadap Allah
kelangit, dan membersihkan diri dari segala cinta yang tak teratur, atau dari rasa
jemu terhadap sesuatu makhluk, dialah yang paling pantas menerima rahmat dan
anugerah bertakwa.
Karena Tuhan mencurahkan berkatNya dalam bejana-bejana yang terdapat bersih
tiada berisi.
Dan semakin sempurna orang menyangkal perkara-perkara yang hina, dan semakin
banyak ia dengan menghina diri pribadi mematikan diri sendiri, semakin cepat
rahmat akan mendatanginya, yang akan mengalir semakin derasnya dan akan
mengarahkan hatinya yang telah terlepas itu ke arah yang lebih tinggi.
4. Maka ia akan melihat dan akan merasa cukup berlimpah-limpah serta akan
heranlah ad dan hatinya akan merasa menjadi lapang (Is. 60.5); karena Tuhan
besertanya; dan ia telah menyerahkan dirinya sendiri dengan sempurna kepada
Allah, untuk selama-lamanya.
Lihatlah, demikian ia akan diberkati (Masm. 128.4) yang dengan segenap hati
mencari Allah dan tidak menyerahkan hatinya kepada orang-orang yang sia-sia.
Dalam menyambut Ekharisti Kudus orang itu akan pantas menerima rahmat yang
mulia: yaitu bersatu dengan Allah; karena ia tiada menginginkan takwanya sendiri
dan penghiburan bagi diri sendiri, melainkan mencari kehormatan dan kemuliaan
Allah di atas segala takwa dan penghiburan.

PASAL XVI
BAHWA KITA HARUS MEMBENTANGKAN SEGALA KESUKARAN KITA DI HADAPAN KRISTUS
DAN MOHON RAHMATNYA

Murid Berkata:

1. Ya Tuhan yang maha manis dan penuh kasih, yang sekarang hendak ku sambut
dengan takwa dan rindu, Engkau mengetahui kelemahan dan kesukaranku yang
sedang ku derita; betapa banyak penderitaan dan kejahatanku; betapa seringnya aku
mendapat rintangan, godaan, kekacauan dan cemar.
Aku datang menghadap Dikau, untuk mohon pertolongan; aku mohon penghiburan
dan terang.
Aku bicara dengan Yang Maha Tahu, yang mengetahui segala hal ikhwal batinku,
hanya Engkaulah yang dapat dengan sempurna menghibur dan menolong aku.
Engkau tahu, apakah yang lebih-lebih kuperlukan dan betapa papa akan kebajikan
aku ini.
2. Lihatlah, kini aku berdiri di hadapanMu, papa dan tak berpakaian; berdoa mohon
rahmatMu dan belas kasihanMu.
Segarkanlah pengemisMu yang lapar ini, panaskanlah kedinginanku dengan api
cintakasihMu; buatlah supaya aku dapat melihat pula kedatanganMu yang memberi
terang.
Berilah supaya sifat keduniaan menjadi pahit bagiku; supaya segala yang berat dan
menjemukan menjadi kesabaran bagiku; berilah juga supaya aku dapat menghinakan
dan melupakan segala sesuatu yang rendah dan segenap makhluk di dunia ini.
Arahkanlah hatiku kepadaMu di dalam surga dan hendaknya jangan membiarkan
aku berkelana di atas dunia.
Semoga hanya Engkaulah yang menjadi kegembiraanku mulai saat ini sampai
kepada kekal; sebab hanya Engkaulah yang menjadi santapan dan minumanku, kasih
dan kesukaanku, kenikmatan dan keuntunganku yang besar.
3. Semoga kedatanganMu membuat aku berkobar menyala-nyala dan hancur lebur di
dalamMu; supaya aku bersatu dalam semangat dengan Dikau, karena rahmat persatuan
batin, dan luluh lebur dengan Dikau dalam cintakasih yang berkobar.
Janganlah membiarkan aku pergi dari padaMu dengan rasa lapar dan dahaga,
melainkan hendaklah bersikap belas kasihan terhadap aku, seperti Engkau telah sering
kali bersikap mengherankan terhadap umatMu yang kudus.
Betapalah ajaibnya, jika aku olehMu sama sekali bernyala-nyala dan segala sesuatu
yang ada padaku habis binasa; sebab Engkau ialah api yang tak kunjung padam dan
bernyala selama-lamanya. Engkau yang merupakan kasih yang menyucikan hati dan
memberi terang kepada budi.
PASAL XVII
HAL CINTAKASIH YANG MENYALA-NYALA DAN KERINDUAN YANG AMAT BESAR AKAN
MENYAMBUT KRISTUS

1. Dengan cintaksih yang sangat besar dan menyala-nyala, dengan segala keinginan
dan semangat hatiku, aku ingin menyambut Diaku, ya Tuhan; sebagaimana banyak
orang kudus dan umat bertakwa yang sangat berkenan kepadaMu, karena hidup mereka
yang suci, telah merindukan Dikau juga waktu mereka menyambut komuni.
O Allahku, kasih yang kekal yang merupakan milikku yang tertinggi dan
keselamatanku yang tak terhingga aku ingin menyambut Dikau dengan rasa rindu yang
menyala-nyala, dan dengan kehormatan yang sangat besar yang pernah dialami atau
dirasakan oleh orang-orang kudus.
2. Dan walaupun aku tidak pantas memiliki rasa takwa ini, namun ku persembahkan
kepadaMu segala kasih yang ada padaku, seakan-akan hanya akulah yang memiliki
kerinduan yang sangat diinginkan dan yang menyala-nyala.
Tetapi juga segala yang dapat dipikirkan dan diinginkan oleh jiwa yang bertakwa,
itu semua kupersembahkan kepadaMu dengan penghormatan yang sangat tinggi dan
dengan kasih yang sangat tulus.
Tak ada suatu pun yang kuinginkan bagiku sendiri, tetapi diriku sendiri dan segala
milikku ku persembahkan dengan hati yang tulus ikhlas kepadaMu.
Tuhan Allahku, Pencipta dan Penebusku, dengan ikhlas, dengan ta’zim pujian dan
kehormatan, dengan penuh rasa syukur, kemuliaan dan cinta kasih, dengan
kepercayaan, pengharapan dan kemurnian aku ingin menerimaMu pada saat ini,
sebagaimana IbuMu yang sangat suci, perawan Maria, yang termulia, telah menerima
Dikau dan telah merindukan, ketika ia menjawab dengan rendah hati dan penuh takwa
kepada malaekat, yang memberi kabar kepadanya tentang rahasia penjelmaan:
Lihatah hamba Tuhan terjadilah padaku menurutperkataanMu. (Luk. 1.38).
3. Pula seperti Yohanes Pemandi, orang yang teristimewa di antara umat kudus, yang
mendahului kedatanganMu, sewaktu ia masih di dalam kandungan ibunya telah bangkit
dengan gembira dalam Roh Kudus, karena bergembira akan hadiratMu; dan tatkala ia
di kemudian hari melihat Yesus berjalan di antara orang-orang, sangatlah merendahkan
diri aan berkata dengan penuh kasih mesra: Sahabat mempelai laki-laki yang sedang
mendengarkan perkataannya, sangatlah bergembira bila ia mendengar suara
mempelai itu (Yoh. 3.29); begitulah juga aku ingin berkobar dalam keinginanku yang
suci itu dan ingin mengorbankan diriku sendiri sama sekali kepadaMu.
Oleh karena itu seluruh kegembiraan batin, keinginan yang bernyala-nyala,
kenikmatan rohani, penerangan yang mengatasi kodrat dan pemandangan surgawi
segenap umat yang bertakwa, begitu pula kebajikan dan puji-pujian yang telah
dipersembahkan, ataupun yang masih akan dipersembahkan segala makhluk, baik di
surga maupun di atas bumi, kukorbankan dan kupersembahkan kepadaMu untuk diriku
dan untuk mereka sekalian yang telah minta doaku, agar supaya Engkau oleh umat
sekalian terpujilah dengan sepatutnya dan dimuliakan selama-lamanya.
4. Tuhan Allahku, terimalah keinginan dan kerinduanku untuk memuji Dikau dengan
tiada henti-hentinya dan memuliakan Dikau melebihi segala-galanya; sebab ini sudahlah
selayaknya diberikan kepadaMu, sesuai dengan keagunganMu yang berlimpah-limpah.
Ini ku persembahkan kepadaMu dan aku ingin mempersembahkannya tiap hari dan
tiap saat pula; dan segenap roh surgawi dan umatMu sekalian akan minta dan memohon
dengan sangat, supaya besertaku mengucap syukur dan memuji Dikau.
5. Moga-moga segala bangsa dan suku, serta lidah memuji Dikau; semoga mereka
memuliakan NamaMu yang kudus dan sangat manis bagaikan madu itu dengan
kegembiraan yang luar biasa dan dengan takwa yang bernyala-nyala.
Dan semoga mereka sekalian yang merayakan rahasia yang termulia ini dengan
hormat dan takwa, dan menyambutnya dengan kepercayaan yang dalam, akan mendapat
rahmat dan rahim dari padaMu dan sudi berdoa dengan rendah hati bagiku, orang
berdosa.
Dan apabila mereka telah menikmati pula persatuan mereka dengan Dikau, dan bila
mereka setelah menerima penghiburan yang banyak dan dengan ajaib menjadi segar
pula, telah mengundurkan diri dari perjamuan surgawi yang kudus itu, semoga mereka
lalu ingat akan daku, orang yang papa ini.

PASAL XVIII
HENDAKLAH MANUSIA JANGAN MENYELIDIKI SAKRAMEN INI SECARA BERLEBIH-LEBIHAN
MELAINKAN TUNDUKKANLAH PIKIRANNYA KEPADA IMAN KUDUS, SELAKU MURID KRISTUS
YANG RENDAH HATI

Yang Terkasih Bersabda:

1. Hendaklah engkau mengenai rahasia Sakramen ini jangan mengadakan penyelidikan


dengan keinginan yang melewati batas dan tak berguna, jika engkau tidak mau
tenggelam dalam jurang keragu-raguan.
Barangsiapa hendak memahami sedalam-dalamnya kemegahan Allah, akan
tertimpa oleh kemuliaanNya (Prov. 25.27).
Tuhan lebih berkuasa berbuat sesuatu daripada manusia dapat memahaminya.
Tetapi diperkenankanlah penyelidikan yang takwa dan yang disertai dengan rendah
hati mengenai kebenaran, di mana kita selalu siap sedia menerima pengajaran dan
dengan suka hati bertindak sesuai dengan pengajaran-pengajaran yang sehat dari
Bapa-Bapa.
2. Sungguh kesederhanaan yang bahagia, yang meninggalkan gelanggang perdebatan
yang berliku-liku, dan mau melalui jalan perintah Tuhan yang rata dan sentosa.
Banyak orang kehilangan takwa pada saat mereka hendak menyelidiki perkara-
perkara yang mulia.
Dari padamu diminta iman dan hidup yang sungguh-sungguh jujur, bukanlah pikiran
yang muluk-muluk, atau pengertian tentang rahasia-rahasia Tuhan Allah.
Jika engkau tak dapat memahami, ataupun mengerti hal-hal yang berada
dibawahmu, bagaimanakah engkau dapat menangkap hal-hal yang di atasmu.
Tunduklah kepada Allah dan taruhlah pendapatmu di bawah imanmu; dan engkau
akan menerima pengertian terang sesuai dengan keperluan dan kebutuhanmu.
3. Sementara orang mengalami godaan besar mengenai iman dan sakramen; tetapi ini
bukan kesalahan mereka, melainkan kesalahan musuh.
Janganlah susah hatimu karenanya dan janganlah berdebat dengan pikiranmu; dan
janganlah memberi jawaban atas kebimbangan-kebimbangan yang disodorkan
kepadamu oleh setan, melainkan percayalah kepada sabda Allah, percayalah kepada
orang-orang kudus dan para nabi; niscaya si musuh yang jahat itu akan melarikan diri.
Seringkali sungguhlah berguna, jika hamba Allah mengalami hal-hal semacam itu.
Sebab orang-orang yang tak beriman dan orang-orang berdosa, yang telah lama
dikuasainya, tidaklah perlu digodai lagi; sebaliknya orang-orang beriman yang
bertakwa digodai dan diganggu dengan macam-macam cara.
4. Maka hendaklah engkau tetap maju dengan iman yang bersahaja dan teguh; dan
sambutlah sakramen yang maha kudus dengan hormat penuh rasa rendah hati.
Dan apa yang engkau tak dapat memahaminya, serahkanlah dengan tenang hati
kepada Allah yang maha kuasa.
Tuhan tidak akan menipumu; tetapi tertipulah ia, yang terlalu banyak percaya
kepada diri sendiri.
Tuhan beserta mereka yang bersahaja, memberitahukan Diri kepada mereka yang
rendah hati, memberi kebijaksanaan kepada yang rendah, membuka pikiran mereka
yang murni hati, dan menahan rahmatNya terhadap mereka, yang selalu ingin tahu
(melit) dan yang congkak hati.
Pikiran manusia itu lemah dan dapat tertipu; tetapi iman yang benar tak dapat
keliru.
5. Segenap budi dan penyelidikan kodrati harus mengikuti Iman, bukanlah mendahului
dan memperkosanya.
Sebab iman dan cintakasih kini melampaui segala-galanya, dan kedua-duanya
bekerja secara gaib dalam sakramen yang termulia ini.
Tuhan Allah, dengan kuasaNya yang kekal, tak terbatas dan tak terhingga,
menciptakan hal-hal yang besar dan tiada terduga, baik di langit, maupun di atas
bumi; dan pekerjaanNya tak mungkinlah dipahami.
Andaikata pekerjaan Tuhan dapat dimengerti dengan mudah oleh pikiran manusia,
niscaya tak bolehlah pekerjaan Tuhan disebut ajaib dan tak terkatakan adanya.

You might also like