You are on page 1of 15

BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA I.

Pengertian Hiperplasia prostat jinak (benign prostatic hyperplasia) adalah pembesaran kelenjar periurethral yang mendesak jaringan prostat keperifer dan menjadi simpai bedah (pseudokapsul). BPH merupakan kelainan kedua tersering yang dijumpai pada lebih dari 50% pria berusia diatas 60 tahun. II. Etiologi da beberapa teori yang mengemukakan penyebab terjadinya hipertropi prostat antar lain ! ". #eori sel $tem ( %saa&s "'()*"'(+ ) Berdasarkan teori ini jaringan prostat pada orang de,asa berada pada keseimbangan antara pertumbuhan sel dan sel yang mati.-eadaan ini disebut $teady $tate. Pada jaringan prostat terdapat sel stem yang dapat berproli serasi lebih &epat sehingga terjadi hiperplasia kelenjar penuretral. .. #eori /& 0eal ( "'(+ ) /enurut /& 0eal pembesaran prostat jinak dimulai dari 1ona transisi yang letaknya sebelah proksimal dan spinater eksternal pada kedua sisi 2erumen tatum di 1ona periuretral. 3. #eori 4i Hidro #estosteron ( 4H# ) #estosteron yang diohasilkan oleh sel leyding jumlah testosteron yang dihasilkan oleh testis kira5kira '0 % dari seluruh produksi testosteron. $edang yang "0 % dihasilkan oleh kelenjar adrenal. $ebagian besar testosteron dalam keadaan terikat dengan protein dalam bentuk serum. Bendung hormon ( $BH ) sekitar .0 % testosteron berada dalam keadaan bebas dan testosteron bebas inilah yang memegang peranan peranan dalam proses terjadinya pembesaran prostat testosteron bebas

dapat masuk ke dalam sel prostat dengan menembus membran sel ke dalam sitoplasma sel prostat sehingga membentuk 4H# heseplar kompleks yang akan mempengaruhi asam 60 yang menyebabkan terjadinya sintyesis protein sehingga dapat terjadi profilikasi sel. III. Manifestasi Klinik 7ejala klinik dapat berupa ! o 8rekuensi berkemih bertambah o 0o&turia o -esulitan dalam memulai (hesitency) dan mengakhiri berkemih o /iksi terputus (hermittency) o 9rine masih tetap menetes setelah selesai berkemih (terminal dribbling) o Pan&aran miksi menjadi lemah (poor stream) o 6asa nyeri pada ,aktu berkemih (dysuria) o 6asa belum puas setelah miksi 7ejala kilinis tersebut diatas dapat terbagi ) grade yaitu ! 1. Pada grade I (congestif) a. b. &. d. e. f. /ula5mula pasien berbulan5bulan atau bertahun5tahun susah ken&ing dan mulai mengedan. -alau miksi merasa tidak puas. 9rine keluar menetes dan pun&uran lemah. 0o&turia. :reksi lebih lama dari normal dan libido lebih dari normal. Pada ;itos&opy kelihatan hiperemia dan orifreum urether internal lambat laun terjadi 2arises akhirnya bisa terjadi pendarahan (blooding). 2. Pada Grade 2 (residual) a. b. Bila miksi terasa panas 0o&turi bertambah berat

&. #idak dapat buang air ke&il (ken&ing tidak puas)

d. Bisa terjadi infeksi karena sisa air ken&ing e. #ejadi panas tinggi dan bisa meninggal f. 0yeri pad daerah pinggang dan menjalar keginjal. 3. Pada grade 3 (retensi urine) a. %s&huria paradorsal b. %n&ontinential paradorsal 4. Pada grade 4 a. -andung kemih penuh. b. Penderita merasa kesakitan. &. ir ken&ing menetes se&ara periodik (o2erflo, in&ontinential). tumor kerena bendungan hebat. e. 4engan adanya infeksi penderita bisa meninggal dan panas tinggi sekitar )05)" ;. f. -esadaran bisa menurun. g. $elanjutnya penderita bisa koma Berdasarkan gambaran klinik hipertrofi prostat dapat dikelompokan dalam empat ()) derajat gradiasi sebagai berikut !
4erajat % %% %%% %< ;olok 4ubur Penonjolan prostat* batas atas mudah diraba. Penonjolan prostat jelas* batas atas dapat mudah di&apai. Batas atas prostat tidak dapat diraba ? "00 ml 6etensi urine total $isa <olume 9rine = 50 ml 50 > "00 ml

d. Pada pemeriksaan fisik yaitu palpasi abdomen ba,ah untuk meraba ada

IV. Pathofisiologi 4engan bertambahnya usia akan terjadi perubahan keseimbangan testoteron estrogen* karena produksi testoteron menurun dan terjadi kon2ersi testoteron menjadi estrogen pada jaringan adiposa diperifer. Bila perubahan mikroskopik ini terus

berkembang akan terjadi perubahan patologi anatomik. Pada tahap a,al setelah terjadi pembesaran prostat* resistensi pada leher 2esika dan daerah prostat meningkat* dan detrusor menjadi lebih tebal. Penonjolan serat detrusor kedalam kandung kemih dengan sistoskopi akan terlihat seperti balok yang disebut tuberkulasi. 8ase penebalan detrusor ini disebut fase kompensasi otot dinding. tidak mampu lagi berkontraksi sehingga terjadi retensi urine. Biasanya ditemukan gejala obstruksi dan iritasi. 7ejala obstruksi terjadi karena detrusor gagal berkontraksi sehingga kontraksi menjadi terputus.7ejala iritasi terjadi karena pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna saat miksi atau pembesaran prostat yang menyebabkan rangsangan pada kandung kemih* 2esika sering berkontraksi meskipun belum penuh. pabila 2esika menjadi dekompensasi* akan terjadi retensi urine sihingga pada akhir miksi masih ditemukan sisa urine dalam kandung kemih dan timbul rasa tidak tuntas pada akhir miksi. @ika keadaan ini berlanjut pada suatu saat akan terjadi kema&etan total* sehingga penderita tidak mampu lagi miksi. -arena produksi urine terus terjadi maka 2esika tidak mampu lagi menampung urine sehingga tekanan intra 2esika terus meningkat melebihi tekanan tekanan sfingter dan obstruksi sehingga menimbulkan inkontinensia paradoks. 6etensi kronik menyebabkan refluk 2esiko5ureter* hidroueter* hidronefrosis dan gagal ginjal. Prose kerusakan ginjal diper&epat apabila terjadi infeksi. $isa urine yang terjasi selama miksi akan menyebabkan terbentuknya batu endapan yang dapat menyebabkan hematuria* sistisis dan pielonefritis. V. Pe eriksaan !iagnostik ". Pemeriksaan radiologik seperti foto polos abdomen dan pielografi intra2ena. .. 9$7 transabdominal atau transrektal (transre&tal ultrasonography)* untuk mengetahui pembesaran prostat* menentukan 2olume buli5buli* mengukur sisa urine dan keadaan patologi lain (tumor* di2ertikel* batu). pabila kedaan ini berlanjut maka detrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan

3. $ystokopi. ). %<P 5. 9rinalisa dan -ultur urine. VI. Ko "likasi 6etensi 9rine Perdarahan Perubahan <9A trabekulasi* di2ertikulasi. %nfeksi saluran kemih akibat kateterisasi Hidroureter Hidronefrosis ;ystisis* prostatitis* epididymitis* pyelonefritis. Hipertensi* 9remia Prolaps aniBre&tum* hemorroid. 7agal ginjal VII. Penatalaksanaan Penatalaksanaan dapat dilakukan berdasarkan derajat berat5ringannya hipertrofi prostat. ". Dera at IA biasanya belum membutuhkan tindakan pembedahan. Pengobatan konser2atif yang dapat diberikan adalah penghambat adrenoreseptor alfa sepertiA alfa1osin* pra1osin* dan tera1osin. .. Dera at IIA merupakan indikasi untuk melakukan pembedahan. Biasanya dianjurkan untuk dilakukan reseksi endoskopik melalui urethra ( trans urethra resection). 3. Dera at IIIA pada derajat ini reseksi endoskopik dapat dilakukan se&ara terbuka. Pembedaahan terbuka dapat dilakukan melalui trans2esikel* retropibik atau perineal.

). Dera at I!A pada derajat ini tindakan pertama adalah membebaskan klien dari retensi urine total* dengan memasang kateter atau sistostomi. $elanjutnya dapat dilakukan pembedahan terbuka. 9ntuk klien dengan keadaan umum lemah dapat diberikan pengobatan konser2atif yaitu penghambat adrenoreseptor daan obat antiandrogen. Pengobatan in2asif lainnya ialah pemanasan prostat dengan gelombang mikro yang disalurkan kekelenjar prostat. @uga dapat digunakan &ahaya laser yang disebut transurethral ultrasound guide laser induced prostatecthomy. VIII. As#han Ke"era$atan A. Pengka%ian ". "ir#ulasi .. $liminasi A peningkatan tekanan darah (efek pembesaran ginjal) A penurunan kekuatan Bdorangan aliran urine keragu5raguan berkemih a,al. -etidak mampuan mengosongkan kandung kemih 0ukturia* 4isuria 4an Hematurioa %$- berulang* ri,ayat batu (stetis urine) -onstipasi /assa pada diba,ah abdomen. 0yeri tekan kandung kemih Hernia ingiunalis 3. %a#anan dan &airanA badan. ). 'yeri ba,ah. 5. (ecemasan 6. "e#sualitas A 4emam A #akut in&ontunesia atau menetes selama hubungan seksual Penurunan kontruksi ejakolansi ! 0yeri supra pubis* nyeri panggul*punggung noreksia* mual* muntah* Penurunan berat

Pembesaran* nyeri tekan pada prostat. B. !iagnosa Ke"era$atan ". 7angguan eliminasi retensi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik pembesaran prostat* dekompensasi otot destrusor* ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontruksi dengan adekuat ditandai dengan frekuensi keraguan berkemih* ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih* distensi kandung kemih. .. 0yeri berhubungan dengan iritasi mukosa * ditandai ! keluhan nyeri meringis* gelisah. 3. 6esiko kekurangan kekurangan 2olume &airan berhubungan dengan hilangnya &airan tubuh se&ara tidak normal* seperti pendarahan melalui kateter* muntah. ). nsietas kekha,atiran. 5. -urang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakitnya ditandai! klien sering menanyakan tentang keadaan penyakitnya. &. Inter'ensi(Rasional o Gangguan eliminasi retensi berhubungan dengan obstru#si me#ani#) pembesaran prostat) de#onpensasi otot destrusor. #ujuan ! 5 5 Berkemih dengan jumlah yang &ukup tak teraba disertai kandung kemih. /enunjukkan residu pas&a berkemih kurang dari 50 ml dengan tak adanya tetesanBkelebihan aliran. %nter2ensi ! berhubungan dengan perubahan status kesehatan* kemungkinan prosedur bedah di tandai! peningkatan tekanan*ketakutan*

". 4orong klien untuk berkemih tiap . sampai ) jam. 6asional ! meminimalkan retensi urine berlebihan pada kandung kemih. .. Cbser2asi aliran urine. Perhatikan ukuran dari kekuatan 6asional! berguna untuk menge2aluasi obstruksi dan piulihan inter2ensi 3. ,asi dan &atat ,aktu* jumlah tiap berkemih. Perhatikan penurunan pengeluaran urine dan perubahan berat jenis. 6asional! retensi urinr meningkatkan tekanan dalam saluran perkemihan bagian atas yang dapat mempengaruhi ginjal. ). njurkan untuk minum air 3000 mlBhari 6asional! peningkatan aliran &airan mempertahankan perfusi ginjal dan membersihkan ginjal* kandung kemih dari pertumbuhan bakteri. 5. Dakukan kateterisasi dan pera,atan parianal. 6asional! menurunkan resiko infeksi asendens. 6. -olaborasi pemberian Cbat anti spasmodik* suoasitoria rektal* antibiotik 6asional ! menghilangkan spasme kandung kemih* sedangkan antibiotik untuk mela,an infeksi.

o 'yeri

berhubungan

dengan

iritasi

mu#osa)

distensi

#andung

#emih)#oli# gin al)infe#si urinaria. #ujuan ! 5 5 5 /elaporkan nyeri hilang B terkontrol #ampak rileks. /ampu untuk tidurBistirahat dengan tepat

%nter2ensi !

". -aji tingkat nyeri 6asional! memberi informasi dalam keefektifan inter2ensi. .. Plester selang drainase pada paha dan keteter pada abdomen. 6asional! men&egah penarikan kandung kemih dan erosi pertemuan penis skrotal. 3. Pertahankan tirah baring. 6asional! mungkin diperlukan pada a,al retensi akut namun ambulasi dini dapat memperbaiki pola berkemih normal.

o *esi#o #e#urangan +olume cairan berhubungan dengan drainase #andung #emih yang terlalu distensi secara #roni#. #ujuan ! 5 /empertahankan hidrasi adekauat dibuktikan oleh tanda 2itat stabil* nadi perifer teraba* pengisian kapiler baik membran mukosa lembab. %nter2ensi ! ". ,asi output &airan tiap jam dan &atat pengeluaran urine 6asional! diuresis &epat dapat mengakibatkan kekurangan 2olume total &airan karena tidak &ukupnya jumlah natrium diabsorpsi dalam tubulus ginjal. .. njurkan infek oral berdasarkan kebutuhan indi2idu 6asional! hemostatis* pengurangan &adangan dan peningkatan resiko dehidrasi hipopolemik 3. ,asi tekanan darah dan nadi obserfasi pengisian kafiler dan membran mukosa oral. 6asional ! deteksi dini adanya hipopolemik sistem ). -olaborasi pemerian &airan %< (garam faal hipertonik) sesuai kebutuhan.

6asional ! pemberian &airan %< menggantikan &airan dan natrium yang hilang untuk men&egah B memperbaiki hipopolemik. o ,nsietas berhubungan dengan perubahan status #esehatan

#emung#inan prosedur bedah. #ujuan! 5 5 5 #ampak rileks /elaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani /enyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi

%nter2ensi ! ". Bina hubungan saling per&aya pada pasien atau keluarganya selalu ada di dekat pasien. 6asional! menunjukkan membantu .. Berikan informasi tentang prosedur dan tes khusus dan apa yang akan terjadi &ontohA kateter urine berdarah. 6asional! membantu pasien maemahami tujuan dari apa yang dilakukan dan mengurangi masalah kesehatan karena ketidaktahuan termasuk ketakutan akan kanker. 3. 4orong pasienBorang terdekat untuk menyatakan masalah. 6asional! mendefenisikan masalah memberikan kesempatan untuk menja,ab pertanyaan* memperjelas kesalahan konsep dan solusi peme&ahan masalah. perhatian dan keinginan untuk

o (urang pengetahuan

berhubungan dengan #urangnya informasi

tentang proses pengobatan. #ujuan!

5 5

/enyatakan pemahaman proses penyakit. Berpartisipasi dalam proses pengobatan

%nter2ensi ! ". -aji ulang proses penyakitb pengalaman pasien. 6asional! memberikan dasar pengetahuan di mana pasien dapat membuat pilihan informasi terapi. .. 4orong menyatakan rasa takutBperasaan dan perhatian. 6asional! membantu pasien mengalami merupakan rehabilitasi 2ital. !. I "le entasi %mplementasi atau pelaksanaan tindakan kepera,atan dilakukan berdasarkan ren&ana tindakan kepera,aatan yanag telah disusun tersebut diatas. E. E'al#asi #ahap ini dilakukan dengan menge2aluasi tujuan yang telah dibuat* apakah tujuan pelaksanaan tindakan kepera,atan telah men&apai kriteria hasil yang diharapkan. perasaan dapat

!A)TAR P*STAKA

". ;or,in* @. :li1abeth* .00"* Buku Saku Pathofisiologi* :7;* @akarta. .. 4oenges* /oorhouse E 7eissler* .00"* Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit :7;* @akarta. 3. Brunner E $uddarth* .00"* Keperawatan Medikal Bedah $disi - !ol. 3* :7;* @akarta. ). $jamsuhidajat E Fim de @ong* "''+* Ilmu Bedah* Penerbit :7;* @akarta. 5. Pri&e E Filson* "''5* Pathofisiologi (onsep (linis Proses.proses Penya#it* Penerbit :7;* @akarta. 6. $taf Pengajar Patologi natomi 8-9%* "''3* Patologi* @akarta.

KATA PENGANTAR

lhamdulillah* refleksi kesadaran manusia yang terlansir dalam nurani yang fitrah memiliki kepatuhan yang tulus* oleh karena taufik dan hidayat makalah ini dapat diselesaikan* sebagaimana ,aktu yang di tentukan. /enyadari akan potensi dan nilai* dan sebagai bagian dari proses pembelajaran* penulis menyadari bah,a pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Cleh karenanya penulis sangat mengharapkan koreksi serta perbaikan5perbaikan dan serta kritikan yang signifikan dalam upaya penyempurnaan makalah ini. 9&apan terima kasih kepada semua pihak yang dengan &aranya sendiri5 sendiri telah membantu kelompok dalam pembuatan makalah ini. khirnya* penulis mengharapkan mudah5mudahan makalah ke&il ini dapat menjadi energi teleologis dalam gerakan kepedulian dan kesadaran dalam meningkatkan pelaksanaan asuhan kepera,atan dalam profesi kepera,atan. llah sehingga

/akassar* 03 0o2ember .005 Penulis -elompok %%

Tugas Kelompok Mata Kuliah KMB

O L E H : KELOMPOK II
Soraya Asriyati Marswin Hariyani Sriani Subehang Nurlaelah Yasin Emerensiana Andi El i Nino Kia

$:-CD H #%077% %D/9 -:P:6 F # 0 7:/ %0$ 0 - 4:/%/ - $$ 6

.005

You might also like