You are on page 1of 8

Judul : pentuan kadar sakarin dalam sampel es cendol di pasar rawa indah menggunakan metode ektraksi dan volumetri

Dasar teori Sakarin pertama kali ditemukan oleh Ira Remsen dan Constantin Fahlberg pada tahun 1879 (ulanira, 2009). Sakarin dengan rumus C7H5NO3S dan berat molekul 183,18 disintesis dari toluen biasanya tersedia sebagai garam natrium. Nama lain dari sakarin adalah 2,3 dihidro-3-oksobenzisulfonasol, benzosulfimida atau o-sulfobenzimida. Sedangkan nama dagangnya adalah glucide, garantose, saccarinol, saccarinose, sakarol, saxin, sykose, hermesetas (Cahyadi dalam Silalahi, 2010). Sakarin merupakan salah satu zat pemanis buatan yang sering digunakan oleh produsen makanan dan minuman pada produk industri mereka Sakarin jauh lebih manis dibanding sukrosa, dengan perbandingan rasa manis kirakira 400 kali lipat sukrosa. Namun sayangnya dalam konsentrasi sedang sampai tinggi bersifat meninggalkan aftertaste pahit yang disebabkan oleh kemurnian yang rendah dari proses sintesis. Untuk menghilangkan rasa ini sakarin dapat dicampurkan dengan siklamat dalam perbandingan 1:10 untuk siklamat (artikelbiboer, 2009). Sakarin tidak dapat dimetabolisme dalam tubuh manusia, sehingga tidak dapat menghasilkan energi atau kalori. Sifat fisik sakarin yang cukup dikenal adalah tidak stabil pada pemanasan. Sakarin yang digunakan dalam industry makanan adalah sakarin sebagai garam natrium. Hal ini disebabkan karena sakarin dalam bentuk aslinya yaitu asam, bersifat tidak larut dalam air. . Table 2.1.Daftar pemanis buatan yang diperbolehkan di Indonesia No. Nama Buatan Pemanis Penggunaan dalam Pangan Ukuram maksimum yang diijinkan

1.

Sakarin (dan garam natrium sakarin)

1. Untuk saus, es lilin, minuman ringan dan minuman yogurt berkalori rendah 2. es krim, es puter, dan sejenisnya serta jem dan jelly berkalori rendah 3. permen berkalori rendah

300 mg/kg 200 mg/kg 100 mg/kg

4. permen karet dan minuman fermentasi berkalori rendah

ringan

50 mg/kg

. Dalam Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 disebutkan setiap orang dan/atau badan hukum yang memproduksi, mengolah, serta mendistribusikan makanan dan minuman yang diperlakukan sebagai makanan dan minuman hasil teknologi rekayasa genetik yang diedarkan harus menjamin agar aman bagi manusia, hewan yang dimakan manusia, dan lingkungan (Depkes, 2009). Seperti disebutkan pada peraturan diatas, setiap makanan dan minuman yang diproduksi harus aman dan tidak merugikan masyarakat, namun pada kenyataannya masih banyak adanya Bahan Tambahan Pangan pada makanan dan minuman. Metode & Prinsip Analisis Metode penelitian : tirasi asam basa (volumetri) Prinsip analisis : sampel minuman yang mengandung sakarin diuji kualitatif dengan perubahan warna, kemudian diuji kuantitatif menggunakan metode titrasi menggunakan NaOH sampai terbentuk titik akhir tirasi warnah biru.

Tujuan Analisis 1. Untuk mengetahui kadar pemanis buatan sakarin pada sampel miniman es cendol yang beredar di kota medan. 2. Untuk mengetahui apakah kadar pemanis buatan sakarin pada sampel es cendol sudah memenuhi standar sesuai dengan ketetapan Permenkes RI No. 722/MEN.KES/PER/IX/88 tentang bahan pangan tambahan.

Peralatan Uji kualitatif Alat No 1 2 3 4 5 6 7 Bahan No 1 2 3 4 Nama bahan Sampel minuman Larutan NaOH HCl encer Larutan ferri khlorida Spesifikasi 3 tempat 13% 1N Jumlah 150 ml secukupnya secukupnya secukupnya Nama alat Timbangan Beaker glass Pipet volum Gelas ukur Hot plate Pipet ukur Pipet tetes Spesifikasi 250 ml 5 ml 100 ml 2 ml Jumlah 1 1 1 1 1 1 2-3

Uji kuantitatif Alat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama bahan Beaker glass tabung erlemeyer Corong pemisah Gelas ukur Pengaduk Hot plate buret Pipet volum Kaki tiga untuk penahan corong pemisah Spesifikasi 250 ml 250 ml 250 ml 100 ml Jumlah 1 1 3 1 1 1 1 3 3

50 ml 15, 10, 50 ml

10 Bahan No 1 2 3 4 5 6 7

klem + statif

1 pasang

Nama bahan Sampel HCL Etanol Chloroform NaOH Aquadest BTB

Spesifikasi 3 tempat pekat pekat 0,1 N -

Jumlah 150 ml secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya

Reagen NaOH 0,1 N 1. Buat sorensen terlbih dahulu dengan perbandingan 1:1 akuades dengan NaOH 2. Timbang 50 gr NaOH dan larutkan denganakuades 50 ml diamkan sampai 6-7 hari. 3. Konsentrasi NaOH sorensen adalah 19 N, jadi untuk buat NaOH 0,1 N dengan faktor pengenceran 4. Rumus V1 X N1 = V2 X N2 masukkan angkanya 1000 ml X 0,1 N =V2 X 19N di dapatkan hasil 5,2631 5. Pipet NaOH sebanyak 5,2631 kemudian larutkan dalam 1 liter aquades menggunakan labu ukur. 6. Kemudian homogenkan sampai benar-benar homogen. HCL 13% 1. Cari volume HCL pekat yang akan di pipet dengan rumus V1 X %1 = V2 X %2 2. Masukkan angkanya 100 ml X 13% = V2 X 37% jadi hasilnya adalah 35,1351 ml 3. Pipet HCL sebanyak 35,1351 kemudian larutkan dalam 100 ml aquades menggunakan labu ukur. 4. Kemudian homogenkan sampai benar-benar homogen. Indikator BTB

Brom Thymol blue : Hangatkan 100 mg BTB p dengan 3,2 ml NaOH 0,05 N dan 5 ml etanol 90 % kemudian dipanaskan. Setelah larut ditambahkan etanol 20 % ad 250 ml Pembuatan larutan feri klorida 1. Cari berat padatan yang akan di larutkan 2. Masukkan angkanya XV X 2 di dapatkan hasil 9,9415

3. Timbang sebanyak 9, 9415 gram kemudian larutkan dalam 100 ml aquades menggunakan labu ukur. 4. Kemudian homogenkan sampai benar-benar homogen.

Preparasi Sampel Sampel tidak diperlakukan sedemikian rupa karena sampel dalam kemasan yang baik.

Prosedur Analisis a. Uji kualitatif 1.Menyiapkan alat dan bahan 2.Menimbang sampel yang akan digunakan, masing-masing sebanyak 100 mg 3.Melarutkan sampel dengan 5 ml NaOH 4.Menguapkan larutan sampai kering 5.Mengeringkan residu dengan api kecil 6.Setelah residu dingin, melarutkan residu dengan 2 ml HCl 7.Menambahkan 1 tetes larutan ferri khlorida 8.Apabila larutan berwarna violet, maka ada asam salisilat yang terbentuk dari sakarin b. Uji kuantitatif 1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan 2. Member label setiap minuman sirup dan gelas beker yang akan digunakan (untuk menghindari tercampur dengan sirup lain) 3. Menimbang 50 ml sirup yang akan digunakan untuk praktikum dengan menggunakan timbangan analitik 4.Memasukkan 50 ml air sirup ke dalam corong pisah

5.Menambahkan 2 ml HCl kedalam corong pemisah 6.Menambahkan 15 ml etanol dan 15 ml chloroform 7.Mengocok campuran larutan dalam corong pemisah beberapa saat dengan bagian atas ditutup dengan penutup corong pemisah 8.Membuka kran corong pemisah setelah dikocok untuk mengeluarkan gas yang timbul dari pengocokkan 9.Memasukkan lagi 10 ml etanol dan 10 ml chloroform dan kemudian mengocoknya lagi (mengeluarkan gas dari kran corong pemisah) 10. Mengulangi langkah enam dan tujuh 11. Membuka tutup corong pemisah 12. Membiarkan larutan yang telah dikocok tiga kali tadi sampai terbentuk dua fasa yaitu air dan etanol dilapisan atas dan chloroform dibagian bawah 13. Memisahkan larutan yang ada dilapisan bawah dan atas dengan membuka kran corong pemisah (ada dua larutan dalam dua gelas beker) 14.Memanaskan larutan yang ada dibagian lapisan atas (air dan etanol) dengan hot plate 15.Menunggu sampai airnya agak kering dan tersisa bagian yang kental dalam gelas beker 16.Mengangkat beker gelas setelah terbentuk larutan yang kental dan membiarkannya hingga dingin 17.Sambil menunggu dingin, menyiapkan alat untuk titrasi asam basa dengan menuangkan NaOH ke dalam buret sampai setinggi angka 0 18.Menambahkan aquades ke dalam beker gelas dan mengaduk larutan yang terbentuk 19.Menuangkan larutan kedalam tabung erlenmayer untuk dilakukan titrasi asam basa 20.Menambahkan BTB minimal dua tetes (jika dengan dua tetes masih kurang bisa ditambah) 21.Meletakkan tabung erlenmayer yang berisi larutan kental berisi sakarin dibawah buret 22.Meneteskan sedikit demi sedikit NaOH kedalam tabung erlenmayer sampai mencapai titik ekuivalen dengan ditandai perubahan warna menjadi biru

23.Menghitung selisih antara volume NaOH sebelum dan sesudah titrasi untuk mengetahui volume ml titrasi 24.Menghitung kadar sakarin dengan rumus yang ada, yaitu : Kadar sakarin 25.Mencocokkan kadar sakarin yang didapat dari perhitungan dengan tabel SNI untuk kadar sakarin yang diperbolehkan

Data & Hasil Pengamatan Perhitungan Pembahasan ( tambahkan foto penjelas kalo ada) Sampel yang di uji dengan merk ternyata mengandung sakarin, dari komposisi minuman tersebut juga sudah mencantumkan adanya kandungan sakarin. Namun tidak diberitahu kandunganya secara pasti, jadi belum diketahui apakah penggunaan sakarin melampaui ambang batas yang telah ditentuka. Dari hasil pengamatan di dapatkan kadar sebesar jadi............ hal hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan uji sakarin: 1.Semua alat yang digunakan harus bersih agar tidak terkontaminasi dengan bahan lain yang nantinya kan berpengaruh pada berjalannya reaksi. 2.Memperhatikan dengan seksama pemanasan pada hot plate jangan sampai larutannya kering karena nnatinya sulit untuk dilarutkan dengan aquades. 3.Pelaksanaan uji titrasi asam basa harus dilakukan setelah suhu hasil pemanasan dengan hot plate dingin, karena suhu mempengaruhi kestabilan kadar sakarin dalam larutan. 4.Pelaksanaan titrasi dilakukan sampai percikan airnya berwarna biru, tidak berarti semua larutannya menjadi biru karena titik ekuivalen adalah titik dimana percikan dari larutan yang dihasilkan berwarna biru. 5.Pemilihan minuman yang kan diuji menggunakan metode titrasi asam basa haruslah minuman dengan warna cerah untuk memudahkan dalam melihat perubahan warna yang terjadi setelah titrasi asam basa, jika warnanya tidak cerah

seperti susu kedelai bisa dengan menggunakan metode lain selain titrasi asam basa.

Sampel yang di uji ternyata mengandu sakari Kesimpulan Lampiran Daftar Pustaka
http://www.docstoc.com/docs/152385604/5LAPORAN-PRAKTIKUM-BTM-III-Sakarin

Penaggung Jawab

You might also like