Professional Documents
Culture Documents
PANGKEP – PAREPARE
TERHADAP SAMBARAN PETIR
Abstrak : Dari data gangguan transmisi di Sulsel, Selama tahun 2003, frekuensi gangguan akibat petir
petir adalah penyebab terbesar gangguan line terhadap line transmisi sebesar 58%, di mana 28%
transmisi antara Pangkep dan Pare-Pare. Transmisi di antaranya terjadi di line Pare – Pangkep.
Pangkep – Pare adalah Critical Line di sistem Sedangkan pada tahun 2004, frekuensi gangguan
Sulsel untuk saat ini karena konfigurasinya masih akibat petir terhadap line transmisi hampir sama
berupa radial. Maksudnya adalah, jika terjadi yaitu sekitar 58%, tetapi 50% di antaranya terjadi di
gangguan pada salah satu line ini di saat beban line Pare – Pangkep. Mulai tahun 1995 sampai
puncak di mana arus yang mengalir di kedua line tahun 2004, jumlah kWh yang hilang akibat
ini lebih dari 300 A, maka akan terjadi pemadaman gangguan petir ini berjumlah 684.562 kWh atau
meluas di Sulsel. Hal ini disebabkan satu line tidak senilai dengan 370 juta rupiah (asumsi 1 kWh =
bisa menahan beban arus lebih dari 600 A atau 540 rupiah).
keandalan N-1 nya tidak terpenuhi. Beberapa
kejadian penting yang melatarbelakangi penulisan
usulan ini di antaranya adalah tanggal 5 April 2004 Persoalan
terjadi black out di Sulsel pada saat terjadi
penghitungan suara PEMILU pada malam hari, Transmisi Pangkep – Pare adalah Critical Line di
kemudian tanggal 6 Juli 1004 sekitar jam 13.00 sistem Sulsel untuk saat ini karena sistemnya masih
WITA dan terjadi lagi pada tanggal 19 November berupa radial. Sehingga jika line 1 atau line 2 trip
2004 jam 17.30 WITA di daerah yang sama. Dari terutama pada saat Bakaru dibebankan maksimum,
data, didapat indikasi gangguan yang terjadi adalah maka akan terjadi pemadaman meluas di Sulsel.
2 fasa-tanah dan 1 fasa-tanah, terjadi di kedua line Hal ini disebabkan kapasitas satu penghantar
transmisi antara Pangkep-Pare di tower 263 dan maksimum sebesar 600 A, sedangkan pada saat
264. Kedua tower ini berada di gunung dan tepat di Bakaru dibebankan maksimum, satu penghantar
atas sungai. Penulis mengusulkan beberapa mengalirkan arus lebih dari 300 A. Gangguan petir
alternatif untuk mengurangi gangguan petir ini sering terjadi di daerah ini dan sering menyebabkan
yaitu penggunaan LSA (Line Surge Arrester), pemadaman meluas di Sulsel. Jika terjadi
penggunaan DAS (Dissipation Array System), pemadaman meluas, recovery atau pemulihan
penggunaan finial air, perbaikan grounding dan sistem memakan waktu lama akibat kondisi
penggunaan dummy tower. beberapa pembangkit di Sulsel yang tidak siap
untuk masuk kembali ke dalam sistem. Dari
Keywords : Shielding Failure, Back Flash Over beberapa kejadian, sistem kembali normal
(BFO), resistansi pentanahan, Lightning Surge minimum rata-rata 1 jam.
Arrester (LSA), Dissipation Array System (DAS),
finial air, barbed wire, dummy Tower.
Pra-Anggapan
Transmisi line Pangkep – Pare berada di daerah Gambar 3. Sungai di bawah TWR 263 dan 264
perbukitan sehingga jenis tanahnya banyak
bebatuan. Berikut posisi line Pare – Pangkep di
sistem Sulsel :
Pangkep - Pare
Mengurangi gangguan akibat petir dapat dilakukan Class : 10 kA,3 (IEC 60099-4)
dengan memperkecil penyebab terjadinya gangguan Energy Cap. : 7.8 kJ/kV
petir tersebut, yaitu akibat shielding failure dan Um (kV rms) : 52-420
BFO (Back Flash Over). Ada beberapa cara atau Ur (kV rms) : 42-360
metode yang diusulkan penulis untuk memperbaiki Mechanical Strength : 4000 Nm
sistem proteksi terhadap petir di transmisi line ini, Jenis : Gapless Silicone Zinc Oxide
yaitu : Active Elements
1. Penggunaan LSA (Line Surge Arrester)
2. Penggunaan DAS (Dissipation Array 2. Penggunaan DAS
System)
3. Penggunaan finial air Dissipation Array adalah salah satu metode proteksi
4. Perbaikan grounding tower terhadap sambaran petir baik untuk daerah yang
5. Penggunaan dummy tower diproteksi maupun untuk array tersebut. Metode ini
6. Menambah BIL isolator tower menurunkan perbedaan tegangan antara ground
dengan awan sehingga memperkecil kuat medan di
1. Penggunaan LSA (Line Surge Arrester) antara keduanya sehingga masih lebih kecil
dibandingkan kuat medan tembus udara di daerah
Saat ini, AP2B sistem Sulsel akan menggunakan yang dilindungi (protected area). Dengan kata lain
LSA untuk mengatasi gangguan petir di line menghindari terbentuknya upward streamer.
Pangkep – Pare. Rencananya, LSA ini akan
dipasang di 6 tower yaitu mulai dari TWR no. 261, Penulis mengusulkan agar sebaiknya dissipation
262, 263, 264, 265 dan 266 di tiap line di ketiga wire dipasang paralel dengan ground wire eksisting
fasa, sehingga total LSA yang akan dipasang agar sepanjang saluran tersebut terhindar dari
berjumlah 36 buah. sambaran petir. Sehingga fenomena secondary
effect atau BFO (Back Flash Over) tidak terjadi
sama sekali di tower. Dengan kata lain, “jika kita
tidak bisa menangkap petir, sebaiknya hindari
saja”. (Quite simple, isn’t ?) Dissipation wire di
atas sebaiknya dari jenis stainless steel, karena
kemampuan untuk discharge muatannya lebih baik
dibanding jenis metal lainnya.
Aktif
3. Penggunaan finial air 3.2. Convey The Energy Lightning Safely To the
Ground
Konsep finial air terhadap sambaran petir adalah
sebagai berikut : Kunci dari tahap ini adalah bagaimana
1. Capture (tangkap) the Lightning Strike at a menggunakan downconductor yang memiliki harga
known and preferred point L (induktansi) yang rendah. Hal ini disebabkan,
2. Convey (alirkan) the lightning energy safely to terjadinya BFO disebabkan karena harga L
the ground (induktansi) yang besar dibandingkan dengan harga
3. Dissipate into a low impedance grounding R (resistansi) yang besar.
System (perbaikan grounding tower)
di 2
kV BFO = R I + L + kV sistem
Konsep ini terbalik dengan konsep DAS. dt 3
…..(1)
3.1. Capture the lightning strike L di/dt >> R I maupun harga kV sistem. Hal ini
disebabkan karena harga di/dt yang besar. di/dt
Ada 2 jenis finial air yang digunakan untuk adalah kecuraman dari impuls petir itu sendiri.
menangkap sambaran petir ini, yaitu Oleh karena itu untuk mendapatkan harga L di/dt
yang rendah, jenis downconductor yang digunakan
harus mempunyai harga L yang rendah, karena L
tower tidak bisa dimanipulatif karena besarnya
sudah fixed (tetap). Down conductor inilah yang
akan diparalel atau dibonding dengan tower.
Profil Penulis