You are on page 1of 4

Judul Krangan : Gigi Gingsul Kerangka Topik 1. Definsi gigi gingsul 2. Faktor penyebab terjadinya gigi gingsul 3.

Dampak gigi gingsul 4. Pencegahan terjadinya gigi gingsul 5. Perawatan dan penatalaksanaan kasus gigi gingsul

GIGI GINGSUL
Anda pasti pernah melihat gigi gingsul bukan? Gingsul (caninus ektopik) adalah keadaan gigi taring atas yang tumbuh tidak pada tempatnya, biasanya di sisi atas samping depan. Karena tumbuh lebih ke arah pipi, maka saat tersenyum terlihat menonjol di sudut mulut. Biasanya gigi gingsul terjadi pada gigi taring atas. Itu disebabkan oleh pola pertumbuhan gigi taring tetap atas terakhir dibandingkan gigi tetap lainnya, yaitu gigi graham pertama (molar 1), gigi seri pertama dan kedua (insisif 1 dan 2), gigi geraham kecil pertama dan kedua (premolar 1 dan 2), gigi taring (kaninus), gigi geraham kedua (molar 2). Jika ruangan untuk pertumbuhan gigi taring tidak ada, maka akan terjadi gingsul. Penyebab terjadinya gigi gingsul dikemukakan oleh Drg. Linus Boekitwetan, M.Kes (2006 : 81) Penyebab terjadinya gigi gingsul antara lain karena kehilangan gigi susu secara prematur (sebelum waktunya) akibat trauma atau kecelakaan. Akibatnya terjadi pergeseran gigi susu yang menyebabkan ruangan untuk tumbuh gigi tetap tidak sesuai besarnya dengan gigi tetap yang akan tumbuh, sehingga berjejal. Gigi tumbuh berjejal juga dapat disebabkan kebiasaan buruk seperti menghisap ibu jari, menghisap bibir atas atau bawah, menggigit benda tertentu juga dapat mempengaruhi susunan gigi. Gigi dapat bergeser sehingga lengkung gigi menjadi sempit, sehingga dapat mempengaruhi susunan gigi dan menjadi berjejal. Selain itu gigi gingsul juga dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Misalnya anak mendapatkan bentuk rahang yang kecil dari ibunya dan gigi yang besar dari ayahnya, atau sebaliknya. Akibatnya, ukuran gigi tetap terlalu besar dibandingkan ukuran rahang yang kecil. Selain itu, malnutrisi (kekurangan nutrisi) juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan rahang dan gigi. Gigi gingsul berdampak pada gangguan fungsi pengunyahan. Selain itu dari segi estetika pun terganggu, tetapi ada juga yang berpendapat dengan mempunyai gigi gingsul menjadi lebih tampak manis (semua tergantung individunya). Efek lain dari gigi gingsul yang kurang baik yaitu mudah terjadi penumpukan/akumulasi plak gigi, serta kesulitan membersihkan daerah itu dengan sikat gigi. Meski demikian, gigi taring sebaiknya tak boleh

dicabut karena sangat diperlukan untuk membentuk sudut lengkung rahang dan membuat muka terlihat simetris dan wajah tidak cekung jika dilihat dari samping. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah gigi gingsul. Pada prinsipnya, mengatur pertumbuhan gigi berdasar diagnosis dan waktu yang tepat. Salah satu caranya, pencabutan berurutan (serial extraction) yang disesuaikan dengan waktu tumbuh dan kebutuhan tempat. Keterlambatan pengenalan gejala berdesakan atau gingsul akan membutuhkan perawatan yang lebih rumit. Pada saat masa pergantian gigi anak (usia 512 tahun), kontrol rutin tiga bulan sekali sangat diperlukan. Pemilihan metode perawatan dan cara yang digunakan pada penatalaksanaan kasus maloklusi dengan gigi gingsul tergantung posisi (letak), angulasi, dan inklinasi gigi. Prinsipnya adalah mengatur pertumbuhan gigi berdasar diagnosis dan waktu yang tepat. Salah satu caranya adalah pencabutan berurutan (serial extraction) yang disesuaikan dengan waktu tumbuh dan kebutuhan tempat, jelas dokter gigi yang telah mengambil pascasarjana bidang ortodontik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti ini. Jika gigi sudah tumbuh secara berjejal atau gingsul, perawatan yang dapat dilakukan dengan perawatan kawat gigi cekat atau braces karena tujuan dari perawatan ini adalah mengarahkan pertumbuhan dan mengembalikan gigi ke posisi normal. Dengan demikian, gigi gingsul tidak perlu lagi ditakuti. Perawatan kawat gigi yang benar akan menghasilkan gigi yang tertata baik dan senyum yang indah. Tidak hanya itu, perawatan ini juga meningkatkan estetika wajah, fungsi bicara, dan pengunyahan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. 2004. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC. Boekitwetan, Linus. 2006. Kelainan Fungsi dan Susunan Gigi. Jakarta: EGC Ningsih, Monalisa. 2009. Gingsul Itu Indah, tetapi Lebih Indah Kalau Rapi, (online), (http://www.klikdokter.com, diakses pada 12 desember 2010)

You might also like