Professional Documents
Culture Documents
PENGUKURAN DAN
INSTRUMENTASI
Alan S. Morris
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................2
KATA PENGANTAR....................................................................................6
BAGIAN 1: PRINSIP-PRINSIP PENGUKURAN...............................................9
1. PENGENALAN TENTANG PENGUKURAN..............................................10
1.1 Satuan pengukuran .........................................................................10
1.2 Aplikasi sistem pengukuran ............................................................14
1.3 Elemen-elemen sistem pengukuran.................................................16
1.4 Memilih alat ukur yang sesuai..........................................................18
2. JENIS DAN KARAKTERISTIK KINERJA PERALATAN................................20
2.1 Tinjauan mengenai jenis-jenis peralatan..........................................20
2.1.1 Perangkat aktif dan pasif ..................................................................20
2.1.2 Perangkat jenis nol dan defleksi.........................................................21
2.1.3 Perangkat analog dan digital .............................................................22
2.1.4 Penandaan perangkat dan perangkat dengan hasil sinyal.................23
2.1.5 Perangkat pintar dan non-pintar .......................................................24
KATA PENGANTAR
Dasar buku ini terletak dalam teks Prinsip-prinsip Pengukuran dan
Instrumentasi yang sangat sukses oleh penulis yang sama. Edisi
pertama buku ini diterbitkan pada tahun 1988, dan edisi kedua, yang
direvisi dan diperpanjang muncul pada tahun 1993. Sejak itu, sejumlah
perkembangan baru telah terjadi dalam bidang pengukuran. Secara
khusus, ada beberapa kemajuan signifikan dalam sensor pintar,
perangkat cerdas, mikrosensor, pemrosesan sinyal digital, perekam
digital, fieldbuses digital dan metode-metode baru dari transmisi sinyal.
Pesatnya pertumbuhan komponen digital dalam sistem pengukuran
juga telah menciptakan kebutuhan untuk menetapkan prosedur guna
mengukur dan meningkatkan keandalan perangkat lunak yang
digunakan dalam komponen tersebut. Standar-standar formal yang
mengatur prosedur kalibrasi perangkat dan kinerja sistem pengukuran
juga telah melampaui area tradisional sistem jaminan kualitas (BS 5781,
BS 5750 dan ISO 9000 baru-baru ini) ke area-area baru seperti sistem
perlindungan lingkungan (BS 7750 dan ISO 14000). Dengan demikian,
buku terbaru yang menggabungkan semua perkembangan terkini dalam
pengukuran tersebut sangat diperlukan. Dengan begitu banyak materi
baru yang dimasukkan, kesempatan tersebut telah diambil untuk secara
substansial merevisi urutan dan isi materi yang disampaikan
sebelumnya dalam Prinsip-prinsip Pengukuran dan Instrumentasi, dan
beberapa bab baru telah ditulis yang mencakup banyak perkembangan
baru dalam pengukuran dan instrumentasi yang telah berlangsung
selama beberapa tahun terakhir. Menekankan revisi substansial yang
telah terjadi, keputusan telah dibuat untuk menerbitkan buku dengan
judul baru yang bukan sebagai edisi ketiga dari buku sebelumnya. Oleh
karena itu, terlahirlah Prinsip-prinsip Pengukuran dan Instrumentasi.
Tujuan keseluruhan dari buku ini adalah menyajikan topik-topik
sensor dan instrumentasi, dan penggunaannya dalam sistem
pengukuran, secara menyeluruh dan saling berkaitan. Sistem
pengukuran, serta perangkat dan sensor yang digunakan di dalamnya,
sangat penting dalam berbagai macam aktivitas rumah tangga dan
industri. Pertumbuhan kecanggihan perangkat yang digunakan dalam
industri sangat signifikan seiring dikembangkannya skema otomatisasi
canggih. Perkembangan serupa juga telah terlihat dalam aplikasi militer
dan medis.
Sayangnya, bagian penting yang dijalankan pengukuran dalam
semua sistem ini cenderung diabaikan, dan karena itu pengukuran
jarang memiliki kepentingan yang layak. Sebagai contoh, banyak upaya
dicurahkan dalam merancang sistem kontrol otomatis yang canggih,
namun sedikit memperhatikan akurasi dan kualitas data pengukuran
baku yang digunakan sistem tersebut sebagai masukan. Pengabaian
kualitas dan kinerja sistem pengukuran ini berarti bahwa sistem kontrol
6
tersebut tidak akan pernah mencapai potensi penuh, karena sangat sulit
meningkatkan kinerja melebihi kualitas data pengukuran yang
diandalkan.
Idealnya, prinsip-prinsip praktik pengukuran dan instrumentasi
yang baik harus diajarkan selama durasi kursus teknik, mulai dari
tingkat dasar dan bergerak ke topik-topik lanjutan selama kursus
berlangsung. Dengan pemikiran ini, materi yang terkandung dalam
buku ini dirancang untuk mendukung kursus-kursus pengenalan dalam
pengukuran dan instrumentasi, dan juga memberikan cakupan
mendalam dari topik lanjutan untuk kursus-kursus di tingkat yang lebih
tinggi. Selain itu, di samping perannya sebagai teks pelajaran siswa,
juga diantisipasi buku ini akan berguna untuk melatih para insinyur,
untuk memperbarui pengetahuan mereka tentang perkembangan
terbaru dalam teori dan praktek pengukuran, dan juga berfungsi
sebagai panduan bagi karakteristik dan kemampuan khusus dari
berbagai sensor dan perangkat yang sedang digunakan.
Teks ini dibagi menjadi dua bagian. Prinsip-prinsip dan teori
pengukuran tercakup pertama kali di Bagian 1 dan kemudian jangkauan
perangkat dan sensor yang tersedia untuk mengukur berbagai besaran
fisik yang tercakup dalam Bagian 2. Urutan cakupan ini telah dipilih
sehingga karakteristik umum perangkat pengukuran, dan kinerjanya
dalam beberapa lingkungan operasi yang berbeda, yang ditentukan
secara tepat sebelum diperkenalkan pada pembaca dengan beberapa
prosedur yang terlibat dalam memilih perangkat pengukuran untuk
aplikasi tertentu. Ini menjamin bahwa pembaca akan dibekali sebaikbaiknya agar menghargai dan secara kritis memperhitungkan berbagai
manfaat dan karakteristik perangkat yang berbeda apabila dihadapkan
dengan tugas pemilihan peralatan yang cocok.
Perlu dicatat bahwa, sementara teori pengukuran pasti melibatkan
matematika, konten matematis dari buku ini sengaja ditunjukan minimal
seperlunya bagi pembaca agar dapat merancang dan menciptakan
sistem pengukuran yang berlangsung hingga ke tingkat yang sepadan
dengan kebutuhan skema kontrol otomatis atau sistem lain yang
mereka dukung. Sementara prosedur matematika diperlukan, contohcontoh kerja dijabarkan seperlunya di seluruh buku ini untuk
menggambarkan prinsip-prinsip yang termasuk di dalamnya. Soal-soal
penilaian mandiri juga diberikan dalam bab-bab penting yang
membantu pembaca menguji tingkat pemahaman mereka, dengan
jawaban yang diberikan pada Lampiran 4.
Bagian 1 diatur sedemikian rupa sehingga semua elemen dalam
sistem pengukuran yang khusus disajikan dalam urutan logis, dimulai
dengan penangkapan sinyal pengukuran dengan sensor dan kemudian
diteruskan melalui tahapan pemrosesan sinyal, transduksi hasil sensor,
transmisi sinyal dan tampilan sinyal atau perekaman. Masalah-masalah
tambahan, seperti kalibrasi dan keandalan sistem pengukuran, juga
tercakup. Diskusi dimulai dengan penelaahan terhadap golongan
perangkat yang berbeda dan sensor yang tersedia, dan jenis aplikasi
7
BAGIAN 1: PRINSIP-PRINSIP
PENGUKURAN
1. PENGENALAN TENTANG
PENGUKURAN
Teknik-teknik pengukuran sangatlah penting sejak awal peradaban
manusia, ketika pengukuran pertama kali diperlukan guna mengatur
pengiriman barang dalam perdagangan barter untuk memastikan
bahwa pertukaran tersebut adil. Revolusi industri pada abad kesembilan
belas membawa perkembangan pesat pada perangkat dan teknik-teknik
pengukuran baru untuk memenuhi kebutuhan teknik produksi
perindustrian. Sejak itu, terjadi pertumbuhan besar dan cepat dalam
teknologi industri baru. Ini terutama terlihat jelas selama bagian terakhir
dari abad kedua puluh, didorong oleh perkembangan elektronik pada
umumnya dan komputer secara khusus. Hal ini, pada akhirnya,
memerlukan pertumbuhan paralel dalam peralatan dan teknik
pengukuran baru.
Pertumbuhan besar dalam aplikasi komputer untuk pengendalian
proses industri dan tugas pemantauan telah melahirkan pertumbuhan
paralel dalam persyaratan bagi perangkat untuk mengukur, merekam
dan mengontrol variabel-variabel proses. Sementara teknik-teknik
produksi modern mendikte kerja hingga ke semakin ketat batas-batas
akurasi, dan ketika kekuatan ekonomi membatasi biaya produksi
menjadi lebih parah, sehingga persyaratan perangkat agar akurat dan
murah menjadi semakin sulit dipenuhi. Masalah yang terakhir adalah
pada titik fokus dari upaya penelitian dan pengembangan semua
produsen peralatan. Dalam beberapa tahun terakhir, cara yang paling
efektif hemat biaya dalam meningkatkan akurasi perangkat itu telah
ditemukan dalam banyak kasus yaitu dimasukkannya daya komputasi
digital dalam perangkat itu sendiri. Maka perangkat yang cerdas ini
sangat terkenal dalam katalog produsen perangkat masa kini.
Satuan
Standa
r
Panjang
Meter
Massa
Kilogra
m
Detik
Waktu
Suhu
Definisi
Kelvin
Perbedaan suhu antara nol mutlak dan tiga kali titik air
yang ditentukan oleh 273,16 kelvin
Arus
Ampere
Intensit
as
cahaya
Kandela
Materi
Mol
Satuan Standar
Simbol
Panjang
Meter
Massa
Kilogram
kg
Waktu
Detik
Suhu
Kelvin
Arus
Ampere
Intensitas Cahaya
Kandela
cd
Materi
Mol
mol
Satuan Standar
Simbol
Sudut bidang
Radian
Rad
Sudut pejal
Steradian
Sr
Satuan Standar
Simbol
Luas
Meter persegi
m2
Volume
Meter kubik
m3
Kecepatan
m/s
Percepatan
m/s2
Rumus
Turunan
12
Besaran
Satuan Standar
Simbol
Kecepatan sudut
rad/s
Percepatan sudut
rad/s2
Berat jenis
kg/m3
Volume jenis
m3/kg
kg/s
m3/s
Gaya
newton
Tekanan
N/m2
Tenaga putaran
newton meter
Nm
Momentum
kgm/s
Momen inersia
kgm2
Kekentalan kinematis
m2/s
Kekentalan dinamis
Ns/m2
Joule
Joule per meter kubik
watt
watt per meter kelvin
coulomb
volt
Hambatan listrik
ohm
Kapasitans listrik
farad
Induktans listrik
henry
Konduktans/daya hantar
listrik
siemen
Daya hambat
Permitivitas
Permeabilitas
ohm meter
farad per meter
henry per meter
Kerapatan arus
Fluks magnetis
weber
tesla
Frekuensi
hertz
Fluks cahaya
lumen
candela per meter
Rumus
Turunan
kgm/s2
Nm
J/m3
W
J/s
W/mK
C
As
W/A
V/m
V/A
As/V
Vs/A
A/V
m
F/m
H/m
A/m2
Wb
T
Vs
Wb/m2
A/m
Hz
s-1
lm
cd sr
cd/m2
lx
lm/m2
13
Besaran
Luminans
Satuan Standar
persegi
Simbol
Rumus
Turunan
m3/mol
Iluminasi
luks
mol/kg
Volume molar
J/mol
Molaritas
Energi molar
lebih baik daripada akurasi dan resolusi alat ukur yang digunakan. Inilah
prinsip yang sangat penting, tapi sering tidak banyak dibahas dalam
banyak teks mengenai sistem kontrol otomatis. Teks-teks tersebut
mengeksplorasi aspek teoritis dari desain sistem kontrol cukup
mendalam, tetapi tidak memberikan cukup penekanan pada fakta
bahwa semua perhitungan hasil dan batas fase dan keuntungan dan
sebagainya sepenuhnya tergantung pada kualitas proses pengukuran
yang diperoleh.
16
pengukuran tertentu,
pertimbangan daya
tahan,
kemudahan
pemeliharaan dan kemantapan kinerja juga sangat penting karena
perangkat yang dipilih itu harus mampu beroperasi untuk waktu yang
lama tanpa penurunan kinerja dan persyaratan untuk pemeliharaan
yang mahal. Sebagai konsekuensi dari ini, biaya awal suatu perangkat
sering memiliki bobot rendah dalam kegiatan evaluasi.
Biaya sangat berkorelasi dengan kinerja suatu perangkat, yang
diukur dengan karakteristik statisnya. Meningkatkan akurasi atau
resolusi alat, misalnya, hanya dapat dilakukan bila terjadi kegagalan
peningkatan biaya manufaktur. Karena itu pilihan perangkat dilakukan
dengan menentukan karakteristik minimum yang diperlukan oleh situasi
pengukuran dan kemudian mencari katalog produsen untuk
menemukan perangkat yang memiliki karakteristik sesuai dengan yang
dibutuhkan. Memilih perangkat dengan karakteristik unggul yang
dibutuhkan hanya akan berarti membayar lebih dari yang diperlukan
untuk tingkat kinerja lebih besar dari yang dibutuhkan. Demikian pula
biaya pembelian, faktor-faktor penting lainnya dalam latihan penilaian
adalah daya tahan alat dan kebutuhan pemeliharaan. Dengan asumsi
bahwa seseorang memiliki dana 10.000 untuk digunakan, orang itu
tidak akan menghabiskan 8.000 dengan membeli mobil baru yang
diperhitungkan memiliki umur lima tahun jika spesifikasi mobil setara
dengan umur sepuluh tahun yang tersedia untuk dana sebesar 10.000.
Demikian juga, ketahanan adalah salah satu pertimbangan penting
dalam pemilihan instrumen. Umur perangkat sering tergantung pada
kondisi tempat instrumen tersebut harus beroperasi. Kebutuhan
pemeliharan juga harus diperhitungkan, karena juga memiliki implikasi
biaya.
Sebagai aturan umum, kriteria penilaian yang baik diperoleh jika
harga pembelian dan perkiraan biaya pemeliharaan alat selama
umurnya dibagi dengan masa aktif yang diharapkan. Dengan demikian
angka yang diperoleh merupakan biaya per tahun. Namun, aturan ini
dimodifikasi ketika perangkat yang dipasang pada sebuah proses yang
umurnya diperkirakan akan terbatas, mungkin dalam pembuatan model
mobil tertentu. Kemudian, total biaya hanya dapat dibagi dengan
perkiraan periode waktu perangkat itu dapat digunakan, kecuali
penggunaan alternatif perangkat itu dipertimbangkan pada akhir
periode ini.
Oleh karena itu ringkasnya, pilihan perangkat merupakan
kompromi antara karakteristik kinerja, kekuatan dan daya tahan,
kebutuhan pemeliharaan dan biaya pembelian. Agar melaksanakan
evaluasi tersebut secara benar, insinyur peralatan harus memiliki
pengetahuan yang luas dari berbagai perangkat yang tersedia untuk
mengukur besaran fisik tertentu, dan juga harus memiliki pemahaman
mendalam tentang bagaimana karakteristik perangkat tersebut
dipengaruhi
oleh
situasi
pengukuran
tertentu
dan
kondisi
pengoperasian.
19
2. JENIS DAN
KARAKTERISTIK KINERJA
PERALATAN
2.1 Tinjauan mengenai jenis-jenis peralatan
Perangkat dapat dibagi ke dalam beberapa golongan terpisah sesuai
dengan beberapa kriteria. Sub-klasifikasi ini berguna dalam menentukan
lebih luas beberapa sifat khusus perangkat seperti akurasi, biaya, dan
penerapan umum untuk beberapa aplikasi yang berbeda.
21
Alat pengukur tekanan yang baru saja disebutkan adalah contoh bagus
dari jenis perangkat defleksi, dengan nilai besaran yang diukur
ditampilkan sesuai jumlah gerakan pointer. Alternatif jenis alat
pengukur tekanan adalah alat pengukur beban mati seperti ditunjukkan
pada Gambar 2.3, yang merupakan perangkat jenis nol. Di sini, bebanbeban
diletakkan
di
atas
piston
sampai
gaya
menurun
menyeimbangkan tekanan fluida. Beban ditambahkan sampai piston
mencapai level datum, yang dikenal sebagai titik nol. Pengukuran
tekanan dibuat sesuai nilai beban yang diperlukan untuk mencapai
posisi nol.
Keakuratan kedua instrumen ini tergantung pada beberapa hal
yang berbeda. Yang pertama tergantung pada linearitas dan kalibrasi
pegas, sementara yang kedua bergantung pada kalibrasi beban. Karena
kalibrasi beban jauh lebih mudah daripada pilihan cermat dan kalibrasi
dari pegas berkarakteristik linear, ini berarti bahwa kedua jenis
perangkat itu biasanya akan menjadi lebih akurat. Ini sesuai dengan
aturan umum yang menetapkan bahwa perangkat jenis nol lebih akurat
daripada jenis defleksi.
Sesuai penggunaannya, perangkat jenis defleksi jelas lebih
nyaman. Sekarang bahkan jauh lebih mudah membaca posisi pointer
terhadap skala daripada menambah dan mengurangi beban sampai titik
nol tercapai. Karena itu, perangkat jenis defleksi biasanya digunakan di
tempat kerja. Namun, untuk pekerjaan kalibrasi, perangkat jenis nol
lebih disukai karena akurasinya yang unggul. Upaya ekstra yang
diperlukan dalam menggunakan perangkat tersebut benar-benar dapat
diterima dalam hal ini karena jarangnya sifat operasi kalibrasi.
22
23
yang diukur dan perangkat yang memberikan hasil dalam bentuk sinyal
pengukuran yang besarnya sebanding dengan besaran yang diukur.
Golongan penandaan perangkat itu biasanya mencakup semua
jenis perangkat nol dan yang paling pasif. Indikator juga dapat dibagi
lagi menjadi indikator yang memiliki hasil analog dan yang memiliki
tampilan digital. Indikator analog yang umum adalah termometer cairan
dalam kaca. Perangkat penandaan yang umum lainnya, yang ada dalam
bentuk analog dan digital, adalah timbangan kamar mandi. Bentuk
mekanis yang lebih lama dari perangkat ini adalah jenis perangkat
analog yang memberikan hasil yang terdiri dari pointer putar yang
bergerak berlawanan dengan skala (atau kadang-kadang skala putar
yang bergerak berlawanan dengan pointer). Bentuk elektronik
timbangan kamar mandi yang lebih mutakhir memiliki hasil digital yang
terdiri dari angka-angka yang ditampilkan pada layar elektronik. Salah
satu kelemahan utama dengan penandaan perangkat ini adalah
intervensi manusia diperlukan untuk membaca dan merekam
pengukuran. Proses ini sangat rentan terhadap kesalahan karena
tampilan hasil analog, meskipun tampilan digital tidak terlalu rentan
terhadap kesalahan kecuali manusia pembaca tersebut ceroboh.
Perangkat yang memiliki hasil jenis sinyal biasanya digunakan
sebagai bagian dari sistem kontrol otomatis. Dalam contoh lain, juga
dapat ditemukan pada sistem pengukuran dengan sinyal pengukuran
hasil dicatat dalam beberapa cara untuk digunakan kemudian. Topik ini
tercakup dalam bab-bab selanjutnya. Biasanya, sinyal pengukuran yang
termasuk adalah tegangan listrik, tetapi dapat berbentuk lain dalam
beberapa sistem seperti arus listrik, sinyal optik atau sinyal pneumatik.
reaksi atau bahkan hasil dari sebuah proses. Karena itu ketidaktelitian
pengukuran yang kurang dari 0.5C jelas diperlukan.
Dengan demikian akurasi pengukuran adalah salah satu
pertimbangan dalam memilih perangkat untuk aplikasi tertentu.
Parameter lain seperti sensitivitas, linearitas dan reaksi terhadap
perubahan suhu lingkungan merupakan pertimbangan lebih lanjut.
Sifat-sifat ini secara kolektif dikenal sebagai karakteristik statis
perangkat, dan dijabarkan dalam lembar data untuk perangkat tertentu.
Penting untuk dicatat bahwa nilai-nilai yang dikutip untuk karakteristik
perangkat dengan lembar data seperti itu hanya berlaku ketika
perangkat tersebut digunakan dalam kondisi kalibrasi standar tertentu.
Karena kelonggaran harus dibuat untuk berbagai variasi dalam
karakteristik tersebut ketika perangkat digunakan dalam kondisi-kondisi
lain.
Berbagai
berikutnya.
karakteristik
statis
didefinisikan
dalam
paragraf
2.2.2 Presisi/pengulangan/reproduksibilitas
Presisi adalah istilah yang menggambarkan derajat kebebasan alat dari
kesalahan acak. Jika sejumlah besar pembacaan diambil dari jumlah
yang sama dengan perangkat dengan presisi tinggi, maka kisaran
25
2.2.3 Toleransi
Toleransi adalah istilah yang terkait erat dengan akurasi dan
menentukan kesalahan maksimal yang diperkirakan dalam beberapa
nilai. Sementara itu, karakteristik statis alat ukur, disebutkan di sini
karena keakuratan beberapa alat kadang-kadang disebut sebagai angka
toleransi. Apabila digunakan dengan benar, toleransi menggambarkan
deviasi maksimum dari komponen yang diproduksi dari beberapa nilai
yang ditentukan. Misalnya, poros engkol adalah mesin dengan toleransi
diameter disebut sebagai banyaknya mikron (10-6 m), dan komponen
sirkuit listrik seperti resistor memiliki toleransi mungkin 5%. Salah satu
resistor dipilih secara acak dari suatu kelompok yang memiliki nilai
nominal 1000W dan toleransi 5% mungkin memiliki nilai aktual mana
saja antara 950W dan 1050W.
27
2.2.5 Linearitas
Seperti biasanya diinginkan bahwa pembacaan hasil suatu alat
berbanding lurus dengan besaran yang diukur. Tanda-tanda X pada
Gambar 2.6 menunjukkan plot pembacaan hasil dari suatu alat ketika
urutan jumlah masukan diterapkan. Prosedur normalnya adalah
menggambar garis lurus yang sesuai melalui tanda-tanda X tersebut,
seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6. (Meskipun ini sering dilakukan
cukup akurat dengan mata, namun lebih baik apabila menerapkan
teknik penyesuaian garis kuadrat terkecil secara matematis, seperti
yang dijelaskan dalam Bab 11.) Non-linieritas kemudian didefinisikan
sebagai deviasi maksimum dari setiap pembacaan hasil yang ditandai X
dari garis lurus ini. Non-linearitas biasanya dinyatakan sebagai
persentase dari pembacaan skala penuh.
28
Solusi
Jika nilai-nilai ini diplot pada grafik, hubungan garis lurus antara
perubahan hambatan dan perubahan suhu sangat jelas.
Untuk perubahan suhu 30C, perubahan hambatannya adalah 7. Oleh
karena itu sensitivitas pengukurannya = 7/30 = 0,233/C.
2.2.7 Ambang
Jika masukan ke sebuah alat secara bertahap meningkat dari nol,
masukan harus mencapai tingkat minimum tertentu sebelum perubahan
dalam pembacaan hasil alat dari besaran yang cukup besar dapat
29
2.2.8 Resolusi
Ketika sebuah alat menunjukkan bacaan hasil tertentu, ada batasan
lebih rendah berdasarkan besarnya perubahan dalam masukan besaran
terukur yang menghasilkan perubahan yang dapat diamati dalam hasil
alat itu. Seperti ambang batas, resolusi kadang-kadang ditetapkan
sebagai nilai absolut dan kadangkala sebagai persentase defleksi f.s.
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi resolusi alat itu adalah
seberapa bagus skala hasilnya dibagi menjadi beberapa bagian.
Menggunakan speedometer mobil sebagai contoh lagi, ini memiliki
bagian dari biasanya 20 km/h. Artinya bahwa ketika jarum berada di
antara tanda-tanda skala, kita tidak bisa memperkirakan kecepatan
secara lebih akurat daripada yang paling mendekati 5 km/h. Dengan
demikian angka 5 km/jam ini merupakan resolusi alat tersebut.
penyimpangan
sensitivitas
per
31
2.2.10
Efek histeresis
2.2.11
Ruang hampa
34
dengan qi adalah besaran terukur, q0 adalah bacaan hasil dan a0 ... an,
b0... bm adalah konstanta.
Bagi pembaca yang berlatar belakang matematis persamaan di
atas yang tampaknya menakutkan tidak perlu terlalu dikhawatirkan,
karena hanya kasus khusus tertentu yang sederhana dari itu yang
berlaku dalam situasi pengukuran normal. Titik utama yang penting
adalah memiliki apresiasi cara praktis yang akan direspons oleh
berbagai berbagai jenis alat ketika pengukuran yang diterapkan
bervariasi.
Jika kita membatasi pertimbangan pada perubahan tingkat dalam
besaran yang diukur saja, maka persamaan (2.1) dikurangi menjadi:
Penyederhanaan lebih lanjut dapat dibuat dengan mengambil contohcontoh khusus tertentu dari persamaan (2.2), yang secara kolektif
berlaku untuk hampir semua sistem pengukuran.
35
Solusi
Untuk menjawab pertanyaan ini, diasumsikan bahwa solusi dari
persamaan diferensial orde pertama telah disampaikan kepada
pembaca dalam pelajaran matematika. Jika pembaca tidak begitu siap,
solusi berikut ini akan sulit diikuti.
Misalkan suhu dilaporkan oleh balon pada beberapa waktu umum t
menjadi Tr. Maka Tx berkaitan dengan Tr dengan hubungan:
Bagian
integral
tertentu
dari
solusi
ini
ditentukan
oleh:
kondisi
awal:
Pada
38
Hasil ini mungkin telah disimpulkan dari tabel di atas sehingga dapat
dilihat bahwa kesalahan tersebut konvergen mendekati nilai 0,75. Untuk
nilai t besar, bacaan transduser tertinggal dari nilai suhu yang benar
dengan jangka waktu yang sama dengan konstanta waktu 15 detik.
Saat inilah, balon menempuh jarak 75 meter dan suhu turun sebesar
0,75. Jadi untuk nilai t besar, pembacaan hasil selalu 0,75 kurang dari
seharusnya.
dan menyusun
Inilah persamaan standar untuk sistem orde dua dan perangkat apa pun
dengan responnya yang dapat dijelaskan itu dikenal sebagai perangkat
orde kedua. Jika persamaan (2.9) adalah diselesaikan secara analitis,
bentuk respon tingkat yang diperoleh tergantung pada nilai parameter
rasio redaman. Respons hasil dari perangkat orde kedua untuk berbagai
nilai yang memenuhi perubahan tingkat dalam nilai besaran yang diukur
pada waktu t ditunjukkan pada Gambar 2.12. Untuk kasus (A) dengan
39
40
defleksi. Perangkat jenis nol apa saja yang terutama digunakan dan
mengapa?
2.3 Definisikan singkat dan jelaskan semua karakteristik alat ukur
statis.
2.4 Jelaskan perbedaan antara akurasi dan presisi dalam suatu alat.
2.5 Sebuah termokopel tungsten/5% reniumtungsten/26% renium
Ketika
digunakan
dalam
suatu
lingkungan
karakteristiknya berubah sebagai berikut:
pada
35C,
42
pada 35C.
(c) Maka tentukan arus penyimpangan nol dan koefisien
penyimpangan sensitivitas (dalam satuan m/C dan (m per
kg)/(C)).
2.9 Sebuah kapal selam tak berawak dilengkapi dengan alat pengukur
(a) Jika kapal selam mulai menyelam pada waktu nol, dan setelah itu
43
3. KESALAHAN SELAMA
PROSES PENGUKURAN
3.1 Pendahuluan
Kesalahan dalam sistem pengukuran dapat dibagi menjadi kesalahan
yang muncul selama proses pengukuran dan yang muncul kemudian
karena perubahan sinyal pengukuran oleh karena imbas kebisingan
selama transfer sinyal dari titik pengukuran ke beberapa titik lainnya.
Bab ini hanya membahas yang pertama, dengan diskusi tentang imbas
kebisingan yang ditangguhkan pada Bab 5.
Sangat penting dalam setiap sistem pengukuran untuk mengurangi
kesalahan pada tingkat seminimum mungkin dan kemudian mengukur
sisa kesalahan maksimum yang mungkin ada dalam setiap bacaan hasil
alat. Namun, dalam banyak kasus, ada komplikasi lebih lanjut bahwa
hasil akhir dari suatu sistem pengukuran dihitung dengan
menggabungkan dua atau lebih pengukuran dari beberapa variabel fisik
yang terpisah. Dalam hal ini, pertimbangan khusus juga harus diberikan
untuk menentukan bagaimana tingkat kesalahan yang dihitung pada
masing-masing pengukuran terpisah harus digabungkan untuk
memberikan estimasi terbaik dari besarnya kemungkinan kesalahan
dalam besaran hasil yang dihitung. Topik ini akan diulas dalam bagian
3.6.
Titik awal dalam upaya mengurangi munculnya kesalahan yang
timbul selama proses pengukuran adalah melakukan analisis rinci dari
semua sumber kesalahan dalam sistem. Maka masing-masing sumber
kesalahan dapat dipertimbangkan pada akhirnya, mencari cara
menghilangkan atau setidaknya mengurangi besarnya kesalahan.
Kesalahan yang timbul selama proses pengukuran dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yang disebut kesalahan sistematis dan kesalahan acak.
Kesalahan
sistematis
menggambarkan
kesalahan
dalam
pembacaan hasil dari suatu sistem pengukuran yang konsisten pada
satu sisi bacaan yang benar, yaitu baik semua kesalahan positif atau
yang negatif. Dua sumber utama dari kesalahan sistematik adalah
gangguan sistem selama pengukuran dan pengaruh perubahan
lingkungan (memodifikasi masukan), seperti dibahas dalam bagian 3.2.1
dan 3.2.2. Sumber-sumber lain dari kesalahan sistematik termasuk
membelokkan jarum meteran, penggunaan alat yang tidak terkalibrasi,
penyimpangan dalam karakteristik alat dan praktek pemasangan kabel
yang lemah. Bahkan ketika kesalahan sistematis karena faktor di atas
44
47
Tanpa adanya alat ukur dan resistensi Rm, tegangan pada AB akan
menjadi sumber tegangan rangkaian yang setara nilainya adalah E0.
Oleh karena itu efek pengukuran untuk mengurangi tegangan pada AB
dengan rasio ditentukan oleh:
Contoh 3.1
Misalkan komponen rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar 3.1(a)
memiliki nilai-nilai berikut:
tinggi. Namun, salah satu solusi ini mengurangi arus yang mengalir
dalam kumparan, memberikan lebih sedikit torsi magnetik dan dengan
demikian mengurangi sensitivitas pengukuran alat (yaitu untuk
tegangan terapan tertentu, kita mendapatkan sedikit defleksi pointer).
Masalah ini dapat diatasi dengan mengubah konstanta pegas dari pegas
alat yang ditahan, sehingga torsi kurang dibutuhkan untuk mengubah
pointer dengan jumlah tertentu. Namun, ini mengurangi kekuatan alat
dan juga menuntut desain pivot yang lebih baik untuk mengurangi
gesekan. Ini menyoroti prinsip yang sangat penting tapi membosankan
dalam desain alat: setiap upaya untuk meningkatkan kinerja alat
menyangkut hal yang secara umum menurunkan kinerja dalam
beberapa aspek lainnya. Inilah fakta kehidupan yang tak terhindarkan
dengan perangkat pasif seperti jenis voltmeter tersebut, dan sering kali
itulah alasan penggunaan perangkat aktif alternatif seperti voltmeter
digital, dengan dimasukkannya daya tambahan yang sangat
meningkatkan kinerja.
Rangkaian jembatan untuk mengukur nilai resistansi adalah contoh
lebih lanjut tentang kebutuhan desain sistem pengukuran yang cermat.
Impedansi alat yang mengukur tegangan hasil jembatan harus sangat
besar dibandingkan dengan resistensi komponen dalam rangkaian
jembatan. Jika tidak, alat ukur akan membebani rangkaian dan menarik
arus dari itu. Hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam Bab 7.
kotak itu 0.1kg saat kosong. Jika kita menempatkan kotak ke atas
timbangan kamar mandi dan mengamati pembacaan 1,0 kg, hasil ini
tidak segera memberi tahu kita tentang apa yang ada di dalam kotak
karena pembacaan itu mungkin merupakan salah satu dari tiga hal:
(a) 0,9 kg tikus dalam kotak (masukan nyata)
(b) kotak kosong dengan bias 0,9 kg pada timbangan karena perubahan
lingkungan).
Dengan demikian, besarnya setiap masukan lingkungan harus diukur
sebelum nilai besaran yang diukur (masukan nyata) dapat ditentukan
dari pembacaan hasil dari suatu alat.
Dalam setiap situasi pengukuran umum, sangat sulit menghindari
masukan lingkungan, karena tidak praktis atau tidak mungkin
mengontrol kondisi-kondisi lingkungan di sekitar sistem pengukuran.
Karena itu perancang sistem dituntut bertugas mengurangi kerentanan
alat ukur untuk masukan lingkungan atau, secara alternatif, mengukur
efek dari masukan lingkungan dan mengoreksinya dalam pembacaan
hasil alat. Teknik-teknik yang digunakan untuk menangani masukan
lingkungan dan meminimalkan efeknya pada pengukuran hasil akhir
sesuai jumlah penyaluran seperti yang dibahas di bawah ini.
51
3.3.1
3.3.2
53
Gambar. 3.4 Diagram blok alat ukur tegangan dengan umpanbalik peningkatan tinggi.
Maka didapat:
Yaitu:
54
Karena Ka sangat besar (itulah penguat peningkatan tinggi), Kf. Ka. Km. Ks
1, dan persamaan (3.3) berkurang menjadi:
Inilah hasil yang sangat penting karena kita telah mengurangi hubungan
antara X0 dan Ei dan yang hanya melibatkan Kf. Dengan demikian
sensitivitas konstanta peningkatan Ka, Km dan Ks ke masukan lingkungan
Da, Dm dan Ds dianggap tidak relevan dan kita hanya perlu
memperhitungkan satu masukan lingkungan Df. Biasanya lebih mudah
merancang perangkat umpan-balik yang tidak sensitif terhadap
masukan lingkungan: ini jauh lebih mudah daripada mencoba membuat
-motor atau pegas tidak sensitif. Dengan demikian, teknik umpan-balik
peningkatan tinggi sering merupakan cara yang sangat efektif untuk
mengurangi sensitivitas sistem pengukuran untuk masukan lingkungan.
Namun, satu masalah potensial yang harus diperhitungkan adalah
bahwa ada kemungkinan umpan-balik peningkatan tinggi akan
menyebabkan ketidakstabilan dalam sistem. Oleh karena itu, setiap
aplikasi dari metode ini harus mencakup stabilitas analisis sistem yang
cermat.
3.3.4 Kalibrasi
Kalibrasi alat merupakan pertimbangan yang sangat penting dalam
sistem pengukuran dan prosedur kalibrasi dibahas secara rinci dalam
Bab 4. Semua alat yang mengalami penyimpangan dalam karakteristik
mereka, dan pada tingkat tertentu hal ini terjadi tergantung pada
banyak faktor, seperti kondisi lingkungan tempat alat digunakan dan
frekuensi penggunaannya. Dengan demikian, kesalahan karena alat
tidak lagi terkalibrasi biasanya dapat diperbaiki dengan meningkatkan
frekuensi kalibrasi ulang.
55
Para pembaca yang berpikiran matematis mungkin telah mengamati bahwa lambang
untuk V dan berbeda dari definisi matematis resmi, yang memiliki n bukannya (n 1)
bilangan pembaginya. Perbedaan ini muncul karena definisi matematika tersebut
adalah untuk kumpulan data yang tak terbatas, sedangkan, dalam kasus pengukuran,
kita hanya memperhitungkan sejumlah data terbatas. Untuk sejumlah pengukuran
terbatas (xi)i = 1, n, nilai rata-rata xm akan berbeda dari nilai rata-rata sebenarnya
dari sejumlah data tak terbatas yang ditetapkan dengan himpunan terbatas menjadi
58
Contoh 3.2
Hitung dan V untuk pengukuran set A, B dan C di atas.
Solusi
Pertama, gambarlah tabel pengukuran dan penyimpangan untuk set A
(nilai rata-rata = 409 yang dihitung sebelumnya):
Dari data ini, dengan menggunakan (3.7) dan (3.8), V = 4.2 dan =
2.05. Pengukuran dan penyimpangan untuk set C adalah (rata-rata =
406.5 yang dihitung sebelumnya):
bagian dari itu. Jika akhirnya kita tahu nilai rata-rata sebenarnya dari serangkaian
pengukuran, maka penyimpangan di dapat dihitung sebagai penyimpangan setiap nilai
data dari nilai rata-rata sebenarnya dan kemudian dengan tepat menghitung V dan
menggunakan (n) dan bukan (n 1). Namun, dalam situasi normal, menggunakan (n
1) dalam bilangan pembagi dari persamaan (3.7) dan (3.8) menghasilkan nilai yang
secara statistik lebih mendekati nilai yang benar.
59
Dari data ini, dengan menggunakan (3.7) dan (3.8), V = 3,53 dan
= 1,88.
Perhatikan bahwa nilai-nilai yang lebih kecil dari V dan untuk
pengukuran set B dibandingkan dengan A sesuai dengan ukuran
masing-masing rentang dalam kisaran antara nilai-nilai maksimum dan
minimal untuk kedua set tersebut.
saat V dan menurun selama satu set
pengukuran, kita dapat mengungkapkan keyakinan lebih besar
bahwa nilai rata-rata atau nilai median yang dihitung mendekati
nilai sebenarnya, yaitu bahwa proses pembagian rata-rata itu telah
mengurangi nilai kesalahan acak mendekati nol.
Dengan demikian,
Kami telah mengamati sejauh ini bahwa kesalahan acak dapat dikurangi
dengan mengambil nilai rata-rata (mean atau median) dari sejumlah
pengukuran. Namun, meskipun nilai rata-rata atau median mendekati
nilai sebenarnya, itu hanya akan persis sama dengan nilai rata-rata
sebenarnya jika kita bisa jumlah tak terbatas pengukuran. Seperti kita
hanya dapat membagi rata-rata sejumlah pengukuran terbatas dalam
situasi praktis, nilai rata-rata masih akan memiliki beberapa kesalahan.
Kesalahan ini dapat diperhitungkan sebagai kesalahan standar dari nilai
rata-rata, yang akan dibahas sedikit secara rinci kemudian. Namun,
sebelum itu, topik mengenai analisis grafis dari kesalahan pengukuran
acak perlu diulas.
61
62
Dari kepentingan
maksimum dalam
kumulatif (c.d.f). Ini
yang kurang dari
matematis sebagai:
Dengan demikian, c.d.f. adalah area di bawah kurva di sebelah kiri garis
vertikal yang digambar melewati D0, seperti yang ditunjukkan oleh area
kiri yang diarsir pada Gambar 3.6.
Besarnya deviasi Dp yang sesuai dengan puncak kurva distribusi
frekuensi (Gambar 3.6) adalah nilai penyimpangan yang memiliki
probabilitas terbesar. Jika kesalahan-kesalahan itu sepenuhnya acak
secara alami, maka nilai Dp akan sama dengan nol. Nilai Dp berapa saja
63
Distribusi Gaussian
Pengukuran mengatur bahwa hanya yang berisi kesalahan acak
biasanya yang sesuai dengan distribusi berbentuk tertentu yang disebut
Gaussian, meskipun kesesuaian ini harus selalu diuji (lihat bagian
selanjutnya berjudul Goodness of fit'). Bentuk kurva Gaussian adalah
sedemikian rupa sehingga frekuensi penyimpangan kecil dari nilai ratarata jauh lebih besar daripada frekuensi penyimpangan yang besar. Ini
bertepatan dengan harapan umum dalam pengukuran yang mengalami
kesalahan acak bahwa jumlah pengukuran dengan kesalahan kecil jauh
lebih besar daripada jumlah pengukuran dengan kesalahan besar.
Nama-nama alternatif untuk distribusi Gaussian adalah distribusi
Normal atau distribusi berbentuk Bel. Kurva Gaussian secara formal
didefinisikan sebagai distribusi frekuensi normal yang simetris terhadap
garis kesalahan nol dan dengan frekuensi dan besarnya kuantitas
terkait dengan persamaan:
dengan m adalah nilai rata-rata dari kumpulan data x dan jumlah lain
sebagaimana didefinisikan sebelumnya. Persamaan (3.11) sangat
berguna untuk menganalisis sejumlah pengukuran Gaussian dan
memprediksi berapa banyak pengukuran yang terdapat dalam
beberapa rentang tertentu. Jika deviasi pengukuran D dihitung untuk
semua pengukuran sedemikian rupa sehingga D = x m, maka kurva
frekuensi deviasi F(D) yang diplot terhadap besarnya deviasi D adalah
kurva Gaussian yang dikenal sebagai kurva distribusi frekuensi
kesalahan. Hubungan matematis antara F(D) dan D kemudian dapat
diturunkan dengan memodifikasi persamaan (3.11) menghasilkan:
(Fz adalah area di bawah kurva ke kiri (z), yakni merupakan proporsi
nilai-nilai data z.)
Contoh 3.3
Berapa banyak pengukuran dalam kumpulan data yang mengalami
kesalahan acak yang terdapat di luar batas deviasi + dan -, yaitu
berapa banyak pengukuran memiliki deviasi lebih besar dibandingkan |
|?
Solusi
Jumlah yang dibutuhkan ditunjukkan oleh jumlah dari dua daerah yang
diarsir pada Gambar 3.8. Hal ini dapat dinyatakan secara matematis
sebagai:
66
yaitu 32% dari pengukuran berada di luar batas, maka 68% pengukuran
terletak di dalam.
Tabel 3.1 Tabel Gaussian Standar
67
69
Contoh 3.4
Misalkan massa standar diukur 30 kali dengan alat yang sama untuk
menciptakan sejumlah data acuan, dan nilai-nilai dan yang dihitung
adalah = 0,43 dan = 0,08. Jika perangkat itu kemudian digunakan
untuk mengukur massa yang tidak diketahui dan bacaannya adalah
105,6 kg, bagaimana seharusnya nilai massa dinyatakan?
Solusi
Menggunakan (3.19), 1.96 + = 0,92. Karenanya nilai massa harus
dinyatakan sebagai: 105,6 0,9 kg.
Sebelum melewatkan hal ini, harus ditekankan bahwa kesalahan
maksimum tertentu untuk suatu pengukuran hanya ditentukan untuk
batas keyakinan yang ditetapkan. Dengan demikian, jika kesalahan
maksimum ditentukan sebagai 1% dengan batas keyakinan 95%, ini
berarti bahwa masih ada 1 kesempatan dalam 20 sehingga kesalahan
akan melebihi 1%.
Solusi
(a) Proporsi transistor dengan 19,8 < perolehan <20.2 adalah:
distribusi chi-kuadrat (X2). Ini di luar cakupan buku ini, tetapi rincian
lengkap dapat ditemukan di Caulcott (1973).
72
Hubungan untuk S ini tidak tepat karena dalam bentuk ini istilah
kesalahan tidak bisa dinyatakan sebagai fraksi atau persentase dari nilai
yang dihitung untuk S. Untungnya, analisis statistik dapat diterapkan
(lihat Topping, 1962) yang menyatakan S dalam bentuk alternatif
sedemikian rupa sehingga kemungkinan kesalahan maksimum dalam S
74
Perlu dicatat bahwa persamaan (3.21) dan (3.22) hanya ketentuan yang
berlaku bahwa pengukuran tidak berkorelasi (yaitu setiap pengukuran
sepenuhnya independen dari yang lain).
Contoh 3.6
Suatu persyaratan rangkaian untuk resistensi 550 dipenuhi dengan
menghubungkan dua resistor dengan nilai nominal 220 dan 330
secara seri. Jika masing-masing resistor memiliki toleransi 2%,
kesalahan dalam penjumlahan yang dihitung sesuai dengan persamaan
(3.21) dan (3.22) adalah ditentukan oleh:
75
dibuat
berdasarkan
76
pengukuran
menyebabkan
79
angka-angka
dilaporkan.
berikut
untuk
konsumsi
bensin
rata-rata
yang
yang Anda
probabilitas?
pahami
tentang
istilah
fungsi
densitas
81
dalam m3/Min.
(b) Jika kemungkinan kesalahan dalam setiap pengukuran adalah
82
BAGIAN 2: METODE
SPEKTROSKOPI
83
medan itu keduanya memiliki intensitas yang serupa. Ketika kondisi ini
terjadi, absorbansi itu bersifat sama. Konsentrasi dari kedua larutan itu
berbanding terbalik dengan kedalamannya, yang lalu dibaca pada alat
tersebut. Jika:
85
4. SPEKTROSKOPI SERAPAN
ULTRAVIOLET DAN VISIBLE
Serapan oleh materi radiasi elektromagnetik dalam domain mulai dari
ultraviolet yang dekat dengan inframerah yang sangat dekat, antara
180 dan 1100 nm, telah dipelajari secara ekstensif. Bagian dari
spektrum elektromagnetik ini, dinyatakan sebagai UV/Visible karena
mencakup radiasi dapat terlihat jelas bagi mata manusia, umumnya
menghasilkan sedikit informasi struktural tapi sangat berguna untuk
pengukuran kuantitatif. Konsentrasi analit dalam larutan dapat
ditentukan dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang
tertentu dan menerapkan Hukum Lambert-Beer. Metode ini dikenal
sebagai kolorimetri, dianggap sebagai pekerja keras dari banyak
laboratorium. Kolorimetri tidak hanya berlaku untuk senyawa yang
memiliki spektrum serapan dalam daerah spektral tetapi sama untuk
semua senyawa yang, setelah modifikasi oleh reagen (bahan reaksi
kimia)
tertentu,
menyebabkan
turunan
yang
memungkinkan
pengukuran serapan.
Hal ini dapat dicapai dengan berbagai macam alat, mulai dari
pembanding warna dan perangkat kolorimetri dasar lainnya untuk
spektrofotometer otomatis yang dapat melakukan analisis multikomponen. Kromatografi cair dan elektroforesis kapiler mendukung
perkembangan perbaikan detektor UV/Vis yang mencerminkan tren saat
ini yang memerlukan kromatogram pada saat yang sama memberikan
informasi mengenai sifat dan perhitungan senyawa.
rotasi
(Erot)
dan
energi
getarannya
(Evib)
Dengan
Semua spektrum yang diamati diperoleh dari sampel yang terdiri
dari sejumlah besar molekul atau jenis individu lain yang tidak
semua berada dalam kondisi energi yang sama. Grafik yang
dihasilkan sesuai dengan kurva jenis lajur yang menyelubungi
transisi individu dari jenis yang ada.
Energi yang ditangkap selama serapan foton dapat dilepaskan
melalui berbagai proses yang terjadi bersamaan dengan emisi
foton (Gambar 4.1c). Fosforesensi (pendaran) dan fluoresensi
(pancaran) adalah transformasi semacam ini, yang dieksploitasi
dalam metode analisis lainnya (lih. Bab 11).
Atau
Absorbansi (nama lama densitas optik) ditentukan oleh:
88
4.3.1 Transisi *
Transisi ini muncul dalam UV yang jauh karena kenaikan elektron dari
yang mengikat MO ke * yang tidak mengikat MO yang membutuhkan
energi signifikan. Inilah alasan hidrokarbon jenuh hanya terdiri dari jenis
ikatan yang transparan dalam UV dekat.
Contoh: heksana (kondisi gas): max = 135 nm = ( = 10 000).
Sikloheksana dan heptana digunakan sebagai pelarut dalam UV dekat.
Pada 200 nm absorbansi heptana dengan ketebalan 1 cm sama dengan
1. Sayangnya, daya solvasi pelarut ini tidak cukup untuk melarutkan
banyak senyawa polar.
Demikian pula, transparansi air di UV dekat (A = 0 01 untuk l = 1
cm, pada = 190 nm) adalah berkaitan dengan fakta bahwa hanya ada
transisi * dan n * dalam senyawa ini.
89
4.3.2 Transisi n *
Kenaikan elektron n dari sebuah atom O, N, S, Cl hingga MO *
mengarah ke transisi dari intensitas yang terletak sekitar 180 nm untuk
alkohol, mendekati 190 nm untuk eter atau turunan halogen dan dalam
area 220 nm untuk amina (Gambar 4.4).
Contoh: metanol: maks = 183 nm ( = 50); eter: maks = 190 nm ( =
2000); etilamine: maks = 210 nm ( = 800); 1-klorobutana: maks =179
nm.
4.3.3 Transisi n *
90
4.3.4 Transisi *
Senyawa yang memiliki ikatan rangkap etilenik terisolasi yang
menyatakan lajur serapan yang kuat sekitar 170 nm. Posisi yang tepat
tergantung pada keberadaan substituen heteroatom.
Contoh: etilen: maks = 165 nm ( = 16000).
Sebuah senyawa yang transparan dalam berbagai spektrum tertentu
dari UV dekat apabila terisolasi, dapat menyerap jika berinteraksi
dengan suatu jenis melalui mekanisme jenis donor-akseptor (D-A).
Fenomena ini terkait dengan bagian dari sebuah elektron dari orbital
ikatan donor tersebut (yang menjadi radikal kation) menuju orbital
kosong dari akseptor (yang menjadi anion radikal) dari tingkat energi
yang dapat dicapai (Gambar 4.5). Posisi lajur serapan dalam bagian
spektrum yang terlihat adalah fungsi dari potensi ionisasi donor dan
afinitas (daya tarik-menarik) elektron dari akseptor; nilai ini, secara
umum, sangat besar.
4.3.5
Transisi d
d.
91
posisi dan intensitas yang sama dari lajur serapan tetap konstan.
Ketika suatu molekul memiliki beberapa kromofor terisolasi, yaitu,
yang tidak berinteraksi satu sama lain karena dipisahkan oleh
setidaknya dua ikatan tunggal dalam kerangka, maka efek tumpangtindih dari setiap individu kromofor diamati.
Tabel 4.2 Tabel korelasi dalam spektroskopi UV/Visible. Aturan FieserWoodward-Scott untuk perhitungan posisi serapan maksimal untuk
enone dan dienone (batas 3 nm).
92
93
Serapan dalam
heksana
Log (Serapan)
4.5.3 Pengaruh pH
Untuk pH pelarut dengan zat terlarut yang dilarutkan dapat memiliki
efek penting pada spektrum. Di antara senyawa yang menyajikan efek
ini secara spektakuler adalah strip indikator kimia, yang perubahan
warnanya digunakan selama pengukuran asidimetrik (Gambar 4.8).
Nilai-nilai setara dapat ditemukan dengan metodologi ini.
97
Tampilan semi-log dari lampu xenon busur dan lampu quartz tungsten
halogen (QTH)
Gambar 4.11 Spektra emisi dari berbagai jenis sumber di UV/Vis. Skala
logaritmik meliputi perbedaan besar intensitas cahaya sesuai dengan
panjang gelombang, terutama untuk lampu-lampu tanpa filamen. Di
bawah kiri dan tengah, pandangan umum lampu dan yang terlihat dari
atas (direproduksi atas seizin Oriel). Skema menyajikan rincian sirkuit
untuk lampu. Lampu dipicu dengan tegangan antara 3 sampai 400V.
Anodanya berupa pelat molibdenum sedangkan katodanya adalah
filamen oksida metal yang dapat memancarkan elektron dan terhubung
ke pasokan listrik. Puncak emisi deuterium pada 486 dan 656,1 nm
sering digunakan untuk mengkalibrasi skala panjang gelombang
spektrometer.
Deuterium menghasilkan lampu yang terdiri dari dua elektroda
bermandikan suasana deuterium (D2 lebih disukai daripada hidrogen
H2, untuk alasan teknis). Di antara kedua elektroda ditempatkan layar
metalik yang ditusuk dengan lubang melingkar kira-kira diameter
1mm (Gambar 4.11). Migrasi dari elektron ke anoda menciptakan
pelepasan arus yang menghasilkan busur kuat di lubang ini, yang ada
di depan anoda. Menyangkut berondongan elektron ini, molekul
deuterium D2 memisahkan diri, memancarkan kontinum foton selama
rentang panjang gelombang antara 160 dan 500 nm.
4.7.3 Detektor
Detektor mengubah intensitas cahaya yang mencapainya menjadi
sinyal listrik. Ini terjadi karena sifat perangkat saluran tunggal. Dua jenis
detektor digunakan, baik tabung photomultiplier atau semikonduktor
(perangkat transfer muatan atau fotodioda silikon). Keduanya memiliki
sensitivitas yang tergantung pada panjang gelombang.
Untuk perangkat simultan yang tidak memiliki monokromator
tetapi sistem dispersif, intensitas cahaya pada semua panjang
gelombang diukur secara praktis di saat yang sama dengan
menyelaraskan sejumlah besar detektor dalam bentuk susunan dioda
(Gambar 4.13). Ambang fotolistrik, di urutan 1 eV, memperluas
jangkauan deteksi sampai dengan 1.1m.
Efisiensi tabung photomultiplierperangkat yang sangat sensitif
dengan linieritas respon mencapai tujuh dekadetergantung pada hasil
di fotokatoda, yang bervariasi dengan panjang gelombang (misalnya
0.1e-/foton pada 750 nm), dan pada perolehan sinyal yang diberikan
oleh riam dinode (misalnya kenaikan 6 10 5). Dengan nilai-nilai itu,
dampak 10.000 foton menghasilkan arus yaitu 0,1 nA. Untuk
photomultiplier lebih sulit, sama seperti mata yang membandingkan
dua intensitas cahaya dengan tepat, salah satunya berasal dari balok
acuan dan lainnya dari sampel, apabila keduanya sangat berbeda. Inilah
sebabnya mengapa diharapkan absorbansi larutan tidak melebihi 1
(lihat kesamaannya di Bagian 4.14). Di sisi lain, untuk perangkat yang
menyimpangkan cahaya yaitu 0,01 persen (diukur dalam persentase
transmisi), peningkatan konsentrasi larutan tidak menghasilkan variasi
signifikan dalam sinyal melebihi 4 unit absorbansi.
100
Gambar
4.12
Kisi-kisi
monokromator.
(a)
Perakitan
Ebert
menggabungkan cermin sferis cekung tunggal M3. Mampu mengimbangi
penyimpangan, monokromator ini memberikan gambar berkualitas
sangat baik. (b) Dengan desain mirip dengan Ebert, perakitan CzernyTurner terdiri dari dua cermin cekung M3 dan M4. (c) Kisi-kisi cekung Rc
dalam desain ini memungkinkan dispersi dan fokus radiasi. Luas bidang
spektral monokromator ini tergantung pada lebar celah masuk F1 dan
celah keluar F2.
101
Gambar 4.13 Fotodioda silikon (PIN) dan susunan dioda (detektor CCD
perangkat ganda bermuatan). Setiap dioda, berbentuk persegi
panjang 15 25m, dikaitkan dengan kapasitor bermuatan. Di bawah
pengaruh foton, dioda tersebut menjadi konduktor dan semakin
melepas kapasitor. Dioda ini (tipe PIN) memiliki area intrinsik yang
besar terjepit di antara bidang semikonduktor P-doped dan N-doped.
Foton-foton yang diserap di area ini menciptakan pasangan elektronlubang yang kemudian dipisahkan oleh medan listrik, sehingga
menghasilkan arus listrik dalam rangkaian beban. Nilai muatan sisa dari
masing-masing kapasitor tergantung pada jumlah foton yang diterima.
Ini diukur secara berurutan dengan rangkaian elektronik (1 dan 2).
Kapasitor diberi muatan secara berkala. Ini berbeda dengan tabung
photomultiplier yang memberikan pengukuran intensitas sesaat dalam
watt, sedangkan dioda mengarah ke indikasi energi yang dipancarkan
dalam joule selama suatu interval waktu. Sensitivitas, linieritas dan
jangkauan dinamis respon dari tabung photomultiplier itu sangat bagus.
Jenis
perangkat
ini
sangat
menyerupai
spektrograf
karena
memungkinkan rekaman simultan dari semua panjang gelombang
spektrum dengan menggunakan susunan hingga beberapa ribuan
miniatur fotodioda (Gambar 4.15). Spektrofotometer susunan detektor
memungkinkan perekaman cepat spektrum absorpsi, masing-masing
dioda mengukur intensitas cahaya selama suatu interval kecil dari
panjang gelombang. Kekuatan resolusi perangkat susunan dioda tanpa
monokromator ini, dibatasi oleh ukuran dioda. Perangkat ini hanya
menggunakan sorot cahaya tunggal, sehingga spektrum acuan dicatat
dan disimpan dalam memori untuk menghasilkan spektrum transmitansi
atau absorbansi setelah merekam spektrum sampel.
107
108
Gambar 4.21 Titik Isobestic. Hidrolisis alkaline dari metil salisilat pada
25C. Superimposisi dari spektrum berturut-turut tercatat antara 280
dan 350 nm pada interval 10 menit. Pada panjang gelombang isobestic,
absorbansi merupakan invarian.
Prinsip ini digambarkan oleh studi titik isobestic. Pertimbangkan
suatu senyawa A, yang diubah oleh reaksi orde pertama untuk senyawa
110
Gambar 4.22 Ilustrasi dari dua situasi yang sering ditemui. Suatu
senyawa yang serapannya ditutupi oleh komponen campuran lain dapat
diukur dengan kolorimetri menggunakan modifikasi kimia yang
mengubah molekul menjadi derivatif yang tidak mengalami gangguan.
Nephelometry, teknik lebih lanjut dari kolorimetri juga terkait dengan
112
Gambar 4.23 Kurva kalibrasi dan sel kaca optikal atau kaca silika
(kuarsa). Jika satu larutan acuan disiapkan, grafik akan menjadi garis
lurus yang melewati titik asal. Keakuratan hasilnya akan tepat ketika
konsentrasi yang tak diketahui dekat dengan konsentrasi acuan
(hasilnya ditentukan oleh interpolasi, bukan ekstrapolasi).
113
4.12.1
4.12.2
Analisis regresi linier multi-wavelength
(MLRA)
Analisis campuran telah melahirkan perkembangan berbagai metode,
dimungkinkan dengan spektrometer yang dapat merekam data. Sebuah
komputer yang dimaksudkan untuk platform optik meliputi
spektrometer perangkat lunak analisis kuantitatif yang dapat
115
116
4.12.3 Dekonvolusi
Perlakuan sejumlah data perangkat lunak menegaskan komposisi
campuran dari spektra. Salah satu metode yang paling terkenal adalah
algoritma filter kuadrat Kalman terakhir, yang beroperasi melalui
taksiran berturut-turut berdasarkan perhitungan dengan menggunakan
koefisien tertimbang (hukum aditivitas absorbansi) spektrum individu
dari masing-masing komponen yang terkandung di kumpulan spektral.
Perangkat lunak lain untuk menentukan konsentrasi dari dua atau lebih
komponen dalam campuran adalah menggunakan matematika
perhitungan vektor. Inilah metode otomatis yang lebih dikenal dengan
inisialnya: PLS (partial least square), PCR (principal component
regression), atau MLS (multiple least squares) (Gambar 4.26).
117
4.13.1
Pemodelan dengan penyesuaian fungsi
polinom
Misalkan bahwa variasi dalam garis dasar dapat diwakili oleh fungsi A =
kn. Untuk menemukan k dan n, sebuah daerah spektrum terletak di
tempat analit tidak menyerap agar perangkat lunak mungkin
menggunakan zona ini untuk menghitung koefisien dengan metode
kuadrat terkecil (diketahui bahwa log a = log k + log n). Dengan
konsekuensi, apa pun panjang gelombang pengukuran itu mungkin
akan menghapus absorbansi sesuai dengan garis dasar.
4.13.2
Maka,
4.15Spektrometri derivatif
120
121
Gambar 4.31 Kolorimetri Visual. Kiri, komparator disc. Penggunaan alat ini
terdiri dari pilihan, dengan memutar pegangan filter, saringan yang
memungkinkan bila dilapiskan pada celah analitis, kesesuaian warna tabung.
Pengamatan dibuat oleh transmisi cahaya putih. Tabung utama berisi sampel
setelah diuji coba. Disc dikalibrasi untuk pengukuran tertentu. Kanan,
kolorimeter portabel yang memungkinkan perbandingan tanpa evaluasi oleh
mata manusia (Model 1200, direproduksi atas seizin LaMotte Company).
Soal-soal
4.1. Hitunglah energi dari mol foton yang sesuai dengan panjang
menggunakan
aturan
empiris
Woodward-Fieser,
perhitungkan posisi penyerapan maksimum dari senyawa struktur
yang terlihat di bawah ini.
B(575).
2. Hitung molaritas dari dua garam A dan B yang tidak diketahui.
124
4.8. Penentuan
125
126