You are on page 1of 0

J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada

PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.




UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 EKSTENSI
MEDAN


SKRIPSI

PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM
PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN PADA
PT. YASA MITRA PERDANA MEDAN



OLEH:

Nama : JIHAN AZIZAH ZEIN
NIM : 060522153
Departemen : Akuntansi
Program : S-1














Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Medan
2009


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Penerapan
akuntansi pertanggungjawaban dalam penilaian kinerja pusat pendapatan pada PT.
Yasa Mitra Perdana Cabang Medan, adalah benar hasil karya saya sendiri dan
judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi, atau diteliti oleh
mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program ekstensi S1 Departemen
akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan
informasi yang diperoleh, telah dinyatakan denga jelas, benar apa adanya. Dan
apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima
sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.

Medan, 18 Juli 2009
Yang Membuat Pernyataan


J ihan Azizah Zein
NIM : 060522153














J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini hingga selesai penulis banyak
menerima bimbingan, bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Drs. J hon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi
Universitas Sumatera Utara dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE,
M.Acc,Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi.
3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M, selaku Dosen Penguji I dan Bapak Drs.
Rustam, M.Si, Ak, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan
masukan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.
5. Pimpinan cabang PT. Yasa Mitra Perdana serta seluruh staff karyawan PT.
Yasa Mitra Perdana Cabang Medan yang telah memberikan kesempatan dan
bantuan dalam rangka pengumpulan data yang diperlukan.


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


6. Terima kasih untuk Ayahanda Suyarno M. Zein dan Ibunda Marufah AB
yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis juga buat
abangku Ahmad Syarief Zein, ST dan M. Maimun Masri Zein, S. Pd serta
adik-adik ku Didin n Nadia.
7. Special thanks To Ulil Fadli atas semangat dan doanya
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima setiap
saran dan kritik yang membangun. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua.
Medan, 18 Juli 2009
Penulis


J ihan Azizah Zein
NIM : 060522153

















J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


ABSTRAK



Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem
akuntansi pertanggungjawaban diterapkan untuk menilai kinerja manajer pusat
pendapatan pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, jenis data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data
dilakukan dengan teknik wawancara dan teknik dokumentasi, lokasi dan jadwal
penelitian bertempat di PT Yasa Mitra Perdana Medan.
Hasil Penelitian menunujukkan bahwa PT. Yasa Mitra Perdana Medan telah
menerapkan akuntansi pertanggungjawaban. Selain itu, perusahaan juga telah
menerapkan pemberian penghargaan dan hukuman sebagai tindak lanjut dari
penilaian kinerja manajer pusat pendapatan. Sedangkan jika dilihat dari struktur
organisasinya, perusahaan telah menetapkan pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab kepada masing-masing bagian dalam organisasi namun belum
cukup baik. Hal ini terlihat dari masih terdapatnya seorang manajer yang memiliki
tugas dan tanggung jawab ganda yaitu kepala cabang PT Yasa Mitra Perdana
Medan yang sekaligus merangkap sebagai manajer penjualan.


Kata kunci: akuntansi pertanggungjawaban, pusat pendapatan, penilaian
kinerja.
























J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


ABSTRACT



The objective of this research is to know how responsibility accounting
system applied to assess revenue center manager performance at PT Yasa Mitra
Perdana Medan.
The research method that used to analyse the data were descriptive method,
two kinds of data being used were primary and secondary data, the analysis
method that used were interview and documentation method, and also the location
and research schedule was at PT. Yasa Mitra Perdana Medan
The result of this research show that PT Yasa Mitra Perdana Medan has
applied responsibility accounting. Beside that, the company also has applied a
reward and punishment as follow-up assessment of revenue center manager.
While if it is seen from its the organization chart, company has specified
delegation of authority and responsibility to each organizational interior but have
not yet enough either. This thing seen from there is still a manager having double
duty and responsibility that is branch head PT Yasa Mitra Perdana Medan which
at the same time doubles as sales manager.

Key word: responsibility accounting, performance assessment, revenue
center


























J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.



DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul
Gambar 2.1 Pusat Pertanggungjawaban............................................. 9
Halaman
Gambar 2.2 Organisasi Fungsional.................................................... 14
Gambar 2.3 Organisasi Unit Bisnis (Divisional)................................ 15
Gambar 2.4 Kerangka Konseptual...................................................... 28
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan...................................... 34






























J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


DAFTAR TABEL

Nomor Judul
Tabel 4.1 Daftar target dan realisasi penjualan.......................... 43
Halaman





















J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


DAFTAR ISI

PERNYATAAN.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
ABSTRAK.......................................................................................................... iv
ABSTRACT........................................................................................................ v
DAFTAR ISI....................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Perumusan Masalah................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis...................................................................... 5
1. Akuntansi Pertanggungjawaban......................................... 5
2. Pusat Pertanggungjawaban.............................................. 8
a. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban...................... 8
b. Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban...................... 10
c. Hubungan Struktur Organisasi dengan Pusat


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


Pertanggungjawaban.................................................. 12
3. Pengertian Pusat Pendapatan............................................ 16
4. Anggaran Penjualan Pusat Pendapatan............................ 16
5. Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan................................. 23
6. Pelaporan Kinerja Pusat Pendapatan................................ 25
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu............................................... 27
C. Kerangka Konseptual............................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian....................................................................... 30
B. Jenis Data............................................................................... 30
C. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 30
D. Metode Analisis Data............................................................ 31
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian................................................. 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan............................................. 32
2. Struktur Organisasi Perusahaan....................................... 34
3. Pusat Pertanggungjawaban Perusahaan........................... 39
4. Penyusunan Anggaran Penjualan Perusahaan................. 40
5. Penilaian Kinerja Manajer Pusat Pendapatan.................. 41



J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


B. Analisis Hasil Penelitian
1. Struktur Organisasi Perusahaan...................................... 43
2. Penilaian Kinerja Manajer Pusat Pendapatan................ 45


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................... 47
B. Saran...................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 50















J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan adalah sekelompok orang yang bekerja bersama dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan tersebut, sebuah perusahaan memerlukan sebuah manajemen
yang baik. Sebuah perusahaan tidak akan berjalan mulus tanpa adanya
manajemen. Kegiatan-kegiatan yang berjalan dengan lancar dicapai oleh orang-
orang yang aktivitasnya direncanakan secara cermat. Oleh karena itu, dalam suatu
perusahaan pihak manajemen berperan penting dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian serta pengambilan keputusan.
Sebagai pihak yang berwenang untuk mengatur pencapaian tujuan perusahaan,
maka pihak manajemen juga harus mempunyai pertanggungjawaban
pekerjaannya.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan bentuk akuntansi yang dipakai
manajemen untuk menilai kinerjanya, yang mensyaratkan setiap manajer untuk
berpartisipasi dalam penyusunan rencana-rencana finansial segmennya dan
menyediakan laporan kinerja tepat waktu yang membandingkan hasil aktual
dengan yang direncanakan. Fokus dari akuntansi pertanggungjawaban adalah unit-
unit organisasi yang bertanggungjawab untuk menyelesaikan kegiatan atau
mencapai tujuan tersebut dan laporan prestasi yang disusun untuk setiap segmen.
Setiap unit dari perusahaan yang disiapkan laporan prestasinya disebut pusat


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


pertanggungjawaban. Untuk evaluasi prestasi keuangan, pusat
pertanggungjawaban diklasifikasikan menjadi 4 bagian yaitu pusat biaya, pusat
pendapatan, pusat laba dan pusat investasi. Dalam penelitian ini penulis hanya
membahas mengenai pusat pendapatan.
Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban yang manajernya
diberi tanggung jawab untuk meningkatkan pendapatan pusat
pertanggungjawaban tersebut. Manajer yang bertanggungjawab pada suatu pusat
pendapatan diharuskan untuk membuat suatu laporan pertanggungjawaban yang
berisi target pendapatan serta realisasinya, sehingga melalui laporan tersebut akan
dapat diketahui selisih (variance) dari target pendapatan yang telah ditetapkan,
baik yang bersifat menguntungkan maupun yang merugikan. Untuk mengetahui
seberapa baik manajer pusat pendapatan melaksanakan tanggung jawabnya
tersebut, maka perusahaan memerlukan suatu alat pengukuran kinerja yaitu salah
satunya dengan menggunakan sistem akuntansi pertanggungjawaban.
Objek penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah PT. Yasa Mitra
Perdana Cabang Medan, merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak di
bidang perdagangan dan distribusi obat-obatan maupun produk perawatan kulit,
dan penjualan adalah sumber pendapatan utama. Penerapan akuntansi
pertanggungjawaban menjadi penting pada perusahaan ini untuk mengetahui
pelaksanaan tanggung jawab manajer pusat pendapatan dalam mencapai
pendapatan yang dianggarkan.
PT. Yasa Mitra Perdana Medan sendiri telah menerapkan suatu sistem
akuntansi pertanggungjawaban yaitu dengan adanya penilaian manajer


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


pertanggungjawaban dengan cara membandingkan anggaran dengan realisasinya.
Selisih-selisih yang timbul dari analisis tersebut dapat menunjukkan prestasi dari
manajer bagian penjualan. Pada PT. Yasa Mitra Perdana , selisih-selisih tersebut
dapat membantu manajer dalam mengidentifikasi persoalan-persoalan pokok dan
kesempatan yang penting dalam hal pencapaian tujuan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan suatu penelitian
mengenai peranan akuntansi pertanggungjawaban pada PT. Yasa Mitra Perdana
Cabang Medan dan bagaimana pelaksanaannya dengan melakukan penelitian
yang berjudul Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja
Pusat Pendapatan Pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas penulis mencoba merumuskan masalah yang
menjadi dasar dalam penyusunan skripsi ini yaitu: bagaimana peranan akuntansi
pertanggungjawaban dalam penilaian kinerja pusat pendapatan pada PT. Yasa
Mitra Perdana Medan?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui penerapan akuntansi
pertanggungjawaban dalam penilaian kinerja pusat pendapatan pada PT. Yasa
Mitra Perdana Cabang Medan.




J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah:
1. Bagi penulis, sebagai bahan masukan untuk memperdalam pengetahuan
mengenai akuntansi pertanggungjawaban khususnya dalam menilai
pertanggungjawaban pusat pendapatan.
2. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen dalam hal
penilaian prestasi pusat pendapatan.
3. Bagi pihak lain, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan
penelitian yang sejenis ataupun melakukan pembahasan lebih lanjut
mengenai akuntansi pertanggungjawaban.















J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis
1. Akuntansi Pertanggungjawaban
Dalam upaya mencapai tujuannya, setiap perusahaan akan terdiri dari
berbagai sumber daya yang diperlukan untuk beroperasi, termasuk sumber daya
manusia. Semakin banyak tenaga kerja yang terlibat dan semakin besar ukuran
organisasi suatu perusahaan, akan semakin kompleks pula pekerjaan dan
persoalan yang dihadapi. Suatu sistem pendelegasian wewenang yang baik
memerlukan pertanggungjawaban dari anggota organisasi yang menerima
wewenang dari tingkatan manajemen yang lebih tinggi, untuk menjamin bahwa
setiap fungsi dan tingkatan manajemen melaksanakan semua tugas yang diberikan
sesuai dengan rencana yang telah disusun sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa
seorang manajer harus dibebani tanggungjawab atas kinerjanya sendiri dan kinerja
bawahannya. Konsep akuntansi pertanggungjawaban merupakan pedoman untuk
mengumpulkan, mengukur, dan melaporkan kinerja sesungguhnya, kinerja yang
diharapkan dan selisih yang timbul dalam setiap pusat pertanggungjawaban.
Definisi akuntansi pertanggungjawaban Menurut Mulyadi (2004:218)
adalah:
Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang
disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan
pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


organisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang
yang bertanggungjawab atas penyimpangan biaya dan pendapatan yang
dianggarkan.
Menurut Rudianto (2006:293), Akuntansi pertanggungjawaban adalah
suatu sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat tanggung jawab
pada keseluruhan organisasi itu dan mencerminkan rencana dan tindakan
setiap pusat tanggung jawab itu dengan menetapkan penghasilan dan biaya
tertentu bagi pusat yang memiliki tanggung jawab yang bersangkutan.

Menurut Garrison (2000:380) akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem
pertanggungjawaban yang menentukan tanggung jawab manajer atas pendapatan
dan biaya yang ada di dalam kendalinya atau manajer bertanggungjawab atas
perbedaan antara anggaran dan hasil aktual,
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi
pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang digunakan oleh perusahaan
untuk mengevaluasi kinerja pusat-pusat pertanggungjawaban sehingga apabila
terjadi penyimpangan, maka pihak manajemen dapat mencari orang yang
bertanggungjawab atas penyimpangan tersebut.
Model akuntansi pertanggungjawaban didefinisikan dengan empat elemen
inti yaitu:
a. menugaskan tanggung jawab,
b. membuat ukuran kinerja,
c. mengevaluasi kinerja,
d. memberikan penghargaan.
Untuk membangun suatu akuntansi pertanggungjawaban yang baik
diperlukan serangkaian persyaratan yang saling terkait satu dengan lainnya.
Beberapa hal yang menjadi syarat untuk membentuk dan mempertahankan


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


akuntansi pertanggungjawaban yaitu: a. alokasi dan pengelompokan tanggung
jawab, b. sesuai bagan organisasi, c. anggaran yang jelas.
a. Alokasi dan pengelompokan tanggung jawab
Sistem akuntansi pertanggungjawaban harus didasarkan atas alokasi dan
pengelompokkan tanggungjawab manajerial pada berbagai unit dan tingkatan di
dalam organisasi perusahaan dengan tujuan untuk membentuk anggaran bagian
masing-masing unit kerja.
b. Sesuai bagan organisasi
Sistem akuntansi pertanggungjawaban harus disesuaikan dengan struktur
organisasi perusahaan dimana ruang lingkup telah ditentukan. Wewenang
mendasari pertanggungjawaban tertentu.
c. Anggaran yang jelas.
Anggaran yang disusun harus menunjukkan secara jelas biaya yang terkendali
oleh personel unit kerja yang bersangkutan, sehingga setiap unit kerja yang
diberikan wewenang mengelola unit kerjanya, mengetahui dengan jelas tingkat
tanggungjawab yang menjadi bebannya.
Adapun manfaat dari informasi akuntansi pertanggungjawaban ini adalah:
a. akuntansi pertanggungjawaban sebagai dasar penyusunan anggaran,
Informasi akuntansi pertanggungjawaban bermanfaat untuk memperjelas peran
seorang manajer sebab dalam penyusunan anggaran, ditetapkan siapa atau pihak
mana yang bertanggungjawab ata pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan
perusahaan, juga ditetapkan sumber daya yang disediakan bagi pemegang
tanggungjawab tersebut untuk melaksanakan.


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


b. akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat prestasi manajer pusat
pertanggungjawaban,
Penilaian kinerja merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan
peran yang mereka miliki dalam organisasi, jika informasi akuntansi merupakan
salah satu dasar penilaian kinerja maka informasi itu terkait dengan akuntansi
manajemen yang dihubungkan dengan individu yang memiliki peran dalam
organisasi yang merupakan informasi akuntansi manajemen.
c. akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat untuk memotivasi manajer,
Motivasi adalah proses prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan
bertujuan. Pemotivasi adalah sesuatu yang digunakan untuk mendorong timbulnya
prakarsa seseorang untuk melakukan tibdakan secara sadar dan bertujuan. Dalam
sistem penghargaan perusahaan, informasi akuntansi merupakan bagian yang
penting. Mulyadi (2001:418) mengatakan, seseorang akan termotivasi untuk
bekerja jika ia yakin kinerjanya akan mendapat penghargaan, pemberian
penghargaan atas kinerja akan berpengaruh langsung pada motivasi manajer untuk
meningkatkan kinerja.

2. Pusat Pertanggungjawaban
a. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban
Pada saat perusahaan berkembang menjadi besar, pimpinan biasanya
menciptakan berbagai wilayah tanggungjawab yang disebut sebagai pusat-pusat
pertanggungjawaban, dan menegaskan manajer dibawahnya untuk menangani
wilayah tersebut. Pusat-pusat ini merupakan suatu segmen atau bagian yang
dipimpin oleh seorang dan diberi wewenang dan tanggungjawab terhadap


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


kegiatan tertentu. Setiap pusat pertanggungjawaban dapat dipandang senagai suatu
sistem yang mengolah masukan menjadi keluaran. Setiap pusat
pertanggungjawaban dalam melaksanakan aktivitasnya memerlukan masukan
yang berasal dari sumber daya dan keluaran yang berasal dari masukan dengan
bantuan lain.
Menurut Anthony dan Govidarajan (2005:171), Pusat tanggungjawab
merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang
bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Menurut Hansen dan
Mowen (2005:818), Pusat pertanggungjawaban merupakan segmen bisnis yang
manajernya bertanggungjawab atas hasil kegiatan unit bisnisnya. Supriyono
(2001:22) mengemukakan bahwa Pusat Pertanggungjawaban digunakan untuk
menunjuk unit organisasi yang dikelola oleh seorang manajer yang
bertanggungjawab.
Esensi pusat pertanggungjawaban dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Pusat Pertanggungjawaban
Masukan Keluaran

Sumber yang dipakai Modal Barang dan Jasa
Diukur dengan biaya (Aktiva/Investasi)
Gambar 2.1. Pusat pertanggungjawaban
Sumber: Supriyono (2001:22)
Suatu pusat pertanggungjawaban menggunakan masukan (input), misalnya
bahan, jasa tenaga kerja, dan berbagai macam barang dan jasa lainnya yang
Proses
Pengerjaan




J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


dikonsumsi sebagai masukan. Proses atau pengolahan atau pengerjaan masukan
yang memerlukan modal atau investasi yang ditanamkan ke dalam aktiva lancar
dan aktiva tetap. Dari pengolahan tersebut, pusat pertanggungjawaban
menghasilkan suatu keluaran (output) yang digolongkan ke dalam; barang dan
jasa. Keluaran atau pusat pertanggungjawaban menghasilkan suatu pusat
pertanggungjawaban lainnya. Menurut Supriyono (2001:24), Penentuan prestasi
suatu pusat pertanggungjawaban biasanya digunakan dua kriteria yaitu efisiensi
dan efektivitas.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pusat
pertanggungjawaban merupakan unit organisasi yang bertanggungjawab atas
serangkaian kegiatan tertentu yang menyebabkan terjadinya biaya, perolehan
pendapatan atau investasi. Suatu pusat pertanggungjawaban dibentuk untuk
mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan dengan mengelompokkan
organisasi ke dalam pusat-pusat pertanggungjawaban, wewenang dan
tanggungjawab setiap personil perusahaan dari jenjang teratas sampai jenjang
terendah.

b. Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban
Dalam akuntansi pertanggungjawaban, laporan prestasi disiapkan unutk
setiap segmen. Segmen dapat berupa departemen, bagian-bagian yang lebih kecil
daripada departemen, atau sekelompok departemen yang beroperasi di bawah
kendali dan wewenang seorang manajer yang bertanggungjawab. Menurut Sugiri
dan Sulistianingsih (2004:135), Untuk tujuan evaluasi prestasi keuangan, pusat-


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


pusat pertanggungjawaban diklasifikasikan menjadi pusat biaya, pusat
pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi.
1. Pusat biaya
Menurut Rudianto (2006:294), Pusat biaya (cost center) adalah bagian terkecil
dari kegiatan atau bidang tanggung jawab untuk mana biaya diakumulasikan.
Biasanya pusat biaya berbentuk suatu depertemen tersendiri. Tetapi, tidak
menutup kemungkinan, suatu pusat departemen terdiri dari beberapa pusat biaya.
Misalnya, sebuah perusahaan produsen elektronik, memiliki departemen
penelitian dan pengembangan. J ika departemen semacam ini tidak diberikan
wewenang untuk menjual hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukannya
maka departemen ini hanya akan mengeluarkan biaya untuk berbagai keperluan
penelitian dan pengembangan yang dilakukannya. Departemen semacam inilah
yang disebut pusat biaya.
2. Pusat pendapatan
Menurut Sugiri dan Sulistianingsih (2004:135), Pusat pendapatan
bertanggungjawab atas timbulnya pendapatan, baik dari penjualan barang
dagangan , dari barang jadi, maupun dari jasa. Pada prestasi pusat pendapatan,
laporan prestasi pusat pendapatan lebih menekankan pada penjualan, pusat-pusat
pendapatan dapat pula dibebani tanggung jawab terhadap kos terkendali yang
terjadi untuk memperoleh pendapatan tersebut.
3. Pusat laba
Menurut Supriyono (2001: 68), Unit organisasi yang dipimpin oleh seorang
manajer yang bertanggung jawab terhadap laba disebut pusat laba. Pusat laba


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


(profit center) adalah salah satu bagian dari suatu perusahaan yang seringkali
disebut sebagai suatu divisi, yang bertanggungjawab atas laba yaitu selisih antara
pendapatan dan biaya.
4. Pusat investasi
Menurut Rudianto (2006:295), Pusat investasi (investment center) adalah salah
satu bagian dari organisasi perusahaan yang bertanggungjawab atas pendapatan
dan biaya sekaligus dihubungkan dengan modal yang digunakan oleh bagian
tersebut. Pusat investasi bertanggung jawab terhadap hubungan antara laba dan
seluruh investasi. Manajer pusat investasi dinilai berdasarkan pada
kemampuannya dalam menggunakan seluruh sumber daya yang dipercayakan
kepada pusat tersebut untuk memperoleh laba.

c. Hubungan Struktur Organisasi dengan Pusat Pertanggungjawaban
Tanggung jawab tidak mungkin dibebankan kepada siapapun yang tidak
diberi wewenang untuk melakukan tugas-tugas dalam rangka mengemban
tanggung jawab tersebut. Oleh karena itu, sebelum menerapkan sistem akuntansi
pertanggungjawaban, seluruh bidang wewenang dan tanggung jawab di dalam
organisasi harus ditetapkan lebih dahulu secara jelas. Bagan organisasi dan
dokumen-dokumen harus diuji untuk menentukan struktur wewenang dan
tanggung jawab organisasi. Kedua hal tersebut memang sulit karena terkadang
kita menjumpai tugas-tugas yang saling tumpang tindih.
Melalui struktur organisasi, manajemen melaksanakan pendelegasian
wewenang untuk melaksanakan tugas khusus kepada lower manajer agar


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


pembagian kerja bermanfaat. Kerangka pusat pertanggungjawaban harus
dirancang secara seksama, karena pusat pertanggungjawaban merupakan dasar
untuk sistem akuntansi pertanggungjawaban. Struktur organisasi harus dianalisis
mengenai kemungkinan adanya kelemahan dalam pendelegasian wewenang. Pusat
pertanggungjawaban dapat menjadi alat yang efektif untuk mengendalikan
organisasi, merupakan syarat utama dalam penerapan konsep akuntansi
pertanggungjawaban. Menurut Supriyono (2001:16), Struktur organisasi yang
berkaitan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban ada dua tipe yaitu tipe
organisasi fungsional dan tipe organisasi divisional.
1. Organisasi fungsional
Organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang manajer yang
membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan
dengan fungsi spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum yang kurang
memiliki pengetahuan khusus. Dalam organisasi fungsional, pembagian pusat
pertanggungjawaban didasarkan atas fungsi, yaitu: fungsi produksi, fungsi
penjualan (pemasaran), dan fungsi administrasi.









J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.














Gambar 2.2
Organisasi Fungsional

Sumber: Edy Sukarno (2002:74)

2. Organisasi divisional
Dalam organisasi divisional, pembagian organisasi didasarkan pada divisi-divisi,
sedangkan di bawah setiap divisi dibagi atas dasar fungsi. Manajer perusahaan
bertanggungjawab atas perusahaan secara keseluruhan dan berwenang penuh
mengambil keputusan investasi, selanjutnya kepala setiap divisi
bertanggungjawab hanya untuk divisinya masing-masing. Pada tipe organisasi ini,
setiap divisi merupakan pusat laba dan mungkin sekaligus sebagai pusat investasi,
sedangkan fungsi-fungsi yang dimilikinya merupakan pusat biaya dan atau pusat
pendapatan.


Direktur

Pusat Investasi


Fungsi
Produksi
Fungsi
Penjualan
& Pemasaran
Fungsi
administrasi
& umum
Pusat
Pendapatan


Pusat Biaya


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.






Pusat Laba

Pusat Pendapatan

Pusat Biaya



Gambar 2.3
Organisasi Unit Bisnis (Divisional)

Sumber: R.A. Supriyono (2001:17)
Dalam hubungannya dengan pusat pertanggungjawaban, struktur organisasi
harus dianalisis untuk mengetahui kemungkinan adanya kelemahan dalam
pendelegasian wewenang. Jaringan pusat pertanggungjawaban dapat menjadi alat
yang efektif untuk mengendalikan organisasi jika struktur organisasi yang
melandasinya disusun secara rasional. Struktur organisasi yang sesuai dengan
konsep akuntansi pertanggungjawaban adalah struktur yang memberikan peluang
bagi bawahan untuk menjalankan otonomi (desentralisasi) dan yang memisahkan
dengan jelas wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada.
Kondisi demikian merupakan kebutuhan pokok pelaksanaan akuntansi
pertanggungjawaban sebagai realisasi adanya pusat-pusat pertanggungjawaban.
Divisi
A
Divisi
B
Divisi
C
Fungsi
Penjualan
Fungsi
Pembelian
Fungsi
Administrasi
Fungsi
Penjualan

Fungsi
Pembelian

Fungsi
Administrasi

Fungsi
Penjualan

Fungsi
Pembelian


Fungsi
Administrasi



Direktur


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


3. Pusat Pendapatan
Menurut Supriyono (2001:46), Pusat pendapatan adalah pusat
pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas
dasar pendapatan pusat pertanggungjawaban tersebut. Prestasi manajer pusat
pendapatan diukur atas dasar satuan moneter pendapatannya. Dalam pusat
pendapatan, keluaran (output), yaitu pendapatan, diukur dalam ukuran satuan
moneter. Pusat pendapatan terkadang diserahi tanggungjawab terhadap biaya yang
dapat dikendalikan, yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh pendapatan
tersebut, tetapi ukuran prestasi pusat pertanggungjawaban tersebut yang terpenting
adalah pendapatan.

4. Anggaran Penjualan Pusat Pendapatan
Akuntansi pertanggungjawaban dirancang untuk menilai prestasi manajer
dengan tolak ukur anggaran. Dengan demikian, jika terjadi hal-hal yang
menyimpang dari yang telah dianggarkan, akan mudah ditunjuk siapa yang
bertanggungjawab. Untuk memenuhi konsep pertanggungjawaban, penyusun
anggaran harus partisipatif, dalam arti melibatkan peran serta para manajer.
Namun demikian, anggaran yang partisipatif tersebut tidak akan dengan
sendirinya menciptakan tindakan bagi para manajer untuk melaksanakannya.
Tindakan para manajer tergantung bagaimana mereka bereaksi terhadap informasi
yang tercantum dalam anggaran. Reaksi tersebut dapat bermacam-macam,
tergantung pada motivasi masing-masing. Salah satu cara untuk membangkitkan
motivasi adalah dengan menerapkan sistem penghargaan dalam perusahaan.


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


Dalam hubungannya dengan akuntansi pertanggungjawaban, sistem penghargaan
tersebut harus dihubungkan dengan keberhasilan manajer dalam melaksanakan
anggaran pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Menurut Mulyadi (2001:488) anggaran merupakan suatu rencana kerja
yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan
satuan ukuran lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran
mendesak manajemen untuk merencanakan kegiatan di masa yang akan datang
untuk mengembangkan arah keseluruhan organisasi, melihat kemungkinan
timbulnya masalah, dan untuk pengembangan kebijakan masa yang akan datang
(Hansen dan Mowen, 2004: 714).
Dalam prakteknya banyak perusahaan yang beroperasi tanpa membuat
suatu anggaran. Namun tanpa penyusunan suatu anggaran, perusahaan akan
mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja, kurang dapat mengoptimalkan
efisiensi dan produktivitas kerja, serta kurang dapat memanfaatkan kesempatan
untuk perluasan usaha. Adapun manfaat anggaran menurut Agus Ahyari (2002:5)
antara lain sebagai berikut:
a. terdapatnya perencanaan terpadu
Dengan mempergunakan anggaran, perusahaan dapat menyusun
perencanaan seluruh kegiatan secara terpadu.
b. terdapatnya pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan
Dengan adanya anggaran perusahaan, maka pelaksanaan kegiatan yang
ada dalam perusahaan tersebut dapat dilaksanakan dengan pasti, karena
dapat mendasarkan diri kepada anggaran yang telah ada.
c. terdapatnya alat koordinasi dalam perusahaan
Penyusunan anggaran meliputi seluruh kegiatan yang ada, dengan
demikan pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan anggaran sebagai
pedoman menunjukkan koordinasi yang baik.
d. terdapatnya alat pengawasan yang baik
Anggaran selain berfungsi sebagai alat perncanaan juga dapat
mempunyai fungsi ganda sebagai alat pengawasan pelaksanan kegiatan


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


perusahaan. J ika perusahaan sedang menyelesaikan suatu kegiatan,
maka manajemen perusahaan akan dapat membandingkan pelaksanaan
kegiatan tersebut dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam
perusahaan tersebut.
e. terdapatnya alat evaluasi kegiatan perusahaan
Perusahaan yang mempunyai anggaran untuk pelaksanaan kegiatan
operasionalnya, akan dapat melaksanakan evaluasi rutin setiap kali
selesai melaksanakan kegiatan tersebut. Dalam jangka waktu tertentu,
misalnya satu tahun sekali manajemen perusahaan akan dapat
mengevalusi kegiatan yang telah dilakukan dengan mempergunakan
anggaran. Seberapa jauh penyimpangan pelaksanaan kerja dari rencana
yang telah disusun serta penyebab apa saja yang menimbulkan
penyimpangan kerja tersebut dapat didiskusikan dalam perusahaan dan
dicari jalan keluarnya.

Anggaran memerlukan proses penyusunan. Proses penyusunan anggaran
merupakan perpaduan antara proses akuntansi dan juga proses manajemen. Proses
akuntansi berarti penyusunan anggaran merupakan proses mempelajari
mekanisme, prosedur untuk merakit data dan membentuk anggaran, sedangkan
proses manajemen berarti penyusunan anggaran merupakan proses penetapan
peran dan sumber daya yang disediakan untuk memungkinkan manajer
melaksanakan perannya dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan.
Dalam penyusunan anggaran harus disesuaikan dengan karakteristik pusat
pertanggungjawaban. Hal ini dikarenakan tiap-tiap pusat pertanggungjawaban
yang dibentuk dalam organisasi memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan
yang lainnya. Penyusunan anggaran yang tidak sesuai dengan karakteristik
pengendalian setiap pusat pertanggungjawaban akan menghasilkan tolak ukur
kinerja yang tidak sesuai dengan kegiatan pusat pertanggungjawaban yang diukur
kinerjanya dan akan mengakibatkan timbulnya perilaku yang tidak semestinya
pada manajer pusat pertanggungjawaban dalam melaksanakan anggarannya.


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:83) proses penyusunan anggaran
dapat dilihat dari sudut pandang sebagai berikut :
a. ditinjau dari siapa yang membuatnya.
Ditinjau dari siapa yang membuatnya, maka penyusunan anggaran dapat
dilakukan dengan cara :
1) otoriter atau top down
Dalam metode ini anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh
pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan
tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Bawahan tidak
diminta keikutsertaannya dalam menyusun anggaran. Metode ini ada
baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau
dianggap akan terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan kepada
bawahan. Hal ini bisa terjadi dalam perusahaan yang karyawannya
tidak memiliki keahlian cukup untuk menyusun anggaran.
2) demokrasi atau bottom up
Dalam metode ini anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan
karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan.
Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan
dicapainya di masa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan
jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun
anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses lama
dan berlarut.
3) campuran atau top down dan bottom up
Metode ini adalah campuran dari kedua metode di atas. Disini
perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan
kemudian selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan
bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan
dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.
b. ditinjau dari segi mana memulai menyusun anggaran
Ditinjau dari segi mana memulai menyusun anggaran, proses
penyusunan anggaran terdiri dari :
1) a priori
Dalam metode ini dalam menyusun budget dimulai dari penetapan
angka laba yang diinginkan oleh perusahaan atau pemilik. Setelah
laba ditetapkan maka semua pos yang berkaitan dengan upaya
mencapai laba ini baru dihitung dan direncanakan kemudian.
Keuntungan metode ini adalah : karena laba ditetapkan terlebih
dahulu maka bagian lain yang terlibat dalam penciptaan laba ini
diharapkan akan termotivasi untuk mencapai laba yang ditetapkan
itu. Sedangkan kerugiannya adalah cara ini seolah tidak
memperdulikan bagian-bagian yang lain, sehingga dapat
menimbulkan sikap apatis, stress, frustasi.




J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


2) a posteriori
Dalam metode ini laba merupakan hasil akhir dari penetapan
rencana kegiatan seperti penjualan atau produksi. Dalam hal ini
misalnya didahului dengan menetapkan angka penjualan, pembelian,
biaya dan lain sebagainya. Dari masing masing bagian diberi
kesempatan untuk menyampaikan anggarannya dan laba yang
diharapkan dan setelah semua diperhitungkan maka akan dapat
diketahui angka laba.
Keuntungan metode ini adalah : anggaran menjadi lebih akurat,
karena semua bagian terlibat. Kerugian mungkin dalam prosesnya
yang lebih lama dan mungkin tidak memenuhi keinginan pemilik.
3) pragmatis
Dalam metode ini anggaran ditetapkan berdasarkan pengalaman
masa lalu. Penetapan anggaran ini dilakukan secara ilmiah
berdasarkan standar yang dihitung secara ilmiah pula atau
berdasarkan pengalamanpengalaman tahuntahun sebelumnya.

Dalam kegiatan penjualan produk, penganggaran penjualan merupakan
ujung tombak dalam memperoleh laba yang maksimal. Anggaran penjualan
merupakan anggaran yang sangat penting dalam penentuan proyeksi penjualan
dan penghasilan yang realistis dan pendukung utama dalam menyusun rencana
anggaran komprehensip perusahaan. Sebab jika anggaran penjualan bersifat tidak
realistis atau terlalu percaya diri maka sebagian besar rencana laba secara
keseluruhan juga akan ikut tidak realistis. Selain itu, anggaran penjualan juga
dapat dijadikan sebagai pedoman dan motivasi bagi setiap individu dalam
perusahaan untuk berusaha mengerahkan seluruh sumber daya dan kemampuan
yang dimiliki dalam mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah:
a. mengurangi ketidakpastian dimasa depan,
b. memasukkan pertimbangan /keputusan manajemen dalam proses
perencanaan,
c. memberikan informasi dalam mengawasi perencanaan laba,


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


d. untuk mempermudah pengendalian penjualan.
Suatu anggaran penjualan yang lengkap sebaiknya menunjukkan gambaran
sebagai berikut :
a. penjualan dirinci menurut bulan, kwartalan, semester dan tahunan,
b. penjualan dirinci menurut jenis-jenis produk,
c. penjualan dilakukan menurut daerah pemasaran.
Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik jika taksiran yang termuat
cukup akurat, sehingga tidak berbeda dengan realisasinya. Untuk bisa melakukan
penaksiran dengan baik dibutuhkan data, informasi dan pengalaman yang
merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun suatu anggaran.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam rangka penyusunan anggaran
penjualan antara lain faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor-faktor internal, yaitu data, informasi, dan pengalaman yang terdapat di
dalam perusahaan. Faktor tersebut antara lain :
1. penjualan tahun-tahun yang lalu (kualitas, kuantitas, harga, waktu, tempat
penjualan),
2. kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan,
misalnya: pemilihan saluran distribusi, media promosi, metode penetapan
harga,
3. kapasitas produksi serta kemungkinan perluasan,
4. tenaga kerja yang dimiliki : jumlah, keterampilan, modal kerja yang
dimiliki serta kemungkinan penambahan di waktu yang akan datang,
5. fasilitas yang dimiliki.


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


b. Faktor-faktor eksternal yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di
luar perusahaan tetapi mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan,
antara lain :
1. keadaan perekonomian,
2. posisi dalam persaingan di pasar,
3. pertumbuhan penduduk,
4. penghasilan masyarakat,
5. elastisitas permintaan terhadap harga barang,
6. agama, adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat,
7. kebijaksanaan pemerintah (bidang politik, ekonomi, social, budaya,
keamanan).
Dalam proses penyusunan anggaran penjualan, langkah awal yang harus
dilakukan sebelumnya adalah pembuatan ramalan-ramalan penjualan. Ramalan-
ramalan penjualan atau perkiraan penjualan ini biasanya didasarkan dari analisis
yang cermat tentang kondisi ekonomi pasar, kapasitas produksi, beban penjualan
yang diusulkan dan prediksi unit penjualan. Dalam hal mengestimasi kuantitas
penjualan dari produk, volume penjualan beberapa periode yang lalu dapat dipakai
sebagai titik awal. Angka-angka tersebut kemudian direvisi untuk faktor-faktor
yang diperkirakan akan mempengaruhi penjualan di masa mendatang.
Anggaran penjualan harus disusun paling awal karena setiap angka yang
termuat di dalam anggaran penjualan akan mempengaruhi dalam penyusunan
anggaran lain seperti anggaran harga pokok penjualan, anggaran beban penjualan


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


dan administrasi, dan lain-lain, atau dengan kata lain anggaran lain tidak dapat
disusun sebelum anggaran penjualan disusun.
Pada umumnya setelah anggaran penjualan selesai disusun, maka akan
diadakan review atau pemeriksaan ulang anggaran. Review ini akan dilakukan
oleh komite anggaran. Sebagai dewan evaluasi, komite anggaran bertugas untuk
menyesuaikan perbedaan-perbedaan yang terjadi, melakukan modifikasi antara
anggaran penjualan yang disusun dengan perbedaan yang ada jika dianggap perlu,
dan melakukan rekonsiliasi antara anggaran yang diajukan dengan perbedaan
yang telah ditelaah. Pada tahapan akhir, komite anggaran akan menyusun ulang
anggaran penjualan yang telah direkonsiliasi. Anggaran akhir ini, akan diserahkan
kepada direktur utama atau dewan direksi untuk persetujuan.

5. Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan
Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan prilaku yang tidak semestinya
dan untuk merangsang dan menegakkan prilaku yang tidak semestinya dirugikan
melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan. Menurut
Rudianto (2006:293), Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Prestasi manajer pusat pendapatan diukur atas dasar pendapatan yang
dicapai oleh unit organisasi yang dipimpinnya. Penilaian prestasi manajer tersebut
dilakukan dengan cara membandingkan anggaran pendapatan dengan realisasinya.
Selisih antara anggaran dengan realisasinya dapat dibagi kedalam selisih yang


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


menguntungkan atau favorable variance dan selisih tidak menguntungkan atau
unfavorable variance. Selisih antara anggaran dengan realisasinya dianalisis untuk
mengetahui penyebab timbulnya selisih tersebut. Selisih tersebut dapat dianalisis
penyebabnya kedalam:
1. Selisih harga jual
Selisih harga jual menunjukkan dampak perubahan harga jual terhadap
pendapatan pada volume penjualan sesungguhnya. Selisih harga jual ini
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Harga Harga jual Volume
Selisih harga jual = jual - yang x penjualan
sesungguhnya dianggarkan sesungguhnya

2. Selisih volume penjualan.
Selisih volume penjualan menunjukkan dampak perubahan volume penjualan
terhadap pendapatan, dengan anggapan tidak terjadi perubahan harga jual.
Selisih volume penjualan ini dihitung dengan rumus:
Selisih Volume Volume Harga jual
volume = penjualan - penjualan x yang
penjualan sesungguhnya dianggarkan dianggarkan

Bagaimanapun juga, selisih-selisih tersebut merupakan pertanda bahwa
hasil sesungguhnya tidak sesuai dengan rencana. Selisih-selisih tersebut
membantu manajer mengidentifikasi persoalan-persoalan pokok dan kesempatan-
kesempatan yang penting. Analisis lebih lanjut terhadap sebab-sebab timbulnya
selisih, bahkan dapat menunjukkan bahwa seorang manajer yang selisih
pendapatannya menguntungkan ternyata melakukan pekerjaan yang tidak baik.


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


Sebaliknya, prestasi manajer yang selisihnya tidak menguntungkan justru
melakukan pekerjaan yang baik.
Penilaian kinerja ini juga dilakukan untuk menyediakan umpan balik bagi
karyawan dengan memberikan penghargaan khusus (reward) terhadap hasil kerja
yang baik, dan memberikan hukuman (punishment) bagi yang lalai. Penghargaan
tersebut dapat berupa kenaikan gaji, pemberian bonus, insentif, atau fasilitas
lainnya yang dapat memotivasi karyawan dalam meningkatkan kinerja mereka.
Hukuman yang diberikan bagi karyawan yang lalai dapat berupa pemotongan gaji,
mutasi, dan hal lainnya yang dapat membuat karyawan tidak kan mengulangi
kesalahan yang sama.

6. Pelaporan Kinerja Pusat Pendapatan
Langkah pertama dalam sistem pelaporan pertanggungjawaban adalah
pembentukan garis dan bidang pertanggungjawaban. Elemenelemen yang
terdapat pada struktur organisasi mewakili segmen organisasi yang membuat atau
menerima laporan sesuai fungsi dan tanggungjawabnya. Untuk dapat memantau
hasil kerja pusat pertanggungjawaban, diperlukan sebuah sistem pelaporan. Dalam
laporan pertanggungjawaban harus ditunjukkan hasil kerja pusat
pertanggungjawaban beserta anggarannya agar dapat diketahui besarnya
penyimpangan yang terjadi. Oleh karena itu, agar laporan pertanggungjawaban
lebih bermanfaat harus disertai dengan analisis tentang penyebab timbulnya
penyimpangan. Laporan pertanggungjawaban biasanya dibuat secara berkala


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


dengan dasar bentuk dan format yang tetap dari waktu ke waktu serta disesuaikan
dengan tingkat manajemen yang menerimanya.
Selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya dilaporkan kepada
manajemen melalui sistem pelaporan pertanggungjawaban atau sistem pelaporan
kinerja. Menurut Supriyono (2001:124) sistem pelaporan yang baik memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. laporan menyajikan selisih antara anggaran dan realisasinya, faktor-
faktor penyebab selisih, dan manajer yang bertanggungjawab,
b. laporan mencakup ramalan tahunan,
c. laporan mencakup penjelasan mengenai penyebab selisih, tindakan
koreksi atas selisih dan waktu yang dperlukan untuk melaksanakan
tindakan koreksi secara efektif.

Laporan kinerja keuangan untuk pusat pendapatan pada umumnya
disajikan dalam bentuk perbandingan antara penghasilan sesungguhnya dan
penghasilan yang dianggarkan, dimana selisih antara keduanya inilah yang
dianggap sebagai penyimpangan. Laporan ini dijadikan sebagai sarana
pertanggungjawaban atas hasil yang telah dicapai kepada manajer yang lebih
tinggi.










J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Faradila Sari (2008)
Judul skripsi Peranan Pusat Pendapatan Dalam Proses Pemberian Kredit
Kepemilikan Rumah Pada PT. BTN (Persero) Cabang Medan. Perumusan
masalah dalam skripsi ini adalah: apakah struktur organisasi pada PT. BTN
(Persero) Cabang Medan telah menunjukkan wewenang dan tanggung jawab
dalam penerapan pusat pendapatan, dan apakah pusat pendapatan telah
melaksanakan proses pemberian kredit sesuai dengan prosedur yang ada.
Kesimpulan dari perumusan masalah diatas adalah bahwa PT. BTN Cabang
Medan telah menunjukkan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang
mendukung penerapan pusat pertanggungjawaban dan pusat pendapatan telah
melaksanakan proses pemberian kredit sesuai dengan prosedur yang ada dalam
menilai kelayakan permohonan kredit pada PT. BTN (Persero) Cabang Medan .
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah bahwa
penelitian dalam skripsi ini hanya meneliti mengenai peranan pusat pendapatan
dalam menilai prestasi manajer bagian penjualan, sedangkan penelitian terdahulu
meneliti mengenai bagaimana peranan pusat pendapatan pada PT. BTN sehingga
proses dalam pemberian kredit kepada pelanggan sesuai dengan prosedur yang
ada.






J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


C. Kerangka Konseptual

Sesuai dengan tinjauan teoritis diatas, maka kerangka konseptual dari
penelitian ini adalah:


Gambar 1.1
Kerangka konseptual

Keterangan:
Pusat pertanggungjawaban dibagi menjadi empat yaitu pusat biaya, pusat
pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi. Dalam penelitian ini, penulis
memfokuskan pada pusat pendapatan perusahaan. Manajer yang
bertanggungjawab pada suatu pusat pendapatan diharuskan untuk membuat suatu
laporan pertanggungjawaban yang berisi anggaran (target) penjualan serta

LAPORAN
PERTANGGUNGJ AWABAN

REALISASI
PENJUALAN

ANGGARAN
PENJUALAN

PUSAT
PENDAPATAN

EVALUASI KINERJ A MANAJER
PUSAT PENDAPATAN


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


realisasinya. Laporan pertanggungjawaban tersebut kemudian akan digunakan
sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja manajer pusat pendapatan dengan cara
membandingkan antara anggaran penjualan dengan realisasinya, karena
berdasarkan laporan tersebut akan dapat diketahui besarnya penyimpangan yang
terjadi apakah bersifat menguntungkan atau merugikan, dengan adanya
penyimpangan-penyimpangan tersebut maka penilaian terhadap manajer dapat
dilakukan.


































J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif.
Metode deskriptif yaitu mengumpulkan, menafsirkan data sesuai dengan kejadian
yang sebenarnya.

B. Jenis Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari perusahaan dengan
menggunakan teknik wawancara dan pengamatan langsung.
2. data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen perusahaan yang
sudah diolah dan terdokumentasi di perusahaan yang terdiri dari: sejarah
singkat perusahaan, struktur organisasi, laporan anggaran dan realisasi
pendapatan.

C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data:
1. teknik observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung
terhadap objek penelitian yaitu PT. Yasa Mitra Perdana mengenai
pelaksanaan kegiatan penyusunan anggaran, realisasi anggaran dan
laporan akuntansi pertanggungjawaban pendapatan.


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


2. teknik wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dan diskusi secara
langsung dengan pihak perusahaan, khususnya dengan bagian yang
berhubungan dengan objek penelitian.

D. Metode Analisis Data
Analisis dilakukan dengan:
1. metode deskriptif, yaitu dilakukan dengan mengumpulkan, menyusun,
menginterpretasikan dan menganalisis data sehingga memberikan
pemecahan terhadap masalah.
2. metode komparatif, yaitu metode yang membandingkan antara anggaran
pendapatan dengan realisasinya, kemudian diambil kesimpulan.

E. Tempat dan Jadwal Penelitian
Penelitian untuk penulisan skripsi ini dilakukan pada PT. Yasa Mitra
Perdana yang beralamat di J1. Sei Martebing No.12 Medan.

No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli
1 Pengajuan Judul
2 Pengumpulan data
3 Penyelesaian Proposal
4 Seminar Proposal
5 Pengolahan&analisis data
6 Penyelesaian laporan


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Yasa Mitra Perdana Cabang Medan adalah perusahaan yang bergerak
dalam pendistribusian sabun kesehatan dengan produk merk PT.Galenium
Pharmasia Laboratories. Perusahaan ini didirikan tanggal 08 September 2003,
bertempat di J1. Sei Martebing No.12 Medan. Perusahaan ini berkantor Pusat di
Jakarta J1.Kebayoran Lama No.21 Jakarta Selatan.
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan
pendistribusian barang sesuai dengan permintaan pihak pelanggan. Barang yang
didistribusikan diperoleh dari Jakarta dengan melakukan permintaan pesanan
barang yang dilakukan oleh kantor cabang. Dan barang akan dikirim dari J akarta.,
perusahaan cabang Medan akan memeriksa apakah barang yang diterima sesuai
dengan pesanan atau tidak. Permintaan barang dilakukan sesuai dengan kondisi
pasar ataupun keputusan pihak manajemen. Bila dilakukan program penjualan
untuk meningkatkan omset penjualan biasanya akan dilakukan pesanan barang
tambahan diluar pesanan barang yang rutin dilakukan. Barang yang diterima oleh
pihak perusahaan akan langsung disalurkan kepada pelanggan tanpa melakukan
perubahan kemasan.
Untuk memperluas jaringan pendistribusian produknya, maka pihak
perusahaan mengadakan kerjasama dengan pelanggan luar kota. Pelanggan luar


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


kota dikenal dengan istilah Star Outlet dan tersebar di Banda Aceh,
Pematangsiantar, Kisaran, Rantauprapat dan Tebingtinggi. Perusahaan akan
mengadakan perjanjian tertulis dengan star outlet sehubungan dengan plafond
permintaan barang penjualan, jatuh tempo, dan sistem pembayaran piutang yang
terjadi. Adapun barang-barang yang didistribusikan adalah sebagai berikut:
a. Sabun J F Sulfur
b. Caladine Powder
c. Belsoap
d. Soft U Derm
e. Oilum Soap
f. Solare.
g. dll

Semakin berkembangnya perusahaan ini maka semakin banyak pula
kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
Pimpinan perusahaan tidak dapat bekerja sendiri saja dalam menghadapi masalah
yang dihadapi perusahaan tersebut. Pelaksanaan kepemimpinan tersebut, maka
pimpinan perusahaan memerlukan suatu sistem organisasi di dalam perusahaan
sehingga kegiatan yang menyangkut kepentingan perusahaan dapat berjalan
dengan efektif dan efisien seperti yang telah diharapkan.





J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


2. Struktur Organisasi Perusahaan
















Gambar 4.1
Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber: PT. Yasa Mitra Perdana




Kepala Cabang
Bagian Akuntansi
Bagian
Klaim
Bagian
Pelunasan
Bagian
Penjualan
Kasir
Bagian Gudang Salesman
Pengantar
Barang
Supir


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


Tugas dan wewenang kepala cabang:
a. mengurus dan mengelola dan mengawasi kegiatan perusahaan yang ada
dicabang,
b. mempersiapkan rencana pokok atau strategi umum perusahaan berdasarkan
keputusan operasional manajer,
c. membuat penyusunan anggaran, pembinaan kepercayaan, pelaporan kegiatan
perusahaan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan operasional manajer.
d. melaksanakan rencana umum pemasaran serta memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan operasional, target, omzet, dan penetapan serta meneliti
perkembangan dan pengembangan cabang,
e. mewakili kepentingan perusahaan di cabang baik yang ke dalam maupun
keluar berdasarkan kewenangan dan operasional manajer.

Tugas dan wewenang bagian akuntansi:
a. mengurus anggaran kantor cabang dan mengatur penyediaan dana dan alokasi
dana,
b. mengawasi keuangan kantor cabang dan mengawasi pelaksanaan kegiatan
kasir, bagian pelunasan dan bagian klaim,
c. bertanggungjawab terhadap pemasukan dan pengeluaran uang kantor cabang,
serta pembayaran hutang dagang ke kantor pusat,
d. memeriksa kebenaran dokumen dan kewajaran dokumen keuangan serta
pembukuannya,
e. membantu membuat laporan keuangan cabang serta analisa laporan keuangan,


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


f. menghitung dan melaporkan PPN dan PPh 21 Karyawan.

Tugas dan wewenang bagian pelunasan:
a. melakukan pelunasan piutang berdasarkan keterangan dari uang yang diterima
oleh kasir,
b. membuat daftar piutang yang belum tertagih beserta keterangannya,
c. membuat daftar plafond kredit yang dapat diberikan kepada pelanggan.

Tugas dan wewenang bagian klaim:
a. mengajukan klaim ke kantor pusat berdasarkan keterangan dari bagian
penagihan bila itu berkaitan dengan piutang,
b. mengajukan klaim penjulan ke kantor pusat berdasarkan rekapitulasi
penjualan,
c. membuat perhitungan insentive untuk salesman.

Tugas dan wewenang bagian penjualan:
a. menerima surat pesanan barang dari salesman dan membuat faktur untuk
pesanan barang tersebut,
b. menyerahkan faktur yang telah dicetak kebagian gudang agar pesanan tersebut
dapat di distribusikan kepada pelanggan dan membuat pesanan barang
kekantor pusat berdasarkan laporan dari bagian gudang,


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


c. mencatat pengeluaran dan penerimaan barang di kantor cabang,
d. mengadakan stock opname dengan bagian akuntansi dan bagian gudang sekali
sebulan,
e. membuat laporan penjualan dan stock terkini setiap harinya,
f. membuat laporan triwulan ke badan pemeriksaan obat-obatan,
g. menyerahkan faktur asli kepada kasir untuk dilakukan penagihan.

Tugas dan wewenang dari kasir:
a. membuat daftar tagihan yang akan di bawa oleh salesman sesuai dengan faktur
yang akan ditagih oleh salesman,
b. menghitung uang tunai maupun giro yang dibawa oleh salesman dan
mengadakan cross check dengan faktur yang tidak dapat ditagih berdasarkan
daftar tagihan salesman,
c. membukukan penerimaan uang tunai maupun giro dan membuat laporan
kebagian pelunasan untuk pelunasan piutang,
d. menyetor uang tuni maupun giro ke bank,
e. meneliti dan mencatat pengeluaran dan penerimaan kas dan bank,
f. melakukan pembayaran untuk pengeluaran operasional kantor cabang dan
mencatat pembukuannya,
g. meiakukan penyimpanan dokumen transaksi dan kejadian keuangan kantor
cabang.




J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


Tugas dan wewenang kepala gudang :
a. memonitoring gudang, dan membuat usulan pesanan barang ke kantor pusat
kepada bagian penjualan,
b. menerima dan memeriksa barang masuk dari pengangkukan apakah sesuai
dengan surat pesanan dan surat pengantar dari kantor pusat,
c. menyerahkan dokumen surat jalan asli kebagian penjualan untuk diarsip dan
di fax ke kantor pusat,
d. memonitoring barang di gudang untuk mengetahui batas waktu expired date
dan bila mendekati waktu tersebut agar segera dikirim ke kantor pusat,
e. melakukan stock opname dengan bagian penjualan dan bagian keuangan,
f. mengeluarkan barang dari gudang sesuai dengan faktur yang dicetak oleh
bagian penjualan dan mencatat pengeluaran barang digudang serta penerimaan
barang dari kantor pusat ke dalam kartu stock.

Tugas dan wewenang pengantar barang :
a. mengantar barang sesuai dengan faktur penjualan yang diberikan oleh bagian
gudang,
b. mengecek ulang barang yang akan diantar kepada pelanggan dan memastikan
barang sesuai atau tidak dengan pesanan pelanggan,
c. menyerahkan faktur asli yang sudah distempel pelanggan kepada bagian
gudang untuk diserahkan ke bagian penjualan.


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


3. Pusat Pertanggungjawaban Pada Perusahaan
Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin
oleh seorang manajer yang bertanggung jawab. Untuk menciptakan suatu sistem
pertanggungjawaban yang baik maka perlu adanya pemisahan secara tegas batas
wewenang dan tanggung jawab dalam suatu organisasi. Untuk itu diperlukan
pengidentifikasian tiap-tiap unit organisasi atau unit kerja sebagai suatu pusat
pertanggungjawaban tertentu sesuai dengan sifat dan sasaran kegiatan yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan, yaitu :
1. Yang menjadi pusat biaya adalah setiap kantor cabang
2. Yang menjadi pusat pendapatan adalah bagian penjualan.
3. Yang menjadi pusat laba adalah kantor cabang utama, karena merupakan
tempat terjadinya biaya dan pendapatan.
4. Yang menjadi pusat investasi adalah kantor pusat.

Pada hakekatnya pusat pendapatan adalah suatu pusat pertanggungjawaban
yang tidak memiliki wewenang dalam menetapkan harga jual dan tidak
bertanggung jawab terhadap harga pokok barang yang dipasarkan. Hal ini sesuai
dengan konsep yang menyatakan bahwa pusat pendapatan hanya bertanggung
jawab terhadap pendapatan sedangkan biaya yang menjadi tanggung jawabnya
adalah biaya yang berkaitan langsung dengan pusat pertanggungjawaban tersebut.





J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


4. Penyusunan Anggaran Penjualan Pusat Pendapatan Perusahaan
Untuk dapat memudahkan pengawasan terhadap tercapai atau tidaknya
tujuan perusahaan, diperlukan suatu perencanaan yang dinyatakan dalam suatu
anggaran. Anggaran merupakan rencana kegiatan operasional perusahaan yang
dinyatakan secara kuantitatif dalam satuan moneter dan disusun berdasarkan
program kerja yang telah ditetapkan untuk jangka waktu tertentu. Dengan
menggunakan anggaran, perusahaan dapat melakukan suatu penilaian kinerja atau
prestasi dari tiap pimpinan pusat pertanggungjawaban dimana anggaran
merupakan dasar bagi perusahaan untuk menilai kinerja para manajer. PT. Yasa
Mitra Perdana menyusun anggaran penjualan setahun sekali. Dalam menyusun
anggaran penjualan untuk tahun berikutnya pada PT. Yasa Mitra Perdana biasanya
dengan cara memperhatikan realisasi penjualan pada tahun yang lalu.
Anggaran penjualan disusun dengan mengunakan metode bottom up
dimana anggaran penjualan disusun oleh kepala cabang bersama-sama dengan
kepala operasional. PT. Yasa Mitra Perdana biasanya mengadakan pertemuan
antar seluruh kepala kantor cabang di Indonesia tiap tahunnya dikantor pusat,
salah satu kegiatannya adalah penyampaian anggaran penjualan untuk kemudian
meminta persetujuan, setelah disetujui baru anggaran penjualan tersebut dapat
disahkan.
Untuk memudahkan pengawasan dan perencanaan, anggaran untuk satu
periode atau satu tahun dibagi kedalam 12 bulan. Pada tiap bulannya PT. Yasa
Mitra Perdana cabang Medan mengadakan pertemuan untuk me-review dan
memperbaiki anggaran untuk tiap bulan yang berjalan ataupun untuk bulan yang


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


akan datang bila diperlukan. Seperti yang telah dikemukakan sebelum anggaran
penjualan disusun, terlebih dahulu dibuat ramalan penjualan. PT. Yasa Mitra
Perdana membuat ramalan penjualan tahun yang akan datang dengan cara
membandingkan anggaran penjualan tahun lalu dengan anggaran tahun berjalan.
Anggaran penjualan untuk tahun yang akan datang biasanya 10 20 % dari
anggaran tahun berjalan atau tergantung pada situasi pasar.

5. Penilaian Kinerja Manajer Pusat Pendapatan
Secara teoritis, pengukuran prestasi pusat pertanggungjawaban pada
dasarnya dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi suatu pusat
pertanggungjawaban. Efisiensi biasanya dilakukan dengan cara membandingkan
suatu ukuran tertentu, misalnya membandingkan suatu pusat pertanggungjawaban
dengan pusat pertanggungjawaban lainnya, membandingkan prestasi
sesungguhnya dengan yang dianggarkan ataupun membandingkan kinerja pusat
pertanggungjawaban masa sekarang dengan kinerja di masa lalu. Efektivitas
biasanya berhubungan dengan output yang dihasilkan suatu pusat
pertanggungjawaban tidak dapat memberikan kontribusi yang memadai dalam
pencapaian tujuan perusahaan, maka pusat pertanggungjawaban tersebut dapat
dikatakan tidak efektif.
Penilaian kinerja manajer pusat pendapatan pada PT. Yasa Mitra Perdana
Cabang Medan dilakukan dengan cara menggunakan indikator anggaran sebagai
alat untuk mengevaluasi yaitu dengan cara membandingkan angka pendapatan
yang sebenarnya dengan pendapatan yang dianggarkan, dan dari hasil


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


perbandingan tersebut akan diperoleh selisih atau deviasi yang terjadi dalam
perusahaan. Selisih antara anggaran penjualan dan realisasinya tersebut dapat
berupa selisih yang menguntungkan maupun yang merugikan dan dari selisih
tersebut kemudian akan dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui sebab-
sebab terjadinya selisih tersebut. J ika realisasi penjualan lebih besar daripada
anggaran, maka selisihnya merupakan selisih menguntungkan dan kinerja manajer
tersebut dapat dinyatakan baik. Sebaliknya, jika realisasi penjualan lebih kecil dari
anggaran, maka selisihnya merupakan selisih merugikan dan kinerja manajer
tersebut dapat dikatakan kurang baik atau buruk. Perusahaan tidak menetapkan
batasan yang dianggap material atau signifikan dalam menilai selisih setiap unsur
anggaran penjualan dan realisasi, namun tergantung pada kondisi perekonomian.
Kinerja manajer tidak dapat langsung dinyatakan buruk hanya karena realisasi
penjualan lebih kecil dari anggaran tanpa mempertimbangkan kondisi
perekonomian yang terjadi di negara atau daerah dimana perusahaan beroperasi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan analisa lebih lanjut dengan melihat kondisi
perekonomian pada saat itu, apakah penyimpangan yang terjadi wajar atau tidak
sehingga perusahaan dapat menerapkan reward dan punishment yang dapat
diberikan kepada manajer.







J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


Berikut ini disajikan daftar target dan realisasi penjualan tahun 2008 pada PT.
Yasa Mitra Perdana Cabang Medan.
Tabel 4.1 : Daftar target dan realisasi penjualan

PT. Yasa Mitra Perdana
Periode tahun 2008

Bulan Target Aktual Penyimpangan ( % )
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Rp. 2.062.473.000
1.855.686.000
2.074.779.000
2.089.206.000
2.533.788.000
4.552.152.000
4.334.881.000
5.151.081.000
5.341.483.000
4.960.877.000
5.937.078.000
6.297.198.000
Rp. 5.445.640.057
5.196.237.155
4.953.469.976
6.948.289.680
11.506.962.999
2.421.408.151
2.296.085.637
3.731.306.518
3.720.971.447
5.018.788.283
3.461.963.274
19.317.241.497
264,03
280,02
238,75
332,58
454,14
53,19
52,97
72,44
69,66
101,17
58,31
306,76
Total 47.190.682.000 74.018.364.674 156,85

B. Analisis Hasil Penelitian
1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi menunjukkan kerangka atau bagan yang
menggambarkan jaringan hubungan kerja dan susunan pola hubungan yang
menunjukkan kedudukan, tugas, dan tanggung jawab secara hirarki yang terdapat
pada suatu perusahaan. Apabila struktur organisasi dapat menunjukkan dengan


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


jelas pemisahan garis wewenang dan tanggung jawab, maka masing-masing pusat
pertanggungjawaban akan mudah untuk dinilai prestasi kerjanya.
J ika dilihat dari struktur organisasinya, maka dapat disimpulkan bahwa
PT. Yasa Mitra Perdana Cabang Medan dalam menetapkan pembagian wewenang
dan tanggung jawab sudah sangat jelas, namun ada satu orang yang mengemban
tugas yang ganda yaitu kepala cabang yang juga bertugas sebagai manajer
penjualan yaitu membuat anggaran dan melakukan penilaian terhadap kinerja dari
seluruh pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di perusahaan, sehingga akan
menyebabkan adanya ketidakefisienan dalam melakukan penilaian kinerja. Hal ini
menjadi tidak efisien karena ia pasti akan menilai bahwa kinerjanya sudah baik.
Selain itu, struktur organisasi yang dipakai perusahaan merupakan struktur
organisasi fungsional, dimana struktur hirarki yang ada dalam perusahaan dibagi
berdasarkan fungsinya masing-masing. Dengan adanya pembagian tugas
berdasarkan fungsinya tersebut, maka akan membuat manajemen mengetahui
dengan jelas tugasnya masing-masing, sehingga mereka akan lebih fokus terhadap
pelaksanaan tugas yang telah diberikan kepadanya dan juga mempermudah
manajemen untuk melakukan pengawasan terhadap setiap bidang dalam
perusahaan. Selain itu, perusahaan juga telah membuat pembagian tugas secara
tertulis yang menjelaskan tanggung jawab, wewenang, tugas dan kewajiban setiap
jabatan dalam struktur organisasi.





J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


2. Penilaian Kinerja Manajer Pusat Pendapatan
Berdasarkan hasil perbandingan daftar target dan realisasi anggaran
penjualan 2008, dapat dilihat adanya selisih untung ( favorable varians ) dan
selisih rugi (unfavorable varians ), yaitu sebagai berikut:
a. penjualan dari bulan Januari Mei mengalami peningkatan yang sangat
signifikan dari target yang dianggarkan. Selisih untung yang terbesar yang
didapat perusahaan terjadi pada bulan Mei dengan realisasi penjualan sebesar
Rp. 11.506.962.999 atau 454,14 % dari anggaran yang ditetapkan ( Rp.
2.533.788.000 ), sedangkan selisih rugi terbesar terjadi pada bulan Juli dengan
realisasi penjualan sebesar Rp. 2.296.085.637 atau hanya 52,97 % dari
anggaran penjualan yang ditetapkan ( Rp. 4.334.881.000 ).
b. dari data diatas dapat dilihat bahwa pusat pendapatan PT. Yasa mitra Perdana
tidak dapat mencapai target lima kali dalam satu tahun yaitu dari bulan Juni
September dan pada bulan November. Tidak tercapainya target pendapatan
selama empat bulan berturut-turut mungkin disebabkan karena manajer tidak
melakukan analisis terhadap penyebab terjadinya selisih tersebut.sehingga
tidak dapat diambil tindakan-tindakan perbaikan yang memadai.
c. meskipun lima dari dua belas ( 12 ) bulan, pusat pendapatan PT. Yasa Mitra
Perdana tidak dapat mencapai target, tetapi secara kumulatif realisasi
penjualan tetap melebihi dari anggaran yang telah ditetapkan yaitu Rp.
74.018.364.676 atau 156,85 % dari anggaran pendapatan sebesar Rp.
47.190.682.000



J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


Dari hasil diatas, dapat dilihat bahwa kinerja manajer pusat pendapatan
baik. Secara kumulatif, dapat dilihat bahwa pusat penjualan dapat melebihi target
yang dianggarkan pada tahun 2008. Sebagai tindak lanjut dari penilaian kinerja
diatas, perusahaan menetapkan suatu kebijakan pemberian reward maupun
punishment. Kebijakan ini dilakukan dengan tujuan untuk memacu kinerja setiap
personil dalam perusahaan. Adapun reward yang diberikan yaitu berupa insentive,
sedangkan punishment yang diberikan berupa teguran namun jika karyawan telah
melakukan tindak-tindak kecurangan maka perusahaan dapat melakukan
pemecatan. Pemberian reward pada manajer setelah dilakukannya penilaian
kinerja sudah cukup baik, namun dalam pemberian punishment perusahaan masih
kurang tegas, karena dalam hal penjualan jika penjualan tidak mencapai anggaran
yang telah ditetapkan maka punishment yang diberikan hanya berupa teguran,
sehingga kemungkinan manajer untuk tidak melaksanakan tanggung jawabnya
dengan baik akan mungkin dapat terjadi karena mereka menganggap bahwa
hukuman yang akan mereka terima hanya berupa teguran saja. Oleh karena itu,
menurut penulis sebaiknya punishment yang diberikan tidak hanya berupa teguran
saja melainkan penurunan jabatan ataupun pemecatan.. Dengan adanya pemberian
punishment yang tegas oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan
kesadaran para manajer untuk melakukan tugas dan tanggung jawab mereka
dengan baik.





J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. proses penyusunan anggaran pada PT. Yasa Mitra Perdana Medan
menggunakan metode bottom up, dimana anggaran penjualan disusun oleh
kepala cabang bersama-sama dengan kepala operasional. PT. Yasa Mitra
Perdana biasanya mengadakan pertemuan antar seluruh kepala kantor cabang
di Indonesia tiap tahunnya di kantor pusat, salah satu kegiatannya adalah
penyampaian anggaran penjualan untuk diminta persetujuan dan
pengesahannya oleh kepala operasional.
2. PT. Yasa Mitra Perdana Medan menggunakan anggaran penjualan sebagai alat
penilaian kinerja pusat pendapatan dengan cara membandingkan anggaran
penjulan dengan realisasinya selama satu periode dan berdasarkan hasil
perbandingan tersebut dapat diketahui besarnya penyimpangan, namun tidak
ada analisis lebih lanjut mengenai penyimpangan tersebut sehingga tidak dapat
diketahui penyebab terjadinya penyimpangan itu.
3. struktur organisasi PT. Yasa Mitra Perdana Medan sebenarnya telah
menerapkan pembagian wewenang dan tanggungjawab secara jelas namun ada
satu orang yang mengemban tanggungjawab ganda yaitu kepala cabang yang
juga merangkap sebagai manajer penjualan.


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


4. penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai kinerja pusat
pendapatan telah berjalan secara efektif dan efisien. Hal ini dapat dilihat dari:
a. adanya pelaporan hasil kegiatan departemen oleh manajer pusat
pendapatan kepada atasan atau kepala bagian operasional di kantor pusat.
b. perusahaan menetapkan sistem reward dan punishment bagi manajer pusat
pendapatan terhadap kemampuannya mencapai target penjualan.
c. berdasarkan anggaran dan realisasi penjualan PT. Yasa Mitra Perdana
Medan, secara kumulatif kinerja manajer pusat pendapatan dikatakan baik
karena hal ini dapat terlihat dari peningkatan realisasi penjualan yaitu
sebesar Rp. 74.018.364.676 jika dibandingkan dengan target penjualan
sebesar Rp. 47.190.682.000. Perusahaan tidak menetapkan batasan yang
signifikan dalam menilai selisih anggaran dan realisasinya, sehingga jika
realisasi penjualan lebih besar dari anggaran maka selisihnya merupakan
selisih yang menguntungkan dan kinerja manajer penjualan dianggap baik,
begitu juga sebaliknya jika realisasi penjualan lebih kecil dari yang
dianggarkan maka selisihnya merupakan selisih yang tidak
menguntungkan dan kinerja manajer dianggap buruk.

B. Saran
Selain dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis juga
memberi masukan berupa saran kepada perusahaan yang berhubungan dengan
penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban pusat pendapatan sebagai alat


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


ukur kinerja pusat pendapatan. Masukan ini diharapkan dapat berguna bagi
perusahaan dalam menerapkan akuntansi pertanggungjawaban:
1. dalam hal pembagian tugas dan wewenang, sebaiknya satu orang hanya
memegang satu jabatan saja, agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan lebih
maksimal dan efisien.
2. PT. Yasa Mitra Perdana sebaiknya menerapkan sistem punishment yang lebih
tegas terhadap manajer pusat pertanggungjawaban pendapatan, ini sangat
penting karena penerapan punishment yang lebih tegas akan mendorong
manajer bekerja lebih baik
3. sebaiknya perusahaan menetapkan batas yang dianggap material atau
signifikan dalam menilai selisih antara anggaran dan realisasi, sehingga
penggunaan anggaran penjualan sebagai alat penilaian kinerja akan dapat
berfungsi lebih baik.
4. PT. Yasa Mitra Perdana sebaiknya melakukan analisis lebih lanjut. Analisis
yang dilakukan dapat berupa analisis varian harga jual, analisis varian volume
penjualan, sehingga dengan adanya analisis ini perusahaan dapat mengetahui
penyebab-penyebab terjadinya selisih antara anggaran dan realisasinya, dan
dengan adanya analisis ini perusahaan dapat melakukan perbaikan secepatnya.








J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


DAFTAR PUSTAKA


Ahyari, Agus, 2002. Anggaran Perusahaan: Pendekatan Kuantitatif, Edisi
Pertama, Cetakan Keempat, BPFE, Yogyakarta.

Anthony, Robert N., dan V. Govindarajan, 2005. Sistem Pengendalian
Manajemen, Buku Satu, Edisi Sebelas, Salemba Empat, Jakarta.

Garrison, Ray. H., 2000. Alih Bahasa A. Totok Budisantoso,. Akuntansi
Manajerial, PT Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Budgeting Penganggaran: Perencanaan Lengkap
Untuk Membantu Manajemen. Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Penerbit PT
Indah Karya (Persero) Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hansen, Don R., dan M. M. Mowen, 2004. Akuntansi Manajemen, Salemba
Empat, Jakarta.

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk
Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripisi, Medan.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga,
Jakarta.

Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi
Tiga, Salemba Empat, Jakarta.

Rudianto, 2006. Akuntansi Manajemen: Informasi Untuk Pengambilan Keputusan
Manajemen, PT. Grasindo, Jakarta.

Sari, Faradila, 2008. Peranan Pusat Pendapatan Dalam Proses Pemberian Kredit
Kepemilikan Rumah Pada PT. BTN (Persero) Cabang Medan.

Siagian, Sinuraya M, 2007. Tinjauan Proses Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Pada Dinas Pekerjaan Umum Medan.

Sugiri, Slamet, dan Sulastiningsih, 2004. Akuntansi Manajemen: Sebuah
Pengantar, Edisi Tiga, UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN,
Yogyakarta.

Sunarto, 2002. Akuntansi Manajemen, BPFE-UST, Yogyakarta.

Supriyono, R. A., 2001. Akuntansi Manajemen 2: Struktur Pengendalian
Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.


J ihan Azizah Zein : Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. Yasa Mitra Perdana Medan, 2010.


__________, 2000. Sistem Pengendalian Manajemen, Buku Dua, Edisi Pertama,
BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

You might also like