Professional Documents
Culture Documents
1.
Golongan I: Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbel(Pb2+), merkurium(Hg+), dan perak(Ag+). Reaksi-reaksi yang terjadi pada pengendapan, pemisahan dan identifikasi kation-kation golongan I tersebut adalah sebagai berikut: a) Reaksi Pengendapan Ag+ + ClPb2+ + ClHg2 + 2Cl b) Pemisahan Endapan PbCl2 larut dalam air panas tetapi membentuk kristal seperti jarum setelah dingin. Sedangkan AgCl larut dalam amonia encer membentuk ion kompleks diamenargentat. AgCl(s) + 2NH3 [Ag(NH3)2]+ + Cl2+ -
Endapan Hg2Cl2 oleh larutan amonia diubah menjadi campuran merkurium (II) amidoklorida dan logam merkurium yang kedua-duanya merupkan endapan. Hg2Cl2(s) + 2NH3 c) Reaksi Identifikasi Pb2+ + CrO4(s) Pb2+ + SO42Pb2+ + 2I[Ag(NH3)2]+ + I- + 2H+ 2. PbCrO4(s) (endapan kuning) PbSO4(s) (endapan putih) PbI2(s) (endapan kuning) AgCl(s) (endapan putih) + 2NH4+ AgI(s) (endapan kuning) + 2NH3 Hg(s) + Hg(NH2)Cl(s) + NH4+ + Cl-
Golongan II: Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hdrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah (Hg2+, PB2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, As3+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+). Keempat ion yang pertama merupakan sub-golongan IIa dan keenam yang terakhir sub-golongan IIb. Sementara sulfida dari kation dalam amonium polisulfida, sulfida dari kation dalam golongan IIb justru dapat larut dalam (NH4)2S tidak berwarna kecuali SnS.
3.
Golonagan III: Kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan III (Co2+, Ni2+, Fe2+, Zn2+, Mn2+, Cr3+, Al3+) Namun, kation membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Endapan yang terbentuk adalah FeZ (hitam), Al(OH)3 (putih), Cr(OH)3 (hijau), Nis (hitam), MnS (merah jambu) dan ZnS (putih).
4.
Golongan IV: Kation golongan ini (Ca2+, Sr2+, Ba2+) mengendap sebagai karbonatnya dalam suasana netral atau sedikit asam dengan adanya amonium klorida. Endapan yang terbentuk adalah BaCO3, CaCO3, SrCO3 yang semuanya berwarna putih. Garam logam alkali tanah yang diguankan untuk pemisahan satu sama lain ialah kromat, karbonat, sulfat, dan oksalat. Tabel Hasil kali kelarutan garam logam alkali tanah Zat BaCrO4 SrCrO4 CaCrO4 BaSO4 SrSO4 CaSO4 Hasilkali kelarutan 1,6 x 10-10 3,6 x 10-5 2,3 x 10-2 9,2 x 10-11 2,8 x 10-7 2,3 x 10-4 Zat BaCO4 SrCO3 CaCO3 BaC2O4 SrC2O4 CaC2O4 Hasilkali kelarutan 8,1 x 10-9 1,6 x 10-9 4,8 x 10-9 1,7 x 10-7 5,0 x 10-8 2,6 x 10-9
BaCrO4 hampir tidak larut dalam suasana asetat encer, sedangkan SrCrO4 dan CaCrO4 larut, maka keduanya tidak diendapkan dalam suasana asam asetat encer. Ba2+ + CrO4-2 BaCrO4(s)
Dengan menambahkan larutan amonium sulfat jenuh dan memanaskannya maka sebagian besar SrSO4 mengendap setelah didiamkan. Sedangkan ion Ca2+ mudah diidentifikasikan dengan mengendapnya sebagai CaC2O4 disusul dengan uji nyala. 5. Golongan V: yaitu (Mg2+, Na+, K+ dan NH4+). Untuk identifikasi ion-ion ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi khusu atau uji nyala, tetapi ion amonium tidak dapat diperiksa dari filtrat IV.
Metode H2S Cara yang dulu mungkin paling luas penggunaan ialah cara hydrogen sulfide atau metode H2S yang disusun oleh Bergmann (kira-kira 150 tahun yang lalu) dan disempurnakan oleh Fresenius dan Noyes, untuk analisa kation. Menurut cara ini, kation dibagi menjadi 5 golongan yang mengendap sebagai berikut: Golongan I (golongan klorida): PbCl2, AgCl, Hg2Cl2, semuanya berwarna putih. Golongan II (golongan H2S): garam-garam sulfida dari Bi3+, Cu++, Cd++, Pb++, dan As(III,V), Sb(III,V), Sn(II,IV), Hg++. Golongan III (golongan (NH4)2S): garam-garam sulfide dari Co++, Ni++, Fe++, Mn++, Zn++, dan Al (OH)3, Cr(OH)3. Golongan IV (golongan (NH4)2CO3: CaCO3, SrCO3, BaCO3. Golongan V ((golongan sisa): berisi ion-ion Mg++, K+, Na+ yang tetap merupakan larutan. Prosedur Pemisahan Metode H2S 1) Analat dilarutkan , lalu ditambah HCL 6 M sampai agak berlebihan. Bila terjadi endapan, disaring, dicuci lalu dianalisa untuk menentukan kationnya menurut Analisa golongan klorida . Bila tidak ada endapan maka larutan ini selanjutnya dikerjakan menurut 2). 2) Filtrat atau larutan dari 1) Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis dengan mengunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tidak ada dalam larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin. Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi kedalam (A) proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, dan (B) proses yang tergantung
pada reaksi-reaksi dalam larutan. Kelas (A) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) gasgas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Kelas (B) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) reaksi pengendapan, dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan Bila dalam pemeriksaan kation ditemukan kation-kation logam berat (kation golongan I, II, III, IV dan Mg2+ pada golongan skema H2S) maka pemeriksaan anion menggunakan larutan ekstrak soda. Larutan ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium karbonat selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena ES suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Selain itu reaksi-reaksi dari semua anion ini akan kita pelajari secara sistematis. Untuk memudahkan, reaksi dari asam-asam organik tertentu, dikelompokkan bersama-sama; ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat, sitrat, salasilat, benzoat dan suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang lain lagi. Semuanya memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah ditambahkan larutan besi(III) klorida kepada suatu larutan yang praktis netral.