You are on page 1of 29

MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN KELAS VI B MATA PELAJARAN

IPA MATERI ROTASI DAN REVOLUSI SEMESTER 2 DI SDN. PLEMAHAN 2 KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan keseluruhan dengan guru sebagai pemeran utama. Proses pembelajaran banyak berakar pada barbagai pandangan dan konsep. Perwujudan pembelajaran dapat terjadi dalam bebagai model. Bruce Joyce dan Marchal Weil mengemukakan 22 modal mengajar yang dikelompokan kedalam 4 hal, yaitu: proses informasi, perkembangan pribadi, interaksi sosial, dan modifikasi tingkah laku. Guru memilki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus membuat perencanaan secara seksama dalam miningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dan memberbaiki kualitas mengajarnya. Untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang baik, guru dan siswa harus bersamasama aktif, sihingga proses pembelajaran tidak menjenuhkan. Keaktifan siswa meliputi siswa tertarik pada pelajaran yang diajarkan dan bertanya. Dalam hal keaktifan guru, maka guru harus dapat membangkitkan minat dan mendorong semangat siswa untuk bertanya dan mencoba melakukan sesuatu yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dihadapi serta suasana kelas terasa lebih hidup karena terjadi komunikasi anatar guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Namun kenyataanya masih banyak siswa yang pasif dalam mengikuti proses pembelajaran, jarang sekali siswa mau bertanya ataupun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Rendahnya peran serta siswa dalam proses pembelajaran ini mengakibatkan rendah pula hasil pembelajaran. Untuk itu peran guru dalam membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang nantinya juga akan meningkatkan hasil belajar siswa sangat diperlukan

dalam hal ini profesionalime guru sangat diperlukan agar bisa membangkitkan motivasi siswa agar dapat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan metode diskusi dan menggunkan lembar kerja siswa dalam proses pembelajaran IPA. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ki Hajar dewantoro Ing ngarso sung tulodho, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani yang menjelaskan bahwa proses balajar anak-anak itu melalui inisiatif (peniruan) maka dalam pembelajarannya guru harus dapat menggugah motivasi belajar, mengemukakan tujuan-tujuan pembelajaran, mengarahkan hasrat ingin tau, ingin membuktikan atau mengemukakan, dan ingin mempelajarinya. Dengan demikian harus ada persamaan antara guru dan orang tua untuk memberi suatu penguatan (reinforcement) yang bersifat psikologis bukan kepada materi dan kebudayaan. (Welliam C. Crain, 1980 : 9 ). Sehingga harapan orang tua, guru, dan masyarakat khususnya serta bangsa dan Negara pada umumnya akan terwujud suatu generasi mendatang yang handal. Berdasarkan hasil obsevasi yang dilakukan oleh teman sejawat di kelas VI SD N Plemahan 2 peneliti menemukan rendahnya prestasi belajar siswa dengan ditandai ketidak aktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Dari hasil tes formatif hanya ada 7 siswa dari 16 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi hanya 34%, rata-rata kelasnya hanya 5,4 Selama proses pembelajaran berlangsung tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan, bahkan ada siswa yang kurang menangggapi materi yang disampaikan, karena metode yang digunakan guru tidak menarik perhatian siswa.

2.

Identifikasi Masalah Berdasarkan data yang didapat dari proses hasil pembelajaran IPA tentang materi Rotasi dan

Revolusi kelas VI SD Negeri Plemahan 2 Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri, Ketuntasan belajar perorangan hanya 7 siswa dari 16 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi hanya 34% dan ketuntsan klasikal hanya 43.75%. ( data nilai dan analisis terlampir ) Melihat kenyataan di atas, perlu kiranya melakukan penelitian Tindakan Kelas dengan renungan atas kelemahan-kelemahan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari renungan

tersebut peneliti malakukan tindakan perbaikan pembelajaran dengan harapan agar tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran lebih baik, berkualitas, dan berhasil optimal. Untuk itu sebagai guru dalam menuju profesionalis mengambil tindakan untuk memperbaiki kinerja pembelajarannya dengan melakukan refleksi diri. Dalam merefleksikan diri, peneliti melaksanakan diskusi dengan teman sejawat sehungga dapat mengidetifikasi masalah sebagai berikiut: a. Rendahnya hasil belajar siswa. b. Kurangnya motivasi belajar siswa c. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran

B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalah yang sudah teridentifikasi, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah dalam pembelajaran IPA kelas 6 SDN Plemahan 2 materi pokok rotasi dan revolusi dapat meningkatkan efektifitas dan peningkatan prestasi belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian Untuk memecahkan persoalan yang dialami siswa dalam pembelajaran, maka peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan tujuan: 1. Meningkatkan keefektifan siswa dalam proses pembelajaran melalui penggunaan metode demonstrasi dan eksperimen. 2. Meningkatkan prestasi belajar IPA kelas VI dan penguasaan materi melalui metode demonstrasi dan eksperimen. 3. Menerapakan srategi pembelajaran yang tepat.

D. Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan penelitian ini sebagai berikut :

1.

Bagi guru, dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas, guru dapat mengetahui strategi pembelajaran yang bervareasi, yang dapat memperbaiki dan meningkatkan system pembelajaran di kelas, sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik oleh guru, siswa, dan materi pembelajaran, dapat diminimalkan. Disamping itu dengan diberikan contoh tentang penelitian tindakan kelas ini, guru akan terbiasa melakukan penelitian kecil yang tentunya sangat bermanfaat.

3.

Bagi siswa, penelitian ini akan sangat bermanfaat.untuk meningkatkan pemahaman materi pelajaran IPA materi pokok rotasi dan revolusi.

4.

Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbungan yang baik bagi sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran pada khususnya sekolah lain pada umumnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Siswa 1. Pengertian Prestasi Belajar Siswa Menurut Sundari (1998: 35 ) Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilia yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Presatasi belajar siswa dapat diketahui dari nilai yang diperoleh dalam mengikuti tes, baik itu tes formatif maupun tes sumatif, nilai raport 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Prestasi belajar siswa dapat diperoleh melaui proses belajar, selain itu ditentukan oleh siswa sebagai subyek belajar dengan berbagai latar belakang dan juga dipengaruhi oleh factor lain. Menurut Mahfuth Shalahudin ( 1990:57 ) menggolongkan factor yang berpengaruh terhadap individu dibagi menjadi dua : a. Faktor Luar

Meliputi : Lingkungan ( alam dan social ) dan intrumen ( kurikulum, pengajar, dan administrasi ) b. Faktor Dalam

Meliputi : Fisiologis ( kondisi fisik, termasuk indra ) dan psikologis, bakat, minat, kecerdasan, motivasi siswa, dan kemampuan kognitif. Jadi factor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah factor dari luar dan factor dari dalam

3.

Metode Demonstrasi Guru dalam kegiatan pembelajaran sering kali harus menunjukan dan memeragakan ketrampilan ketrampilan fisik atau kegiatan yang lain. Untuk melakukan hal tersebut. Guru dapat memakai metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana dan amat bersahaja, karena metode ini adalah metode mengajar pertama kali dilakukan oleh manusia gua, yaitu pada saat mereka menambahkan kayu bakar untuk memperbesar apai unggun, dan

sementara anak-anak mereka memperhatikan dan menirukannya ( Staton 1978: 91 ). Metode demonstrasi walaupun merupakan metode yang paling sederhana tetapi untuk dapat melakukan metode tersebut seorang guru hemdaknya benar-benar memahami sebelum menggunakannya. Cardille ( 1986) mengemukakan bahwa demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan sebuah tindakan atau prosedur yang digunakan. Metode ini disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan penyajian lisan(oral) dan peragaan (visual) secara tepat dalam Cardille ( 1986:38). Dari pengertian ini nampak bahwa metode ini ditandai dengan adanya kesengajaan untuk mempertunjukan tindakan dan atau penggunaan prosedur yang disertai penjelasan, ilustrasi, atau pernyataan lisan maupun visual. Winarno mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yng diminta, atau siswa mempelihatkan suatu proses kepada seluruh kelas ( Winarno, 1980 : 87 ). Batasan yang dikemukakan oleh Winarno memberikan gambaran kepada kita, bahwa untuk mendemonstrasikan atau memperagakan demonstrasi tidak harus dilakukan oleh guru tetapi juga dapat dilakukan oleh siswa dan yang mendemonstrsaikan suatu proses. Dari berbagai tujuan penerapan metode demonstrasi yang dikemukakan oleh Staton, Cardille, dan winarno, dapat didefinisikan tujuan penerapan metode demonstrasi mencakup : 1. Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proses atau prosedur ketrampilan-ketrampilan fisik/motorik. 2. 3. Mengembangkan kemampuan pengamatan, pendengaran dan penglihatan siswa secara bersama. Mengkongkretkan informasi yang disajikan kepada siswa

4. a.

Metode Eksperimen Pengertian Apabila dalam tujuan pembelajaran yang dirumuskan menuntun kearah pertanyaan-pertanyaan

apakah yang akan terjadi? Bagaimanakah yang paling tepat?. Dan pertanyaan pertanyaan yang sejenis, maka metode eksperimen patut digunakan untuk kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran.

Metode eksperimen, pemakaiannya akan beriringan dengan logika induktif, yaitu suatau penarikan kesimpulan berdasarkan sejumlah bukti, fakta, dan data dari keadaan tang diamati melaui eksperimen. Metode eksperimen dimaksudkan sebagai kegiatan guru atau siswa untuk mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil dari percobaan itu ( Winarno, 1980 : 87 ) Dari batasan ini dapat ditandai bahwa metode eksperimen berpusat pada pengamatan terhadap proses dan hasil eksperimen. Metode eksperimen merupakan format interaksi belajar mengajar yang melibatkan logika induktif untuk menyimpulkan pengamatan terhadap proses dan hasil percobaan yang dilakukan. Eksperimen yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok. b. Tujaun Pemakaian Metode Eksperimen Pemakaian metode eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk : 1). Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta, informasi, atau data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan terhadap proses eksperimen. 2). Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari fakta yang terdapat pada hasil eksperimen yang sama. 3). Malatih siswa merancang, mempersiapkan, melaksanakan, dan melaporkan hasil percobaan. 4). Melatih siswa menggunakan logika induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui percobaan. c. Keunggulan Metode Eksperimen Keungulan-keunggulan metode eksperimen yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah: 1) Siswa secara aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan melaui percobaan yang dilakukan. 2) Siswa memperoleh kesempatan untuk membuktikan kebenaran teori secara empiris melalui eksperimen, sehingga siswqa terlatih membuktikan ilmu secara ilmiah tidak asal-asalan. 3) Siswa berkesempatan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah, dalam rangka menguji hipotesis-hipotesis.

B. Kerangka Berpikir Hasil belajar siswa pada umumnya masih rendah. Siswa pada umumnya masih merasa sulit untuk memahami materi pelajaran dikerenakan guru belum menerapkan metode yang tepat untuk membangkitkan motivasi dan pemahaman meteri pelajaran, maka dalam dalam kegiatan pembelajaran perlu menggunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran dan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

C. Hipotesis Berdasar kerangka berfikir di atas maka hipotesis penelitian sebagai berikut: Dengan menggunakan metode Demontrsai dan Eksperimen dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa tentang materi rotasi dan revolusi pada siswa kelas VI SDN Plemahan 2 Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian 1. Tempat Pelaksanaan Penelitian : SD Negeri Plemahan 2 Kec. UPTD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri. 2. Waktu Pelaksanaan penelitian a. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin Tanggal 15 Pebruari 2009 b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran siklus kedua dilaksanakan pada hari Senin Tanggal 8 Maret 2009. 3. Mata Pelajaran 4. Kelas 5. Karakteristik Siswa a. Jumlah siswa seluruhnya b. Jumlah siswa laki-laki c. Jumlah siswa perempuan 6. Teman Sejawat a. Nama b. NIP c. Tugas d. Unit kerja e. Instansi : : : Mengajar kelas .. : SD Negeri Plemahan 2 : UPTD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Kediri : 16 Siswa : 8 Siswa : 8 siswa : Ilmu Pebgetahuan Alam : VI

Nama Sekolah

B. Diskripsi per Siklus 1. Siklus Pertama a. Perencanaan Kegiatan Pada siklus pertama, guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sehingga seluruh proses dari percobaan Rotasi dan revolusi yang dilaksanakan guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak lebih hanya sebagai pertunjukan belaka. Merencanakan perbaikan pembelajaran dengan focus menerapkan metode demonstrasi secara terbimbing, dengan melibatkan siswa secara langsung. Setelah percobaan selesai, dilanjutkan diskusi sidswa untuk membahas hasil percobaan. Harapan peneliti dengan diterapkanya metode demonstrasi secara terbimbing tersebut dan juga melibatkan siswa secara aktif, maka akan didapatkan penguasaan pemahaman materi lebih bisa diserap siswa, tingkat ketuntasan belajar menjadi meningkat sehingga didapat hasil belajar yang memuaskan.

b. Pelaksanaan Siklus Pertama Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti sepenuhnya menerapkan metode demonstrasi terbimbing dengan melibatkan siswa secara aktif melakukan demonstrasi percobaan. Untuk memperoleh data jalannya proses perbaikan pembelajaran tersebut tidak lepas dari seorang pengamat yakni teman sejawat yang menjadi teman sejawat adalah Jarwadi. Tugas adalah merekam jalanya proses perbaikan pembelajaran. Hasil dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran tersebut dicatat oleh pengamat pada lembar observasi yang telah menjadi kesepakatan bersama antara peneliti dengan pengamat. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh peneliti dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama adalah sebagai berikut : a) Guru menjelaskan tentang rotasi dan revolusi b) Guru megadakan Tanya jawab tentang rotasi dan revolusi c) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan percobaan d) Guru membimbing masing-masing kelompok dalam melaksanakan percobaan

e) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan. f) Guru memberikan penguatan-pebgutan atas hasil percobaan siswa.

g) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. h) Secara kelompok siswa melaporkan hasil percobaan. i) Siswa mengerjakan tes formatif

c. Pengamatan / pengumpulan data / instrument Dalam melaksanakan penelitian hasil belajar siswa, peneliti menggunakan tes formatif sebagai alat evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Untuk mendukung dalam proses pengamatan ini peneliti meminta batuan kepada teman sejawat yaitu Tego Suroso, A. Ma. Pd sebagi pengamat, tugas pengamat adalah merekan jalannya proses perbaikan dari awal sampai akhir. Dalam merekan proses pembelajaran tersebut pengamat menggunakan lembar observasi yang telah disepakati oleh peneliti dan pengamat. Format observasi yang digunakan pengamat adalah sebagai berikut: Kemunculan No Perilaku Guru yang Diobservasi 1 Apakah guru telah menyiapakan alat pelajaran? 2 Apakah guru sudah mengguanakan alat peraga secara tepat? 3 Aapakah metode yang digunakan sudah sesuai dengan materi? 4 Apakah guru berusaha untuk mengaktifkan anak? 5 Apakah sudah membangkitkan siswa dalam menjawab pertanyaan? Tidak Kurang Tidak Ya Ya Ada Ya Tidak Belum maksimal Belum maksimal Perelu ditingkatkan Kurang Komentar

Kemunculan No Perilaku Guru yang Diobservasi 6 Apakah guru siswa untuk menayakan halhal yang belum paham? 7 Apakah guru dan siswa telah membuat kesimpulan daari mteri pelajaran? 8 Apakah guru memberikan penilaian pada akhir pembelajaran? Ya tidak Ada Ya Tidak -

Komentar

Cukup, perlu ditingkatkan kurang

baik

3. Reflesi Siklus Pertama Berdasarkan hasil pengamatan dari teman sejawat mengenai rancangan proses perbaikan pembelajaran, ditemukan beberapa kelemahan pada rencana perbaikan pembelajaran pada siklus pertama, yaitu a. Pada saat dilaksanakan percobaan alokasi waktu dalam pembelajaran hanya sedikit sehingga waktu hanya dihabiskan untuk percobaan saja. b. Hanya sebagian siswa yang mendapat kesempatan untuk melakukan percobaan. c. Secara klasikal guru dan siswa tidak menyimpulkan hasil percobaan, sehingga dari beberapa pertanyaan dalam tes formatif tidak terjawab dengan benar.

2. Siklus Kedua a. Perencanaan Kegiatan Siklus Kedua. Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama menjadi faktor pendorong bagi peneliti untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran yang kedua.

b.

Pelaksanaan Siklus Pertama Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti sepenuhnya menerapkan metode demonstrasi

terbimbing dengan melibatkan siswa secara aktif melakukan demonstrasi percobaan.

Untuk memperoleh data jalannya proses perbaikan pembelajaran tersebut tidak lepas dari seorang pengamata yakni teman sejawat yang menjadi teman sejawat adalah Jarwadi. Tugas adalah merekam jalanya proses perbaikan pembelajaran. Hasil dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran tersebut dicatat oleh pengamat pada lembar observasi yang telah menjadi kesepakatan bersama antara peneliti dengan pengamat. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh peneliti dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama adalah sebagai berikut : a) b) c) d) e) f) g) h) i) Guru menjelaskan tentang Rotasi dan revolusi Guru megadakan Tanya jawab Rotasi dan revolusi Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan percobaan. Guru membimbing masing-masing kelompok dalam melaksanakan percobaan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan. Guru memberikan penguatan-pebgutan atas hasil percobaan siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Secara kelompok siswa melaporkan hasil percobaan. Siswa mengerjakan tes formatif.

c.

Pengamatan / pengumpulan data / instrument Dalam melaksanakan penelitian hasil belajar siswa, peneliti menggunakan tes formatif sebagai alat evauasi untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Untuk mendukung dalam proses pengamatan ini peneliti meminta batuan kepada teman sejawat yaitu Rotasi dan revolusi sebagi pengamat,tugas pengamat adalah merekan jalannya proses perbaikan dari awal sampai akhir. Dalam merekan proses pembelajaran tersebut pengamat menggunakan lembar observasi yang telah disepakati oleh peneliti dan pengamat.

Format observasi yang digunakan pengamat adalah sebagai berikut: Kemunculan No 1 Perilaku Guru yang Diobservasi Apakah guru telah menyiapakan alat pelajaran? 2 Apakah guru sudah mengguanakan alat peraga secara tepat? 3 Aapakah metode yang digunakan sudah sesuai dengan materi? 4 Apakah guru berusaha untuk mengaktifkan anak? 5 Apakah sudah membangkitkan siswa dalam menjawab pertanyaan? 6 Apakah guru siswa untuk menayakan halhal yang belum paham? 7 Apakah guru dan siswa telah membuat kesimpulan daari mteri pelajaran? 8 Apakah guru memberikan penilaian pada akhir pembelajaran? Ya baik tidak Ya Cukup, perlu ditingkatkan kurang Tidak Kurang Tidak Ya ya Ada ya Tidak Belum maksimal Belum maksimal Perelu ditingkatkan Kurang Komentar

d. Reflesi Siklus Pertama Berdasarkan hasil pengamatan dari teman sejawat mengenairancangan proses perbaikan pembelajaran, ditemukan beberapa kelemahan pada rencana perbaikan pembelajaran pada siklus pertama, yaitu a. Pada saat dilaksanakan percobaan alokasi waktu dalam pembelajaran hanya sedikit sehingga waktu hanya dihabiskan untuk percobaan saja.

b. Hanya sebagian siswa yang mendapat kesempatan untuk melakukan percobaan. c. Secara klasikal guru dan siswa tidak menyimpulkan hasil percobaan, sehingga dari beberapa pertanyaan dalam tes formatif tidak terjawab dengan benar.

3. Siklus Kedua a. Perencanaan Kegiatan Siklus Kedua Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama menjadi faktor pendorong bagi peneliti untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran yang kedua Pada tahap ini peneliti merencanakan untuk menambah metode eksperimen dalam pelaksanaan perbaikan pembelajarannya. Dengan penggabungan metode demonstrasi dan metode eksperimen, dimaksudkan agar seluruh siswa nanti akan lebih jelas dalam melakukan pembelajaran. Melaui metode demonstrasi dengan eksperimen, siswa dituntun untuk melaukan percobaan dengan pengamatan, sehingga saat mengikuti pelajaran yang ditekuni akan lebih dapat dimengerti oleh siswa. Metode ini menekankan pada kebutuhan ketelitian siswa saat menanggapi suatu masalah, keaktifan kerja, berfikir kritis, dan aktualisasi pengalaman sehari-hari. Dengan demikian pada saat dilaksanakan evaluasi akhir program, siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan guru dengan benar.

b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus kedua ini, peneliti menerapkan metode demonstrasi dan metode eksperimen, serta membangkitkan siswa dalam menjawab pertanyaan. Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan peneliti dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus kedua adalah sebagai berikut a) Guru menjelaskan tentang Rotasi dan revolusi. b) Guru mengadakan Tanya jawab Rotasi dan revolusi c) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk melakukan percobaan-percobaan dan pengamatan. d) Guru membimbing masing-masing kelompok dalam melakukan percobaan dan pengamatan.

e)

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya berkaitan dengan percobaan dan pengamatan yang dilakukan.

f)

Guru membangkitkan potensi-potensi yang dimiliki siswa saat melaksanakan percobaan dan pengamatan.

g) Guru memberikan moyivasi atau dorongan kepada siswa, menanggapi percobaan dan pengamatan yang dilakukanya. h) Secara kelompok siswa melaporkanya hasil percobaan dan pengamatan dihadapan temantemannya kemudian nburu menanggapinya dengan memberikan referensi seperlunya. i) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari seluruh hasil percobaan dan pengamatan. j) Guru memberikan penilaian pada akhir pembelajaran berupa tes formatif. k) Guru memberikan tindak lanjut.

c.

Pengamatan / Pengumpulan Data / Instrumen Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar siswa, peneliti menggunakan tes formatif untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Adapun proses pengamatanya menggunbakan lembar pengamat yang telah disepakati oleh peneliti dan pengamat. Tabel pengamatan perbaikan pembelajaran siklus II Kemunculan No Perilaku Guru yang Diobservasi Ada 1 Apakah guru telah menyiapakan alat pelajaran? 2 Apakah guru sudah mengguanakan alat peraga secara tepat? 3 Aapakah metode yang digunakan sudah sesuai dengan materi? 4 Apakah guru berusaha untuk mengaktifkan Ya Baik Ya Baik Ya Baik Ya Tidak Baik Komentar

Kemunculan No Perilaku Guru yang Diobservasi Ada anak? 5 Apakah sudah membangkitkan siswa dalam menjawab pertanyaan? 6 Apakah guru siswa untuk menayakan halhal yang belum paham? 7 Apakah guru dan siswa telah membuat kesimpulan daari mteri pelajaran? 8 Apakah guru memberikan penilaian pada akhir pembelajaran? Ya Ya Ya Ya Tidak

Komentar

Baik

Baik

Baik

Baik

d. Refleksi Siklus Kedua Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat mengenai rancangan proses perbaikan pembelajaran siklus kedua ini, ada beberapa kekuatan ditemukan dan hamper tidak ada kelemahan pada rencana perbaikan pembelajaran siklus kedua. Kekuatan yang muncul pada perbaikan pembelajaran siklus kedua ini adalah : 1. Seluruh siswa terlibat aktif dalam kegiatan percobaan dab pengamatan karena hamper suluruh siswa mendapat kesempatan untuk melakukan percobaan dan pengamatan. 2. Masing-masing kelompok tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan percobaan dan pengamatan. 3. 4. Setiap pertanyaan dapat dijawab dengan benar siswa. Tingkat penguasaan siswa materi pembelajaran mencapai lebih dari 80%.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Persiklus 1. Siklus pertama Dari perencanaan yang sudah dibuat guru melaksanakan perbaikan pembelajaran dari focus menerapkan metode demonstrasi dan eksperimen siswa terlibat lebih aktif, dalam mengikuti pembelajaran. Diharapakan dari menerapkan metode demonstrasi dan eksperimen ini, tingkat prestasi belajar siswa menjadi lebih baik. Setiap pertanyaan guru dapat dijawab dengan benar leh siswa. Setelah dilaksanakan penelitian pada tes akhir, tingakat ketuntasan belajar siswa bisa mencapai target 80% sesuai dengan harapan. Namun dari proses perbaikan pmbelajaran siklus pertama, belum sepenuhnya harapan peneliti tercapai sepenuhnya. Setiap kali penlis menyapaikan pertanyaan kepada siswa belum bisa terjawab dengan benar. Setelah dberikan tes formatif pada perbaikan pembelajaran siklus pertamadiperoleh data hasil penilaian hasil terhadap siswa yang mengejakan sola sebanyak 10 nomer dengan hasil sebagai berikut : Hasil Tes Formatif Perbaikan pembelajaran IPA Siklus I No 1 2 3 4 5 Nilai 4 5 6 7 8 Jumlah Rata-rata Jumlah Siswa 4 3 3 3 2 Skor 16 15 18 21 16 86 5,3

Demikian juga hasil pengamat dari teman sejawat mengenai pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran siklus pertama yang dilaksanakan peneliti. Berdasarkan data observasi yang tertuang pada lembar pengamatan didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel Pengamatan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus I Kemunculan No 1 Perilaku Guru yang Diobservasi Apakah guru telah menyiapakan alat pelajaran? 2 Apakah guru sudah mengguanakan alat peraga secara tepat? 3 Aapakah metode yang digunakan sudah sesuai dengan materi? 4 Apakah guru berusaha untuk mengaktifkan anak? 5 Apakah sudah membangkitkan siswa dalam menjawab pertanyaan? 6 Apakah guru siswa untuk menayakan halhal yang belum paham? 7 Apakah guru dan siswa telah membuat kesimpulan daari mteri pelajaran? 8 Apakah guru memberikan penilaian pada akhir pembelajaran? Ya baik tidak Ya Cukup, perlu ditingkatkan kurang Tidak Kurang Tidak Ya ya Ada ya Tidak Belum maksimal Belum maksimal Perelu ditingkatkan Kurang Komentar

Berdasar tabel di atas ditemukan beberapa kekuatan dan kelemahan pada perbaikan pembelajaran siklus pertama. Kekuatan yang muncul hanya sebagian siswa yang menjadi lebih aktif karena diberi kesempatan guru untuk mengutarakan pendapatnya.

Adapun yang menjadi kelemahan perbaikan pembelajaran siklus pertama adalah : a. Pada pelaksanaan demonstrasi, waktunya hanya sedikit. b. demonstrasi hanya dilakukan oleh sebagaian siswa saja. c. Secara klasikal garu dan siswa tidak menyimpulkan hasil dari demonstrasi.

2. Siklus Kedua Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus kedua, peneliti merencanakan untuk menambah metode eksperimen dalam melaksanakan pembelajaran ,diharapaka dengan

menggunakan metode demonstrasi dan eksprimen dengan melibatkan seluruh siswa,maka penguasaan siswa terhadap materi pelajaran akan lebih optimal. Diharapkan dari keterlibatan seluruh siswa dalam malakukan eksperimen tersebut, tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran lebih dapat optimal, sehingga prosentase ketuntasan belajarnya bisa mencapai 80% sesuai keinginan guru dan acuan ketuntasan belajar nasional. Hasil pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran siklus kedua, sungguh memperoleh peningkatan belajar siswa lebig berhasil. Hal ini terbukti bisa menjawab 10 soal yang dilaksanakan pada tes formatif. Hasil Tes Perbaikan pembelajaran IPA Siklus II No 1 2 3 4 5 6 Nilai 4 6 7 8 9 10 Jumlah Rata-rata Jumlah Siswa 1 2 1 6 4 1 Skor 4 12 7 48 36 16 134 8,3

Demikian juga hasil pengamatan dari teman sejawat, mengenai pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus kedua bagi peneliti, dari tabel lembar pengamatan / observasi didapat hasil sebagai berikut. Tabel Pengamatan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus I Kemunculan No 1 Perilaku Guru yang Diobservasi Apakah guru telah menyiapakan alat pelajaran? 2 Apakah guru sudah mengguanakan alat peraga secara tepat? 3 Aapakah metode yang digunakan sudah sesuai dengan materi? 4 Apakah guru berusaha untuk mengaktifkan anak? 5 Apakah sudah membangkitkan siswa dalam menjawab pertanyaan? 6 Apakah guru siswa untuk menayakan halhal yang belum paham? 7 Apakah guru dan siswa telah membuat kesimpulan daari mteri pelajaran? 8 Apakah guru memberikan penilaian pada akhir pembelajaran? Ya Baik Ya Baik Ya Baik Ya Baik Ya Baik Ya Baik Ya Baik Ada Ya Tidak Baik Komentar

Berdasarkan hasil pengamatan dari teman sejawat mengenai proses perbaikan pembelajaran siklus kedua pada mata pelajaran IPA materi rotasi dan revolusi dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan, ditemukan kekuatan hamper tidak ada kelemahan / kekurangan yang muncul. Kekutan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran siklus kedua ini adalah: 1) Seluruh siswa terlibat aktif karena seluruh siswa mendapat kesempatan untuk melakukan percobaan dan pengatan atau mendenstrasikan dan melakukan eksperimen 2) Masing-masing kelompok tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan percobaan dan pengamatan 3) Setiap pertanyaan guru dapat dijawab dengan benar oleh siswa. 4) Tingkat penguasaan materi terhadap materi rotasi dan revolusi lebih dari 80%.

B. Pembahasan 1. Siklus Pertama Setelah diadakan peraikan pembelajaran yangmenfokuskan penerapan metode diskusi dan Lembar Kerja Siswa untuk meningkatkan prestasi belajar, diperoleh hasil yang sdikit kemajuan tingkat pengusaan siswa terhadap materi pelajaran. Dari pengamatan teman sejawat pada pelajaran sebelumnya, ketuntasan belajar siswa terhadap materai cahay 45 %, setelah diadakan perbaikan pembelajarn ketuntasan belajar menjadi 59% kemajuan yang terjadi terhadap materi pelajaran, merukan hasil dari dari perbaikan pembelajaran yang dilasankan dengan cara siswa diaktifkan dalam demostrasi dan eksperimen atau percobaan dan pengamatan. Namun kemajuan yang terjadi belum seperti yang diharapkan yakni ketuntasn belajara 80%. Kelemahan proses perbaikan pembelajaran, terjadi karena tidak semua siswa diberi kesempatan dalam melaksanakan demonstrasi, sehingga dalam pelaksanaan diskusi kelompok siswa menjadi ramai karena siswa belum memahami masalah dengan jelas. Dengan demikian tingkat pengusaan siswa terhadap materipun menjadi rendah. Demikian juga dalam hal perbaikan guru yang direkam oleh teman sejawat dalam lembar pengamatan, apa yang telah dirumuskan bersama antara peneliti dan pengamat belum sepenuhnya dilaksanakan guru dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran belum menunjukan

kemajuan yang berarti. Peneliti belum melaksanakan hal-hal yang ditetapkan pada lembar pengamatan yang sudah dirumuskan antara peneliti dan pengamat.

2. Siklus Kedua Kemajuan yang terjadi dalam tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, merupakan hasil dari perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan tersedianya alat Bantu / media yang memadai, sehingga seluruh siswa dapat terlibat secara aktif dalam malakukan percobaan dan pengamatan. Demikian juga tingkat penguasaan siswa terhadap materi cahaya menjadi optimal. Pendapat dari para ahli tentang metode mengajar, penggunaan metode demonstrasi dan eksperimen telah diterapakan dalam perbaikan pembelajaran. Dalam hal prilaku guru yang direkam oleh teman sejawat dalam lembar pengamatanpun menunjukan kemajuan yang berarti. Peneliti sudah melaksanakan hal-hal yang ditetapkan dalam lembar pengamatan yang sudah dirumuskan antara guru dan pengamat. Pada perbaikan pembelajaran kedui ini apa yang menjadi tujuan semula dapat tercapai yaitu proses pembelajaran yang bermutu dan pemahaman siswa terhadap materi rotasi dan revolusi tercapai secara optimal dari 53% menjadi 83%.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A.

Simpulan Melihat hasil perbaikan pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam telah

dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Penguasaan siswa terhadp mata pelajaran IPA Kelas VI Rotasi dan revolusi dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode demonstrsai dan eksperimen. 2) Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran IPA dengan demonstrasi dan eksperimen, membantu siswa dalam menggunakan metode

memecahkan dan mengatasi

kesulitan-kesulitan dalam menyikapi mata pelajaran yang dihadapi. 3) Dengan mengunakan metode demonstrasi dan eksperimen, siswa lebih prestasi belajarnya dalam menanggapi materi dan mendapatkan hasil lebih optimal. dapat meningkatkan

permasalahan belajarnya untuk

B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa hal yang masih perlu dilakukan oleh guru dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran pada umumnya dan khususnya terdapat tingkat penguasaan materi pelajaran adalah: 1. Menerapkan metode yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya melibatkan siswa secara aktif dan dengan memberikan penguatan penguatan agar siswa termotivasi sehingga prestasi belajar menjadi meningkat dan berhasil optimal. 3. Berdasarkan pengalaman peneliti, bahwa dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran perlu kiranya diadakan kelompok kerja antar guru. Tujuannya adalah untuk selalu saling tukar pengalaman, menghindarkan kesulitan-kesulitan berkaitan pada kesibukan tugas kerja yang menjadi tanggung jawabnya sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

BSNP 2008. Model silabus kelas I, Jakarta Depdiknas Peraturan Mentri Pendidikan Nasional tentang standar isi kurikurum tingkat satuan pendidikan. Jakarta Depdiknas. Hamalik,Oemar. 1992 Psikolagi belajar mengajar Bandung Sinar baru Nana Sudjana 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Lembaga Penelitian IKIP Bandung Purwodarminto, WJS.1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka. Warnadi, IGAK 2007. Penelitian Tindakan Kelas Jakarta Universitas Terbuka. Sradiman, A. M.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali. Depdikbud 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar ( GBPP ). Jakarta Depdikbud Russeffendi,E. T 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam I. Jakarta Universitas Terbuka Suryobroto, Sumadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali Surakhmat. Winarto, Thomas Murroy. 1981. Metodologi Pengjaran. Jakarta Winkel.1984. Psikologi Pendidikan Evaulasi Belajar. Jakarta : PT Gramedia.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah Kelas Mata Pelajaran Semester

: SD Negeri Plemahan 2 : VI : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) : II (dua)

A. Standar Kompetensi Memahami Matahari sebagai pusat rotasi dan revolusi dan interaksi bumi dalam tata surya. B. Kompetensi Dasar 9.2 Mendeskripsikan peristiwa rotasi bumi, revolusi bumi, dan revolusi bulan. II. Indikator Menjelaskan peristiwa peristiwa rotasi dan revolusi bumi. Menjelaskan akibat yang terjadi karena rotasi dan revolusi bumi. Menjelaskan peristiwa rotasi dan revolusi bulan. Menjelaskan akibat yang terjadi karena rotasi dan revolusi bulan. Mendemonstrasikan gerakan bumi mengelilingi matahari. III. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat : 1. Menjelaskan peristiwa rotasi dan revolusi bumi. 2. Menjelaskan akibat yang terjadi karena rotasi dan revolusi bumi. 3. Menjelaskan peristiwa rotasi dan revolusi bulan. 4. Menjelaskan akibat rotasi dan revolusi bulan. 5. Memperagakan gerakan-gerakan Bumi dan Bulan mengelilingi matahari. 6. Menjelaskan kenampakan Bulan dari Bumi sebagai akibat gerak revolusinya terhadap Bumi. IV. Materi Pembelajaran Gerakan Bumi dan Bulan 1. Gerakan Bumi Bumi melakukan 2 gerakan yaitu : a. bumi berputar pada porosnya disebut rotasi bumi b. bumi berputar mengelilingi matahari disebut revolusi bumi Akibat rotasi bumi : a. terjadinya siang dan malam b. terjadinya gerak semu harian matahari c. terjadinya perbedaan waktu Akibat revolusi bumi : a. terjadinya gerak semu tahunan matahari b. terjadinya perubahan musim 2. Gerakan bulan Bulan melakukan 3 gerakan yaitu : a. bulan berputar pada porosnya (berotasi) b. mengelilingi bumi (berevolusi) c. bersama-sama bumi mengelilingi matahari Waktu rotasi bulan sama dengan waktu revolusinya, maka mengakibatkan permukaan bulan yang menghadap ke bumi selalu sama. Revolusi bulan mengakibatkan terjadinya fase-fase bulan.

Model Pembelajaran : a. Direct Instructional (DI) b. Cooperative Learning (CL) Metode Pembelajaran : a. Tanya jawab b. Tugas c. Eksperimen d. Demonstrasi V. Langkah-Langkah Kegiatan a. Kegiatan Pendahuluan 1) Motivasi: Benarkah Matahari bergerak mengelilingi Bumi? 2) Pengetahuan prasyarat: Apakah yang menjadi pusat rotasi dan revolusi ? b. Kegiatan Inti 1) Guru menjelaskan tentang gerakan Bumi dan Bulan. 2) Guru menanyakan gejala alam yang sering ditemui peserta didik terkait dengan gerakan Bumi dan Bulan. 3) Guru meminta peserta didik mendeskripsikan gejala alam tersebut. 4) Guru memberi penjelasan gejala alam tersebut dikaitkan dengan gerakan Bumi dan Bulan. 5) Guru mengadakan tanya jawab mengenai materi yang telah diberikan. 6) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami. c. Penutup 1) Guru membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman. VI. Sumber Belajar Sumber : 1. Buku IPA Salingtemas Kelas VI SD/MI, Wigati Hadi Omegawati, dkk. 2. Sains SD Kls VI, Haryanto, Erlangga. Alat : 1. Plastisin 2. Lampu senter 3. Globe 4. Pensil VII. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian a. Tes Unjuk Kerja b. Tes Tertulis 2. Bentuk Instrumen a. Uji petik kerja prosedur b. Uraian 3. Contoh Instrumen : Terlampir Plemahan, Mengetahui Kepala Sekolah Guru Kelas VI

Daftar Nilai Siklus I


DAFTAR NILAI TES AKHIR SIKLUS I NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Jumlah Rata-rata Nama Nilai 4 5 6 6 4 7 4 5 4 7 4 7 6 8 8 5 86 5,3

Daftar Nilai Siklus II


DAFTAR NILAI TES AKHIR SIKLUS I NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Jumlah Rata-rata Nama Nilai 9 8 8 8 8 10 6 4 8 6 7 9 8 9 9 9 134 8,3

You might also like