You are on page 1of 0

BIDANG PU/CIPTA KARYA

RENCANA PROGRAMINVE5TA5I
RPIJM
JANGKA MENENGAH
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
Conlacl Ieison:
Suldil Kelijakan dan Slialegi
DIRLKTORAT INA IROCRAM
DIRLKTORAT }LNDLRAL CIITA KARYA
}I. Iallinuia No. 2O }akaila SeIalan
TeIp/Iax. O21-72796582
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM
17/09/2007
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

i
KATA PENGANTAR
Buku Panduan Pengembangan Air Minum dimaksudkan untuk memberikan
penjelasan ringkas secara terperinci mengenai sistem pengelolaan dan
pelayanan Air Minum yang merupakan bagian dari panduan penyusunan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta
Karya.
Produk penyusunan Buku Panduan Pengembangan Air Minum ini
diharapkan pemenuhan kebutuhan Air Minum bagi lingkungan
permukiman yang benar-benar sesuai secara teknis dan sosio-kultural
dengan lingkungan tersebut. Selain itu, Pemerintah Daerah diharapkan
menjadi penjuru bagi upaya pemenuhan kebutuhan dasar Air Minum untuk
masyarakat rentan dan rakyat miskin, baik di perkotaan maupun di
perdesaan.
Dengan demikian, dapat diciptakan hasil pembangunan Bidang PU/Cipta
Karya di daerah khususnya Pengembangan Air Minum yang lebih
bermanfaat bagi masyarakat luas melalui bentuk kerjasama antara pusat
dan daerah yang berbasis prinsip keterpaduan dan pengembangan wilayah
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih atas perhatiannya, semoga
Buku Panduan Pengembangan Air Minum ini bermanfaat bagi kita semua
untuk mewujudkan kebersamaan antara Pemerintah Pusat, Propinsi dan
daerah Kabupaten/Kota secara berkelanjutan.

September 2007


Tim Penyusun

BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

ii
DAFTAR ISI
BAB I PETUNJUK UMUM....................................................................... 1
1.1 Umum.............................................................................................. 1
1.2 Kebijakan Program dan Kegiatan Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum................................................................... 3
BAB II PROFIL AIR MINUM.................................................................. 9
2.1 Gambaran Umum Sistem Penyediaan dan Pengelolaan................. 9
2.2 Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Penyediaan dan
Pengelolaan Air Minum................................................................ 12
2.2.1 Sistem Non Perpipaan ..................................................... 12
2.2.2 Sistem Perpipaan ............................................................. 14
BAB III PERMASALAHAN YANG DIHADAPI ................................. 21
3.1 Sasaran Penyediaan dan Pengelolaan Prasarana dan Sarana
(PS) Air Minum............................................................................ 21
3.2 Rumusan Masalah......................................................................... 21
BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI ...... 23
4.1 Studi Kelayakan (Feasibility Studies)........................................... 23
4.1.1 Kelayakan Teknis (Teknologis)....................................... 23
4.1.2 Kelayakan Sosial ............................................................ 23
4.1.3 Kelayakan Ekonomi Dan Keuangan ............................... 24
4.1.4 Kelayakan Lingkungan.................................................... 25
4.1.5 Kajian Alokasi Risiko...................................................... 26
4.1.6 Kelayakan Kelembagaan ................................................. 26
4.2 Analisis Kebutuhan Prasarana Air Minum.................................. 26
4.2.1 Analisis Kondisi Pelayanan............................................. 32
4.2.2 Analisis Kebutuhan Air ................................................... 32
4.3 Analisis Sistem Prasarana dan Sarana Air Minum....................... 33
4.4 Analisis Kebutuhan Program........................................................ 35
4.5 Rekomendasi ................................................................................. 35
BAB V SISTEM PRASARANA YANG DIUSULKAN......................... 37
5.1 Sistem Non Perpipaan................................................................... 37
5.2 Sistem Perpipaan........................................................................... 37
5.3 Usulan dan Prioritas Program....................................................... 41
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

iii
5.4 Usulan dan Prioritas Proyek Penyediaan Pengelolaan Air
Minum........................................................................................... 42
5.5 Pembiayaan Proyek Penyediaan Pengelolaan............................... 45

BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

iv
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

1
BAB I PETUNJUK UMUM
1.1 UMUM
Sub Bidang Air Minum Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen
Pekerjaan Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan
meningkatkan pelayanan Air Minum di perdesaan maupun perkotaan,
khususnya bagi masyarakat miskin di kawasan rawan air selain itu
meningkatkan keikutsertaan swasta dalam investasi dalam pembangunan
PS Air Minum di perkotaan. Kerangka dasar penulisan ini bersifat umum
dan fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi.
Muatan yang ada di dalamnya harus dapat dipenuhi untuk memudahkan
penilaian saat dilakukan penganggaran.
Tatanan program yang digunakan adalah sama dengan tatanan program
pada RPJMN. Karena apa yang dituangkan dalam RPJMN, baik di pusat
maupun daerah harus menjadi perhatian dan acuan melakukan
pemrograman.
Sasaran program komponen Air Minum dibuat untuk mengisi kesenjangan
kondisi pada permasalahan yang mencuat dalam RPJMN dan kondisi yang
diinginkan pada sasaran kebijakan RPJMN, selain itu harus menunjang dan
memenuhi kebutuhan pembangunan ekonomi daerah atau kota
bersangkutan.
Dalam penyusunan RPIJM bidang harus memperhatikan Rencana Induk
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) yang ada di
Kabupaten/Kota, untuk daerah yang belum mempunyai RI-SPAM
hendaknya dilakukan penyusunan RI-SPAM terlebih dahulu untuk jangka
waktu sekurang-kurangnya selama 15 tahun.
RIS-SPAM merupakan rencana jangka panjang suatu wilayah baik di
dalam Kabupaten/Kota, antar Kabupaten/Kota dan antar propinsi. Hal ini
dimungkinkan karena dalam pengembangan dan penyelenggaraan sistem
penyediaan Air Minum tergantung dengan posisi dan letak unit-unit SPAM
dan cakupan pelayanannya, contohnya sebuah Kabupaten/Kota tergantung
pada sumber yang dimiliki oleh Kabupaten/Kota lain yang berada di daerah
hulu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan Sistem
Pengadaan Air Minum, antara lain:
1. Peran Kabupaten/Kota dalam pengembangan wilayah
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

2
2. Rencana pembangunan Kabupaten/Kota (lihat Buku Panduan 2:
Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota)
3. Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kabupaten/Kota
bersangkutan, seperti struktur dan morfologi tanah, topografi, dan
sebagainya
4. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
5. Dalam penyusunan RPIJM harus memperhatikan Rencana Induk
(Masterplan) Sistem Pengembangan Air Minum.
6. Logical framework (kerangka logis) penilaian kelayakan investasi
pengelolaan Air Minum.
7. Keterpaduan pengelolaan Air Minum dengan pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) dilaksanakan pada setiap tahapan
penyelenggaraan pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan
pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun
dalam perencanaan teknik.
8. Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman
yang tersedia.
9. Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi pengelolaan Air
Minum pada kota bersangkutan.
10. Sebagai suatu PS yang tidak saja penting bagi peningkatan kesehatan
masyarakat tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan.
11. Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat
maupun swasta.
12. Kelembagaan yang mengelola air minum
13. Investasi PS Air Minum dengan memperhatikan kelayakan terutama
dalam hal pemulihan biaya operasi dan pemeliharaan.
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

3
14. Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam pembangunan dan/atau
pengelolaan sarana dan prasarana Air Minum, perlu dilakukan
identifikasi lebih lanjut.
15. Safeguard Sosial dan Lingkungan.
16. Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk
mendukung analisis disertakan dalam bentuk lampiran
1.2 KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
Adapun program beserta target, pola pengelolaan, penanganan dan
kontribusi pemerintah daerah di sektor Air Minum adalah sebagai berikut:
1. Program Pembangunan Prasarana Air Minum Melalui Pendekatan
Masyarakat di Desa Miskin dan Rawan Air
a. Target:
Desa-desa yang termasuk kategori desa miskin atau desa rawan air.
Desa-desa yang berlokasi di pesisir atau pulau terpencil.
Desa yang sudah terbentuk kelompok masyarakat penyelenggara
SPAM
b. Pola Pengelolaan: Oleh Masyarakat/Koperasi/kelompok masyarakat
c. Penanganan: Unit Air Baku, Unit produksi, Unit Transmisi dan
Distribusi Utama
d. Kontribusi Pemerintah Daerah:
Pembinaan kepada pengelola/penyelenggara SPAM dan masyarakat
Konsisten dalam pengembangan SPAM
Pendanaan untuk unit distribusi dan pelayanan
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

4
2. Program Pengembangan Air Minum di Ibukota Kabupaten/Kota
Pemekaran
a. Target:
Ibukota kabupaten baru/hasil pemekaran setelah tanggal 1 Januari
2000 dan telah memiliki rencana induk pengembangan SPAM
Kabupaten/Kota dan rencana teknis (DED) pengembangan SPAM
di lokasi tersebut.
Kabupaten/Kota pemekaran yang sudah memiliki badan usaha
sebagai penyelenggara Air Minum baik yang dibentuk oleh
pemerintah Kabupaten/Kota pemekaran atau marupakan
penyelenggara SPAM yang telah terbentuk pada Kabupaten/Kota
induknya (penyelenggara SPAM lintas Kabupaten/Kota).
b. Pola Pengelolaan: Oleh PDAM dengan azas pengusahaan
c. Penanganan: Unit air baku, Unit Transmisi dan Produksi
d. Kontribusi Pemerintah Daerah:
Pembinaan kepada pengelola
Konsisten dalam pengembangan SPAM
Pendanaan untuk unit distribusi dan pelayanan
3. Program Pengembangan Air Minum di Ibukota Kecamatan (IKK) Yang
Belum Mempunyai System dan Rawan Air
a. Target:
IKK (Ibukota Kecamatan)/kawasan yang belum memiliki sistem
penyediaan Air Minum (SPAM)
IKK/kawasan yang telah diverifikasi dan memiliki kesiapan sumber
air baku, serta telah memiliki rencana teknis (DED) pengembangan
SPAM di lokasi tersebut.
b. Pola Pengelolaan: Oleh Institusi (BLU (Badan Layanan
Umum)/PDAM/Koperasi)
c. Penanganan: Unit air baku, Unit Produksi dan Unit Transmisi
d. Kontribusi Pemerintah Daerah:
Pembinaan kepada pengelola
Konsisten dalam pengembangan SPAM
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

5
Pendanaan untuk unit distribusi dan pelayanan
4. Program Penyediaan Air Minum Bagi Kawasan RSH/Rusuna
a. Target:
Kawasan RSH/Komplek Rusuna yang termasuk sasaran
berdasarkan kesepakatan dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Departemen PU dan Kementerian Perumahan Rakyat.
Kawasan yang menjadi lokasi pembangunan RSH/Rusuna yang
telah dibangun dan telah mulai dihuni dan diperuntukkan bagi
PNS/TNI/Polri atau masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),
serta memiliki kesanggupan dan koordinasi dengan pihak pengguna
(developer/pengembang, Pemkab/Pemkot, swasta, atau PDAM)
untuk mengembangkan unit distribusi dan unit pelayanan.
b. Pola Pengelolaan: Oleh PDAM/ BLU (Badan Layanan
Umum)/Developer
c. Penanganan: Unit Air Baku, Unit produksi, Unit Transmisi dan
Distribusi Utama
d. Kontribusi Pemerintah Daerah:
Pembinaan kepada pengelola
Konsisten dalam pengembangan SPAM
Pendanaan untuk unit distribusi dan pelayanan
5. Program Penyehatan PDAM
a. Target: PDAM tidak sehat (kurang sehat dan sakit) dengan
permasalahan teknis yang dominan dalam memberikan kontribusi
ketidaksehatannya.
b. Pola Pengelolaan: Oleh PDAM
c. Penanganan:
Melakukan studi detail permasalahan PDAM secara umum, dan
masalah teknis secara khusus serta rekomendasi solusi teknis yang
dibutuhkan
Melaksanakan pembinaan teknis penyusunan corporate plan PDAM
yang dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan pengelolaan
dan staging pengembangan sistem.
Pembangunan unit transmisi dan distribusi utama sebagai bagian
dari optimalisasi kapasitas yang tidak terpakai (idle capacity).
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

6
Penyusunan program dan pelaksanaan (zona prioritas) penurunan
tingkat kehilangan air termasuk penurunan tingkat air tak
berekening (ATR).
d. Kontribusi Pemerintah Daerah:
Konsisten dalam upaya perbaikan kinerja teknis, keuangan dan
administrasi PDAM
Konsisten dalam upaya perbaikan kinerja SDM
Konsisten dalam upaya perbaikan tarif
Tidak mengharuskan PDAM untuk berkontribusi PAD
Mendorong PDAM agar bsa mandiri dan full cost recovery.
6. Program Pembangunan Prasarana dan Sarana Air Minum di Perkotaan
a. Target: Kawasan kumuh perkotaan/nelayan yang belum tersedianya
SPAM dan sebagian besar penduduknya berpenghasilan rendah.
b. Pola Pengelolaan: Oleh PDAM/BLU/Masyarakat/Koperasi
c. Penanganan: Unit Air Baku, Unit produksi, Unit Transmisi dan
Distribusi Utama
d. Kontribusi Pemerintah Daerah:
Pembinaan kepada pengelola
Konsisten dalam pengembangan SPAM
e. Khusus untuk pelayanan dari PDAM:
PDAM mempunyai kapasitas yang belum termanfaatkan (idle
capacity)
MBR mendapatkan manfaat dengan subsidi sambungan rumah
Pendanaan untuk unit distribusi dan pelayanan
Dalam melakukan analisis perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi (geografis) kota
bersangkutan, seperti struktur dan morfologi tanah dan sebagainya
Peran kota sebagai pusat kegiatan dan fungsinya
Memperhatikan petunjuk teknis dan standar nasional yang berkaitan
dengan Air Minum yang berlaku dan dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang septik.
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

7
Tingkat pelayanan, efektifitas dan efesiensi pengelolaan Air Minum
pada kota bersangkutan
Sumber pendanaan yang mungkin bisa digunakan seperti
pemerintah, masyarakat dan swasta
Kelembagaan yang mengelola/menyelenggarakan sistem
penyediaan Air Minum, sehingga dapat berfungsi sesuai tujuannya
secara berkelanjutan.
Pembangunan dilakukan secara berwawasan lingkungan.
Memperhatikan sektor unggulan beserta rencana terkait, seperti
diidentifikasikan dalam rencana pembangunan perkotaan dan
perdesaan.
Memperhatikan keterpaduan dengan komponen lainnya seperti Air
Minum dan persampahan (PP No. 16/2005).
Memperhatikan kuantitas dan kualitas ketersediaan dan kehandalan
air baku dari sumber-sumber air yang potensial.
Sebagai investasi yang bersifat full cost recovery harus dilengkapi
dengan analisis kelayakan secara keuangan untuk investasi yang
secara jelas mengindikasikan itu.
Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam pembangunan dan atau
pengelolaan sarana dan prasarana Air Minum, perlu identifikasi
lebih lanjut dalam bentuk Pra-Studi Kelayakan (Pra-FS) dan Studi
Kelayakan (FS) kerjasama pemerintah dan swasta (KPS).
Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk
mendukung analisis disertakan dalam bentuk lampiran
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

8
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

9
BAB II PROFIL AIR MINUM
2.1 GAMBARAN UMUM SISTEM PENYEDIAAN DAN
PENGELOLAAN
Berisi pejelasan secara global dan sistematis sistem penyediaan Air Minum
yang ada dianggap penting sehingga sistem secara keseluruhan dengan
mudah dapat dikenali. Di samping itu perlu juga dikenal kondisi alam
setempat yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi analisis yang
akan dikembangkan kemudian apakah alamnya merupakan kota pantai,
dataran rendah, dataran tinggi atau kota pegunungan.
Hal-hal yang perlu dituliskan adalah: Pengeloalaan sistem perpipaan dan
non-perpipaan, cakupan pelayanan (% penduduk terlayani), daerah
pelayanan, sumber air yang digunakan dan kapasitas sistem
Tabel II-1 Gambaran Umum Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air
Minum Kabupaten/Kota Tahun.
No Uraian Satuan Sistem Non-Perpipaan Sistem Perpipaan Keterangan
1. Pengelol`a - Masyarakat/RT/Koperasi PDAM/BPAM/
Instansi Lain

2. Tingkat
Pelayanan
% thd
total
penduduk
...% .%
3. Sumber Air
Baku
- 1. Air Tanah: %
- Mata Air
- Sumur Gali
-Sumur Pompa Tangan
- Sumur Bor
-Dsb
2. Air Hujan: .%
3. Air Permukaan :
...%
4. Lain-lain: ..%

BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

10
No Uraian Satuan Sistem Non-Perpipaan Sistem Perpipaan Keterangan
4. Kapasitas Sub
Sistem
Produksi:
Kapasitas
Terpasang
(desain)
Kapasitas
Produksi
Produksi Saat
ini
Terjual
(dikonsumsi
pelanggan)
l/det


l/det


l/det

l/det

-


-


-

-
.


.


.

.

5. Jumlah
Sambungan
Unit - Kebutuhan Air
Domestik:
SR = ..Unit
KU = .Unit
Kebutuhan Air Non
Domestik:
KU = .Unit
TA =.. Unit
HU =..Unit
(taman, hidran
kebakaran, kegiatan
industri,
infrastruktur umum)

6. Jam Operasi
Sub Sistem
Produksi
Jam/hari -
7. Kehilangan
Air (UFW)
% - .
8. Jam Operasi
Pelayanan
Jam/hari - .
9. Retribusi/Tarif
berlaku (rata-
rata)
Rp/M
3
- . - (uraikan
struktur
tariff yang
berlaku saat
ini)
10. Tekanan pada
jaringan
distribusi
MKA - - Max = .MKA
- Min = ..MKA


RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

11
Gambar II-1 Contoh Daerah Pelayanan Sistem Penyediaan dan
Pengolahan Air Minum Kabupaten/KotaTahun.




BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

12
2.2 KONDISI SISTEM SARANA DAN PRASARANA
PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN AIR MINUM
2.2.1 Sistem Non Perpipaan
2.2.1.1 Aspek Teknis
Berisi penjelasan dan uraian mengenai kondisi sistem penyediaan Air
Minum non-perpipaan (baik/cukup/buruk) untuk parameter-parameter
teknis yang meliputi:
Tingkat pelayanan, kualitas, kuantitas, dan kotinuitas sumber air baku dan
unit-unit prasarana yang ada, tolok ukur dan kriteria mengenai hal ini perlu
diuraikan lebih lanjut di dalam memorandum teknis, sebagai kelengkapan
dokumen pada setiap penyusunan RPIJM.
Gambar II-2 Contoh Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Non
Perpipaan
















RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

13

Gambar II-3 Skematik Sistem Penyediaan Air Minum Yang Ada

2.2.1.2 Aspek Sosial Ekonomi
Berisi pejelasan dan uraian mengenai kondisi sistem penyediaan Air
Minum non perpipaan (baik/sedang/buruk) untuk aspek
keuangan/pendanaan khususnya kemampuan masyarakat dalam
penyediaaan dan pengelolaan prasarana dan sarana, serta budaya
2.2.1.3 Aspek Kelembagaan dan Peraturan
Berisi penjelasan dan uraian mengenai kondisi organisasi yang mengelola
serta keberadaan peraturan yang mengatur penggunaan sumber-sumber air
setempat, biasanya untuk sistem non-perpipaan dikelola secara individual.
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

14
2.2.2 SISTEM PERPIPAAN
Menguraikan kondisi tiap sub sistem/unit sistem perpipaan yang ada di
Kabupaten/Kota baik yang dikelola oleh BUMD, swasta, atau masyarakat.
2.2.2.1 Aspek Teknis
Menguraikan kondisi layanan yang ada antara lain:
Area pelayanan
Tingkat pelayanan total
Tingkat pelayanan dengan sambungan langsung (SR)
Tingkat pelayanan dengan sambungan lain (non domestik, sosial,
pendidikan, komersial, industri dll
Pemakaian air perhari persambungan (l/samb/hr) untuk domestik
Pemakaian air perorangan/hari (lt/org/hr),
Pemakaian persambungan/hari (lt/samb/hr) untuk non domestik
Tingkat kebocoran teknis dan non teknis (administratif)
Jam pelayanan (jam)
Jumlah pemakai persambungan
Menguraikan kondisi fisik yang ada:
Kondisi sumber-sumber
Dijelaskan mengenai sumber air yang digunakan oleh masyarakat
pengguna sistem perpipaan. Sumber air tersebut dapat berupa mata air, air
permukaan dan air tanah serta dapat dijelaskan secara rinci sebagi berikut
ini:
1. Kondisi sumber-sumber air baku yang sudah digunakan/termanfaatkan
Kapasitas, kualitas, dan kontinuitas sumber air baku
Unit air baku dan bangunan pelengkapnya
Cara pengambilan, menggunakan sistem gravitasi atau pemompaan
Kapasitas pengambilan/penyadapan
Bangunan unit air baku dan pelengkapnya disertai dengan jenis
konstruksi dan tahun pembangunan/pemasangan.
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

15
2. Kondisi sumber air baku yang belum digunakan/termanfaatkan
Kapasitas, kualitas, dan kontinuitas sumber air baku
Bangunan yang dibutuhkan
Nilai investasi rencana (perhitungan kasar dari sistem yang sudah
dilaksanakan)
3. Unit tranmisi
Dimensi pipa (diameter dan panjang pipa) atau saluran
Jenis pipa (PVC, Steel, GIP, atau lain-lain) dan tahun pemasangan.
Cara pengaliran (gravitasi atau pemompaan) dan kapasitas
pemompaan (jika menggunakan pompa)
Jumlah bangunan pelepas tekan dan tahun pemasangan
Kapasitas unit transmisi.
4. Unit Produksi
Jenis/tipe unit produksi (IPA Paket, IPA beton, saringan pasir
lambat (SPL), atau lain-lain)
Kapasitas terpasang unit produksi
Kapasitas produksi unit produksi
Tahun pembangunan/pemasangan unit produksi
5. Unit Distribusi
Cara pengaliran (gravitasi dan atau pemompaan)
Jumlah, kapasitas, jenis, dan tahun pemasangan pompa (jika
menggunakan pompa).
Dimensi (diameter), panjang dan jenis pipa (PVC, Steel, HDPE, dll)
yang digunakan baik di jaringan distribusi utama (JDU), jaringan
distribusi pembagi (JDB), maupun jaringan distribusi pelayanan
(JDL), serta tahun pemasangan jaringan pipa tersebut.
Peta jaringan distribusi.
Jenis reservoir (ground reservoir atau elevated reservoir), termasuk
konstruksi dan tahun pemasangan.
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

16
Tekanan air pada titik kritis (meter)
Tekanan maksimum (peta skematis yang ada)
Jumlah truk tangki dan tahun pengadaan.
Kapasitas distribusi sistem
6. Unit Pelayanan
Jenis unit pelayanan sambungan rumah, sambungan non domestik,
dan hidran umum/terminal air/kran umum.
Sambungan pelanggan (jenis pelanggan dan masing-masing jumlah
jenis pelanggan)
Kapasitas/debit air terjual
Tabel II-2 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum Perpipaan
Kabupaten/Kota .. Tahun..
No Uraian Jenis Kapasitas Dimensi Keterangan
1
a



b



2
UNIT AIR BAKU
Sumber
-
-
-
Transmisi Air Baku
-
-
-
UNIT PRODUKSI
-
-
-


3
a



b



UNIT DISTRIBUSI
Reservoir
-
-
-
Jaringan Distribusi
-
-
-


RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

17
No Uraian Jenis Kapasitas Dimensi Keterangan
3
a


b
UNIT PELAYANAN
SR
-
-
TA/HU/KU
-
-

Sumber:
Gambar II-4 Contoh Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Yang
Ada Kota/Kabupaten.. Tahun


















BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

18
2.2.2.2 Aspek Keuangan
Berisi penjelasan dan uraian mengenai kondisi keuangan sistem perpipaan
seperti bantuan APBN, APBD, hibah, atau pinjaman serta sumbernya.
Selain ini berisi pula struktur tarif air dan rata-rata air, penerimaan dari
retribusi /penjualan air, biaya operasi, dan pemeliharaan, dsb.
Biaya, sumber pendanaan dan keuangan dalam pelaksanaannya merupakan
perolehan data lapangan yang akan digunakan dalam analisis keuangan
sistem penyediaan Air Minum. Data lapangan yang diperlukan adalah
sebagai berikut:
Perolehan Data Penagihan Rekening;
Perolehan Data Penjualan Air;
Perolehan Data Laporan Keuangan; Laporan Keuangan terdiri dan
biaya operasional, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan
distribusi serta biaya administrasi umum. Selain itu dapat diketahui
Nilai Aset (Aset Lancar dan Aset Tetap) & Hutang (Hutang lancar
dan Hutang jangka panjang) serta pendapatan-pendapatan lain.
Perolehan Data Kemampuan Sumber Pendanaan Daerah; Data
alokasi dana untuk sistem penyediaan Air Minum dan APBD, PAD
(Pendapatan Asli Daerah), Dana Perimbangan (DAU, DAK), jenis-
jenis pendapatan lain yang sah seperti Hibah/pinjaman, dana darurat
dan lain-lain.
Perolehan Data Kemampuan Masyarakat; Data kemampuan
masyarakat untuk mengetahui data MBR (masyarakat
berpenghasilan rendah), captive market atau daerah rawan air.
Perolehan Data Peluang Adanya KPS; Data Pra-studi kelayakan
kerja sama pemerintah dan dunia usaha/swasta.
Perolehan Data Alternatif Sumber Pembiayaan.
Data peningkatan pendanaan melalui bank komersial untuk PDAM sehat,
melalui lembaga non-bank, melahui penerbitan obligasi daerah dan
obhigasi perusahaan, melalui PHLN serta pengembangan pola pembiayaan
melalui skema Water Fund. Sumber pembiayaan lain berasal dan SLA (Sub
Loan Agreement), dana dan Rekening Pinjaman Daerah (RPD).
2.2.2.3 Aspek Kelembagaan dan Peraturan
Berisi penjelasan dan uraian mengenai kondisi organisasi penyelenggara
yang meliputi jumlah dan kemampuan pegawai, struktur organisasi,
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

19
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Pengkajian Kelembagaan
dalam Penyusunan Rencana Induk SPAM. Pengkajian Kelembagaan
Sistem Penyediaan Air Minum mengacu pada RPJM Nasional dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku seperti Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2004 tentang Sumber Daya Air, Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun
2005 tentang Pengembangan SPAM; dan UndangUndang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah.
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

20
Struktur organisasi kelembagaan penyelenggara SPAM dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar II-5 SRUKTUR ORGANISASI PENYELENGGARA SPAM



OPERATOR
REGULATOR KAB/KOT
BUPATI/
WALIKOTA
DINAS
BUMD BUS KOPERASI KELOMPOK
MASYARAKAT
BLU
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

21
BAB III PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
3.1 SASARAN PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN
PRASARANA DAN SARANA (PS) AIR MINUM
Mengacu sepenuhnya dalam rencana Kabupaten/Kota yang sudah
ditetapkan mengenai penyediaan Air Minum baik dari layanan dan kondisi
fisik yang diinginkan.
Tabel III-1 Sasaran Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum
No Kawasan Uraian
Kondisi yang
Ada
Sasaran Persoalan
1.
2.
3.
4.
3.2 RUMUSAN MASALAH
Menguraikan besaran masalah yang dihadapi dengan membandingkan
antara kondisi yang ada dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) dan kebutuhan pengembangan
(development need) yang ditinjau dari aspek teknis, keuangan dan
kelembagaan. Selain itu, dilakukan inventarisasi persoalan setiap masalah
yang sudah dirumuskan dengan mempertimbangkan tipologi serta
parameter-parameter teknis yang ada di kawasan tersebut. Sehingga dari
kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan data-data permasalahan
yang akan dikelompokan sebagai berikut:
Tingkat layanan yang ada dari sasaran yang diinginkan
Prediksi kebutuhan di masa yang akan datang dan
perkembangannya
Permasalahan teknis di tiap unit (unit air baku, transmisi, produksi,
distribusi, dan unit pelayanan)

BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

22
Tabel III-2 Permasalahan Yang Dihadapi
No Uraian
Kondisi Sistem yang
Ada
Target
Nasional
Target
Mencapai
RPP
Persoalan
1.

a.
b.


c.
Sistem
Perpipaan/PDAM
Kebocoran (%)
Cakupan
Pelayanan
Penduduk (%)
Kebutuhan
perkapita/hari

Pendapatan tinggi = .
Pendapatan menengah =
..


Pendapatan rendah =

2.

a.


b.
Sistem Non-
Perpipaan
Cakupan
Pelayanan
Penduduk (%)
Kebutuhan
perkapita/hari
Pendapatan tinggi = .

Pendapatan menengah =
..

Pendapatan rendah =

3.

a.
b.


c.
Perpipaan Non-
PDAM
Kebocoran (%)
Cakupan
Pelayanan
Penduduk (%)
Kebutuhan
perkapita/hari


Pendapatan tinggi = .
Pendapatan menengah =
..


Pendapatan rendah =


RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

23
BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN DAN
REKOMENDASI
4.1 STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDIES)
Sistem prasarana yang diusulkan harus melalui studi kelayakan dengan
cakupan baik secara lengkap, sederhana maupun justifikasi teknis dan
biaya dari berbagai aspek, antara lain aspek teknologis (teknis), aspek
lingkungan, aspek sosial, aspek budaya, aspek ekonomi/finansial, dan
aspek kelembagaan. Studi kelayakan lengkap diperuntukan untuk kegiatan
pengembangan SPAM dengan cakupan pelayanan lebih dari 10.000 jiwa.
Studi kelayakan lengkap diperuntukan untuk kegiatan pengembangan
SPAM dengan cakupan pelayanan sampai dengan 10.000 jiwa.
4.1.1 KELAYAKAN TEKNIS (TEKNOLOGIS)
Pengkajian kelayakan teknis teknolgis biasa dibuat dari beberapa alternatif
yang dikembangkan, di mana setiap alternatif disajikan secara jelas oleh
tim teknis untuk dipilih kriteria alternatif terbaik. Alternatif terpilih adalah
alternatif terbaik yang ditinjau dari beberapa aspek yang dipengaruhi lokasi
daerah perencanaan, meliputi :
Potensi sumber air
Topografi
Kualitas dan kuantitas air baku
Air tanah
Sistem dan kebutuhan lainnya
Suatu kegiatan dapat dikatakan layak secara teknis apabila terdapat
teknologi yang tersedia untuk membangun SPAM.
4.1.2 KELAYAKAN SOSIAL
Demografi (kelompok umur, status pendidikan, agama, mata
pencaharian, status perkawinan, dan pendapatan per kapita)
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

24
Aspek sosial, ekonomi dan budaya (ketersediaan fasilitas umum,
gambaran umum tingkat sosial, ekonomi, dan budaya, analisis
proporsi jenis pelanggan, dan gambaran peran serta masyarakat)
Kebutuhan air (perkiraan proyeksi penduduk, analisis konsumsi air,
analisis tingkat cakupan pelayanan, dan aspek kesehatan
masyarakat)
Operasional dan pelayanan
4.1.3 KELAYAKAN EKONOMI DAN KEUANGAN
Pengkajian kelayakan ekonomi pengkajian kelayakan ekonomi ditentukan
dengan cara analisis teridentifikasi alternatif terbaik dalam hal harga
termurah yang memenuhi prinsip-prinsip ekonomi. Metode analisis
ekonomi yang umum digunakan adalah discounting technique atau present
value dan benefit cost ratio (BCR). Discounting tehnique digunakan untuk
menentukan pilihan dari beberapa alternatif sistem. Sedangkan BCR
digunakan untuk menentukan menjadi sistem yang diusulkan.
Analisis kelayakan ekonomi dan manfaat proyek mempertimbangkan hal-
hal berikut:
Biaya langsung proyek
Biaya sosial
Biaya lingkungan
Manfaat terhadap kesehatan
Manfaat terhadap produktivitas masyarakat
Manfaat terhadap nilai properti
Manfaat terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi
Suatu kegiatan dianggap layak secara ekonomi bila ada tambahan manfaat
yang diterima oleh masyarakat akibat adanya suatu kegiatan lebih besar
dari biaya proyek.
Analisis kelayakan keuangan dilakukan terhadap beberapa aspek, meliputi:
Indeks/tingkat inflasi
Tahun dasar proyeksi
Jangka waktu proyeksi
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

25
Nilai investasi
Kebutuhan modal kerja
Rencana sumber pembiayaan
Persyaratan pinjaman
Biaya operasi dan pemeliharaan
Biaya penyusutan/amortisasi
Pajak
Proyeksi tambahan pelanggan
Tarif air
Proyeksi pendapatan
Suatu kegiatan diisebut layak secara keuangan atau finansial bila
memenuhi syarat-syarat berikut:
Kelayakan Proyek:
FIRR > Rata-rata tertimbang dari biaya modal ditambah alokasi
risiko
Net Present Value (NPV) > 0
Benefit Cost Ratio (BCR) > 1
Kelayakan pendanaan
DSCR Pemda 2,5; DSCR penyelenggara 1,3 ;
Saldo kas akhir sekurang-kurangnya mencukupi untuk 2 bulan
operasi
4.1.4 KELAYAKAN LINGKUNGAN
Pengkajian kelayakan lingkungan tidak terlepas dari kegitan masyarakat
dan kondisi daerah setempat, sehingga faktor-faktor lingkungan dapat
dikatakan layak atau tidak untuk didistribusikan Air Minum. Pengkajian
kelayakan lingkungan dilaksanakan melalui penyusunan AMDAL atau
RKL dan RPL sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku.
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

26
4.1.5 KAJIAN ALOKASI RISIKO
Dalam menyusu studi kelayakan untuk kerjasama pemerintah dan swasta,
perlu dilakukan kajian alokasi risiko meliputi:
Risiko kinerja
Risiko politik
Risiko financial
Risiko dikelola berdasarkan prinsip alokasi risiko yang memadai dengan
mengalokasikan risiko kepada pihak yang paling mampun mengendalikan
risiko dalam rangka menjamin efesiensi dan efektivitas dalam penyediaan
infrastruktur.
4.1.6 KELAYAKAN KELEMBAGAAN
Pengkajian kelayakan kelembagaan dilakukan terhadap:
1. Sumber daya Manusia
Tingkat pendidikan
Kualitas
2. Struktur organisasi dan penempatan kerja sesuai dengan latar belakang
pendidikannya mengacu pada peraturan dan perundang-undangan
3. Alternatif kelembagaan kerjasama pemerintah dan swasta
4.2 ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA AIR MINUM
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisa kebutuhan prasarana,
baik sistem perpipaan maupun non perpipaan adalah hasil survey
kebutuhan nyata, antara lain:
1. Proyeksi kebutuhan penduduk dan perkiraan pengembangan aktifitas
non domestik dilakukan sesuai dengan besaran rencana pengembangan
3- 5 tahun.
2. Pemakaian air yang sesuai dengan kebutuhan domestik dan non
domestik
3. Air tak berekening (ATR), kehilangan dan kebocoran yang disebabkan:
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

27
Kebocoran pada pipa distribusi
Pemadam kebakaran
Kelebihan pemakaian
Kerusakan dan ketidaktepatan pembacaan meter air
Kesalahan administrasi
Analisa yang dilakukan harus dapat memperlihatkan besarnya kebutuhan
dasar serta kebutuhan pengembangan (development need). Dengan
memperhatikan tekhnologi yang siap pakai, standar-standar yang ada, serta
perencanaan yang menggunakan tekhnologi non standar.
Tahapan perhitungan kebutuhan prasarana Air Minum adalah sebagai
berikut:
Proyeksi pelayanan Air Minum
Perhitungan jumlah dan volume dan komponen prasarana yang
diperlukan.
Tabel IV-1 Hasil Perhitungan proyeksi penyediaan Air Minum
Kabupaten/KotaTahuns.d. Tahun
EXISTING PROYEKSI
NO. URAIAN VOLUME SATUAN
200 1 2 3 4 5
KET.
I ASUMSI
PERHITUNGAN



1. Kenaikan Tingkat
Pelayanan



a. SR
%

b. HU
%

2. Kenaikan
Pemakaian Air



a. SR
lt/dtk

b. HU
lt/dtk

3. Pemakaian Non
Domestik

l/unit/hari

BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

28
EXISTING PROYEKSI
NO. URAIAN VOLUME SATUAN
200 1 2 3 4 5
KET.
4. Penurunan
Kebocoran

%

5. Debit Pemakaian
Air



a. Maksimum
m3/dtk

b. Puncak
m3/dtk

6. Penduduk yang
dilayani tiap
sambungan



a. SR
jiwa/sambungan

b. HU
jiwa/sambungan


II PERHITUNGAN
KEBUTUHAN
AIR

1. Jumlah penduduk
jiwa

Tingkat pelayanan


a. SR
%

b. HU
%

c. a-rata-rata
%

2. Sandingan
Pelayanan SR dan
HU



a. SR
%

b. HU
%

3. Jumlah penduduk
yang terlayani.



RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

29
EXISTING PROYEKSI
NO. URAIAN VOLUME SATUAN
200 1 2 3 4 5
KET.
a. SR
jiwa

b. HU
jiwa

c. a-rata-rata
jiwa

4. Pemakaian Air
Domestik



a. SR
l/org/hari

b. HU
l/org/hari

c. a-rata-rata
l/org/hari

5. Kebutuhan air
domestik

l/dtk

a. Kebocoran
%

b. Tingkat
Kebocoran

%

c. Debit Kebocoran
6. Kebutuhan air
non domestik

a. Persentase dari
total

b. Debit
III KEBUTUHAN
AIR RATA-
RATA

IV
KEBUTUHAN
MAKSIMUM
V
KEBUTUHAN
PUNCAK

VI
PERHITUNGAN
JUMLAH
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

30
EXISTING PROYEKSI
NO. URAIAN VOLUME SATUAN
200 1 2 3 4 5
KET.
SAMBUNGAN
a. Jumlah SR
b. Jumlah HU
c.
Jumlah
Sambungan Non
Domestik
d.
Jumlah
Sambungan yang
ada
e.
Tambahan
Sambungan
VII
KAPASITAS
PRODUKSI
VIII BAHAN DEBIT
IX
KEKURANGAN/
(KELEBIHAN)
X
KAPASITAS
DISTRIBUSI
RATA-RATA

RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

31
Gambar IV-1 Contoh Grafik Proyeksi Pelayanan Air Minum
Berdasarkan Penduduk Terlayani










Tabel IV-2 Sumber-sumber Potensial Untuk Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum Kabupaten/Kota ..
Karakteristik
No.
Jenis
Sumber
Air
Debit
(l/dtk)
Kontinuitas Kualitas
Letak
Jarak
Pemanfaat-
an Saat Ini
Kemungkin-
an sistem
Pengambilan
dan
Pengaliran
Kemungkin-
an Upaya
Pengamanan
dan
Pengaliran
Ket
A Air Tanah: Contoh
1. Mata air
..
..
2. Air Tanah Dalam
3. Air Tanah Dangkal

B Air Permukiman
1. Sungai
.
.
2. Danau

C Curah Hujan
-
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
4.000.000
1 2 3 4 5
Tahun ke-
J
i
w
a
J umlah Penduduk Penduduk Terlayani
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

32
4.2.1 ANALISIS KONDISI PELAYANAN
1. Apakah tingkat pelayanan saat ini sudah mencapai sasaran sesuai
dengan rencana daerah, kalau belum berapa % tambahan untuk
pencapaian sasaran tersebut.
2. Target pelayanan SR dan KU
3. Apakah pemakaian air sudah sesuai target rencana daerah, apabila
perhitungan rencana pelayanan sudah dilakukan.
4.2.2 ANALISIS KEBUTUHAN AIR
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisa kebutuhan prasarana
adalah hasil survey nyata. Proyeksi kebutuhan penduduk, skenario
pembangunan perkotaan dan tingkat penyediaan prasarana yang ada saat ini
serta persoalan yang telah diidentifikasikan.
Analisis yang dilakukan harus dapat memperlihatkan besarnya kebutuhan
dasar serta kebutuhan pengembangan (development need) dengan
memperhatiakan teknologi yang siap pakai, standar-standar yang ada, serta
perencanaan yang menggunakan teknologi non standar.
Adapun kebutuhan Air Minum secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan domestik
2. Kriteria yang digunakan
Lihat hasil survey kebutuhan prasarana
Pemakaian air untuk SR= 120 lt/org/hr
Pemakaian untuk HU/TA = 60 lt/org/hr (standar pelayanan
minimum)
3. Kebutuhan non-domestik
4. Kebutuhan industri dengan kriteria pemakaian air = 0,1 0,3 l/ha/hr
5. Kebutuhan niaga dengan kriteria pemakaian air= 900 l/niaga/hr (niaga
kecil) dan 5000 l/niaga/hr (niaga besar)
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

33
6. Kebutuhan fasilatas umum (Pendidikan, kantor pemerintahan dsb)
dengan kriteria pemakaian air= 10% -15 % dari kebutuhan domestik
7. Prediksi dilakukan 15 20 tahun ke depan sesuai dengan Rencana
Induk SPAM
8. Kriteria pemakaian di untuk hari maksimum = 1,15 pemakaian hari
rata-rata
9. Pemakaian air untuk jam puncak = 1,5 1,7 pemakaian hari maksimum
10. Kebutuhan hotel = 3 m
3
/kamar/hr
4.3 ANALISIS SISTEM PRASARANA DAN SARANA AIR MINUM
Pada analisis ini ditinjau sistem prasarana dan sarana Air Minum yang telah
ada baik dari unit air baku, transmisi, produksi, dan distribusi. Adapun
untuk hal yang lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Analisis permasalahan sumber air yang telah dimanfaatkan
Apakah sumber pada kapasitas minimum dapat mensuplai
kebutuhan maksimum
Apakah dengan kualitas sumber yang ada dapat didistribusikan
langsung atau perlu pengolahan, kalau perlu, jenisnya apa
Unit air baku yang ada apakah masih mampu mensuplai air yang
dibutuhkan, seberapa jauh pengembangan, serta prioritasnya
bagaimana
Alternatif sumber-sumber lain
2. Analisis kondisi permasalahan unit transmisi
Apakah dengan kondisi pipa yang ada masih mampu digunakan
pada kapasitas kebutuhan air yang diperlukan
Kalau tidak, bentuk pengembangan bagaiman yang diperlukan,
apakah rehabilitasi , atau pembangunan jalur pipa baru
Berapa volume pengembangan yang dibutuhkan. Kapasitas pipa
transmisi dihitung dengan kapasits maksimum day.
3. Analisis kondisi dan permasalahan unit produksi
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

34
Apakah Unit produksi yang ada masih cukup untuk mensuplai
kebutuhan air yang diperlukan
Kalau tidak bentuk pengembangan bagaiamana yang diperlukan,
apakah rehabilitasi, optimalisasi atau peningkatan kapasitas dengan
memodifakasi sistem atau pembangunan unit baru
Volume pekerjaan yang dibutuhkan
4. Analisis kondisi unit distribusi
Apakah kondisi jaringan saat ini masih cukup untuk melayani
kebutuhan hasil prediksi (kebutuhan puncak), serta menjangkau
kawasan pelayanan
Kalau tidak, bentuk pengembangan bagaimana yang diperlukan,
apakah rehabiltasi/pergantian pipa baru untuk penanggulangan
kebocoran teknis atau penambahan jaringan baru, prioritasnya
bagaimana
Untuk pembangunan baru diperlukan perhitungan hidrolis dengn
metode Hardy Cross dengan kriteria yang digunakan:
Tekanan pada titik kritis = 10 m
Head loss/km adalah 10 m
Coefesien Hanzen William untuk pipa tergantung jenis pipa
Perhitungan kapasitas reservoar distribusi dengan kriteria 10%
15% dari kapasitas 1 hari
5. Analisa/perhitungan penambahan sambungan (unit pelayanan)
Berapa SR yang diperlukan
Berapa TA/HU/KU yang diperlukan
Berapa sambungan-sambungan lain
Setelah dilakukan analisis masalah yang ada pada sistem prasarana Air
Minum yang ada dilakukan perbandingan untuk setiap alternatif yang
menyangkut aspek teknis, keuangan dan lingkungan. Pemilihan alternatif
tersebut dapat dilakukan dalam 1 unit yang sama atau antar unit
berdasarkan segi keilmuan/teori/logika, kasus yang sama di daerah lainnya
dengan tidak mengesampingkan kondisi setempat.
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

35
Tabel IV-3 Perbandingan alternatif sistem yang diusulkan
No.
Alternatif
Pemecahan
Teknik/
Teknologi
Keuangan Kelembagaan Sosial Ekonomi Ket
1. Alternatif 1
2. Alternatif 2
3. Alternatif 3
4. Alternatif 4
5. Alternatif 5
6. Alternatif 6

4.4 ANALISIS KEBUTUHAN PROGRAM


Analisis kebutuhan program dan sistem yang disusun sesuai tatanan
rencana daerah, biasanya RPJMD.
4.5 REKOMENDASI
Pembuatan rekomendasi alternatif terbaik untuk memecahkan masalah yag
terjadi yang dijabarkan dalam paket-paket program dan proyek sesuai
dengan prioritasnya

BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

36
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

37
BAB V SISTEM PRASARANA YANG
DIUSULKAN
5.1 SISTEM NON PERPIPAAN
1. Gambaran daerah-daerah pelayanan
2. Rekomendasi sumber air yang dapat digunakan serta teknologi
pemanfaatan
3. Usulan pengaturan dan pemanfaatan air tanah (jika memakai sumur
atau air tanah)
5.2 SISTEM PERPIPAAN
Diuraiakan tentang sistem yang diusulkan sampai pada akhir tahun
perencanaan meliputi:
1. Kapasitas sistem
2. Sumber Air Minum
Kapasitas air di sumber (debit sungai, dll)
Kapasitas yang diambil (lt/dt)
Jarak Unit Produksi dari daerah pelayanan
Sistem pengambilan
Penentuan jenis sumber yang dipilih harus mempertimbangkan beberapa
hal berikut:
Kuantitas dan kualitas sumber air (diukur pada musim hujan dan
kemarau). Kualitas air baku mengacu pada PP No 82 Tahun 2002.
Kemudahan dalam konstruksi unit air baku
Keamanan pengoperasian
Biaya dalam pengolahan air dan perawatan unit produksi
Potensi pencemaran terhadap sumber air
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

38
Kemudahan dalam memperbesar kapasitas unit air baku di masa
mendatang.
Apabila hasil analisis kualitas air baku tidak memenuhi
standar baku mutu kualitas Air Minum, maka dibutuhkan
instalasi pengolahan air baku (IPA).
Unit air baku merupakan bangunan yang digunakan untuk
mengambil air baku dari sungai, terdiri atas bar screen,
saluran intake, dan pintu air.
Bak pengumpul berfungsi untuk menampung air baku
sebelum ditransmisikan ke instalasi pengolahan.
3. Unit Tranmisi
Panjang
Dimensi dan jenis (saluran terbuka, saluran tertutup, pipa)
Sistem pengaliran
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan jalur
transmisi:
Mencari jalur yang terpendek sehingga dapat menekan
biaya
Menghindari hambatan sehingga tidak diperlukan
pembuatan jembatan pipa, tunnel, pompa, cut and cover,
dan crossing dengan infrastruktur lain, misalnya rel kereta
api;
Mencari lokasi yang mudah untuk melakukan pengontrolan
karena hal ini penting di dalam operasi dan pemeliharaan
saluran transmisi;
Mempermudah peletakan infrastruktur sistem transmisi
misalnya utnuk sistem transmisi yang menggunakan pipa,
blow off.
Memudahkan kebutuhan hidraulik.
4. IPA
Jumlah dan jenis
Kapasitas
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

39
Spesifikasi teknis lainnya
Pengolahan Air Minum terdiri atas parameter fisik (warna, kekeruhan, total
suspended solid, dll), parameter kimia (besi, mangan, zat organik, dsb),
parameter biologis (Total Coli dan Fecal Coli).
Lokasi unit produksi akan mempengaruhi unit distribusi penyediaan Air
Minum. Penentuan lokasi unit produksi perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut:
Topografi wilayah pelayanan;
Kondisi geologi dan hidrologi;
Kondisi sanitasi lingkungan;
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa bumi;
Merupakan lokasi yang memiliki akses yang baik;
Jarak antara daerah pelayanan dengan unit air baku
Kapasitas unit produksi ditentukan oleh kebutuhan Air Minum selama
periode perencanaan dan pemakaian hari maksimum.
Reservoir
Jumlah reservoir
Kapasitas
Unit distribusi
Sistem pengaliran
Bentuk jaringan
Dimensi (panjang dan diameter) dan jenis pipa
Unit Pelayanan
Jumlah sambungan rumah domestik
Jumlah sambungan non-domestik
Jumlah TA/HU/KU
Bangunan pelengkap
Jenis dan jumlah
Manfaat dan peruntukan
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

40
Gambar V-1 Skema Sistem Air Minum Yang Diusulkan


RES
IPA
DESA/
KELURAHAN
..
.
DESA/
KELURAHAN
..
.
DESA/
KELURAHAN
..
.
DESA/
KELURAHAN
..
.
DESA/
KELURAHAN
..
.
29 l/dtk
2080
S19R
15 HU
27 l/dtk
2344 SR
24 HU
38 l/dtk
3000 SR
15 HU
170 l/
dtk
130 l/
dtk
134 l/
dtk
Kabupaten/Kota: ..
RENCANA PROGRAM INVESTASI J ANGKA MENENGAH
PU-CIPTA KARYA
SKEMA SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM
YANG DIUSULKAN
Daerah Pelayanan
Perpipaan
Daerah Pelayanan
Non-Perpipaan
LEGENDA
NO. PETA :

TANGGAL :

SKALA :

NO. GAMBAR:

RUMAH
POMPA
RUMAH
POMPA
INTAKE
37 l/dtk
2344 SR
24 HU
34 l/dtk
2344 SR
24 HU
IPA
INTAKE
RUMAH
POMPA
70 l/
dtk
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

41
Gambar V-2 Jaringan Distribusi dan Lokasi Prasarana yang
Diusulkan Tahun..........












5.3 USULAN DAN PRIORITAS PROGRAM
1. Prioritas
Pemanfaatan kapasitas produksi tidak terpakai (idle capacity)
berupa perluasan jaringan distribusi, Sambungan Rumah (SR) dan
Hidran Umum
Optimalisasi
Pengurangan kebocoran teknis dan non-teknis
Peningkatan kapasitas yang ada
Pembangunan baru khusus kota besar/metropolitan perlu dibuatkan
staging
2. Usulan
Pegadaan dan pemasangan
Konstruksi
O & M
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

42
Perencanaan: rencana induk, studi kelayakan dan rencana
teknis/DED
Supervisi, monitoring, dan evaluasi
Pembebasan tanah
Penyuluhan dan sosialisasi
Administrasi proyek
Studi : Corporate Plan, Bussiness Plan, Rencana Penanggulangan
Kebocoran, FRAP, FINPRO, dsb
5.4 USULAN DAN PRIORITAS PROYEK PENYEDIAAN
PENGELOLAAN AIR MINUM
Merinci masing-masing proyek yang diprogramkan dalam kegiatan-
kegiatan yang secara spesifik memperlihatkan:
Biaya proyek
Unit biaya proyek
Lokasi proyek
Tahun pelaksanaan proyek
Masing-masing proyek disusun dengan memperhatikan fungsionalisasi
proyek yang akan dilaksanakan, disusun berdasarkan urutan prioritas
penanganan, sehingga diperoleh paket-paket proyek yang fungsional
RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

43
Tabel V-1 Usulan dan Prioritas Proyek Air Minum, Komponen
Pengelolaan Air Minum
Tahun
Pelaksanaan
Indikasi
Sumber
Dana
200x 200x 200x 200x 200x
No.
Uraian
Kegiatan
Unit Lokasi Vol
Unit
Cost
Total
Cost
Vol CostVol CostVol CostVol CostVol Cost
Pusat Prop
Kab/
Kota
Swasta
Ket
I
PENURUNAN
KEBOCORAN
a. Pembebasan Tanah
b. Pengadaan
1. Paket 1
-
-
2. Paket 2
-
-
3. Paket 3
-

-
Sub Total b

c. Konstruksi
1. Paket 1
-
-
2. Paket 2
-

-
Sub Total c

SUB TOTAL I

II
PENINGKATAN
KAPASITAS DAN
PERLUASAN
PELAYANAN
a. Pembebasan Tanah
b. Pengadaan
1. Paket 1
-
-
2. Paket 2
-
-
3. Paket 3
-

-
Sub Total b

c. Konstruksi
1. Paket 1
-
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

44
Tahun
Pelaksanaan
Indikasi
Sumber
Dana
200x 200x 200x 200x 200x
No.
Uraian
Kegiatan
Unit Lokasi Vol
Unit
Cost
Total
Cost
Vol CostVol CostVol CostVol CostVol Cost
Pusat Prop
Kab/
Kota
Swasta
Ket
-
2. Paket 2
-

-
Sub Total c


d. Supervisi

e.
Detail Engineering
Desain
f.
Training dan
Penyuluhan
g. Studi Air Baku
h. Administrasi Proyek
i O & M
1. Existing
2.
Incremental
Sub Total i

SUB TOTAL II

Gambar V-3 Lokasi Proyek Komponen Air Minum

RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

45
5.5 PEMBIAYAAN PROYEK PENYEDIAAN PENGELOLAAN
Pembiayaan proyek berdasarkan klasifikasi tanggung jawab masing-masing
pemerintahan baik Kabupaten/Kota, Propinsi, Pusat dan Swasta atau
Masyarakat.
Tabel V-2 Usulan Pembiayaan Proyek Air Minum Komponen
Pengelolaan Air Minum Kabupaten/Kota..
Tahun 200x Tahun 200x Tahun 200x Tahun 200x
Indikasi Sumber Dana Indikasi Sumber Dana Indikasi Sumber Dana Indikasi Sumber Dana
No.
Uraian
Kegiatan
Total
Cost
Pusat Propinsi
Kab./
Kota
SwastaPusat Propinsi
Kab./
Kota
SwastaPusat Propinsi
Kab./
Kota
Swasta Pusat Propinsi
Kab./
Kota
Swasta
Ket
I
PENURUNAN
KEBOCORAN
a.
Pembebasan
Tanah
b. Pengadaan
1. Paket 1
-
-
2. Paket 2
-
-
3. Paket 3
-
-
Sub Total b
c. Konstruksi
1. Paket 1
-
-
2. Paket 2
-
-
Sub Total c
SUB TOTAL I
II
PENINGKATAN
KAPASITAS
DAN
PERLUASAN
PELAYANAN
a.
Pembebasan
Tanah
b. Pengadaan
1. Paket 1
-
2. Paket 2
-
3. Paket 3
BUKU PANDUAN
PENGEMBANGAN AIR MINUM

46
Tahun 200x Tahun 200x Tahun 200x Tahun 200x
Indikasi Sumber Dana Indikasi Sumber Dana Indikasi Sumber Dana Indikasi Sumber Dana
No.
Uraian
Kegiatan
Total
Cost
Pusat Propinsi
Kab./
Kota
SwastaPusat Propinsi
Kab./
Kota
SwastaPusat Propinsi
Kab./
Kota
Swasta Pusat Propinsi
Kab./
Kota
Swasta
Ket
-
Sub Total b
c. Konstruksi
1. Paket 1
-
-
2. Paket 2
-
-
Sub Total c

d. Supervisi

e.
Detail
Engineering
Desain
f.
Training dan
Penyuluhan
g. Studi Air Baku
h.
Administrasi
Proyek
i O & M
1. Existing
2. Incremental
Sub Total i
SUB TOTAL II

RPIJM
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA

47
TIM PENGARAH
1. Ir. Agoes Widjanarko, MIP
2. Ir. Ismanto, MSc
3. Ir. Danny Sutjiono
4. Ir. Guratno Hartono, M.Bc
5. Ir. Antonius Budiono, MSc
6. Ir. Tamin M. Zakaria Amin, MSc
7. Ir. Susmono

TIM PENYUSUN
1. Ir. Andreas Suhono, MSc
2. Ir. Diana Kusumastuti, MT
3. Ir. Iwan Dharma S, M.Soc.Sci
4. Ir. Sitti Bellafolijani, M.Eng
5. Ir. Alex Abdi Chalik, MM, MT
6. Ir. Handy Bambang Legowo, MSES
7. Dra. Nyimas Nina Indrasari, MSc
8. Ir. Doddy Koeswanto
9. Ir. Iskandar Z
10. Ir. Halasan Sitompul
11. Ir. Didiet Akhdiat, MSc
12. Dades Prinandes, ST, MT
13. Yuke Ratnawulan, ST
14. Dra. Endah T. Widowati
15. Veronica Kusumawardhani, ST
16. Ade Syaiful, ST, MT
17. Meytri Wilda Ayuantari, ST
18. Ir. Bagus Mudiantoro, MM
19. Budi Hertanto, ST
20. Akhfian Mustika A, ST
21. Hidemiwan, ST
22. Azibi Taufik, ST

NARA SUMBER
1. Ir. Hendropranoto Suselo, MPW
2. Prof. Dr. Ir. Budhy Tjahjati
3. Ir. Gita Chandrika N, MCP
4. Ir. Sugiantoro

PENYELARAS AKHIR
STUDIO Jakstra BPCK
Jl. Pattimura No. 20 Gedung Menteri PU Lt. 4
Telp. +62 21 72796582/7244067 Fax. +62 21 72796582/7244067

You might also like